I. PENDAHULUAN
1. Latar BelakangKelapa sawit merupakan tanaman komoditas
perkebunan yang cukup penting di Indonesia dan masih memiliki
prospek pengembangan yang cukup cerah. Baik berupa bahan mentah
maupun hasil olahannya, komoditas ini menduduki peringkat ketiga
penyumbang devisa non-migas terbesar setelah karet dan kopi
(Sastrosayono, 2003)Untuk mencapai produktivitas yang optimal,
pemupukan pada tanaman kelapa sawit memegang peranan sangat
penting, lebih dari 50% biaya tanaman digunakan untuk pemupukan.
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah salah satu palmae yang
menghasilkan minyak nabati, yang lebih dikenal dengan sebutan palm
oil. Kelapa sawit adalah penghasil minyak nabati terbesar di dunia
yaitu 2000-3000 kg/ha/tahun, oleh karena itu komoditas kelapa sawit
merupakan komoditas perdagangan yang sangat menjanjikan pada masa
depan, minyak sawit diyakini tidak hanya mampu menghasilkan
berbagai hasil industri hilir yang dibutuhkan manusia seperti
minyak goreng, mentega, sabun, kosmetik, dan lain-lain, tetapi juga
dapat menjadi substitusi bahan bakar minyak yang saat ini sebagian
besar dipenuhi oleh minyak bumi. Minyak sawit merupakan sumber
bahan minyak nabati yang dapat diperbaharui.Prospek pasar bagi
olahan kelapa sawit cukup menjanjikan karena dari tahun ke tahun
permintaan terus meningkat. Indonesia sebagai negara tropis
berpeluang besar untuk mengembangkan perkebunan kelapa sawit.
Perluasan areal perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Barat
mendapat perhatian yang sangat besar dari pemerintah, hal ini
ditunjukkan dengan bertambahnya luas areal perkebunan kelapa sawit,
baik itu perkebunan yang dimiliki pemerintah maupun swasta. PT.
Palmdale Agroasia Lestari Makmur. merupakan salah satu perusahaan
swasta yang berkecimpung dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit.
Berdasarkan data yang diperoleh dari tahun ke tahun PT. Palmdale
Agroasia Lestari Makmur semakin berupaya untuk memperluas lahan
perkebunan yang di miliki terutama dalam meningkatkan produksi
dengan rendemen minyak yang tinggi.Peranan tenaga ahli yang sesuai
dengan bidangnya sangat dibutuhkan untuk meningkatkan produksi dan
mutu panen serta menangani usaha pemeliharaan tanaman kelapa sawit
setiap tahunnya. Perguruan tinggi merupakan lembaga pendidikan yang
bertujuan menghasilkan para sarjana dan ahli madya di bidangnya,
terus dituntut untuk dapat meningkatkan pembangunan. Fakultas
Pertanian Universitas Tanjungpura selalu berusaha untuk meluluskan
para sarjana dan ahli madya yang bermutu dalam bidang pertanian.
Praktek Kerja Lapang diharapkan mampu melatih dan menciptakan
tenaga-tenaga profesional di bidang perkebunan dapat mewujudkan
kerjasama pihak Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura dengan
pihak PT. Palmdale Agroasia Lestari MakmurPerawatan tanaman
merupakan salah satu tindakan yang sangat penting dan menentukan
masa produktif tanaman. Tanaman dirawat dengan baik, tetapi
perawatan tanah diabaikan maka tidak akan memberi mamfaat. Tanaman
kelapa sawit di PT. Palmdale Agroasia Lestari Makmur. Kecamatan
Sungai ambawang Kabupaten Kubu Raya saat ini termasuk dalam tahap
pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM I) dan sebagian lagi masih
tanaman belum menghasilkan (TBM III). Teknik pemeliharaan tanaman
menghasilkan harus diterapkan dengan baik dan benar karena dengan
pemeliharaan yang baik, maka sangat berpengaruh terhadap produksi
yang akan dihasilkan nantinya. Pemeliharaan tanaman kelapa sawit
menghasilkan meliputi pemeliharaan jalan parit, drainase,
pemeliharaan gawangan hidup, piringan, tempat pengumpulan hasil
(TPH), pengendalian hama penyakit. Kegiatan tersebut memerlukan
tenaga serta biaya yang besar, oleh sebab itu memerlukan
perencanaan dan organisasi kerja yang baik.
1. Tujuan Adapun tujuan dari kegiatan magang adalah 1. Tujuan
umumTujuan umum dari kegiatan magang ini adalah mempelajari
pelaksanaan, pengelolaan pemeliharan tanaman kelapa sawit
menghasilkan di lahan gambut, menganalisis permasalahan yang ada
dalam pemeliharan tanaman kelapa sawit menghasilkan bahkan
meningkatkan kemampuan profesional mahasiswa sesuai kompetensinya
agar dapat memahami dan menghayati proses kerja secara nyata.1.
Tujuan khusus Tujuan khusus dari kegiatan magang ini adalah
mempelajari manajemen pemeliharaan tanaman kelapa sawit
menghasilkan secara efektif dan efisiens yang dilakukan oleh tenaga
kerja, sehingga dapat menambah pengalaman serta meningkatkan
kemampuan baik, tentang teknik budidaya maupun manajerial yang
diterapkan di kebun.1. Manfaat1. Dapat menambah pengalaman,
pengetahuan praktis dan keterampilan bagi setiap mahasiswa peserta
magang, melalui daya pikir dan daya nalar dari pengetahuan yang
dimiliki2. Mendewasakan cara berpikir dan meningkatkan daya nalar
mahasiswa dalam memecahkan masalah teknis agronomis perkebunan
kelapa sawit di lapangan secara ilmiah, dan melatih mahasiswa dalam
menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah untuk
diterapkan langsung di lapangan3. Mengetahui bagaimana manajerial
sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit.1. Batasan Masalah Teknik
budidaya kelapa sawit terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi
di lapangan selama penulis magang, tetapi dalam hal ini penulis
hanya membahas permasalahan tentang pemeliharaan tanaman kelapa
sawit menghasilkan (TM) di PT. Palmdale Agroasia lestari
makmur.Kecamatan sungai ambawang Kabupaten Kubu Raya.1. Metode
Pendekatan Pengumpulan data dan informasi pada kegiatan magang di
PT. Palmdale Agroasia lestari makmur. Kecamatan sungai ambawang
Kabupaten Kubu Raya dilakukan dengan metode langsung dan tidak
langsung dalam mencari data primer maupun data sekunder.
Pengumpulan data primer diperoleh dengan praktek langsung yang
berkaitan dengan aspek teknis dari kegiatan-kegiatan di kebun dan
diskusi dengan mandor dan asisten divisi. Data primer diperoleh
dari kegiatan pemeliharaan tanaman , di pembibitan, di tanaman
belum menghasilkan (TBM), di tanaman menghasilkan (TM), adminitrasi
dan manajerial kebun. Sedangkan data sekunder yang mendukung
pelaksanaan teknis lapangan adalah sejarah dan kondisi umum
perusahaan, kondisi iklim, peta, kondisi tanaman, organisasi dan
manajemen serta data produksi dari areal perkebunan tersebut.
Selain itu juga data yang terkait dengan pemupukan yang meliputi
realisasi pemupukan kebun, dosis pemupukan kebun dan data lainnya
yang terkait. Usaha pengumpulan data yang menggunakan beberapa
pendekatan antara lain:1. Wawancara Wawancara dilakukan dengan,
asisten, mandor 1, dan karyawan yang bersangkutan sesuai dengan
bidang atau pekerjaan yang dilakukan di kantor maupun di
lapangan.1. Observasi lapangan Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan
untuk melihat sendiri dan mepelajari secara langsung
kegiatan-kegiatan yang ada di lapangan dan tata cara melakukan
kegiatan tersebut.1. Praktek langsungPraktek langsung merupakan
kegiatan melaksanakan kerja di lapangan secara langsung.1.
DokumentasiMetode ini dilakukan dengan pengambilan foto pada saat
melaksanakan kegiatan sehingga dapat dilampirkan untuk lebih
memperjelas kegiatan yang telah dilakukan penulis di lapangan. 1.
Pustaka Metode ini digunakan oleh penulis dengan tujuan untuk
membantu penyusunan laporan magang seperti melakukan pengumpulan
data di kantor dan studi literatur.
II. PELAKSANAAN MAGANG
A. Gambaran Umum1. Sejarah Berdirinya PT. Palmdale Agroasia
Lestari MakmurPT. Palmdale agroasia lestari makmur kebun take over
yang artinya di ambil alih dari pengelola pemilik modal pertama
atau managmen pertama perusahaan tersebut. Berdasarkan Keputusan
pemerintah daerah sekitar yang mengharuskan menggunakan pola
kemitraan dengan masyrakat Tahun 2009 Tentang Luas Tanah Untuk
Lokasi Perkebunan Kelapa Sawit Kepada PT. Palmdale Agroasia Lestari
Makmur dengan luas lahan 10.100 ha dengan berbanding 70 % kebun
inti serta 30% plasma, tetapi secara keseluruhan dikelolah oleh
pihak perusahaan. 2. Visi dan Misi PT. Palmdale Agroasia Lestari
Makmura. VisiBertujuan mensejahtrakan Negara Indonesia dalam
prekonomian melalui sektor budi daya tanaman perkebunan kelapa
sawit.b. MisiKami ingin menjadi yang terbaik dalam setiap bisnis
dan berkomitmen untuk memuaskan pelanggan- pelanggan serta para
karyawan, pemegang saham dan masyrakat dengan menjaga investasi
dalam jangka panjang yang sangat menguntungkan bagi pemegang saham
dalam visi dan sikap bertingkah laku beretika ,system dan gaya
manjemen yang terbaik,pengembalian misi kami akan memasukan
nilai-nilai seperti kerjasama sacara menyeluruh,kesatuan dan kerja
tim.3. Struktur Organisasi PT. Palm dale agroasia lestari makmur
terdiri dari tiga Estate yaitu Bawas makmur Estate(BME), Rees
makmur Estate (RME) dan Loncet makmur Estate(LME) masing-masing
Estate terdiri dari 5 divisi yang di pimpin oleh satu estate
manager dan 1 kepala administrasi biasa di sebut kepala (KTU) serta
2 staf pembantu administrasi, setiap divisi memiliki 1 asisten 5
mandor dan 30 45 karyawan buruh harian lepas (BHL).Karyawan terbagi
menjadi dua golongan yaitu golongan karyawan kontrak dan karyawan
harian ataw biasa di sebut BHL, jadi jumlah secara keseluruhan
karyawan PT.PALMDALE AGROASIA LESTARI MAKMUR sejak tahun 2012
hingga 2014 mencapai 700 karyawan, karyawan kontrak 300 dan harian
400. a. Manager Kebun Seorang Manager kebun memiliki wewenang untuk
mengambil keputusan dalam menentukan langkah-langkah yang akan
diambil serta bertanggung jawab terhadap perusahaan. Manager kebun
bertugas menterjemahkan fungsi administrasi, strategi, dan
kebijakan direksi dalam melaksanakan fungsi perencanaan,
keorganisasian, pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan
yang berlangsung. b. Asisten Kepala Divisi Bertanggung jawab penuh
terhadap Manager Kebun dan bertugas melaksanakan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian atas pekerjaan yang
berkaitan dengan bidang umum, membantu Manager dalam menjabarkan
kebijakan-kebijakan dalam suatu perusahaan. c. Staf Adminitrasi
Bertanggung jawab penuh terhadap manager, staf bertugas menjalankan
dan mengatur semua dalam hal. Pembukukan meneliti kelengkapan dan
kebenaran bukti-bukti keuangan, membuat laporan mengenai penerimaan
dan pengeluaran uang, segala adminitrasi kantor termasuk surat
menyurat perusahaan.4. Keadaan Lokasi Maganga. Letak dan Luas
WilayahLokasi areal rencana proyek seluas 791,88 Ha (bruto) itu
terbagi menjadi 24 blok terletak di Kebun Rees Estate Divisi III
Desa Teluk Bakung Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya,
Provinsi Kalimantan Barat. Rata-rata luas perblok mencapai 26
hingga 33 ha. b. IklimDesa Teluk bakung termasuk daerah yang
beriklim tropis. Bulan basah berlangsung pada bulan Oktober -
Februari, sedangkan bulan kering berlangsung pada bulan Maret -
Agustus. Rata-rata curah hujan perbulannya adalah 173,9 mm dengan
hari hujan sekitar 152 hari. Penyebaran hujan yang terendah terjadi
di bulan Maret - Agustus, sedangkan curah hujan yang tertinggi
terjadi di bulan Oktober Februari ( PT. Palmdale Agroasia Lestari
Makmur, 2013)c. Kependudukan Penduduk yang tinggal di wilayah PT.
Palmdale Agroasia Lestari Makmur Desa Teluk Bakung adalah penduduk
asli suku Dayak. Sebagian besar warga desa yang ada disekitar kebun
PT. Palmdale Agroasia Lestari Makmur merupakan penduduk tetap desa
teluk bakung. Rata-rata penduduk bermata pencaharian sebagai petani
dan hanya sebagian saja yang bekerja di PT. Palmdale Agroasia
Lestari Makmur.5. Sarana dan PrasaranaPT. Palmdale agroasia lestari
makmur memiliki 1 unit John derre, 5 Doser, 8 unit Swamp Carier, 3
unit Dump Truk, 2 Unit Mitsubishi L 300, 2 unit Triton l, 4 unit
Ford Ranger, 2 unit Ford Everest, 1unit Suzuki AVP, 1 unit
Excavator pc 50, 1 unit pc 100, 3 unit pc 200. Selain itu juga
memiliki fasilitas sosial berupa Rumah Sakit yang bisa digunakan
oleh karyawan PT. Palmdale Agroasia Lestari Makmur serta masyarakat
sekitar dan tidak dipungut biaya. Adapula seperti fasilitas yang
lain yaitu gedung olahraga dan MES penginapan yang di sediakan
untuk seluruh karyawan di lengkapi dengan fasilitas.
6. Keadaan PendudukMasyarakat yang ada disekitar PT. Palmdale
agroasia lestari makmur adalah masyarakat dayak. Masyarakat
tersebut rata-rata bekerja sebagai petani karet.
A. Pelaksanaan Magang1. Waktu dan Tempat Magang Magang ini di
lakukan selama 2 bulan di mulai dari tanggal 25 Maret 2014 sampai
dengan 22 Mei 2014. Adapun lokasi magang adalah di PT.Palmdale
agroasia lestari makmur Desa Teluk bakung, Kecamatan Sungai
ambawang, Kabupaten kuburaya, Provinsi Kalimantan Barat.2. Jadwal
Kegiatan MagangJadwal kegiatan magang disusun oleh mahasiswa
bersama dengan , HRD perusahaan asistant divisi III Estate rees,
Penyusunan program dan jadwal kegiatan disesuaikan dengan kegiatan
yang berlangsung di perusahaan sehingga tidak mengganggu kelancaran
operasional perusahaan. Sebelum melakukan kegiatan dilapangan
terlebih dahulu mahasiswa peserta magang diberikan penjelasan
mengenai hal-hal yang akan dilakukan dilapangan. Selama kegiatan
dilapangan mahasiswa didampingi oleh asistant lapangan atau
mandor.3. Kegiatan di LapanganKegiatan di lapangan mahasiswa magang
dibimbing oleh pembimbing teknis, dan staf-staf lapangan seperti
asisten kepala, asisten mandor 1, dan mandor lain sesuai bidangnya
masing-masing. Kegiatan di lapangan ini ditekankan pada seluruh
rangkaian kegiatan di kebun yang ada dan sedang berlangsung di
perkebunan PT. Palmdale Agroasia Lestari Makmur yang meliputi
kegiatan di pembibitan, pemeliharaan tanaman belum menghasilkan
(TBM), dan tanaman menghasilkan (TM). Lebih lanjut mengenai
kegiatan praktek magang dapat diuraikan sebagai berikut :a.
Kegiatan di Areal Pembibitan Pada Saat penulis magang di PT.
Palmdale Agroasia Lestari Makmur pembibitan sudah memasuki tahap
main nursery yaitu pembibitan yang berumur 14 bulan sampai umur 18
bulan. Pembibitan memberikan kontribusi yang nyata terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pembibitan diperlukan karena
tanaman kelapa sawit memerlukan perhatian yang tetap dan
terus-menerus pada umur 1-1,5 tahun pertama. Produksi awal di
lapangan berkolerasi nyata dengan luas daun pada periode TBM, suatu
keadaan yang sangat ditentukan oleh keadaan pembibitan yang baik.
Alasan lain diperlukannya pembibitan yaitu:1) Keadaan kecambah atau
bibit kelapa sawit yang mudah diserang insekta, tikus, dan hama
lain-lainnya. 2) Bahan tanaman memerlukan ketegakan habitusnya
sehingga tidak miring atau roboh.3) Pembibitan diperlukan untuk
memperpendek waktu antara persiapan lapangan dan penanaman pertama
sehingga begitu lahan siap tanam bibit sudah siap ditanam. Kegiatan
yang dilakukan di areal pembibitan adalah:1. Pemeliharaan di
pembibitanPemeliharaan pembibitan utama meliputi penyiraman,
penyiangan, pemberian mulsa, pemupukan dan pengendalian hama dan
penyakit. Kebutuhan air di pembibitan utama 2 ltr/hari/polybag,
disiram 2x sehari pagi dan sore hari. Penyiraman dilakukan dengan
selang berkepala gembor atau sprinkler, bila curah hujan >8 mm
tidak dilakukan penyiraman. Penyiangan dilakukan di sekitar dan di
dalam polybag dengan tujuan membersihkan pembibitan dari vegetasi
selain bibit kelapa sawit dan mencegah terbentuknya lapisan kedap
air di permukaan tanah yang dapat menurunkan kemampuan menerima air
siraman. Pemberian mulsa dilakukan untuk mengurangi penguapan air
maupun pupuk, diberikan dalam bentuk sisa tanaman atau cangkang
sawit disekeliling bibit pada saat berumur 2 bulan dengan ketebalan
1-2 cm. Pemupukan menggunakan pupuk majemuk NPKMg (15-15-6-4)
sampai umur 5 bulan dan selanjutnya dipakai pupuk majemuk
(12-12-17-2), Penambahan unsur lain jika terdapat gejala
defisiensi. Beberapa hama umum yang dijumpai adalah Kumbang
Apogonia, belalang dan ulat api, keong dan tikus. Pengendalian
kumbang Apogonia, belalang dan ulat api dilakukan dengan
menyemprotkan Sevin 0,15% (1,5 g bahan aktif/liter air) ketanaman
dengan interval 10 hari sekali hingga hama menghilang. Pengendalian
tikus dengan racun tikus sedangkan keong secara manual atau
menggunakan racun. Sedangkan penyakit yang dijumpai adalah penyakit
daun Anthracnosa dan Culvularia. Pengendalian Curvularia dilakukan
melalui penyemprotan fungisida Kaptafol 0,2% dengan rotasi 2
minggu. Kegiatan pengendalian tidak menggunakan fungisida yang
mengandung tembaga (copper), air raksa (mercury) dan timah.Seleksi
bibit, dilaksanakan bertahap pada umur bibit 4 bulan, 8 bulan dan
saat akan dipindahkan ke lapangan(14-18 bulan), karena munculnya
gejala bibittidak normal sejalan dengan bertambahnya umur. Beberapa
faktor yang dapat memperbesar bibit tidak normal antara lain:
kesalahan menanam saat pindah tanam dari pembibitan awal ke
pembibitan utama, terlalu cepat sehingga terjadi scorching atau
terlambat sehingga terjadi penumbuhan meninggi (etiolasi),
penyiraman kurang merata, terlalu deras atau air tidak cukup,
kesalahan pemberian pupuk, herbisida atau pemakaian obat-obatan
serta jarak tanam terlalu rapat.Persiapan bibit untuk penanaman,
umur 10-12 bulan bibit siap untuk dipindahkan ke lapangan, pada 15
- 20 hari sebelum diangkut dilakukan pemutusan akar-akar bibit yang
menembus polybag dan untuk menjaga kondisi agar tetap baik perlu
dilakukan penyiraman yang intensif. Bibit dikelompokkan berdasarkan
persilangan, diatur sesuai dengan kapasitas angkut mobil. Bibit
diangkut tegak lurus dengan dipegang bagian polybag, bukan bagian
daun atau batang untuk menghindari pecahnya tanah dalam polybag dan
rusaknya polybag sebelum ditanam. Sebelum diangkut disiram dengan
air sebanyak-banyaknya menghindari kekeringan jika beberapa hari
setelah ditanam tidak turun hujan. b. Pengendalian Gulma
Pengendalian dilakukan secara manual yaitu dengan melakukan
penyiangan gulma atau biasa di sebut dengan wedding yang ada di
atas polybag dan penyiangan gulma yang ada diantara polybag atau
dengan merumput total. Alat yang digunakan dalam merumput total
yaitu arit dan parang. Rotasi penyiangan 2 sampai dengan 3 minggu
sekali. Pengendalian gulma di jalan, diseluruh lokasi pembibitan
dan jalur penyiraman dilakukan secara kimia yaitu menggunakan
herbisida kontak dan sistimik.1. Konsolidasi Konsolidasi tanaman
dilakukan dengan menegakkan tanaman yang condong, menambah tanah
dalam polybag, serta penggemburan tanah dalam polybag. Kegiatan ini
dilakukan dengan tujuan agar bibit tetap dalam kondisi tegak.
Pengambilan tanah dalam kegiatana ini dengan menggunakan cangkul.
Tanah diambil disekitar bibit dengan mencangkulnya dan memasukan ke
dalam polybag yang tanahnya kurang.2. Pemupukan Pupuk yang
digunakan untuk main nursery adalah NPK 15-15-5-4, NPK 12-12-172,
RP dan Kiserit. Pemberian pupuk di areal pembibitan disesuaikan
dengan jadwal pemupukan dan dosis penggunaannya berdasarkan
rekomendasi perusahaan PT. Palmdale Agroasia Lestari Makmur.Table
1. Rekomendasi Pemupukan Main Nursery Bulan ke-Rotasi IRotasi
II
Jenis pupukDosis (gr)Jenis pupukDosis (gr)
1NPK 15/15/6/48
2NPK 15/15/6/410
3NPK 15/15/6/410
4Kieserit8NPK 15/15/6/420
5NPK 15/15/6/415NPK 15/15/6/415
6Kieserite8NPK 12/12/17/230
7NPK 15/15/6/420NPK 15/15/6/420
8Kieserite30NPK 12/12/17/230
9NPK 12/12/17/230NPK 12/12/17/230
10Kieserit30NPK 12/12/17/230
11NPK 12/12/17/230NPK 12/12/17/230
3. Pengendalian Hama dan Penyakit di PembibitanAreal pembibitan
khususnya di areal main nursery, penyakit yang timbul adalah bercak
daun. Pengendalian penyakit ini dilakukan secara manual dan kimia.
Secara manual dilakukan sanitasi daun dan pelepah untuk serangan
tingkat rendah atau sedang dengan cara memotong pelepah yang
terserang bercak daun curvalaria, sedangkan untuk serangan yang
tergolong sangat parah sehingga tidak lagi memukinkan dipelihara
maka segara dimusnahkan dengan cara dibakar.Pengendalian secara
kimia dilakukan penyemprotan fungisida Dhitane 45 yang sudah
dilarutkan dengan air. Penyemprotan dilakukan secara terus menerus
dalam interval 1 minggu sekali. Hama yang sering menyerang tanaman
kelpa sawit main nursery adalah hama belalang. Pengendalian hama
belalang dengan cara manual yaitu dengan menangkap belalang
tersebut pada pagi hari dan sore hari sebab belalang tersebut masih
aktif memakan daun kelapa sawit. Pengendalian dengan cara kimia
yaitu dengan cara penyemprotan insektisida Matador 25 EC dengan
dosis 30 cc.
4. Pengangkutan Bibit ke Lapangan Kegiatan ini merupakan
pengeluaran bibit dari areal pembibitan main nursery untuk
dipindahkan atau ditanam di lapangan sebagai tanaman baru maupun
sebagai penyisipan dan penyulaman. Bibit dipangkas terlebih dahulu
agar ringkas dan mudah dalam pengangkutan. Pengangkutan bibit
tersebut menggunakan mobil pick up yang telah disediakan oleh
perusahaan. Umur bibit yang diangkut 18 bulan, sehingga
akar-akarnya sudah menembus tanah dan dengan demikian akar yang
telah tembus tanah tersebut harus dipotong. Pemotongan akar
tersebut dengan menggunakan parang. Adapun cara pemotongannya yaitu
polybag dimiringkan ke segala arah, kemudian parang memotong akar
yang telah menembus tanah tersebut.
b. Kegiatan di Areal TBMTanaman belum menghasilkan (TBM) adalah
tahapan sejak tanaman kelapa sawit selesai ditanamsampai tanaman
memasuki masa panen pertama. Rawat TBM adalah setiaperjaan yang
ditujukan untuk mendorong pertumbuhan tanaman sehingga mempercepat
masa TM. Berdasarkan jenis pekerjaan, rawat TBM dibagi dalam
kelompok kegiatan:1. Rawat jalan tikus2. garuk piringan3. Rawat
gawangan 4. Sensus populasi pohon 5. Konsolidasi6. M. Kastrasi dan
santasi7. Pengendalian hama rayap8. Aplikasi pupuk urea9.
Pengendalian ulat kantong
1.Rawat Jalan TikusPengertianJalan tikus adalah jalan yang
dibuat diantara dua barisan tanaman yang berfungsi sebagai jalan
para pekerja rawat maupun jalan untuk memudahkan pengawasan
pekerjaan secara keseluruhan.Standar Jalan Tikus1. Lebar 1,2 sampai
1,5 meter2. Bebas dari tunggul atau sisa-sisa kayu3. bebas dari
gulma, anak kayu dan kacangan4. Pada TBM III harus Path setiap dua
barisan (1:2)5. Jalan tikus harus dirawat secara rutin dengan
rotasi 60 hari dan 0,3 Hk/ha6. Rawat dilakukan secara manual dan
herbisida dengan dosis 50 gr perliter.Contoh Penyimpangan1. Bila
pada saat pelaksanaan rawat ada Path yang relatif bersih maka path
tersebut tidak perlu dilakukan rawat (selektif)2. Pada tempat
tertentu Path sudah semak sebelum tiba rotasi. Untuk itu perlu
perlakuan khusus yang harus dikonsultasikan K.a Kebun.2. Rawat
Piringan (Circle)Pengertian Piringan adalah areal di sekeliling
pohon yang dibersihkan guna memberikan ruang untuk pertumbuhan
tanaman maupun sebagai tempat menaburkan pupuk.
Standar Piringan1. Pada TBM III jari-jari piringan 2-2,5 m dari
pangkal tanaman2. Piringan harus bebas dari segala jenis gulma.3.
Rawat piringan dilakukan 6 kali setahun (rotasi 60 hari) dengan 3
kali khemis dan 3 kali manual secara bergantian.3. Rawat Gawangan
PengertianRawat gawangan adalah membersihkan gulma dari kelompok
anak kayu yang ada di gawangan pohon termasukpath, piringan dan
sekitar parit / sungai.Standar gawanganRawat gawangan harus
dilaksanakan rutin dengan rotasi 60-90 hari (4-6 kali setahun)
secara manual.gulma anak kayu, keladi-keladian, pisang-pisangan
harus dicabut/ dongkel tidak boleh dibabat4. Sensus
PohonPengertianSensus pohon adalah menghitung jumlah pohon kelapa
sawit yang mati tiap blok pada areal afdeling. Dengan sensus pohon
akan diketahui apakah jumlah pohon mati tiap blok telah sesuai
dengan formulir sensus yang diberikan asisten lapangan untuk
memastikan pohon hidup dan pohon mati Sensus Pohon1. Jumlah pohon
tiap blok harus sesuai dengan standar jarak tanam atau kerapatan
pohon yaitu 136 pohon /ha2. Sensus pohon harus dilakukan setelah
selesai penanaman dan tidak boleh lebih dari 6 bulan.3. Pelaksanaan
sensus harus memakai form sensus yang telah disediakan .4. Hasil
sensus harus dipetakan tiap blok.5. Kode kode dalam peta harus
mengikuti aturan yang sudah ada.6. Sensus dilakukan setahun sekali
oleh petugas sensus.
5. KonsolidasiPengertianKonsolidasi adalah kegiatan memperbaiki
penyimpangan yang dialami pohon baik sebagai akibat kesalahan dalam
penanaman maupun akibat gangguan alam. Yang diperbaiki dalam
pekerjaan konsolidasi adalah kondisi tanaman yang condong,
penimbunan kurang, timbunan cekung, timbunan berlebihan dan
sejenisnya.Standar KonsolidasiSetiap tanaman atau tegakan yang
telah ditanam di lapangan tidak boleh condong atau miring, timbunan
kurang (cekung), longsor (pada arealcountour.1. Konsolidasi harus
dilakukan setiap blok setelah selesai penanaman.2. Konsolidasi
dilakukan hanya sekali paling lambat 6 bulan setelah tanam.3. Alat
yang digunakan dalam konsolidasi adalh cangkul dan alat lain yang
diperlukan.6. Kastrasi dan SanitasiKastrasi1. Dasar Membuang bunga
dan buah yang belum memenuhi syarat untuk di kirim ke pabrik,
sehingga pertumbuhan vegetatif nya tubuh optimal.2. Tujuan a. Untuk
merangsang pertumbuhan vegetative tumbuh secara optimal dan
seragam, sehinga pada saat memasuki fase negative tanaman dapat
menghasilkan buah yang sempurnab. Untuk menghemat pengguna unsur
hara dan air untuk perumbuhan generative, sehingga tanaman tetap
tumbuh paa fase vegetativec. Supaya kondisi tanaman menjadi lebih
bersih, sehingga mengurangi serangan hama dan penyakit (tirathaba,
marasmius, tikus), dengan demikian sanitasi tidak di perlukan
lagi.d. Dengan pertumbuhan buah yang sempurna, maka akan memudahkan
pengolahan di pabrik.3. Manajeman a. Perencanaan1) Kastrasi di
mulai pada saat tanaman umum 14 bulan setelah tanam (TBM II)2)
Kastrasi dilakukan selama 12 bulan dan di lakukan setiap 2 bulan3)
Luas areal yang akan dilakukan kastrasi harus di perhitungkan
dengan rencana rotasi pelaksanaan pekerjaan ini.b. Pelaksanaan 1)
Tanda Bungan jantan dan betina yang muncul di buang.2) Pelaksaan
dilakukan secara Blok by Blok sehingga memudahkan dalam
monitoringnya.3) Rotasi di lakukan secara rutin dan konsisten
supaya memudahkan dalam pembuangan bunga.4) Pembuangan pelepah daun
agar dihindari pelepah kering.c. Organisasi1) Tenaga kerja yang
melakukan pekerjaan ini harus diberi petunjuk tata cara pekerjaan
ini.2) Mandor 1 dan mandor pelaksana mengkoordinir dan melakukan
pengawasan pekerjaan ini.d. Pengawasan 1) Assisten divisi
memastikan bahwa tidak ada tandan bunga yang dilakukan kastrasi
masih ketinggalan dipohin.2) Assisten devisi memastikan hasil
kastrai dikumpulkan di CR dan dilakukan penanganan lanjutan yang
benar sesuia dengan petunjuk.e. Administrasi Luas areal yang
dilakukan kastrasi haru icatat dan didata sehingga rotasinya tidak
terlambat atau terlalu cepat.
Sanitasi1. Dasar Membuang pelepah daun kelapa sawit yang kering
atau pelepah daun kelapa sawit yang sakit2. Tujuan 1) Mempersiakan
tanaman dalam memasuki masa panen 2) Supaya kondisi tanaman menjadi
lebih bersih, sehingga mengurangi seranan hama dan penyakit.3.
Manajemen a. Perencanaan 1) Sanitasi dilakukan pada saat tanaman
umur 2,5-3 tahun setelah tanam ( TBM III ) atau menjelang panen2)
Sanitasi dilakukan selama 1 ( satu ) kali dalam pertumbuhan kelapa
sawit.b. Pelaksanaan 1) Pelepah daun yang kering atau sakit
dibuang, terutama pelepah daun bawah sampai batas maksimum 15 cm
dari permukaan tanah2) Pelepah daun dipotong mepet/rapat ke pangkal
pohon3) Pelaksanaan dilakukan Blok by Blok sehinga memudahkan dalam
monitoringnya4) Hasil potongan pelepah daun disusun secara teratur
di gawangan mati5) Selain pembuangan pelepah daun, dilakukan juga
embuang gulma yang mengganggu di batang tanaman.7. Pengendalian
Hama Rayapa. Pengertian Rayap dari jenis Coptotermes curvignathus
merupakan masalah hama yang serius terutama pada perkebunan kelapa
sawit di tanah gambut. Pengolahan lahan sebelum penanaman yang
tidak sempurna dan kandungan bahan organik yang tersedia cukup
banyak akan menyebabkan rayap berkembang secara cepat.Pada tanaman
muda, rayap akan mulai menyerang mulai dari pangkal pelepah dan
naik sampai daun tombak. Serangan rayap dapat terdeteksi dengan
adanya alur-alur tanah berwarna hitam basah pada bagian pangkal
pelepah sampai daun tombak. Apabila alu-alur itu dirusak makan akan
dijumpai rayap yang masih aktif. Selanjutnya rayap akan menyerang
jaringan tanaman yang masih muda yaitu bagian pangkal daun tombak,
akibatnya daun muda akan mati. Serangan rayap pada jaringan muda
dapat menyebabkan infeksi sekunder oleh jamur/bakteri sehingga
titik tumbuh busuk dan mati.b. Pengendalian Rayap1) Rayap adalah
merupakan hama yang utama di perkebunan kelapa sawit PT.palmdale
agroasia lestari makmur2) Langkah pengendalian yang tidak efektif
akan mengakibatkan kegagalan yang dapat menyebabkan kehilangan
hasil yang signifikan.c. Penyebaran :1) Jalan masuk utama spesies
ini ke pokok adalah dari sekitar pucuk menuju ke bawah.2) Penularan
yang terjadi mulai dari pokok-pokok yang ditanam yang berdekatan
dengan tumpukan bahan kayu.3) Rayap ini mematikan pokok dengan cara
mengkonsumsi jaringan apical meristematik4) Bila pokok sudah mati
maka rayap-rayap tersebut mulai menular ke satu atau lebih dari
pokok-pokok yang ada di sekitarnya
d. Gejala 1) Pokok yang terinfeksi ditandai dengan terdapatnya
gundukan tanah yang segar di sekitar tajuk tanaman;2) Warna coklat
kekuningan terlihat pada daun tombak & pelepah bagian atas.e.
Stadium Awal1) Terdapat gundukan tanah segar dipangkal pelepah,
bunga, buah & daun tombak yang sedang berkembang. Pada stadium
ini baik daun tombak dan pelepah-pelepah yang lebih atas masih
berwarna hijau.2) Stadium ini adalah waktu yang terbaik untuk
pengendalian rayap dengan cara penyiraman/penyemprotan.f. Stadium
Sedang1) Daun tombak dan 2-3 pelepah muda yang lebih atas bertukar
warnanya menjadi coklat kekuning-kuningan.2) Pemulihan terhadap
pokok yang terserang rayap pada stadium sedang setelah perlakuan.
Pelepah-pelepah yang baru yang muncul adalah normal yaitu tidak
berkurang panjang pelepahnya.g. Stadium Lanjut1) Daun tombak dan
2-3 pelepah diatasnya mulai kering dan warnanya berubah menjadi
kecoklatan. Daun tombak menjadi busuk dan lambat laun
patah/sengkleh2) Pada stadium ini kecil kemungkinan untuk
menyelamatkan pokok3) Pemulihan terhadap pokok yang terserang rayap
pada stadium lanjut setelah perlakuan. Pelepah-pelepah yang baru
muncul umumnya menjadi lebih kecil4) Pokok mati ditandai dengan
mengeringnya daun pupus dan akhirnya sengkleh/patah5) Pokok mati :
dari 3-8% pokok terserang 3-5% mati;6) Menyebabkan kehilangan hasil
yang signifikan karena berkurangnya kepadatan tanaman/ha.h. System
Peringatan dini1) Dapatkan informasi selengkap mungkin & seawal
mungkin;2) Melakukan treatmen yang direkomendasikan segera.i.
Pengendalian Rayap1) Campuran racun adalah 0,46 ml Reagent 46 CC
dalam 15 L air (0.46 ml/L air)2) Setengah dari larutan tersebut
disemprotkan di bagian pucuk & setengahnya lagi di pangkal
pokok3) 5 L untuk pokok terserang 4) Isolasi 2 L untuk 5 pokok di
sekitar tanaman terserang
7. Aplikasi pupuk di areal TBM IIIPemupukan TBM1. Tujuan Untuk
menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman untuk pertumbuhan
vegetative serta meningkatkan ketahanan terhadap hama dan penyakit.
Pemupukan di TBM diperlukan agar tanaman tumbuhprima dan terdorong
untuk berproduksi secara maksimal.2. Dasar pemupukanDosis pemberian
pupuk di TBM adalah berdasarkan umur tanaman, jenis tanaman,
kondisi penutup tanah, pengamatan tanaman serta berbagai hasil
percoaan yang dilakukan Departemen Riset.
Jenis Pupuk Yang Digunakan Jenis pupuk yang digunakan pada
tanaman berupa pupuk majemuk NPK 12-12-17-2 (NPK granular), UREA.
Cara aplikasi yaitu dengan menaburkan di piringan sebatas tajuk
daun. Perkerjaannya dilakukan oleh tenaga harian perusahaan dengan
target tiga karung untuk satu orang, sembilan jalur baris kelapa
sawit. Jenis pupuk dan dosis yang digunakan sesuai dengan
rekomendasi PT. Rezeki Kecana.
Tabel 4.Rekomendasi Pemupukan TBM.TahunUmur
(Bln)Urea(gr)NPK15(gr)NPK12(gr)Dolomit/Kaptan(gr)Cu(gr)Zn(gr)Borat(gr)
III28400-8.00500 (D)707040
32-8.00-707040
36- 1.000--
Sumber : PT Palmdale agroasia lestari makmurKeterangan :a. TBM
II rotasi pemupukan 4 bulan sekali dalam setahun.b. TBM III rotasi
pemupukan 6 bulan sekali dalam setahun.
8. Kegiatan di Areal TMkegiatan pemeliharaan tanaman
menghasilkan (TM) merupakan suatu proses yang hampir sama dengan
kegiatan pada tanaman belum menghasilkan (TBM) kegiatan ini sangat
berpengaruh untuk merangsang pertumbuhan tanaman dengan baik, demi
terciptanya tujuan tanaman dapat berproduksi tandan buah segar
(TBS) seoptimal mungkin. Sehingga target yang sudah menjadi
ketetapan perusahaan tercapai, maka dari itu harus dilakukan
pemeliharaan sebagai berikut:
a. Penyiangan gulma Gulma merupakan pesaing untuk
perkembangbiakan tanaman dalam proses penyerapan unsur hara adapun
tujuan dilakukannya Penyiangan merupakan kegiatan untuk menekan
pertumbuhan gulma agar tidak mengganggu pertumbuhan dan produksi
tanaman. Penyiangan dapat dilakukan secara manual dan kimiawi.
Gulma yang terdapat pada TM kelapa sawit hampir sama dengan pada
TBM. Selain itu, penyiangan dapat dilakukan dengan cara menggaruk
atau mencabut gulma, maupun dengan cara kimiawi (herbisida). Lokasi
menggaruk atau mencabut gulma (weeding) dilaksanakan di jalan pikul
buah, dandi piringan kelapa sawit.
1. Sanitasi Kegiatan dilakukan pembersihan buah busuk yang
dikarenakan terlalu masak hingga membusuk, termasuk buah-buah yang
terserang hama seperti hama buah (Thirataba, sp). Kegiatan ini
dikerjakan oleh tim pemanen dan prunning. Pelaksanaannya dilakukan
berdasarkan keadaan buah di lapangan yang sudah membusuk diatas
pokok kelapa sawit.
2. Pembersihan piringan dan pasar pikulPembersihan piringan
merupakan pembersihan kayu kayu sisa pembukaan lahan dan
plepah-plepah kelapa sawit yang berserakan di sekitar piringan
kelapa sawit, karena waktu prunning pemeliharan dan panen pelepah
kelapa sawit tidak disusun di gawangan mati. Perkerjan ini
dilakukan tenaga harian dengan target satu orang satu pasar pikul,
caranya dengan menyingkirkan dan membesihkan pelepah kelapa sawit
dari piringan dengan tongkat yang terbuat dari pelepah kelapa sawit
yang masih hidup. Pembersihan pasar pikul dilakukan oleh pekerja
kontrak dengan cara mekanis alat yang digunakan yaitu excavator dan
target perhari 10- 15 gawangan panjang dan cara kerjanya yaitu
sresahan kayu sisa pembukaan lahan yang masih berserakan di pasar
pikul itu di tumpuk kegawangan mati.
3. Tunas pemeliharaan Jenis pekerjaanya memotong pelepah kelapa
sawit dengan alat dodos, tujuan atau ketentuan tekhnis pemangkasaan
harus diperhatikan karena mempengaruhi kondisi buah, pemangkasan
hanya dilakukan pada tanaman yang menghasilkan yaitu memotong
pelepah terbawah dari letak tandan buah. Adapun tujuan dilakukan
tunas pemeliharaan adalah sebagai berikut :a. Mempermudah cara atau
proses pemanenanb. Dapat memberikan kebebasan terhadap perkembangan
buah.c. Menghindari tersangkutnya brondolan diketiak pelepah
daun.d. Agar proses metabolisme kelapa sawit berjalan denga lancar
terutama untuk proses fotosintesis.e. Untuk mempermudah terjadinya
penyerbukan bunga secara alami maupun dengan bantuan serangga
penyerbuk, misalnya kumbang Elaedobius kamerunicus. f. Mengurangi
kelembaban sebagai upaya penangkalan terhadap penyakit busuk buah.
Pemangkasan dianjurkan songgo 2 yaitu satu buah di sangga oleh 2
pelepah. Pelepah hasil pemangkasan disusun di gawangan mati.
Perkerjaan ini dilakukan tenaga borongan, biaya yang harus
dikeluarkan perusahaan adalah tenaga harian atau (BHL), yang jam
kerjanya dimulai pukul 06.00 pagi hingga pukul 14.00 siang dengan
biaya rp 56.500,00 per orang.
4. Pengendalian Gulma Penyemprotan gulma dilakukan di piringan,
pasar pikul, dan gawangan. penyemprotan piringan di TM lebar diatas
2 m. Penyemprotan pasar pikul lebih selektif sesuai gulma yang ada.
Penyemprotan pasar pikul di PT. Palmdale agroasia lestrai makmur
Estate dosis yang dianjurkan adalah 65 cc dan 80 cc. Dosis 65 cc
digunakan untuk penyemprotan pasar pikul yang vegetasinya sedang,
sedangkan dosis 80 cc untuk penyemprotan pasar pikul yang
vegetasinya lebat. Target yang harus dicapai oleh tenaga harian
adalah 16 tengki atau semprot per orang.
5. Pemeliharaan TPHSebagai salah satu persiapan panen, perbaikan
jalan produksi dan jalan koleksi dilakukan secara mekanis. Kegiatan
dilakukan dengan menimbun jalan yang berlubang dengan tanah yang di
ambil dari bukit sekitar areal kantor pusat PT.Palmdale agroasia
lestari makmur dengan alat mekanis yaitu excavator dan langsung di
angkut menggunakan dump truck kelokasi jalan yang mengalami
kerusakan atau yang akan di perbaiki kegiatan ini dilakukan oleh
pekerja kontrak yang dimulai pada jam kerja 06.00 hingga 16.00,
perataan jalan menggunakan buldoser mini yaitu dengan target 300
meter perhari.
6. Pengendalian hamaHama yang dikendalikan berupa tikus belukar
(Rattus argentivente), ulat api (sethothosea assigna, setora
nitens), ulat kantong (mahasena corbeti, cremastopsyche pendula
clania sp) dan rayap (Capthotermes curvignatus). Pengendalian hama
tikus dengan melakukan penyebaran klerat disekitar tanaman yang
terserang ringan satu pohon di beri 1 biji klerat serangan berat
diberi 2 klerat per pohon dengan cara diletakan disekitar pohon dan
diberi tanda lidi daun kelapa sawit dengan tujuan untuk mengetahui
klerat yang sudah diletakan termakan atau tidaknya oleh sasaran
butiran klerat tersebut.Hama ulat api di PT. Palmdale Agroasia
Lestari Makmur merupakan hama yang kurangg diperhatikan seperti
hama yang tertera diatas karena serangan hama tersebut sangat minim
sehingga apabila terjadi serangan dikendalikan dengan cara manual
yaitu menggunakan cara pengutipan dengan tongkat oleh tenaga kerja
harian.Hama rayap dikendalikan dengan melakukan penyemprotan dengan
menggunakan insektisida Ragent dengan dosis 0,46per liter atau 46
cc per 15 liter air yang dilarutkan didalam tangki. Hama rayap
merupakan hama yang sangat diperhatikan di PT. Palmdale Agroasia
Lestari Makmur karena serangannya yang cukup signifikan maka dari
itu sering kali ada pelatihan untuk para asisten lapangan khusus
pengendalian rayap, dengan tujuan asisten lebih matang dalam
mengintruksikan ke mandor, untuk melakukan pengendalian rayap yaitu
dengan cara melihat data sensus untuk mengetahui jumlah pohon yang
terserang dan mepersiapkan tenaga kerja serta peralatan racun untuk
pengendalian rayap, menggunakan tenaga khusus dalam penyemprotan
yaitu dilakukan pekerja harian. Pohon yang terserang disemprot
sebanyak 5 liter dan 5 pohon disekitar tanaman terserang disemprot
sebanyak 2 liter dengan tujuan agar penyebaran rayap tidak menjalar
pada tanaman yang berada disekitar tanaman terserang.Dalam rangka
pengendalian hama ulat api yang sudah eksplosif maka tindakan cepat
perlu segera dilakukan untuk mencegah kerusakan yang lebih besar
dan mengingat serangan dapat meluas serta menghabiskan seluruh daun
kelapa sawit yang ada. Tindakan cepat yang perlu dilakukan adalah
penyemprotan menggunakan (Decis) yang bersifat racun kontak dan
lambung. Insektisida ini diaplikasikan pada masa larva mulai instar
dua, tiga, empat dan lima. Pada fase instar kelima, lapisan lilin
ulat api sudah menebal, sehingga diperlukan jumlah produk dengan
konsentrasi yang lebih tinggi (Hendro dan Qayuum, 2012). Aplikasi
dilakukan dengan cara fogging pada sore hingga malam hari yaitu
saat imago dan ulat sedang aktif.
7. PemupukanAplikasi pemupukan di TM hampir sama dengan di TBM,
hanya yang membedakan dosis dan meletakkan pupuknya sesuai dengan
tajuk tanaman. Pupuk yang diberikan berupa pupuk NPK 12 dengan
dosis anjuran sesuai . Aplikasi pupuk berpengaruh sangat besar
dalam menentukan efektifitas pemupukan. Istilah umum adalah 5T,
yaitu: tepat waktu,tepat dosis,tepat jenis,tepat cara, dan tepat
tempatWaktu pemupukan akan sangat menentukan besarnya presentase
hara pupuk yang dapat diserap tanaman dan juga tingkat kehilangan
hara pupuk. Pada dasarnya, pemupukan ideal dilakukan pada saat
kondisi tanah lembab atau kadar air pada saat kapasitas lapang,
yaitu saat awal dan akhir musim hujan.Pemupukan kelapa sawit di
PT.Palmdale Agroasia Lestari Makmur dilakukan 2 kali per tahun
yaitu semester-1 dan semester-2. Frekuensi pemupukan tergantung
jenis pupuk dan sifat lahan (tanah & iklim). Faktor yang sangat
penting adalah yang berkaitan dengan kondisi kelembaban tanah saat
aplikasi pupuk. Hal ini akan sangat menentukan tingkat penyerapan
hara pupuk oleh tanaman dan kemungkinan kehilangan hara pupuk
akibat penguapan dan pencucian. Stategi berikut diberikan sebagai
pedoman pemupukan saat musim kering dan musim hujan.Aplikasi pupuk
mengandung arti bahwa tanaman menerima pupuk sesuai dengan dosis
rekomendasi. Ketepatan dosis pupuk dipengaruhi oleh sistem
pengeceran pupuk, alat aplikasi, kondisi fisik lahan (topografi,
akses perawatan,) dan system pengupahan. Dosis atau kuantitas
aplikasi pupuk harus mempertimbangkan kapasitas tanah menjerap
hara. Jika jumlahnya melebihi kapasitas tanah, maka mendorong
terjadinya kehilangan hara pupuk. Oleh karena itu pada tanah pasir,
dosis aplikasi cenderung lebih kecil tetapi frekuensi lebih tinggi.
Peningkatan frekuensi akan menurunkan resiko kehilangan hara pupuk
(Liang, 2008).Tepat jenis ialah pupuk yang diaplikasi harus sesuai
dengan yang direkomendasikan. Konversi jenis pupuk, selain
mempertimbangkan kadar total hara, juga tingkat kelarutan, dan
sifat-sifat hara pupuk.Tepat cara adalah dimana pupuk ditempatkan
atau diaplikasikan di lapangan dangan cara menabur pupuk. Aplikasi
pupuk dilakukan pada piringan yang telah dibersihkan dari rumput,
alang-alang dan kotoran lainnya. Pada areal datar semua pupuk
ditabur merata mulai 0.5 m dari pohon sampai pinggiran piringan
melingkar tanaman. Pada areal berteras, 2/3 pupuk disebar pada
bagian dalam teras dekat dinding bukit dan sisanya 1/3 diberikan
bagian luar teras (Fauzi. 2006).Namun apabila pemupukan menggunakan
NPK 15-15-15, maka dosis perpohonnya sebanyak 4 kg ditambah DSP 1
kg perpohon. Penggunaan kompos, bokasi, abu tandan sawit, bahan
organik sangat berguna dan bermanfaat, terutama pada lahan yang
miskin kandungan bahan organik (Fauzi, 2006) umur tanaman. (Tabel
5)Tahun UreaSp-36MOPKiesJumlah
3-82.001,751,501,506,75
9-132.502.752,252,009,50
14-201.502,252.002,008,00
21-251.501,501,251,505,75
Tabel 5. Rekomendasi Pemupukan Tanaman Menghasilkan (TM)Tahun
Umur (bulan)NPK12-12 17-2+TE (gr)Dolomit CuSO4Zn SO4Borat
(gr)(gr)(gr)(gr)
IV391.000500---
421.250----
451.000---100
48- dst1.250-5050-
Sumber : PT. Rezeki Kencana1. Panena. Panen TM 1 dan 2
Syarat-syarat Matang Panen Syarat tanaman disebut matang panen
apabila tanaman telah memenuhi syarat 60 % dan tanaman dalam suatu
areal/blok telah matang pohon, sedangkan dikatakan matang pohon,
apabila paling sedikit 2 buah tandan telah membusuk dan 1 tandan
matang satu pohon.b. Buah yang dapat di panen Tanaman disebut
matang panen tandan bila tandan telah memberondol, yaitu
terlepasnya buah dari tandan secara alami atau dengan istilah
fraksi 1 hingga fraksi 5 menghasilkan berondolan. Matang panen
tandan ditandai dengan jatuhnya dua berondolan untuk setiap kg
berat TBS di pinggiran/piringan pokok.
Tingkat Kematangan Tandan Buah SegarFraksiJumlah Brondolan
%Kematangan
00Tidak ada, buah masih hitamSangat mentah
0Membrondol 1-12,5%Mentah
1Membrondol 12,5-25%Kurang matang
2Membrondol 25-50%Maatang I
3Membrondol 50-75%Matang II
4Membrondol 75-100%Lewat matang I
5Buah dalam ikut membrondolLewat matang II
Pada TM tahun ke-1 harus terdapat paling sedikit 5 berondolan di
pinggiran pokok. Panen ini dikerjakan oleh tim panen atau tenaga
harian dengan target 125 janjang per orang, yang dipimpin oleh
mandor panen, yang dibantu oleh seorang pembantu mandor panen (teli
buah), pembantu mandor panen bertugas mehitung jumlah buah yang
layak dibawa atau biasa disebut dengan loding buah. Setelah buah
hasil panen mengalami fase loding, buah tersebut ditumpuk menjadi 1
tumpukan lalu diangkut ke pabrik.Tujuan panen adalah untuk memanen
seluruh buah yang sudah matang panen dengan mutu yang baik secara
konsisten sehingga potensi produksi minyak dan inti sawit maksimal
dapat dicapai. Biaya yang harus dikeluarkan perusahaan adalah Rp.
56.500,00 per orang.2. Penghitungan atau teli TBSPengahitungan atau
teli TBS merupakan penyortiran dan penyususnan buah kalapa sawit
(TBS) yang ada ditempat penampungan hasil (TPH), tetapi tidak dapat
dijadikan dasar penentuan mutu buah, perkerjaan ini berbarangan
dengan perkerjaan memindahkan TBS kelapa sawit dari blok yang 1 ke
blok yang lain dengan cara buah tersebut dimuat ke dalam bak jonder
dan dikumpulkan menjadi 1 tempat pengumpulan buah, pekerjaan ini
dilakukan karena akses jalan yang tidak memungkinkan untuk dimuat
dalam dump truck. Pekerjan ini dilakukan seorang mandor panen atau
pembantu mandor panen buah yang menggunakan alat loding berbebtuk
kunci T.3. Brondolan Pengutipan brondolan sangat penting, karena
brondolan juga memiliki tingkat rendemen minyak yang tinggi, selain
TBS. Buah kelapa sawit yang telah dipanen akan menyisakan brondolan
di piringan akan dikutip oleh ibu-ibu brondolan. Brondolan yang
telah dikutip diletakan di TPH dan dimasukan ke dalam karung 15 kg,
setelah itu mandor brondolan akan menghitung hasil karungan yang
telah diisi oleh ibu-ibu, target brondolan perorang adalah 12
karung.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Selama kegiatan magang berlangsung di PT. Palmndale
Agroasia Lestari makmur tepat nya di Divisi III RME hasil nya dapat
dijelaskan sebagai berikut.Pengendalian Hama rayap yang
dikendalikan dengan satu metode yaitu pengendalian kimiawi
menggunakan insektisida regent dengan dosis 46cc per 15 liter
air,dengan cara pokok terserang di semprot sebanyak 5 liter air dan
isolasi 6 pokok tanaman disekitar terserang hama rayap dosis yang
digunakan untuk isolasi yaitu 2 liter perpokok, dengan harapan hama
rayap yang sudah dilakukan pengendalian tidak menyerang pokok
disekitar. Hama Tikus semak (Rattus tiomanicus), dikendalikan
dengan pengendalian kimiawi dengan menggunakan rodentisida
(Klerat), untuk serangan ringan 1 - 2 butir kalerat per pokok
kelapa sawit dan apabila terjadi serangan berat 2 3 butir klerat
per pokok kelapa sawit dengan 1 atau 2 butir disimpan didekat pokok
kelapa sawit dan 1 butir lagi disimpan disemak-semak. Pengendalian
tikus di PT. palmdale agroasia lestari makmur harus diperhatikan
karena lahannya merupakan lahan gambut yang masih banyak semak
belukar yang menjadi sarang tikus. Hama Ulat bulu(darna
trima,bithosea bisura) dan ulat api(setora nitens, setothosea
asigna) dikendalikan dengan insektisida decis dengan dosis 30 cc
per 15 liter air persemprot, untuk pengendalian hama ulat bulu
tersebut lebih mudah dibandingkan hama-hama yang lain yang ada di
PT.Palmdale agroasia lestari makmur karena pokok kelapa sawit
tersebut masih rendah skitar 2-3 meter maka para mandor dan
karyawan yang biyasa dalam melakukan pengendalian ini tidak
mengalami kesulitan ketika melakukan pengendalian hama
tersebut.Hama ulat kantong berdasarkan jenis (metisa plana,mahasena
corbety,clania sp, c pendula)yang dikendalikan dengan satu metode
yaitu dengan cara manual pengutipan yang dilakukan oleh karyawan
harian, karna plepah kelapa sawit tidak terlalu tinggi maka
karyawan biasa menggunakan kaet yang dibuat oleh mandor setelah itu
karyawan mengumpulkan ulat kantong tersebut ke dalam karung dan di
bakar. Hama rayap (Coptotermes curvignathus) yang dikendalikan
dengan insektisida regent dengan dosis 46 cc/ 15 liter air dengan
cara pokok terserang disemprot sebanyak 5 liter dan 6 pokok di
sekitar pokok terserang di isolasi 2 liter per pokok.1. Aplikasi
Pemupukan yang Tidak Efektif dan Efisien. Pemupukan tidak
menperhatikan konsep 5 T yaitu tepat jenis, dosis, tepat waktu,
tepat cara dan tepat tempat . Pemupukan mengunakan pupuk Urea,pupuk
NPK 12, dan NPK 15 itupun, dilakukan apabila pupuk tesedia di
gudang kebun seringkali keterlambatan pemupukan karna factor
kekurangan biaya dalam pembelian pupuk. Pemupukan yang dilakukan
tanpa menperhatikan keadaan piringan yang masih ditumbuhi gulma dan
sisa kayu sresahan yang masih berserakan di areal piringan 2.
Sresahan kayu sisa pembukaan lahan yang masih berserakan di areal
piringan Pembuatan dan pembersihan piringan merupakan hal yang
tidak dianggap penting, terkadang dilakukan pada tanaman yang
menghasilkan dengan luas piringan 50 cm sampai 100 cm dan kondisi
pelepah yang tidak beraturan.
Gambar 1. Sresahan kayu yang terdapat pada Piringan Kelapa
Sawit3. Tidak efektifnya proses loading buahPara pemanen
mengumpulkan hasil panennya di depan gawangan masing-masing jadi
ketika proses loading buah di lakukan para pekerja loading sangat
mengalami kesulitan karnaa harus turun naik di setiap gawangan
untuk mengumpulkan buah ke dalam jonder.
Gambar 2. Mengangkat buah di setiap gawangan ke dalam bak
jonder.2. Pembahasan Pengendalian Hama rayap,tikus, ulat
kantong,ulat bulu
Pengendalian hama dilakukan jika terjadi ledakan hama secara
ekonomis merugikan. Frekuensi dan waktu pengendalian, setelah
pengamatan menunjukkan populasi melebihi ambang yang dapat
menurunkan produksi secara ekonomis yaitu melebihi 5 % serangan
maka pengendalian harus segera dilakukan. Pengendalian hama terpadu
(PHT) dilakukan dengan menerapkan kebersihan kebun, pengendalian
gulma secara tepat, dan merangsang berkembangnya musuh alami hama
serangga.
a) Kebersihan kebun Mengembangkan teknik pengelolaan kebun yang
baik untuk merangsang pelapukan vegetasi, tunggul dan batang kelapa
sawit secara cepat. Membersihkan tempat berkembangnya hama misalnya
kumbang tanduk berkembang pada tanaman roboh maupun batang tanaman
yang telah ditumbangkan. Pengendalian tanaman inang yang mungkin
menjadi tempat berkembangnya hama, meransang berkembangnya musuh
alami dengan pengelolaan gulma yang tepat dan menjaga agar saluran
air tetap bersih.b) Pengelolaan gulma Jangan memberantas semua
gulma yang ada di kebun (misalnya dengan menerapkan kebijakan
permukaan tanah bersih dari gulma) pada tanaman dewasa karena
beberapa spesies gulma mampu menyediakan lingkungan yang
menguntungkan bagi berkembangnya predator dari serangga hama. Gulma
yang dikendaliakan adalah gulma perambat dan gulma yang menutup
tanaman kelapa sawit karena hal ini akan memberikan perlindungan
dan tempat bersembunyi hama.
c) Pengendalian secara biologisPengelolaan vegetasi dan
kebersihan yang tepat akan merangsang perkembangan musuh alami hama
kelapa sawit. Insektisida biologi seperti Bacillus thuringiensis
akan mampu mengendalikan hama dengan sedikit akibat sampingan
terhadap hama lainnya yang tidak dikehendaki.
Hama Rayap1. Kerusakan Hama rayap merupakan hama yang sangat
berpengaruh di PT. Palmdale agroasia lestari makmur karna daerah
tanah gambut dan masih banyak sisa-sisa tunggul yang belum
dibersihkan hingga menyebabkan serangan hama rayap cenderung
meningkat apabila terjadi keadaan curah hujan dengan distribusi
merata, Serangan rayap pada kelapa sawit dapat terjadi sejak mulai
masa penanaman hingga umur 6 tahun dengan tingkat serangan dapat
mencapai 5% atau 7-8 pohon per ha. Rayap pekerja menggerek dan
memakan pangkal pelepah, jaringan batang, akar dan pangkal akar,
daun, serta titik tumbuh tanaman kelapa sawit. serangan yang tidak
dikendalikan dapat menyebar ke pohon-pohon disekelilingnya.
Serangan hama rayap merupakan masalah yang serius diareal lahan
gambut dan perlu penanggulangan secara rutin. Tanaman yang diserang
rayap ditandai dengan adanya lorong rayap yang terbuat dari tanah.
Lorong rayap tersebut berada dipermukaan batang yang mengarah ke
bagian atas Selanjutnya, terlihat daun pupus layu dan kering. Hal
ini menandakan serangan sudah mengarah ketitik tumbuhnya, serangan
ini akan berlanjut sampai tanaman tersebut mati. Kriteria serangan
rayap didasarkan atas gejala luar sebagai berikut :a. Serangan
ringanSerangan ringan ditandai oleh adanya lorongan rayap yang
terbuat dari tanah yang berada dipermukaan batang dan mengarah ke
bagian atas, semua pelepah daun masih berwarna hijau dan normal.b.
Serangan sedang Serangan sedang atau berat ditandai oleh adanya
beberapa daun muda yang layu atau kering, sedangkan pelepah bagian
bawah masih terlihat segar atau hijau dan normal.c. Serangan berat
Serangan rayap dikatakan berat jika sudah sampai ke titik tumbuh.
Hanya beberapa pelepah dibagian bawah saja yang masih tertinggal
dengan warna kuning pucat atau sudah mengering.
2. Habitat Rayap Pada umumnya rayap hidup di hutan terutama di
daerah rendahan dan daerah yang mempunyai curah hujan dengan
distribusi merata. Sarang-sarang dapat dijumpai pada kayu-kayu mati
yang berada diatas atau dibawah permukaan tanah. Sarang-sarang
rayap tersebut saling berhubungan satu dengan yang lain hingga
mencapai panjang 90 m pada kedalaman 30-60 cm dibawah tanah
(Tarumingkeng, 2005).3. Pengendalianya a. Secara makanisSanitasi di
areal perkebunan dengan cara membersihkan tunggul-tunggul tanaman
sisa pembukaan lahan dan kayu dibakar dan terkendali, membuat
saluran drainase untuk menjaga kelembaban tanahb. Pengendalian
hayati Beberapa jamur entomopatogen telah banyak dikembangkan untuk
mengendalikan hama rayap antara lain Beauveria bassiana,
Aspergillus sp, Metarhizium anisopliae, Fusarium sp, dan
Myrothesium sp., dengan cara penyemprotan, karena sifatnya yang
kanibal maka rayap yang telah mati akibat terinfeksi oleh jamur
akan dimakan oleh rayap lainnya yang masih sehat, akibatnya rayap
tersebut ikut terinfeksi dan mati.
c. Pengendalian kimiawi Menggunakan Insektisida sebagai berikut
:aktif fipronil adalah balistik 50SC dari DGW dan agenda 25EC dari
bayer. regent 50g dengan dosis 46 cc/15 liter air persemprot.
Pengendalian rayap dilakukan pada pohon yang terserang dengan
kategori sedang atau berat, caranya dengan menyiramkan larutan
regent 50g dengan dosis 46 cc per 15 liter air tersebut pada pohon
yang terserang dan pokok yang disekeliling pohon yang
terserang.
Hama tikus dan gejalanya Berdasarkan analisis terhadap isi
lambung tikus diperkebunan kelapa sawit didapat bahwa 80% pakan
tikus adalah buah sawit, 15% adalah serangga, sedangkan 5% adalah
pakan lainnya. Kemampuan seekor tikus dalam mengkonsumsi buah sawit
adalah 6-14 gr/hari,atau setara dengan kehilangan sebesar 328-962
kg minyak sawit/ha/th, dengan tingkat populasi tikus 183-537
ekor/ha. Ada 3 jenis species tikus yaitu tikus semak (Rattus
tiomanicus), tikus belukar (Rattus argentiventer), tikus rumah
(Rattus diardi) tikus lading(bandicota indica). Tikus semak yang
sering menjadi musuh perkebunan karena menyerang tanaman kelapa
sawit. Perkembangbiakan tikus sangat cepat, sehingga perlu
dikendalikan dengan mengikuti konsep PHT, salah satu cara
mengendalikan tikus adalah menggunakan musuh alami (Surtikanti
2011).
d. Pengendalian 1. Secara Mekanis Pengendalian mekanis merupakan
pengendalian yang menggunakan alat-alat yang sederhana dan menual
seperti: melindungi pangkal batang terutama yang baru dengan seng
polos, membersihkan kebun agar tidak ada sarang tikusnya,
menggunakan perangkap tikus umpanya adalah potongan kelapa yang
dibakar, dan melakukan perburuan tikus.
2 .Secara biologis Pengendalian biologis merupakan pengendalian
yang menggunakan predatator seperti ular, dan burung hantu (Tyto
alba). Pengendalia hama tikus dengan menggunakan ular piton atau
sawak panjang atau pendek sebutan yang biasa digunakan masyarakat
Desa Sei. Deras. Burung hantu dan burung predator lainnya
diupayakan untuk bersarang dan berkembangbiak disekitar tanaman
kelapa sawit. Setiap 30 ha atau blok diperlukan satu kotak sarang
burung hantu. Burung hantu termasuk spesies burung yang
beraktivitas di malam hari, dengan penglihatannya sangat tajam
dimana burung hantu tersebut dapat melihat mangsanya dari jarak
jauh. Hidupnya berkelompok dan cepat berkembang biak, induk burung
hantu mampu bertelur 2 -3 kali dalam setahun. Sekali bertelur bisa
mencapai 6 12 butir dengan masa mengerami selama 27 30 hari. Tikus
menjadi salah satu makanan faporit burung hantu. Burung hantu
dewasa bisa memangsa 2 5 ekor tikus setiap harinya, jika tikus
sulit didapat, tak jarang burung ini menjelajah kawasan berburunya
hingga 12 km dari sarangnya. Burung hantu memiliki pendengaran
sangat tajam dan mampu mendengar suara tikus dari jarak 500 meter.
Kelebihan sifat burung hantu seperti ini sangat membantu upaya
menjadikannya sebagai pengendali hama tikus yang alami di daerah
perkebunan (Agus. 2010). 3. Secara Kimia Melakukan pengendalian
dengan cara pemberian racun tikus berupa klerat. Klerat diberikan 2
butir pertanaman dengan cara menyimpannya di sekitar piringan,
tetapi kalau tanaman yang terserang parah maka klerat di berikan
3-4 butir pertanaman, tindakan pengendalian juga dilakukan secara
menyeluruh, tidak tergantung pada ada atau tidaknya serangan
diareal tersebut. Beberapa jenis racun tikus anticoagulant dapat
berakibat buruk terhadap burung hantu dan binatang pemakan tikus
lainnya. Oleh sebab itu pemilihan secara hati-hati, pengawasan
diperlukan untuk menentukan jenis umpan dan tingkat keracunan yang
disebabkannya. Penggunaan dan penempatan umpan harus dimonitor
secara hati-hati untuk menjamin bahwa pekerja mengaplikasikan umpan
tersebut secara benar. Pengecekan penggunaan umpan untuk setiap
hektar harus dilakukan setiap hari, jika serangan tikus juga
terjadi pada areal pemukiman, pengendalian dengan umpan beracun
harus juga dilakukan pada saat yang sama. Pada saat melaksanakan
program pengendalian dengan menggunakan umpan, agar dilakukan juga
pemberian umpan di daerah penyangga setidaknya satu blok
disekeliling areal yang terserang berat, karena tikus dapat
bergerak dalam jarak yang cukup jauh untuk mencari makanan.
2. Hama Ulat bulu dan Ulat Kantong 1. Pengutipan secara manual
Pada tanaman kelapa sawit yang masih muda ulat bulu dapat terlihat
jelas dan dapat dikumpulkan secara manual dari bagian pelepah
tanaman yang masih bisa dijangkau atau menggunakan alat pengaet dan
meliputi areal yang sempit. Pada tanaman dewasa,
pengumpulan/pengutipan ulat bulu,kantong secara manual memerlukan
tenaga yang banyak dan biaya yang cukup besar dan lambat dalam
pengerjaannya . Pengendalian ulat bulu dengan cara ini pada skala
luas sering tidak efektif.2. Pengendalian biologi Parasitoid
memiliki potensi untuk mengendlikan hama secara biologi. Manipulasi
lingkungan yang tepat untuk mengendalikan hama ini karena tindakan
ini akan memodifikasi lingkungan untuk kelangsungan hidup dan
perkembangan musuh alami. Parasitoid primer dan sekunder, serta
predator mempengaruhi populasi ulat bulu. Keberadaan Asystasia
intrusa, akan bermanfaat karena memberikan nektar untuk parasitoid.
Penggunaan Bacillus thuringiensis sebagai insektisida biologi
mempunyai banyak keuntungan toksisitasnya hanya pada serangga
target, dan umumnya tidak membahayakan musuh alami, manusia, dan
kehidupan lain. 3. Secara Kimia Injeksi batang Merupakan metode
terbaik pada waktu terjadi ledakan hama serangga. Injeksi batang
dengan menggunakan insektisida sistemik telah berhasil digunakan
pada beberapa tahun terakhir untuk mengendalikan serangga penggerek
dan pemakan daun (misal ulat kantong, ulat bulu, dan ulat api).
Penerapan metode ini sangat efektif khususnya untuk pengendalian
hama ulat pemakan daun. Injeksi batang sangat efektif, cepat dan
sederhana untuk diterapkan serta mempunyai pengaruh yang kecil
terhadap jenis serangga lainnya. 1. Untuk mempermudah operator
mengebor batang maka pangkal pelepah dibersihkan dengan menggunakan
dodos (tanaman dibawah 10 tahun).2. menggunakan bor chainsaw,
operator membuat lubang dengan kedalaman 25 cm pada batang. 3.
Lubang tersebut mempunyai diameter 20 mm letaknya setinggi dada
miring ke bawah dengan sudut 300 dengan kedalaman 20 25 cm.
Insektisida sistemik dengan dosis tertentu kemudian diinjeksikan
dengan menggunakan alat penembak. 4. .Lubang secepatnya ditutup
dengan menggunakan campuran lumpur atau serbuk gergaji. Jangka
waktu antara injeksi insektisida dengan penutupan lubang harus
tidak melebihi 2 menit untuk mencegah berkurangnya efikasi
insektisida yang digunakan.a) Penyemprotan Semprot mesin dilengkapi
dengan nozzle yang khusus digunakan pada tekanan tinggi untuk
menyemprotkan insektisida pada tanaman kelapa sawit. Tangkai
semprot yang diperpanjang dapat disambung ke alat semprot ini untuk
digunakan menyemprot insektisida pada areal yang tidak terjangkau
(misalnya tandan buah pada kelapa sawit yang tinggi). Alat
penyemprot kabut digunakan untuk melakukan penyemprotan pada areal
yang luas atau agar menyelimuti tanaman kelapa sawit yang cukup
tinggi. Alat penyemprot kabut ini dapat diletakkan pada kendaraan
tetapi biasanya satu tim pekerja menggunakan alat yang dapat
dipindah-pindahkan. Metode aplikasi insektisida ini sangat efektif
dalam mengendalikan hama, namun spesies yang bukan sasaran
(misalnya predator dan parasit hama) juga terpengaruh, sehingga
biasanya dapat menyebabkan ledakan hama yang lebih berat. Oleh
sebab ini pengendalian serangga dengan menggunakan penyemprot kabut
hanya digunakan sebagai alternatif terakhir. Waktu pengendalian
serangga ditentukan oleh ledakan hama tetapi beberapa catatan
berikut perlu diperhatikan: a) Jika serangga hama tersebut adalah
dan serangannya tidak menyebabkan kerusakan yang nyata maka perlu
ditunggu dan dipantau keadaannya sampai 1 atau 2 minggu. Hal
tersebut disebabkan bahwa populasi musuh alami memerlukan waktu
untuk dapat meningkat jumlahnya sehingga cukup untuk mempengaruhi
populasi hama. b) Jangan menjadwalkan penyemprotan serangga atau
injeksi batang selama musim basah atau musim kering dimana efikasi
insektisida mungkin turun.
4. Aplikasi Pemupukan yang Tidak Efektif dan Efisien. Pemupukan
merupakan bagian yang sangat penting dalam budidaya tanaman kelapa
sawit untuk pertumbuhan dan berkembang biak membutuhkan zat hara
makro N, P, K, MG, dan Ca serta unsur hara lainnya sperti B, C, S,
ZN, CU, dan lain-lain. Unsur hara ini di ambil oleh tanaman dari
dalam bentuk yang telah tersedia persediaan dalam tanah tidak
selalu cukup dan perlu ditambah dalam bentuk unsur hara anorganik
dan organic Maka kunci sukses pemupukan meliputi; pemupukan 5 T
(tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara, dan tepat
tempat), peningkatan efisiensi pemupukan, pemanfaatan bahan
organik, dan pelaksanaan kultur teknis yang mendukung efektifitas
pemupukan (pengendalian hama dan penyakit, pemeliharaan piringan,
gawangan, pasar pikul, penunasan, dan pengawetan tanah). Adapun
pemupukan 5 T adalah sebagai berikut:a. Jenis Jenis pupuk yang
digunakan harus sesuai dengan defisiensi atau gejalatanaman kelapa
sawit di lapangan dan harus didukung dengan analisis tanaman kelapa
sawit dan tanah.b. DosisSetiap satu ton TBS yang dihasilkan
mengandung hara yang setara dengan 6.3 kg Urea, 2.1 kg TSP, 7.3 kg
KCl, dan 4.9 kg Kieserit. Hara tersebut harus dikembalikan dalam
bentuk pupuk. Jumlah pupuk yang diberikan akan lebih besar dari
hara yang terbawa panen dengan mempertimbangkan beberapa hal;
jumlah hara yang tercuci, terjerap misel tanah, hanyut, dan
menguap. Untuk itu dosis rekomendasi pemupukan harus dibuat oleh
departemen riset secara tepat, dan pihak lapangan agar dapat
mengaplikasi pupuk sesuai rekomendasi tersebut.c. WaktuAplikasi
pemupukan tidak boleh dilakukan saat hujan dan juga saat kemarau
panjang. Aplikasi dilakukan apabila kondisi piringan dan gawangan
bersih dari gulma. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kompetisi
antara tanaman sawit dengan gulma sehingga meningkatkan efisiensi
pemupukan. Jarak waktu pemberian pupuk yang berbeda dan tidak
saling antagonis adalah satu minggu, sedangkan jarak pemberian
pupuk yang saling antagonis memerlukan waktu satu bulan. Contoh
pupuk yang antagonis K dengan Mg, dan K dengan Borate. Pupuk yang
bersinergi adalah pemupukan yang aplikasinya dakam waktu yang sama,
contoh K bersinergi dengan N dan Cu.d. Cara Cara pemupukan yang
umum dilakukan ada dua macam, yakni cara manual (dengan tenaga
manusia) dan cara mekanis (dengan bantuan alat mesin).
Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Cara manual
kelebihan lebih murah kekurangan potensi penaburan tidak merata
tinggi, perlu banyak tenaga kerja. Cara mekanis kelebihanya
penaburan merata, tenaga kerja sedikit dan kekuranganya biaya
tinggi, aplikasi di areal berbukit tidak bisa dilakukan karena akan
berpotensi pemadatan tanah.e. TempatRekomendasi tempat penaburan
pupuk berbeda-beda berdasarkan umur tanaman dan berdasarkan jenis
pupuk, karena ada beberapa pupuk mempunyai sifat antaginis. Hal ini
karena seiring dengan bertambahnya umur tanaman kelapa sawit
bertambah pula tingkat radius penyebaran akar. Rekomendasi
penaburan pupuk sebagai berikut:a. Tanaman umur < 1tahun : jarak
30-60 cm b. Tanaman umur 1-3 tahun :jarak 60-150 cmc. Tanaman umur
4-5 tahun:jarak 100-200 cm d. Umur > 6 tahun di tumpukan pelepah
gawangan, kecuali Urea dan Borate. Areal berbukit penaburan di
bagian dalam teras atau tapak kudaf. untuk tanah miring dan dekat
dengan parit hanya ditabur lingkaran untuk mencegah run of (panduan
buku BCA-IX)
5. Tidak dilakukan Pembuatan Piringan Piringan adalah pekerjaan
membasmi rumput(gulma) pokok termasuk tunggul dan kayu yang tumbuh
di dalam piringan dan pasar pikul pada kelapa sawit (Baruas, 2003)
piringan dilakukan disekitar lahan tanaman kelapa sawit berfungsi
sebagai tempat untuk menyebar pupuk agar efisien diserap tanaman
selain itu merupakan daerah jatunya buah kelapa sawit yang
berbentuk lingkaran dengan diameter 4 m. Pemeliharaan piringan juga
bertujuan antara lain:1) Mengurangi kompetisi gulma terhadap
tanaman dalam penyerapan unsur hara,air dan sinar matahari2)
Mempermudah pekerja untuk melskuksn pemupukan untuk melakukan
control dilapangan bagi tanaman yang ditanam. Sekalipun kelapa
sawit merupakan tanaman keras pohon sawit tetap memerlukan
perawatan dan pemupukan Pembuatan piringan biasanya dilakukan
secara manual terlebih dahulu setelah itu dilakukan secara kimia.
Dengan manual biasanya untuk membentuk piringan pada pokok sesuai
dengan diameter yang ditentukan, dengan membabat gulma yang tumbuh
di sekitar piringan. Setelah piringan pada setiap pokok sudah mulai
terbentuk kemudian dilakukan pengendalian secara kimia, dengan
menyemprot gulma yang tumbuh dengan larutan herbisida. Apabila pada
setiap pokok sawit sudah dibuat piringan dapat memudahkan pemanenan
dan sekitar pokok sawit tidak terlihat gulma yang tumbuh sehingga
pokok sawit dapat mampu menyerap berbagai unsur hara disekitar
piringan (Rizza 1994). Lebar piringan menurut umur kelapa sawit
adalah sebagai berikut: a. Tanaman umur 2-6 bulan lebar piringan
jari jari 60 cmb. Tanaman umur 6-12 bulan lebar piringan jari jari
75 cmc. Tanaman umur 12-24 bulan lebar piringan jari jari 100 cmd.
Tanaman umur 24-36 bulan lebar piringan jari jari 100-125 cme.
Tanaman umur lebih dari 24 bulan laebar piringan jari jari 200
cm
IV. PENUTUP
Kesimpulan Adapun beberapa kesimpulan yang didapatkan penulis
selama magang di PT. Palmndale Agroasia Lestari Makmur sebagai
berikut:1. Pengendalian hama sebagian besar menggunakan metode yang
kurang efektif2. Aplikasi pemupukan yang dilakukan kurang efektif
dan efisien.3. Pembuatan Piringan dan penyusunan pelepah kelapa
sawit tidak dilakukan secara benar dan efesien
Saran Adapun beberapa saran yang didapatkan penulis sampaikan
untuk PT. Palmndale Agroasia Lestari Makmur adalah sebagai
berikut:1. Disarankan pengendalian hama dapat menerapkan menerapkan
konsep, pengendalian hama terpadu, secara mekanik, biologi, dan
pengendalian secara kimia merupakan konsep pengendalian yang
terakhir apabila sudah melapaui ambang batas ekonomi.2. Pemupukan
tanaman kelapa sawit harus menerapkan kosep 5 T, dengan kondisi
piringan yang bersih dari gulma, serta dilakukan pengwasan oleh
mondor.3. PT. Palmndale Agroasia Lestari Makmur dapat menerapkan
Panduan Operasional budidaya tanaman kelapa sawit untuk mencapai
kualitas paling baik sehingga dapat bersaing dengan perkebunan
lain.