-
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN TEMBOK
PENAHAN TANAH DI DESA DENDUN KECAMATAN MANTANG
KABUPATEN BINTAN TAHUN 2017
NASKAH PUBLIKASI
Oleh
HARYANTI
BISMAR ARIANTO
KUSTIAWAN
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
2018
-
1
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN TEMBOK
PENAHAN TANAH DI DESA DENDUN KECAMATAN MANTANG
KABUPATEN BINTAN TAHUN 2017
Haryanti, Bismar Arianto dan Kustiawan
Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik
Universitas Maritim Raja Ali Haji
E-mail: [email protected]
Abstract
Community participation in development is urgently needed,
because
the existence of community involvement will help the task of the
Government
to know what the community actually wants, according to what is
indeed be a
need the community itself in particular. So the Government
especially in the
village do not carelessly or origin guess what the community
needs.
Community participation is very dibutuhakan from ranging from
decision
making what are the desirable form of society, what kind of
implementation,
after so did according to what the community wants, to
evaluating when the
construction was finished. The factors that will influence the
development of
a successful or not.
Keywords: Community Participation
-
2
Abstrak
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan sangat dibutuhkan,
karena
dengan adanya keterlibatan masyarakat akan membantu tugas dari
pemerintahan
untuk tahu apa yang sebenarnya yang masyarakat inginkan, sesuai
dengan apa
yang memang menjadi kebutuhan masyarakat itu sendiri khususnya.
Jadi
pemerintah khususnya yang ada di desa tidak sembarangan atau
asal menebak apa
yang menjadi kebutuhan masyarakat. Partisipasi masyarakat sangat
dibutuhakan
dari mulai dari pembuatan keputusan apa saja yang diinginkan
masyarakat, bentuk
dari pelaksanaannya seperti apa, setelah jadi apakah sesuai
dengan apa yang
diinginkan masyarakat, sampai ke pengevaluasian ketika
pembangunan itu sudah
jadi. Faktor- faktor itu akan mempengaruhi suatu pembangunan
berhasil atau
tidak.
Kata Kunci: Partisipasi Masyarakat.
-
3
PENDAHULUAN
Di dalam Undang-Undang No 6 tahun 2014 yang telah disahkan
pada
tanggal 15 Januari 2014 dijelaskan bahwa pembangunan desa
bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup
manusia, serta
penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar.
Pembangunan
sarana dan prasarana desa, pengembangan potensi ekonomi lokal
serta
pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara
berkelanjutan. Dijelaskan
pada bagian ketiga bahwa dalam pembangunan desa harus
mengedepankan
kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotong-royongan guna
mewujudkan
perdamaian dan keadilan sosial.
Adapun tahap-tahap partisipasi masyarakat dalam tahap pebangunan
yaitu
dimulai dari tahap perencanaan program kegiatan, misalnya
partisipasi dalam
mengikuti pertemuan-pertemuan atau rapat-rapat yang diadakan
oleh desa dalam
tahap perencanaan. Selanjutnya partisipasi dalam tahap
pelaksanaaan kegiatan
program, misalnya partisipasi dalam hal menyumbangkan tenaga
pada saat
pelaksanaan pembangunan tersebut. Selanjutnya masuk ke tahap
dalam
pemanfaatan hasil program, seperti menggunakan atau
memanfaatkan
pembangunan yang telah jadi serta berperan aktif dalam menjaga
dan merawat
sarana dan prasarana pembangunan yang telah dibangun. Terakhir
yaitu
partisipasi dalam evaluasi, misal mengawasi pengerjaan,
pemanfatatan, dan
penggunaan dana yang sesuai dengan yang dibangun.
Dalam mewujudkan pembangunan untuk meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat, di salah satu desa yang berada di Kabupaten Bintan
tepatnya di Desa
Dendun Kecamatan Mantang ini juga sedang melakukan pembangunan
di Desa
-
4
Dendun untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Desa
Dendun ini
merupakan Desa yang baru mekar di tahun 2006, tetapi sudah
banyak
pembangunan yang terlihat yang berada di Desa tersebut. Desa
Dendun
merupakan salah satu Desa yang dikelilingi oleh laut dan jika
ingin ke kecamatan
maka harus menyebrangi lautan. Menurut pegawai pemerintah yang
bekerja di
Desa Dendun walaupun mereka harus menyebrangi lautan untuk
sampai ke daerah
kecamatan itu tidak menghalangi mereka untuk terus beraktifitas
sebagaimana
mestinya untuk meningkatkan pembangunan untuk membuat
kesejahteraan untuk
masyarakat yang ada di Desa Dendun. Dengan keadaan Desa Dendun
ini bisa kita
lihat bahwa jarak tidak bisa menutup kemungkinan untuk membuat
pembangunan
desa terus berjalan, sehingga bisa membangun desa dan mewujudkan
tujuan dari
pembangunan itu sendiri yaitu untuk membuat masyarakat
sejahtera.
Dalam pembuatan tembok penahan tanah ini (batu miring)
menggunakan
sistem swakelola, dimana swakelola itu merupakan kegiatan
pengadaan atau
pengerjaan barang dan jasa dikerjakan, di rencanakan, di awasi
sendiri oleh tim
pengelolaan kegiatan (TPK). Dimana tim TPK ini diketuai oleh
kaur atau kasi
yang membidangi keteknisan. TPK di tunjuk, diangkat dan
diberhentikan oleh
kepala desa melalui SK kepala desa. Keanggotaan dari TPK itu
sendiri terdiri dari
unsur pemerintah desa, LPM, staf desa, dan tokoh masyarakat.
Dalam proses sebelum pengerjaannya tim TPK ini akan melakukan
rapat
untuk menentukan siapa kepala tukang yang akan di tunjuk untuk
melaksanakan
pembangunan tersebut. Setelah itu barulah dari kepala tukang
yang di tunjuk
kepala tukang itu akan mencari sendiri anggota tukang yang akan
dilibatkan untuk
proses pengerjaan tembok penahan tanah ini. Untuk melaksanakan
pembuatan
-
5
tembok penahan tanah ini tentu tidak mudah kalau dilakukan oleh
tukang saja,
harus ada kerja sama antara tukang dan masyarakat yang ada di
desa dendun
tersebut.
METODOLOGI PENELITIAN
Sehubungan dengan masalah ini, maka peneliti memilih untuk
melaksanakan penelitian dengan menggunakan metode pendekatan
kualitatif, di
mana akan menghasilkan data deskriptif berupa uraian kata-kata
pendapat,
tanggapan, informasi, keterangan yang mengungkapkan suatu
masalah baik itu
berupa tertulis maupun lisan. Penelitian kualitatif merupakan
suatu rangkaian
kegiatan atau bisa disebut dengan proses penyaringan data atau
informasi yang
bersifat sewajarnya dalam arti tidak melebih-lebihkan mengenai
suatu masalah
yang bersinggungan dengan kondisi, aspek, atau bidang tertentu
dalam kehidupan
objek yang akan di teliti oleh peneliti.
KERANGKA TEORI
PARTISIPASI
Dari segi etimologis kata partisipasi merupakan terjemahan dari
kata
participatie bahasa belanda atau bahasa inggrisnya participation
yang sebenarnya
berarti mengambil ( di dalam ) satu kegiatan. Kedua perkataan
tadi sesungguhnya
berasal dari dua suku kata, yakni pars bagian dan capare yang
berarti mengambil
bagian atau dapat juga disebut peran serta atau keikutsertaan.
Jadi partisipasi
adalah keikutsertaan atau keterlibatan secara sukarela oleh
masyarakat dalam
perubahan yang ditentukannya sendiri.
-
6
Sebagaimana diketahui, pembangunan pada dasarnya merupakan
proses
perubahan, dan salah satu bentuk perubahan yang diharapkan
adalah sikap dan
perilaku. Partisipasi yang semakin meningkat baik secara
kualitatif maupun
kuantitatif merupakan salah satuperwujudan dari perubahan sikap
dan perilaku
tersebut. Dalam hal ini aktivitas lokal merupakan media dan
sarana bagi
masyarakat dalam melaksanakan partisipasi.
Partisipasi secara harfiah berarti keikutsertaan, dalam hal
konteks politik ini
mengacu pada keikutsertaan warga dalam berbagai proses politik.
Keikutsertaan
masyarakat dalam proses politik tidaklah hanya berarti warga
mendukung
keputusan atau kebijakan yang telah digariskan oleh para
pemimpuinnya, karena
kalau ini yang terjadi maka istilah yang tepat adalah mobilisasi
politik. Partisipasi
politik adalah keterlibatan warga dalam segala tahapan
kebijakan, mulai dari
sejak pembuatan keputusan sampai dengan penilaian keputusan,
termasuk juga
peluang untuk ikut serta dalam pelaksanaan keputusan.
PARTISIPASI MASYARAKAT
Untuk mencapai keberhasilan pembangunan, partisipasi masyarakat
dalam
pelaksanaan pembangunan sangat diperlukan. Pembangunan dapat
berjalanterus
menerus tetapi hasilnya akan sangat berbeda apabila pembangunan
tersebut
didukung dengan partisipasi masyarakat. Partisipasi dalam
pembangunan harus
dilaksanakan sebagai bagian penting dari pembangunan itu
sendiri.
Jameison, (dalam Mikkelsen, 2006:63), menegaskan bahwa
munculnya
paradigma pembangunan berkelanjutan mengindikasikan adanya dua
perspektif
yaitu pelibatan masyarakat setempat dalam pemilihan,
perancangan, perencanaan
dan pelaksanaan program atau proyek yang akan mewarnai hidup
mereka,
-
7
sehingga dengan demikian dapatlah dijamin bahwa persepsi
masyarakat setempat,
pola sikap dan pola pikir serta nilai-nilai dan pengetahuannya
ikut
dipertimbangkan secara penuh; sedangkan yang kedua adalah umpan
balik
(feedback) yang hakikatnya merupakan bagian tak terpisahkan dari
kegiatan
pembangunan.
Partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan diyakini
banyak
pihak telah menjadi kata kunci dalam pengembangan pembangunan di
era
otonomi daerah sekarang ini. Pembangunan yang melibatkan
partisipasi
masyarakat ternyata telah gagal menciptakan keadilan dan
kesejahteraan
masyarakat. Partisipasi merupakan jembatan penghubung antara
pemerintah
sebagai pemenang kekuasaan, kewenangan, kebijakan dengan
masyarakat yang
memiliki hak sipil, politik dan sosial ekonomi masyarakat
(eko,2003:8). Dengan
partisipasi masyarakat, posisis tawar masyarakat di mata
pemerintah menjadi
mengikat, masyarakat tidak selalu di dekte dan di dominasi oleh
pemerintah
dalam memenuhi kebutuhan atau keputusan dalam pembangunan
lingkungannya
namun selalu dilibatkan dalam pengambilan keputusan maupun
dalam
pelaksanaannya. Konsep partisispasi merupakan konsep yang luas,
karena salah
satu indikator keberhasilan suatu pembangunan adalaha asanya
partisipasi
masyarakat penerima program.
ARTI PENTINGNYA PARTISIPASI MASYARAKAT
Peningkatan partisipasidaripada masyarakat merupakan salah satu
bentuk
pemberdayaan masyarakat (social empowerment) secara aktif yang
berorientasi
pada pencarian hasil pembangunan yang dilakukan dalam masyarakat
(pedesaan).
Conyers (dalam Supriatna 2000:212), menegaskan bahwa, ada tiga
alasan utama
-
8
mengapa partisipasi masyarakat sangat penting dalam pelaksanaan
pembangunan,
yaitu:
1. Partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh
informasi
mengenai kondisi, kebutuhan sikap masyarakat setempat, yang
tanpa
kehadirannya program pembangunan serta proyek tersebut dapat
gagal.
2. Bahwa masyarakat akan lebih mempercayai proyek atau
program
pembangunan jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan
dan
perencanaan, karena akan lebih mengetahui seluk beluk proyek
tersebut.
Kepercyaan semacam ini adalah penting khususnya bila mempunyai
tujuan
agar dapat diterima oleh masyarakat.
3. Merupakan hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam
pembangunan
masyarakat sendiri. Dapat dirasakan mereka mempunyai hak
untuk
memberikan saran dalam menentukan jenis pembangunan yang
akan
dilaksanakan di daerah mereka.”
KONSEP OPERASIONAL
Untuk lebih mempermudah menghimpun data yang diperlukan serta
untuk
mengukur variabel maka konsep yang digunakan adalah yang
dikemukakan oleh
Kaho, menurut Kaho (2002:40), partisipasi masyarakat dapat
terjadi pada empat
tahap yaitu:
1. Partisipasi dalam pembuatan keputusan
2. Partisipasi dalam pelaksanaan
3. Partisipasi dalam pemanfaatan hasil
4. Partisipasi dalam mengevaluasi
-
9
PEMBAHASAN
PARTISIPASI DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN
Dalam hal ini masyarakat dituntut untuk ikut memberikan
keputusan dalam
perancangan pembangunan. Hal ini dapat diukur dari indikator
masyarakat ikut
memberikan ide dalam perencanaan pembangunan.
Perencanaan pembangunan akan tetap mengenai sasaran, terlaksana
dengan
baik dan bermanfaat hasilnya jika dilaksanakan untuk memenuhi
kebutuhan
masyrakat. Menurut Kartasasmita (1996:63), pembangunan haruslah
dilaksanakan
dari rakyat, oleh takyat dan untuk rakyat. Pandangan ini
menunjukkan asas
demokrasi dalam konsep pembangunan nasional. Masyarakat perlu
dilibatkan
secara langsung bukan karena mobilisasi, melainkan sebagai
bentuk partisipasi
yang dilandasi oleh kesadaran. Dalam proses pembangunan,
masyarakat tidak
semata-mata diperlukan sebagai obyek, tetapi lebih sebagai
subyek dan aktor atau
pelaku (Soetomo,2008:8).
Dalam melakukan perencanaan pembangunan tembok penahan tanah
ini,
pemerintah Desa Dendun melakukan musyawarah desa atau bisa
disebut dengan
musdes. Di Musdes ini tim RKP (Rencana Kerja Pemerintahan) yang
di ketuai
oleh Sekertaris Desa merumuskan kegiatan selama satu tahun
kedepan, rumusan
tersebut dibawa ke musyawarah desa yang bisa disebut dengan
musdes untuk
dibahas, dikaji, diprioritaskan dan disepakati. Rapat Musdes ini
dilakukan di
kantor desa dan balai desa. Rapat musdes ini bisa berlangsung
beberapa kali,
setidaknya bisa sampai tiga kali bahkan lebih. Di dalam rapat
musdes ini yang
terlibat adalah perangkat desa, BPD, RT, RW, LPM,
lembaga-lembaga di desa,
unsur perempuan, dan unsur-unsur lainnya sesuai kebutuhan.
-
10
Di dalam musyawarah desa ini melibatkan seluruh elemen dari
masyarakat,
dengan mengundang masyarakat untuk mengikuti kegiatan musyawarah
desa
untuk menentukan mana saja program-program desa yang akan di
bawa menuju
musyawarah rencana pembangunan yang disingkat dengan
musrenbang.
Musrenbang dilakukan secara terbuka dengan mengedepankan
musyawarah untuk
mufakat dalam pengambilan keputusannya. Oleh karena itu
masyarakat dituntut
untuk mampu memberikan ide atau masukan yang dapat membuat
perubahan
kepada desa ke arah yang lebih baik kedepannya.
Di dalam Musrenbang ini yang terlibat di dalamnya selain yang
mengikuti
musyawarah desa, desa juga mengundang perwakilan dari kecamatan,
tenaga ahli,
pendamping desa, Babinkamtibnas, babinsa dan anggota Dewan.
Semua yang
hadir ini akan mengisi daftar hadir yang berupa absen untuk
menunjukkan bahwa
memang benar mereka hadir dalam musyawarah desa maupun
musrenbang.
Musrenbang ini dihadiri oleh 62 orang masyarakat desa.
Musrenbang ini
dilaksanakan pada tanggal 16 januari 2017.
Setelah Musrenbang ini berjalan maka program kegiatan tembok
penahan
tanah ini disusun di dalam rencana kerja pemerintahan yang di
singkat dengan
RKP, setelah itu tentunya dibuat dokumen yang namanya DPA
(Daftar
Pembelanjaan Anggaran) atau yang kita sering sebut sebagai
APBDes.
PARTISIPASI DALAM PELAKSANAAN
Maksud dari partisipasi dalam pelaksanaan ini adalah masyarakat
ikut serta
dalam melaksanakan pembangunan di Desa Dendun. Hal ini dapat
diukur dari
indikator ini adalah masyarakat menyumbangkan tenaganya dalam
pembangunan.
-
11
Keberhasilan pembangunan tidak semata-mata mengandalkan
pemerintah
karena peran seluuruh komponen juga mempengaruhi keberhasilan
dari suatu
pembangunan. Peran pemerintah saat ini hanya sebagai fasilitator
dalam
penyediaan prasarana publik. Masyarakat sebagai pelaku utama
pembangunan.
Keterlibatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan yang
dianggap dapat
mengatasi kesenjangan pembangunan yang terjadi. Tetapi terkadang
tujuan yang
ingin dicapai oleh pemerintah, tidak seriiring, sejalan dengan
tujuan yang ingin
dicapai oleh masyarakat.
Dalam pembuatan tembok penahan tanah ini (batu miring)
menggunakan
sistem swakelola, dimana swakelola itu merupakan kegiatan
pengadaan atau
pengerjaan barang dan jasa dikerjakan, di rencanakan, di awasi
sendiri oleh tim
pengelolaan kegiatan( TPK). Dimana tim TPK ini diketuai oleh
kaur atau kasi
yang membidangi keteknisan. TPK di tunjuk, diangkat dan
diberhentikan oleh
kepala desa melalui SK kepala desa. Keanggotaan dari TPK itu
sendiri terdiri dari
unsur pemerintah desa, LPM, staf desa, dan tokoh masyarakat.
Pada saat pelaksanaan TPK ini harus menyusun RAB (Rencana
Anggaran
Biaya) berdasarkan harga pasar terdekat dari desa tersebut. Lalu
TPK juga harus
bermusyawarah untuk menentukan siapa tukang yang akan di pakai
untuk
melaksanakan program tersebut. Setelah semua selesai
direncanakan, di
belanjakan dan di tetapkan tukangnya barulah kegiatan
pelaksanaan program ini
baru bisa berlangsung.
Wawancara dilakukan kepada bapak Rupiat yang berpendapat
bahwa:
“pada saat proses itu kita bisa memberdayakan semua kita akan
berdayakan
semua, tetapi kita hanya butuh tukang yang asli dari dalam, dan
dibantu oleh
beberapa masyarakat, soalnya dari material itu dari masyarakat
semua, kita
-
12
giatkan semua masyarakat untuk mengambil material itu, jadi
tidak boleh dari
luar. Memang kita beli bahan dari luar tetapi masyarakat yang
mengelola.
PARTISIPASI DALAM PEMANFAATAN HASIL
Dalam hal ini masyarakat menerima manfaat dari pembangunan
yang
dilakukan di Desa Dendun. Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh
masyarakat
melalui pertisipasi masyarakat adalah hasil pembangunan
dipastikan sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat, dapat menyediakan
dasar-dasar
kekuatan lokal dan organisasi masyarakat, secara moral merasakan
memiliki,
sehingga terjaga kelestariannya dan merupakan bagian dari
pembangunan yang
dilaksanakan bersama pemerintah.
Dalam hal ini masyarakat merakan manfaat pembangunan dari
tembok
penahan tanah tersebut dengan adanya tembok tersebut bermanfaat
untuk
menghindari rumah mereka dari gelombang laut dan sampah yang
bertebaran
dimana-mana yang membuat mereka merasa tidak aman dan nyaman
setiapa
harinya.
PARTISIPASI DALAM MENGEVALUASI
Dalam hal ini yang dimaksudkan adalah masyarakat ikut
mengawasi
jalannya pembangunan yang ada di Desa Dendun. Hal ini dapat
diukur dari
indikator ini adalah masyarakat menilai kemanfaatan dari
pembangunan. Dalam
hal ini masyarakat merasakan manfaat setelah dibangunnya tembok
penhan tanah
tersebut dengan tidak mengeluh lagi dengan sampah maupun air
gelombang yang
membuat mereka merasa tidak aman dan nyaman setiap saat berada
di desa
mereka.
-
13
KESIMPULAN
1. Dilihat dari segi tahap perencanaan, masyarakat ikut berperan
aktif dalam
memberikan ide-ide kepada pemerintah desa melalui musyawarah
desa
ataupun musyawarah rencana kerja jangka menengah desa terkait
dengan
tingkat kebutuhan mereka akan tembok penahan tanah tersebut.
2. Dilihat dalam tahap pelaksanaan pembangunan, masyarakatt desa
dendun
sudah ikut serta dalam membantu dengan suka rela tugas tukang
dengan
cara mengangkat batu untuk meringankan beban para tukang dalam
bekerja,
ada juga yang memberikan makanan dan minuman kepada tukang,
sehingga
berjalan dengan baik. Mereka sangat antusias dalam membantu para
tukang
bekerja karena ingin tembok penahan tanah itu dsegera terjadi
agar tidak ada
lagi kekhawatiran yang selama ini mengganggu masyarakat seperti
sampah
dan air gelombang laut hilang.
3. Dilihat dari tahap pemanfaatan hasil, semua masyarakat yang
berada dan
membutuhkan tembok penahan tanah ini dapat merasakan manfaat
dari
adanya tembok tersebut. Semua yang masyarakat inginkan dari
adanya
tembok itu sudah terwujud dan tidak ada lagi masyarakat yang
berkomentar
atau mengeluhkan tentang sampah, gelombang dan lain
sebangainya.
4. Dilihat dari segi mengevaluasi, masyarakat menerima tembok
penahan
tanah itu dengan rasa yang bahagia setelah adanya tembok
tersebut, karena
apa yang di inginkan oleh masyarakat sudah terwujud, dari tembok
tersebut
juga tidak ada keluhan, seperti pecah atau sebagainya. Memang
itu karena
masyarakat desa dendun memperhatikan kualitas dari tukang yang
mereka
-
14
ambil sehingga mereka benar-benar puas dengan adanya tembok
penahan
tanah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Adisasmita, Rahardjo. 2006. Membangun Desa Partisipatif.
Makassar: Graha
Ilmu..
Afifuddin, 2010. Pengantar Administrasi Pembangunan (Konsep,
Teori dan
Implementasinya di Era reformasi). Bandung, Alfabeta
Dwiningrum, siti irene astuti. 2011. Desentralisasi dan
Partisipasi Masyarakat
Dalam Pendidikan. Yogyakarta, Pustaka Pelajar
Huraerah, Abu. 2008. Pengorganisasian dan Pengembangan
Masyarakat Model
Dan Strategi Pembangunan Berbasis Kerakyatan. Bandung:
Humaniora Utama Press.
Kaho, josep riwu. 2002. Prospek Otonomi Daerah di Negara
Republik Indonesia
jakarta: Rajawali Pers
Moelong, Lexy, 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Bandung: PT
Remaja Rosda
Karya
Mikkelsen. Britha. 2006. Metode Penelitian Partisipatoris dan
Upaya-Upaya
Pemberdayaan. Alih Bahasa Nalle, Matheos. Jakarta : Yayasan
Obor
Indonesia
Mubyarto. 2008. Peluang Kerja dan Peluang Berusaha di Pedesaan.
Yogyakarta ;
BPFEE. UGM.
-
15
Mulyadi, Mohammad. 2011. Partisipasi Masyarakat dalam
Pembangunan.
Jakarta: Nadi Pustaka
Nasution, Zulkarnain. 2009 Solidaritas Sosial dan Partisipasi
Masyarakat Desa
Transisi . Malang: UMM Press
Rush, micheal dan althoff, phillips. 2002. Pengantar sosiologi
politik. Jakarta: PT
raja grafindo persada
Samsura, D.A.A. 2003. Participatory Planning, Good Governance
Dan Civil
Society. J
Siagian, P Sondang. 2007. Administrasi Pembangunan. Konsep,
Dimensi dan
Strateginya. Jakarta : Gunung Agung.
Siregar, M.B. 2005. Pengaruh Pertisipasi Masyarakat Terhadap
Pembangunan
Kebersihan Kota Medan. Tesis sekolah pasca sarjana
universitas
sumatra utara, medan
Soetomo. 2009. Pembangunan Masyarakat: Merangkai Sebuah
Kerangka,
Yogyakarta: Pustaka Pelajaran
Supriatna, Tjahya. 2000. Strategi Pembangunan dan Kemiskinan.
Jakarta: Rineka
Cipta.
Suryono, Agus. 2010. Dimensi-Dimensi Prima Teori Pembangunan.
Malang:
Universitas Brawijaya Press
Tjokroamidjojo, Bintoro. 2001. Perencanaan Pembangunan. Jakarta,
Haji
Masagung
Todaro, Michael P. 2000. Pembangunan Ekonomi Dunia Ketiga.
Jakarta:
Erlangga
Sztompka, Pitor. 2007. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta:
prenad1
-
16
Sugiyono. 2011, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan
Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. cetakan ke 12, Bandung: Alfabeta
Undang-Undang
Undang-undang nomor 6 tahun 2014