11 telah ditetapkan, serta menjamin ketersediaan sumberdaya manusia di unit organisasinya. Dalam menjalankan tugasnya, Estate Manager dibantu oleh Asisten Kepala (Askep) yang bertugas membantu dalam pengawasan kegiatan di setiap afdeling, Asisten Kepala membawahi Asisten Afdeling. Pimpinan tertinggi di afdeling adalah Asisten Afdeling, yang bertanggung jawab penuh terhadap semua kegiatan yang ada di afdeling tersebut. Asisten Afdeling membawahi Mandor I yang mengurusi pekerjaan di lapangan, dan Kerani Afdeling serta Kerani Keliling yang mengurusi administrasi afdeling. Asisten Afdeling bertanggung jawab langsung kepada Asisten Kepala, Estate Manager, dan General Manager atas pelaksanaan hasil kerja dari afdeling yang dipimpinnya. Jumlah seluruh tenaga kerja yang terdapat pada Kebun Buatan PT Inti Indosawit Subur sebanyak 1 225 orang sehingga diperoleh Indeks Tenaga Kerja (ITK) pada Kebun Buatan sebear 0.22 orang/ha. ITK merupakan rasio antara jumlah tenaga kerja dengan luas kebun. Jumlah ITK yang ideal untuk perkebunan kelapa sawit sebesar 0.2 – 0.3 orang/ha. Pengelolaan tenaga kerja pada Kebun Buatan sudah efisien karena ITK pada Kebun Buatan diantara 0.2 – 0.3 orang/ha. PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Kegiatan magang yang dilakukan mencakup aspek teknis dan aspek manajerial. Aspek teknis meliputi kegiatan Tunas pokok (pruning), pemanenan, pengendalian hama dan penyakit, pemupukan, pengendalian gulma (manual dan kimiawi), pemeliharaan sarana dan prasarana. Pelaksanaan kerja di Kebun Buatan, PT Inti Indosawit Subur secara umum dilaksanakan selama 6 hari kerja dalam seminggu. Waktu hari kerja dalam sehari rata-rata selama 7 jam yang dimulai pada pukul 07.00 sampai dengan 11.30 WIB, istirahat selama setengah jam (11.30 sampai dengan 12.00 WIB), lalu dilanjutkan bekerja selama dua jam dari pukul 12.00 sampai dengan 13.30 WIB. Penulis diwajibkan mengikuti muster morning (apel pagi) yang dimulai pukul 05.30 WIB bersama Asisten, mandor dan krani, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan apel sore hari di kantor Afdeling pada pukul 16.00 sampai dengan 18.00 WIB untuk melaksanakan kegiatan administrasi dan perencanaan kegiatan yang akan dilakukan untuk esok hari. Aspek Teknis Tunas Pokok Penunasan pada tanaman menghasilkan (TM) adalah pemotongan pelepah dengan memperhitungkan jumlah pelepah yang dipertahankan. Tunas pokok adalah pekerjaan yang mengandung dua aspek yang saling bertolak belakang yakni mempertahankan jumlah pelepah yang masih produktif dan dilain pihak harus memotong pelepah untuk mempermudah pekerjaan potong buah, memperkecil losses (berondolan tersangkut di ketiak pelepah) dan memelihara
15
Embed
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG - repository.ipb.ac.id V...Kegiatan magang yang dilakukan mencakup aspek teknis dan aspek manajerial. Aspek teknis meliputi kegiatan Tunas pokok (pruning),
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
11
telah ditetapkan, serta menjamin ketersediaan sumberdaya manusia di unit
organisasinya.
Dalam menjalankan tugasnya, Estate Manager dibantu oleh Asisten Kepala
(Askep) yang bertugas membantu dalam pengawasan kegiatan di setiap afdeling,
Asisten Kepala membawahi Asisten Afdeling. Pimpinan tertinggi di afdeling
adalah Asisten Afdeling, yang bertanggung jawab penuh terhadap semua kegiatan
yang ada di afdeling tersebut. Asisten Afdeling membawahi Mandor I yang
mengurusi pekerjaan di lapangan, dan Kerani Afdeling serta Kerani Keliling yang
mengurusi administrasi afdeling. Asisten Afdeling bertanggung jawab langsung
kepada Asisten Kepala, Estate Manager, dan General Manager atas pelaksanaan
hasil kerja dari afdeling yang dipimpinnya.
Jumlah seluruh tenaga kerja yang terdapat pada Kebun Buatan PT Inti
Indosawit Subur sebanyak 1 225 orang sehingga diperoleh Indeks Tenaga Kerja
(ITK) pada Kebun Buatan sebear 0.22 orang/ha. ITK merupakan rasio antara
jumlah tenaga kerja dengan luas kebun. Jumlah ITK yang ideal untuk perkebunan
kelapa sawit sebesar 0.2 – 0.3 orang/ha. Pengelolaan tenaga kerja pada Kebun
Buatan sudah efisien karena ITK pada Kebun Buatan diantara 0.2 – 0.3 orang/ha.
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Kegiatan magang yang dilakukan mencakup aspek teknis dan aspek
manajerial. Aspek teknis meliputi kegiatan Tunas pokok (pruning), pemanenan,
pengendalian hama dan penyakit, pemupukan, pengendalian gulma (manual dan
kimiawi), pemeliharaan sarana dan prasarana.
Pelaksanaan kerja di Kebun Buatan, PT Inti Indosawit Subur secara umum
dilaksanakan selama 6 hari kerja dalam seminggu. Waktu hari kerja dalam sehari
rata-rata selama 7 jam yang dimulai pada pukul 07.00 sampai dengan 11.30 WIB,
istirahat selama setengah jam (11.30 sampai dengan 12.00 WIB), lalu dilanjutkan
bekerja selama dua jam dari pukul 12.00 sampai dengan 13.30 WIB. Penulis
diwajibkan mengikuti muster morning (apel pagi) yang dimulai pukul 05.30 WIB
bersama Asisten, mandor dan krani, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan apel
sore hari di kantor Afdeling pada pukul 16.00 sampai dengan 18.00 WIB untuk
melaksanakan kegiatan administrasi dan perencanaan kegiatan yang akan
dilakukan untuk esok hari.
Aspek Teknis
Tunas Pokok
Penunasan pada tanaman menghasilkan (TM) adalah pemotongan pelepah
dengan memperhitungkan jumlah pelepah yang dipertahankan. Tunas pokok
adalah pekerjaan yang mengandung dua aspek yang saling bertolak belakang
yakni mempertahankan jumlah pelepah yang masih produktif dan dilain pihak
harus memotong pelepah untuk mempermudah pekerjaan potong buah,
memperkecil losses (berondolan tersangkut di ketiak pelepah) dan memelihara
12
sanitasi tanaman sehingga menciptakqan lingkungan yang bersih. Jumlah optimal
yang dipertahankan pada tanaman muda adalah 48 - 56 pelepah. PT Inti Indosawit
Subur mempunyai kebijakan penunasan progresif (progressive pruning), yaitu
penunasan yang dilakukan secara bersamaan dengan panen, jadi pokok yang
ditunas adalah pokok yang ada buah matangnya. Kelebihan dari sistem tunas
progresif ini adalah ancak akan semakin rapi karena ancak pasti akan dimasuki
setiap satu rotasi panen selain itu tunasan ini juga meminimalkan kebutuhan
supervisor. Kekurangan dari sistem tunasan ini adalah membutuhkan tenaga
pemanen yang banyak, sebab apabila tenaga pemanen kurang dan rotasi panen
tinggi maka progressive pruning tidak dapat dilakukan dengan baik. Untuk
mengatasi hal ini maka pihak manajemen membentuk suatu tim pekerja yang
khusus untuk melakukan penunasan. Rotasi penunasan yang dilakukan adalah 9
bulan untuk pelaksanaan hal ini dapat disesuaikan dengan kondisi tanaman di
lapangan.
Pelepah yang terlalu banyak ditunas juga tidak baik karena hal ini akan
menyebabkan over pruning yaitu terbuangnya sejumlah pelepah produktif secara
berlebihan yang akan mengakibatkan penurunan produksi. Penurunan produksi ini
terjadi karena berkurangnya areal fotosintesis dan menyebabkab peningkatan
gugurnya bunga betina, penurunan seks ratio (peningkatan bunga jantan) dan
penurunan BJR. Under pruning juga dapat menimbulkan dampak negatif terhadap
produksi, karena unsur hara digunakan untuk pelepah yang berlebih dan
mengganggu proses panen. Jumlah pelepah yang dipertahankan berdasarkan umur
tanaman disajikan dalam Tabel 7.
Tabel 7. Jumlah pelepah yang dipertahankan berdasarkan umur tanaman
Umur Tanaman
(Tahun) Kebijakan
Jumlah
Pelepah /
Spriral
Songgo
< 3
Pemotongan pelepah tidak
diperbolehkan. Prioritas untuk
permulaan panen dengan cara
memotong pelepah tua dan kering
- -
4 – 7 Dipertahankan 48 – 56 pelepah 6 – 7 3
8 – 14 Dipertahankan 40 – 48 pelepah 5 – 6 2
> 15 Minimum dipertahankan 32 pelepah 4 1 Sumber : Agricultural Policy Manual Asian Agri (2010)
Di Kebun Buatan PT Inti Indosawit Subur terdapat beberapa instruksi kerja
dalam melakukan pekerjaan penunasan yaitu :
1 Pelepah dipotong mepet ke batang dengan bidang tebasan berbentuk
tapak kuda.
2 Selama menunas semua epifit pada batang tanaman dibersihkan dengan
mencabut menggunakan tangan dan “digebyok” dengan batang pelepah
pada bagian yang lebih tinggi.
3 Pokok yang pertumbuhannya kurang bagus atau kuning karena
defisiensi hara harus ditunas lebih hati hati, cukup membuang daun
keringnya saja.
4 Pokok yang telah dipastikan abnormal tidak perlu ditunas karena pada
akhirnya akan di thinning out.
13
Pemanenan
Panen merupakan pekerjaan terpenting pada perkebunan kelapa sawit,
alasannya adalah karena panen merupakan tujuan akhir dari proses membangun
perkebunan, karena hasil yang didapat dari proses panen adalah uang yang
bermanfaaat untuk mendukung kelangsungan perusahaan kedepannya. Sebagai
contoh apabila panen di suatu perusahaan tidak berjalan dengan baik dan terdapat
banyak pelanggaran yang terjadi maka akan menyebabkan perusahaan merugi. Di
Kebun Buatan, PT Inti Indosawit Subur terdapat Standard Operating Procedure
panen atau yang dikenal dengan istilah Sapta Potong Buah, yaitu: 1). Buah
matang dipotong semua, 2). Buah mentah tidak ada, 3). Berondolan dikutip
semuanya, 4). Buah disusun rapi dan cangkem kodok, 5). Pelepah disusun rapi di
gawangan mati, 6). Pelepah sengkleh tidak ada, dan 7). Administrasi diisi dengan
teliti dan tepat waktu.
Mutasi masa panen. Sebelum dapat dipanen, mutasi dari Tanaman Belum
Menghasilkan (TBM) menjadi Tanaman Menghasilkan (TM) merupakan suatu
masa yang sangat perlu mendapatkan perhatian baik dari lamanya maupun dari
persiapan yang harus dilakukan. Kedua aspek tersebut sangat perlu diperhatikan
dalam rangka mencapai keuntungan per Ha yang cepat dalam artian
mempersingkat masa TBM. Dengan memperhatikan genetik tanaman, kultur
teknis, dan pemeliharaan yang semakin maju maka masa TBM dapat dipersingkat
menjadi kurang dari tiga puluh bulan. Syarat-syarat mutasi dari TBM menjadi TM
adalah, umur rata-rata tanaman telah mencapai tiga puluh bulan ataupun kurang
dari itu, kerapatan panen besar dari 20%, dan berat janjang rata-rata besar dari tiga
kilogram.
Persiapan panen. Hal-hal yang perlu dilakukan sebelum mulai panen pada
saat tanaman menghasilkan adalah kastrasi, memotong tunas pasir, sanitasi kebun,
pembuatan pasar pikul, pembuatan TPH dengan ukuran 3 x 4m2 untuk tiga pasar
pikul dapat ditampung oleh satu TPH yang mencakup 100 - 110 tanaman, dan
yang paling penting adalah mempersiapkan karyawan dan peralatan pemanen.
Kriteria panen. Kriteria mutu buah yang digunakan sesuai dengan tingkat
kematangannya, klasifikasi mutu buah dibedakan menjadi lima kategori, yaitu :
1. Buah Mentah (Unripe)
Adalah buah yang membrondol kurang dari satu brondolan per kg janjang
2. Buah Masak (Ripe)
Adalah janjang yang warnanya kemerahan dan membrondol paling sedikit
satu brondolan per kg janjang dan paling banyak 30%
3. Buah Terlalu Masak (Over-Ripe)
Adalah janjang yang membrondol lebih dari 30% hingga maksimum 75%
4. Janjang Kosong (Empty Bunch)
Adalah janjang buah membrondol lebih dari 90% hingga membrondol
seluruhnya.
5. Buah Abnormal (Abnormal Bunch)
Adalah janjang buah yang gagal berkembang menjadi buah masak normal,
antara lain : buah parthenokarpi, buah batu, dan buah sakit.
Sumber : Agricultural Policy Manual Asian Agri (2010)
14
Buah matang didasarkan pada jumlah berondolan yang lepas secara alami
dari janjang panen. Buah dapat dipanen jika untuk tiap 1 kg berat janjang terdapat
satu brondolan yang lepas alami di piringan, tidak termasuk untuk brondolan yang
terlepas karena terkena penyakit. Misalkan, jika BJR dalam suatu blok adalah 10
kg maka kriteria matang panen di blok tersebut adalah apabila terdapat sepuluh
brondolan di piringan pokok, apabila hanya ada sembilan brondolan masih
dikatakan mentah.
Taksasi panen. Kegiatan taksasi dilakukan minimal sehari sebelum
dilaksanakannya pemanenan pada areal yang akan di panen. Tujuan dari taksasi
ini adalah untuk mengetahui banyaknya janjang yang akan dipanen pada hari
tersebut, untuk menentukan jumlah tenaga pemanen yang diperlukan dan
kebutuhan transportasi untuk pengangkutan buah. Taksasi panen dilakukan oleh
mandor panen pada 400 pokok sampel yang dipilih secara acak pada lahan yang
akan dipanen atau minimal 10% dari luas lahan yang akan dipanen. Selain itu di
PT Inti Indosawit Subur dilakukan juga sensus BBC (Black Bunch Census) setiap
enam bulan sekali yang bertujuan untuk mengetahui produksi dalam enam bulan
mendatang, sensus BBC ini dilakukan setiap akhir bulan Juni dan akhir bulan
Desember.
Rotasi panen. Merupakan salah satu faktor penting yang menentukan di
lapangan untuk mendapatkan produksi per ha yang tinggi, biaya per kg yang
rendah serta kadar ALB yang rendah. Pada saat buah normal, rotasi panen harus
dijaga tujuh hari namun jika kerapatan panen rendah rotasi dapat diperpanjang
menjadi sepuluh hari. Jika rotasi panen terlalu cepat akan mendorong buah yang
tidak matang dipanen karena jumlah buah matang telah menurun dan juga akan
meningkatkan biaya panen tetapi output pemanen akan menurun akibat tidak ada
buah. Sebaliknya, jika terlalu lama akan menyebabkan buah matang tinggal di
pohon dan menyebabkan buah terlalu matang sehingga brondolan semakin banyak
dan akan mengakibatkan waktu pemanen terpakai untuk mengutip brondolan.
Pada PT Inti Indosawit Subur rotasi panen yang standar dilakukan adalah 6/7
artinya kegiatan pemanen dilaksanakan dalam satu minggu untuk tiap afdeling.
Namun pada saat kerapatan buah sangat rendah (low crop) rotasi panen dapat
diperpanjang maksimal 10 hari.
Sistem panen. Untuk memudahkan pemanenan, dalam satu blok dibagi
menjadi enam seksi yaitu A, B, C, D, E, dan F sehingga rotasi panen bervariasi
antara 3,5 – 4,5 kali. Maksud dari pembagian seksi ini agar satu seksi selesai
dipanen dalam satu hari, mempermudah pemanen untuk pindah ancak, juga
mempermudah kontrol dan transport buah dengan harapan output pemanen dapat
lebih tinggi lagi. Penetapan seksi panen ditentukan berdasarkan perhitungan
produksi masing-masing blok. Jumlah tenaga pemanen buah per mandoran antara
18 – 20 orang. Jumlah mandor panen per afdeling maksimal tiga orang dengan
krani buah tiga orang. Hal ini dilakukan dengan tujuan memperkecil biaya tak
langsung. Sistem pengancakan menggunakan ancak giring tetap per mandoran
yang terdiri dari 2 – 4 baris tanaman per pemanen. Kelebihan dari sistem ancak ini
adalah jumlah tenaga kerja dapat diatur sesuai kebutuhan ataupun kondisi
kematangan buah, output mandor dan karyawan dapat dipacu dengan
pengancakan yang memperhatikan kekuatan masing-masing karyawan,
diharapkan mandor aktif melakukan pengawasan dan antara sesama mandor dapat
bersaing secara sehat. Disamping itu sistem ini juga memiliki kekurangan yaitu
15
tanggung jawab karyawan terhadap ancaknya masih relatih kecil dan adanya
pelanggaran masih sulit dideteksi apabila kontrol tidak dilakukan dengan ketat.
Kegiatan panen dimulai dimulai dengan apel pagi antara mandor buah
dengan para pemanen. Pada saat apel pagi mandor membagi ancak pemanen
berdasarkan hasil taksasi yang telah di lakukannya pada sore hari sebelumnya.
Setelah itu pemanen menuju ke lokasi panen yang telah ditentukan. Alat yang
digunakan untuk panen adalah egrek, kampak, gancu, angkong, dan goni.
Sebelum buah dipotong, terlebih dahulu pelepah yang berlebihan harus dibuang
atau yang biasa disebut dengan “progressive pruning”. Kemudian buah dipotong
dan diusahakan agar buah dan pelepah dipotong rapat ke batang untuk
menghindari berondolan tersangkut di pelepah sisa. Setelah itu pelepah yang telah
dipotong disusun rapi di gawangan mati. Buah yang telah dipotong diangkut dan
dikumpulkan di TPH terdekat dengan disusun rapi. Brondolan dikutip seluruhnya
dan diangkut ke TPH. Untuk tangkai buah yang masih panjang akan dipotong
membentuk huruf V atau yang dikenal dengan istilah “cangkem kodok”.
Kemudian diberi kode nomor pemanen pada tangkai buah. Kehilangan (losses)
pada panen kelapa sawit cukup tinggi. Sumber kehilangan pada saat panen adalah,
berondolan yang tidak dikutip oleh pemanen. buah mentah yang ikut terpanen,
buah masak yang tidak terpanen, brondolan atau buah dicuri, buah masak yang
tertinggal di piringan, dan buah busuk.
Pembagian seksi panen. Sebagai contoh Afdeling V Kebun Buatan dengan
luas areal TM 883 ha dengan produksi sebesar 26.45 ton/ha/tahun dan rotasi/tahun
sebesar 48, maka untuk menghitung hasil panen harian dan pembagian area
tersebut dalam enam seksi dapat dihitung dengan cara perhitungan di bawah.
Hasil perhitungan tersebut dapat digunakan untuk menduga produksi harian dan