Top Banner
PARAMETER KUALITAS AIR I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ekosistem lotik merupakan ekosistem yang sangat kompleks karena melibatkan banyak komponen pembentuk ekosistem, baiak factor fisik, kimia, maupun biologi perairan. Komponen- komponen yang mempengaruhinya antara lain : Kecerahan Air, Suhu Udara dan Air, Derajat Keasaman (pH) Air, Oksigen Terlarut,Kaebon dioksida bebas dan Alkalinitas Air. Praktikum Kualitas Air ini bertujuan untuk mengetahui parameter kualitas air dan cara pengukurannya, serta mengetahui hubungan parameter fisik, kimia, dan bilogi dalam kualitas air. Dengan adanya Praktikum Analisis Kualitas Air. Praktikan diharapkan dapat mengetahui kualitas air yang baik, serta dapat mengetahiu akan pentinganya perairan dalam kaitannya dengan pengelolaan sumber daya perairan. B. Tujuan 1. Mengetahui parameter kualitas air dan cara pengukurannya 2. Mengetahui parameter fisik, kimia, dan biologi dalam kualitas air C. Tinjauan Pustaka
24

PARAMETER KUALITAS AIR

Mar 06, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PARAMETER KUALITAS AIR

PARAMETER KUALITAS AIRI. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

     Ekosistem lotik merupakan ekosistem yang sangat

kompleks karena melibatkan banyak komponen pembentuk

ekosistem, baiak factor fisik, kimia, maupun biologi

perairan.  Komponen- komponen  yang mempengaruhinya antara

lain : Kecerahan Air, Suhu Udara dan Air, Derajat Keasaman

(pH) Air, Oksigen Terlarut,Kaebon dioksida bebas dan

Alkalinitas Air.

    Praktikum Kualitas Air ini bertujuan untuk mengetahui

parameter kualitas air dan cara pengukurannya, serta

mengetahui hubungan parameter fisik, kimia, dan bilogi dalam

kualitas air.  Dengan adanya Praktikum Analisis Kualitas

Air.   Praktikan diharapkan  dapat mengetahui kualitas air

yang baik, serta dapat mengetahiu akan pentinganya perairan

dalam kaitannya dengan pengelolaan sumber daya perairan.  

B. Tujuan1.                  Mengetahui parameter kualitas air dan cara

pengukurannya

2.                  Mengetahui parameter fisik, kimia, dan biologi

dalam kualitas air

C. Tinjauan Pustaka

Page 2: PARAMETER KUALITAS AIR

Air diperlukan bagi kehidupan organisme.  Peranan air bagi

kehidupan semakin meningkat dengan majunya kebudayaan

manusia.  Kalau air tersebut digunakan oleh organisme untuk

keperluannya, misalnya ikan maka kualitas airnya harus sesuai

dengan air yang dibutuhkan oleh ikan itu (Wardoyo 1981).

   Kualitas air dalam hal analisis kualitas air mencakup

keadaan fisik, kimia, dan biologi yang dapat mempengaruhi

ketersediaan air untuk kehidupan manusia, pertanian, industri,

rekreasi, dan pemanfaatan air lainnya (Asdak 1995).  Menurut

Lagler (1997) didalam lingkungan perairan ada tiga unsur pokok

yang mempengaruhi kehidupan biota perairan.  Pertama adalah

unsur fisik yang berupa sifat-sifat fisika air seperti suhu,

kekeruhan, kekentalan, cahaya, suara, getaran serta berat

jenis. Unsur kedua adalah sifat kimiawi air seperti pH, kadar

oksigen terlarut, karbondioksida terlarut, alkalinitas dan

lain-lainnya.  Unsur ketiga adalah yaitu sifat-sifat

biologinya seperti keadaan organismenya, pemakai dan

pengurai.  Ketiga unsur pokok tersebut tergantung pada sumber

alam pokok yaitu sinar matahari dan iklim. 

Banyak jenis binatang dan tumbuhan yang sama, hidup baik

di sungai maupun di danau, dan banyak dari adaptasi yang

mereka perlukan ternyata sama. Disebabkan keadaan fisik sungai

dan danau sangat berbeda satu sama lain kebiasaan-kebiasaan

jenis binatang dan tumbuhan yang sama ini perlu perhatian yang

berbeda (Anwar  1984). Transparansi air berhubungan dengan

kedalaman air, dimana hubungannya adalah pada daya tembus atau

intensitas penetrasi cahaya matahari. Semakin dalam suatu

perairan, maka akan semakin kecil daya tembus cahayanya.  

Page 3: PARAMETER KUALITAS AIR

Penetrasi cahaya ini berhubungan juga dengan fotosintesis oleh

fitoplankton dan tumbuhan air lainnya (Cholik 1991).

Danau buatan, tentu saja bervariasi tergantung daerahnya

dan pengairan alaminya. Umumnya danau buatan ditandai dengan

fluktuasi permukaan air dan air turbiditas yang tinggi.

Produksi dari bentos sering lebih kecil di danau buatan

dibandingkan dengan di danau alam.  Neraca panas dari danau

buatan dapat berbeda banyak dari danau alam, tergantung dari

perencanaan dari dam.  Bila air dilimpahkan dari dasar,

seperti dam yang didirikan untuk pembangkit tenaga listrik,

air yang dibuang itu dingin, kaya makanan tapi miskin O2 ,

sementara air yang hangat tetap tinggal di danau. Genangan itu

menjadi suatu perangkap panas dan pengekspor makanan,

sebaliknya danau alam membuang airnya dari permukaan, jadi

fungsinya sebagai perangkap makanan dan pengekspor panas,

sehingga tipe pembuangan air amat mempengaruhi kondisi di

bagian hilirnya (Odum 1993).

II. METODOLOGI

A. Waktu dan TempatHari, tanggal     : Kamis, 29 September 2005

Waktu               : 06.00, 10.00, 14.00, dan 18.00

WIB                           

Tempat             : Danau Lembah UGM, kolam percobaan Jurusan

Perikanan dan Laboratorium Ekologi Perairan

B. Alat dan BahanA. Alat

a.                   Secchi disc

b.       Termometer

a.                   Botol oksigen

Page 4: PARAMETER KUALITAS AIR

b.                  Erlenmeyer

c.                   Gelas ukur

d.                  Pipet tetes

e.                   Pipet ukur

f.                   Ember plastik

g.                  Jaring plankton

h.                  Kertas label

i.                    Penggaris

j.                    pH meter

k.                   Mikroskop

l.                     Botol film

m.                Botol aqua

n.                  Sedwgwick rafter counting cell (SR)

o.                  Plastik

p.                  Kertas saring

B.  Bahan

a.                   larutan Buffer

b.                  larutan H2SO4 pekat

c.                   larutan 1/80 N Na2S2O3

d.                  larutan indikator amilum

e.                   larutan indikator PP

f.                   larutan 4% formalin

g.                  larutan. MnSO4

h.                  larutan reagan oksigen

i.                    larutan 1/44 N NaOH

j.                    larutan 1/50 N H2SO4

k.                  larutan indikator methyl orange

l.                    aquades

Page 5: PARAMETER KUALITAS AIR

m.                larutan 1/40 N Na2S2O3

n.                  larutan 1/50N HCl

o.                  larutan KMnO4 0,01 N

p.                  larutan asam oksalat 0.1 N

q.                  larutan H2SO4 6 N

r.                    larutan buffer kesadahan

C. Cara Kerja1. Kecerahan Air

            a. Memasukan secchi disc ke dalam airsampai tidak

dapat batas antara hitam dan putih kemudian mencatat

kedalamannya (a cm).

            b. Menarik secchi disc ke atas sampai dapat

terlihat batas antara hitam dan putih kemudian mencatat

kedalamannya (b cm).

            c. Menghitung nilai transparansi dengan rumus: a +

b/2

2. Suhu Udara dan Suhu Air

            a.Mengukur suhu udara di lokasi praktikum dengan

menggunakan termometer dan mencatat suhunya

            b.Mengukur suhu air menggunakan termometer deagan

cara memasukkannya ke dalam air selama kurang lebih 5 menit

lalu membaca dan mencatat suhu air yang ditunjukkan oleh

termometer tersebut dalam keadaan ujung termometer masih

tercelup di dalam air.

3. Derajat Keasaman (pH)

Mengambil air secukupnya

Page 6: PARAMETER KUALITAS AIR

Memasukkan pH meter ke dalam larutan standar (ph=7) dan

kalibrasi pH     tersebut agar menunjukkan nilai pH=7

Memasukkan pH meter ke dalam air sample, membiarkannya

beberapa menit hingga nilai pH yang terbaca menunjukkan angka

yang stabil. Mencatat nilai pH yang ditunjukkan oleh pH meter

Membersihkan bagian ujung pH meter dengan aquades sebelum

digunakan untuk mengukur air sampel lainnya.

4. Kandungan O2 terlarut (Dissolved Oxigen atau DO)

Metode Winkler:

Mengambil cuplikan air yang akan diperiksa dengan

memasukkan botol oksigen ke dalam air, menutup rapat-rapat

jangan sampai timbul gelembung udara.

Menambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml reagen (pereaksi) oksigen ke

dalam botol oksigen.

Menutup botol oksigen, kemudian menggojok perlahan- lahan

dengan car membolak- balik botol hingga reaksi berjalan

sempurna.

Mendiamkan beberapa saat hingga endapan yang timbul

terlihat mengendap sempurna.

Membuka tutup botol dan menambahkan 1 ml larutan H2SO4

pekat.

Menutup botol, menggojok seperti di atas hingga endapan

larut sempurna dan mendiamkan selama beberapa menit (± 10

menit).

Mengambil larutan hasil reaksi diatas sebanyak 50 ml dan

memasukkan ke dalam erlemeyer 250 ml.

Menitrasi dengan larutan 1/80 NanS2O3 sambil erlemeyer

digoyang-goyang hingga larutan berwarna kuning.

Page 7: PARAMETER KUALITAS AIR

Menambahkan 3 tetes indikator amilum, menggoyang- goyang

dan lartan akan berubah menjadi warna biru, kemudian

mantitrasi hingga warna biru tepat hilang.

Mencatat banyak larutan 1/80 N NanS2O3 yang digunakan untuk

titrasi dari awal hingga akhir (= a ml).

Perhitungan:

1 ml 1/80 N NanS2O3 = 0,1 mg O2/l

Kandungan O2 terlarut = 

                        (f) = faktor korelasi= 1 

5. Kandungan CO2 bebas

Metode alkalimetri 

Mengambil cuplikan air yang akan diperiksa dengan caran

memasukkan botol oksigen ke dalam air, menutup rapat- rapat

dan menjaga jangan sampai timbul gelembung udara.

Mengambil cuplikan air sebanyak 50 ml dan memasukkan ke

dalam erlemeyer secara perlahan- lahan.

Menambahkan 3 tetes indikator Phenolphphtalein (PP)

a.                   Jika warna berubah menjadi merah muda (rose),

berarti tidak ada kandungan CO2 bebas.

b.                  Jika air cuplikan tetap tidak berwarna (bening),

maka dititrasi dengan larutan 1/44 N NaOH sambil menggoyang-

goyang hingga warna berubah menjadi merah muda.

Mencatat banyak larutan 1/44 N NaOH yang digunakan (= b ml)

Perhitungan

1 ml 1/44 N NaOH = 1 mg CO2

Kandungan CO2 =

                        (f) = faktor koreksi = 1

Page 8: PARAMETER KUALITAS AIR

III. HASIL dan PENGAMATAN

A. Hasil

TerlampirB. Pembahasan

Pengamatan kali ini dilakukan di dua tempat yaitu inlet

dan outlet di kolam Jurusan Perikanan dan di danau Lembah UGM.

Pengamatan dilakukan setiap empat jam sekali yaitu pukul

06.00, 10.00, 14.00, dan 18.00 WIB..Adapun parameter yang

diukur antara lain :

A. Kolam

1.   Parameter Fisika

a.  Suhu air

Suhu udara suatu perairan antara lain dipengaruhi oleh

vegetasi dan waktu. Suhu menyatakan banyaknya panas matahari

yang dapat tersimpan dalam suatu media yang dinyatakan dalam

satuan celcius.

Suhu air tertinggi terdapat pada pengamatan pukul 14.00

WIB (inlet) yaitu  29 0C, sedangkan suhu terendah terjadi pada

pengamatan pukul 06.00 WIB (inlet) yaitu sebesar 20 ºC. Suhu

air yang rendah pada pukul 06.00 WIB disebabkan oleh

Page 9: PARAMETER KUALITAS AIR

intensitas cahaya matahari yang masuk ke perairan pada saat

itu belum maksimum, sedangkan pada pukul 14.00 WIB suhu air

mencapai titik tertinggi hal tersebut dikarenakan pada saat

itu intensitas cahaya matahari sudah mencapai titik maksimum

sehingga panas yang terserap oleh perairan dalam jumlah

celcius yang banyak.

b.      Suhu udara

Suhu udara suatu perairan antara lain dipengaruhi oleh

cuaca, vegetasi, dan fotosintesis . Suhu udara tertinggi

terjadi pada pukul 14.00 WIB (inlet) sebesar 29 0C, sedangkan

suhu terkecil terjadi pukul 18.00 WIB (inlet) sebesar 23,5 0C.

Suhu udara yang tinggi pada pukul 14.00 WIB disebabkan karena

pada saat itu intensitas sinar matahari sudah mencapai titik

maksimum, sedangkan suhu yang rendah pada pukul 06.00 dan

18.00 WIB disebabkan karena pada pagi dan sore hari sinar

matahari belum mencapai titik maksimum.

c.    Kecerahan

Page 10: PARAMETER KUALITAS AIR

Kecerahan kolam menandakan tingkat kekeruhan kolam yang

merupakan aktivitas dari bahan organik. Kecerahan berkisar

antara 21,9375 cm – 32,5 cm.  Grafik menunjukkan bahwa

kecerahan tertinggi terjadi di daerah outlet pada pukul 18.00

sebesar 34,5 cm dan terendah terjadi di daerah outlet pada

pukul 06.00 sebesar 21,125 cm. Kecerahan yang tinggi pada

pukul 18.00 WIB disebabkan karena pada saat tersebut aktifitas

organisme yang berada di dalam kolam sudah menurun sehingga

bahan organik yang terdapat didalamnya mudah mengendap pada

dasar kolam. Pada pukul 06.00 WIB kecerahan menunjukkan nilai

yang terkecil, hal tersebut disebabkan karena pada pagi hari

organisme yang berada didalam kolam mulai aktif bergerak

sehingga gerakannya menimbulkan tersebarnya bahan organik yang

terendap didasar kolam dan menyebabkan kolam menjadi keruh dan

kecerahanya kecil.

2. Parameter kimia

a     DO (Oksigen terlarut)

Page 11: PARAMETER KUALITAS AIR

Banyaknya oksigen terlarut pada suatu perairan dinyatakan

oleh DO. Hasil pengamatan menunjukkan kandungan DO pada inlet

berkisar antara 1,45 ppm – 4,0 ppm, sedangkan kandungan DO

pada outlet berkisar antara 1,35 ppm – 3,1 ppm. Hasil

pengamatan diperoleh DO terendah pada inlet terdapat pada

pukul 18.00 sebesar 1,4 ppm sedangkan kadar DO tertinggi

terdapat pada pukul 06.00 sebesar 4,4 ppm. Nilai DO terendah

pada outlet terdapat   pada pukul 18.00 sebesar 1,3 ppm

sedangkan kadar DO tertinggi terdapat pada pukul 10.00 sebesar

4 ppm. Adanya nilai DO yang rendah dikarenakan pada daerah

tersebut kurang terjadi proses fotosintesis begitupula

sebaliknya karena supply oksigen dalam perairan berasal dari

fotosintesis fitoplankton. Keberadaan oksigen terlarut 

didalam suatu perairan sangat penting karena digunakan oleh

hewan air untuk proses respirasi. Oleh karena itu suatu

perairan yang baik harus memiliki kadar DO yang lebih dari 3.

(Welch 1952).

b.      CO2 bebas

Page 12: PARAMETER KUALITAS AIR

Kandungan CO2 pada kolam merupakan efek dari buruknya

lingkungan perairan serta banyaknya oksigen terlarut pada

kolam. Kandungan CO2 pada inlet berkisar antara 7 ppm – 10 ppm,

begitu juga kandungan CO2 pada outlet berkisar antara 7 ppm –

10 ppm. Kandungan CO2 bebas dari hasil pengamatan menunjukkan

bahwa pada inlet dan outlet kandungan terbesar terjadi pada

pengamatan pukul 06.00 yaitu sebesar 10 ppm (baik didasar

maupun permukaan perairan). Nilai tersebut disebabkan pada

pagi hari cahaya yang masuk belum cukup untuk melakukan

fotosintesis sehingga fitoplankton yang ada lebih cenderung

melakukan respirasi..

Kandungan  CO2 yang terrendah pada inlet dan outlet terjadi

pada pukul 18.00. Kadar CO2 yang rendah  disebabkan karena pada

saat itu (siang hari) sinar matahari yang masuk sudah

berlimpah sehingga fitoplankton lebih cenderung melakukan

fotosintesis sehingga kadar CO2nya menurun. Menurut Welch

(1952) besarnya konsumsi pada phytoplankton, tumbuhan hijau

faktor pendukung efektivitas sinar, kecerahan dan waktu juga

berpengaruh terhadap kandungan CO2 didalam suatu perairan.

c.     pH

Page 13: PARAMETER KUALITAS AIR

Kandungan pH pada suatu perairan menggambarkan tingkat

keasaman serta banyaknya kandungan CO2. Kadar pH pada kolam

hampir sama, berkisar antara 7,7 – 7,15. Hasil pengamatan

menunjukkan bahwa kadar pH berkisar antara 7,7 – 7,15 dimana

pH tertinggi  terdapat di daerah inlet pada pukul 06.00 hal

ini di karenakan CO2 bebas dan nilai alkalinitas yang tinggi

pada perairan ini, tingginya CO2 bebas dan alkalinitas

menunjukkan bahwa perairan memiliki ketersediaan ion karbonat

dan bikarbonat yang tinggi, sehingga perairan dapat bersifat

lebih basa. Kandungan pH terendah terjadi hampir sepanjang

waktu pengamatan, yaitu di daerah inlet maupun outlet pada

pukul 10.00, 14.00 dan pukul 18.00 yaitu sebesar 7,1

dikarenakan kandungan CO2 bebas dan alkalinitas yang relatif

rendah pada perairan ini.

d. Alkalinitas

Page 14: PARAMETER KUALITAS AIR

Alkalinitas adalah kemampuan air untuk mempertahankan

keasaman perairan. Kandungan alkalinitas di daerah inlet

berkisar antara 101 ppm – 130 ppm, sedangkan pada daerah

outlet berkisar antara 110 ppm – 116 ppm. Alkalinitas

tertinggi di daerah inlet pada pukul 14.00 sebesar 130 ppm dan

terendah pada pukul 18.00 sebesar 101 ppm. Untuk outlet

alkalinitas terbesar terjadi pada pukul 14.00 sebesar 116 ppm,

sedangkan terkecil pada pukul 06.00 sebesar 110 ppm. Nilai

alkalinitas yang tinggi karena pada daerah tersebut banyak

terdapat pH yang berasal dari bahan organik yang mengalami

pembusukan sehingga sedikit memtuhkan CO2 untuk proses

pembusukannya.

Menurut Thomas (1980), alkalinitas dirumuskan sebagai

berikut :

CO2 + H2O  ↔  H2CO3

H2CO3         ↔  H + + HCO3ˉ

HCO3ˉ         ↔  H +  + CO2ˉ

3. Parameter Biologi

a.     Kepadatan Plankton

Densitas atau kepadatan plankton dapat dijadikan sebagi

indikator meningkatnya produktivitas perairan. Plankton

merupakan penyumbang perairan, semakin banyak plankton maka

semakin banyak jumlah ikan dan organisme pemakan plankton,

sehingga perairan tersebut menjadi produktif. Dari hasil

pengamatan kepadatan plankton terbesar di daerah inlet pada

pukul 14.00 wib yaitu sebesar 198 ind/l karena  pada saat itu

memiliki suhu perairan yang tidak terlalu tinggi (sedang)

kadar pH yang netral, alkalinitas, CO2 bebas yang sedang dan DO

Page 15: PARAMETER KUALITAS AIR

yang tinggi dan kecerahan yang sedang. Suhu yang tidak tinggi

memungkinkan plankton untuk mendiami daerah ini, karena

planton menyukai suhu yang tidak terlalu panas dan tidak

terlalu dingin. Kadar pH, alkalinitas, CO2 bebas yang tinggi,

menunjukkan bahwa pada perairan ini banyak mengandung ion

karbonat dan bikarbonat, yang berguna sebagai bahan penyuplai

nutrien dan bahan utama fotosintesis bagi plankton. Tingginya

DO, mengakibatkan plankton mudah mendapat oksigen sebagai

bahan dasar respirasi dalam aktivitasnya. Kecerahan yang

sedang berhubungan dengan penetrasi cahaya matahari. Plankton

cenderung menyukai daerah yang penetrasi cahaya mataharinya

sedang, agar aktivitas plankton berjalan secara optimal.

b.    Diversiitas Plankton

Dilingkungan perairan ada tiga unsur pokok yang

mempengaruhi kehidupan biota perairan.  Pertama adalah unsur

fisik yang berupa sifat-sifat fisika air seperti suhu,

kekeruhan, kekentalan, cahaya, suara, getaran serta berat

jenis. Unsur kedua adalah sifat kimiawi air seperti pH, kadar

oksigen terlarut, karbondioksida terlarut, alkalinitas dan

lain-lainnya.  Unsur ketiga adalah yaitu sifat-sifat

biologinya seperti keadaan organismenya, pemakai dan

pengurai.  Ketiga unsur pokok tersebut tergantung pada sumber

alam pokok yaitu sinar matahari dan Diversitas plankton

merupakan keragaman plankton yang terdapat pada perairan.

Tidak semua plankton dapat hidup pada suatu perairan.

Diversitas plankton dapat menunjukan kualitas perairan. Dari

hasil pengamatan diversitas plankton terbesar di daerah outlet

Page 16: PARAMETER KUALITAS AIR

pada pukul 14.00 wib yaitu sebesar 3,822 , sedangkan terendah

juga terjadi pada pukul 14.00 sebesar 3,209 .

B. Lembah UGM

1. Parameter Fisika

a.     Suhu air

Suhu udara suatu perairan antara lain dipengaruhi oleh

vegetasi dan waktu. Suhu menyatakan banyaknya panas matahari

yang dapat tersimpan dalam suatu media

Suhu air tertinggi pukul 14.00 WIB (inlet) yaitu 32 0C,

sedangkan suhu terendah terjadi pada pengamatan pukul 06.00

WIB (inlet dan outlet) yaitu sebesar 29ºC. Suhu air yang

tinggi disebabkan karena pada saat itu sinar matahari yang

masuk sudah mencapai titik maksimum,dan juga vegetasi yang ada

pada daerah inlet cukup sedikit, sedangkan suhu air yang

rendah disebabkan karena pada pagi hari sinar matahari belum

bersinar secara maksimum.

b.     Suhu udara

Page 17: PARAMETER KUALITAS AIR

Suhu udara berkisar antara 26 ºC – 33 ºC dimana suhu

tertinggi terjadi pada pukul 14.00 WIB (inlet dan outlet)

sebesar 33 0C, sedangkan suhu terkecil terjadi pukul 06.00 WIB

(inlet) sebesar 25 0C. Suhu udara yang tinggi pada pukul 14.00

WIB disebabkan karena pada saat itu sinar matahari bersinar

dengan intensitas maksimum, sedangkan suhu yang rendah

disebabkan karena intensitas sinar matahari telah menurun.

Suhu udara yang lebih tinggi daripada suhu air dikarenakan

sifat udara yang mudah melepas kalor dan juga pada saat itu

cuaca agak mendung.

c.     Kecerahan

Kecerahan kolam menandakan tingkat kekeruhan kolam yang

merupakan aktivitas dari bahan organik, semakin keruh maka

akan semakinbanyak bahan irganiknya. Kekeruhan juga akan

mempengaruhi daya tembus cahaya sehingga akan mengganggu

fitoplankton untuk melakukan fotosintesis.

Page 18: PARAMETER KUALITAS AIR

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kecerahan tertinggi

terjadi di daerah outlet pada pukul 14.00 (inlet) sebesar 57

cm dan terendah terjadi di daerah inlet pada pukul 18.00

sebesar 26 cm.  Nilai kecerahan yang tinggi disebabkan pada

saat itu intensitas cahaya matahari masih tinggi sehingga daya

pandang praktikan terhadap Sechhi disc masih jauh begitupula

sebaliknya.

2. Parameter kimia

a      DO (Oksigen terlarut)

Oksigen terlarut (DO) menyatakan banyaknya oksigen

terlarut pada suatu perairan. Kandungan DO ini dipengaruhi

oleh adanya organisme fotosintetik yang mengadakan

fotosintesis dan juga dipengaruhi olehbanyaknya cahaya yang

masuk karena fotosintesis berkaitan dengan adanya cahaya

matahari.

Hasil pengamatan diperoleh DO terendah pada inlet terdapat

pada pukul 18.00 sebesar 2,1 ppm ; kadar DO tertinggi terdapat

pada pukul 14.00 sebesar 19 ppm. Untuk DO terendah pada outlet

terdapat   pada pukul 06.00 sebesar 5,2 ppm;  kadar DO

tertinggi terdapat pada pukul 14.00 sebesar 14 ppm. Adanya

nilai Do yang rendah dikarenakan pada daerah tersebut kurang

terjadi proses fotosintesis begitupula sebaliknya. Kandungan

Page 19: PARAMETER KUALITAS AIR

DO tertinggi  didaerah inlet terjadi pada pukul 14.00 sebesar

19 ppm sedangkan pada daerah outlet terjadi pada pukul 14.00

sebesar 14 ppm.  Hal tersebut dikarenakan oleh sinar matahari

yang ada memungkinkan untuk terjadinya proses fotosintesis

yang berlebih. Menurut Welch (1952) DO yang kurang dari atau

sama dengan 3 ppm sangat rawan di perairan, DO yang lebih dari

5 ppm baik untuk ikan air tawar.

b.     CO2 bebas

Adanya CO2 pada suatu perairan dipengaruhi oleh adanya

aktivitas dari bahan pencemar dan juga kurangnya organisme

fotosintetik. Kandungan CO2 bebas dari hasil pengamatan

menunjukkan bahwa pada inlet kandungan terbesar terjadi pada

pengamatan pukul 10.00 yaitu sebesar 16 ppm sedangkan pada

outlet terjadi pada pukul 06.00 yaitu sebesar 12 ppm.

Kandungan  CO2 yang tinggi karena intensitas cahaya matahari

yang masuk tidak mencukupi untuk melakukan fotosintesis

berlebih. Kandungan  CO2 yang rendah pada inlet terjadi pada

pukul 14.00, sedangkan pada daerah outlet terjadi pada pukul

18.00. Kadar CO2 yang rendah  disebabkan karena banyaknya

oksigen terlarut yang merupakan hasil dari proses fotosintesis

pada waktu sebelumnya, sehingga kadar CO2 berkurang.

c.     pH

Page 20: PARAMETER KUALITAS AIR

Kandungan pH yang tinggi pada suatu perairan menandakan

bahwa kadar karbondioksida (CO2) juga tinggi karena sesuai

dengan laju kesetimbangan reaksi karbonat seperti pada

alkalinitas. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kadar pH

berkisar antara 7,1 –7,65 dimana pH tertinggi  terdapat di

daerah inlet maupun outlet pada pukul 10.00 dan pada pukul

18.00 (inlet) yaitu sebesar 7,65. Kondisi pH terendah terjadi

di daerah inlet pada pukul 06.00 yaitu sebesar 7,1. Kadar pH

perairan dipengaruhi karbondioksida dengan naiknya kadar pH

menunjukkan kadar CO2 rendah hal ini menunjukkan kondisi basa

yaitu banyaknya ion OH dalam perairan pH rendah terjadi

apabila konsentrasi H+ berlimpah yang berarti kandungan CO2

tinggi sehingga jelek untuk kehidupan organisme yang ada

didalamnya.

d.    Alkalinitas

Page 21: PARAMETER KUALITAS AIR

Alkalinitas merupakan suatu kemampuan air untuk

menetralisir keasaman perairan. Nilai alkalinitas tergantung

pada nilai karbonat dan bikarbonat yang ada pada daerah

tersebut, yang ion-ion tersebut bisa berasal dari limbah yanga

ada disekitarnya, Alkalinitas tertinggi di daerah inlet pada

pukul 18.00  sebesar 140 ppm dan terendah pada pukul 06.00

sebesar 40 ppm. Untuk outlet alkalinitas terbesar terjadi pada

pukul 06.00 sebesar 140 ppm, sedangkan terkecil pada pukul

06.00 sebesar 84 ppm.

Alkalinitas juga dipengaruhi oleh tingginya pH karena

reaksi pada lajur yang sama akan berjalan sebanding banyaknya.

Menurut Thomas (1980), alkalinitas dirumuskan sebagai

berikut :

CO2 + H2O  ↔  H2CO3

H2CO3         ↔  H + + HCO3ˉ

HCO3ˉ         ↔  H +  + CO2ˉ    

                                       .

3.    Parameter Biologi

a.    Kepadatan Plankton

Hasil pengamatan kepadatan plankton terbesar di daerah

inlet pada pukul 14.00 wib yaitu sebesar 420 ind/l dan

terendah juga terjadi pada daerah outlet juga pada pukul 14.00

sebesar 307,09 ind/l.

Kepadatan plankton dipengaruhi oleh adanya supply makanan

yang ada diperairan tersebut dan juga kondisi lingkungan

seperti ph, cahaya. Densitas plankton mempengaruhi kadar O2,

CO2 dan kecerahan perairan. Kerapatan plankton juga berdampak

kurang baik bila terlalu padat terutama pada saat pagi hari

Page 22: PARAMETER KUALITAS AIR

dan fotosintesis belum berlangsung, maka akan terjadi

kompetisi yang ketat dalam memperoleh O2, karena yang tersedia

terbatas sementara yang mengkonsumsi banyak.

b.    Diversitas Plankton

Diversitas plankton merupakan keragaman plankton yang

terdapat pada perairan. Tidak semua plankton dapat hidup pada

suatu perairan. Diversitas plankton dapat menunjukan kualitas

perairan. Dari hasil pengamatan diversitas plankton terbesar

di daerah outlet pada pukul 14.00 wib yaitu sebesar 3,337

menunjukkan bahwa terdapat banyak jenis plankton yang dapat

hidup dengan baik di daerah ini, selain  itu pada bagian inlet

memiliki kondisi perairan yang mendukung untuk tumbuh dan

berkembangnya fitoplankton., sedangkan terendah pada pukul

14.00 sebesar 0,27 .yang menandakan daerah tersebut kurang

cocok lingkungannya untuk hidup bermacam-macam plankton

Di lingkungan perairan ada tiga unsur pokok yang

mempengaruhi kehidupan biota perairan.  Pertama adalah unsur

fisik yang berupa sifat-sifat fisika air seperti suhu,

kekeruhan, kekentalan, cahaya, suara, getaran serta berat

jenis. Unsur kedua adalah sifat kimiawi air seperti pH, kadar

oksigen terlarut, karbondioksida terlarut, alkalinitas dan

lain-lainnya.  Unsur ketiga adalah yaitu sifat-sifat

biologinya seperti keadaan organismenya, pemakai dan

pengurai.  Ketiga unsur pokok tersebut tergantung pada sumber

alam pokok yaitu sinar matahari dan iklim.(Lagler 1997) 

Pembahasan Umum

Berdasarkan hasil pengamatan beberapa parameter fisik,

kimia dan biologi pada danau Lembah UGM dan Kolam Perikanan

Page 23: PARAMETER KUALITAS AIR

UGM maka dapat diketahui bahwa Kolam Perikanan UGM memiliki

kualitas perairan yang lebih baik dibandingkan dengan Danau

Lembah UGM. Hal ini dapat dilihat dari jumlah diversitas

plankton pada masing-masing bagian perairan baik inlet,

tengah, maupun outlet.  Kolam perikanan mempunyai jumlah

diversitas plankton yang lebih banyak bila dibandingkan dengan

jumlah diversitas plankton danau lembah.  Berdasarkan

parameter fisik yaitu suhu udara dan air rata-rata di kolam

lebih kecil bila dibandingkan dengan di danau, sehingga

reaksi-reaksi biokimia yang terjadi pada perairan kolam lebih

banyak bila dibandingkan dengan perairan  danau, selain itu

fitoplankton lebih suka pada perairan yang memiliki suhu yang

lebih kecil bila dibandingkan yang memilki suhu yang tinggi.

Berdasarkan parameter kimia perairan kolam periknan lebih

subur bila dibandingkan dengan perairan danau. Hal ini dapat

dilihat dari besarnya rata-rata  kandungan, pH, dan

alkalinitas lebih mendukung untuk tumbuh dan berkembangnya

fitoplankton, bila dibandingkan dengan rata-rata parameter

kimia perairan danau.  Hasil pengamatan juga menunjukkan bahwa

kolam perikanan cocok untuk budidaya ikan nila.

IV. KESIMPULAN dan SARAN

A. Kesimpulan

1.      DO tertinggi danau outlet sebesar 13,3 ppm pada pukul

14.00. DO terendah terjadi  pada inlet 18.00 WIB sebesar 2,1

ppm.

2.       CO2 tertinggi danau inlet pukul 10.00 sebesar 8 ppm dan

pada outlet sebesar 9 ppm terjadi pada pukul 06.00 wib.

Kandungan CO2 bebas terendah pada inlet terjadi pada pukul

Page 24: PARAMETER KUALITAS AIR

14.00 wib dan 18.00 wib yaitu sebesar 0 ppm, sedangkan pada

outlet terjadi pad pukul 18.00 sebesar 0 ppm.

3.      Alkalinitas tertinggi terdapat pada inlet terjadi pukul

10.00 wib dan pukul 14.00 wib yaitu sebesar 140 ppm, sedangkan

terendah pada inlet terjadi pukul 18.00 yaitu sebesar 40 ppm.

Untuk outlet alkalinitas tertinggi terjadi pada pukul 10.00

wib sebesar 178 ppm sedangkan terndah terjadi pada pukul 06.00

wib sebesar 103,4 ppm.

4.      Suhu udara berkisar antara 25,5 0C – 33 0C dan suhu air

berkisar antara 22 0C – 29 0C.

5.      Kecerahan yang tinggi dipengaruhi adanya sinar matahari dan

vegetasi di sekitar perairan.

6.      Kepadatan plankton dipengaruhi oleh adanya ketersediaan

pakan pada suatu perairan, selain itu kadar DO tinggi,

alkalinitasnya cukup tinggi, sehingga banyak kandungan CO2,

suhu udara dan suhu airnya cukup

B. Saran

1.  Persediaan bahan sebaiknya diperhatikan terutama bahan

untuk analisis kimia

2.  Semua asssisten diharapkan harus lebih respon terhadap

para praktikannya terutama jika pengamatan malam hari jangan

hanya satu orang assisten saja yang mengawasi.