Top Banner
Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan untuk membangun bangsa Indonesia dalam menghadapi persaingan di era global. Untuk itu, tubuh memerlukan makanan yang mengandung zat gizi lengkap sesuai dengan kebutuhan untuk dapat menjalankan aktivitas secara aktif dan produktif. Makanan yang dimakan sehari-hari harus mengandung lima kelompok zat gizi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral dalam jumlah yang cukup dan tidak berlebihan namun juga tidak kekurangan. Di samping itu manusia juga memerlukan air dan serat untuk memperlancar berbagai proses faali dalam tubuh. Zat-zat gizi tersebut akan terpenuhi bila pangan yang kita konsumsi beragam, karena secara alami komposisi setiap jenis bahan pangan memiliki kelebihan dan kekurangan akan zat gizi tertentu, sehingga dengan mengonsumsi jenis pangan yang beragam, pangan satu dengan yang lainnya akan saling melengkapi. Pangan yang bergizi seimbang ini tidak harus berharga mahal. Bahkan dapat diperoleh dengan harga yang sangat murah, dengan memanfaatkan apa yang ada di sekitar kita, misalnya pekarangan. Sehubungan dengan itu, pemerintah melalui program penganekaragaman konsumsi pangan mengupayakan agar pola konsumsi pangan penduduk lebih beraneka ragam dan seimbang serta aman dalam jumlah dan komposisi yang cukup (Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman) yang dimulai dari masing-masing rumah tangga. Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) yang dilakukan antara lain melalui kegiatan optimalisasi pemanfaatan pekarangan, yang dapat menjadi sumber pangan keluarga, bukan saja terbatas pada tanaman sebagai sumber karbohidrat, vitamin dan mineral, melainkan juga pada ternak dan ikan sebagai sumber protein. Keberhasilan Penganekaragaman Konsumsi Pangan tercermin dari indikator outcome-nya berupa “makin beragam dan berimbangnya pola konsumsi pangan penduduk yang diukur dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH) yang semakin meningkat, dan menurunnya konsumsi beras 1,5% per tahun”. Untuk mengetahui sejauh mana perubahan pola konsumsi pangan masyarakat, perlu dilakukan pemantauan konsumsi pangan di wilayah P2KP.
54

Pedoman Analisis Pangan (1)

Dec 05, 2015

Download

Documents

Ade Kuls

PEDOMAN KUESIONER
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan untuk membangun bangsa Indonesia dalam menghadapi persaingan di era global. Untuk itu, tubuh memerlukan makanan yang mengandung zat gizi lengkap sesuai dengan kebutuhan untuk dapat menjalankan aktivitas secara aktif dan produktif.

Makanan yang dimakan sehari-hari harus mengandung lima kelompok zat gizi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral dalam jumlah yang cukup dan tidak berlebihan namun juga tidak kekurangan. Di samping itu manusia juga memerlukan air dan serat untuk memperlancar berbagai proses faali dalam tubuh. Zat-zat gizi tersebut akan terpenuhi bila pangan yang kita konsumsi beragam, karena secara alami komposisi setiap jenis bahan pangan memiliki kelebihan dan kekurangan akan zat gizi tertentu, sehingga dengan mengonsumsi jenis pangan yang beragam, pangan satu dengan yang lainnya akan saling melengkapi. Pangan yang bergizi seimbang ini tidak harus berharga mahal. Bahkan dapat diperoleh dengan harga yang sangat murah, dengan memanfaatkan apa yang ada di sekitar kita, misalnya pekarangan.

Sehubungan dengan itu, pemerintah melalui program penganekaragaman konsumsi pangan mengupayakan agar pola konsumsi pangan penduduk lebih beraneka ragam dan seimbang serta aman dalam jumlah dan komposisi yang cukup (Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman) yang dimulai dari masing-masing rumah tangga. Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) yang dilakukan antara lain melalui kegiatan optimalisasi pemanfaatan pekarangan, yang dapat menjadi sumber pangan keluarga, bukan saja terbatas pada tanaman sebagai sumber karbohidrat, vitamin dan mineral, melainkan juga pada ternak dan ikan sebagai sumber protein.

Keberhasilan Penganekaragaman Konsumsi Pangan tercermin dari indikator outcome-nya berupa “makin beragam dan berimbangnya pola konsumsi pangan penduduk yang diukur dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH) yang semakin meningkat, dan menurunnya konsumsi beras 1,5% per tahun”. Untuk mengetahui sejauh mana perubahan pola konsumsi pangan masyarakat, perlu dilakukan pemantauan konsumsi pangan di wilayah P2KP.

Page 2: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP2

Pemantauan konsumsi pangan ini dapat dilakukan secara mandiri oleh rumah tangga pelaksana kegiatan optimalisasi pekarangan.

Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan pemantauan konsumsi pangan, maka disusun Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP sebagai acuan dalam melaksanakan pengumpulan data dan informasi, pengolahan dan analisa konsumsi pangan.

B. Tujuan1. Tujuan Umum:

Memberikan panduan kepada aparat pemerintah, dan penyuluh pendamping dalam melakukan pemantauan dan penilaian, konsumsi pangan rumah tangga (khususnya di wilayah kegiatan P2KP).

2. Tujuan Khusus:

a. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan aparat pemerintah, dan penyuluh pendamping dalam melakukan pemantauan konsumsi pangan wilayah P2KP.

b. Mengetahui perubahan pola konsumsi pangan rumah tangga di wilayah P2KP pada tahun 2013.

C. Sasaran

Sasaran lokasi kegiatan pemantauan konsumsi pangan mencakup desa P2KP pada 250 kabupaten/kota di 33 provinsi. Daftar 250 kabupaten/kota terpilih dijelaskan lebih lanjut pada bagian pelaksanaan kegiatan.

D. Output KegiatanOutput yang diharapkan dari kegiatan ini:

1. Tersedianya data konsumsi pangan rumah tangga di wilayah P2KP pada kabupaten/kota terpilih.

2. Laporan analisis konsumsi pangan di wilayah P2KP pada kabupaten/kota terpilih.

Page 3: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 3

E. Pengertian1. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan

air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan dan minuman bagi konsumsi manusia termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan dan minuman.

2. Konsumsi Pangan adalah sejumlah makanan dan minuman yang dimakan atau diminum penduduk/seseorang untuk memenuhi kebutuhan gizinya.

3. Pola Konsumsi adalah susunan makanan yang mencakup jenis dan jumlah bahan makanan rata-rata per orang per hari, yang umum dikonsumsi/dimakan penduduk dalam jangka waktu tertentu.

4. Penganekaragaman Konsumsi Pangan adalah proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, mencakup bahan pangan sumber energi, protein dan zat gizi lainnya, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan penduduk baik kuantitas maupun kualitas.

5. Pangan Beragam, Bergizi Seimbang adalah aneka ragam bahan pangan, baik sumber karbohidrat, protein, maupun vitamin dan mineral, yang bila dikonsumsi dalam jumlah berimbang dapat memenuhi kecukupan gizi yang dianjurkan.

6. Pangan lokal adalah pangan baik sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral yang diproduksi dan dikembangkan sesuai dengan potensi wilayah dan budaya setempat.

7. Pangan pokok adalah pangan sumber karbohidrat yang sering dikonsumsi atau dikonsumsi secara teratur sebagai makanan utama, selingan, sebagai sarapan atau sebagai makanan pembuka dan penutup.

8. Pekarangan adalah lahan yang ada di sekitar rumah dengan batas pemilikan yang jelas (lahan boleh berpagar dan boleh tidak berpagar), tempat tumbuh berbagai jenis tanaman dan tempat memelihara berbagai jenis ternak dan ikan.

9. Pemanfaatan Pekarangan adalah pekarangan yang dikelola secara berkesinambungan melalui pendekatan terpadu (berbagai jenis tanaman, ternak, dan ikan) sehingga akan menjamin ketersediaan bahan pangan yang beraneka ragam, guna pemenuhan gizi rumah tangga dan bila hasilnya berlebih dapat dijual sehingga memberikan sumbangan pendapatan rumah tangga.

Page 4: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP4

10. Pola Pangan Harapan adalah susunan beragam pangan yang didasarkan pada sumbangan energi dari kelompok pangan utama (baik secara absolute maupun dari suatu pola ketersediaan dan atau konsumsi pangan).

11. Penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan.

12. Penyuluh Pendamping P2KP adalah penyuluh pertanian yang telah mengikuti pelatihan pendampingan P2KP bertugas untuk mendampingi dan membimbing kelompok sasaran kegiatan P2KP di wilayahnya.

13. Desa atau yang disebut dalam UU No.32/2004 diartikan sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah, berwewenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

14. Desa Pelaksana P2KP adalah desa yang melaksanakan kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP).

Page 5: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 5

II. KONSUMSI PANGAN YANG DIANJURKAN

A. Konsumsi Pangan Beragam, dan Bergizi Seimbang

Pangan Beragam dan Bergizi Seimbang adalah aneka ragam bahan pangan (sumber karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral) yang bila dikonsumsi dalam jumlah yang berimbang dapat memenuhi kecukupan gizi yang dianjurkan. Konsumsi pangan yang beragam, dan bergizi seimbang tidak hanya memenuhi kecukupan gizinya saja, tetapi juga harus mempertimbangkan keseimbangan gizi yang mendukung cita rasa, daya cerna, daya terima, jumlah yang dibutuhkan serta disesuaikan dengan kemampuan daya beli masing-masing rumah tangga.

Makanan yang kita makan sehari-hari mempunyai tiga fungsi utama, yaitu sebagai zat tenaga (karbohidrat), zat pembangun (protein), dan zat pengatur (vitamin dan mineral). Untuk dapat mencukupi ketiga fungsi utama makanan itu, pangan yang kita pilih tidak harus mahal bahkan dapat kita peroleh dari sekitar kita, termasuk pekarangan. Aneka bahan pangan tersebut adalah :

1. Zat tenaga (karbohidrat), pada umumnya diperoleh dari makanan pokok.

Contoh : beras, jagung, ubi kayu, ubi jalar, gandum, sagu, pisang, sukun, gula dan sebagainya.

2. Zat pembangun (protein) diperoleh dari lauk-pauk

Contoh : daging, ayam, telur, ikan, tahu, tempe, kacang-kacangan, dan sebagainya.

3. Zat pengatur (vitamin dan mineral), diperoleh dari sayur-sayuran dan buah-buahan.

Contoh : bayam, kangkung, daun singkong, kecambah, kacang panjang, kol, sawi, labu siam, daun pakis, terong, ketimun, tomat, mangga, pepaya, jeruk, apel, anggur, jambu air, jambu biji, dsb.

B. Konsumsi Pangan Sesuai Kebutuhan Gizi

Kebutuhan zat gizi masing-masing orang berbeda, tergantung dari umur, jenis kelamin, tingkat aktivitas (berat, sedang, ringan) dan keadaan fisiologis tubuh. Setiap orang perlu mengonsumsi zat gizi sesuai dengan kebutuhannya

Page 6: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP6

berdasarkan standar gizi yang ditetapkan yang disebut sebagai Angka Kecukupan Gizi.

Rata-rata kebutuhan konsumsi pangan per orang per hari untuk hidup sehat adalah 2000 kkal untuk energi dan 52 gram untuk protein. Sebagai pedoman, rata-rata konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang yang memenuhi skor mutu ideal dengan energi 2000 kkal seperti pada Tabel 1.

rata konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang yang memenuhi skor mutu ideal dengan energi 2000 kkal adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Rata-rata Konsumsi Pangan Beragam, dan Bergizi Seimbang (2000 kkal)

No Kelompok Pangan Konsumsi Bahan Pangan

Gram/kap/hari URT*)

1

2

3

4

Sumber Karbohidrat - Beras/gandum/jagung - Umbi-umbian - Gula Sumber protein - Pangan hewani (daging/telur/ayam) - Kacang-kacangan (tempe/tahu) Sumber vitamin - Sayur dan buah Penambah rasa dan pelarut vitamin dan mineral - Minyak/lemak - Buah/biji berminyak

275 100 30

150 35

250

10 20

1,5 gls aqua 1 ptg sedang 2 sdm 3 ptg sedang 2,5 gls aqua 1 sdm 0,25 btr kelapa

Keterangan : *) Satuan penukar dalam ukuran rumah tangga (URT)

Page 7: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 7

III. MEKANISME KEGIATAN

A. Ruang Lingkup KegiatanRuang lingkup kegiatan pemantauan konsumsi pangan di wilayah P2KP:

1. Penentuan rumah tangga di desa P2KP terpilih untuk dilakukan pemantauan konsumsi pangan rumah tangga secara mandiri.

2. Penjelasan dan pendampingan rumah tangga P2KP dalam pengisian kuesioner pemantauan konsumsi pangan.

3. Pengumpulan, dan pengecekan kelengkapan data hasil pencatatan mandiri.

4. Pelaksanaan rekapitulasi hasil pemantauan konsumsi pangan.

5. Pelaksanaan analisis konsumsi pangan.

6. Monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan.

B. Tugas Responden/Rumah Tangga Sampel1. Mengisi daftar susunan anggota rumah tangga secara lengkap.

2. Mencatat makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh seluruh anggota rumah tangga setiap hari dalam satuan Ukuran Rumah Tangga (URT), untuk jangka waktu 5 (lima) hari berurutan dengan benar.

3. Mencatat bagaimana cara memperoleh makanan dan minuman yang dikonsumsi (pemberian, pembelian, pekarangan, atau lainnya).

4. Mencatat frekwensi (selama 5 hari) makan sayur, buah, umbi-umbian, pangan hewani dan kacang-kacangan dalam kuesioner frekwensi makan pada setiap akhir perode (hari ke-5).

C. Tugas Penyuluh Pendamping P2KP1. Tugas Penyuluh Pendamping Desa P2KP:

a. Mendistribusikan kuesioner pemantauan konsumsi pangan mandiri kepada rumah tangga/kelompok sasaran P2KP.

b. Memberikan penjelasan secara ringkas kepada rumah tangga dalam mencatat makanan dan minuman yang dikonsumsi setiap hari dalam satuan Ukuran Rumah Tangga (URT), untuk jangka waktu 5 (lima) hari berurutan.

Page 8: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP8

c. Mengkonversi bahan pangan yang dikonsumsi dalam URT menjadi gram.

d. Mendampingi rumah tangga/kelompok sasaran P2KP dalam melakukan pengisian kuesioner. Pengisian kuesioner periode pertama dilaksanakan sebelum kegiatan P2KP berjalan, pengisian kuesioner periode kedua dilaksanakan setelah berjalannya program P2KP (saat panen/pemanfaatan pangan dari pekarangan).

e. Mengumpulkan kuesioner hasil pemantauan konsumsi pangan dari rumah tangga/kelompok sasaran P2KP.

f. Apabila terjadi ketidaklengkapan/ketidakwajaran data, maka penyuluh pendamping harus melakukan verifikasi kepada responden dan melengkapi data dengan menanyakan kepada responden.

g. Merekap hasil pemantauan konsumsi pangan rumah tangga/kelompok sasaran P2KP.

h. Melakukan verifikasi kuesioner daftar konsumsi pangan rumah tangga dengan kuesioner daftar frekwensi konsumsi pangan.

i. Menyerahkan kuesioner dan hasil rekapitulasi kepada petugas penyuluh kabupaten/kota.

2. Tugas Penyuluh Pendamping Kabupaten/Kota:

a. Menjelaskan secara rinci kepada penyuluh pendamping desa P2KP mengenai:

- Mekanisme pemantauan.

- Petunjuk pengisian lembar kuesioner.

b. Mendistribusikan kuesioner pemantauan konsumsi pangan kepada penyuluh pendamping desa P2KP.

c. Melakukan pengumpulan/menerima kuesioner yang telah diisi dan hasil rekap pemantauan konsumsi dari penyuluh pendamping desa P2KP, untuk dua periode pemantauan.

d. Cek kelengkapan kuesioner dan memvalidasi data pemantauan konsumsi pangan.

e. Menyerahkan kuesioner hasil pemantauan dan rekap data yang sudah divalidasi kepada aparat kabupaten/kota untuk diolah.

Page 9: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 9

D. Tugas Aparat/Petugas Kabupaten/Kota yang Menangani Ketahanan Pangan

Tugas aparat/petugas kabupaten/kota yang menangani ketahanan pangan cq. bidang/unit konsumsi/penganekaragaman pangan di kabupaten/kota adalah:

1. Melaksanakan koordinasi dengan penyuluh pendamping kabupaten/kota tentang mekanisme dan output pemantauan konsumsi pangan rumah tangga.

2. Melakukan penggandaan kuesioner untuk pemantauan konsumsi pangan mandiri pada dua periode (awal dan akhir) pemantauan, dan mendistribusikannya kepada penyuluh pendamping kabupaten/kota.

3. Menerima kuesioner dan rekap data konsumsi pangan dari penyuluh pendamping kabupaten/kota.

4. Mengolah data konsumsi pangan dengan menggunakan software untuk menghitung konversi konsumsi rata-rata perkapita rumah tangga ke dalam satuan zat gizi (energi dan protein), dan menghitung kualitas konsumsi pangan (skor PPH) setiap desa sampel.

5. Menganalisis tingkat konsumsi energi, skor PPH dan pola konsumsi pangan rumah tangga, serta bagaimana pemanfaatan pekarangan oleh rumah tangga sampel.

6. Membuat laporan hasil pemantauan konsumsi pangan mandiri sesuai dengan format laporan yang telah ditentukan.

7. Menyerahkan laporan kepada provinsi dan pusat cq. Bidang Konsumsi Pangan, Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian. Pusat akan menerima laporan sebanyak 250 eksemplar dari 250 kabupaten/kota terpilih

E. Tugas Aparat/Petugas Provinsi yang Menangani Ketahanan Pangan

Tugas aparat/petugas provinsi yang menangani ketahanan pangan cq. bidang/unit konsumsi/penganekaragaman pangan di kabupaten/kota adalah:

1. Melaksanakan koordinasi dengan aparat kabupaten/kota tentang pemilihan lokasi dan pelaksanaan kegiatan pemantauan konsumsi pangan rumah tangga.

2. Melakukan supervisi dan pemantauan pelaksanaan kegiatan pemantauan konsumsi pangan.

Page 10: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP10

3. Mengkompilasi dan menganalisis hasil pemantauan konsumsi pangan di tingkat provinsi.

4. Menyerahkan laporan kompilasi pemantauan konsumsi dari tingkat provinsi ke pusat cq. Bidang Konsumsi Pangan, Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian.

Page 11: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 11

IV. PELAKSANAAN PEMANTAUAN KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA

A. Persiapan1. Penyuluh pendamping kabupaten/kota mengikuti pelatihan pemantauan

konsumsi pangan sekitar bulan Maret-April 2013 yang diselenggarakan oleh Badan PPSDMP – Kementerian Pertanian.

2. Penyuluh pendamping kabupaten/kota menindaklanjuti untuk memberikan pelatihan dan penjelasan kepada pendamping desa tentang tata cara pengambilan data konsumsi melalui pencatatan mandiri rumah tangga (Food record).

3. Aparat kabupaten/kota dan provinsi mengikuti pelatihan penggunaan software dalam rangka analisis situasi konsumsi pangan setelah pengumpulan data periode pertama dan melakukan pengolahan data, analisis situasi konsumsi pangan tingkat kabupaten/kota, serta pelaporan.

4. Aparat kabupaten/kota berkoordinasi dengan penyuluh dalam rangka koordinasi pelaksanaan pemantauan konsumsi pangan secara mandiri di desa P2KP.

5. Aparat provinsi melaksanakan rapat/pertemuan dan koordinasi dengan aparat kabupaten/kota dalam persiapan, pelaksanaan dan evaluasi akhir pemantauan konsumsi pangan secara mandiri di desa P2KP.

B. Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan pemantauan konsumsi pangan secara mandiri di desa pelaksana P2KP di tingkat kabupaten/kota dikelola oleh Badan/Dinas/Instansi yang menangani ketahanan pangan provinsi dan Badan/Dinas/Instansi yang menangani ketahanan pangan kabupaten/kota. Pemantauan tersebut dilakukan untuk mengetahui perubahan pola konsumsi pangan masyarakat pelaksana program P2KP yang dilaksanakan selama kurang lebih 7 (tujuh) bulan dari April 2013 hingga Oktober 2013 di 1500 desa pada 250 kabupaten/kota di 33 provinsi. Kegiatan pemantauan konsumsi pangan mandiri di wilayah P2KP dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum pelaksanaan kegiatan dan pada akhir pelaksanaan kegiatan, jadwal pemantauan pada Tabel 2.

IV. PELAKSANAAN PEMANTAUAN KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA

A. Persiapan 1. Penyuluh pendamping kabupaten/kota mengikuti pelatihan pemantauan

konsumsi pangan sekitar bulan Maret-April 2013 yang diselenggarakan oleh Badan PPSDMP – Kementerian Pertanian.

2. Penyuluh pendamping kabupaten/kota menindaklanjuti untuk memberikan pelatihan dan penjelasan kepada pendamping desa tentang tata cara pengambilan data konsumsi melalui pencatatan mandiri rumah tangga (Food record).

3. Aparat kabupaten/kota dan provinsi mengikuti pelatihan penggunaan software dalam rangka analisis situasi konsumsi pangan setelah pengumpulan data periode pertama dan melakukan pengolahan data, analisis situasi konsumsi pangan tingkat kabupaten/kota, serta pelaporan.

4. Aparat kabupaten/kota berkoordinasi dengan penyuluh dalam rangka koordinasi pelaksanaan pemantauan konsumsi pangan secara mandiri di desa P2KP.

5. Aparat provinsi melaksanakan rapat/pertemuan dan koordinasi dengan aparat kabupaten/kota dalam persiapan, pelaksanaan dan evaluasi akhir pemantauan konsumsi pangan secara mandiri di desa P2KP.

B. Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan pemantauan konsumsi pangan secara mandiri di desa pelaksana P2KP di tingkat kabupaten/kota dikelola oleh Badan/Dinas/Instansi yang menangani ketahanan pangan provinsi dan Badan/Dinas/Instansi yang menangani ketahanan pangan kabupaten/kota. Pemantauan tersebut dilakukan untuk mengetahui perubahan pola konsumsi pangan masyarakat pelaksana program P2KP yang dilaksanakan selama kurang lebih 7 (tujuh) bulan dari April 2013 hingga Oktober 2013 di 1500 desa pada 250 kabupaten/kota di 33 provinsi. Kegiatan pemantauan konsumsi pangan mandiri di wilayah P2KP dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum pelaksanaan kegiatan dan pada akhir pelaksanaan kegiatan, jadwal pemantauan pada tabel 2.

Tabel 2. Jadwal Pemantauan Konsumsi Mandiri Pemantauan

Konsumsi Pelaksanaan (Pencatatan)

Rekap Data Pelaporan Keterangan

Periode I April Minggu I Mei Mei di 1500 desa P2KP pada 250 kab/kota terpilih

Periode II Oktober Minggu III Oktober

November

Page 12: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP12

Daftar 250 kabupaten/kota terpilih dapat dilihat pada Tabel 3, sedangkan untuk daftar desa terpilih merupakan desa hasil penentuan CPCL tahun 2013.

Tabel 3. Kabupaten/Kota Terpilih untuk Melakukan Pemantauan Konsumsi Pangan Mandiri Tahun. 2013

Daftar 250 kabupaten/kota terpilih dapat dilihat pada Tabel 3, sedangkan untuk daftar desa terpilih merupakan desa hasil penentuan CPCL tahun 2013.

Tabel 3. Kabupaten/Kota Terpilih untuk Melakukan Pemantauan Konsumsi Pangan Mandiri Tahun. 2013

No Provinsi Kabupaten/Kota 1 DKI Jakarta 1. Kepulauan Seribu 2. Kota Jakarta Selatan 2 Jawa Barat 1. Kab. Cianjur

2. Kab. Bekasi 3. Kab. Purwakarta 4. Kab. Bandung 5. Kab. Sumedang 6. Kab. Garut

7. Kab. Ciamis 8. Kab. Cirebon 9. Kab. Kuningan 10. Kab. Indramayu 11. Kota Bogor

3 Jawa Tengah 1. Kab. Semarang 2. Kab. Grobogan 3. Kab. Brebes 4. Kab. Rembang 5. Kab. Banyumas 6. Kab. Purbalingga 7. Kab. Magelang

8. Kab. Purworejo 9. Kab. Kebumen 10. Kab. Klaten 11. Kab. Boyolali 12. Kab. Sragen 13. Kab. Sukohardjo 14. Kab. Wonogiri

4 DI Yogyakarta

1. Kab. Bantul 2. Kab. Gunung Kidul

5 Jawa Timur 1. Kab. Bangkalan 2. Kab. Bondowoso 3. Kab. Situbondo 4. Kab. Banyuwangi 5. Kab. Malang 6. Kab. Probolinggo 7. Kab. Lumajang 8. Kab. Kediri

9. Kab. Blitar 10. Kab. Madiun 11. Kab. Ngawi 12. Kab. Magetan 13. Kab. Ponorogo 14. Kab. Pacitan 15. Kab. Bojonegoro

6 Aceh 1. Kab. Aceh Utara

2. Kab. Aceh Selatan 3. Kab. Aceh Barat 4. Kab. Aceh Tenggara

5. Kab. Simeulue 6. Kab. Aceh Singkil 7. Kab. Nagan Raya

7 Sumatera

Utara 1. Kab. Deli Serdang 2. Kab. Dairi 3. Kab. Asahan 4. Kab. Nias 5. Kab. Toba Samosir 6. Kab. Mandailing Natal 7. Kab. Samosir 8. Kab. Serdang Bedagai

9. Kab. Padang Lawas Utara 10. Kab. Labuhan Batu Utara 11. Kota Medan 12. Kota Pematang Siantar 13. Kota Padang Sidempuan 14. Kab. Tanah Karo 15. Kab.Labuhan Batu Selatan 16. Kota Tebing Tinggi

Page 13: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 13

Lanjutan Tabel 3. No Provinsi Kabupaten/Kota 8 Sumatera

Barat 1. Kab. Agam 2. Kab. Lima Puluh Kota 3. Kab. Solok 4. Kab. Pesisir Selatan 5. Kab. Dharmasraya 6. Kota Bukittinggi

7. Kab. Sijunjung 8. Kota Padang Panjang 9. Kota Solok 10. Kota Padang 11. Kota Payahkumbuh

9 Riau 1. Kab. Kampar 2. Kab. Bengkalis 3. Kab. Indragiri Hulu 4. Kab. Indragiri Hilir 5. Kab. Pelalawan

6. Kab. Rokan Hulu 7. Kab. Rokan Hilir 8. Kab. Siak 9. Kota Pekanbaru

10 Jambi 1. Kab. Batanghari 2. Kab. Tanjung Jabung Barat 3. Kab. Tanjung Jabung Timur 4. Kab. Kerinci

5. Kab. Bungo 6. Kab. Tebo 7. Kab. Muaro Jambi 8. Kota Jambi

11 Sumatera Selatan

1. Kab. Lahat 2. Kab. Musi Banyuasin 3. Kab. Musi Rawas 4. Kab. Muara Enim 5. Kab. OKI 6. Kab. OKU

7. Kab. Banyuasin 8. Kab. OKU Timur 9. Kab. OKU Selatan 10. Kota Prabumulih 11. Kota Lubuk Linggau

12 Lampung 1. Kab. Lampung Selatan 2. Kab. Lampung Tengah 3. Kab. Lampung Utara 4. Kab. Lampung Barat 5. Kab. Tulang Bawang 6. Kab. Tanggamus

7. Kab. Lampung Timur 8. Kab. Way Kanan 9. Kab. Pesawaran 10. Kab. Mesuji 11. Kota Bandar Lampung

13 Kalimantan Barat

1. Kab. Sambas 2. Kab. Sanggau 3. Kab. Sintang 4. Kab. Bengkayang 5. Kab. Landak

6. Kab. Sekadau 7. Kab. Kayong Utara 8. Kota Pontianak 9. Kota Singkawang

14 Kalimantan

Tengah 1. Kab. Kapuas 2. Kab. Barito Utara 3. Kab. Barito Selatan 4. Kab. Kotawaringin Timur 5. Kab. Katingan 6. Kab. Seruyan

7. Kab. Sukamara 8. Kab. Lamandau 9. Kab. Pulang Pisau 10. Kab. Barito Timur 11. Kota Palangkaraya

15 Kalimantan Selatan

1. Kab. Banjar 2. Kab. Tanah Laut 3. Kab. Hulu Sungai Tengah 4. Kab. Hulu Sungai Selatan

5. Kab. Tapin 6. Kab. Barito Kuala 7. Kab. Tabalong 8. Kab. Kota Baru

Page 14: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP14

Lanjutan Tabel 3. No Provinsi Kabupaten/Kota 16 Kalimantan

Timur 1. Kab. Paser 2. Kab. Berau 3. Kab. Nunukan

4. Kab. Kutai Timur 5. Kab. Kutai Kertanegara 6. Kota Samarinda

17 Sulawesi Utara

1. Kab. Minahasa 2. Kab. Bolaang Mongondow 3. Kab. Kep. Sangihe 4. Kab. Minahasa Tenggara 5. Kab. Bolaang Mongondow

Utara

6. Kab. Bolaang Mongondow Timur

7. Kab. Kep. Talaud 8. Kab. Minahasa Selatan 9. Kab. Minahasa Utara

18 Sulawesi

Tengah 1. Kab. Poso 2. Kab. Donggala 3. Kab. Banggai 4. Kab. Parigi Moutong 5. Kab. Banggai Kepulauan

6. Kab. Morowali 7. Kab. Buol 8. Kab. Tojo Una-una 9. Kab. Sigi

19 Sulawesi

Selatan 1. Kab. Pinrang 2. Kab. Wajo 3. Kab. Bone 4. Kab. Maros 5. Kab. Sinjai 6. Kab. Bulukumba 7. Kab. Bantaeng 8. Kab. Sidenreng Rappang 9. Kab. Luwu Timur 10. Kab. Toraja Utara

11. Kab. Selayar 12. Kab. Takalar 13. Kab. Barru 14. Kab. Jeneponto 15. Kab. Pangkep 16. Kab. Soppeng 17. Kab. Enrekang 18. Kab. Luwu Utara 19. Kab. Palopo

20 Sulawesi

Tenggara 1. Kab. Buton 2. Kab. Muna 3. Kab. Kolaka 4. Kab. Konawe Selatan

5. Kab. Kolaka Utara 6. Kab. Konawe 7. Kab. Buton Utara

21 Maluku 1. Kab. Maluku Tengah

2. Kab. Seram Bagian Barat 3. Kab. Seram Bagian Timur

4. Kab. Buru 5. Kab. Buru Selatan

22 Bali 1. Kab. Klungkung 2. Kab. Karangasem

3. Kab. Bangli

23 Nusa Tenggara Barat

1. Kab. Lombok Timur 2. Kab. Bima 3. Kab. Dompu

4. Kab. Sumbawa Barat 5. Kota Mataram 6. Kota Bima

24 Nusa Tenggara Timur

1. Kab. Belu 2. Kab. Timor Tengah Utara 3. Kab. Alor 4. Kab. Flores Timur 5. Kab. Ngada 6. Kab. Manggarai

7. Kab. Sumba Timur 8. Kab. Sumba Barat 9. Kab. Lembata 10. Kab. Sumba Barat Daya 11. Kota Kupang

Page 15: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 15

1. Penentuan Desa dan Rumah Tangga Sampel

Kerangka penentuan desa dan rumah tangga sampel dapat dilihat pada gambar 1 sebagai berikut:

Lanjutan Tabel 3. No Provinsi Kabupaten/Kota 25 Papua 1. Kab. Jayapura

2. Kab. Biak Numfor 3. Kab. Jayawijaya

4. Kab. Nabire 5. Kab. Mimika

26 Bengkulu 1. Kab. Bengkulu Utara

2. Kab. Bengkulu Selatan 3. Kab. Kaur

4. Kab. Muko-muko 5. Kab. Bengkulu Tengah

27 Maluku Utara 1. Kab. Halmahera Tengah 2. Kab. Halmahera Utara 3. Kab. Halmahera Selatan

4. Kab. Kep. Sula 5. Kab. Halmahera Timur 6. Kab. Halmahera Barat

28 Banten 1. Kab. Pandeglang 2. Kab. Tangerang 29 Bangka

Belitung 1. Kab. Bangka 2. Kab. Bangka Tengah

30 Gorontalo 1. Kab. Gorontalo 2. Kab. Boalemo

3. Kab. Pohuwato

31 Kep. Riau 1. Kab. Bintan 32 Papua Barat 1. Kab. Sorong

2. Kota Sorong 3. Kab. Fak-fak

33 Sulawesi Barat

1. Kab. Majene 2. Kab. Polewali Mandar

3. Kab. Mamasa

1. Penentuan Desa dan Rumah Tangga Sampel Kerangka penentuan desa dan rumah tangga sampel dapat dilihat pada

gambar 1 sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Penentuan Desa

PROVINSI

KABUPATEN/KOTA

DESA 1 DESA 2

20 Rumah Tangga

DESA 3 DESA 4 DESA 5 DESA 6

20 Rumah Tangga

20 Rumah Tangga

20 Rumah Tangga

20 Rumah Tangga

20 Rumah Tangga

Lanjutan Tabel 3. No Provinsi Kabupaten/Kota 25 Papua 1. Kab. Jayapura

2. Kab. Biak Numfor 3. Kab. Jayawijaya

4. Kab. Nabire 5. Kab. Mimika

26 Bengkulu 1. Kab. Bengkulu Utara

2. Kab. Bengkulu Selatan 3. Kab. Kaur

4. Kab. Muko-muko 5. Kab. Bengkulu Tengah

27 Maluku Utara 1. Kab. Halmahera Tengah 2. Kab. Halmahera Utara 3. Kab. Halmahera Selatan

4. Kab. Kep. Sula 5. Kab. Halmahera Timur 6. Kab. Halmahera Barat

28 Banten 1. Kab. Pandeglang 2. Kab. Tangerang 29 Bangka

Belitung 1. Kab. Bangka 2. Kab. Bangka Tengah

30 Gorontalo 1. Kab. Gorontalo 2. Kab. Boalemo

3. Kab. Pohuwato

31 Kep. Riau 1. Kab. Bintan 32 Papua Barat 1. Kab. Sorong

2. Kota Sorong 3. Kab. Fak-fak

33 Sulawesi Barat

1. Kab. Majene 2. Kab. Polewali Mandar

3. Kab. Mamasa

1. Penentuan Desa dan Rumah Tangga Sampel Kerangka penentuan desa dan rumah tangga sampel dapat dilihat pada

gambar 1 sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Penentuan Desa

PROVINSI

KABUPATEN/KOTA

DESA 1 DESA 2

20 Rumah Tangga

DESA 3 DESA 4 DESA 5 DESA 6

20 Rumah Tangga

20 Rumah Tangga

20 Rumah Tangga

20 Rumah Tangga

20 Rumah Tangga

Page 16: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP16

Berdasarkan Gambar 1, urutan penentuan sampel dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:

a. Penentuan kabupaten/kota dilakukan secara purposive pada 250 kabupaten/kota pelaksana P2KP.

b. Setiap kabupaten/kota dipilih 6 (enam) desa yang mewakili karakteristik kabupaten/kota yang bersangkutan dan mudah dijangkau.

Penentuan desa dan rumah tangga dilakukan oleh aparat kabupaten/kota yang menangani ketahanan pangan berkoordinasi dengan aparat yang menangani ketahanan pangan provinsi berdasarkan penentuan CPCL Tahun 2013.

c. Setiap desa dipilih 20 rumah tangga sampel.

d. Responden adalah ibu/anggota rumah tangga sampel yang berperan dalam penentuan konsumsi pangan rumah tangga dengan kriteria:

1) Dapat membaca dan menulis

2) Bertanggung jawab dalam pencatatan konsumsi pangan seluruh anggota rumah tangga

2. Metode Pemantauan Konsumsi Pangan Rumah Tangga

Pemantauan konsumsi pangan dilaksanakan dengan menggunakan metode food record (pencatatan) yang diiisi oleh masing-masing responden dalam rumah tangga di desa P2KP. Responden mencatat semua makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh setiap anggota rumah tangga, beserta Ukuran Rumah Tangga (URT) atau porsi makanan secara rinci, termasuk makanan dan minuman kemasan atau makanan jadi yang diberi atau dibeli di luar rumah. Pencatatan makanan dilakukan selama 5 (Lima) hari secara berurutan. Pencatatan dilakukan dilembar kertas yang disediakan dengan pendampingan oleh penyuluh pendamping desa P2KP.

Daftar isian yang harus diisi rumah tangga sampel terdiri dari:a. Daftar Susunan Anggota Rumah Tangga Daftar susunan anggota rumah tangga (Tabel 4) berisi keterangan singkat

mengenai anggota rumah tangga. Tujuannya adalah untuk memperoleh informasi tentang identitas anggota rumah tangga, terutama umur dan jenis kelamin. Data ini sangat diperlukan untuk mengetahui kebutuhan gizi rumah tangga.

Tabel 4. Daftar Susunan Anggota Rumah Tangga Nama

Anggota Rumah Tangga

Hubungan dengan KK

Umur (th/bl)

Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan

Utama Keterangan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Daftar susunan anggota rumah tangga diisi dengan cara sebagai berikut : 1) Daftar susunan anggota rumah tangga cukup diisi sekali dalam satu

periode, yaitu pada saat awal periode pemantauan. 2) Sebelum mengisi daftar susunan anggota rumah tangga, terlebih

dahulu melengkapi nama kepala rumah tangga, alamat, dan nama pencatat/nama penyuluh pendamping P2KP.

3) Mengisi kolom-kolom yang ada dalam daftar yang tersedia (sebanyak 7 kolom), dengan cara sebagai berikut : a) Kolom 1 : Nama Anggota Rumah Tangga

Kolom ini diisi dengan nama-nama semua anggota rumah tangga, termasuk anggota rumah tangga di luar rumah tangga inti yang tinggal dalam satu rumah tangga (nenek/kakek/sepupu, kemenakan, dsb).

b) Kolom 2 : Hubungan dengan KK Kolom ini diisi dengan hubungan anggota rumah tangga yang dimaksud adalah KK (kepala rumah tangga). Misal : isteri, anak, ibu, ayah, kemenakan, paman, dsb.

Page 17: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 17

Daftar susunan anggota rumah tangga diisi dengan cara sebagai berikut :

1) Daftar susunan anggota rumah tangga cukup diisi sekali dalam satu periode, yaitu pada saat awal periode pemantauan.

2) Sebelum mengisi daftar susunan anggota rumah tangga, terlebih dahulu melengkapi nama kepala rumah tangga, alamat, dan nama pencatat/nama penyuluh pendamping P2KP.

3) Mengisi kolom-kolom yang ada dalam daftar yang tersedia (sebanyak 7 kolom), dengan cara sebagai berikut :

a) Kolom 1 : Nama Anggota Rumah Tangga

Kolom ini diisi dengan nama-nama semua anggota rumah tangga, termasuk anggota rumah tangga di luar rumah tangga inti yang tinggal dalam satu rumah tangga (nenek/kakek/sepupu, kemenakan, dsb).

b) Kolom 2 : Hubungan dengan KK

Kolom ini diisi dengan hubungan anggota rumah tangga yang dimaksud dengan KK (kepala rumah tangga). Misal : isteri, anak, ibu, ayah, kemenakan, paman, dsb.

Tabel 4. Daftar Susunan Anggota Rumah Tangga Nama

Anggota Rumah Tangga

Hubungan dengan KK

Umur (th/bl)

Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan

Utama Keterangan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Daftar susunan anggota rumah tangga diisi dengan cara sebagai berikut : 1) Daftar susunan anggota rumah tangga cukup diisi sekali dalam satu

periode, yaitu pada saat awal periode pemantauan. 2) Sebelum mengisi daftar susunan anggota rumah tangga, terlebih

dahulu melengkapi nama kepala rumah tangga, alamat, dan nama pencatat/nama penyuluh pendamping P2KP.

3) Mengisi kolom-kolom yang ada dalam daftar yang tersedia (sebanyak 7 kolom), dengan cara sebagai berikut : a) Kolom 1 : Nama Anggota Rumah Tangga

Kolom ini diisi dengan nama-nama semua anggota rumah tangga, termasuk anggota rumah tangga di luar rumah tangga inti yang tinggal dalam satu rumah tangga (nenek/kakek/sepupu, kemenakan, dsb).

b) Kolom 2 : Hubungan dengan KK Kolom ini diisi dengan hubungan anggota rumah tangga yang dimaksud adalah KK (kepala rumah tangga). Misal : isteri, anak, ibu, ayah, kemenakan, paman, dsb.

Page 18: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP18

c) Kolom 3 : Umur

Kolom ini diisi dengan umur masing-masing anggota rumah tangga dalam satuan tahun atau bulan bagi anak usia 1 (satu) tahun ke bawah.

d) Kolom 4 : Jenis Kelamin

Kolom ini diisi dengan jenis kelamin masing-masing anggota rumah tangga, yaitu dengan huruf (L) untuk jenis kelamin laki-laki dan (P) untuk jenis kelamin perempuan.

e) Kolom 5 : Pendidikan

Kolom ini diisi dengan pendidikan terakhir masing-masing anggota rumah tangga pada saat pengisian.

f) Kolom 6 : Pekerjaan Utama

Kolom ini diisi dengan pekerjaan yang utama dikerjakan oleh masing-masing anggota rumah tangga. Misalnya : pedagang, PNS, pelajar, ibu rumah tangga, dsb.

g) Kolom 7 : Keterangan

Kolom ini diisi dengan informasi tambahan untuk mendukung keterangan tentang anggota rumah tangga, seperti : tidak tinggal di tempat (kost) dsb.

Kuesioner Daftar Susunan Anggota Rumah Tangga selengkapnya disajikan dalam Lampiran 1.

b. Daftar Frekwensi Konsumsi Pangan Daftar frekwensi konsumsi pangan berisi informasi tentang berapa sering

anggota rumah tangga mengonsumsi bahan pangan, sehingga dapat diketahui kebiasaan makan masyarakat dalam jangka waktu tertentu. Daftar frekwensi konsumsi pangan (Tabel 5) cukup diisi sekali dalam satu periode (selama 5 hari pencatatan konsumsi pangan) yaitu pada hari terakhir pencatatan (hari ke-5). Daftar frekwensi konsumsi pangan selengkapnya seperti pada tabel 5.

Contoh pencatatan frekwensi : dalam satu hari, responden mengonsumsi sayur 2 kali (pada saat makan siang dan makan malam), maka selama 5 hari tercatat 10 kali mengonsumsi sayur (pilih angka 3 pada daftar frekwensi konsumsi pangan)

Page 19: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 19

Tabel 5. Daftar Frekwensi Konsumsi Pangan No. Pertanyaan Jawaban 1. Berapa kali sayur dan olahannya

dikonsumsi oleh keluarga dalam 5 hari?

1) < 3 kali 2) 3 - 5 kali 3) 6 – 10 kali 4) > 10 kali

2. Sebutkan jenis bahan pangan kelompok sayuran yang dikonsumsi oleh keluarga : (contoh : bayam, kangkung, daun singkong, kecambah, dll)

3. Berapa kali buah dan olahannya dikonsumsi oleh keluarga dalam 5 hari?

1) < 3 kali 2) 3 - 5 kali 3) 6 – 10 kali 4) > 10 kali

4. Sebutkan jenis bahan pangan kelompok buah yang dikonsumsi oleh keluarga : (contoh : mangga, pepaya, jeruk, pisang, dll)

5. Berapa kali umbi-umbian dan olahannya dikonsumsi oleh keluarga dalam 5 hari baik sebagai makanan pokok atau selingan?

1) < 3 kali 2) 3 - 5 kali 3) 6 – 10 kali 4) > 10 kali

6. Sebutkan jenis bahan pangan kelompok umbi-umbian yang dikonsumsi oleh keluarga : (contoh : ubi kayu, ubi jalar, sagu, dll).

7. Berapa kali pangan hewani dan olahannya dikonsumsi oleh keluarga dalam 5 hari?

1) < 3 kali 2) 3 - 5 kali 3) 6 – 10 kali 4) > 10 kali

8. Sebutkan jenis bahan pangan kelompok pangan hewani yang dikonsumsi oleh keluarga : (contoh : daging sapi, daging ayam, ikan lele, susu, telur, dll).

9. Berapa kali kacang-kacangan dan olahannya dikonsumsi oleh keluarga dalam 5 hari?

1) < 3 kali 2) 3 - 5 kali 3) 6 – 10 kali 4) > 10 kali

10. Sebutkan jenis bahan pangan kelompok kacang-kacangan yang dikonsumsi oleh keluarga : (contoh : kacang tanah, kedelai, tempe, tahu, dll).

Page 20: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP20

c. Daftar Konsumsi Pangan Rumah Tangga Daftar Konsumsi Pangan Rumah Tangga berisi jenis dan jumlah pangan

yang dikonsumsi di dalam maupun di luar rumah dalam satu hari yang dirinci secara detil (dalam Ukuran Rumah Tangga/URT dan gram bahan pangan). Daftar konsumsi pangan juga memuat asal bahan pangan, yaitu dari mana bahan pangan itu diperoleh (dibeli, diberi, didapat dari pekarangan, dan sebagainya). Daftar ini diisi dengan tujuan untuk mengetahui apakah konsumsi sudah sesuai dengan kebutuhan yang dianjurkan. Selain itu, dari daftar tersebut juga dapat diketahui apakah pekarangan yang ada di sekitar tempat tinggal sudah dimanfaatkan untuk menambah konsumsi pangan rumah tangga (Pada tabel 6).

Tabel. 6 Daftar Konsumsi Pangan Rumah Tangga

c. Daftar Konsumsi Pangan Rumah Tangga Daftar Konsumsi Pangan Rumah Tangga berisi jenis dan jumlah

pangan yang dikonsumsi di dalam maupun di luar rumah dalam satu hari yang dirinci secara detil (dalam Ukuran Rumah Tangga/URT dan gram bahan pangan). Daftar konsumsi pangan juga memuat asal bahan pangan, yaitu dari mana bahan pangan itu diperoleh (dibeli, diberi, didapat dari pekarangan, dan sebagainya). Daftar ini diisi dengan tujuan untuk mengetahui apakah konsumsi sudah sesuai dengan kebutuhan yang dianjurkan. Selain itu, dari daftar tersebut juga dapat diketahui apakah pekarangan yang ada di sekitar tempat tinggal sudah dimanfaatkan untuk menambah konsumsi pangan rumah tangga (Pada tabel 6).

Tabel. 6 Daftar Konsumsi Pangan Rumah Tangga

Waktu Makan

Nama Makanan

Bahan Jumlah yang

Makan

Rata-Rata/Orang

(gram) Jenis Banyaknya Asal* URT gram (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Keterangan : *) dibeli, diberi atau dari hasil pekarangan

Page 21: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 21

Daftar konsumsi pangan rumah tangga diisi dengan cara sebagai berikut :

1) Daftar konsumsi pangan rumah tangga diisi oleh ibu atau anggota rumah tangga lainnya, terutama anggota rumah tangga yang banyak berperan dalam penentuan konsumsi pangan rumah tangga.

2) Daftar konsumsi pangan rumah tangga diisi setiap hari selama 5 (lima) hari berurutan dengan data yang sebenar-benarnya.

3) Mengisi daftar konsumsi pangan rumah tangga sesuai dengan tabel yang telah tersedia (sebanyak 8 kolom) dengan cara sebagai berikut :

a) Kolom 1 : Waktu Makan

Kolom ini diisi dengan waktu makan, seperti makan pagi, siang, malam dan selingan.

b) Kolom 2 : Nama Makanan

Kolom ini diisi dengan nama jenis pangan/makanan yang siap dikonsumsi, misal : nasi, singkong goreng, tumis kangkung, sayur lodeh, ayam goreng, tempe goreng, pepaya, jeruk, kue lapis, dan sebagainya.

c) Kolom 3 : Jenis

Kolom ini menunjukkan jenis bahan pangan yang dikonsumsi, diisi dengan uraian jenis-jenis bahan pangan dari nama makanan (kolom 2).

Contoh : dalam kolom 2 (dua) terisi sayur asem, maka dalam kolom 3 (tiga) diisi dengan bahan-bahan pangan yang digunakan untuk membuat sayur asem tersebut, misalnya: jagung manis muda, nangka muda, kacang tanah, kacang panjang dsb.

Catatan: Penggunaan minyak, gula, santan dsb dalam nama makanan harus dicatat.

d) Kolom 4 : URT

Kolom ini menunjukkan banyaknya jenis bahan pangan yang digunakan dalam ukuran rumah tangga (URT).

Contoh : 1 buah, 1 potong, 2 ekor, 3 sendok makan, dsb.

e) Kolom 5 : gram (dikonversi oleh penyuluh pendamping desa) Kolom ini menunjukkan banyaknya jenis bahan pangan yang

Page 22: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP22

digunakan dalam satuan gram, angka ini bisa langsung didapat pada saat pengisian atau harus dikonversi dari URT, dengan menggunakan Daftar Bahan Penukar seperti pada Lampiran 6 atau disesuaikan dengan kondisi setempat.

Contoh : 1 potong tahu goreng = 25 gram, 1 sendok makan gula pasir = 10 gram, dsb.

f) Kolom 6 : Asal

Kolom ini menunjukkan dari mana bahan pangan diperoleh. Misalnya jika bahan pangan merupakan hasil dari pekarangan maka isi dengan pekarangan. Bisa juga diisi dengan dibeli, diberi, dsb.

g) Kolom 7 : Jumlah yang makan

Kolom ini diisi dengan jumlah orang yang ikut makan untuk masing-masing nama makanan (kolom 2). Bisa jadi antara satu jenis makanan dengan makanan yang lainnya jumlah orang yang makan berbeda.

h) Kolom 8 : Rata-rata/orang (Diisi oleh Penyuluh Pendamping Desa) Kolom ini diperoleh dari hasil pembagian banyaknya bahan dalam

satuan gram (kolom 5) dengan jumlah yang makan (kolom 7) untuk masing-masing jenis bahan pangan.

Kuesioner untuk mengisi Daftar Konsumsi Pangan Rumah Tangga selengkapnya disajikan dalam Lampiran 2.

Daftar rekapitulasi yang harus diisi oleh penyuluh pendamping desa adalah :a. Rekap Konsumsi Pangan Rumah Tangga Hasil pencatatan seluruh makanan dan minuman yang dikonsumsi

dikonversi ke dalam satuan berat makanan (gram). Dalam daftar rekap ini, setiap jenis pangan yang dikonsumsi direkap berdasarkan kelompok pangan dan dijumlahkan untuk setiap jenisnya selama 5 (lima) hari.

Page 23: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 23

Rekap konsumsi pangan rumah tangga selama 5 hari diisi dengan cara sebagai berikut :

1) Rekap konsumsi pangan rumah tangga selama 5 hari diisi oleh penyuluh pendamping desa P2KP setelah kuesioner terkumpul.

2) Pengisian rekap berdasarkan kuesioner daftar konsumsi pangan rumah tangga.

3) Mengisi rekapitulasi konsumsi pangan rumah tangga sesuai dengan tabel yang telah tersedia (sebanyak 7 kolom) dengan cara sebagai berikut :

a) Kolom 1 : Jenis Bahan Kolom ini diisi sesuai dengan bahan yang dikonsumsi selama

pencatatan konsumsi (kuesioner daftar konsumsi pangan rumah tangga kolom 3).

b) Kolom 2 : Hari 1 Kolom ini diisi dengan jumlah gram dari jenis bahan pangan yang

dikonsumsi hari ke-1 pencatatan konsumsi (kuesioner daftar konsumsi pangan rumah tangga kolom 5).

Tabel 7. Rekap Konsumsi Pangan Rumah Tangga Selama 5 Hari Jenis Bahan

Pangan Konsumsi Rumah Tangga (gram) Total (gram)

Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)=∑Kol (2) s.d (6)

Rekap konsumsi pangan rumah tangga selama 5 hari diisi dengan cara sebagai berikut : 1) Rekap konsumsi pangan rumah tangga selama 5 hari diisi oleh

penyuluh pendamping desa P2KP setelah kuesioner terkumpul. 2) Pengisian rekap berdasarkan kuesioner daftar konsumsi pangan

rumah tangga. 3) Mengisi rekapitulasi konsumsi pangan rumah tangga sesuai dengan

tabel yang telah tersedia (sebanyak 7 kolom) dengan cara sebagai berikut : a) Kolom 1 : Jenis Bahan

Kolom ini diisi sesuai dengan bahan yang dikonsumsi selama pencatatan konsumsi (kuesioner daftar konsumsi pangan rumah tangga kolom 3).

b) Kolom 2 : Hari 1 Kolom ini diisi dengan jumlah gram dari jenis bahan pangan yang dikonsumsi hari ke-1 pencatatan konsumsi (kuesioner daftar konsumsi pangan rumah tangga kolom 5).

Page 24: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP24

c) Kolom 3 : Hari 2 Kolom ini diisi dengan jumlah gram dari jenis bahan pangan yang

dikonsumsi hari ke-2 pencatatan konsumsi (kuesioner daftar konsumsi pangan rumah tangga kolom 5).

d) Kolom 4 : Hari 3 Kolom ini diisi dengan jumlah gram dari jenis bahan pangan yang

dikonsumsi hari ke-3 pencatatan konsumsi (kuesioner daftar konsumsi pangan rumah tangga kolom 5).

e) Kolom 5 : Hari 4 Kolom ini diisi dengan jumlah gram dari jenis bahan pangan yang

dikonsumsi hari ke-4 pencatatan konsumsi (kuesioner daftar konsumsi pangan rumah tangga kolom 5).

f) Kolom 6: Hari 5 Kolom ini diisi dengan jumlah gram dari jenis bahan pangan yang

dikonsumsi hari ke-5 pencatatan konsumsi (kuesioner daftar konsumsi pangan rumah tangga kolom 5).

g) Kolom 7 : Total Kolom ini diisi dengan menjumlahkan konsumsi pangan dalam gram

dari hari ke-1 sampai dengan hari ke-5 .

Kuesioner untuk mengisi Rekapitulasi Konsumsi Pangan Rumah Tangga selengkapnya disajikan dalam Lampiran 4

b. Daftar Rekap Konsumsi Asal Bahan Pangan Rumah Tangga Untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan pekarangan untuk

menambah gizi rumah tangga dan menganalisa asal bahan pangan yang digunakan, diperlukan rekapitulasi asal bahan pangan rumah tangga seperti pada Tabel 8.

Page 25: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 25

Tabel 8. Rekap Konsumsi Asal Bahan Pangan Rumah Tangga Asal dibeli Asal diberi Asal pekarangan

Bahan Pangan

Jumlah (gram)

Bahan Pangan

Jumlah (gram)

Bahan Pangan

Jumlah (gram)

Page 26: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP26

V. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA HASIL PEMANTAUAN KONSUMSI PANGAN (OLEH APARAT KAB/KOTA)

Hasil pemantauan konsumsi pangan secara mandiri yang sudah dikumpulkan dan direkap oleh penyuluh pendamping P2KP diolah oleh aparat/petugas kabupaten/kota yang menangani konsumsi pangan/menangani kegiatan P2KP. Kegiatan pengolahan data konsumsi pangan merupakan rangkaian kegiatan setelah pengumpulan data. Pengolahan dan analisis data hasil pemantauan konsumsi pangan bertujuan untuk membangun suatu sistem data yang mempunyai sekumpulan informasi konsumsi pangan, dengan prinsip utama yaitu memilah dan mengelompokkan data berdasarkan atributnya masing-masing.

Aplikasi untuk pengolahan data hasil pemantauan konsumsi pangan di tingkat kabupaten/kota sudah disiapkan oleh Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan cq. Bidang Konsumsi Pangan berupa Program ”Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP” yang disusun dalam bentuk Spreadsheet Microsoft Excel for Windows. Untuk dapat menjalankan aplikasi dengan baik pengguna harus memahami sistem operasi Microsoft Windows dan Microsoft Excel. Secara lengkap panduan pengolahan data menggunakan aplikasi analisis konsumsi pangan wilayah P2KP akan dijelaskan dalam panduan tersendiri.

Secara prinsip terdapat tiga tahapan yang perlu dilakukan dalam pengolahan data pemantauan konsumsi pangan, yaitu pengkodean (coding), pemasukan (entry), dan edit (editing) data, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengkodean Data (Coding)

Pengkodean data adalah tahapan kegiatan awal yang perlu dilakukan sebelum proses entri data (proses pemasukan data ke dalam suatu system database) dilakukan. Pengkodean data konsumsi dilakukan di tingkat kabupaten/kota terhadap data pemantauan konsumsi pangan yang mencakup kode kecamatan, desa, rumah tangga responden, jumlah anggota rumah tangga, umur anggota rumah tangga, jenis kelamin, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, dsb.

.

Page 27: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 27

2. Pemasukan Data (Entry Data)

Entry data adalah kegiatan memasukan data dari kuesioner ke dalam system database yang akan digunakan. Untuk dapat memasukkan data ke dalam sistem database dengan komputer diperlukan software aplikasi komputer yang berbasis pengelolaan data.

3. Edit Data (Editing Data)

Agar terhindar dari kemungkinan terjadinya kesalahan data yang dapat menimbulkan kekeliruan interpretasi data, terlebih dahulu harus dilakukan langkah editing data. Editing data ini merupakan tahap perbaikan terhadap suatu atau sekelompok data yang dihasilkan dari suatu proses entri data. Editing data bertujuan untuk memperbaiki kesalahan data yang diakibatkan oleh kesalahan entri atau recoding terhadap data pada saat proses manajemen data.

Page 28: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP28

VI. PENGHITUNGAN POLA PANGAN HARAPAN DAN PENILAIAN SITUASI KONSUMSI PANGAN WILAYAH (OLEH APARAT KAB/KOTA)

A. Penghitungan Pola Pangan Harapan

Pola Pangan Harapan (PPH) atau Desirable Dietary Pattern adalah susunan beragam pangan yang didasarkan pada sumbangan energi dari kelompok pangan utama (baik secara absolut maupun relatif) dari suatu pola ketersediaan dan atau konsumsi pangan. FAO-RAPA (1989) mendefinisikan PPH sebagai “komposisi kelompok pangan utama yang bila dikonsumsi dapat memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi lainnya”. Dengan demikian PPH merupakan susunan beragam pangan yang didasarkan atas proporsi keseimbangan energi dari berbagai kelompok pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi baik dalam jumlah, maupun mutu dengan mempertimbangkan segi daya terima, ketersediaan pangan, ekonomi, budaya dan agama. Dengan pendekatan PPH ini mutu konsumsi pangan penduduk dapat dilihat dari skor pangan (dietary score) dan dikenal sebagai skor PPH. Semakin tinggi skor PPH, konsumsi pangan semakin beragam dan seimbang.

Pangan yang dikonsumsi secara beragam dalam jumlah cukup dan seimbang akan mampu memenuhi kebutuhan zat gizi. Keanekaragaman pangan tersebut mencakup kelompok: (1) padi-padian; (2) umbi-umbian; (3) pangan hewani; (4) minyak dan lemak; (5) buah/biji berminyak; (6) kacang-kacangan; (7) gula; (8) sayur dan buah (9) lain-lain.

Setiap kelompok pangan diberi bobot, kriteria dan besarnya bobot dapat dilihat seperti tabel 9.

Page 29: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 29

Keterangan :- % AKG (kolom 6) =

- Skor pangan (kolom 8) = (kolom 6) x (kolom 7). Hasil perkalian dari masing-masing kelompok pangan dijumlahkan sehingga diperoleh total skor 100.

- Penetapan rating atau bobot (kolom 7)

Dalam menghitung skor dan komposisi PPH aktual (susunan PPH) dilakukan dengan mengikuti 7 (tujuh) langkah sebagai berikut :

1. Konversi bentuk, jenis, dan satuan.

Pangan yang dikonsumsi rumah tangga terdapat dalam berbagai bentuk, jenis dengan satuan yang berbeda. Oleh karena itu perlu dilakukan konversi ke dalam satuan dan jenis komoditas yang sama (yang disepakati). Contoh : jika rumah tangga mengonsumsi pangan dengan satuan URT (ukuran rumah tangga), misalnya 5 butir telur ayam dan 3 potong tempe, maka berat telur dan tempe dalam satuan gram diperoleh setelah dilakukan konversi satuan. Satu (1) butir telur ayam = 60 gr dan satu (1) potong tempe = 25 gr.

VI. PENGHITUNGAN POLA PANGAN HARAPAN DAN PENILAIAN SITUASI KONSUMSI PANGAN WILAYAH (OLEH APARAT KAB/KOTA)

A. Penghitungan Pola Pangan Harapan

Pola Pangan Harapan (PPH) atau Desirable Dietary Pattern adalah susunan beragam pangan yang didasarkan pada sumbangan energi dari kelompok pangan utama (baik secara absolut maupun relatif) dari suatu pola ketersediaan dan atau konsumsi pangan. FAO-RAPA (1989) mendefinisikan PPH sebagai “komposisi kelompok pangan utama yang bila dikonsumsi dapat memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi lainnya”. Dengan demikian PPH merupakan susunan beragam pangan yang didasarkan atas proporsi keseimbangan energi dari berbagai kelompok pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi baik dalam jumlah, maupun mutu dengan mempertimbangkan segi daya terima, ketersediaan pangan, ekonomi, budaya dan agama. Dengan pendekatan PPH ini mutu konsumsi pangan penduduk dapat dilihat dari skor pangan (dietary score) dan dikenal sebagai skor PPH. Semakin tinggi skor PPH, konsumsi pangan semakin beragam dan seimbang.

Pangan yang dikonsumsi secara beragam dalam jumlah cukup dan seimbang akan mampu memenuhi kebutuhan zat gizi. Keanekaragaman pangan tersebut mencakup kelompok: (1) padi-padian; (2) umbi-umbian; (3) pangan hewani; (4) minyak dan lemak; (5) buah/biji berminyak; (6) kacang-kacangan; (7) gula; (8) sayur dan buah (9) lain-lain.

Setiap kelompok pangan diberi bobot, kriteria dan besarnya bobot dapat dilihat seperti tabel 9.

Tabel 9. Susunan Pola Pangan Harapan Nasional*)

No Kelompok Pangan

Pola Pangan Harapan Nasional Gram Energi

(kkal) %

AKG Bobot Skor PPH

(1) (2) (4) (5) (6) (7) (8)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Padi - padian Umbi-umbian Pangan Hewani Minyak dan Lemak Buah/Biji Berminyak Kacang-kacangan Gula Sayur dan Buah Lain – lain

275 100 150 20 10 35 30 250

-

1000 120 240 200 60 100 100 120 60

50.0 6.0 12.0 10.0 3.0 5.0 5.0 6.0 3.0

0.5 0.5 2.0 0.5 0.5 2.0 0.5 5.0 0.0

25.0 2.5 24.0 5.0 1.0 10.0 2.5 30.0 0.0

Jumlah 2000 100.0 - 100.0 Sumber : *) Harmonisasi PPH Nasional PPKP – BKP dan GMSK – IPB, 2002

(kolom 5)2000 kkal X 100%

Page 30: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP30

2. Pengelompokan pangan menjadi 9 kelompok (pada tabel 10).

Makanan yang dikonsumsi rumah tangga terdapat dalam berbagai jenis yang telah dikonversi dengan satuan sama yaitu gram/hari (langkah 1). Berbagai jenis pangan tersebut misalnya dalam satu hari jenis pangan yang dikonsumsi rumah tangga adalah beras 700 gram, beras ketan putih 200 gram, beras ketan hitam 100 gram. Untuk memudahkan maka semua jenis pangan tersebut digabungkan ke dalam satu jenis pangan yang disepakati yang disebut sebagai pangan acuan yaitu beras.

3. Menghitung konsumsi energi menurut kelompok pangan.

Pada tahap ini perlu dilakukan : perhitungan kandungan energi setiap jenis pangan yang dikonsumsi dengan bantuan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM). Kolom energi dalam DKBM menunjukkan kandungan energi (kkal) per 100 gram bagian yang dapat dimakan (BDD).

4. Menghitung total konsumsi energi dengan cara menjumlahkannya dari kelompok pangan 1 sampai dengan 9.

5. Menghitung kontribusi energi tiap kelompok pangan ke 1 s.d ke 9. Kolom ini merupakan langkah untuk menilai pola/komposisi konsumsi pangan dengan cara menghitung kontribusi energi menurut AKG (AKE konsumsi untuk rata-rata nasional tahun 2004 adalah 2000 kkal/kap/hari) dari setiap kelompok pangan. dalam bentuk persen (%). Contoh : kontribusi energi dari kelompok padi-padian terhadap AKG adalah 1150/2000 x 100 % = 57.5 %.

6. Menghitung skor PPH.

a. Tahap I : isi kolom 8 = (kolom 6) x (kolom 7). Contoh skor konsumsi kelompok padi-padian adalah 57.5 x 0.5 = 28.8

b. Tahap II : isi kolom 10 sesuai hasil pada kolom 8 dengan memperhatikan batas skor maksimum (kolom 9). Jika skor AKE lebih tinggi dari skor maksimum maka yang diambil adalah skor maksimum. Jika skor AKE lebih rendah dari skor maksimum maka yang diambil adalah skor AKE.

7. Menghitung total skor mutu konsumsi pangan.

Total skor mutu konsumsi pangan adalah jumlah dari skor kelompok padi-padian sampai dengan skor kelompok lain-lain. Angka ini disebut skor konsumsi pangan aktual, yang menunjukkan tingkat keragaman konsumsi pangan. Ringkasan cara penghitungan PPH dapat dilihat pada Tabel 10.

Ta

bel 1

0. Co

ntoh P

engh

itung

an P

ola P

anga

n Har

apan

No

Kelom

pok P

anga

n En

ergi

Ak

tual

% A

ktual

% A

KE

Bobo

t Sk

or A

ktual

Skor

AK

E Sk

or

Maks

Sk

or

PPH

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

1 Pa

di-pa

dian

1150

52

.6 57

.5 0.5

26

.3 28

.8 25

.0 25

.0

2 Um

bi-um

bian

75

3.4

3.8

0.5

1.7

1.9

2.5

1.9

3 Pa

ngan

Hew

ani

100

4.6

5.0

2.0

9.2

10.0

24.0

10.0

4 Mi

nyak

dan L

emak

60

0 27

.5 30

.0 0.5

13

.7 15

.0 5.0

5.0

5 Bu

ah/B

iji Be

rminy

ak

50

2.3

2.5

0.5

1.1

1.3

1.0

1.0

6 Ka

cang

-kaca

ngan

65

3.0

3.3

2.0

6.0

6.5

10

.0 6.5

7 Gu

la

50

2.3

2.5

0.5

1.1

1.3

2.5

1.3

8 Sa

yur d

an B

uah

85

3.9

4.3

5.0

19.4

21.3

30.0

21.3

9 La

in-lai

n 10

0.5

0.5

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

To

tal

2185

10

0.0

109.3

73.2

132.7

10

0.0

71.9

Kon

sum

si A

ktua

l (k

kal/k

ap/h

ari)

% T

erha

dap

Tota

l En

ergi

Akt

ual

% T

erha

dap

AK

E ( 2

000

kkal

/kap

/har

i)

% A

ktua

l x B

obot

% A

KE

x B

obot

Sa

ma

deng

an S

kor A

KE

atau

Gun

akan

Sko

r Mak

s Ji

ka :

Skor

AK

E >

Skor

Mak

s

Page 31: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 31

Ta

bel 1

0. Co

ntoh P

engh

itung

an P

ola P

anga

n Har

apan

No

Kelom

pok P

anga

n En

ergi

Ak

tual

% A

ktual

% A

KE

Bobo

t Sk

or A

ktual

Skor

AK

E Sk

or

Maks

Sk

or

PPH

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

1 Pa

di-pa

dian

1150

52

.6 57

.5 0.5

26

.3 28

.8 25

.0 25

.0

2 Um

bi-um

bian

75

3.4

3.8

0.5

1.7

1.9

2.5

1.9

3 Pa

ngan

Hew

ani

100

4.6

5.0

2.0

9.2

10.0

24.0

10.0

4 Mi

nyak

dan L

emak

60

0 27

.5 30

.0 0.5

13

.7 15

.0 5.0

5.0

5 Bu

ah/B

iji Be

rminy

ak

50

2.3

2.5

0.5

1.1

1.3

1.0

1.0

6 Ka

cang

-kaca

ngan

65

3.0

3.3

2.0

6.0

6.5

10

.0 6.5

7 Gu

la

50

2.3

2.5

0.5

1.1

1.3

2.5

1.3

8 Sa

yur d

an B

uah

85

3.9

4.3

5.0

19.4

21.3

30.0

21.3

9 La

in-lai

n 10

0.5

0.5

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

To

tal

2185

10

0.0

109.3

73.2

132.7

10

0.0

71.9

Kon

sum

si A

ktua

l (k

kal/k

ap/h

ari)

% T

erha

dap

Tota

l En

ergi

Akt

ual

% T

erha

dap

AK

E ( 2

000

kkal

/kap

/har

i)

% A

ktua

l x B

obot

% A

KE

x B

obot

Sa

ma

deng

an S

kor A

KE

atau

Gun

akan

Sko

r Mak

s Ji

ka :

Skor

AK

E >

Skor

Mak

s

Pedo

man

Ana

lisis

Kon

sum

si P

anga

n M

andi

ri d

i Wila

yah

P2K

P31

Page 32: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP32

B. Penilaian Situasi Konsumsi Pangan Wilayah Berdasarkan PPH

Penilaian situasi konsumsi pangan dapat diterapkan baik di tingkat nasional dan regional (provinsi dan kabupaten/kota), dengan menganalisis dua aspek penilaian yaitu : aspek kuantitas konsumsi (%AKE) dan aspek kualitas konsumsi (mutu konsumsi ~ skor PPH).

Aspek Kuantitas. Penilaian aspek ini ditinjau dari volume pangan yang dikonsumsi dan konsumsi zat gizi yang dikandung bahan pangan. Kedua hal tersebut digunakan untuk melihat apakah konsumsi pangan sudah dapat memenuhi kebutuhan yang layak untuk hidup sehat yang dikenal dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG). Untuk menilai kuantitas konsumsi pangan masyarakat digunakan parameter Tingkat Konsumsi Energi (TKE) dan Tingkat Konsumsi Protein (TKP). Beberapa kajian menunjukkan bahwa bila konsumsi energi dan protein terpenuhi sesuai dengan norma atau angka kecukupan gizi dan konsumsi pangan beragam, maka zat-zat lain juga akan terpenuhi dari konsumsi pangan. Jadi penilaian kuantitas konsumsi pangan dilihat dari % AKE atau tingkat kecukupannya apakah sudah melebihi standar atau masih dibawah standar kecukupan yang diharapkan.

Aspek Kualitas. Pangan dalam aspek penilaian situasi konsumsi wilayah lebih ditekankan pada aspek gizi yang didasarkan pada penganekaragaman pangannya, bukan hanya beraneka ragam untuk makanan pokok saja tetapi juga aneka ragam konsumsi bahan pangan lainnya. Semakin beragam dan seimbang komposisi pangan yang dikonsumsi akan semakin baik kualitas gizinya, karena pada hakekatnya tidak ada satu jenis pangan yang mempunyai kandungan gizi yang lengkap dan cukup jumlah jenisnya. Untuk menilai keanekaragaman pangan digunakan pendekatan Pola Pangan Harapan (PPH). Semakin tinggi skor mutu pangan yang dihitung menggunakan pendekatan PPH menunjukkan konsumsi pangan semakin beragam dan komposisinya semakin baik atau berimbang.

Terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam penilaian situasi konsumsi pangan wilayah :

1. Analisis konsumsi pangan wilayah diarahkan untuk analisis situasi konsumsi pangan dengan mempertimbangkan potensi sumber daya dan sosial ekonomi wilayah.

Page 33: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 33

2. Dalam menganalisis konsumsi pangan wilayah yang berbasis sumber daya, perlu diperhatikan faktor pendukung utama yang mempengaruhi pola konsumsi yaitu (1) ketersediaan; (2) kondisi sosial dan ekonomi; (3) letak geografis wilayah (desa – kota); serta (4) karakteristik rumah tangga.

3. Ketersediaan pangan secara makro (tingkat wilayah) sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya produksi pangan dan distribusi pangan pada daerah tersebut. Sedangkan pada tingkat mikro (tingkat rumah tangga) lebih dipengaruhi oleh kemampuan rumah tangga memproduksi pangan, daya beli, dan pemberian.

4. Pola konsumsi pangan sangat ditentukan oleh faktor sosial ekonomi rumah tangga seperti tingkat pendapatan, harga pangan, selera dan kebiasaan makan. Dalam analisis pola konsumsi, faktor sosial budaya didekati dengan menganalisa data golongan pendapatan rumah tangga. Sedangkan letak geografis didekati dengan lokasi desa-kota dari rumah tangga yang bersangkutan.

5. Pola konsumsi pangan juga dipengaruhi oleh karakteristik rumah tangga yaitu jumlah anggota rumah tangga, struktur umur, jenis kelamin, pendidikan dan lapangan pekerjaan.

Page 34: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP34

VII. PELAPORAN

Pelaporan pemantauan konsumsi pangan mandiri di wilayah P2KP dilakukan secara berjenjang mulai dari desa, kabupaten/kota, provinsi sampai pusat. Pelaporan di tingkat desa berupa rekap data konsumsi hasil pemantauan. Sedangkan format laporan lengkap disusun di tingkat kabupaten/kota dan provinsi yang dilakukan sebanyak 2 kali pelaporan yaitu setelah selesai periode I pemantauan konsumsi pangan (Mei), dan setelah selesai periode II pemantauan konsumsi pangan (November). Laporan kabupaten/kota direkap di provinsi. Setiap provinsi mengirimkan laporan dari kabupaten/kotanya, sehingga secara nasional akan diterima oleh pusat sebanyak 250 laporan kabupaten/kota, baik laporan pemantauan periode I maupun II. Alur pelaporan dapat dilihat pada Gambar berikut:

33

VII. PELAPORAN

Pelaporan pemantauan konsumsi pangan mandiri di wilayah P2KP dilakukan secara berjenjang mulai dari desa, kabupaten/kota, provinsi sampai pusat. Pelaporan di tingkat desa berupa data rekap data konsumsi hasil pemantauan. Sedangkan format laporan lengkap disusun di tingkat kabupaten/kota dan provinsi yang dilakukan sebanyak 2 kali pelaporan yaitu setelah selesai periode I pemantauan konsumsi pangan (Mei), dan setelah selesai periode II pemantauan konsumsi pangan (November). Laporan kabupaten/kota direkap di provinsi. Setiap provinsi mengirimkan laporan dari kabupaten/kotanya, sehingga secara nasional akan diterima oleh pusat sebanyak 250 laporn kabupaten/kota, baik laporan pemantauan periode I maupun II. Alur pelaporan dapat dilihat pada Gambar berikut: Gambar 2. Alur Pelaporan Pemantauan Konsumsi Pangan Mandiri

Kab/Kota

Provinsi

Rekap Data Hasil Pemantauan Rumah tanggaTahap I

Penyuluh Pendamping Desa P2KP

Desa

Badan/Dinas/Kantor yang Menangani Ketahanan Pangan

Badan/Dinas yang Menangani Ketahanan Pangan

BKP Pusat Pusat

Rekap Data Hasil Pemantauan Rumah tangga Tahap II

Analisis dan Pelaporan Periode II Pemantauan

Analisis dan Pelaporan Periode I Pemantauan

Laporan Hasil Pemantauan dan Analisis Periode I dan II Tk kabupaten/Kota

Penyuluh Pendamping Kab/Kota P2KP

Rekap Data Hasil Pemantauan Desa Periode II

Rekap Data Hasil Pemantauan Desa Periode I

Copy Hasil Pemantauan dan analisis

Periode I dan II

Page 35: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 35

Pelaporan yang dibuat oleh masing-masing tingkatan sesuai dengan alur pelaporan dijelaskan sebagai berikut:

1. Penyuluh Pendamping Desa P2KP.

Menyusun laporan yang berupa data rekap hasil pemantauan konsumsi pangan mandiri yang terdiri dari rumah tangga terpilih (20 rumah tangga) di desa P2KP

2. Badan/Dinas/Kantor/Instansi yang menangani ketahanan pangan di kabupaten/kota.

a. Rekapitulasi data hasil pemantauan di desa P2KP

b. Laporan hasil pemantauan konsumsi pangan mandiri kabupaten/kota periode I dan II

c. Laporan akhir

d. Mengirimkan rekapitulasi data pemantauan periode I dan II ke Pusat PKKP cq. bidang konsumsi pangan, BKP, cc. Provinsi

3. Badan/Dinas yang menangani ketahanan pangan di provinsi.

a. Rekapitulasi data hasil pemantauan di kabupaten/kota P2KP periode I dan II

b. Rekapitulasi data hasil pemantauan

c. Laporan seluruh kabupaten/kota

A. Format Laporan Akhir yang Disusun Petugas yang Menangani Ketahanan Pangan di Kabupaten/Kota Sebagai Berikut:

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang

B. Tujuan

C. Keluaran

II. METODEA. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

B. Pengolahan dan Analisis Data

Page 36: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP36

III. GAMBARAN UMUM KABUPATEN/KOTAIV. HASIL PEMBAHASAN

A. Pola Pangan Harapan Regional Kabupaten/Kota A

B. Analisis Situasi Konsumsi Pangan Kabupaten/Kota A

V. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan

B. Saran

VI. DAFTAR PUSTAKAVII. LAMPIRAN

A. Rekap Data Hasil Pemantauan Konsumsi Pangan di Desa A

B. Rekap Data Hasil Pemantauan Konsumsi Pangan di Desa B

C. Rekap Data Hasil Pemantauan Konsumsi Pangan di Desa C

Dst

B. Format Laporan Gabungan yang Disusun Petugas yang Menangani Ketahanan Pangan di Provinsi Sebagai Berikut:

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang

B. Tujuan

C. Keluaran

II. METODEA. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

B. Pengolahan dan Analisis Data

III. GAMBARAN UMUM PROVINSIIV. HASIL PEMBAHASAN

A. Pola Pangan Harapan Provinsi A

B. Analisis Situasi Konsumsi Pangan Provinsi A

Page 37: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 37

V. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan

B. Saran

VI. DAFTAR PUSTAKAVII. LAMPIRAN

A. Laporan Analisis Pemantauan Konsumsi Pangan di kab/kota A

B. Laporan Analisis Pemantauan Konsumsi Pangan di kab/kota B

C. Laporan Analisis Pemantauan Konsumsi Pangan di kab/kota C

dst

Page 38: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP38

VIII. PENUTUP

Pedoman analisis konsumsi pangan mandiri di wilayah P2KP disusun sebagai acuan pusat dan daerah, serta stakeholder terkait dalam pelaksanaan pemantauan konsumsi pangan di wilayah P2KP, sehingga operasionalisasi setiap kegiatan dapat berjalan lancar, dan dapat diketahui gambaran situasi konsumsi pangan di wilayah P2KP.

KEPALA PUSAT PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI DAN KEAMANAN PANGAN

SRI SULIHANTI

Page 39: Pedoman Analisis Pangan (1)

LAMPIRAN

Page 40: Pedoman Analisis Pangan (1)

38

Lampiran 1. Daftar Susunan Anggota Rumah Tangga

DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA RUMAH TANGGA

Nama Kepala Keluarga : ................................................... Kode Rmh Tgg : Alamat : ................................................... Nama Pencatat : ................................................... Desa/Kelurahan : ................................................... Kecamatan : ................................................... Kabupaten/Kota : ...................................................

Nama Anggota Rumah Tangga

Hubungan dengan KK

Umur (th/bl)

Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan

Utama Keterangan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Page 41: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 39

38

Lampiran 1. Daftar Susunan Anggota Rumah Tangga

DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA RUMAH TANGGA

Nama Kepala Keluarga : ................................................... Kode Rmh Tgg : Alamat : ................................................... Nama Pencatat : ................................................... Desa/Kelurahan : ................................................... Kecamatan : ................................................... Kabupaten/Kota : ...................................................

Nama Anggota Rumah Tangga

Hubungan dengan KK

Umur (th/bl)

Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan

Utama Keterangan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Page 42: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP40

40

Lampiran 3. Daftar Frekwensi Konsumsi Pangan Rumah Tangga

FREKWENSI KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA Tanggal pencatatan : Kode Rmh Tgg : Periode Konsumsi : ………………..... s.d …………………… Pencatat : Desa/Kelurahan : Kecamatan : Kabupaten/Kota : No Pertanyaan Jawaban

1. Berapa kali sayur dan olahannya dikonsumsi oleh keluarga dalam 5 hari?

1) < 3 kali 2) 3 - 5 kali 3) 6 – 10 kali 4) > 10 kali

2. Sebutkan jenis bahan pangan kelompok sayuran yang dikonsumsi oleh keluarga: (contoh : bayam, kangkung, daun singkong, kecambah, dll)

3. Berapa kali buah dan olahannya dikonsumsi oleh keluarga dalam 5 hari?

1) < 3 kali 2) 3 - 5 kali 3) 6 – 10 kali 4) > 10 kali

4. Sebutkan jenis bahan pangan kelompok buah yang dikonsumsi oleh keluarga : (contoh : mangga, pepaya, jeruk, pisang, dll)

5. Berapa kali umbi-umbian dan olahannya dikonsumsi oleh keluarga dalam 5 hari baik sebagai makanan pokok atau selingan?

1) < 3 kali 2) 3 - 5 kali 3) 6 – 10 kali 4) > 10 kali

6. Sebutkan jenis bahan pangan kelompok umbi-umbian yang dikonsumsi oleh keluarga : (contoh : ubi kayu, ubi jalar, sagu, dll).

7. Berapa kali pangan hewani dan olahannya dikonsumsi oleh keluarga dalam 5 hari?

1) < 3 kali 2) 3 - 5 kali 3) 6 – 10 kali 4) > 10 kali

8. Sebutkan jenis bahan pangan kelompok pangan hewani yang dikonsumsi oleh keluarga : (contoh : daging sapi, daging ayam, ikan lele, telur, susu, dll).

9. Berapa kali kacang-kacangan dan olahannya dikonsumsi oleh keluarga dalam 5 hari?

1) < 3 kali 2) 3 - 5 kali 3) 6 – 10 kali 4) > 10 kali

10. Sebutkan jenis bahan pangan kelompok kacang-kacangan yang dikonsumsi oleh keluarga : (contoh : kacang tanah, kedelai, tempe, tahu, dll).

39

Lampiran 2. Daftar Konsumsi Pangan Rumah Tangga

KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA Hari ke : Kode Rmh Tgg : Tanggal pencatatan : Pencatat : Desa/Kelurahan : Kecamatan : Kabupaten/Kota :

Waktu Makan

Nama Makanan

Bahan Jumlah Yang

Makan

Rata-Rata/ Orang (gram) Jenis Banyaknya Asal* URT gram**

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

*) beli,diberi, dari hasil pekarangan, dsb **) diisi oleh pendamping desa

Page 43: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 41

40

Lampiran 3. Daftar Frekwensi Konsumsi Pangan Rumah Tangga

FREKWENSI KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA Tanggal pencatatan : Kode Rmh Tgg : Periode Konsumsi : ………………..... s.d …………………… Pencatat : Desa/Kelurahan : Kecamatan : Kabupaten/Kota : No Pertanyaan Jawaban

1. Berapa kali sayur dan olahannya dikonsumsi oleh keluarga dalam 5 hari?

1) < 3 kali 2) 3 - 5 kali 3) 6 – 10 kali 4) > 10 kali

2. Sebutkan jenis bahan pangan kelompok sayuran yang dikonsumsi oleh keluarga: (contoh : bayam, kangkung, daun singkong, kecambah, dll)

3. Berapa kali buah dan olahannya dikonsumsi oleh keluarga dalam 5 hari?

1) < 3 kali 2) 3 - 5 kali 3) 6 – 10 kali 4) > 10 kali

4. Sebutkan jenis bahan pangan kelompok buah yang dikonsumsi oleh keluarga : (contoh : mangga, pepaya, jeruk, pisang, dll)

5. Berapa kali umbi-umbian dan olahannya dikonsumsi oleh keluarga dalam 5 hari baik sebagai makanan pokok atau selingan?

1) < 3 kali 2) 3 - 5 kali 3) 6 – 10 kali 4) > 10 kali

6. Sebutkan jenis bahan pangan kelompok umbi-umbian yang dikonsumsi oleh keluarga : (contoh : ubi kayu, ubi jalar, sagu, dll).

7. Berapa kali pangan hewani dan olahannya dikonsumsi oleh keluarga dalam 5 hari?

1) < 3 kali 2) 3 - 5 kali 3) 6 – 10 kali 4) > 10 kali

8. Sebutkan jenis bahan pangan kelompok pangan hewani yang dikonsumsi oleh keluarga : (contoh : daging sapi, daging ayam, ikan lele, telur, susu, dll).

9. Berapa kali kacang-kacangan dan olahannya dikonsumsi oleh keluarga dalam 5 hari?

1) < 3 kali 2) 3 - 5 kali 3) 6 – 10 kali 4) > 10 kali

10. Sebutkan jenis bahan pangan kelompok kacang-kacangan yang dikonsumsi oleh keluarga : (contoh : kacang tanah, kedelai, tempe, tahu, dll).

Page 44: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP42

41

Lampiran 4. Rekap Konsumsi Pangan Rumah Tangga Selama 5 Hari Periode Konsumsi : ………………… s.d ……………… Kode Rmh Tgg : Pencatat : Desa/Kelurahan : Kecamatan : Kabupaten/Kota :

Jenis Bhn Pangan

Konsumsi Rumah Tangga (gram) Total (gram)

Hr 1 Hr 2 Hr 3 Hr 4 Hr 5

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)=∑Kol (2) s.d (6)

42

Lampiran 5. Rekap Data Asal Bahan Pangan

REKAP DATA ASAL BAHAN PANGAN Periode Konsumsi : ………………… s.d ……………… Kode Rmh Tgg : Pencatat : Desa/Kelurahan : Kecamatan : Kabupaten/Kota :

Asal dibeli Asal diberi Asal pekarangan

Bahan Pangan

Jumlah (gram)

Bahan Pangan

Jumlah (gram)

Bahan Pangan

Jumlah (gram)

Page 45: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 43

42

Lampiran 5. Rekap Data Asal Bahan Pangan

REKAP DATA ASAL BAHAN PANGAN Periode Konsumsi : ………………… s.d ……………… Kode Rmh Tgg : Pencatat : Desa/Kelurahan : Kecamatan : Kabupaten/Kota :

Asal dibeli Asal diberi Asal pekarangan

Bahan Pangan

Jumlah (gram)

Bahan Pangan

Jumlah (gram)

Bahan Pangan

Jumlah (gram)

Page 46: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP44

43

Lampiran 6. Daftar Bahan Penukar Daftar bahan penukar adalah daftar yang memuat berbagai bahan makanan sebagai sumber zat gizi tertentu yang kandungannya relatif sama sehingga dalam kelompok pangan yang sama, satu jenis pangan dengan ukuran 1 SP/porsi dapat ditukar dengan 1 SP/porsi jenis pangan lainnya. Ukuran SP (satuan penukar) adalah ukuran rumah tangga (URT) atau gram.

A. Makanan pokok

Satu porsi nasi setara ¾ gelas = 100 gram, mengandung 175 kkal, 4 gr Protein dan 40 gram karbohidrat. Bahan makanan yang dapat digunakan sebagai penukar satu porsi nasi terdapat pada Tabel A. Tabel A. Bahan Penukar Nasi

Bahan Makanan URT Berat (gram) Bahan Makanan URT Berat

(gram) Nasi jagung ¾ gls 100 Mie bendo/singkong* 1 prg sdg 50 Singkong* 1 ptg sdg 100 Beras aruk* 1/3 gls 50 Beras singkong (rasi)* 1 gls 50 Hotong 1/3 gls 50 Tiwul* ½ gls 50 Jali 1/3 gls 60 Tiwul kukus* 1 gls 100 Jewawut ½ gls 50 Kentang 2 bj sdg 200 Maizena* 8 sdm 40 Talas 1 bj bsr 200 Tepung sagu* 7 sdm 40 Ubi jalar 1 bj sdg 150 Tepung singkong 8 sdm 40

* Kurang mengandung protein, sehingga perlu ditambah 1 satuan penukar bahan makanan sumber protein

B. Lauk Hewani

Satu porsi setara 1 potong daging berat 50 gr (sebesar kotak korek api) yaitu setara dengan 95 kkal, 4 gr Protein, 6 gr lemak. Bahan makanan yang dapat digunakan sebagai penukar satu porsi lauk hewani/daging terdapat pada Tabel B.

Tabel B. Bahan Makanan Penukar Sumber Protein Hewani Setara 1 Porsi

Daging Bahan Makanan URT Berat

(gram) Bahan Makanan URT Berat (gram)

Babat 2 ptg sdg 60 Keju 1 ptg sdg 30 Bakso daging 20 bj kcl 100 Telur ayam 2 btr 60 Bakso daging 10 bj sdg 100 Telur ayam negri 1 btr 60 Daging ayam 1 ptg sdg 50 Telur bebek 1 btr 60 Daging sapi 1 ptg sdg 50 Telur puyuh 5 btr 60

Page 47: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 45

44

Hati sapi 1 ptg sdg 50 Udang basah ¼ gls 50 Ikan asin 1 ptg kcl 25 Rolade 5 bh sdg 200 Dadih sapi 2 ptg sdg 25 Sosis ayam 3 bh sdg 83 Usus Sapi 3 bulatan 75 Nugget ayam 5 bh sdg 83 Ikan segar 1 ptg 50 Bakso udang 15 bh sdg 175 Ikan teri 2 sdm 25 Abon sapi 3 sdm 62,5 Daging burger 4 bh sdg 117

C. Lauk Nabati

Satu porsi tempe setara dengan 2 potong sedang (50 gram), mengandung 80 kkal, 6 gram protein, 3 gram lemak dan 8 gram karbohidrat. Bahan makanan yang dapat digunakan sebagai penukar satu porsi tempe terdapat pada Tabel C. Tabel C. Bahan Makanan Penukar Sumber Protein Nabati (Setara 1 Porsi

Tempe) Bahan Makanan URT Berat

(gram) Bahan

Makanan URT Berat (gram)

Kacang hijau 2 ½ sdm 25 Kacang tanah 2 sdm 20 Kacang kedelai 2 ½ sdm 25 Keju kc tanah 2 sdm 20 Kacang merah 2 ½ sdm 25 Kacang tolo 2 ½ sdm 25 Oncom 2 ptg sdg 50 Tahu 1 bj bsr 100

D. Sayur

Satu porsi sayuran adalah 100 gr sayuran mentah dalam keadaan bersih atau kurang lebih 1 gelas sayur matang yang ditiriskan, yaitu setara dengan 50 kkal, 3 gr protein dan 10 gram karbohidrat. Bahan makanan yang dapat digunakan sebagai penukar satu sayuran terdapat pada Tabel D.1 dan Tabel D.2.

Sayuran Kelompok A : Tabel D.1. Bahan Makanan Penukar Sumber Vitamin dan Mineral dari

Sayuran Kelompok A*) Jenis Sayuran

Baligo Kembang kol Daun bawang Labu air Daun kacang panjang Lobak Daun koro Oyong Kol Daun labu siam Kangkung Pepaya muda Daun waluh Ketimun Petsai

Page 48: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP46

45

Daun lobak Tomat Sawi Jamur segar Kecipir Selada Seledri Tebu terubuk Terong Taoge Cabe hijau besar

Keterangan : *) 1 satuan penukar mengandung sedikit sekali energi, protein, dan hidrat arang. Sayuran ini boleh digunakan sekehendak tanpa diperhitungkan banyaknya Sayuran Kelompok B: Tabel D.2. Bahan Makanan Penukar Sumber Vitamin dan Mineral dari

Sayuran Kelompok B Jenis Sayuran

Bayam Daun lompong Genjer Labu siam Biet Daun mangkokan Kacang panjang Labu waluh Buncis Daun melinjo Kacang kapri Nangka muda Daun beluntas Daun pakis Kangkung Pare Daun ubi jalar Daun singkong Katuk Takokak Daun leunca Jagung muda Kucai Daun pepaya Jantung pisang Wortel

E. Buah Satu porsi buah setara dengan 1 buah pisang ambon ukuran sedang (50 gr); 1 (satu) satuan penukar mengandung energi 40 kkal dan 10 gram karbohidrat. Bahan makanan yang dapat digunakan sebagai penukar satu porsi buah terdapat pada Tabel E.

Tabel E. Bahan Makanan Penukar Sumber Vitamin dan Mineral

Bahan Makanan URT Berat

(gram) Bahan Makanan URT Berat (gram)

Alpokat ½ bh bsr 50 Mangga ½ bh bsr 50 Anggur 10 biji 75 Melon 1 ptg bsr 150 Apel ½ bh sdg 75 Nangka masak 3 biji 50 Belimbing 1 bh bsr 125 Nanas ½ bh bsr 75 Duku 15 buah 75 Pepaya 1 ptg sdg 100 Jambu air 2 bh sdg 100 Pisang ambon 1bh sdg 50 Jambu biji 1 bh bsr 100 Pisang raja sereh 2 bh kcl 50 Jambu bol ¼ bh bsr 75 Rambutan 8 bh 75 Jeruk manis 2 bh sdg 100 Salak 1 bh bsr 75 Kedondong 1 bh bsr 100 Semangka 1 ptg bsr 150 Kemang 1 bh bsr 100 Sirsak ½ gls 75 Sawo 1 bh sdg 50

Page 49: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 47

46

F. Susu

Satu satuan penukar mengandung 139 kkal , 7 gram prtein, 7 gram lemak dan 9 gram karbihidrat. Bahan makanan yang dapat digunakan sebagai penukar satu porsi susu terdapat pada Tabel F.

Tabel F. Bahan Makanan Penukar Susu sebagai Sumber Protein

Bahan Makanan URT Berat (gram) Bahan Makanan URT Berat

(gram) Susu sapi 1 gls 200 Yogurt 1 gls 200 Susu kambing ¼ gls 150 Tepung sari dele 4 sdm 25 Susu kental tak manis ½ gls 100 Tepung susu skim 4 sdm 20 Susu kerbau ½ gls 100 Tepung susu whole 5 sdm 25

G. Minyak

Satu porsi minyak = ½ sendok makan = 5 gram, mengandung 45 kkal dan 5 gram lemak. Bahan makanan yang dapat digunakan sebagai penukar satu porsi minyak terdapat pada Tabel G.

Tabel G. Bahan Penukar Minyak sebagai Sumber Lemak

Bahan Makanan URT Berat

(gram) Bahan

Makanan URT Berat (gram)

Minyak goreng ½ sdm 5 Santan ½ gls 50 Minyak kelapa ½ sdm 5 Minyak ikan ½ sdm 5 Margarin ½ sdm 5 Lemak babi 1 ptg kcl 5 Kelapa 1 ptg kcl 30 Lemak sapi 1 ptg kcl 5 Kelapa parut 5 sdm 30

Page 50: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP48

47

Lampiran 7. Contoh Pengisian Daftar Susunan Anggota Rumah Tangga

DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA RUMAH TANGGA

Nama Kepala Keluarga : Bakri Met Kode Rmh Tngg : Alamat : Kp. Lebak Wangi RT 02/01 Nama Pencatat : Ermi Yustiti Desa/Kelurahan : Sukamantri Kecamatan : Batununggal Kabupaten/Kota : Bekasi

Nama Anggota Rumah Tangga

Hubungan dengan KK

Umur (th/bl)

Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan

Utama Keterangan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Bakri Met Ermi Yustiti Akber Maulad Raysa Renita

Suami Istri Anak Anak

62 60 25 17

L P L P

SMP Sarjana Sarjana SMA

Pedagang Ibu Rumah Tangga PNS Pelajar

0 1

Page 51: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 49

48

Lampiran 8. Contoh Pengisian Daftar Konsumsi Pangan Rumah Tangga

DAFTAR KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA Hari ke : 1 Tanggal pencatatan : 8 April 2013 Kode Rmh Tngg : Pencatat : Ermi Yustiti Desa/Kelurahan : Sukamantri Kecamatan : Batununggal Kabupaten/Kota : Bekasi

Waktu makan

Nama makanan

Bahan Jml yg makan (orang)

Rata-rata/orang

(gram) Jenis Banyaknya Asal* URT gram** (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Pagi Siang Malam

Nasi goreng Komplit

Teh Manis

Nasi putih Sayur lodeh

Ikan goreng

Pepaya Nasi Ayam goreng Sayur Lodeh Pepaya

Nasi putih Telur Ayam Minyak Gr Kecap Bw Putih Bw Merah Cabe

Gula pasir

Nasi putih Santan Terong Kc. Panjang Pete Tempe Bw putih Bw. Merah Cabe

Mujahir Mnyk terserap

Pepaya masak Nasi Ayam Bw putih Lengkuas Minyk terserap Pepaya mentah Cabe Santan Bw putih Bw. Merah

4 piring 2 butir 1 dada 2 sdm 3 sdm 3 siung 5 siung 2 buah

4 sdm

4 piring 2 gelas 2 buah 1 ikat 1 buah ½ ppn 3 siung 4 siung 4 buah

4 ekor 4 sdm

4 ptg 4 piring 4 ptng 2 siung 3 ruas 3 sdm 4 ptg 4 buah 2 gelas 3 siung 4 siung

400 120 100 30 45 10 15 5

40

800 400 150 125 50 250 10 12 10

400 60

400 600 200 45 50 45 400 10 400 10 12

beli pekarangan beli beli beli beli beli pekarangan

beli

beli pekarangan pekarangan pekarangan diberi beli beli beli pekarangan

pekarangan beli

pekarangan beli pekarangan beli pekarangan beli pekarangan pekarangan pekarangan beli beli

4

4 4

100 30 25

7,5 11,25

2,5 3,75 1,25

10

200 50

37,5 31,25 12,5 62,5 2,5

3 2,5

100 15

100

150 50

11,25 12,5

11,25

100 2,5 100 2,5

3

*) beli,diberi, dari hasil pekarangan, dsb **) diisi oleh pendamping desa

0 1

Page 52: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP50

49

Lampiran 9. Contoh Pengisian Daftar Frekwensi Konsumsi Pangan Rumah Tangga

FREKWENSI KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA Tanggal pencatatan : 12 April 2013 Kode Rmh Tngg : Periode Konsumsi : 8 April 2013 s.d 12 April 2013 Pencatat : Ermi Yustiti Desa/Kelurahan : Sukamantri Kecamatan : Batununggal Kabupaten/Kota : Bekasi No Pertanyaan Jawaban

1. Berapa kali sayur dan olahannya dikonsumsi oleh keluarga dalam 5 hari?

1) < 3 kali 2) 3 - 5 kali 3) 6 – 10 kali 4) > 10 kali

2. Sebutkan jenis bahan pangan kelompok sayuran yang dikonsumsi oleh keluarga: (contoh : bayam, kangkung, daun singkong, kecambah, dll)

Bayam, sawi, kacang panjang, chaisim, toge, tomat, wortel, kubis, daun singkong, daun papaya.

3. Berapa kali buah dan olahannya dikonsumsi oleh keluarga dalam 5 hari?

1) < 3 kali 2) 3 - 5 kali 3) 6 – 10 kali 4) > 10 kali

4. Sebutkan jenis bahan pangan kelompok buah yang dikonsumsi oleh keluarga : (contoh : mangga, pepaya, jeruk, pisang, dll)

Pepaya, jeruk

5. Berapa kali umbi-umbian dan olahannya dikonsumsi oleh keluarga dalam 5 hari baik sebagai makanan pokok atau selingan?

1) < 3 kali 2) 3 - 5 kali 3) 6 – 10 kali 4) > 10 kali

6. Sebutkan jenis bahan pangan kelompok umbi-umbian yang dikonsumsi oleh keluarga : (contoh : ubi kayu, ubi jalar, sagu, dll).

Ubi kayu

7. Berapa kali pangan hewani dan olahannya dikonsumsi oleh keluarga dalam 5 hari?

1) < 3 kali 2) 3 - 5 kali 3) 6 – 10 kali 4) > 10 kali

8. Sebutkan jenis bahan pangan kelompok pangan hewani yang dikonsumsi oleh keluarga : (contoh : daging sapi, daging ayam, ikan lele, telur, susu, dll).

Ikan lele, ikan teri, telur, susu

9. Berapa kali kacang-kacangan dan olahannya dikonsumsi oleh keluarga dalam 5 hari?

1) < 3 kali 2) 3 - 5 kali 3) 6 – 10 kali 4) > 10 kali

10. Sebutkan jenis bahan pangan kelompok kacang-kacangan yang dikonsumsi oleh keluarga : (contoh : kacang tanah, kedelai, tempe, tahu, dll).

Tempe, tahu, kacang rebus

0 1

Page 53: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 51

50

Lampiran 10. Contoh Pengisian Rekap Konsumsi Pangan Rumah Tangga Selama 5 Hari

Periode Konsumsi : 8 April 2013 s.d 12 April 2013 Kode Rmh Tngg : Pencatat : Joko (Pendamping Desa) Desa/Kelurahan : Sukamantri Kecamatan : Batununggal Kabupaten/Kota : Bekasi

Jenis Bhn Pangan

Konsumsi Rumah Tangga (gram) Total (gram)

Hr 1 Hr 2 Hr 3 Hr 4 Hr 5

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)=∑Kol (2) s.d (6)

Nasi 2200 2000 2100 2300 2200 10800

Ayam - 100 - - 200 300

Tempe 100 - 200 300 100 700

Bayam - - - 400 - 400

Jeruk 500 300 - - - 800

Kangkung - 200 - - 300 500

Mangga 200 - 200 - 300 700

...dst....

0 1

Page 54: Pedoman Analisis Pangan (1)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP52

51

Lampiran 11. Contoh Pengisian Rekap Data Asal Bahan Pangan

REKAP DATA ASAL BAHAN PANGAN Periode Konsumsi : 8 April 2013 s.d 12 April 2013 Kode Rmh Tngg : Pencatat : Joko (Pendamping Desa) Desa/Kelurahan : Sukamantri Kecamatan : Batununggal Kabupaten/Kota : Bekasi

Asal dibeli Asal diberi Asal pekarangan

Bahan Pangan

Jumlah (gram)

Bahan Pangan

Jumlah (gram)

Bahan Pangan

Jumlah (gram)

Nasi Gula Pasir Minyak Tempe Tahu Kacang Tanah

10.800 200 300 2.000 500 1.000

Susu Pisang Jeruk Mangga

1000 1.700 1.500 1.000

Telur Ayam Ikan Mujair Kangkung Bayam

600 1.200 1.000 1.500

0 1