BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit jantung dan pembuluh darah, selain hiperkolesterolemia dan diabetes melitus. Pada akhir abad ke-20, penyakit jantung dan pembuluh darah menjadi penyebab utama kematian di Negara maju maupun di Negara berkembang terutama Indonesia, berdasarkan data SKRT 2001 angka kematian penyakit jantung dan pembuluh darah di masyarakat Jakarta sebesar 26,3 persen. Sedangkan data kematian di Rumah Sakit pada tahun 2005 menunjukkan 16,7 persen. Hampir satu miliar orang di Dunia menderita tekanan darah tinggi atau Hipertensi. Hipertensi merupakan penyakit kronis serius yang bisa merusak tubuh. Penyakit ini menjadi penyebab satu dari setiap tujuh kematian 7 juta pertahun dan merusak mata, otak dan ginjal. Hasil survei kesehatan rumah tangga tahun 1995 menunjukkan prevalensi penyakit Hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 83 persen 1.000 anggota rumah tangga. Pada umumnya perempuan lebih banyak menderita Hipertensi dibandingkan dengan pria. Prevalensinya di daerah luar Jawa dan Bali lebih besar dibandingkan di kedua pulau itu. Hal tersebut terkait erat 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah
Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit jantung dan
pembuluh darah, selain hiperkolesterolemia dan diabetes melitus. Pada akhir abad ke-
20, penyakit jantung dan pembuluh darah menjadi penyebab utama kematian di
Negara maju maupun di Negara berkembang terutama Indonesia, berdasarkan data
SKRT 2001 angka kematian penyakit jantung dan pembuluh darah di masyarakat
Jakarta sebesar 26,3 persen. Sedangkan data kematian di Rumah Sakit pada tahun
2005 menunjukkan 16,7 persen. Hampir satu miliar orang di Dunia menderita tekanan
darah tinggi atau Hipertensi. Hipertensi merupakan penyakit kronis serius yang bisa
merusak tubuh. Penyakit ini menjadi penyebab satu dari setiap tujuh kematian 7 juta
pertahun dan merusak mata, otak dan ginjal.
Hasil survei kesehatan rumah tangga tahun 1995 menunjukkan prevalensi
penyakit Hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 83
persen 1.000 anggota rumah tangga. Pada umumnya perempuan lebih banyak
menderita Hipertensi dibandingkan dengan pria. Prevalensinya di daerah luar Jawa
dan Bali lebih besar dibandingkan di kedua pulau itu. Hal tersebut terkait erat dengan
pola makan, terutama konsumsi garam, yang umumnya lebih tinggi di luar Pulau Jawa
dan Bali..
Hipertensi juga merupakan masalah kesehatan dan kebanyakan dialami oleh
masyarakat kelompok atas, menengah bahkan masyarakat bawah, terutama yang
berumur diatas 32 tahun atau masyarakat yang sudah lansia, masyarakat pada
umumnya seringkali tidak memperhatikan pentingnya akan menjaga kesehatan, baik
itu olahraga, dan konsumsi makanan yang bisa memicu terjadinya hipertensi dan
penyakit komplikasi lainya. Dengan adanya masalah-masalah penyakit tersebut yang
dialami masyarakat terutama masalah Hipertensi maka Pusat kesehatan masyarakat
atau yang sering kita dengar PUSKESMAS (Pusat Kesehatan Masyarakat) merupakan
salah satu pusat yang tepat untuk pengembangan, pembinaan, dan pelayanan
1
kesehatan masyarakat serta sekaligus merupakan pos terdepan dalam peningkatan
kesehatan masyarakat.
Di Kelurahan Duri Kepa terdapat Puskesmas, Puskesmas ini juga melayani
masyarakat dalam penanganan serta pencegahan penyakit terutama penyakit yang
akan saya bicarakan yaitu masalah Hipertensi, dan penyakit ini termasuk kedalam
salah satu penyakit sepuluh terbesar di Puskesmas Kelurahan Duri Kepa sepanjang
tahun ini, hampir 4 persen masyarakat di sekitar Puskesmas tersebut mengalami
masalah hipertensi.
Dengan adanya Praktek belajar lapangan yang disesuai dengan permasalahan
yang ada pada saat ini, maka diharapkan bisa memahami dan akan mendapatkan
gambaran umum maupun khusus tentang Puskesmas yang ada di Kelurahan Duri
Kepa, dan mengetahui bagaimana penanganan masalah penyakit yang ada di
Puskesmas tersebut, setelah dilaksanakanya paraktek belajar lapangan dengan sebaik-
baiknya.
1.2 Tujuan praktek belajar lapangan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui gambaran umum tentang Puskesmas Kelurahan Duri Kepa,
mengetahui struktur organisasi, mengetahui program-program pokok, dan memahami
permasalahan dan upaya penanggulangan dalam mengatasi berbagai penyakit di
Puskesmas kelurahan Duri Kepa.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi permasalahan penyakit Tekanan Darah Tinggi
(Hipertensi) di Puskesmas KeLuraha Duri Kepa.
b. Menjelaskan upaya Puskesmas Kelurahan Duri Kepa dalam
menanggulangi penyakit Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi).
c. Melakukan pengkajian terhadap upaya penangulangan penyakit Tekanan
Darah Tinggi (Hipertensi) di Puskesmas Kelurahan Duri Kepa.
2
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
a. Mendapatkan pengalaman kerja dalam tim Puskesmas untuk memecahkan
masalah kesehatan.
b. Mendapatkan pengetahuan dan keterampilan secara langsung dalam bidang
kesehatan.
c. Mengetahui cara kerja petugas kesehatan.
d. Mendapatkan bahan untuk penulisan laporan PBL tentang masalah
kesehatan yang terjadi di masyarakat.
1.3.2 Bagi Puskesmas
a. Dapat mengembangkan kemitraan dengan baik untuk kegiatan penelitian
maupun pengembangan.
b. Dapat memotifasi para kader untuk lebih meningkatkan pelayanan
kesehatan
c. Dapat memanfaatkan tenaga mahasiswa untuk membantu kegiatan
operasional.
1.3.3 Bagi Institusi Pendidikan
a. Terbinanya suatu kerja sama dengan institusi Praktek Belajar Lapangan
(PBL) dalam upaya peningkaan SDM pelayanan kesehatan.
b. Tersusunnya kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan nyata di lapangan.
c. Meningkatkan kualitas pendidikan bagi Fakultas Ilmu- Ilmu Kesehatan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Hipertensi
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi peningkatan tekanan darah
secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai sekurang-
kurangnya tiga kali tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg, maka diperkirakan
mempunyai keadaan darah tinggi, dan tekanan darah yang selalu tinggi adalah salah
satu faktor resiko yang bisa menyebabkan stroke, serangan jantung, gagal jantung dan
aneurisma arterial, serta merupakan penyebab utama gagal jantung kronis.
2.2 Epidemilogi Hipertensi
2.2.1 Faktor Resiko Hipertensi
A. Riwayat kesehatan keluarga
Apabila ada dikeluarga Anda seorang wanita yang berusia di bawah 65 tahun
atau pria berusia di bawah 55 tahun menderita penyakit jantung, risiko Anda terkena
hipertensi akan semakin besar.
B. Ras (Golongan)
Ras afro atau African-American memiliki tekanan darah yang cukup tinggi
dibandingkan dengan ras caucasian (kulit putih). Mereka juga cenderung sensitif
terhadap natrium. Umumnya, hipertensi menyerang mereka di usia muda. Oleh karena
itu, mereka berisiko tinggi terhadap penyakit jantung, stroke, dan ginjal.
C. Kelebihan berat badan
Berat badan merupakan faktor determinan pada tekanan darah pada kebanyakan
kelompok etnik disemua umur. Menurut National Institutes for Health USA (NIH,
1998), prevalensi tekanan darah tinggi pada manusia dengan Indeks Massa Tubuh
(IMT) >30 (obesitas) adalah 38% untuk pria dan 32% untuk wanita, dibandingkan
dengan prevalensi 18% untuk pria dan 17% untuk wanita bagi yang memiliki IMT
<25 (status gizi normal menurut standar internasional).
4
D. Usia
Bagi kebanyakan orang, peningkatan tekanan darah terjadi seiring dengan
bertambahnya usia. Bagi kaum pria, hal ini terjadi lebih cepat dari pada kaum wanita.
Karena Pria cenderung memiliki tekanan darah tinggi saat usia 45-50 tahun,
sedangkan wanita cenderung mengalami hipertensi setelah 7-10 tahun setelah
menopause.
E. Senivitas terhadap Natrium/sodiumsit
Studi di Fakultas Kedokteran Indiana (2001) menunjukkan bahwa ada golongan
orang yang sensitif terhadap natrium, sehingga tekanan darahnya meningkat apabila
mengkonsumsi diet tinggi natrium. Akan tetapi tidak ada standar sensitif natrium.
Studi lainnya menunjukkan bahwa 30% orang Amerika yang menderita hipertensi
disebabkan oleh tingginya konsumsi natrium. Oleh karena itu, National Research
Washington menganjurkan bahwa kebutuhan minimal Natrium adalah 500 mg dan
konsumsi maksimalnya adalah 2400 mg.
Terjadinya hipertensi karena konsumsi natrium juga mungkin dipengaruhi oleh
genetik individu dan kerusakan fisiologis. Individu yang peka terhadap hipertensi
mempunyai risiko tinggi jika mengkonsumsi natrium berlebihan. Orang yang
ginjalnya tidak dapat berfungsi normal juga lebih sensitif terhadap natrium sebab
ginjal tidak dapat mengekskresikan natrium ke urin dalam jumlah normal.
F. Rokok
Kebiasaan merokok dapat memperberat kerja jantung sehingga mendorong
naiknya tekanan darah. Sehingga kemungkinan besar dapat terkena hipertensi. Dan
kebiasaan ini memang sangat tidak bagus untuk kesehatan.
G. Alkohol
Konsumsi lebih dari 250 ml alkohol sehari, dapat meningkatkan tekanan darah,
melemahkan otot jantung, serta menyebabkan kegemukan dan atherosklerosis
(penyempitan pembuluh darah). Akibatnya, mempercepat timbulnya penyakit jantung
yang kebih parah.
H. Diabetes dan Dislipidemia
Kedua penyakit ini dapat mempercepat terjadinya atherosklerosis dan
meningkatkan tekanan darah.
5
2.2.2 Terjadinya Tekanan Darah Tinggi
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih
tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah
diperoleh pada saat jantung berileksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80
mmHg didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi
kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah
140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa
minggu.
Meningkatnya pengaturan tekanan darah di dalam arteri dapat terjadi melalui
beberapa cara:
1. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga tidak dapat
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu
darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit dari
pada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Dan inilah yang terjadi pada orang
yang mempunyai usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena
arteriosklerosis. Dan dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat
terjadi "vasokonstriksi", yaitu jika arteri mengecil (arteriola), untuk sementara waktu
mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.
2. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya
tekanan darah. Hal ini dapat terjadi jika kelainan fungsi ginjal tidak mampu
membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh Volume darah dalam tubuh
meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.
Sebaliknya, jika:
a) Aktivitas memompa jantung berkurang
b) Arteri mengalami pelebaran
c) Banyak cairan keluar dari sirkulasi
d) Maka tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih kecil.
Penyesuaian terhadap faktor-faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan di
dalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari sistem saraf yang mengatur
berbagai fungsi tubuh secara otomatis.
6
Dan dibawah ini adalah table mengenai tekanan darah pada usia dewasa yaitu
lebih dari delapan belas tahun.
Tabel 2.1 Tekanan darah pada usia dewasa (≥18 tahun)Kategori Tekanan Darah (mm Hg)
Sistolik DiastolikOptimal <120 dan <80
Normal <130 Dan <85
Normal-tinggi 130 – 139 atau 85 – 89
Hipertensi
Stage 1 140 – 159 atau 90 – 99
Stage 2 160 – 179 atau 100 – 109
Stage 3 ≥180 atau ≥110
Keterangan :
a) Tekanan sistolik
b) Tekanan darah yang terjadi saat jantung berkontraksi.
c) Tekanan Diastolik
d) Tekanan yang terjadi saat jantung relaksasi atau saat darah masuk ke
jantung.
Dari seluruh penderita hipertensi, 90-95%-nya adalah penderita hipertensi
esensial atau hipertensi primer, yang penyebabnya tidak diketahui. Hampir bisa
dipastikan disebabkan oleh banyak faktor, termasuk disfungsi ginjal. 5% penderita
hipertensi merupakan hipertensi sekunder yang penyebabnya adalah penyakit lain,
biasanya penyakit endokrin. Karena berkaitan dengan penyakit lainnya, hipertensi
jenis ini dapat disembuhkan.
2.2.3 Perubahan fungsi ginjal akibat Hipertesi
Ginjal dapat mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara:
1. Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan
air, yang akan menyebabkan berkurangnya volume darah dan mengembalikan
tekanan darah ke normal.
7
2. Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan
air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali ke normal.
3. Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim
yang disebut renin, yang memicu pembentukan hormon angiotensi, yang
selanjutnya akan memicu pelepasan hormon aldosteron.
Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan darah, karena itu
berbagai penyakit dan kelainan pada ginjal bisa menyebabkan terjadinya tekanan
darah tinggi. Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis
arteri renalis) bisa menyebabkan hipertensi. Peradangan dan cidera pada salah satu
atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya tekanan darah.
Kategori Hipertensi normal tinggi juga disebabkan oleh penderita yang termasuk
pasien berisiko tinggi terkena Hipertensi Primer dan penyakit kardiovaskuler.
Hipertensi stage I (140-159 / 90-99 mm Hg) merupakan level yang paling tinggi
prevalensinya pada orang dewasa. Dengan kata lain, kelompok ini adalah kelompok
yang memiliki risiko infark pada myocardial (myocardial infarction) atau stroke.
Tujuan klasifikasi adalah arbitrary karena setiap stage peningkatan tekanan datah
adalah berhubungan dengan peningkatan insidensi CVD dan penyakit ginjal. Oleh
sebab itu, normalisasi tekanan darah penting dilakukan bagi setiap stage hipertensi.
2.3 Gejala Hipertensi
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala meskipun
secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan
dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud
adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan
yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan
tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala
berikut:
a) sakit kepala
b) kelelahan
c) mual
8
d) muntah
e) sesak nafas
f) gelisah
g) pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,
mata, jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan
koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif,
yang memerlukan penanganan segera.
2.4 Penyebab Hipertensi
Penyebab Penyakit Hipertensi :
Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres,
alkohol atau garam dalam makanan bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-
orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Stres cenderung menyebabkan kenaikan
tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah
biasanya akan kembali normal.
Risiko perkembangan hipertensi pada obesitas adalah 2 kali lebih tinggi daripada
orang dengan berat badan normal (JNC, 1993). Dua puluh hingga 30% hipertensi
terlihat pada Negara-negara yang memiliki prevalensi overweight tinggi. Peningkatan
berat badan di usia dewasa sangat berpengaruh terhadap tekanan darahnya. Penelitian
firmingham menyebutkan bahwa setiap kenaikan 10% berat badan, maka terjadi
peningkatan tekanan darah sebesar 7 mm Hg. Penelitian yang lain menyebutkan, rata-
rata setiap kenaikan berat badan 0,5 kg akan meningkatkan tekanan sistolik 1 mm Hg
dan diastolik 0,5 mm Hg. Sementara Davis (1993) menyatakan bahwa pada pria,
peningkatan 10% berat badan, maka tekanan darah akan meningkat sebesar 6,6
mmHg. Selain itu, kelebihan lemak tubuh dapat meningkatkan volume plasma,
menyempitkan pembuluh darah, dan memacu jantung untuk bekerja lebih berat.
Gangguan Organ apabila terkena serangan hipertensi juga disebabkan oleh
gangguan organ-organ lain, dan gangguna organ yang bisa menyebabkan hipertensi
antara lain adalah adanya gangguan ginjal, kelenjar gondok, atau penyakit anak ginjal
(suprarenalis). Hipertensi akibat gangguan organ ini banyak ditemui pada usia muda,
9
sehingga apabila anda masih kepala 3 dan ternyata sudah terkena hipertensi ,jangan
buru-buru meminum obat hipertensi, tapi dilihat dahulu degan seksama, apa yang
menjadi pencetus hipertensi tersebut, apakah gangguan organ tersbeut diatas, atau
karena stress berat. Karena kelewat cepat memberikan obat pada kasus diatas malah
menyebabkan otoregulasi tubuh lewat homeostatic (menyeimbangkan kembali) jadi
kacau, dan tekanan darah malah bisa anjlok. Tensi yang mendadak rendah sama
bahayanya dengan hipertensi karena sama-sama bisa menyebabkan stroke dan buruk
akibatnya buat ginjal.
Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder adalah :
a) Penyakit Ginjal
- Stenosis arteri renalis
- Pielonefritis
- Glomerulonefritis
- Tumor-tumor ginjal
- Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)
- Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
- Terapi penyinaran yang mengenai ginjal
b) Kelainan Hormonal
- Hiperaldosteronisme
- Sindroma Cushing
- Feokromositoma
c) Obat-obatan
d) Pil KB
e) Kortikosteroid
f) Siklosporin
g) Eritropoietin
h) Kokain
i) Penyalahgunaan alkohol
j) Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)
k) Penyebab Lainnya Koartasio aorta
- Preeklamsi pada kehamilan
10
- Porfiria intermiten akut
- Keracunan timbal akut.
2.5 Jenis Hipertensi
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :
a. Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum
diketahui penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh
hipertensi).
b. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan sebagai akibat dari
adanya penyakit lain.
Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab beberapa perubahan
pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan
meningkatnya tekanan darah. Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi
sekunder. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit
ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian
obat tertentu (misalnya pil KB). Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah
feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon
epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin).
Hipertensi juga tergolong penyakit multifactor, karena tidak semua hipertensi
sama penyebabnya. Dengan adanya kenaikan nilai tekanan darah, maka bisa dicari
penyebab hipertensi tersebut baik itu karena Stress maupun penyebab lainnya, kadang-
kadang ditemui suatu kasus yang cukup unik, sebagai berikut “Seseorang saat
diperiksa dirumah tekanan darahnya normal, tetapi begitu kontrol ke dokter tekanan
darahnya meningkat/tinggi, Orang tersebut diduga terkena “white coat reaction” atau
“tegang ketemu dokter”, selain itu orang tersebut memang mudah stress. Ia merasa
badannya selalu tidak beres, ada saja yang dirasa. Stress yang menahun bisa
menyebabkan tekanan darah naik. Untuk kasus diatas, tidak perlu buru-buru diberikan
obat, sebab bukan sesungguh-sungguhnya darah tinggi. Tekanan darah orang tersebut
hanya tinggi sesaat, kemudian tubuhnya sendiri akan mengatur (regulatory
mechanism) untuk menjadi normal kembali.
11
2.6 Pengobatan
Langkah – langkah mengatasi Hipertensi :
a). Menurunkan BB bila status gizi obesitas
Peningkatan berat badan diusia dewasa sangat berpengaruh terhadap tekanan
darahnya. Penelitian firmingham menyebutkan bahwa setiap kenaikan 10% berat
badan, maka terjadi peningkatan tekanan darah sebesar 7 mm Hg. Penelitian yang
lain menyebutkan, rata-rata setiap kenaikan berat badan 0,5 kg akan meningkatkan
tekanan sistolik 1 mmHg dan diastolik 0,5 mmHg. Sementara Davis (1993)
menyatakan bahwa pada pria, peningkatan 10% berat badan, maka tekanan darah
akan meningkat sebesar 6,6 mmHg. Oleh karena itu penyakit hipertensi ini dapat
diatasi dengan cara :
1. Mengontrol tekanan darah dalam batas normal
Kontrol tekanan darah seminggu sekali untuk mengetahui tekanan darah saat
itu dan melakukan tindakan evaluasi.
2. Mengurangi asupan natrium
Menurut penelitian hanya 20-50% pasien hipertensi yang sensitif garam.
Apabila diet tidak membantu dalam 6 bulan, maka perlu pemberian obat anti
hipertensi oleh dokter.
3. Menurunkan intake cafein dan alkohol.
Kafein dapat memacu jantung bekerja lebih cepat, sehingga mengalirkan lebih
banyak cairan pada setiap detiknya. Sementara konsumsi alkohol lebih dari 2-3
gelas/hari dapat meningkatkan risiko hipertensi.
4. Meningkatkan intake calsium, kalium, magnesium.
2.7 Pencegahan
Penelitian cohort Framingham menyatakan bahwa mereka yeng memiliki
tekanan darah di atas normal berhubungan dengan peningkatan risiko CVD.
Penurunan tekanan darah sebesar 3 mm Hg akan menurunkan risiko mortalitas stroke
sebesar 8% dan CHD sebesar 5%. Orang-orang yang berisiko tinggi terhadap
hipertensi sangat disarankan untuk mengubah gaya hidupnya menjadi gaya hidup
sehat. Beberapa perubahan gaya hidup sangat penting dilakukan baik dalam mencegah
12
maupun manajemen hipertensi. Dengan bertambahnya usia, biasanya tekanan darah
ikut sedikit meninggi. Namun jika pembuluh darah arteri terpelihara baik dengan cara
rutin mengkonsumsi vitamin, mineral dan antioksi maka tekanan darah tidak ikut
meninggi dengan bertambahnya usia.
Pencegahan hipertensi dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah
menurunkan secara bertahap bagi anda yang kelebihan berat badan, olah raga teratur
40-50 menit 5 kali seminggu, yaitu dengan jalan cepat dengan kecepatan 6 km/jam,
perbanyak makan mentimun, belimbing dan juga jus apel dan seledri setiap pagi, bagi
anda yang keluarganya mempunyai riwayat penyumbatan arteri dapat meminum jus
melon yang dicampur dengan susu non fat yang mengadung omega 3 tinggi.
Berdasarkan kriteria dan faktor risiko yang dimiliki pasien, dapat ditentukan
prognosis penyakit sebagai berikut :
Keterangan Derajat I Derajat II Derajat III
a. Tekanan darah <140/90>180/110
b. Tanpa faktor risiko Risiko ringan, Risiko sedang, Risiko tinggi
c. 1-2 faktor risiko sedang sedang, sangat tinggi
d. > 3 faktor risiko tinggi, sangat tinggi
e. Ada kelainan fisik
Faktor yang signifikan :
a. Setelah umur 30 tahun, periksalah tekanan darah setiap tahun
b. Jangan merokok dan minum alcohol
c. Kurangi berat badan bila berlebihan
d. Lakukan latihan Aerobic.
Modifikasi gaya hidup untuk mencegah dan manajemen hipertensi :
a. Turunkan berat badan apabila overweight
b. Batasi konsumsi alkohol sampai tidak lebih dari 30 ml ethanol (misalnya 720
ml bir, 300 ml anggur atau 60 ml whiskey) per hari untuk pria dan 15 ml untuk
wanita dan orang dengan berat badan rendah
c. Tingkatkan aktivitas fisik aerobik 30-45 menit per hari
d. Turunkan konsumsi sodium (natrium) maksimal 2,4 g /hari atau 6 g NaCl
e. Pertahankan asupan potassium (kalium) 90 mmol/hari)
13
f. Pertahankan asupan kalsium dan magnesium untuk kesehatan
g. Berhenti merokok apabila merokok
h. Turunkan asupan lemak jenuh dan cholesterol untuk kesehatan cardiovaskuler
Ada pun dengan cara lain yaitu Diet DASK yaitu mengelompokan makanan dan
mengukur porsi makanan setiap hari agar porsi makanan tetap terjaga dan tidak
memicu untuk terjadinya tekanan darah yang tinggi dan komplikasi penyakit lainya.
Dan di bawah ini adalah tata cara mengukur porsi makanan yang harus di
konsumsi agar tidak terjadi peningkatan tekanan darah.