Suci Fitriatul Mawaddah (Suci FM) 13030113120034 PATUNG DEWA
Raja yang telah bersatu kembali dengan dewa penitisnya, maka akan di buatkan sebuah patung tersendiri.
Patung itulah yang akan menjadi arca induk di
dalam candi.
Seni pahat patung ada hubungannya dengan dengan keagamaan.
Masing-masing patung dewa memiliki ciri yang berbeda satu sama yang lainnya,
ciri/tanda itu sering di sebut “laksana”.
Patung dewa-dewa agama Hindhu
1. Siwa sebagai Mahadewa laksananya: Ardhacandrakapala (bulan sabit di bawah sebuah tengkorak, yang terdapat pada mahkota, mata ketiga di dahi, upawita ular naga, cawat kulit harimau yang di nyatakan dengan lukisan kepala serta ekor harimau pada kedua pahanya, tangannya 4 masing-masing memegang 1) camara (penghalau lalat), 2) aksamala (tasbih), 3) kamandalu (kendi berisi air penghidupan), dan 4) trisula (tombak yang ujungnya bercabang tiga)
Dewa pelebur, dewa pemusnah.
Siwa sebagai Mahaguru/Mahayogi, laksananya: kamandalu dan trisula, perut gendut, berkumis panjang dan berjanggut runcing
Siwa sebagai Bhairawa lebih menakutkan lagi. Ia berhiaskan rangkaian tengkorak, tangan satunya memegang mangkuk dari tengkorak dan tangan lainnya sebuah
pisau. Kendaraannya bukan Nandi seperti biasa melainkan serigala. Sering pula ia dilukiskan berdiri di atas bangkai dan
lapik dari tengkorak-tengkorak.
Durga, istrinya siwa biasanya di lukiskan sebagai
Mahisasuramardini. Ia berdiri diatas seekor lembu yang ia taklukkan.
Sering kali durga diberi kendaraan sendiri, yaitu singa.
Durga bertangan 8, 10, 12 masing-masing tangannya memegang senjata.Sebagai istri mahakala ia bernama Kali, dan sebagai istri Bhairawa ia
bernama Bhairawi.
1. Ganesa Dewa tang berkepala gajah dan yang di sembah sebagai dewa ilmu dan dewa pwngnyingkir rintangan-rintangan.
2. kartikeyaDewa yang selalu di gambarkan sebagai kanak-kanak menaiki burung merak dan yang mempunyai kedudukan sebagai dewa perang.
2. Wisnulaksananya: bertangan empat yang masing-masing memegang gada, cakra (cakram), cangkha (kerang bersayap), dan buah atau kuncup teratai. Kendaraannya Garuda dan istrinya adalah Sri atau Laksmi (dewi bahagia).Dewa pemelihara dan pelindung alam semesta.
3. Brahma Laksananya, ia digambarkan berkepala empat, tangan empat pula, yang dua dibelakangannya memegang aksamala dan camara. Kendaraannya adalah hangsa (angsa) dan istrinya bernama Saraswati (dewi kesenia atau kecantikan).Dewa pencipta, dewa pengetahuan
4. Dewa kuwira (kekayaan)
Laksananya, duduk diatas karung harta yang dikelilingi oleh periuk-periuk berisi harta. Perutnya gendut, tangan kirinya memegang pundi=pundi dari binatang semacam tupai dan tangan kanannya memegang sebuah limau. Istri kuwera bernama dewi Hariti (kekayaan anak).
Di dalam agama Budha di kenal akan adanya Dhyani-Budha, Manusi-Budha, dan Dyhani-Bodhisattwa.
Dhyani-Budha, Manusi-Budha patungnya sama saja dan hanya dapat dibedakan dalam
hubungannya dengan lain-lain petunjuk.
Arca budha pada umumnya sama saja, sangat sederhana. Tanda-tandanya adalah, rambutnya selalu keriting, diatas kepala ada tonjolannya sep. sanggung (unisa), dan di antara keningnya ada semacam jerawat (urna).Dewa yang dilukiskan oleh
suatu arca budha hanya dapat dari mudra (sikap
tangan).
aksobhyaPenguasa timur, mudranya bhumisparca. Sikap tangan memanggil bumi sebagai saksi (waktu Budha di goda oleh Mara bawah pohon bodhi.)
Tidak ada bedanya dengan halnya candi-candi, maka dalam seni patung ini nampak pula perbedaan yang nyata antara Jateng dan
Jatim.
Perbadaan patung di daerah Jateng dan Jatim
Jateng• Arcanya sangat indah, menggambarkan seorang dewa dengan segala galanya sesuai dengan apa yang di cita citakan.
Jatim• Arcana agak kaku, dan disengaja disesuaikan dengan maksud yang sesungguhnya, yaitu menggambarkan seorang raja yang telah wafat.
Disamping perbedaan pokok sep. yang di gambarkan diatas, berbagai ciri yang terdapat pada arca menjadi petunujuk untuk menempatkannya dalam masa sejarah tertentu. Misalnya arca dari jaman Singhasari mempunyai ciri arca diapit oleh pohon teratai yang tumbuh dari kanan kiri kaki arca.Kalau pohon teratai itu tumbuhnya dari periuk, maka arca itu bersal dari jaman Majapahit.