i PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DI TPQ DAARUL HAMID DUSUN GAPUK DESA GAPUK KECAMATAN GERUNG KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2019-2020 Oleh AMELDA LIESTA ANUGRAH 160101104 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM 2020
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DI TPQ DAARUL
HAMID DUSUN GAPUK DESA GAPUK KECAMATAN GERUNG
KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2019-2020
Oleh
AMELDA LIESTA ANUGRAH 160101104
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MATARAM
2020
ii
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DI TPQ DAARUL
HAMID DUSUN GAPUK DESA GAPUK KECAMATAN GERUNG
KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2019-2020
Skripsi
diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi
pada TPQ Daarul Hamid ............................................ 58
D. Upaya Guru Untuk mengatasi Faktor Penghambat
Pelaksanaan Pembelajaran al-Qur’an berdasarkan
Tahsin, Tartil dan Tilawah 58
BAB IV PENUTUP .......................................................................... 62
A. Kesimpulan .................................................................... 62
B. Saran .............................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 64
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel keadaan santri TPQ Daarul Hamid 2019-2020, 46
Tabel 2.2 Tabel daftar pendidik TPQ Daarul Hamid, 47
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Informan dalam penelitian
Lampiran 2 : Pedoman Wawancara dengan pendiri TPQ Daarul Hamid
Lampiran 3 : Pedoman Wawancara dengan ustad TPQ Daarul Hamid
Lampiran 4 : Pedoman Wawancara dengan ustazah TPQ Daarul Hamid
Lampiran 5 : Dokumentasi Foto penelitian
Lampiran 6 : Kartu Konsultasi
Lampiran 7: Surat Izin Penelitian dari Fakultas
Lampiran 8 : Surat Izin Penelitian dari Bakesbangpoldagri Provinsi NTB
Lampiran 9 : Surat Bukti Penelitian di desa Gapuk
Lampiran 10 : Cek Plagiasi Skripsi
Lampiran 11: Riwayat Hidup
xvi
ABSTRAK
Pelaksanaan Pembelajaran al-Qur’an di TPQ Daarul Hamid dusun Gapuk Desa Gapuk Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat Tahun 2019-2020
Oleh Amelda Liesta Anugrah
160101104
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan penulis untuk mengetahui lebih
dalam bagaimana pelaksanaan pembelajaran al-Qur’an pada Taman Pendidikan al-Qur’an Daarul Hamid yang berada di dusun Gapuk desa Gapuk. Lembaga informal yang memiliki eksistensi dalam melaksanakan pendidikan Islam yang berlangsung di desa Gapuk adalah Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ). TPQ ini merupakan lembaga pendidikan Islam yang didirikan oleh ustad/kiyai yang memiliki tujuan luhur serta rasa peduli yang tinggi terhadap kondisi masyarakat. TPQ ini cukup berbeda dengan TPQ pada umumnya yang berdiri di desa Gapuk, yang dimana TPQ ini menekankan santrinya pada pembelajaran tahsin, taritil dan tilawah
Jenis dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi, metode wawancara dan metode dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa TPQ Daarul Hamid di dusun Gapuk desa Gapuk ini mampu mencetak santri yang pandai dalam bidang tahsin, tartil dan tilawah, dan tidak hanya itu TPQ ini mengajarkan santrinya berbagai amalan seharai-hari berupa shalat, doa, zikir, shalawat dan lain sebagainya sehingga menjadikan hidupnya memiliki arah serta tujuan yang berdasarkan pada pedoman Islam, serta menjadikan insan yang memiliki akhlakul karimah yang berbudi pekerti baik dan luhur.
Kata Kunci: Pembelajaran, al-Qur’an, TPQ
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an merupakan wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril yang digunakan sebagai
pedoman hidup bagi umat muslim dan barang siapa yang membacanya akan
mendapatkan pahala ibadah. Islam menuntut umatnya untuk selalu dan
senantiasa membaca dan mempelajari al-Qur’an, mentadaburi dan kemudian
menerapkan kandungan al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.Hal ini
sebagai mana merupakan fungsi al-Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman
hidup manusia. Tercantum dalam al-Qur’an surat al-Isra ayat 9:
مني الذين يعملو هذا القرآ يهدي للتي هي أقوم ويبشر ا
له أجرا كبيرا الصالحات أ
“ Sesungguhnya al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih
lurus dan member kabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang
mengerjakan amal shaleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”. (Q.S.
Al-Isra’: 9)2
2Yayasan penyelenggara penterjemah/penafsir al-Qur’an, al-Qur’an dan
Islam merupakan agama yang memiliki motto rahmatan lil’aalamin,
yang di dalamnya terdapat berbagai tuntunan, ajaran dan pula syariat untuk
menjalani kehidupan.Berbagai syariat, baik berupa berprilaku serta
berhubungan yang baik kepada Allah dan sesama makhluk hidup yang ada di
dunia ini, dan semuanya terdapat dalam kitab suci al-Qur’an.Dalam upaya
memahami syariat dalam Islam, maka kuncinya adalah memahami kandungan
al-Qur’an.Namun realitanya, dalam kehidupan sehari-hari terdapat berbagai
faktor yang menyebabkan kurangnya kemampuan dalam memahami
kandungan al-Qur’an, diantaranya adalah minimnya daya baca umat Muslim
terhadap al-Qur’an.Jika dipahami, hal ini merupakan kunci utama dalam
memahami al-Qur’an.
Sebagian besar orang tua memberikan pengajaran pendidikan agama
kepada anak mereka kepada lembaga pendidikan formal (sekolah) baik yang
berbasis keagamaan seperti MI atau sekolah umum seperti SD. Meski begitu,
masih banyak anak-anak yang belum mampu membaca al-Qura’an dengan
baik dan benar.Hal ini dikarenakan minimnya ketersediaan waktu untuk
memberikan pelajaran membaca al-Qur’an, di samping sekolah harus
memberikan pelajaran umum yang telah tercantum dalam kurikulum yang
berlaku.Untuk menindak lanjuti masalah tersebut, para orang tua juga
memasukkan anak-anaknya ke lembaga-lembaga pendidikan non formal yang
salah satunya adalah Tamaan Pendidikan al-Qur’an (TPQ).
3
Belajar membaca al-Qur’an dengana baik dan benar bukanlah suatu
pekerjaan yang mudah.Banyak orang-orang yang menghabiskan waktu dan
biaya yang tidak sedikit untuk hal ini. Waktu yang begitu lama dalam proses
belajar membaca al-Qur’an sering kali menimbulkan perasaan bosan, jenuh,
putus asa dan malas pada anak-anak.
Sebagai salah satu instansi pendidikan Islam, Taman Pendidikan al-
Qur’an mempunyai suatu strategi dan pembinaan pendekatan yang bukan
hanya semata-mata pengajaran saja, akan tetapi juga dalam pendidikan atau
pembinaan agama lebih diarahkan dalam membentuk dan membina santri di
TPQ untuk menjadi muslim yang sejati dan benar-benar menghayati nilai-nilai
agama dan mengindahkan norma-norma agama dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini sebagaimana berdasarkan dalam Peraturan Pemerintah (PP Nomor 55
Tahun 2007) tentang pendidikan agama dan pendidikan keagamaan dalam
pasal 24 ayat 1 yang menyebutkan: “Pendidikan al-Qur’an bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam membaca, menulis,
memahami dan mengamalkan kandungan al-Qur’an.”3
Salah satu pendidikan yang dapat membantu tumbuh kembang anak
yaitu adanya pendidikan agama, yaitu Taman Pendidikan al-Qur’an.Suatu
lembaga pendidikan agama yang sudah tidak asing lagi bagi kita.Kesadaran
umat Islam untuk menyiarka dan menyebarkan agama dan mempelajari al-
3Hatta Abdul Malik. Pemberdayaan Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ), Jurnal Dinas, Vol.
7, Nomor 2, Tahun 2003, hlm. 389
4
Qur’an Nampak semakin tinggi.Hal ini ditunjukkan oleh semakin
berkembangnya Taman Pendidikan al-Qur’an di berbagai pelosok daerah.
Taman Pendidikan al-Qur’an merupakan lembaga pendidikan non-
formal yang menitik beratkan pada pembelajaran dan penanaman nilai-nilai
Qur’ani pada anak.Taman Pendidikan al-Qur’an merupakan sebuah lembaga
pendidikan yang menitik beratkan pada pengajaran membaca al-Qur’an yang
berorientasi pada pembentukan akhlak dan kepribadian islamiyah. Taman
Pendidikan al-Qur’an dirancang dan dibuatan secara sadar untuk membantu
dan membimbing anak sejak usia dini. Dengan tujuan, apa yang sudah
diajarkan tertanam sejak dini dan dapat diingat hingga dewasa oleh anak, serta
mampu mengamalkannya. Hal ini sebagaimana terdapat dalam Pedoman
Pembinaan TK/TPQ (Kanwil Depag Jatim, 1993) yang menatakan bahwa
tujuan pendidikan TK TPQ adalah “menyiapkan anak didiknya agar menjadi
generasi muslim yang Qur’ani, yaitu generasi yang mencintai al-Qu’an,
menjadikan al-Qur’an sebagai bacaan dan sekaligus pandangan hidupnya
sehari-hari.”4
Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ) Daarul Hamid merupakan salah
satu lembaga non formal yang bisa dibilang sukses dan berkembang pesat
hingga saat in.Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti 2
kali seminggu di hari Senin dan Rabu pada bulan Juli hingga AgustusTahun
4Hatta Abdul Malik, Pemberdayaan Taman Pendidikan al-Qur’an, Jurnal Dinas, Vol. 13,
NO.2, Tahun 2013, hlm. 388
5
2019, bahwa bentuk pelaksanaan pembelajaran di TPQ Daarul Hamid yaitu
menekankan santri pada pengajaran tahsin, tartil dan tilawah al-Qur’an,
namun juga mengajarkan santrinya berbagai ilmu. Seperti tata cara shalat,
bacaan ketika shalat, doa-doa dan dzikir-dzikir yang dibaca setelah shalat.
Dalam pengajaran tahsin, tartil dan tilawah al-Qur’an ini, kiyai TPQ Daarul
Hamid mengajarkan santri dengan menggunakan strategi sorongan dan
klasikal individu. Yang dimana, kiyai terlebih dahulu membaca dan
menerangkan lalu kemudian santri mengikutinya.
Dari paparan temuan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih
dalam tentang pelaksanaan pemblejaran al-Qur’an di TPQ Daarul Hamid,
sehingga peneliti mengangkat judul “Pelaksanaan Pembelajaran al-Qur’an di
TPQ Daarul Hamid Dusun Gapuk Desa Gapuk Kecamatan Gerung
Kabupaten Lombok Barat Tahun 2019-2020”
B. Rumusan dan Batasan Masalah
Bersadarkan judul penelitian skripsi ini, dapat dirumuskan rumusan dan
batasan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran al-Qur’an berdasarkan tahsin,
tartil dan tilawah al-Qur’an di TPQ Daarul Hamid Dusun Gapuk Desa
Gapuk Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat Tahun 2019-2020?
2. Bagaimanakah kemampuan siswa membaca al-Qur’an berdasarkan
tahsin, tartil dan tilawah al-Qur’an di TPQ Daarul Hamid Dusun Gapuk
6
Desa Gapuk Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat Tahun 2019-
2020?
3. Apakah faktor-faktor yang menghambat dalam pelaksanaan pembelajaran
al-Qur’an berdasarkan tahsin, tartil dan tilawah alQur’an pada TPQ Daarul
Hamid Dusun Gapuk Desa Gapuk Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok
Barat Tahun 2019-2020?
4. Bagaimanakah upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi faktor
yang menghambat pelaksanaan pembelajaran al-Qur’an berdasarkan
tahsin, tartil dan tilawah alQur’an pada TPQ Daarul Hamid Dusun Gapuk
Desa Gapuk Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat Tahun 2019-
2020?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang diteliti, maka tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran al-Qur’an berdasarkan
tahsin, tartil dan tilawah di TPQ Daarul Hamid dusun Gapuk desa
Gapuk kecamatan Gerung kabupaten Lombok Barat Tahun 2019-
2020.
b. Untuk mengetahui kemampuan siswa membaca al-Qur’an berdasarkan
tahsin, tartil dan tilawah di TPQ Daarul Hamid dusun Gapuk desa
Gapuk kecamatan Gerung kabupaten Lombok Barat tahun 2019-2020.
7
c. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan
pembelajaran al-Qur’a berdasarkan tahsin, tartil dan tilawah di TPQ
Daarul Hamid dusun Gapuk desa Gapuk kecamatan Gerung kabupaten
Lombok Barat Tahun 2019-2020.
d. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi
faktor yang menghambat pelaksanaan pembelajaran al-Qur’an
berdasarkan tahsin, tartil dan tilawah alQur’an pada TPQ Daarul
Hamid Dusun Gapuk Desa Gapuk Kecamatan Gerung Kabupaten
Lombok Barat Tahun 2019-2020
2. Manfaat
a. Manfaat Teoritis
Menambah wawasan pengetahuan tentang pelaksanaan pembelajaran
al-Qur’an berdasarkan pengajaran tahsin, tartil dan tilawah.
b. Manfaat Praktis
1. Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan bagi kalangan
orang tua dan masyarakat bahwa pentingnya mengajarkan al-
Qur’an kepada anak dari sejak masih dini.
2. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai referensi ilmiah
bagi para mahasiswa sehingga dapat digunakan sebagai bahan
kajian lebih lanjut.
8
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
1. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pada penelitian ini memfokuskan pada pelaksanaan
pembelajaran al-Qur’an berdasarkan tahsin, tartil dan tilawah pada TPQ
Daarul Hamid, tentang bagaimana kemampuan siswa membaca al-Qur’an
dan mencangkup faktor yang menghambat pelaksanaan pembelajaran al-
Qur’an, serta upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi faktir yang
menghmabat pelaksanaan pembelajaran al-Qur’an berdasarkan tahsin,
tartil dan tilawah alQur’an pada TPQ Daarul Hamid Dusun Gapuk Desa
Gapuk Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat Tahun 2019-2020.
2. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di TPQ Daarul Hamid dusun Gapuk desa
Gapuk.Penelitian ini dilakukan karena berdasarkan hasil obervasi awal,
bahwa TPQ Daarul Hamid ini diminati oleh masyarakat desa dan
kemudian memasukkan anak-anaknya untuk belajar al-Qur’an. TPQ
Daarul Hamid ini disamping mengajarkan membaca al-Qur’an dengan
baik dan benarberdasarkan tahsin, tartil dan tilawah, mengajarkan ilmu
agama, juga mendidik dan membina santri agar berakhlakul karimah
serta dapat mencetak santri yang mengahafal dan membaca al-Qur’an
dengan lantunan merdu.
9
E. Telaah Pustaka
Beberapa karya ilmiyah yang memiliki kemiripan dan keterkaitan
dengan judul yang diangkat oleh peneliti, yaitu:
1. M. Amin al-Kutbi, Skripsi, Tahun 2016, Judul “Peranan Taman
Pendidikan al-Qur’an (TPQ) Syafa’atul Kubro Dalam Meningkatkan
Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca al-Qur’an Bagi Anak Usia
Sekolah Dasar Di Dasan Kurang Kecamatan Selong Lombok Timur”.5
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan jurusan Pendidikan Agama Islam di
UIN Mataram.
Memperhatikan penelitian yangdilakukan sebelumnya dengan penelitian
yang dilakukan oleh peneliti, ditemukan adanya persamaan di samping
perbedaan berdasarkan variabel, pendekatan dan objek penelitian.
Bahwa kedua penelitian ini sama-sama menekankan pada kegiatan
pembelajaran al-Qur’an di TPQ dan sama-sama menerapkan pendekatan
kualitatif. Perbedaan kedua penelitian ini terletak pada sasaran
pembelajaran al-Qur’an dan objek penelitian, pada penelitian sebelumnya
sasaran pembelajaran al-Qur’an untuk meningkatkan kemampuan
membaca, sedangkan pada penelitian yang dilakukan peneliti adalah
melihat pelaksanaan pembelajaran al-Qur’an terkait dengan kemampuan
siswa membaca al-Qur’an berdasarkan tahsin, tartil dan tilawah.Objek
5M. Amin al-Kutbi, Peranan Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ) Syafa’atul Kubro Dalam
Meningkatkan Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca al-Qur’an Bagi Anak Usia Sekolah Dasar Di Dasan Kurang Kecamatan Selong Lombok Timur, Skripsi Pendidikan Agama Islam, 2016.
10
penelitian sebelumnya adalah TPQ Syafa’atul Kubro Di Dasan Kurang
Kecamatan Selong Lombok Timur.Sementara pada penelitian yang
dilakukan peneliti menetapkan TPQ Daarul Hamid Dusun Gapuk Desa
Gapuk Kecamatan Gerung Lombok Barat.
2. Muhammad Ali Akbar, Skripsi, Tahun 2015, judul “Peranan Taman
Pendidikan al-Qur’an (TPQ) Dalam Pembentukan Akhlak Di Kalangan
Remaja Kampung Jawa di Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat”.6
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di UIN Syarif hidayatullah Jakarta.
Memperhatikan penelitian yang dilakukan sebelumnya dengan penelitian
yang dilakukan oleh peneliti, ditemukan adanya persamaan di samping
perbedaan berdasarkan variabel, pendekatan dan objek penelitian.
Bahwa kedua penelitian ini sama-sama menekankan pada kegiatan
pembelajaran al-Qur’an di TPQ dan sama-sama menerapkan pendekatan
kualitatif. Perbedaan kedua penelitian ini terletak pada sasaran
pembelajaran al-Qur’an dan objek penelitian, pada penelitian sebelumnya
sasaran pembelajaran al-Qur’an untuk pembentukan akhlak remaja,
sedangkan pada penelitian yang dilakukan peneliti adalah melihat
pelaksanaan pembelajaran al-Qur’an terkait dengan kemampuan siswa
membaca al-Qur’an berdasarkan tahsin, tartil dan tilawah.Objek penelitian
sebelumnya adalah TPQ kampung Jawa di Kampung Jawa Kecamatan
6Muhammad Ali Akbar,Peranan Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ) Dalam Pembentukan
Akhlak Di Kalangan Remaja Kampung Jawa di Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat. Skripsi Pendidikan Agama Islam, 2015.
11
Johar Baru Jakarta Pusat.Sementara pada penelitian yang dilakukan
peneliti menetapkan TPQ Daarul Hamid Dusun Gapuk Desa Gapuk
Kecamatan Gerung Lombok Barat.
3. Vinny Aisyahlani Putri, Skripsi, Tahun 2015, judul “Peran Taman
Pendidikan al-Qur’an di Masjid Al-Fattahsakep Ujung Palembang”.7
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah di UIN Raden Fatah Palembang.
Memperhatikan penelitian yang dilakukan sebelumnya dengan penelitian
yang dilakukan oleh peneliti, ditemukan adanya persamaan di samping
perbedaan berdasarkan variabel, pendekatan dan objek penelitian.
Bahwa kedua penelitian ini sama-sama menekankan pada kegiatan
pembelajaran al-Qur’an di TPQ dan sama-sama menerapkan pendekatan
kualitatif. Perbedaan kedua penelitian ini terletak pada sasaran
pembelajaran al-Qur’an dan objek penelitian, pada penelitian sebelumnya
sasaran pembelajaran al-Qur’an menekankan pada peran Taman
Pendidikan al-Qur’an (TPQ), sedangkan pada penelitian yang dilakukan
peneliti adalah melihat pelaksanaan pembelajaran al-Qur’an terkait dengan
kemampuan siswa membaca al-Qur’an berdasarkan tahsin, tartil dan
tilawah. Objek penelitian sebelumnya adalah TPQ di Masjid Al-
Fattahsakep Ujung Palembang.Sementara pada penelitian yang dilakukan
7Vinny Aisyahlani Putri , Peran Taman Pendidikan al-Qur’an di Masjid Al-Fattahsakep Ujung
Palembang,Skripsi Tarbiyah dan Keguruan, 2015
12
peneliti menetapkan TPQ Daarul Hamid Dusun Gapuk Desa Gapuk
Kecamatan Gerung Lombok Barat.
F. Kerangka Teori
1. Pembelajaran al-Qur’an
a. Pengertian Pembelajaran al-Qur’an
1) Pengertian pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu usaha utuk membuat siswa belajar,
sehingga situasi tersebut merupakan peristiwa belajar (event of
learning) yang merupakan suatu usaha untuk terjadinya
perubahana tingkah laku siswa. Sementara itu, Chaunan
sebagaimana dikutip oleh Sunhaji dalam jurnalnya, menjelaskan
bahwa pembelajaran adalah upaya dalam member perangsang
(stimulus), bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada siswa
agar terjadi proses belajar.8
2) Pengertian al-Qur’an
Al-Qur’an adalah “firman Allah SWT yang disampaikan oleh
malaikat Jibril dengan redaksi langsung dari Allah SWT, kepada
nabi Muhammad SAW yang diterima oleh umat Islam dari
generasi ke generasi tanpa ada perubahan”.9
8Sunhaji, Konsep Manajemen Kelas dan Implikasinya Dalam Pembelajaran, Jurnal
Kependidikan, Vol. II, Nomor. 2, 2 November 2014, hlm. 33 9Anshori, Ulumul Qur’an, (Jakarta: Rajawali, 2013) hlm. 18
13
b. Materi Pembelajaran al-Qur’an di TPQ
Materi pembelajaran pada Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ)
secara khusus mengembangkan materi pembelajaran pada pemberian
bekal dasar pengetahuan, sikap dan keterampilan keagamaan, terutama
untuk pengajaran yang kurang memungkinkan dapat tercapai secara
tuntas melaui pendidikan di sekolah fornmal. Misalnya, baca tulis al-
memadukannya dengan teori tentang pelaksanaan pembelajaran al-
Qur’an di TPQ.
c. Penarikan Kesimpulan
“Setelah data dideskripsikan, maka langkah selanjutnya adalah
menarik kesimpulan atau verefikasi data”.38Dalam hal ini, peneliti
membuat kesimpulan dari data-data yang dihasilkan dari paparan data
dan pembahasan yang telah disusun sebelumnya.
7. Pengecekan Keabsahan Data
Untuk mendapatkan reabilitas dan validitas data maka peneliti
melakukan beberapa teknik pemeriksaan terkait dengan pengumpulan data
yang telah didapatkan.
Untuk meningkatkan kualitas penelitian kualitatif, peneliti harus
objektif, dan dapat memahami data kajian dengan jelas serta berupaya
menguraikannya secara tepat.Keakuratan, keabsahan dan kebenaran
dikumpulkan dan dianalisis sejak awal menentukan kebenaran dan
ketepatan hasil penelitian sesuai dengan masalah dan focus penelitian.
Agar penelitian yang digunakan membawa hasil yang tepat dan benar
sesuai dengan konteksnya, maka peneliti dapat menggunakan berbagai
cara, sebagai berikut:
38Sugiono, Metodelogi Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, R&D),
(Bandung:AL-Fabeta, 2017), hlm. 342
30
a. Perpanjang Penelitian
Perpanjang Penelitian, hal ini dilakukan oleh peneliti agar data yang
diperoleh di lapangan benar-benar valid atau benar adanya. Hal ini
dilakukan oleh peneliti dengan mencar kredibilitas dari data yang
bernilai tinggi dari informan yang memiliki informasi yang
akurat.Perpanjangan disini yang dimaksudkan oleh peneliti disini
adalah “perpanjang waktu penelitian apabila data yang sudah
didapatkan oleh peneliti di lapangan kurang valid maka dibutuhkan
waktu peneltian untuk mendapatkan kembali data yang valid di
lapangan”.39
b. Meningkatkan Ketekunan Pengamat
Ketekunan peneliti dalam melakukan pengamatan atau dalam
melakukan teknik lain dalam pengumpulan data di lapangan akan
menentukan pula keabsahan dan kesahihan data yang terkumpul.
Disamping itu, peneliti selalu mawas diri dan menyadari bahwa
subjektivitas peneliti akan memengaruhi objektivitas hasil penelitian.
Peneliti harus meningkatkan ketekunan dan hindarilah subjektivitas
peneliti pada dirinya serta pahamilah budaya, bahasa, dan cara hidup
tiap informan (individu sumber informasi).
39Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011) hlm. 327
31
c. Triangulasi
Triangulasi merupakan “salah satu teknik dalam pengumpulan
data untuk mendapatkan temuan dan interpretasi data yang lebih
akurat dan kredibel. Beberapa cara yang dapat digunakan yaitu
dengan menggunakan sumber yang banyak dan menggunakan
metode yang berbeda. Penggunaan sumber yang banyak untuk
triangulasi dapat dilakukan dengan mencari sumber yang lebih
banyak dan berbeda dalam informasi yang sama. Lebih banyak dalam
sumber (multiple resources) dapat diartikan pula dalam dua hal, yaitu
jumlah eksemplarnya dan berbeda sumbernya dalam informasi yang
sama”.40
H. Sistematika Pembahasan
Dalam rangka memperjelas sistematika laporan hasil skripsi ini. Maka
peneliti memformulasikan rangkaian pembahasan skripsi ini dengan pola
sebagai berikut:
1. Bagian awal, terdiri dari halaman sampul, halaman judul, persetujuan
pembimbing, nota dinas pembimbing, pernyataan keaslian skripsi,
pengesahan dewan penguji, halaman moto, halaman persembahan,
pedoman transliterasi, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar
tabel dan abstrak.
40Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011) hlm. 328
32
2. BAB I, terdiri dari: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
dan manfaat, ruang lingkup dan setting penelitian, telaah pustaka,
kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
3. BAB II, berisi paparan dan temuan yang meliputi gambaran umum dan
sejarah awal terbentuknya TPQ Daarul Hamid di desa Gapuk, tujuan,
pelaksanaan pembelajaran al-Qur’an di TPQ berdasarkan tahsin, tartil
dan tilawah, kemampuan santri membaca al-Qur’an berdasarkan
tahsin, tartil dan tilawah TPQ Daarul Hamid, Faktor penghambat
pelaksanaan pembelajaran al-Qur’an berdasarkan tahsin, tartil dan
tilawah dan upaya yang dilakukan oleh guru/ustaz untuk mengatasi
faktor yang menjadi penghambat pelaksanaan pembelajaran al-Qur’an
berdasarkan tahsin, tartil dan tilawah di TPQ Daarul Hamid dusun
Gapuk desa Gapuk kecamatan Gerung kabupaten Lombok Barat NTB.
4. BAB III, berisi pembahasan yang meliputi pelaksanaan pembelajaran
al-Qur’an berdasarkan tahsin, tartil dan tilawah di TPQ Daarul Hamid,
kemampuan santri membaca al-Qur’an berdasarkan tahsin, tartil dan
tilawah di TPQ Daarul Hamid, Faktor penghambat dalam pelaksanaan
pembelajaran al-Qur’an berdasarkan tahsin, tartil dan tilawah dn upaya
yang dilakukan oleh guru/ustaz untuk mengatasi faktor yang menjadi
penghambat pelaksanaan pembelajaran al-Qur’an berdasarkan tahsin,
tartil dan tilawah di TPQ Daarul Hamid dusun Gapuk desa Gapuk
kecamatan Gerung kabupaten Lombok Barat NTB.
33
5. BAB IV, berisi penutup yang meliputi Kesimpulan dan saran.
6. Bagian akhir, terdiri dari daftar pustaka, lampiran dan daftar riwayat
hidup.
34
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Terbentuknya Desa Gapuk
Desa Gapuk merupakan salah satu dari 11 Desa dan 3 Kelurahan
yang ada di wilayah kecamatan Gerung, Desa Gapuk merupakan Desa
Induk yang lahir pada tahun 1917, dimana lahirnya Desa disaat situasi
negara Indonesia dalam perang melawan penjajahan Belanda, yang
dipimpin oleh Aq. Gorak dari Gapuk, pada pemerintahan ke-2 (Dua)
dipimpin oleh seorang raden yang bernama Lalu Mohali dari Gerung,
pada pemerintahan ke-3 (Tiga) yang di pimpin oleh Lalu Jinade dari
Gerung dan pada periode ke-4 (Empat) dipimpin oleh H. Mahidi dari
Dusun Mesanggok, pada priode ke-5 (Lima) di pimpin oleh H.Sarapudin
dari Dusun Gapuk, pada tahun 1966-1970. Priode ke-6 (Enam) dijabat
oleh H. Mas’udin pada tahun 1970-1983, sedangkan pada tahun 1983-
1984 dijabat sementara olehH. Lalu Juarsih, Priode ke-7 (Tujuh),
sedangkan pada tahun 1984-1992 dijabat kembali oleh H.Mas’udin dari
Dusun Mesanggok pada priode ke-8 (Delapan), dan pada priode ke-9
(Sembilan) di jabat oleh Drs.Tauni pada tahun 1992 – 2002 dengan
melihat perkembangan yang memungkinkan adanya lampu hijau dari
Kabupaten Lombok Barat untuk melaksanakan pemekaran dan
merupakan dari kemauan masyarakat Ego, Ketejer dan Kebon Kongok
35
yaitu dusun-dusun tersebut sepakat untuk mengajukan Proposal
Pemekaran Desa.
Penduduk Desa Gapuk sampai dengan Bulan Desember 2018,
berjumlah 3.797 Jiwa terdiri dari Penduduk laki-laki 1.929 Jiwa dan
Penduduk Perempuan 1.868 Jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga 1.393
KK. Desa Gapuk ini terdiri dari 6 dusun, diantaranya yaitu dusun Gapuk,
dusun Karang Penujak, dusun Mesulik, dusun Batu Mulya, dusun Batu
Mulik Karang Tengah, dan dusun Batu Mulik Karang Bayan.
Penduduk Desa Gapuk 100% beragama Islam dan memiliki sarana
peribadatan (Masjid dan Mushola) yang semuanya berada disetiap Dusun
masing-masing. Adapun perincian dari masjid yang terdapat di desa
Gapuk ini, yaitu :
1. Masjid Baital Azali di Dusun Gapuk
2. Masjid Baiturrahman di Dusun Karang Penujak
3. Masjid Raodatul Mushallin di Dusun Mesulik
4. Masjid Nurul Iman Attaqwa di Dusun Batu Mulya
5. Masjid Nurul Whusto’ di Dusun Batu Mulik Karang Tengah
6. Masjid baital Makmur di Dusun Batu Mulik Karang Bayan41
2. Sejarah Berdirinya Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ) Daarul Hamid
Desa Gapuk terdapat banyak TPQ, salah satunya yaitu TPQ Daarul
Hamid. Berdirinya Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ) Daarul Hamid ini
41Dokumentasi ,Selayang Pandang Desa Gapuk, Arsip Desa, 2018. Gapuk,15 Februari 2020
36
dilatar belakangi oleh adanyan keinginan dari salah satu masyarakat yang
peduli akan kondisi pendidikan yang ada di desa Gapuk kala itu, terutama
menyadari betapa pentingnya belajar membaca al-Qur’an dengan baik dan
benar serta mempelajari ilmu agama bagi anak-anak.Taman Pendidikan al-
Qur’an Daarul Hamid ini merupakan TPQ pertama dan tertua yang
didirikan di desa Gapuk.
Sejarah awal sebelum terbentuknya TPQ pertama yang ada di desa
Gapuk ini, para pembuka agama seperti para kiyai dan Tuan Guru
mengajak masyarakat untuk ikut serta membentuk kelompok dalam
pelaksanaan pengajian yang dilaksanakan tiap hari Jum’at sampai dengan
Sabtu di Pagutan, kota Mataram. Hal ini dilakukan agar masyarakat di
desa tidak terlalu minim akan pengetahuan tentang ilmu agama. Kemudian
hal tersebut mendapatkan respon yang baik dari masyarakat sekitar
sehingga terbentuklah kelompok pengajian.Kelompok yang dibentuk ini
memiliki anggota yang lumayan banyak yaitu 10 orang anggota yang
ingin memperdalam ilmu agama mereka. Setiap kali diadakannya
pengajian, kiyai, tuan guru serta masyarakat selalu berkumpul di rumah
salah satu warna yang berama Kiyai Zinal Abidin yang berada tepat di
dusun Gapuk RT 001.42
Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh kiyai Zainal Abidin selaku
pemilik TPQ Daarul Hamid, dalam wawancara sebagaimana dijelaskan:
42Dokumentasi, Gapuk, 25 Juli sampai 10Agustus 2019
37
Dahulu, sebelum dibentuknya atau berdirinya TPQ di desa ini, kami selalu berkumpul di rumah saya dan kemudian langsung melakukan perjalanan untuk belajar al-Qur’an dan ilmu agama lainnya yang diadakan oleh pondok pesantren di Pagutan.Pada saat itu kami tidak mengenal lelah walaupun jarak Pagutan dari sini tidaklah terhitung dekat.Tapi karena kelompok kami sama-sama dan rame anggotanya, jadiya lelah itu terbayar sudah dengan semangat itu.Eeem dulu kami pergi pengajian dengan berjalan kaki dan kadang juga menggunakan sepeda dan perjalanan itu tetap kami nikmati. Karena pendidikan Islam adalah ilmu yang sangat penting untuk membina karakter umat untuk mempunyai prinsip hidup yang bagus.43 Setelah lama bergulirnya waktu dan berbagai ilmu yang telah
didapatkan oleh para kiyai dan masyarakat yang ikut serta dalam
pengajian tersebut, maka terbesitlah minat dalam pembentukan kelompok
ngaji mandiri di desa Gapuk ini agar tidak lagi lelah melakukan perjalan
ke Pagutan. Setelah melakukan musyawarah kepada pihak yang berada di
Pagutan dan kemudian mendapatkan persetujuan, maka kelompok tersebut
membentuk kelompok ngaji yang bernama Daarul Hamid yang dipelopori
oleh TGH. Abdul Hamid dan mulai mendirikan mushola sebagai tempat
pelaksanaannya. Kegiatan yang dilakukan oleh kelompok ini yaitu
mempelajari bagaimana membaca al-Qur’an, memperdalam ilmu agama
untuk melanjutkan pengajian yang dulunya berlangsung di Pagutan.
Kemudian juga pembelajaran bagaimana baca tulis al-Qur’an dengan baik
dan benar, menghafal al-Qur’an, tartil, tilawah serta selalu melaksanakan
diskusi kekeluargaan bersama.
43Kiyai H. Zainal Abidin, Pendiri TPQ Daarul Hamid, wawancara, Gapuk 6 Februari 2020
38
Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh kiyai Zainal Abidin selaku
pemilik TPQ Daarul Hamid mengenai sejarah awal berdirinya TPQ Daarul
Hamid, dalam wawancara sebagaimana disampaikan:
Awalnya dulu dari berdirinya TPQ Daarul Hamid ini, ya didirikan oleh bapak saya TGH. Abdul Hamid. Yang mendirikan Mushola pertama di desa ini kn. Dari cerita tadi kan sudah disampaikan awalnya kami belajar agama ya di mushola ini. Jadi TPQ ini sudah berdiri dari tahun 1970an dulu.Saya mengelola dan berlangsung sampai dengan hari ini. Dasar nama Daarul Hamid itu karna bapak saya kan namanya Hamid, makanya itu diambil dari namanya. Sekarang muridnya lumayan banyak karena yang berhenti juga sudah banyak dan sekitaran 20 orang di TPQ Daarul Hamid ini.44 Dari paparan data di atas, maka peneliti memahami bahwa
pendirian Taman Pendidikan al-Qur’an Daarul Hamid merupakan Taman
Pendidikan al-Qur’an pertama yang didirikan di desa Gapuk yaitu pada
tahun 1970. Dengan alasan akan pedulinya terhadap kondisi pendidikan
terutama bagi pendidikan agama di desa Gapuk sehingga kiyai memilih
untuk mendirikan lembaga sebagai tempat untuk mempelajari al-Qur’an
dan ilmu agama. Yang awalnya mushola Daarul hamid ini sebagai tempat
mempelajari ilmu agama, pengajian serta mempelajari al-Qur’an. Namun
seiring berkembangnya zaman, kelompok pengajian yang dilaksanakan di
mushola Daarul Hamid ini, kemudian membentuk Taman Pendidikan al-
Qur’an yang dikhususkan bagi anak-anak yang memiliki banyak santri
dan terus bertambah.
44Kiyai H. Zainal Abidin, Pendiri TPQ Daarul Hamid, wawancara, Gapuk, 6 Februari 2020
39
3. Tujuan Didirikan TPQ Daarul Hamid
Tujuan didirikannya TPQ yaitu agar anak-anak usia dini yang
tumbuh di desa Gapuk dapat mempelajari al-Qur’an dengan baik dan
benar sehingga ilmu yang mereka dapatkan di sekolah seimbang dengan
ilmu yang mereka dapatkan di luar sekolah.
Hal ini sebagaimana ditegasakan oleh Kiyai H. Zainal Abidin
sekalu pendiri TPQ Daarul Hamid di dusun Gapuk desa Gapuk, yang
mengatakan:
Tujuan utama bagi saya mendirikan TPQ ini ya tidak lain dan tidak bukan karena kepedulian akan kondisi masyarakat terutama bagi kalangan anak-anak sebelum terbentuknya TPQ di desa Gapuk ini, melihat mereka ya saya ingin mereka tidak buta akan ilmu agama dan saya ingin tetap memberikan pengajaran kepada mereka sebagai pedoman hidup mereka. Karena anak memiliki ingatan yang kuat ya dibanding dengan kita orang tua begitu, jadi berhubung ingatan mereka masih kuat otak merekka masih bisa menerika ilmu-ilmu itu ya, saya ingin menanamkan kepada mereka bahwa ilmu agama itu snagat penting.Sehingga jika ada orang tua mereka tidah tahu, anaknya bisa memberitahu karena sudah belajar disini.Dan syukur Alhamdulillah anak-anak ini meski banyak bermain, mereka juga tidak melupakan pentingnya belajar terutama juga saya biasakan mereka mengahafal ayat-ayat pendek dan itu Alhamdulillah mereka juga senang. Selan itu juga kami bertujuan untuk membentuk santri TPQ sebagai generani yang cinta Qur’an, selalu berakhlak yang baik di manapun mereka berada, mampu melaksanakan shalat fardu 5 waktu, mampu mengahafal surat pendek dan doa sehari-hari.45
B. Pelaksanaan Pembelajaran al-Qur’an Berdasarkan Tahsin, Tartil dan
Tilawahpada TPQ Daarul Hamid
1. Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Berdasarkan Tahsin, Tartil dan
TilawahTPQ Daarul Hamid
Pelaksanaan pembelajarn al-Qur’an berdasarkan Tahsin, Tartil dan
Tilawahyang dilakukan pada TPQ Daarul Hamid, didukung dan
ditunjang dengan mengunakan strategi dan metode. Secara umum,
strategi mempunyai pengertian yaitu suatu garis-garis besar haluan untuk
bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.Strategi
mengajar adalah “teknik yang digunakan guru dalam melaksanakan
pembelajaran agar dapat mempengaruhi sisi untuk mencapai tujuan
pembelajaran secara lebih efektif dan efisiens”.Strategi biasanya
digunakan sebagai teknik yang harus dikuasai oleh guru untuk mengajar
atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa, agar pelajaran dapat
ditangkap, dipahami oleh siswa dengan baik.
Dalam proses pembelajaran al-Qur’an berdasarkan tahsin, tartil dan
tilwah, TPQ Daarul Hamid menggunakan strategi klasikal individu dan
sorongan.46
Hal ini seperti yang disampaikan oleh Kiyai H. Zainal Abidin
selaku ustad pendidik, beliau mengatakan:
46Observasi, Gapuk, 18-30 Januari 2020
41
Dari tahsin, tartil dan tilawah, kami mengguakan cara mengajar yang sama. Ketika proses belajar mengajar, kami melakukan dua cara, yaitu pertama, anak-anak ini maju ke ustad atau ustazahnya, lalu membaca. bergilir. Ini si biasanya sering terjadi di anak-anak iqro’ ya.. kalau anak-anak yang tingkatan al-Qur’an kami gunakan klasikal individu. Ini kami gunakan untuk yang sudah sampai di tahsin yang belajar tilawah seperti itu.47
Hal ini jugasebagaimana yang disampaikan oleh ustad Hamid
selaku ustad/guru di TPQ Daarul Hamid, beliau mengatakan:
Dalam pelaksanaan pembelajaran di TPQ ini, kami mengunakan 2 cara yaitu menirukan dan membaca sendiri di hadapan ustad/ustazah pembimbing.. setiap ustad/ustazah memberikan arahan kepada anak-anak.48
UstazahDila pendidik di TPQ juga mengatakan:
Saat proses belajar mengajar di TPQ, kami menggunakan 2 cara, ada yang anak-anak ini maju kepada kami (pendidik) untuk membaca sampai mana sudah batas bacaannya. Tapi ini kebanyakan yang kelas anak-anak iqro’ tapi kalau di anak-anak yang tahsin yang sudah besar, kami memberikan contah bacaannya lalu kemudia diikuti dengan mereka.49 Strategi pembelajaran yang diterapkan di TPQ Daarul Hamid
diantaranya juga alokasi waktu yang pembelajaran yang cukup lama
yakni sekitar 150 menit.Dengan adanya alokasi waktu untuk
pembelajaran yang cukup lama ini, diharapkan bisa memaksimalkan
Februari 2020 48Ustad Hamid, Ustad pendidik TPQ Daarul Hamid, wawancara, Gapuk, 8 Februari 2020 49Amania Adila, Ustazah pendidik TPQ Daarul Hamid, wawancara, Gapuk 12, Februari
42
2. Kegiatan Pembelajaran al-Qur’an TPQ Daarul Hamid
Kegiatan yang bertujuan utuk mencapai suatu tujuan pembelajaran
di TPQ yaitu untuk menjadikan anak/santri yang pandai membaca al-
Qur’an berdasarkan tahsin, tartil dan tilawah, serta berakhlakul karimah
dan menjadikan al-Qur’an sebagai pedoman hidup sehari-hari. Maka dari
itu, Taman Pendidikan al-Qur’an Daarul Hamid sangat mengutamakan
membimbing anak dengan memberikan bimbingan keagamaan yang
intensif kepada anak.
Adapun bentuk kegitan pembelajaran yang dilakukan oleh Taman
Pendidikan Daarul Hamid, yaitu ketika hendak dimulai proses belajar
mengajar, yaitu pada pukul 15.30 atau sebelum shalat asar, santri
diwajibkan memulai dalam keadaan suci dengan cara berwudhu dan
membaca doa-doa. Kegiatan selanjutnya adalah melaksanakan shalat
Ashar berjamaah di mushola Daarul Hamid bersama dengan ustad dan
santri lainnya yang kemudian dilanjutkan dengan zikir bersama setelah
shalat.Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan inti yaitu belajar mengajar
membaca al-Qu’an, tahsin dan tartil.Bentuk pengajarannya yaitu ustad
atau pendidik memberikan cotoh dan kemudian diikut oleh santri dan
dilanjutkan denga mengulanginya. Kemudian jika sudah selesai
dilanjutkan dengan melanjutkan hafalan serta membaca surat-surat pendek
di juz 30 yang dimulai dari surat an-Naas sampai minimal surat ad-Duha ,
yang kemudian pada sesi terakhir pembelajaraan yang berakhir pada pukul
43
17.30 kegiatan yang dilakukan adalah membaca shalawat kepada nabi
secara bersama-sama dan membaca doa sembari menutup kegiatan belajar
mengajar TPQ dengan salam dan saling maaf memaafkan.50
C. Kemampuan Membaca al-Qur’an Santri Berdasarkan Tahsin, Tartil dan
Tilawahdi TPQ Daarul Hamid
1. Kemampuan Membaca al-Qur’an Berdasarkan Tahsin
Kemampuan membaca al-Qur’an yang dimaksudkan dalam
penelitian ini adalah kelancaran dan ketepatan dalam membaa al-Qur’an
terutama pada tahsin.
Kemampuan tahsin santri TPQ Daarul Hamid, masih dalam bentuk
mengajarkan dan membiasakan.Karena santri TPQ lebih banyak yang
masih dalam tingkatan belajar.51
Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh kiyai H. Zainal Abidin selaku
ustad/pedidik di TPQ yang mengatakan:
Sejauh ini, anak-anak tetap kami bombing dalam tahsin.Dan kemampuan anak-anak sudah lebih baik dari sebelumnya. Karena kami masih dalam proses pengajaran. Tapi juga, ada anak-anak yang sudah besar ya, yang sudah sampai ditingkatan al-Qur’an begitu, sudah bagus tahsinnya.Jadi dalam tahsin sendiri, saya bilang masih setengah karena anak-anak masih tetp diajarkan menuju tahap perbaikan terus menerus.52
50Observasi, Gapuk, 18-30 Januari 2020 51Observasi, Gapuk, 18-30 Januari 2020 52Kiyai. H. Zainal Abidin, Pengeola TPQ/ustad TPQ Daarul Hamid, wawancara, Gapuk, 6
Februari 2020
44
Hal ini juga sebagaimana dijelaskan oleh ustad Hamid, dalam
wawancara beliau mengatakan:
Bagi saya sih, anak-anak ini sudah cukup baik.Karena tiap hari kami ajarkan dan terus ajarkan, mereka mempunyai perubahan sedikit demi sedikit dalam hal tahsin ini. Tapi namanya juga dalam proses pengajaran, masih ada salah dan baiknya. Jadi bisa saya simpulkan bahwa kemampuan santri disini 40% sudah baik dan 60% masih dalam proses belajar mengajar. Mengapa saya ucapkan begini, ya karena sudah banyak yang lulus atau bahasanya sudah berhenti dari kakak-kakaknya jadinya yang tersisi sekarang lebih banyak yang masih dalam proses belajar menuju lebih baik.53 Hal ini juga disampikan oleh ustazah Adila sebagai pendidik TPQ
Daarul Hamid, yang mengatakan:
Kemampuan anak-anak TPQ saat ini, masih dalam proses pengajaran. Saya mengatakan ini karena anak-anak yang sudah besar dan tahsinnya bisa dibilang baik, sudah selesai mengaji.Sehigga untuk saat ini anak-anak didik kami masih kami usahakan untuk mengajarkan agar bisa memiliki kualitas yang baik lagi.54 Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulakan bahwa
kemampuan membaca berdasarkan tahsin santri TPQ Daarul Hamid dapat
dikatakan sedang. Karena pada saat ini, proses pembelajaran menekankan
pada perbaikan disebabkan juga faktor santri yang tahsinnya bagus sudah
banyak yang lulus atau selesai.
2. Kemampuan Membaca al-Qur’an Berdasarkan Tartil
Kemampuan membaca al-Qur’an santri di TPQ Daarul Hamid
sebagaimana dari hasil observasi peneliti, sudah terbilang baik.Karena
dilihat dari santri ketika membaca al-Qur’an dengan tenang dan tidak
terburu-buru.55
Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh kiyai H. Zainal Abidin yang
mengatakan:
Adapun dari segi tartil, anak-anak disini Alhamdulillah..mereka senantiasa membaca al-Qur’an dengan tartil dan tidak asal agar mereka mengajinya cepat selesai. Disinilah kami menekankan pembiasaan agar anak-anak membaca al-Qur’an dalam keadaan tenang dan tidak asal cepat selesai namun tidak lihat mana yang salah dan sebagainya.56 Hal ini jugasebagaimana yang disampaikan oleh ustad Hamid
selaku ustad/guru di TPQ Daarul Hamid, beliau mengatakan:
Jika dari tartil, membaca al-Qur’an dengan tenang ya walaupun tahsinnya masih dalam memperbaiki, tapi anak-anak dari awal sudah kami biasakan untuk selalu membaca dengan tartil.Karena kami menekankan hal ini.57 Hal serupa juga disampaikan oleh ustazah Adila, beliau
mengatakan:
Kami mengutamakan anak-anak ini dalam tahsin, artil dan tilawah. Jadi jika ditanya kemampuan tartil, berdasarkan taril tadi, anak-anak disini masih dalam proses perbaikan namun, mereka senantiasa membaca al-Qur’an dengan tartil karena kami menanamkan hal itu pada diri mereka sejak awal.58 Jadi, berdasakan hasil wawancara di atas, dapat disimplkan oleh
peneliti bahwa santri di TPQ Daarul Hamid senantiasa membaca al-
55Observasi, Gapuk, 18-30 Januari 2020 56Kiyai. H. Zainal Abidin, Pengeola TPQ/ustad TPQ Daarul Hamid, wawancara, Gapuk, 6
Februari 2020 57Ustad Hamid, Ustad pendidik TPQ Daarul Hamid, wawancara, 8 Februari 2020 58Amania Adila, Ustazah pendidik TPQ Daarul Hamid, wawancara, 12 Februari
46
Qur’an dengan tartil.Karena pengajaran yang utama dan penting serta
harus ditekankan adalah membaca dengan tartil.
3. Kemampuan Membaca al-Qur’an Berdasarkan Tilawah TPQ Daarul
Hamid
Kemampuan membaca al-Qur’an berdasarkan tilawah di TPQ
Daarul Hamid sudah baik.Karena santri membaca al-Qur’an dibiasakan
dari awal dengan suara merdu.59
Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh kiyai H. Zainal Abidin yang
mengatakan:
Kemampuan membaca al-Qur’an terutama tilawah pada anak-anak disini, sejauh ini itu sudah cukup baik. Anak-anak dari tingkatan al-Qur’an misalnya, mereka sudah lancar bagaimana penepatan bacaanya, penyebutannya dan panjang pendeknya.Karena kami juga sudah sering mengikut sertakan ank-anak ini lomba tilawah seperti tingkatan desa dan lian sebagainya.Disisi lain juga, kami akan mengajarkan anak-anak ini tilawah jika sudah lancar iqro’. Pengajaran untuk anak-anak yang masih tingkatan iqro’ apalagi yang masih di bawah, mereka harus diajarkan lebih serius lagi.60
Hal ini juga sebagaimana dijelaskan oleh ustad Hamid, dalam
wawancara beliau mengatakan:
Kalau kemampuan membaca al-Qur’an anak-nak di TPQ ini menurut saya, sudah baik.Apalagi yang tilawah. Karena jika dilihat juga dari cara membaca terutama bagi anak-anak yang sudah sampai pada tingkatan al-Qur’an (biasanya anak-anak SMP) mereka sudah cukup bagus dalam bacaannya serta lantunan yang merdu
59Observasi, Gapuk, 18-30 Januari 2020 60Kiyai. H. Zainal Abidin, Pengelola TPQ/Ustad TPQ Daarul Hamid, wawancara, Gapuk, 6
Februari 2020
47
.Namun jika kita lihat dari tingkatan anak-anak yang masih iqro’ (masih kecil), itu perlu kita lebih ajarkan lagi kepada mereka.61 Hal serupa juga di jelaskan oleh ustazah Adila yang mengatakan:
Jika ditanya mengenai tilawah, anak-anak didik kami ini tilawah Alhamdulillah merdu tapi itu kembali lagi, belum begitu sempurna karena perlu disempurnakan lagi dengan tahsin.Tapi sejauh ini tilawah, sudah cukup baik.62
4. Keadaan Santri Taman Pendidikan al-Qur’an Daarul Hamid
Keberhasilan dalam melaksanakan aktifitas baik belajar maupun
mengajar tidak bisa dipisahkan dari keaktifan santri. Kegiatan belajar
mengajar akan berjalan secara efektif jika adanya dukungan dan antusias
dari kalangan santri dalam mengikuti pelajaran.
Adapun jumlah santri keseluruhan dari Taman Pendidikan al-
Qur’an Daarul Hamid pada tahun 2019-2020 yaitu berjumlah 35 orang
santri yang dimana TPQ Daarul Hamid ini sudah meluluskan santri yang
berjumlah puluhan orang. Adapun data santri terkini dari TPQ Daarul
Keadaan Santri Taman Pendidikan al-Qur’an Daarul Hamid
Tahun 2019-2020
Sumber Data: Kiyai H. Zainal Abidin63
No Kelas P L Jumlah
1. Pra TK A dan B 4 3 7
2. Jilid 1 - - -
3. Jilid 2 2 1 3
4. Jilid 3 3 3 6
5. Jilid 4 4 - 4
6. Jilid 5 1 2 3
7. Jilid 6 5 1 6
8. Al-Qur’an 9 4 6
5. Keadaan Ustad/Ustadzah (Tenaga Pendidik)
Taman Pendidikan al-Qur’an Daarul Hamid memiliki 4 tenaga
pendidik (ustad/ustadzah) yang semuanya adalah pengajar tetap.Setiap
ustad/ustadzah tidak ada yang mendapatkan gaji.Karen ustad/ustadzah
yang mengajar di TPQ Daarul Hamid ini adalah anak cucu keturunan dari
Kiyai pendiri TPQ Daarul Hamid ini. Jadi, TPQ Daarul Hamid ini
63 Kiyai H. Zainal Abidin, Pengelola TPQ/ustad, wawancara, Gapuk, Februari 2020
49
dikelolah secara turun temurun oleh keluarga, berikut adalah daftar dari
nama-nama pendidik di TPQ Daarul Hamid, yaitu:
Tabel 2.2
Daftar Pendidik TPQ Daarul Hamid
Sumber Data: Kiyai H. Zainal Abidin64
No Nama Jabatan
1. H. Zainal Abidin Pendiri/ustaz
2. Khamid Fathul Muhammad Pendidik/ustaz
3. Amania Adila Pendidik/ustazah
4. Fatima az-Zahra Pendidik/ustazah
D. Faktor Penghambat Pelaksanaan Pembelajaran al-Qur’an Berdasarkan
Tahsin, Tartil dan Tilawah pada TPQ Daarul Hamid
Selain adanya beberapa faktor pendorong pelekasanaan TPQ Daarul
Hamid, maka terdapat pula faktor penghambatnya. Berdasarkan penelitian
yang diperoleh dari hasil pengamatan (observasi) dan wawancara dengan
informan, yaitu bahwa faktor yang menjadi penghambat pengajaran tahsin,
tartil dan tilawah sama aja, adalah santri yang masih pada tingkatan jilid yang
rendah. Hal ini dikarenakan santri masih dalam proses pengajaran sehingga
memerlukan sedikit usaha yang lebih65
64Kiyai. H. Zainal Abidin, Pengelola TPQ/Ustad, wawancara, Gapuk, Februari 2020 65Observasi, Gauk 18-30 Januari 2020
50
Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Kiyai H. Zainal Abidin yang
mengatakan bahwa:
Jika ditanya mengenai penghambat yaa bisa saya katakan bahwa hambatan ini tidak menjadi penghalang bagi kami disini untuk mengajarkan al-Qur’an terutama tahsin, tartil dan tilawahnya.Mengapa demikian, karena kami masih terus mengajarkan anak-anak untuk menjadi lebih baik.Sehingga butuh usaha ekstra tapi sebelarnya ini bukan hambatan, tapi hanya perlu usaha saja.Jadi, penghambatnya itu karena karakteristik anak berbeda-beda.Ada yang cepat menerima pelajaran dan ada yang lama.66
Hal serupa juga dikatakan oleh stad Hamid, yang mengungkapkan:
Sebenarnya bukan cendrung ke hambatan, karena anak-anak ini masih kecil yang butuh dibimbing ekstara juga. Mereka masih main-main tapi masih punya semangat yang tinggi akan pentingnyabelajar. Jadi bagi saya, pengajaran ekstra ya dimulai dengan mengajarkan anak-anak yang masih kecilkarena mereka beda-beda sifat dililat dari tingkat pengajaran yang terbilang rendah, seperti iqro.67
Hal berikut, juga disampaikan oleh ustazah Dila, yang mengatakan:
Kalau bagi saya pribadi, yang menjadi penghambatnya adalah anak-anak lebih cendrung belajar dengan main-main. Tapi ini tidak bisa kita salahkan juga karena usia mereka sekarang itu memang sedang asik-asiknya bermain, tapi disisi lain mereka mau untuk belajar.68
Dari hasil pernyataan di atas, maka dapat dikatakan bahwa faktor yang
menjadi penghambat pembelajaran al-Qur’an berdsarkan tahsin, tartildan
tilwah, sama saja. Yaitu faktor dalam diri anak.Hal ini disebabkan karena
anak-anak yang sedang berada di fase pengajaran ini masih senang dengn
Februari 2020 67Ustad Hamid, Ustad TPQ/Pendidik TPQ Daarul Hamid, wawancara, 8 Februari 2020 68Amania Adila, Ustazah pendidik TPQ Daarul Hamid, wawancara, 12 Februari
51
bermain-main dan juga karakter yang berbeda, yang dimana ada anak yang
lebih cepat paham dan bisa kemudian ada anak yang harus diajarkan berulang
agar bisa.
E. Upaya Guru Untuk mengatasi Faktor Penghambat Pelaksanaan Pembelajaran
al-Qur’an berdasarkan Tahsin, Tartil dan Tilawah
Dalam pelaksaan pembelajaran, tentu saja terdapat faktor yang menjadi
penghambatnya. Namun hal ini tidak menjadikan penghaalang untuk
kelangsungan suatu proses pembelajaran. Akan ada upaya-upaya atau cara-
cara yag dilakukan oleh pendidik agar faktor yang menjadi penghambat
tersebut bisa teratasi.
Faktor yang menjadi penghambat pelaksanaan pembelajaran al-Qur’an
yang terdapat di TPQ Daarul Hamid terdapat pada santri yang mayoritasnya
masih berada dalam tingkatan yang paling dasar yaitu iqro’. Namun hal ini
tidak menjadikan utaz/ustazah pendidik di TPQ Daarul Hamid kehilangan
cara untuk bagaimana santri di TPQ Daarul Hamid dapat dengan mudah dan
lebih cepat mengerti dalam mempelajari al-Qur’an terutama dalam penekanan
pada tahsin, tartil dan tilawah.69
Hal ini berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti
kepada ustaz/kiyai Zainal Abidin selaku pengelola TPQ, beliau mengatakan:
Dalam pembelajaran, tentu saja ada faktor-faktor yang menjadi menghalang untuk mencapai proses, tapi disini yang dapat mencapai tujuan tersebut dengaan cepat kembali lagi kepada guru. Yang dimana
69
Observasi, Gapuk, 18-30 Januari 2020
52
disini guru memiliki peran yang penting dalam mengupayakan faktor penghambat tersebut tidaklah menjadi penghalang bagi kami para ustaz dalam mengajarkan anak-anak. Dalam hal ini, upaya yang dapat dilakukan guru dalam mengatasinya adalah memberikan pengajaran secara intes kepada anak-anak yang lama paham dan mengerti dalam pembelajaran. Maksudnya disini, cara yang kami lakukan adalah penyampaiannya. Jika anak yang masih belum paham, maka kami berikan pengajaran khusus dan lebih kepada anak tersebut.70 Hal ini juga disampaikan oleh ustaz Hamid selaku guru/ustaz di TPQ
Daarul Hamid, beliau mengatakan:
Untuk mengatasi faktor yang menjadi penghambat disini, adalah dengan cara dari kami pribadi ustaz, memberikan waktu yang lebih kepada anak-anak yang masih kurang paham dan kurang bisa. Contohnya kami memberikan pembelajaran ekstra kepada anak yang belum bisa atau baik tahsin, tartilnya. Hal ini dilakukan agar anak-anak yang terbilang bagus dari pada temannya yang belum bisa, tidak terhalang juga temannya yang belum bisa, seperti itu.71
Hal serupa juga disampaikan oleh Ustazah Adila, beliau mengataka:
Upaya yang dilakukan oleh guru/ustaz/ustazah disini adalah kami mengelompokkan anak-anak yang sudah lumayan lancar dengan anak-anak yang sama sekali belum lancar. Hal ini kami lakukan agar anak-anak yang sudah sedikit bisa di atas teman-temannya yang sudah bisa tidak terhalang. Dan untuk anak-anak yang masih pada tingkatan yang rendah, maka kami berikan penajaranang lebih ekstra lagi seperti kami melakukan pengajaran secara individu tatap muka antara ustazah dengan santrinya. Hal ini dilakukan supaya anak ini akan cepat lebih paham jika diajarkan dengan cara perseorangan atau individu.72
Jadi, berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan oleh
peneliti bahwa, ustaz/ustazah pendidik TPQ Daarul Hamid dalam
mengupayakan faktor yang mengjadi penghambat adalah dengan cara yang
dimana ustaz/ustazah pendidik memberikan pengajaran ekstra kepada anak-
anak yang masih belum paham akan materi dengan cara memberikan
pembelajaran individu dari teman-teman yang sudah bisa. Tujuannya yaitu
agar santri lebih fokus dalam menerima pembelajaran.
54
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Pembelajaran al-Qur’an Berdasarkan Tahsin, Tartil dan
Tilawah pada TPQ Daarul Hamid
Taman Pendidikan al-Qur’an adalah “lembaga atau kelompok
masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan non formal jenis keagamaan
Islam yang bertujuan untuk memberikan pengajaran membaca al-Qur’an sejak
usia dini, serta memahami dasar-dasar diinul Islam pada anak usia taman
kanak-kanak, sekolah dasar atau madrasah intidaiyah (SD/MI) atau bahkan
lebih tinggi”.73 Keberadaan Taman Pendidikan al-Qur’an merupakan
penunjang pendidikan agama Islam pada lembaga-lembaga formal yang
dilaksanakan diluar jam pelajaran sekolah.
Adapun proses pembelajaran berlangsung dalam sekali pertemuan di
masing-masing tingkatan selama 1-2 jam. Pelaksanaan Taman Pendidikan al-
Qur’an Daarul Hamid dilaksanakan dengan sistem sorong dan klasikal baca
simak. Yang dimana, sistem klasikal baca simak ini merupakan sistem
pembelajaran yang dimana proses ini ustaz/ustazah yang mengajar
menghadapi satu kelompok tingkatan secara bersama-sama sesuai dengan
tingkatan al-Qur’an yang dipelajari santrinya.
73Aliwar, Penguatan Model Pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an dan Manajemen
Pengelolaan Organisasi (TPA), Vol. 9, Nomor 1, Januari-Juni 2016, hlm. 24
55
Dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran, perlu adanya strategi
dalam pembelajaran.Strategi dalam pembelajaran bisa diartikan dengan
langkah-langkah yang tersusun secara terncana dan sistematis dengan
menggunakan metode atau teknik tertentu guna mencapai tujuan yang
diinginkan, yaitu tujuan pembelajaran.Strategi pembelajaran yang digunakan
di TPQ Daarul Hamid ini berupa strategi sistem sorongan dan klasikal
individual.
Berdasarkan hasil penelitian dan temuan yang diperoleh, adapun bentuk
pelaksaan yang dilakukan oleh Taman Pendidikan al-Qur’an Daarul Hamid
yaitu dalam bentuk proses pembelajaranberdasarkan Tahsin, Tartil dan
Tilawahyang dapat dipaparkan dalam materi pembelajaran yaitu materi
pokok dan materi penunjang. Penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang
dirancang dengan strategi sorongan klasikal individualdanstrategi sorongan.
1. Strategi Klasikal Individual
Klasikal individu, dalam prakteknya “sebagian waktu guru
digunakan untuk menerangkan dan mencontohkan materi pembelajaran
yang kemudian membaca bersama dengan santri”.74Yang dimaksudkan
dengan sistem sorongan ini berupa sistem pembelajaran, dimana guru
menyampaikan materi dengan baik dan mudah dipahami oleh santri dan
kemudia santri dan guru membacanya secara bersama-sama. Hal ini
74Zarkasyi, Merintis Pendidikan TKA, (Semarang: Lentera Hati, 2000) hlm. 188
56
dilakukan ketika proses pembelajaran telah dimulai kemudian
dipertengahan akan diikuti oleh santri.
Berkaitan dengan hal tersebut, TPQ Daarul Hamid menggunakan
sistem ini dalam pelaksaan kegiatan pembelajaran guna agar santri lebih
mudah mengerti terutama dalam pembelajaran tahsin, tartil dan
tilawahnya. Sehingga demikian, ustaz/ustadzah dapat lebih mudah dalam
mengajarkan jiwa santri sudah paham, sehingga pengajaran yang lebih
intes diberikan kepada santri yang belum terlalu lancar. Hal ini dilakukan
agar santri lebih mudah memahami dan mengerti dari materi ketika
pembelajaran dan juga akan lebih mudah dalam proses pembelajaran bagi
santri dalam menerima materi.
2. Strategi Sistem Sorongan
Sistem sorongan atau individu (privat), dalam prakteknya “santri
atau siswa bergiliran satupersatu menurut kemampuan membacanya”.75
Yang dimaksudkan dengan sistem sorongan ini berupa sistem
pembelajaran, dimana guru berhadapan dengan santri satu persatu secara
bergantian ke hadapan guru. Hal ini dilakukan agar seorang mendapatkan
kesempatan untuk tanya jawab secara langsung.
Berkaitan dengan hal tersebut, TPQ Daarul Hamid menggunakan
sistem ini dalam pelaksaan kegiatan pembelajaran guna agar guru atau
ustadz dan ustazah bisa mengetahui santrinya baik dalam segi tahsin,
75Zarkasyi, Merintis Pendidikan TKA, (Semarang: Lentera Hati, 2000) hlm. 188
57
tartil dan tilawahnya. Sehingga demikian, ustaz/ustadzah dapat lebih
mudah dalam menilai (evaluasi) dan memilah santrinya yang sudah lancar
dan yang belum, sehingga pengajaran yang lebih intens diberikan kepada
santri yang belum terlalu lancar. Hal ini dilakukan ustad atau ustazah
setiap hari dilakukan setelah penyampaian materi pembelajaran.
B. Kemampuan Membaca al-Qur’an Siswa Berdasarkan Tahsin, Tartil dan
Tilawah pada TPQ Daarul Hamid
Kemampuan membaca al-Qur’an adalah “hal yang sangat penting dalam
proses pembelajaran karena merupakan kecakapan dalam membaca al-
Qur’an”.76
Berkaitan dengan itu, dalam hal ini TPQ Daarul Hamid selalu mendidik
dan megajarkan santrinya dalam proses pembelajaran agar bisa cakap dan
lancar dalam membaca al-Qur’a. Dalam meningkatkan kemampuan membaca
al-Qur’an terutama tahsin, tartil dan tilawah, dengan menggunakan strategi
untuk mencapai hasil yang dituju dan diharapkan, yaitu agar kualitas
membaca santri dapat meningkat lebih baik seiring dengan pembelajaran yang
diterima oleh santri.
76Annuri, Panduan Tahsin dan Tilawah al-Qur’an. Pembahasan Ilmu Tajwid. (Bogor: Prim
Publishing, 2007) hlm. 23
58
C. Faktor Penghambat Pelaksanaan Pembelajaran al-Qur’an Berdasarkan
Tahsin, Tartil dan Tilawah pada TPQ Daarul Hamid
Faktor penghambat adalah “hal yang menjadi hambatan bagi tercapainya
tujuan yang diingikan”.77 Hambatan ini menjadi penyebab lama dalam
mencapai tujuan. Sehingga dapat menjadi penghalang dalam proses
pembelajaran juga.
Berdasarkan hal tersebut TPQ Daarul Hamid juga memiliki faktor yang
dapat menjadi penghambat proses pembelajaran terutama dalam tahsin, tartil
dan tilawah. Hal ini berasal dari dalam diri santri. Namun, TPQ Daarul Hamid
tetap mengusahakan agar faktor penghambat tersebut bisa segera teratasi
dengan harapan dapat mencapai tujuan serta visi misi yang baik yaitu
menghasilkan santri yang pandai membaca al-Qur’an terutama dalam segi
tahsin, tartil dan tilawahnya.
D. Upaya Guru Untuk mengatasi Faktor Penghambat Pelaksanaan Pembelajaran
al-Qur’an berdasarkan Tahsin, Tartil dan Tilawah
Upaya adalah “suatu hal yang dilakukan untuk memecahkan suatu
persoalan untuk mencapai maksud yang dituju”.78 Upaya dilakukan oleh
seseorang merupakan hal yang dapat membantu dalam mencapai hal yang
77Abdurrahman, Paradigma Baru Pendidikan, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005) hlm, 25 78Unggul Priyadi, Peningkatan Mutu Pembelajaran Taman Pendidikan al-Qur’an Dengan
Pembuatan Kurikulum TPA, Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 2, Nomor 3, September 2013, hlm. 256
59
menjadi tujuan dari yang dilakukan berdasarkan tujuan utama dalam
pembelajaran.
Berkaitan dengan makna upaya tersebut, ustaz/ustazah TPQ Daarul
Hamid mengupayakan agar santri yng ada di TPQ Daarul Hamid tidak
terhalang dan kesusahan akan adanya faktor penghalang. Oleh karena itu,
ustaz/ustazah memberikan pembelajaran secara individu kepada santri atau
anak-anak yang masih berada ditingakata paling dasar agar dapat mengejar
teman-teman yang sudah berada pada tingkat di atasnya. Upaya tersebut yaitu
disebut dengan strategi penyampaian pembelajaran.
Strategi penyampaian pembelajaran, yaitu “metode untuk
menyampaikan pembelajarana kepada siswa untuk dapat menerima serta
merespon pembelajaran”. Hal ini dilakukan agar guru lebih tahu sampai mana
pemahaman peserta didik sehingga dapat diberikan pembelajaran yang lebih
intens lagi.
60
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam skripsi ini
mengenai Pelaksanaan Pembelajaran al-Qur’an di Taman Pendidikan al-
Qur’an Daarul Hamid dusun Gapuk desa Gapuk, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Dalam pelaksanaan pembelajaran al-Qur’an berdasarkan Tahsin, Tartil
dan Tilawah pada TPQ Daarul Hamid dusun Gapuk desa Gapuk
menerapkan strategi dalam pelaksanaan pembelajarannnya agar dapat
meningkatkan kemampuan santri dalam membaca al-Qur’an. Strategi
penyampaiannya dalam pembelajaran al-Qur’an adalah menggunakan
model sorongan dan klasikal individual. Pada pelaksaan kegiatan belajar
mengajar al-Qur’an yaitu terdiri dari materi pokok yaitu berupa
memberikan materi kemampuan membaca al-Qur’an dengan
mengutamakan tahsin, tartil dan tilawah, sesuai dengan ilmu tajwid serta
materi penunjang yang diantaranya yaitu, belajar azan (dikhususkan bagi
santri laki-laki) praktek whudu dan sholat 5 waktu dengan baik dan benar,
hafalan shalat, hafalan surat pendek, hafalan doa sehari-hari, serta dzikir
dan sholawat.
61
2. Kemampuan membaca al-Qur’an dalam pembelajaran al-Qur’an santri
berdasarkan Tahsin, Tartil dan Tilawah pada TPQ Daarul Hamid dapat
dikatagorikan dalam katagori baik.
3. Faktor yang menjadi penghambat dalam proses pembelajaran al-Qur’an
yaitu bahwa pada tahun 2019-2020, ustad dan ustzah TPQ Daarul Hamid
berada dalam fase pengajaran santri yang masih pada tingkatan bawah.
Sehingga dalam pengajaran terutama tahsin, tartil dan tilawah menjadi
amat sangat lama untuk mendapatkan hasil yang dituju.
4. Upaya yang dilakukan ustaz/ustazad pendidik di TPQ Daarul Hamid
dalam mengatasi faktor penghambat yaitu dengan strategi pembelajaran.
Yang dimana guru memberikan pengajaran khusus secara individu kepada
santri agar guru dapat lebih mengetahui kemampuan santri dalam
memahami san merespon pembelajaran yang diberikan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul (Pelaksanaan Pembelajaran
al-Qur’an Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ) Daarul Hamid Dusun Gapuk
Desa Gapuk Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat Tahun 2019-
2020), peneliti memberikan masukan kepada pendiri dan pembimbing Taman
Pembelajaran al-Qur’an tanpa mengurangi rasa hormat sebagai bahan
pertimbangan untuk kemajuan dan perkembangan TPQ.
1. Untuk Ustad/Kiyai pendiri TPQ serta ustaz/ustzah pendidik
62
a. Hendaknya tetap menjalankan strategi yang sudah ada atau lebih
dikembangkan lagi.
b. Hendaknya membuatkan program tambahan bagi anak-anak yang pasif,
agar mereka tetap tertarik dan tidak mudah bosan dalam mempelajari al-
Qur’an dan ilmu agama
c. Hendaknya lebih membangkitkan kesadaran para santri akan pentingnya
pendidikan Islam
2. Untuk santri TPQ
a. Hendaknya adik-adik TPQ agar tetap semangat dalam mempelajari
ilmu yang menjadi bekal dunia dan akhirat kalian
b. Hendaklah adik-adik tetap lebih serius dalam belajar membaca al-
Qur’an
3. Orang tua
Orang tua dapat memilih serta menentukan mana yang baik untuk
anaknya serta selalu membimbing dan membina anak-anaknya ke jalan
kebaikan. Salah satu contohnya selalu mendukung mereka dalam
mempelajari al-Qur’an.
4. Masyarakat
Masyarakat harus selalu mendukung program yang dilaksanakan
oleh TPQ Daarul Hamid yang ada di dusun Gapuk desa Gapuk. Karena
mempelajari al-Qur’an merupakan sesuatu yang sangat bermanfaat,
63
terlebih untuk generasi muda pada zaman ini, harus mampu menjaga
pergaulan dan dapat menciptakan generasi Qurani
5. Peneliti lain yang relevan
Peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti lebih mendalam
tentang bentuk-bentuk penyelenggaraan atau pelaksanaan Taman
Pendidikan al-Qur’an yang ada disekeliling kita. Karena banyak sekali
hal-hal menari yang dapat diperhatikan tentang Taman Pendidikan al-
Qur’an atau lembag-lembaga pendidikan Islam lainnya yang
diselenggarakan oleh masyarakat.
64
DAFTAR PUSTAKA
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan, Jakarta: Kencana, 2014
Abdurrahman, Paradigma Baru Pendidikan, Jakarta: Balai Pustaka, 2005
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006
Aliwar, Penguatan Model Pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an dan Manajemen Organisasi (TPA), Jurnal At-Ta’dib, Vol. 9, Nomor 1, Januari-Juni 2016
Annuri, Panduan Tahsin dan Tilawah al-Qur’an. Pembahasan Ilmu Tajwid. Bogor: Prim Publishing, 2007
Anshori, Ulumul Qur’an, Jakarta: Rajawali, 2013
As’ad Humam, Pedoman Pengelolaan Pembinaan dan Pengembangan Membaca Menulis Memahami al-Qur’an, Yogyakarta: Linbang ltpq Nasional team Tadarus AMM, 1995
Djaman Satori. Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2014
Eko Setiawan, Konsep Pendidikan Anak Perspektif Imam al-Ghazali, Jurnal Kependidikan, Vol. 5, Nomor 1, Mei 2017
Eko Setiawan, Konsep Pendidikan Anak Perspektif Imam al-Ghazali, Jurnal Kependidikan, Vol. 5, Nomor 1, Mei 2017
Hatta Abdul Malik. Pemberdayaan Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ), Jurnal Dinas, Vol. 7, Nomor 2, Tahun 2003
Lathifatul Izzah. M. Hanip, Implementasi Pendidikan Akhlak dalam Pembentukan Akhlak Keseharian, Jurnal Literasi, Vol. 9, Nomor. 1, 2018
Lathifatul Izzah. M. Hanip, Implementasi Pendidikan Akhlak dalam Pembentukan Akhlak Keseharian, Jurnal Literasi, Vol. 9, Nomor. 1, 2018
M. Amin al-Kutbi, Peranan Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ) Syafa’atul Kubro Dalam Meningkatkan Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca al-Qur’an Bagi Anak Usia Sekolah Dasar Di Dasan Kurang Kecamatan Selong Lombok Timur, Skripsi Pendidikan Agama Islam, 2016
M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, kebijakan Publik dan Ilmu Sosial lainnya, Jakarta: Kencana, 2007
M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, Cet Ke-6
Muhammad Ali Akbar, Peranan Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ) Dalam Pembentukan Akhlak Di Kalangan Remaja Kampung Jawa di Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat. Skripsi Pendidikan Agama Islam, 2015.
Muhammad Mustadi, Pengantar Metode Penelitian, Yogyakarta: LaksBang pressindo, 2012
Nurul Zuriyah, Metodelogi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2005
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2005
Selayang Pandang Desa Gapuk, Arsip Desa, 2018
Sholeh Hasan, Tri Wahyuni,Kontribusi Penerapan Metode Qiroati Dalam Pembelajaran Membaca al-Qur’an Secara Tartil, Jurnal pendidikan Islam,Vol. 5, Nomor 1, Februari 2018
Sholeh Hasan, Tri Wahyuni,Kontribusi Penerapan Metode Qiroati Dalam Pembelajaran Membaca al-Qur’an Secara Tartil, Jurnal pendidikan Islam,Vol. 5, Nomor 1, Februari 2018,
St Darojah, Metode Penanaman Akhlak Dalam Pembentukan Prilaku Siswa MTsN Ngawen GunungKidul, Jurnal Pendidikan Madrasah, Vol. 1, Nomor 2, November 2016, ISSN:2527-4287
66
St Darojah, Metode Penanaman Akhlak Dalam Pembentukan Prilaku Siswa MTsN Ngawen GunungKidul, Jurnal Pendidikan Madrasah, Vol. 1, Nomor 2, Noember 2016, ISSN:2527-4287
Sugiono, Metodelogi Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, R&D), Bandung:AL-Fabeta, 2017
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D , Bandung: Alfabeta, 2018
Sunhaji, Konsep Manajemen Kelas dan Implikasinya Dalam Pembelajaran, Jurnal Kependidikan, Vol. II, Nomor. 2, 2 November 2014
Syaepul Manan, Pembinaan Akhlak Mulia Melalui Keteladanan atau Kebiasaan, Jurnal Pendidikan Agama Islam Ta’lim, Vol. 15, Nomor 1, 2017
Unggul Piyadi, Peningkatan Mutu Pembelajaran Taman Pendidikan al-Qur’an Dengan Pembuatan Kurikulum TPA, Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 2, Nomor 3, September 2013
Usman, Implementasi Kebijakan Kementrian Agama Terhadap Penyelenggaraan Taman Pendidikan al-Qur’an Di Kabupaten Pasuruan, JurnalPendidikan Islam, Vol. 1, Nomor 1, September 2015
Vinny Aisyahlani Putri ,Peran Taman Pendidikan al-Qur’an di Masjid Al-Fattahsakep Ujung Palembang,Skripsi Tarbiyah dan Keguruan, 2015
Yunidar, Penerapan Metode Hadiah dan Hukuman, Jurnal Ilmiah Didaktika, Vol. 16, Nomor 2, Februari, 2016
Yunidar, Penerapan Metode Hadiah dan Hukuman, Jurnal Ilmiah Didaktika, Vol. 16, Nomor 2, Februari 2016
Zarkasyi, Merintis Pendidikan TKA, Semarang: Lentera Hati, 2000
67
Lampiran 1
Daftar Informan dalam penelitian
No Nama Jenis Kelamin Keterangan
1. Kiyai H. Zinal Abidin Laki-laki Pendiri dan ustad TPQ Darul Hamid
2. Hamid Fathul Muhammad
Laki-laki
Ustad TPQ Daarul Hamid
3. Amania Adila Perempuan Ustazah TPQ Daarul Hamid
68
Lampiran 2
PEDOMAN WAWANCARA
Nama narasumber :
Hari/tanggal :
Lokasi :
No Pertanyaan
1. Nama dan jawabtan
2. Apa arti dari nama TPQ ini?
3. Alamat TPQ? 4. Jumlah santri TPQ?
5. Sejarah berdirinya TPQ?
6. Apa tujuan didirikan TPQ ini?
7. Apakah menggunakan strategi atau metode dalam pembelajaran al-Qur’an berdasarkan Tahsin, tartil dan tilawah, jika ada apa saja yang digunakan?
8. Jumlah ustad/ustadzah pendidik?
9. Kegiatan apa saja yang dilakukan selama proses belajar mengajar berlangsung ?
10. Apa saja hal-hal yang dapat menjadi penghambat berjalannya
proses pembelajaran berdasarkan tahsin, tartil dan tilawah?
11. Apa upaya yang dilakukan ustaz/ustazah pendidik dalam mengatasi faktor penghambat berjalannya proses pembelajaran tahsin, tartil dan tilawah di TPQ Daarul Hamid ini?
Pendiri TPQ Daarul Hamid
69
Lampiran 3
PEDOMAN WAWANCARA
Nama narasumber :
Hari/tanggal :
Lokasi :
No Pertanyaan
1. Nama/alamat?
2. Jabatan?
3. Apakah menggunakan strategi atau metode dalam pembelajaran al-Qur’an berdasarkan Tahsin, tartil dan tilawah, jika ada apa saja yang digunakan?
4. Kegiatan apa saja yang dilakukan selama proses belajar mengajar berlangsung ?
5. Apa saja hal-hal yang dapat menjadi penghambat berjalannya proses pembelajaran berdasarkan tahsin, tartil dan tilawah?
6. Apa upaya yang dilakukan ustaz/ustazah pendidik dalam mengatasi faktor penghambat berjalannya proses pembelajaran tahsin, tartil dan tilawah di TPQ Daarul Hamid ini?
Pendidik
70
DOKUMENTASI FOTO PENELITIAN
Wawancara bersama Kiyai H. Zainal Abidin
Wawancara bersama dengan ustad Hamid
Foto kegiatan TPQ Daarul Hamid
71
Foto bersama santri dan pendiri TPQ Daarul Hamid
Foto beberapa santri bersama ustad dan ustazah pendidik
72
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Nama : Amelda Liesta Anugrah
Tempat, Tanggal Lahir : Lopok, 17 Juli 1997
Alamat Rumah : Desa Lopok, Kecamatan Lopok, Sumbawa
Nama Ayah : M. Nur, Ama.Pd
Nama Ibu : Nurmani
B. Riwayat Pendidikan
a. SD di SDN 1 LOPOK, 2010
b. MTs di Ibnu Mas’ud Islamic School (IMIS) Lombok Timur, 2013
c. MA di Ibnu Mas’ud Islamic School (IMIS) Lombok Timur, 2016
C. Pengalaman Organisasi
Bergabung dengan HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) pada tahun 2018