Top Banner
Suci Fitriatul Mawaddah (Suci FM) 13030113120034 PATUNG DEWA
30

Patung Dewa (Sejarah Kebudayaan Indonesia)

Feb 23, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Patung Dewa (Sejarah Kebudayaan Indonesia)

Suci Fitriatul Mawaddah (Suci FM)13030113120034

PATUNG DEWA

Page 2: Patung Dewa (Sejarah Kebudayaan Indonesia)

Raja yang telah bersatu kembali dengan dewa penitisnya, maka akan di buatkan sebuah patung tersendiri.

Patung itulah yang akan menjadi arca induk di

dalam candi.

Page 3: Patung Dewa (Sejarah Kebudayaan Indonesia)

Seni pahat patung ada hubungannya dengan dengan keagamaan.

Masing-masing patung dewa memiliki ciri yang berbeda satu sama yang lainnya,

ciri/tanda itu sering di sebut “laksana”.

Page 4: Patung Dewa (Sejarah Kebudayaan Indonesia)

Patung dewa-dewa agama Hindhu

1. Siwa sebagai Mahadewa laksananya: Ardhacandrakapala (bulan sabit di bawah sebuah tengkorak, yang terdapat pada mahkota, mata ketiga di dahi, upawita ular naga, cawat kulit harimau yang di nyatakan dengan lukisan kepala serta ekor harimau pada kedua pahanya, tangannya 4 masing-masing memegang 1) camara (penghalau lalat), 2) aksamala (tasbih), 3) kamandalu (kendi berisi air penghidupan), dan 4) trisula (tombak yang ujungnya bercabang tiga)

Dewa pelebur, dewa pemusnah.

Page 5: Patung Dewa (Sejarah Kebudayaan Indonesia)

Patung Siwa sebagai Mahadewa

Page 6: Patung Dewa (Sejarah Kebudayaan Indonesia)

Siwa sebagai Mahaguru/Mahayogi, laksananya: kamandalu dan trisula, perut gendut, berkumis panjang dan berjanggut runcing

Page 7: Patung Dewa (Sejarah Kebudayaan Indonesia)

Siwa sebagai Mahaguru/Mahayogi

Page 8: Patung Dewa (Sejarah Kebudayaan Indonesia)

Siwa sebagai Mahakala, rupanya menakutkan seperti raksasa, ia

bersenjatakan ganda.

Page 9: Patung Dewa (Sejarah Kebudayaan Indonesia)

Siwa sebagai Mahakala

Page 10: Patung Dewa (Sejarah Kebudayaan Indonesia)

Siwa sebagai Bhairawa lebih menakutkan lagi. Ia berhiaskan rangkaian tengkorak, tangan satunya memegang mangkuk dari tengkorak dan tangan lainnya sebuah

pisau. Kendaraannya bukan Nandi seperti biasa melainkan serigala. Sering pula ia dilukiskan berdiri di atas bangkai dan

lapik dari tengkorak-tengkorak.

Page 11: Patung Dewa (Sejarah Kebudayaan Indonesia)

Siwa sebagai Bhairawa

Page 12: Patung Dewa (Sejarah Kebudayaan Indonesia)

Siwa mempunya kendaraan yang di sebut Lembu Nandi

Page 13: Patung Dewa (Sejarah Kebudayaan Indonesia)

Durga, istrinya siwa biasanya di lukiskan sebagai

Mahisasuramardini. Ia berdiri diatas seekor lembu yang ia taklukkan.

Sering kali durga diberi kendaraan sendiri, yaitu singa.

Durga bertangan 8, 10, 12 masing-masing tangannya memegang senjata.Sebagai istri mahakala ia bernama Kali, dan sebagai istri Bhairawa ia

bernama Bhairawi.

Page 14: Patung Dewa (Sejarah Kebudayaan Indonesia)

Lembu itu berasal dari jelmaan raksasa (Asura) yang menyerang kayangan dan di basmi oleh durga.

Page 15: Patung Dewa (Sejarah Kebudayaan Indonesia)

Anak siwa ada 2 (dua)

1.Ganesa2.kartikeya

Page 16: Patung Dewa (Sejarah Kebudayaan Indonesia)

1. Ganesa Dewa tang berkepala gajah dan yang di sembah sebagai dewa ilmu dan dewa pwngnyingkir rintangan-rintangan.

Page 17: Patung Dewa (Sejarah Kebudayaan Indonesia)

2. kartikeyaDewa yang selalu di gambarkan sebagai kanak-kanak menaiki burung merak dan yang mempunyai kedudukan sebagai dewa perang.

Page 18: Patung Dewa (Sejarah Kebudayaan Indonesia)

2. Wisnulaksananya: bertangan empat yang masing-masing memegang gada, cakra (cakram), cangkha (kerang bersayap), dan buah atau kuncup teratai. Kendaraannya Garuda dan istrinya adalah Sri atau Laksmi (dewi bahagia).Dewa pemelihara dan pelindung alam semesta.

Page 19: Patung Dewa (Sejarah Kebudayaan Indonesia)

3. Brahma Laksananya, ia digambarkan berkepala empat, tangan empat pula, yang dua dibelakangannya memegang aksamala dan camara. Kendaraannya adalah hangsa (angsa) dan istrinya bernama Saraswati (dewi kesenia atau kecantikan).Dewa pencipta, dewa pengetahuan

Page 20: Patung Dewa (Sejarah Kebudayaan Indonesia)

4. Dewa kuwira (kekayaan)

Laksananya, duduk diatas karung harta yang dikelilingi oleh periuk-periuk berisi harta. Perutnya gendut, tangan kirinya memegang pundi=pundi dari binatang semacam tupai dan tangan kanannya memegang sebuah limau. Istri kuwera bernama dewi Hariti (kekayaan anak).

Page 21: Patung Dewa (Sejarah Kebudayaan Indonesia)

Di dalam agama Budha di kenal akan adanya Dhyani-Budha, Manusi-Budha, dan Dyhani-Bodhisattwa.

Dhyani-Budha, Manusi-Budha patungnya sama saja dan hanya dapat dibedakan dalam

hubungannya dengan lain-lain petunjuk.

Page 22: Patung Dewa (Sejarah Kebudayaan Indonesia)

Arca budha pada umumnya sama saja, sangat sederhana. Tanda-tandanya adalah, rambutnya selalu keriting, diatas kepala ada tonjolannya sep. sanggung (unisa), dan di antara keningnya ada semacam jerawat (urna).Dewa yang dilukiskan oleh

suatu arca budha hanya dapat dari mudra (sikap

tangan).

Page 23: Patung Dewa (Sejarah Kebudayaan Indonesia)

wairocanaPenguasa Zenith, mudranya dharmacakra, yaitu sikap tangan memutar roda dharma.

Page 24: Patung Dewa (Sejarah Kebudayaan Indonesia)

Amoghasidhi Penguasa utara, mudranya abhaya. Sikap tangan menenteramkan.

Page 25: Patung Dewa (Sejarah Kebudayaan Indonesia)

Amitabha Penguasa barat, budha dunia sekarang, mudranya dhyana. Sikap tangan bersemedi.

Page 26: Patung Dewa (Sejarah Kebudayaan Indonesia)

aksobhyaPenguasa timur, mudranya bhumisparca. Sikap tangan memanggil bumi sebagai saksi (waktu Budha di goda oleh Mara bawah pohon bodhi.)

Page 27: Patung Dewa (Sejarah Kebudayaan Indonesia)

ratnasambhawaPenguasa selatan, mudranya wara, sikap tangan memberi anugerah.

Page 28: Patung Dewa (Sejarah Kebudayaan Indonesia)

Tidak ada bedanya dengan halnya candi-candi, maka dalam seni patung ini nampak pula perbedaan yang nyata antara Jateng dan

Jatim.

Page 29: Patung Dewa (Sejarah Kebudayaan Indonesia)

Perbadaan patung di daerah Jateng dan Jatim

Jateng• Arcanya sangat indah, menggambarkan seorang dewa dengan segala galanya sesuai dengan apa yang di cita citakan.

Jatim• Arcana agak kaku, dan disengaja disesuaikan dengan maksud yang sesungguhnya, yaitu menggambarkan seorang raja yang telah wafat.

Page 30: Patung Dewa (Sejarah Kebudayaan Indonesia)

Disamping perbedaan pokok sep. yang di gambarkan diatas, berbagai ciri yang terdapat pada arca menjadi petunujuk untuk menempatkannya dalam masa sejarah tertentu. Misalnya arca dari jaman Singhasari mempunyai ciri arca diapit oleh pohon teratai yang tumbuh dari kanan kiri kaki arca.Kalau pohon teratai itu tumbuhnya dari periuk, maka arca itu bersal dari jaman Majapahit.