KONSEP BELAJAR DAN MOTIVASI PEMBELAJARAN ORANG DEWASA
Disusun Oleh 1. Ade Irma Listiani (C1013039)2. Aji Maulana
(C1013040)3. Ana Mawardiana(C1013041)4. Anggun Purwasih
(C1013042)5. Astin Putri Diansyah (C1013043)6. Auliya Wahidah
K(C10130 44)7. Siti Awaliyah Ulfa (C1013072)8. Yusni Maryati
(C1013077)
STIKES BHAMADA MANDALA SLAWIJln.Cut Nyak Dhien No.16 Desa
Kalisapu Kab TEGAL 52416Telp. (0283) 6197570, 6197571TAHUN 2016 /
2017
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun untuk
meningkatkan pengetahuan tentang konsep belajar dan motivasi
pembelajaran orang dewasa. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih banyak mengalami kesulitan, namun berkat kerja
keras, bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak makalah
ini terselesaikan dengan baik, Oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada :1. Nurhakim Yudhi. W S. Kep. Ns selaku dosen
pembimbing mata kuliah pendidikan dalam keperawatan 2. Kedua orang
tua dan keluarga yang telah mendukung, sehingga dapat
terselesaikan.3. Semua teman-teman yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah dengan baik.Penulis menyadari bahwa tugas ini
jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan tugas makalah
ini. Kami berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Slawi, Maret 2016
Penyusun
BAB 1PENDAHULUAN
0. Latar BelakangProses pembelajaran dapat dijelaskan dengan
menggunakan berbagai teori belajar. Di samping itu proses tersebut
dapat pula dijelaskan dengan memperhatikan satu aspek yang penting,
yaitu motivasi mahamahasiswa. Guru sering dirisaukan dengan adanya
mahamahasiswa yang dinilai cerdas tetapi mempunyai prestasi yang
sedang-sedang saja. Dalam pembelajaran mahamahasiswa tersebut
kelihatan bosan dan lesu, sedikit sekali menggunakan pikiran untuk
memecahkan persoalan yang dikemukakan di kelas, apalagi secara
aktif melibatkan diri dalam proses pembelajaran. Salah satu cara
memahaminya adalah dengan anlisis yang dikemukakan oleh Romiszowski
(1984), bahwa kinerja yang rendah dapat disebabkan oleh berbagai
faktor yang berasal dari dalam dan dari luar diri
mahasiswa.Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor yang
berasal dari dalam dan luar diri mahamahasiswa. Faktor luar
misalnya fasilitas belajar, cara mengajar guru, sistem pemberian
umpan balik, dan sebaginya. Faktor-faktor dari dalam diri mahasiswa
mencakup kecerdasan, strategi belajar, motivasi dan sebagainya.
Namun pada kenyataannya dalam suatu kelas, keadaan mahasiswa
bermacam-macam untuk belajar maupun menerima pelajaran yang
disampaikan oleh guru. Oleh karena itu guru perlu memperhatikan
kondisi ekstern belajar, dan kondisi intern mahasiswa yang belajar.
Sehingga pentingnya motivasi, jenis dan sifat motivasi, dan upaya
peningkatan motivasi belajar benar-benar perlu dipahami.
0. Tujuan Penulisan1.1.1 Tujuan UmumTujuan dari pembuatan
makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan pada mahasiswa
tentang bagaimana konsep belajar dan motivasi dalam pembelajaran
orang dewasa. 1.1.2 Tujuan Khusus1. Untuk mengetahui konsep belajar
dan motivasi pembelajaran orang dewasa2. Untuk mengetahui definisi
konsep belajar dan motivasi pembelajaran orang dewasa3. Untuk
mengetahui teori belajar dalam pembelajaran orang dewasa4. Untuk
mengetahui teori motivasi dalam pembelajaran orang dewasa5. Untuk
mengetahui peranan motivasi dalam belajar dan pembelajaran orang
dewasa6. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi konsep belajar
dan motivasi pembelajaran orang dewasa
BAB IITINJAUAN TEORI
2.1 Definisi 2.1.1 Konsep Belajar Belajar merupakan salah satu
kebutuhan hidup manusia yang sangat penting dalam usahanya
mempertahankan hidup dan mengembangkan dirinya dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Belajar dirasa penting karena
kehidupan manusia semakin berkembang dan semakin maju seiring
dengan berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan, tanpa belajar
manusia akan tertinggal dan tidak bisa mengikuti perkembangan
zaman. Dengan demikian belajar merupakan suatu kebutuhan yang
dirasa sebagai suatu keharusan untuk dipenuhi sepanjang usia
manusia, sejak lahir hingga akhir hayatnya. (Malik. H, 2011).
Pendidikan dewasa adalah suatu proses yang menumbuhkan keinginan
untuk bertanya dan belajar secara berkelanjutan sepanjang hidup.
Bagi orang dewasa belajar berhubungan dengan bagaimana mengarahkan
diri sendiri untuk bertanya dan mencari jawabannya. ( Pannen dalam
Supriantono, 2008).Suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. (slameto, 2003).Proses paling penting bagi
perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang
dipikirkan dan dikerjakan. (Anni, 2004).Proses belajar terjadi
melalui banyak cara baik disengaja maupun tidak disengaja dan
berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada suatu perubahan pada
diri pembelajar. (Trianto, 2010).Berdasarkan beberapa definisi yang
telah dijabarkan diatas dapat disimpukan belajar merupakan suatu
proses memperoleh informasi ataupun pengetahuan yang didapatkan
dari berbagai cara baik cara yang disengaja ataupun yang tidak
disengaja.
2.1.2 Teori MotivasiRobbins dan Judge (2007) mendefinisikan
motivasi sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah dan
ketekunan usaha untuk mencapai suatu tujuan. Samsudin (2005)
memberikan pengertian motivasi sebagai proses mempengaruhi atau
mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar
mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan. Motivasi
juga dapat diartikan sebagai dorongan (driving force) dimaksudkan
sebagai desakan yang alami untuk memuaskan dan memperahankan
kehidupan.Menurut Uno (2007),motivasi dapat diartikan sebagai
dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang
diindikasikan dengan adanya; hasrat dan minat; dorongan dan
kebutuhan; harapan dan cita-cita; penghargaan dan
penghormatan.Dalam A.M. Sardiman (2005) motivasi belajar dapat juga
diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan
kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin
melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk
meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu.Motivasi belajar
ialah keseluruhan daya gerak baik itu dari luar diri maupun dalam
diri mahasiswa dengan menciptakan suatu rangkaian usaha untuk
mempersiapkan kondisi tertentu yang mengarahkan pada kegiatan
belajar sehingga tujuannya dapat tercapai.
2.2 Teori Motivasi 2.1 Jenis dan Sifat Motivasia. Jenis
MotivasiMotivasi di bedakan menjadi 2 jenis:1. Motivasi Primer :
adalah motivasi yang didasari pada motif-motif dasar. Motif-motif
dasar tersebut umumnya bersal dari segi biologis atau jasmani
manusia.2. Motivasi Sekunder : adalah motivasi yang dipelajari.
Motivasi sekunder juga disebut motivasi sosial.Menurut Thomas dan
Znaniecki motivasi sekunder digolongkan menjadi
keinginan-keinginan.Menurut Mc Cleland menggolongkannya menjadi
kebutuhan-kebutuhan.b. Sifat Motivasi1. Motivasi intrinsik
merupakan dorongan yang berasl dari dalam diri sendiri2. Motivasi
Ekstrinsik merupakan dorongan dari luar dirinya2.1.1 Unsur-Unsur
yang Mempengaruhi Motivasi Belajara. Cita-cita atau Aspirasi
Peserta didikMotivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak
kecil.Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan
bergiat, bahkan di kemudian hari menimbulkan cita-cita dalam
kehidupan. Timbulanya cita-cita di barengi oleh perkembangan akal,
moral, kemauan, bahasa, dan nilai-nilai kehidupan.b. Kemampuan
MahasiswaKeinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan
atau kecakapan untuk memcapainya. Secara singkat dapat dikatakan
bahwa kemampuan akan memperkuat motovasi anak untuk melaksanakan
tugas-tugas perkembangan.c. Kondisi MahasiswaKondisi mahasiswa yang
meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi
belajar.d. Kondisi Lingkungan MahasiswaLingkungan mahasiswa dapat
berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya,
dan kehidupan kemasyarakatan. Sebagai anggota masyarakat maka
peserta didik dapat teropengaruh oleh lingkungan sekitar. Oleh
karena kondisi lingkungan pesrta didik perlu dipertinggi
mutunya.2.1.2 Model Pengukuran MotivasiEdward Murray (Mangkunegara,
2005) berpendapat bahwa karakteristik orang yang mempunyai motivasi
berprestasi tinggi adalah sebagai berikut:1. Melakukan sesuatu
dengan sebaik-baiknya2. Melakukan sesuatu dengan mencapai
kesuksesan3. Menyelesaikan tugas-tugas yang memerlukan usaha dan
keterampilan4. Berkeinginan menjadi orang terkenal dan menguasai
bidang tertentu5. Melakukan hal yang sukar dengan hasil yang
memuaskan6. Mengerjakan sesuatu yang sangat berarti7. Melakukan
sesuatu yang lebih baik dari orang lain
2.1.3 Teori-TeoriMotivasiSecara garis besar, teori motivasi
dikelompokkan ke dalam tiga kelompok yaitu teori motivasi dengan
pendekatan isi/kepuasan (content theory), teori motivasi dengan
pendekatan proses (process theory) dan teori motivasi dengan
pendekatan penguat (reinforcement theory).Motivasi dapat diartikan
sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat
persistensi dan antusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan,
baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi
intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).Seberapa
kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan
terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks
belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.. Kajian tentang
motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik tersendiri bagi
kalangan pendidik, manajer, dan peneliti, terutama dikaitkan dengan
kepentingan upaya pencapaian kinerja (prestasi) seseorang. Dalam
konteks studi psikologi, Abin Syamsuddin Makmun (2003) mengemukakan
bahwa untuk memahami motivasi individu dapat dilihat dari beberapa
indikator, diantaranya:1. Durasi kegiatan2. Frekuensi kegiatan3.
Persistensi pada kegiatan4. Ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam
mengahadapi rintangan dan kesulitan;5. Devosi dan pengorbanan untuk
mencapai tujuan6. Tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan
kegiatan yang dilakukan7. Tingkat kualifikasi prestasi atau produk
(out put) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan8. Arah sikap
terhadap sasaran kegiatanUntuk memahami tentang motivasi, kita akan
bertemu dengan beberapa teori tentang motivasi, antara lain:a.
Teori Hierarki Kebutuhan MaslowKebutuhan dapat didefinisikan
sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami antara
satu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. Apabila pegawai
kebutuhannya tidak terpenuhi maka pegawai tersebut akan menunjukkan
perilaku kecewa. Sebaliknya, jika kebutuhannya terpenuhi amak
pegawai tersebut akan memperlihatkan perilaku yang gembira sebagai
manifestasi dari rasa puasnya.Kebutuhan merupakan fundamen yang
mendasari perilaku pegawai. Karena tidak mungkin memahami perilaku
tanpa mengerti kebutuhannya.Abraham Maslow (Mangkunegara, 2005)
mengemukakan bahwa hierarki kebutuhan manusia adalah sebagai
berikut:1. Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan,
minum, perlindungan fisik, bernapas, seksual. Kebutuhan ini
merupakan kebutuhan tingkat terendah atau disebut pula sebagai
kebutuhan yang paling dasar.2. Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan
akan perlindungan diri dari ancaman, bahaya, pertentangan, dan
lingkungan hidup.3. Kebutuhan untuk rasa memiliki (sosial), yaitu
kebutuhan untuk diterima oleh kelompok, berafiliasi, berinteraksi,
dan kebutuhan untuk mencintai serta dicintai.4. Kebutuhan akan
harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh orang
lain.5. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan
untuk menggunakan kemampuan, skill dan potensi. Kebutuhan untuk
berpendapat dengan mengemukakan ide-ide, gagasan dan kritik
terhadap sesuatu.b. Teori KeadilanKeadilan merupakan daya penggerak
yang memotivasi semangat kerja seseorang, jadi perusahaan harus
bertindak adil terhadap setiap karyawannya. Penilaian dan pengakuan
mengenai perilaku karyawan harus dilakukan secara obyektif. Teori
ini melihat perbandingan seseorang dengan orang lain sebagai
referensi berdasarkan input dan juga hasil atau kontribusi
masing-masing karyawan (Robbins, 2007).c. Teori X dan YDouglas
McGregor mengemukakan pandangan nyata mengenai manusia. Pandangan
pertama pada dasarnya negative disebut teori X, dan yang kedua pada
dasarnya positif disebut teori Y (Robbins, 2007).McGregor
menyimpulkan bahwa pandangan manajer mengenai sifat manusia
didasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka
cenderung membentuk perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkan
asumsi-asumsi tersebut.d. Teori dua FaktorHerzbergTeori ini
dikemukakan oleh Frederick Herzberg dengan asumsi bahwa hubungan
seorang individu dengan pekerjaan adalah mendasar dan bahwa sikap
individu terhadap pekerjaan bias sangat baik menentukan
keberhasilan atau kegagalan. (Robbins, 2007).Herzberg memandang
bahwa kepuasan kerja berasal dari keberadaan motivator intrinsik
dan bawa ketidakpuasan kerja berasal dari ketidakberadaan
faktor-faktor ekstrinsik. Faktor-faktor ekstrinsik (konteks
pekerjaan) meliputi:1. Upah2. Kondisi kerja3. Keamanan kerja4.
Status5. Prosedur perusahaan6. Mutu penyeliaan7. Mutu hubungan
interpersonal antar sesama rekan kerja, atasan, dan
bawahanKeberadaan kondisi-kondisi ini terhadap kepuasan karyawan
tidak selalu memotivasi mereka. Tetapi ketidakberadaannya
menyebabkan ketidakpuasan bagi karyawan, karena mereka perlu
mempertahankan setidaknya suatu tingkat tidak ada kepuasan, kondisi
ekstrinsik disebut ketidakpuasan,atau faktor hygiene. Faktor
Intrinsik meliputi:1.Pencapaian prestasi2.Pengakuan3.Tanggung
Jawab4.Kemajuan5.Pekerjaan itu sendiri6.Kemungkinan berkembangTidak
adanya kondisi-kondisi ini bukan berarti membuktikan kondisi sangat
tidak puas. Tetapi jika ada, akan membentuk motivasi yang kuat yang
menghasilkan prestasi kerja yang baik. Oleh karena itu, faktor
ekstrinsik tersebut disebut sebagai pemuas atau motivator.e. Teori
Kebutuhan McClellandTeori kebutuhan McClelland dikemukakan oleh
David McClelland dan kawan-kawannya. Teori ini berfokus pada tiga
kebutuhan, yaitu (Robbins, 2007) :a. Kebutuhan pencapaian (need for
achievement) : Dorongan untuk berprestasi dan mengungguli, mencapai
standar-standar, dan berusaha keras untuk berhasil.b. Kebutuhan
akan kekuatan (need for pewer) : kebutuhan untuk membuat orang lain
berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku
sebaliknya.c. Kebutuhan hubungan (need for affiliation) : Hasrat
untuk hubungan antar pribadi yang ramah dan akrab.Apa yang tercakup
dalam teori yang mengaitkan imbalan dengan prestasi seseorang
individu . Menurut model ini, motivasi seorang individu sangat
dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat internal
maupun eksternal. Termasuk pada faktor internal adalah :a.Persepsi
seseorang mengenai diri sendirib.Harga diric.Harapan
pribadid.Kebutuhaane.Keinginanf.Kepuasan kerjag.Prestasi kerja yang
dihasilkanSedangkan faktor eksternal mempengaruhi motivasi
seseorang, antara lain ialah :a.Jenis dan sifat pekerjaanb.Kelompok
kerja dimana seseorang bergabungc.Organisasi tempat
bekerjad.Situasi lingkungan pada umumnyae.Sistem imbalan yang
berlaku dan cara penerapannya
2.2 Teori Belajar2.2.1 Konsep Dasar Teori Belajar
Belajarmerupakan akibat adanyainteraksiantara stimulus dan respon.
Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan
perubahan perilakunya. Menurut teori ini,dalam belajar yang penting
adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.
Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pembelajar,
sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pembelajar terhadap
stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi
antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena
tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati
adalah stimulus dan respon. Oleh karena itu apa yang diberikan
olehguru(stimulus) dan apa yang diterima oleh pembelajar (respon)
harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran,
sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi
atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.Faktor lain yang
dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan
(reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive
reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila
respon dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka respon
juga semakin kuat.Memasuki abad ke-19 beberapa ahli mengadakan
penelitian eksperimental tentang teori belajar, walaupun pada waktu
itu para ahli menggunakan binatang sebagai objek penelitiannya.
Penggunaan binatang sebagai objek penelitian didasarkan pada
pemikiran bahwa apabila binatang yang kecerdasannya dianggap rendah
dapat melakukan eksperimen teori belajar, maka sudah dapat
dipastikan bahwa eksperimen itupun dapat berlaku bahkan dapat lebih
berhasil pada manusia, karena manusia lebih cerdas daripada
binatang.Menurut Arden N. Frandsen mengatakan bahwa hal yang
mendorong seseorang itu untuk belajar antara lain sebagai berikut
:a. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih
luasb. Adanya sifat kreatif yang ada pada manusia dan keinginan
untuk majuc. Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang
tua, guru, dan teman-temand. Adanya keinginan untuk memperbaiki
kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan koperasi
maupun dengan kompetensie. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa
amanf. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari pada
belajar
2.2.2 Macam-Macam Teori Belajar Ditemukannya istilah andragogi
dimulai dari tahun 1833, oleh Alexander Kapp, Kapp menjelaskan
andragogi dengan menggunakan istilah Pendidikan Orang Dewasa
terutama dalam menjelaskan teori pendidikan yang dilahirkan ahli
filsafat Plato. Secara runtut berikut ini dijelaskan sejarah
perkembangan penggunaan istilah andragogi dari tahun ke tahun
sebagai teori pendidikan baru di samping teori pedagogi:1. Pada
abad 18 sekitar tahun 1833, Alexander Kapp menggunakan istilah
Pendidikan Orang Dewasa untuk menjelaskan teori pendidikan yang
dikembangkan dan dilahirkan ahli-ahli filsafat seperti Plato.
Kemudian Gernan Enchevort membuat studi tentang asal mula
penggunaan istilah andragogi.2. Pada abad 19 tepatnya tahun 1919,
Adam Smith memberikan sebuah argumentasi tentang pendidikan untuk
orang dewasa pendidikan juga tidak hanya untuk anak-anak, tetapi
pendidikan juga untuk orang dewasa.3. Tahun 1921, Eugar Rosenstock
menyatakan bahwa pendidikan orang dewasa menggunakan guru khusus,
metode khusus dan filsafat khusus. Edward Lindeman menerbitkan buku
Meaning Of Adult Education yang pada intinya berisi tentang: 1)
Pendekatan Pendidikan orang dewasa dimulai dari situasi, 2) Sumber
utama pendidikan orang dewasa adalah pengalaman si belajar ia juga
menyatakan ada empat asumsi pendidikan orangdewasa, yaitu: a. Orang
dewasa termotivasi belajar oleh kebutuhan pengakuan.b. Orientasi
orang dewasa belajar adalah berpusat pada kehidupan.c. Pengalaman
adalah sumber belajar.d. Pendidikan orang dewasa memperhatikan
perbedaan bentuk, waktu, tempat dan lingkungan.4. Education, bahwa
pendapatan dan kehidupan adalah dua hal yang tidak terpisahkan
dalam kehidupan. Ia mengistilahkan pendidikan orang dewasa (POD)
dengan Continuing School dan berbasis pada pendapatan dan
kehidupan.5. Tahun 1930, Arceak AB mengenalkan istilah pendidikan
sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup dalam rangka
pendidikan untuk manusia. Pada tahun itu Robert D. Leigh
menyimpulkan dari hasil studinya dalam journal Adult Education
bahwa belajar orang dewasa sangat berkaitan erat dengan pengalaman
sehari-hari, sehingga pengetahuan baru harus berdasar pengalaman
hidup sehari-hari.6. Pada tahun 1931, Lyman Buson menyusun buku
Adult Education yang membahas secara terperinci tentang tujuan
pendidikan orang dewasa sebagai sebuah bentuk sosial untuk mencapai
kesamaan tujuan program pada semua institusi pendidikan orang
dewasa.7. Tahun 1938, Alan Rogers menulis dalam journal Adult
Education bahwa salah satu tipe pendidikan orang dewasa adalah
berdasarkan penggunaan metode baru sebagai prosedur atau langkah
pada pembelajarannya.8. Sekitar tahun 1939, Rat Herton menulis
dalam journal Adult Education bahwa pada High School, dalam belajar
orang dewasa mempunyai beberapa pengetahuan atau kecakapan sehingga
proses belajar harus seperti yang dimulai atau dilakukan orang yang
belajar tersebut. Pemikiran tersebut sejalan dengan pendapat Ben H.
Cherrington yang ditulis dalam journal Adult Education, bahwa pada
pendidikan orang dewasa yang demokratis, orang belajar menggunakan
metode belajar aktif mandiri dan bebas memilih belajar dan hasil
belajar. Anggapan tersebut dipertegas lagi oleh Wandell Thoman
dalam journal Adult Education, bahwa pendidikan orang dewasa
berbeda dengan sekolah di dalam keindividualan dan tanggung jawab
sosial. 9. Dimulai pada tahun 1950, Malcolm Knowles menyusun
Informal Adult Education yang menyatakan bahwa inti Pendidikan
orang dewasa berbeda dengan Pendidikan tradisional. Rogers
menyatakan bahwa pendidikan juga dihubungkan dengan perubahan
tingkah laku, dimana hal ini sesuai dengan pembelajaran orang
dewasa.10. Tahun 1954, Kurt Lewin menyatakan bahwa belajar terjadi
sebagai akibat perubahan dalam struktur kognitif yang dihasilkan
oleh perubahan struktur kognitif itu sendiri atau perubahan
kebutuhan juga adanya motivasi internal serta belajar yang efektif
dilakukan melalui kelompok.11. Tahun 1961, April O. Houle
menyatakan bahwa orang-orang dewasa tertarik pada continuing
education dan alasan orang-orang dewasa belajar adalah: 1)the goal
oriented learners, 2) the activity oriented learners, 3) the
learning oriented learners.12. Tahun 1961, Maslow menyatakan dalam
pendidikan orang dewasa, peserta belajar harus mencapai aktualisasi
diri. Carl Rogers menyatakan dalam pendidikan orang dewasa, peserta
belajar harus dapat menunjukan fungsinya.
2.3 Peranan Motivasi dalam Belajar dan PembelajaranPentingnya
peranan motivasi dalam proses pembelajaran perlu dipahami oleh
pendidik agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan atau bantuan
kepada mahamahasiswa. Motivasi dirumuskan sebagai dorongan, baik
diakibatkan faktor dari dalam maupun luar mahamahasiswa, untuk
mencapai tujuan tertentu guna memenuhi / memuaskan suatu kebutuhan.
Dalam konteks pembelajaran maka kebutuhan tersebut berhubungan
dengan kebutuhan untuk pelajaran. Peran motivasi dalam proses
pembelajaran, motivasi belajar mahamahasiswa dapat dianalogikan
sebagai bahan bakar untuk menggerakkan mesin motivasi belajar yang
memadai akan mendorong mahamahasiswa berperilaku aktif untuk
berprestasi dalam kelas, tetapi motivasi yang terlalu kuat justru
dapat berpengaruh negatif terhadap kefektifan usaha belajar
mahamahasiswa. Fungsi motivasi dalam pembelajaran diantaranya:1)
Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa motivasi
tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar. 2) Motivasi
berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. 3) Motivasi berfungsi sebagai
penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar
kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu
pekerjaan. Pada garis besarnya motivasi mengandung nilai-nilai
dalam pembelajaran sebagai berikut: 1) Motivasi menentukan tingkat
berhasil atau gagalnya kegiatan belajar mahamahasiswa.2)
Pembelajaran yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang ada pada
diri mahamahasiswa. 3) Pembelajaran yang bermotivasi menuntut
kreatifitas dan imajinitas guru untuk berupaya secara
sungguh-sungguh mencari cara-cara yang relevan dan serasi guna
membangkitkan dan memeliharan motivasi belajar mahamahasiswa. 4)
Berhasil atau gagalnya dalam membangkitkan dan mendayagunakn
motivasi dalam proses pembelajaran berkaitan dengan upaya pembinaan
disiplin kelas.5) Penggunaan asas motivasi merupakan sesuatu yang
esensial dalam proses belajar dan pembelajaran. (Drs. Moh. Uzer
Usman : 2000)
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Konsep Belajar dan MotivasiPrestasi
belajar merupakan ukuran keberhasilan yang diperoleh
mahamahamahasiswa selama proses belajarnya. Keberhasilan itu
ditentukan oleh berbagai faktor yang saling berkaitan. Menurut
Dimyati itu ditentukan oleh berbagai faktor yang saling
berkaitan.Menurut Dimyati Mahmud (1989), mengatakan bahwa
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahamahamahasiswa
mencakup: faktor internal dan faktor eksternal. sebagai berikut:a.
Faktor Internal Faktor internal adalah faktor yang berasal dari
dalam diri mahamahamahasiswa itu sendiri, yang terdiri dari N. Ach
(Need For Achievement) yaitu kebutuhan atau dorongan atau motif
untukberprestasi.b. Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor
yang berasal dari luar si pelajar. Hal ini dapat berupa sarana
prasarana, situasi lingkungan baik itu lingkungan keluarga, sekolah
maupun lingkungan masyarakat.Menurut pendapat Rooijakkersyang
diterjemahkan oleh Soenoro (1982 : 30), mengatakan bahwa Faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor yang berasaldari
si pelajar, faktor yang berasal dari si pengajar.Kedua faktor
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :c. Faktor yang berasal
dari si pelajar ( mahasiswa) Faktor ini meliputi motivasi,
perhatian pada mata pelajaran yang berlangsung, tingkat penerimaan
dan pengingatan bahan, kemampuan menerapkan apa yang dipelajari,
kemampuan mereproduksi dan kemampuan menggeneralisasi.d. Faktor
yang berasal dari si pengajar (dosen / guru)Faktor ini meliputi
kemampuan membangun hubungan dengan si pelajar, kemampuan
menggerakkan minat pelajaran, kemampuan memberikan penjelasan,
kemampuan menyebutkan pokok-pokok masalah yang diajarkan, kemampuan
mengarahkan perhatian pada pelajaran yang sedang berlangsung,
kemampuan memberikan tanggapan terhadap reaksi.Dari pendapat
Rooijakkers tentang faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
mahamahamahasiswa dapat diberikan kesimpulan bahwa prestasi
mahamahasiswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal
dari diri pelajar dan faktor yang berasal dari si pengajar
(guru).
BAB IIIPENUTUP
1.1 KesimpulanDalam belajar orang dewasa memiliki suatu
karakteristik, prinsip dan kondisinya dalam belajar. Orang dewasa
biasanya banyak belajar dari pengalamannya sendiri dan memiliki
suatu kesadaran akan kebutuhannya dalam belajar. Asumsinya pun
setiap individu yang dewasa semakin matang sesuai dengan perjalanan
waktu, olehkarena itu kesiapan belajar bukan ditentukan oleh
kebutuhan atau paksaan akademik ataupun biologisnya, tetapi lebih
banyak ditentukan oleh tuntutan perkembangan dan perubahan tugas
dan peranan sosialnya. Selain itu orang dewasa juga mempunyai
kecenderungan memiliki orientasi belajar yang berpusat pada
pemecahan permasalahan yang dihadapi (Problem Centered
Orientation).Belajar merupakan suatu proses memperoleh informasi
ataupun pengetahuan yang didapatkan dari berbagai cara baik cara
yang disengaja ataupun yang tidak disengaja, dari konsep teori yang
telah dijabarkan ada beberapa konsep teori belajar diantaraya :
pendidikan tidak hanya untuk anak tapi berlaku juga untuk dewasa
dalam hal ini pendidikan berlaku untuk semua usia. Motivasi adalah
dorongan dari dalam atau dari luar yang dapat mempengaruhi kualitas
belajar seseorang, dengan motivasi seseorang dapat melakukan suatu
hal jauh lebih baik. Motivasi belajar adalah dorongan seseorang
untuk belajar mengenai suatu hal yang belum diketahui ataupun hal
yang sudah diketahui untuk dikembangkan. Motivasi adalah sumber
untuk mempertahankan minat terhadap kegiatan dan menjadikan
kegiatan sangat menyenangkan (excitement). Motivasi belajar adalah
usaha sesorang untuk menyediakan segala daya untuk belajar yang mau
atau ingin melakukan proses pembelajaran tanpa adanya motivasi
seseorang kualitas belajar kurang maksimal.
1.2 SaranSebagai seorang yang dewasa sebaiknya memiliki suatu
kesadaran dalam belajar. Jadikan belajar itu merupakan suatu
kebutuhan, motivasi diri dan tanggung jawab. Karena dengan belajar,
orang dewasa dapat mengembangkan dirinya dan dapat ikut berperan
serta didalam lingkungan masyarakatnya
DAFTAR PUSTAKA
Nikmah, Lailatun. (2013). Teori Belajar Andragogi. [Online].
Tersedia:
http://laylanikc.blogspot.com/2013/11/teori-belajar-andragogi.html.
Diakses 10 maret 2016 Rosyid, Mohammad. (2014). Makalah Andragogi.
[Online]. Tersedia:
http://pgsdberbagi.blogspot.com/2014/01/makalah-andragogi-atau-pendidikan-orang.html.
Diakses 10 maret 2016 Vera. (2013). Teori Belajar Orang Dewasa.
[Online]. Tersedia:
http://rara-rememberme.blogspot.com/2013/04/aplikasi-teori-belajar-orang-dewasa.html.
Diakses 10 Maret 2016 Anastasi, Anne. 1989 .Bidang bidang psikologi
Terapan (Terjemahan Ariyatmi Siswo Hardjono Dkk). Jakarta: Rajawali
Pers.Dimyati,Mudjiono. 2006. Belajar Dan PembelajaranKoeswara, E..
1989. Motivasi. Bandung: AngkasaGunarsa, Singgih. 1990. Dasar dan
Teori Perkembangan Anak. Jakarta: BPK Gunung Mulia