1 draft PEDOMAN OPERASIONAL BAKU KEGIATAN SOSIAL PNPM PERKOTAAN
1
draft
PEDOMAN OPERASIONAL BAKU
KEGIATAN SOSIAL
PNPM PERKOTAAN
2
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebagaimana dijelaskan dalam Petunjuk Teknis Penguatan Modal Sosial, kegiatan sosial memiliki ruang lingkup yang luas. Seluas kehidupan masyarakat yang telah memiliki modal sosial sejak lama. Interaksi masyarakat melalui berbagai jaringan kerja sama yang membudaya membuktikan bahwa modal sosial telah tumbuh dan berkembang. Modal sosial dapat berfungsi ganda, selain untuk memperlancar pembangunan juga sebagai tujuan pembangunan.Untuk memperlancar pembangunan, solidaritas sosial sebagai akar modal sosial dapat digunakan untuk berbagai aktivitas pemenuhan kebutuhan dasar untuk mencapai kesejahteraan. Sedangkan sebagai tujuan pembangunan, modal sosial merekatkan upaya untuk saling bahu membahu dalam mengatasi segala persoalan pembangunan terutama penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan. Modal sosial menurut Francis Fukuyama, adalah seperangkat nilai atau norma yang dibawa oleh anggota kelompok di dalam komunitas yang memungkinkan berlangsungnya kerjasama di antara mereka didasari oleh tumbuhnya nilai kepercayaan diantara anggota kelompok. Rasa saling percaya lahir dari norma-norma yang ditumbuhkan di lingkungan keluarga seperti kejujuran, menunaikan kewajiban, bertanggung jawab dan berlangsung secara timbal-balik. Kepercayaan yang dilandasi oleh norma-norma tersebut seperti pelumas yang membuat komunitas atau organisasi dapat dijalankan lebih efisien (Fukuyama; 2005; 21). Penanggulangan kemiskinan melalui PNPM Mandiri Perkotaan tidak akan sanggup beroperasi meningkatkan taraf hidup masyarakat tanpa modal sosial. Oleh sebab itu dibentuklah BKM/LKM di setiap desa/kelurahan untuk mengorganisir modal sosial. Selanjutnya BKM/LKM bersama jaringan relawan sektoral (kader Posyandu, kader PKK, relawan pendidikan, relawan kesehatan, penyuluh pertanian dsb) mengusahakan peningkatan taraf hidup melalui pemenuhan sejumlah kebutuhan dasar seperti pangan, pendidikan, kesehatan, perumahan, dan lingkungan hidup, seperti yang dicita-citakan MDGs. Sedangkan untuk mengukur sejauh mana kualitas manusia telah mencapai kesejahteraan, digunakan ukuran IPM (Indeks Pembangunan Manusia) yang terdiri dari peningkatan angka harapan hidup, pendidikan dan daya beli. Ketiga kebutuhan dasar tersebut didorong untuk dicukupi oleh potensi yang dimiliki masyarakat sendiri, baik berupa dana, gagasan, tenaga, dan jaringan kerjasama atau yang disebut sebagai modal sosial. Peran strategis PNPM Mandiri Perkotaan adalah mengasah potensi modal sosial agar dapat dimanfaatkan untuk mengakses sumberdaya fisik, alam, aset, dan kesempatan untuk mempengaruhi lembaga-lembaga kunci agar terlibat aktif dalam mengurangi kemiskinan dan meningkatkan masyarakat miskin. Dengan demikian, intervensi kegiatan sosial tidak hanya untuk membangun kapasitas manusia (human capital) tetapi juga memperkuat kapasitas modal sosial (social capital) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ciri masyarakat bermodal sosial kuat ditunjukkan dengan kemampuannya menerapkan jaringan kerja sama di atas kebersamaan (solidaritas), kejujuran, rasa percaya dan saling bertanggung jawab. Sebagai contoh, jika salah seorang warga sedang menyelenggarakan hajatan para tetangga pasti berdatangan untuk saling membantu. Sejumlah peristiwa penting dalam kehidupan amat dihormati, sakral dan dianggap harus dibantu dengan penuh gotong royong, baik pada saat senang maupun susah. Peristiwa-peristiwa yang mendapat tempat di hati masyarakat tersebut antara lain perkawinan, khitanan, mendirikan rumah,
3
pesta syukuran atau saat mengalami musibah, sakit, dan meninggal dunia. Semua tetangga bahu-membahu memberikan bantuan tanpa pamrih dengan satu alasan untuk menolong. Salah satu perwujuan modal sosial dalam PNPM Mandiri Perkotaan adalah melalui kegiatan Tridaya (sosial, ekonomi, dan lingkungan). Kegiatan Tridaya tersebut saling memperkuat dan melengkapi dalam upaya menanggulangi permasalahan yang dihadapi masyarakat miskin yang kompleks dan multi-dimensi. Sebagai bagian Tridaya, kegiatan sosial dalam PNPM Mandiri Perkotaan direncanakan secara partisipatif dan dituangkan ke dalam PJM Pronangkis. Kegiatan sosial saling melengkapi dengan kegiatan ekonomi dan lingkungan/infrastruktur dalam PNPM Mandiri Perkotaan. Kegiatan sosial adalah kegiatan untuk memberdayakan dan membantu kelompok masyarakat termiskin melalui penguatan modal sosial dalam masyarakat, seperti misalnya kegiatan-kegiatan peningkatan kapasitas sumber daya manusia masyarakat miskin, kegiatan-kegiatan untuk menguatkan jaringan relawan, kegiatan-kegiatan fasilitasi untuk masyarakat termiskin baik dari kelompok produktif maupun lanjut usia, dan sebagainya. POB (Pedoman Operasional Baku) Kegiatan Sosial ini hadir untuk menjadi acuan masyarakat untuk merancang kegiatan sosialnya agar peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin tercapai. Dengan demikian, tujuan PNPM Mandiri Perkotaan untuk berkontribusi pada pencapaian target IPM dan MDGs semakin mudah tercapai melalui kegiatan-kegiatan sosial tersebut. POB ini memberikan petunjuk operasional dan aspek-aspek teknis untuk merancang kegiatan sosial, melalui pendampingan teknis, pendanaan, dan peningkatan kapasitas. PNPM Mandiri Perkotaan memfasilitas penguatan modal sosial yang telah tumbuh di masyarakat dengan memberikan bantuan teknis operasional sesuai kebutuhan masyarakat. POB Kegiatan Sosial merupakan turunan dari berbagai pedoman teknis. Dalam melaksanakan kegiatan sosial, masyarakat membentuk kelompok-kelompok yang disebut dengan KSM. Konsep dan petunjuk pembentukkan KSM diatur dalam Petunjuk Teknis Pengembangan KSM. 1.2 Definisi/Pengertian
Kegiatan sosial adalah kegiatan untuk memberdayakan masyarakat (laki-laki dan perempuan), terutama kelompok miskin, melalui penguatan modal sosial dan pelaksanaan tindakan bersama seluruh masyarakat. 1.3 Tujuan
Mewujudkan peningkatan kualitas hidup masyarakat, terutama masyarakat miskin (laki-laki dan perempuan), melalui penguatan modal sosial dan pelaksanaan tindakan bersama seluruh masyarakat yang dilakukan secara swadaya dan berkelanjutan. 1.4. Output
1. Menguatnya solidaritas sosial. 2. Menguatnya jaringan kerja sama relawan sektor (pendidikan, kesehatan, dsb). 3. Meningkatnya kapasitas dan keterampilan masyarakat dalam menyelesaikan persoalan
kemiskinan dengan potensi yang dimiliki. 4. Meningkatnya keswadayaaan masyarakat. 5. Terlayaninya masyarakat miskin untuk kebutuhan infrastruktur, ekonomi, kesehatan,
pendidikan, serta meningkatnya pendapatan, daya beli, angka harapan hidup. 6. Terbukanya kesempatan akses usaha dan kesempatan kerja bagi warga miskin.
4
7. Berlanjutnya kegiatan sosial melalui kemitraan dengan Pemda, dunia usaha dan kelompok peduli lain.
1.5. Kelompok Sasaran
1. Kelompok sasaran utama dari kegiatan sosial adalah masyarakat miskin (laki-laki dan
perempuan) terutama masyarakat termiskin di kelurahan. 2. BKM/LKM, UP-UP 3. Pemerintah daerah dan pihak terkait 4. Relawan pendamping (kelompok peduli dan tokoh masyarakat)
1.6. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan sosial dalam konteks PNPM Mandiri Perkotaan meliputi dua hal, yaitu pendampingan teknis dan dana BLM. Selain dari dana BLM, melalui pendampingan teknis diharapkan dapat diperoleh sumber-sumber pendanaan lain, baik swadaya, tabungan kelompok, APBD, CSR, dan lainnya. Pendampingan teknis dilakukan oleh fasilitator dan relawan di tingkat masyarakat untuk mencapai 7 output utama poin 1.4 di atas. Segala penyelesaian persoalan masyarakat diserahkan kepada masyarakat dan menjadi otoritas mereka dengan menggunakan potensi modal sosial yang dimiliki.Untuk sejumlah sektor yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan dasar seperti peningkatan taraf hidup, ekonomi, kesehatan, pendidikan atau penanggulangan resiko bencana (PRB) diarahkan agar sesuai dengan target IPM-MDGs.
1. Pengelolaan Kegiatan Sosial dalam PNPM Mandiri Perkotaan berada dibawah tanggung jawab UPS. Jika dikaitkan dengan target IPM-MDGs dan kelompok sasaran, maka ruang lingkup kegiatan Sosial meliputi (Lihat Gambar 3): Kegiatan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) yang diperuntukkan bagi masyarakat miskin, diutamakan usia produktif, seperti: a) Pelatihan Ekonomi Rumah Tangga (tabungan dan pengelolaan keuangan kelompok), b) Pelatihan kewirausahaan, c) Pelatihan ketrampilan dan teknis,seperti pelatihan pertukangan, pelatihan kebencanaan, dll.
2. Kegiatan pelayanan pendidikan diperuntukkan bagi balita dan anak-anak usia sekolah mengikuti Program Pemerintah Wajib Belajar 9 Tahun.
3. Kegiatan pelayanan kesehatan yang diperuntukkan bagi balita dan usia tidak produktif (usia setelah melewati usia produktif, lansia).
4. Kegiatan santunan dalam keadaan tertentu seperti bencana atau santunan untuk pemanfaat usia tidak produktif.
5. Kegiatan pengelolaan aset kelompok. 6. Dan lain lain.
1.7. Strategi Pendampingan Kegiatan Sosial
i. Penguatan kelompok
Penguatan kelompok melalui: a) Peningkatan kapasitas dan keahlian melalui berbagai jenis pelatihan dan pendampingan, dibukanyakesempatan lapangan pekerjaan, maupun pemetaan sumber penghasilan yang tersedia; b) Pelaksanaan pertemuan rutin, tabungan kelompok, dan bagi kelompok ekonomi melaksanakan pinjaman bergulir serta sebagai upaya untuk peningkatan penghidupan masyarakat miskin; c) Penerapan aturan bersama dalam kelompok agar bijaksana,sadar, dan terbuka dalam mengelola keuangan kelompok; dan d) Penerapan kualitas dan pemastian keberlanjutan dalam semua kegiatan.
5
ii. Pendekatan berbasis kebutuhan dan inisiatif masyarakat Masyarakat miskin didorong untuk belajar berinisiatif dalam pemenuhan kebutuhan mereka dalam rangka memperluas akses terhadap berbagai aset khususnya aset SDM, aset sosial, dan aset keuangan.
iii. Meningkatkan pelayanan BKM/LKM melalui Unit-Unit Pelaksana untuk masyarakat miskin Keberadaan BKM/LKM serta unit-unit pelaksananya (UPK, UPL dan UPS) dimaksudkan untuk memperluas dan mempermudah akses pelayanan kepada masyarakat miskin dalam meningkatkan penghidupannya.
iv. Penguatan kapasitas masyarakat miskin dalam ketrampilan
kerja dan usaha Penguatan kapasitas masyarakat miskin dalam ketrampilan kerja dan usaha melalui: a) pelaksanaan berbagai jenis pelatihan ketrampilan kerja dan usaha, b) pembelajaran akses ketrampilan kerja dan usaha, serta c) pengembangan kerjasama dalam peningkatan akses kerja dan usaha.
v. Memanfaatkan Jaringan Memanfaatkan jaringan melalui modal sosial yang berkembang dalam masyarakat.
vi. Penguatan Komunitas Belajar Kelurahan (KBK) KBK melalui: a) identifikasi kebutuhan belajar; b) Perencanaan; c) Pelaksanaan Kegiatan Belajar; d) Evaluasi
Buku POB Sosial ini berlaku untuk seluruh wilayah dampingan PNPM Perkotaan. Di lokasi yang ditentukan oleh PMU PNPM Perkotaan, dilaksanakan Kegiatan Pilot Penguatan KSM yang dijelaskan lebih rinci dalam lampiran 2.
6
BAB 2 KETENTUAN PEMANFAATAN BLM KEGIATAN SOSIAL
Kegiatan sosial adalah inisiatif masyarakat untuk meningkatkan pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan berorientasi pada pencapaian target IPM dan MDG’s. Seluruh prakarsa masyarakat dalam melaksanakan kegiatan sosial diserahkan kepada masyarakat sepenuhnya bagaimana mekanisme pendanaannya dan bersumber dari mana saja. Untuk kegiatan sosial yang didanai oleh BLM PNPM Mandiri Perkotaan, maka perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. BLM hanya untuk warga miskin yang tercantum dalam PS-2.
2. Kegiatan sosial yang dilakukan memiliki potensi untuk bersinergi dengan kegiatan lingkungan dan ekonomi.
3. Mengutamakan kegiatan peningkatan kapasitas dan ketrampilan bagi warga miskin.
4. BLM memberikan manfaat secara berkelanjutan.
5. BLM dapat digunakan untuk kegiatan berikut ini dengan rencana pengelolaan
kegiatan yang jelas:
Asset bergulir dan asset produksi
Magang (OJT) di perusahaan/IKM (industri kecil menengah), disertai skema pembiayaan yang disepakati antara BKM/UPS dengan perusahaan/IKM.
6. Kegiatan sosial lainnya, seperti kebencanaan, dll.
Kegiatan sosial yang didanai oleh sumber dana lain dapat disepakati syarat pemanfaatannya dengan pihak terkait. Untuk lokasi yang ditetapkan sebagai lokasi pilot pendampingan KSM, penyaluran dan pemanfaatan dana BLM sosial ini diatur pada lampiran 2. Khusus untuk kegiatan Pilot Penguatan KSM, dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan dasar setelah mendapat pelatihan dan memenuhi kriteria KSM.
7
Gambar 3 Ruang Lingkup Kegiatan Sosial dan Pendanaannya
Balita dan Usia Sekolah
Usia Produktif (diprioritaskan untuk dibiayai
BLM Sosial)
Usia Tidak Produktif
UPS
Pendidikan dan Kesehatan
Pelatihan
Kesehatan dan Jaminan Hari Tua
Dinas Kesehatan, LSM, Lembaga Sosial,
CSR
Dinas Sosial, LSM, CSR, Lembaga Sosial dan Perguruan Tinggi
Dinas Pertanian, Perikanan, Koperasi
dan UMKM, Lembaga Sosial, LSM, CSR dsb
Kurikulum dan Jenis Pelatihan
Sasaran Kegiatan Lembaga Mitra
Pengobatan Gratis dan Asuransi/Jaminan Hari Tua Bagi orang Jompo, Janda tua, dsb
KESEHATAN1. Imunisasi2. Penambahan Gizi Balita (Makanan Tamnbahan)3. Penambahan Alat Kesehatan (Tensi Digital, Test Gula Darah)4. Pengobatan Massal5. Vaksinasi Malaria6. Fogging7. Pencegahan Penyakit Menular8. Kesehatan Ibu dan Anak (Periksa Kehamilan)9. Pemberian Makanan Tambahan
PELATIHAN1. Pelatihan Ekonomi Rumah Tangga2. Pelatihan Kewirausahaan3. Pelatihan Ketrampilan4. Pelatihan Pertukangan5. Pelatihan Kesehatan6. Pelatihan Perbengkelan
PENDIDIKAN1. Beasiswa Berkelanjutan2. Perlengkapan Sekolah Anak-anak Tidak Mampu3. Pengadaan APE TK
8
Gambar 4 Alur Pemanfaatan BLM dan Sumberdana Kegiatan Sosial
Sekretariat
KSM
UPK
Pelatihan
Aktivitas
Pendidikan
Aktivitas
Kesehatan
UPS
Kegiatan Ekonomi Produktif (dana
bergulir)
Penyediaan Guru PAUD, dana BOS,
perlengkapan sekolah
Bidan desa, Obat-obatan, asuransi
kesehatan, alat-alat kesehatan, tenaga
medis
KSM Sosial
KSM Sosial
Laba Perguliran
KSM Pelaksana Jenis-jenis Kegiatan Lembaga-Lembaga MitraBentuk Penyertaan
(Sharing)
Garis Koordinasi
Garis verifikasi
Garis pendanaan (BLM/perguliran)
Keterangan
Aktivitas
Penanggulangan
BencanaKSM Sosial
Semua Dinas Pemda, Lembaga Sosial,
Perguruan Tinggi, LSM, Dunia Usaha, Ormas,
donor, dsb
Semua Dinas Pemda, Lembaga Sosial,
Perguruan Tinggi, LSM, Dunia Usaha, Ormas,
donor, dsb
Semua Dinas Pemda, Lembaga Sosial,
Perguruan Tinggi, LSM, Dunia Usaha, Ormas,
donor, dsb
Bantuan kebutuhan pokok, air bersih, pakaian, shelter,
perahu karet, alat-alat berat, dsb
Petunjuk Teknis Kegiatan Sosial Berkelanjutan 9
BAB 3
PELAKSANAAN KEGIATAN SOSIAL
3.1. Perencanaan
Dalam Pelaksanaan Kegiatan terdiri dari Tahap Perencanaan, Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi serta Keberlanjutan. Pada Tahap perencanaan, kegiatan sosial disosialisasikan kepada masyarakat bukan hanya dalam arti sempit, tapi juga dalam arti luas. Kegiatan sosial dalam arti luas meliputi seluruh proses pemberdayaan dalam PNPM Mandiri Perkotaan sebagai gerakan sosial. Di dalam proses pemberdayaan tersebut terdapat input, proses dan output. Pada fase input, terdapat aktivitas sosialisasi dan peningkatan kapasitas melalui pelatihan dan coaching yang ditujukan kepada BKM, UPS dan KSM Sosial, yaitu: 1) Sosialisasi Pengelolaan Kegiatan Sosial, 2) Bimbingan dan pendampingan kepada BKM dan UPS, 3) Pembangunan/penguatan KSM Sosial, 4) Pendampingan KSM Sosial untuk penyusunan Usulan Kegiatan dan Pelaporan, 5) KSM Sosial menyusun kegiatan 6) Verifikasi UPS dan BKM terhadap usulan KSM Sosial, 7) Pencairan dana ke KSM Sosial. Substansi penting dalam tahap perencanaan adalah memposisikan kegiatan sosial sebagai komponen program yang terintegrasi dengan kegiatan lingkungan dan ekonomi produktif dalam rangka mengembangkan kapasitas manusia dan masyarakat yang berkesinambungan.
Gambar 5 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Sosial
Sosialisasi pengelolaan
Kegiatan Sosial1
Bimbingan dan
Pendampingan pada BKM/
LKM + UPS
Pelaksanaan Kegiatan Sosial oleh KSM/
Panitia
Persiapan Pelaksanaan Kegiatan
1. Diutamakan terkait pemenuhan
kebutuhan pendidikan dan
kesehatan
2. Kemanfaatan langsung kepada PS2
(cek daftar PS2)
3. Jika terkait mata pencaharian
diprioritaskan yang menunjang
ekonomi,meningkatkan lapangan
kerja (cek PJM Pronangkis)
4. Keberlanjutan
5. Penggalangan Swadaya
6. Kerjasama Kemitraan
7. Transparansi & Akuntabilitas
Pencairan dana kegiatan ke KSM (Layak)
Verifikasi UPS & keputusan BKM/LKM
KSM/Panitia Sosial menyusun Usulan
Kegiatan
9
8
7
6
5
Perbaikan usulan
kegiatan (Belum
Layak)
Pembangunan/penguatan
KSM/Panitia Sosial
Pendampingan KSM/
Panitia Sosial untuk
Penyusunan Usulan
Kegiatan dan Laporan
2
3
4
KSM/Panitia
Menyusun Laporan
Hasil Pelaksanaan
Kegiatan
Sosialisasi Laporan
Hasil Pelaksanaan
Kegiatan Sosial
10
11
Petunjuk Teknis Kegiatan Sosial Berkelanjutan 10
1) Sosialisasi pengelolaan kegiatan sosial
No Kegiatan/Tujuan Pelaku Output
1 Lakukan persiapan sebelum melakukan kegiatan sosialisasi, seperti menyiapkan bahan sosialisasi, koordinasi dengan Lurah/Kades dan BKM/LKM, menetapkan peserta yang akan diundang, waktu yang tepat, susunan acara, dll.
Pelaksana : Fasilitator kelurahan
Bahan sosialisasi
2 Laksanakan sosialisasi sesuai jadwal yang telah disepakati dengan pokok-pokok pesan yang perlu untuk dipahami oleh peserta adalah: Penjelasan tentang tujuh prinsip-prinsip
pengeloaan kegiatan sosial Penjelasan Pola/bentuk kegiatan sosial Alur pelaksanaan kegiatan
Catatan :kegiatan ini dilakukan di tingkat
kelurahan, dan dapat dilanjutkan oleh BKM/LKM dan relawan dengan memanfaatkan berbagai kegiatan warga
Pelaksana : Lurah/Kades Peserta : BKM/LKM+UPS relawan(KBK), Aparat Kel/Desa, Warga Miskin PS-2 (L/P), ormas, lembaga sosial, yayasan, dll. Fasilitator : Fasilitator Kelurahan
Daftar hadir sosialisasi dan catatan proses tanya jawab
3 Buat berita acara hasil sosialisasi yang dilampiri dengan daftar hadir peserta sosialisasi
Pelaksana : Fasilitator kelurahan
Berita Acara hasil sosialisasi
4 Setelah acara sosialisasi, koordinasikan dengan BKM/LKM tentang rencana pelaksanaan bimbingan dan pendampingan pada BKM/LKM + UPS, tetapkan waktu dan tempatnya
Pelaksana : Fasilitator kelurahan
Jadwal definitif kegiatan dan penanggung jawabnya
2) Bimbingan dan pendampingan pada BKM/LKM + UPS
No Kegiatan/Tujuan Pelaku Output
1 Lakukan persiapan sebelum melakukan kegiatan bimbingan dan pendampingan pada BKM/LKM + UPS, seperti menyiapkan bahan, format, koordinasi dengan BKM/LKM, memilih waktu yang tepat, dll.
Pelaksana : Fasilitator kelurahan
Bahan untuk bimbingan, format usulan kegiatan, format laporan, dll.
2 BKM/LKM mengundang anggotanya berserta personil UPS untuk hadir pada pertemuan bimbingan pengelolaan kegiatan sosial
Pelaksana : BKM/LKM
Undangan kegiatan
3 Pelaksanaan bimbingan, Fasilitator menerangkan tentang pentingnya untuk memahamkan masyarakat khususnya seluruh warga miskin yang ada di PS-2. Menjelaskan detail delapan prinsip pengelolaan kegiatan sosial dan bagaimana penerapannya di masyarakat. Membimbing dan simulasi pengisian format-format: usulan kegiatan, laporan hasil kegiatan, RAB dan laporan keuangan. Penugasan kepada peserta untuk pengisian format-format agar semakin terampil.
Pelaksana : BKM/LKM Peserta : LKM/BKM, UPS Fasilitator : Fasilitator kelurahan
Daftar hadir undangan Berita acara pelaksanaan kegiatan
4 Pendampingan intensif (interpersonal/ group) kepada BKM/LKM dan UPS dalam memahami konsep, dan menggunakan alat kerja
Pelaksana : Fasilitator kelurahan
Format terisi dengan benar, prinsip diterapkan.
Petunjuk Teknis Kegiatan Sosial Berkelanjutan 11
3) Pembangunan/penguatan KSM/Panitia sosial
No Kegiatan/Tujuan Pelaku Output
1 Identifikasi jenis dan jumlah kegiatan yang sudah masuk program sosial dalam Renta PJM Pronangkis dan kebutuhan akan KSM/Panitia pelaksananya
Identifikasi KSM sosial yang sudah ada dan pernah menjadi pelaksana kegiatan. Identifikasi lembaga/ organisasi sosial yang petensial untuk menjadi pelaksana kegiatan sosial
Pelaksana : UPS LKM/BKM Fasilitator : Fasilitator kelurahan
Didapatkanya data tentang jumlah kegiatan, jumlah KSM sosial yang ada, dan jumlah lembaga/org potensial menjadi KSM
2 Melakukan penguatan terhadap KSM yang sudah ada agar semakin kuat dan mantab sesuai dengan prinsip pembangunan KSM dari sisi kelembagaan, anggota, acuan dan pola kerja yang dikembangkan.
Menjelaskan kepada KSM dan anggotanya tentang prinsip-prinsip dalam pengelolaan kegiatan sosial, tugas-tugas KSM, dll.
Pelaksana : UPS LKM/BKM, Relawan Peserta : Relawan(KBK), Pengurus dan anggota Warga miskin (PS-2) Fasilitator : Fasilitator kelurahan
KSM melakukan penguaan lembaga, anggota, acuan dan pola kerja. KSM paham dan mau menerapkan prinsip
3 Membangun KSM baru (bila diperlukan) dengan pola:
menggunakan lembaga/ organisasi sosial yang sudah ada dan petensial
KSM yang benar-benar baru untuk menjadi pelaksana kegiatan sosial
Menjelaskan kepada KSM dan anggotanya tentang prinsip-prinsip dalam pengelolaan kegiatan sosial, tugas-tugas KSM, dll.
Pelaksana : UPS LKM/BKM/ relawan Peserta : pengurus lembaga, calon anggota KSM (khususnya Miskin PS-2) Fasilitator : Fasilitator kelurahan
KSM paham dan mau menerapkan prinsip
4) Pendampingan kepada KSM/Panitia sosial dalam penyusunan usulan kegiatan dan laporan No Kegiatan/Tujuan Pelaku Output
1 Memberikan pendampingan kepada pengurus KSM/panitia untuk memperkenalkan/meningkatkan kemampuan teknis dalam pengisian format-format:
usulan kegiatan,
RAB
laporan hasil kegiatan,
laporan keuangan.
Pelaksana : UPS LKM/BKM/ relawan Peserta : pengurus KSM Sosial Fasilitator : Fasilitator kelurahan
Pengurus KSM mampu mengisi format-format kegiatan sosial dengan benar
2 UPS memastikan KSM mampu mengisi format secara mandiri, dan memberikan waktu konsultasi khusus untuk pengisian format.
Pelaksana : UPS LKM/BKM/ relawan Peserta : pengurus KSM Sosial
Format usulan KSM tidak perlu revisi perbaikan.
5) KSM/Panitia sosial menyusun usulan kegiatan
No Kegiatan/Tujuan Pelaku Output
1 Pengurus menyusun usulan kegiatan dan RAB secara mandiri
Pelaksana : Pengurus KSM/Panitia Fasilitator : Relawan
Ada usulan kegiatan dan RAB KSM yang terisi benar.
2 Usulan kegiatan juga memuat rencana kerja masing-masing prinsip pengelolaan kegiatan sosial.
Pelaksana : Pengurus KSM/Panitia
KSM memahami detail kegiatan yang akan
Petunjuk Teknis Kegiatan Sosial Berkelanjutan 12
No Kegiatan/Tujuan Pelaku Output
Rencana kerja harus jelas, terukur, terjadwal, dan ada penanggung jawabnya.
Fasilitator : UPS BKM/LKMdan
dilakukan.
3 KSM/Panitia mengajukan usulan kegiatan dan RAB kepada BKM/LKM:
persyaratan KSM sudah lengkap
persyaratan Usulan kegiatan dan RAB sosial sudah lengkap
Pelaksana : Pengurus KSM/Panitia
Resi penerimaan usulan kegiatan KSM dari BKM/LKM
6) Verifikasi & keputusanBKM/LKM
No Kegiatan/Tujuan Pelaku Output
1 UPS menerima usulan dan meregister usulan KSM/panitia sosial dengan buku khusus.
UPS melakukan verifikasi usulan KSM berdasarkan format yang ada untuk memastikan:
Keterpenuhan syarat administrasi yang meliputi beberapa berkas.
Keterpenuhan syarat kelayakan biaya, teknis, dan lingkungan.
Keterpenuhan syarat penerapan prinsip-prinsip pengelolaan kegiatan
Pelaksana : UPS BKM/LKM
KSM mendapatkan no register Usulan KSM dinyatakan layak atau belum layak
2 KSM yang dinyatakan layak oleh UPS maka diusulkan ke tingkat LKM/BKM untuk diambil keputusan pimpinan kolektif.
KSM yang dinyatakan belum layak oleh UPS maka usulan kegiatan dikembalikan ke KSM dan direkomendasi perihal perbaikannya.
Pelaksana : UPS dan BKM/LKM
KSM layak dan belum layak diproses lebih lanjut
3 BKM/LKM mengadakan rapat untuk mengambil keputusan: menentukan skala prioritas dan alokasi dana untuk masing-masing KSM-KSM Tridaya
Pelaksana : BKM/LKM dan UPS
Surat keputusan BKM/LKM tentang usulan KSM/ BAPPUK
7) Pencairan dana ke KSM No Kegiatan/Tujuan Pelaku Output
1 Berdasarkan SK BKM/LKM sekretariat mempersiapkan dana untuk pencairan kepada UPS BKM/LKM.
UPS dibantu sekretariat mempersiapkan administrasi untuk mencairkan dana kepada KSM sosial yang telah direncanakan akan melaksanakan kegiatan.
Pelaksana : UPS, sekretariata dan BKM/LKM
Dokumen pencairan dana siap
2 Pencairan dana dilakukan kepada KSM sosial yang besarnya sesuai dengan keputusan BKM/LKM. Bila dana kegiatan jumlahnya besar (>15 juta), maka bisa dilakukan termin dalam pencairan sebagai pengendalian.
Pelaksana : UPS, sekretariat dan BKM/LKM
Dana diterima KSM Bukti pencairan lengkap
3.2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan adalah bagian terpenting dalam kegiatan sosial karena mewujudkan rencana ke dalam tindakan hingga terlihat seberapa jauh tindakan menimbulkan perubahan yang diharapkan dan seberapa besar dirasakan manfaatnya oleh KK Miskin. Pada tahap pelaksanaan dapat dilihat swadaya dan kepedulian masyarakat terhadap kegiatan yang
Petunjuk Teknis Kegiatan Sosial Berkelanjutan 13
sedang dilaksanakan. Pada tahap ini juga dapat dicermati sejauhmana kegiatan mampu menggalang mitra strategis yang membuatnya berkelanjutan. Tahap pelaksanaan tersebut dapat dilakukan sebelum atau setelah pencairan dana BLM kepada KSM Sosial, sehingga kegiatan sosial tidak tergantung pada dana BLM yang dicairkan, tetapi pada kesiapan masyarakat menjalankan kegiatan yang direncanakan, baik dengan maupun tanpa dana BLM sebagaimana tertuang dalam PJM Pronangkis. Pada tahap pelaksanaan juga dapat dicek partisipasi, yaitu seberapa banyak pihak yang terlibat. Pada tahap pelaksanaan terdapat dua hal utama pada langkah ke 8 dan 9, yaitu Tahap Persiapan Pelaksanaan dan Tahap Pelaksanaan kegiatan sosial oleh panitia.
8) Persiapan pelaksanaan kegiatan
No Kegiatan/Tujuan Pelaku Output
1 Pengurus KSM/panitia mengkonsolidasi kegiatan awal/persiapan, antara lain:
Diutamakan terkait dengan pemenuhan kebutuhan pendidikan dan kesehatan (cek PJM Pronangkis)
recekpemanfaat/peserta yang direncanakan sudah ada dalam daftar war ga miskin (PS-2)
Memastikan rencana kegiatan memberi kemanfaatan langsung bagi warga miskin.
Jika terkait dengan mata pencaharian diprioritaskan kegiatan yang menunjang kegiatan ekonomi dan meningkatkan lapangan kerja (cek PJM Pronangkis)
Rencana kerja untuk melembagakan kegiatan agar keberlanjutan terjamin
Rencana kerja penggalangan swadaya masyarakat: uang, material, dll.
Rencana kerja Kerjasama dan kemitraan
Rencana kerja penerapan transparansi & akuntabilitas pelaksanaan kegiatan kepada publik.
Pelaksana : Pengurus KSM/Panitia Fasilitator : UPS BKM/LKMdan Fasilitator Kelurahan
Implementasi mengacu pada prinsip-prinsip pengelolaan kegiatan sosial Kegiatan terkait langsung dengan pemenuhan kebutuhan dasar pendidikan dan kesehatan (MDGs) Diperoleh kegiatan yang sesuai dengan target IPM dalam peningkatan daya beli, pendidikan dan angka harapan hidup Kualitas kegiatan meningkat dengan adanya proses penguatan pada persiapan. Pelaksanaan membutuhkan untuk melibatkan komunitas dan warga miskin yang semakin luas.
2 Rencana kerja untuk memperjelas target, tahapan kegiatan, penanggung jawab kegiatan, agar KSM/panitia mudah dalam melaksanakan kegiatan yang telah diencanakan.
Pelaksana : Pengurus KSM/Panitia Fasilitator : UPS Fasilitator Kelurahan
Rencana pelaksanaan matang terjadwal dan jelas penanggung Jawabnya
3 BKM/LKM dan UPS membantu dengan mengambil peran-peran strategis untuk fasilitasi, mediasi kebutuhan KSM/Panitia seperti kerja sama dan kemitraan, dll.
Pelaksana : UPS BKM/LKMdan Fasilitator Kelurahan
BKM/LKM mendukung strategi dan pendekatan
Petunjuk Teknis Kegiatan Sosial Berkelanjutan 14
9) Pelaksanaan kegiatan sosial oleh KSM/Panitia
No Kegiatan/Tujuan Pelaku Output
1 KSM/Panitia telah menjalankan kegiatan persiapan dengan baik, rencana kegiatan yang tersusun diimplementasikan. KSM/Panitia mengundang, mengumpulkan calon peserta untuk dilakukan penjelasan mengenai tujuan pelaksanaan kegiatan, tahapan dan proses, tanggung jawab masing-masing pihak, dll.
Pelaksana : Pengurus KSM/Panitia Fasilitator : UPS Fasilitator Kelurahan
Calon peserta siap mengikuti kegiatan sosial yang difasilitasi oleh KSM/Panitia
2 KSM/Panitia mengoptimalkan partisipasi komunitas dalam pelaksanaan kegiatan mulai dari penggalangan swadaya, pengorganisasian pelaksanaan kegiatan, dll. Laki-laki dan perempuan terlibat untuk melaksanakan rencana kerja KSM/Panitia
Pelaksana : Pengurus KSM/Panitia Fasilitator : UPS Fasilitator Kelurahan
Partisipasi warga terwujud dalam pelaksanaan kegiatan
3 Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan bakuan seperti yang tercantum dalam usulan kegiatan yang telah disetujui oleh BKM/LKM. UPS mendampinggi, memantau, membimbing KSM/Panitia agar mampu melaksanakan kegiatan sesuai aturan main, prinsip-prinsip dan usulan kegiatan.
Pelaksana : Pengurus KSM/Panitia Partisipan: Warga miskin PS 2 Fasilitator : UPS Fasilitator Kelurahan
Kegiatan terlaksana sesuai bakuan kegiatan dan terpantau oleh BKM/LKM melalui UPS
4 KSM/Panitia mengelola administrasi pelaksanaan kegiatan dengan baik sehingga bahan penyusunan laporan tersedia dengan baik dan cukup.
Pelaksana : Pengurus KSM/Panitia
Data dan bahan untuk pelaporan kegiatan siap
3.3. Pengendalian dan Evaluasi
Pada tahap ini KSM Sosial dituntun melaporkan apa saja yang telah dikerjakan, baik laporan kemajuan kegiatan, maupun laporan final kegiatan. Selain laporan kegiatan, KSM juga melaporkan pengelolaan keuangannya, baik terkait pemanfaatan dana BLM maupun pemanfaatan dana swadaya atau sumberdana lain. Di dalam laporan KSM juga disampaikan kegiatan telah melayani berapa KK miskin dengan memberikan kontribusi apa saja. Pelaporan penting untuk melihat sejauh mana output dan sasaran kegiatan telah tercapai, sehingga bisa diukur lebih lanjut dampaknya. Laporan adalah konsumsi publik, bukan konsumsi administratif, sehingga harus dipublikasikan kepada semua pihak, baik melalui penempelan pada papan pengumuman di lima titik strategis maupun melalui berbagai pertemuan. Tahap pelaporan terdiri dari langkah 10) tahap penyusunan laporan dan langkah 11) sosialisasi laporan.
10) KSM/Panitia menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan
No Kegiatan/Tujuan Pelaku Output
1 Mengundang anggota KSM/panitia pelaksana kegiatan sosial untuk bersama; melakukan evaluasi, konsolidasi data hasil, menyusunan draft laporan hasil
Pelaksana: Ketua KSM/Panitia Peserta: Anggota KSM/Panitia
Ada catatan evaluasi, data terolah, draft laporan jadi
2 Penyelesaian laporan hasil pelaksanaan kegiatan minimal sesuai format yang telah disiapkan. Laporan juga dilampiri foto-foto kegiatan, laporan keuangan.
Pelaksana: KSM/Panitia
Dokumen laporan dan lampiran tersusun
3 Menyerahkan laporan pelaksanaan kegiatan sosial yang lengkap termasuk penggunaan dana, dokumentasi, dll. Kepada UPS BKM/LKM.
Pelaksana: KSM/Panitia
Tanda terima penyerahan laporan hasil
Petunjuk Teknis Kegiatan Sosial Berkelanjutan 15
11) Sosialisasi laporan hasil pelaksanaan kegiatan sosial
No Kegiatan/Tujuan Pelaku Output
1 Persiapkan dokumen laporan hasil pelaksanaan kegiatan sosial, pelajari dan salin bagian-bagian yang dibutuhkan untuk bahan sosialisasi. Buatlah ringkasan, kemudian salin dan gandakan sesuai dengan kebutuhan.
Pelaksana : BKM/LKM dan UPS Fasilitator : Tim Faskel/ relawan
Bahan untuk sosialisasi hasil kegiatan sosial
2 Tempelkan beberapa informasi penting hasil kegiatan sosial di lima titik papan informasi dan pengumuman yang strategis lainnya.
Pelaksana : BKM/LKM dan UPS Fasilitator : Tim Faskel/ relawan
Info hasil pelaksanaan sudah tertempel
3 Lakukan kegiatan sosialisasi ditingkat kelurahan terkait hasil-hasil pelaksanaan kegiatan sosial, dengan menyampaikan ringkasan-ringkasan yang informatif dan dibutuhkan oleh masyarakat.
Pelaksana : UPS BKM/LKM Fasilitator : Tim Faskel/ relawan
Berita acara dan daftar nama peserta
4 Sosialisasi dilakukan ditingkat basis minimal tiga titik utamanya kantong warga miskin, bisa dilakukan melalui pertemuan yang sudah ada di masyarakat.
Pelaksana : relawan
Berita acara dan daftar nama peserta
5 Memberikan salinan rekapitulasi laporan hasil pelaksanaan kegiatan sosial kepada pihak terkait seperti: Lurah/kades.
Pelaksana : UPS BKM/LKM
Progres kegiatan sosial terpublikasi
3.4. Pendampingan KSM di lokasi Pilot Sebelum mencapai tingkat kemandirian, maka KSM perlu dikuatkan terlebih dahulu melalui kegiatan pendampingan di lokasi Pilot Penguatan KSM terpilih. Adapun hal-hal yang harus dikuatkan dalam KSM adalah aspek solidaritas dan kemandirian dalam menangani permasalahan kelompok, meliputi :
1. Pertemuan Rutin 2. Tabungan 3. Pembukuan 4. Pinjaman dalam Kelompok 5. Angsuran Anggota
Untuk memudahkan, kelima hal tersebut di atas disebut juga dengan lima jalan menuju sukses, atau Panca Sutra. Kelima hal tersebut diyakini dapat memperkuat modal sosial KSM.Dengan pertemuan rutin, tabungan, dan pinjaman, keakraban (kohesivitas) KSM semakin terpelihara. Kepercayaanpun semakin terbangun ketika antar anggota dibiasakan mengangsur pinjaman tepat waktu dan membukukannya dengan baik agar pemasukan dan pengeluaran dapat dikelola dan dikendalikan.
Petunjuk Teknis Kegiatan Sosial Berkelanjutan 16
BAB 4 PEMANTAUAN DAN EVALUASI
3.5. Pemantauan Pengendalian pelaksanaan akan dilakukan melalui dukungan kegiatan pemantauan, pengawasan dan evaluasi untuk memberikan umpan balik (feed-back) terhadap strategi operasional yang ditetapkan dalam meningkatkan kinerja PNPM Mandiri Perkotaan. Kerangka pengendalian pelaksanaan secara terintegrasi sangat dipengaruhi oleh penetapan indikator-indikator kinerja kunci (key performance indicators), termasuk tolok ukur (benchmarking) yang digunakan. Pelaksanaan pengendalian akan difokuskan pada langkah-langkah berikut: i. Pemantauan di tingkat program dilaksanakan secara rutin, dalam basis harian
maupun bulanan melalui sistem informasi manajemen (SIM), pengelolaan pengaduan masyarakat, dan website, yang terutama ditujukan untuk melakukan pengamatan serta menjaga koridor keberlanjutan program, yang dapat diindikasikan melalui konsistensi terhadap pencapaian tujuan PNPM Mandiri Perkotaan. Pemantauan dilakukan oleh konsultan, fasilitator, maupun secara partisipatif oleh masyarakat. Pemantauan secara partisipatif oleh masyarakat dilakukan melalui perangkat kerja partisipatif.
ii. Supervisi dilaksanakan secara periodik, dalam basis triwulanan secara proporsional termasuk melalui uji petik, dan difokuskan serta ditujukan untuk melihat hasil-hasil yang telah diperoleh, dengan membandingkan terhadap target yang ditetapkan dalam perencanaan. Hasil-hasil yang diperoleh akan sangat dipengaruhi oleh tingkat pencapaian keluaran (output). Supervisi di tingkat masyarakat dilakukan oleh BKM/LKM, UP, dan relawan dengan metoda uji petik yang disepakati bersama.
iii. Pelaksanaan evaluasi dan penilaian untuk memberikan umpan balik terhadap
ketepatan penerapan strategi operasional, diukur melalui tingkat pencapaian dari setiap indikator yang digunakan (seperti outcome, dampak program), untuk dibandingkan dengan tolok ukur yang telah ditetapkan. Konsistensi keberlanjutan program dievaluasi dan diukur melalui rancangan strategi yang digunakan untuk meningkatkan kinerja implementasi program. Hasil evaluasi partisipatif oleh masyarakat dilaporkan dalam Rembuk Warga Tahunan.
Tujuan pengendalian yang berupa monitoring, supervisi maupun evaluasi adalah :
a) Terkumpulnya data dan informasi tentang proses dan hasil setiap kegiatan. b) Memperoleh informasi tentang kondisi kesesuaian antara implementasi
kegiatan dengan ketentuan yang ditetapkan (dalam pedoman). c) Memperoleh analisis tentang tingkat pencapaian keberhasilan (kinerja) sesuai
dengan aspek-aspek dan ukuran yang telah ditetapkan. d) Memperoleh analisis tentang hasil dan dampak dari pelaksanaan program. e) Membangun sistem tanggungjawab sosial di tengah masyarakat terhadap
jalannya setiap pelaksanaan kegiatan. 3.6. Pengendalian, Pemantauan dan Keberlanjutan
Pengendalian kegiatan Sosial dilakukan secara berjenjang mulai level fasilitator hingga KMP. Substansi pengendaliannya diletakkan pada MSAP Fasilitator Sosial dan Askot Sosial dan berujung pada Tenaga Ahli Sosialisasi di level KMW. Tugas mereka adalah mengendalikan kegiatan sosial agar sesuai koridor, tidak melanggar negative-list, tidak
Petunjuk Teknis Kegiatan Sosial Berkelanjutan 17
menyimpangi ketentuan yang berlaku dan menunjang pencapaian target penanggulangan kemiskinan sebagaimana disinggung mulai dari Bab I hingga Bab IV. Dimuka sempat disinggung bahwa kegiatan sosial berhubungan dengan sektor-sektor yang relevan dengan Program Penanggulangan Kemiskinan cluster I, yaitu Program Perlindungan Sosial Berbasis Keluarga dan Cluster IV Program Serba Murah untuk masyarakat. Program Perlindungan Sosial berbasis keluarga antara lain Program Keluarga Harapan, Jamkesmas, Raskin, Bantuan Langsung Tunai, dan Beasiswa Siswa Miskin. Sedangkan Program serba Murah Untuk Masyarakat adalah Air Untuk Rakyat, Rumah Murah, Peningkatan Taraf Hidup Nelayan, Perbaikan Hidup Masyarakat Urban. Dalam jangka panjang, kegiatan sosial tidak hanya harus bermanfaat bagi warga miskin melainkan juga mesti meningkatkan kesejahteraan dan berkesinambungan. Artinya semakin banyak penanggung jawab kegiatan akan semakin baik. Semakin banyak sektor-sektor pemerintahan terlibat, baik SKPD-SKPD maupun pemerintah pusat akan menjadikan program berjangka panjang. Kegiatan sosial yang ditempelkan atau disinkronisasikan dengan program-program daerah (program-program SKPD) akan membuatnya berkesinambungan.
Kegiatan sosial yang dikerjasamakan dengan pihak swasta dalam alokasi program CSR mereka dan program lainnya juga akan lebih terpelihara masa depannya. Namun dari segala jenis kemitraan tersebut kekuatan terbesar untuk membuat kegiatan berkelanjutan adalah keswadayaan, modal sosial dan jaringan sosial. Oleh sebab itu mulai saat ini mesti intensif mengidentifikasi prospek, baik kemungkinan penyertaan swadaya maupun kemitraan strategisnya. Harapannya ke depan, terdapat masa transisi yang jelas dalam pemantauan, pengendalian, pengelolaan hingga menuju keberlanjutan program Sosial. Berikut ini hierarki pengendalian oleh askot sosial dan fasilitator sosial yang dikoordinir oleh TA Sosialisasi. Lambat laun, monitoring dan evaluasi semacam ini diharapkan melembaga secara partisipatif hingga ke level UPS dan KSM Sosial sendiri. SKPD-SKPD sektoral, terutama yang terkait dengan pendidikan, kesehatan dan pengembangan kapasitas yang relevan dengan mata pencaharian penduduk (perikanan, perkebunan maupun pertanian) dapat bekerja sama dengan relawan-relawan spesialis (sektor) untuk saling bekerjasama membangun jaringan pengelolaan, pengendalian dan evaluasi. Untuk pengendalian dan pengelolaan pendampingan KSM dilokasi Pilot Penguatan KSM diatur pada lampiran 2 POB ini.
Petunjuk Teknis Kegiatan Sosial Berkelanjutan
Gambar 7
Skema Pengendalian dan Keberlanjutan Kegiatan Sosial
KMP
USK COMMUNITY ORGANIZING SOS ACTIVITY
PENGENDALIAN
RELAWAN KESEHATAN
FASILITATOR SOSIAL
ASKOT SOSIAL
KMW
SKPD – SKPD SEKTORAL
TA SOSIALISASI
KEBERLANJUTAN
RELAWAN PENDIDIKAN
Relawan Posyandu
Relawan Pertanian
KSM SOSIAL
CSR
Perguruan Tinggi
BKM
UPS KSM SOSIAL
KSM SOSIAL
KSM SOSIAL
Petunjuk Teknis Kegiatan Sosial Berkelanjutan 19
LAMPIRAN 1
KEGIATAN SOSIAL UNTUK MEMPERKUAT SUMBER DAYA MANUSIA
Pembangunan akan lebih efektif dan berjangka panjang jika dilaksanakan dengan menumpang pada potensi yang dimiliki masyarakat. Harapannya tujuan pembangunan akan tercapai lebihcepat, tahan lama dan tidak bias sasaran. Salah satu faktor yang membuat tujuan pembangunan segera tercapai dan tepat sasaran adalah dengan menjalankannya dari bawah (bottom up), mengikuti kebutuhan masyarakat agar lebih realistis. Di muka telah disinggung bahwa operasionalisasi prinsip pembangunan dalam PNPM Mandiri Perkotaan meliputi bidang prasarana lingkungan, ekonomi dan sosial atau yang disebut dengan Tridaya. Salah satu aspek penting adalah pengembangan masyarakat (Social Development); sebab tiap langkah kegiatan PNPM selalu membangun solidaritas sosial dan keswadayaan masyarakat. Pentagon Penghidupan Berkelanjutan Jika kedua hal tersebut mampu direngkuh niscaya tercipta masyarakat efektif yang akan menjadi landasan kokoh penanggulangan kemiskinan. Ke depan akan lebih terbuka peluang menuju masyarakat mandiri dan berkelanjutan. Sebab dalam bidang sosial terkandung aspek pengembangan masyarakat yang berupaya meningkatkan potensi segenap unsur masyarakat, terutama kelompok masyarakat yang rentan (vulnerable groups) dan marjinal yang selama ini tidak memiliki peluang/akses dalam program/kegiatan setempat. Komunitas atau masyarakat yang efektif dibangun dari sinergi peran individu-individu yang kuat. Sehingga bidang sosial menerjemahkannya ke dalam sejumlah kegiatan sosial yang salah satunya adalah membangun kapasitas SDM (human capital). Dalam pentagon peningkatan akses, aset dan sumber daya, kegiatan sosial mengambil peran pada potongan aspek Sumber Daya Manusia (Human Capital) dengan aspek Sosial (social capital) dan aspek Financial (financial capital) (Gambar I).
Petunjuk Teknis Kegiatan Sosial Berkelanjutan 20
Gambar 1 Posisi Kegiatan Sosial dalam Pentagon Akses, Aset dan Sumberdaya
Pada potongan pentagon tersebut, terlihat bahwa kegiatan sosial melekat pada jaringan sosial yang telah terbentuk di masyarakat dan tidak menciptakan “kepanitiaan” baru yang terlepas sama sekali dari jaringan komunitas yang telah ada. Sehingga kegiatan sosial akan lebih berdampak luas jika dilaksanakan oleh jaringan sosial yang sudah mengakar. Bentuk-bentuk kegiatan sosial yang dilaksanakan juga bukan kegiatan yang relief(permukaan), instan dan karitatif tetapi harus berkesinambungan. Dalam PNPM Mandiri Perkotaan, kegiatan-kegiatan sosial dilaksanakan oleh KSM-KSM yang diorganisir oleh Unit Pengelola Sosial (UPS) yang berkedudukan sebagai gugus tugas BKM. UPS mengorganisir aktivitas KSM-KSM Sosial dalam berbagai bentuknya, baik dalam hal peningkatan kapasitas SDM maupun memperkuat jaringan sosial demi meningkatkan kesejahteraan. Tentu saja, sebagaimana aktivitas ekonomi produktif dalam sustainability livelihood, aktivitas-aktivitas kegiatan sosial akan berjalan efektif meningkatkan kesejahteraan apabila berkaitan dengan mata pencaharian masyarakat.
Kaitan Kegiatan Sosial dengan IPM dan MDGs
A. Hubungan Kegiatan Sosial dengan MDGs
Sejak lama upaya penanggulangan kemiskinan telah menjadi gerakan di seluruh penjuru dunia. Terbukti bahwa PBB merasa perlu untuk mengumpulkan sejumlah consensus yang pernah disepakati dunia melalui United Nation World Summit sepanjang tahun 1990-an ke dalam satu paket, yaitu paket pembangunan dunia yang diarahkan pada 8 target utama yang disebut dengan Millennium Development Goals (MDG) atau yang dalam Bahasa Indonesia disebut sebagai sasaran pembangunan millennium. Konsensus-konsensus yang pernah disepakati antara lain: KTT Dunia untuk Anak, Konferensi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua 1990 di Jomtien, Konferensi PBB tentang Lingkungan dan Pembangunan 1992 di Rio de Janeiro, dan KTT Dunia untuk
SDM &
FINANCIAL
NATURAL
Bersama dengan Kegiatan Ekonomi, dan Infrastruktur dalam PNPM Mandiri Perkotaan, Kegiatan Sosial berfungsi memperkuat modal sosial, human capital dan jaringan sosial agar tercipta kesinambungan program
FINANCIAL
SOSIAL INFRASTRUKTUR
SUMBERDAYA
MANUSIA
SDM &
SOSI
AL
Petunjuk Teknis Kegiatan Sosial Berkelanjutan 21
Pembangunan Sosial 1995 di Copenhagen. Alhasil Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) PBB bulan September 2000 di New York, sebanyak 189 negara anggota PBB yang sebagian besar diwakili oleh kepala pemerintahan, termasuk presiden Indonesia, sepakat untuk menandatangani sebuah Deklarasi Millenium Development Goals (MDGs) yang diadopsi dari seluruh komitmen sebelumnya lengkap dengan indicator yang harus dicapai, yaitu : 1. Pemberantasan kemiskinan dan kelaparan yang ekstrim 2. Pemerataan pendidikan dasar 3. Mendukung adanya persaman gender dan pemberdayaan perempuan 4. Mengurangi tingkat kematian anak 5. Meningkatkan kesehatan ibu 6. Perlawanan terhadap HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya 7. Menjamin daya dukung lingkungan hidup 8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan Sebagai tindak lanjut, setiap negara yang menandatangani diharapkan untuk mempersiapkan MDGs report (www.wikipedia.org). Jika dicermati, 8 tujuan tersebut sebagian besar menyasar kepada pemenuhan kebutuhan dasar yaitu kesehatan (kelaparan, kesehatan anak, kesehatan ibu, pencegahan penyakit menular, kondusifnya lingkungan) dan pendidikan (pendidikan dasar, kesetaraan gender dalam memperoleh pendidikan) serta kemitraan yang diperlukan untuk mewujudkannya. Seluruh target aktivitas tersebut diratifikasi di setiap negara untuk menjadi target pembangunannya masing-masing. Sebagai konsekuensinya maka di tiap kelurahan/desa, semua kegiatan yang dibiayai oleh BLM PNPM Mandiri Perkotaan wajib berorientasi pada MDGs, terutama terkait dengan pendidikan dan kesehatan. B. Hubungan Kegiatan Sosial dengan IPM
IPM (Indeks Pembangunan Manusia) atau yang dalam Bahasa Inggris disebut dengan Human Development Indeks (HDI) adalah indeks standard untuk mengukur keberhasilan pembangunan manusia. Menurut Wikipedia, Indeks ini pada 1990 dikembangkan oleh pemenang nobel India Amartya Sen dan seorang ekonom Pakistan Mahbub ul Haq, serta dibantu oleh Gustav Ranis dari Yale University dan Lord Meghnad Desai dari London School of Economics. Sejak saat itu indeks ini dipakai oleh Program pembangunan PBB pada laporan IPM tahunannya. Amartya Sen menggambarkan indeks ini berfokus pada hal-hal yang lebih sensitif dan berguna daripada hanya sekedar pendapatan perkapita yang selama ini digunakan. Indeks ini juga berguna sebagai jembatan bagi peneliti yang serius untuk mengetahui hal-hal yang lebih terinci dalam membuat laporan pembangunan manusianya. IPM mengukur pencapaian rata-rata sebuah negara dalam 3 dimensi dasar pembangunan manusia, yaitu:
1. hidup yang sehat dan panjang umur yang diukur dengan harapan hidup saat kelahiran
2. Pengetahuan yang diukur dengan angka tingkat baca tulis pada orang dewasa (bobotnya dua per tiga) dan kombinasi pendidikan dasar, menengah, atas gross enrollment ratio (bobot satu per tiga).
3. standard kehidupan yang layak diukur dengan logaritma natural dari produk domestik bruto per kapita dalam paritasi daya beli.
Setiap tahun Daftar negara menurut IPM diumumkan berdasarkan penilaian diatas. Pengukuran alternatif lain adalah Indeks Kemiskinan Manusia yang lebih berfokus kepada kemiskinan. Karena telah digunakan oleh negara, maka dalam PNPM Mandiri Perkotaan mestinya digunakan juga secara bertanggung jawab agar tujuan peningkatan kualitas SDM meningkat secara nasional. Indeks ini untuk mengukur kapasitas SDM secara individu
Petunjuk Teknis Kegiatan Sosial Berkelanjutan 22
namun tidak menutup kemungkinan menunjang kapasitasnya sebagai makhluk sosial. Secara individual, manusia ditingkatkan kapasitasnya melalui angka harapan hidup, pendidikan dan daya beli. Meningkatnya kapasitas SDM akan meningkatkan kesejahteraan dan waktu luang. Jika dimanfaatkan untuk saling berinteraksi, niscaya akan menguatkan modal sosial. C. Strategi Pendampingan Kegiatan Sosial
Gambar 1
Ilustrasi Jaringan Kerjasama Relawan Sektor
Kelompok Relawan
Pendidikan
Kader PAUDKader
PKK
Pegiat Sekolah
Demokrasi
Relawan Anak
Jalanan
Kader BKKBN
Relawan
Kesehatan
Bidan
Desa
Kader
PKK
Kader
Posyandu
Paguyuban
Pedagang Pasar
Gabungan Kelo
mpok T
ani
(GAPOKTAN)
Pedagang
Sayuran
Pedagang
Buah
Pedagang
Tempe
Kelompok Tani
Petani
Kedelai
Petani Sayuran
& Buah
Relawan
Pertanian
Himpunan Petani
Pemakai Air
( HIPPA )
Petani 1Petani 2
Petani 3Petani 4
DESA / KELURAHAN
Relawan
Pedagang
Petunjuk Teknis Kegiatan Sosial Berkelanjutan 23
Gambar 2 Proses Belajar dalam KBK
Gambar diadaptasi dari Membangun Masyarakat Pembelajar, Panduan Metodologi Pendidikan Non formal
untuk fasilitator Lapang, SPPM; 2003
Petunjuk Teknis Kegiatan Sosial Berkelanjutan 24
LAMPIRAN 2
KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM Bappenas menyiapkan strategi penanggulangan kemiskinan secara lebih komprehensif yang berbasis pada pengembangan penghidupan berkelanjutan/P2B (sustainable livelihoods approach). Menindaklanjuti hal tersebut maka PNPM Mandiri Perkotaan mengembangkan Program Pengembangan Penghidupan Masyarakat berbasis Masyarakat (PPMK) yang dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu:
1. Tahap 1: Kegiatan Pilot Pengembangan KSM, melalui: a. Membangun modal sosial dan komitmen kelompok b. Melaksanakan lima aturan dasar kelompok
2. Tahap 2: Program Dana Bergulir, melalui: a. Rencana pengembangan usaha b. Penambahan modal sesuai aturan UPK
3. Tahap 3: Usaha Ekonomi Produktif , melalui: a. Menjalin kemitraan b. Penambahan modal sesuai dengan ketentuan PPMK
Keberlanjutan peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin dalam PNPM Mandiri Perkotaan dilakukan melalui proses pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan dengan pelembagaan perencanaan partisipatif dan pengokohan kelembagaan masyarakat tingkat basis, yaitu Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) dan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Tahap pertama kegiatan pengembangan penghidupan di PNPM Mandiri Perkotaan adalah Pilot Penguatan KSM. Pilot dilaksanakan dengan cara pendampingan intensif untuk penguatan kelompok KSM, agar KSM dapat menjadi kelompok yang berdaya. Kegiatan ini menitikberatkan pada peningkatan akses kerja dan usaha bagi kelompok marginal. Kegiatan pilot inimerupakan intervensi PNPM Mandiri Perkotaan dari tahap miskin ke berdaya. Pengembangan penghidupan berkelanjutan dilakukan melalui pengembangan aset penghidupan yaitu aset sumber daya manusia, aset sumber daya alam, aset sumber daya sosial, aset sumber daya fisik dan aset sumber daya keuangan (merujuk lampiran 1). Dari lima aset pentagonal penghidupan tersebut, Pilot fokus untuk mengintervensi tiga aspek yaitu: Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Sosial, dan Sumber Daya Keuangan
Kegiatan Pilot Penguatan KSM adalah salah satu tahapan kegiatan pengembangan penghidupan di PNPM Mandiri Perkotaan yang metitikberatkan pada peningkatan akses usaha dan akses lapangan kerja bagi kelompok miskin. Pilot dilaksanakan melalui strategi penguatan kelompok, pendekatan berbasis kebutuhan dan inisiatif masyarakat miskin, serta peningkatan pelayanan BKM/LKM melalui Unit-unit Pelaksana untuk masyarakat miskin.
Petunjuk Teknis Kegiatan Sosial Berkelanjutan 25
A. Tujuan Penguatan Kelompok melalui peningkatan kapasitas dan keterampilan yang berorientasi pada peningkatan akses usaha dan kesempatan kerja bagi kelompok miskin.
B. Keluaran Keluaran yang diharapkan dari kegiatan Pilot Penguatan KSM adalah sebagai berikut: 1. Terbentuknya Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang anggotanya menjalankan
secara konsisten lima aturan dasar kelompok yaitu: (1) Pertemuan rutin mingguan, (2)Tabungan rutin mingguan, (3) pembukuan rutin mingguan, (4) Pinjaman dalam kelompok, dan (5) Pengembalian pinjaman dalam kelompok
2. Meningkatnya jumlah warga miskin yang memiliki keterampilan usaha dan/atau kesempatan kerja
3. Meningkatnya jumlah KSM yang dapat mengakses dan melaksanakan Kegiatan Sosial Berkelanjutan.
C. Ke-Khasan Pilot Pengembangan KSM Sesuai dengan tujuan utama program untuk menanggulangi kemiskinan dengan fokus pada masyarakat yang termiskin dari masyarakat miskin (PS-2 Prioritas 1) dengan usaha sendiri maka kegiatan Pilot Penguatan KSM ini memiliki ketentuan yang “tidak bisa ditawar atau dinegosiasikan”, yang akan memandu masyarakat dalam pelaksanaan program. Ketentuan yang “tidak bisa ditawar atau tidak bisa dinegosiasikan” ini adalah masyarakat harus: 1. Penguatan Kelompok Swadaya Masyarakat yang menjalankan secara konsisten lima
aturan dasar kelompok; 2. Berlatih menolong dirinya dan berkontribusi untuk perkembangan kelompok; 3. Memberikan perhatian kepada anggota kelompok yang menurut penilaian anggota
kelompok termiskin;
D. Lokasi Tahun 2014 Kegiatan Penguatan KSM merupakan program pilot yang dilaksanakan di 9 provinsi, 14 Kabupaten/Kota yang tersebar di 56 kelurahan terpilih. Pemillihan kota/kabupaten lokasi pilot dilakukan berdasarkan kriteria kabupaten/kota yang memiliki komitmen DDUB tinggi di propinsi terpilih. Adapun kriteria kelurahan terpilih adalah sebagai berikut:
1. Status administrasi pemerintahan adalah kelurahan 1 2. Kategori kelurahan sedang atau besar 2 3. Merupakan kelurahan termiskin di tim fasiliator 4. Kinerja pembukuan sekretariat minimal memadai 5. Dalam setiap Kabupaten/Kota dipilih 4 (empat) kelurahan yang tersebar di 2 (dua)
tim fasilitator yang berbeda.
6. Penetapan lokasi selanjutnya akan diatur melalui surat keputusan PMU.
E. Penggunaan dan Pemanfaatan Dana BLM Sosial untuk Penguatan KSM
1. Penggunaan Dana BLM Sosial BLM Sosial adalah stimulan untuk mendukung keuangan dan kegiatan kelompok serta BKM/UP-UP, yang diperuntukan bagi:
a. Kebutuhan dasar b. Penguatan Kapasitas c. Aset bergulir dan aset produksi
1Kecuali Provinsi Aceh, status administrasi adalah gampong
2Kelurahan sedang adalah kelurahan yang nilai pagu BLM 200 juta dan Kelurahan besar adalah Kelurahan
yang nilai pagu BLM 350 juta.
Petunjuk Teknis Kegiatan Sosial Berkelanjutan 26
2. Mekanisme penyaluran BLM sosial Setelah dana BLM masuk ke rekening BKM/LKM, maka dana BLM Sosial dengan porsi maksimum sebesar 30% dari total BLM dapat dimanfaatkan oleh KSM dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut :
a. Pencairan dana BLM sosial tahap I sebesar 15 juta akan dikelola oleh UPS dan Relawan Pendamping yang digunakan untuk :
i. Penguatan kapasitas Lurah, BKM/LKM, UPS dan Relawan Pendamping dengan materi KSM, manajemen organisasi, dll
ii. Pelatihan KSM dengan materi manajemen organisasi, keuangan Kelompok, dll.
b. Pencairan dana BLM sosial tahap II akan dikelola oleh KSM dan dimanfaatkan untuk pelatihan ketrampilan sesuai kebutuhan dalam pengembangan usaha maupun lapangan kerja serta pinjaman anggota kelompok yang dikelola secara bergulir di KSM dengan ketentuan sebagai berikut :
i. KSM mengajukan Rencana Penggunaan Dana (RPD) sesuai proposal yang telah dinyatakan layak oleh UPS dan telah diverifikasi oleh KMW/Korkot dan melampirkan dokumen proposal yang telah dinyatakan layak;
ii. UPS dan Sekretariat BKM/LKM melakukan verifikasi RPD yang disampaikan KSM dengan alat bukti proposal layak;
iii. Sekretariat BKM/LKM menyalurkan dana BLM sosial kepada KSM sesuai RPD yang telah diverifikasi.
iv. KSM menyampaikan Laporan Penggunaan Dana (LPD) kepada UPS dan Sekretariat BKM/LKM secara berkala dan UPL di bantu Relawan Pendamping melakukan monitoring perkembangan KSM secara berkala dan menerus.
c. Tahapan Pemanfaatan BLM Sosial Tahapan pemanfaatan BLM Sosial ke KSM dilakukan dengan beberapa ketentuan khusus sebagai berikut :
Tabel 1. Tahapan Pemanfaatan Dana BLM Sosial
Tahapan Pemanfaatan Kegiatan Jangka waktu Syarat
Pertama (maks Rp. 15 Juta)
Pelatihan Lurah, BKM/LKM, UP, Relawan Pendamping,
Dilaksanakan sebelum pendampingan KSM
Pelatihan KSM terkait manajemen organisasi dan keuangan kelompok
Mulai minggu ke 1 1. Terbentuk kelompok 2. Ada kepengurusan 3. Ada aturan bersama
Kedua Pelatihan Keterampilan dan manajemen usaha sesuai kebutuhanKSM
Mulai minggu ke 5 dan seterusnya
1. Pemenuhan lima aturan dasar kelompok
2. Ada kesepakatan
jenis usaha /
kebutuhan dasar
3. Anggota KSM sudah memiliki manajemen usaha/ lapangan pekerjaan
Dana waqaf diperuntukan bagi: a. Kebutuhan Dasar b. Aset Bergulir dan
Aset Produksi
Mulai minggu ke 13 dan seterusnya
1. Pemenuhan lima aturan dasar kelompok
Proposal usaha diverifikasi dan disetujui oleh
BKM/LKM dan Relawan Pendamping
Petunjuk Teknis Kegiatan Sosial Berkelanjutan 27
F. Tahap pelaksanaan kegiatan Pilot KSM
Pembekalan
kepada Fasilitator
mengenai KSM
Sosialisasi Konsep
dan Substansi KSM
kepada Masyarakat
oleh Fasiltator
FGD Dinamika KSM
(berbasis hasil RPK
dan PS)
Sosialisasi
Konsep dan
Substansi
KSM oleh
Relawan
Pendamping
Kelompok
FGD
Dinamika
KSM
1. Susun/Review
Tujuan
2. Kesepakatan
Bersama /
Aturan Main :
Pertemuan
rutin
Tabungan
pencatatan
Pinjaman
angsuran
Pembangunan
KSM
Pengembangan
KSM
Penilaian
Kelayakan
oleh UP-UP :
Kelayakan
KSM
Kesesuaian
usulan
dengan
PJM
Pronangkis
Teridentifikasi dan
Penggalangan Relawan
Pendamping Kelompok
Pelatihan kepada BKM,
UP-UP dan Relawan
Pendamping Kelompok
Penyusunan
Rencana
Kegiatan
KSM
Ya
Tidak
Direkomenda
sikan dalam
Penetapan
Prioritas
1
6 a
9
4
3
2
8
7
6.b.
10
5
Akses BLM
Akses APBD
Akses
Channelling
Akses
Sumberdaya
lain
Proses Verifikasi Usulan KSMProses Pembangunan KSM
Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM
Tahap Kegiatan Pendampingan KSM di lokasi pilot pada hakekatnya sama dengan pendampingan kegiatan sosial di lokasi reguler sebagaimana dimaksud dalam Bab III POB ini (Lihat Gambar 5 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Sosial, hal 9). Perbedaannya hanya terdapat dalam 1) penjabaran tahap kegiatan dan 2) pemanfaatan BLM. Terkait dengan penjabaran tahapan kegiatan, dalam Gambar 5 tersebut diterangkan bahwa pada Tahap 1 adalah Sosialisasi Pengelolaan Kegiatan Sosial. Tahap ini dijabarkan lebih lanjut dalam Proses pembangunan/pengembangan KSM di Lokasi Pilot, menjadi terdiri dari : 1. Pembekalan kepada Fasilitator mengenai KSM 2. Sosialisasi di tingkat Kelurahan mengenai :
a. Konsep dan Substansi KSM kepada Masyarakat oleh Fasilitator b. FGD Dinamika KSM (berbasis hasil RPK dan PS)
3. Melakukan identifikasi dan penggalangan Relawan Pendamping Kelompok
Petunjuk Teknis Kegiatan Sosial Berkelanjutan 28
Sementara itu untuk Tahap 2, mengenai Pembangunan/Penguatan KSM Sosial (Tahap 3) dijabarkan lebih lanjut dalam pendampingan KSM menjadi :
1. Sosialisasi Konsep dan Substansi KSM oleh Relawan Pendamping Kelompok serta FGD Dinamika KSM oleh Relawan pendamping Kelompok (Tahap ke 5).
a. Pembangunan KSM (Tahap 6a) b. Pengembangan KSM (Tahap 6b)
2. Penyusunan/Review Tujuan dan Kesepakatan Bersama/Aturan Main (Tahap 7) yang meliputi 5 aturan dasar (Panca Sutra), yaitu :
a. Pertemuan rutin b. Tabungan c. Pencatatan d. Pinjaman e. angsuran
Sedangkan untuk Pemanfaatan BLM, di gambar 5 Pelaksanaan kegiatan sosial reguler baru dapat dilaksanakan pada tahap 7. Namun dalam Pendampingan KSM di Lokasi Pilot dilakukan sejak awal (pada minggu ke 0) yang dipergunakan untuk pelatihan BKM, UP-UP dan Relawan Pendamping Kelompok dengan alokasi sebesar Rp. 15 juta.
Gambar 2 Penjabaran Tahap Pelaksanaan Kegiatan Sosial dan Pendampingan KSM
Tahap 1 Sosialisasi Pengelolaan
Kegiatan Sosial Pembekalan kepada Fasilitator
mengenai KSM (Tahap 1)
Sosialisasi di Tingkat Kelurahan (Tahap 2) 1. Konsep dan Substansi KSM kepada
Masyarakat oleh Fasilitator 2. FGD Dinamika KSM (berbasis hasil RPK
dan PS)
Identifikasi dan Penggalangan Relawan
Pendamping Kelompok (Tahap 3)
Pelaksanaan Kegiatan Sosial Pendampingan Kegiatan KSM
Petunjuk Teknis Kegiatan Sosial Berkelanjutan 29
Tahap sosialisasi hasil pemutakhiran Pemetaan Swadaya (PS) sebagaimana terlihat pada
gambar 1 telah diuraikan pada tahap persiapan, dimana pada sosialisasi hasil PS, warga
miskin yang belum memiliki kelompok maupun warga miskin yang telah bergabung dalam
KSM (existing) telah menyatakan komitmen dan beminat berkelompok.
Pembangunan/Penguatan KSM
Sosial (Tahap 3)
Sosialisasi Konsep dan Substansi KSM oleh Relawan Pendamping Kelompok serta FGD Dinamika KSM oleh Relawan pendamping Kelompok (Tahap ke 5).
Pembangunan KSM (Tahap 6a)
Penyusunan/Review Tujuan dan Kesepakatan Bersama/Aturan Main (Tahap 7) :
1. Pertemuan rutin 2. Tabungan 3. Pencatatan 4. Pinjaman 5. angsuran
Pengembangan KSM (Tahap 6b)
peKSM (Tahap 6a)
Pelaksanaan Kegiatan Sosial Pendampingan Kegiatan KSM
Petunjuk Teknis Kegiatan Sosial Berkelanjutan
Tabel 2 Proses Pembangunan/Pengembangan KSM (Penjelasan Gambar 1)
No Tahapan Kegiatan Uraian Kegiatan Pelaksana Fasilitasi Peserta
1. Pembekalan Kepada Fasilitator
mengenai KSM
Pembekalan mengenai substansi dan mekanisme materi
Pendampingan KSM kepada Fasilitator
KMP dan WB Pemandu
Nasional KMP
1. Askot
Sosial
2. Askot MK
3. Faskel
Sosial
2. Sosialisasi Konsep dan Substansi
KSM kepada Masyarakat dan
FGD Dinamika KSM berbasis
hasil RPK
1. Sosialisasi Konsep dan Substansi KSM kepada Masyarakat
dan Fasilitator dan FGD Dinamika KSM berbasis hasil RPK
2. Sosialisasi hasil pemutakhiran data PS-2 kepada peserta
sebagai acuan untuk membentuk KSM
3. Warga miskin (PS 2) yang telah maupun belum tergabung
dalam KSM diminta berkomitmen untuk bergabung
membangun atau mengembangkan KSM.
4. Penggalangan Relawan Pendamping Kelompok (RPK) yang
akan mendampingi KSM
BKM dan Lurah Fasilitator dan
BKM
BKM, Relawan
dan UP-UP
3. Penggalangan Relawan
Pendamping Kelompok
1. Identifikasi Relawan Pendamping Kelompok
2. Pendaftaran Relawan Pendamping Kelompok, yang bersedia
untuk mendampingi dan memfasilitasi KSM
BKM dan Lurah Fasilitator dan
BKM
BKM, Relawan
dan UP-UP
4. Pelatihan kepada BKM, UP-UP
dan Relawan Pendamping
Kelompok
BKM dan UP-UP dilatih mengenai :
1. Konsep peningkatan penghidupan berbasis mata pencaharian
2. fungsi KSM dalam Penanggulangan Kemiskinan dan
Dinamika kelompok
3. Manajemen Organisasi, Tabungan rutin, Pinjaman, Angsuran
4. Pelatihan ini menggunakan pendekatan belajar sambil
berpraktek (learning by doing atau On the Job training) dalam
pertemuan rutin KSM
BKM dan Lurah Askot, Fasilitator BKM, UP-UP
dan Relawan
Pendamping
Kelompok
Petunjuk Teknis Kegiatan Sosial Berkelanjutan
No Tahapan Kegiatan Uraian Kegiatan Pelaksana Fasilitasi Peserta
5. Sosialisasi Konsep dan Substansi
KSM oleh Relawan Pendamping
Kelompok
1. Sosialisasi Konsep dan Substansi KSM oleh Relawan kepada
komunitas
2. Sosialisasi hasil pemutakhiran data PS-2 kepada peserta
sebagai dasar pembenukan KSM
3. Warga miskin (PS 2) yang telah maupun belum tergabung
dalam KSM diminta berkomitmen untuk bergabung
membangun atau mengembangkan KSM.
Komunitas
warga
masyarakat di
tingkat basis
Relawan
Pendamping
Kelompok
Warga PS-2
dan warga
komunitas
6. FGD Dinamika Kelompok 1. FGD Dinamika Kelompok mendiskusikan pentingnya
berkelompok. Event ini dapat digabung atau terpisah dengan
event Sosialisasi. Namun Kelompok tidak harus dibentuk
baru, bisa menggunakan kelompok lama (lebih disarankan).
2. Terdapat dua opsi, yaitu : pembangunan KSM untuk KSM
baru dan pengembangan KSM untuk KSM lama. Untuk
Kelompok lama dapat dikembangkan menjadi KSM setelah
direview visi, misi, dan aturan mainnya.
Komunitas
warga
masyarakat di
tingkat basis
Relawan
Pendamping
Kelompok
Warga PS-2
dan warga
komunitas
7. Pembangunan KSM baru
1. Dalam Pembangunan KSM baru disepakati beranggotakan
10-15 orang, dengan ketentuan :
a. berasal dari warga miskin hasil pemutakhiran data PS-2
b. Setiap keluarga miskin diwakili 1 orang sebagai anggota
KSM
c. Bersedia menabung sesuai kemampuan anggota dalam
setiap pertemuan mingguan
d. Bersedia bekerjasama dalam kelompok
e. Siap meluangkan waktu untuk mengikuti pertemuan rutin
mingguan maupun pelatihan kelompok
f. Syarat lain yang disepakati oleh warga
masyarakat/rumah tangga miskin
2. Menyepakati tujuan dan aturan main KSM :
1. Tujuan KSM
Komunitas
warga
masyarakat di
tingkat basis
Relawan
Pendamping
Kelompok
Warga PS-2
dan warga
komunitas
Petunjuk Teknis Kegiatan Sosial Berkelanjutan
No Tahapan Kegiatan Uraian Kegiatan Pelaksana Fasilitasi Peserta
2. Kesepakatan Bersama/Aturan Main : a. Pertemuan rutin b. Tabungan c. Pembukuan d. Pinjaman e. Angsuran
8. Untuk Pengembangan KSM lama
(dari kelompok/KSM lama)
1. Identifikasi kelompok-kelompok yang sudah ada dan
mengakar di masyarakat seperti kelompok tani, kelompok
perempuan, kelompok pembangunan seperti Posyandu,
BKKBN, dll.
2. Mengembangkan KSM dari kelompok lama tersebut
dengan mereview :
a. Tujuan, apakah kelompok atau KSM lama tersebut
dibentuk bertujuan untuk bekerjasama dalam
menanggulangi kemiskinan anggota, sehingga
warga miskin/termiskin yang terdaftar dalam
kelompok terlibat dalam semua kegiatan kelompok.
b. Kemanfaatan, apakah kelompok/KSM lama telah
mengembangkan peningkatan pengetahuan, kualitas
hidup seperti pendidikan, kesehatan, pendapatan,
permukiman dan lainnya.
c. Aturan bersama kelompok, apakah membuka
akses warga miskin dan perempuan menjadi
anggota kelompok.
d. Keanggotaan, apakah seluruhnya beranggotakan
warga miskin dan termiskin dari data PS-2; dan
selalu terlibat dalam kegiatan kelompok,
e. memiliki tabungan rutin kelompok sesuai
kemampuan anggota, dan
f. bersedia meluangkan waktu dalam mengikuti
pertemuan rutin mingguan dan dapat berkerjasama
dalam kelompok
g. identifikasi anggota kelompok yang berminat
usaha dan atau mencari lapangan pekerjaan;
3. Pembentukan struktur kepengurusan KSM, terdiri dari
Komunitas
warga
masyarakat di
tingkat basis
Relawan
Pendamping
Kelompok
Warga PS-2
dan warga
komunitas
Petunjuk Teknis Kegiatan Sosial Berkelanjutan
No Tahapan Kegiatan Uraian Kegiatan Pelaksana Fasilitasi Peserta
Koordinator, sekretaris maupun bendahara. Kepemimpinan
akan menjadi hal kunci memfasilitasi pembentukan aturan
kelompok, mengkomunikasikan, dan menegakkannya,
termasuk menjadi penengah konflik. KSM wajib memberikan
kesempatan kepada yang termiskin untuk terlibat dalam
kegiatan KSM, dalam struktur kepengurusan atau menjadi
coordinator KSM.
4. Mendiskusikan Tujuan dan Aturan Bersama KSM
dilakukan dengan :
a. menyepakati Visi, Misi dan Tujuan kelompok;
b. Menetapkan Nama identitas kelompok;
c. Menyusun dan menyepakati Lima Aturan Dasar
Kelompok yang harus dipenuhi oleh semua anggota
kelompok:
i. Tabungan Rutin mingguan, sebagai proses
pembelajaran dalam menolong dirinya sendiri
melalui kegiatan menabung (self-help) dan
menolong sesama anggota kelompok melalui
kegiatan pinjaman (mutual help). Tabungan rutin
dapat berbentuk uang atau lainnya, sesuai
kemampuan dan kesepakatan anggota KSM.
Dalam pertemuan pertama disepakati bentuk dan
besarnya tabungan.
ii. Pertemuan rutin mingguan, yang ditentukan oleh
anggota kelompok secara demokratis dengan
tempat pertemuan secara bergantian di tempat
anggota. Semua anggota siap memimpin
pertemuan bila rumahnya menjadi tempat
pertemuan. Ini sebagai pembelajaran dalam
kepemimpinan kelompok kecil.
iii. Pembukuan rutin. Pembukuan/adminstrasi
Petunjuk Teknis Kegiatan Sosial Berkelanjutan
No Tahapan Kegiatan Uraian Kegiatan Pelaksana Fasilitasi Peserta
kegiatan dan keuangan dilakukan rutin melalui :
Pelaksanaan perguliran pinjaman dalam
kelompok. Kelompok dapat memulai pinjaman
dalam kelompok segera setelah ada
permintaan dari anggotanya, bahkan dapat
dimulai dari pertemuan pertama.
Melaksanakan pengembalian pinjaman dalam
kelompok
iv. Penguatan kapasitas KSM. Semua anggota
Kelompok dipastikan siap untuk mengikuti pelatihan
penguatan organisasi dan keuangan kelompok bagi
KSM yang lolos menjadi KSM untuk Pilot antara
lain :
manajemen Ekonomi Rumah Tangga (ERT);
Manajemen organisasi dan keuangan
kelompok,
pelatihan ketrampilan (vocational training)
sesuai kebutuhan (kelompok usaha dan
kelompok pekerja).
v. Kesiapan menerima penilaian kinerja KSM
setelah terlaksananya pertemuan rutin mingguan
selama empat (4) kali berturut-turut sesuai dengan
indikator kinerja kelulusan sebagai KSM peserta
program- sesuai dalam format KPK (Kartu
Perkembangan Kelompok). Indikator kinerja
kelulusan KSM adalah sebagai berikut:
a. Min 90% kehadiran anggota pada pertemuan
rutin
b. Min 75% anggota kelompok menabung
secara rutin
c. 100% pembukuan dilaksanakan secara tepat
waktu
Petunjuk Teknis Kegiatan Sosial Berkelanjutan
No Tahapan Kegiatan Uraian Kegiatan Pelaksana Fasilitasi Peserta
d. 100% agenda pertemuan rutin terpenuhi
9. Penyusunan Rencana Kerja KSM
Rencana Kerja KSM disusun bersama sejak pelatihan praktek
(OJT) KSM, mengatur tentang simpanan, tabungan, pinjaman,
angsuran dan kegiatan yang menunjang pencapaian tujuan KSM.
Rencana kerja direalisasikan dalam setiap pertemuan rutin KSM
KSM Relawan
Pendamping
Kelompok
KSM
10. Penilaian Kelayakan KSM oleh
UP-UP BKM
KSM-KSM yang telah layak dan memenuhi syarat diverifikasi
kelayakannya oleh UP-UP kesesuaiannya dengan orientasi
penanggulangan kemiskinan KSM dan usulan PJM Pronangkis
Relawan
Pendamping
Kelompok dan
UP-UP
Relawan
Pendamping
Kelompok dan
UP-UP
KSM
11. Penentuan Akses dana BLM oleh
KSM
KSM-KSM yang telah layak dan diverifikasi ditentukan akses dana
melalui BLM APBN, APBD, atau Swasta
Relawan
Pendamping
Kelompok dan
UP-UP
Relawan
Pendamping
Kelompok dan
UP-UP
KSM
Petunjuk Teknis Kegiatan Sosial Berkelanjutan 36
Tahap selanjutnya secara rinci dijelaskan siklus pembangunan/pengembangan KSM seperti dibawah ini : Tabel 3 Tahap pelaksanaan kegiatan KSM Percontohan
Waktu Tahap Pelaksana dan Peserta Hasil yang diharapkan
Minggu ke - 0
Pembangunan/Pengembangan KSM Calon Percontohan
Pelaksana:
BKM/UP-UP, Relawan Pendamping (didampingi oleh Fasilitator) Peserta:
Anggota kelompok baru dan kelompok lama
1. Terbentuk/Adanya calon KSM baru/lama yang berpotensi untuk dapat dikembangkan menjadi KSM Percontohan, yang memiliki visi, misi, tujuan, struktur organisasi dan aturan dasar kelompok.
2. Tersusun profil KSM calon Percontohan
Minggu ke 1 - 4
Fasilitasi kegiatan identifikasi calon KSM untuk Percontohan
Pelaksana:
BKM/UP-UP, Relawan Pendamping (difasilitasi oleh Fasilitator) Peserta:
Anggota KSM
Adanya calon kelompok yang dinyatakan memenuhi kriteria (lulus) sebagai KSM Harapan oleh Fasilitator/Relawan Pendamping sebagai KSM Percontohan dengan syarat kelulusan sebagai berikut: 1. Kelompok memiliki lima
aturan dasar 2. Tingkat kehadiran anggota
rata-rata > 80% anggota hadir pada pertemuan rutin
3. Tabungan rutin pada pertemuan mingguan dipenuhi oleh Min 75% anggota kelompok
4. 100% pencatatan keuangan dilaksanakan secara tepat waktu
5. 100% agenda pertemuan rutin terpenuhi
Minggu ke 5 - 12
Pendapingan kegiatan kepada KSM Percontohan
Pelaksana:
BKM/UP-UP, Relawan Pendamping (didampingi oleh Fasilitator) Peserta:
Anggota KSM Percontohan
KSM Percontohan memperoleh pembekalan/pelatihan, serta memenuhi kriteria penilaian kelayakan untuk mengakses dana BLM sosial
Minggu ke 13 - seterusnya
Pengelolaan BLM Sosial
Pelaksana:
BKM/UP-UP, Relawan pendamping (didampingi oleh Fasilitator) Peserta:
Anggota KSM Percontohan
KSM Percontohan dapat mengakses dana BLM Sosial sesuai dengan tata cara dan tahapan yang disyaratkan. Selanjutnya anggota akan memperoleh pinjaman dari kelompok sesuai dengan prioritas peminjam.
Petunjuk Teknis Kegiatan Sosial Berkelanjutan 37
Pengertian Kelompok dan KSM Agar Pilot Pengembangan KSM ini dapat terlaksana sesuai tujuan, perlu dipahami secara mendalam tentang yang dimaksud dengan KELOMPOK dan KSM. Yang dimaksud dengan Kelompok adalah kumpulan dua orang atau lebih, yang memiliki hubungan, kerjasama dan ikatan batin satu sama lain. Mereka mempunyai visi,misi dan tujuan yang ingin dicapai secara bersama – sama. Untuk mencapai visi, misi dan tujuan anggota kelompok, maka manajemen organisasi dan pengelolaan keuangan dibangun dan dikembangkan secara bersama-sama. Sedangkan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), adalah kelompok yang dibangun dan dikembangkan dengan dukungan dana kegiatan sosial PNPM Mandiri Perkotaan yang mengadopsi konsep kelompok sebagai suatu entitas (lembaga) yang pantas dalam menyediakan ruang dan bantuan bagi rumah tangga miskin untuk dapat mengambil langkah-langkah efektif sehingga dapat mengendalikan kehidupan mereka baik untuk rumah tangga mereka sendiri maupun untuk masyarakat. Inti dari KSM itu sendiri ada pada pengembangan kepercayaan diri mereka dalam membangun suatu entitas (lembaga) yang berkelanjutan Pembentukan kelompok selaku pra-KSM dipandang sebagai titik penting dalam proses pemberdayaan, yang mencakup:
1. kepercayaan diri dan bantuan moral bagi rumah tangga miskin yang berjuang terhadap perubahan sosial;
2. forum dimana rumah tangga miskin dapat saling memberi masukan dan menganalisa kondisi masing-masing serta dapat merancang strategi kolektif untuk megatasi permasalahan mereka;
3. kerangka untuk peningkatan kesadaran, pengembangan kepercayaan diri, penyebaran informasi dan pengantar jasa, serta untuk tindakan bersama;
4. sebagai kendaraan untuk mempromosikan kegiatan ekonomi Program ini mencakup rumah tangga miskin dan termiskin dalam suatu kelurahan/desa dimana setiap target anggota kelompok merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kelompok itu sendiri. Dalam proses seleksi kelompok, penekanan akan dilakukan dalam proses identifikasi atas konsistensi terhadap konsep program itu sendiri. Selanjutnya, program akan meningkatkan modalnya melalui kekuatan dari kelompok melalui proses promosi dan replikasi kelompok dalam prinsip efektivitas biaya dan keberlanjutan. Program selanjutnya akan mengidentifikasi anggota kelompok yang mempunyai kemampuan pemimpin dari kelompok yang sudah matang dan menyediakan mereka dengan tambahan pelatihan dan studi banding untuk membantu mereka dalam menjalankan tanggung jawabnya. 1. Pembangunan/Pengembangan KSM calon percontohan:
KSM yang akan melaksanakan percontohan dapat dibentuk baru atau KSM lama yang memenuhi kriteria yang ditetapkan untuk KSM calon percontohan, sebagaimana dijelaskan di bawah ini.
1. Tujuan: Membentuk kelompok swadaya masyarakat yang sesuai dengan kriteria calon percontohan.
2. Pelaksana dan Peserta Pelaksana: BKM/UP-UP, Relawan Pendamping didampingi oleh Fasilitator Peserta: Anggota kelompok baru dan kelompok lama
Petunjuk Teknis Kegiatan Sosial Berkelanjutan 38
3. Metodologi a. Mengadakan pertemuan khusus yang mengundang KK miskin prioritas yang
diidentifikasi dalam PS-2, difasilitasi oleh fasilitator, Relawan Pendamping beserta BKM/UP-UP.
b. Memanfaatkan perangkat sosialiasi seperti poster, brosur, dll untuk menyampaikan informasi2 yang penting diketahui oleh calon anggota kelompok, khususnya terkait dengan konsep dan proses Pilot , serta peran dan tanggung jawab kelompok.
c. Pembentukan KSM calon Pilot yang beranggotakan 10-15 orang. Langkah-
langkah pembentukannya adalah sebagai berikut: (1) KSM baru. Menyeleksi anggota kelompok yang memenuhi persyaratan
sebagai berikut: i. Anggota kelompok berasal dari warga masyarakat/ rumah tangga
miskin hasil pemutakhiran data PS-2 ii. Setiap keluarga miskin diwakili 1 orang sebagai anggota kelompok iii. Bersedia menabung sesuai kemampuan anggota dalam setiap
pertemuan mingguan iv. Bersedia bekerjasama dalam kelompok v. Siap meluangkan waktu untuk mengikuti pertemuan rutin mingguan
maupun pelatihan kelompok vi. Syarat lain yang disepakati oleh warga masyarakat/ rumah tangga
miskin
(2) KSM Lama. KSM tidak harus selalu dibentuk baru, namun dapat mengembangkan kelompok-kelompok yang sudah ada dan mengakar di masyarakat seperti kelompok tani, kelompok perempuan, kelompok pembangunan. Juga KSM PNPM MP lama yang telah memenuhi syarat pembentukan KSM calon Pilot . Kelompok-kelompok/ KSM tersebut memiliki tujuan untuk berkerjasama dalam kelompok untuk menanggulangi kemiskinan anggota kelompoknya, sehingga harus dipastikan hanya warga miskin/termiskin yang terdaftar dalam kelompok dan terlibat dalam kegiatan kelompok. Manfaat yang dirasakan dapat berupa peningkatan pengetahuan dan kemampuan serta peningkatan kualitas hidup seperti kualitas pendidikan, kesehatan, peningkatan ekonomi, permukiman dan lainnya. Untuk KSM lama, perlu dilakukan tinjauan ulang pada tingkatan kelompok maupun anggota: i. Tinjauan menyeluruh terhadap riwayat pembentukan kelompok, Visi,
Misi dan tujuan kelompok, keanggotaan kelompok, warga miskin anggota kelompok selalu terlibat dalam kegiatan kelompok, dan semua kegiatan kelompok berorientasi kepada warga miskin.
ii. Tinjauan terhadap aturan bersama kelompok. Aturan bersama kelompok penting untuk ditinjau kembali untuk memastikan telah membuka akses warga miskin dan perempuan menjadi anggota kelompok.
Tinjauan ulang tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa KSM lama yang mengikuti Pilot harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: (i). Kelompok telah mempunyai visi, misi dan tujuan kelompok; (ii) Kelompok beranggotakan warga miskin dari data PS-2; (iii) Kelompok mempunyai tabungan rutin sesuai kemampuan anggota, dan (iv) Kelompok mampu
Petunjuk Teknis Kegiatan Sosial Berkelanjutan 39
meluangkan waktu dalam mengikuti pertemuan rutin mingguan dan dapat berkerjasama dalam kelompok
d. Identifikasi anggota kelompok yang berminat usaha dan atau mencari
lapangan pekerjaan.
e. Pembentukan struktur kepengurusan kelompok. Kepemimpinan akan menjadi hal kunci dalam membentuk dan menyusun aturan kelompok. Kelompok harus mencari pemimpin yang memiliki kemampuan untuk memfasilitasi, mengkomunikasikan, dan menjadi penengah konflik yang baik dalam diskusi. Seringkali pemimpin terpilih adalah dari kelompok elit karena mereka umumnya vokal dan dianggap memiliki pengetahuan lebih. Dalam hal ini kelompok harus memberikan prioritas sekalipun kepada yang termiskin untuk menjadi pemimpin dan mendukung mereka untuk menjadi pemimpin yang baik. Kelompok akan memiliki tiga pemimpin, yaitu ketua, sekretaris dan bendahara kelompok secara demokratis, termasuk dari yang termiskin dan paling rentan.
f. Anggota kelompok mendiskusikan dan bersama-sama memutuskan: 2) VISI, MISI dan Tujuan kelompok; 3) Menetapkan Nama identitas kelompok; 4) Menyusun dan menyepakati Lima Aturan Dasar Kelompok yang harus
dipenuhi oleh semua anggota kelompok: (i) Tabungan Rutin mingguan. Hal ini dilakukan sebagai proses
pembelajaran dalam menolong dirinya sendiri melalui kegiatan menabung (self-help) dan menolong sesama anggota kelompok melalui kegiatan pinjaman (Mutual help). Tabungan rutin dapat berbentuk uang atau lainnya, sesuai kemampuan dan kesepakatan anggota kelompok. Dalam pertemuan pertama disepakati bentuk dan besarnya tabungan.
(ii) Pertemuan rutin mingguan. Jadwal pertemuan rutin mingguan yang ditentukan oleh anggota kelompok secara demokratis dengan tempat pertemuan secara bergantian di tempat anggota. Semua anggota siap memimpin pertemuan bila rumahnya menjadi tempat pertemuan. Ini sebagai pembelajaran dalam kepemimpinan kelompok kecil.
(iii) Pembukuan rutin mingguan. Melakukan pembukuan/adminstrasi kegiatan dan keuangan kelompok secara mandiri
Semua transaksi dan pembukuan hanya dapat dilakukan
dalam setiap pertemuan. Hal ini merupakan kondisi yang TIDAK DAPAT DITAWAR/DINEGOSIASIKAN
(iv) Melaksanakan perguliran pinjaman dalam kelompok. Kelompok
dapat memulai pinjaman dalam kelompok segera setelah ada permintaan dari anggotanya, bahkan dapat dimulai dari pertemuan pertama.
(v) Melaksanakan pengembalian pinjaman dalam kelompok.
g. Kesiapan anggota Kelompok untuk mengikuti pelatihan penguatan organisasi dan keuangan kelompok yang akan lolos menjadi KSM untuk percontohan antara lain manajemen Ekonomi Rumah Tangga (ERT);
Petunjuk Teknis Kegiatan Sosial Berkelanjutan 40
Manajemen organisasi dan keuangan kelompok, serta pelatihan ketrampilan sesuai kebutuhan (kelompok usaha dan kelompok pekerja).
h. Kesiapan menerima penilaian kinerja KSM. Hal ini dilakukan setelah terlaksananya pertemuan rutin mingguan selama empat (4) kali berturut-turut sesuai dengan indikator kinerja kelulusan sebagai KSM peserta program- sesuai dalam format KPK. Indikator kinerja kelulusan KSM adalah sebagai berikut:
a) Min 90% kehadiran anggota pada pertemuan rutin b) Min 75% anggota kelompok menabung secara rutin c) 100% pembukuan dilaksanakan secara tepat waktu d) 100% agenda pertemuan rutin terpenuhi
i. Menyusun profil KSM calon percontohan – sesuai format dibawah:
a) Profil Kelompok b) Profil anggota Kelompok c) Profil Minat Usaha dan/atau Pekerjaan Anggota Kelompok serta
Pelatihan yang dibutuhkan d) Laporan Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga Anggota
Kelompok
Hasil yang diharapkan
1. Terbentuk KSM untuk percontohan baik kelompok baru dan lama (jika ada)
yang berpotensi untuk dapat dikembangkan menjadi KSM untuk percontohan, yang memiliki visi, misi, tujuan, struktur organisasi dan aturan dasar kelompok
2. Tersusun profil KSM calon percontohan
PELATIHAN I Peserta : calon anggota KSM Topik : (1) Simpan dan pinjam dalam kelompok, (2) pembukuan, (3) dinamika
kelompok dan kepemimpinan, (4) ekonomi rumah tangga, dll Pelatih : fasilitator dan relawan pendamping Tempat : kelurahan
Petunjuk Teknis Kegiatan Sosial Berkelanjutan 41
a) Profil Kelompok
I. Keterangan umum kelompok 1.1 Nama kelompok: 1.2 Nama desa: 1.3 Jumlah anggota dalam kelompok:
(a) Jumlah anggota dalam minat usaha: (b) Jumlah anggota dalam minat berkerja:
1.4 Tanggal pembentukan kelompok: 1.5 Nama pengurus (ketua,sekretaris dan bendahara) dalam kelompok: 1.6 Apakah anggota kelompok juga bagian dari anggota BKM/UP? II. Tabungan kelompok 1.1 Jumlah tabungan kelompok: III. Pertemuan rutin 3.1 Pertemuan rutin
(a) Jumlah pertemuan rutin yang sudah dilakukan: (b) Presentase kehadiran:
IV. Pembukuan kelompok 4.1 Apakah pembukuan kelompok sudah dilakukan: V. Pinjaman dalam kelompok 1.1 Apakah kelompok sudah menerima pinjaman dari lembaga lain?, Jika ya,
berapa banyak anggota yang mendapatkan? Dari lembaga mana? 1.2 Jumlah tunggakan atas pinjaman dalam kelompok (inter lending): 1.3 Jumlah pinjaman dalam kelompok (inter lending): 1.4 Jumlah bunga yang sudah dihasilkan dari pinjaman dalam kelompok (inter
lending) VI. Tanda tangan masing-masing perwakilan dalam kelompok:
Petunjuk Teknis Kegiatan Sosial Berkelanjutan
b) Profil Anggota Kelompok
Nama Kelompok:
No Nama anggota Umur Jenis
Kelamin
Pendidikan
terakhir
Keahlian/
ketrampilan
usaha yang
dimiliki
Jumlah
hutang
yang
dimiliki
Sumber mata
pencaharian anggota
Sumber mata
pencaharian
pasangan/anggota
keluarga lainnya
(jika ada)
Jumlah tanggungan
dalam keluarga
Petunjuk Teknis Kegiatan Sosial Berkelanjutan
c) . Profil Minat Usaha dan/atau Pekerjaan Anggota Kelompokserta Pelatihan yang Dibutuhkan
Nama Kelompok:
No Nama anggota
Minat3 Jenis usaha/pekerjaan yang diminati
Jenis pelatihan yang
dibutuhkan
Usaha Pekerjaan Usaha Pekerjaan
3 Isi dengan tanda V sesuai dengan minat anggota (bisa salah satu atau kedua-duanya)
PEDOMAN OPERASIONAL BAKU KEGIATAN SOSIAL 44
d) Laporan Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga Anggota Kelompok (dalam
satu bulan)
Tanggal pembuatan:
1. Nama anggota: 2. Nama pasangan: 3. Umur: 4. Jenis Kelamin: 5. Status kepemilikan rumah/lahan: 6. Keterangan (nama/umur/jenis kelamin) anggota keluarga:
Penghasilan (a) Pengeluaran (b)
1. Jumlah penghasilan: 1. Pengeluaran makanan pokok :
2. Penghasilan anggota: 2. Biaya listrik/air/gas :
3. Penghasilan pasangan anggota 3. Biaya pendidikan anak :
4. Penghasilan anak: 4. Biaya kesehatan:
5. Penghasilan lainnya: 5. Biaya transport :
6. Biaya lainnya :
TOTAL: TOTAL:
Sisa penghasilan dikurangi pengeluaran
Total (a) – Total (b)
Catatan:
masing-masing anggota menyiapkan laporan pendapatan dan pengeluaran rumah tangga anggota
kelompok
Tambahan point penghasilan dan pengeluaran sesuai dengan kondisi keluarga
PEDOMAN OPERASIONAL BAKU KEGIATAN SOSIAL 45
3. Kegiatan calon KSM untuk Percontohan
1. Tujuan
Terlaksananya kegiatan KSM sesuai dengan lima aturan dasar kelompok
Mengevaluasi kinerja calon KSM untuk percontohan untuk menentukan apakah KSMtersebut layak menjadi percontohan, setelah mereka melaksanakan kegiatan selama 4 minggu.
2. Pelaksana dan Peserta Pelaksana: BKM/UP-UP, Relawan Pendamping difasilitasi oleh Fasilitator Peserta: anggota KSM
3. Metodologi Setelah kelompok yang berminat terbentuk, kegiatan dari kelompok adalahsebagai berikut:
a. Kegiatan Minggu ke -1 Fasilitator dan relawan pendamping memfasilitasi pertemuan. Model agenda pertemuan kelompok adalah sebagai berikut: 1) Absen 2) Melakukan kegiatan tabungan 3) Melakukan administrasi pembukuan kelompok 4) Diskusi permasalahan yang dihadapi anggota kelompok 5) Penentuan tempat pertemuan dan pimpinan rapat minggu berikutnya 6) Kegiatan lain sesuai kebutuhan 7) Mencatat hasil diskusi dan membacakan di akhir rapat
b. Kegiatan Minggu ke 2 s/d 4 Kegiatan minggu ke 1 dilaksanakan secara menerus, dengan tambahan agenda pertemuan sebagai berikut: 1) Pembacaan notulensi hasil pertemuan sebelumnya oleh sekretaris 2) Laporan keuangan / tabungan yang terkumpul oleh bendahara
Pada awalnya pembukuan kelompok dibantu oleh fasilitator, tetapi secara bertahap KSM harus mengidentifikasi beberapa orang yang
cocok untuk melaksanakan pembukuan. Kelompok harus dapat melaksanakan secara mandiri pembukuan kelompok dalam tiga bulan
sejak didampingi oleh fasilitator.
3) Pembahasan aturan layanan pinjaman kelompok (keputusan jasa pinjaman
dan periode pengembalian) 4) Pembahasan waktu dimulainya layanan pinjaman pada minggu ke 4
dengan prioritas anggota yang paling membutuhkan. Pinjaman dalam kelompok (inter lending) dapat dilakukan secepatnya
atau pada saat anggota kelompok yang memerlukannya Penggunaan dana pinjaman kelompok:
PEDOMAN OPERASIONAL BAKU KEGIATAN SOSIAL 46
a. Kebutuhan dasar rumah tangga anggota (pendidikan, pengobatan, dan lain-lain yang disepakati oleh kelompok)
b. Penguatan kapasitas anggota (pelatihan keterampilan/manajemen, magang, seminar wirausaha, dll)
c. Aset bergulir dan asset produksi
5) Pembahasan rencana kerja dengan UPS / BKM untuk mencari peluang kesempatan kerja
6) Rencana kegiatan penguatan kapasitas kelompok/anggota kelompok dari dana tabungan kelompok yang terkumpul dengan pilihan kegiatan:
Pelatihan Manajemen Organisasi dan Keuangan Kelompok Pelatihan ketrampilan sesuai kebutuhan dalam pengembangan usaha
maupun lapangan kerja 7) Penilaian kinerja anggota kelompok dan kelompok sesuai dengan
persyaratan menjadi KSM untuk percontohan ( minggu ke 4). 8) Menetapkan tempat pertemuan minggu berikutnya
Hasil yang diharapkan
Kelompok dinyatakan lulus oleh Fasilitator/Relawan Pendamping sebagai KSM untuk Pilot dengan syarat kelulusan sebagai berikut:
1) Kelompok memiliki lima aturan dasar 2) Tingkat kehadiran anggota rata-rata > 80% anggota hadir pada pertemuan rutin 3) Tabungan rutin pada pertemuan mingguan dipenuhi oleh Min 75% anggota
kelompok 4) 100% pembukuan dilaksanakan secara tepat waktu 5) 100% agenda pertemuan rutin terpenuhi
4. Kegiatan KSM untuk Pilot 1. Tujuan
KSM memperoleh pembekalan/pelatihan untuk memperkuat kapasitasnya dalam pengelolaan kelompok dan keterampilan sesuai kebutuhan kelompok
Terlaksananya kegiatan KSM untuk mengakses dana BLM sosial
2. Pelaksana dan Peserta Pelaksana: BKM/UP-UP, Relawan Pendamping dIdampingi oleh Fasilitator Peserta: Anggota KSM
3. Metodologi Kegiatan anggota KSM, adalah kegiatan yang berjalan dari minggu ke 5 s/d minggu ke 12 dimana kelompok telah diyatakan lulus oleh Relawan Pendamping. Adapun rangkaian kegiatan anggota KSM adalah sebagai berikut : a. Kegiatan minggu ke 1 s/d 4 dilaksanakan secara menerus b. Mengembangkan sistim administrasi kelompok; c. Motivasi peningkatan tabungan; d. Melakukan monitoring dan evaluasi pemanfaatan dana pinjaman anggota;
PEDOMAN OPERASIONAL BAKU KEGIATAN SOSIAL 47
e. Analisa pinjaman sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan anggota untuk mendukung peningkatan penghidupannya;
f. Pendampingan penyusunan perencanaan usaha dan atau membuat daftar potensi lapangan pekerjaan;
g. Khusus untuk pemenuhan kebutuhan dasar, pinjaman untuk anggota kelompok
yang bersumber dari dana tabungan sudah dapat dilaksanakan. h. Kegiatan Pilot di atas dilaksanakan secara rutin sesuai dengan agenda
pertemuan yang disepakati, dan telah dilaksanakan minimal 12 kali pertemuan mingguan (3 bulan). Pada minggu ke 12 dilaksanakan penilaian kinerja KSM. KSM yang lulus penilaian dinyatakan layak untuk mengakses BLM sosial sesuai kebutuhan kelompok. Kriteria penilaian kinerja KSM tersebut adalah: 1) Kelompok melaksanakan lima aturan dasar 2) Tingkat kehadiran anggota rata-rata > 80% anggota hadir pada pertemuan
rutin 3) Tabungan rutin pada pertemuan mingguan dipenuhi oleh Min 75% anggota
kelompok 4) Minimum 10% tabungan telah dimanfaatkan untuk pinjaman anggota 5) Tingkat pengembalian pinjaman minimum 90% 6) 100% pembukuan dilaksanakan secara tepat waktu 7) 100% agenda pertemuan rutin terpenuhi 8) Kelompok telah membuka rekening min 3 specimen tandatangan 9) Pilot telah mengidentifikasi pembuku dan pembuku telah memperoleh
pelatihan
Hasil yang diharapkan
KSM memperoleh pembekalan/pelatihan, serta memenuhi kriteria penilaian kelayakan untuk mengakses dana BLM sosial
5. Pengelolaan BLM Sosial
Pengelolaan BLM sosial adalah kegiatan dari minggu ke 13 dan seterusnya dimana KSM telah dinyatakan layak mengelola dana yang bersumber dari BLM Sosial. Pada tahap ini, KSM dapat
PELATIHAN II Peserta : anggota KSM Topik : (1) manajemen organisasi, (2)peran pengurus dan penyelesaian konflik, (3) transaksi perbankan, pelatihan keterampilan sesuai kebutuhan kelompok; Pelatih : Fasilitator/Dinas/lainnya Tempat: Kelurahan/Dinas/lainnya
PEDOMAN OPERASIONAL BAKU KEGIATAN SOSIAL 48
menyediakan layanan pinjaman yang bersumber dari dana BLM sosial dengan memperhatikan beberapa hal tersebut dibawah ini:
1. Tujuan
e) Memenuhi kebutuhan pinjaman untuk aset bergulir dan aset produksi dan atau untuk mendukung peserta kelompok yang sudah memasuki lapangan pekerjaan dari seluruh anggota kelompok berdasarkan skala prioritas kebutuhan
f) Memenuhi kebutuhan jangka menengah maupun kebutuhan jangka panjang anggota kelompok
g) Melatih kelompok untuk mengelola kegiatan simpan pinjam dana yang lebih besar agar dapat mengakses fasilitas pinjaman dari UPK atau bank/lembaga keuangan lainnya
h) Meningkatkan kemampuan anggota kelompok dan kelembagaan melalui Pelatihan Manajemen Usaha dan Pelatihan Ketrampilan sesuai kebutuhan anggota kelompok
i) Meningkatkan keahlian anggota kelompok dalam pengelolaan keuangan
2. Pelaksana dan Peserta Pelaksana: BKM/UP-UP, Relawan Pendamping dIdampingi oleh Fasilitator Peserta: Anggota KSM
3. Metodologi Kelompok menyusun rencana pengelolaan dana BLM sosial sebagai berikut:
Besar maksimal BLM Sosial untuk kelompok sebesar Rp. 10 juta dan untuk masing-masing anggota maksimal Rp.1.5 juta
a) Informasi Lengkap Kelompok.
Menyusun profil atau informasi lengkap mengenai kelompok: i. Keterangan mengenai kelompok (jumlah anggota, susunan organisasi
dalam kelompok: ketua, sekretaris, bendahara, dll) ii. Jumlah dana yang tersedia dalam kelompok iii. Berapa lama kelompok sudah berdiri iv. Keterangan mengenai anggota BKM/LKM/UPK v. Informasi lengkap mengenai anggota kelompok
PEDOMAN OPERASIONAL BAKU KEGIATAN SOSIAL 49
a) Informasi lengkap kelompok
I. Keterangan umum kelompok
1.1 Nama kelompok:
1.2 Nama desa:
1.3 Jumlah anggota dalam kelompok:
(a) Jumlah anggota dalam minat usaha:
(b) Jumlah anggota dalam minat berkerja:
1.4 Tanggal pembentukan kelompok:
1.5 Nama pengurus (ketua,sekretaris dan bendahara) dalam kelompok:
1.6 Nomor dan nama bank rekening kelompok:
II. Apakah anggota kelompok juga bagian dari anggota BKM/UP?
III. Tabungan kelompok
a. Jumlah tabungan kelompok:
IV. Pertemuan rutin
(a) Jumlah pertemuan rutin yang sudah dilakukan:
(b) Presentase kehadiran:
V. Pembukuan kelompok
5.1 Apakah pembukuan kelompok sudah dilakukan secara rutin:
VI. Pinjaman dalam kelompok
6.1 Apakah kelompok sudah menerima pinjaman dari lembaga lain?, Jika ya, berapa banyak
anggota yang mendapatkan? Dari lembaga mana?
6.2 Jumlah tunggakan atas pinjaman dalam kelompok (inter lending):
6.3 Jumlah pinjaman dalam kelompok (inter lending):
6.4 Jumlah bunga yang sudah dihasilkan dari pinjaman dalam kelompok (inter lending)
VII. Tanda tangan masing-masing perwakilan dalam kelompok
PEDOMAN OPERASIONAL BAKU KEGIATAN SOSIAL 50
b). Profil anggota kelompok. Menyusun profil atau informasi lengkap mengenai anggota kelompok dan keluarganya beserta jenis pekerjaan atau mata pencaharian yang sudah dijalani:
1) Jumlah pendapatan dan detail pos-pos pengeluaran anggota dengan keluarganya. 2) Jumlah hutang anggota dengan keluarganya 3) Daftar masalah yang dialami anggota dengan keluarganya terkait dengan jenis pekerjaan atau mata
pencaharian yang dijalani
Profil Anggota Kelompok
No Nama anggota Umur Jenis
Kelamin
Pendidikan
terakhir
Jumlah
hutang
yang
dimiliki
Sumber mata
pencaharian
anggota
Sumber mata
pencaharian
pasangan/anggota
keluarga lainnya
(jika ada)
Jumlah tanggungan
dalam keluarga
Jenis pelatihan yang
diterima oleh anggota
PEDOMAN OPERASIONAL BAKU KEGIATAN SOSIAL 51
b) Laporan Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga Anggota Kelompok Menyusun laporan pendapatan dan pengeluaran masing-masing anggota
kelompok dimana anggota kelompok mendiskusikan: 1) Cara bagaimana jenis pekerjaan/ mata pencaharian yang sedang dijalani
oleh anggota dengan keluarganya dapat meningkatkan pendapatan keluarga mereka
2) Jumlah pendapatan yang didapat anggota dengan keluarganya dari jenis pekerjaan/mata pencaharian yang dijalani sekarang
3) Membuka wacana anggota mengenai kesempatan-kesempatan baru dari sumber mata pencaharian lainnya yang tersedia, selain yang sudah dijalani
4) Meningkatkan kesadaran anggota kelompok atas kemampuan maupun keahlian yang mereka punya, tetapi belum digunakan/disadari sebelumnya
Laporan Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga Anggota Kelompok (dalam satu bulan)
Tanggal pembuatan: 1. Nama anggota: 2. Nama pasangan: 3. Umur: 4. Jenis Kelamin: 5. Status kepemilikan rumah/lahan: 6. Keterangan (nama/umur/jenis kelamin) anggota keluarga:
Penghasilan (a) Pengeluaran (b)
1. Jumlah penghasilan: 1. Pengeluaran makanan pokok :
2. Penghasilan anggota: 2. Biaya listrik/air/gas :
3. Penghasilan pasangan anggota 3. Biaya pendidikan anak :
4. Penghasilan anak: 4. Biaya kesehatan:
5. Penghasilan lainnya: 5. Biaya transport :
6. 6. Biaya lainnya :
TOTAL: TOTAL:
Sisa penghasilan dikurangi pengeluaran Total (a) – Total (b)
Catatan: masing-masing anggota menyiapkan laporan pendapatan dan pengeluaran rumah tangga anggota
kelompok
c) Rencana Kegiatan Usaha. Melakukan penilaian atas jenis pekerjaan atau mata pencaharian yang dapat diambil anggota bersama keluarganya:
1) Metode pemecahan masalah melalui pinjaman 2) Penilaian atas pendapatan yang didapat saat ini dengan penilaian atas
pendapatan tambahan yang bisa didapat setelah menerima pinjaman 3) Penjelasan metode yang efektif bagi anggota dapat mengembalikan
pinjaman secara tepat waktu melalui sumber pendapatan yang didapat 4) Penjelasan mengenai potensi sumber mata pencaharian yang bisa diambil
oleh anggota bersama keluarganya
PEDOMAN OPERASIONAL BAKU KEGIATAN SOSIAL 52
d) Rencana Kegiatan Usaha Nama Kelompok: Nama Desa: Nama BKM: Nama Fasilitator: No Nama
anggota
Jenis
kegiatan
usaha/
pekerjaan
yang sedang
dilakukan
Rencana
kegiatan
usaha/
pekerjaan
yang akan
dilakukan
Jumlah
pinjaman
yang
dibutuhkan
untuk
pemenuhan
rencana
kegiatan
usaha/
pekerjaan
Jumlah
dana
sendiri
dari
kelompok
Sisa
pengeluaran
per bulan
saat ini
Jumlah
pinjaman yang
dibutuhkan
dalam kelompok
Estimasi
penghasilan per
bulan yang akan
diterima
(dengan
mempertimbang
kan rencana
usaha/pekerjaa
n yang akan
dilakukan)
Jumlah per angsuran Ket
Pokok Bunga Total
PEDOMAN OPERASIONAL BAKU KEGIATAN SOSIAL 53
e). Informasi Peminjam Prioritas Gelombang Pertama. Kelompok mengusulkan peminjam prioritas gelombang pertama ke BKM untuk alokasi dana BLM sosial: f. Informasi Peminjam Prioritas Gelombang Pertama
Nama Kelompok:
Nomor Nama
Anggota
Jenis
kegiatan
usaha/
pekerjaan
yang akan
dilakukan
Jumlah
pendapatan
anggota per
bulan
Jumlah
pengeluaran
anggota per
bulan
Jumlah
tabungan
anggota
Jumlah
pinjaman
yang
dibutuhkan
dari
kelompok
Total pinjaman (pokok +
bunga) yang disetor ke
kelompok tiap bulan
Keterangan lainnya
Pokok Bunga
Total
PEDOMAN OPERASIONAL BAKU KEGIATAN SOSIAL 54
f). Mengajukan rencana pengelolaan BLM sosial ke BKM dengan mengikuti point sampie.
g) Surat Pengakuan Pinjaman Anggota. Setelah BLM sosial cair dari BKM, kelompok menyiapkan surat pengakuan hutang
antara anggota kelompok dan kelompok.
g) Surat pengakuan pinjaman anggota
SURAT PENGAKUAN PINJAMAN Nomor: ...........................
Yang bertanda tangan di bawah ini adalah : Nama : ...................................................... Tempat dan tanggal lahir : ...................................................... Pekerjaan : ...................................................... Nomor identitas (KTP) : ...................................................... Alamat tinggal sekarang : ...................................................... Posisi dikelompok : ...................................................... Pada hari ......................... tanggal ........ bulan ........................... tahun .................., dengan ini saya mengaku telah menerima pinjaman uang dari kelompok yang bernama KSM .................................................. sebesar Rp....................................... (...................................................) untuk keperluan .......................................................
Pasal 1 Seluruh Pinjaman akan dibayar kembali, sampai lunas dalam jangka waktu: ………(.............……………) hari/minggu/.....bulan, terhitung mulai tanggal .............................. sampai dengan tanggal ..............................., dengan cara angsuran harian/mingguan/bulanan, baik pokok maupun jasa yaitu sebesar Rp. …………................... (Pokok Rp...................... + Jasa Rp........................) pada setiap tanggal :…………………………….., selambat-lambatnya akhir bulan.
Pasal 2 Peminjam akan membayar angsuran pinjaman secara tertib dan disetor kepada bendahara kelompok, apabila terjadi keterlambatan pembayaran bersedia membayar denda jasa sebesar .....% dari jumlah pinjaman yang terlambat dibayar.
Pasal 3 Apabila terjadi perselisihan berkenaan dengan hak serta kewajiban yang timbul atas pinjam meminjam ini, akan diselesaikan secara musyawarah untuk mencapai kata sepakat. Apabila tidak dapat dicapai kata sepakat, maka peminjam setuju akan diselesaikan di Kantor Paniteraan Pengadilan Negeri Kabupaten/Kota di …………………………….. Demikian pengakuan pinjam meminjam ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak manapun dan peminjam membubuhkan tanda tangan dalam surat pengakuan pinjaman
PEDOMAN OPERASIONAL BAKU KEGIATAN SOSIAL 55
(...................................)
Yang membuat pernyataan
Menyetujui: Mengetahui: (...................................) (...................................) Ketua Kelompok Suami/Istri/Famili/.......
h). Informasi Peminjam Prioritas Gelombang Kedua Menyusun profil atau informasi gelombang ke dua pada tahap selanjutnya:
PEDOMAN OPERASIONAL BAKU KEGIATAN SOSIAL 56
h) Informasi Peminjam Prioritas Gelombang Kedua
Nomor Nama
Anggota
Jenis
kegiatan
usaha/
pekerjaan
yang akan
dilakukan
Jumlah
pendapatan
anggota per
bulan
Jumlah
pengeluaran
anggota per
bulan
Jumlah
tabungan
anggota
Jumlah
pinjaman
yang
dibutuhkan
dari
kelompok
Total pinjaman (pokok +
bunga) yang disetor ke
kelompok tiap bulan
Keterangan lainnya
Pokok Bunga
Total
PEDOMAN OPERASIONAL BAKU KEGIATAN SOSIAL 57
Hasil yang diharapkan
Kelompok dapat mengakses dana BLM Sosial sesuai dengan tata cara dan tahapan yang disyaratkan. Selanjutnya anggota akan memperoleh pinjaman dari kelompok sesuai dengan prioritas peminjam.
Dalam menyusun rencana pengelolaan dana BLM sosial PILOT , hal-hal berikut perlu diperhatikan:
a. Hal-hal yang didiskusikan pada saat pertemuan harus dicatat dalam notulen b. Jika ada kegiatan yang terkait peningkatan pendapatan (Income Generating
Activities), anggota kelompok harus berdiskusi dengan anggota keluarganya terlebih dahulu.
c. Setiap anggota kelompok harus bersikap independen dan mampu mengambil keputusan
d. Perjanjian harus ditulis secara jelas dan disetujui oleh seluruh anggota kelompok
e. Jumlah pinjaman dan angsuran antar anggota kelompok disesuaikan kebutuhan dan kemampuan masing-masing anggota
f. Tingkat bunga yang ditetapkan berlaku untuk semua anggota kelompok g. Peminjam prioritas ditetapkan oleh kelompok berdasarkan kesepakatan dalam
pertemuan rutin kelompok, dengan mempertimbangkan: 1. Harus dipilih dari kelompok keluarga miskin atau termiskin 2. Mempunyai keahlian dengan sumber pendapatan terbatas
6 Pembukuan Kelompok Pembukuanyang harus dibuat oleh bendahara kelompok adalah menggunakan pembukuan sederhana (tabelaris, catatan kartu pinjaman, kartu tabungan).Contoh buku dan cara mencatat setiap transaksi serta laporan keuangan mingguan merujuk pada format dibawah.
1. Tujuan 1) Memastikan semua transaksi yang terjadi di kelompok, seperti;
tabungan, pinjaman, penerimaan dana BLM sosial dan penggunaannya, serta semua kegiatan yang terkait dengan pengelolaan keuangan kelompok harus dicatat tepat dan akurat
2) Memastikan keseluruhan dana kelompok dikelola dan digunakan sesuai dengan tujuan yang disepakati kelompok
3) Memastikan aset yang dimiliki oleh kelompok aman dan diketahui oleh semua anggota
2. Pelaksana
Bendahara kelompok atau pembuku yang sudah dilatih
3. Metodologi Setiap terjadi adanya transaksi yang terkait dengan kegiatan keuangan kelompok dicatat secara tertib sesuai dengan aturan yang disepakati bersama. Jenis pembukuan yang harus dipenuhi KSM percontohan adalah:
PEDOMAN OPERASIONAL BAKU KEGIATAN SOSIAL 58
Hasil yang diharapkan
1. Setiap anggota kelompok dapat mengetahui kondisi keuangan mingguan kelompok,
sehingga proses transparansi dan akuntabilitas terjamin 2. Adanya kepercayaan anggota dan BKM/LKM serta pihak lain terhadap pengelolaan
keuangan kelompok
PEDOMAN OPERASIONAL BAKU KEGIATAN SOSIAL 59
1. Buku Kas
Penjelasan pegisian
1. Tanggal (Kolom 1) : diisi dengan tanggal transaksi terjadi
2. Uraian (Kolom 2) : diisi dengan uraian yang jelas, lengkap, untuk apa,
dengan siapa transaksi terjadi berikut penjelasannya
3. Nomor Urut (Kolom 3) : diisi dengan no urut transaksi
4. Transaksi Pemasukan (Kolom 4) : diisi apabila ada penerimaan uang kas
5. Transaksi Pengeluaran (Kolom 5) : diisi apabila ada pengeluaran uang kas
6. Saldo (Kolom 6) : diisi dengan cara mengurangkan kolom 4 dengan kolom 5
(untuk baris paling atas). Untuk saldo pada baris kedua dan seterusnya diisi dengan cara : saldo pada baris 1
ditambah kolom 4 pada baris kedua kemudian dikurangi dengan kolom 5 pada baris kedua, demikian seterusnya
7. Jumlah (paling bawah) : diisi setiap akhir bulan dengan cara menjumlahkan pada masing-masing kolom Debet dan kolom Kredit.
Selanjutnya jumlah kolom di Pemasukan dikurangi
dengan jumlah kolom di Pengeluaran menjadi Saldo Kas. Saldo akhir ini menjadi saldo awal bulan berikutnya
Nama Kelompok : ................................................................
Kelurahan : ................................................................
Kecamatan : ................................................................ Kota/Kab : ................................................................
BUKU KAS
Bulan: ................. 20..
Tanggal Uraian No.Urut Transaksi (Rp) Saldo (Rp)
Pemasuakan Pengeluaran 1 2 3 4 5 6
JUMLAH
........................, ...................20..
Mengetahui,
Ketua Bendahara
(.................................) (.................................)
PEDOMAN OPERASIONAL BAKU KEGIATAN SOSIAL 60
2. Kartu Tabungan Anggota Kelompok
Penjelasan Pengisian
1. Kolom 1 Tanggal : Diisi dengan tanggal pada saat anggota KSM melakukan pembayaran angsuran.
2. Kolom 2 Uraian : Diisi dengan penjelasan informasi transaksi
3. Kolom 3 Urut : Diisi dengan nomor bukti transaksi.
4. Kolom 4 Menabung : Diisi dengan jumlah uang tabungan yang dibayarkan oleh anggota kelompok
5. Kolom 5 Tarik tabungan : Diisi dengan jumlah uang tabungan yang ditarik oleh anggota kelompok
6. Kolom 6 Sisa Tabungan : Diisi dengan sisa tabungan anggota yang masih ada di kelompok.
7. Kolom 7 Bendahara : Dibubuhi tanda tangan bendahara kelompok (ketika ada transaksi).
8. Kolom 8 Penyetor : Dibubuhi tanda tangan penyetor tabungan (ketika ada transaksi).
Catatan : Kartu tabungan ini dibuat rangkap 2
1. Dipegang oleh anggota kelompok (masing-masing anggota) 2. Dipegang oleh bendahara kelompok
Nama Kelompok : ................................................................ Kelurahan : ................................................................
Kecamatan : ................................................................ Kota/Kab : ................................................................
KARTU TABUNGAN Nama Anggota : ........................
Alamat : ........................
Tanggal URAIAN No
Urut
MUTASI TRANSAKSI (Rp) Sisa
Tabungan (Rp)
Paraf
Menabung Tarik
Tabungan
Bendahara Penyetor
1 2 3 4 5 6 7 8
CATATAN: 1. Dipegang oleh anggota kelompok (masing-masing anggota) 2. Dipegang oleh bendahara kelompok
PEDOMAN OPERASIONAL BAKU KEGIATAN SOSIAL 61
3. Kartu Pinjaman Anggota Kelompok
Penjelasan Pengisian
1. Kolom 1 Cicilan ke : diisi dengan urutan pembayaran pinjaman anggota KSM yang ke berapa.
2. Kolom 2 Tanggal : diisi dengan tanggal pada saat anggota KSM melakukan pembayaran angsuran.
3. Kolom 3 Pokok : diisi dengan sejumlah angsuran pokok yang dibayarkan oleh anggota KSM.
4. Kolom 4 Jasa : diisi dengan jumlah angsuran jasa yang dibayarkan oleh anggota KSM.
5. Kolom 5 Seharusnya : pada baris 1 (pertama) diisi dengan cara Besar Pinjaman anggota KSM dikurangi dengan Angsuran Pokok yang seharusnya dibayarkan oleh anggota KSM. Untuk baris ke-2 dan seterusnya saldo (seharusnya) pada baris ke-1 dikurangi dengan Angsuran pokok yang seharusnya dibayarkan oleh anggota KSM.
6. Kolom 6 Realisasi : pada baris 1 (pertama) diisi dengan cara Besar Pinjaman anggota KSM dikurangi dengan Angsuran Pokok yang dibayarkan (kolom 3) anggota KSM pada baris yang sama. Untuk baris ke-2 dan seterusnya saldo (realisasi) pada baris sebelumnya (baris ke-1) dikurangi dengan Angsuran pokok yang dibayarkan oleh anggota KSM (kolom 3) pada baris yang sama.
7. Kolom 7 Pokok : pada baris 1 (pertama) diisi dengan cara mengurangkan (kolom 5 dengan kolom 6) pada baris yang sama. Untuk baris ke-2 dan seterusnya saldo tunggakan (pokok)
Nama Kelompok : ................................................................
Kelurahan : ................................................................ Kecamatan : ................................................................
Kota/Kab : ................................................................
KARTU PINJAMAN
Nama Peminjam : ........................ Jangka waktu : ..........kali/Minggu
Alamat : ........................ Bunga Pinjaman : ......... (%)
Besar Pinjaman : ........................ No. Pinjaman : ........................
Tgl Akad Pinjaman : ........................
Angsuran Pokok : ........................ Tgl Jatuh Tempo : ........................
Angsuran Jasa/Bunga : ........................
Jml Angsuran : ........................
Cicilan Ke-
Tanggal ANGSURAN (Rp) SALDO PINJAMAN (Rp) TUNGGAKAN (Rp) Paraf
Pokok Jasa Harusnya Realisasi Pokok Jasa Bendahara Penyetor 1 2 3 4 5 6 7 (5-6) 8 9 10
CATATAN: 1. Dipegang oleh anggota kelompok (masing-masing anggota) 2. Dipegang oleh bendahara kelompok
PEDOMAN OPERASIONAL BAKU KEGIATAN SOSIAL 62
pada baris sebelumnya ditambah dengan kolom 5 dan dikurangi kolom 6 pada baris yang sama.
8. Kolom 8 Jasa : pada baris 1 (pertama) diisi dengan cara mengurangkan jasa yang seharusnya dibayarkan oleh anggota KSM dengan kolom (4) pada baris 1. Untuk baris ke 2 dan seterusnya diisi dengan cara, tunggakan jasa pada baris sebelumnya (baris 1) ditambah dengan angsuran jasa yang seharusnya dibayarkan dikurangi dengan kolom 4 pada baris yang sama.
9. Kolom 9 Paraf Bendhara : diisi dengan tanda tangan bendahara (penerima) setelah adanya pembayaran angsuran dari anggota.
10. Kolom 10 : diisi dengan tanda tangan penyetor setelah adanya penyetoran angsuran dari anggota.
4. Buku Register Sisa Pinjaman Anggota dan Tabungan Anggota
Penjelasan Pengisian Kolom 1 No : Diisi nomor urut (cukup jelas) Kolom 2 Nama : Diisi dengan nama anggota yang mempunyai pinjaman
/tabungan kepada kelompok Kolom 3 Alamt : Diisi dengan alamat peminjam/penabung Kolom 4 Jml sisa pinjaman sd tgl : Diisi dengan sisa pinjaman yang masih belum dibayar sampai
dengan tanggal yang dituliskan Kolom 5 Jml tunggakan sd tgl : Diisi dengan jumlah tunggakan yang masih belum dibayar
sampai dengan tanggal yang dituliskan Kolom 6 Jmlsisa tabungan sd tgl : Diisi dengan jumlah tabungan yang dimiliki anggota sampai
dengan tanggal yang ditulis Kolom 7 dan Kolom 15 : cara pengisiannya sama dengan kolom 4 Kolom 8 dan Kolom 16 : cara pengisiannya sama dengan kolom 5 Kolom 9 dan Kolom 17 : cara pengisiannya sama dengan kolom 6
PEDOMAN OPERASIONAL BAKU KEGIATAN SOSIAL 63
5. Laporan Penerimaan dan Pengeluaran
..................20.. Mengetahui, Ketua Bendahara (.................................) (.................................)
Nama Kelompok : ................................................................
Kelurahan : ................................................................ Kecamatan : ................................................................
Kota/Kab : ................................................................
LAPORAN PENERIMAAN & PENGELUARAN
Periode :…..………… 20…..
Saldo bulan lalu
Rp. ...............................
Penerimaan: 1. Penarikan dari Bank Rp. ............................... 2. Angsuran Anggota Rp................................. 3. Tabungan Anggota Rp................................. 4. ……………………… Rp.................................
Jumlah Penerimaan Rp................................. (a)
Pengeluaran: 1. Setoran ke Bank Rp................................. 2. Pinjaman ke Anggota Rp................................. 3. Pembayaran Tabungan Rp................................. . ……………………… Rp.................................
Jumlah Pengeluaran Rp. ............................... (b)
Saldo sampai ................. Rp. ............................... (c = a-b)
PEDOMAN OPERASIONAL BAKU KEGIATAN SOSIAL 64
7 Penguatan Kapasitas Anggota dan kelembagaan KSM Dalam tahapan ini kegiatan penguatan kapasitas baik bagi anggota KSM maupun untuk penguatan kelembagaan KSM yang berkelanjutan dapat dilakukan melalui : 1. Pendampingan oleh fasilitator maupun para Relawan Pendamping dalam pertemuan
kelompok rutin minggu dengan memberikan materi sesuai dengan kurikulum pendampingan kelompok
2. Pelatihan proses pemberdayaan kelompok untuk siap masuk dalam Pasar antara lain meliputi: Pelatihan Pengembangan Usaha (Business Plan) Kewirausahaan Pelatihan Pengembangan ketrampilan Pelatihan Penguatan Kelembagaan KSM yang berkelanjutan Pelatihan membangun kemitraan untuk akses terhadap lembaga keuangan
formal/Bank maupun lembaga terkait lainnya dalam rangka akses pasar produk yang diunggulkan dan peluang lapangan kerja
Pelatihan–pelatihan lainnya yang mendukung pengembangan usaha maupun ketrampilan sebagai pekerja
Pengendalian Dan Pengelolaan pada Kegiatan Pilot Penguatan KSM A. PENGENDALIAN
Pengendalian kegiatan Pilot pada dasarnya sama dengan pengendalian pada pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan pada umumnya yang meliputi kegiatan pemantauan (monitoring) , evaluasi kegiatan menyeluruh dan pelaporan. Untuk kegiatan pilot, pengendalian mencakup kegiatan-kegiatan berikut ini:
Tabel 2. Kegiatan Pengendalian PILOT
No Kegiatan Pelaku Hasil
1. Pencatatan dan pengumpulan berkas (dokumen) hasil kegiatan
Utama : Sekretaris BKM/LKM, UP-UP dan anggota BKM/LKM.
Pendamping : Faskel, Aparat Kel./Desa, Relawan Pendamping
Daftar Hadir.
Notulensi,
Berita Acara.
2. Pengumpulan data tentang hasil kegiatan.
Utama : Faskel, Korkot Data terkumpul dalam suatu sistem informasi manajemen (MIS), website
3. Pengolahan data tentang hasil kegiatan.
Utama : KMP Informasi tentang :
- status waktu implementasi kegiatan
- Capaian kinerja (KPI)
4. Analisa Data dari seluruh status progres dan capaian kinerja
Utama : KMP, OSP Provinsi - Analisis data
5. Analisa dampak pelaksanaaan program
Utama : OSP Evaluasi - Analisis dampak
PEDOMAN OPERASIONAL BAKU KEGIATAN SOSIAL 65
I. Monitoring dan Evaluasi Partisipatif 1. Pengertian
Disamping pengendalian sebagaimana disebutkan sebelumnya, maka dilakukan pula monitoring dan evaluasi (monev) secara partisipatif, yakni monev yang dilakukan dari-oleh-untuk masyarakat
2. Tujuan Monev partisipatif bertujuan untuk : a. meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan monev sehingga
memperkuat rasa memiliki masyarakat terhadap program. b. mengetahui perkembangan kelompok, c. mengantisipasi permasalahan yang mungkin timbul d. menyusun rencana tindak lanjut untuk perbaikan kelompok
3. Metode
Monev Partisipatif pada Pilot dilakukan dengan metode Focus Group Discussion (FGD).
4. Pelaku
a. Pelaksana Monev Partisipatif adalah KSM yang difasilitasi oleh Relawan Pendamping (RPK).
b. Hasil monev tersebut diverifikasi serta direkap oleh fasilitator.
5. Waktu Monev Partisipatif dilakukan sebulan sekali pada pertemuan rutin KSM.
6. Alat
Alat-alat monitoring partisipatif diantaranya adalah sebagai berikut : a. Pembukuan KSM b. Notulen pertemuan KSM c. KPK (Kartu Perkembangan Kelompok) seperti pada Lampiran 2 d. Dan lain-lain
II. INDIKATOR KINERJA
Tabel 3. Indikator Kinerja Pilot Pendampingan KSM
NO TUJUAN / SASARAN
INDIKATOR KINERJA 2014 PERHITUNGAN ALAT BUKTI/
SUMBER INFORMASI
1
Masyarakat tahu, mengerti dan memahami tujuan, sasaran dan manfaat kegiatan Pendampingan KSM
1. % warga miskin (PS-2) hadir dalam pertemuan-pertemuan dalam rangka sosialisasi/pengenalan pelaksanaan Pengmbangan KSM
≥ 40 % Jumlah warga miskin hadir / total waga yang hadir
• Daftar hadir pertemuan
• Monev dan Laporan Korkot/OSP
PEDOMAN OPERASIONAL BAKU KEGIATAN SOSIAL 66
NO TUJUAN / SASARAN
INDIKATOR KINERJA 2014 PERHITUNGAN ALAT BUKTI/
SUMBER INFORMASI
2. % warga perempuan hadir dalam pertemuan dalam rangka sosialisasi pelaksanaan Pengembangan KSM
≥ 30 %
Jumlah warga perempuan hadir / total waga yang hadir
• Daftar hadir pertemuan
• Monev dan Laporan Korkot/OSP
2
Terbangunya KSM yang menjalankan aturan dasar kelompok
1. % KSM terbentuk memiliki aturan dasar kelompok
≥ 80%
Jumlah dokumen aturan dasar / jumlah KSM terbentuk
• Dokumen atauran
• Monev
2. % anggota KSM menabung secara rutin setiap minggu
≥ 70%
Jumlah anggota KSM menabung rutin setiap minggu / jumlah total anggota KSM
• Kartu tabungan
• Monev
3. % Kelompok melakukan pembukuan dengan baik, tertib dan lengkap
≥ 80%
Jumlah pembukuan kelompok yang baik, tertib dan lengkap / jumlah kelompok (KSM)
• Dokumen pembukuan
• Monev
4. % Kelompok secara rutin melaksanakan pertemuan anggota setiap minggu
≥ 80 %
Jumlah pertemuan rutin anggota / 4 ( dihitung setiap bulan = 4 mgg)
• Daftar hadir • Monev
3
Meningkatnya anggota kelompok dalam mengakses pinjaman dan anggota kelompok yang memiliki ketrampilan dan siap masuk ke dunia kerja
1. % tingkat pengembalian pinjaman kelompok
≥ 90 %
Angsuran yang diterima / jumlah angsuran yang seharusnya diterima
• Pembukuan kelompok
• Monev
2. Anggota kelompok memiliki ketrampilan untuk siap masuk ke dunia kerja
≥ 75 %
Jumlah anggota yang memiliki surat keterangan atau sertifikat ketrampilam / Jumlah anggota yang telah mengikuti latihan ketrampilan
• Dokumen surat keterangan atau sertifikat ketrampilan yang sah dan berlaku
• Monev
B. MANAJEMEN PROGRAM Struktur organisasi untuk pelaksanaan Pilot merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan struktur organisasi PNPM Mandiri Perkotaan secara keseluruhan. Penambahan personil yang dibutuhkan bagi pelaksanaan Pilot akan dijalankan 2 model, yaitu dengan penambahan fasilitator dan tanpa penambahan fasilitator. Beberapa personil tambahan yang dibutuhkan pada pelaksanaan Pilot
PEDOMAN OPERASIONAL BAKU KEGIATAN SOSIAL 67
ini adalah tambahan fasilitator di 2 kelurahan/desa sasaran lokasi pilot pendampingan KSM yang bergabung dengan Tim Fasilitator yang telah ada. Pengendalian kegiatan Pilot dilakukan secara hierarkis mulai tingkat fasilitator hingga KMP. Substansi pengendalian kegiatan pilot diletakkan pada Fasilitator Ekonomi dan Fasilitator Sosial. Di tingkat regional dan nasional pengendalian dilakukan pula pada garis kendali-koordinasi konsultan yang berkaitan dengan ekonomi dan sosial. Sedangkan uraian tugas dari unsur-unsur yang terlibat adalah sebagai berikut : 1. Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM)
- Melaksanakan siklus kegiatan Pilot - Melakukan sosialisasi program - Memfasilitasi kegiatan pelatihan Relawan Pendamping, KSM, UPS, UPK, - Memonitoring perkembangan kegiatan Pilot - Menyetujui hasil verifikasi calon anggota kelompok yang dilakukan oleh
UPS.
2. Fasilitator Pendamping Kelompok - Mendukung BKM/LKM dalam proses sosialisasi program ke seluruh rumah
tangga sasaran - Mendukung UPS dalam melaksanakan rekrutmen Relawan Pendamping
Kelompok - Verifikasi rumah tangga miskin dengan basis data PS2 - Mengawal BLM tahap pertama - Bekerjasama dalam tim fasilitator untuk memfasilitasi kegiatan PILOT
ditingkat kelurahan
3. Relawan Pendamping (RP) Relawan Pendamping (RP) adalah individu masyarakat sebagai pelopor-pelopor pengerak dari masyaraka. RP mengabdi tanpa pamrih, ikhlas, peduli dan memiliki komitmen kuat pada kemajuan masyarakat di wilayahnya. Program ini membuka kesempatan seluas mungkin bagi warga yang ikhlas, jujur, adil, peduli, memiliki komitmen dan minat untuk membantu masyarakat dalam pendampingan kelompok masyarakat. RP sebaiknya berdomisili sedekat mungkin dengan kelompok dampingannya. Diharapkan RP lebih banyak yang terjaring sehingga dapat ikut serta menyebarkan informasi mengenai program dan berpartisipasi aktif memperkuat pelaksanaan progam, diantaranya : - Melakukan pendampingan kelompok secara rutin - Membuat rencana kerja Pendampingan kelompok - Melakukan seluruh rangkaian siklus PILOT - Memfasilitasi penguatan kapasitas kelompok - Melakukan pemantauan perkembangan kelompok secara rutin - Memfasilitasi kelompok untuk mendapatkan layanan UPK
4. Unit Pengelola Sosial (UPS)
- Memfasilitasi pembuatan rencana kerja RP - Melakukan seluruh rangkaian siklus Pilot - Melakukan rekrutment Relawan Pendamping - Memfasilitasi penguatan kapasitas RP dan kelompok - Melakukan pemantauan perkembangan kelompok secara rutin - Memfasilitasi kelompok untuk mendapatkan layanan UPK
PEDOMAN OPERASIONAL BAKU KEGIATAN SOSIAL 68
- Memfasilitasi RP melakukan pendampingan kelompok secara rutin
5. Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) - Menetapkan nama identitas kelompok serta membentuk struktur
kepengurusan kelompok - Melaksanakan kegiatan KSM sesuai lima aturan dasar kelompok - Mengikuti pelatihan penguatan kapasitas anggota (pelatihan manajemen
organisasi dan keuangan kelompok serta pelatihan ketrampilan sesuai kebutuhan)
- Mengusulkan dana BLM Sosial ke BKM - Mengelola dana BLM Sosial untuk kepentingan anggota kelompok dan
sesuai kesepakatan kelompok - Melakukan monitoring dan evaluasi pemanfaatan dana pinjaman anggota
PEDOMAN OPERASIONAL BAKU KEGIATAN SOSIAL 69
Instrumen Uji Petik Kegiatan Sosial a. Uji Petik untuk Kegiatan Pilot
Format KPK: KPK (Kartu Perkembangan Kelompok) Bulan : Nama Kelompok : Kelurahan/Kecamatan : Kabupaten/Kota :
No Indikator Nilai Parameter Sumber data
1 Pertemuan rutin kelompok Min 75% pertemuan rutin kelompok terlaksana
Daftar Hadir
2 Tingkat kehadiran dalam pertemuan
Min 75 % anggota kelompok hadir dalam pertemuan
Daftar Hadir
3 Agenda pertemuan terpenuhi Min 75% agenda pertemuan terpenuhi
Catatan pertemuan anggota
4 Tabungan rutin kelompok Min 75 % anggota melakukan tabungan rutin
Buku Tab Klp
5 Aturan kelompok ada dan tertulis
Min 75% pertemuan kelompok membacakan aturan kelompok
dokumen aturan kelompok
6 Pengembalian pinjaman kelompok
Min 90% Tingkat pengembalian Buku angsuran kelompok
7 Pencatatan keuangan benar 100% pencatatan dilakukan sesuai aturan
buku kas, buku tabungan, buku angsuran
8 Rekening kelompok aman 100% rekening kelompok Buku tabungan kelompok
9 Mempunyai kegiatan dengan pihak luar
Min 1 kali pertemuan Buku agenda pertemuan
10 Membahas perkara kritis yang dihadapi anggota kelompok
Min 75% pertemuan pembahasan perkaran kritis dicatatkan
Catatan pertemuan anggota
TOTAL NILAI
Catatan: Skor 1 bila indicator terpenuhi. Jika tidak atau belum, skor 0.
Fasilitator Relawan Pendamping
Ketua KSM
Dari skor yang diperoleh dari KPK, maka KSM dapat diklasifikasikan pada 3 kriteria sebagai :
Tahap perkembangan Kelompok Skor KPK
Tunas 0 – 4
Tumbuh 5 – 8
Kembang 9 – 10
PEDOMAN OPERASIONAL BAKU KEGIATAN SOSIAL 70
b. Uji Petik untuk Kegiatan Sosial Lainnya
Responden Tiap Kelurahan :
1. BKM
2. UPS 3. KSM Sosial
4. Aparat Desa 5. SKPD
No
Ya Tidak Keterangan Ya Tidak Score
1 5 0
2 1 0
3 5 0
4 5 0
5 1 0
6
a. kader BKKBN 1 0
b. kader posyandu 2 0
c. kader PKK 1 0
d. guru bantu PAUD, relawan pendidikan lainnya 2 0
e. kelompok tani 1 0
f. kelompok nelayan 1 0
g. RT/RW 1 0
h. lainnya..... 1 0
7 5 0
B. Jenis Kegiatan, IPM MDGs dan BLM (kombinasi dengan data SIM)
8 5 0
9 Apakah Kegiatan KSM Sosial terkait dengan: 0
a. pendidikan 2 0
b. kesehatan 2 0
c. kebersihan/lingkungan 2 0
d. pertanian 1 0
e. peternakan 1 0
f. kelautan 1 0
g. pelatihan ketrampilan/ kewirausahaan/untuk ekonomi produktif 2 0
h. prasarana (infrastruktur), alat produksi (traktor, mesin jahit, dst) 1 0
i. perlengkapan pertemuan, sound system, tenda resepsi, meja kursi, 0 0
j. santunan usia tidak produktif 1 0
k. lainnya..... 0 0
10 Apakah kegiatan pelatihan ditindaklanjuti dengan pembentukan KSM? 2 0
11 Apakah alumni pelatihan dikirim ke sejumlah lembaga? 5 0
12 Apakah kegiatan penyediaan prasarana diikuti dengan kejelasan pengelolaannya? 5 0
13 apakah hasil penyewaan perlengkapan pertemuan diperuntukkan bagi KK miskin? 5 0
14 apakah hasil penyewaan perlengkapan pertemuan diperuntukkan bagi pendidikan dan kesehatan 5 0
15 Apakah pemberian santunan berkelanjutan? 5 0
16 Apakah Kegiatan Sosial telah berhasil menggalang kemitraan dengan SKPD? 5 0
17 Apakah Kegiatan Sosial telah menjadi bagian dari Program SKPD? 5 0
18 Apakah SKPD berkontribusi dalam pendanaan? 5 0
19 Apakah SKPD berkontribusi dalam penyediaan SDM, alat, prasarana, sumberdaya lain? 5 0
20 Apakah UPS mengendalikan proses dan output kegiatan sosial 3 0
Bobot
D. Kemitraan
C. Pengelolaan, Sasaran dan Keberlanjutan
E. Pengendalian
Apakah setelah dilaksanakan kegiatan sosial, interaksi masyarakat makin erat
Apakah Semua kegiatan KSM Sosial terkait IPM-MDGs?
Pertanyaan Jawaban
Apakah Mayoritas Kegiatan berhasil menggalang swadaya?
Apakah Mayoritas Kegiatan yang dilaksanakan KSM Sosial bermanfaat langsung bagi KK miskin?
Apakah KSM Sosial dibentuk dari kelompok yang sudah ada? Sebelumnya kelompok apa?
Apakah Mayoritas Kegiatan yang dilaksanakan KSM Sosial bermanfaat tidak langsung bagi KK miskin?
Apakah mayoritas kegiatan sosial terkait dengan pembangunan prasarana?
Apakah dalam KSM Sosial terlibat:
A. Pengelola, Swadaya dan Modal Sosial
71