PBL Langkah 3 Skenario 3 Semester 2 Blok
PBL Langkah 3 Skenario 3 Semester 2 Blok Infeksi Penyakit
Tropik
LI.1. Memahami dan Menjelaskan PlasmodiumLO.1.1. Definisi
Plasmodium merupakan parasit dalam bentuk sporozoa yang dapat
menyebabkan berbagai macam penyakit malaria yang dibedakan
berdasarkan jenis plasmodium yang menginfeksinya. (Parasitologi
Kedokteran. Edisi Keempat. Inge Sutanto, et all. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 2008).LO.1.2. Morfologia.
Plasmodium vivaxSediaan darah tipis, pembesaran 10x100.1. Stadium
trofozoit muda. Bentuk cincin (besarnya 1/3 eritrosit). Eritrosit
Membesar. Titik Schuffner mulai tampak.
2. Stadium trofozoit tua. Bentuk ameboid (masih terdapat
vakuol). Eritrosit membesar. Titik Schuffner jelas.
3. Stadium skizon muda. Inti membelah (4-8). Eritrosit membesar.
Titik Schuffner jelas.
4. Stadium skizon matang. Jumlah inti (12-24). Pigmen kuning
tengguli berkumpul. Eritrosit membesar. Titik Shuffner masih tampak
di bagian pinggir eritrosit.
5. Stadium makrogametosit (F) Inti kecil padat, merah. Pigmen di
sekitar anda. Protoplasma biru. Eritrosit membesar. Titik Schuffner
masih tampak di pinggir.
6. Stadium mikrogametosit (M). Inti besar, tidak padat, pucat.
Pigmen tersebar. Protoplasma biru kemerahan pucat. Eritrosit
membesar. Titik Schuffner masih tampak di pinggir.
Sediaan darah tebal, pembesaran 10x100. Gambaran tidak uniform.
Tampak berbagai stadium Trofozoit. Skizon, jumlah inti 12-24.
Gametosit, bulat, inti satu, pigmen tersebar. Zone merah disekitar
parasit (sisa titik-titik Schuffner).
b. Plasmodium falciparumSediaan darah tipis, perbesaran
10x100.1) Stadium trofozoit muda (bentuk accole) Eritrosit tidak
membesar. Parasit di tepi eritrosit, seperti melekat pada
eritrosit.
2) Stadium trofozoit muda (bentuk cincin). Eritrosit tidak
membesar. Titik Maurer. Cincin agak besar. Sitoplasma lebih tebal.
Mengisi 1/3 dari eritrositnya.
3) Stadium trofozoit muda (infeksi multiple). Eritrosit tidak
membesar. Parasit : halus, bentuk cincin. Tampak lebih dari satu
parasit dalam sebuah eritrosit. Double dot chromatin (marginal :
dua butir kromatin bentuk pinggir pada bentuk cincin).
4) Stadium skizon muda. Eritrosit tidak membesar. Parasit,
jumlah inti 2-6. Pigmen sudah menggumpal, warnanya hitam. Sudah
tidak ada cincin, hanya intinya saja.
5) Stadium skizon matang. Eritrosit tidak membesar. Parasit :
Biasanya tidak mengisi seluruh eritrosit (2/3 eritrosit). Jumlah
inti 8-24 buah. Pigmen menggumpal, warna hitam.
6) Stadium makrogametosit (F). Eritrosit tidak membesar. Parasit
: Bentuk pisang, agak lonjong. Plasma biru. Inti padat, kecil.
Pigmen disekitar inti. Intinya warna merah, tampak sebagai satu
titik biru keunguan pigmen yang menyebar di sitoplasmanya.
7) Stadium mikrogametosit (M). Eritrosit tidak membesar. Parasit
: Bentuk sosis. Plasma pucat, merah muda. Inti tidak padat. Pigmen
tersebar.
8) Infeksi campuran (mix infection) P.vivax dengan P.falciparum.
P.vivax stadium trofozoit. P.falciparum stadium gametosit.
Sediaan darah tebal, perbesaran 10x100.1) Stadium trofozoit
muda. Gambaran uniform (karena lebih banyak trofozoit dibanding
skizon). Bentuk cincin terbuka, koma, tanda seru, sayap burung
terbang.
2) Infeksi campuran (mix infection) P.vivax dengan P.falciparum.
P.vivax stadium trofozoit dengan zone merah di sekitar parasit.
P.falciparum stadium gametosit.
Sediaan tekan jaringan otak pulasan HE. Terdapat di dalam
kapiler otak, pigmen malaria berwarna tengguli.
c. Plasmodium ovale1) Stadium trofozoit muda.a) Berukuran 2
mikron (1/3 eritrosit).b) Memiliki titik schuffner (titik James).c)
Berbentuk bulat, kompak, granula pigmen kasar (tidak sekasar
P.malriae).d) Eritrosit agak membesar, lonjong (oval), pinggir
eritrosit bergerigi di salah satu ujungnya.
2) Stadium skizon matang.a) Berbentuk bulat.b) Mempunyai inti
kecil.c) 8-10 merozoit di tepi mengelilingi granula pigmen yang
berkelompok ditengah.
3) Stadium makrogametosit (F)a) Bentuknya bulat.b) Ada inti
kecil, kompak dan sitoplasma berwarna biru.
4) Stadium mikrogametosit (M)a) Mempunyai inti difus.b)
Sitoplasma berwarna pucat kemerah-merahan.c) Berbentuk bulat.
d. Plasmodium malariae1) Stadium trofozoit muda.a. Tidak terlalu
berbeda dengan Plasmodium vivax, meskipun sitoplasmanya lebih tebal
dan lebih gelap pada pulasan Giemsanya.b. Eritrosit tidak
membesar.c. Nampak titik-titik (titik Ziemann pada eritosit).
2) Stadium trofozoit tua.a. Bila membulat, besarnya bisa
setengah dari eritrosit.b. Adanya bentuk melintang (pta) di
sepanjang sel darah merah, cirikhas Plasmodium malariae.c. Jumlah
butir pigmen yang besar, kasar dan gelap.
3) Stadium skizon muda.a. Membagi intinya.
4) Stadium skizon matang.a. Terdapat rata-rata 8 buah
merozoit.b. Susunan merozoitnya teratur menyerupai bunga daisy atau
rosette.c. Hampir mengisi seluruh sel eritrosit.
5) Makrogametosit (F)a. Mempunyai sitoplasma berwarna biru tua,
berinti kecil dan padat.
6) Mikrogametosit (M)a. Sitoplasmanya berwarna biru pucat,
berinti difus dan lebih besar.b. Pigmen tersebar pada
sitoplasma.
LO.1.3. Klasifikasia) Plasmodium vivaxPlasmodium vivax merupakan
penyebab penyakit malaria vivax atau malaria tersiana. Distribusi
geografiknya terdapat di daerah:i. Tropik: Asia Timur (Cina, daerah
Mekong), Asia Selatan (Srilangka dan India), Indonesia, Filipina,
serta wilayah Pasifik (Papua Nugini, kepulauan Solomon dan
Vanuatu).ii. Subtropik: Korea Selatan, Cina, Mediterania Timur,
Turki, Eropa (hanya beberapa daerah di musim panas), Amerika
Selatan dan Utara.Hospes dari Plasmodium vivax terbagi menjadi dua
macam, dan cara berkembangbiak parasitnya pun berbeda di keduanya,
yaitu: Hospes definitive (Nyamuk Anopheles betina, parasit
berkembangbiak secara seksual). Hospes perantara (Manusia, parasit
berkembangbiak secara aseksual).
b) Plasmodium falciparumPlasmodium falciparum merupakan penyebab
penyakit malaria falsiparum atau malaria tropika atau juga malaria
tersiana maligna. Distribusi geografiknya terdapat di
daerah:Tropik: Afrika, Asia Tenggara, Indonesia (tersebar di
seluruh kepulauan).
Hospes dari Plasmodium vivax terbagi menjadi dua macam, dan cara
berkembangbiak parasitnya pun berbeda di keduanya, yaitu : Hospes
definitive (Nyamuk Anopheles betina, parasit berkembangbiak secara
seksual). Hospes perantara (Manusia, parasit berkembangbiak secara
aseksual).
c) Plasmodium ovalePlasmodium ovale merupakan penyebab penyakit
malaria ovale. Ditribusi grafiknya terdapat di daerah:Tropik: Afrik
Barat, Pasifik Barat, Indonesia (Pulai Owi sebelah Selatan Biak di
Irian Jayadan di Pulau Timor)
Hospes dari Plasmodium ovale terbagi menjadi dua macam, dan cara
berkembangbiak parasitnya pun berbeda di keduanya, yaitu: Hospes
definitive (nyamuk Anopheles betina, parasit berkembangbiak secara
seksual). Hospes perantara (manusia, parasit berkembangbiak secara
aseksual).
d) Plasmodium malariaePlasmodium malariae merupakan penyebab
penyakit malaria malariae atau malaria kuartana, karena serangan
demam berulang pada tiap hari keempat. Ditribusi grafiknya terdapat
di daerah:Tropik: Afrika (Barat dan Utara), Indonesia (Papua Barat,
Nusa Tenggara Timur (Timor Leste), Sumatra Selatan), tetapi
frekuensinya cenderung rendah.
Hospes dari Plasmodium malariae terbagi menjadi tiga macam, dan
cara berkembangbiak parasitnya pun berbeda di ketiganya, yaitu:
Hospes definitive (nyamuk Anopheles betina, parasit berkembangbiak
secara seksual). Hospes perantara (manusia, parasit berkembangbiak
secara aseksual). Hospes reservoir yang potensial (simpanse, hanya
ada proses daur stadium praeritrosit Plasmodium malariae).
LO.1.4. Siklus Hidup
a) Hospes Definitif Plasmodium vivax, terjadi secara seksual
(sporogoni), berlangsung selama 16 hari pada suhu 15-20 dan 8-9
hari pada suhu 27. Plasmodium malariae, terjadi secara seksual
(sporogoni), berlangsung selama 26-28 hari. Plasmodium falciparum,
terjadi secara seksual (sporogoni), berlangsung selama 22 hari pada
suhu 20; 15-17 hari pada suhu 25 dan 10-11 hari pada suhu 25-28.
Plasmodium ovale, terjadi secara seksual (sporogoni), berlangsung
selama 12-14 hari pada suhu 27.Siklus hidup hospes definitif dari
Plasmodium rata-rata sama, hanya berbeda pada waktu dan suhu yang
akan mempro dalam berkembangbiak, yaitu:1) Berkembangnya mikro
& makrogametosit2) Difertilisasi menjadi ookinet.3) Kemudian
menjadi ookista (berkembangnya seperti pelindung ookinet).4)
Akhirnya menjadi sporozoit, dan berpindah ke proboscis pada nyamuk
Anopheles betina.
b) Hospes PerantaraSiklus hidup dari hospes perantara pada semua
jenis plasmodium rata-rata sama yang membedakan hanya pada waktu
dan suhu tertentu, terkecuali untuk Plasmodium malariae dan
Plasmodium falciparum yang berbeda. Plasmodium malariae memiliki
hospes reservoir sebagai tempat daur praeritrosit dan hasil daur
tersebut yang akan dihisap oleh nyamuk Anopheles betina dan akan
menggigit manusia kembali. Sedangkan pada Plasmodium falciparum
perkembangan aseksual pada sel parenkim hati hanya menyangkut fase
praeritrosit saja; tidak ada fase eksoeritrosit seperti pada
Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale, sehingga tidak mempunyai
hipnozoit dalam sel hati.
Dengan siklus hidup sebagai berikut :1) Nyamuk Anopheles betina
membawa sporozoit pada probosisnya dan mengigit manusia.2)
Sporozoit masuk ke dalam sel parenkim hati.3) Terjadi proses
praeritrosit dan eksoeritrosit primer.4) Sporozoit menjadi skizon
yang mengandung butiran-butiran merozoit, dan sebagian menjadi
hipnozoit di hati yang akan tersimpan bertahun-tahun.5) Skizon
pecah dan merozoit masuk ke peredaran darah di dalam tubuh.6)
Mereozoit merusak sel eritrosit (eritrosit membengkak)7) Trofozoit
muda (menjadi trofozoit matang dan kembali menjadi skizon dan
skizon kembali memutar pada point 5), dan (membentuk gametosit yang
akan dihisap kembali oleh nyamuk Anopheles betina).
LI.2. Memahami dan Menjelaskan MalariaLO.2.1. DefinisiMalaria
adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit plasmodium
didalam eritrosit dan biasanya disertai dengan gejala demam. Dapat
berlangsung akut ataupun kronik. Infeksi malaria dapat berlangsung
tanpa komplikasi ataupun mengalami komplikasi sistemik yang dikenal
sebagai malaria berat.
LO.2.2. Etiologi Penyebab infeksi malaria adalah plasmodium,
yang selain menginfeksi manusia juga menginfeksi binatang seperti
golongan burung, reptil, dan mamalia. Plasmodium ini pada manusia
menginfeksi eritrosit dan mengalami pembiakan aseksual di jaringan
hati dan di eritrosit. Pembiakan seksual terjadi pada tubuh nyamuk
anopheles betina. Secara keseluruhan ada lebih dari 100 plasmodium
yang menginfeksi binatang (82 pada jenis burung dan reptile dan 22
pada binatang primata).Sementara itu terdapat empat plasmodium yang
dapat menginfeksi manusia, yang sqering dijumpai ialah plasmodium
falciparum yang menyebabkan malaria tertiana tropika.
LO.2.3. EpidemiologiInfeksi malaria tersbar pada lebih dari 100
negara di benua Afrika, Asia, Amerika (bagian selatan) dan daerah
oceania dan kepulauan Caribia. Lebih dari 1,6 triliun manusia
terpapar oleh malaria dengan dugaan morbiditas 200-300 juta dan
mortalitas lebih dari 1 juta per tahun. P.falciparum dan P.malariae
umumnya dijumpai pada semua negara dengan malaria; di Afrika, Haiti
dan Papua Nugini umumnya P.falciparum; P.vivax banyak di Amerika
Latin.
LO.2.4. Patogenesis dan Patofisiologis
LO.2.5. Manifestasi KlinisManifetasi klinis malaria tergantung
pada imunitas penderita, dan tingginya transmisi infeksi malaria.
Berat/ringannya infeksi dipengaruhi oleh jenis plasmodium, daerah
asal infeksi, umur, ada dugaan konstitusi genetic, keadaan
kesehatan nutrisi, kemoprofilaksis dan pengoatan sebelumnya.Gejala
umum malaria diaketahui sebagai Trias Malaria, yakni:1.) Periode
dingin (15-60 menit): mulai menggigil, penderita sering membungkus
diri dengan selimut atau sarung. Badan bergetar, gigi-geligi
salingternatuk, diiukuti dengan meningkatnya temperatur2.) Periode
panas: penderitamuka merah, nadi cepat, dan suhu badan tetaptinggi
beberapa jam3.) Periode berkeringat: penderita berkeringat banyak
dan temperatur turun
PlasmodiumMasa inkubasi(hari)Rata-rata (min-max)Tipe panas
(jam)
Relaps
Rekrudensi
Manifestasi klinik
Falciparum12 (9-14)24,36,48XVGejala gastrointestinal; hemolisis;
icterus hemoglobinuria; syok; algid malaria; gejala serebral; edema
paru; hipoglikemi; gangguan kehamilan; kelainan retina
Vivax13 (12-17) 12 bulan48VXAnemia kronik; splenomegali ruptur
limpa
Ovale17 (16-18)48VXSama dengan vivax
Malariae28 (18-40)72VVRekrudensi sampai 50 tahun;splenomegaly
menetap; rupture limpa jarang rupture; sindroma nefrotik
Sumber: Ilmu Penyakit Dalam, 2014
LO.2.6. DiagnosisDiagnosis malaria ditegakkan berdasarkan gejala
klinis, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan penunjang.
Diagnosis pasti dibuat dengan ditemuannya parasite malaria dalam
pemeriksaan mikroskopis laboratorium.1. Gejala klinisa.
AnamnesisKeluhan utama yang sering kali muncul adalah demam lebih
dari dua hari, menggigil, dan berkeringat (sering disebut dengan
trias malaria). Demam pada keempat jenis malaria berbeda sesuai
dengan proses skizogoninya. Demam karena P. falciparum dapat
terjadi setiap hari, pada P.vivax atau ovale demamnya berselang
satu hari, sedangkan demam pada P.malariae menyerang berselang dua
hari.Sumber penyakit harus ditelusuri, apakah pernah bepergian dan
bermalam di daerah endemik malaria dalam satu bulan terakhir;
apakah pernah tinggal di daerah endemik; apakah pernah menderita
penyakit ini sebelumnya; dan apakah pernah meminum obat malaria.b.
Pemeriksaan fisikPasien mengalami demam 37,5-40 derajat celcius,
serta anemia yang dibuktikan dengan konjungtiva palpebral yang
pucat. Penderita sering disertai dengan adanya pembesaran limpa
(splenomegali) dan pembesaran hati (hepatomegali).
2. Pemeriksaan laboratoriuma. Pemeriksaan mikroskopisPemeriksaan
ini meliputi pemeriksaan darah yang menuju teknis pembuatannya
dibagi menjadi preparat darah tipis dan preparat darah tebal untuk
menentukan ada tidaknya parasite malaria dalam darah. Melalui
pemeriksaan ini dapat dilihat jenis plasmodium dan stadiumnya.b.
Tes diagnosis cepat (RDT, rapid diagnostic test)Metode ini
mendeteksi adanya antigen malaria dalam darah dengan cara
imunokromatografi. Hasilnya cepat diperoleh namun lemah dalam hal
spesifitas dan sensitivitasnya.
3. Pemeriksaan penunjangPemeriksaan ini bertujuan untuk
mengetahui kondisi umum penderita, meliputi pemeriksaan kadar
hemoglobin, hematokrit, jumlah leukosit, eritrosit, dan trombosit.
Bisa juga dilakukan pemeriksaan kimia darah ( gula darah, SGOT,
SGPT, tes fungsi ginjal), serta pemeriksaan foto toraks, EKG, dan
pemeriksaan lainnya sesuai indikasi.
LO.2.7. KomplikasiKomplikasi malaria umumnya disebabkan karena
P.falciparum dan sering disebut pernicious manifestations. Sering
terjadi mendadak tanpa gejala-gejala sebelumnya, dan sering terjadi
pada penderita yang tidak imun seperti pada orang pendatang dan
kehamilan.1.) Malaria serebral2.) Gagal ginjal akut (GGA)3.)
Kelainan hati (Malaria Biliosa)4.) Hipoglikemia5.) Blackwater fever
(Malaria Haemoglobinuria)6.) Malaria algid7.) Kecenderungan
perdarahan8.) Edema paru9.) Gastrointestinal10.) Hyponatremia
LO.2.8. TatalaksanaUntuk membunuh semua parasite malaria pada
berbagai stadium ( di hati maupun di eritrosit), dilakukan
pengobatan secara radikal. Dengan pengobatan ini diharapkan terjadi
kesembuhan serta terputusnya rantai penularan. Mengingat sifatnya
yang iritatif, semua obat antimalarial sebaiknya tidak diberikan
saat perut kosong. Penderita harus makan terlebih dulu sebelum
minum obat antimalaria1. Pengobatan Malaria tanpa Komplikasia.
Pengobatan malaria falciparumLini pertama
artesunat+amodiakuin+primakuinPemberian artesunat dan amodiakuin
bertujuanuntuk membunuh parasite stadium aseksual, sedangkan
primakuin untuk membunuh gametosit yang ada di dalam darahLini
keduakina+doksisilijn atau tetrasiklin+primakuinb. Pengobatan
malaria vivax dan malaria ovaleLini
pertamaklorokuin+primakuinPemeriksaan klorokuin bertujuan untuk
membunuh parasite stadium aseksual dan seksual. Sedangkan pemberian
primakuin bertujuan untuk membunuh hipnozoid di sel hati dan
parasite aseksual di eritrosit2. Pengobatan Malaria Klinis Pada
fasilitas pelayanan kesehatan tanpa sarana diagnostic malaria,
penderita dengan gejala klinis malaria dapat diobati diagnostic
malaria, penderita dengan gejala klinis malaria dapat diobati
sementara dengan regimen klorokuin dan primakuin Bila pengobatan
tidak efektif (gejala klinis tidak membaik bahkan memburuk)
penderita harus segera dirujuk untuk mendapat kepastian diagnosis
dan mendapatkan pengobatan yang adekuat3. Pengobatan Malaria dengan
Komplikasi
LO.2.9. PencegahanGEBRAK (Gerakan Berantas Kembali) Malaria
DefinisiMenurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 293/MENKES/SK/IV/2009, Gebrak Malaria adalah gerakan nasional
seluruh komponen masyarakat untuk memberantas malaria secara
intensif melalui kemitraan antara pemerintah, dunia usaha, lembaga
swadaya dan badan internasional serta penyandang dana. TujuanUmum:
menekan morbiditas dan mortalitas; mempertahankan daerah bebas
malariaKhusus: morbiditas