LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN PENGUASAAN MATERI AJAR MATEMATIKA BAGI GURU-GURU PEMBINA OLIMPIADE MATEMATIKA SD DI KECAMATAN TABANAN Oleh : Drs. Djoko Waluyo, M.Sc ( NIDN 006075306) Dr. Gede Suweken, M.Sc (NIDN 0011116106) Prof. Dr. I Made Ardana, M.Pd (NIDN 0027086205) Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor:214 /UN48.15/LPM/2015 Tanggal 5 Maret 2015 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2015
20
Embed
PELATIHAN PENGUASAAN MATERI AJAR MATEMATIKA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1953070619800310… · BAGI GURU-GURU PEMBINA OLIMPIADE MATEMATIKA SD DI KECAMATAN TABANAN
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN AKHIR
PENERAPAN IPTEKS
PELATIHAN PENGUASAAN MATERI AJAR MATEMATIKA BAGI GURU-GURU PEMBINA OLIMPIADE MATEMATIKA SD
Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)Universitas pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor:214 /UN48.15/LPM/2015
Tanggal 5 Maret 2015
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHASINGARAJA
2015
2
3
HALAMAN PENGESAHAN 1. Judul : Pelatihan Penguasaan Materi Ajar Matematika bagi Guru-guru Pembina
Olimpiade Matematika SD di Kecamatan Tabanan
2. Ketua Pelaksana :
a. Nama : Drs Djoko Waluyo, M.Scb. NIP. : 195307061980031005c. Pangkat/Golongan : Pembina/ IVcd. Jabatan : Lektor Kepalae. Sedang melakukan pengabdian : tidakf. Fakultas : MIPAg. Jurusan : Pendidikan Matematikah. Bidang Keahlian : Matematika
3. Jumlah Anggota Pelaksana : 2 orang
4. Lokasi kegiatan
a. Nama Desa : Dajan Peken
b. Kecamatan : Tabanan
c. Kabupaten : Tabanan
5. Jumlah Biaya Kegiatan : Rp. 9.200.000, 00
(Sembilan juta dua ratus ribu rupiah)
Singaraja, Oktober 2015Mengetahui : Ketua Pelaksana,Dekan FMIPA Undiksha,
Prof.Dr. Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si Drs. Djoko Waluyo, M.ScNIDN.0031125821 NIDN. 0006075306
Mengetahui :Ketua LPM Undiksha
Prof. Dr. Ketut Suma, M.Si NIDN. 0001015913
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Analisis Situasi
Kabupaten Tabanan sebagai salah satu kabupaten dari 9 kabupaten/kota yang
ada di Propinsi Bali, memiliki visi dan misi pembangunan yang berorientasi pada
sektor pertanian, pendidikan dan kesehatan. Di kecamatan Tabanan terdapat 52 SD
dengan jumlah guru sebanyak 675 orang. Rata-rata kualifikasi guru SD yang ada
adalah setingkat S1 dan hanya beberapa orang yang tamatan D II PGSD. Dalam
rangka meningkatkan kualifikasi dan profesionalisme guru pemerintah kecamatan
maupun kabupaten telah mengalokasikan dana untuk membantu guru melanjutkan
studi baik reguler lewat UT maupun penyetaraan. Di samping itu, untuk penyegaran
wawasan dan pengetahuan para guru SD, pemerintah daerah melalui Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tabanan telah memprogramkan secara
periodik dan berkesinambungan untuk mengirimkan para guru untuk ikut penataran
atau pelatihan dan mendatangkan pakar dan profesional dari luar kabupaten baik yang
berasal dari LPTK maupun lembaga pendidikan lainnya yang terkait, hanya beberapa
guru yang dikirim untuk mengikuti pelatihan materi olimpiade karena terbatas
anggaran.
Para pakar pendidikan seringkali menegaskan bahwa guru merupakan
sumber daya manausia yang sangat menentukan keberhasilan program pendidikan.
Apapun yang telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan tidak mungkin
ada tanpa peningkatan kualitas performansi gurunya (Anom, 1998). Oleh karenanya
dalam menjawab tantangan di zaman globalisasi, peningkatan kualitas performansi
guru mutlak harus dilakukan secar terus menerus dalam rangka peningkatan mutu
pendidikan. Hal ini mengisyaratkan betapa pentingnya keberadaan seorang guru yang
mampu mengelola proses belajar mengajar secar profesional di sekolah. Keberadaan
guru di hadapan siswa atau ditengah-tengah masyarakat sangat diharapkan sebagai
salah satu unsur yang tidak hanya dapat dijadikan teladan, tetapi juga dapat
senantiasa mengikuti derap perkembangan zaman. Seorang guru dituntut senantiasa
dapat memberi jawaban yang memuaskan atas pertanyaan yang diajukan siswanya
5
dan memberikan jalan keluar. Oleh karena itu dituntut dapat menyesuaikan diri
dengan segala proses perubahan yang terjadi pada saat dan kurun waktu, baik di
lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
Subagia (2006) menungkapkan bahwa, salah satu kemampuan yang dituntut
harus dimiliki seorang guru adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran.
Seperti diketahui pemerintah, tiap tahun mengadakan olimpiade untuk
beberapa bidang studi, salah satunya adalah olimpiade matematika. Untuk itu,
pemerintah tentu saja menuntut agar wawasan dan penguasaan guru terkait materi
ajar khususnya matematika juga selalu ditingkatkan, agar dapat membimbing siswa-
siwanya dengan baik sehingga nantinya siswa bisa menang di olimpiade. Di sisi lain,
para guru nampaknya kurang dipersiapkan untuk menghadapi hal tersebut baik oleh
pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Di samping itu, para guru nampaknya
sudah lama tidak memperoleh penyegaran materi ajar olimpiade matematika, padahal
penguasaan materi ajar tersebut nantinya sangat membantu guru dalam pengelolaan
pembelajaran di kelas khususnya saat membina siswa yang akan ikut
olimpiade/lomba matematika.
Pada pelaksanaan ujian akhir nasional untuk jenjang SD rata-rata nilai yang
diperoleh pada mata pelajaran matematika sangat rendah. Rendahnya prestasi belajar
yang diperoleh siswa, sampai saat ini masih menjadi sorotan dari banyak pihak di
masyarakat. Selanjutnya, kecamatan Tabanan sangat potensial untuk dikembangkan
dalam berbagai aspek. Dalam bidang pendidikan, diperoleh informasi bahwa, masih
banyak yang perlu dibenahi terkait dengan kualitas pendidikan di kelurahan dan desa
tersebut termasuk kualitas pendidikan matematika di SD. Keadaan ini perlu mendapat
kajian yang mendalam bagi kalangan praktisi pendidikan untuk mengetahui faktor-
faktor penyebabnya serta mencari solusinya. Di samping itu kegiatan yang berkaitan
dengan penataran ataupun pelatihan terkait penyegaran materi ajar olimpiade
matematika sangat jarang diadakan. Hal ini juga dikuatkan hasil diskusi denga
anggota K3S saat kegiatan P2M tahun 2014 dimana mereka minta kegiatan P2M
tersebut dilanjutkan terutama membahas materi matematika olimpiade matematika,
ini menunjukkan bahwa penguasaan guru pada materi bidang studi matematika
6
khususnya materi olimpiade masih lemah, sehingga hal tersebut nampaknya layak
dijadikan salah satu tema atau fokus kegiatan, karena sifatnya aktual-faktual dan
prediktif perbaikan mutu pendidikan SD di kecamatan Tabanan. Di samping itu
kepala UPTD juga ingin mempertahankan gelar pemenang olimpiade matematika
tingkat nasional dan internasional yang diraih oleh siswa SD Saraswati Tabanan dan
tentu saja beliau ingin menularkannya untuk siswa- siswa SD lain di kecamatan
Tabanan. Sehubungan dengan itu beliau ingin memberikan penyegaran materi ajar
olimpiade matematika untuk guru-guru SD di kecamaatn Tabanan, sehingga gelar
juara juga bisa menyebar di sekolah lain.
Pada minggu ke 2 bulan Juli 2014 kepala UPTD kecamatan Tabanan
mengontak kami selaku tim P2M tahun sebelumnya via telpon dan surat (terlampir)
agar kami berkenan memberikan pelatihan untuk mengatasi kelemahan guru SD
khususnya pada penguasaan materi olimpiade matematika dan ketua UPTD
menyatakan kesanggupannya untuk menyediakan tempat maupun fasilitas-fasilitas
yang diperlukan dalam pelatihan tersebut.
1.2. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan analisis situasi di atas, maka permasalahan dalam kegiatan
pengabdian pada masyarakat ini adalah masih rendahnya penguasaan guru SD di
Kecamatan Tabanan pada materi olimpiade bidang matematika.
1.3 TUJUAN KEGIATAN
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah meningkatkan penguasaan materi ajar
matematika bagi guru SD Pembina olimpiade matematika di kecamatan Tabanan.
1.4 MANFAAT KEGIATAN
Hasil kegiatan pengabdian pada masyarakat ini akan memberikan kontribusi
positif terhadap usaha peningkatan kualitas pendidikan, khususnya pendidikan
matematika di jenjang SD. Secara eksplisit kontribusi hasil kegiatan pengabdian
masyarakat ini dapat dijabarkan sebagai berikut.
7
1. Para guru SD peserta pelatihan mendapatkan wawasan baru terkait penguasaan
materi ajar matematika khususnya materi olimpiade, diharapkan pula bahwa
pengalaman itu dapat ditularkan kepada guru sejawat.
2. Pemerintah kabupaten Tabanan, khususnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
bahwa program ini dapat membantu merealisasikan salah satu program yang telah
disusun dalam rencana pembangunan pendidikan di Tabanan, khususnya pada
jenjang SD
3. Undiksha, program ini sangat bermanfaat dalam menjalin kerjasama yang
mutualistis antara LPTK dengan kalangan masyarakat luas, sehinnga tenaga dan
bergagai potenssi yang ada dapat disumbangkan kepada kalayak luas khususnya
yang berkenan dengan sektor pendidikan.
8
BAB II
METODE PELAKSANAAN
2.1. Khalayak Sasaran Antara yang Strategis
Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa muara dari kegiatan ini adalah
untuk meningkatkan penguasaan guru, khususnya dalam materi olimpiade
matematika SD. Terkait dengan hal ini, khalayak sasaran yang strategis dan tepat
untuk dilibatkan dalam kegiatan ini adalah guru-guru Pembina olimpiade matematika
di SD. Dalam kegiatan pengabdian periode ini sebagai khalayak sasaran ditetapkan
guru Pembina olimpiade matematika SD yakni tiap gugus menunjuk 2 orang guru
Pembina olimpiade. Di kecamatan Tabanan ada 8 gugus, sehingga total peserta
adalah 24 orang.
2.2. Kerangka Pemecahan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan di lokasi rencana
program ini dilaksanakan, diperoleh kesimpulan bahwa ada seperangkat
permasalahan yang saat ini dihadapi olah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Tabanan, menyangkut rendahnya kualitas hasil OSN untuk bidang studio
matematika pada jenjang SD. Hal ini diduga disebabkan oleh kurangnya kemampuan
guru dalam penguasaan materi khususnya materi bidang studi matematika dan
jarangnya guru mengikuti penyegaran materi padahal materi bidang studi di SD
selalu berkembang. Di samping itu, untuk menjawab permohonan Ketua UPTD
Tabanan, berkaitan dengan rendahnya kemampuan guru dalam menguasai materi
olimpiade matematika maka adapun kerangka pemecahan masalah yang ditempuh
adalah sebagai berikut.
(1) Mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi sekolah
(2) Mengidentifikasi bidang studi yang kurang/belum bisa dikaitkan guru dengan
bidang studi lain
(3) Membuat materi pembekalan pelatihan dan soal-soal untuk dikerjakan guru saat
pelatihan
9
(4) Tiga orang tim pelaksana P2M yaitu, Drs. Djoko Waluyo, M.Sc M.Si, Dr. Gede
Suweken, M.Sc dan Prof. Dr. I Made Ardana, M.Pd dan merupakan pakar
matematika dan pendidikan matematika. Tim ini akan memberikan pelatihan
bagi guru-guru SD.
(5) Menentukan tempat dan jadwal kegiatan pelatihan. Pelatihan akan dilakukan
selama satu hari dalam 5 sesi.
(6) Melaksanakan pelatihan sesuai jadwal yang ditentukan
(7) Tim P2M melakukan monitoring dan evaluasi
(8) Di akhir program, diadakan evaluasi secara keseluruhan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan program.
Metode dan strategi yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah
sebagai berikut.
1. Informasi, tanya jawab, dan diskusi
Dalam pelatihan penguasaan materi ajar matematika ini diawali dengan
penyampaian informasi yang berkaitan dengan materi ajar matematika yang
dibutuhkan oleh guru-guru SD di kecamatan Tabanan kemudian dilanjutkan
dengan tanya jawab dan diskusi.
2. Latihan individu/kelompok
Dalam merealisasikan penguasaan materi ajar matematika, para peserta
diberikan tugas-tugas berupa soal-soal untuk diselesaikan.
2.3 Rancangan Evaluasi
Prosedur evaluasi untuk menilai keberhasilan kegiatan yang dilakukan adalah
sebagai berikut.
1. Pre-test
Pre-tes ini dilakukan untuk mengetahui pengetahuan awal peserta tentang
penguasaan materi olimpiade matematika SD sebelum mereka mengikuti
pelatihan.
10
2. Post-test
Post-test yang dilakukan pada akhir kegiatan untuk mengetahui perubahan
penguasaan peserta terkait materi ajar olimpiade matematika SD setelah mereka
mengikuti pelatihan.
3. Observasi
Observasi selama pelatihan untuk mengetahui aktivitas dan motivasi para
peserta pelatihan dalam mengikuti kegiatan.
11
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan dalam bentuk
pendidikan dan pelatihan penyegaran materi olimpiade matematika bagi guru-guru
Pembina olimpiade matematika SD di kecamatan Tabanan, dengan jumlah peserta 25
orang. Peserta yang diundang adalah guru- guru Pembina olimpiade matematika SD,
guru kelas 5 atau 6 yang ada di lingkungan Gugus I, V, VI Dan VIII kecamatan
Tabanan dan diselenggarakan pada tanggal 8 Agustus 2015 bertempat di SD 2 Dajan
Peken dengan susunan acara kegiatan seperti disajikan pada tabel 01.
Tabel 01. Jadwal Pelatihan Model Pembelajaarn Berpendekaatn Tematik
Terpadu
No KEGIATAN WAKTU
1 Registrasi 8.00 – 8.30
2 Pembukaan & Snack 8.30 - 9.00
3 Pre-test 09.00-10.30
4 Sesi I adalah Penyegaran materi Olimpiade
Matematika SD
10.30-11.45
5 Sesi II Diskusi 11.45-12.45
6 ISTIRAHAT 12.45-14.15
7 Sesi III adalah Latihan & Pembahasan Soal-
soal Olimpiade
14.15-15.15
8 Penyebaran Angket 15.15-15.35
9 Penutup 15.35-16.00
Pelaksanaan dilakukan dalam dua tahap seperti tabel di atas, pertama
diberikan penyegaran materi tentang Geometri, pecahan dan Problem Solving yang
12
disajikan lewat diskusi dan tanya jawab dan dilanjutkan dengan latihan soal-soal.
Pada tahap pertama, peserta pemantapan dapat memahami materi
pemantapan dengan baik, yaitu dapat memahami masalah-masalah matematika yang
ada hubungannya dengan konsep, pecahan maupun Problem Solving dalam artian
mampu mengubah persoalan sehari-hari menjadi model matematika. Dengan kegiatan
diskusi para peserta pelatihan mampu menentukan penyelesaiannya ataupun
menentukan rumus umum/bentuk umum dari suatu permasalahan sehari-hari.
Sehingga peserta lebih memahami materi ajar olimpiade matematika baik tentang
konsep Geometri, pecahan dan dan problem solving.
Pada tahap kedua, peserta mendapatkan latihan soal-soal olimpiade
matematika SD, peserta sangat antusias menanyakan topik-topik geometri, pecahan
dan soal cerita yang menjadi masalah bagi mereka di SD. Melalui diskusi dan tanya
jawab, para peserta pelatihan mampu menjawab tugas-tugas yang diberikan oleh nara
sumber.
Dari hasil pretest hanya 55 % peserta yang menjawab benar dari 8 soal yang
diberikan oleh nara sumber dan pada tes akhir/postest ada peningkatan, yakni 25 %
dari peserta pemantapan menjawab dengan benar.
Dari hasil angket diperoleh hasil yakni para peserta pelatihan merespon
positif kegiatan tersebut dan mengharapkan diadakan lagi untuk penyegaran materi
lainnya.
Dengan demikian pelaksanaan pengabdian masyarakat ini menunjukkan
bahwa kegiatan ini telah berhasil terlihat dari antusias peserta mengikuti pelatihan,
hail tes dan respon para peserta pelatihan.
3.2 Pembahasan
Pemahaman dan penguasaan guru Pembina olimpiade terhadap materi
olimpiade matematika oleh para peserta pelatihaan adalah hal yang sangat esensial
karena penguasaan materi olimpiade matematika sangat mendukung profesi dari para
guru untuk menjadi pendidik yang profesional. Menyadari hal tersebut, maka
pemahaman dan penguasaan guru terhadap materi matematika khususnya dan materi
13
olimpiade umumnya mutlak harus dimiliki guru Pembina olimpiade matematika.
Terkait dengan penguasaan materi olimpiade matematika, pemahaman dan
penguasaan guru peserta pelatihan khususnya terkait materi Geometri, Pecahan dan
Problem Solving masih kurang. Dengan keadaan tersebut, maka materi pelatihan ini
sangatlah tepat diberikan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan guru dalam
bidang studi matematika.
Pelatihan ini dari segi guru sangat positif, hal ini terbukti dari kesungguhan
peserta mengikuti pelatihan dari awal sampai akhir kegiatan. Peserta dapat
memahami materi pemantapan, ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil tes
yang mereka peroleh pada saat postest yakni ada peningkatan sebesar 25 % dari tes
awal/pretest. Para peserta sangat mengharapkan kegiatan semacam ini dapat
berlangsung secara terprogram.
Dari permasalahan-permasalahan yang diajukan peserta pelatihan,
merupakan suatu bukti bahwa mereka sangat mengharapkan bantuan pemecahan
masalah yang mereka hadapi di lapangan terkait topi problem solving, pecahan dan
geometri. Oleh karena itu pihak akademik sangat diharapkan untuk bisa menularkan
teori-teori baru/konsep-konsep baru untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan
oleh para guru di lapangan dewasa ini. Atas dasar itulah mereka berharap Universitas
Pendidikan Ganesha sebagai salah satu LPTK tetap konsen membantu guru-guru
dalam meningkatkan profesionalitasnya dan kualitas pendidikan pada umumnya.
14
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Penguasaan guru terhadap materi olimpiade matematika khususnya geometri
ruang dan problem solving sebelum pelatihan dirasakan masih kurang, padahal
penguasaan materi tersebut sangat diperlukan oleh para guru Pembina olimpiade SD
di kecamatan Tabanan agar dapat menyampaikan materi olimpiade dengan baik dan
mantap serta menarik bagi siswa. Untuk dapat menguasai materi tersebut, masih
perlu ketekunan dan keuletan para guru untuk mencoba dan berlatih lebih banyak lagi
soal- soal terkait topik tersebut, sehingga materi tersebut dapat dikuasai dengan baik.
Pelatihanan yang dilakukan ini cukup berhasil untuk meningkatkan
pengetahuan, penguasaan dan wawasan guru pembina olimpiade matematika SD, ini
terlihat dari antusias peserta dalam mengikuti pelatihan dan adanya peningkatan hasil
test yang diperoleh para peserta yakni ada peningkatan sebesar 25 % dari hasil postest
terkait materi olimpiade matematika SD (saat pretest hanya 55% guru menjawab
dengan benar dan saat postest 80% guru yang menjawab dengan benar dari 8 soal
yang diberikan) serta guru merespon positif kegiatan ini. Oleh karena itu kerjasama
antar UPTD di kecamatan Tabanan dan LPM Undiksha diharapkan terus berlanjut
pada masa yang akan datang.
4.2 Saran- saran
Berdasarkan hasil P2M dalam bentuk pelatihan penyegaran materi
olimpiade matematika yang telah dilaksanakan dan guru-guru SD yang merespon
positif serta adanya peningkatan penguasaan guru terkait materi olimpiade
matematika maka ke depan Undiksha melalui LPM perlu terus menggalang kegiatan-
kegiatan untuk mendukung kemajuan di bidang pendidikan.
Kepada guru-guru Pembina olimpiade yang sudah mengikuti pelatihan
penyegaran ini, agar pemahaman dan pengetahuan yang didapat dalam pelatihan ada
manfaatnya, disarankan agar problem solving dicobakan di kelas sehingga siswanya
menjadi kreatif.
15
DAFTAR PUSTAKA
Anom, Ida Bagus, 1998. Upaya pengikatan Profesionalisme Guru IPA pada Era Globalisasi Suatu Tantangan Perubahan. Makalah. Disampaikan dalam Seminar Profil Guru MIPA dalam Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Berwawasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Iman dan Taqwa di MIPA STKIP Singaraja tanggal 19 Januari 1998. Bali: Depdikbud.
Depdiknas. 2004. Standar Kompetensi Guru Pemula Sekolah Lanjutan Pertama/Sekolah Mengengah Atas.
................. 2005. Pengembanagn Sistem Assesmen Berbasis Kompetensi. Jakarta: Dikti.
Rooijakkers, Ad. 1984. Mengajar yang Sukses. Jakarta : PT Gramedia.
Sumarna Surapranata. 2006. Kualifikasi, Kompetensi dan Sertifikasi Pendidik. Makalh. Disampaikan dalam Seminar Nasional pendidikan di IKIP Negeri Singaraja tanggal 1 Februari 2006. Jakarta: Dikti Depdiknas.
Subagia, I Wayan. 2006. Pengembangan Kompetensi Pedagogik dalam Kurikulum Pendidikan Guru Pemula. Makalah. Disampaikan pada Seminar Pengembanangan Kurikulum Pendidikan MIPA Menyongsong Sertifikasi Guru di FPMIPA IKIP Negeri Singaraja, 22 April 2006. Singaraja: FPMIPA IKIP Negeri Singaraja.
16
LAMPIRAN
17
Foto- foto kegiatan P2M: “Pelatihan Penguasaan Materi Ajar Matematika bagi Guru-guru Pembina Olimpiade Matematika SD di Kecamatan Tabanan”
Dilaksanakan pada tanggal 8 Agustus 2015
Pembukaan Acara Pelatihan
Narasumber memaparkan materi olimpiade
18
Narasumber Memberikan Bimbingan
Narasumber Memberikan penjelasan dari pertanyaan peserta pelatihan