Slide 1
PENDAHULUAN
Hemoptisis atau batuk darah merupakan salah satu keadaan
kegawatan dalam bidang kedokteran yang harus mendapatkan
pertolongan segera
Pada umumnnya, pasien dengan batuk darah telah mempunyai
penyakit yang mendasari dengan gejala lain sebelumnya, seperti
batuk atau sesak.
Angka kejadian hemoptisis di klinik paru berkisar antara 10
sampai 15 persen
negara dengan angka kejadian tuberkulosis yang tinggi merupakan
penyebab terjadinya hemoptisis masif sebesar 20 persen. Sedangkan
yang disebabkan oleh bronkiektasis sebesar 45 persen dan pada tumor
sebesar 10 persen.
DEFINISI
Hemoptisis (batuk darah) adalah pengeluaran darah atau darah
bercampur dengan sputum dari saluran nafas.
Berdasarkan perkiraan jumlah darah yang dibatukkan, hemoptisis
diklasifikasikan sebagai berikut:
Bercak (Streaking) : 600 ml/24 jam
Pseudohemoptisis
KLASIFIKASI HEMOPTISIS
Berdasarkan jumlah darah yang keluar
Derajat 1 Bercak darah
Derajat 2 1 30 cc
Derajat 3 30 150 cc
Derajat 4 150 500 cc
DURASI DAN FREKUENSI HEMOPTISIS
Hemoptisis intermittent yang berhubungan dengan
infeksi saluran napas yang kronik bronkiektasis.
Hemoptisis dialami setiap hari pada :
Kanker paru
TB paru
Abses paru
Hemoptisis akut, jumlah yang banyak disertai nyeri
dada dan sesak napas padaTromboemboli paru dan
Infark paru
ETIOLOGI
Hampir 90% kasus hemoptisis, perdarahan berasal dari arteri
bronkial, yang berasal dari aorta dan arteri interkostal, 5 % kasus
lainnya berasal dari arteri pulmonal dan sisanya berasal dari
arteri arteri kolateral
Berdasarkan etiologiNeoplastik (20%)Karsinoma
BronkogenikAdenoma BronkialMetastasis PulmonalInfeksi
(60%)TuberkulosisInfeksi Jamnur, khususnya
AspergillomaPneumoniaAbses paruKista
HidatidPulmonaryBronkiektasisKistik fibrosisVasculer (5-10%)Mitral
stenosisAneurisme aortaPenyakit sistemik (5-10%)Wegeners
granulomatosaGoodpastures sindrom
PATOGENESIS
Tuberkulosis
Erosi arteri pulmonalbila ruptureperdarahan dari sirkulasi
arteri (aneurismer Rasmussen)
Bronkitis
Sekresi mucus dan peradangan menyebabkan penyempitan atau
obstruksi jalan nafas (bronkus)Iritasi dinding bronkusArteri
bronchial hipertofiHemoptisis
Karsinoma bronkogenik
Nekrosis tumor
Hipervaskularisasi tumor
Invasi tumor kepembuluh darah besar
Bronkiektasis
Iritasi atau infeksi dari jaringan granulasi yang menggantikan
dinding bronkus normalarteri bronchial berliku-liku dan
hipertrofipeningkatan tekanan darah sistemikperdarahan massif
Stenosis mitral dan gagal jantung
Pelebaran pembuluh darah yang beranastomase antara arteri
bronkialis dan pulmonalis (varises)hipertensi vena pulmonalispecah
varises dari vena bronkialis disubmukosa bronkus besar
Emboli paru
Infark jaringan paru
Aliran darah berlebihan pada anastomase bronkopulmonalpada
sebelah distal dari tempat sumbatan
Penyakit autoimun
Kelainan membran alveolokapiler, akibat adanya reaksi antibodi
terhadap membran, sehingga terjadi perdarahan difus intrapulmonal
yang berasal dari pecahnya kapiler seperti padaGoodpastures
syndrome
Cedera dada
Akibat benturan dinding dada, maka jaringan paru akan mengalami
transudasi ke dalam alveoli dan keadaan ini akan memacu terjadinya
batuk darah.
KLASIFIKASI
Berdasarkan penyebabnya dikenal berbagai macam batuk darah :
Batuk darah idiopatik atau esensial dimana penyebabnya tidak
diketahui
Batuk darah sekunder, yang penyebabnya dapat di pastikan
DIAGNOSIS
Anamnesis
VOLUME DAN FREKUENSI batuk darahkegawatannya dan dapat
mengarahkan ke suatu penyebab spesifik.
SUMBER paling umum nasofaring (mimisan), darah menetes ke
faring, mengiritasi laring dan dibatukkan.
RIWAYAT PENYAKIT SEBELUMNYA yang dapat mempengaruhi perdarahan
saluran napas
GEJALA LAINNYA yang berhubungan
Untuk membedakan antara batuk darah dengan muntah darah dapat
digunakan petunjuk sebagai berikut:
KeadaanHemoptoeHematemesis1.ProdromalRasa tidak enak di
tenggorokan, ingin batukMual, stomach distress2.OnsetDarah
dibatukkan, dapat disertai batukDarah dimuntahkan dapat disertai
batuk3.Penampilan darahBerbuihTidak berbuih4.WarnaMerah segarMerah
tua5.IsiLekosit, mikroorganisme, makrofag, hemosiderinSisa
makanan6.ReaksiAlkalis (pH tinggi)Asam (pH rendah)7.Riwayat
Penyakit DahuluMenderita kelainan paruGangguan lambung, kelainan
hepar8.AnemiKadang-kadangSelalu9.TinjaWarna tinja normalGuaiac
test(-)Tinja bisa berwarna hitam,Guaiac test(-)
2. Pemeriksaan fisik
Tanda vital
Pemeriksaan nasofaring
Pemeriksaan jantung
Pemeriksaan dinding dan rongga dada
3. Pemeriksaan khusus
Laboratorium
Imaging
Bronkoskopi
PENATALAKSANAAN
Tujuan pokok terapi ialah:
1.Mencegah tersumbatnya saluran napas oleh darah yang beku
2.Mencegah kemungkinan penyebaran infeksi
3.Menghentikan perdarahan
PENATALAKSANAAN
Menjaga jalan nafas dan stabilisasi
Lokalisasi sumber dan penyebab
Pemberian terapi spesifik
KOMPLIKASI
Terjadinya asfiksia oleh karena terdapatnya bekuan darah dalam
saluran pernapasan.
Jumlah darah yang dikeluarkan selama terjadinya hemoptoe dapat
menimbulkan renjatan hipovolemik dan anemia.
Aspirasi, yaitu keadaan masuknya bekuan darah maupun sisa
makanan ke dalam jaringan paru yang sehat bersama inspirasi.
PROGNOSIS
Tingkatan hemoptoe : hemoptoe yang terjadi pertama kali
mempunyai prognosis yang lebih baik.
Macam penyakit dasar yang menyebabkan hemoptoe.
Cepatnya kita bertindak, misalnya bronkoskopi yang segera
dilakukan untuk menghisap darah yang beku di bronkus dapat
menyelamatkan penderita.