PEDOMAN PENYUSUNAN STRATEGIC ASSET ALLOCATION*) *) Bahan diolah dari presentasi BNP Paribas dengan Tim Bidang Investasi ADPI
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGIC ASSET
ALLOCATION*)
*) Bahan diolah dari presentasi BNP Paribas dengan Tim Bidang Investasi ADPI
MATERI PRESENTASI*)Halaman
I. PENGANTAR 3
1 Definisi…………………………………………………………………………………………………………………………….................................…………………………………………………………… 3
2. Mengapa SAA Itu Penting………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. 4
3. Alasan mengapa banyak Investor belum menggunakan SAA? ……………………………………………………………………………………………………………………………………………….. 5
II. PROSES PEMBENTUKAN SAA 7
4 Pendekatan Penyusunan SAA ………………………..…………………………………………………………………………………………………………………………………..……………………… 7
4.1. Pendekatan Bunga Teknis Aktuaria………………………………….………………………………………………………………………………………………………………………………….. 7
4.2. Pendekatan Berdasarkan Profil Likuiditas……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. 7
III. PEDOMAN PENYUSUNAN SAA 9
5. Pendekatan 1 : Bunga Teknis Aktuaria…………………….……………………………………………………………………………………………………………………………………………………. 9
5.1. Menentukan Jenis Kelas Aset yang dapat diinvestasikan.................................................................................................................................................................................................... 10
5.2. Menentukan ekspektasi imbal hasil dari jenis kelas aset yang dipilih……………………………………………………….......………………………………………………..………………….. 11
* Pendekatan risk premium yang diinginkan...................................................................................................................................................................................................................... 11
* Pendekatan dengan kinerja historis ................................................................................................................................................................................................................................ 12
* Pendekatan dengan kerangka Mean-Variance (Markowitz)............................................................................................................................................................................................ 15
5.3. Menentukan bobot alokasi setiap kelas aset ….……………………………………………………………………………………………………………………………………………………....... 18
6. Pendekatan 2 : Profil Likuiditas Dana Pensiun…………………………………………………………………………………………………………………………………………………..………………. 19
6.1. Menyusun Profil Likuiditas Dana Pensiun ........................................................................................................................................................................................................................... 20
6.2. Menentukan Horizon Waktu Investasi ................................................................................................................................................................................................................................. 20
6.3. Proses yang harus dilakukan oleh Dana Pensiun ............................................................................................................................................................................................................... 21
7. Menentukan Toleransi Risiko ………………….…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… 24
7.1. Kekuatan finansial dari Pendiri ............................................................................................................................................................................................................................................ 24
7.2. Status Pendanaan ............................................................................................................................................................................................................................................................... 24
7.3. Profil Risiko dari Pendiri....................................................................................................................................................................................................................................................... 24
7.4. Skala Toleransi Risiko…...................................................................................................................................................................................................................................................... 25
8. SAA Yang Disepakati…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………................................ 26
IV. PROSES INVESTASI 29
9. Pemilihan Saham…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….………. 30
10. Pemilihan Obligasi………………………………………………..……………………………………………………..…………………………………………………………………………………………… 32
V. PENGUKURAN KINERJA (TOLOK UKUR) …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. Lamp V.I
*) Tim Bidang Investasi ADPI, dipresentasikan pada pertemuan ADPI dalam rangka pemenuhan Program Kerja ADPI Bidang Investasi dan Hukum Tahun 2016.
PENGANTAR
3
1. Definisi
Strategic Asset Allocation (SAA)
Suatu proses investasi dengan menentukan target alokasi untuk setiap
kelas aset yang akan diinvestasikan dalam rangka mencapai tujuan
investasi jangka panjang, dimana besaran alokasi investasi tergantung
pada profil toleransi risiko, horizon investasi dan tujuan investasi itu
sendiri.
Poin penting SAA :
Bersifat neutral
Jangka panjang
Adanya trade off imbal hasil / return dan risiko
Review secara regular
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PENGANTAR
4
2. Mengapa SAA itu Penting?
Karena SAA merupakan keputusan yang penting dan strategis dalam
berinvestasi. Keputusan ini akan sangat berperan dalam menentukan jenis
instrumen yang dipilih termasuk bobot investasi yang selanjutnya akan
menentukan besaran hasil investasi portofolio.
Karena nilai aset dapat berubah sesuai dengan kondisi pasar, portofolio
secara kontinue membutuhkan penyesuaian (rebalanced) untuk memenuhi
kebijakan atau komitmen yang telah dirumuskan / disepakati.
Sebagai acuan bagi Dana Pensiun dalam menyusun Rencana Kerja dan
Anggaran Tahunan (RKAT).
“Komitmen kesepakatan” para stakeholder Dana Pensiun.
Sebagai acuan penilaian kinerja (benchmark) bagi pengelola Dana Pensiun.
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PENGANTAR
5
3. Alasan mengapa banyak Investor belum menggunakan SAA?
Banyak investor percaya dengan market timing
Hanya sedikit investor yang secara konsisten berhasil dalam market
timing untuk periode jangka panjang
Portofolio Dana Pensiun menghadapi risiko underfunded.
Banyak investor underestimate pada efek dari diversifikasi
Diversifikasi aset dibangun dengan mempertimbangkan besarnya
kewajiban.
Banyak investor memilih mengikuti trend investasi saat ini
Trend investasi jangka pendek yang belum tentu sesuai dengan tujuan
investasi dari Dana Pensiun jangka panjang.
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PENGANTAR
6 Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PROSES PEMBENTUKAN SAA
7
4. Pendekatan Penyusunan SAA
4.1. Pendekatan Bunga Teknis Aktuaria
Pembentukan alokasi aset berdasarkan perhitungan bunga teknis
dari aktuaris
4.2. Pendekatan Berdasarkan Profil Likuiditas
Pembentukan alokasi aset berdasarkan durasi dari liabilitas Dana
Pensiun
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PROSES PEMBENTUKAN SAA
8
1. Pendekatan Bunga Teknis Aktuaria
2. Pendekatan Berdasarkan Profil Likuiditas
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PENDEKATAN I : BUNGA TEKNIS AKTUARIA
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PEDOMAN PENYUSUNAN SAA
10
5.1. Menentukan Jenis Kelas Aset yang dapat diinvestasikan*)
Jenis aset yang dapat diinvestasikan harus sesuai mengikuti arahan
investasi dari pendiri Dana Pensiun maupun peraturan Dana Pensiun
yang mengatur mengenai hal ini.
Dalam menentukan Jenis Kelas Aset yang diperkenankan /
diperbolehkan untuk diinvestasikan, Dana Pensiun memperhatikan
ketentuan dan peraturan OJK serta Arahan Investasi dari Pendiri.
*) Lihat Arahan OJK dan Arahan Investasi Pendiri masing-masing Dana Pensiun
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PEDOMAN PENYUSUNAN SAA
11
5.2. Menentukan ekspektasi imbal hasil dari jenis kelas aset yang dipilih
* Pendekatan risk premium yang diinginkan
Berapa ekspektasi Anda atas tingkat suku bunga / kinerja investasi masing-masing instrumen dalam
jangka panjang (hingga 5 atau 10 tahun ke depan)?
Inflasi
BI Rate
Deposito Berjangka
Obligasi Pemerintah
Obligasi Korporasi
Saham
:
:
:
:
:
:
4,5%?
5%? (inflasi + 0,5%) – digunakan sebagai acuan investasi “risk free”
6,0%? (SBI + 1% risk premium)
7,5%? (TD + 1,5% risk premium)
9%? (Obligasi Pemerintah + 1,5% risk premium)
13%? (Obligasi Korporasi + 4% risk premium)
Masing-masing Dana Pensiun berdasarkan analisanya dapat memiliki pertimbangan tersendiri dalam
menentukan prediksi tingkat inflasi serta besarnya risk premium dari tiap-tiap instrumen ke instrumen lainnya
yang lebih berisiko
Selanjutnya menentukan jenis kelas aset yang akan diinvestasikan sesuai return yang diinginkan (versus risk
tolerance)
Kelemahannya adalah penentuan risk premium condong bersifat arbitrase. (Meskipun ada juga yang mencoba
untuk menghitung „risk premium‟ dengan menggunakan model-model matematik)
Catatan: angka-angka di atas hanya merupakan ilustrasi dan bukan merupakan indikasi atas kinerja masa mendatang
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PEDOMAN PENYUSUNAN SAA
12
* Pendekatan dengan kinerja historis
Dana Pensiun harus melakukan kajian dan riset untuk dapat memprediksi rata – rata
tahunan imbal hasil jangka panjang.
Prediksi rata-rata imbal hasil tahunan untuk masing-masing jenis instrumen dapat
menggunakan kinerja historis rata-rata dalam rentang waktu yang cukup representatif,
misalkan angka rata – rata 10 tahun terakhir atau lebih.
Jika diperlukan, dapat diterapkan "discount" terhadap data historis dgn
mempertimbangkan faktor makro ekonomi (misalnya trend Pertumbuhan/perlambatan
ekonomi dan inflasi) dalam membuat prediksi expected return ke depan.
Kelemahannya adalah “past performance is not best prediction of the future event”
Setelah mendapatkan kinerja historis rata –rata dari setiap aset kelas yang dapat
diinvestasikan, Dana Pensiun dapat menentukan berapa jumlah :
Saham
Obligasi
Deposito,
dalam rangka mencapai return yang diinginkan (dengan memperhatikan risk tolerance
yang dapat diterima)
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PEDOMAN PENYUSUNAN SAA
13 Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PEDOMAN PENYUSUNAN SAA
14 Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PEDOMAN PENYUSUNAN SAA
15
* Pendekatan dengan kerangka Mean-Variance (Markowitz)
Mencoba mencari kombinasi yang terbaik dari berbagai jenis asset (instrumen pasar uang,
obligasi dan saham) dalam suatu portofolio
Lebih mengutamakan return (imbal hasil) daripada risiko
Dari kombinasi berbagai kelas aset dicoba untuk mencari imbal hasil yang terbaik secara relatif
terhadap risiko keseluruhan (overall riskiness) dari portofolio yang terpilih
Kelemahannya :
Dibuat berdasarkan gagasan statistik, tetapi implementasi praktis akan sangat dipengaruhi
oleh proses ekonomi dan kesulitan dalam mengestimasi ekspektasi imbal hasil (estimation
expected return)
SAA dengan metode MVA tidak secara efektif memanfaatkan informasi ekonomi yang
tersedia
Dengan melakukan optimisasi dari setiap aset kelas yang terdiri dari :
Saham
Obligasi
Deposito,
Dana Pensiun dapat menghasilkan imbal hasil optimal dari kombinasi ketiga jenis aset tersebut
di atas
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PEDOMAN PENYUSUNAN SAA
16
Low Risk /
High Return
Kuadran IV Kuadran III
Kuadran I
Low Risk /
Low Return
Kuadran II
HighRisk /
Low Return
EF3
EF2
EF1
0
High Risk /
High ReturnReturn
(Imbal Hasil)
%
Risk / Risiko
Upaya yang dilakukan adalah mendorong kurva EF dari kuadran ke III ke kuadran IV Low Risk /
High Return
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PEDOMAN PENYUSUNAN SAA
17
Pendekatan
Kelas Aset Return Weighted Return Weighted Return Weighted
6,00% 3,0% 6,40% 3,0% 6,89% 3,0%
7,50% 34,0% 8,51% 52,0%
9,00% 48,0% 11,54% 31,0%
13,00% 15,0% 5,78% 14,0% 12,00% 7,3%
9% Rp.6,5 T 9% Rp.6,5 T 9% Rp.6,5 T
*) Lebih tepat memakai Geometric Mean (Return Compounded)
Risk Premiun Kinerja Historis (2011 - 2016) MVA
Deposito (min. / max. 3%)
SUN (min. 30%)8,77%
89,7%Obligasi (max. 50%)
Saham (max. 20%)
Expected Return Portofolio 9% 9% 9%
Target Return Portofolio
Portofolio volatility Penentuan Return Arbitrage 19,82% *) 2,59% (MODEL)
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PEDOMAN PENYUSUNAN SAA
18
5.3. Menentukan bobot alokasi setiap kelas aset
Selanjutnya, Dana Pensiun harus menentukan bobot untuk setiap dana yang akan
dialokasikan untuk masing-masing instrumen untuk dapat menghasilkan estimasi rata-
rata imbal hasil (weighted average method). Penentuan bobot investasi ini disesuaikan
dengan arahan investasi maupun peraturan dana pensiun yang ada.
Berdasarkan salah satu dari pendekatan-pendekatan ini (risk premium, kinerja historis,
MVA), maka akan terbentuk suatu aset alokasi yang nantinya akan disandingkan
dengan suatu aset alokasi berdasarkan kebutuhan likuiditas
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PENDEKATAN II : PROFIL LIKUIDITAS DANA PENSIUN
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PEDOMAN PENYUSUNAN SAA
20
6.1. Menyusun Profil Likuiditas Dana Pensiun
Strategic Asset Allocation pada prinsipnya dibangun berdasarkan kewajiban Dana
Pensiun (liabilities driven) dan kewajiban tersebut akan menjadi tolak ukur bagi
keberhasilan SAA itu sendiri.
6.2. Menentukan Horizon Waktu Investasi
Dalam menentukan jangka waktu investasi, Dana Pensiun harus mempertimbangkan :
Demografi Peserta
Melihat komposisi umur peserta Dana Pensiun
Posisi Arus Kas Dana Pensiun
Semakin panjang jangka waktu investasi dari Dana Pensiun maka toleransi risiko yang
dapat diambil adalah semakin tinggi.
Untuk dapat lebih mengenal dan memastikan toleransi risiko dari masing – masing
investor, maka disarankan investor dapat mengisi formulir profil risiko nasabah.
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PEDOMAN PENYUSUNAN SAA
21
6.3. Proses yang harus dilakukan oleh Dana Pensiun selanjutnya adalah :
Mengetahui dan menyusun:
PPMP: Daftar pembayaran manfaat pensiun hingga penerima manfaat
pensiun yang terakhir berdasarkan perhitungan aktuaria.
PPIP: Daftar pembayaran manfaat pensiun yang akan jatuh tempo
hingga peserta terakhir berdasarkan pada pemetaan Demografi.
Mengelompokan (clustering) setiap manfaat pensiun yang ada berdasarkan
kategori waktu :
Jangka Pendek (kurang dari 1 tahun)* 7.591orang (58,65%)
Jangka Pendek – Menengah (1 s/d < 5 tahun) 1.146 orang (8,85%)
Jangka Menengah – Panjang (5 s/d < 10 tahun) 1.012 orang (7,82%)
Jangka Panjang (> 10 tahun) 3.194 orang (24,68%)
12.943 orang (100%)
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
Keterangan )* Pada PPMP dapat dibentuk sub kelompok (subcluster) berdasarkan life expectancy Penerima
Manfaat Pensiun, sehingga tidak semua masuk pada kategori jangka pendek.
PEDOMAN PENYUSUNAN SAA
22
Menyusun aset alokasi dari clustering manfaat pensiun tersebut yang disesuaikan
dengan horizon dari setiap instrumen investasi :
Jangka Waktu Instrumen Investasi**)
Jangka Pendek
(58,65%)
< 1 tahun Tabungan
Deposito Berjangka*
Sertifikat Deposito*
Deposito on Call*
SBI*
Reksa Dana Pasar Uang
REPO*
Obligasi Korporasi / Pemerintah berjangka
waktu kurang dari 1 tahun
Jangka Pendek – Menengah
(8,85%)
1 s/d < 5 tahun Obligasi Korporasi*
Obligasi Pemerintah (SBN)*
Reksa Dana Pendapatan Tetap
Reksa Dana Terproteksi*
Medium Term Notes (MTN)*
Efek Beragun Aset (EBA)*
Reksa Dana Penyertaan Terbatas*
*sesuai dengan jatuh tempo instrumen
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PEDOMAN PENYUSUNAN SAA
23
Jangka Waktu Instrumen Investasi**)
Jangka Menengah - Panjang
(7,82%)
5 s/d < 10 tahun Obligasi Pemerintah (SBN)*
Reksa Dana Campuran
Jangka Panjang
(24,68%)
> 10 tahun Saham
Reksa Dana Saham
Penyertaan Langsung
Tanah dan bangunan
Dana Investasi Real Estat (DIRE)
Catatan :
* sesuai dengan jatuh tempo instrumen
** klasifikasi instrumen investasi diatas hanya didasarkan pada tujuan investasi yang
ingin dicapai, dapat berbeda dengan kebutuhan standar pencatatan akuntansi dana
pensiun. Klasifikasi ini disesuaikan dengan profil risiko dan imbal hasil yang
diharapkan dari masing – masing instrumen.
Klasifikasi instrumen investasi diatas dapat disesuaikan dengan profil dari dana pensiun
masing – masing serta kebutuhan untuk pemenuhan kewajiban.
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PEDOMAN PENYUSUNAN SAA
24
Selain menentukan horizon investasi, langkah penting lainnya adalah menentukan profil risiko dari portofolio.
7. Menentukan Toleransi Risiko
Toleransi risiko bagi Dana Pensiun dipengaruhi oleh beberapa komponen :
7.1. Kekuatan finansial dari Pendiri
Kesehatan keuangan Pendiri termasuk ukuran relatif aset dan kewajiban DP terhadap besarnya aset
pendiri
Semakin kuat kesehatan keuangan pendiri, maka seharusnya kemampuan mengambil toleransi risiko
investasi dapat semakin fleksibel.
7.2. Status Pendanaan
Semakin tinggi surplus pendanaan dana pensiun, maka toleransi risiko investasi yang diambil dapat
semakin tinggi.
7.3. Profil Risiko dari Pendiri
Pengurus Dana Pensiun harus dapat mengidentifikasi profil risiko Investasi dari masing-masing Pendiri
Dana Pensiun. Dari identifikasi profil risiko Pendiri, dapat diketahui apakah “risk averse” atau “risk
taker”.
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PEDOMAN PENYUSUNAN SAA
25
7.4. Skala Toleransi Risiko
Hasil identifikasi profil risiko Pendiri dapat bersifat :
Konservatif
Moderat Konservatif
Moderat
Moderat Agresif
Agresif
Profil Risiko Pendiri yang bersifat Konservatif dan Moderat Konservatif dapat
digolongkan sebagai “risk averse”, sedangkan yang Moderat Agresif dan Agresif
dapat digolongkan sebagai “risk taker”.
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
SAA YANG DISEPAKATI
26
8. SAA Yang Disepakati
Setelah SAA ditentukan melalui pemilihan pendekatan yang akan
digunakan, proses selanjutnya adalah :
Melakukan review bunga aktuaria* / teknis yang ditetapkan untuk
menyusun expected asset allocation
Mencapai kesepakatan antara stakeholder dana pensiun khususnya
pendiri, pengawas dan pengurus atas asumsi bunga teknis yang akan
digunakan untuk SAA yang telah disusun sesuai dengan profil risiko
dan time horizon investasi.
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
Keterangan: )* dilakukan oleh PPMP, untuk PPIP melakukan pemetaan Demografi
SAA YANG DISEPAKATI
27
Setelah terbentuk komposisi asset
allocation berdasarkan kebutuhan
likuiditas dari Dana Pensiun, maka
selanjutnya adalah dibandingkan dengan
expected asset allocation yang disusun
sebelumnya.
Apabila output alokasi aset antara
Expected Asset Allocation (berdasarkan
bunga teknis) dengan Asset Allocation
berdasarkan Likuiditas terdapat
perbedaan, maka perlu adanya
kesepakatan bersama untuk melakukan
review dan penyesuaian ulang terhadap
asumsi yang mendasari dalam
penyusunan Expected Asset Allocation,
contoh : penyesuaian bunga teknis /
aktuari yang ditetapkan atau diperlukan
adanya iuran tambahan dari pendiri.
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
SAA YANG DISEPAKATI
28
Contoh Usulan Untuk Memiliki Strategic Asset Allocation, Tactical Asset Allocation, dan
Performance Benchmark (1 dari 2)
Jenis Aset*
Kebijakan Investasi*
Arahan Investasi Strategic Allocation
Strategy
(Jangka Panjang)
Tactical Asset
Allocation
(Jangka Pendek)
Tolok Ukur KinerjaMin. Max.
Deposito
Berjangka 2% 100% 3% 3% - 5%
Rata-rata bulanan tingkat suku
bunga 5 bank pemerintah dan 5
bank swasta besar (Bloomberg)
Obligasi
Pemerintah 30% 100% 66% 60% - 75%Indeks Obligasi Pemerintah /
HSBC Bond Index / Bloomberg
20%Obligasi
Korporasi 0% 50% 18% - 22%Indeks Obligasi Korporasi
(IBPA)
Saham 0% 20% 7,5% 6% - 9%
Indeks Harga Saham
Gabungan / LQ45
* Jenis aset dan angka-angka dalam kebijakan investasi perlu disesuaikan dengan tujuan, kewajiban, serta profil risiko
masing-masing institusi
** Disusun berdasarkan pendekatan yang akan diadopsi (acturial, liquidity atau mean-variance)
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PROSES INVESTASI
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PEMILIHAN SAHAM
30
9. Pemilihan Saham
Fundamental Analysis
Metode analisa yang berdasarkan pada fundamental laporan keuangan suatu perusahaan. Teknis ini
menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian - kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung
memengaruhi kinerja keuangan perusahaan sehingga kita dapat menghitung target price dari suatu saham
Memperhatikan relative valuation saham terhadap historical dan peers-nya untuk mengetahui saham
tersebut overvalued atau undervalued
Memperhatikan dasa kriteria pemilihan Saham, yaitu :
1. Earning Predictability
2. Long Term Debt (LTD)
3. Return on Equity (ROE)
4. Return on Total Capital (ROTC)
5. Free Cash Flow
6. Market Capitalization & Daily Value
Transactions
7. PE-Band 3 Tahun
8. Market Cap Weight
9. Price Entry / Exit with PE-Band dan
Target Harga
Price Entry / Exit with PE-Band
Target Harga
10. Analisa Teknikal
Moving Average
Moving Average Convergence
Divergence (MACD)
Stochastic
Selain itu dalam kriteria pemilihan saham juga dilihat mengenai Good Corporate Governance yaitu rekam jejak dari
pemilik dan Direksi, apakah tergabung sebagai pengurus partai atau terafiliasi pada partai politik tertentu.
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
ABCD XYZA PQRS
ABDC XYAZ PQSR
ADBC YXAZ QPSR
Ilustrasi pemilihan berdasar
Dasa Kriteria Saham :
PROSES UMUM PEMBENTUKAN PORTOFOLIO SAHAM
31 Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PEMILIHAN OBLIGASI
32
10. Proses Pemilihan Obligasi
Memperhatikan kondisi ekonomi dan inflasi
Memperhatikan arah kebijakan moneter
Memperhatikan dinamic supply – demand
Memperhatikan valuasi relatif antar obligasi
Memperhatikan dampak siklus ekonomi terhadap sektor pada
korporasi (khusus untuk obligasi korporasi).
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PROSES UMUM PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OBLIGASI
33
Sumber : Buku Panduan Praktis Investasi Bagi Dana Pensiun
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
PENGUKURAN KINERJA (TOLOK UKUR)
Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016
ILUSTRASI EVALUASI KINERJA INVESTASI BERDASARKAN
TOLOK UKUR KINERJA PASAR (MARKET BENCHMARK) UNTUK SUATU JENIS ASET
35 Tim Bidang Investasi ADPI, November 2016