-
PEGADAIAN SYARIAHPENGERTIANPerjanjian menahan sesuatu barang
sebagai tanggungan utangAkad/perjanjian utang piutang dengan
menjadikan harta sebagai jaminan/penguat utang dan yang memberi
pinjaman berhak menjual barang yang digadaikan itu pada saat ia
menuntut haknya
-
PERSAMAAN vs PERBEDAANPersamaanHak gadai berlaku atas pinjaman
uangAdanya agunan sebagai jaminan utangTidak boleh mengambil
manfaat barang yang digadaikanBiaya barang yang digadaikan
ditanggung oleh pemberi gadaiApabila batas waktu pinjaman uang
telah habis, barang yang digadaikan boleh dijual atau dilelang
PerbedaanRahn dalam hukum Islam dilakukan atas dasar tolong
menolong tanpa mencari untungRahn berlaku untuk barang bergerak
maupun tidak bergerakRahn tidak ada bungaRahn dapat dilakukan tanpa
lembaga
-
DASAR HUKUMDASAR HUKUMQS. Al-Baqarah 283: Jika kamu dalam
perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak
memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan
yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian
kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercaya
itu menunaikan amanatnya (utang) dan hendaklah ia bertaqwa kepada
Allah TuhannyaHR. Bukhari Rasulullah pernah menggadaikan baju
besinya kepada orang Yahudi untuk ditukar dengan gandum. Lalu orang
Yahudi berkata: Sungguh Muhammad ingin membawa lari hartaku.
Rasulullah kemudian menjawab: bohong! Sesungguhnya aku orang yang
jujur di atas bumi ini dan di langit. Jika kamu berikan amanat
kepadaku pasti aku tunaikan. Pergilah kalian dengan baju besiku
Jumhur Ulama Para ulama tidak pernah mempertentangkan kebolehan
gadai/rahn
-
RUKUN DAN SYARAT SAHRukun GadaiOrang yang menggadaikan
(Rahin)Barang yang digadaikan (Marhun)Orang yang menerima gadai
(Murtahin)HutangIjab QabulSyaratBerakalBalighWujud marhunMarhun
yang dipegang oleh murtahin
-
RUKUN DAN SYARAT SAHPerlakukan Bunga dan Riba dalam perjanjian
GadaiGadai pada dasarnya adalah perjanjian utang piutang,
dimungkinkan terjadinya riba yang dilarang oleh syara. Oleh karena
itu, dalam gadai syariah diperlakukan beban sewaBerakhirnya Hak
GadaiRahin telah melunasi semua kewajiban kepada murtahinRukun dan
syarat gadai tidak terpenuhiBaik rahin maupun murtahin atau salah
satunya ingkar dari ketentuan syara dan akad yang disepekati
-
KETENTUAN ISLAM DALAM GADAIKedudukan barang gadaiSelama ada di
tangan pemegang gadai, kedudukan barang gadai hanya merupakan suatu
amanat yang dipercayakan kepadanya oleh pihak penggadaiSebagai
pemegang amanat, murtahin berkewajiban memelihara keselamatan
barang gadai yang diterimanya, sesuai dengan keadaan
barangPemanfaatan barang gadaiPada dasarnya barang gadai tidak
boleh diambil manfaatnya, baik oleh pemiliknya maupun oleh penerima
gadai. Namun bila mendapatkan ijin boleh dimanfaatkanRisiko atas
kerusakan barang gadaiPenanggung risiko barang gadai tergantung
pada sumber terjadinya risiko.
-
KETENTUAN ISLAM DALAM GADAIPemeliharaan barang gadaiBiaya
pemeliharaan menjadi tanggungan penggadaiKategori barang gadaiBenda
bernilai menurut syaraBenda berwujud pada waktu perjanjian
terjadiBenda diserahkan seketika kepada murtahinAkad gadaiBerapa
barangPenetapan kepemilikan penggadaian atas barang yang digadaikan
tidak terhalangBarang yang digadaikan bisa dijual manakala sudah
tiba masa pelunasan utang gadai
-
KETENTUAN ISLAM DALAM GADAIPelunasan utang gadaiApabila sampai
pada waktu yang telah ditentukan, rahin belum juga membayar kembali
hutangnya, maka rahin dapat diminta oleh marhun untuk menjual
barang gadaianya dan kemudian digunakan untuk melunasi
utangnya.Prosedur pelelangan barang gadaiMurtahin harus lebih
dahulu mencari tahu keadaan rahinDapat memperpanjang tenggang waktu
pembayaranKalau murtahin benar-benar butuh uang dan rahin belum
melunasi hutangnya, maka murtahin boleh memindahkan barang gadai
kepada murtahin lain dengan seijin rahinApabila ketentuan di atas
tidak terpenuhi, maka murtahin boleh menjual barang gadai dan
kelebihan uangnya dikembalikan kepada rahin
-
[1] Pada prakteknya, jenis marhun yang lebih banyak diterima
oleh Pegadaian syariah sebagai murtahin, adalah emas dan atau
berlian. Ada beberapa faktor yang mendasarinya: Fatwa dari DSN MUI
baru mengatur menganai marhun berupa emas dan berlian, dan jenis
tersebut memiliki nilai yang relatif stabil dari masa ke masa.
Selain itu pegadaian syariah yang tergolong baru masih belum
memiliki gudang penyimpanan barang gadai yang memadai.
[2] Tarif ijarah dikenakan sebesar Rp 90,- per 10 hari masa
penyimpanan untuk setiap kelipatan taksiran perhiasan emas sebesar
Rp 10.000,-. Perbedaan nilai multiplier untuk marhun yang berbeda
disebakan karena tingkat resikonya yang juga beragam.
-
Diketahui: Nilai taksiran perhiasan emas = Rp 1.000.000,-Masa
pinjaman = 30 hariMaka:Jumlah maksimum pinjaman /marhun bih yang
dapat diterima:90 % x Nilai taksiran marhun = 90 % x Rp 1.000.000,-
= Rp 900.000,-
Biaya administrasi yang wajib dibayarkan satu kali, saat akad
disepakati (lihat tabel 1): Rp 5.000,-
-
Tarif ijarah (lihat tabel 2):= Rp 1.000.000 / Rp 10.000 x Rp 90
x 30 / 10= Rp 27.000,-Jadi uang yang harus dibayarkan oleh rahin
untuk melunasi pinjamannya setelah 30 hari (jatuh tempo), adalah Rp
927.000,- (Pinjaman awal ditambah biaya ijarah).[1]
-
Gadai KonvensionalPegadaian Konvensional, bunga yang dikenakan
atas pinjaman sebesar Rp 900.000 dengan bunga sebesar 1,625% per 15
hari. Jadi jumlah yang harus dibayarkan = Rp 900.000,00 + (1,625% x
30/15 x Rp 900.000,00) = Rp 929.250,00.
-
[1] Untuk Perum Pegadaian Divisi Usaha Syariah, sumber
pendanaannya berasal dari Bank Muamalat Indonesia, sementara
pegadaian (Rahn) yang menjadi produk Bank Syariah, sudah jelas
bahwa sumbernya pun halal). [2] Bila ternyata rahin/penerima
pinjaman tidak dapat melunasi kewajibannya, maka pihak pegadaian
dapat menjual barang yang menjadi jaminannya. Bila ada kelebihan,
pegadaian cenderung bersifat pasif, dalam artian tidak mengantar
sendiri jumlah kelebihan tersebut kepada rahin/penerima pinjaman.
Namun demikian, pihak pegadaian tetap memiliki etika untuk
memberitahukan kepada rahin/penerima pinjaman bahwa hasil penjualan
barang jaminannya masih diatas kewajiban yang harus ia lunasi, hal
ini biasa dilakukan melalui korespondensi maupun telepon.