1 MAK :1800.032.023 PROPOSAL PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN FORMULA PUPUK, PEMBENAH TANAH, TES KIT DAN PERANGKAT LUNAK Dr. I Gusti Putu Wigena, MSi BALAI PENELITIAN TANAH BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013
51
Embed
PEEN NEELLIITTII AANG PPEENNGGEEMMBBANGAANN … · 2014. 3. 27. · 4 Penanggungjawab : Dr. I Gusti Putu Wigena, MSi 5 Jastifikasi : Pengembangan formulasi pupuk, pembenah tanah,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
(NPKmikro), dan coating pupuk berteknologi nano untuk
pupuk slow release serta menguji mutu dan responnya
untuk tanaman kedelai dan hortikultura.
2. Formulasi hidrogel integrasi hara serta menguji mutu dan
kemampuannya di lahan kering
3. Tiga Test kit (PUTR, PUHS, pH-SRI) yang tervalidasi
4. Prototipe PUTK untuk tanaman sayuran dan PUP digital
5. Formula pupuk dan pembenah tanah yang telah
disempurnakan dari skala laboratorium menjadi skala
pilot
6. Informasi karakteristik fisik dan kimia formula pupuk dan
pembenah tanah yang telah disempurnakan
7. Model pengelolaan serta “leverage factors” yang
mempengaruhi produktivitas lahan sawah irigasi dan
lahan kering terdegradasi melalui pendekatan sistem
dinamis dengan perangkat analisis PowerSim dan
SPLaSH
12. Output Akhir : 1. Formula pupuk dan pembenah tanah yang mantap
sehingga berkualitas baik, efektif, efisien dan mampu
meningkatkan produktivitas tanaman mendukung
sustainabilitas pertanian jangka panjang
2. Perangkat uji tanah, tanaman dan pupuk yang dapat
digunakan untuk menetapkan rekomendasi pupuk untuk
tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan yang
efektif dan efisien secara langsung di lapangan
ii
3. Prosedur operasi standar (SOP) cara membuat pupuk
anorganik, organik, hayati dan pembenah tanah.
4. Percontohan unit produksi pupuk organik, anorganik,
hayati dan pembenah tanah dalam skala kecil
5. Peta sistem informasi pengelolaan lahan sawah irigasi
dan lahan kering yang spesifik lokasi dan berkelanjutan
berbasis WEB
13. Biaya Penelitian/ Pengkajian
: Rp. 921.700.000,- (Sembilan ratus dua puluh satu juta tujuh ratus ribu rupiah)
Koordinator Program
Dr. Husnain, MSc NIP. 19730910 200112 2 001
Penanggungjawab RPTP
Dr. I Gusti Putu Wigena NIP. 19581231 198703 1 002
Mengetahui, Kepala Balai Besar Penelitian dan
Dr. Muhrizal Sarwani,MSc NIP. 19600329 198403 1 00 1
Kepala Balai Penelitian Tanah
Dr. Sri Rochayati,MSc NIP. 19570616 198603 2 001
iii
RINGKASAN USULAN PENELITIAN
1 Judul Kegiatan
RPTP/RDHP
:
Penelitian Pengembangan Formula Pupuk, Pembenah Tanah, Test KIT, dan Perangkat Lunak
2 Nama dan Alamat Unit Kerja
: Balai Penelitian Tanah Jl. Ir. H. Juanda No. 98, Bogor 16123
3 Sifat Usulan Penelitian
: Baru
4 Penanggungjawab : Dr. I Gusti Putu Wigena, MSi
5 Jastifikasi : Pengembangan formulasi pupuk, pembenah tanah, test kit, dan perangkat lunak akan meningkatkan efiensi pemupukan yang meningkatkan dan mempertahankan produktivitas lahan pada tingkat produksi yang optimal
6 Tujuan:
a. Jangka Pendek : 1. Memformulasi pupuk majemuk P, K, pupuk majemuk NPKmikro, dan coating pupuk berteknologi nano untuk pupuk slow
release
serta menguji mutu dan responnya untuk tanaman kedelai
2. Menyempurnakan formulasi hidrogel integrasi hara serta
menguji mutu dan kemampuannya di lahan kering 3. Memvalidasi PUTR, PUHS, dan pH SRI di lapang 4. Menyusun rekomendasi pemupukan tanaman sayuran
berdasarkan PUTK dan Perangkat Uji Pupuk Digital untuk penetapan kadar N dan P
5. Menginventarisasi dan menyempurnakan formula pupuk dan pembenah tanah yang telah dihasilkan dalam skala laboratorium menjadi skala pilot
6. Menguji produksi dan mengevaluasi karakteristik fisik dan mutu formula pupuk dan pembenah tanah yang disempurnakan
7. Merekayasa model pengelolaan serta “leverage factors” yang mempengaruhi produktivitas lahan sawah irigasi dan lahan kering terdegradasi melalui pendekatan sistem dinamis
b. Jangka Panjang : 1. Pemantapan formula pupuk dan pembenah tanah yang dihasilkan sehingga berkualitas baik, efektif, efisien dan mampu meningkatkan produktivitas tanaman mendukung sustainabilitas pertanian
2. Mengembangkan perangkat uji tanah, tanaman dan pupuk yang dapat digunakan untuk menetapkan rekomendasi pupuk untuk tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan
3. Menyusun prosedur operasi standar (SOP) cara membuat pupuk anorganik, organik, hayati dan pembenah tanah yang efisien dan efektif
4. Membuat percontohan unit produksi pupuk organik, anorganik, hayati dan pembenah tanah dalam skala pilot dan penelitian
5. Membuat peta sistem informasi pengelolaan lahan sawah
iv
irigasi dan lahan kering yang spesifik lokasi dan berkelanjutan berbasis WEB
7 Luaran harapan
a. Jangka Pendek : 1. Formulasi pupuk majemuk P, K, pupuk majemuk (NPKmikro), dan coating pupuk berteknologi nano untuk pupuk slow release serta menguji mutu dan responnya untuk tanaman kedelai dan hortikultura.
2. Formulasi hidrogel integrasi hara serta menguji mutu dan kemampuannya di lahan kering
3. Tiga Test kit (PUTR, PUHS, pH-SRI) yang tervalidasi 4. Prototype PUTK untuk tanaman sayuran dan PUP digital 5. Formula pupuk dan pembenah tanah yang telah
disempurnakan dari skala laboratorium menjadi skala pilot 6. Informasi karakteristik fisik dan kimia formula pupuk dan
pembenah tanah yang telah disempurnakan
7. Model pengelolaan serta “leverage factors” yang mempengaruhi produktivitas lahan sawah irigasi dan lahan kering terdegradasi melalui pendekatan sistem dinamis
b. Jangka Panjang : 1. Formula pupuk dan pembenah tanah yang mantap sehingga
berkualitas baik, efektif, efisien dan mampu meningkatkan produktivitas tanaman mendukung sustainabilitas pertanian
2. Perangkat uji tanah, tanaman dan pupuk yang dapat digunakan untuk menetapkan rekomendasi pupuk untuk tanaman pangan, hortikultuta dan perkebunan
3. Prosedur operasi standar (SOP) cara membuat pupuk anorganik, organik, hayati dan pembenah tanah.
4. Percontohan unit produksi pupuk organik, anorganik, hayati dan pembenah tanah dalam skala kecil
5. Peta sistem informasi pengelolaan lahan sawah irigasi dan lahan kering yang spesifik lokasi dan berkelanjutan berbasis WEB
8 Outcome : Pengelolaan lahan yang parsial masih belum efektif mencegah degradasi lahan sawah dan lahan kering sehingga produktivitasnya cenderung menurun dari waktu ke waktu. Penelusuran status kesuburan tanah dengan Test Kit, pembuatan formula pupuk dan pembenah tanah yang sesuai dengan karakteristik tanah, dan diikuti dengan pemodelannya dalam aplikasi semua bahan tersebut diharapkan bisa memberikan solusi yang efektif dan efisien dalam meningkatkan dan mempertahankan produktivitas lahan sawah dan lahan kering.
9 Sasaran akhir : Produksi formula pupuk, pembenah tanah, tes kit, dan perangkat lunak yang mampu meningkatkan dan mempertahankan produktivitas lahan pangan, terutama lahan sawah dan lahan kering untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.
10 Lokasi penelitian : Jawa Barat, Bengkulu, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sumatera Selatan
11 Jangka waktu : 3 tahun, mulai T.A. 2013, berakhir T.A. 2015
v
12 Sumber dana : DIPA/RKAKL Satker: Balai Penelitian Tanah, T.A. 2013 SUMMARY
1 Title of RPTP/RDHP
: Research to develop fertilizers formula, soil amendment, test kit, and soft ware
2 Implementation unit
: Indonesia Soil Research Institute (ISRI) Jl. Ir. H. Juanda No. 98 Bogor 16123
3 Location : West Java, Bengkulu, Central Java, East Java and s
South Sumatera
4 Objective :
a. Short term : 1. To generate compound fertizers P,K, NPKmicro and coated Fertilizer with nano packaged as slow release fertizer and
Tested its quality and respond for soybean and secondary crops
2. To imperove integrated hydrogel nutrient and tested its quality and effetiveness on uplands
3. To validate PUTR, PUHS, and pH SRI in the field experiment 4. To arrange fertization recommendation for vegetable crops
based on PUTK and Perangkat Uji Pupuk Digital, and determining N and P status
5. Inventarisation and improvement the produced fertilizer and soil amendment formula in laboratory into pilot scale
6. To tes and evaluate the physical carachteristics and quality of improved formulated fertilizer and soil amendment
7. To create management model and leverage factros that affects to irrigated lowland and degraded uplands based on dynamics system approach using PowerSim and SPLaSH software
b. Long term : 1. To esblish the produced fertilizers and soil amendment formula to achieve standard quality, effective, and efficient and can increase crops productivity to support long term of sustainability agriculture
2. To develop soil testing, crops, and fertilizer soft ware which can be used for determining fertilization recommendation for food crops, secondary crops, and plantation crops
3. To arrange the standard operation procedure in creating an effective and efficient of anorganic, organic fertilizers, and soil amendment
4. Conducting anorganic, organic fertilizers, and soil amendment workshop production units in pilot and research scales
5. Creating specific location sustainable map of irrigated lowland rice and degraded uplands based on Web
5 Expected output
a. Short term : 1. Compound fertizers P,K, NPKmicro and coated fertilizer with nano packaged as slow release fertizer and tested its quality and respond for soybean and secondary crops
2. Imperoved integrated hydrogel nutrient and tested its quality and effetiveness on uplands
3. Validated PUTR, PUHS, and pH SRI in the field experiment
vi
4. Arranged fertization recommendation for vegetable crops based
on PUTK and Perangkat Uji Pupuk Digital, and determining
N and P status 5. Inventarisation and improved the produced fertilizer and soil
amendment formula in laboratory into pilot scale 6. Tested and evaluated the physical carachteristics and quality of
improved formulated fertilizer and soil amendment
7. Model and leverage factros that affects to irrigated lowland and degraded uplands based on dynamics system approach
b. Long term : 1. Esblished the produced fertilizers and soil amendment formula to achieve standard quality, effective, and efficient and can increase crops productivity to support long term of sustainability agriculture
2. Developed soil testing, crops, and fertilizer soft ware which can be used for determining fertilization recommendation for food crops, secondary crops, and plantation crops
3. Arranged the standard operation procedure in creating an effective and efficient of anorganic, organic fertilizers, and soil amendment
4. Conducted anorganic, organic fertilizers, soil amendment, and biofertilizers workshop production units in pilot and research scales
5. Specific location and sustainable map of irrigated lowland rice and degraded uplands based on Web
6 Discription of methodology
: - The research consisted of five main activities including formulation of fertilizers, soil amendment, test kit, and up scaling it’s into pilot scale experiment, and modelling of irrigated lowland rice areas and degraded uplands. The research establishe at laboratory, green house, and field areas to test and validate the promoting of the above produced.
- The research using primary and secondary data, collected from involved stakeholders based on participatory approach including biophysical, economical, and sociological aspects
- The research hopefully can be addressed the complex interaction among stakeholders in order to achieve sustainable and environmental sound agriculture
7 Duration : 3 Year. F.Y 2013/F.Y.2015
8 Budget/fiscal year : Rp. 799.650.000 (Seven hundred and ninety-nine million six hundred fifty thousand rupiahs)
9 Source of budget : DIPA/RKAKL 648680 Indonesia Soil Research Institute (ISRI), Fiscal Year 2013
vii
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang wilayahnya terletak pada zona tropika
basah dimana kesuburan lahan pertanian mengalami perubahan yang sangat dinamis
dibawah pengaruh suhu yang konstan tinggi, kelembaban udara dan tanah tinggi, curah
hujan tinggi, serta erosi dan aliran permukaan intensif. Interaksi semua pengaruh tersebut
menyebabkan sebagian besar kondisi lahan pertanian di daerah tropika mengalami
pelapukan lanjut (highly weathered soils) dengan ciri yang umum antara lain produktivitas
rendah, peka erosi sehingga kurang memenuhi harapan petani dan keluarganya. Penurunan
produktivitas lahan tersebut terjadi baik di lahan kering maupun lahan sawah.
Kondisi tersebut memerlukan pengelolaan dengan formula yang spesifik untuk setiap
lokasi menjadi kunci utama agar lahan-lahan tersebut produktivitasnya bisa meningkat
menuju titik optimal. Selain spesifik lokasi, pengelolaan lahan dengan pendekatan yang
holistik, mengakomodir semua komponen pengelolaan yang kompleks dan mensintesanya
dalam rumusan paket teknologi yang sederhana, mudah diterapkan pengguna, efektif dan
efisien dan mampu menjaga kelestarian lingkungan sudah menjadi kebutuhan yang harus
diintroduksikan untuk mencapai tujuan tersebut. Konsep pengembangan teknologi yang
sederhana, murah, efektif dan efisien di segala sektor pembangunan yang dikenal dengan
inovasi frugal (frugal innovation) merupakan strategi yang terbukti mampu mendorong
kemajuan pembangunan negara-negara berkembang seperti India dan Cina.Inovasi frugal
mempunyai ciri khas yaitu rumusan teknologi yang diintroduksikan mampu melindungi
kelestarian lingkungan (environmental protection), mengembangkan ekonomi (economic
development), dan kesetaraan sosial (social equity) (Fizzanty et al., 2012).
Bahan pembenah tanah sudah terbukti dapat memperbaiki tingkat kesuburan tanah
sehingga mendukung pertumbuhan tanaman.Perbaikan kesuburan tanah mencakup
perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi tanah dengan pemberian pembenah tanah. Bahan
baku pembenah tanah sangat bervariasi, seperti limbah pertanian meliputi sisa panen,
kotoran ternak, dll. (Abdurachman et al., 2000, Nurida, 2006; Hafif et al., 1993) dan non
pertanian seperti zeolit, sampah organik kota, limbah industri makanan, limbah industri
agrokimia, dll (Prihatini et al, 1987; Sastiono dan Wiradinata, 1989; Sutono dan Agus,
1998). Bahan-bahan ini mempunyai karakteristik dan kandungan hara yang sangat beragam
sehingga kualitas pupuk organik dan pembenah tanah yang dihasilkan juga bervariasi
mutunya. Selain penggunaan bahan pembenah tanah berasal dari berbagai limbah pertanian
diatas, kemajuan teknologi telah membukakan jalan untuk meramu bahan alami tersebut
2
denganteknologi tinggi sehingga dihasilkan pembenah tanah berteknologi tinggi seperti
hydrogel yang dapat meningkatkan kemampuan tanah memegang air dan dapat digunakan
di lahan kering.
Hasil penelitian selama dua tahun terakhir telah menghasilkan beberapa produk
pembenah tanah seperti Beta, biocharSP50, Betahumat dan biocharSP50-humat yang telah
menunjukkan efektivitasnya dalam memperbaiki kualitas tanah mineral masam terdegradasi.
Dosis yang digunakan sekitar 1,5-2,5 t/ha dan mampu menekan penggunaaan pupuk
anorganik sebesar 25-50%. Dosis yang digunakan masih dianggap terlalu tinggi sehingga
perlu diformulasi agar dapat digunakan dengan dosis < 1 ton/ha tanpa mengurangi
efektivitasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembenah tanah tersebut efektif untuk
tanah mineral masam terdegradasi, namun belum teruji pada lahan kering marjinal lainnya.
Namun demikian, tuntutan untuk terus mendapatkan formula pembenah tanah yang
berkualitas dengan dosis yang rendah semakin meningkat karena berkaitan dengan
kebutuhan untuk perbaikan kualitas tanah sub optimal secara cepat dan efektif.
Pemanfaatan teknologi nano merupakan inovasi teknologi yang relatif baru di Indonesia
yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas suatu bahan melalui rekayasa atau
formulasi.
Agar program pemupukan berimbang dan perbaikan kesuburan lahan pertanian
dapat berjalan baik dan diimplementasikan secara tepat maka perlu didukung oleh alat uji
cepat yang dapat digunakan secara langsung di lapangan berupa test kit uji tanah dan uji
pupuk. Saat ini telah digunakan secara luas perangkat uji tanah sawah (PUTS) untuk
mengukur kadar N, P, K, pH serta rekomendasi pupuk untuk tanaman padi sawah;
perangkat uji tanah kering (PUTK) untuk mengukur kadar P, K, C, pH dan kebutuhan kapur
dan rekomendasi pupuk untuk tanaman padi gogo, jagung dan kedelai; serta perangkat uji
pupuk (PUP) untuk mengukur kadar N, P dan K dalam pupuk an-organik/N,P,K. Seiring
dengan permintaan pengguna dan kebutuhan teknologi tepat guna, saat ini sedang
dikembangkan beberapa perangkat uji yang berpotensi seperti test kit uji pupuk organik
(PUPO) untuk mengukur kadar pH, C organik, N, P dan K dari pupuk organik; test kit uji
tanah rawa (PUTR) untuk parameter N, P, K, pH dan kebutuhan kapur serta rekomendasi
pupuk untuk tanaman padi, Perangkat Uji Hara Sawit (PUHS) untuk penetapan N, P, K, pH,
dan B dalam daun sawit serta rekomendasi pupuknya. Namun demikian pereaksi-pereaksi
yang dikembangkan tersebut masih perlu disempurnakan. Untuk itu dalam kegiatan DIPA
Tahun Anggaran 2013 ini akan dilakukan validasi PUTR, PUHS, dan pH-SRI. Validasi
dilaksanakan dengan tujuan untuk menguji validitas peraksi-peraksi yang digunakan dalam
3
perangkat uji serta kesesuaiannya dengan hasil analisis di laboratorium untuk parameter uji
yang sama. Nilai kesesuaian ini kemudian akan diuji dengan uji statistik non-parametrik.
Masalah lain terkait pupuk adalah beredarnya jenis dan mutu yang sangat bervariasi,
sehingga pengawasan untuk mengetahui mutu pupuk harus dilakukan secara berkala dan
intensif. Untuk membantu petugas melakukan uji cepat pupuk di lapangan, telah
dikembangkan suatu alat yang dapat membantu mengukur kadar pupuk secara cepat di
lapangan yang dinamakan Perangkat Uji Pupuk (PUP). Pengujian pupuk dengan PUP
dilakukan secara manual dengan cara pewarnaan atau kolorimetri dengan nilai
semikuantitatif. Untuk meningkatkan ketelitian pembacaan kadar hara N dan P dari pupuk,
maka akan dilakukan upaya menyusun Perangkat Uji Pupuk secara digital dengan bacaan
kuantitatif.
Penelitian-penelitian formulasi pupuk yang dilakukan oleh peneliti harus diimbangi
dengan pengetahuan tentang karakteristik bahan baku dan teknik produksi pupuk, baik
pupuk organik, anorganik maupuk pupuk hayati. Hal ini sangat penting agar formula pupuk
yang dikembangkan, bisa diproduksi dengan kualitas yang baik. Teknik produksi pupuk
akan ditentukan oleh jenis dan sifat bahan bakunya. Memproduksi pupuk majemuk
anorganik berbeda dengan pupuk organik maupun pupuk hayati. Oleh karenanya, untuk
menjadi formulator pupuk yang handal, diperlukan pemahaman tentang karakteristik
bahannya dan teknik produksinya.
Aplikasi dari semua sarana produksi tersebut secara simultan akan menyebabkan
timbulnya interaksi yang kompleks dan memerlukan pendekatan yang holistik dan terpadu.
Seiring dengan perkembangan tersebut, pengeloaan dengan pendekatan sistem merupakan
salah satu solusi alternatif karena karakter dari pendekatan sistem merupakan suatu
kesatuan usaha yang terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan satu sama lainnya yang
berusaha mencapai suatu tujuan dalam suatu lingkungan yang kompleks (Marimin, 2004).
Pendekatan sistem akan memberikan penyelesaian masalah yang kompleks dengan metode
dan alat analisis yang mampu mengidentifikasi, menganalisis, mensimulasi, dan mendisain
sistem dengan komponen-komponen yang saling terkait, yang diformulasikan secara lintas
desiplin dan komplementer untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan (Eriyatno, 2004).
Pendapat lainnya menyebutkan keunggulan dari pendekatan sistem terletak pada cirinya
yaitu sibernetic, holistic, dan efective (SHE). Sibernetic maknanya adalah bahwa
penyelesaian masalah dalam pendekatan sistem tidak berorientasi pada pada masalahnya
(problem oriented), tetapi berorientasi pada tujuan (goal oriented). Holistic maknanya
adalah penekanan penyelesaian masalah secara utuh dan menyeluruh. Efective maknanya
4
adalah bahwa model yang dibangun harus bisa diaplikasikan oleh pengguna (Hartrisari,
2007).
1.2. Dasar Pertimbangan
Kebutuhan akan pangan terutama beras terus meningkat seiring dengan
pertambahan penduduk, sementara produktivitas lahan sawah dan lahan kering cenderung
menurun atau tetap akibat pemanfaatan pupuk anorganik yang belum diimbangi dengan
pupuk organik dan pembenah tanah. Hal ini berkaitan dengan persepsi petani yang belum
meyakini akan manfaat pupuk organik dalam peningkatan produiktivitas lahan. Disamping
itu, sering terjadinya pemalsuan terhadap formula pupuk organik juga menjadi pemicu akan
rendahnya aplikasi pupuk organik oleh petani. Sehubungan dengan itu, Balai Penelitian
Tanah, sesuai mandatnya telah membuat beraneka ragam formula pupuk organik agar
pemupukan menjadi lebih efisien dan produktivitas lahan meningkat. Masih adanya
permasalahan dalam aplikasinya, pembuatan formula pupuk yang efisien dengan harga
yang terjangkau petani akan dilakukan dalam tahaun-tahun mendatang. Penentuan dosis
pupuk yang optimal merupakan masalah lainnya yang urgent untuk dicarikan solusinya
dalam upaya menentukan kebutuhan pupuk yang sesuai dengan kebutuhan tanaman dalam
lingkungan agriekosistem beragam.Merespon hal ini, Balai Penelitian Tanah telah
menghasilkan perangkat uji tanah sawah, tanah kering, dan tanah rawa untuk membantu
menentukan dosis yang optimal.Masih ditemui permasalahan dalam keakuratan dosis
optimal, formula perangkat uji tanah tersebut diteruskan dalam tahun mendatang.
Pengelolaan lahan yang mampu memelihara produktivitas lahan sawah dan lahan
kering dalam jangka panjang merupakan upaya memadukan semua pupuk yang dihasilkan
tersebut, yang dirancang dalam model pengelolaan lahan komprehensif.Pengelolaan lahan
sawah maupun lahan kering yang komprehensif dan menyeluruh melalui tahapan
penelusuran status kesuburan tanah, aplikasi pupuk dan pembenah tanah yang sesuai
dengan karakteristik tanah, dan diikuti dengan pemodelannya dalam aplikasi semua sarana
produksi tersebut merupakan solusi yang efektif dan efisien dalam upaya meningkatkan dan
mempertahankan produktivitas lahan sawah dan lahan kering yang selama ini menjadi
Belanja perjalanan lainnya(524119) 66.000 90.500 85.500 57.000 299.000
Jumlah 921.700
41
DAFTAR PUSTAKA
Abdurachman, A., I. Juarsah, dan U. Kurnia. 2000. Pengaruh penggunaan berbagai jenis dan takaran pupuk kandang terhadap Produktivitas tanah Ultisols terdegradasi di Desa Batin, Jambi. hlm 303-319 dalam Pros. Seminar Nasional Sumber Daya Tanah, Iklim dan Pupuk. Buku II. Bogor, 6-8 Des. 1999. Puslittanak.
Adi SH, F Ramadhani. 2012. Proposal Penelitian dan Pengembangan Nanoteknologi untuk Optimalisasi Sumberdaya Iklim dan Air. Balitklimat.
Ai Dariah, Sutono dan Neneng L.Nurida. 2007. Penggunaan pembenah tanah organik dan mineral untuk perbaikan kualitas tanah Typic Kanhapludults Taman Bogor, Lampung. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. Edisi Khusus, No. 3. 357 - 364 .
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2012. Workshop Nasional: Pengembangan Kebijakan Pertanian Mendukung Pencapaian Target Sukses Kementan 2014 Melalui Aplikasi System Modelling. Jakarta, 14 Juli 2012.
Eriyatno. 2004. Ilmu Sistem: Meningkatkan Mutu dan Efektivitas Managemen. IPB Press. Bogor.
Fizzanty, T., N. Grace, D. Hidayat. 2012. Inovasi Frugal di Indonesia: Kajian terhadap Permintaan Efektif, Kemampuan Teknologi, dan Kewirausahaan. Forum Tahunan Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Inovasi (Iptekin) Nasional II Tahun 2012. Jakarta.
Hafif, B., D. Santoso, S. Adiningsih, dan H. Suwardjo. 1993. Evaluasi penggunaan beberapa pengelolaan tanah untuk reklamasi dan konservasi lahan terdegradasi. Pembrt.Pen. Tanah dan Pupuk 11: 7-12.
Hartatik W. 2009.Laporan akhir penelitian DIPA 2009. Balai Penelitian Tanah.
Hartrisari. 2007. Sistem Dinamik. Konsep Sistem dan Pemodelan untuk Industri dan Lingkungan. Institut Pertanian Bogor. SEAMEO BIOTROP. Bogor
Lachman, L., Herbert, L., Josheph, L. K. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri, edisi 2.Terj. Dari The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, oleh Siti Suyatmi. Jakarta: UI Press. 860-892.
Las I. S Rochayati. D Setyorini. 2010. Peta Potensi Penghematan Pupuk Anorganik dan Pengembangan Pupuk Organik pada Lahan Sawah. Badan Litbang Deptan.
Lal R. 2001. Soil degradation by erosion. Land Degradation & Development 12: 519–539. DOI: 10.1002/ldr.472
Lim JK, Sagong M, Engel BA, Tang Z, Choi J, Kim K. 2005. GIS based sediment assessment tool. Catena 64: 61–80.
Liu X, Feng Z, Zhang F, Zhang S, He X. 2006.Preparation and Testing of Cementing and Coating Nano-Subnanocomposites of Slow/Controlled-Release Fertilizer. Agricultural Sciences in China, 5 (9), 700-706
Mao D, Cherkauer KA, Flanagan DC. 2010. Development of a coupled soil erosion and large-scale hydrology modeling system. Water Resources Research, Vol. 46, W08543. DOI:10.1029/2009WR008268
42
Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.
Merritt WS, Letcher RA, Jakeman AJ. 2003. A review of erosion and sediment transport models. Environmental Modeling and Software 18: 761–799. DOI: 10.1016/S1364-8152(03)00078-1
Mukhopadhyay SS, Parshad VR, Gill IS. 2009. Nanoscience and nano-technology: Cracking prodigal farming. Nature Precedings
Nurida, N. L. 2006. Peningkatan Kualitas Ultisol Jasinga Terdegradasi dengan pengolahan Tanah dan Pemberian bahan Organik. Disertasi Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Nurjaya, Diah Setyorini. 2007. Perangkat Uji Tanah Kering. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol. 30 No. 5
Nurul T. R. 2009. Pengembangan Sistem Mekanik High Energy Ballmill Untuk Pembuatan Nano Partikel, Laporan Akhir Kumulatif Kegiatan Program Kompetitif Lipi.
Permentan 08/2007. Syarat dan Tatacara Pendaftaran Pupuk An-organik
Prihatini, T, Mursidi, dan A. Hamid. 1987. Pengaruh zeolit terhadap sifat tanah dan
tanaman. Pembrit. Penel. Tanah dan Pupuk 7: 5-8.
Rachman, A., A. Dariah, dan D. Santoso. 2006. Pupuk Hijau. p. 41-58 dalam Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian.
Rochayati S, D. Setyorini and J Sri Adiningsih. 2001. Peranan uji tanah dalam meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk. Paper presented in seminar “Teknologi untuk Meningkatkan Efisiensi Penggunaan Pupuk di Indonesia”. BPPT.Jakarta, 6 Mei 2002.
Sannino A, Christian Demitri, and Marta Madaghiele, Biodegradable Cellulose-based Hydrogels: Design and Applications. Materials, 2009. 2: p. 353-373.
Shargel, L., Andrew, B. C. Yu. 1998. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan, edisi 2.
Terj.Dari Applied Biofarmaceutics and pharmacocinetics, oleh Fasich, Siti Sjamsiah.Universitas Airlangga Press.1-545.
Sastiono, A. dan O. W. Wiradinata. 1989. Laporan Penelitian Peranan Zeolit dalam Peningkatan Produksi Pertanian. Jurusan Tanah. Fak. Pertanian. IPB. Bogor. (tidak dipublikasikan)
Setyorini D, LR Widowati, S. Rochayati, 2004. Teknologi Pengelolaan Hara Lahan Sawah Intensifikasi .In Tanah Sawah and Pengelolaannya, Agus et al. Ed. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat.
Suriadikarta, D.A., T. Prihatini, D. Setyorini, dan W. Hartatik. 2005. Teknologi pengelolaan bahan organik tanah. p. 169-222 dalam Teknologi Pengelolaan Lahan Kering.Pusat Penelitian Tanah dan Agrklimat. Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian.
Sutarta, E.S., W. Darmosarkoro, S. Rahutomo. 2005. Peluang penggunaan Pupuk Majemuk dan Pupuk Organik dari Limbah Kelapa Sawit. http://ditjenbun.deptan.go.id/web.old//images/stories/fruit/pupuk%20majemuk.pdf
Sutono dan Adimihardja, A. 1997.Pemanfaatan soil conditioner dalam upaya rehabilitasi lahan terdegradasi.p. 107-122 dalam Prosiding Pertemuan Pembahasan dan Komunikasi Hasil Penelitian Tanah dan Agroklimat. Makalah Review. Cisarua, Bogor 4-6 Maret 1997. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat.
Sutono dan F. Agus, 1998. Pengaruh pembenah tanah terhadap hasil kedlai di Cibugel, Sumedang. hlm. 379-386.dalam Prosiding Seminar Nasional Sumberdaya Lahan. Cisarua-Bogor, 9-11 Februari 1999.
Syahfitri, M.M. 2009. Analisa unsur hara fosfor (P) dalam daun kelapa sawit secara spektrofotometri di Pusat Perkebunan Kelapa Sawit (PPKS) Medan. Skripsi S-1. Famipa. USU. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf
Tisdale,S.L., W.L. Nelson and J.D. Beaton, 1990. Soil Fertility and Fertilizer. Macmillan Publishing Company, New York 10022.
Wang Y.T. and Gregg L.L., Hydrophilic polymers – their response to soil amendments and effect on properties of a soil less potting mix. Journal of American Society for Horticultural Science, 1990. 115: p. 943-948.
Widowati, L.R., and D. Setyorini. 2008. Fertilizer recommendation model validation on Inceptisols Karawang-West Java and Banten Serang. Proceedings of the National Seminar and Workshop: Crisis Management Strategies to Support Land Resources for Food and Energy Sovereignty. (Ed: S.D. Tarigan, B. Barus, D.R. Panuju, B.H. Trisasongko, B. Nugroho). Soil Science and Land Resourches Department. Bogor Agriculture University. (In Bahasa)
Widowati, L.R., and D. Setyorini. 2011a. Preparation of fertilizer recommendations and
model validation fertilization on paddy soil Inceptisols and Vertisols. Presented in National Seminar on Land Aricultural Resourches. Banjarbaru, 13-14 July 2011. (In Bahasa)
Widowati, L.R., D. Nursyamsi, Sri Rochayati, dan Mufrizal Syarwani. 2011. Nitrogen Management on Agricultural Land in Indonesia. Proceedings of Internasional Seminar on Increase Agricultural Nitrogen Circulation in Asia: Technological chalangeto Mitigate Agricultural Nitrogen Emissions. Thaiwan, October 2011. p.181-195.
Wigena, I G.P. 2009. Model Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit Plasma Berkelanjutan (Studi Kasus di Perkebunan PIR – Trans PTPN V Sei Pagar Kabupaten Kampar Provinsi Riau). Disertasi. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.
Xu Y, Shao X, Kong X, Peng J, Cai Y. 2008. Adapting the RUSLE and GIS to model soil erosion risk in a mountains karst watershed, Guizhou Province, China. Environmental Monitoring and Assessment 141: 275–286. DOI: 10.1007/s10661-007-9894-9
Zhang Y, Degroote J, Wolter C, Sugumaran R. 2009. Integration of Modified Universal Soil Loss Equation (MUSLE) Into A GIS Framework to Assess Soil Erosion Risk. Land Degrad. Develop. 20: 84–91.