Pelabuhan merupakan salah satu prasarana yang dibutuhkan untuk alat transportasi darat baik untuk menurunkan maupun menaikkan penumpang ataupun sebagai tempat perdagangan. Dalam sejarah nasional kita pelabuhan mempunyai peranan yang penting dalam perkembangan ekonomi nusantara. Hal ini dalam sejarahnya kerajaan – kerajaan dengan munculnya pelabuhan –pelabuhan perdagangan seperti pelabuhan Demak, Sunda Kelapa, dan Sidayu di Pulau Jawa serta pelabuhan Palembang di Pulau Sumatra. Seiring berkembangnya waktu pelabuhan semakin memegang peranan penting sehingga mulai dibukanya pelabuhan – pelabuhan baru pada zaman penjajahan Belanda. Salah satunya adalah Pelabuhan Cirebon. Pelabuhan Cirebon merupakan salah satu cabang dari PT. Pelabuhan Indonesia II yang berada di wilayah Cirebon, Jawa Barat. Pelabuhan ini merupakan pintu gerbang perekonomian provinsi JawaBarat dan merupakan alternative bagi Pelabuhan Tanjung Priok khususnya melayani kegiatan perdagangan antar pulau. Gambar 1. Pintu Gerbang Pelabuhan Cirebon.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Pelabuhan merupakan salah satu prasarana yang dibutuhkan untuk alat transportasi
darat baik untuk menurunkan maupun menaikkan penumpang ataupun sebagai tempat
perdagangan. Dalam sejarah nasional kita pelabuhan mempunyai peranan yang penting dalam
perkembangan ekonomi nusantara. Hal ini dalam sejarahnya kerajaan – kerajaan dengan
munculnya pelabuhan –pelabuhan perdagangan seperti pelabuhan Demak, Sunda Kelapa, dan
Sidayu di Pulau Jawa serta pelabuhan Palembang di Pulau Sumatra.
Seiring berkembangnya waktu pelabuhan semakin memegang peranan penting
sehingga mulai dibukanya pelabuhan – pelabuhan baru pada zaman penjajahan Belanda.
Salah satunya adalah Pelabuhan Cirebon. Pelabuhan Cirebon merupakan salah satu
cabang dari PT. Pelabuhan Indonesia II yang berada di wilayah Cirebon, Jawa Barat.
Pelabuhan ini merupakan pintu gerbang perekonomian provinsi JawaBarat dan merupakan
alternative bagi Pelabuhan Tanjung Priok khususnya melayani kegiatan perdagangan antar
pulau.
Gambar 1. Pintu Gerbang Pelabuhan Cirebon.
Jika diidentifikasi Pelabuhan Cirebon merupakan Pelabuhan Barang, atau
pelabuhan yang hanya melayani kegiatan perdagangan antar pulau seperti batu bara. Secara
geografis Pelabuhan Cirebon terletak di Kota Cirebon, lintas utama pantai utara Jawa Barat,
± 250 km dari Jakarta atau ± 130 km dari Bandung. Pelabuhan Cirebon mudah dicapai
melalui jalan darat baik dari arah Jakarta, Provinsi Jawa Tengah maupun kota Bandung.
Dengan kemudahan ini mendukung kelancaran distribusi barang dari dan ke Pelabuhan
Cirebon. Pelabuhan Cirebon didukung oleh kedalaman kolam -7 m LWS. Sedangkan kapal
yang memiliki draft diatas 7 meter dapat dilayani di daerah lego jangkar ± 5 – 10 km lepas
pantai.
Gambar 2. Gambar dari satelit Pelabuhan Cirebon.
Pelabuhan Cirebon ini dibangun tahun 1865 oleh pemerintahan kolonial Belanda
sebagai titk ekspor untuk rempah – rempah, tebu dan bahan baku dari Jawa Barat. Sedangkan
Gudang dan tempat penyimpanan terbuka dibangun pada tahun 1890 dan Pabrik rokok
British American Tobacco dibangun pada awal abad kedua puluh. Sejak tahun 1927 hingga
tahun 1957 Pelabuhan Cirebon masih dibawah struktur organisasi Pelabuhan Semarang,
namun beralih di bawah Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Pada tahun 1983 Pelabuhan
Cirebon menjadi salah satu cabang Pelabuhan PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) yang
berkantor pusar di Jakarta,
Aktivitas pelabuhan didominasi oleh impor minyak curah, batubara, aspal cair dan
minyak sawit untuk wilayah Jawa Barat. Operasi minor termasuk terminal kontainer kecil
dan tempat tidur penumpang tunggal. Dari data tahun 2006 tercatat 1.957 kapal yang
mengakses pelabuhan, namun lebih dari 1.600 adalah pengiriman domestik yang membawa
barang curah ke Cirebon untuk di distribusikan secara regional.
Untuk terminal Batubara sendiri mempunyai kapastas penyimpanan kurang lebih
50.000 MT dan persedian semen di Cirebon, Cibinong, dan Bogor. Dalam pembongkaran
Batubara memiliki kapasitas sebesar 20 ton perjam akan tetapi tingkat pemanfaatannya
rendah. Hal ini terlihat pada tahun 2005 pemanfaatan kargo turun menjadi 41 persen.
Sedangkan untuk aspal dan minyak sawit sendiri dikuasai oleh perusahaan swasta. Dengan
penyimpanan untuk aspal sendiri mencapai 11.300 MT di 6 tangki, sedangkan untuk minyak
sayur fasilitas penanganannya mencapai 18 km2 dari tanah pelabuhan yang mempunyai
kapasitas penyimpanan mencapai 10.300 MT. Untuk Ekspor Semen curah ditujukan ke
negara – negara Eropa dan Jepang, serta teh, beras, gula dan furnitur rotan yang diproduksi
secara lokal.
Gambar 3. Pelabuhan Cirebon sebagai terminal Batubara.
Gambar 4. Alat berat didalam kapal pengiriman yang bersandar
di Pelabuhan Cirebon.
Gambar 5. Denah Pelabuhan Cirebon beserta Fasilitasnya.
Pelabuhan Cirebon mempunyai daerah lingkungan kerja sebesar 51 ha dan daerah
lingkungan kepentingan pelabuhan seluas 25 ha dengan luas perairan pelabuhan sebesar
8.400 ha.
Dari gambar diatas berikut penjelasan tentang fasilitas dan pelayanan Pelabuhan Cirebon
antara lain:
1. Stasiun Radio Pantai;
2. Pandu dan tunda;
3. Dermaga temat tambat kapal;
4. Gudang, Lapangan dan Lapangan Peti kemas;
5. Fasilitas dan alat bongkar muat barang;
6. Air Bersih untuk kapal;
7. Lahan untuk industri, bangunan dan ruang perkantoran umum;
8. Rumah Sakit, dll
Stasiun Radio Pantai
Pada stasiun radio pantai ini, dari pelabuhan satu ke pelabuhan lainnya menggunakan
frekuensi 5381,5/ 446,5/ 9950/ 8110 khz/ J3E/ R3E. Sarana komunikasi Pelabuhan Cirebon
adalah pesawat VHF, saluran 12 (stand by 24 jam), dengan frekuensi 156.600 mhz dengan
kode panggilan “Cirebon Pilot”.
Pandu dan Tunda
Pandu dan Tunda yang dimaksud adalah 1 unit Kapal Pandu dengan kapasitas 2 x 400 PK
dan 2 unit kapal tunda masing – masing berkapasitas 1.700 PK dan 1.200 PK.
Gambar 6. Kapal Tunda Muarajati.
Pasang Surut
Air tinggi tertinggi : 1,27 m
Air tinggi rata-rata pasang besar : 0,89 m
Duduk tengah : 0,60 m
Air rendah rata – rata : 0,30 m
Air rendah terendah : 0,06 m
sedangkan kondisi pasang surut sangat dipengaruhi oleh variasi angin musim.
Kolam dan Alur
Berikut adalah tabel Kolam dan Alur yang ada di Pelabuhan Cirebon:
Lokasi Luas ( m2 ) Kedalaman ( M Lws )
Channel 17,50 - 7
Kolam Muarajati I 2,66 - 7
Kolam Dermaga I 2,83 - 4
Kolam Dermaga II 4,30 - 6
Kolam untuk kapal berlayar 1.120 - 3
Dermaga
Seperti yang kita sudah ketahui bahwa arti dermaga adalah sarana tambatan bag kapal
bersandar untuk bongkar/muat barang ataupun embarkasi/debarkasi penumpang.
DeskripsiPanjang (m)
Kedalaman (M Lws)
Kapasitas (ton/m2)
Kolam Muarajati I Muarajati I 275.00 -7.00 3.00Muarajati III 80.00 -7.00 3.00Kolam Pelabuhan I Samadikun 67.00 -3.50 1.00Perniagaan I * 11.00 -3.50 1.00Perniagaan II * 11.00 -3.50 1.00Perniagaan III * 11.00 -3.50 1.00Perniagaan IV * 11.00 -3.50 1.00Suryat Sumantri I * 11.00 -3.50 1.00Suryat Sumantri II * 11.00 -3.50 1.00Suryat Sumantri III * 23.50 -3.50 1.00Suryat Sumantri IV * 11.00 -3.50 1.00Suryat Sumantri V * 11.00 -3.50 1.00Kolam Pelabuhan II Muarajati II 248.00 -5.50 2.00Linggarjati I 131.00 -4.50 2.00Pelita I * 30.00 -4.00 1.00Pelita II * 50.00 -4.00 1.00Pelita III * 30.00 -4.00 1.00Kolam untuk Pelayaran Untuk bersandar kapal Pelayaran 150.00 -2.00 0.50