Top Banner

of 30

PEDOMAN PENGORGANISASIAN FARMASI

Jul 07, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/18/2019 PEDOMAN PENGORGANISASIAN FARMASI

    1/30

     

    BUKU PEDOMAN

    PENGORGANISASIAN FARMASI 

    RS PKU MUHAMMADIYAH

    2013 

  • 8/18/2019 PEDOMAN PENGORGANISASIAN FARMASI

    2/30

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum Wr Wb 

    Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia yang telah diberikan kepada

     penyusun, sehingga Buku Pedoman Pengorganisasian Farmasi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

    ini dapat selesai disusun.

    Buku pedoman ini merupakan panduan kerja bagi semua pihak yang terkait dengan Farmasi di

    Rumah Sakit PKU Muhammadiyah .

    Dalam pedoman pengorganisasian ini diuraikan tentang struktur organisasi, uraian jabatan,

    tata hubungan kerja dan laporan kerja. Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih atas bantuan

    semua pihak yang telah membantu dan menyelesaikan Pedoman Pengorganisasian Farmasi di Rumah

    Sakit PKU Muhammadiyah .

    Wassalamu’alaikum Wr Wb 

     ______________, Februari 2013

    Asisten Manajer Instalasi Farmasi RS PKU Muhammadiyah

    (nama terang)

  • 8/18/2019 PEDOMAN PENGORGANISASIAN FARMASI

    3/30

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ........................................................................................................

    DAFTAR ISI ......................................................................................................................

    Surat Keputusan Direktur ....................................................................................................

    BAB I PENDAHULUAN

    BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

    BAB III VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RS ...................................

    A. 

    Filosofi ....................................................................................................

    B. 

    Visi ........................................................................................................

    C. 

    Misi .........................................................................................................

    D. 

    Tujuan .....................................................................................................

    E.  Motto ......................................................................................................

    F.  Keyakinan dasar ......................................................................................

    G.   Nilai dasar ...............................................................................................

    H.  Paradigma ...............................................................................................

    BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT ..............................................

    BAB V VISI, MISI DAN TUJUAN INSTALASI FARMASI ....................................

    A. 

    Visi ..................................................................................................

    B. 

    Misi .................................................................................................C.  Tujuan .............................................................................................

    BAB VI STRUKTUR ORGANISASI FARMASI ........................................................

    BAB VII URAIAN JABATAN .....................................................................................

    A.  Tugas Pokok Kepala Instalasi Farmasi ...........................................

    B.  Peranan Apoteker Farmasi Rumah Sakit ........................................

    C.  Administrasi dan Pelaporan ............................................................

    D.  Panitia Farmasi dan Terapi .............................................................

    BAB VIII TATA HUBUNGAN KERJA ........................................................................

    BAB IX POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL ..........................

    A.  Grading (jenjan) Kualifikasi Tenaga Kefarmasian .........................

    B. 

    Penentuan Grading (jenjang) Kualifikasi .......................................

    BAB X PENGEMBANGAN FARMASI ....................................................................

    A.  Program Orientasi Dan Penempatan ...............................................

    B.  Program Pengembangan Staf ..........................................................

    C. 

    Pendidikan Dan Pelatihan ...............................................................

  • 8/18/2019 PEDOMAN PENGORGANISASIAN FARMASI

    4/30

    D. 

    Penelitian Dan Pengembangan .......................................................

    BAB XI RAPAT ...........................................................................................................

    A.  Pengertian .......................................................................................

    B.  Tujuan .............................................................................................

    C.  Kegiatan Rapat ................................................................................

    BAB XII PELAPORAN ................................................................................................

    A. 

    Pengertian .......................................................................................

    B. 

    Jenis laporan ....................................................................................

  • 8/18/2019 PEDOMAN PENGORGANISASIAN FARMASI

    5/30

    SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR

    RS PKU MUHAMMADIYAH

    Nomor : . . . . . . . . . . . . . . .

    Tentang

    PEMBERLAKUAN BUKU PEDOMAN PENGORGANISASIAN FARMASI

    RS PKU MUHAMMADIYAH

    Direktur RS PKU Muhammadiyah

    Menimbang : a.  Bahwa sebagai institusi yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan

    RS PKU Muhammadiyah harus mampu meningkatkan pelayanan yang

    lebih bermutu dan mampu mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

    setingi-tinginya, sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan.

     b.  Bahwa untuk meningkatkan mutu di Instalasi Farmasi RS PKU

    Muhammadiyah yang merupakan bagian dari unit penunjang pelayanan

    di RS PKU Muhammadiyah harus mempunyai buku pedoman

     pelayanan sebagai pedoman pelayanan kefarmasian di RS PKUMuhammadiyah .

    c. 

    Bahwa sehubungan hal-hal tersebut diatas perlu diatur dan ditetapkan

    dalam surat keputusan Direktur RS PKU Muhammadiyah

    Mengingat : Surat Keputusan PP Muhammadiyah No: ............. tanggal ............. tentang

    Penetapan Direktur dan Direktur bidang RS PKU Muhammadiyah masa

     jabatan .........

    Memperhatikan : 1. 

    UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

    2. 

    UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

    3. 

    UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

    4. 

    Surat Keputusan MenKes RI Nomor 1197/MenKes/SK/X2004 tentangStandar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit

    M E M U T U S K A N

    Menetapkan : PEMBERLAKUAN BUKU PEDOMAN PELAYANAN FARMASI PKU

    MUHAMMADIYAH

    Pertama : Meberlakukan buku pedoman pelayanan farmasi RS PKU Muhammadiyah

    sebagai pedoman pelaksanaan pelayanan kefarmasian di RS PKU

    Muhammadiyah .

    Kedua : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabiladikemudian hari ternyata terdapat hal-hal yang perlu penyempurnaan akan

    diadakan perbaikan dan penyesuaian sebagaimana mestinya.

    Ditetapkan di :

    Pada Tanggal :

    ----------------------------------

    Direktur

    (.................................)

     NBM. ..............

  • 8/18/2019 PEDOMAN PENGORGANISASIAN FARMASI

    6/30

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Rumah Sakit menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

     No.983/Menkes/SK/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum adalah rumah

    sakit yang memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar, spesialis, dan subspesialis

    yang mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil

    guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara

    terpadu dan serasi dengan peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan

    (Departemen Kesehatan RI, 1992). Fungsi rumah sakit sebagai penyedia layanan kesehatan

    agar dapat berjalan optimal maka perlu dilengkapi dengan fasilitas yang memadai.

    Menurut Keputusan Mentri Kesehatan No. 1197/Menkes/SK/X/2004 pelayanan

    farmasi disebutkan bahwa Kepala Instalasi Farmasi harus terlibat dalam perencanaan

    manajemen dan penentuan anggaran serta penggunaan sumber daya. Pelayanan farmasi diatur

    dan dikelola demi terciptanya tujuan pelayanan dalam instalasi farmasi di rumah sakit.

    Instalasi farmasi rumah sakit dipimpin oleh seorang apoteker. Pelayanan farmasi

    diselenggarakan dan dikelola oleh apoteker yang mempunyai pengalaman minimal dua tahun

    di bagian farmasi rumah sakit.

  • 8/18/2019 PEDOMAN PENGORGANISASIAN FARMASI

    7/30

    BAB II

    GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

    RS PKU Muhammadiyah adalah rumah sakit yang berada di ………., dengan jumlah tempat

    tidur sebanyak 50 buah dan diharapkan memenuhi persyaratan untuk kelas D. Adapun

     pelayanan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

    1.  Pelayanan rawat jalan

    2. 

    Pelayanan rawat inap

    3.  Pelayanan IGD

    4.  Pelayanan kamar operasi

    5.  Pelayanan farmasi

    6.  Pelayanan laboratorium

    7.  Pelayanan radiologi

    8. 

    Pelayanan fisioterapi

    9.  Pelayanan gizi

    10. Pelayanan bina ruhani Islam

    11. Pelayanan kebidanan dan penyakit kandungan

    12. Pelayanan penyakit dalam

    13. 

    Pelayanan penyakit anak

    14. Pelayanan bedah

    15. Pelayanan sub spesialistik paru

    16. Pelayanan ortopedi

    17. Pelayanan kesehatan masyarakat

    18. Pelayanan tata usaha

    19. Pelayanan keuangan

    20. 

    Pelayanan rumah tangga

    21. Pelayanan IBD

  • 8/18/2019 PEDOMAN PENGORGANISASIAN FARMASI

    8/30

    BAB III

    VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI

    DAN TUJUAN RUMAH SAKIT

    A.  Filosofi

    Setiap amal usaha Muhammadiyah bidang kesehatan harus mempunyai filosofi bahwa

     penyelenggaraan rumah sakit sebagai dasar perwujudan iman kepada Allah SWT,

     berupa amal sholeh dan sebagai sarana tempat untuk beribadah kepada Allah SWT.

    B.  Visi

    Setiap amal usaha Muhammadiyah harus mempunyai visi yang tidak lepas dari visi

     persyarikatan Muhammadiyah yaitu sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang

    kegiatan dakwah Islamiyah. Oleh karena itu harus mengandung minimal dua unsur yaitu

    upaya pelayanan kesehatan yang profesional dan upaya kesehatan yang mencerminkan

    nilai nilai Islam. Kuncinya adalah profesional dan Islami. Oleh Karena itu visi RS PKU

    Muhammadiyah adalah: “Terwujudnya RS PKU Muhammadiyah sebagai I ntegrated

    Hospital , yang melakukan pelayanan dakwah dibidang kesehatan”.

    C. 

    Misi

    Misi adalah jalan menuju visi. Terkait dengan misi Persyarikatan Muhammadiyah maka

    misi rumah sakit harus mengandung unsur: menjadikan amal usaha Muhammadiyah

    sebagai sarana ibadah, amar makruf nahi munkar, juga menjadikan amal usaha

    Muhammadiyah sebagai tempat upaya kesehatan kepada kaum dhu’afa dan mendukung

     pengembangan dakwah berjama’ah.

    Misi RS PKU Muhammadiyah adalah:

    1. 

    Mendidik masyarakat untuk hidup sehat.

    2.  Bekerjasama dengan semua pihak untuk mewujudkan masyarakat yang sehat.

    3.  Memberikan layanan Kesehatan masyarakat yang terintegrasi :

    a.  Spiritual.

    b.   Education.

    c.   Health.

    d.  Green.

    e. 

     Hospitality.

    4.  Menciptakan kinerja yang Profesional, Efektif dan Efisien.

  • 8/18/2019 PEDOMAN PENGORGANISASIAN FARMASI

    9/30

    5. 

    Mewujudkan RS PKU Muhammadiyah sebagai Green Hospital .

    D.  Tujuan

    Tujuan dari amal usaha Muhammdiyah bidan gkesehatan adalah meningkatkan derajat

    kesehatan asyarakat agar mampu menikmati kesejahteraan hidup lebih sempurna dengan

    diwujudkan sebagai lebih giat dalam beribadah, optimal dalam melakukan pekerjaan dan

    kehidupan berkeluarga yang sakinah, mawaddah wa rohmah.

    Tujuan RS PKU Muhammadiyah adalah sebagai berikut:

    1.  Melaksanakan Dakwah Islamiah dibidang Kesehatan.

    2.  Dengan mewujudkan derajad Kesehatan yang setinggi-tingginya bagi semua lapisan

    masyarakat.

    E.  Motto

    Motto amal usaha Muhammadiyah bidang kesehatan bermuara pada suatu kualitas kerja

    yang keras, cerdas dan ikhlas. Dengan berlandasan motto yang ikhlas maka tercipta

    keunggulan bersaing yang tinggi.

    Motto RS PKU Muhammadiyah adalah sebagia berikut IKHLAS dengan kepanjangan

    dari:

    I –  Integrasi

    K –  Komitmen

    H –  Holistik

    L –  Legal

    A –  Aman

    S –  Spiritual

    F. 

    Keyakinan Dasar

    Keyakinan dasar adalah kombinasi antara prinsip dan semangat dimana prinsip adalah

    memuat logika yang diperlukan untuk menjalankan prioritas sedang semangat adalah

    daya dorong untuk mewujudkan prioritas yang sulit.

    1.  Yang Hidup pasti mati, dan manusia akan dibangkitkan kembali untuk dinilai

    amalnya selama di dunia

    2.  Setiap yg mati akan dimintai pertanggungjawaban

    3. 

    Setiap diri adalah pemimpin

    4.  Setiap amal baik dan buruk walau sebesar biji zarahpun tercatat

  • 8/18/2019 PEDOMAN PENGORGANISASIAN FARMASI

    10/30

  • 8/18/2019 PEDOMAN PENGORGANISASIAN FARMASI

    11/30

    9. 

    Akreditasi / ISO /JCI

    10.  Networking

    11. Learning organization

    Rangkaian ketiganya yakni antara keyakinan dasar, nilai dasar dan paradigma

    inilah yang disebut mindset, yang mendasari perilaku seseorang.

    Perilaku harus dibingkai dengan sistem supaya bisa sama antara satu orang dengan

    orang yang lain. Sistem yang bisa dibangun adalah sistem pengukuran, reward,

    operasional, organisasi, dan informasi, semuanya didahului oleh perencanaan stratejik.

    1.  Standar input untuk insan bersumber daya

    a.  Tabligh

     b.  Ikhlas

    c.  Amanah

    d.  Penyantun

    e. 

    Rendah hati

    f.  Sabar

    g.  Ramah

    h.  Tegas

    i.  Patuh

     j. 

    Bersih

    k.  Bertanggung jawab

    l.  Disiplin

    m.  Kompeten

    2.  Standar proses pelayanan

    a.  Kerjasama

     b.  Musyawarah

    c. 

    Kehati –  hatian

    d.  Dinamis

    e.  Inovatif

    f.  Transparan

    g.  Adil

    h.  Istiqomah

    i.  Tertib

    3. 

    Standar output

    a.  Kepuasan pelanggan/stakeholder

  • 8/18/2019 PEDOMAN PENGORGANISASIAN FARMASI

    12/30

     b. 

    Berkesinambungan

    c.  Konsisten

    d.  Perkembangan organisasi

    e.  Peduli lingkungan

    f. 

    Tabsyir (menggembirakan)

    g.  Outcome klinik yang maksimal

    h.  Penilaian kinerja berdasar balanced score card

  • 8/18/2019 PEDOMAN PENGORGANISASIAN FARMASI

    13/30

    BAB IV

    STRUKTUR ORGANISASI RS

  • 8/18/2019 PEDOMAN PENGORGANISASIAN FARMASI

    14/30

    BAB V

    VISI, MISI DAN TUJUAN INSTALASI FARMASI

    A.  Visi

    Visi pelayanan farmasi adalah terwujudnya pelayanan farmasi yang terdepan dalam

     pelayanan, informasi dan pengetahuan kefarmasian, professional secara terintegrasi

    dengan mengutamakan kepentingan pasien, dalam rangka dakwah dalam bidang

    kefarmasian.

    B.  Misi

    Misi pelayanan farmasi adalah sebagai berikut:

    1.  Menjamin ketersediaan perbekalan farmasi yang berkualitas, terjangkau, dirancang

    memenuhi kebutuhan pasien dan pelanggan.

    2. 

    Memberikan pelayanan yang ikhlas, professional Islami, sesuai standar mutu yang

    ditetapkan

    3.  Mengembangkan spiritualitas, profesionalitas, dengan berlandaskan nilai-nilai dasar

    dan kepercayaan dasar insan bersumber daya sehingga puas dan dapat memuaskan

     pelanggan.

    4. 

    Mengelola farmasi yang didukung oleh organisasi, finansial, dan insan bersumber

    daya berbasis teknologi update dengan system informasi manajemen yang handal.

    C.  Tujuan

    Tujuan dari pelayanan farmasi adalah sebagai berikut:

    1.  Memberikan pelayanan pengobatan rasional Islami pada pelanggan dari aspek klinis,

    efektif secara farmakoterapi, ekonomis, dan kemanusiaan.

    2. 

    Menjamin keselamatan pasien terkait obat

    3.  Menjamin finansial return yang memadai sehingga rumah sakit dapat hidup dan

     berkembang.

    4.  Menyelenggarakan green farmasi dengan peduli pada lingkungan

  • 8/18/2019 PEDOMAN PENGORGANISASIAN FARMASI

    15/30

    BAB VI

    STRUKTUR ORGANISASI FARMASI

    Bagan organisasi menggambarkan tentang pembagian tugas, koordinasi dan

    kewenangan serta fungsi setiap jabatan. Bagan Organisasi Instalasi Farmasi ditetapkan oleh

    Badan Pengurus Harian RS PKU Muhammadiyah melalui proses evaluasi, analisa dan telaah

    dengan mempertimbangkan peningkatan mutu pelayanan dan mengantisipasi perubahan

    standar pelayanan kefarmasian baik nasional maupun internasional. 

    Instalasi Farmasi dipimpin oleh seorang Apoteker dan dibantu oleh beberapa Kepala

    Urusan dengan kualifikasi pendidikan dan kompetensi yang ditetapkan oleh Rumah Sakit.

    Direktur

    Manajer

    Pelayanan

    Kesehatan

     Asisten Manajer

    Farmasi

    Kordinator

    Gudang

    Kordinator

    Pelayanan

    Farmasi

    Komite Apoteker 

  • 8/18/2019 PEDOMAN PENGORGANISASIAN FARMASI

    16/30

    BAB VII

    URAIAN JABATAN

    A.  Tugas Pokok Kepala Instalasi Farmasi

    1. 

    Sebagai manajer : membuat dan menyusun prosedur tetap untuk masing-masing

     pelayanan, mengelola obat, mengelola sumber daya (resources) di Apotik secara

    efektif dan efisien, mengelola peralatan dan uang yagn ada di Apotik.

    2. 

    Sebagai Pelayan Resep melakukan : Skrining / pembacaan resep : seperti Nama

    dokter, alamat, SIP, Tanggal penulisan, paraf / tanda tangan, dll.

    3.  Sebagai tenaga Promosi dan Edukasi, melakukan : Swa medikasi (dengan

    medication record ), Penyebaran brosur, poster tentang kesehatan.

    4.  Sebagai tenaga Pelayanan Residensi (home care) : Untuk penyakit kronis (dengan

    medication record ).

    B.  Peranan Apoteker Farmasi Rumah Sakit

    1.  Peranan Dalam Manajemen Farmasi Rumah Sakit 

    Apoteker sebagai pimpinan Farmasi Rumah Sakit harus mampu mengelola Farmasi

    Rumah Sakit secara keseluruhan dan bertanggung jawab dalam administrasi,

    manajemen perencanaan serta kebijakan Farmasi Rumah Sakit secara terpadu,

    anggaran biaya, kontrol persediaan, pemeliharaan catatan dan pembuatanlaporan

    untuk pimpinan Rumah Sakit. 

    2.  Peranan Dalam Pengadaan Perbekalan Farmasi 

    Perencanaan pengadaan kebutuhan perbekalan Farmasi memerlukan kajian yang

    cermat, tepat dan teliti berdasarkan pada stok yang ada serta dilakukan pengkajian

    obat yang akan diadakan sesuai dengan Formularium. Apoteker harus mempunyai

    kemampuan administrasi dan manajerial dalam mengelola data kebutuhan obat yang

    kemudian diterapkan ke dalam rencana operasional yang digunakan dalam anggaran

    serta berkonsultasi dengan Panitia Farmasi dan Terapi. 

    3.  Peranan dalam Penyimpanan Obat 

    Pengaturan obat langsung di bawah pengawasan dan tanggung jawab Instalasi

    Farmasi Rumah Sakit. Hal ini perlu karena pentingnya pengaturan dan pengendalian

    stok dan untuk mempersiapkan laporan dibuat pola sistem dan prosedur kerja serta

    administrasi yang sesuai dan memenuhi syarat.

  • 8/18/2019 PEDOMAN PENGORGANISASIAN FARMASI

    17/30

    4. 

    Peranan Dalam Distribusi Obat 

    Distribusi obat untuk pasien rawat jalan dan rawat inap dilaksanakan oleh

    Apotek Farmasi Rumah Sakit 

    5.  Peranan Dalam Kontrol Kualitas Obat 

    Apoteker melakukan kontrol kualitas obat galenika, analitik, biologis, mikrobiologis,

    fisika dan kimia. 

    6.  Peranan Sebagai Pusat Informasi Obat 

    a. 

    Memberikan informasi mengenai obat bagi yang memerlukannya. 

     b.  Mengevaluasi dan membandingkan obat-obatan yang tergolong dalam satu

    kelompok farmakologis. 

    c.  Membantu para dokter dalam pemilihan obat yang aman dan efektif. 

    d.  Mendidik tenaga paramedis. 

    7.  Peranan Dalam Komunikasi –  Informasi –  Edukasi 

    8. 

    Peranan Dalam Farmasi dan Terapi Serta Penerbitan Formularium 

    9.  Peranan Dalam Pendidikan dan Penelitian 

    10. Peranan Dalam Kontrol Keracunan 

    C.  Administrasi dan Pelaporan

    Administrasi dilakukan oleh tenaga administrasi, meliputi administrasi kegiatan

     pelayanan, administrasi perbekalan farmasi, administrasi keuangan dan administrasi

     penghapusan.

    Pelaporan adalah pendataan kegiatan dan evaluasi mutu yang dilakukan setiap

     bulan oleh kepala urusan dan dilaporkan kepada Kepala Instalasi untuk diadministrasi,

    diolah dan dianalisa. Hasil analisa berupa informasi manajemen yang disajikan kepada

     pihak yang berkepentingan dan sebagai umpan balik untuk meningkatkan mutu

     pelayanan.

    Laporan rutin yang harus dibuat setiap bulannya, yang meliputi:

    1.  Laporan penggunaan obat narkotika dan psikotropika

    2.  Laporan jumlah lembar resep, dan lembar resep generik  

    3.  Kejadian tidak dikehendaki (KTD) dan kejadian nyaris cidera (KNC) 

    4.  Mutu pelayanan sesuai dengan sasaran mutu yang ditetapkan. 

  • 8/18/2019 PEDOMAN PENGORGANISASIAN FARMASI

    18/30

    D.  Panitia Farmasi Dan Terapi

    Panitia Farmasi dan Terapi adalah organisasi yang  mewakili hubungan komunikasi

    antara para staf medis dengan staf farmasi, sehingga anggotanya terdiri dari  dokter yang

    mewakili spesialisasi-spesialisasi yang ada di  rumah sakit dan apoteker wakil dari

    Farmasi Rumah Sakit, serta tenaga kesehatan lainnya. 

    1.  Tujuan :

    a.  Menerbitkan kebijakan-kebijakan mengenai pemilihan obat, penggunaan obat

    serta evaluasinya

     b.  Melengkapi staf profesional di bidang kesehatan dengan pengetahuan terbaru

    yang berhubungan dengan obat dan penggunaan obat sesuai dengan kebutuhan.

    2.  Tugas, wewenang dan tanggung jawab

    a.  Membantu pimpinan rumah sakit untuk meningkatkan pengelolaan dan

     penggunaan obat secara rasional.

     b. 

    Menyusun tata laksana penggunaan formularium sebagai pedoman terapi

    dirumah sakit.

    c.  Memantau dan menganalisis kerasionalan penggunaan obat di rumah sakit.

    d.  Melakukan analisis untung rugi dan analisis biaya penggunaan obat dan alat

    kesehatan di rumah sakit.

    e. 

    Memperbaharui isi formularium sesuai dengan kemajuan ilmu kedokteran.

    f.  Mengkoordinasi pelaksanaan uji klinis dan pemantauan efek samping obat.

    g.  Mengadakan hubungan dengan komite lain yang sejenis baik secara horizontal

    maupun vertikal untuk melakukan kerjasama dalam rangka peningkatan mutu

     pelayanan obat di rumah sakit.

    h.  Menampung, memberi saran dan ikut memecahkan masalah dalam pengelolaan

    obat di rumah sakit.

    3. 

    Organisasi dan Kegiatan

    a.  Panitia Farmasi dan Terapi harus sekurang-kurangnya terdiri dari 3 (tiga)

    Dokter, Apoteker dan Perawat. Untuk Rumah Sakit yang besar tenaga dokter

     bisa lebih dari 3 (tiga) orang yang mewakili semua staf medis fungsional yang

    ada.

     b.  Ketua Panitia Farmasi dan Terapi dipilih dari dokter yang ada di dalam

    kepanitiaan dan jika rumah sakit tersebut mempunyai ahli farmakologi klinik,

    maka sebagai ketua adalah Farmakologi. Sekretarisnya adalah Apoteker dari

    instalasi farmasi atau apoteker yang ditunjuk.

  • 8/18/2019 PEDOMAN PENGORGANISASIAN FARMASI

    19/30

    c. 

    Panitia Farmasi dan Terapi harus mengadakan rapat secara teratur, sedikitnya 2

    (dua) bulan sekali dan untuk rumah sakit besar rapatnya diadakan sebulan

    sekali. Rapat Panitia Farmasi dan Terapi dapat mengundang pakar-pakar dari

    dalam maupun dari luar rumah sakit yang dapat memberikan masukan bagi

     pengelolaan Panitia Farmasi dan Terapi.

     b.  Segala sesuatu yang berhubungan dengan rapat PFT (Panitia Farmasi dan

    Terapi) diatur oleh sekretaris, termasuk persiapan dari hasil-hasil rapat.

    c. 

    Membina hubungan kerja dengan panitia di dalam rumah sakit yang sasarannya

     berhubungan dengan penggunaan obat.

    4.  Kewajiban Panitia Farmasi dan Terapi

    a.  Memberikan rekomendasi pada Pimpinan rumah sakit untuk mencapai budaya

     pengelolaan dan  penggunaan obat secara rasional 

     b.  Mengkoordinir pembuatan pedoman diagnosis  dan terapi, formularium rumah

    sakit, pedoman  penggunaan antibiotika dan lain-lain 

    c.  Melaksanakan pendidikan dalam bidang   pengelolaan dan penggunaan obat

    terhadap  pihak-pihak yang terkait 

    d.  Melaksanakan pengkajian pengelolaan dan  penggunaan obat dan memberikan

    umpan balik  atas hasil pengkajian tersebut 

    5. 

    Peran Apoteker dalam Panitia Farmasi dan Terapi

    Peran apoteker dalam panitia ini sangat strategis dan penting karena semua

    kebijakan dan peraturan dalam mengelola dan menggunakan obat di seluruh unit di

    rumah sakit ditentukan dalam panitia ini. Agar dapat mengemban tugasnya secara

     baik dan benar, para apoteker harus secara mendasar dan mendalam dibekali dengan

    ilmu-ilmu farmakologi, farmakologi klinik, farmakoepidemologi, dan

    farmakoekonomi disamping ilmu-ilmu lain yang sangat dibutuhkan untuk

    memperlancar hubungan profesionalnya dengan para petugas kesehatan lain di

    rumah sakit.

  • 8/18/2019 PEDOMAN PENGORGANISASIAN FARMASI

    20/30

    BAB VIII

    TATA HUBUNGAN KERJA

    PEMASOK PELANGGAN KEUANGAN

    PENGADAAN

     - FARMASI

    - GIZI

    - RUMAH TANGGA

    PSRS

    REKAM MEDIK

    FARMASI RUMAH

    SAKIT-

     APOTEKER

    GIZI

     AHLI GIZI

    MEDIK

    KEPERAWATAN

    LABORATORIUM

    PATOLOGI

    KLINIK

    RADIOLOGI

    RADIOLOG

    FISOTERAPI

    FISIOTERAPIS

    PELAYANAN

    RAWAT JALAN

    IGD

    PELAYANAN

    RAWAT INAP

    KAMAR OPERASI

    HOME

    CARE

    IBD INFORMASI PEMASARAN   ADMINISTRASI

    PERKANTORAN

    BINA RUHANI

    ISLAM

     

  • 8/18/2019 PEDOMAN PENGORGANISASIAN FARMASI

    21/30

    BAB IX

    POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

    A.  Grading (jenjang) Kualifikasi Tenaga Kefarmasian

    Kelompok  grading (jenjang) kualifikasi ditentukan berdasarkan urutan yang telah

    ditentukan sebagai berikut: 

    CORP

    GRADESkor div. APOTEKER

    14

    4500 0

    A4

    APOTEKER UTAMA

    (Mastery)

    13

    4100 400

    A3

    APOTEKER MADYA

    (Expert)

    12

    3700 400

    A2

    APOTEKER MUDA

    (Competence)

    11

    3300 400

    A1

    APOTEKER

    PERTAMA (Profession)

    TENAGA TEKHNIS

    KEFARMASIAN

    10

    2000 1300

    TTK3

    TTK. MAHIR

    (Competence)

    9

    1700 300

    TTK2

    TTK. LANJUTAN

    (Profession)

    8

    1400 300

    TTK1

    TTK. PEMULA

    (Basic)

    Keterangan:

    A = Apoteker

    TTK = Tenaga Tekhnis Kefarmasian (AA/D3 Farmasi)

    div. = diverensiasi skor / perbedaan skor tiap jenjang kualifikasi atas dengan jenjang

    satu tingkat dibawahnya.

    B.  Penentuan Grading (jenjang) Kualifikasi

    Aturan penentuan jenjang kualifikasi adalah tata cara memposisikan Tenaga

    Kefarmasian (Apoteker dan Tenaga Tekhnis Kefarmasian) untuk berada dalam jenjang

    kualifikasi yang telah ditetapkan.

  • 8/18/2019 PEDOMAN PENGORGANISASIAN FARMASI

    22/30

    Aturan ini dibuat untuk menjaga nilai obyektifitas dan penghargaan terhadap

    keahlian yang dimiliki oleh masing-masing Tenaga Kefarmasian (Apoteker dan Tenaga

    Tekhnis Kefarmasian) yang ada di Rumah Sakit Korsma. Aturan tersebut sebagaimana

     berikut: 

    1. 

    Jenjang kualifikasi Tenaga Kefarmasian (Apoteker dan Tenaga Tekhnis Kefarmasian)

    hanya berlaku bagi mereka yang telah memenuhi persyaratan berdasarkan hasil

    evaluasi yang telah dilakukan.

    2. 

    Penempatan jenjang kualifikasi seorang Tenaga Kefarmasian (Apoteker dan Tenaga

    Tekhnis Kefarmasian) ditentukan oleh Satuan Kerja (satker) yaitu Kepala Instalasi

    Farmasi dengan dasar pertimbangan masukan dari anggota tim penilai internal.

  • 8/18/2019 PEDOMAN PENGORGANISASIAN FARMASI

    23/30

    BAB X

    PENGEMBANGAN FARMASI

    A.  Program Orientasi Dan Penempatan

    Program orientasi untuk karyawan baru di Instalasi Farmasi dilakukan selama 1

    (satu) minggu di setiap jenis pelayanan yaitu pelayanan rawat jalan dan pelayanan rawat

    inap dan waktu pelayanan pagi (shift pagi). Setelah menjalani masa orientasi, karyawan

     baru akan ditempatkan sesuai dengan kebutuhan. Orientasi juga diberlakukan untuk

    karyawan dimutasi dan dievaluasi kinerjanya.

    B.  Program Pengembangan Staf

    Setiap karyawan harus mengikuti pendidikan dan pelatihan berkelanjutan baik

    yang diselenggarakan internal Rumah Sakit maupun external sesuai dengan kompetensi

    yang diharapkan, sedikitnya 1 kali dalam setahun. Bersama dengan bagian Pendidikan

    dan Pelatihan Rumah Sakit, Kepala Instalasi Farmasi merencanakan program

     pengembangan SDI. 

    1.  Apoteker harus memberikan masukan kepada pimpinan dalam menyusun program

     pengembangan staf.

    2. 

    Staf yang baru mengikuti program orientasi sehingga mengetahui tugas dan

    tanggung jawab.

    3.  Adanya mekanisme untuk mengetahui kebutuhan pendidikan bagi staf.

    4.  Setiap staf diberikan kesempatan yang sama untuk mengikuti pelatihan dan program

     pendidikan berkelanjutan.

    5.  Staf harus secara aktif dibantu untuk mengikuti program yang diadakan oleh

    organisasi profesi, perkumpulan dan institusi terkait.

    6. 

    Penyelenggaraan pendidikan dan penyuluhan meliputi :

    a.  Penggunaan obat dan penerapannya

     b.  Pendidikan berkelanjutan bagi staf farmasi

    c.  Praktikum farmasi bagi siswa farmasi dan pasca sarjana farmasi

    C.  Pendidikan Dan Pelatihan

    Pendidikan dan pelatihan adalah suatu proses atau upaya  peningkatan pengetahuan

    dan pemahaman di bidang kefarmasian atau bidang yang berkaitan dengan kefarmasian  

    secara kesinambungan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan

  • 8/18/2019 PEDOMAN PENGORGANISASIAN FARMASI

    24/30

    di bidang kefarmasian.  Pendidikan dan Pelatihan merupakan kegiatan pengembangan 

    sumber daya manusia Instalasi Farmasi Rumah Sakit untuk  meningkatkan potensi dan

     produktifitasnya secara optimal, serta  melakukan pendidikan dan pelatihan bagi calon

    tenaga farmasi  untuk mendapatkan wawasan, pengetahuan dan keterampilan di  bidang

    farmasi rumah sakit.

    1.  Tujuan

    a.  Tujuan Umum :

    1) 

    Mempersiapkan sumber daya manusia Farmasi untuk dapat melaksanakan

    rencana strategi Instalasi farmasi di waktu mendatang.

    2)  Menghasilkan calon Apoteker, Ahli Madya Farmasi, Asisten Apoteker yang

    dapat menampilkan potensi dan produktifitasnya secara optimal di bidang

    kefarmasian.

     b.  Tujuan Khusus :

    1) 

    Meningkatkan pemahaman tentang farmasi rumah sakit

    2)  Memahami tentang pelayanan farmasi klinik

    3)  Meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan kemampuan di bidang

    kefarmasian.

    2.  Ruang Lingkup Kegiatan

    a. 

    Pendidikan formal

     b.  Pendidikan berkelanjutan (internal dan eksternal)

    c.  Pelatihan

    d.  Pertemuan ilmiah (seminar, simposium)

    e.  Studi banding

    f.  Praktek kerja lapangan

    D. 

    Penelitian Dan Pengembangan

    1.  Penelitian

    Penelitian yang dilakukan apoteker di rumah sakit yaitu : 

    a.  Penelitian farmasetik, termasuk pengembangan dan menguji bentuk sediaan

     baru. Formulasi, metode pemberian (konsumsi) dan sistem pelepasan obat

    dalam tubuh ( Drug Released System). 

     b.  Berperan dalam penelitian klinis yang diadakan oleh praktisi klinis, terutama

    dalam karakterisasi terapetik, evaluasi, pembandingan hasil Outcomes dari

    terapi obat dan regimen pengobatan.

  • 8/18/2019 PEDOMAN PENGORGANISASIAN FARMASI

    25/30

    c. 

    Penelitian dan pengembangan pelayanan kesehatan, termasuk penelitian

     perilaku dan sosioekonomi seperti penelitian tentang biaya keuntungan (cost-

    benefit ) dalam pelayanan farmasi.

    d.  Penelitian operasional (operation research)  seperti studi waktu, gerakan dan

    evaluasi program dan pelayanan farmasi yang baru dan yang ada sekarang.

    2.  Pengembangan

    Instalasi Farmasi Rumah Sakit di rumah sakit agar mulai meningkatkan  mutu

     perbekalan farmasi dan obat-obatan yang diproduksi  serta mengembangkan dan

    melaksanakan praktek farmasi  klinik.  Pimpinan dan Apoteker Instalasi Farmasi

    Rumah Sakit harus  berjuang, bekerja keras dan berkomunikasi efektif dengan semua

     pihak agar pengembangan fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang baru itu dapat

    diterima oleh pimpinan dan staf  medik rumah sakit. 

  • 8/18/2019 PEDOMAN PENGORGANISASIAN FARMASI

    26/30

    BAB XI

    RAPAT

    A.  Pengertian

    Rapat merupakan suatu pertemuan yang terdiri dari beberapa orang yang memiliki

    kepentingan dan tujuan yang sama untuk membicarakan atau memecahkan suatu masalah

    tertentu.

    B.  Tujuan

    1.  Tujuan Umum

    Dapat membantu terselenggaranya program kerja panitia Farmasi yang ada di RS

    PKU Muhammadiyah

    2.  Tujuan Khusus

    a. 

    Dapat menggali segala permasalahan yang terkait dengan program kerja panitia

    Farmasi di unit pelayanan Farmasi

     b.  Dapat mencari jalan keluar atau pemecahan permasalahan yang terkait dengan

     program kerja panitia Farmasi guna peningkatan mutu pelayanan rumah sakit.

    C. 

    Kegiatan Rapat

    Rapat yang dilakukan berkala terdiri dari :

    1. Rapat Rutin

    2. Rapat Insidentil

    Rapat Rutin diselenggarakan pada :

    Waktu : Setiap Kamis ke dua setiap bulan

    Jam : 12.00 - selesai

    Tempat : Ruang Rapat Unit Kerja

    Peserta : Kepala Bagian, Kepala Urusan, Supervisor, Pelaksana yang tidak

     bertugas.

    Materi : = Evaluasi kinerja mutu

    = Masalah dan pemecahannya

    = Evaluasi dan rekomendasi

  • 8/18/2019 PEDOMAN PENGORGANISASIAN FARMASI

    27/30

    Rapat Insidentil diselenggarakan sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal yang

     perlu dibahas segera.

  • 8/18/2019 PEDOMAN PENGORGANISASIAN FARMASI

    28/30

    BAB XII

    PELAPORAN

    A.  Pengertian

    Pelaporan merupakan system atau metode yang dilakukan untuk melaporkan segala

     bentuk kegiatan yang ada terkait dengan program kerja instalasi farmasi di Rumah Sakit

    PKU Muhammadiyah .

    B.  Jenis Laporan

    1.  Manajemen

    a.  Laporan kartu stock barang per barang

     b.  Laporan pemakaian obat menurut analisis ABC

    c.  Laporan stok dan nilai stok barang keseluruhan

    d. 

    Laporan Turn Over Ratio (TOR)

    e.  Laporan fast moving dan slow moving (obat yang tidak dipakai sampai 1 bulan)

    f.  Laporan riwayat pemakaian PF per pasien per pereode dengan nilai

    g.  Laporan stok dan nilainya semua PF. Harga satuan sama dengan harga:

    -  Moving average=harga rata-rata tertimbang=semua harga yang ada dari

    waktu ke waktu di rata-rata

    -  Harga FIFO ( first in first out ) memperlihatkan harga PF sesuai barang yang

    masih ada

    h.  Laporan stok dan nilainya per macam sediaan farmasi

    i.  Laporan stok dan nilainya per macam perbekalan farmasi

     j. 

    Laporan pemakaian PF dan nilainya per unit

    k. 

    Waiting time dispensing

    l. 

    Laporan stok dan nilainya PF per unit

    2.  Klinis

    a.  Laporan statistik R/, jumlah lembar dan jumlah R/ per lembar

     b.  Laporan riwayat obat per pasien

    c. 

    Laporan pemakaian narkotik DEPKES

    d.  Laporan pemakaian psikotropik DEPKES

    e. 

    Laporan pemakaian obat dengan kriteria atribut informasi obat

  • 8/18/2019 PEDOMAN PENGORGANISASIAN FARMASI

    29/30

    f. 

    Pharmaceutical care practice record (patient drug profile)

    g.  Laporan jumlah pasien yang mengalami efek samping obat

    h.  Laporan bentuk efek samping obat yang terjadi

    i.  Laporan pasien yang mengalami interaksi obat

     j. 

    Laporan pemakaian obat menurut formularium dan non formularium

    k.  Laporan pemakaian obat menurut generik dan non generik

    l.  Laporan resep yang tidak lengkap atau syah per waktu tertentu

    m. 

    Laporan macam obat dalam permintaan resep yang dilayani

    n.  Laporan macam obat yang tidak terlayani

    o.  Laporan pemakaian obat menurut peraturan perundang-undangan

    3.  Keuangan 

    a.  Laporan pembelian per bulan, tahun, waktu tertentu

     b. 

    Laporan pembelian dari selain pemasok (nempil)

    c.  Laporan nilai retur

    d.  Laporan nilai retur yang kembali

    e.  Laporan faktur yang sudah dilakukan pelunasan ke pemasok

    f.  Laporan diskon per pemasok

    g. 

    Laporan nilai pemakaian PF keseluruhan

    h.  Laporan nilai pemakaian per kelompok

    i.  Laporan nilai persediaan keseluruhan

     j.  Laporan nilai persediaan per kelompok

    k.  Laporan nilai pemakaian PF per masing-masing unit

    l.  Laporan nilai pemakaian PF per kelompok

    m.  Laporan nilai pemakaian PF per resep

    n. 

    Laporan jasa pelayanan masing-masing unit

    o.  Laporan nilai PF yang rusak

     p.  Laporan nilai PF yang ED

    q.  Laporan hutang ke pemasok

    r.  Laporan piutang dari relasi

    s.  Laporan bad debt

    t.  Laporan pajak PPN rawat jalan: 10% omzet dikurangi PPn yang sudah dibayar

    dari penjualan rumus ozet rawat jalan dibagi total pendapatan rawat jalan dan

    inap kali PPN dari obat yang sudah dibayar

  • 8/18/2019 PEDOMAN PENGORGANISASIAN FARMASI

    30/30

    u. 

    Laporan pendapatan rawat jalan khusus obat

    v.  Laporan pendapatan rawat inap khusus obat

    w.  Laporan pembelian khusus obat

    x.  Laporan jasa profesi

    y. 

    Laporan embalage