PEKERJAAN BETON K 300
1.1. BAHAN-BAHAN1.1.1. SemenSemen yang akan digunakan harus
semua Portland yang biasa digunakan yang memenuhi Standard
Indonesia N1-8 atau semen Portland hasil pembakaran tungku
(Portland Blast Cement). Semen yang cepat mengeras tidak boleh
digunakan tanpa persetujuan dari Direksi.Semen portland harus
mengandung kadar C3A kurang dari 3%, semen hasil pembakaran tungku
harus mempunyai kadar kerak/slang lebih dari 65%.Penyedia jasa
harus menyediakan contoh-contoh semen bila diminta oleh Direksi
untuk pengujian, baik dari gudang penyedia jasa di proyek maupun
dari pabrik, Penyedia jasa harus menyerahkan sertifikat pengujian
dari pabrik untuk tiap pengiriman semen ke lokasi.Penyedia jasa
harus menyiapkan catatan yang ada untuk keperluan pemeriksaan oleh
Direksi di lokasi pengecoran beton dari setiap pengiriman semen
tersebut.Semen dapat ditolak atas perintah Direksi, jika semen
tersebut tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan didalam
spesifikasi ini. Semen dapat diterima berdasarkan hasil pengujian
selama tujuh hari asalkan disertai riwayat kualitas dari
penghasil/pabrik semen selama 12 bulan yang terakhir atau
berdasarkan hasil pengujian normal selama 28 hari pada tingkat
pengujian biasa, sebelum pengapalan semen dari pabrik.
1.1.2. PasirBerbagai jenis pasir yang diperlukan untuk pekerjaan
bangunan ditetapkan sebagai berikut: "Pasir buatan", pasir yang
dihasilkan dari mesin pemecah batu. "Pasir alam", pasir yang
dihasilkan dari sungai atau sumber pasir alam lainnya. "Pasir
campuran", campuran pasir buatan dengan pasir alam, dalam
perbandingan campuran yang ditentukan didalam sub pasal berikut
ini.Semua pasir alam yang diperlukan untuk pekerjaan pembangunan
harus disediakan oleh penyedia jasa dan dapat diperoleh dari sungai
atau sumber-sumber alam lainnya yang disetujui. Jika pasir alam
diperoleh dari sumber-sumber yang tidak dimiliki atau dikuasai oleh
Pemberi Pekerjaan/ Kuasa Bangunan, penyedia jasa harus membuat
semua pengaturan yang perlu dengan pemilik dan harus membayar semua
persewaan atau biaya-biaya yang bersangkutan dengan hal
tersebut.Persetujuan tentang sumber-sumber pasir alam tidak boleh
dijadikan sebagai dasar pembenaran atau pengesahan atas semua bahan
yang diperoleh dari sumber tersebut, dan penyedia jasa harus
bertanggung jawab terhadap semua kualitas pasir yang dipasok, yang
digunakan dalam berbagai pelaksanaan pekerjaan ini.Penyedia jasa
harus menyerahkan kepada Direksi contoh pasir alam yang diusulkan
sebesar 15 (lima belas) kg untuk pengujian dan meminta perse-
tujuan sedikitnya 14 (empat belas) hari sebelum bahan yang
diperlukan tersebut digunakan. Bahan/material pasir alam harus
dibersihkan oleh penyedia jasa dari semua tanaman dan benda-benda
lain yang tidak dikehendaki dan semua macam tanah, pasir dan
kerikil yang tidak berguna harus disisihkan. Bahan/material harus
diatur dan diperlakukan sedemikian rupa, sehingga tidak merugikan
kegunaan dari bahan/material tersebut. Bahan tersebut harus
disaring dan dicuci sebagaimana diperlukan untuk menghasilkan pasir
alam yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditentukan
disini.Pasir atau agregat halus tersebut harus bersih dan bebas
dari gumpalan- gumpalan tanah liat, gumpalan-gumpalan kecil dan
lunak dari tanah karang, serpih, alkali atau benda-benda organik,
lempung, mika, dan semua bahan yang merusak dan merugikan.Jumlah
persentase tanah liat dan debu tidak boleh melebihi dari 5% menurut
berat kering. Agregat yang halus harus runcing, keras, padat,
berbentuk kubus dan tahan lama.Semua pasir alam dan pasir campuran
akan diuji terlebih dahulu oleh Direksi, untuk menentukan apakah
pasir yang dihasilkan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
spesifikasi ini, Penyedia jasa harus menyediakan, tanpa memungut
ongkos, bantuan yang diperlukan Direksi untuk memperoleh
contoh-contoh pasir yang mewakili untuk tujuan pengujian dan dalam
rangka pengawasan sarana/fasilitas produksi serta kegiatan dari
penyedia jasa.1.1.3. Agregat KasarAgregat kasar harus diperoleh
dari sumber yang telah disetujui oleh Direksi. Agregat kasar ini
harus terdiri dari batu pecah atau kerikil atau bahan-bahan pengisi
lain yang sejenis atau kombinasinya seperti yang ditentukan harus
menyediakan contoh-contoh agregat bila diperlukan oleh
Direksi.Agregat kasar harus bersih dan bebas dari benda-benda yang
lunak, halus, tipis, atau potongan-potongan memanjang, alkali,
unsur-unsur organik atau segala zat lain yang merusak dalam jumlah
yang merugikan.Jumlah presentase tanah liat dan debu tidak boleh
melebihi dari 2% per satuan berat. Agregat kasar harus mempunyai
bentuk baik, padat, keras, awet dan tidak berpori-pori.Penyedia
jasa harus melakukan pengujian agregat secara teratur dengan
pengambilan contoh dari agregat yang digunakan dan banyaknya
pengujian harus disetujui oleh Direksi. Penyedia jasa harus
memberikan kepada Direksi salinan hasil catatan dari setiap
pengujian.1.1.4. AirAir yang digunakan untuk pembuatan dan
perawatan beton harus dari sumber yang telah disetujui oleh Direksi
dan pada saat digunakan harus bebas dari tumpur, unsur organik,
asam, garam dan bahan-bahan lain dalam jumlah yang padat
merusak.Air yang bebas dari hidrokarbon dan dari bahan organik yang
merusak. Batas jumlah bahan anorganik yang larut tidak boleh
melebihi dari 500/106 berat dan endapan tidak boleh melebihi 31/106
berat.Penyedia jasa harus melakukan pengujian secara teratur
terhadap air yang diambil dari sumber air tersebut dalam pola, dan
kekerapan pengujian yang disetujui oleh Direksi, dan harus
menyerahkan catatan hasil setiap pengujian air tersebut kepada
Direksi.Penyedia jasa harus menanggung semua biaya dalam upaya
mendapatkan air yang memenuhi kualitas yang ditentukan.
1.1.5. Bahan Tambahan (additives)Beton dan spesi harus dibuat
dari semen, agregat dan air seperti yang ditentukan dalam
spesifikasi. Tidak ada unsur-unsur lain yang harus dicampurkan
kedalam beton tanpa persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi.Penyedia jasa boleh menggunakan untuk memperlambat
pengerasan untuk mempermudah/ membantu penyiapan sambungan
konstruksi dengan terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari
Direksi.1.1.6. Besi betonSemua besi beton harus dalam keadaan baru
dan dengan derajat kualitas serta ukuran yang memenuhi Standar
Indonesia untuk beton dan harus disetujui oleh Direksi.Penyedia
jasa harus melengkapi dengan sertifikat pengujian dari pabrik pada
semua besi beton yang digunakan, untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi.1.1.7. Contoh bahanTidak lebih dari 60 (enam puluh) hari
sebelum memulai pekerjaan beton, penyedia jasa harus menyerahkan
kepada Direksi, contoh-contoh agregat dan besi beton yang diusulkan
untuk digunakan dalam pekerjaan beton. Tidak boleh mengadakan
penggantian material pada saat sesudahnya, tanpa ada persetujuan
dari Direksi.
1.2. PENYIAPAN DAN PENGANGKUTAN BAHAN-BAHAN1.2.1. SemenSemua
semen harus dikirim ke lokasi dalam kantong-kantong kertas
tertutup, dengan diberi tanda, atau dengan bentuk lain yang
disetujui, kecuali kalau ada persetujuan tertulis dari Direksi,
pengangkutan semen dapat dilaksanakan dalam bentuk lain.1.2.2.
AgregatSemua cara/metoda yang digunakan penyedia jasa untuk
membongkar, memuat, menangani dan menumpuk pasir serta agregat
harus mendapatkan persetujuan dari Direksi.Penyedia jasa harus
membersihkan dan meratakan untuk keperluan pem- buangan air, semua
tempat yang diperuntukkan untuk penimbunan bahan, dan harus
menangani pekerjaan-pekerjaan penumpukan pasir dan agregat secermat
mungkin sehingga bahan yang ditumpuk tidak tercemar oleh tanah atau
bahan lain karena terkena aliran air permukaan atau air
tanah.Penyedia jasa harus mengatur semua pekerjaan penimbunan
sedemikian rupa dengan suatu cara menaruh semua bahan secara
langsung pada posisi akhir dan dengan tebal lapisan tidak lebih
dari 1,25 meter. Pasir dan agregat tidak boleh dipindahkan dari
satu tempat penimbunan ke tempat penim- bunan lainnya, kecuali
apabila diperlukan.Agregat-agregat dari masing-masing spesifikasi
yang ditentukan harus dibawa secara terpisah ke tempat pengadukan
dan harus ditimbun di suatu tempat sedemikian rupa untuk mencegah
bahan-bahan tesebut saling tercampur.Demikian pula bahwa agregat
harus ditimbun dan ditangani sedemikian rupa supaya memungkinkan
pengambilan contoh dan pengukuran secara memuaskan terhadap kadar
kelembaban pada agregat yang terlindung dari sinar matahari dan
menyirami dengan air untuk mencegah menghangatnya agregat pada saat
pencampuran beton1.2.3. Besi BetonBesi beton harus dijaga sepanjang
waktu agar bebas dari kerusakan dan pencemaran, dan pada saat
digunakan sebagai tulang beton harus bersih dan bebas dari sisik
gilingan yang lepas, debu, karat lepas, gemuk, minyak, cat, lumpur
atau sesuatu bahan yang lain yang menempel yang dapat mengurangi
perekatan. Besi beton hendaknya disimpan pada saat tempat
terlindung dan ditumpu agar tidak menyentuh tanah.1.3. PENGUJIAN
BAHANAdalah tanggung jawab penyedia jasa untuk menjamin agar semua
bahan yang akan digunakan dalam pelaksanaan konstruksi beton
bertulang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan spesifikasi
ini. Untuk itu penyedia jasa harus melakukan pengujian yang sesuai
dengan standar yang ditentukan atas biaya sendiri.Catatan-catatan
lengkap dari hasil pengujian tersebut harus tersedia dan disimpan
dengan baik oleh penyedia jasa dan apabila diminta oleh Direksi
setiap saat penyedia jasa harus dapat menunjukkannya, baik selama
waktu pekerjaan berlangsung maupun selama 2 tahun sesudah pekerjaan
selesai.Sekalipun sertifikat-sertifikat pengujian serta analisa
bahan dari pabrik telah dibuat, Direksi atas pertimbangan sendiri
dapat melakukan pengujian ulang setelah bahan-bahan yang dimaksud
dikirim ke lokasi, untuk menjamin agar bahan-bahan tersebut sesuai
dengan syarat yang ditentukan. Direksi dapat memperoleh
contoh-contoh bahan yang diambil di pabrik-pabrik pembuat atau dari
pengiriman-pengiriman ke lokasi dan menyerahkan contoh-contoh
tersebut jika yang bersangkutan menginginkannya. Direksi berhak
menolak sesuatu bahan berdasarkan hasil dari pengujian tersebut,
meskipun kenyataana bahwa sertifikat pengujian pembuat bahan yang
telah menunjukkan hasil pengujian yang memuaskan.1.4. KUALITAS
BETON1.4.1. U m u mBeton yang diperlukan untuk berbagai bangunan
yang akan dibuat menurut spesifikasi ini, dan untuk semua tujuan
yang terkait sebagaimana diminta oleh Direksi, harus terdiri dari
bahan-bahan yang ditentukan didalam spesifikasi ini dan harus
dicampur, dengan perbandingan yang sesuai dan dituang serta
dibentuk sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang dijelaskan dalam
spesifikasi ini, kecuali jika secara khusus diubah oleh Direksi
untuk setiap tim khusus dari pekerjaan.Ketentuan dan persyaratan
yang tidak ditentukan disini harus sesuai dengan Standar Indonesia
untuk beton PBI 1971 (N1-2). Bahan-bahan harus dicampur dengan
perbandingan yang ditentukan untuk dapat menghasilkan suatu beton
yang padat dan kuat, kandungan air dan semen harus diawasi agar
sesuai dengan persyaratan pada sub pasal b berikut ini. Campuran
percobaan harus disiapkan oleh penyedia jasa sesuai dengan Standar
Indonesia yang relevan. Campuran percobaan dan pengujian- pengujian
campuran ini pelaksanaannya harus dihadiri oleh Direksi.Dapat
diberikan suatu toleransi pada perbandingan air/semen asal hal ini
dilakukan untuk kepuasan Direksi berdasarkan dari catatan hasil
pengujian yang menyatakan bahwa persyaratan beton yang telah
ditentukan masih dapat diperoleh pada perbandingan air/semen yang
lebih tinggi. Penyedia jasa tanpa biaya tambahan dari proyek,
sedikitnya 45 (empat puluh lima) hari sebelum memulai pekerjaan
beton harus membuat campuran- campuran percobaan untuk
masing-masing kelas beton, dengan meng- gunakan tipe
mesin/peralatan yang sama seperti yang akan digunakan untuk
berbagai pekerjaan. Campuran percobaan dapat diterima dalam hal
kekuatan jika masing-masing dari ketiga tahapan adukan yang dibuat
pada hari berurutan dengan proporsi campuran yang sama, memiliki
kekuatan tekan pada umur 28 hari, sedikitnya dengan nilai yang
ditentukan untuk kelas beton tertentu.Selain dari persyaratan
diatas, rancangan campuran beton, pembuatan dan cara pengujian
untuk semua beton harus diawasi oleh tenaga ahli yang mampu, yang
berpengalaman dalam pengendalian kualitas untuk produksi beton,
pembuatan harus selalu berada menghadapi sesuatu masalah yang
timbul dari pembuatan beton, tenaga ahli yang mampu tersebut harus
selalu siap sedia untuk membantu tenaga yang ditetapkan untuk
pengawasan tersebut secara terus menerus.1.4.2. Kelas dan Mutu
BetonKelas dan mutu beton harus standar beton Indonesia PBI 1971
(N1-2) seperti yang disajikan dalam tabel berikut:
KelasMutu'bk (kg/cm)'bmdenganS =
46(kg/cm)KategoriStruktural/BangunanPengawasanKualitas/MutuAgregatTerhadapKekuatanTekan(Hancur)
IB0--Non StrukturalPemeriksaan dengan mataTdk ada peng-
ujian
IIBI
K 125
K 175
K 225-
125
250
225-
200
250
300Struktural
Struktural
Struktural
StrukturalPemeriksaan dengan telitiPengujian terinci dengan
analisa ayakanPengujian terinci dengan analisa ayakan Pengujian
ter- inci dengan ana- lisa ayakanTdk ada peng- ujianPengujian a-
kan dilaksana- kanPengujian a- kan dilaksana- kanPengujian a- kan
dilaksana- kan
IIIK>225> 225> 300StrukturalPengujian ter- inci dengan
ana- lisa ayakanPengujian a- kan dilaksana- kan
'bk adalah kekuatan tekan karakteristik yang ditentukan dari
hasil sejumlah besar percobaan benda uji, yang mana hanya 5%
daripadanya diper-kenankan berada dibawah harga yang ditetapkan
tersebut. 'bm adalah kekuatan rata-rata, jika tidak ditentukan lain
kekuatan tekan beton adalah selalu tekan dari contoh kubus beton
yang berisi 150 (+ 0,06 ) mm yang diuji pada umur 28 hari.Rumus
untuk menghitung 'bk adalah sebagai berikut :Dimana :N= Jumlah
contoh yang harus diuji, minimal 20b= Kekuatan tekan masing-masing
contoh (kg/cm)bm= Kekuatan tekan rata-rata (kg/cm)S= Standar
deviasi (kg/cm)Kekuatan tekan 80% dari benda uji harus lebih besar
dari kekuatan tekan yang ditentukan.Kekuatan tekan yang ditentukan
diklasifikasikan sebagai berikut :Kelas I=160 (kg/cm) dengan benda
uji silinder 15 x 30 mm pada umur 28 hariKelas II=200 (kg/cm)
dengan benda uji silinder 15 x 30 mm pada umur 28 hariKelas III=225
(kg/cm) dengan benda uji silinder 15 x 30 mm pada umur 28
hari1.4.3. Komposisi Beton/Campuran BetonBeton yang dibentuk dari
campuran semen, pasir, kerikil/batu pecah dan air yang ditentukan
sebelumnya semuanya dicampur dalam perbandingan yang serasi dan
diolah sebaik-baiknya sampai pada konsistensi yang baik/tepat.Untuk
beton mutu B0 digunakan campuran yang biasa untuk pekerjaan non
struktural, digunakan dengan perbandingan semen terhadap pasir dan
kerikil tidak boleh kurang dari 1:8. Banyaknya semen untuk setiap
m3 beton harus paling sedikit sebesar 225 kg.Untuk beton mutu B1
dan K125, harus digunakan campuran normal semen, pasir dan
kerikil/batu pecah dengan perbandingan volume 1:2:3 atau 1:1:2.
Banyaknya semen untuk setiap m3 beton harus antara 300 dan 325
kg.Untuk beton mutu K170 dan mutu-mutu lainnya yang lebih tinggi
harus digunakan "Campuran yang direncanakan (Mixed Design)".
Campuran yang direncanakan tersebut diperoleh dari
percobaan-percobaan campuran yang memenuhi kekuatan karakteristik
yang ditentukan. Banyaknya semen untuk setiap m3 beton harus paling
sedikit 325 kg.Ukuran kekasaran kerikil/batu pecah untuk beton
kelas II - mutu K125, dan untuk beton kelas II-K175 - harus
memenuhi batas-batas ukuran yang telah ditetapkan dalam PBI 1971
(N1-2) pasal 3.4. dan penyedia jasa apabila diminta Direksi harus
memperoleh mutu gradasi yang telah ditentukan dengan cara
mengkombinasikan berbagai ukuran butiran agregat dalam perbandingan
yang diperlukan.Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton
yang digunakan untuk berbagai jenis pekerjaan (sesuai kelas mutu)
harus ditentukan dari waktu ke waktu selama pekerjaan berlangsung,
demikian juga pengujian terhadap agregat-agregat dan beton yang
dihasilkan. Analisa ayakan harus dikerjakan dengan mengambil
contoh-contoh dari setiap sumber agregat, dengan pengujian minimum
satu kali dalam sehari ketika pekerjaan beton sedang
berlangsung.Perbandingan campuran dan perbandingan air/semen yang
tetap harus ditentukan atas dasar beton yang dihasilkan yang
mempunyai kepadatan yang tepat, kekedapan, awet dan kekuatan yang
diperlukan dengan tidak menggunakan semen yang berlebihan.
Perbandingan air/semen beton tidak boleh melebihi 0,55 dari berat
untuk kelas-kelas yang lain.Kadar lengas bebas dalam pasir dan
agregat harus diperhitungkan dengan tepat. Lengas bebas dalam pasir
dan agregat harus diukur oleh penyedia jasa tidak kurang dari dua
kali sehari setiap bahan bila pencampuran beton sedang
berlangsung.Pengujian perbandingan air/semen harus dilaksanakan
oleh penyedia jasa dengan frekuensi tidak kurang sekali dalam
seminggu. Penentuan perban- dingan air/semen akan melibatkan
pencatatan data tentang agregat dan beton segar sebagai berikut :
tanggal dan waktu berat bagian (batch) semen dan agregat kadar
kelembaban dari setiap ukuran agregat analisa ayakan dari setiap
ukuran agregat slump (jika dapat diterapkan) jumlah campuran (jika
dapat diterapkan) hasil (yield) pengujian kekuatan tekan jumlah air
campuran jumlah keseluruhan campuran perbandingan air/semen per
berat.Perbandingan campuran harus diubah bila diperlukan, untuk
tujuan penghematan, hal dapat dikerjakan, kepadatan, kekedapan,
ketahanan atau kekuatan yang dikehendaki dan penyedia jasa tidak
berhak memperoleh penggantian biaya karena per-ubahan-perubahan
yang dimaksud.Penambahan air untuk campuran kembali beton kaku yang
diakibatkan karena pengadukan semen yang terlalu lama atau yang
menjadi kering sebelum digunakan, tidak diperkenankan. Diperlukan
adanya keseragaman konsisten/kekentalan adonan beton antara adukan
yang satu dengan adukan yang lainnya.1.5. PENGUJIAN BETON1.5.1. U m
u mPenyedia jasa harus menyediakan, merawat dan mengoperasikan
peralatan yang diperlukan untuk pengambilan contoh, penyiapan dan
pengujian beton, agregat dan air.Penyedia jasa harus mengambil
contoh-contoh beton dari campuran- campuran percobaan dan dari
beton di tempat pekerjaan-pekerjaan permanen dan harus
memperbaikinya bila perlu, dan menguji semuanya sesuai dengan
standar yang relevan. Bila menuang beton pada pekerjaan yang
dimaksud, kontraktor harus melaksanakan pengujian konsistensi/
slump pada permulaan dari setiap penuangan beton.Biaya dari semua
pengujian tersebut dimaksud pengambilan dan pengiriman
contoh-contoh ke laboratorium serta semua biaya tambahan untuk itu,
harus ditanggung oleh penyedia jasa, yang juga harus melaksanakan
semua pengujian tersebut dibawah pengawasan Direksi.1.5.2.
Pengujian Konsistensi/SlumpPengujian konsistensi/slump harus
dilaksanakan sesuai dengan PBI 1971 (N1-2). Nilai slump beton harus
serendah mungkin untuk menjamin pemadatan yang sempurna dengan
peralatan yang disetujui untuk pekerjaan tersebut.Nilai slump dari
beton harus tidak melebihi : 50 mm untuk beton yang berisikan
agregat kasar dengan ukuran maksimum 75 mm, untuk beton pada lantai
jembatan, puncak dinding beton, pilar-pilar beton, beton untuk
bingkai (curbs) dan pada pelat-pelat horizontal atau hampir
horizontal. 75 mm semua beton lainnya.Direksi berhak untuk menunjuk
nilai slump yang lebih kecil apabila hal tersebut dapat
dilaksanakan (practicable) dan akan menghasilkan beton yang
berkualitas lebih baik atau alasan penghematan.1.5.3. Pengujian
Kekuatan Tekan (Compression Test)Kekuatan tekan beton harus
ditentukan melalui pengujian 150 mm x 300 mm silinder, kubus 150 mm
x 150 mm atau kubus 200 mm x 200 mm, yang dibuat dan diuji sesuai
dengan PBI 1971 (N1-2), keccuali untuk semua contoh beton, darimana
silinder-silinder akan dicetak, potongan-potongan dari agregat
kasar yang lebih besar dari 38 mm harus dibuang dengan menyaring
atau memungutnya dengan tangan.Semua contoh harus diambil secara
acak dengan disaksikan oleh Direksi, lalu dicetak, dirawat dan
diuji sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dengan benda uji
minimum 3 kubus. Cetakan yang telah terisi harus tertutup baik
dengan karung goni basah, diletakkan ditempat teduh. Setelah 24
jam, kubus-kubus cetakan harus dikeluarkan dan dimasukkan kedalam
air sampai kubus-kubus tersebut dikirim ke laboratorium kubus-kubus
tersebut dilokasi harus dilindungi dengan menggunakan termometer.
Kecuali jika diinstruksikan lain, setiap set pengujian kubus harus
terdiri dari 6 kubus, 3 kubus harus diuji pada umur 7 hari setelah
pengecoran, tanggal pembuatan harus ditulis dengan jelas pada kubus
tersebut.Frekuensi pengujian akan ditetapkan oleh Direksi atas
dasar kecepatan pengecoran dan struktur bangunan, namun tidak lebih
sering dari yang diperlukan untuk menjamin agar beton yang dicor
memenuhi spesifikasi dan persyaratan rencana. Hasil dari pengujian
kubus beton harus dinilai, sesuai dengan standar yang
relevan.Persyaratan kekuatan tekan dianggap memuaskan jika kekuatan
tekan kubus berumur 7 hari tidak kurang dari tiga per empat dari
kekuatan tekan kubus yang berumur 28 hari.Jika kekuatan tekan kubus
disimpulkan dari berbagai pengujian tidak mencapai nilai yang
diinginkan, maka campuran beton tersebut harus dirancang kembali,
tanpa ada biaya tambahan dari Pemberi Pekerjaan.Catatan-catatan :
Kontraktor harus membuat catatan-catatan dari setiap pengujian yang
diberikan dalam satuan metrik. Kontraktor harus membuat catatan
dalam formulir yang telah disetujui oleh Direksi dan harus
menyerahkannya kepada Direksi rangkap tiga paling lambat 3 hari
setelah pengujian dilakukan. Kontraktor harus pula membuat dan
menyerahkan catatan-catatan mengenai suhu udara tempat pengecoran
dan temperatur beton dan bahan-bahan beton untuk disetujui oleh
Direksi.1.5.4. Benda Uji Teras BetonApabila akan diminta oleh
Direksi untuk keperluan pemeriksaan ulang pekerjaan sebagaimana
dalam ketentuan persyaratan umum kontrak, harus dibuat benda uji
beton pada pekerjaan yang telah jadi dan dilakukan pengujian sesuai
dengan standar yang relevan.Benda uji tersebut harus berdiameter
lebih kurang 150 mm dan dimana mungkin, memiliki perbandingan
tinggi/diameter sama dengan dua. Dimana tidak mungkin membuat
benda-benda uji dengan perbandingan tinggi/diameter sama dengan
dua, maka harus ada faktor koreksi yang diberikan dalam BS 1881
untuk memberikan kekuatan yang sama dengan kekuatan silinder yang
memiliki perbandingan tinggi/diameter sama dengan dua, kekuatan
ekuivalen kubus harus ditentukan dengan mengalikan kekuatan
silinder yang telah dikoreksi dengan 5/4.Faktor koreksi yang
diijinkan untuk umur benda uji beton disajikan dalam tabel dibawah
ini :
Hubungan Umur Kekuatan(Kekuatan tekan adalah 100% pada umur 28
hari):Hari02468
0102030405060708090100120140160180200250300350-81.094.0101.5106.5110.5114.0116.5119.0121.0123.0126.0129.0131.5133.5135.5139.5143.0146.040.058.096.0102.0107.0111.0114.5117.0119.5121.5123.5126.5129.5131.5134.0135.0140.0143.0146.060.087.597.5103.5108.0112.0115.0117.5119.5122.0123.5127.0129.5132.0134.0136.0140.0143.0146.071.090.098.5104.5109.5112.5115.5118.0120.0122.0124.0127.0130.0132.0134.5136.0140.0143.5146.077.571.5100.0105.5110.0113.0116.0118.5120.5122.5124.5127.0130.0132.5134.5136.5140.0143.5146.0
Jika tekan benda uji tersebut, yang disesuaikan dengan
perbandingan tinggi/diameter dan umur seperti yang tadi telah
disebutkan, gagal mencapai kekuatan tekan minimum pada umur 28 hari
yang ditentukan, maka beton yang diwakili harus dipotong dan
diganti dengan beton yang memenuhi ketentuan/persyaratan dari
Direksi.1.6. PENGADUKAN/PENCAMPURAN BETONKecuali bila dapat
disetujui Direksi mengenai pembuatan beton kelas I, penyedia jasa
harus membuat perbandingan berat masing-masing bahan pembentuk
beton dari setiap adonan secara tepat dan benar.Air harus
dituangkan ke campuran agregat dan semen dalam mesin pengaduk atau
mesin pengaduk beton yang mudah dipindah-pindah, jumlah air yang
dituangkan adalah minimum yang diperlukan. Alat untuk mengukur air
harus menunjukkan secara teliti berat yang diperlukan dan harus
dirancang sede- mikian rupa sehingga pemberian air secara otomatis
terhenti, bila jumlah air yang diperlukan telah tertuang kedalam
campuran/adukan.Bahan-bahan pembentuk beton harus diaduk dan
dicampur secara merata dalam mesin pengaduk beton. Volume dari
bahan yang dicampur untuk setiap peng- aduk. Keseluruhan isi adukan
harus dituangkan sebelum pengadukan berikutnya dilakukan. Lama
waktu pengadukan diukur pada saat semua bahan berada didalam drum
pengaduk. Lama pengadukan ditentukan oleh Direksi, namun harus
dilakukan sedikitnya selama 1,5 menit.Direksi berhak untuk menambah
lama waktu pengadukan bila pemasukan bahan dan pengerjaan
pengadukan gagal untuk menghasilkan adukan beton dengan campuran
bahan dan konsistensi yang merata. Beton harus seragam dalam
komposisi dan konsistensi dari adukan ke adukan, kecuali bila
diminta perubahan-perubahan dalam komposisi atau konsistensi. Air
harus dituangkan sebelum, selama dan sesudah pengisian bahan ke
tempat mesin pengadukan. Pengadukan yang berlebihan lainnya
memerlukan penambahan air untuk mempertahankan konsistensi beton
yang diperlukan tidak diperkenankan.Pengadukan dengan tangan hanya
diperkenankan pada lokasi dimana menurut Direksi tidak mungkin
dapat dilaksanakan pengoperasian mesin pengaduk yang dapat
dipindah-pindahkan. Untuk memudahkan pengadukan dengan tangan
kontraktor harus membuat lantai pengaduk beton dengan ketebalan
tidak kurang dari 50 mm dan permukaan yang rata dan halus paling
sedikit 2 m luasnya dikelilingi oleh dinding penahan dengan
ketinggian paling sedikit 100 mm. Semua persyaratan lain yang untuk
pengadukan beton dengan tangan adalah sama seperti yang ditentukan
diatas.Temperatur beton ketika dituang/dicor tidak boleh melebihi
dari 32C dan tidak kurang 4,6C. Jika temperatur beton yang akan
dituang berada antara 27C dan 32C, beton harus diaduk di lokasi dan
dituangkan segera setelah dicampur, jika pengecor beton dilakukan
ketika udara sedemikian rupa sehingga temperatur dari adukan beton
akan melebihi 32C. Sebagaimana ditentukan oleh Direksi, penyedia
jasa harus menggunakan cara yang efektif seperti mendinginkan
agregat lebih dulu dan mencampuri air lebih dahulu dan mengecor
pada waktu malam, bila perlu untuk menjaga temperatur adukan yang
akan dicor dibawah 32C.1.7. PEKERJAAN ACUAN/CETAKAN1.7.1. Rancangan
Acuan/CetakanAcuan harus sesuai dengan berbagai bentuk, garis,
derajat dan ukuran mendapatkan beton seperti yang ditunjukkan dalam
gambar atau seperti yang ditentukan oleh Direksi. Penyedia jasa
harus bertanggung jawab terhadap rancangan dari semua pekerjaan
acuan. Bahan yang harus digunakan dan rancangan dari acuan harus
mendapatkan persetujuan Direksi sebelum pembuatan acuan dimulai,
namun persetujuan tersebut tidak akan mengurangi tanggung jawab
penyedia jasa terhadap keserasian bentuk maupun terhadap perlunya
perbaikan kerusakan- kerusakan yang dapat terjadi atau tampak
selama penggunaan. Direksi kapan saja dapat menolak suatu bagian
dari acuan yang tampak tidak sempurna dalam suatu hal dan
kontraktor harus segera menyingkirkan acuan tersebut dari pekerjaan
dan menggantinya atas biaya sendiri. Gambar-gambar yang menunjukkan
rancangan umum dan ukuran untuk acuan bangunan tidak perlu
diserahkan kepada Direksi untuk disetujui, kecuali kalau Direksi
menuntut penyerahan tersebut.1.7.2. Konstruksi Acuan/CetakanAcuan
dapat dibuat dari logam, kayu berlapis logam, kayu lapis, papan
lainnya yang dipress atau dari papan yang diserut halus, dalam
kondisi yang baik seperti yang diperlukan untuk menghasilkan
permukaan akhir yang ditentukan.Permukaan beton harus rata dan
halus bila merupakan bagian saluran, acuan untuk
permukaan-permukaan beton demikian itu dapat dibuat dari kayu atau
logam dan setiap bentuk dan ukurannya harus tepat, juga harus cukup
kuat dan kokoh untuk tetap bertahan pada posisi maupun bentuknya,
apabila menahan pembebanan pada saat berlangsungnya pekerjaan
penuangan dan penggetaran beton dengan alat vibrator untuk
pemadatan.Semua acuan yang didirikan harus kokoh, alat-alat yang
cukup dan sesuai untuk membuka acuan-acuan tanpa merusak permukaan
dari beton yang sudah selesai harus disiapkan. Sebelum beton dicor
permukaan acuan harus diminyaki dengan minyak yang biasa
diperdagangkan yang secara efektif mencegah lengketnya beton pada
acuan-acuan dan tidak akan mengotori beton. Semua material atau
proses untuk melepaskan lekatan hanya dapat digunakan, setelah
disetujui oleh Direksi. Perhatian harus diberikan dalam penggunaan
minyak acuan, agar jangan sampai mengenai besi beton, karena akan
mengakibatkan hilangnya daya lekat. Fillets ukuran 20x20 mm harus
diletakkan di sudut-sudut acuan untuk menghasilkan tepi-tepi yang
melereng pada permukaan beton yang tidak terlindung (terbuka).
Sudut-sudut sebelah dalam pada permukaan dan pinggir-pinggir
sambungan yang terbentuk, tidak akan memerlukan pemiringan kecuali
kalau syarat untuk pemiringan dinyatakan dalam gambar.Semua acuan
harus dilindungi dengan baik pada posisinya untuk mencegah
pengapungan atau pergeseran selama pengecoran beton. Selama
pengecoran beton, acuan dapat ditompangkan pada pilar-pilar beton,
kaki-kaki logam atau dengan cara lain yang disetujui. Penyangga
acuan harus berstandar pada pondasi yang baik sehingga tidak
mungkin terjadi penurunan acuan selama pelaksanaan pekerjaan
tersebut.Penggunaan kawat beton yang menembus beton untuk menjamin
agar pekerjaan acuan tetap dalam posisinya tidak diperbolehkan.
Baut-baut yang menembus beton dapat digunakan, namun jumlahnya
harus dijaga seminimum mungkin untuk menjamin pekerjaan acuan tetap
kokoh. Baut-baut tersebut berdiameter dari 12 mm dari tipe kerucut
yang dapat ditanggalkan, sehingga laras baut-baut tersebut tetap
tertancap dalam beton sedangkan kerucut dapat diangkat dengan
mudah. Setelah kerucut-kerucut tersebut diangkat, lubang-lubangnya
harus ditutupi spesi semen dengan rapi dan benar. Perlu
diperhatikan untuk menjamin agar penutup sesuai dengan warna
permukaan sewaktu beton mengering.Acuan-acuan yang tidak
melengkung, baik dapat dipakai lagi asalkan acuan-acuan tersebut
sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. Acuan- acuan tersebut
sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. Acuan-acuan yang
dimaksud harus sama bersih setiap waktu sebelum dipakai lagi dan
harus diperbaiki sesuai dengan instruksi Direksi. Bila diperhatikan
dalam gambar atau bila diperlukan atau diminta oleh Direksi,
penyedia jasa harus membuat pipa-pipa, benda-benda khusus,
alat-alat pemasang, pelat, sangkutan jangkar, penompang baut dan
mur dan sebagainya, kedalam beton selama berlangsungnya pekerjaan.
Semua peralatan tambahan ini harus dipasang dengan tepat dan
ditunjang dengan kuat dan kelurusan serta kerataannya harus
disetujui oleh Direksi sebelum pekerjaan pengecoran atau beton
dimulai. Tidak diijinkaan adanya potongan besi beton untuk
memungkinkan pemasangan pipa-pipa, benda- benda khusus, dan
peralatan lainnya pada pekerjaan ini tanpa persetujuan Direksi.
Beton harus dikerjakan di sekeliling pipa-pipa, benda-benda khusus,
peralatan lainnya untuk menjamin pengikatan yang sempurna agar
tidak terjadi kebocoran dengan adanya berbagai peralatan tambahan
tersebut.Jika peralatan tambahan yang akan dipasang dalam pekerjaan
tidak tersedia ketika akan diadakan pengecoran beton, maka harus
dibuatkan lubang-lubang pada beton tersebut dan peralatan tambahan
harus dipasang dan dibeton sebagai pekerjaan yang terpisah.Lubang
yang dibuat harus dengan ukuran yang luas untuk menjamin beton
dapat dipadatkan secara merata disekitar peralatan tambahan
tersebut, dan harus dilengkapi dengan penahan air (waterstops) jika
diminta oleh Direksi, sebelum menuangkan adukan beton kedalam
lubang-lubang tersebut, semua bahan-bahan yang lepas atau tidak
sempurna, ceceran semen, harus disingkirkan dan permukaan-permukaan
sambungan harus dibikin kasar sepenuhnya sehingga diperoleh
permukaan yang sama sekali baru, terpahat dan kasar. Permukaan yang
baru tersebut, setelah itu harus disikat bersih dan segera sebelum
adukan beton dipasang, permukaan itu harus dibasahi dan dilabur
dengan spesi semen pasir dengan ketebalan 20 mm menurut
perbandingan adukan 1:2 dengan kekentalan adukan serupa susu yang
kental.1.8. PEMBUKAAN ACUAN/CETAKANWaktu dan cara pengikatan serta
pembukaan acuan harus seperti petunjuk dari Direksi dan pekerjaan
ini harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan
pada beton. Beton yang masih muda umurnya tidak diijinkan untuk
dibebani. Segera sesudah acuan-acuan dibuka permukaan beton harus
diperiksa secara seksama dan permukaan-permukaan yang tidak
beraturan harus segera sampai disetujui Direksi.Acuan-acuan tidak
boleh dibuka, kecuali kalau disetujui oleh Direksi, sampai kekuatan
tekan kubus adalah 100 kg/cm atau dua kali tekanan dimana struktur
akan dibebani, yang mana diantaranya lebih besar.Acuan-acuan hanya
boleh dibuka dengan seijin Direksi dan pekerjaan pembukaannya
setelah diterima ijinnya tersebut harus dilaksanakan dibawah
pengawasan mandor yang berwenang. Ketelitian harus dilakukan selama
pembongkaran untuk menghindari goncangan atau pembalikan tekanan
pada beton. Dalam hal direksi mempertimbangkan usulan penyedia jasa
untuk pembongkaran pekerjaan acuan terlalu dini, baik karena cuaca
atau karena alasan lain. Direksi dapat memerintahkan penyedia jasa
untuk menunda pembongkaran tersebut dan penyedia jasa tidak berhak
atas ganti rugi karena kemunduran pekerjaan tersebut.Untuk beton
yang dibuat dengan semen Portland biasa waktu minimum untuk
mem-bongkar pekerjaan acuan harus seperti daftar dibawah ini. Sisi
balok, lantai dan dinding= 3 hari Lantai= 14 hari Sisi bawah balok
dengan penyangga masih ditempat= 14 hari Pemindahan penyangga= 21
hari