LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA DENGAN KLIEN GANGGUAN MOBILISASI A. Latar Belakang Mobilisasi adalah pengerahan yang memberikan kebebasan dan kemandirian bagi seseorang.Mobilisasi adalah pusat utuk berpartisipasi dalam menikmati kehidupan.Mempertahankan mobilitas optimal sangat penting untuk kesehatan mental dan fisik semua lansia. Mobilitas bukan merupakan sesuatu yang absolut dan statis dalam menentukan kemampuan untuk berjalan, tetapi mobilitas optimal merupakan sesuatu yang individualistis, relatif dan dinamis yang tergantung pada interaksi antara faktor-faktor lingkungan dan sosial, afektif dan fungsi fisik. Mobilitas didefinisikan secara luas sebagai tingkat aktivitas yang kurang dari mobilitas optimal.Studi-studi tentang insidens diagnosis keperawatan yang digunakan untuk lansia yang berada di institusi perawatan mengungkapakan bahwa hambatan mobilitas fisik adalah diagnosis pertama atau kedua yang paling sering muncul. Keletihan dan kelemahan batasan karakteristik intoleransi aktivitas, telah diketahui sebagai penyebab paling umum kedua yang paling sering terjadi yang menjadi keluhan pada lansia. Sekitar 43% lansia telah diidentifikasi memiliki gaya hidup
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA DENGAN KLIEN
GANGGUAN MOBILISASI
A. Latar Belakang
Mobilisasi adalah pengerahan yang memberikan kebebasan dan kemandirian bagi
seseorang.Mobilisasi adalah pusat utuk berpartisipasi dalam menikmati
kehidupan.Mempertahankan mobilitas optimal sangat penting untuk kesehatan mental dan
fisik semua lansia.
Mobilitas bukan merupakan sesuatu yang absolut dan statis dalam menentukan
kemampuan untuk berjalan, tetapi mobilitas optimal merupakan sesuatu yang individualistis,
relatif dan dinamis yang tergantung pada interaksi antara faktor-faktor lingkungan dan sosial,
afektif dan fungsi fisik.
Mobilitas didefinisikan secara luas sebagai tingkat aktivitas yang kurang dari mobilitas
optimal.Studi-studi tentang insidens diagnosis keperawatan yang digunakan untuk lansia
yang berada di institusi perawatan mengungkapakan bahwa hambatan mobilitas fisik adalah
diagnosis pertama atau kedua yang paling sering muncul.
Keletihan dan kelemahan batasan karakteristik intoleransi aktivitas, telah diketahui
sebagai penyebab paling umum kedua yang paling sering terjadi yang menjadi keluhan pada
lansia. Sekitar 43% lansia telah diidentifikasi memiliki gaya hidup kurang gerak, akhirnya
sekitar 50% penurunan funsional pada lansia dihubungkan dengan disease.
Penyebab imobilitas bermacam-macam, berbagai ancaman dari imobilitas fisik dapat
dikategorikan berhubungan dengan lingkungan internal dan eksternal atau dengan
kompetensi dan sumber-sumber internal dan eksternal klien.
B. Pengertian
Mobilitas adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah, teratur dan
mempunyai tujuan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup sehat.
Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah, teratur,
mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup aktivitasnya guna mempertahankan
kesehatannya ( A. Aziz, 2006)
Imobilisasi adalah suatu pembatasan gerak atau keterbatasan fisik dari anggota badan dan
tubuh itu sendiri dalam berputar, duduk dan berjalan, hal ini salah satunya disebabkan oleh
berada pada posisi tetap dengan gravitasi berkurang seperti saat duduk atau berbaring (Susan
J. Garrison, 2004).
C. Anatomi dan fisiologi sistem mobilisasi
Struktur sistem mobilisasi
1. Ekstremitas atas
Ekstremitas atas terdiri atas tulang skapula, klavikula, humerus, radius, ulna, karpal,
metakarpal, dan tulang-tulang phalangs.
1. Skapula
Skapula merupakan tulang yang terletak di sebelah posterior tulang kostal dan
berbentuk pipih seperti segitiga.Skapula memiliki beberapa proyeksi (spina, korakoid)
yang melekatkan beberapa otot yang berfungsi menggerakkan lengan atas dan lengan
bawah.Skapula berartikulasi dengan klavikula melalui acromion. Sebuah depresi
(cekungan) di sisi lateral skapula membentuk persendian bola-soket dengan humerus,
yaitu fossa glenoid.
2. Klavikula
Klavikula merupakan tulang yang berartikulasi dengan skapula di sisi lateral dan
dengan manubrium di sisi medial. Pada posisi ini klavikula bertindak sebagai penahan
skapula yang mencegah humerus bergeser terlalu jauh.
3. Humerus
Humerus merupakan tulang panjang pada lengan atas, yang berhubungan dengan
skapula melalui fossa glenoid. Di bagian proksimal, humerus memiliki beberapa
bagian antara lain leher anatomis, leher surgical, tuberkel mayor, tuberkel minor dan
sulkus intertuberkular. Di bagian distal, humerus memiliki beberapa bagian antara lain
condyles, epicondyle lateral, capitulum, trochlear, epicondyle medial dan fossa
olecranon (di sisi posterior). Tulang ulna akan berartikulasi dengan humerus di fossa
olecranon, membentuk sendi engsel. Pada tulang humerus ini juga terdapat beberapa
tonjolan, antara lain tonjolan untuk otot deltoid.
4. Ulna
Ulna merupakan tulang lengan bawah yang terletak di sisi medial pada posisi
anatomis.Di daerah proksimal, ulna berartikulasi dengan humerus melalui fossa
olecranon (di bagian posterior) dan melalui prosesus coronoid (dengan trochlea pada
humerus).Artikulasi ini berbentuk sendi engsel, memungkinkan terjadinya gerak
fleksi-ekstensi.Ulna juga berartikulasi dengan radial di sisi lateral.Artikulasi ini
berbentuk sendi kisar, memungkinkan terjadinya gerak pronasi-supinasi.Di daerah
distal, ulna kembali berartikulasi dengan radial, juga terdapat suatu prosesus yang
disebut sebagai prosesus styloid.
5. Radius
Radius merupakan tulang lengan bawah yang terletak di sisi lateral pada posisi
anatomis. Di daeraha proksimal, radius berartikulasi dengan ulna, sehingga
memungkinkan terjadinya gerak pronasi-supinasi. Sedangkan di daerah distal, terdapat
prosesus styloid dan area untuk perlekatan tulang-tulang karpal antara lain tulang
scaphoid dan tulang lunate.
6. Karpal
Tulang karpal terdiri dari 8 tulang pendek yang berartikulasi dengan ujung distal ulna
dan radius, dan dengan ujung proksimal dari tulang metakarpal.Antara tulang-tulang
karpal tersebut terdapat sendi geser.Ke delapan tulang tersebut adalah scaphoid,
lunate, triqutrum, piriformis, trapezium, trapezoid, capitate, dan hamate.
7. Metakarpal
Metakarpal terdiri dari 5 tulang yang terdapat di pergelangan tangan dan bagian
proksimalnya berartikulasi dengan bagian distal tulang-tulang karpal.Persendian yang
dihasilkan oleh tulang karpal dan metakarpal membuat tangan menjadi sangat
fleksibel.Pada ibu jari, sendi pelana yang terdapat antara tulang karpal dan metakarpal
memungkinkan ibu jari tersebut melakukan gerakan seperti menyilang telapak tangan
dan memungkinkan menjepit/menggenggam sesuatu.Khusus di tulang metakarpal jari
1 (ibu jari) dan 2 (jari telunjuk) terdapat tulang sesamoid.
8. Tulang-tulang phalangs
Tulang-tulang phalangs adalah tulang-tulang jari, terdapat 2 phalangs di setiap ibu jari
(phalangs proksimal dan distal) dan 3 di masing-masing jari lainnya (phalangs
proksimal, medial, distal).Sendi engsel yang terbentuk antara tulang phalangs
membuat gerakan tangan menjadi lebih fleksibel terutama untuk menggenggam
sesuatu
2. Ekstremitas bawah
Ekstremitas bawah terdiri dari tulang pelvis, femur, tibia, fibula, tarsal, metatarsal, dan
tulang-tulang phalangs.
1. Pelvis
Pelvis terdiri atas sepasang tulang panggul (hip bone) yang merupakan tulang
pipih.Masing-masing tulang pinggul terdiri atas 3 bagian utama yaitu ilium, pubis dan
ischium.Ilium terletak di bagian superior dan membentuk artikulasi dengan vertebra
sakrum, ischium terletak di bagian inferior-posterior, dan pubis terletak di bagian
inferior-anterior-medial.Bagian ujung ilium disebut sebagai puncak iliac (iliac
crest).Pertemuan antara pubis dari pinggul kiri dan pinggul kanan disebut simfisis
pubis.Terdapat suatu cekungan di bagian pertemuan ilium-ischium-pubis disebut
acetabulum, fungsinya adalah untuk artikulasi dengan tulang femur.
2. Femur
Femur merupakan tulang betis, yang di bagian proksimal berartikulasi dengan pelvis
dan dibagian distal berartikulasi dengan tibia melalui condyles.Di daerah proksimal
terdapat prosesus yang disebut trochanter mayor dan trochanter minor, dihubungkan
oleh garis intertrochanteric. Di bagian distal anterior terdapat condyle lateral dan
condyle medial untuk artikulasi dengan tibia, serta permukaan untuk tulang patella. Di
bagian distal posterior terdapat fossa intercondylar.
3. Tibia
Tibia merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih medial dibanding dengan
fibula. Di bagian proksimal, tibia memiliki condyle medial dan lateral di mana
keduanya merupakan facies untuk artikulasi dengan condyle femur. Terdapat juga
facies untuk berartikulasi dengan kepala fibula di sisi lateral.Selain itu, tibia memiliki
tuberositas untuk perlekatan ligamen.Di daerah distal tibia membentuk artikulasi
dengan tulang-tulang tarsal dan malleolus medial.
4. Fibula
Fibula merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih lateral dibanding dengan
tibia. Di bagian proksimal, fibula berartikulasi dengan tibia. Sedangkan di bagian
distal, fibula membentuk malleolus lateral dan facies untuk artikulasi dengan tulang-
tulang tarsal.
5. Tarsal
Tarsal merupakan 7 tulang yang membentuk artikulasi dengan fibula dan tibia
di proksimal dan dengan metatarsal di distal. Terdapat 7 tulang tarsal, yaitu calcaneus,
talus, cuboid, navicular, dan cuneiform (1, 2, 3).Calcaneus berperan sebagai tulang
penyanggah berdiri.
6. Metatarsal
Metatarsal merupakan 5 tulang yang berartikulasi dengan tarsal di proksimal dan
dengan tulang phalangs di distal.Khusus di tulang metatarsal 1 (ibu jari) terdapat 2
tulang sesamoid.
7. Phalangs
Phalangs merupakan tulang jari-jari kaki.Terdapat 2 tulang phalangs di ibu jari dan 3
phalangs di masing-masing jari sisanya.Karena tidak ada sendi pelana di ibu jari kaki,
menyebabkan jari tersebut tidak sefleksibel ibu jari tangan.
D. Tujuan Mobilisasi
a. Memenuhi kebutuhan dasar manusia
b. Mencegah terjadinya trauma
c. Mempertahankan tingkat kesehatan
d. Mempertahankan interaksi sosial dan peran sehari – hari
e. Mencegah hilangnya kemampuan fungsi tubuh
E. Etiologi
a. Usia
Usia mempengaruhi tingkat aktifitas dikaitkan dengan tingkat perkembangan dari
sejak lahir sampai dengan usia lanjut.
b. Penurunan fungsi musculoskeletal
Otot-otot (atrofi, distrofi, atau cedera), tulang (infeksi, fraktur, tumor, osteoporosis,
atau osteomalasia), sendi (athritis dan tumor), atau kombinasi struktur (kanker dan
obat-obatan).
c. Perubahan fungsi neurologis
Infeksi, tumor, trauma, obat-obatan, penyakit vaskular (mis, stroke), penyakit
demelinasi, penyakit degeneratif (ex: penyakit parkinson), gangguan metabolik (mis,
hiperglikemia), gangguan nutrisi.
d. Nyeri
Penyebabnya multipel dan bervariasi seperti penyakit kronis dan trauma.
e. Defisit perceptual
Kelebihan atau kekurangan masukan persepsi sensori.
f. Berkurangnya kemampuan kognitif
Gangguan proses kognitif, seperti demensia berat jauh.
g. Jatuh
Efek fisik: cedera atau fraktur.
Efek psikologis: sindrom setelah jatuh.
h. Perubahan hubungan social
F. Tanda dan Gejala
1. Kontraktur sendi
Disebabkan karena tidak digunakan atrofi dan pendekatan saraf otot.
2. Perubahan eliminasi urine
Eliminasi urine pasien berubah karena adanya imobilisasi pada posisi tegak lurus, urine
mengalir keluar dari pelvis ginjal lalu masuk ke dalam ureter dan kandung kemih akibat
gaya gravitasi.
3. Perubahan sistem integumen
Dekubitus terjadi akibat iskemia dan anoreksia jaringan. Jaringan yang tertekan, darah
membentuk dan kontriksi kuat pada pembuluh darah akibat tekanan persistem pada kulit
dan struktur di bawah kulit sehingga respirasi selular terganggu dan sel menjadi mati.
4. Perubahan metabolik
Ketika cidera atau stres terjadi, sistem endokrin memicu serangkaian respon yang
bertujuan untuk mempertahankan tekanan darah dan memelihara hidup.
5. Perubahan sistem muskulus skeletal
Keterbatasan mobilisasi mempengaruhi otot klien melalui kehilangan daya tahan,
penurunan massa otot atrofi dan penurunan stabilitas.
6. Perubahan pada sistem respiratori
Klien dengan pasca operasi dan imobilisasi beresiko tinggi mengalami komplikasi pada
paru-paru.
G. Klasifikasi Fraktur
1) Berdasarkan luas/garis fraktur
(1) Fraktur komplit
Bila garis patah melalui seluruh penampang tulang atau melalui kedua tulang.
(2) Fraktur tidak komplit/incomplete
Bila garis patah tidak melalui seluruh penampang tulang, misal:
a. Buckle fracture: terjadi pada lipatan dari satu korteks dengan kompresi tulang
spongiosa dibawahnya.
b. Green stick fracture: fraktur tidak sempurna dan sering terjadi pada anak-anak,
korteks tulang masih utuh begitu pula periosteum.
2) Berdasarkan posisi fragmen
(1) Fraktur undisplaced/tidak bergeser
Tulang patah, posisi pada tempatnya normal/garis patah komplit tetapi kedua fragmen
tidak bergeser, periosteum masih utuh.
(2) Fraktur displaced/bergeser
Ujung tulang yang patah berjauhan dari tempat patah dan terjadi pergeseran fragmen-
fragmen tulang.
3) Berdasarkan bentuk/jumlah garis patah
(a) Fraktur komunitif
Garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan
(b) Fraktur segmental
Garis patah lebih dari satu, tidak saling berhubungan karena tulang tertekan menjadi
beberapa bagian.
(c) Fraktur multiple
Garis patah lebih dari satu tetapi pada tulang, tempat yang berlainan.