LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN ENGLISH FOR GUIDING UNTUK KELOMPOK NELAYAN PEMANDU WISATA DARMA SAMUDERA DESA TUKAD MUNGGA KECAMATAN BULELENG Oleh: Putu Ayu Prabawati Sudana, S.Pd., M.Hum. (Ketua) NIDN 0025018401 Ni Putu Era Marsakawati, S.Pd., M.Pd. (Anggota 1) NIDN 0014038302 Kadek Sonia Piscayanti, S.Pd., M.Pd. (Anggota 2) NIDN 0004038401 Dibiayai Dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha SPK No. 167/UN48.15/LPM/2014 tanggal 5 Maret 2015 JURUSAN DIPLOMA III BAHASA INGGRIS FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2015
44
Embed
PELATIHAN ENGLISH FOR GUIDING - Lembaga Penelitian dan ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · e. selalu menyiapkan alat-alat P3K dan tahu bagaimana menggunakannya
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS
PELATIHAN ENGLISH FOR GUIDING
UNTUK KELOMPOK NELAYAN PEMANDU WISATA
DARMA SAMUDERA
DESA TUKAD MUNGGA
KECAMATAN BULELENG
Oleh:
Putu Ayu Prabawati Sudana, S.Pd., M.Hum. (Ketua)
NIDN 0025018401
Ni Putu Era Marsakawati, S.Pd., M.Pd. (Anggota 1)
NIDN 0014038302
Kadek Sonia Piscayanti, S.Pd., M.Pd. (Anggota 2)
NIDN 0004038401
Dibiayai Dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
Universitas Pendidikan Ganesha
SPK No. 167/UN48.15/LPM/2014 tanggal 5 Maret 2015
JURUSAN DIPLOMA III BAHASA INGGRIS
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2015
Kata Penghantar
Para dosen di Universitas Pendidikan Ganesha setiap tahunnya senantiasa
berupaya untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi
pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Program pengabdian
kepada masyarakat yang penulis laksanakan pada tahun 2015 ini adalah pelatihan
English for Guiding untuk Kelompok Nelayan Pemandu Wisata Darma Samudera
Desa Tukad Mungga Kecamatan Buleleng yang dilaksanakan hari Jumat 17 Juli
2015 sampai Sabtu 18 Juli 2015.
Pelaksanaan kegiatan ini melibatkan sejumlah pihak, antara lain Lembaga
Pengabdian kepada Masyarakat Undiksha, tim pelaksana, pembicara atau nara
sumber, para nelayan pemandu wisata, pedagang yang juga memberikan layanan
pijat dan tentunya Ketua Kelompok Nelayan Darma Samudera. Tim pelaksana
mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membentu
terselenggaranya kegiatan ini.
Besar harapan tim pelaksana bahwa kegiatan serupa akan dapat terlaksana
lagi di masa yang akan datang dengan melibatkan kelompok masyarakat yang lain
yang memang memerlukan pelatihan-pelatihan, khusunya pelatihan Bahasa Inggris.
Singaraja, 8 Oktober 2015
Ketua Pelaksana
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan………………………………………………………………i
Kata Penghantar…………………………………………………………………..ii
Daftar Isi…………………………………………………………………………iii
Daftar Tabel……………………………………………………………………....iv
Daftar Lampiran………………………………………………………………….v
I. Pendahuluan……………………………………………………………………1
1.1 Analisis Situasi……………………………………………………….1
1.2 Tinjauan Pustaka....…………………………………………………..2
1.3 Identifikasi dan Perumusan Masalah………………………………...5
1.4 Tujuan Kegiatan...……………………………………………………6
1.5 Manfaat Kegiatan……………………………………………………6
II. Metode Pelaksanaan…………………………………………………..……..8
2.2 Metode Pelaksanaan Kegiatan…………..………………………….8
2.3 Kerangka Pemecahan Masalah……………………………………..8
2.4 Keterkaitan…………………………………………………………10
2.5 Evaluasi…………………………...………………………………..11
III. Hasil dan Pembahasan……………………………………………………..13
3.1 Hasil Kegiatan P2M………………………………………………..13
3.2 Pembahasan Kegiatan……………………………………………...15
IV. Kesimpulan dan Saran………………………………………………….....18
4.1 Kesimpulan………………………………………………………...18
4.2 Saran ………………………………………………………………18
Lampiran
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kegiatan Pelatihan
Tabel 2.2 Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
Tabel 3.1 Daftar Nama Pemandu Wisata Peserta Pelatihan
Tabel 3.2 Daftar Nama Pedagang Peserta Pelatihan
Tabel 3.2 Susunan Acara Kegiatan Pelatihan
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Pustaka
Lampiran 2 Foto-foto Kegiatan Pelatihan
Lampiran 3 Materi Kegiatan
Lampiran 4 Peta Lokasi Kegiatan
Lampiran 5 Form Evaluasi Kegiatan
Lampiran 6 Daftar Hadir Pelatihan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Tukad Mungga adalah salah satu desa di kawasan pariwisata Lovina yang
telah ditetapkan sebagai daerah pariwisata sesuai dengan Perda Provinsi Bali Nomor
4 Tahun 1999 bersama dengan 6 desa lain, yaitu Desa Pemaron, Anturan,
Kalibukbuk, Kaliasem, Temukus dan Tigawasa.
Potensi pariwisata desa ini sangat besar mengingat desa ini terletak di pesisir
pantai utara yang terkenal dengan kegiatan wisata laut, seperti melihat lumba-lumba
atau seeing dolphin, snorkeling, fishing dan sunset cruise. Kegiatan wisata laut
tersebut sudah sangat populer di masyarakat bahkan hingga ke manca negara.
Kawasan wisata Lovina sangat identik dengan wisata laut lumba-lumba, dan wisata
laut semacam inilah yang banyak memberikan peluang bagi kelompok nelayan
setempat untuk mendapatkan pekerjaan sampingan di samping melaut mencari ikan
dan dengan demikian menambah penghasilan mereka dan meningkatkan
kesejahteraan mereka juga.
Namun untuk bisa menarik minat dan kesenangan wisatawan untuk mencoba
wisata laut yang ditawarkan tentunya tidak selalu mudah. Bagi wisatawan yang
datang ke Lovina untuk melakukan kegiatan tersebut, tentunya tanpa banyak ditawari
akan memakai jasa para pemandu wisata tanpa banyak negosiasi. Namun bagi para
wisatawan yang lain yang belum tentu memiliki minat untuk melakukan wisata laut,
para pemandu wisata perlu memberikan penjelasan agar mereka tertarik. Dalam hal
ini, terutama bila berhadapan dengan wisatawan asing, kemampuan bahasa Inggris
yang memadai dibutuhkan. Menurut Made Witana, yang merupakan Ketua
Kelompok Nelayan Darma Samudera, yang merupakan kelompok nelayan yang
bertempat tinggal di Tukad Mungga, banyak di antara anggotanya yang tidak
memiliki kemampuan bahasa Inggris yang memadai. Padahal kemampuan
menggunakan bahasa Inggris sangat penting untuk membuat para wisatawan tertarik
dengan jasa yang mereka tawarkan, membuat wisatawan senang dengan kegiatan
wisata tersebut dan membuat mereka ingin mencoba lagi di kemudian hari atau
bahkan mempromosikan kegiatan wisata yang para nelayan tawarkan kepada
wisatawan lain atau di media sosial. Menurut Bapak Made Witana, banyak dari para
nelayan tersebut yang memang tidak pernah mempelajari Bahasa Inggris secara
intensif di bangku sekolah. Mereka belajar dari teman-temannya dan dengan
wisatawan secara langsung di lapangan. Pelatihan dari pihak-pihak terkait pun
minim. Oleh karena itu pelatihan untuk para nelayan pemandu wisata tersebut sangat
penting untuk dilakukan. Kelompok nelayan Darma Samudera sendiri memiliki
anggota 44 orang, dengan 25 di antaranya juga menjalankan profesi sebagai
pemandu wisata. Maka pelatihan ini ditujukan untuk 25 orang nelayan yang juga
sebagai pemandu wisata tersebut. Bapak Made Witana selaku ketua kelompok sangat
berharap dan mengapresiasi rencana kegiatan pelatihan Bahasa Inggris untuk
membantu para pemandu wisata dalam berkomunikasi dengan wisatawan, terutama
wisatawan asing. Dalam pelaksanaan kegiatan, hanya 23 orang nelayan yang bisa
mengahdiri pelatihan karena dua yang lainnya bekerja mengantar tamu tour. Namun
sebagai pengganti, terdapat dua pedagang juga berminat mengikuti pelatihan dan
pelaksana dengan senang hati menerima mereka untuk mengikuti pelatihan dengan
pengenalan ekspresi-ekspresi yang berhubungan dengan proses jual beli dan tawar
menawar.
1.2 Tinjauan Pustaka
A. Pengertian Guide (Pramuwisata)
Guide adalah seorang yang bekerja untuk wisatawan, biro perjalanan,
ataupun lembaga kepariwisaan lainnya untuk memberikan informasi,
memimpin perjalanan atau memberikan saran-saran kepada wisatawan sebelum
atau selama kunjungan-kunjungan singkatnya (dpdhpisulut, 2008). Jadi ketika
serombongan wisatawan berkunjung ke sebuah objek wisata, adalah tugas
seorang guide untuk berinteraksi dengan wisatawan menjelaskan objek wisata
tersebut. Adalah tugas berat seorang guide membuat wisatawan itu mengerti,
terkesan dan berniat untuk mengunjungi tempat wisata tersebut.
B. Tugas Seorang Guide
Seorang guide atau pemandu wisata memiliki tugas sebagai berikut:
1) Mengajak wisatawan ke objek-objek wisata yang ingin mereka kunjungi
2) Menjelaskan informasi detil tentang objek wisata tersebut, seperti sejarah,
arsitektur, masyarakat, alam, dan hal-hal terkait lainnya.
3) Menjawab pertanyaan wisatawan dan mengupayakan mereka terkesan dan
aman (Munir, 2008)
C. Kriteria Seorang Guide
Kriteria untuk menjadi seorang guide adalah sebagai berikut:
1) Berperilaku baik terhadap orang lain: bisa dan senang bekerja dengan dan
untuk orang lain
a. jujur
b. penolong
c. ramah
d. sabar
e. selalu menyiapkan alat-alat P3K dan tahu bagaimana menggunakannya
2) Menjadi seorang penghibur yang baik
a. antusias
b. aktif
c. memiliki humor
3) Memiliki skill komunikasi yang memadai
a. berbicara dengan jelas
b. bisa menyampaikan pengetahuan yang dimiliki tentang objek wisata yang
dikunjungi, termasuk yang terkait dengan seni, budaya, olahraga, dan
lain-lainnya
c. bisa memanfaatkan setiap kesempatan untuk menyampaikan pengetahuan
yang dimiliki
d. menggunakan bahasa tubuh: senyum, kontak mata
e. menjadi ketua tim yang baik, dan bukan menjadi diktator
f. bisa menarik perhatian wisatawan dengan beragam aktifitas dan
demonstrasi. Hal ini harus menjadi komunikasi 2 arah, dimana para
wisatawan bisa diberikan pertanyaan dan petunjuk untuk mengerti sesuatu
dengan sendirinya
4) Bertubuh sehat, karena pekerjaan seorang guide yang menemani wisatawan
memerlukan stamina tinggi
5) Profesional
a. Tepat waktu dan terorganisasi
b. Ramah dan perhatian
c. Sebelum memasuki sebuah objek wisata, menginformasikan kepada
wisatawan hal-hal detil seperti waktu, lokasi, dan hal-hal lain yang harus
diperhatikan
6) Berpengetahuan
a. Bahasa: menguasai bahasa yang digunakan
b. mengetahui segala sesuatu tentang tempat yang dikunjungi
c. persiapkan segala sesuatunya dengan detil dan matang
d. bisa menunjukkan pada wisatawan kenapa tur mereka penting dan spesial.
Lakukan yang terbaik kala menceritakan pengalaman, cerita, tradisi
sehingga para wisatawan merasa penjelasannya hidup
e. Apabila ada pertanyaan yang tidak diketahui jawabannya oleh guide,
pertanyaan tersebut harus dicatat dan dipastikan jawabannya diketahui
sebelum tur berikutnya. Jawaban atas pertanyaan tersebut bisa
disampaikan melalui email setelah tur selesai.
7) Bertanggung jawab
a. menghormati lingkungan, produk, tradisi, agama dan budaya setempat
8) Meminta feedback dari wisatawan. Hal ini penting untuk mengetahui
kualitas diri guide dan bisa dilakukan via email setelah tur selesai.
(Bronson, 2001)
D. Elemen dalam Berbicara
Richard (2001) menyebutkan bahwa elemen penting untuk diajarkan
pada skill berbicara adalah pengucapan kosa kata dan pemilihan language
expression yang tepat, intonasi, tata bahasa dan kelancaran menyampaikan
suatu ide. Dan materi yang diajarkan harus meliputi elemen-elemen tersebut
sesuai dengan area kebutuhan pembelajar.
Berkaitan dengan guiding, beberapa language function yang lazim digunakan
meliputi:
1. Menyapa
2. Menjelaskan aturan
3. Menjelaskan keamanan
4. Menjelaskan etiket dan adat istiadat
5. Menunjukkan tempat – tempat yang menarik
6. Menjawab pertanyaan wisatawan (Munir, 2008)
Dalam program pengabdian masyarakat ini, skil yang dilatihkan akan fokus
pada skil berbicara karena skil inilah yang paling dominan digunakan oleh
para guide lokal.
1.3 Identifikasi dan Perumusan Masalah
Untuk bisa menumbuhkan dan meningkatkan minat wisatawan, terutama
wisatawan asing dalam mencoba wisata laut yang ditawarkan oleh para nelayan
pemandu wisata di wilayah pantai utara Bali, yaitu pantai Lovina, para pemandu
wisata tersebut wajib memberikan kualitas pelayanan terbaik bagi tamu. Salah satu
indikator pelayanan terbaik adalah bisa berkomunikasi dengan efektif dengan para
wisatawan. Dalam melakukan hal ini, sebagian besar komunikasi yang terjadi akan
dilakukan dalam bahasa Inggris. Para pemandu wisata harus bisa menggunakan
bahasa Inggris, setidaknya yang relevan dengan pekerjaan mereka, dengan baik.
Sehingga, mereka bisa menumbuhkan minat dan kesenangan para wisatawan dalam
mencoba wisata laut yang ditawarkan dan menggunakan jasa mereka.
Namun, pada kenyataannya, tidak semua pemandu wisata memiliki
kemampuan menggunakan bahasa Inggris yang memadai untuk pekerjaan mereka.
Jadi dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, dapat didentifikasi masalah
sebagai berikut:
a. Para nelayan pemandu wisata dalam Kelompok Nelayan Darma Samudera
belum memiliki kemampuan menggunakan Bahasa Inggris yang memadai
dalam berkomunikasi dengan para wisatawan asing
1.4. Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah memberikan
pelatihan English for Guiding kepada kelompok nelayan pemandu wisata Darma
Samudera dan pedagang asongan di Desa Tukad Mungga Kecamatan Buleleng.
Kegiatan ini bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris para
pemandu wisata dalam berkomunikasi dengan wisatawan, terutama wisatawan asing.
Dengan demikian, wisatawan akan merasa nyaman dengan para pemandu wisata dan
minat wisatawan untuk melakukan kegiatan wisata laut dengan mereka meningkat.
Bagi para pedagang, peningkatan kemampuan berbicara dalam bahasa Inggris juga
akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan penjualan mereka.
1.5. Manfaat Kegiatan
Kegiatan pengabdian pada masyarakat yang berupa pelatihan English for
Guiding atau Bahasa Inggris untuk pemandu wisata ini sangat bermanfaat bagi para
peserta untuk bisa berkomunikasi dengan lancar dan efektif dengan para wisatawan,
terutama wisatawan asing. Pelatihan ini akan meliputi language expressions yang
relevan bagi pekerjaan pemandu wisata dan instruktur akan memberikan pelatihan
untuk aspek-aspek struktur kalimat, pengucapan, intonasi berbicara, pengetahuan
lintas budaya dan sopan santun dalam berbicara atau berkomunikasi, terutama
kepada wisatawan asing. Komponen language expressions adalah sangat penting
karena dengan menggunakan language expressions tersebut para nelayan pemandu
wisata akan berkomunikasi dengan para tamu, jadi sangat penting bagi para pemandu
wisata tersebut menyampaikan maksud mereka dengan language expressions yang
benar atau pantas. Mereka harus bisa menggunakan language expressions untuk bisa
berkomunikasi secara sopan dan pantas, namun maksud mereka tersampaikan. Di
samping language expressions, pengetahuan tentang lintas budaya juga diberikan.
Hal ini tentunya sangat bermanfaat karena masing-masing daerah atau negara bisa
memiliki budaya yang berbeda-beda. Sesuatu yang diterima di suatu daerah atau
masyarakat belum tentu diterima oleh daerah atau masyarakat yang lain. Contoh:
bagi masyarakat Bali, sangat biasa untuk bertanya kepada seseorang yang baru
dikenal perihal tempat tinggal dan nama orang tua mereka. Hal ini tidak lazim bagi
masyarakat barat. Oleh karena itu, wawasan tentang lintas budaya wajib diketahui
para pemandu wisata supaya tidak melakukan suatu hal yang bisa menimbulkan
ketersinggungan bagi para wisatawan. Sopan santun berbicara juga sangat diperlukan
supaya ketika menawarkan jasa, atau ketika memandu, wisatawan merasa nyaman
berada dengan para pemandu wisata tersebut. Walaupun di antara para pemandu
wisata yang mengikuti pelatihan banyak di antaranya yang sudah menggeluti profesi
pemandu wisata dalam waktuy yang lama dan paham betul dengan pengetahuan
lintas budaya, banyak juga di antara mereka adalah pemandu wisata yang belum
lama menjadi pemandu wisata sehingga mereka sangat mengharagai pengetahuan
tentang lintas budaya yang diberikan oleh plaksana kegiatan.
BAB II
METODE PELAKSANAAN
2.1 Metode Pelaksanaan Kegiatan
Metode kegiatan dalam pengabdian pada masyarakat ini adalah pelatihan
bahasa Inggris untuk pemandu wisata yang akan meliputi language expressions atau
ujaran, pelafalan atau pronunciation, struktur kalimat, intonasi, pengetahuan lintas
budaya yang relevan dan manner atau sopan santun dalam berbicara dengan tamu,
khususnya tamu asing. Komponen-komponen tersebut diharapkan untuk dilatihkan
secara maksimal untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan para pemandu
wisata kelompok nelayan Darma Samudera sehingga wisatawan menjadi nyaman dan
menyenangi kegiatan-kegiatan yang dipandu oleh para nelayan sehingga minat
wisatawan meningkat dan para nelayan mendapatkan manfaat sebesar-besarnya dari
potensi pariwisata laut/pantai yang dimiliki pesisir utara pulau Bali tersebut.
2.2 Kerangka Pemecahan Masalah
Kerangka dasar dari pemecahan masalah dalam pengabdian pada masyarakat
ini adalah memberikan pelatihan English for Guiding atau Bahasa Inggris untuk
pemandu wisata bagi nelayan pemandu wisata Darma Samudera dan beberapa
pedagang cenderamata sekaligus tukang pijat atau massage di desa Tukad Mungga
Kecamatan Buleleng. Pelatihan ini hanya akan berfokus pada penggunaan bahasa
Inggris para peserta dalam melakukan kegiatan kepariwisataannya yang meliputi
kegiatan melihat lumba-lumba, snorkeling, diving, sunset cruise dan memancing.
Secara detail mereka diberi pelatihan cara menawarkan jasa kepada para tamu,
menjelaskan tentang sebuah kegiatan wisata, membuat janji dengan tamu dan
pelaksanaan kegiatan wisata. Adapun komponen penggunaan bahasa Inggris yang
dicakup antara lain: language expressions atau ujaran-ujaran yang meliputi
pronunciation atau pengucapan, intonasi, struktur kalimat, pengetahuan lintas budaya
yang relevan dan sopan santun berbicara kepada tamu, terutama tamu asing. Semula
kegiatan rencananya dilaksanakan selama 6 (enam) hari, namun karena banyaknya
hari raya dan bulan Juli adalah bulan musim wisata, dimana ada banyak sekali
wisatawan yang datang ke wilayah Lovina dan sekitarnya, sehingga para pemandu
bisa bekerja sepanjang hari, akhirnya disepakati pelatihan dilaksanakan selama 2
(dua) hari saja selama 3 (tiga) jam setiap harinya, yaitu dari jam 3 (tiga) sampai jam
6 (enam) sore. Gambaran kegiatan lebih rinci ditulis dalam tabel 1 berikut.
Tabel 2.1 Kegiatan Pelatihan
No Pertemuan
ke-
Materi Waktu
1
1
1. Language expressions dalam:
- Menyapa
- Menawarkan bantuan
- Menawarkan suatu kegiatan wisata
- Berterima kasih
- Meminta maaf
- Membuat janji
- Menanyakan informasi
- Memberikan informasi
- Menawarkan dagangan
- Menginformasikan harga
2. Pengetahuan lintas budaya yang relevan
3. Sopan santun dalam berbicara dengan
para tamu
4. Urutan-urutan yang dilakukan untuk
suatu kegiatan wisata tertentu
a. Melihat dolphin
- menawarkan jasa
- membuat janji
- memandu tamu
b. Snorkelling
- menawarkan jasa
- membuat janji
- memandu tamu
c. Diving
- menawarkan jasa
- membuat janji
- memandu tamu
d. Memancing
- menawarkan jasa
- membuat janji
- memandu tamu
e. Sunset cruise
- menawarkan jasa
180 menit
- membuat janji
- memandu tamu
2 2 Praktek dalam kegiatan
a. Melihat dolphin
b. Snorkelling
c. Diving
d. Memancing
e. Sunset cruise
f. Menawarkan dagangan dan pijat
180 menit
Gambaran pelaksanaannya dari persiapan sampai berakhir adalah sebagai berikut
a. Persiapan
Tahapan persiapan meliputi mendata peserta yang mengikuti pelatihan,
mengkonfrmasi kesiapan instruktur, mempersiapkan materi, tempat pelaksanaan
kegiatan dan peralatan yang diperlukan
b. Pelaksanaan
Langkah-langkah yang dilaksanakan adalah:
1. Memberikan pelatihan selama dua hari
2. Melakukan evaluasi setelah kegiatan pelatihan berakhir
c. Penyusunan laporan
1. Menyusun draft laporan
2. Tim pelaksana kegiatan bekerja bersama dalam menyusun laporan akhir
3. Menyerahkan dan mengunggah laporan kepada Lembaga Pengabdian
Kepada Masyarakat.
2.3 Keterkaitan
Jurusan Diploma III Bahasa Inggris mendidik para mahasiswanya agar
mampu menjadi pelaku pariwisata yang kompeten dan profesional dan menguasai
penggunaan bahasa Inggris dan ilmu kebahasaan bahasa Inggris, sehingga lulusannya
mampu menjadi calon guru Bahasa Inggris dengan terlebih dahulu mengambil
program alih kredit. Dengan demikian, tentunya Jurusan Diploma III Bahasa Inggris
memiliki tenaga pengajar yang handal dalam pengajaran bahasa Inggris dan memiliki
kemampuan menggunakan bahasa Inggris dengan memadai. Agar bisa berguna tidak
hanya bagi mahasiswa dan lembaga, namun juga bagi masyarakat secara langsung,
alangkah baiknya jika tenaga pengajar jurusan tersebut bisa memberikan pelatihan
bagi masyarakat sesuai dengan bidangnya. Salah satu yang memungkinkan adalah
pelatihan bahasa Inggris. Hal ini juga akan bermanfaat untuk memperkenalkan
keberadaan jurusan kepada masyarakat. Dengan mengetahui bahasa Inggris yang
diperlukan oleh para nelayan pemandu wisata tersebut, para dosen juga akan
mendapat wawasan tentang skill dan kemampuan apa yang harus dimiliki oleh
mahasiswa untuk bekerja di lapangan. Hal ini bisa menjadi salah satu pertimbangan
penyusunan kurikulum dan materi perkuliahan. Di samping itu, dengan memiliki
kerja sama yang erat dengan para pelaku pariwisata di wilayah Buleleng, akan
menjadi mudah bagi para dosen untuk bisa mengundang mereka selaku pelaku
pariwisata yang sudah berpengalaman di lapangan untuk bisa memberikan wawasan
kepada para mahasiswa bagaimana kondisi pariwisata di Buleleng, dan skill serta
kompetensi apa yang para mahasiswa perlu miliki untuk bisa bekerja di lapangan.
Mahasiswa juga bisa belajar langsung dari para nelayan pemandu wisata, bagaimana
cara memberikan pelayanan kepada tamu dan masalah-masalah apa saja yang
dihadapi serta jalan keluar yang bisa diambil untuk mengatasi masalah-masalah
tersebut. Hal ini akan sangat berguna, karena para nelayan tersebut memang telah
berpengalaman dalam memberikan pelayanan kepada tamu.
2.4 Evaluasi
Secara specifik aspek, teknik, instrument serta kriteria evaluasi yang
dilakukan dapat disajikan pada tabel 2.2 berikut.
Tabel 2.2 Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
No Aspek
Evaluasi
Teknik Instrumen Kriteria
1 Program Kuesioner Angket/Kuesioner Kesesuaian dengan
tujuan
2 Proses Observasi -Daftar presensi
- Kehadiran lebih dari
85%
3 Hasil Penugasan
kepada
peserta
untuk
menjadi
Lembar observasi Peserta mampu
menjadi guide bagi
wisatawan dalam
melakukan suatu
kegiatan tertentu
guide bagi
wisatawan
untuk
suatu
kegiatan
tertentu
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Kegiatan P2M
Kegiatan P2M ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 17 Juli 2015 dan hari
Sabtu 18 Juli 2015 dari jam 3 sampai 6 sore. Tim pelaksana yang melaksanakan
kegiatan ini adalah Putu Ayu Prabawati Sudana, Kadek Sonia Piscayanti, Ni Putu
Era Marsakawati. Yang menjadi pembicara adalah Luh Putu Sri Adnyani, S.Pd.,
M.Hum., seorang dosen pengajar di Jurusan Diploma III Bahasa Inggris.
Adapun nama para pemandu wisata yang mengikuti pelatihan dapat dilihat
pada tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1 Daftar Nama Pemandu Wisata Peserta Pelatihan
No Nama
1 Jero Mangku Gede Sumitra
2 Made Witana
3 Gede Yasa
4 Putu Sukertha
5 Gede Redika
6 Ketut Erik Susanto
7 I Gede Edi Ermawan
8 Kadek Ryan Suita Adnyana
9 Putu Sumaryasa
10 Gede Redata
11 Nyoman Widiasa
12 Wayan Sumadana
13 Made Sumiati
14 Putu Budiarsana
15 Putu Windi Pramestilia
16 Komang Predator
17 Ketut Winata
18 Putu Sudarsana
19 Putu Kawi
20 Made Astika
21 Nyoman Adi Putra
22 Kadek Arnawa
23 Komang Juliastika
Adapun nama pedagang yang mengikuti kegiatan pelatihan dapat dilihat di
tabel berikut.
Tabel 3.2 Daftar Nama Pedagang Peserta Pelatihan
No Nama
1 Kadek Wiwik Wirayuni
2 Kadek Binia Patricia
Dalam tabel 3.3 berikut adalah susunan acara kegiatan pelatihan.
Tabel 3.3 Susunan Acara Kegiatan Pelatihan
No Hari/tanggal Waktu Kegiatan
1
Jumat/17 Juli
2015
15.00-15.15 Pembukaan
Kegiatan dibuka secara resmi
oleh Ketua Kelompok Nelayan
Darma Samudera
15.15-18.00 Pemaparan materi oleh
Pembicara Luh Putu Sri
Adnyani, yang mencakup:
1. Language expressions yang
umumnya dipakai oleh pemandu
wisata dalam kegiatan dolphin
seeing
2. Language expressions yang
umumnya dipakai oleh pemandu
wisata dalam kegiatan snorkeling
3. Language expressions yang
umumnya dipakai oleh pemandu
wisata dalam kegiatan fishing
4. Language expressions yang
umumnya dipakai oleh pemandu
wisata dalam kegiatan sunset
cruise
5. Diskusi dengan para peserta
dan menambahkan materi
language expressions sesuai
dengan masukan peserta
6. Language expression yang
digunakan oleh pedagang dalam
berkomunikasi dengan
tamu/pelanggan
7. Cross cultural understanding
(pengetahuan lintas budaya)
8. Etika berkomunikasi dengan
tamu, terutama tamu asing
2
Sabtu/18 Juli
2015
15.00-18.00 Peserta pemandu wisata
mempraktekkan berkomunikasi
dengan tamu dalam kegiatan:
1. Dolphin seeing
2. Snorkelling
3. Fishing
4. Sunset dinner
Peserta pedagang
mempraktekkan menawarkan
barang dagangan kepada tamu
dan bertransaksi dengan para
tamu
18.00-18.15 Penutup
Seluruh peserta mengikuti kegiatan sampai berakhir dan sangat antusias
dalam mengikuti pelatihan.
3.2 Pembahasan Kegiatan
A. Pemaparan Materi
Pada hari pertama, yaitu Jumat 17 Juli 2015, kegiatan yang dilaksanakan
adalah pemaparan materi. Pada pemaparan materi, pembicara memaparkan langauge
expressions yang digunakan para pemandu wisata untuk untuk kegiatan-kegiatan
berikut secara berurutan.
1. Dolphin seeing
2. Snorkelling
3. Fishing (memancing)
4. Sunset cruise
Pembicara mengundang para peserta untuk membaca language expressions yang
diberikan oleh pembicara dan mengundang para peserta untuk menambahkan
language expressions yang biasa mereka gunakan pada waktu berkomunikasi dengan
tamu. Pembicara berlatih untuk melafalkan language expressions tersebut dengan
pengucapan yang benar dan intonasi yang baik.
Bagi para pedagang yang mengikuti pelatihan, pembicara melatih langauge
expressions yang mereka gunakan untuk:
1. menawarkan barang dagangan mereka kepada para tamu
2. menginformasikan harga
3. tawar menawar dengan tamu
4. menawarkan jasa massage
5. berterima kasih kepada tamu
Pembicara juga mengundang peserta pedagang untuk manambahkan language
expressions yang biasa mereka gunakan ketika berkomunikasi dengan tamu dan
melatih pengucapan dan intonasi language expressions tersebut.
Setelah selesai dengan language expressions, pembicara memaparkan tentang
pengetahuan lintas budaya (cross cultural understanding) supaya para peserta
mengetahui perbedaan budaya antara suatu negara dengan negara lain, yang terutama
dalam hal ini perbedaan budaya barat dan timur, supaya nanti tidak ada kesalahan
komunikasi antara para pemandu wisata dan tamu yang disebabkan oleh perbedaan
budaya. Sebagai materi terakhir, pembicara menyampaikan etika berbicara dengan
para tamu.
B. Peserta Praktek Berkomunikasi dengan Tamu
Pada hari kedua, peserta praktek berkomunikasi dengan tamu (role play).
Seluruh peserta wajib melakukannya. Tim pelaksana dan pembicara yang mengambil
peran menjadi tamu. Praktek komunikai dengan tamu yang dilakukan berturut-turut
adalah untuk kegiatan-kegiatan berikut:
1. Dolphin seeing
2. Snorkelling
3. Fishing
4. Sunset cruise
Masing-masing peserta harus mempraktekkan secara detil:
a. Menyapa tamu
b. Membuat janji kapan, jam berapa dan di mana bertemu
c. Menginformasikan harga
d. Menginformasikan beberapa aturan dan larangan
e. Menginformasikan standar keamanan
f. Menginformasikan perihal peralatan
g. Berterima kasih kepada tamu
Seluruh peserta mengikuti kegiatan pelatihan ini dengan antusias dan tertib.
Mereka mengikuti arahan pembicara dengan bersemangat dan mengukuti kegiatan
sampai berakhir.
Terkait aspek evaluasi, seperti terlihat dalam daftar hadir peserta pelatihan,
semua peserta hadir dalam pelatihan dan mengikuti pelatihan sampai berakhir.
Seluruh peserta juga aktif dalam mengikuti pelatihan dengan banyak bertanya,
berlatih dan dengan antusiasme tinggi melakukan role play satu persatu menjadi
guide untuk suatu kegiatan tertentu dengan tim pelaksana menjadi tamu. Terhadap
butir-butir terkait pelaksanaan pelatihan, seluruh peserta menyatakan setuju untuk
butir-butir tersebut. Form evalusi selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Setelah kegiatan berakhir, para peserta diberikan sertifikat yang sudah
ditanda tangani Kepala Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kegiatan pelatihan Pelatihan English for Guiding untuk Kelompok Nelayan
Pemandu Wisata Darma Samudera Desa Tukad Mungga Kecamatan Buleleng telah
dilaksanakan pada hari Jumat 17 Juli 2015 sampai Sabtu 18 Juli 2015 selama 3 (tiga)
jam setiap harinya. Kegiatan pelatihan dibagi menjadi dua sesi. Yang pertama
adalah pemaparan materi oleh pembicara atau nara sumber, yang kedua adalah
peserta mempraktekkan berkomunikasi dengan tamu untuk kegiatan-kegiatan
dolphin seeing, snorkeling, fishing dan sunset cruise. Kegiatan diikuti oleh 23 orang
nelayan pemandu wisata dan 2 orang pedagang yang juga menawarkan jasa massage
kepada tamu. Kegiatan telah berjalan lancar dan antusiasme peserta dalam mengikuti
kegiatan tinggi.
4.2 Saran
Para peserta sangat menghargai kegiatan pelatihan yang diberikan untuk
mereka. Mereka berhjarap kegiatan yang serupa dapat dilaksanakan secara berkala,
karena mereka senantiasa melakukan regenerasi pemandu wisata. Mereka sangat
menghargai apabila nantinya para pemuda calon pemandu wisata di daerah mereka
juga bisa dilatih. Tim pelaksana juga berharap Lembaga Pengabdian Masyarakat
Undiksha bisa senantiasa membuka kesempatan bagi para dosen bahasa
Inggris/pariwisata untuk bisa melaksanakan kegiatan pelatihan serupa di kelompok-
kelompok pemandu wisata yang lain.
Lampiran
Lampiran 1 Daftar Pustaka
Bronson, J. 2001. 7 Characteristics of a Good Tour Guide. Tersedia pada:
http://www.parksinperil.org/files/d_1_1_07_characteristics/. Diakses pada 25
Agustus 2012
dpdhisulut. 2008. Apa itu pramuwisata?. Tersedia pada: