P P E E D D O O M M A A N N K K O O O O R R D D I I N N A A T T O O R R L L A A P P A A N N G G A A N N S S S U U U R R R V V V E E E I I I D D D E E E M M M O O O G G G R R R A A A F F F I I I D D D A A A N N N K K K E E E S S S E E E H H H A A A T T T A A A N N N I I I N N D D D O O O N N N E E E S S S I I I A A A 2 2 0 0 0 0 7 7
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007 (SDKI07) merupakan SDKI yang keenam mengenai kondisi demografi dan kesehatan di Indonesia. Survei pertama adalah Survei Prevalensi Kontrasepsi Indonesia yang dilakukan pada tahun 1987 kedua, sampai kelima adalah SDKI 1991, SDKI1994, SDKI 1997, dan SDKI 2002-2003. SDKI07 adalah suatu survei yang dirancang untuk menyajikan informasi mengenai tingkat kelahiran, kematian, keluarga berencana dan kesehatan. SDKI07 kali ini sama seperti SDKI 2002-2003, hanya ada tambahan modul remaja. Modul remaja juga sama dengan Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) 2002-2003.
Pelaksanaan SDKI07 rencananya dilaksanakan pada Bulan Juli 2007 sampai dengan September 2007 di 33 provinsi. Kerangka sampel survei ini adalah sub sampel dari Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) 2007. Sampel SDKI 2007 dirancang untuk menghasilkan estimasi karakteristik penting dari wanita pernah kawin usia 15-49 tahun, pria kawin usia 15-54 tahun serta pria dan wanita belum kawin usia 15-24 tahun tingkat nasional.
Dalam kegiatan SDKI07, disusun buku pedoman: (1) Pewawancara, (2)
Pengawas/Pemeriksa, (3) Pengelola Lapangan: BPS Propinsi. Dalam buku pedoman dijelaskan tujuan, metodologi, cakupan wilayah, cara wawancara, cara pengawasan/pemeriksaan, jadwal kegiatan, jenis dan penggunaan dokumen, organisasi, dengan maksud agar segala sesuatunya dapat berjalan secara terarah, terkoordinasi, efektif dan efisien.
Buku pedoman ini merupakan pegangan dalam melakukan tugas dan fungsi masing-
masing unsur yang terlibat dalam SDKI07. Oleh karena itu, kepada semua petugas SDKI07 diharapkan agar dengan sungguh-sungguh mengikuti semua petunjuk dan aturan yang dimuat dalam buku ini.
Selamat bekerja.
Jakarta, Mei 2007 Kepala Badan Pusat Statistik,
DR. Rusman Heriawan, SE, Msi, APU NIP. 340 003 999
SDKI07- Koordinator Lapangan
v
DAFTAR ISI Halaman
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Umum........................................................................................................................... 1 B. Pelaksanaan SDKI07 di Aceh dan Nias ............................................................... 1
C. Ruang Lingkup .......................................................................................................... 2 D. Koordinator Lapangan (Korlap) ........................................................................... 3
BAB 2. FUNGSI DAN PERANAN KORDINATOR LAPANGAN A. Fungsi Kordinator Lapangan .................................................................................. 5 B. Peranan Kordinator Lapangan ............................................................................. 8
BAB 3. METODE SAMPLING
A. Cakupan Wilayah .................................................................................................. 9 B. Kerangka Sampel ................................................................................................... 9 C. Jumlah Sampel ......................................................................................................... 9 D. Rancangan Sampling ............................................................................................... 10
BAB 4. TAHAPAN DAN URAIAN TUGAS KORDINATOR LAPANGAN
A. Tahapan Pelatihan Petugas ................................................................................... 17 B. Tahapan Persiapan Menuju Lokasi Pencacahan ................................................ 17 C. Tahapan Persiapan di Lokasi Pencacahan .......................................................... 19 D. Tahapan Persiapan Kegiatan Lapangan............................................................. 20 E. Tahapan Pelaksanaan Pencacahan ...................................................................... 21 F. Tahapan Akhir Kegiatan Pelaksanaan Lapangan ............................................. 25
BAB 5. PEMERIKSAAN LAPORAN ADMINISTRASI KEUANGAN
A. Jenis Laporan Administrasi Keuangan .................................................................. 27 B. Pemeriksaan Laporan Administrasi Keuangan .................................................... 29 C. Pemeriksaan Laporan Keuangan Tim Petugas Lapangan ................................ 30
. BAB 6. PENYUSUNAN LAPORAN PELAKSANAAN LAPANGAN
A. Umum ........................................................................................................................ 31 B. Penulisan Laporan Kegiatan Harian .................................................................... 31 C. Penulisan Laporan Permasalahan/Kendala Lapangan ................................... 32 D. Penulisan Laporan Pelaksanaan Lapangan......................................................... 32
SDKI07- Koordinator Lapangan vi
BAB 7. PENGIRIMAN DOKUMEN HASIL LAPANGAN A. Umum ......................................................................................................................... 33 B. Pemeriksaan Kelengkapan ..................................................................................... 33 C. Susunan Kuesioner ................................................................................................... 34
Lima angka di sebelah kanan tanda titik ( ) adalah 26587
Penentuan halaman pembacaan TAR:
Karena ada 2 halaman TAR, angka random yang digunakan untuk menentukan halaman ini
cukup satu angka saja. Untuk mudahnya, gunakan angka 0, 1, 2, … , 9 dengan perjanjian
bahwa angka ganjil untuk menyatakan halaman pertama Tabel Angka Random, angka 0
(nol) dan genap untuk halaman kedua.
Pada pembacaan di atas, yaitu 26587, dijit pertama adalah 2. Oleh karena itu halaman
yang terpilih adalah halaman kedua dari Tabel Angka Random. Penentuan baris:
Karena pada setiap halaman ada 35 baris, maka untuk penentuan baris ini digunakan
bilangan yang terdiri atas 2 dijit. Untuk penghematan, ditentukan perjanjian bahwa bilangan
01, 36, dan 71 digunakan untuk menyatakan baris 1, bilangan 02, 37, dan 72 digunakan
untuk menyatakan baris 2, dan seterusnya.
Pada pembacaan di atas (26587), dijit ke-2 dan ke-3 adalah 65, maka baris pembacaan
jatuh pada baris ke-30, karena 65 – 35 = 30 Penentuan kolom:
Karena pada setiap halaman ada 25 kolom, maka untuk penentuan kolom ini digunakan
bilangan yang terdiri atas 2 dijit. Untuk penghematan, ditentukan perjanjian bahwa bilangan
01, 26, 51, dan 76 digunakan untuk menyatakan kolom 1, bilangan 02, 27, 52, dan 77
digunakan untuk menyatakan kolom 2, dan seterusnya.
Pada pembacaan di atas, dijit ke-4 dan ke-5 adalah 87, maka kolom pembacaan jatuh
pada kolom ke-12, karena 87 – (25 + 25 + 25) = 12. Sehingga TAR yang digunakan adalah halaman 2, baris ke-30 dan kolom ke-12. Jika
interval nilainya puluhan (2 dijit) maka dalam hal ini kolom yang digunakan adalah kolom
(12) dan (13).
d. Lingkari nomor urut rumahtangga yang sama dengan angka random pertama (R1), kemudian
gunakan interval sampel untuk menghitung angka random berikutnya, yaitu R2, R3, ..., R25 seperti
berikut:
Ri = R1 + (i-1) I, atau Ri = Ri-1 + I sehingga,
R2 = R1 + I;
R3 = R1 + 2I; . . .
SDKI07-Kordinator Lapangan 13
R25 = R1 + 24I.
e. Bulatkan angka-angka yang diperoleh dalam butir d ke dalam angka tanpa desimal. f. Lingkari nomor urut di Kolom (5) daftar SAK2007-L(II) yang sama dengan angka random terpilih.
Rumah tangga terpilih SDKI 2007 adalah rumah tangga yang nomor urutnya dilingkari. Kedua
puluh lima rumah tangga ini beserta keterangan pemilihan sampelnya, dicatat dalam Daftar
SDKI2007-DSRT. Daftar SDKI2007-DSRT ini dibuat 2 rangkap, satu rangkap untuk petugas
pencacah dan disimpan di BPS Provinsi dan satu rangkap dikirim ke BPS (up. Subdit. Statistik
Demografi).
Apabila jumlah rumah tangga dalam blok sensus terpilih kurang dari 25, maka seluruh rumah
tangga pada blok sensus tersebut dipilih sebagai sampel. Alokasikan kekurangan sampel rumah
tangga pada blok sensus yang memiliki jumlah rumah tangga terbanyak di Kabupaten/Kota
yang sama.
Contoh: Dalam satu blok sensus terpilih hanya ada 19 rumah tangga. Dalam kabupaten yang
sama terdapat blok sensus terpilih lainnya dengan jumlah rumah tangga terbanyak,
yakni 102 rumah tangga. Pada blok sensus pertama, pilih semua rumah tangga (19).
Kekurangannya, 6 rumah tangga dipilih dari blok sensus kedua setelah dikurangi
banyaknya rumah tangga sampel (102 - 25 = 77). Jadi 6 rumah tangga
kekurangannya dipilih secara sistematik dari 77 rumah tangga di blok sensus kedua.
Contoh Pemilihan Sampel Rumah Tangga: Misalkan dalam satu blok sensus terpilih terdapat 93 rumah tangga hasil pendaftaran rumah tangga.
Langkah-langkah pemilihan sampel adalah sebagai berikut: a. Hitung interval sampel I = 93/25 = 3,7. b. Cari angka random pertama R1 yang lebih kecil atau sama dengan 3,7 misalkan R1 = 3 (Tabel
Angka Random Baris 24, Kolom 13 Halaman 1) c. Cari angka random berikutnya, yaitu:
R2 = 3 + 3,7 = 6,7 dibulatkan menjadi 7
R3 = 3 + 7,4 = 10,4 dibulatkan menjadi 10 . . .
R25 = 3 + 89,3 = 92,3 dibulatkan menjadi 92
d. Lingkari kolom (5) pada daftar SAK2007-L(II) yang memiliki nomor urut 3, 7, 10, 92. Catat
SDKI07-Kodinator Lapangan
14
keterangan kedua puluh lima rumah tangga terpilih ini kedalam daftar SDKI2007-DSRT.
2. Pemilihan Sampel Rumah Tangga untuk Responden Pria Kawin
Untuk memperoleh target responden pria yang kawin usia 15-54 tahun, dipilih 8 sampel
rumah tangga dari 25 rumah tangga terpilih SDKI 2007. Pemilihan sampel dilakukan dengan
menggungakan Daftar SDKI2007-DSRT sebagai kerangka sampel dengan tata cara pemilihan
rumah tangga yang sama seperti sebelumnya. Lingkari nomor urut di Kolom (1) daftar SDKI2007-
DSRT yang sama dengan angka random terpilih. Keterangan pemilihan 8 sampel rumah tangga ini
dicatat dalam Daftar SDKI2007-DSRT.
Contoh pemilihan sampel rumah tangga untuk responden Pria Kawin: Dari 25 rumah tangga terpilih SDKI 2007, dipilih 8 rumah tangga secara sistematik dengan langkah-
langkah pemilihan sampel sebagai berikut: a. Hitung interval sampel I = 25/8 = 3,1 b. Cari angka random pertama R1 yang lebih kecil atau sama dengan 3,1 misalkan R2 = 2 (Tabel
Angka Random Baris 16, Kolom 15, Halaman 1) c. Cari angka random berikutnya, yaitu:
R2 = 2 + 3,1 = 5,1 dibulatkan menjadi 5
R3 = 2 + 6,2 = 8,2 dibulatkan menjadi 8 . . .
R8 = 2 + 21,7= 23,7 dibulatkan menjadi 24 Lingkari Kolom (1) pada daftar SDKI2007-DSRT yang memiliki nomor urut 2, 5, 8, …, 24.
SDKI07-Kordinator Lapangan 15
Bagan Pemilihan Sampel SDKI 2007
Perkotaan Pedesaan
Daftar Blok Sensus Terpilih SAKERNAS 2007
Pemilihan sampel BS secara Sistematik
Sampel BS SDKI 2007 (Daftar SDKI2007-DSBS)
Rumah tangga terpilih SDKI 2007
(Daftar SDKI2007-DSRT)
Pemilihan sampel 25 RT per BS secara Sistematik
Rumah tangga terpilih (Daftar SDKI2007-PK)
Pemilihan sampel 8 RT untuk Pria pernah kawin secara Sistematik
SDKI07-Kodinator Lapangan
16
SDKI07-Kordinator Lapangan 17
TAHAPAN DAN URAIAN TUGAS KORDINATOR LAPANGAN
A. TAHAPAN PELATIHAN PETUGAS
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sebagian dari Korlap juga merangkap sebagai
Instruktur Nasional (Innas) SDKI07. Pada tahapan ini, Korlap harus mulai melaksanakan tugas-tugas
pokoknya yang mencakup:
a. Mengajar petugas lapangan SDKAN07 (untuk Korlap yang menjadi Innas).
b. Memimpin kegiatan role playing dan try out pencacahan SDKAN07
c. Menyerahkan CD yang berisi file contoh-contoh laporan keuangan kepada staf BPS daerah
yang bertugas menyusun laporan administrasi keuangan.
d. Membimbing staf BPS daerah menyusun laporan keuangan.
e. Memeriksa seluruh laporan dan SPJ penyelenggaraan pelatihan petugas apakah telah sesuai
dengan format yang ditentukan. Cara melakukan bimbingan dan pemeriksaan laporan
administrasi keuangan pada butir secara rinci dibahas tersendiri pada Bab 4.
e. Mengawasi pelaksanaan penyelenggaraan pelatihan
f. Menyusun laporan hasil pelaksanaan penyelenggaraan pelatihan
g. Mengevaluasi kapasitas tim-tim yang akan diawasi untuk menentukan tim terlemah yang
harus didampingi terlebih dahulu.
B. TAHAPAN PERSIAPAN MENUJU LOKASI PENCACAHAN
Kegiatan dan tugas pokok yang harus dilaksanakan Korlap pada tahapan ini adalah melakukan
pemeriksaan umum dan pemeriksaan kelengkapan seluruh dokumen dan peralatan survei yang akan
digunakan di lokasi pencacahan.
Pemeriksaan Umum
a. Pastikan bahwa blok sensus yang akan dikunjungi telah tercantum dan
sesuai dengan Daftar Sampel Blok Sensus (DSBS) SDKI07.
b. Pastikan bahwa salinan/memfoto-copy Daftar SAK2007.L dan salinan sketsa
4
SDKI07-Kodinator Lapangan
18
peta blok sensus untuk blok sensus tersebut telah tersedia.
c. Periksa apakah Pengawas telah melakukan pemilihan sampel rumah tangga
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
d. Periksa apakah Pengawas telah menyalin seluruh rumah tangga terpilih pada
Daftar SDKI07-DSRT.
Pemeriksaan Perlengkapan Survei
Periksa dengan teliti kelengkapan dokumen dan peralatan survei yang akan digunakan di
lapangan. Perlengkapan survei mencakup dokumen/kuesioner, peralatan ATK/lainnya dan biaya
operasional. Secara rinci perlengkapan survei yang akan digunakan di lapangan adalah sebagai
berikut:
1. Dokumen Survei:
a. Surat Tugas atau Surat Pengantar
b. Buku Pedoman Pewawancara
c. Buku Pedoman Pengawas
d. Salinan sketsa peta blok sensus
e. Daftar SDKI07-DSRT.
f. Kuesioner SDKI07-RT
g. Kuesioner SDKI07-WPK
h. Kuesioner SDKI07-PK
i. Kuesioner SDKI07-R
j. Daftar SDKI07-DPTP
k. Daftar SDKI07-DTP
l. Daftar SDKI07-DPTW
2. Peralatan:
a. Balpoint bertinta warna biru untuk Pencacah
b. Balpoint bertinta warna merah untuk Pengawas
c. Tas untuk tempat kuesioner dan peralatan
d. Payung/jas hujan, jaket dan senter
3. Uang muka untuk keperluan selama di lapangan, termasuk titipan honor penunjuk jalan dan
pengiriman dokumen hasil pencacahan.
SDKI07-Kordinator Lapangan 19
Setelah seluruh kegiatan dan tugas pemeriksaan pada tahap ini selesai dilakukan, Korlap beserta
semua anggota tim dapat segera berangkat menuju lokasi pencacahan. Perhatikan bahwa tim
petugas lapangan yang didampingi pertama kali didampingi adalah tim yang paling lemah.
C. TAHAPAN PERSIAPAN DI LOKASI PENCACAHAN
Tahapan persiapan yang dimaksudkan di sini adalah tahapan persiapan setelah Pengawas
beserta semua anggota tim tiba di wilayah administratif desa/kelurahan yang menjadi lokasi blok
sensus yang akan diteliti. Segera setelah tim tiba di lokasi, Korlap dibantu Pengawas dan anggota
tim lainnya harus melaksanakan beberapa tugas sebagai berikut:
Menghubungi Pejabat Setempat
Pengawas dibantu oleh anggota tim lainnya segera menghubungi pejabat atau penguasa
wilayah setempat, seperti Lurah/Kepala Desa, Ketua RT/RW, atau Satuan Pengamanan lokasi yang
kemungkinan dipersyaratkan di suatu wilayah. Kepada pejabat/penguasa setempat, Korlap dibantu
oleh Pengawas harus menjelaskan/melakukan beberapa hal/point penting berikut ini:
a. Memperkenalkan setiap anggota tim
b. Menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan tim ke lokasi
c. Menjelaskan wilayah/blok sensus yang akan dikunjungi
d. Menyebutkan nama-nama kepala rumah tangga terpilih sampel
e. Meminta bantuan tenaga penunjuk jalan
f. Jika lokasi pencacahan cukup jauh dari losmen/penginapan umum, Pengawas dapat meminta
saran mengenai tempat untuk menginap yang berdekatan dengan lokasi pencacahan.
Korlap dibantu oleh Pengawas harus memeriksa dengan teliti apakah
seluruh perlengkapan survei yang diperlukan telah tersedia dengan
lengkap. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan membuat daftar semua
item perlengkapan yang diperlukan dan memberikan tanda check ( )
pada item yang tersedia. Jika kuesioner belum lengkap tersedia,
Pengawas harus segera melapor ke Korwil atau BPS Kabupaten/Kota
untuk memperoleh penggantinya
SDKI07-Kodinator Lapangan
20
Setelah selesai melakukan konsultasi dengan pejabat setempat, Korlap bersama dengan tim
petugas lapangan dan penunjuk jalan segera menuju ke lokasi blok sensus yang akan diteliti.
Mengenali Blok Sensus
Setelah berada di blok sensus yang akan diteliti, Korlap bersama-sama dengan tim dan
penunjuk jalan segera melaksanakan tugas mengenali wilayah blok sensus dengan prosedur sebagai
berikut:
a. Mengelilingi dan mengenali batas-batas blok sensus
b. Mencocokan salinan sketsa peta blok sensus dengan kondisi lapangan
c. Dengan dibantu penunjuk jalan, menelusuri alamat tempat tinggal rumah tangga/responden
terpilih sampel
d. Mengevaluasi model sebaran tempat tinggal rumah tangga/respoden terpilih
D. TAHAPAN PERSIAPAN KEGIATAN LAPANGAN
Sebelum Tim Petugas Lapangan mulai melaksanakan kegiatan lapangan, Korlap dibantu
oleh Pengawas terlebih dahulu harus menyusun strategi pencacahan yang disesuaikan dengan kondisi
lapangan dan model sebaran tempat tinggal rumah tangga/responden terpilih.
Menyusun Strategi Pencacahan
Korlap dibantu oleh Pengawas menyusun strategi pencacahan dengan merujuk pada model
sebaran tempat tinggal rumah tangga/responden terpilih. Strategi pencacahan dapat disusun
sebagai berikut:
a. Jika tempat tinggal rumah tangga/responden terpilih tersebar secara acak di seluruh
wilayah blok sensus dan saling berjauhan, maka sebaiknya semua Pencacah ditugaskan untuk
mencacah dengan Daftar Rumah Tangga (RT) terlebih dahulu.
b. Jika tempat tinggal rumah tangga/responden terpilih tersebar secara acak
di seluruh wilayah blok sensus, namunnya jaraknya saling berdekatan, maka
pencacahan Daftar RT dan pencacahan modul dapat dilakukan bersamaan.
c. Jika tempat tinggal beberapa rumah tangga/responden terpilih terbagi-bagi dalam
beberapa kelompok, lakukan pencacahan RT dan modul bersama-
sama mulai pada kelompok yang terjauh.
SDKI07-Kordinator Lapangan 21
E. TAHAPAN PELAKSANAAN PENCACAHAN
Pada tahapan ini, setiap harinya Korlap harus melaksanakan berbagai tugas pokok, mulai
dari tugas pemeriksaan persiapan pencacahan, mendampingi tim, melakukan pengawasan,
melakukan pemeriksaan daftar hasil pencacahan dan tugas-tugas pokok lainnya. Secara rinci,
urutan dan uraian tugas pokok yang harus dilaksanakan Korlap pada tahap ini adalah sebagai
berikut:
Pemeriksaan Persiapan Pencacahan
Sebelum tim petugas lapangan melakukan pencacahan, Pengawas harus melaksanakan
tugas-tugas mempersiapkan pencacahan, antara lain penyusunan jadual dan alokasi tugas
pencacah. Pada tahapan ini Korlap harus terlebih dahulu melakukan pemeriksaan sebagai berikut:
a. Periksa apakah Pengawas telah mengisi Daftar SDKI07-DTP untuk mengalo-
kasikan tugas pencacahan Daftar SDKI07-RT.
b. Periksa apakah alokasi tersebut telah searah dengan strategi pencacahan yang
ditetapkan/sesuai dengan kondisi lapangan.
c. Periksa apakah beban petugas telah cukup merata.
d. Periksa apakah setiap Pencacah telah memperoleh kuesioner yang diperlukan.
Pemeriksaan Alokasi Tugas Pencacah Modul
Pengalokasian tugas Pencacah modul merupakan tugas pokok yang harus dilakukan
Pengawas dengan menggunakan daftar SDKI07-DTP. Tugas Korlap dalam hal ini adalah melakukan
pemeriksaan hasil pekerjaan Pengawas dengan prosedur sebagai berikut:
a. Periksa isian Daftar SDKI07-RT hasil pencacahan.
b. Identifikasikan dan inventarisir rumah tangga yang memiliki anggota rumah tangga yang
memenuhi kategori sebagai responden remaja (R), wanita pernah kawin (WPK) dan pria
kawin (PK).
c. Periksa kembali umur, jenis kelamin dan status perkawinan anggota rumah tangga yang
terpilih sebagai eligible responden.
d. Periksa apakah isian nomor urut rumah tangga dan nama kepala rumah tangga pada kolom
(1) dan kolom (2) Daftar SDKI07-DTP telah sesuai dengan nomor urut dan nama kepala
rumah tangga pada Rincian 8 dan Rincian 9, Blok I, Daftar SDKI07-RT. Jika terjadi
perbedaan tanyakan kepada Pengawas dan minta Pengawas untuk memperbaiki Daftar
SDKI07-DTP.
e. Periksa apakah isian nomor urut eligible responden pada kolom (6), kolom (7), kolom (8) dan
SDKI07-Kodinator Lapangan
22
kolom (9) Daftar SDKI07-DTP telah konsisten dengan nomor urut anggota rumah tangga
yang dilingkari pada kolom (10), kolom (11) dan kolom (12) Blok III, Daftar SDKI07-RT. Jika
tidak konsisten, Korlap harus menugaskan Pengawas untuk memperbaikinya.
f. Periksa alokasi tugas pencacah modul pada apakah bebannya cukup merata.
Pendampingan Pencacah
Tugas Korlap dalam melaksanakan kegiatan pendampingan Pencacah harus dilaksanakan
pada tahap awal pelaksanaan pencacahan. Hal ini dimaksudkan untuk menemukan dan
memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dilakukan Pencacah secara dini. Melalui upaya ini, pada
pencacahan berikutnya kesalahan tersebut tidak terjadi lagi. Pada tahap pelaksanaan pencacahan
berikutnya, Pengawas dapat melakukan tugas-tugas pokoknya lainnya di lokasi pencacahan.
Mengamati dan Mengevaluasi Proses Wawancara
Kegiatan pengamatan wawancara sebaiknya dilakukan Korlap pada awal pelaksanaan
pencacahan. Hal ini dimaksudkan agar Pencacah dapat mengetahui lebih dini kelemahan,
kekurangan dan kesalahannya dalam mengajukan pertanyaan. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan oleh Korlap adalah bahwa:
a. Pengamatan hanya dilakukan jika kondisi dan situasinya memungkinkan. Jika kehadiran
Korlap mengakibatkan responden menjadi canggung atau malu, Korlap sebaiknya
menghindar untuk sementara waktu.
b. Dalam melakukan pengamatan, jika Pencacah melakukan kesalahan yang cukup fatal dalam
mengajukan pertanyaan, Korlap dapat langsung memperbaikinya. Koreksi tersebut harus
dilakukan secara luwes dan ‘halus’ sehingga Pencacah tidak merasa tersinggung dan
sebaiknya didahului dengan ucapan permohonan maaf.
c. Jika Pencacah melakukan kesalahan yang tidak terlampau fatal dalam mengajukan
pertanyaan, sebaiknya masalah tersebut dicatat terlebih dahulu. Setelah wawancara selesai
dilakukan, Korlap baru menjelaskan kesalahan yang dilakukan dan cara bertanya yang
benar.
Pemeriksaan Dokumen Hasil Pencacahan
Tugas Korlap melakukan pemeriksaan dokumen hasil pencacahan mencakup tiga kegiatan
pemeriksaan, yaitu:
a. Pemeriksaan daftar/kuesioner langsung dari hasil pekerjaan Pencacah.
b. Pemeriksaan daftar/kuesioner hasil pemeriksaan Editor/Pemeriksa.
c. Pemeriksaan daftar/kuesioner hasil pemeriksaan Pengawas.
SDKI07-Kordinator Lapangan 23
Korlap harus mencatat dan menginventarisir semua kesalahan yang terjadi, baik kesalahan
dalam cara pengisian, ketidak-wajaran isian dan ketidak-konsistenan pada beberapa jawaban
pertanyaan. Seluruh jenis kesalahan yang ditemukan dari hasil pemeriksaan dokumen serta
cara/upaya untuk memperbaikinya merupakan bahan agenda Korlap dalam menyelenggarakan
diskusi dengan setiap anggota tim.
Mengevaluasi dan Mendiskusikan Hasil Pencacahan.
Kegiatan ini dilakukan Korlap bersama dengan semua anggota tim pada saat semua
anggota tim telah kembali ke “Base Camp” atau tempat menginap. Dalam kegiatan ini, Korlap
menjelaskan temuan-temuan yang mencakup:
a. Kesalahan-kesalahan yang ditemukan dari hasil pemeriksaan daftar, baik
berupa kesalahan cara pengisian, validitas isian, isian yang ekstrim atau tidak wajar,
maupun isian/jawaban yang tidak konsisten.
b. Kesalahan-kesalahan yang ditemukan dari hasil pendampingan atau
pengamatan wawancara. Kesalahan tersebut berupa kesalahan dalam cara
mengajukan pertanyaan, sistimatika dan kesalahan memahami konsep.
c. Masalah-masalah/kendala yang dihadapi petugas dalam pelaksanaan
pencacahan.
Temuan-temuan kesalahan serta masalah/kendala yang dihadapi satu persatu harus
dibahas dan didiskusikan Korlap dengan semua anggota tim untuk memperoleh masukan dari setiap
anggota tim dengan tujuan antara lain:
a. Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi
b. Memperoleh solusi terbaik untuk memecahkan masalah/kendala.
c. Membimbing anggota tim untuk lebih memahami konsep-konsep dasar.
d. Menghindarkan setiap anggota tim untuk mengulangi kesalahan yang sama
e. Memperbaiki cara bertanya yang tidak sesuai dengan pedoman pencacahan
Menugaskan Pencacahan Untuk Melakukan Kunjungan Ulang
Pengawas dapat menugaskan pencacah untuk melakukan kunjungan ulang ke rumah tangga
responden. Hal ini harus dilakukan pengawas karena alasan-alasan sebagai berikut:
a. Memperbaiki isian yang masih salah
b. Memperbaiki isian yang tidak wajar
c. Memperbaiki isian yang tidak konsisten
d. Melengkapi isian, atau
SDKI07-Kodinator Lapangan
24
e. Melanjutkan pencacahan yang tertunda.
Mengurangi Kasus Non Respon
Kegiatan pencacahan pada dasarnya merupakan proses kegiatan mengumpulkan berbagai
informasi melalui wawancara langsung dengan responden. Dalam kenyataannya, bisa terjadi bahwa
beberapa pertanyaan atau pertnayaan tertentu yang diajukan Pencacah tidak dijawab oleh
responden, sehingga informasi yang diinginkan tidak dapat diperoleh. Informasi yang tidak berhasil
dikumpulkan dalam hal ini disebut sebagai "non -respon". Kasus non respon bisa terjadi untuk
sebagian pertanyaan atau keseluruhan pertanyaan dalam kuesioner. Kasus non respon bisa terjadi
karena tiga faktor, yaitu:
a. Responden tidak memahami pertanyaan, sehingga ia tidak menjawab.
b. Responden menolak diwawancarai
c. Responden tidak dapat ditemui
Korlap harus berupaya semaksimal mungkin untuk mengurangi kasus non respon atau bahkan
menghilangkannya. Dalam beberapa kasus, non-respon dapat dikurangi dengan cara melakukan
kunjungan ulang, jika perlu di malam hari atau pada hari libur. Namun demikian, sebelum melakukan
kunjungan ulang pencacah sebaiknya mengadakan perjanjian dengan responden terlebih dahulu.
Kasus non respon yang diakibatkan responden menolak diwawancarai dapat dikurangi
dengan melakukan pendekatan kepada responden. Pendekatan dapat dilakukan dengan cara
memberikan pengertian kepada responden akan pentingnya arti dan manfaat informasi yang
diberikan responden bagi peningkatan kesejahteraan mereka.
Kasus non-respons karena responden tidak dapat ditemui umumnya terjadi pada saat
pencacahan responden sedang bepergian meninggalkan rumah. Kasus ini dapat diatasi dengan
melakukan kunjungan ulang. Jika sampai dengan batas akhir waktu pencacahan responden belum
kembali, maka hasil pencacahan dianggap sebagai non-respons.
Meningkatkan Kinerja Tim
Salah satu tugas pokok yang harus dilaksanakan Korlap sebagai manajer lapangan adalah
meningkatkan kinerja semua anggota tim. Tugas ini membutuhkan kombinasi antara kemampuan
memimpin (leadership) dan pengalaman memimpin. Kinerja tim sangat dipengaruhi oleh pola perilaku
setiap anggota tim, kondisi dan situasi yang dihadapi, serta keseimbangan antara beban tugas dan
kapasitas setiap anggota tim. Sejalan dengan itu, agar tugas ini dapat berhasil, Korlap terlebih
dahulu harus melakukan pendekatan personal pada setiap anggota tim, untuk mengetahui karakter,
SDKI07-Kordinator Lapangan 25
perilaku dan masalah-masalah pribadi yang dihadapi masing-masing anggota.
Secara normatif, kinerja tim akan dapat ditingkatkan jika keinginan untuk meningkatkan
kinerja tersebut berasal dari masing-masing anggota tim, Korlap hanya bertindak sebagai
fasilitator. Berikut ini adalah upaya-upaya yang dilakukan Korlap dalam rangka meningkatkan
kinerja tim:
a. Menjaga dan meningkatkan motivasi dan semangat kerja setiap anggota tim
b. Menciptakan suasana kerja yang kondusif dan penuh kehangatan
c. Menjaga kekompakan dan kebersamaan antara sesama anggota tim
F. TAHAPAN AKHIR KEGIATAN PELAKSANAAN LAPANGAN
Pada tahapan akhir kegiatan pelaksanaan, Korlap dibantu oleh Pengawas harus
melaksanakan beberapa kegiatan pengawasan sebagai berikut:
Mengevaluasi dan Menginventarisir Responden yang belum Tercacah
Responden yang belum tercacah bisa disebabkan karena tiga hal:
a. Responden sedang bepergian
b. Responden belum sempat dicacah
c. Pencacahan tertunda
Dalam kasus responden yang sedang bepergian, namun diperkirakan akan kembali masih
dalam periode referensi waktu pencacahan, pengawas dapat menunda pencacahannya untuk
sementara waktu. Tim petugas lapangan dapat segera melaksanakan kegiatan lapangan di blok
sensus berikutnya.
Untuk melakukan pencacahan bagi responden yang belum dicacah atau menyelesaikan
pencacahan yang tertunda, pengawas dapat menugaskan salah seorang pencacah untuk
melaksanakan, sementara anggota tim lainnya dapat segera melaksanakan pencacahan di blok
sensus berikutnya.
SDKI07-Kodinator Lapangan
26
Menyelesaikan Pemeriksaan Daftar
Sebelum memulai pelaksanaan pencacahan di blok sensus berikutnya, Korlap dibantu oleh
Pengawas dan Pemeriksa harus menyelesaikan pemeriksaan untuk keseluruhan daftar hasil
pencacahan di blok sensus yang diteliti.
Melakukan Persiapan Pencacahan di Blok Sensus berikutnya
Sebelum Korlap dan semua anggota tim menuju ke lokasi blok sensus berikutnya, Korlap
bersama anggota tim harus segera melakukan persiapan. Prosedur yang harus dilakukan Korlap
pada tahapan ini identik dengan prosedur yang telah dilakukan Korlap pada tahapan persiapan
kegiatan lapangan (lihat Tahapan Persiapan).
SDKI07-Kordinator Lapangan 27
PEMERIKSAAN LAPORAN ADMINISTRASI KEUANGAN A. JENIS LAPORAN ADMINISTRASI KEUANGAN
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, salah satu fungsi yang harus dijalankan Korlap
adalah sebagai administrator. Salah satu tugas pokok yang harus dilaksanakan Korlap sebagai
administrator adalah membantu staf BPS daerah menyusun laporan administrasi keuangan SDKI07.
Sejalan dengan tugas tersebut, Korlap harus mempelajari dengan cermat jenis, format dan
isian laporan keuangan. Isian laporan mencakup daftar nama, unit/satuan dan jumlah unit/satuan,
nilai per unit/satuan dan jumlah nilai total. Unit/satuan bisa berupa blok sensus, dokumen, responden
atau lembar tergantung dari fungsi laporan (lihat Lampiran).
Sesuai dengan alokasi anggaran yang telah ditetapkan, jenis dokumen laporan administrasi
keuangan SDKI07 dikelompokkan menurut jenis kegiatan yang dilaksanakan (lihat Lampiran),
sebagai berikut:
a. Penyelenggaraan Pelatihan Petugas Lapangan SDKI07
Jenis dokumen laporan administrasi keuangan untuk pembayaran biaya
penyelenggaraan pelatihan petugas mencakup enam komponen yang terdiri dari:
1. Daftar hadir peserta pelatihan
2. Daftar upah per diem peserta pelatihan
3. Daftar biaya transport lokal peserta pelatihan
4. Kuitansi pembayaran sewa ruang kelas dan viewer
5. Kuitansi-kuitansi pembayaran untuk biaya try-out
6. Kuitansi biaya foto-copy dan operasional pelatihan
b. Penarikan Sampel Rumah Tangga SDKI07
Laporan administrasi keuangan untuk pembayaran upah penarikan sampel rumah tangga
hanya mencakup satu jenis daftar/komponen, yaitu:
5
SDKI07-Kodinator Lapangan
28
- Daftar upah penarikan sampel rumah tangga
c. Pencacahan SDKI07
Laporan administrasi keuangan untuk pembayaran upah pencacahan SDKI07 disusun menurut
jenis daftar/kuesioner. Secara lengkap, laporan administrasi keuangan untuk upah pencacahan
SDKI07 terdiri dari:
1. Daftar upah pencacahan Daftar SDKI07-RT
2. Daftar upah pencacahan Daftar SDKI07-R
3. Daftar upah pencacahan Daftar SDKI07-WPK
4. Daftar upah pencacahan Daftar SDKI07-PK
d. Pemeriksaan/Editing Dokumen SDKI07
Seperti halnya laporan administrasi keuangan untuk pembayaran upah pencacahan SDKI07,
laporan administrasi keuangan untuk pembayaran biaya pemeriksaan/editing juga disusun menurut
jenis daftar/kuesioner. Laporan administrasi keuangan untuk pembayaran upah pemeriksaan/editing
SDKI07 secara rinci terdiri dari:
1. Daftar upah pemeriksaan/editing Daftar SDKI07-RT
2. Daftar upah pemeriksaan/editing Daftar SDKI07-R
3. Daftar upah pemeriksaan/editing Daftar SDKI07-WPK
4. Daftar upah pemeriksaan/editing Daftar SDKI07-PK
e. Pengawasan/Supervisi SDKI07
Laporan administrasi keuangan untuk pembayaran upah pengawasan /supervisi disusun
menurut jenis kegiatan pencacahan SDKI07 yang diawasi. Laporan administrasi keuangan untuk
pembayaran upah pengawasan terdiri dari:
1. Daftar upah pengawasan/supervisi pencacahan Daftar SDKI07-RT
2. Daftar upah pengawasan/supervisi pencacahan Daftar SDKI07-R
3. Daftar upah pengawasan/supervisi pencacahan Daftar SDKI07-WPK
4. Daftar upah pengawasan/supervisi pencacahan Daftar SDKI07-PK
f. Penunjuk Jalan
Laporan administrasi keuangan untuk pembayaran upah penunjuk jalan hanya mencakup satu
jenis daftar, yaitu:
- Daftar upah penunjuk jalan
g. Monitoring Pelaksanaan SDKI07 Pejabat BPS Provinsi
SDKI07-Kordinator Lapangan 29
Laporan administrasi keuangan untuk biaya kegiatan monitoring pejabat BPS Provinsi
mencakup tiga komponen, yaitu:
1. Daftar biaya transport lokal
2. Kuintansi biaya penginapan/hotel
3. Daftar upah per diem
h. Monitoring Pelaksanaan SDKI07 Pejabat BPS Kabupaten/Kota
Laporan administrasi keuangan untuk biaya kegiatan monitoring pejabat BPS Kabupaten/Kota
mencakup tiga komponen, yaitu:
1. Daftar biaya transport lokal
2. Kuintansi biaya penginapan/hotel
3. Daftar upah per diem
B. PEMERIKSAAN LAPORAN ADMINISTRASI KEUANGAN
Tugas pokok lainnya yang harus dilaksanakan Korlap sebagai administrator adalah
melakukan pemeriksaan kebenaran isian seluruh laporan administrasi keuangan. Pemeriksaan
laporan administrasi keuangan dilakukan dengan prosedur umum sebagai berikut:
a. Periksa format laporan apakah sesuai dengan format baku yang ditentukan.
b. Periksa isian daftar nama apakah ada nama yang berulang/duplikat
c. Periksa unit/satuan yang digunakan
d. Periksa nilai rate per unit/satuan apakah sesuai dengan anggaran.
e. Periksa kebenaran jumlah nilai yang dibayarkan untuk setiap baris laporan
f. Periksa kebenaran jumlah total nilai apakah telah sesuai dengan anggaran.
g. Menugaskan staf BPS daerah untuk mengirimkan semua laporan final ke BPS.
h. Meminta foto-copy resi pengiriman berkas-berkas laporan keuangan.
i. Membawa langsung ke BPS beberapa jenis dokumen/daftar laporan administrasi
keuangan yang belum sempat dikirim.
C. PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN TIM PETUGAS LAPANGAN
SDKI07-Kodinator Lapangan
30
Salah satu tugas pokok Korlap sebagai administrator adalah membantu dan membimbing
Pengawas dalam pengelolaan biaya operasional lapangan. Korlap juga harus menugaskan
Pengawas untuk menyusun laporan administrasi keuangan. Tugas pokok Korlap lainnya adalah
melakukan pemeriksaan laporan keuangan yang disusun oleh Pengawas dengan prosedur sebagai
sebagai berikut:
a. Periksa kewajaran nilai pengeluaran untuk biaya penginapan/losmen yang
tertulis dalam kuitansi pembayaran penginapan/losmen.
b. Periksa kewajaran nilai pengeluaran untuk biaya transportasi lokal semua anggota tim
petugas lapangan. Jika untuk keperluan transportasi, petugas menggunakan kendaraan
bermotor dinas atau milik sendiri, maka bentuk laporan pertanggung-jawaban biaya
transportasi lokal adalah berupa kuitansi pembelian bensin.
c. Periksa kewajaran nilai pengeluaran untuk biaya konsumsi tim.
SDKI07-Kordinator Lapangan 31
PENYUSUNAN LAPORAN PELAKSANAAN LAPANGAN A. UMUM
Salah satu tugas pokok yang harus dilaksanakan Korlap adalah menyusun laporan pelaksanaan
lapangan yang tediri dari tiga jenis yaitu:
1. Laporan kegiatan harian
2. Laporan permasalahan/kendala lapangan serta solusi pemecahannya
3. Laporan pelaksanaan lapangan
Laporan kegiatan harian mencakup informasi kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan
Korlap setiap hari. Laporan permasalahan/kendala lapangan berisi seluruh permasalahan/kendala
yang ditemukan dalam pelaksanaan lapangan serta solusi pemecahannya. Laporan pelaksanaan
lapangan merupakan laporan mengenai pelaksanaan tugas Korlap selama di lapangan, target dan
realisasi pencacahan serta permasalahan-permasalahan/kendala di lapangan. Pada saat Korlap
kembali ke BPS, keseluruhan laporan tersebut harus diserahkan ke Subdit Statistik Demografi,
Direktorat Statistik Kependudukan, BPS.
B. PENULISAN LAPORAN KEGIATAN HARIAN
Penulisan laporan kegiatan harian harus dilakukan Korlap setiap hari, sejak
penyelenggaraan pelatihan petugas lapangan hingga akhir masa tugas Korlap. Penulisan laporan
kegiatan harian Korlap dilakukan dengan menggunakan instrument Daftar SDKI07-LKH (lihat
Lampiran). Seluruh kegiatan yang dilakukan Korlap setiap hari harus dicatat secara rinci satu-persatu
pada Daftar SDKI07-LKH termasuk catatan waktunya.
Kegiatan yang dicatat pada Daftar SDKI07-LKH hanya mencakup kegiatan *yang berkaitan
dengan pelaksanaan pelatihan dan pelaksanaan lapangan SDKI07, tidak termasuk kegiatan pribadi
seperti tidur, mandi dan sebagainya. Kegiatan yang dicatat antara lain adalah kegiatan
pengamatan proses wawancara, pemeriksaan daftar, diskusi tim dan pemeriksaan Daftar SDKI07-
6
SDKI07-Kodinator Lapangan
32
DTP.
C. PENULISAN LAPORAN PERMASALAHAN/KENDALA LAPANGAN
Setiap masalah/kendala yang ditemukan di lapangan harus dicatat Korlap pada Daftar
SDKI07-PKL. Masalah yang ditemukan harus dituliskan secara rinci termasuk solusi pemecahannya.
Solusi pemecahan suatu masalah/kendala yang dicatat pada Daftar SDKI07-PKL harus merupakan
hasil diskusi Korlap dengan semua anggota tim petugas lapangan.
Sebelum mencatat permasalahan/kendala yang ditemukan atau dihadapi oleh salah seorang
Pencacah di lapangan, Korlap harus memperhatikan catatan sebelumnya. Dalam prakteknya, bisa
saja terjadi permasalahan yang sama atau analog pernah ditemukan oleh Pencacah lainnya pada
pencacahan sebelumnya. Dalam kasus ini, untuk permasalahan/kendala yang pernah terjadi
sebelumnya dan telah tercatat pada Daftar SDKI07-PKL, tidak perlu dicatat lagi.
D. PENULISAN LAPORAN PELAKSANAAN LAPANGAN
Laporan ini merupakan laporan lengkap tertulis mengenai pelaksanaan tugas Korlap selama di
lapangan. Materi yang dilaporkan mencakup informasi lengkap mengenai hal-hal berikut:
a. Hasil pengawasan penyelenggaraan pelatihan
b. Masalah dan kendala yang dihadapi petugas lapangan serta solusi pemecahannya.
c. Masalah dan kendala yang dihadapi Korlap dalam menjalankan tugas-tugas pokoknya
serta cara mengatasinya.
d. Target dan realisasi hasil pencacahan
e. Evaluasi tentang kinerja tim petugas lapangan
f. Evaluasi keseluruhan tentang pelaksanaan lapangan
g. Kesimpulan dan rekomendasi.
SDKI07-Kordinator Lapangan 33
PENGIRIMAN DOKUMEN HASIL LAPANGAN A. UMUM
Pengolahan data seluruh kuesioner hasil pencacahan SDKI07 dilakukan
secara terkonsentrasi di BPS. Sejalan dengan itu, semua kuesioner hasil pencacahan harus dikirim
segera secara bertahap ke BPS. Secara umum seluruh dokumen /kuesioner SDKI07 hasil pencacahan
dikirim ke BPS melalui BPS Propinsi, kecuali untuk Provinsi NAD dan Nias. Dokumen/kuesioner SDKI07
hasil pencacahan di Provinsi NAD dan Nias untuk setiap kabupaten/kota dibawa langsung dibawa
ke BPS oleh masing-masing Korlap yang bertanggung-jawab.
Dokumen SDKI07 Provinsi NAD dan Nias yang dibawa Korlap ke BPS selain berupa
dokumen/kuesioner hasil pencacahan, juga termasuk dokumen/laporan administrasi pertanggung-
jawaban keuangan pelaksanaan SDKI07, yang mencakup SPJ supervisi pejabat BPS
Kabupaten/Kota. Sebelum seluruh dokumen/ kuesioner hasil pencacahan dimasukkan ke dalam
tempat packing, lakukan terlebih dahulu pemeriksaan untuk memeriksa kelengkapan
dokumen/kuesioner, kemudian urutkan/susun dokumen/kuesioner menurut urutan yang ditentukan.
B. PEMERIKSAAN KELENGKAPAN
Seluruh kuesioner hasil pencacahan dari masing-masing blok sensus disusun dan digabung
menjadi satu oleh Korlap dengan dibantu oleh Pengawas. Dokumen dari suatu blok sensus yang siap
dikirim, hanya dokumen yang telah lengkap secara keseluruhan untuk semua jenis daftar.
Dokumen/kuesioner yang telah lengkap untuk satu blok sensus dan telah diurutkan langsung
dipacking dan dikirim ke BPS Kabupaten/Kota. Pengiriman dokumen/kuesioner tersebut akan
dilakukan oleh Korlap secara bertahap hingga akhir masa tugasnya.
7
SDKI07-Kodinator Lapangan
34
C. SUSUNAN KUESIONER
Kuesioner setiap blok sensus harus disusun dalam satu ikatan yang berisi Daftar SDKI07-DSRT,
Daftar SDKI07-RT, Daftar SDKI07-R, Daftar SDKI07-WPK dan SDKI07-PK. Susun seluruh jenis
dokumen/kuesioner SDKI07 dengan prosedur sebagai sebagai berikut:
a. Kelompokkan Daftar RT, Daftar SDKI07-R, Daftar SDKI07-WPK dan Daftar
SDKI07-PK untuk nomor urut rumah tangga yang sama dalam satu kelompok.
Jika dalam satu rumah tangga terdapat lebih dari satu eligible responden, misalnya terdapat
lebih dari satu orang remaja, maka susun Daftar SDKI07-R tersebut mulai dari nomor anggota
rumah tangga terkecil hingga yang terbesar. Jika di rumah tangga tidak ada remaja yang
memenuhi syarat, aftar SDKI07-RT tetap dikirim tanpa Daftar SDKI07-R dengan menulis catatan
pada halaman sampulnya:”Tidak ada ART yang memenuhi syarat”.
b. Untuk setiap kelompok dokumen, masukkan Daftar SDKI07-R ke dalam lipatan
Daftar SDKI07-RT. Kemudian lakukan hal yang sama untuk Daftar SDKI07-WPK dan Daftar
SDKI07-PK. Setelah langkah ini dilakukan, setiap kelompok dokumen/kuesioner SDKI07 akan
tersusun menurut urutan sebagai berikut: Daftar SDKI07-RT, Daftar SDKI07-R, Daftar SDKI07-
WPK dan Daftar SDKI07-PK. Daftar SDKI07-R, Daftar SDKI07-WPK dan Daftar SDKI07-PK
seluruhnya harus terletak dalam lipatan Daftar SDKI07-RT.
c. Susun setiap kelompok dokumen tersebut menurut nomor blok sensus/NKS.
Urutkan setiap kelompok dokumen pada masing-masing blok sensus, menurut urutan nomor urut
rumah tangga mulai dari nomor urut rumah tangga terkecil hingga yang terbesar.
d. Dokumen/kuesioner yang telah lengkap dan diurutkan untuk setiap blok
sensus langsung dikirim ke BPS Kabupaten/Kota. Seluruh dokumen/kuesioner ini akan dikirim
langsung ke BPS oleh Korlap secara bertahap hingga akhir masa tugasnya.
Jumlah Blok Sensus, Koordinator Lapangan, Team, dan Pewawancara SDKI07 Nias-Nias Selatan
Kabupaten Blok Sensus
Rumah Tangga
Estimasi untuk
KorlapEditor Kuesioner
WPKSupervisi
SDKI07-Kordinator Lapangan 37
Lampiran 3
Daftar Hadir Peserta Pelatihan Petugas ….Kegiatan : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007 (SDKI07) NAD-NiasTanggal : 11 Juni - 22 Juni 2007TC :
Jumlah (Tiga belas juta dua ratus tujuh puluh lima ribu rupiah)
Nama Tanda Tangan
(6)
Jumlah yang Diterima (Rp)No.
(2)
Biaya Per Responden
(Rp)
Jumlah Responden
Mengetahui,
Kepala BPS Kota Banda Aceh
………………………………NIP 3400NIP 340010880
Bendahara
Rini Savitridina, MA
Pemimpin Proyek
Drs. Suharno, MScNIP 340005394
SDKI07-Kordinator Lapangan 57
Lampiran 23
Transport Monitoring SDKI07 NAD-Nias dari BPS Propinsi NADKegiatan : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007 (SDKI07) NAD-NiasTanggal : …. Juli - …. Juli 2007
2,400,000 Jumlah (Dua juta empat ratus ribu rupiah)
………………………………NIP 3400NIP 340010880
Bendahara
Rini Savitridina, MA
Mengetahui,
Kepala BPS Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam
Tanda Tangan
(5)
Jumlah yang Diterima (Rp)
(4)
No.
(2)
Nama
SDKI07-Kodinator Lapangan
58
Lampiran 24
Biaya Perdiem Monitoring SDKI07 NAD-Nias dari BPS Propinsi NADKegiatan : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007 (SDKI07) NAD-NiasTanggal : …. Juli - …. Juli 2007
Biaya Staf Administrasi BPS Propinsi dalam Rangka PelaksanaanKegiatan : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007 (SDKI07) NAD-NiasBulan : Juli - Agustus 2007 (Juni - Oktober 2007)
Biaya Staf Administrasi BPS Kabupaten/Kota dalam Rangka PelaksanaanKegiatan : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007 (SDKI07) NAD-NiasKab/Kota : Banda Aceh
Bulan : Juli - Agustus 2007 (Juli - September 2007)
Transport Monitoring SDKI07 NAD-Nias dari BPS Kabupaten/KotaKegiatan : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007 (SDKI07) NAD-NiasTanggal : …. Juli - …. Juli 2007Kabupaten/Kota :
Biaya Perdiem Monitoring SDKI07 NAD-Nias dari BPS Kabupaten/KotaKegiatan : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007 (SDKI07) NAD-NiasTanggal : …. Juli - …. Juli 2007Kabupaten/Kota :