PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KELAS III SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AR-RISALAH SURAKARTA TAHUN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) Program Studi Agama Islam (Tarbiyah) Disusun Oleh : SUGIYARTI G 000 090 044 FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
15
Embed
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.ums.ac.id/27533/9/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama islam di kelas iii sekolah dasar islam terpadu
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI KELAS III SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU
AR-RISALAH SURAKARTA TAHUN 2012/2013
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) Program Studi Agama Islam (Tarbiyah)
Disusun Oleh: SUGIYARTI G 000 090 044
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
ABSTRAK
Setiap orang tua pasti menginginkan munculnya generasi muda sebagai generasi yang mampu melanjutkan estafet perjuangan bagi kehidupan selanjutnya. Dan orang tua sadar bahwa hal ini dapat tercapai hanya dengan pendidikan. Pada beberapa tahun terakhir ini ada kecenderungan , orang tua sangat memperhatikan pendidikan putra putrinya. Orang tua nampak mulai memahami, pentingnya pendidikan yang bernuansa Islami, orang tua banyak yang memasukkan anaknya ke Sekolah Dasar Islami Terpadu yang tentunya memiliki muatan pelajaran keagamaan yang lebih banyak dibandingkan sekolah dasar lainnya. Orang tua mengharapkan dengan muatan pelajaran keagamaan yang lebih akan memberikan dasar kepada pembinaan mental relegius anak dalam menghadapi perkembangan zaman yang semakin mengglobal dan transparan. Keberadaan SDIT Ar Risalah Surakarta merupakan salah satu solusi untuk menjawab permasalahan di atas. Hal ini karena SDIT Ar-Risalah Surakarta memiliki perpaduan antara kurikulum Diknas dan Depag dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan beberapa kenyataan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan, “Bagaimana proses pelaksanaan pendidikan agama Islam, serta hasil yang didapatkan dari pembelajaran PAI SDIT Ar Risalah Surakarta?” Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui secara jelas tentang proses pelaksanaan PAI, dan untuk mengetahui hasil pembelajaran PAI di SDIT Ar Risalah Surakarta tahun ajaran 2012/2013. Manfaat penelitian adalah menjadi bahan masukan dalam rangka memajukan proses pendidikan PAI serta menjadi tambahan pengetahuan dan wawasan yang luas bagi peneliti tentang pelaksanaan proses PAI di SDIT Ar Risalah Surakarta. Metode pengumpulan data menggunakan Observasi, Wawancara, Dokumentasi, Analisis data menggunakan metode pentahapan secara berurutan dan interaksiones. Berdasarkan hasil penelitian penulis menyimpulkan bahwa pelaksanaan PAI di SDIT Ar-Risalah Surakarta tahun ajaran 2012/ 2013 sudah berlangsung dengan baik dan efektif . Sedangkan hasil pembelajaran PAI SDIT Ar Risalah Surakarta sudah berjalan dengan baik karena sudah sesuai dengan tujuan pendidikan yang sudah ditetapkan oleh pihak sekolah. Kata kunci : Pembelajaran ,Pendidikan agma Islam,Ar-risalah
PENDAHULUAN
Al-Qur’an merupakan kitab
suci umat Islam sekaligus risalah
Allah SWT yang agung untuk seluruh
umat manusia. al-Qur’an adalah
Kalamullah yang diturunkan kepada
Rasul-Nya, para penutup Nabi yaitu
Nabi Muhammad SAW, yang dimulai
dengan surat Al-F tihah dan diakhiri
dengan surat An-Naas (Muhammad
Bin Shalih, 2008: 15).
Pendidikan memegang peranan
penting dalam perkembangan sebuah
Negara. Maju tidaknya sebuah Negara
ditentukan oleh tingkat kualitas
pendidikannya. Dewasa ini negara-
negara yang dikatakan maju adalah
Negara yang memiliki sistem
pendidikan yang baik. Hal ini tidaklah
mengherankan karena pendidikan
berkaitan erat dengan faktor sumber
daya manusia.
Pendidikan yang membentuk
dan mengembangkan faktor kognitif
berkaitan dengan peningkatan tingkat
intelektual peserta didik.
Perkembangan komponen kognitif
harus diimbangi dengan
perkembangan komponen mental dan
moral spiritual agar peserta didik
memiliki karakter yang kuat dan
bermoral luhur. Pembentukan moral
spiritual dilakukan melalui
pendidikan agama. Maka dari itu
pendidikan agama harus tercakup
dalam kurikulum agar dapat
mendukung proses pendidikan yang
menghasilkan lulusan yang intelek,
berkepribadian dan memiliki akhlak
mulia.
Kelompok Mata Pelajaran
Agama dan Akhlak Mulia bertujuan,
membentuk peserta didik menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
berakhlak mulia. Tujuan tersebut
dicapai melalui muatan dan atau
kegiatan agama, kewarganegaraan,
kepribadian, ilmu pengetahuan dan
teknologi, estetika, jasmani, olah raga
dan kesehatan (Mulyasa, 2007 : 97).
Pembentukan moral dan akhlak
mulia harus dilakukan sedini
mungkin, mulai dari tingkat
pendidikan dasar.
Tujuan pendidikan adalah suatu
yang hendak dicapai dengan kegiatan
atau usaha pendidikan. Pendidikan
adalah usaha pembentukan
kepribadian. Tujuan pendidikan
agama Islam adalah kepribadian
muslim, yaitu suatu kepribadian yang
seluruh aspeknya dijiwai oleh ajaran
Islam. Orang yang berkepribadian
Muslim dalam Al-Qur’an disebut
“Muttaqin”. Karena itu pendidikan
Islam berarti juga pembentukan
manusia yang bertaqwa. Ini sesuai
benar dengan pendidikan nasional
kita yang dituangkan dalam tujuan
pendidikan nasional yang akan
membentuk manusia pancasila yang
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa (Darajat, 2001 : 72).
Pendidikan formal adalah
pendidikan yang memiliki tujuan
jelas. Pendidikan formal didapatkan
melalui sekolah. Dalam pendidikan
formal direncanakan dan diatur segala
sesuatu yang berhubungan dengan
tujuan, cara dan alat untuk mencapai
tujuan itu, waktu dan tempat untuk
mencapai tujuan. Karena itu, tujuan
pendidikan agama Islam dapat
dicapai dengan pendidikan formal.
Sedangkan pendidikan formal itu
dicapai dengan pembelajaran. Ini
berarti bahwa tujuan pembelajaran
agama Islam ialah untuk mencapai
tujuan pendidikan agama Islam yaitu
kepribadian muslim. Membicarakan
pembelajaran agama Islam berarti
juga membicarakan pendidikan
agama Islam. Pendidikan agama
Islam sulit dicapai kalau bukan dari
pembelajaran agama Islam.
Sedangkan pembelajaran agama
Islam tidak akan ada artinya kalau
tidak dapat mencapai tujuan
pendidikan agama Islam.
Dizaman yang sudah modern
ini pendidik juga masih dianggap
sebagai kekuatan sosial untuk
mengimbangi laju perkembangan
ilmu dan teknologi persepsi
masyarakat ini kiranya telah mampu
merespon secara simultan terhadap
perkembangan dan sistem pendidik
berkat unsur-unsur yang terkait
berprestasi positif dengan
keberhasilan pendidik (Malik, 2005:
200)
Pemberian pelajaran (ta’dib)
terhadap anak merupakan suatu
keharusan pendidikan dan
pembelajaran baginya hal ini juga
menuntut orang tua dan pendidik
untuk bisa berinteraksi dengan anak.
Memahami karaktemya dan
memilihkan bentuk pembelajaran dan
cara yang terbaik untuk melakukan
hal itu. Dasar-dasar pemberian
pelajaran kepada anak ialah
meluruskan kesalahan anak dalam
bentuk berfikir dan meluruskan
kesalahan anak dalam perbuatan
(Suwaid,2004:538).
Hakim dan Abu Dawud
meriwayatkan dari Amru bin ‘ash
dari Rasulullah bahwa beliau
bersabda:
مروا أوالدكم بالصالة وهم أبـناء سبع
ها وهم أبـناء سنني واضر بـوهم عليـ
نـهم ىف المضاجع عشر وفـرقـوا بـيـ
“Perintahkan kepada anak-
anak kalian agar mengerjakan shalat ketika mereka berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka jika mengabaikannya ketika telah berumur sepuluh tahun, dan pisahkan pula tempat tidur mereka. ”
Penulis tertarik mengadakan
penelitian pelaksanaan pembelajaran
pendidikan dikelas III, karena pada
usia ini daya pikir informasi
pengetahuan yang dimiliki anak
semakin meningkat. ◌◌Anak mulai
bisa berfikir dan berhayal serta akan
mencapai kekuatan iman yang siap
menerima segala perintah Allah
kemudian menerapkan dalam
kehidupannya lebih dari ketika masih
pada fase-fase sebelum usia 9 tahun
(Rohmadi 2006: 218).
LANDASAN TEORI
Degeng dalam Majid
(2011:110) Pembelajaran atau
pengajaran adalah upaya untuk
mempelajarkan siswa. Aktivitas
belajar pada siswa dapat terjadi
dengan direncanakan (by designed)
dan dapat pula terjadi tanpa
direncanakan. Belajar Agama Islam
yang direncanakan adalah aktifitas
pendidikan yang secara sadar
dirancang untuk membantu murid
dalam mengembangkan pandangan
Islami yang selanjutnya diwujudkan
dalam sikap hidup dan ketrampilan
hidup dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan belajar yang tidak
direncanakan menurut Muhaimin
(dalam Majid,2011:11) adalah
fenomena pendidikan yang berupa
peristiwa yang tanpa disengaja atau
direncanakan namun dampaknya
dapat mempengaruhi mengubah atau
bahkan mengembangkan pandangan
hidup, sikap hidup, dan ketrampilan
hidup. Fenomena kehidupan berupa
peristiwa kehidupan sehari-hari akan
senantiasa dihadapi oleh setiap orang,
baik dalam lingkungan keluarga,
masyarakat dan pekerjaan.
Kata pendidikan dalam bahasa
arab berkaitan atau dekat dengan tiga
tema yaitu ta’ lim, tarbiyah atau
ta’dib. Ta’lim lebih condong pada
aspek pengetahuan kognitif, tarbiyah
lebih menekankan pada pemeliharaan
dan pengasuhan dengan kasih sayang,
dan ta’dib menekankan aspek
kognitif, afektif, psikomotrik. Hal ini
dapat dilihat dalam beberapa ayat Al-
Quran
مل آدم األمساء كلها مث عرضهم على وع
المالئكة فـقال أنبئوين بأمساء هؤالء إن
◌ كنتم صادقني
Artinya:“Dan Dia yang telah mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya,kemudan mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman :”Sebutkanlah kepada-Ku nama- nama benda itu jika kamu memang orang yang benar!”(Q.S.Al-Baqoroh,2: 31)