Top Banner
PELAKSANAAN PROGRAM TAHFIDZ AL-QUR’AN SECARA DARING PADA MASA COVID-19 DI SMA ISLAM AL-ISHLAH BUKITINGGI Diajukan untuk sidang munaqasah pada Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Bukittinggi Oleh : Syiratih Husna Nim : 2116.200 Pembimbing: Dr. Wedra Aprison, M.Ag 197205242000031001 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI 2020 M/1441 H
81

pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

Mar 07, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

PELAKSANAAN PROGRAM TAHFIDZ AL-QUR’AN SECARA DARING

PADA MASA COVID-19 DI SMA ISLAM AL-ISHLAH BUKITINGGI

Diajukan untuk sidang munaqasah pada Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Bukittinggi

Oleh :

Syiratih Husna

Nim : 2116.200

Pembimbing:

Dr. Wedra Aprison, M.Ag

197205242000031001

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

BUKITTINGGI

2020 M/1441 H

Page 2: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi atas nama SYIRATIH HUSNA, NIM: 2116.200 dengan judul

“Pelaksanaan Program Tahfidz Al-Qur’an Secara Daring Pada Masa Covid-

19 di SMA Islam Al-Ishlah Bukittinggi” yang telah memenuhi persyaratan

ilmiah, telah dipriksa, dan disetujui untuk di munaqasahkan pada Program Studi

Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Bukittinggi.

Demikian persetujuan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana

mestinya

Bukittinggi, 6 November 2020

Pembimbing

Dr. Wedra Aprison, M.Ag

NIP: 197205242000031001

Page 3: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

ii

ABSTRAK

Skripsi ini atas nama Syiratih husna, Nim 2116.200 dengan judul

“Pelaksanaan Program Tahfidz Al-Qur’an secara Daring pada Masa Covid-

19 di SMA Islam Al-Ishlah Bukittinggi” Jurusan Pendidikan Islam (PAI)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Instintut Agama Islam Negeri

(IAIN) Bukittinggi, 2020.

Penelitian ini dilatar belakangi melalui tahfidz Al-Qur’an merupakan suatu

kegiatan pemeliharakan Al-Qur’an yang dilakukan seseorang dengan jalan

menghafalnya, hingga ia mengerti isi kandungan dari Al-Qur’an dan diterapkan

dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai kehidupan dunia dan akhirat.

Masalah yang terlihat dilapangan adalah kurangnya konsentrasi dalam menyetor

hafalan kepada guru tahfidz, kurang lengkapnya tahapan strategi yang dilakukan

peserta tahfidz seperti tidak memahami ayat dihafal dan kurangnya murojaah,

kurangnya pelaksanaan dan keseriusan murojaah sehingga hafalnnya mudah

hilang dan tidak lengkapnya teknik dalam menghafal..

Jenis Penelitian yang penulis gunakan adalah deskriptif kualitatif yang

bersifat kualitatif. Deskriptif kualitatif adalah prosedur peneliti yang dihasilkan

dari data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari prilaku yang diamati sementara

teknik mengumpulkan data yang penulis gunakan adalah observasi, wawancara

dan dokumentasi, informen kunci dalam penelitian adalah guru tahfidz dan santri

pendukung

Hasil penelitian menunjukan bahwa penelitian Pelaksanaan program

tahfidz baik itu mengunakan metode yang digunakan dalam menghafal Al-Qur’an

tidak ditentukan metode khusus dalam menghafal namun diserahkan kepada siswa

sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing, strategi menghafal siswa

mengusahakan pikiran dalam keadaan tenang, membaca terlebih dahulu ayat-ayat

yang akan dihafal dalam memurojaah tidak terlalu sering. Waktu pelaksanaan

disediakan dalam waktu di luar pembelajaran yakni pagi jam 07:00-07:30 setiap

hari dan di hari jumaat paginya dilakukan murojaah hafalan sebelumnya Dalam

melakukan evaluasi pada saat pandemik ini terlihat ketidak jujuran bagi siswa

dalam menyetor hafalnya, evaluasi yang dilakukan setiap hari kamis dan juga

setiap akhir semester cara menyetornya secara sambung ayat dari guru tahfidz.

Hal ini dijadikan bahwa bukti program tahfidz di SMA Islam Al-Ishlah

Bukittinggi sudah berjalan dengan sesui dengan ketentuan. Meskipun pelaksanaan

sudah berjalan namun masih ada terdapat kendala sehingga masih belum terapai

secara utuh. Adapun kendala yaitu dalam mengunakan strategi menghafal tidak

sesui dengan teori jadinya timbul kesulitan dalam menghafal Al-Qur’an,

kurangnya waktu yang di berikan sekolah untuk program tahfidz kemudian dalam

mengunakan metode masih terdapat kekurangan dan evaluasi yang dilakukan

hanya penyetoran ayat dan juga waktu tengah semester hanya sambungan ayat

dari guru tahfidz.

Kata kunci: Pelaksanaan Program Tahfidz Al-Qur’an

Page 4: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................................................................

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ i

ABSTRAK ..................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 10

C. Batasan Masalah.................................................................................. 10

D. Tujuan Penelitian ................................................................................ 10

E. Kegunaan Penelitian ........................................................................... 10

F. Penjelasan Judul .................................................................................. 11

G. Sistematika Penulisan .......................................................................... 12

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pelaksanaan Program Tahfidz Al-Qur’an .............................................. 15

1. pengertian pelaksanaan program Tahfidz Al-Qur’an ........................ 15

2. Metode Tahfidz Al-Qur’an .............................................................. 21

3. Strategi Tahfidz Al-Qur’an .............................................................. 24

4.Waktu Pelaksannan tahfidz Al-Qur’an .............................................. 34

5.Evaluasi Tahfidz Al-Qur’an .............................................................. 35

B. Pembelajaran secara Daring .................................................................. 37

C. Penelitian Relevan ................................................................................ 39

D. Kerangka Teoritis ................................................................................. 42

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .................................................................................... 43

B. Lokasi Penelitian ................................................................................. 44

C. Informan Penelitian ............................................................................. 44

D. Teknik Pengumpula Data .................................................................... 45

E. Teknik Analisis Data ........................................................................... 47

F. Teknik Penjamin Keabsahan Data ........................................................ 48

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Latar Belakang Sekolah ....................................................................... 94

B. Hasil Penelitian ................................................................................... 94

Page 5: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

iv

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 27

B. Saran ................................................................................................... 27

DAFTAR KEPUSTAKAA

Page 6: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

v

Page 7: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Perkembangan zaman modern ini semakin cepat berpengaruh kepada

segala aspek kehidupan munculnya berbagai penemuan dan teknologi turut

mengiringi revolusi zaman sekarang ini. Pada aspek Masyarakat banyak

menyeroti masalah kerusakan moral yang dialami remaja maupun pelajar,

maraknya tauran antar pelajar, buli sesama teman, peredaran dan pengunaan

narkoba yang dilakukan pelajar atau remaja dan masyarakat umum dan

penyimpangan-penyimpangan lain yang sangat ramai diberitakan di media masa.

Hal ini menjadi perhatian lembaga pendidikan untuk dapat memerankan

fungsinya secara optimal dalam mewujudkan lulusan yang beriman, bertakwa dan

memiliki kepribadian yang sangat utuh.

Keadaan tersebut merupakan tantangan bagi lembaga pendidikan untuk

memberikan pendidikan yang memadai bagi setiap siswa sebagai pencerahan

spiritual dalam rangka membagun nurani bangsa dengan nilai-nilai Islam. Salah

satunya usaha yang dilakukan lembaga pendidikan adalah mengisi hari-hari siswa

dengan menghafal Al-Qur’an. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting

dalam kehidupan manusia. Pendidikan adalah hak setiap warga negara. Hal ini

dicantum dalam pembukaan UUD 1945 pada alinea ke empat yang berbunyi:

“Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara

Indonesia yang melindungi segenap maka disusunlah kemerdekaan

kebangsaan Indonesia itu di dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara

Page 8: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

2

Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik

Indonesia, yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada: Ketuhanan

Yang Maha Esa, Kemanusian yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia

dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijakan dalam

permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan

Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”1

Dalam pembukaan UUD 1945 tersebut pemerintah memiliki tugas untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa, langkah pemerintah untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa adalah dengan memberikan fasilitas kepada masyarakat agar

dapat belajar, hal ini dilakukan dengan cara menyelengarakan pendidikan. Oleh

karena itu pendidikan menjadi hak setiap warga negara, warga negara tidak

sekedar mendapatkan pendidikan saja, tetapi juga harus mendapatkan pendidikan

bermutu. Dijelaskan dalam Sisdiknas No.20 Tahun 2003 Bab IV Pasal 5

bahwasanya “setiap warga mempunyai hak yang sama untuk memperoleh

pendidikan yang bermutu”.

Menghafal Al-Qur’an merupakan salah satu usaha yang dilakukan

lembaga pedidikan untuk menyibukan diri dengan Al-Qur’an demi menumbuh

kembangkan kecintaan siswa terhadap Al-Qur’an, dengan menghafal Al-Qur’an

seseorang merasa dekat dengan dengan nilai-nilai Agama. Seperti halnya

menghafal Al-Qur’an berarti mengahafal ibadah dan solusi, semakin banyak ayat

yang dihafal, semakin banyak solusi yang kita peroleh “sediakan solusi sebelum

masalah datang”. Menghafal Al-Quran adalah amal saleh yang sangat mulia.

Tidak ada ibadah yang mempunyai kedudukan khusus di sisi Allah swt sepertinya

1 Indra keswara, Pengelolaan Pembelajaran Tahfidzul Qur’an (Menghafal Al- Qur’an) di

Pondok Pesantren Al Husain Magelang, (Jurnal Hanata Widya Volume 6 Nomor 2 Tahun 2017),

hal 2

Page 9: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

3

menghafal Al-Qur’an. Seiring menambah jumlah hafalan juga harus menambah

amal saleh, menambah kualitas niat, ikhlas dan yakin. Apabila niat dan cara

menghafal Al-Qur’an sudah benar ibadah ibadah lainnya akan semakin meningkat

dan berkualitas pula begitu juga sebaliknya jika kualitas ibadah lainnya meningkat

kemudian membuat menghafal Al-Qur’an semakin meningkat pula.

Al-Qur’an akan menuntut penghafalnya kepada akhlak-akhlak terpuji atau

disebut akhlak Al-Qur’an, Al-Qur’an tidak hanya sekedar dibaca berulang-ulang

tetapi juga diamalkan. Al-Qur’an adalah mukjizat Islam yang abadi dimana

semakin maju ilmu pengetahuan, semakin tampak validitas kemukjizatannya.

Allah swt menurunkannya kepada Nabi Muhammad saw, demi membebaskan

manusia dari berbagai kegelapan hidup menuju cahaya ilahi, dan membimbing

mereka ke jalan yang lurus.2 Islam mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah kalam

Allah swt yang di turunkan kepada Nabi Muhammad saw melalui malaikat Jibril.

Al-Qur’an ini juga dipandang sebagi keagungan (majid) dan penjelasan (mubin).

Kemudian juga seringkali disebut pila petunjuk (hidayah) dan buku (kitab).

Namun nama yang banyak dipergunakan untuk menyebut Al-Qur’an adalah buku

(kitab) dan Al-Qur’an. Al-Qur’an berisi segala hal mengenai petunjuk yang

membawa hidup manusia bahagia di dunia dan akhirat kelak. 3

2 Syaikh Manna’ Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Al-

Kaustsar, 2006) hal 3.

3Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori-teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur’an, (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 1994), hal 17.

Page 10: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

4

Bagi seseorang memeluk agama Islam Al-Qur’an lah sebagai pegangan

hidup yang harus menjadi pedomannya..Al-Qur’an adalah kalam Allah yang

diturunkan kepada dan rasul terakhir melalui malaikat Jibril yang tertulis dalam

mushaf dan sampai kepada kita dengan jalan mutawatir, membacanya merupakan

ibadah yang diawali dengan surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas.4

Al-Qur’an juga definisikan sebagai Qara’at yang memiliki arti mengumpulkan

dan menghimpun. Qira’ah berarti merangkai huruf-huruf dan kata-kata satu

dengan lainnya dalam satu ungkapan kata yang teratur. Al-Qur’an asalnya sama

dengan qira’ah yaitu akar kata (nasdar-infinitif) dari qara’a, qira’atan atan

waqur’anan. Allah menjelaskan

“ Sesungguhnya kamilah yang bertanggung jawab mengumpulkan (

dalam dadamu) dan membacanya (pada lidahmu). Maka apabila kami telah

menyempurnakan bacaanya (kepadamu, dengan perantara janji jibril). Maka

bacalah menurut bacaanya itu,” (Al-Qiyamah:17-18)

Qur’anah di sini berarti qira’ah (membaca atau cara membacanya),

Sebutan al-Qur’an tidak terlepas pada sebuah kitab dengan seluruh kandunganya,

tapi juga ayat-ayatnya juga dinisbahkan kepadanya, maka jika anda mendengar

satu ayat Al-Qur’an dibaca misalnya, anda dibenarkan mengatakan bahwa si

pembaca itu membaca Al-Qur’an.

4 Ahmad Salim Badwilan, Panduan Cepat Menghafal Al-Qur’an, (Jogyakarta: Diva Press,

2009), hal 228.

Page 11: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

5

“ Dan apabila Al-Qur’an itu dibacakan, maka dengarlah bacaannya dan

diamlah, supaya kamu mendapat rahmat.” (Al-A’raf:204)5

Salah satu usaha yang dilakukan lembaga pendidikan adalah mengisi hari-

hari siswa dengan menghafal Al-Qur’an..Menghafal Al-Qur’an merupakan salah

satu usaha yang dilakukan lembaga pendidikan untuk menyibukkan diri bersama

Al-Qur’an demi menumbuhkan kembangkan kecintaan siswa terhadap Al-Qur’an

kitabullah ini. Dengan menghfal Al-Qur’an seseorang merasa dengan nilai-nilai

Islam.

Untuk itu belajar Al-Qur’an harus diajarkan sejak dini kepada anak

sebagai bentuk mengenalkan kepada mereka pedoman untuk mengarungi

kehidupan kelak, karena anak merupakan aset generasi penerus bangsa yang akan

membela agama dan bangsa mereka. Mengajarkan anak-anak untuk menghafal

Al-Qur’an adalah satu hal penting dan mulia. Al-hafidz as-Suyuti berkata bahwa

pengajaran Al-Qur’an adalah dasar dari prinsip-prinsip Islam. Anak-anak tumbuh

diatas fitrahnya dan cahaya-cahaya hikmahnya yang masuk dalam kalbu mereka

sebelum dikuasai oleh hawa nafsu dan cahaya hitamnya yang dilekati kotoran-

kotoran maksiat dan kesesatan6

Pada masa Nabi Muhammad Saw menerima wahyu al-Qur’an dari Allah

Swt, bangsa Arab sebagian besar buta aksara (tidak pandai membaca dan

menulis). Mereka belum banyak mengenal kertas sebagai alat tulis seperti

5 Syaikh Manna’ Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Al-

Kaustsar, 2006), hal 16.

6 Ahmad Salim Badwilan, Panduan Cepat Menghafal Al-Qur’an, (Jogyakarta: Diva Press,

2009) hal 229-230.

Page 12: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

6

sekarang, begitu pula membacanya. Oleh karena itu, setiap Nabi Saw menerima

wahyu selalu dihafalnya, kemudian beliau menyampaikan kepada para sahabat

dan diperintahkannya pula untuk menghafal dan menuliskan di batu-batu, pelepah

kurma, kulit-kulit binatang dan apa saja yang bisa dipakai untuk menulisnya pada

masa itu. Tradisi pemeliharaan al-Qur’an dalam bentuk hafalan khususnya terus

berlanjut dari generasi ke generasi hingga sampai sekarang. Dorongan untuk

menghafal al-Qur’an sendiri telah dijelaskan dalam firman-Nya:

“Dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk

pelajaran, Maka Adakah orang yang mengambil pelajaran? (QS.

AL-Qamar: 22).

Ayat ini mengindikasikan kemudahan dalam menghafal al-Qur’an, karena

Allah Swt akan memberi pertolongan dan kemudahan bagi para penghafal al-

Qur’an. Sebab memelihara kesucian dengan menghafalkannya adalah pekerjaan

yang terpuji dan amal yang mulia, yang sangat dianjurkan agama. Dalam sebuah

hadits redaksi dari Bukhari disebutkan bahwa “Perumpamaan orang yang

memnbaca al-Qur’an dan menghafalnya adalah bersama para malaikat yang

mulia dan ta’at” Bahkan menghafal Al-Qur’an merupakan salah satu metode

yang digunakan Rasulullah Saw dalam menerima wahyu melalui perantaraan

Jibril as. Menghafal al-Qur’an bukanlah tugas dan perkara yang mudah, artinya

tidak semudah membalikkan telapak tangan. Salah satu upaya terpenting

diperhatikan dalam pembinaan tahfidz Al-Qur’an adalah metode. Sebab metode

mempunyai peranan penting dan sangat dibutuhkan. Dengan adanya metode akan

Page 13: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

7

bisa membantu seseorang untuk menentukan keberhasilan belajar menghafal al-

Qur’an dan meningkatkan hafalannya secara terprogram. Di samping juga

diharapkan nantinya dapat membantu hafalan menjadi efektif.7

Usaha menghafal Al-Qur’an oleh sebagian umat islam terus berlanjut dan

hal ini merupakan salah satu cara untuk menjaga keorisinalitas Al-Qur’an.

Menjaga keorisinalitas bisa dilakukan dengan cara membaca, memahami dan

menghafalkanya. Meskipun sebagian orang menganggap menghafal Al-Qur’an

cenderung lebih sulit dari pada dari pada membaca dan memahaminya. Hal ini

terjadi karena Al-Qur’an memilih lembaran lembaran yang sangat banyak

sehingga menghabiskan banyak waktu, dan hal lainnya yang menghalangi

seseorang untuk menghafal Al-Qur’an, akan tetapi selama kita mau menghafal

pasti Allah akan membukakan jalan. Yang terpenting dalam menghafal Al-Qur’an

adalah bagaimana meningkatkan kelancaran (menjaga) atau melestarikan Al-

Qur’an agar tetap ada dalam dada.

Agar fungsi Al-Qur’an termanifestasi dalam kehidupan seorang muslim,

semestinya ada interaksi yang intensif dengan bentuk Al-Qur’an menurut Al-

Qur’an dan hadist adalah

1. Interaksi tilawah yaitu membaca Al-Qur’an setiap hari dalam kualitas

tertentu.

2. Interaksi tadabbur yaitu penghayatan makna kandungan Al-Qur’an

7 Ali Akbar dan Hidayatullah Ismail, Metode Tahfidz Al-Qur’an Di Pondok Pesantren,

(Jurnal Usuludin, Vol 24. No 1, 2016), hal 92.

Page 14: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

8

3. Interaksi menghafal Al-Qur’an

4. Interaksi penerapan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari

Bentuk-bentuk interaksi ini telah mulai diterapkan oleh masyarakat Islam

dunia pada umumnya. Khususnya Indonesia, Intraksi dengan Al-Qur’an secara

resmi diwujudkan dalam aktivitas-aktivitas keagamaan di bawah kebjakan

kementrian Agama Republik Indonesia. Peserta aktivitas Al-Qur’an di sumatera

Barat Khususnya berasal dari berbagai klangan dan umur mulai dari akademisi,

professional, pedagang dan ibu rumah tangga. Mulai dari berita sampai lansia.

Maraknya aktivitas tahfidz ini bentuk komitmen seseorang muslim terhadap

pedoman hidup dn kebutuhan spiritual.selain itu yang menjadi motivasi banyak

kalangan menghafal Al-Qur’an adalah adalah adanya pengaruh positif terhadap

kekatan fisik, keerdasan IQ dan kestabilan emosional.8

Sekolah Menengah Atas (SMA) Islam Al-Ishlah yang dikepalai oleh

Refliza, S.Ag dan dengan bantuan tenaga pendidik Tahfidz yang profesional

madrasah ini membuat suatu program baru yaitu program Tahfidz Al-Qur’an,

Adanya program baru tersebut juga tak lepas dari kerjasama pihak sekolah dan

SMA disekitar sekolah yang terjalan dengan baik. Program tersebut baru berjalan

selama sekitar 3 tahun, target yang ditetapkan sekolah itu 7 juz. Program

merupakan rangkaian kegiatan yang yang dilakukan tetapi berkesinambungan.

8 Hayati dkk, fenomena Lansia menghafal Al-Qur’an pada Majelis Al-Qur’an di Kec.

Salimpaung Kab. Tanah Datar Sumatera Barat, (FUADUNA: Jurnal Kajian Keagamaan dan

Kemasyarakatan,Vol. 02 No. 02, Juli-Desember 2018), hal 65

Page 15: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

9

Pelaksanaan program selalu terjadi dalam sebuah pembelajaran yang harus

melibatkan sekelompok orang.

Seperti halnya program tahfidz yang di bentuk di SMA Islam Al-Ishlah

tersebut yang melibatkan banyak pihak yaitu, pihak sekolah, bapak yayasan, guru

tahfidz serta orang tua siswa. Tujuan pelaksanaan program tahfidz Al-Qur’an di

SMA Islam Al-Ishlah adalah untuk membentuk akhlak peserta didik agar menjadi

pribadi yang berbudi pekerti luhur, mencetak siswa-siswi SMA Islam Al-Ishlah

sebagai siswa yang berakhlakul karimah, meningkatkan kecerdasan emosional

dan kecerdasan spiritual siswa.

Pelaksanaan Program tahfidz Al-Qur’an di SMA Islam Al-Ishlah

Bukittingi pada awalnya dilaksanakan dipagi hari sebelum pembelajaran dimulai

pada kelas masing-masing, di pada masa pendemik sekarang pembelajaran

dilakukan secara daring (online) setiap kelas melakukan program tahfidz sesuai

dengan jam seperti biasanya yaitu sebelum pembelajaran di mulai agak beberapa

menit seluruh siswa diwajibkan menyetor hafalan beberapa ayat perorang kepada

wali kelas masing-masing di setiap wali kelas memiliki buku agenda tahfidz

semari temanya menyetor hafalan beberapa ayat siswa lain memurajaah

hafalannya terlebih dulu sebelum disetor kepada guru tahfidz. Pelaksanaan

program tahfidz di sini sebagai mata pelajaran wajib setiap kelas, setiap kelas

memiliki satu daftar tahfidz Al-Qur’an dalam seminggu. Jika dalam menyetor

ayat atau hafalan ke guru tahfidz dilakukan dengan cara video call dan voice note

dengan catatan tidak melihat Al-Qur’an.

Page 16: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

10

Tahfizh Al-Qur’an di SMA Islam Al-Ishlah Bukittinggi dilakukan sejak

beberapa tahun yang lalu, kegiatan tahfizh Al-Qur’an semasa ini di bentuk

kegiatan rutin sebelum pembelajaran dimulai di setorkan ke wali kelas masing-

masing, setiap hari jum’at sebelum pembelajaran di mulai dilakukan mengulang

(muroja’ah) surat yang sebelumnya sudah di hafal, tapi disini program tahfizh

dijadikan sebagai mata pelajaran wajib setiap kelasnya satu kali dalam seminggu.

Selain alasan tersebut hal lain yang melatar belakangi adanya program tahfidz di

SMA Islam Al-Ishlah adalah agar lulusan SMA Islam yang mengikuti program

tahfidz dapat diterima diperguruan tinggi favorit dengan beasiswa tahfidz.

Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 22 november 2019 dengan

ustadzah Zaatul Faadhilah, S.Pd.I sebagai guru tahfidz bahwa dibentuknya

program tahfizh adalah untuk melestarikan dan memelihara para tahfidz atau

penghafal Al-Qur’an yang semakian punah khususnya di pendidikan formal.

Berdasarkan observasi yang penulis lakukan, penulis mengamati bahwa

kurangnya persiapan individu dalam program tahfidz baik itu berupa minat dan

perhatian sehingga kurangnya konsentrasi dalam menghafal, Kurang lengkapnya

tahapan strategi yang dilakukan peserta tahfidz Al-Qur’an dalam menghafal

seperti tidak memahami ayat yang dihafal dan kurangnya pelaksanaan murojaah,

kurangnya pelaksanaan dan keseriusan murojaah sehinggga hafalannya mudah

hilang dan tidak lengkapnya teknik dalam menghafal Al-Qur’an.

Berangkat dari pemaparan diatas, penulis termotivasi untuk mengadakan

penelitian yang judul “Pelaksanaan Program Tahfidz Al-Qur’an Secara

Daring Pada Masa Covid-19 di SMA Islam Al-Ishlah Bukittinggi”

Page 17: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

11

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar masalah di atas, maka peneliti membatasi permasalahan

pada Bagaimana pelaksanaan program tahfizh Al-Qur’an secara daring pada masa

covid-19 di SMA Islam Al-Ishlah Bukittinggi?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan pemaparan dan penjelasan diatas, maka pada penelitian ini

penulis batasi dalam skripsi dengan Pelaksanaan Program Tahfidz Al-Qur’an

secara daring pada masa covid-19 di SMA Islam Al-Ishlah Bukittinggi.

D. Tujuan Penelitian

Berangkat dari rumusan masalah tersebut, maka adapun tujuan yang

hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan

program tahfizh Al-Qur’an secara daring pada masa covid-19 di SMA Islam Al-

Ishlah Bukittinggi.

E. Kegunaan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian diharapkan memperoleh manfaat sebagai

berikut:

1. kegunaan teoritis

Untuk mengkaji dan mengetahui program tahfizh Al-Qur’an di SMA

Islam Al-Ishlah Bukittinggi yang nantinya menjadikan disiplin ilmu

pengetahuan dalam dunia pendidikan dan dapat menambah wacana

Page 18: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

12

kepustakaan yang berkaitan dengan teknik atau cara menyusun program

tahfidz Al-Qur’an secara daring pada masa covid-19.

2. Manfaat praktis Maksudnya adalah bahwa dalam penelitian ini

diharapkan:

a. Bagi Madrasah

Sebagai pengetahuan baru dan sumbangan pemikiran dalam

meningatkan program tahfidz Al-Qur’an.

b. Bagi penulis

Menambah wawasan pengetahuan tentang pelaksanaan program

tahfidz Al-Quran, menambah pengetahuan penelitian untuk

menjadikan bekal penelitian selanjutnya dan sebagai persyaratan

untuk mencapai gelar sarjana.

c. Bagi masyarakat

Bisa menjadi bahan pertimbangan bagi masyarakat dalam

meningkatkan kualitas pendidikan secara umum, khususnya untuk

membentuk dan menghasilkan generasi penerus yang berkarakter dan

berbudi luhur.

F. Defenisi Operasional

Untuk Menghindari kesalah pahaman akan maksud judul ini, maka penulis

akan memberikan penjelasan istilah yang terdapat dalam judul sebagai berikut :

Page 19: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

13

Pelaksanaan :Pelaksanaan sendiri adalah proses, cara, perbuatan

melaksanakan (rancangan, keputusan dan lain sebagainya).

Pelaksanaan adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari

sebuah rencana yang telah disusun secara matang dan

terperinci.9

Program :Rancangan mengenai azaz serta usaha yang akan

dijalankan .10

Tahfidz Al-Qur’an :Tahfidz Al-Qur’an terdiri dari dua suku kata, yaitu Tahfidz

dan Al-Qur’an, yang mana keduanya mempunyai arti yang

berbeda. Yaitu Tahfidz yang berarti menghafal dari kata

dasar hafal yang dari bahasa Arab Hafidza-yahfadzu

hifdzan, yaitu lawan dari lupa, yaitu selalu ingat dan sedikit

lupa.

Al-Qur’an :Kalam Allah swt yang bernilai mukjizat, yang diturukan

oleh Allah swt, kepada Nabi Muhammad saw melalui

perantara malaikat jibril, tertulis dalam bentuk mushaf dan

diriwayatkan kepada umat Islam secara mutawatir

(berkelanjutan sampai Rasurullah). Diawali dari surat Al-

9 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 2007), hal 627

10 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 2007), hal 897

Page 20: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

14

Fatihah dan di akhiri dengan surat An-nas serta bernilai

Ibadah bagi siapa yang membacanya.11

G. Sistematika Penulis

Sistematika pembahasan skripsi adalah suatu cara yang ditempuh untuk

menyusun suatu karya tulis, sehingga masalah didalammnya menjadi jelas,

teratur, urut dan mudah dipahami. Adapun sistematikaa yang penulis gunakan

dalam pembahasan ini terdiri dari :

Bab I Pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, batasan

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitan, penjelasan

judul dan sistematika penulisan.

Bab II Kajian Teori, yang meliputi: pertama, tinjauan tentang program

tahfidz Al-Qur’an yang membahas tentang pengertian pelaksanaan program

tahfidz Al-Qur’an,metode tahfidz Al-Qur’an, strategi tahfidz Al-Qur’an, waktu

pelaksanaan, dan evaluasi pelaksanaan program tahfidz Al-Qur’an

Bab III Metode Penelitian, yang meliputi: Jenis penelitian, lokasi

penelitian, informen penelitian, Teknik Mengumpulkan Data, teknik analisi data,

Teknik Penjamin Keabsahan Data.

Bab IV Hasil Penelitian, yaitu meliputi: Latar Belakang Sekolah dan Hasil

wawancara Penelitian.

Bab V Penutup meliputi: Kesimpulan dan Saran

11 Ammar Machmud, Kisah Penghafal Al-Qur’an disertai resep menghafal Al-Qur’an dari

pakar, (Jakarta: PT Alex Media komputindo, 2015), hal 6.

Page 21: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

15

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pelaksanaan Program Tahfidz Al-Qur’an

1. Pengertian Pelaksanaan Program Tahfidz Al-Qur’an

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pelaksanaan berasal dari kata

laksana yang artinya menjalankan atau melakukan suatu kegiatan.12

Pelaksanaan

adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang telah disusun

secara matang dan terperinci, implementasi biasanya dilakukan setelah

perencanaan sudah diangap siap. Implementasi adalah bukan sekedar aktivitas,

tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara bersunguh-sungguh

berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. 13

Pelaksanaan ini bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya

mekanisme suatu sistem. Pelaksanaan merupakan aktifitas atau usaha-usaha yang

dilakukan untuk melaksanaakan semua rencana dan kebijaksanaan yang telah

dirumuskan dan ditetapkan dengan lengkap segala kebutuhan, alat-alat yang

diperlukan, siapa yang melaksanakan, dimana tempat pelaksanaanya mulai

bagaimana cara yang harus dilakukan, suatu proses rangkaian kegiatan tindak

lanjut setelah program atau kebijaksaan ditetapkan yang terdiri atas

12 Tim penyusun, kamus pusat Pembinaan dan pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2010), hal 308.

13 Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2002) hal 70

Page 22: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

16

pengambilankeputusan, langkah yang strategi maupun operasional dan

kebijaksanaan mejadi kenyataan guna mencapai sasaran dari program yang

ditetapkan semula.

Pengertian pelaksanaan menurut beberapa Ahli:

a. Menurut Westra pelaksanaan adalah sebagi usaha-usaha yang dilakukan

untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang telah

dirumuskan dan ditetapkan dengan melengkapi segala kebutuhan alat-alat

yang diperlukan, siapa yang akan melaksanakan, dimana tempat

pelaksanaannya dan kapan waktu dimulainya.

b. Menurut Bintaro Tjokroadmudjoyo, pengertian pelaksanaan ialah sebagai

proses dalm bentuk rangkaian kegiatan, yaitu berawal dari kebijakan guna

mencapai suatu tujuan maka kebijakan itu diturunkan dalam suatu

program dan proyek

c. Menurut Siagian S.P mengemukakan bahwa pelaksanaan merupakan

keseluruhan proses pemberian motivasi bekerja kepada para bawahan

sedemikian rupa, sehingga pada akhirnya mereka mau bekerja secara

ikhlas agar tercapai tujuan organisasi dengan efesien dan ekonomis.

d. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia merumuskan

pengertian pelaksanaan adalah upaya agar setiap pegawai atau tiap anggota

Page 23: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

17

organisasi berkeinginan dan berusaha mencapai tujuan yang telah

direncanakan.14

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) program adaah rancangan

mengenai asa serta usaha yang akan dijalankan atau seperangkat kegiatan

kependidikan yang diatur demikian rupa sehingga dapat dilaksanakan oleh anak

didik di waktu yang lebih singakat dari biasanya. Secara umum, program diartikan

sebagai rencangan kegiatan yang akan dilakukan.15

Sedangkan secara khusus

adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau

implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses berkesinambungan,

dan terjadi dalm suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang. Apabila “

program” ini langsung dikaitkan dengan evaluasi program maka program

didefinisikan sebagai suatu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi

atau implementasi dari suatu kebijakan, langsung dalam proses yang

berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan

sekelompok orang.

Selain itu defenisi program juaga termuat dalam undang-undang RI

Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

menyatakan bahwa:

Program adalah intrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan

yang dilaksanakan oleh instasi pemerintah/lembaga untuk mencapai

14 Rahrdjo Adisasmita, Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran Daerah, (Graha Ilmu:

Yokyakarta, 2011), hal 89

15 Tim penyusun, kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008),

hal 627

Page 24: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

18

sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran atau kegiatan

masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi masyarakat.

Jadi dapat kita simpulkan dari defenisi di atas, bahwa pelaksanaan

program adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan individu maupun kelompok

berbentuk pelaksanaan kegiatan yang didukung kebijaksanaan, prosedur dan

sumber daya dimaksudkan membawa hasil untuk mencapai tujuan dan sasaran

yang telah ditetapkan.

Tahfidz Al-Qur’an terdiri dari dua kata tahfidz dan Al-Qur’an. Kata

tahfidz adalah bentuk dasar ghair dan mim dari kata تحفيظا –يحفظ –حفظ artinya

menghafal. Tahfidz atau menghafal adalah proses mengulang sesuatu, baik

dengan membaca atau mendengarkan. Menghafal Al-Qur’an adalah proses

untuk menjaga kemurnian Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad

saw untuk menghindari perubahan dan peniruan dan menjaga dari kelupaan

dari sebagian atau keseluruhan isi Al-Qur’an.16

Tahfizh berasal dari bahasa Arab, yang secara etimologi (tata bahasa)

artinya menjaga, memelihara atau mengahafal. Sedangkan Al-Hafizh adalah

orang yang menghafal dengan cermat. Orang yang selalu menjaga-jaga yaitu

orang yang selalu menekuni pekerjaanya. Istilah Al-Hafizh ini diperlukan

untuk orang yang hafal Al-Qur’an tiga puluh Juz tanpa mengetahui isi dan

kandungan Al-Qur’an.17

Al-Hafizh disini di artikan sebagai memelihara

menjaga, penjagaan, pemeliharaan, pengingatan dan mempunyai banyak arti

16

Zulvia Trinova, Salmi Wati, The Contibution of Quranic Tahfidz to Mental Healt, (Journal:

At-Ta’lim, Volume 23, Number 3, November 2016), hal 262

17 Abdurrab Nawabuddin, Teknik Menghafal Al-Qur’an, (Bandung: Sinar baru, 1991), hal 19.

Page 25: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

19

yang lain, seperti si fulan membaca Al-Qur’an dengan kecepatan yang jitu

(Zhahru Al-Lisan) dengan hafalan di luar kepala (Zhahru Al-Qolb). Baik kata-

kata Zhahru Al-Lisan maupun Zhahru Al-Qolb merupakan kinayah (metafora)

dari hafalan kitab, karena itu disebut Istizhahraru yang berganti menghafal dan

membacanya di luar kepala.18

Menurut etimologi Al-Hafizh lawan dari kata lupa, yaitu selalu ingat

Ibnu Madzur berkata yang diikuti oleh Abdurrab orang yang selalu berjaga-

jaga yaitu orang yang selalu menekuni pekerjaanya. Menghafal sesuatu yakin

mengungkapkan satu demi satu dengan tepat. Menurut terminologi Al-Hafizh

merupakan menghafal dan menghayati bentuk-bentuk visual sehingga bisa

diingat kembali tanpa kitab. Membacanya secara rutin ayat-ayat yang

dihafalkan serta mengingat kembali hafalannya. Al-Qur’an juga definisikan

sebagai Qara’at yang memiliki arti mengumpulkan dan menghimpun. Qira’ah

berarti merangkai huruf-huruf dan kata-kata satu dengan lainya dalam satu

ungkapan kata yang teratur. Al-Qur’an asalnya sama dengan qira’ah yaitu akar

kata (nasdar-infinitif) dari qara’a, qira’atan atan waqur’anan. Allah

menjelaskan,

“ Sesungguhnya kamilah yang bertanggung jawab mengumpulkan (

dalam dadamu) dan membacanya (pada lidahmu). Maka apabila kami

18 Muhammad Zen, Bimbingan Praktis Membaca Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Al-Husna

Baru, 1996), hal 37.

Page 26: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

20

telah menyempurnakan bacaanya (kepadamu, dengan perantara janji

jibril). Maka bacalah menurut bacaanya itu,” (Al-Qiyamah:17-18)

Qur’anah di sini berarti qira’ah (membaca atau cara membacanya).

Sebutan Al-Qur’an tidak terlepas pada sebuah kitab dengan seluruh

kandunganya, tapi juga ayat-ayatnya juga dinisbahkan kepadanya, Maka jika

anda mendengar satu ayat Al-Qur’an dibaca misalnya, Anda dibenarkan

mengatakan bahwa si pembaca itu membaca Al-Qur’an.19

“ Dan apabila Al-Qur’an itu dibacakan, maka dengarlah

bacaanya dan diamlah, supaya kamu mendapat rahmat.” (Al-

A’raf: 204)

Menurut sebagian ulama, penamaan kitab ini dengan nama Al-Qur’an

di antara kitab-kitab Allah swt itu, karena kitab ini juga mencakup esensi dari

kitab-kitabnya, bahkan mencangkup esensi dari semua ilmu. Para ulama

menyebutkan defenisi yang khusus, berbeda dengan yang lainya bahwa Al-

Qur’an dalah firman Allah swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw

yang membacanya menjadi suatu ibadah. Maka kata “kalam” yang termasuk

dalam defenisi tersebut merupakan kelompok jenis yang mencangkup seluruh

jenis kalam, dan penyandarannya kepada Allah swt yang menjadikannya

19 Syaikh Manna’ Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Al-

Kaustsar, 2006), hal 17.

Page 27: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

21

kalamullah, menunjukkan secara khusus sebagai firman-Nya, bukan kalam

manusia, jin, maupun malaikat.20

Menurut Abd al-Wahab al-kalaf, secara teminologi Al-Qur’an adalah

firman Allah yang diturunkan melalui malaikat Jibril kepada Nabi

Muhammad dengan Bahasa Arab, isinya dijamin kebenarannya dan sebagai

hujjah kerasulannya, undang-undang bagi seluruh manusia dan petunjuk

dalam beribadah serta dipandang ibadah dalam membacanya, yang terhimpun

dalam satu mushaf yang dimulai dari surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan

dengan Annas yang diriwayatkan kepada kita dengan mutawatir.21

Jadi, Tahfidz Al-Qur’an adalah suatu kegiatan pemeliharaan Al-

Qur’an yang dilakukan oleh seseorang dengan jalan menghafalnya, hingga ia

mengerti apa kandungan dari Al-Qur’an, kemudian diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari untuk mencapai kebahagian dunia dan akhirat.

2. Metode Menghafal Al-Qur’an

Metode adalah suatu cara yang bisa ditempuh atau cara yang

ditentukan secara jelas untuk mencapai dan menyelesaikan suatu tujuan, setiap

penghafal memiliki metode tersendiri dalam menghafal. Dalam menghafal Al-

Qur’an ada beberapa metode dan cara yang berbeda-beda. Namun, metode

apapun yang dipakai tidak akan terlepas dari pembacaan yang berulang-ulang

20 Syaikh Manna’ Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Al-

Kaustsar, 2006), hal 18.

21 Abd al-Wahab al-Khallaf, Ilmu Ushul al-Fiqh, (Jakarta: Majlis al-‘Ala al-Indonesia al-

Dakwah Islamiyah,1972), hal 30.

Page 28: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

22

sampai dapat mengucapkan tanpa melihat mushaf sedikitpun, Proses

menghafal Al-Qur’an di lakukan melalui proses bimbingan seorang guru

tahfidz.

Hampir tidak dapat ditentukan metode yang khusus untuk menghafal

Al-Qur’an karena hal ini kembali kepada selera menghafal itu sendiri. Namun,

ada beberapa metode lazim yang dipakai oleh para penghafal Al-Qur’an, yaitu

sebagai berikut.

1. Metode Fahmul Mahfudz, artinya sebelum ayat-ayat dihafal,

penghafal dianjurkan untuk memahami makna setiap ayat,

sehingga ketika menghafal, penghafal merasa paham dan sadar

terhadap ayat-ayat yang diucapkannya.

2. Metode Tikrarul Mahfudz, artinya penghafal mengulang ayat-ayat

yang sedang dihafal sehingga dapat dilakukan mengulang satu ayat

sekaligus atau sedikit demi sedikit sampai dapat membacanya

tanpa melihat mushaf. Cara ini biasanya sangat cocok bagi yang

mempunyai daya ingat lemah karena tidak memerlukan pemikiran

yang berat. Penghafal biasanya lebih banyak terkuras suaranya.

3. Metode kiatbul mahfudz, artinya penghafal menulis ayat-ayat yang

dihafal di atas sebuah kertas. Bagi yang cocok dengan metode ini

biasanya ayat-ayat itu tergambar dalam ingatanya.

4. Metode Isati’amul Mahfudz, artinya penghafal diperdengarkan

ayat-ayat yang akan dihafal secara berulang-ulang sampai dapat

Page 29: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

23

mengucapkan sendiri tanpa melihat mushaf. Nantinya hanya untuk

mengisyaratkan kalau terjadi kelupaan. Metode ini biasanaya

sangat cocok untuk tunanetra atau anak-anak. Sarana

memperdengarkan dapat dengan kaset atau orang lain.22

Dalam menghafal ada beberapa metode yang sudah akrab di

kalangan pengahafal Al-Qur’an, yaitu sebagai berikut

1. Metode Talqin (guru membaca lalu murid menirukan dan jika

salah dibenarkan)

2. Tasmi’ (murid mempedengarkan hafalnnya di depan guru),

biasanya disebut setoran hafalan.

3. Murajaah (pengulangan hafalan), teknisnya snagat banyak, bisa

dilakukan sendiri dengan merekam atau memengang Al-Qur’an di

tangannya, bisa dengan memegang Al-Qur’an di tanganya, bisa

dengan berpasangan. Ini sangat berguna untuk memperkuat

hafalan.

4. Tafsir (mengkaji tafsirannya), baik secara sendiri maupun melalui

guru. Hal ini sangat membantu menghafal atau memperkuat

hafalan, terutama bila surat atau ayat tersebut dalam bentuk kisah.

22

Sabit Alfatoni, Teknik Menghafal Al-Qur’an, (Penerbit: CV. Ghyyas Putra, 2015), hal 30

Page 30: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

24

5. Tajwid (perbaikan bacaan dan hukumannya)23

3. Strategi Menghafal

Menghafal Al-Qur’an merupakan kegiatan sangat mulia, karena hafidz

Qur’an adalah Ahlullah di bumi. Diperlukan do’a, kedisiplinan, dan keuletan

agar sukses dalam mengahafal Al-Qur’an. Dalam menghafal Al-Qur’an anda

di tuntut umtuk memiliki strategi yang jitu agar semua kegiatan yang menjadi

tanggung jawab anda tidak terabaikan. Berikut strateginya.

1. Usahakan pikiran dalam keadaan tenang (calm mind), dan suasana

nyaman. Karena saat pikiran kacau, sekeras apapun anda berusaha

hasilnya tidak sama jika anda berusaha saat pikiran tenang.

2. Membaca terlebih dahulu ayat-ayat yang akan dihafal. Ini membantu

untuk lebih memudahkan dalam mengucapkan. Selain itu jika di dalam

halaman tersebut ada ayat yang mudah ataupun indah, maka anda

,merasa lebih bersemangat untuk menghafalkannya.

3. Memahami ayat yang akan dihafal. Memahami ayat dapat membantu

untuk mengurutkan ayat-ayat yang dihafal. Selain itu juga dapat

membantu agar anda bisa merenungi kandungannya.

4. Menghafal ayat satu persatu hingga dabit (hafal sekali), kemudian

menggabungkannya dengan ayat selanjutnya hingga lengkap satu

halaman. Biasanya pada keesokkan harinya mutu hafalan akan sedikit

23

Sabit Alfatoni, Teknik Menghafal Al-Qur’an, (Penerbit: CV. Ghyyas Putra, 2015), hal 31

Page 31: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

25

menurun, tetapi dengan di muraja’ah terus menerus lam kelamaan akan

dabit.

5. Jangan lupa untuk memuraja’ah hafalan anda yang sebelumnya paling

tidak 1 pekan sekali, jika tidak bisa 2 pekan sekali. Semakin lama

rentang anda muraja’ah semakin sulit untuk mengulanginya.

Bagi para penghafal Al-Quran yang pemula, menambah hafalan

menimbulkan kesulitan tersendiri tetapi seiring dengan waktu, kesulitan ini

akan terlampaui. Ketika itu kesulitan lain timbul yaitu mengulang hafalanya

(muraja’ah). Pada saat hafalan makin bertambah banyak, muraja’ah juga

semakin berat.24

Untuk surah-surah yang agak panjang (50 ayat) dan yang panjang (di

atas 100 ayat), biasanya kita sangat hafal separuh awal dari surah tersebut.

Untuk separuh terakhir sulit bagi kita untuk mengingatnya. Ini akan ditandai

dengan macet ketika memuraja’ah. Mengapa hal ini terjadi? Hal ini

disebabkan kita selalu menghafal/muraja’ah dari awal surah (ayat 1). Ketika

selesai menghafalkan sebuah surah, ayat-ayat awal itulah yang lebih sering

dilafadzkan dibandingkan dengan ayat-ayat yang terakhir, sehingga otak kita

lebih hafal ayat-ayat awal surah dan sering lupa pada ayat-ayat akhir surah.

Kesulitan kedua adalah ketika kita macet sulit bagi kita untuk

mengatahui ayat selanjutnya. Ayat-ayat setelah ayat macet menjadi gelap. Ini

dikarenakan kiata menghafal secara sekuensial/berurut, sehingga satu ayat

24 Sabit Alfatoni, Teknik Menghafal Al-Qur’an, (Penerbit: CV. Ghyyas Putra, 2015), hal 32

Page 32: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

26

selalu diingat setelah ayat sebelumnya sehingga kalau ayat sebelumnya macet

maka ayat selanjutnya menjadi hilang juga. Dalam hal ini tidak ada secara

lain untuk mengingatnya selain membuka mushaf Al-Qur’an.

Kuncinya adalah ketika proses menghafal sebuah surah yang panjang

dilakukan, hafalkan surah dengan cara memotongnya mnjadi 10 ayat 10 ayat.

Dalam setiap 10 ayat potong-potong lagi menjadi 5 ayat-5 ayat. Misalnya kita

menghafal surah an-Naba’ yang di dalamnya ada 40 ayat. Caranya adalah

sebagai berikut.

1. Hafalkan ayat 1 sampai lancar. Lakukan sampai ayat 5

2. Kemudian hafalkan secara berurut ayat 1 sampai dengan ayat 5. Ikatlah

ayat 1 sampai ayat 5 dengan mengulang-ulangnya bersama-sama

sampai lancar. Gerak-gerakkan jari-jari tangan dan sesuai dengan ayat

yang sedang dihafal. Bila menghafal ayat 1 gerakkan ibu jari, ayat ke 2

gerakkan jari telunjuk, ayat 3 gerakkan jari tengah, ayat 4 gerakkan jari

manis dan ayat 5 gerakkan jari kelingking.

3. Kemudian hafalkan ayat 6 sampai 10 sambil menggerak-mengerakan

jari-jari tangan kiri sama seperti yang dilakukan oleh tangan kanan.

Ulang-ulang ayat 6 sampai 10 sampai lancar. Kegiatan ini mengikat

ayat 6 sampai dengan ayat 10.

4. Sekarang mengulang menghafal ayat 1 sampai 10 dengan sambil

menggerak-gerakkan jari sesuai dengan dengan nomor ayat yang

dilafazkan, lakukan sampai lancar. Hal ini mengikat ayat1 samapai 10.

Page 33: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

27

5. Lakukan langkah di atas untuk ayat 11-20, ayat 21-30 dan ayat 31-40.

6. Terakhir gabungkan semua ayat (ayat 1 sampai 40) dalam surah

tersebut. Ulang-ulang sampai lancar.

Bila surat tersebut ayat-ayatnya pendek maka kelompok menjadi

10 ayat-10 ayat. Hafalkan per 10 ayat. Bila surahnya berayat panjang-

panjang seperti al-baqarah, Ali’Imran, An Nisa’ dll, maka pecah 10 ayat

menjadi 5 ayat-ayat.

Manfaat dari menghafal dengan sistem potongan ini adalah sebagai

berikut.

1. Ketika muraja’ah kita tidak selalu harus memulai dari awal surat

(ayat 1) sehingga untuk surat yang panjang muraja’ah dapat

dilakukan sepotong-potong di dalam salat kita. Misalnya utuk

setiap rakaat salat kita membaca 10 ayat. Maka ketika Subuh kita

sudah dapat muraja’ah sampai 40 ayat (sunah Subuh 2 rakaat dan

Subuh 2 rakaat). Ini cukup bagus untuk Surah an-Naba’ yang 40

ayat atau untuk surah yang panjang seperti Al-Baqarah, bila

dilakukan 10 ayat untuk setiap rakaat shalat, maka selesai shalat

Isya kita harus muraja’ah 100 ayat! Bila ditambah dengan shalat-

shalat sunah Rawatib maka kita bisa muraja’ah 200 ayat dalam

sehari. Dan bila ditambahkan dengan Shalat Duha dan Tahajjud

kita bila menyelesaikan 286 ayat Al-Baqarah dalam shalat yang

dilakukan sehari semalam.

Page 34: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

28

2. Kita tidak merasa susah muraja’ah karena seakan-akan kita sedang

menghafal surah-surah yang pendek saja. Secara psikologi kita

merasa lebih ringan menghafalnya.

3. Menguatkan secara merata ayat-ayat di seluruh surah. Bukan hanya

ayat-ayat awal surah saja. Ketika memuraja’ah surah-surah yang

panjang dan kemudian terputus oleh kondisi eksternal seperti tamu

datang, telepon berdering, anak menangis, masakan gosong, dan

lain sebagainya, kita masih tetap bisa melanjutkan ayat selanjutkan

setelah kondisi eksternal tertangani, tanpa harus mengulang dari

awal surah. Dengan metode menghafal konvensional maka kita

harus selalu mengulangi mulai dari awal surah lagi. Kondisi-

kondisi seperti ini akan menguatkan hafalan ayat-ayat awal dan

menurunkan kualitas hafalan ayat-ayat akhir.

4. Hafal nomor ayat tanpa kita sadari. Inilah adalah bonus yang

sangat bermanfaat untuk kita.

5. Mengatasi kasus ayat macet. Bila macet satu ayat biasanya akan

berhenti memuraja’ah surah tersebut karena ayat-ayat yang

selanjutnya sangat bergantung pada ayat yang macet (lupa). Tetapi

dengan sistem potong surah ini kita masih tetap dapat terus

memuraja’ah ayat-ayat setelah ayat macet ini. Karena dalam

menghafal sistem ini setiap ayat indenpenden terletak dalam

memori otak kita. Sebuah ayat tidak hanya dikaitkan dengan ayat

Page 35: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

29

yang sebelumnya seperti dalam sistem menghafal kovensional tapi

juga dikaitkan dengan nomornya (yang diingat secara tidak sadar

dengan mengerak-gerakakan jari tangan ketika menghafal).ketika

memori yang terkait dengan ayat yang sebelum terlupakan maka

ada pengait yang lain yaitu nomor surah percaya atau tidak? Anda

tinggal mencoba sistem ini dan merasakan hasilnya!

Melakukan metode ini tak sulit membaca baris-baris di atas. Bila anda

melakukan ini adalah hal yang sangat simple. Metode ini menjadikan kita

santai dan tidak stress dalam memuraja’ah. Karena kita mempunyai petunjuk

(milestonis) dalam surah-surah hafalan kita yaitu ayat 1, 11, 12, 41 dan

seterusnya. Kita akan memuraja’ah ayat-ayat pendek, yaitu 10 ayat saja.

Cobalah anda praktikan dan anda akan terkejut dengan hasilnya. Menurut

bagian penghafal, ada beberapa kaidah yang perlu diperhatikan dalam

menghafal Al-Qur’an. Kaidah-kaidah tersebut adalah:

1. Memilih waktu dan tempat yang tepat dan kondusif

2. Mendahulukan bacaan yang benar (tajwid) atas hafalan.

3. Menggunakan satu jenis mushaf saja, tidak berganti-ganti

4. Melakukan pengulangan yang rutin, waulaupun sedikit dari pada

borongan

Berikut ini dua belas teknik dalam menghafal Al-Qur’an yaitu:

1. Niat ikhlas

Page 36: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

30

2. Memilih waktu dan tempat yang kondusif

3. Gunakanlah satu mushaf

4. Pelajarilah tahsin sebelum menghafal

5. Menghafal Al-Qur’an dengan teratur

6. Memperhatikan tulisan ayat saat menghafal

7. Merasa keagungan Al-Qur’an

8. Teliti ayat mutasyabihat

9. Mencari ustadz

10. Tumbuhkan motivasi dan disiplin

11. Mengamalkan Al-Qur’an

12. Berdo’a kepada Allah swt25

Sesuatu yang berhak dihafal adalah Al-Qur’an, karena Al-Qur’an

adalah Firman Allah, pedoman hidup umat islam, sumber dari segala hukum,

dan bacaan yang Paling sering diulang-ulang oleh manusia. Oleh karenanya,

seseorang penutu ilmu hendaknya meletakan hafalan Al-Qur’an sebagai

prioritas utamanya. Dibawah ini beberapa langkah efektif untuk menghafal

Al-Qur’an yang disebutkan para ulama, diantaranya adalah sebagi berikut:

25

Sabit Alfatoni, Teknik Menghafal Al-Qur’an, (Penerbit: CV. Ghyyas Putra, 2015), hal 38

Page 37: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

31

1. Pertama kali seseorang yang ingin menghafal Al-Quran hendaknya

mengikhlaskan niatnya hanya karena Allah saja. Dengan niat yang

ikhlas, maka Allah akan membantu anda dan menjauhkan anda dari

rasaa malas dan bosan.

2. Hendaknya setelah itu, ia melakukan shalat hajat dengan memohon

kepada Allah agar dimudahkan di dalam menghafal Al-Qur’an. Waktu

shalat hajat ini tidak ditentukan dan do’anya apapun diserahkan

masing-masing pribadi.

3. Memperbanyak do’an untuk menghafal Al-Qur’an.

4. Menentukan salah satu metode untk menghafak Al-Qur’an.

Sebenarnya banyak sekali metode yang bisa digunakan untuk

menghafal Al-Qur’an, masing-masing orang akan mengambil metode

sesuai dengan dirinya.

5. Memperbaiki bacaaan. Sebelum mulai menghafal, hendaknya kita

memperbaiki bacaan Al-Qur’an agar sesuai dengan tajwid.

6. Untuk menunjang agar bacaan baik, hendaknya hafalan yang ada kita

setor kan kepada orang lain, agar orang tersebut membenarkan jika

bacaan salah

7. Faktor lain agar bacaan kita baik dan tidak salah adalah

memperbanyak untuk mendengar kaset-kaset bacaan Al-Qur’an

murattal dari syekh yang mapan dalam bacaannya. Kalau bisa tidak

Page 38: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

32

hanya mendengar sambil mengerjakan perkerjaan lain, akan tetapi

mendengar dengan dan secara teratur.

8. Untuk menguatkan hafalan, hedaknya kita mengulangi halaman yang

sudah kita hafal sesering mungkin, jangan sampai kita sudah merasa

hafal satu halaman, kemudian kita tinggal hafalan tersebut dalam

tempo yang lama, hal ini akan menyebabkan hilangnya hafalan

tersebut.

9. Faktor lain yang menguatkan hafalan adalah menggunakan seluruh

panca indra yang kita miliki. Maksudnya kita menghafal bukan hanya

sekedar mata saja, akan tetapi dibarengi dengan bacaannya dengan

mulut kita, dan kalau perlu kita lanjutkan dengan menulisnya ke dalam

buku atau papan tulis. Ini sangat membantu hafalan seseorang.

10. Menghafal kepada guru. Menghafal Al-Quran kepada seorang guru

yang ahli dan mapan dalam Al-Qur’an adalah sangat diperlukan agar

seseorang bisa menghafal dengan baik dan benar.

11. Mengunakan satu jenis mushaf Al-Qur’an dan jangan sekali-kali

pindah dari satu jenis mushaf kepada yang lainnya.

12. Pililah waktu yang tepat untuk mengahafal, dan ini tergantung kepada

pribadi masing-masing. Akan tetapi dalam suatu hadist yang

diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, bersabada:

“sesungguhnya agama ini mudah, dan tidak ada yang mempersulit diri

dalam agama ini kecuali dia akan capai sendiri, makanya amalkan

Page 39: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

33

agama ini dengan benar, pelan-pelan, dan berilah kabar gembira,

serta gunakan waktu pagi, siang dan malam (untuk mengerjakan)”

(HR.Bukhari)

Dalam hadist di atas disebutkan waktu pagi, siang dan malam,

artinya kiat bisa menggunakan waktu-waktu tersebut untuk menghafal

Al-Qur’an. Sebagai contoh di pagi hari, sehabis shalat subuh sampai

terbitnya matahari, bisa kita gunakan untuk menghafal atau untuk

mengulangi hafalan tersebut, waktu siang siang, habis shalat dzuhur,

waktu sore habis shalat isya atau ketika melakukan shalat tahajut dan

seterusnya.

13. Salah satu waktu yang sangat tepat untuk melakukan pengulangan

hafalan adalah waktu ketika sedang mengerjakan shalat-shalat sunnah,

baik di mesjid maupun dirumah. Hal ini dikarenakan waktu shalat,

seseorang sedang konsentrasi menghadap Allah, dan konsentrasi inilah

yang membantu kita dalam mengulangi hafalan.

14. Salah satu faktor yang mendukung hafalan adalah memperhatikan

ayat-ayat yang serupa (mutasyabih). Biasanya seseorang yang tidak

memperhatikan ayat-ayat yang serupa (mutasyabih), hafalannya akan

tumpang tindih antara satu dengan lainnya.

15. Setelah hafal Al-Qur’an, jangan sampai ditinggal begitu saja. Banyak

dari teman-teman yang sudah menamatkan Al-Qur’an di salah satu

pondok pesantren, setelah keluar dan sibuk dengan studinya yang lebih

tinggi, atau setelah menikah atau sudah sibuk pada suatu pekerjaan, dia

Page 40: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

34

tidak lagi mempunyai program untuk menjaga hafalanya kembali,

sehingga Al-Qur’an yang sudah dihafalnya beberapa tahun di

pesantren akhirnya hanya tinggal kenangan saja. Setelah ditinggal

lama dan sibuk dengan urusannya, ia merasa berat untuk

mengembalikan hafalanya lagi.26

4. Waktu pelaksanaan

Telah di sebutkan beberapa kali di atas waktu menghafal sangat

menentukan dalam proses penghafalan. Jika kita mampu menggunakan waktu

yang tepat, niscaya kita akan cepat hafal dan hafalan kita melekat, berikut ini

waktu yang baik untuk menghafal atau mengulang hafalan Al-Qur’an

1. Ba’da subuh hingga pukul 06.30 karena pada saat itu rasa kantuk

sudah hilang dan pikiran masih segar

2. Waktu istirahat sekolah. Pada waktu ini pikiran juga masih segar

3. Ba’da zuhur

4. Ba’da asar

5. Ba’da magrib

6. Ba’da isya

26 Abu Abdur Rahman Al-Baz Taufiq, Ashal Nigham Li Hifdhi Al-Qur’an, (Kairo, Muktabah

Al-Islamiyah. 2002), cet ke tiga, hal 13

Page 41: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

35

7. Tengah malam ( diatas pukul 10 malam) bertempat di mesjid. Pada

saat ini, suasana sudah tenang

8. Sebelum subuh

Bagi yang memiliki niat untuk menjadi hafidz paling tidak anda

meluangkan waktu kurang lebih 4 jam untuk ndrees ( membaca Al-Qur’an). Jadi

waktu-waktu di atas bukanlah patokan baku dalam menghafal. Dalam menghafal

di perlukan do’a, kedisiplinan, dan keuletan agar sukses dalam menghafal Al-

Qur’an. Kedisiplinan itu dapat kita wujudkan dalam bentuk jadwal yang harus kita

jalani dan target yang harus kita capai dalam kurun waktu tertentu, selain itu

target dapat juga memicu motivasi dalam menghafal Al-Qur’an.27

5. Evaluasi Program tahfidz Al-Qur’an

Evaluasi program adalah evaluasi yang berkaitan erat dengan suatu

program atau kegiatan pendidikan termasuk di antaranya tentang kurukulum,

sumber daya manusia, penyelengarakan program, proyek penelitian dalam suatu

lembaga. Evaluasi sangat penting dilaksanaankan pada setiap program pendidikan

agar bisa dijadikan tolak ukur untuk dan pertimbangan pengambilan keputusan

terkait dengan program. Selain itu evaluasi juga penting dilaksanaakan untuk

mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan pelaksanaan suatu program yang

telah dilaksanaakan.

27 Sabit Alfatoni, Teknik Menghafal Al-Qur’an, (Penerbit: CV. Ghyyas Putra, 2015), hal 40

Page 42: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

36

Dalam pelaksanaan program tahfidz Al-Qur’an perlu diadakan perbaikan

demi perbaikan. Evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang ditunjukan untuk

mengukur keberhasilan program pendidikan. Program adalah rangkaian kegiatan

yang dilakukan bukan hanya satu kali tetapi berkesinambungan. Pelaksanaan

program selalu terjadi didalam sebuah organisasi yang artinya harus melibatkan

sekelompok orang. Tahfidz Qur’an yaitu menghafal Al-Qur’an berasal dari kata

“hafal” yang berarti dapat mengucapkan di luar kepala (tanpa melihat buku

ataupun catatan lain) jadi menghafal adalah berusaha meresapkan ke dalam

pikiran agar senantiasa di hafal.28

Dalam evaluasi pembelajaran tahfidz kita perlu:

1. Memelihara hafalan terbagi atas memelihara hafalan yang belum khatam

dan memelihara hafalan yang sudah khatam.

2. Beberapa upaya dalam melestarikan hafalan. Beberapa upaya melestarikan

hafalan Al-Qur’an yang dicontohkan Rasurullah, para sahabat, dan

beberpa ulam’muta’akhirin

3. Kaidah melakukan muraja’ah, kaidah dalam melakukan muraja’ah bagi

yang belum khatam

a. Apabila hafalan berkisar 1 sampai 10 juz, maka harus melakukan

murajaah semua yang telah dihafal dalam waktu seminggu.

28 Silvia Ulfah, Santi Lisnawati, Evaluasi Program Tahfidz Al-Quran, (Jurnal: Ilmiah

Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Vol 1, No 2 (2017), hal 74

Page 43: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

37

b. Apabila hafalan berkisar antara 10 sampai 15 juz, maka harus

melakukan murajaah semua yang telah dihafal dalam waktu dua

minggu.

c. Apabila hafalan berkisar antara 15 sampai 20 juz, maka harus

melakukan murajaah semua yang telah dihafal dalam waktu tiga

minggu.

d. Apabila hafalan berkisar antara 20 sampai 30 juz, maka harus

melakukan murajaah terhadap semua yang dihafal dalam waktu

sebulan.29

Jadi evaluasi program tahfidz Al-Qur’an adalah kegiatan yang

dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tinggi keberhasilan dari kegiatan

menghafal Al-Qur’an.

B. Pembelajaran secara Daring

Pandemik virus corona yang lebih familiar disebut COVID-19 (corona

virus disease 2019) berdampak pada semua sektor termasuk pendidikan. Hal

tersebut salah satunya ditindak lanjuti oleh Mentri Pendidikan dan Kebudayaaan

Republik Indonesia melalui surat edaran no 4 tahun 2020 yang isinya agar

pelaksanaan proses belajar mengajar dilakukan dari rumah atau yang sering

disebut pembelajaran jarak jauh/daring, guna memutus mata rantai penyebaran

virus corona (Nasional, 200). Kondisi tersebut sangat diuntungkan dengan Era 4.0

29 Iqlima Zahari, Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an Pesantren Nurul Huda Mergosono

Malang,(TA’ALLUM: Jurnal Pendidikan Islam Volume 05, Nomor 01, Juni 2017), Hal 59

Page 44: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

38

yang telah mendekatkan masyarakat dengan teknologi digital. Sehingga dapat

memudahkan fase tranformasi dari konvensional menjadi daring. Hal ini

diperkuatkan oleh penelitian bahwa pemanfaatan internet dan teknologi multi

media dapat memudahkan merombak metode transfer pengetahuan dan dapat

menjadi alternative pembelajaran yang dilaksanakan dalam kelas tradisional.

Sehingga dapat dikatakan bahwa cara atau bentuk pembelajaran yang

memanfaatkan teknologi digital adalah pembelajaran daring yang merupakan

solusi pada kondisi pandemk covid-19 menurut moore, Dickson-deane and galyen

bahwa pembelajaran daring memiliki kekuatan, tanangan dan hambatan

tersendiri.30

Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang mengunakan jaringan

internet dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk

memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran meskipun tidak dapat

dipungkiri bahwa tetap membawa dampak positif maupun negatif. Pembelajaran

daring adalah pembelajaran yang mampu mempertemukan antara guru dan murid

untuk melaksanakan interaksi pembelajaran dengan bantuan internet31

Pembelajaran daring juga memiliki kelebihan mampu menumbuhkan kemandirian

belajar (self requlated learning). Pengunaan aplikasi online mampu meningkatkan

kemandiri belajar. Pembelajaran daring di sini lebih berpusat pada siswa yang

menyebabkan mereka mampu memunculkan tnggung jawab otonomi dalam

30 Sri Gusty dkk, Belajar Mandiri:Pembekajaran Daring di tengah Pandemik Covid-19, (PT:

Yayasan Kita Menulis, 2020), hal 2

31Sri Gusty dkk, Belajar Mandiri:Pembekajaran Daring di tengah Pandemik Covid-19, (PT:

Yayasan Kita Menulis, 2020), hal 2

Page 45: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

39

belajar (learning autounomy). Belajar secara daring dapat meningkatkan minat

siswa.32

C. Penelitian Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Rahmi Novitri (Skripsi IAIN Bukittinggi

2017) pada Mahasiswa IAIN Bukittinggi dengan judul “Pelaksanaan Program

tahfidz Al-Qur’an di Pondok Pesantren Madinatul Munawwarah Bukitinggi”.

Metode penelitian yang dilakukan adalah Penelitian kualitatif dengan

menggunakan metode deskriptif. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan

diketahui tujuan pelaksanaan program tahfidz adalah untuk melahirkan para

hafizh dan hafizah di pondok pesantren madinatul munawarah bukittinggi, waktu

pelaksanaan disediakan selama diluar pembelajaran, yakni setiap pagi jam 07.00-

07-30, setiap hari selasa, rabu dan kamis. Kemudian setelah shalat juma’at sampai

menjelang asar dan tiap dua kali sekali pada malam hari mulai jam 19.00-20-30,

materi program tahfidz yaitu satu juz dalam satu tahun, atau 3 ayat tiap harinya,

dalam menghafal tidak di tentukan metode khusus dalam menghafal dan

diserahkan kepada santri sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing,

sarana dan prasarana disediakan oleh pihak pondok berupa mushola dan Al-

Qur’an dan untuk evaluasinya dilakukan ustad pembina ketika setoran hafalan

dilaksanakan dan setiap akhir semester dengan cara menyetor hafalan secara

keseluruhan kepada ustad atau ustadzah Pembina tahfidz. Hal ini dijadikan bukti

bahwa program tahfidz Al-Qur’an di pondok pesantren madinatul munawarah

32

Ali Sadikin, Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid-19, (BIODIK: Jurnal Ilmiah

Pendidikan Biologi Vol. 06, No. 02 2020), Hal 219

Page 46: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

40

bukittinggi sudah berjalan sesui dengan ketentuan. Meskipun pelaksanaan sudah

berjalan namun masih belum dapat mencapai tujuan secara utuh. Adapun

kendalanya yaitu kurangnya manajemen waktu selama kegiatan, kemudian

kurangnya pengunaan metode selama pelaksanaan program tahfidz selain itu juga

kekurangan dalam evaluasi kegiatan karena evaluasi kegiatan dilakukan hanya

sekali setahun hal ini menyebabkan ayat-ayat yang pernah dihafal santri hilang

begitu saja.

Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Hafidz (Skripsi UIN Raden

Fatah, 2017) pada mahasiswa Palembang, dengan judul skripsi “Pelaksanaan

Program Tahfidz Al-Qur’an di Pondok Pesantren Ar-Rasyidh 13 Ulu Palembang”

Metode penelitian yang dilakukan adalah Penelitian kualitatif dengan

menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan

Program Tahfidz di Pondok Presantren Ar-Riyadh 13 Ulu Palembang telah

berjalan dengan cukup baik, bisa dilihat dari proses hafalan, materi hafalan pada

fase atau kelas, metode yang digunakan, fasilitas yang ada, dan sistem evaluasi

yang telah direncanakan dengan baik. Akan tetapi, pada proses muraja’ah harus

diwajibkan untuk seluruh santri tahfidz dan menambhakan pembimbing dalam

pelaksanaan tahfidz Al-Qur’an.33

Faktor pendukung pendukung meliputi fisik dan psikis yang baik,

dukungan penuh dari pesantren, reward atau piagam, dan fasilitas seperti di

sediakannya kartu menghafal dan ruangan khusus bagi santri tahfidz Al-Qur’an.

33 Rahmi Novitri, Program Tahfidz Al-Qur’an di Pondok Pesantren Madinatul Munawwarah

Bukittinggi, (Skripsi), IAIN BUKITTINGGI, (Bukittinggi, 2017)

Page 47: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

41

Factor penghambat meliputi santri yang merasa malas serta waktu yang cukup

sedikit atau kurang bisa mengelola waktu dikarenakan padanya kegiatan santri di

sekolah umum (Umumiyah), sekolah agama (Diniyah), dan kegiatan-kegiatan

yang ada di asrama di Pondok Pesantren Ar-Riyadhh 13 Ulu Palembang.34

Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Abdul Aziz (Skripsi

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang) dengan Judul “

Pelaksanaan Program Tahfidz Al-Qur’an bagi siswa SD Islam As-Salam Malang”

Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian

deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa program tahfidz Al-

Qur’an SD slam As-Salam Malang mempunyai misi “mencetak siswa/siswi

generasi Al-Qur’an malang yang memiliki kompetensi hafalan 3-4 juz dengan

fasih dan lancar”. Untuk merealisasikan visi, pihak sekolah SD Islam As-Salam

Malang membentuk pelaksanaan program dan menunjukan salah satu guru

sebagai koordinator program tahfidz Al-Qur’an. Model pelaksanan siswa

dikelompokan berdasarkan pencapaian masing-masing dan total ada 17 kelompok

serta waktu kegiatan adalah hari senin hingga sabtu puku 07.00-07.30. Metode

yang digunakan adalah sama’i dan wahdah. Evalusi dilaksanakan setiap dua bulan

dan setiap semester dengan aspek penilaian adalah kelancaran. Fashohah, tajwid

dan sikap serta hasil yang baik. Kedua faktor-faktor yang mempengaruhi

pelaksanaan tahfidz Al-Qur’an dapat dikelompokan menjadi dua bagian yaitu

pendukung dan penghambat. Faktor-faktor pendukung pelaksanaan program

34 Muhammad Hafidz, Pelaksanaan Program Tahfidz Al-Qur’an di Pondok, (skripsi), UIN

Raden Fatah, (Palembang, 2017).

Page 48: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

42

tahfidz meliputi visi misi program tahfidz Al-Qur’an, guru, dukungan dari orang

tua, program Ummi, sedangkan faktor penghambat pelaksanaan program tahfidz

Al-Qur’an meliputi tingkat kecerdasan dan kerja sama dengan orang tua.35

D. Kerangka berfikir

Kerangka pemikiran ini dilihat dari latar belakang masalah yang telah

dijelaskan sebelumnya. Dalam hal ini digambarkan bagaimana pelaksanaan

program tahfidz Al-Qur’an di SMA Islam Al-Islah Bukittinggi untuk lebih

jelasnya akan dikemukakan kerangka fikir dalam penelitian yang digambarkan

seperti yang dibawah.

35

Muhammad Abdul Aziz, Pelaksanaan Pogram Tahfidz Al-Qur’an bagi siswa SD Islam As-

Salam Malang, (Skripsi), Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, (Malang,

2016)

Page 49: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelian ini menggunakan penelitian lapangan (filed research) bersifat

deskriptif kualitatif, yaitu mengambarkan kejadian-kejadian yang terjadi

dilapangan sesuai dengan data dan informasi yang diperoleh atau penelitan

berusaha mengumpulkan data-data, menyajikan data, menganalisis data dan

mengambarkan pemecahan masalah yang ada.36

Penelitian kualitatif menurut

Bogdan dan taylor dalam buku morgono menyatakan bahwa penelitian kualitatif

merupakan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati.37

Metode penelitian kualitatif didefinisikan sebagai metode penelitian ilmu-

ilmu social yang mengumpulkan dan menganalisis data berupa kata-kata (lisan

maupun tulisan) dan perbuatan-perbuatan manusia serta peneliti tidak berusaha

menghitung atau mengkuantitatifkan data kualitatif yang telah di peroleh dan

dengan demikian tidak menganalisis angka-angka. Seperti yang akan dibahas

panjang lebar, akan tetapi data yang dianalisis dalam penelitian kualitatif adalah

kata-kata dan perbuatan-perbuatan manusia.38

36 Lexy J, Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995),

hal 3.

37 Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta:Rineka Cipta, 2007), hal 36

38Afrizal, Metode Penelitian Kuallitatif Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian

Kualitatif dalam berbagai Disiplin Ilmu, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014), cet ke-1.

Page 50: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

44

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa penelitian deskriptif kulitatif

adalah penelitian yang datanya berupa perkataan dan perbuatan manusia dan

kemudian nantinya hal tersebut akan dianalisis oleh penulis untuk menjadi sebuah

hasil penelitian.

Dalam penelitian ini penulis akan mengambarkan bagaimana pelaksanaan

program tahfidz Al-Qur’an secara daring pada masak covid-19 di SMA Islam Al-

Ishlah Bukittinggi dan penulis terlibat langsung dengan penelitian ini dari awal

hingga akhir.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Islam Al-Ishlah Bukittinggi, penelitian

ini dilaksanakan dengan melihat langsung ke lokasi untuk mendapatkan data-data

penelitian. Untuk itu penulis untuk mengetahui bahwa di SMA Al-Ishlah

Bukittinggi ini di laksanakan program tahfidz Al-Qur’an oleh karena itu penulis

ingin mengetahui pelaksanaannya.

C. Informan Penelitian

Dalam sebuah penelitian, subjek penelitian memiliki peran yang sangat

strategis karena pada subjek penelitian, itulah data tentang variable yng peneliti

aka diamati. Pada penelitian kualitatif, subjek penelitian disebut dengan istilah

informan,yaitu orang memberikan informasi tentang data yang di inginkan

peneliti berkait dengan penelitian yang sedang dilaksanakannya. Subjek penelitian

dalam penelitian ini adalah informan yang dapat memberikan informasi tentang

kondisi yang akan diteliti.

Page 51: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

45

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi

tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Adapun yang menjadi informan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Informan kunci adalah informan yang merupakan

data inti. Adapun informan kunci dalam penelitian ini adalah guru

tahfizh dan siswa.

2. Informan pendukung adalah informan tambahan, informan pendukung

ada setelah adanya informan kunci. Yang menjadi informan

pendukung dalam penelitian ini adalah ustad dan ustazah bidang studi

lainya.

D. Teknik Mengumpulkan Data

Untuk mencari dan mengumpulkan data penulis melakukan beberapa

teknik yaitu:

1. Wawancara adalah teknik mengumpulkan data yang mana peneliti

mengumpulkan data dengan cara melakukan Tanya jawab secara lisan

dengan informan penelitian.39

Wawancara dilakukan untuk

mendukung data yang diperoleh melalui observasi, jadi wawancara

ditunjukan pada Pembina program tahfizh Al-Qur’an, ustad dan

ustazah bidang studi dan seluruh siswa. Petanyaan diajukan dalam

39 Rahmahidayati Sari, Metodelogi Penelitan, (Bukittinggi: Suci Percetakan & Photocopy,

2018), hal 31.

Page 52: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

46

wawancara itu sudah disiapkan dan sudah dilengkapi dengan

instrumennya.

Sedangkan wawancara yang penulis maksud disini adalah

penulis mengadakan komunikasi secara langsung dengan ustad dan

ustazah dan siswa. Teknik wawancara yang penulis lakukan adalah

wawancara terbuka yaitu wawancara yang mengunakan seperangkat

peralatan dalam pedoman wawancara. Pedoman wawancara berfungsi

sebagai pengendali agar proses wawancara tidak kehilangan arah.

2. Observasi merupakan suatu kegiatan yang meliputi pencatatan secara

sistematik kejadian-kejadian, prilaku, objek-objek yang dilihat dan hal-

hal lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang

dilakukan.40

Dalam hal ini, penulis melakukan pengamatan langsung

terhadap kegiatan tahfizh Al-Quran, mulai dari persiapan sebelum

kegiatan tahfizh dimulai, proses penghafal, dan proses penyetoran hasil

hafalan. Disini penulis melihat atau mengamati tentang bagaimana

pelaksanaan Program Tahfidz Al-Qur’an di SMA Islam Al-Ishlah

Bukittinggi.

3. Dokumentasi

Cara lain untuk memperoleh data dari responden adalah menggunakan

tenik dokumentasi. Pada teknik ini peneliti dimungkinkan memperoleh

informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang

40 Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Penertbit

Graha Ilmu, 2006), hal 224.

Page 53: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

47

ada pada responden atau tempat dimana responden bertempat tinggal

atau melakukan kegiatan sehari-harinya.41

E. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan dari awal penelitian

dan selama proses penelitian dilaksanakan dengan menggunakan proses berfikir

induktif, dalam artian data kualitatif bertitik tolak dari data yang berkumpul

melalui wawancara dan obserasi kemudian dikumpulkan untuk diolah secara

sistematis.42

Langkah-langkah analisis data penelitian kualitatif sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan [erhatian

pada penyerderhanaan, pengabstrakan transformasi data asar yang

muncul dari catatan tulisan lapangan (fiel not) dimana reduksi data

berlangsung secara terus menerus selama penelitian yang berorientasi

kualitatif berlangsung.43

Data yang telah terkumpul dari lokasi

penelitian kemudian dilakukan proses pengeditan, dirangkum,

disederhanaan dan dipilih yang menjadi pokok sesui dengan

pelaksanaan program tahfidz Al-Qur’an

2. Display Data atau Penyajian Data

41 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Karya Praktisnya,

(Yogyakarta: Bumi Aksara, 2013), hal 81.

42Mattew B. Milles, A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitataif, Terjemahan Rohendi

Rohadi, (Universitas Indonesia), hal 16.

43Anis Fuad, Panduan Praktis Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), hal 63.

Page 54: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

48

Display data atau penyajian data dimaksudkan agar dapat

mempermudah penelitian untuk dapat melihat secara keseluruhan atau

bagian-bagian tertentu dari data penelitian.

3. Verifikasi Data atau Penarikan Kesimpulan

Pada penelitian kualitatif, verifikasi data dilakukan secara terus

menerus sepanjang proses penelitian dilakukan sampai mendapat data

jenuh, sehingga dapat diambil kesimpulan akhir yang didukung oleh

bukti-bukti valid dan konsisten.

F. Teknik Penjaminan Keabsahan Data

Untuk melihat keabsahan data kulitatif dapat dilakukan dengan teknik

triangulasi data. Triangulasi data yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data dengan

Triangulasi sumber data adalah mengenali kebenaran informasi tertentu melalui

berbagai kebenaran informasi tertentu melalui berbagai metode dan sumber yang

perolehan data. Misalnya selain melaui wawancara dan observasi, peneliti bisa

mengunakan observasi terlibat, dokumentasi tertulis, arsip, dokumen sejarah,

catatan resmi, catatan atau tulisan pribadi dan gambar atau foto. Tentu akan

menghasilakn bukti atau data yang berbeda, yang selanjutnya akan memberikan

pandangan (insights) yang berbeda pula mengenai fenomena yang ditelilti.

Berbagai pandangan itu akan melahirkan keluasan pengetahuan untuk

memperoleh kebenaran yang handal.

Page 55: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Latar Belakang Sekolah.

1. Latar Belakang

Undang-undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, dalam Ketentuan Umum Pasal 1 dijelaskan

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, sera

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Di zaman sekarang pendidikan adalah faktor utama yang

menentukan eksksistensi seseorang di tengah lingkungan masyarakat. Di era

globalisasi keberadaan seseorang dipengaruhi oleh daya saing dan kualitas

pendidikannya. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang

mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didasarkan pada nilai-nilai agama

Islam. Untuk itu program pendidikan harus didukung dan dirancang

berdasarkan tuntunan Islam dan penerapan iptek yang up date dan

berkelanjutan.

Untuk mewujudkan hal di atas Yayasan Pendidikan Islam Al Ishlah

mendambakan sekolah baru untuk tingkatan SLTA dengan berusaha

Page 56: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

50

mengemas dan menyajikan pendidikan umum berbasis agama Islam dan

didukung perkembangan iptek.

Hal lain yang melatarbelakangi pendirian SLTA ini adalah

keinginan orang tua wali murid siswa SMP Islam Al Ishlah serta masyarakat

sekitar untuk melanjutkan dan meningkatkan hafalan ayat Al Quran (tahfizh)

anak-anak mereka yang sudah dilaksanakan di SMP Islam Al Ishlah. Hal ini

sangat mendukung terhadap program yang dirancang di SMA Islam Al

Ishlah, lulusan SMA Islam Al Ishlah nantinya diharapkan mampu

menamatkan hafalan ayat Al Quran mereka sampai tujuh juz. karena selama

di SMP Islam Al Ishlah mereka sudah dilatih untuk menamatkan 4,5 juz.

Harapan besar lainnya dari orang tua atau masyarakat sekitar adalah

program pelaksanaan Ibadah (shalat dhuha, shalat zuhur dan shalat asyar

berjamaah) serta aplikasi kegiatan ibadah lainnya tidak terputus begitu saja

setelah menamatkan pembelajaran dari SMA Islam Al Ishlah. Mudah -

mudahan anak shaleh yang berakhlakul karimah yang cerdas religi, cerdas

emosi, dan cerdas intelegensi bisa diwujudkan.

Disamping itu sebagai sebuah lembaga pendikan Islam, YPI Al

Ishlah juga merasa bertanggung jawab untuk meminimalisir degradasi

moral generasi muda Islam dengan berusaha menanamkan dan membiasakan

aplikasi nilai-nilai aqidah Islam dalam kehidupan sehari-hari khususnya

generasi muda melalui lembaga SMA Islam.

Page 57: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

51

2. Tujuan

Secara garis besar tujuan utama pendirian SMA Islam Al Ishlah ini

adalah:

1. Mewujudkan tamatan yang hafizh Alquran minimal tujuh juz .

2. Memberikan dan mengembangkan ajaran Syariat Islam berdasarkan

Al Quran dan sunnah Rasul

3. Membangun dan mengembangkan lembaga pendidikan yang

bercirikan Islam yang unggul dan bermartabat, amanah, jujur, adil

dan tegas sehingga bisa menjadi lembaga pendidikan teladan yang

baik.

4. Menyeimbangkan pengetahuan dan pengembangan dibidang imtaq

dan iptek.

3. Visi dan Misi SMA Islam Al Ishlah

a. Visi

Mewujudkan insan Islami berakhlakul karimah berkompetitif global

b. Misi

1. Melaksanakan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari

2. Mengembangkan pendidikan yang bertumpu pada nilai dasar

imtaq dan perkembagan iptek

3. Melaksanakan dan mengembangkan pembelajaran PAIKEM (

praktis, aktif, inovatif, krfeatif, efektif, mandiri ) untuk

mengembangkan potensi peserta didik

4. Menumbuhkan semangat berprestasi pada seluruh warga sekolah

Page 58: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

52

4. Input

Input siswa SMA Islam Al Ishlah yang diharapkan adalah siswa SMP

Islam Al Ishlah dan siswa SMP/Mts Negeri dan Swasta yang ada di Kota

Bukittinggi, Agam dan sekitarnya atau daerah lain yang sesuai dengan kriteria

yang ditetapkan

5. Profil Sekolah

1) Profil SMA Islam Al Ishlah

Dengan harapan untuk mewujudkan lulusan yang mampu

menamatkan sampai tujuh juz dan mampu mewujudkan generasi

muda yang berakhlakul karimah SMA Islam Al Ishlah berusaha

mengembangkan pendidikan berbasis imtaq dan iptek dengan

berpedoman kepada delapan Standar Nasional Pendidikan (8 SNP).

Data Sekolah :

NPSN : 69978819

Alamat : Jl. Mr Assaat No. 52 B Banto Darano

Kelurahan : Campago Guguak Bulek

Kecamatan : Mandiangin Koto Selayan

Kota : Bukittinggi

Provinsi : Sumatera Barat

Telepon : 0752-625501

Kepala Sekolah : Refliza, S.Ag

Tahun Berdiri : 2018

Luas Tanah : 5.302 m

Luas Bangunan : 1500 m

Kepemilikan : Yayasan

Page 59: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

53

2) Tujuan SMA Islam AL Ishlah

a) Tujuan jangka pendek (1tahun)

1. Melengkapi dokumen kurikulum 2017-2018

2. Memadukan pelaksanaan kurikulum Nasional dan kurikulum

progsus

3. Melaksanakan PBM yang berbasis imtaq dan iptek

4. Melengkapi sarana prasarana penunjang administrasi sekolah

dan PBM pendidikan seperti ruang kelas, ruang labor, ruang

olahraga dan lain-lain

5. Menanamkan dan melaksanakan nilai ajaran agama Islam

dalam kehidupan sehari-hari

6. Menanamkan dan membiasakan aplikasi nilai-nilai karakter

bangsa dalam kehidupan sehari-hari.

7. Menanamkan rasa percaya diri kepada siswa bahwa mereka

mampu bersaing secara sehat.

b) Jangka menengah (4 tahun)

1. Mewujudkan pelaksanaan visi misi secara terpadu dan

kontinu

2. Melaksanakan PBM yang berpedoman pada eksplorasi

kompetensi kognitif siswa melalui pendekatan yang

Discovery Learning dan Inkuiri Learning

3. Melaksanakan pengembangan komptetensi siswa (OSN,

O2SN, FL2SN) dan bidang lainnya.

Page 60: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

54

4. Mengembangkan kegiatan ekskul yang bermanfaat bagi

perkembangan

kecerdasan religi, kecerdasan emosional dan kecerdasan

sosial siswa.

5. Menamatkan siswa dengan nilai mata pelajaran minimal 6.00

dengan nilai rata-rata 6.5.

6. Menamatkan siswa yang hafiz Al Quran khusus dari SMP

Islam Al Ishlah minimal tujuh juz dan dan dari SMP/MTs

lainnya 3.5 Juz dan diterima di perguruan tinggi yang ada di

Indonesia melalui jalur tahfizh.

7. Melengkapi sarana administrasi yang belum memenuhi

standar minimal Nasional Pendidikan.

8. Menjadikan lingkungan sekolah sebagai lingkungan yang

memberikan rasa nyaman kepada semua warga sekolah.

c. Jangka Panjang (> 8 tahun)

1. Melaksanakan PBM berbasis ICT

2. Mampu menamatkan siswa yang diterima di perguruan tinggi

favorit melalui jalur tahfizh,

3. Mampu berprestasi untuk tingkat kota, provinsi, dan nasional.

4. Pengelolaan manajemen sistematika informasi berbasis ICT

5. Terpenuhinya sarana prasarana yang menunjang dalam PBM

Page 61: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

55

3) Kurikulum

Dalam pelaksanaan Proses belajar SMA Islam YPI AI Ishlah

menggunakan K13 karena tenaga pengajar di SMA Islam Al Ishlah

adalah guru-guru SMP Islam Al Ishlah yang sudah mengikuti

pelatihan K13 didukung dengan input yang juga sudah mengikuti

K13 dalam proses belajar mengajar.

4) Sarana dan Prasarana

Dalam penunjang kegiatan belajar mengajar SMA Islam AL-Ishlah

Bukittinggi Berdiri di atas tanah seluas 926 M2 SMA Islam Al Ishlah

memiliki sarana dan prasarana penunjang pendidikan berupa:

1. Gedung

Gedung di SMA Islam Al-Islah BUKITTINGGI

No Ruang Jumlah Kondisi

1 Ruang kepala sekolah 1 Baik

2. Ruang tata usaha 1 Baik

3. Ruang kelas 4 Baik

4. Ruang labor IPA 1 Baik

5. Ruang perpustakaan 1 Baik

6. Ruang BK 1 Baik

7. Ruang ibadah 1 Baik

8. Kantin 1 Baik

9. Sarana olah raga 1 Baik

Page 62: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

56

5) Struktur Organisasi SMA Islam Al Ishlah

N

o

Nama Jabatan

Keterang

an

1 H. Surya Sofyan Ketua YPI Al Ishlah

2 H. Sumaryono Pembina YPI Al Ishlah

3 Hj. Zulhelmi, SE.MM Pembina YPI Al Ishlah

4 Refliza, S.Ag Kepala Sekolah

5 Mira Rahmi Wati, S.Pd Wakil Kepala Sekolah

6 Teta Andini, S.Pd Wakil Kepala Sekolah

7 Zainal Arifin, S.Pd Kepala Tata Usaha

8 Yuliana Tata Usaha

6) Tenaga Pendidik SMA Al Ishlah

1. Program Umum

N

o Nama guru

Kualifikasi

Jurusan

Mata

Pelajaran

Telah

mengikuti

pelatihan K13

1. Teta Andini,

S.Pd

S1 B.

Indonseia

B.

Indonesia

Belum Pelatihan

2.

Arif

Budiman,

S.Pd

SI Pend.

Sejarah Sejarah

Belum Pelatihan

3. Malfiyolla,

S.Pd S1 Geografi Geografi

Sudah Pelatihan

4.

Fitri

Martius,

S.Pd

S1 B.

Inggris B. Inggris

Sudah Pelatihan

5. Gusriandi,

S.Pd

S1 Seni

Budaya

Seni

Budaya

Belum Pelatihan

Page 63: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

57

6. Dian Eka

Putra, S.Pd S1 PJOK PJOK

Sudah Pelatihan

7. Zulfikar,

S.Pd, Gr S1 Ekononi Ekonomi

Sudah Pelatihan

8. Zulfikar,

S.Pd, Gr S1 Ekononi PKWU

Sudah Pelatihan

9. Riri Putri

Yanni, S,Pd

S1

Matematika

Matematik

a

Belum Pelatihan

10

Dian

Lestari,

S.Pd, M.Pd

S1 Fisika Fisika

Sudah Pelatihan

11 Rita Sari,

S.Pd S1 Sosiologi PKn

Belum Pelatihan

12 Rita Sari,

S.Pd SI Sosiologi Sosiologi

Belum Pelatihan

13

Geni

Yolanda,

S.Pd

S1 Kimia Kimia

Sudah Pelatihan

14 Meri

Susana, S.Pd S1 Biologi Biologi

Sudah Pelatihan

2. Program Khusus

No Nama guru Kualifikasi

Jurusan

Mata

Pelajar

an

Telah

mengikuti

pelatihan

K13

1 Zatul Fadhilah,

S.PdI

S1 Ped.

Agama Islam Tahfidz

Sudah

Pelatihan

2 Nia Mahesa

Agustia, S.PdI

S1 Ped.

Agama Islam Agama

Belum

Pelatihan

3 Ihsan Junaidi,

S.Pd

S1 Pend.

Bahasa Arab

Bahasa

Arab

Sudah

Pelatihan

7) Peserta didik untuk Tahun Pelajaran 2018/2019

Kelas X : Putra : 11 orang

Page 64: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

58

Putri : 14 orang

Kelas XI : Putra : 5 Orang

Putri : 14 orang

8) Prestasi peserta didik

No Tahun Presta

si

Jenis

Kegiatan

Nama Tingkat Ket

1 2018 Juara I MTQ Putri Sri Rahmi

Maulidya

Provinsi

Sumbar

Piala

2 2018 Juara

III

MTQ Putri Sri Rahmi

Maulidya

Provinsi

Sumbar

Piala

3 2018 Juara I MTQ Putri Sri Rahmi

Maulidya

Provinsi

Sumbar

Piala

4 2018 Juara I Musabaqah

Hizfil Quran

Sri Rahmi

Maulidya

Provinsi

Sumbar

Piala

5 2019 Juara II Lomba O2SN

Cabang Bulu

Tangkis

Alfahriza

Luthfi Amri

Kota

Bukittinggi

Piagam

6 2019 Juara I MTQ Putri Sri Rahmi

Maulidya

Provinsi

Sumbar

Piala

9) Sumber Dana

Untuk mendukung biaya operasional SMA Islam Al Ishlah

semua anggaran dibebankan kepada anggaran Yayasan Pendidikan

Islam Al Ishlah Bukittinggi dan bantuan dari donatur.

6. Penutup

Untuk mewujudkan keinginan orang tua dan masyarakat serta

tanggung jawab Yayasan Pendidikan Islam Al Ishlah Bukittinggi terhadap

perwujudan generasi muda yang berakhlakul karimah melalalui lembaga

pendidikan, maka dipandang perlu untuk mendirikan jenjang pendidikan

Page 65: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

59

SMA Islam Al Ishlah. Masa yang akan datang dengan bantuan moril dan

materil dari pihak terkait, seiring berjalannya waktu SMA Islam Al Ishlah

berusaha untuk mewujudkan keinginan tersebut.

Kami sadar sebagai sekolah baru tentu kami sangat membutuhkan

dukungan dari pihak-pihak terkait, terutama Dinas Pendidikan Provinsi

Sumatera Barat, Yayasan Pendidikan Islam Al Ishlah, dan masyarakat

sekitar.

Dukungan tersebut akan memberikan banyak manfaat yang cukup

signifikan demi kelanjutan SMA Islam YPI ini nantinya.

B. Hasil Wawancara Penelitian

A. Pelaksanaan Program Tahfidz Al-Qur’an

1. Program Tahfidz Al-Qur’an

Program tahfidz di SMA Islam Al-Ishlah Bukittinggi adalah salah

satu program yang dijadikan program khusus pembelajaran di SMA Al-

Ishlah Bukittinggi, selain itu sebagai menyalurkan minat para siswa.

program tahfidz memberikan manfaat yang sangat besar karena tujuan

utamanya mengajarkan membaca Al-Qur’an dengan baik sesuai dengan

tajwidnya, mencintai serta menyanyangi Al-Qur’an dengan baik membaca

maupun mendengarkannya.

Maka dengan adanya program tahfidz Al-Qur’an ini para siswa

sangat terbantu untuk melanjutkan dan menjaga hafalan yang sudah ada.

Selain itu dilaksanakannya program Tahfidz Al-Qur’an ini, bertujuan

untuk yang pertama, menamkan nilai-nilai Qur’ani, agar dapat menghafal

Page 66: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

60

atau membaca Al-Qur’an. Kedua, agar membiasakan suasana Qur’an

dalam hidup ini. Tujuan program tahfidz di SMA Islam Al-Ishlah ini

sudah jelas dan hampir seluruh siswa mengetahui dan merasakan tujuan

dilaksanakannya program Tahfidz Al-Qur’an ini.

Program tahfidz ini berdiri pada awal berdirinya SMA Islam Al-

Ishlah sejak tahun 2018 hal ini disampaikan oleh guru tahfidz sebagai

berikut

“Berdirinya program tahfidz itu sejak tahun 2018 awalnya

berdirinya SMA ini hingga sekarang masih berjalan dengan lancar

sampai sekarang”44

Latar belakang terbentuknya program tahfidz ialah keinginan orang

tua wali murid siswa SMP Islam Al-Ishlah serta masyarkat sekitar untuk

melanjutkan dan meningkatkan hafalan ayat Al-Qur’an (tahfidz) anak-

anak mereka yang sudah dilaksanakan di SMP Islam Al-Ishlah. Hal ini

sangat mendukung terhadap program yang dirancang di SMA Islam Al-

Ishlah. Lulus SMA Islam Al-Ishlah nantinya diharapkan mampu

menamatkan hafalan ayat Al-Qur’an mereka sampai tujuh juz. Menurut

guru tahfidz ialah:

“Melihat anak-anak yang cenderung untuk menghafal Al-Qur’an

sebab di SMA Al Ishlah pada dasarnya dari SMP Al-Ishlah yang

sudah di bekali hafalan Al-Qur’an, akan tetapi di SMA Islam Al-

Ishlah siswanya berasal dari sekolah negeri untuk itu program

tahfidz agar membentuk siswa yang berakhlakul kharimah dan

44 Zaatul Faadhilah, S.Pd.I, Guru Tahfidz, Wawawancara langsuang, tanggal 24 Oktober

2020.

Page 67: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

61

memiliki ke pribadian yang baik, pada akhirnya dijadikan tahfidz

ini sebagai program khusus.”45

Hal ini juga di ungkapkan siswa yang mengatakan bahwa:

“Pertama kali emang agak susah mengikuti tahfidz ini, karena saya

bukan dari sekolah MTsN tetapi sekolah Negeri yang belum

terbiasa dengan hafalan dan belum terbiasa menghafal Al-Qur’an

karena program ini merupakan suatu kewajiban, jadi saya berusaha

untuk menghafal, Alhamdulillah berkat kegigihan saya dan di

bimbing oleh guru tahfidz diberi motivasi sampai bisa membaca

Al-Qu’an dengan baik yang sesuai dengan tajwid.”46

Jadi dilaksanakan program ini merupakan salah satu upaya dan

bentuk kesadaran untuk melestarian Al-Qur’an dan demi mencapainya

tujuan hafidz Al-Qur’an, di sini diwajibkan semua siswa untuk

mengikutinya karena di SMA Al-Qur’an di jadikan pembelajaran

khususnya disekolah. Di dalam program ini maksud untuk

mengembangkan kemampuan, kecerdasan, keterampilan dan sikap yang

baik.

2. Metode Tahfidz

Metode merupakan suatu cara penting untuk mencapai suatu

keberhasilan. Oleh karena itu pemilihan metode yang teramat sesuai

dengan situasi dan kondisi siswa harus diperhatikan. Pengunaan metode

yang tepat dalam proses menghafal Al-Qur’an memudah siswa dalam

menghafal Al-Qur’an. Setiap siswa memiliki cara tersendiri dalam

menghafal, bahkan ada beberapa siswa memadukan beberapa metode,

45

Zaatul Faadhilah, S.Pd.I, Wawawancara langsuang, tanggal 24 Oktober 2020.

46 Muhammad Abid Saputra, wawancara Pribadi, pada tangal 24 oktober 2020

Page 68: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

62

sehingga siswa mudah mengingat apa yang telah dihafalnya. Mengunakan

metode dalam menghafal sesuai dengan kebutuhan siswa masing- masing

sesuai dengan pernyataan siswa:

“Pembimbing tahfidz mengajarkan metode dalam menghafal yang

pertama ayat yang mau dihafal dibaca dulu dan diperhatikan

makharijul huruf dan tajwid perkata lalu dihafal, ada juga membaca

ayat berulang-ulang kali dan mengingatnya baru menghafalnya”

Siswa ini juga mengatakan sebagai berikut:

“ Sebenarnya masalah metode dikembalikan kepada diri masing

masing namun bagi saya menghafal perhari jadi sehari itu

ditargetkan paling tidak dalam sehari kan ada 5 waktu shalat

diusahakan dalam lima waktu shalat sedapatnya 25 ayat atau satu

surah tapi tergantung panjang ayat dalam satu surat apakah satu

surat ayatnya panjang-panjang maka waktu menghafal pun jadi

lama”47

Selain metode diatas, ada juga mengunakan metode taqrir pada

waktu luang seperti istirahat dan pada waktu di pagi sebelum pembelajaran

yang disebutkan oleh siswa :

“Sebelum bel berbunyi di situlah saya mengulang-ulang hafalan,

pada saat bel berbunyi kami masuk ke ruangan masing masing dan

mengulang-ulang hafalan di dampingi oleh walikelas masing-

masing dan di setorkan kembali ke wali kelas tapi dalam keadaan

covid-19 sekarang mengulang-ulang hafalan dilakukan dirumah

bersama orang tua tapi tetap di setor ke walikelas masing-masing

melalui pesan suara atau di telepon langsung”48

Ada juga menurut siswa lain ialah:

“Dalam mengunakan metode dalam menghafal saya menggunakan

pancra indra saya mulai dari telingan dan mulut, dalam memilih

47 Hariza Humaira, Wawancara pribadi, Pada tangal 24 Oktober 2020

48 Muhammad Abid Saputra, wawancara siswa, Pada tangal 24 oktober 2020

Page 69: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

63

metode menghafal Al-Qur’an saya menghidupkan murottal Al-

Qur’an sebagai pembantu dalam menghafal”49

Dilihat dari penjelasan temuan pada bagian metode Tahfiz Al-

Quran, maka secara spesifik pembelajaran Tahfizh Al-Quran dilakukan

dengan sistem taqrir yaitu mengulang-ulang, tasmi’ yaitu mendengarkan

dan memperdengarkan hafalan. Metode tahfizh Al-Quran yang dilakukan

dilakukan mengacu kepada penekanan terhadap kelancaran bacaan.

Menurut guru tahfidz ustadzah Zaatul faadhilah, S.Pd.I sebagai

berikut:

“Dalam memahami mengenai metode menghafal Al-Qur’an ada

mengunakan Talaqqi, muraja’ah, tasmi’ dan masih banyak lagi,

sebelumnya ustadzah tidak mengharuskan untuk menentukan

metode yang tepat dalam menghafal Al-Qur’an bagi siswa, karena

dilihat dari situasi dan kondisi anak dalam menghafal sebagian bagi

anak mempunyai kemampuan yang lebih maka dimintak untuk

mengulang-ulang hafalannya dan menyetor hafalan hafalan

sebanyak 5 halaman dan mencari hari lain untuk melakukan

tasmi’(1 juz) lebih kurang satu halaman.”

Di SMA Al-Ishlah Bukitinggi pada dasarnya mengunakan metode

talaqqi dalam pembelajaran tahfidz. Dimana peserta didik membaca ayat

yang akan dihafalkan terlebih dahulu dengan tajwid yang tepat di cara

menghafal Al-Qur’an dilakukan dengan cara menyetorkan atau

mendengarkan hafalan ayat yang baru dihafal kepada teman yang lain.

setelah itu siswa menghafalkan ayat tersebut secara berulang-ulang,

peserta didik di beri waktu untuk untuk menghafal dan mempelancar

sebelum menyetor kepada guru tahfidz.

49

Farhan Toriq, wawancara siswa, Pada tanggal 28 Oktober 2020

Page 70: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

64

Untuk menentukan metode yang lebih efektif digunakan guru

tahfidz tidak bisa menentukan metodenya karena setiap orang bisa

menggunaan metode yang berbeda-beda dalam menghafal Al-Qur’an.

Selain itu program tahfidz mengulang hafalannya pada sebelum

pembelajaran dimulai dan waktu istirahat untuk menjaga hafalan

bagaimana disampaikan oleh guru tahfidz:

“ untuk menjaga hafalannya tetap lengket dan ingat anak anak di

suruh mengulang hafalannya baik itu di rumah bisa dengan

mengulang hafalannya ke orang tua atau akak yang membantu

dalam melihat hafalan sejauh mana hafalannya kalau disekolah bisa

saling menyetor dengan teman sebangku.”50

Dan juga dijelaskan oleh ustadzah fadil bahwa metode yang biasa

di pakai dalam hafalan adalah setor satu persatu sebagi berikut

“Metode menghafal kita ada beberapa, yang paling biasa itu setoran

anak itu menghafal datang ke kita untuk di setoran hafalan dalam

keadaan sekarang melakukan dengan cara microsoft office 765

anak hadir di dalam pembelajaran kita supaya anak bisa

mendengarkan temannya dalam menyetor hafalan”.51

Berdasarkan penjelasan di atas di simpulkan bahwa metode yang

digunakan untuk siswa untuk menghafal adalah menghafal perayat dan

perhalaman dan untuk program tahfidz mengunakan metode setor

(perorang) yaitu siswa memperdengarkan hafalnya didepan guru tahfidz

dan memurojaah (bersam-sama) yaitu siswa membaca surat atau ayat yang

diperintahkah guru tahfidz. Dalam proses penyetoran hafalan, siswa

diharapkan menyetorkan hafalan tiap harinya hanya sebanyak 4-5 baris.

50 Zaatul Faadhilah, S.Pd.I, Guru Tahfidz, Wawawancara langsuang, tanggal 24 Oktober

2020.

51 Zaatul Faadhilah, S.Pd.I, Guru Tahfidz, Wawawancara langsuang, tanggal 24 Oktober

2020.

Page 71: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

65

Jika siswa tidak menyetor hafalan sehari maka siswa diwajibkan menyetor

hafalan secara doble pada hari berikutnya. Pada kenyataannya siswa tidak

selalu menyetor hafalan setiap harinya.

3. Strategi menghafal

Dalam strategi adanya usaha untuk memperoleh kesuksesan dan

keberhasilan dalam mencapai tujuan, strategi mengacu pada prilaku dan

pola berfikir yang digunakan siswa apa yang di pelajari termasuk proses

memori dan mekakonegtif. Jadi strategi lebih berkenankan dengan pola

umum dan prosedure, sedangkan desain lebih menunjukan kepada

merencanakan suatu sistem setelah ditetapkan suatu strategi tertentu.

Dalam hal ini strategi menghafal Al-Qur’an berarti cara yang digunakan

untuk menghafal Al-Qur’an hingga sesuai dengan targer dan melebihi

target hafalan. Untuk menentukan hafalan yang baik, lancar dan maksimal

kondisi yang diharapkan dari seorang guru tahfidz ialah dalam

wawancaranya ialah:

“Dalam menentukan kondisi yang dalam menghafal Al-Qur’an

sebaiknya pikiran harus tenang dan suasananya nyaman kalau tidak

seperti itu maka hafalan yang dihafal tidak sesuai dengan keingin

seperti tercampurnya ayat demi ayat yang lain ketika menghafal”52

Seterusnya penulis juga melakukan wawancara Siswa dia

mengatakan bahwa:

52

Zaatul Faadhilah, S.Pd.I, Guru Tahfidz, Wawawancara langsuang, tanggal 24 Oktober

2020, jam 09:15.

Page 72: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

66

“kondisi yang diharapkan ketika menghafal Al-Qur’an, perlunya

suasana tenang, nyaman, jauh dari kebisingan dan keramaian, kalau

dalam keadaan sekarang saya biasanya menghafal di dalam ruang

tertutup dalam keadaan tenang dan mengeluarkan suara yang agak

terlalu keras dalam menghafal biasanya, kalau disekolah menghafal

di dalam kelas disitu hilangnya konsentrasi untuk menghafal dan

susah untuk lengket hafalannya”53

Seiring dengan itu penulis juga melakukan wawancara Siswa dia

mengatakan bahwa:

“Strategi saya dalam menghafal dengan membaca terlebih dahulu

ayat yang akan dihafal lalu mengingatnya dan membayangkan

suatu objek mirip ayat tersebut”54

Jadi dari hasil wawancara setiap siswa mengharapkan kondisi yang

nyaman, tenang dan tempat kondisif dalam menghafal Al-Qur’an tidak

hanya siswa yang mengharapkan akan tetapi guru tahfidz juga

mengharapkan seperti itu juga. Terlebih dahulu membaca ayat yang akan

dihafal terlebih dahulu serta memahami ayat yang akan dihafal dan

memurajaah hafalan merupakan strategi agara hafalan cepat lengket di

kepala dan susah untuk lupa maupun ragu dalam menghafal.

4. Waktu pelaksanaan

Skala waktu merupakan interval antara dua buah keadaan/kejadian,

atau bisa merupakan lama berlangsungnya suatu kejadian, waktu adalah

seluruh rangkaian saat ketika proses perbuatan atau keadaan berlangsung

atau berada. Waktu menghafal sangat menentukan dalam proses

penghafalan. Jika kita mampu menggunakan waktu yang tepat, niscaya

53Hibatul Fadjri Zain, siswa SMA Al-Ishlah , Wawancara lewat WA, Tanggal 25

Oktober 2020

54Hariza Humaira, Wawancara pribadi (tangal 24 Oktober 2020)

Page 73: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

67

kita akan cepat hafal dan hafalan kita melekat, menurut hasil wawancara

dari siswa ialah:

“Saya menghafal Al-Qur’an dipagi hari jam 07:00 terkadang saya

menghafal Al-Qur’an di saat teman menyetor hafalan semari

menunggu panggilan dari guru tahfidz untuk menyetor hafalan.”55

Adapun menurut siswa lainnya:

“Waktu yang menghafal saya yaitu pada waktu subuh setelah

shalat subuh disitu konsentrasi saya dalam menghafal, setelah

sampai di sekolah sebelum bel berbunyi saya mengulang hafalan

yang di hafal, kadang kadang sudah smpai di sekolah baru

menghafal ayat yang mau di setor. Tapi pada masa covid sekarang

kami hanya menyetor hafalan Cuma sekali dalam seminggu dengan

mengingat keadaan sekarang”56

Dari siswa yang lain waktu menghafal menurut dia sebagi berikut:

“Saya menghafal ketika mood saja, kalau selesai subuh ada niat

untuk menghafal ya di hafal kalau tidak hafalnya sekolah aja, tapi

kalau kita di tuntut untuk menghafal jadi ada kemauan untuk

mengafal”57

Seiring dengan itu penulis juga melakukan wawancara Siswa

diamengatakan bahwa:

“Saya menghafal pada waktu sebelum subuh dan sesudah subuh

dan saya mengukang hafalan setelah selesai shalat dan juga ketika

bangun tidur dan setelah tahajut saya memelai hafalannya”58

Jadi dalam menentukan waktu yang tepat dalam menghafal siswa

hanya menghafal setelah sampai di sekolah saja di dalam teori waktu yang

55 Hariza Humaira, Wawancara pribadi (tangal 24 Oktober 2020)

56 Muhammad Abid Saputra, wawancara siswa, pada tangal 24 oktober 2020

57 Hibatul Fadjri Zain, siswa SMA Al-Ishlah , Wawancara lewat WA, Tanggal 25

Oktober 2020

58 Farhan Toriq, wawancara siswa, Pada tanggal 28 Oktober 2020

Page 74: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

68

baik dalam menghafal itu pada shalat shalat lima waktu, sebelum subuh.

Merupakan waktu yang sangat konsentrasi dalam menghafal.

Waktu yang disediakan sekolah memang berpengaruh dalam

program ini seperti yang di sampaikan guru tahfid ialah:

“Waktu yang disediakan sekolah dalam program ini cukup kurang

karena dalam waktu 60 menit di usahakan semua anak menyetor

ayat ditambah pula sebagian anak menghafal di sekolah jadinya

waktu banyak menghabiskan waktu, apalagi dalam keadaan covid-

19 begitu bnyak waktu yang diperlukan, contohya saja anak yang

di hubungkan dengan zoom supaya bisa tatap muka secara daring

tapi tidak semua yang mengikutinya karena alasannya jaringan

ngak ada, susah dihubungi. tapi ketika membuat status di wa atau

di instagram ada jaringannya.”59

Adapun menurut ustadzah lain sebagai pembantu tahfidz ialah:

“Di dalam program tahfidz ini biasanya memang bnyak waktu

yang kurang karena siswanya menghafal di sekolah di tambah

apalagi dalam keadaan covid-19 ustadzah tidak bisa membantu

siswa dalam melihat setoran hafalan karena ustadzah hanya guru

PAI kegiaan ustadzah juga banyak. Kalau di hari biasa memang

ustdzah yang membantu zah fadil dalam mendmpingi anak dalam

proses tahfidz.”60

Seiring dengan itu penulis juga melakukan wawancara Siswa

diamengatakan bahwa:

“Dalam program tahfidz ini mempengaruihi waktu belajar di

sekolah dan di rumah karena waktu yang di sediakan sekolah

kurang dalam pembelajaran tahfidznya jadi menghafal ayat jadi

terburu-buru”61

59 Zaatul Faadhilah, S.Pd.I, Guru Tahfidz, Wawawancara langsuang, tanggal 24 Oktober

2020.

60 Nia Mahesa, Guru PAI sebagai pendamping guru tahfidz, Wawancara pribadi pada

tangal 24 Oktober 2020

61 Muhammad Abid Saputra, wawancara siswa, pada tangal 24 oktober 2020

Page 75: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

69

Jadi dapat kita simpulkan bahwa dalam program tahfidz ini begitu

banyak waktu yang digunakan karena SMA ini sekolah umum yang

memiliki banyak pelajaran umum, jadinya siswa agak terganggu dalam

waktu pembelajaran tahfidz tapi sebenarnya pandai pandai siswa dalam

mengelola waktunya. Dan juga dalam melakukan penyetoran ayat banyak

waktu yang kurang dan tidak efektif dalam melakukan waktu pembelajran

tahfidz.

5. Evaluasi

Evaluasi (Penilaian) adalah merupakan terpentingnya dalam

pembelajaran tahfidz evaluasi yang dilakukan di SMA Islam Al-Ishlah

untuk mengetahui tingkat hafalan peserta didik. Waktu penilaiannya

diberikan sepenuhnya kepada guru tahfidz dengan aspek penilaian yang

telah disepakati oleh guru tahfidz dan sekolah diantaranya aspek fasahah,

aspek tajwid, aspek kelancaran dan sikap.

Menurut guru tahfidz dalam penilainnya sebagai berikut:

“Evaluasi yang dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan

hafalan siswa serta mengetahui perkembangan siswa dalam

menghafal dan evaluasi yang dilakukan guru tahfidz di setiap

minggunya ada tuntutan untuk menyetor hafalan sehalaman atau

setengah halaman dan diadakan juga ujian tegah semester dan akhir

semester.”62

62Zaatul Faadhilah, S.Pd.I, Guru Tahfidz, Wawawancara langsuang, tanggal 24 Oktober

2020.

Page 76: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

70

Seiring dengan itu penulis juga melakukan wawancara kepada guru beliau

mengatakan bahwa:

“Dalam melakukan evaluasi ustadzah melakukan penilaian tentang

makharijul huruf, tajwid, kesiapan dan kejujuran, dalam penilaian

pada masa covd-19 bisa juga kita lihat bagaimana makharijul huruf,

tajwidnya, apakah siswa itu siap dalam menyetor ayatnya atau tidak

dan juga terlihat kejujurannya dalam menghafal soalnya dilihat dari

mata saat daring”63

Seiring dengan itu penulis juga melakukan wawancara Siswa dia

mengatakan bahwa:

“pada saat setoran ayat guru tahfidz melihat hafalan saya dari

makhrarijul huruf,tajwid, dan kejujuran dalam menghafal saat

melakukan penyetoran saat virtual”64

Dalam evaluasi proses ini, peneliti melakukan analisa data terkait

bagaimana proses pelaksanaan program Tahfidz Al-Qur’an. Proses

pelaksanaan program Tahfidz Al-Qur’an di SMA Islam Al-Ishlah

dilaksanakan pada setiap harinya yaitu pada sebelum pembelajaran

dimulai jam 07:10-07:30 setiap siswa menyetor hafalan ke wali kelas

masing-masing, setiap walikelas memiliki buku jadwal hafalan anak,

diwajibkan setiap anak menyetor beberapa ayat lebih kurang setengah

halam Al-Qur’an atau beberapa ayat. Dalam pelaksanaan program Tahfidz

ini dibimbing oleh guru tahfidz bertugas untuk membimbing serta

mengarahkan siswa dalam proses menghafal misalnya guru mengetes

setiap hafalan siswa sebelum siswa melanjutkan ke hafalan berikutnya.

63 Zaatul Faadhilah, S.Pd.I, Guru Tahfidz, Wawawancara langsuang, tanggal 24 Oktober

2020.

64 Hibatul Fadjri Zain, siswa SMA Al-Ishlah , Wawancara lewat WA, Tanggal 25

Oktober 2020

Page 77: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

71

Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar daya tangkap siswa

dalam mengingat hafalan.

Page 78: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

72

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil uraian dan hasil wawancara penelitian dapat kita ambil

kesimpulan bahwa sebagai berikut:

Pelaksanaan program tahfidz Al-Qur’an di SMA Islam Al-Ishlah

Bukittinggi telah berjalan dengan lancar baik, itu dilihat dari proses

pengahafal, metode yang digunakan, strategi menghafal, kapan waktu

menghafalnya dan sistem evaluasi yang telah direncanakan dengan baik tetapi

pada proses muro’jaan harus diwajibkan untuk seluruh siswa. Beberapa

tahapan dalam menyetor hafalan sesuai dengan tajwid, mengulang ulang

hafalan juz 30 yang telah dihafal dan setoran Al-Qur’an selanjutnya. Adapun

metode tahfidz yang sering digunakan yaitu metode wahdaah dan sima’i.

Hasil pencapain program takfidz yaitu 7 juz yang diselesaikan waktu 3

tahun (tergantung kepada kemampuan siswa), akan tetapi perlunya waktu

yang lebih banyak lagi untuk siswa menghafal dan menyetor hafalannya.

Dalam memberikan penilaian perlunya memperhatikan makharijul huruf,

tajwidnya, persiapannya dalam menghafal dan kejujurannya.

Page 79: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

73

B. Saran

Dalam hal ini penelitian mempunyai saran-saran demi kemajuan dan

keberhasilan dalam mengadakan pembelajaran tahfidz Al-Qur’an di SMA Islam

AL-Ishlah Bukittinggi diantaranya:

Pelaksanaan program tahfidz dimana pelaksanaanya lebih di tekankan lagi

kepada anak untuk memahami arti ayat supaya lebih memahami apa yang

dhafalkannya, dan selalu berikan dukungan pada anak untuk selalu semangat

dalam menghafal. Di SMA Islam Al-Ishlah sebaiknya dalam strategi menghafal

Al-Qur’an pertama usahakan pikiran dalam keadaan tenang dan suasana nyaman,

kedua membaca terlebih dahulu ayat-ayat yang dihafal, tiga memahami ayat akan

dihafal, keempat mengahafal ayat satu persatu hingga hafal sekali kemudaian

menggabungkan dengan ayat selanjutnya hingga lengkap satu halaman dan

terakhir jangan lupa untuk memuraja’ah hafalan.

Dalam waktu yang disediakan sekolah kurang mencukupi karena waktu

yang disediakan dalam pembelajaran tahfidz hanya 60 menit. kebnyakan anak

yang menghafal ketika disekolah atau kalau dalam keadaan daring seperti ini

menghafal ketika ditagih oleh guru hafalannya, dan juga sulit dalam

menghunginya.

Page 80: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

74

Daftar Kepustakaan

Abdullah Abdurrahman Saleh. 1994. Teori-teori Pendidikan Berdasarkan Al-

Qur’an. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Akbar Ali dan Hidayatullah Ismail. 2016, Metode Tahfidz Al-Qur’an Di

Pondok Pesantren, Jurnal Usuludin, Vol 24. No 1.

Ahmad Lutfy. 2013/1435 H. Metode Tahfidz Al-Qur’an. Cirebon: Holistik

Vol 14 Number 02.

Al-Qaradhawi Yusuf. 2000. Bagaimana berinteraksi dengan Al-Qur’an.

Jakarta: Pustaka Al-Kaushar.

Afrizal. 2014. Metode Penelitian Kuallitatif Sebuah Upaya Mendukung

Penggunaan Penelitian Kualitatif dalam berbagai Disiplin Ilmu.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.cet ke-1.

Anis Fuad. 2014. Panduan Praktis Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Al-Khallaf Abd al-Wahab. 1972. Ilmu Ushul al-Fiqh. Jakarta: Majlis al-‘Ala

al-Indonesia al-Dakwah Islamiyah.

Badwilan Ahmad Salim. 2009. Panduan Cepat Menghafal Al-Qur’an.

Jogyakarta: Diva Press.

Lexy J. Maleong. 1995. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Machmud Ammar. 2015. Kisah Penghafal Al-Qur’an disertai resep

menghafal Al-Qur’an dari pakar. Jakarta: PT Alex Media

komputindo.

Ma’ruf Ahmad dan Safitri Elinda Wulandari. 2017. Pengembangan Metode

dan Sistem Evaluasi Tahfidzul Qur’an. Pasuruan: Volume 1, Nomor 2,

September.

Milles Mattew. B A. Michael Huberman. Analisis Data Kualitataif.

Terjemahan Rohendi Rohadi,Universitas Indonesia.

Margono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta Rineka Cipta

Nawabuddin Abdurrab. 1991. Teknik Menghafal Al-Qur’an. Bandung: Sinar

baru.

Page 81: pelaksanaan program tahfidz al-qur'an secara daring - e ...

75

Sarwono Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.

Yogyakarta: Penertbit Graha Ilmu.

Sari Rahmahidayati. 2018. Metodelogi Penelitan. Bukittinggi: Suci

Percetakan & Photocopy.

Sukardi. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Karya

Praktisnya. Yogyakarta: Bumi Aksara.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Syaikh Manna’ Al-Qaththan, 2006. Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an. Jakarta:

Pustaka Al-Kaustsar.

Trinova Zulvia.Salmi Wati. 2016. The Contibution of Quranic Tahfidz to Mental

Healt. Journal: At-Ta’lim, Volume 23, Number 3.

Zen Muhammad. 1996. Bimbingan Praktis Membaca Al-Qur’an. Jakarta:

Pustaka Al-Husna Baru.