Page 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aset merupakan elemen neraca yang akan membentuk
informasi semantik berupa posisi keuangan bila dihubungkan
dengan elemen yang lain yaitu kewajiban dan ekuitas. Aset
merepresentasikan potensi jasa fisis dan nonfisis yang
memampukan badan usaha untuk menyediakan barang dan jasa.
Terdapat beberapa sumber dari definis aset, diantaranya
adalah menurut FASB. FASB mendefinisi aset dalam rerangka
konseptualnya (SFAC No. 6, prg. 25) sebagai manfaat ekonomik
masa datang yang cukup pasti yang diperoleh atau
dikuasai/dikendalikan oleh suatu entitas sebagai akibat
transaksi atau kejadian masa lalu. Hampir sama dengan itu
IASC juga mendefinisi aset sebagai suatu sumber daya yang
dikendalikan oleh perusahaan sebagai hasil kejadian masa
lalu yang mana manfaat ekonomis masa depan diharapakan
didapatkan oleh perusahaan. Sumber lain, yaitu AASB,
mendefinisi aset sebagai potensial jasa atau manfaat
ekonomis yang dikendalikan oleh pelaporan entitas sebagai
hasil transaksi masa lalu atau kejadian masa lalu lainnya.
APB No. 4 membedakan aset menjadi sumber ekonomik dan
nonsumber ekonomik. APB No. 4 merinci aset yang digolongkan
sebagai sumber ekonomik yaitu: sumber produktif, produk yang
Page 2
merupakan keluaran kesatuan usaha, uang Klaim untuk menerima
uang, hak kepemilikan atau investasi pada perusahaan lain.
Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek harus
memiliki manfaat ekonomik di masa datang yang cukup pasti.
Manfaat ekonomik ini ditunjukkan oleh potensi jasa atau
utilitas yang melekat padanya sebagai yaitu suatu daya atau
kapasitas langka yang dapat dimanfaatkan kesatuan usaha
dalam upayanya untuk mendapatkan pendapatan melalui kegiatan
ekonomik. Disamping manfaat ekonomik, suatu objek bisa
dikatakan sebagai aset, objek tersebut tidak harus dimiliki
oleh entitas tetapi cukup dikuasai oleh entitas. Artinya,
untuk memiliki aset harus terdapat proses yang disebut
dengan transfer kepemilikan. Krtieria lain yang merupakan
penyempurnaan dalam pendefinisian objek sebagai aset adalah
aset merupakan akibat transaksi atau kejadian masa lalu.
Selain beberapa karakteristik yang telah disebutkan, FASB
menyebutkan beberapa karakteristik pendukung yaitu
melibatkan Cost, berwujud, tertukarkan, terpisahkan, dan
berkekuatan hukum. Karakteristik pendukung tersebut lebih
menguatkan atau meyakinkan adanya aset tetapi tiadanya
karakteristik pendukung tidak menghalangi suatu objek untuk
memenuhi syarat sebagai aset.
1.2 Identifikasi Masalah
a. Menyebutkan dan menjelaskan karakteristik asset.
b. Mengukur dan mentukan kos aset pada saat perolehan.
Page 3
c. Menyebutkan dan menjelaskan berbagai dasar atribut
penilaian aset.
d. Menjelaskan konsep penilaian aset.
PEMBAHASAN
Page 4
A. Pengertian Aktiva
FASB mendefinisi aset dalam rerangka konseptualnya
sebagai berikut (SFAC No 6, prg 25):
“Assets are probable future economic benefits obtained or controlled by a
perticular entity as a result of past transactions or events”
(Aset adalah manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti
atau diperoleh atau dikuasai/dikendalikan oleh suatu entitas
akibat transaksi atau kejadian masa lalu.)
Dengan makna yang sama, IASC mendefinisi aset sebagai
berikut:
“An assets is resource controlled by the enterprise as a result of past events and
from which future economic benefits are expected to flow to the enterprise”
Dalam Statement of Accounting Concepts No. 4, Australian
Accounting Standard Board (AASB) mendefinisi aset sebagai
berikut:
“Assets are service potential or future economic benefits controlled by the
reporting entity as a result of past transaction or other past events”
Definisi FASB dan AASB cukup dibanding definisi yang
lain luas karena aset dinilai mempunyai sifat sebagai
manfaat ekonomik (economic benefits) dan bukan sebagai
sumber ekonomik (resources) karena manfaat ekonomik tidak
membatasi bentuk atau jenis sumber ekonomik yang dapat
dimasukkan sebagai aset. Aset adalah semua harta atau
kekayaan yg dimiliki perusahaan. Kekayaan yang dimiliki
Page 5
perusahaan tentu jumlahnya cukup banyak, oleh karena aktiva
dapat dikelompokan lagi ke dalam pos-pos seperti berikut
ini. Aktiva Lancar (Current Asset) adalah harta yg berupa
uang tunai, yg cepat menjadi uang atau yg cepat menjadi
biaya dalam waktu kurang dari satu tahun. Contohnya, Kas,
Surat surat berharga, Piutang Dagang, Piutang wesel,
Persediaan barang dagang, Pendapatan yang masih harus di
tagih, Biaya dibayar dimuka (Sewa dibayar dimuka, Iklan
dibayar dimuka, Assuransi dibayar dimuka), Perlengkapan.
Sedangkan Aktiva Tetap adalah harta yg dimiliki oleh
perusahan yang dapat dipakai lebih dari setahun. Aktiva
tetap ada 3 macam :
a. Investasi jangka panjang
- Investasi dalam saham
- Investasi dalam obligasi
b. Aktiva tetap berwujud
- Tanah-Gedung/Bangunan
- Mesin-Peralatan
- Truk Pengangkutan
c. Aktiva tak berwujud
- Goodwill
- Patent
Page 6
- Merk dagang
B. Karakteristik Aktiva
Karakteristik aktiva berkaitan dengan kriteria yang
dapat digunakan untuk menentukan apakah transaksi tertentu
diakui sebagai elemen aktiva dalam laporan keuangan.
Karakteristik tersebut berhubungan dengan definisi aktiva.
Karakteristik umum aktiva sebagai berikut :
1. Adanya karakteristik manfaat dimasa mendatang
2. Adanya pengorbanan ekonomi untuk memperoleh aktiva
3. Berkaitan dengan entitas tertentu
4. Menunjukkan proses akuntansi
5. Berkaitan dengan dimensi waktu
6. Berkaitan dengan karakteristik keterukuran
FASB mendefinisikan aktiva adalah manfaat ekonomi yang
mungkin terjadi dimasa mendatang yang diperoleh atau
dikendalikan oleh suatu entitas tertentu sebagai akibat
transaksi atau peristiwa masa lalu. Dari definisi diatas
dapat diketahui bahwa definisi aktiva memiliki 3
karakteristik utama yaitu:
Memiliki manfaat ekonomi di masa mendatang
Sesuatu dikatakan sebagai aktiva apabila memiliki
manfaat atau potensi jasa yang cukup pasti dimasa mendatang.
Artinya sesuatu tersebut memiliki kemampuan baik secara
Page 7
individu maupun bersama-sama dengan aktiva lain untuk
menghasilkan aliran kas masuk dimasa mendatang, baik secara
langsung maupun tidak langsung. SFAC No 6 menyebutkan bahwa
manfaat ekonomi merupakan esensi sebenarnya dari aktiva.
Artinya aktiva harus memiliki kemampuan bagi suatu entitas
untuk ditukar dengan sesuatu yang lain yang memiliki nilai,
atau digunakan untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai atau
digunakan untuk melunasi hutang. Jadi manfaat ekonomi masa
mendatang yang melekat pada aktiva merupakan potensi dari
aktiva tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung
maupun tidak langsung, arus kas dan setara kas kepada
perusahaan. Manfaat ekonomi masa mendatang dapat juga
berhubungan dengan sumber-sumber ekonomi. Ada dua
karakteristik utama yang dapat digunakan untuk menunjukkan
sumber-sumber ekonomi yaitu kelangkaan dan kemanfaatan. APB
dalam statement No 4 memberikan contoh sumber ekonomi
perusahaan sebagai berikut:
Sumber-sumber ekonomi yang produktif
1. Bahan baku, tanah, peralatan, paten, dan sumber-sumber
lain yang digunakan dalam produksi.
2. Hak kontrak untuk menggunakan sumber-sumber ekonomi milik
unit usaha lain seperti hak guna bangunan dsb.
Dikuasai Oleh Suatu Unit Usaha
Page 8
Sesuatu dapat dikatakan sebagai aktiva bila unit usaha
tertentu dapat menggunakan manfaat aktiva tersebut dan
menguasainya sehingga dapat mengendalikan akses pihak lain
terhadap aktiva tersebut. Jadi penguasaan terhadap suatu
manfaat merupakan faktor yang sangat penting agar suatu unit
usaha dapat menghalangi akses pihak lain terhadap pemakaian
aktiva. Penguasaan dan pengendalian terhadap suatu ativa
dapat diperoleh suatu unit usaha melalui pembelian,
pemberian, Penemuan, perjanjian, produksi, penjualan, dan
pertukaran. Perlu diperhatikan bahwa pemilikan bukan
merupakan kriteria utama untuk mengakui suatu aktiva.
Pemilikan umumnya dibuktikan dengan dokumen-dokumen yang sah
menurut hukum terhadap suatu barang. Hal ini disebabkan
akuntansi tidak memusatkan pada masalah hukum. Akuntansi
lebih memusatkan pada substansi ekonomi suatu transaksi yang
mempengaruhi posisi keuangan/ hasil usaha suatu perusahaan.
Pemilikan hanya merupakan karakteristik pendukung untuk
mengakui aktiva karena ada hak yuridis yang pasti untuk
menguasainya. Bentuk fisik bukan faktor penentu dari aktiva
Hasil Dari Transaksi Masa Lalu
Suatu unit usaha dapat mengakui suatu aktiva apabila
telah terjadi transaksi atau peristiwa lain yang menyebabkan
suatu entitas memiliki hak atau pengendalian terhadap
manfaat dari aktiva tersebut. Meskipun definisi FASB
tersebut dapat diterima secara umum, banyak kritik yang
ditujukan. Hal ini disebabkan dalam definisinya, FASB
Page 9
mengabaikan faktor exchangeability. Mac Neal mengatakan
bahwa suatu barang kehilangan faktor exchangeability berarti
kehilangan nilai ekonomi karena pembelian atau penjualannya
tidak memungkinkan untuk dilakukan sehingga tidak ada nilai
pasar yang melekat padabarang tersebut. Meskipun demikian,
FASB menolak ise tersebut karena pada dasarnya manfaat dari
suatu aktiva tidak terbatas pada unsur dapat saling
dipertukarkan.
C. Mengukur dan Menentukan Cost Aset pada saat perolehan
Cost adalah jumlah rupiah yang disepakati untuk barang
dan jasa yang diperoleh atau untuk surat surat berharga
yang diterbitkan dalam transaksi keuangan antara dua pihak
yang bebas (independen). Dalam transaksi tunai, kos
ditentukan berdasarkan jumlah rupiah tunai pada saat
trasaksi, dalam transaksi kredit, kos ditetukan berdasarkan
jumlah rupiah tunai yang disepakati seandainya transaksi
kredit tersebut dilakukan secara tunai (implied cash cost).
Bila penghargaan (jumlah rupiah yang disepakati) tidak
berupa kas tetapi berupa barang atau surat berharga yang
nilainya tidak dapat ditentukan secara pasti, dasar
pengukurannya adalah jumlah rupiah setara tunai (cash
equivalent) barang atau surat berharga yang terlibat (yang
diserahkan) dalam transaksi tersebut. Standar/norma
akuntnasi tentang kos berlaku untuk pasiva maupun untuk
aktiva, jumlah rupiah sebagai dasar untuk mencatat pertama
kali utang atau modal adalah jumlah rupiah tunai atau setara
Page 10
tunai (dalam hal transaksi nonkas) yang ditanamkan atau
disetor, bukannya jumlah nominal utang pada saat jatuh tempo
atau jumlah nilai nominal modal.
Tahapan Perlakuan Akuntansi Terhadap Kos :
- Pengukuran, pengakuan dan pengklasifikasian pertama
kali pada saat terjadinya
- Pencatatan berikutnya dalam rangka mengikuti aliran
proses pemecahan dan penggabungan untuk kepentingan
intern
- Pembebanan terhadap pendapatan untuk periode berjalan
atau periode yang akan datang
Cost = Jumlah rupiah kesepakatan = Q (kuantitas) x P (harga satuan)
Aktiva Moneter (kas, surat berharga dan piutang)
kedudukannnya sebagai kos tidak berbeda dengan aktiva
lainnya sebagai suatu potensi jasa untuk menghasilkan. Dasar
pengukuran kos adalah jumlah rupiah uang tunai yang
seharusnya dibayarkan pada saat transaksi.
Transaksi Khusus / Istimewa :
- Barang/jasa bersifat khusus / nonstandar : harga yang
disepakati dalam tawar menawar yang bebas antara dua
pihak yang berdiri sendiri.
- Transaksi sepihak : harga yang terjadi ddapat diterijma
begitu saja sebagai pengukur kos
Page 11
- Transaksi nonkas : jumlah rupiah uang tunai yang akan
diperoleh seandainya barang atau kekayaan itu dijual
dulu secara tunai kepada umum.
- Saham sebagai penghargaan : Jumlah rupiah uang tunai
yang akan diterima oleh perusahaan seandainya
perusahaan menerbitkan saham yang digunakan untuk
penghargaan di atas.
- Penentuan kos dalam reorganisasi : didasarkan atas
keadaan seakan-akan perusahaan baru berdiri.
- Hadiah/hibah : nilai tunai implisitnya
- Temuan (mis: exploitasi sumber alam): jumlah rupiah
uang tunai yang pasti diperlukan untuk memperoleh
sumber alam atau teknik pemrosesan tersebut seandainya
sumber tersebut sudah dalam keadaan siap pakai atau
dalam status siap dipasarkan atau dikomersialkan.
Kos Dalam Transaksi Kredit
- Potongan tunai & keringanan : harga tunai netto (net
cash priced)
- Pembelian kredit dengan kontrak utang : jumlah rupiah
uang yang akan diperoleh bila surat tanda utang yang
dipakai untuk pembelian tersebut ditunaikan.
Kos Hipotesis
Jumlah rupiah yang timbul bukan karena transaksi yang
pasti dan jelas dan oleh karenanya tidak mempunyai dasar
penentuan kos yang objektif dan dapat diterima umum.
Page 12
Bunga hipotesis dapat diperoleh dengan dikurangkan terhadap
pendapatan, alasannya :
- bunga adalah merupakan biaya produksi, maka harus
dikurangkan terhadap pendapatan untuk menghitung laba
bersih
- pengakuan faktor bunga hipotesis sangat penting dalam
pengambilan keputusan dan perumusan kebijakan yang
bersangkutan dengan operasi perusahaan
D. NILAI KELUARAN (EXCHANGE OUTPUT VALUES) :
Didasarkan atas jumlah rupiah atau penghargaan lainnya
(nonkas) yang diterima suatu unit usaha apabila suatu aktiva
atau potensi jasa akhirnya keluar dari kesatuan usaha karena
suatu pertukaran.
Dasar penilaiannya adalah sebagai berikut:
1. Penerimaan kas atau potensi jasa di masa mendatang
diskontoan (discounted future cash receipts/service
potentials)
Digunakan jika : harapan penerimaan kas atau
setaranya cukup pasti dan senggang waktu sampai
penerimaan cukup panjang tapi saat atau tanggal
penerimaan pasti. Pos yang dapat menggunakan dasar
penilaian ini : investasi dalam obligasi, piutang
wesel jangka panjang, dan deposito berjangka.
Page 13
2. Harga jual sekarang (Current output price)
Digunakan jika : harga jual pada saat pelaporan
mencerminkan harga di masa mendatang bila pos
bersangkutan keluar dari unit usaha. Pos yang dapat
menggunakan dasar penilaian ini : surat berharga dan
beberapa jenis persediaan barang tertentu.
3. Nilai setara Tunai (Current cash equivalent)
Nilai ini menunjukkan jumlah rupiah kas yang dapat
direalisasi dengan cara menjual setiap jenis aktiva
di pasar bebas dalam kondisi perusahaan yang normal.
Pos yang dapat menggunakan dasar penilaian ini :
pos-pos aktiva berwujud.
4. Nilai Likuidasi (Liquidation Values)
Digunakan jika : unit usaha kemungkinan besar tidak
akan dapat menjual produk atau aktiva dalam saluran
penjualan yang normal, syaratnya adalah bila
produk /potensi jasa lainnya telah berkurang manfaat
normalnya, usang, atau tidak laku lagi dipasarkan
dan bila unit usaha merencanakan untuk menutup usaha
dalam waktu dekat sehingga tidak dapat menjual
seluruh potensi jasa unit usaha dalam pasar yang
normal.
Nilai Masukan (Exchange Input Values)
Page 14
Didasarkan atas jumlah rupiah yang harus
dikeluarkan/dikorbankan untuk memperoleh aktiva atau objek
jasa tertentu yang menjadi masukan dalam unit usaha.
Dasar penilaiannya adalah sebagai berikut:
1. Kos Historis (Historical Costs)
Kos menunjukkan harga pertukaran pada saat
terjadinya. Keunggulannya dapat diuji (verifiable),
dapat diandalkan (reliable). Pos yang dapat
menggunakan dasar penilaian ini adalah pos-pos
aktiva tetap berwujud.
2. Kos masukan sekarang (Current input costs)
Digunakan jika : ada bukti pendukung yang kuat
untuk verifikasi. Pos yang dapat menggunakan dasar
penilaian ini adalah persediaan barang dan aktiva
lainnya.
3. Kos masa mendatang diskontoan (discounted future
costs)
Nilai ini menunjukkan nilai sekarang pengorbanan
ekonomik di masa mendatang seandainya potensi jasa
tertentu tidak diperoleh/dibeli sekaligus pada saat
sekarang. Pos yang dapat menggunakan dasar penilaian
ini adalah pos-pos aktiva berwujud.
4. Kos standar (Standar costs)
Digunakan jika : jika kos tersebut menggambarkan kos
pada saat sekarang dalam kondisi perusahaan yang
normal, yaitu pada tingkat efisiensi dan kapasitas
Page 15
yang normal. Pos yang dapat menggunakan dasar
penilaian ini adalah fasilitas fisik yang dibangun
sendiri.
Berbagai dasar atau atribut penilaian asset
Di dalam akuntansi, istilah pengukuran dan penilaian
sering tidak dibedakan karena adanya asumsi bahwa akuntansi
menggunakan unit moneter untuk mengukur makna ekonomik
(economic attribute) suatu objek, pos, atau elemen.
Pengukuran biasanya digunakan dalam akuntansi untuk menunjuk
proses penentuan jumlah rupiah yang harus dicatat untuk
objek pada saat pemerolehan. Penilaian biasanya digunakan
untuk menunjuk proses penentuan jumlah rupiah yang harus
dilekatkan pada tiap elemen atau pos statemen keuangan pada
saat penyajian.
Tujuan dari penilaian aset adalah untuk merepresentasi
atribut pos-pos aset yang berpaut dengan tujuan laporan
keuangan dengan menggunakan basis penilaian yang sesuai.
Sedangkan tujuan pelaporan keuangan adalah menyediakan
informasi yang dapat membantu investor dan kreditor dalam
menilai jumlah, saat, dan ketidakpastian aliran kas bersih
ke badan usaha. Singkatnya, tujuan penilaian aset harus
berpaut dengan tujuan pelaporan keuangan.
FASB mengidentifikasi lima makna atau atribut yang dapat
direpresentasi berkaitan dengan aset, dasar penilaian
menurut FASB (SFAC No. 5, prg. 67) dapat diringkas sebagai
berikut:
Page 16
a. Historical cost. Tanah, gedung, perlengkapan,
perlengkapan pabrik, dan kebanyakan sediaan dilaporkan
atas dasar kos* historisnya yaitu jumlah rupiah kas atau
setaranya yang dikorbankan untuk memperolehnya. Kos
historis ini tentunya disesuaikan dengan jumlah bagian
yang telah didepresiasi atau diamortisasi.
b. Current (replacement) cost. Beberapa sediaan disajikan
sebesar nilai sekarang atau penggantinya yaitu jumlah
rupiah kas atau setaranya yang harus dikorbankan kalau
aset tertentu diperoleh sekarang.
c. Current market value. Beberapa jenis investasi dalam
surat berharga disajikan atas dasar nilai pasar sekarang
yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang dapat
diperoleh kesatuan usaha dengan menjual aset tersebut
dalam kondisi perusahaan yang normal (tidak akan
dilikuidasi). Nilai pasar sekarang juga digunakan untuk
aset yang kemungkinan akan laku dijual dibawah nilai
bukunya.
d. Net realizable value. Beberapa jenis piutang jangka
pendek dan sediaan barang disajikan sebesar nilai
terealisasi bersih yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya
yang akan diterima (tanpa didiskun) dari aset tersebut
dikurangi dengan pengorbanan (kos) yang diperlukan untuk
mengkonversi aset tersebut menjadi kas atau setaranya.
Page 17
e. Present (or discounted) value of future cash flows.
Piutang dan investasi jangka panjang disjikan sebesar
nilai sekarang penerimaan kas di masa mendatang sampai
piutang terlunasi (dengan tarif diskun implisit)
dikurangi dengan tambahan kos yang mungkin diperlukan
untuk mendapatkan penerimaan tersebut.
E. Penyusutan
Semua jenis aset tetap, kecuali tanah, akan makin
berkurang kemampuannya untuk memberikan jasa bersamaan
dengan berlalunya waktu. Beberapa factor yang mempengaruhi
menurunnya kemampuan ini adalah karena pemakaian, keausan,
ketidakseimbangan kapasitas yang tersedia dengan yang
diminta dan ketetinggalan teknologi.
Berkurangnya kapasitas berarti berkurangnya nilai aset
tetap yang bersangkutan. Hal ini perlu dicatat dan
dilaporkan. Pengakuan adanya penurunan nilai aset tetap
berwujud disebut penyusutan (depresiasi / depreciation).
Penyusutan dapat dihitung tiap-tiap bulan atau ditunda
sampai dengan akhir tahun.
Terdapat beberapa metode untuk menghitung penyusutan aset
tetap berwujud. Ada dua faktor yang mempengaruhi besarnya
penyusutan, yaitu
Page 18
a) Nilai aset tetap yang digunakan dalam perhitungan
pernyusutan (dasar penyusutan), dapat berupa harga
perolehan atau nilai buku.
b) Taksiran manfaat, mencerminkan besarnya kapasitas /
manfaat aset tetap selama dipakai. Taksiran ini dapat
dinyatakan dalam lamanya jangka waktu pemakaian atau
kapasitas produksi yang dihasilkan. Untuk menghitung
penyusutan, taksiran manfaat dinyatakan dalam tarif
penyusutan.
Dari uraian di atas, maka secara umum penyusutan aset tetap
dapat dihitung dengan rumus:
Berikut adalah metode yang lazim digunakan untuk penyusutan
aset tetap.
Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan
yang sama setiap tahun sepanjang umur manfaat suatu aset
tetap. Rumus yang digunakan untuk menghitung biaya
penyusutan per tahun dengan metode ini adalah:
Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x
Dasar Penyusutan
Page 19
Harga Perolehan Aset
Tetap
- Nilai
SisaBiaya
Penyusutan
= --------------------------------
-------------------------Umur Ekonomis
Sebagai contoh, asumsikan bahwa biaya akuisisi aset tetap
adalah Rp 24.000.000,-, dimana estimasi nilai sisa adalah Rp
2.000.000,- dan manfaat ekonomisnya 5 tahun. Penyusutan
tahunan aset tersebut dihitung sebagai berikut:
Rp 24.000.000 - Rp 2.000.000
-------------------------------------- = Rp 4.400.000,-
penyusutan per tahun.
5 tahun
Jika suatu aset tidak digunakan setahun penuh, maka
penyusutan tahunannya disesuaikan menurut lamanya pemakaian.
Mislkan aset tetap di atas digunakan mulai 1 Oktober,
sedangkan akhir tahun fiskal adalah 31 Desember. Maka
penyusutan untuk tahun pertama adalah Rp 1.100.000,- (Rp
4.400.000,- x 3/12).
Untuk kemudahan penerapan meted garis lurus,,
penyusutan tahunan bisa dikonversi ke persentase biaya yang
dapat disusutkan. Persentase ini ditentukan dengan membagi
100% dengan lamanya umur manfaaat. Sebagai contoh, jika umur
manfaatnya 20 tahun, maka persentase penyusutan tahunannya
Page 20
adalah 5% (100% dibagi 20). Jika umur manfaatnya 8 tahun
maka persentase beban penyusutan tahunannya adalah 12,5%
(100% dibagi 8). Dengan demikian pada contoh di atas, biaya
penyusutan di atas dapat dihitung dari Rp 22.000.000 dikali
20% (100%/5).
Metode garis lurus sangat sederhana dan digunakan secara
luas. Mtode ini menciptakan transfer biaya yang wajar ke
beban periodic jika pemanfaatan aset dan pendapatan yang
terkait dengan pemakaian sama dari period eke periode.
Metode Unit Produksi (Unit Production Method)
Jika tingkat pemanfaatan aset tetap bervariasi dari
tahun ke tahun, dan lamanya umur ekonomis berkaitan erat
dengan tingkat pemakaian, maka metode unit produksi lebih
tepat dipakai daripada metode garis lurus. Karena, metode
unit produksi mampu membandingkan lebih baik beban
penyusutan dengan pendapatan terkait.
Metode Unit Produksi (Unit Production Method) menghasilkan
jumlah beban penyusutan yang sama bagi setiap unit yang
diproduksi atau setiap unit kapasitas yang digunakan oleh
aset. Untuk menerapkan metode ini umur manfaat aset
diekspresikan dalam istilah unit kapasitas produktif seperti
jam atau mil. Total beban penyusutan untuk setiap periode
akuntansi kemudian ditentukan dengan mengalikan penyusutan
per unit dengan jumlah unit yang dihasilkan atau digunakan
selama periode dimaksud. Sebagai contoh asumsikan bahwa
sebuah mesin dengan harga perolehan Rp 240.000.000,- dan
Page 21
prediksi nilai sia Rp 20.000.000,- diperkirakan memiliki
umur manfaat 10.000 jam operasi. Dari data tersebut maka
penyusutan per jam diitung sebagai berikut:
Rp 240.000.000 – Rp 20.000.000
---------------------------------------- = Rp 22.000.000,-
penyusutan per jam
10.000 jam
Dengan mengasumsikan bahwa mesin dioperasikan 2.100 jam
selama satu tahun, maka penyusutan tahun tersebut adalah Rp
46.200.000 ( Rp 22.000.000 x 2.100 jam).
Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)
Metode saldo menurun menghasilkan beban periodic yang
terus menurun sepanjang estimasi umur manfaat aset. Untuk
menerapkan metode ini, tariff penyusutan garis lurus tahunan
terlebih dahulu harus digandakan. Sebagai contoh tariff
penyusutan saldo menurun atas suatu aset yang memiliki
estimasi umur manfaat 5 tahun adalah 40% yaitu dua kali
tariff garis lurus sebesar 20% (100% / 5).
Untuk tahun pertama, biaya aset dikalikan dengan tariff
saldo menurun. Setelah tahun pertama, nilai buku (book
value) yang menurun (biaya dikurangi akumulasi penyusutan)
dikalikan dengan tariff yang dimaksud. Sebagai contoh,
penyusutan saldo menurun tahunan atas suatu aset yang
Page 22
memiliki umur manfaat 5 tahunan dan biaya $24.000
dikperlihatkan berikut ini:
Tahu
n
Harga
Peroleh
an
Akumulas
i
Penyusut
an Awal
Tahun
Nilai
Buku
Awal
Tahun
Tari
f
Penyusut
an
Tahunan
Nilai
Buku
Akhir
Tahun
1 $24,000 0$24,000
.00X 40%
$9,600.0
0
$14,400
.00
2 $24,000$9,600.0
0
14,400.
00X 40% 5,760.00
$8,640.
00
3 $24,00015,360.0
0
8,640.0
0X 40% 3,456.00
$5,184.
00
4 $24,00018,816.0
0
5,184.0
0X 40% 2,073.60
$3,110.
40
5 $24,00020,889.6
0
3,110.4
0X - 1,110.40
$2,000.
00
Perhatikan bahwa pada saat perusahaan menggunakan metode
saldo menurun, estimasi nilai sisa tidak diperhitungkan
dalam penentuan tariff penyusutan. Nilai sisa juga diabaikan
dalam penghitungan periode penyusutan. Namun aset tidak
boleh disusutkan melampaui estimasi nilai sisa. Dalam contoh
di atas,estimasi nilai sisa adalah $2,000. Jadi penyusutan
Page 23
tahun ke-5 adalah $1,110.40 yaitu $3,110.40 dikurangi
$2,000, bukan $1,244.16 yaitu dari 40% x $3,110.40.
Pengeluaran Modal dan Pengeluaran Pendapatan
Setelah perolehan, masih terdapat biaya-biaya yang
muncul selama penggunaan aset tetap. Misalnya biaya
pemeliharaan (maintenance), penambahan (additions),
penggantian (replacements) atau perbaikan (repairs). Pada
dasarnya pengeluaran-pengeluaran untuk aset tetap setelah
perolehan dapat dikategorikan menjadi pengeluaran modal
(capital expenditures) dan pegeluaran pendapatan (revenue expenditures).
Pengeluaran modal adalah pengeluaran-pengeluaran yang harus
dicatat sebagai aset (dikapitalisasi). Pengeluaran jenis ini
akan mendatangkan manfaat lebih dari satu periode akuntansi,
akan menambah efisiensi aset tetap, memperpanjang masa
manfaat atau meningkatkan kapasitas atau mutu produksi. Yang
termasuk dalam pengeluaran modal adalah penambahan AC pada
mobil, penambahan teras pada gedung, penggantian generator
pada sebuah mesin, perbaikan besar-besaran (overhaul).
Pengeluaran pendapatan adalah pengeluaran-pengeluaran yang
hanya mendatangkan manfaat untuk tahun di mana pengeluaran
tersebut dilakukan. Oleh karena itu pengeluaran ini dicatat
sebagai beban. Contohnya adalah pemeliharaan dan perbaikan
rutin sebuah mesin. Beban pemeliharaan dilakukan agar aset
tetap selalu berada dalam keadaan baik. Sementara beban
perbaikan dikeluarkan agar mesin tetap dalam keadaan baik
hingga dapat beroperasi secara optimal.
Page 24
Pengakuan Transaksi Aset Tetap
Aset tetap diakui oleh perusahaan apabila telah
dilakukan transaksi pembelian aset tetap yang sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan. Prosedur pengakuan aset
tetap akan melibatkan dua fungsi, yaitu:
a. Fungsi Pembelian, bertanggung jawab terhadap proses
pembelian aset tetap yang dibutuhkan oleh perusahaan,
mulai dari jenis aset tetap, spesifikasi teknis aset
tetap, harga beli aset tetap, biaya-biaya lain yang
mugkin muncul sempai aset tetap tersebut siap
digunakan.
b. Fungsi Akuntansi, bertanggung jawab terhadap
pencatatan transaksi pembelian aset tetap, mulai dari
nilai aset tetapnya sampai dapat ditentukannya biaya
perolehan aktvia tetap yang bersangkutan. Selain itu
fungsi akuntansi juga harus menghitung beban penyusutan
setiap periodenya sesuai dengan metode penyusutan yang
ditetapkan.
Akuntansi Aset Tetap
Proses akuntansi untuk aset tetap dimulai pada saat
pembelian (perolehan) aset tetap. Selama aset tetap dimiliki
dan digunakan oleh perusahaan, harus dilakukan perhitungan
beban penyusutan setiap periode, biaya yang dikeluarkan
untuk perawatan atau perbaikan aset tetap, penjualan aset
Page 25
tetap, penukaran sampai aset tetap tersebut habis umur
ekonomisnya.
Perlakuan disini merupakan penetapan transaksi aset
tetap yang telah diakui ke dalam akun-akun yang menampung
mutasi, yaitu terdiri dari:
a. Aset Tetap (Fixed Asset) merupakan akun yang menampung
nilai perolehan aset tetap yang telah diakui.
b. Akumulasi Penyusutan Aset Tetap (Accumulation of Depreciated
of Fixed Asset) merupakan akun yang menampung jumlah
akumulasi penyusutan aset tetap.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Biaya Penyusutan
- Harga Perolehan (Acquisition Cost)
Harga Perolehan adalah faktor yang paling berpengaruh
terhadap biaya penyusutan. Mengenai “Harga Perolehan”
telah kita bahas secara rinci pada artikel sebelumnya,
yang belum membaca, silahkan [-baca-]
- Nilai Residu (Salvage Value)
Merupakan taksiran nilai atau potensi arus kas masuk
apabila aktiva tersebut dijual pada saat
penarikan/penghentian (retirement) aktiva. Nilai residu
tidak selalu ada, ada kalanya suatu aktiva tidak
memiliki nilai residu karena aktiva tersebut tidak
dijual pada masa penarikannya alias di jadikan besi
tua, hingga habis terkorosi. Tentu saja ini tidak
dianjurkan, alangkah bagusnya jika di daur ulang.
Page 26
- Umur Ekonomis Aktiva (Economical Life Time)
Sebagian besar, aktiva tetap memiliki 2 jenis umur,
yaitu :
a. Umur fisik : Umur yang dikaitkan dengan kondisi
fisik suatu aktiva. Suatu aktiva dikatakan masih
memiliki umur fisik apabila secara fisik aktiva
tersebut masih dalam kondisi baik (walaupun mungkin
sudah menurun fungsinya).
b. Umur Fungsional : Umur yang dikaitkan dengan
kontribusi aktiva tersebut dalam penggunaanya. Suatu
aktiva dikatakan masih memiliki umur fungsional apabila
aktiva tersebut masih memberikan kontribusi bagi
perusahaan. Walaupun secara fisik suatu aktiva masih
dalam kondisi sangat baik, akan tetapi belum tentu
masih memiliki umur fungsional. Bisa saja aktiva
tersebut tidak difungsikan lagi akibat perubahan model
atas produk yang dihasilkan, kondisi ini biasanya
terjadi pada aktiva mesin atau peralatan yang
dipergunakan untuk membuat suatu produk. Atau aktiva
tersebut sudah tidak sesuai dengan jaman (not
fashionable), kondisi ini biasanya terjadi pada jenis
aktiva yang bersifat dekoratif (misalnya :
furniture/mebeler, hiasan dinding, dsb).Dalam penentuan
beban penyusutan, yang dijadikan bahan perhitungan
adalah umur fungsional yang biasa dikenal dengan umur
ekonomis.
Page 27
- Pola Penggunaan Aktiva
Pola penggunaan aktiva berpengaruh terhadap tingkat ke-
aus-an aktiva, yang mana untuk mengakomodasi situasi
ini biasanya dipergunakan metode penyusutan yang paling
sesuai.
Nilai residu tidak selalu ada, ada kalanya suatu aktiva
tidak memiliki nilai residu karena aktiva tersebut tidak
dijual pada masa penarikannya alias di jadikan besi tua,
hingga habis terkorosi. Tentu saja ini tidak dianjurkan,
alangkah bagusnya jika di daur ulang.
Page 28
REFRENSI
http://www.iaiglobal.or.id/v02/tanyajawab/index.php?
Page_page=11&&catid=3&tot_Hasil=136&catid=3
http://www.scribd.com/doc/6605276/PSAK-16-Aktiva-Tetap
Introduction of Accounting, Kieso