-
ABSTRAKSI
Secara administrasif daerah tempat penelitian terletak di Dusun
Degan
Desa Banjararum Kecamatan Nanggulan Kabupaten Kulonprogo
Propinsi
Yogyakarta. Dengan letak daerah yang mempunyai astronomis 07
4357.5 LS dan
110 1154.4. Metode penelitian yang dilakukan sebatas
pendiskripsian secara
megaskopis dengan menerapkan konsep The Present is The Key To
The Past.
Satuan litologi daerah penelitian dibagi menjadi 3 formasi,
susunan stratigrafi dari
yang tertua ke termuda adalah sebagai berikut : Formasi
Nanggulan (Teon) berupa
endapan permukaan. Kemudian Formasi yang berumur Eosen sampai
Tengah
Oligosen itu terdiri atas batupasir dengan sisipan lignit, napal
pasiran, batulempung
dengan kongkresi limonit, sisipan napal dan batugamping,
batupasir dan tuf. Di
tempat lain, ditemukan batuan terobosan yaitu Andesit (a) yang
berumur Miosen.
Andesit ini berkomposisi antara andesit hipersten sampai
andesit-augit-hornblenda
dan trakiandesit. Dasit memiliki hubungan sejajar dengan Formasi
Diorit (dr) dan
diterobos oleh Dasit (da). Dan Formasi Kebobutak (Tomk) yang
berumur Akhir
Oligosen sampai Awal Miosen. Formasi ini terdiri dari breksi
andesit, tuf, tuf lapili,
aglomerat dan sisipan aliran lava andesit. Selain memiliki
hubungan sejajar dengan
Formasi Sambipitu dan Formasi Nglanggran , formasi ini juga
diduga ditindih
secara tidak selaras oleh Formasi Jonggrangan dan Formasi
Sentolo. Endapan
Permukaan yaitu Koluvium (Qc) yang berumur akhir Kuarter yang
terdiri dari
rombakan tak terpilahkan dari Formasi Kebobutak.
Keyword : Kulonprogo, petrologi, degan, formasi nanggulan,
formasi
kebobutak, koluvium.
-
ABSTRACT
By administratively research areas included in the hamlet of
Degan village
Banjararum Nanggulan District of Kulon Progo Regency Yogyakarta
Province.
Astronomically 07 43' 57.5" LS and 110 11' 54.4". The research
method is limited
to pendiskripsian megaskopis by applying the concept of "The
Present is The Key
To The Past". Lithologic unit area of study is divided into
three formations,
stratigraphic composition of oldest to youngest are as follows.
Formation
Nanggulan (Teon) in the form of sediment surface. Formation is
Middle Eocene to
the Oligocene sandstones with inserts consist of lignite, sandy
marl, mudstone with
kongkresi limonite, inserts marl and limestone, sandstone and
tuff. Elsewhere, it
was found that the breakthrough rocks Andesite (a) the Miocene.
Andesite is
berkomposisi among andesitic hipersten until
andesitic-augite-hornblende and
trakiandesit. Dacite have a parallel relationship with Formation
Diorite (dr) and
intruded by dacite (da). Formation Kebobutak (Tomk) aged Late
Oligocene to Early
Miocene. This formation consists of andesite breccia, tuff,
lapilli tuff, agglomerate
and andesitic lava flows inserts. Besides having a parallel
relationship with
Sambipitu Formation and Formation Nglanggran, this formation is
also thought to
be crushed are not aligned by Jonggrangan Formation and
Formation Sentolo.
Surface sediment is Koluvium (Qc) aged late Quaternary
consisting of rombakan
not terpilahkan of Formation Kebobutak.
Keyword: Progo, petrology, degan, Nanggulan formations,
formations
kebobutak, koluvium
-
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan lapangan mandiri ini adalah salah satu tugas dari
kegiatan
Praktikum Petrologi, kegiatan tersebut dilakukan oleh para
Mahasiswa agar dapat
mengenali geologi dilapanga dan dapat mengaplikasikan ilmu yang
sudah
didapatkannya. Dusun Degan, Desa Banjararum dan sekitarnya
Kecamatan
Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi D.I. Yogyakarta
adalah lokasi yang
telah diajukan oleh Asisten Dosen. Daerah tersebut secara
geologi cukup bervariasi
untuk mengawali penggalian skil di lapangan, yang dilihat dari
morfologi daerah
dataran landai dan daerah terjal yang dapat diinterpretasikan
bahwa litologi
tersebut terdapat perbedaan. Perbedaan litologi inilah yang akan
dipelajari,
dipahami dan dicermati oleh para mahasiswa.
1.2 Maksud Dan Tujuan
Dalam kegiatan ini bermaksud mempelajari data sekunder,
mengambil
data, mengolah data seperti dektop study, mencari singkapan
batuan, dan mengukur
kedudukan lapisan batuan, mengambil sampel batuan, memotret
serta membuta
sketsa.
Tujuan dalam kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui macam
batuan
yang tersingkap di lapangan, penyebaran batuan, hubungan batuan
dan kedudukan
batuan.
1.1 Permasalahan
Dusun Degan dan sekitarnya secara Geologi Regional Kulon Progo
terbagi
atas empat formasi. Formasi yang tertua adalah Formasi Nanggulan
berupa batuan
sedimen, Formasi OAF berupa produk batuan gunungapi, Formasi
Jonggrangan
berupa batuan sedimen karbonat, dan Alluvial berupa endapan
lepas. Sehingga
mahasiswa harus mampu membedakan batuan dengan mendeskripsi
batuan,
mengetahui hubungan batuan dan kedudukan batuan tersebut.
-
1.2 Metode Pemetaan
Metode pemetaan geologi yang digunakan pada daerah ini adalah
sebagai
berikut :
Desktop Studi dengan mempelajari data-data sekunder, seperti:
analisa citra
landsat, peta topografi, pola aliran, dan mempelajari peta
geologi regional.
Pemetaan Regional : dilakukan secara acak, dimana daerah
ditemukan
singkapan batuan, perbedaan batuan dan struktur geologi. Metode
ini dapat
dilakukan dengan traves jalan dan traves sungai. Traves sungai
dilakukan
untuk mengetahui penyebaran dan hubungan batuan secara
vertical.
Sedangkan traves jalan dilakukan jika tidak bisa dilalui oleh
pemeta.
Metode ini dilakukan untuk mengetahui penyebaran dan hubungan
batuan
secara horizontal.
Plotting lokasi yaitu pengambilan titik pengamatan untuk
menemukan
singkapan yang akan dijadikan titik pengamatan. Metode
tersebut
menggunakan peralatan berupa GPS (Global Positioting
System).
Pengukuran kedudukan lapisan batuan, dilakukan apabila
terdapat
kemiringan lapisan batuan dan struktur geologi. Fenomena
tersebut ada
diukur dengan menggunakan kompas geologi.
Deskripsi singkapan batuan.
Pengambilan gambar singkapan batuan dilakukan dengan tiga cara
yaitu
secara dekat (close up), medium, dan gambar penuh (full).
Sketsa singkapan merupakan pengambilan data untuk pendukung
data
pemotretan dan data lapangan yang dilakukan dengan dua cara
yaitu : sketsa
pandangan burung dan pandangan katak.
Pengambilan sample batuan dengan ukuran segenggam tangan
(hand
spacemen) atau 8x10x3 cm menggunakan palu geologi.
Penamaan sample.
-
1.3 Lokasi Daerah dan Pencapaian Daerah
Secara administratif lokasi daerah penelitian termasuk ke dalam
Dusun
Degan, Desa Banjararum dan sekitarnya, Kec. Nanggulan Kab. Kulon
Progo, Prov.
D. I. Yogyakarta. Secara Peta Geologi Regional daerah penelitian
termasuk
kedalam Lembar Yogyakarta.
Lokasi pencapaian dapat ditempuh mengggunakan roda empat dan
roda
dua, dengan jarak 25 km dari kampus Sekolah Tinggi Teknologi
Nasional dan
kondisi jalan yang sangat mulus atau rata.
1.4 Materi yang Diteliti
Materi yang diteliti merupakan singkapan batuan dan struktur
batuan.
Singkapan batuan berupa batuan insitu yang dapat menggambarkan
litologi daerah
tersebut, sedangkan struktur geologi dapat menggambarkan arah
penyebaran,
hubungan dan kedudukan batuan.
-
HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN
2. 1 Hasil Penelitian
Pada lokasi pengamatan 15 C2C 001 S744'05.8" dan
E11012'11.6"
ditemukan dua singkapan batuan sedimen yaitu batupasir dan
konglomerat
(endapan kolovium), dengan kedudukan lapisan batuan N350E/'15.
Batupasir,
Mudah diremas, cokelat keabuan, pasir halus, porositas baik,
semen silika.
Konlomerat, Kompak, cokelat keabuan , basal, andesit, gravel
sampai dengan
bongkah, membulat tanggung sampai dengan membulat, matrik pasir,
kemas
terbuka, sorting jelek, porositas baik, semen silika. Batuan ini
tersingkap di sungai,
di bawah pohon bambu, perkebunan warga, morfologi sekitar sungai
landai.
Gambar Foto zoom out, medium, close up
-
Selanjutnya menuju retlatif ke arah Utara dengan nama titik
lokasi 15 C2C
002 S744'07.1" dan E11012'06.1" dengan kedudukan lapisan batuan
N260 E/14.
Ditemukan singkapan batupasir dengan ciri-ciri mudah diremas,
abu-abu gelap,
pasir halus s/d halus, porositas buruk, karbonat, fosil molusca
dan terdapat konkresi
limonit. Batuan ini tersingkap di percabangan sungai dengan
vegetasi bambu dan
jati, dekat dengan persawahan warga, morfologi sekiar sungai
landai.
Gambar Foto zoom out, medium, close
-
Kemudian pada titik 15 C2C 003 S744'09.6" dan E11012'01.9
mengarah
ke Utara dari titik pengamatan sebelumnya ditemukan singkapan
batuan sedimen
berupa batupasir yang bersisipan batubara muda, dengan kedudukan
lapisan batuan
N328 E/'14. Batupasir dengan ciri- ciri mudah diremas, abu abu
kecoklatan, pasir
halus sampai dengan sangat halus, porositas sedang, semen
silika, bersisipan
lempung. Sedangkan Batubara muda dengan ciri- ciri, mudah patah,
hitam, kilat
kusam, hanya sebagai sisipan. Singkapan tersebut tersingkap di
sungai Kalisonggo,
vegetasi pohon bambu dan jati, morfologi sekitar landai.
Gambar Foto zoom out, medium, close up
-
Pada lokasi pengamatan 15 C2C 004 S744'15.5" dan
E11011'53.5"
ditemukan 2 unit singkapan batuan sedimen dan batuan beku.
Batuan sedimen
berupa batupasir dengan ciri- ciri mudah diremas, abu abu
kecoklatan, ukuran butir
pasir halus, porositas baik, semen silika, yang mempunyai
kedudukan lapisan
N337 E/'14. Dan batuan beku berupa basal, kompak, abu abu gelap,
tekstur
afanitik, struktur terkekarkan dan sebagian mengulit bawang.
Batuan ini tersingkap
di sungai Kalisonggo dengan vegetasi pohon bambu di perkebunan
warga dengan
morfologi sekitar sungai cukup landai.
Gambar Foto zoom out, medium, close up
-
Pada lokasi pengamatan 15 C2C 005 S744'13.6" dan
E11011'39.9"
ditemukan singkapan batuan piroklastik berupa breksi vulkanik
dengan ciri- ciri
kompak, abu abu gelap, fragmen andesit s/d basal, ukuran fragmen
gravel s/d
bongkah, bentuk butir menyudut tanggung, matrik pasir berupa
tuf, kemas terbuka,
sorting jelek, porositas baik, semen silika. Batuan ini
tersingkap di perkebunan
tebuh warga dengan morfologi di tekuk lereng.
Gambar Foto zoom out, medium, close up
-
Pada lokasi pengamatan 15 C2C 006 S744'11.0" dan
E11011'41.7"
ditemukan singkapan batuan beku berupa basal dengan ciri- ciri
kompak, abu abu
gelap, tekstur afanitik, struktur masif. Batuan ini tersingkap
di sungai Kalisonggo
dengan vegetasi semak belukar, perkebunan tebuh warga, morfologi
sekitar relatif
landai.
Gambar Foto zoom out, medium, close up
-
Pada lokasi pengamatan 15 C2C 007 S743'57.5" dan
E11011'54.4"
ditemukan singkapan batuan sedimen berupa batupasir kuarsa
dengan ciri- ciri
mudah diremas, cokelat kekuningan, komposisi mineral kuarsa,
ukuran butir pasir
sedang sampai dengan kasar, bentuk butir membulat tanggung,
porositas baik,
semen silika. Batuan ini tersingkap di dekat sungai, persawahan
warga,
pemukiman, morfologi relatif landai.
Gambar Foto zoom out, medium, close up
-
PEMBAHASAN DAN DISKUSI
Secara umum batuan yang ditemukan antara lain : kolovial,
batupasir sisipan
fosil moluska dan kongkresi limonit, batupasir sisipan serpih,
batupasir sisipan
batubara, batupasir kuarsa, basal dan breksi gunungapi. Semua
batuan tersebut
dikelompokan menjadi endapan sedimen, batuan sedimen dan batuan
gunungapi.
Endapan sedimen yang ditemukan berupa kolovial, sedangkan
kelompok
batuan sedimen yang ditemukan berupa batupasir sisipan fosil
moluska, kongkresi
limonit, batupasir sisipan serpih, batupasir sisipan batubara,
dan batupasir kuarsa.
Serta batuan gunungapi yang diperoleh berupa breksi gunungapi
dan basal.
Secara geokronologi batupasir kuarsa diendapkan terlebih dahulu
kemudian
disusul oleh batupasir. Sedimentasi masih dilanjutkan oleh
batupasir besisipan
batubara muda, setelah itu ditutupi oleh pengendapan baru berupa
batupasir yang
bersisipan serpih dengan dijumpai fosil dan kongkresi limonit,
kemudian terdapat
sedimentasi lagi berupa batupasir bersisipan serpih. Batuan
tersebut diendapakan
secara menerus pada lingkungan lagoon (delta).
Setelah itu diteruskan oleh proses erosional tanpa adanya
sedimentasi lagi,
barulah terbentuk lava bsal dan breksi gunungapi yang
berhubungan saling menjari.
Kemudian tidak adanya proses pengendapan lagi sehingga hanya ada
proses
erosional, barulah terbentuk endapan kolovial yang menutupi
secara tidak selaras
oleh lava basalt dan breksi gunungapi.
Gambar Profil Lintasan Geologi
-
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan kajian hasil analisis penelitian dan dipadukan
dengan data
sekunder, Formasi Nanggulan terbentuk pada Awal Eosen sampai
dengan Tengah
Oligosen yang diendapkan pada lingkungan lagoon (delta).
Kemudian OAF menutupi secara tidak selaras yang berumur pada
Akhir
Oligosen sampai dengan Miosen. Setelah itu ditutupi oleh endapan
Kuarter dengan
secara tidak selaras.
Sehingga daerah tersebut mengalami pengaruh tektonik sebanyak 2
kali.
Tetktonik pertama dicirikan oleh adanya ketidak selarasan antara
Formasi
Nanggulan dengan OAF dan adanya aktifitas tektonik yang
mengakibatkan
keluarnya lava basalt. Tetktonik kedua dicirikan oleh ketidak
selarasan antara OAF
dengan endapan Kuarter.
Saran
Saran untuk para Ahli Geologi agar dapat memetakan kembali
secara rinci
dan akurat, agar penarikan batas geologi tidak melenceng jauh.
Dan mengkaji ulang
berdasarkan atas hukum- hukum yang ada.