PARADIGMA SEHAT MENUJU INDONESIA SEHAT 2010 (HEALTH PARADIGM
TOWARDS HEALTHY INDONESIA 2010)
Dr. Suparyanto, M.Kes
PENGERTIAN PARADIGMA SEHAT
Paradigma Sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model
pembangunan kesehatan yang bersifat holistik
Melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor
yang bersifat lintas sektor
Upayanya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan
perlindungan kesehatan,
Bukan hanya panyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan
PERUBAHAN PARADIGMA
Paradigma sakit: upaya membuat orang sakit menjadi sehat
Paradigma sehat: upaya membuat orang sehat tetap sehat
Paradigma sehat mengutamakan: upaya promotif dan preventif tanpa
mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif
LATAR BELAKANG
Kesehatan hak azasi manusia, menentukan kualitas hidup SDM
Kesehatan karunia Tuhan, perlu disyukuri
Kesehatan dipengaruhi banyak faktor, yang utama lingkungan dan
perilaku
UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan pasal 3 menyebutkan bahwa
tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan yang optimal.
VISI KESEHATAN
Untuk mewujudkan paradigma sehat tersebut ditetapkan visi, yaitu
gambaran, prediksi atau harapan tentang keadaan masyarakat
Indonesia pada masa yang akan datang, yaitu:
Indonesia Sehat 2010
PENGERTIAN INDONESIA SEHAT 2010
1. Indonesia Sehat 2010 adalah gambaran masyarakat Indonesia di
masa depan yang penduduknya hidup dalam:
2. Lingkungan sehat,
3. Perilaku sehat,
4. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan
merata,
5. Memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tinggi nya.
PENGERTIAN LINGKUNGAN SEHAT
Lingkungan Sehat adalah lingkungan yang kondusif bagi
terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang:
Bebas polusi,
Tersedia air bersih,
Sanitasi lingkungan memadai,
Perumahan dan pemukiman sehat
Perencanaan kawasan berwawasan kesehatan,
Kehidupan masyarakat saling tolong-menolong.
PENGERTIAN PERILAKU SEHAT
Perilaku Sehat adalah perilaku proaktif untuk;
Memelihara dan meningkatkan kesehatan,
Mencegah resiko terjadinya penyakit,
Melindungi diri dari ancaman penyakit,
Berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat
MISI PEMBANGUNAN KESEHATAN
Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan:
Pelbagai sektor pembangunan harus memasukkan pertimbangan
kesehatan dalam semua kebijakan pembangunan-nya: Program
pembangunan yang tidak berkontribusi positif terhadap kesehatan,
apalagi yang berdampak negatif terhadap kesehatan, seyogyanya tidak
diselenggarakan.
Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
Kesehatan adalah tanggung jawab bersama setiap individu,
masyarakat, pemerintah dan swasta: Apapun peran yang dimainkan oleh
pemerintah, tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara
mandiri menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit yang dapat
dicapai
Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata dan terjangkau.
Salah satu tanggung jawab sektor kesehatan adalah menjamin
tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau
oleh masyarakat. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilakukan oleh
pemerintah, swasta dan masyarakat .
Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya.
Tugas utama sektor kesehatan adalah memelihara dan meningkatkan
kesehatan segenap warganya: Oleh karena itu upaya kesehatan yang
harus diutamakan adalah yang bersifat promotif-preventif yang
didukung oleh upaya kuratif-rehabilitatif. Selain itu upaya
penyehatan lingkungan juga harus diprioritaskan.
STRATEGI PEMBANGUNAN KESEHATAN
1. Pembangunan Nasional Berwawasan Kesehatan Semua kebijakan
pembangunan nasional yang sedang dan atau akan diselenggarakan
harus berwawasan kesehatan, setidak-tidaknya harus memberikan
kontribusi positif terhadap pembentukan lingkungan dan perilaku
sehat. Sedangkan pembangunan kesehatan harus dapat mendorong
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, terutama melalui upaya
promotif-preventif yang didukung oleh upaya
kuratif-rehabilitatif.
2. Profesionalisme Pelayanan kesehatan yang bermutu perlu
didukung oleh penerapan pelbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta penerapan nilai-nilai moral dan etika. Untuk itu
akan ditetapkan standar kompetensi bagi tenaga kesehatan, pelatihan
berdasar kompetensi, akreditasi dan legislasi serta kegiatan
peningkatan kuatitas lainnya
3. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) Untuk
memantapkan kemandirian masyarakat dalam hidup sehat perlu digalang
peranserta masyarakat yang seluas-luasnya termasuk dalam
pembiayaan. JPKM pada dasarnya merupakan penataan sistem pembiayaan
kesehatan yang mempunyai peranan yang besar pula untuk mempercepat
pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan.
4. Desentralisasi Untuk keberhasilan pembangunan kesehatan,
penyelenggaraan pelbagai upaya kesehatan harus berangkat dari
masalah dan potensi spesifik masing-masing daerah. Untuk itu
wewenang yang lebih besar didelegasikan kepada daerah untuk
mengatur sistem pemerintahan dan. rumah tangga sendiri, termasuk di
bidang kesehatan.
PROGRAM UNGGULAN
1. Kebijakan Kesehatan, Pembiayaan Kesehatan dan Hukum
Kesehatan,
2. Perbaikan Gizi.
3. Pencegahan Penyakit Menular termasuk Imunisasi.
4. Peningkatan Perilaku Hidup Sehat dan Kesehatan Mental.
5. Lingkungan Pemukiman, Air dan Udara Sehat.
6. Kesehatan Keluarga, Kesehatan Reproduksi dan Keluarga
Berencana
7. Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
8. Anti Tembakau, Alkohol dan Madat
9. Pengawasan obat, Bahan Berbahaya, Makanan dan Minuman.
10. Pencegahan Kecelakaan dan Rudapaksa, termasuk Keselamatan
Lalu Lintas
Diposkan oleh dr. Suparyanto, M.Kes di 19:15 3 komentar
Link ke posting ini Label: Kuliah Manajemen dan Organisasi
Reaksi:
PERENCANAAN PUSKESMAS (PUBLIC HEATLH CENTER PLANNING)
Dr. Suparyanto, M.Kes
PENGERTIAN MICROPLANNING
Merupakan penyusunan rencana 5 tahunan dengan tahapan tiap-tiap
tahun di tingkat Puskesmas untuk mengembangkan dan membina Posyandu
KB Kesehatan di wilayah kerjanya, berdasarkan masalah yang dihadapi
dan kemampuan yang dimiliki dalam rangka meningkatkan fungsi
Puskesmas
Perencanaan Tingkat Puskesmas, bertujuan meningkatkan kemampuan
Puskesmas dalam bidang perencanaan, khususnya berpikir analitik,
inisiatif, kreatif dan inovatif
Lokakarya Mini Puskesmas, bertujuan meningkjatkan kemampuan
Puskesmas dalam menggerakan stafnya dalam pelaksanaan kegiatan yang
telah direncanakan
Stratifikasi Puskesmas, bertujuan meningkatkan kemampuan
Puskesmas dalam melakukan pengendalian dan penilaian Puskesmas
MACAM PERENCANAAN PUSKESMAS
1. Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib:Promkes, PL, KIA-KB, Gizi,
P2, BP.
2. Perencanaan Upaya Kesehatan Pengembangan:UKS, PKM, UKK,
Kesgilut, Keswa, Mata, Lansia, Batra.
LANGKAH PENYUSUNAN PERENCANAAN UPAYA KESEHATAN
1. Menyusun usulan kegiatan:Rincian kegiatan, tujuan, sasaran,
volume, waktu, lokasi, biaya untuk setiap kegiatan
2. Mengajukan Usulan Kegiatan, ke Dinkes
3. Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan (POA)
FORMAT MICROPLANNING
1. Pendahuluan
2. Keadaan dan Masalah
3. Tujuan dan Sasaran
4. Pokok kegiatan dan Tahapan pelaksanaan tahunannya
5. Penyusunan kebutuhan sumber daya
6. Pemantauan dan Penilaian
7. Penutup
DEFINISI:
1. Perencanaan: salah satu fungsi manajemen yg merupakan
keseluruhan proses memilih alternatif, langkah dan alokasi sumber
daya yang terbaik untuk mencapai suatu tujuan
2. Masalah: sesuatu yang perlu dipecahkan mengingat adanya
kesenjangan antara tujuan yang diharapkan dengan kenyataan
3. Tujuan: pernyataan tentang sesuatu yang ingin dicapai dalam
kurun waktu tertentu, yang dinyatakan dalam uraian pokok dan
ringkas serta tidak perlu dinyatakan secara kuantitatif
4. Sasaran: suatu pernyataan tentang suatu hasil yang terukur
(kuantitatif) dan yg direncanakan dicapai dalam kurun waktu
tertentu
5. Kebijakan: ketentuan yang ditetapkan untuk dipergunakan
sebagi pedoman atau petunjuk untuk menyelenggarakan upaya dalam
mencapai tujuan dan sasaran
6. Strategi: arah dan cara bertindak yang dipilih dengan
memperhitungkan berbagai segi, serta faktor lingkungan, untuk
mencapai sasaran yang ingin dicapai
LOKAKARYA MINI BULANAN
Pertemuan yang diselenggarakan setiap bulan di Puskesmas yang
dihadiri oleh seluruh staff di Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan
Bidan di desa serta dipimpin oleh Kepala Puskesmas
Proses penggalangan kerjasama tim Puskesmas dengan pendekatan
sistem
Masukan
1. Laporan hasil kegiatan bulan lalu
2. Informasi: hasil rapat dinas kab /kota, rapat kecamatan,
kebijakan, program dan konsep baru
Proses .
1. Analisis hambatan dan masalah, Analisis sebab masalah,
2. Merumuskan alternatif pemecahan masalah
Keluaran
1. Rencana kerja bulan yang baru
LOKAKARYA MINI TRIBULANAN
Pertemuan yang diselenggarakan setiap 3 bulan sekali di
Puskesmas yang dihadiri oleh instansi lintas sektor tingkat
kecamatan, Badan Penyantun Puskesmas (BPP), staf Puskesmas dan
jaringannya, serta dipimpin oleh camat
Proses penggalangan kerjasama tim lintas Sektor Puskesmas dengan
pendekatan sistem
Masukan
1. Laporan pelaksanaan program kesehatan dan dukungan sektor
terkait
2. Inventarisasi masalah/hambatan dari masingmasing sektor dalam
pelaksanaan program kesehatan
3. Pemberian informasi baru
Proses
1. Analisis hambatan dan masalah pelaksanaan program
kesehatan
2. Analisis hambatan dan masalah dukungan dari masing-masing
sector
3. Merumuskan cara penyelesaian masalah
Keluaran
1. Rencana kerja tribulan yang baru
2. Kesepakatan bersama (untuk hal-hal yang dipandang perlu)
SUPERVISI
Pengawasan dibedakan atas dua macam yakni pengawasan internal
dan eksternal.
1. Pengawasan internal dilakukan secara melekat oleh atasan
langsung.
2. Pengawasan eksternal dilakukan oleh masyarakat, dinas
kesehatan kabupaten/kota serta berbagai institusi pemerintah
terkait.
Pengawasan mencakup aspek administratif, keuangan dan teknis
pelayanan. Apabila pada pengawasan ditemukan adanya penyimpangan,
baik terhadap rencana, standar, peraturan perundang-undangan maupun
berbagai kewajiban yang berlaku, perlu dilakukan pembinaan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
POSYANDU KB-KES
Merupakan salah satu bentuk kegiatan BPD (dulu LKMD), dimana
masyarakat (antara lain PKK) menyelenggarakan pelayanan 5 program
prioritas secara terpadu di satu tempat dan dalam waktu yang sama,
dengan bantuan pelayanan langsung dari staf Puskesmas, yaitu pada
jenis pelayanan yang masyarakat tidak kompeten untuk memberikannya
sendiri.
KETERPADUAN POSYANDU
1. Keterpaduan antar 5 program (KIA, KB, Imunisasi, Gizi dan
penanggulangan diare)
2. Keterpaduan antar sektor terkait (BPD, PKK, BKB, Kes
3. Keterpaduan Pelayanan Kesehatan oleh masyarakat dan
kesehatan
POLINDES
Suatu tempat yang didirikan oleh masyarakat atas dasar
musyawarah, sebagai kelengkapan dari pembangunan kesehatan
masyarakat desa, untuk memberikan pelayanan KIA dan KB.
Dikelola BDD kerjasama dengan dukun bayi serta dibawah
pengawasan dokter Puskesmas
Pertolongan persalinan yang ditangani: persalinan normal, faktor
risiko sedang
Kriteria faktor risiko sedang:
Umur Ibu 35Th
Tinggi badan 3
Kriteria faktor risiko tinggi:
1. Perdarahan selama kehamilan
2. Panas tinggi atau infeksi
3. Eklamsi
4. Kelainan letak bayi dalam kandungan
PERSYARATAN POLINDES
1. Adanya BDD
2. Adanya peralatan: bidan kit, IUD kit, imunisasi, TB, Infus
set, obat sederhana & uterotonika, buku KIA-KB, inkubator
3. Memenuhi syarat rumah sehat: air bersih, ventilasi cukup,
penerangan cukup, SPAL, pekarangan bersih, ukuran minimal:
3x4m2
4. Lokasi terjangkau roda 4
5. Ada tempat bersalin, post partum, 1 TT
TUJUAN POLINDESTujuan Umum:
Memperluas jangkauan, meningkatkan mutu dan mendekatkan
pelayanan KIA-KB kepada masyarakat desa
Tujuan Khusus:
1. Meningkatkan jangkauan dan mutu ANC dan persalinan normal di
desa
2. Meningkatkan pembinaan dukun desa
3. Meningkatkan konsultasi dan penyuluhan
4. Meningkatkan pelayanan kesehatan bayi dan anak oleh bidan
KEGIATAN POLINDES
1. ANC
2. Persalinan normal
3. Pelayanan kesehatan bufas dan buteki
4. Pelayanan kesehatan neonatal, bayi, balita, anak prasekolah,
imunisasi
5. Pelayanan KB
6. Pertolongan pertama persalinan risiko tinggi
7. Menampung rujukan dukun bayi dan merujuk ke fasilitas kes yg
lebih mampu
8. Melatih dan membina dukun bayi
9. Penyuluhan kesehatan
10. Mencatat dan melaporkan kegiatan ke Puskesmas
Pembinaan oleh dokter Puskesmas
Pembiayaan: ditetapkan berdasarkan musyawarah desa
Perizinan: bidan harus punya SIPB
PENGERTIAN SP2TP
Sistem Pencatatan dan Pelaporan terpadu Puskesmas: kegiatan
pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga dan upaya
pelayanan kesehatan di Puskesmas yang ditetapkan melalui SK
MENKES/SK/II/1981
JENIS DATA SP2TP
1. Umum dan demografi
2. Ketenagaan
3. Sarana
4. Kegiatan pokok Puskesmas
MACAM PENCATATAN
Pencatatan dalam gedung dan diluar gedung
1. Pencatatan dalam gedung , menggunakan: family folder, kartu
indek penyakit, buku register dan sensus harian
2. Pencatatan diluar gedung, menggunakan kartu register dan
kartu murid
FORMULIR PELAPORAN
1. Formulir LB: untuk data kesakitan dan obat dengan LPLPO
2. Formulir LT: untuk data kegiatan
3. Formulir LS: untuk data sarana, kegiatan dan kematian
LB1: laporan data kesakitan
LB2: laporan data kematian (tidak dipakai)
LB3: laporan gizi, KIA-KB, P2M
LB4: laporan obat-obatan (LPLPO)
LT: laporan kegiatan Puskesmas (tribulan)
Laporan data dasar Puskesmas (LSD1, LSD2, LSD3)
LSD1: data kependudukan, fasilitas pendidikan, kesehatan,
lingkungan dan peran serta)
LSD2: ketenagaan Puskesmas dan Pustu
LSD3: peralatan Puskesmas dan Pustu
.
Diposkan oleh dr. Suparyanto, M.Kes di 13:07 4 komentar
Link ke posting ini Label: Kuliah Manajemen dan Organisasi
Reaksi:
PWS KIA (MONITORING LOCAL AREA MATERNAL AND CHILD HEALTH)
Dr. Suparyanto, M.Kes
PENGERTIAN PWS-KIA
Pemantauan Wilayah Setempat KIA (PWS-KIA) adalah alat manajemen
program KIA untuk memantau cakupan pelayanan KIA di suatu wilayah
(Puskesmas/Kecamatan) secara terus menerus, agar dapat dilakukan
tindak lanjut yang cepat dan tepat terhadap desa yang cakupan
KIA-nya rendah
LATAR BELAKANG
AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi
Penyebab kematian persalinan: Perdarahan: 40 %, Infeksi: 30 %,
Toksemia: 20 %
Untuk mengatasi masalah diatas, pelayanan KIA dituntut meningkat
baik jangkauan maupun mutunya
Pelayanan KIA perlu dipantau terus menerus untuk mengetahui
gambaran tentang kelompok mana dalam wilayah yang paling rawan
Dengan diketahuinya lokasi (desa) rawan kesehatan ibu dan anak,
maka desa tersebut dapat lebih diperhatikan dan dicarikan pemecahan
masalahnya
Untuk memantau cakupan pelayanan KIA dikembangkan sistem
PWS-KIA
TUJUAN UMUM
Meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan KIA diwilayah kerja
Puskesmas, melalui pemantauan cakupan pelayanan KIA di tiap desa
secara terus menerus.
TUJUAN KHUSUS
1. Memantau cakupan pelayanan KIA secaraterus menerus untuk tiap
desa
2. Menilai kesenjangan antara target dan pencapaian sebenarnya
untuk tiap desa
3. Menentukan urutan desa prioritas yang akan ditangani
berdasarkan besarnya kesenjangan
4. Merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan sumber daya
yang tersedia.
5. Membangkitkan peran pamong setempat dalam penggerakan sasaran
dan mobilisasi sumberdaya
PRINSIP PENGELOLAAN PROGRAM KIA
1. Peningkatan pelayanan ANC disemua fasilitas yankes (mutu dan
jangkauan)
2. Peningkatan pertolongan Bulin oleh nakes profesional
3. Peningkatan DDRT Bumil baik oleh nakes, kader maupun dukun
bayi
4. Peningkatan pelayanan neonatal (mutu dan jangkauan)
PELAYANAN ANCStandart minimal 5 T:
1. Timbang berat badan ukur tinggi badan
2. (Ukur) Tekanan darah
3. (Pemberian Imunisasi) Tetanus toksoid (TT) lengkap
4. (Ukur) Tinggi fundus uteri
5. (Pemberian) Tablet zat besi minimal 90 tablet selama
kehamilan
FREKUENSI ANC
1. Minimal 1 kali pada triwulan pertama
2. Minimal 1 kali pada triwulan kedua
3. Minimal 2 kali pada triwulan ketiga
PERTOLONGAN PERSALINAN
1. Oleh tenaga profesional: Dokter spesialis kebidanan, dokter
umum, bidan
2. Memenuhi standart minimal 3 bersih: bersih tangan penolong,
bersih alat pemotong tali pusat, bersih tempat ibu berbaring
3. Prinsip persalinan: steril, sesuai SOP, merujuk kasus yang
tidak mampu ditangani
STRATEGI MAKING PREGNANCY SAFER ( MPS )
1. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih
2. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan
yang adekuat
3. Setiap wanita usia subur ( WUS ) mempunyai akses terhadap
pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan
komplikasi keguguran
MENANGANI KEMATIAN AKIBAT TERLAMBAT
1. Terlambat mengenali bahaya resiko tinggi
2. Terlambat mengambil keputusan dalam keluarga
3. Terlambat memperoleh transportasi / rujukan
4. Terlambat memperoleh penanganan GDON (Gawat Darurat Obstetri
Neonatal) secara memadai
DDRT BUMIL (deteksi Dini Risiko Tinggi Ibu Hamil)
1. Primigravida < 20 tahun atau > 35 tahun
2. Anak > 4
3. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang < 2 tahun
Tinggi badan < 145 cm Berat badan < 38 kg atau Lila < 23,5
cm. Riwayat keluarga: DM, HT, cacat kongenital Kelainan bentuk
tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau panggul RISTI BUMIL
Hb kurang dari 8 gr. % Tekanan darah tinggi (sistole > 140 mmHg,
diastole > 90 mmHg).
4. Oedema yang nyata
5. Eklampsia
6. Perdarahan per vaginam
7. Ketuban pecah dini
8. Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu
9. Letak sungsang pada primigravida
10. Infeksi berat / sepsis
11. Persalinan prematur
12. Kehamilan ganda
13. Janin yang besar
14. Penyakit kronis ibu : jantung, paru, ginjal, dll.
15. Riwayat obstetri buruk, riwayat bedah sesar dan komplikasi
kehamilan.
DDRT NEONATAL
1. BBLR ( berat lahir kurang dari 2500 gram )
2. Bayi dengan tetanus neonaturum
3. Bayi baru lahir dengan asfiksia
4. Bayi dengan ikterus neonaturum (ikterus > 10 hari setelah
lahir )
5. Bayi baru lahir dengan sepsis
6. Bayi lahir dengan berat > 4000 gram
7. Bayi preterm dan post term
8. Bayi lahir dengan cacat bawaan sedang
9. Bayi lahir dengan persalinan dengan tindakan
GRAFIK PWS-KIA
1. Grafik cakupan K1
2. Grafik cakupan K4
3. Grafik cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
4. Grafik penjaringan ibu hamil beresiko oleh masyarakat
5. Grafik penjaringan ibu hamil beresiko oleh tenaga
kesehatan
6. Grafik cakupan neoantal oleh tenaga kesehatan
CARA MEMBUAT GRAFIK
1. Menentukan target rata2 per bulan untuk menggambarkan skala
pada garis vertikal (sumbu Y), caranya target 1 tahun/12
2. Hasil perhitungan cakupan kumulatif, dimasukan kedalam lajur
% kumulatif secara berurutan sesuai peringkat (tertinggi sebalah
kiri)
3. Nama desa ditulis pada lajur desa, menyesuaikan lajur
kumulatif
4. Hasil perhitungan bulan ini dan bulan lalu untuk tiap desa
dimasukan ke lajur masing2
5. Gambar anak panah untuk mengisi lajur trend,
6. Bila bulan ini lebih tinggi dari bulan lalu maka trend naik
() 7. Bila bulan ini lebih rendah dari bulan lalu maka trend turun
() 8. Bila bulan ini sama dari bulan lalu maka trend tetap ()
RENCANA TINDAK LANJUT
Bagi desa yang berstatus baik atau cukup, pola penyelenggaraan
pelayanan KIA perlu dilanjutkan, dengan beberapa penyesuaian
tertentu sesuai kebutuhan
Desa berstatus kurang, yang terutama berstatus jelek perlu
diprioritaskan untuk pembinaan selanjutnya. Perlu dilakukan
analisis lebih dalam serta dicari penyebab rendahnya cakupan,
sehingga dapat diupayakan cara penanganan masalah secara
spesifik
Intervensi kegiatan yang bersifat teknis (termasuk logistik)
harus dibicarakan dalam minilokakarya puskesmas dan rapat dinas
kesehatan kabupaten
Intervensi kegiatan non teknis (motivasi, penggerakan sasaran,
mobilisasi sumberdaya) harus dibicarakan pada rapat koordinasi
kecamatan
CARA PENGISIAN KOHORT IBU
NO URUT NO INDEK NAMA ALAMAT RT/RW IBU SUAMI 1 2 3 4 5
Kolom 1: diisi nomor urutKolom 2: diisi nomor indek dari Family
Folder SP2TPKolom 3: diisi nama ibu hamilKolom 4: diisi suami ibu
hamilKolom 5: diisi alamat ibu hamil
UMUR IBU KEHAMILAN 35 0-12 mg 13-24 >24 6 7 8 9 10 11
6, 7, 8: diisi umur ibu hamil yang sebenarnya dengan angka,
misalnya umur 23 tahun diisikan pada kolom 7
9, 10, 11: diisi umur kehamilan ibu pada kunjungan pertama
dengan angka, misalnya 20 minggu diisikan pada kolom 10
HAMIL KE BB TIII Logis artinya menggunakan prinsip yang dapat
diterima akal atau dapat dinalar
4. Emperis artinya berdasarkan realitas di alam nyata / tidak
palsu / dapat diamati oleh indera kita
5. Penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan tertentu
LANGKAH PENELITIANMASALAH KAJIAN TEORI HIPOTESIS RANCANGAN
PENELITIAN PENGUMPULAN DATA ANALISIS DATA KONSEPTUAL TEORI
KONSEP
KARYA TULIS ILMIAHBab 1: Pendahuluan
Bab 2: Tinjauan Pustaka
Bab 3: Kerangka Konseptual dan Hipotesa
Bab 4: Metode Penelitian
Bab 5: Hasil PenelitianBab 6: Pembahasan
Bab 7: Kesimpulan dan Saran
BAGIAN AWAL KTI
1. Halaman sampul depan 2. Halaman sampul dalam
3. Halaman persetujuan
4. Halaman penetapan panitia penguji
5. Halaman daftar isi
6. Halaman daftar tabel
7. Halaman daftar gambar
8. Halaman daftar lampiran
BAGIAN INTI KTI
BAB 1: PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah2. Masalah3. Identifikasi Masalah
4. Rumusan Masalah5. Tujuan Penelitian1. Tujuan Umum2. Tujuan
Khusus6. Manfaat Penelitian
BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA
1. Merangkum teori yang diperlukan dalam penelitian, yang
diperoleh dari: buku, journal, majalah ilmiah, internet, skripsi,
tesis, desertasi
2. Teori yang diambil harus up to date
3. Harus ditulis sumbernya: (Notoatmojo, 2006)
BAB 3: KERANGKA KONSEPTUAL dan HIPOTESA
1. Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara
konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian
2. Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patokan duga,
atau dalil sementara yang kebenaranya akan dibuktikan dalam
penelitian tersebut (Notoatmojo)
BAB 4: METODE PENELITIAN
1. Waktu dan lokasi penelitian
2. Desain Penelitian
3. Populasi, Sampel, Besar sampel, Sampling
4. Variabel
5. Definisi Operasional variabel
6. Instrumen penelitian
7. Analisa data
8. Etika penelitian (informed concern, anonymity,
confidentiality)
9. Keterbatasan penelitian (sampel, instrumen, waktu)BAB 5:
HASIL PENELITIAN
Menyajikan hasil penelitian yang berisi:
1. Gambaran umum
2. Hasil penelitian
3. Hasil analisis
4. Hasil FGD
Hasil disajikan dalam bentuk:
1. Narasi
2. Tabel
3. Grafik
BAB 6: PEMBAHASAN
Membahas data hasil penelitian, dikaji berdasarkan:
Teori
Hasil penelitian terdahulu
Telaah peneliti
Saran ahli
Hasil FGD
BAB 7: KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan: menjawab tujuan penelian, baik tujuan umum maupun
tujuan khusus2. Saran: menyampaikan solusi masalah penelitian
berdasarkan kesimpulan penelitian yang dapat dilaksanakan
(operasional)BAGIAN AKHIR KTI
1. DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka yang dipakai dalam penelitian
Cara penulisan: nama, tahun, judul, kota, penerbit
2. LAMPIRAN
Kuesioner
Hasil uji hipotesa
Pelaksanaan FGD
Hal-hal lain yang perlu diketahui
REFERENSI:1.Budiarto, 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran,
Sebuah Pengantar, Jakarta, EGC2. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi
Statistik 1 (statistik Deskriptif), Jakarta, Bumi Aksara3. Hasan,
2005, Pokok Pokok Materi Statistik 2 (statistik Infereansif),
Jakarta, Bumi Aksara4.Nasution, 2004, Metode research (penelitian
Ilmiah), Jakarta, Bumi Aksara5. Silalahi, 2003, Metodologi
Penelitian dan Studi Kasus, Sidoarjo, Citramedia6. Tjokronegoro,
2004, Metologi Penelitian Bidang kedokteran, Jakarta, Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.Diposkan oleh
dr. Suparyanto, M.Kes di 08:54 0 komentar
Link ke posting ini Label: Metode Penelitian Reaksi:
HIPOTESIS
Dr. Suparyanto, M.KesPENGERTIAN HIPOTESIS Hipotesis adalah
jawaban sementara penelitian, patokan duga, atau dalil sementara
yang kebenaranya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut
(Notoatmojo) Cara penulisan hipotesis: Dirumuskan dengan jelas,
padat, sederhana Dinyatakan dalam kalimat pernyataan Menyatakan
pertautan antara dua variabel atau lebih Harus dapat diuji (secara
emperis)MACAM HIPOTESIS1. Hipotesis Kerja atau Alternatif atau
Riset atau Asli atau Riil atau Teori atau Substantif (H1)
2. Hipotesis Nihil atau Statistik (Ho)
3. Hipotesis Tandingan
HIPOTESIS KERJA (H1) Hipotesis kerja adalah suatu rumusan
hipotesis dengan tujuan untuk membuat ramalan tentang peristiwa
yang terjadi apabila suatu gejala muncul Biasanya menggunakan
rumusan pernyataan: Jika ., maka. Artinya jika suatu variabel
terjadi pada suatu situasi, maka ada akibat tertentu yang dapat
ditimbulkanCONTOH HIPOTESIS KERJA Jika sanitasi lingkungan suatu
daerah buruk, maka penyakit menular di daerah tersebut tinggi Jika
persalinan dilakukan oleh Dukun yang belum dilatih, maka angka
kematian bayi didaerah tersebut tinggi Jika pendapatan perkapita
suatu negara rendah, maka status kesehatan masyarakat di negara
tersebut rendah pulaMACAM HIPOTESIS KERJA Hipotesis satu ekor atau
satu pihak atau satu arah sudah jelas arahnya (AB) Hipotesis dua
ekor atau dua pihak atau dua arah belum jelas arahnya(AB) Jumlah
pasien Puskesmas A lebih banyak dari jumlah pasien Puskesmas B
(satu ekor) arahnya jelas, pasien PKM A lebih banyak dan pasien PKM
B lebih sedikit Ada perbedaan jumlah kunjungan pasien di Puskesmas
A dan di Puskesmas B (dua ekor) arahnya belum jelas, bisa dua
kemungkinan bisa lebih banyak di PKM A atau di PKM BHIPOTESIS NOL
(Ho) Hipotesis Nol adalah rumusan yang menyatakan sesuatu kesamaan
atau tidak adanya suatu perbedaan yang bermakna antara dua kelompok
atau lebih mengenai suatu hal yang dipermasalahkanCONTOH HIPOTESIS
NOL Tidak ada perbedaan tentang angka kematian akibat penyakit
jantung antara penduduk perkotaan dengan penduduk pedesaan Tidak
ada perbedaan antara status status gizi anak balita yang tidak
mendapat ASI pada waktu bayi, dengan status gizi balita yang
mendapat ASI pada waktu bayiHIPOTESIS TANDINGAN Hipotesis tandingan
adalah hipotesis luar atau variabel pengganggu atau variabel yang
tidak dikehendaki, tetapi ada dan ikut mempengaruhi variabel
pengaruh Variabel pengganggu tersebut harus dikontrolCONTOH Tingkat
pendidikan mempengaruhi kesediaan periksa bagi ibu hamil ke
Puskesmas Hipotesis diatas juga dipengaruhi oleh: tingkat
pengetahuan ibu tentang bayi sehat, sosial ekonomi, jarak rumah ke
Puskesmas Variabel tersebut harus dikontrol, caranya? Cara
mengontrol adalah: menyamakan variabel pengganggu Artinya: 1.
responden yang diambil harus mempunyai: tingkat pengetahuan ibu
tentang bayi sehat yang sama, 2. sosial ekonomi yang sama, 3. jarak
rumah ke Puskesmas yang sama.HIPOTESIS DESKRIPTIF Adalah dugaan
tentang nilai suatu variabel mandiri, tidak membuat perbandingan
atau hubungan Contoh: Jika rumusan masalah adalah: Seberapa lama
daya tahan lampu merek X Seberapa tinggi produktivitas padi di
Kabupaten Jombang Maka rumusan hipotesis berdasar teori dapat
dibuat sebagai berikut: Daya tahan lampu X = 1000 jam Produktivitas
padi di Jombang = 500 ton/haHIPOTESIS KOMPARATIF Adalah pernyataan
yang menunjukan perbandingan nilai dalam satu variabel atau lebih
pada sample yang berbeda Contoh: Jika rumusan masalah adalah:
Adakah perbedaan daya tahan lampu merek A dan B? Adakah perbedaan
produktivitas kerja antara bidan D1 dan bidan D3? Maka rumusan
hipotesisnya dapat dibuat sbb: Tidak terdapat perbedaan daya tahan
antara lampu merek A dan B Rumusan Masalah: Daya tahan lampu merek
A lebih besar lampu merek B Hipotesis: Tidak ada perbedaan
produktivitas kerja antara bidan D1 dan Bidan D3HIPOTESIS ASOSIATIF
Adalah hipotesis yang menunjukan dugaan adanya hub atau pengaruh
antara dua variabel atau lebih Contoh: Rumusan masalah: Adakah
hubungan antara gaya kepemimpinan dan efektifitas kerja?
Hipotesisnya adalah: Tidak ada hubungan antara gaya kepemimpinan
dan efektivitas kerjaLATIHAN: Judul: Lama Kala 1 pada Ibu bersalin
Primigravida Tuliskan:1. Rumusan Masalah
2. Tujuan Penelitian
3. Hipotesis
Judul: Hubungan Tinggi Badan dengan Persalinan Spontan
Tuliskan:1. Rumusan Masalah
2. Tujuan Umum
3. Tujuan Khusus
4. Hipotesis
Judul: Pengaruh Kontrasepsi Depo Propera terhadap Obesitas
Tuliskan:1. Masalah
2. Rumusan masalah
3. Tujuan umum
4. Tujuan khusus
5. Hipotesis REFERENSI:1.Budiarto, 2004, Metodologi Penelitian
Kedokteran, Sebuah Pengantar, Jakarta, EGC2. Hasan, 2005, Pokok
Pokok Materi Statistik 1 (statistik Deskriptif), Jakarta, Bumi
Aksara3. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 2 (statistik
Infereansif), Jakarta, Bumi Aksara4.Nasution, 2004, Metode research
(penelitian Ilmiah), Jakarta, Bumi Aksara5. Silalahi, 2003,
Metodologi Penelitian dan Studi Kasus, Sidoarjo, Citramedia6.
Tjokronegoro, 2004, Metologi Penelitian Bidang kedokteran, Jakarta,
Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas IndonesiaDiposkan
oleh dr. Suparyanto, M.Kes di 08:44 0 komentar
Link ke posting ini Label: Metode Penelitian Reaksi:
Sabtu, 28 November 2009
VARIABEL PENELITIAN (RESEARCH VARIABLES) 2
Dr. Suparyanto, M.Kes
APA ITU VARIABEL PENELITIAN?
Variabel adalah ciri atau sifat dari suatu obyek penelitian yang
mempunyai variasi
Misal: kursi adalah obyek penelitian, variabelnya: bentuk,
warna, ukuran
Bentuk, warna, ukuran, adalah atribut dari variabel kursi
Variabel merupakan pengelompokan dua atau lebih atribut
SKALA DATA VARIABEL
Skala Nominal: data yang hanya dapat membedakan
(mengkatagorikan), tidak diketahui tingkat perbedaanya dan tidak
ada urutanya
Misal: jenis kelamin, agama, alamat, status perkawinan
Skala Ordinal: data yang mempunyai kategori, mempunyai tingkat
perbedaanya, tetapi tidak diketahui berapa nilai tingkat
perbedaanya
Misal: golongan, pangkat, tingkat pendidikan
Skala Interval: data yang mempunyai kategori, diketahui tingkat
perbedaanya, ada urutan, tidak ada nilai nol mutlak (artinya
mempunyai nilai nol realnya ada( nilai nol)
Misal: suhu badan, nilai ujian
Data Skala Ratio: data yang mempunyai kategori, diketahui
tingkat perbedaanya, ada urutan, mengakui nilai nol mutlak (artinya
tidak ada realnya nilai nol(tidak ada)
Misal: berat badan, umur
PENGERTIAN VARIABEL
Variabel: adalah suatu sifat atau fenomena yang menunjukan
sesuatu yang dapat diamati dan nilainya berbeda-beda
Sesuatu dikatakan variabel, jika:
1. Mempunyai nama
2. Dapat diamati atau diukur
3. Nilainya berbeda-beda
4. Memiliki definisi verbal
5. Ada kelompok penggolongan atau satuan
Contoh variabel tinggi badan:
Nama : tinggi badan
Dapat diukur : dapat
Nilai pengukuran: berbeda
Definisi verbal : jarak antara kepala kaki
Satuan : centimeter
Bagian dari variabel disebut: atribut
Variabel: jenis kelamin, tingkat pendidikan
Atribut: laki, perempuan adalah atribut dari variabel jenis
kelamin
Atribut: SD, SMP, SMA, PT adalah atribut dari variabel tingkat
pendidikan
SUBYEK DAN OBYEK PENELITIAN
Jika kita akan meneliti tingkat pengetahuan ibu hamil, maka ibu
hamil disebut subyek penelitian (tidak langsung), sedangkan tingkat
pengetahuan disebut obyek penelitian (langsung)
Meneliti jumlah kunjungan Puskesmas, maka Puskesmas adalah:
subyek, sedangkan kunjungan: obyek
MACAM VARIABEL PENELITIAN
Variabel Tergantung/ Akibat / Terpengaruh/ Dependen adalah
variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain
Variabel Bebas/ Sebab/ mempengaruhi/ Independen adalah variabel
yang mempengaruhi variabel lain
Contoh: hubungan antara variabel pendidikan dan pekerjaan maka
variabel pendidikan adalah (variabel bebas), sedangkan variabel
pekerjaan adalah variabel(tergantung), sebab pendidikan
mempengaruhi pekerjaan
SEBUTKAN: MANA YANG TERMASUK VARIABEL BEBAS DAN TERGANTUNG?
1. Jenis olah raga dan bakat
2. Pekerjaan dan jenis kelamin
3. Kepribadian, pendidikan, dan keturunan
HUBUNGAN ANTAR VARIABEL
1. Hubungan Asimetris
2. Hubungan Simetris
3. Hubungan Timbal Balik (Resiprocal)
HUBUNGAN VARIABEL ASIMETRIS
Hubungan variabel Asimetris adalah hubungan suatu variabel yang
mempengaruhi variabel lainya
HUBUNGAN VARIABEL SIMETRIS
Hubungan simetris artinya kedua variabel ada hubungan tetapi
tidak saling mempengaruhi
Contoh: variabel Tinggi badan (Y1) dan Berat Badan (Y2)
dipengaruhi oleh variabel pertumbuhan (X)
Antara Y1 dan Y2 ada hubungan, tetapi tidak saling
mempengaruhi
HUBUNGAN VARIABEL TIMBAL BALIK
Hubungan antar dua variabel yang saling mempengaruhi
Misal: hubungan antara variabel malnutrisi dan variabel
malabsorbsi
Malabsorbsi akan menyebabkan malnutrisi
Malnutrisi akan menyebabkan atropi mukosa usus halus, dan
berakibat malabsorbsi
VARIABEL PERANTARA
Variabel perantara atau penghubung: variabel yang menjadi
penghubung antara variabel bebas dan variabel tergantung
Misal: modernisasi (status wanita) dapat mempengaruhi
fertilitas, tetapi tidak secara langsung, namun melalui kontrasepsi
atau penundaan usia perkawinan, variabel kontrasepsi dan penundaan
usia perkawinan disebut: Variabel Perantara
VARIABEL PENEKAN/ PRA KONDISI
Variabel penekan atau prakondisi adalah variabel yang merupakan
prasyarat bekerjanya variabel bebas dan variabel tergantung
Contoh: Kuman M. TB (variabel bebas) menyebabkan penyakit TB
(varibel proses diatas dapat berlangsung pada saat kondisi tubuh
lemah(tergantung) (variabel penekan/ prakondisi)
VARIABEL PENGGANGGU/ DISTORTER
Variabel pengganggu/ distorter adalah variabel yang mengganggu
bekerjanya variabel bebas dab variabel tergantung
Contoh: Hipotesis: akseptor KB ekonomi lemah akan lebih banyak
daripada ekonomi tinggi, ternyata hipotesis tersebut salah, hal ini
disebabkan ada variabel pengganggu yaitu variabel status pekerjaan:
PNS dan Non PNS, ternyata hipotesis tsb benar pada pegawai non
PNS
DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
Definisi operasional adalah seperangkat instruksi yang lengkap
untuk menetapkan apa yang akan diukur dan bagaimana cara mengukur
variable.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun definisi
operasional sebuah variable adalah:
Nama variable
Definisi verbal variable
Kelompok penggolongan variable
suatu cara untuk menggolongkannya
Agar variabel dapat diamati dan diukur, maka setiap konsep yang
ada dalam permasalahan atau yang ada dalam hipotesis harus disusun
Definisi Operasional.
Definisi operasional dari variabel sangat diperlukan terutama
untuk menentukan alat atau instrumen yang akan digunakan dalam
pengumpulan data.
Sebagai contoh konsep orang lapar: Orang lapar dapat
didefinisikan sebagai:
Orang yang dapat menghabiskan sepiring nasi dalam waktu kurang
dari dua menit
Orang yang kelihatan mengantuk, tidak suka berbicara dan
kelihatan lesu.
Untuk menentukan seseorang lapar atau tidak, berdasarkan
definisi 1 diperlukan sepiring nasi dan sebuah pencatat waktu,
sedang berdasar definisi 2 tidak diperlukan alat, kecuali indera
pengamatan
REFERENSI:
1. Budiarto, 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran, Sebuah
Pengantar, Jakarta, EGC
2. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 1 (statistik
Deskriptif), Jakarta, Bumi Aksara
3. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 2 (statistik
Infereansif), Jakarta, Bumi Aksara
4. Nasution, 2004, Metode research (penelitian Ilmiah), Jakarta,
Bumi Aksara
5. Silalahi, 2003, Metodologi Penelitian dan Studi Kasus,
Sidoarjo, Citramedia
6. Tjokronegoro, 2004, Metologi Penelitian Bidang kedokteran,
Jakarta, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia
.
Diposkan oleh dr. Suparyanto, M.Kes di 09:55 0 komentar
Link ke posting ini Label: Metode Penelitian Reaksi:
MASALAH PENELITIAN (RESEARCH PROBLEM)
Dr. Suparyanto. M.Kes
APA ITU MASALAH PENELITIAN?
Permasalahan atau problema dalam suatu penelitian adalah:
Kesenjangan antara apa yang seharusnya (das Sollen) dan apa yang
ada dalam kenyataan (das Sein)
Kesenjangan antara apa yang diperlukan dengan apa yang
tersedia
Kesenjangan antara harapan dan capaian
Kesenjangan antara target dan cakupan
IDENTIFIKASI MASALAH
Langkah pertama yang harus ditempuh seorang peneliti adalah
mengidentifikasi permasalahan penelitian
Penelitian dimulai dari keinginan untuk menjawab atau memecahkan
suatu permasalahan
Untuk memperoleh permasalahan penelitian, calon peneliti harus
peka terhadap permasalahan, jangan menerima semua yang telah
ditulis dalam literatur apa adanya
Tujuan identifikasi masalah adalah mencari penyebab yang mungkin
mengapa masalah itu terjadi
Penyebab masalah dapat dikaji dari segi faktor internal maupun
faktor eksternal atau faktor Host Agent dan Environment atau faktor
ibu dan anak
CONTOH:Masalah: meningkatnya kasus abortus di poli kandungan RS
Swadana Jombang tahun 2007Identifikasi Masalah:
Faktor Janin:
Kelainan kromosom
Lindungan endometrium tidak sempurna
Gangguan luar: virus, obat, radiasi
Faktor Plasenta:
Gangguan oksigenasi plasenta
Faktor Ibu:
Pneumonia, tifus abdominalis, malaria, anemia berat,
tokxoplasma
Faktor Tractus Genetalis:
Retroversio uteri
Mioma uteri
Masalah: menurunnya kasus ASI Ekslusif di desa Perongan
Kecamatan Jombang tahun 2007Faktor Predisposisi:
Pendidikan
Pengetahuan
Sikap
Persepsi
Faktor pendukung:
Pendapatan Keluarga
Ketersediaan waktu
Faktor Pendorong:
Sikap Petugas
Sikap Orang tua
Sikap kritis dan berpikir logis dapat memudahkan mendapatkan
permasalahan penelitian
Permasalahan penelitian juga dapat diperoleh dari pengalaman
sehari hari dalam melakukan praktek profesi masing masing
Sebagi ilustrasi: Isaac Newton dapat menemukan hukum gravitasi
bumi, setelah dia kejatuhan apel. Banyak orang yang sebelumnya juga
kejatuhan apel seperti Isaac Newton, tetapi tidak pernah ada yang
berpikir tentang hukum gravitasi bumi, oleh karena pikiran mereka
tidak siap siaga untuk menangkap makna yang terkandung dalam
peristiwa jatuhnya apel ke kepala mereka
KRITERIA MASALAH YANG BAIK
1.Mempunyai kontribusi teoritis dan praktis
Hasil penelitian nantinya memberikan kontribusi atau andil yang
jelas dalam bidang profesi atau bidang ilmunya.
2.Mempunyai derajat keunikan dan keaslian
Beberapa institusi menganggap penting faktor keaslian
permasalahan penelitian ini. Tetapi kadang kadang diperlukan
pengulangan penelitian untuk memperluas atau memperdalam diri
penelitian yang ada, sehingga tingkat validitas penelitian tersebut
menjadi lebih tinggi. Jika ini yang dilakukan maka penelitian yang
diusulkan masih dianggap asli.
3.Layak untuk dilaksanakan
Penelitian selalu memerlukan waktu dan biaya, dan kadang kadang
diperlukan sarana atau peralatan tertentu.
Jika dari apa yang dibutuhkan tersebut diatas tidak cukup
tersedia atau tidak tersedia, maka penelitian menjadi tidak layak
untuk dilaksanakan.
PERTANYAAN UNTUK PERMASALAHAN YANG BAIK
1. Apakah masalah penelitian sedang hangat di masyarakat?
2. Apakah masalah tsb ada di masyarakat? Atau masalah tsb
aktual?
3. Sejauh mana masalah tsb dirasakan masyarakat?
4. Apakah masalah tsb mempengaruhi kelompok tertentu (ibu hamil,
menyusui)
5. Apakah masalah tsb berhubungan dengan masalah sosial,
kesehatan atau ekonomi yang luas?
6. Apakah masalah tsb berhubungan dengan program pemerintah?
7. Siapa lagi yang tertarik pada masalah tsb?
CARA MERUMUSKAN MASALAH
Harus memuat tentang: 5 W 1 H(What, Where, When, Who, Whom, How
much)
CONTOH PENULISAN NARASI MASALAH
1. Cakupan K4 Bumil di Puskesmas Rejoso Kecamatan Peterongan
Kabupaten Jombang pada tahun 2005 ada kesenjangan 30% dari target
yang seharusnya 90%.
2. Kepuasan pasien Rumah Sakit Bersalin Rejoso Kecamatan
peterongan Kabupaten Jombang pada tahun 2005, terhadap pelayanan
asuhan kebidanan pada masa nifas masih rendah yaitu sebesar 10%
dari target 70%.
3. Polindes di wilayah Puskesmas Rejoso kecamatan Peterongan
Kabupaten Jombang pada tahun 2005 yang dipimpin oleh Bidan dengan
lulusan D3 Kebidanan masih rendah yaitu sebesar 35% dari target
100%
APA ITU RUMUSAN MASALAH?
Disebut juga Pertanyaan Penelitian
Merupakan pertanyaan tentang apa yang ingin diketahui dari hasil
penelitian yang akan diteliti
Rumusan masalah ditulis dimulai dengan kata tanya (Apa,
Bagaimana, Mengapa, Adakah)
Ide Rumusan masalah diketahui setelah mengkaji masalah
(identifikasi masalah)
Kajian/Identifikasi masalah dapat dikaji dari aspek:
Input proses output
Faktor interna dan faktor eksterna
Faktor genetik dan lingkungan
CONTOH: JUDUL DAN MASALAH PENELITIANJUDUL:Hubungan antara
pengaruh psikis dengan flour albus yang berlebihan pada remaja
putri di Astri 3 ponpes darul ulum jombang tahun 2005
MASALAH:Meningkatnya kasus fluor albus yg berlebihan pada remaja
putri di Astri 3 ponpes darul ulum jombang tahun 2005
RUMUSAN MASALAH:
1. Apakah ada hubungan antara psikis dengan fluor albus
berlebihan pada remaja putri di Astri 3 Ponpes Darul Ulum Jombang
tahun 2005?
2. Apakah ada hubungan frekuensi ganti celana dalam dengan fluor
albus berlebihan pada remaja putri di Astri 3 Ponpes Darul Ulum
Jombang tahun 2005?
3. Apakah ada hubungan antara menkonsumsi buah nanas dengan
fluor albus berlebihan pada remaja putri di Astri 3 Ponpes Darul
Ulum Jombang tahun 2005?
JUDUL:Hubungan antara pendampingan suami terhadap psikologis ibu
bersalin saat proses persalinan di RSUD Swadana Jombang tahun
2005
MASALAH:Meningkatnya kecemasan ibu bersalin saat proses
persalinan di RSUD Swadana Jombang tahun 2005
RUMUSAN MASALAH:
1. Apakah ada hubungan antara kecemasan ibu bersalin dengan
pendampingan suami saat menghadapi persalinan di RSUD Swadana
Jombang tahun 2005?.
2. Apakah ada hubungan antara kecemasan ibu bersalin dengan
suasana ruang bersalin di RSUD Swadana Jombang tahun 2005?.
3. Apakah ada hubungan antara kecemasan ibu bersalin dengan
pelayanan tenaga kesehatan di RSUD Swadana Jombang tahun 2005?.
MASALAH:Meningkatnya pemberian susu formula pada Bayi umur
kurang dari enam bulan di Puskesmas Bareng Kab Jombang tahun
2005
RUMUSAN MASALAH:
1. Apakah ada hubungan antara ibu karier dengan pemberian susu
formula?
2. Apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pemberian susu formula?
3. Apakah ada hubungan antara tingkat sosial ekonomi dengan
pemberian susu formula?
REFERENSI:
1. Budiarto, 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran, Sebuah
Pengantar, Jakarta, EGC
2. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 1 (statistik
Deskriptif), Jakarta, Bumi Aksara
3. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 2 (statistik
Infereansif), Jakarta, Bumi Aksara
4. Nasution, 2004, Metode research (penelitian Ilmiah), Jakarta,
Bumi Aksara
5. Silalahi, 2003, Metodologi Penelitian dan Studi Kasus,
Sidoarjo, Citramedia
6. Tjokronegoro, 2004, Metologi Penelitian Bidang kedokteran,
Jakarta, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Diposkan oleh dr. Suparyanto, M.Kes di 06:19 0 komentar
Link ke posting ini Label: Metode Penelitian Reaksi:
Jumat, 27 November 2009
TUJUAN, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL DAN KERANGKA
OPERASIONAL PENELITIAN (OBJECTIVES, FRAMEWORK THEORY, FRAMEWORK AND
CONCEPTUAL FRAMEWORK OF OPERATIONAL RESEARCH)
Dr. Suparyanto, M.Kes
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian adalah suatu pernyataan tentang informasi
(data) apa yang akan digali (ingin diketahui) melalui
penelitianTujuan Umum: pernyataan tentang sesuatu yang ingin
dicapai dalam penelitian secara umum, yang dinyatakan dalam uraian
pokok dan ringkas serta tidak perlu dinyatakan secara
kuantitatif
Tujuan Umum, mengacu pada judul penelitian, artinya antara judul
dan tujuan umum, harus ada kesamaan (konsistensi ide)Tujuan Khusus:
pernyataan tentang sesuatu yang ingin dicapai dalam penelitian
secara khusus, yang dinyatakan dalam uraian pokok dan ringkas serta
dinyatakan secara lengkap
Tujuan Khusus, mengacu pada Rumusan Masalah, artinya setiap
point pada rumusan masalah merupakan tujuan khusus penelitianTujuan
Khusus minimal pointnya sama dengan Rumusan Masalah, lebih
bolehCara penulisan tujuan diawali dengan kata kerja Me
CONTOH
JUDULTingkat Pengetahuan Guru SMU Darul Ulum tentang Makanan
Tinggi Kolesterol di Pondok Pesantren Darul Ulum JombangTujuan
Umum:Penelitian ini dilakukan untuk mengukur tingkat pengetahuan
guru SMU Darul Ulum tentang makanan tinggi kolesterol
REVISI
JUDULTingkat Pengetahuan Guru SMU Darul Ulum tentang Makanan
Tinggi Kolesterol di Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang (Tahun
2005)Tujuan Umum:Penelitian ini dilakukan untuk (tidak perlu)
mengukur tingkat pengetahuan guru SMU Darul Ulum tentang makanan
tinggi kolesterol di Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang (Tahun
2005)
CONTOH
Rumusan Masalah:Apakah para guru di SMU Darul Ulum mengetahui
tentang makanan tinggi kolesterol?
Tujuan Khusus:Mengukur tingkat pengetahuan para guru tentang
makanan tinggi kolesterolMengukur tingkat pengetahuan para guru
tentang faktor resikoMengkur tingkat pemahaman para guru tentang
upaya pencegahan kolesterol
REVISI
Rumusan Masalah:Apakah para guru di SMU Darul Ulum Pesantren
Tinggi Darul Ulum Jombang Tahun 2005, mengetahui (pengetahuan)
tentang makanan tinggi kolesterol?
Tujuan Khusus:1.Mengukur tingkat pengetahuan para guru di SMU
Darul Ulum Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang Tahun 2005, tentang
makanan tinggi kolesterol 2.Mengukur tingkat pengetahuan para guru
tentang faktor resiko (makanan tinggi kolesterol)3.Mengkur tingkat
pemahaman para guru tentang upaya pencegahan makanan tinggi
kolesterol
CONTOH
JUDULHubungan antara Tingkat kecemasan dengan Intensitas Nyeri
pada Klien Post Operatif di Pavilyun Mawar 1 dan 2 RSU Swadana
Jombang
Tujuan Umum:Mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan
intensitas nyeri pada pasien post operatif
Rumusan Masalah:Bagaimana hubungan tingkat kecemasan dengan
intensitas nyeri pada pasien post operatif?
Tujuan Khusus:1.Mengidentifikasi variasi tingkat kecemasan klien
post operatif2.Mengidentifikasi variasi intensitas nyeri klien post
operatif3.Mengidentifikasi hubungan antara tingkat kecemasan dengan
intensitas nyeri klien post operatif
KERANGKA TEORI
Kerangka Teori atau Kerangka Pikir atau Landasan Teori adalah
kesimpulan dari Tinjauan Puskata yang berisi tentang konsep-konsep
teori yang dipergunakan atau berhubungan dengan penelitian yang
akan dilaksanakan
Berdasarkan Kerangka Teori diatas disusunlah Kerangka Konsep
yaitu suatu bagan yang menggambarkan hubungan antar konsep yang
akan diliti.
KERANGKA KONSEP
Konsep adalah abstraksi atau gambaran yang dibangun dengan
menggeneralisasi suatu pengertianKonsep tak bisa diamati, tak bisa
diukur secara langsungAgar bisa diamati konsep harus dijabarkan
dalam variabel-variabel
CONTOH KONSEP DAN VARIABEL
Pendidikan merupakan konsepTingkat pendidikan, jenis pendidikan,
biaya pendidikan, sarana pendidikan adalah variabel konsep
pendidikanPerkawinan merupakan konsepStatus perkawinan, pelaku
perkawinan, cara/jenis perkawinan adalah variabel konsep
perkawinan
Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara
konsep konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian
yang akan dilakukanSehat adalah konsep, untuk bisa mengetahui
seseorang itu sehat atau tidak, diperlukan variabel; misalnya:
tekanan darah, denyut jantung, suhu badanJadi variabel adalah
operasionalisasi dari suatu konsep atau konsep yang telah
operasional, artinya dapat diamati, diukur sehingga dapat terlihat
adanya variasi
Pada kerangka konseptual, semua variabel yang berhubungan
ditulis, baik diteliti maupun tidak ditelitiDiberi tanda antara
variabel yang diteliti dengan variabel yang tidak ditelitiKerangka
Operasional, sama dengan Kerangka Konsep, hanya bedanya variabel
yang dimasukan dalam kerangka operasional hanya variabel yang akan
diteliti saja
KERANGKA OPERASIONAL
Kerangka Operasional atau Kerangka Kerja adalah kerangka yang
menyatakan tentang urutan langkah dalam melaksanakan penelitian
DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
Defisini Operasional Variabel adalah definisi variabel
berdasarkan apa yang dilaksanakan dalam penelitian, sehingga
variabel tersebut dapat diukur, diamati atau dihitung sehingga
timbul variasi
CONTOH
Definisi PengetahuanTeori: pengetahuan adalah hasil tahu, dan
ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu
obyek tertentu (Notoatmojo)Definisi Operasional Pengetahuan: hasil
tahu tentang . yang diperoleh dengan menjawab dengan benar
pertanyaan yang ada pada kuesioner
Definisi operasional adalah seperangkat instruksi yang lengkap
untuk menetapkan apa yang akan diukur dan bagaimana cara mengukur
variable.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun definisi
operasional sebuah variable adalah:Nama variableDefinisi verbal
variableParameterAlat ukur (instrumen)Skala Kriteria
Agar variabel dapat diamati dan diukur, maka setiap konsep yang
ada dalam permasalahan atau yang ada dalam hipotesis harus disusun
Definisi Operasional. Definisi operasional dari variabel sangat
diperlukan terutama untuk menentukan alat atau instrumen yang akan
digunakan dalam pengumpulan data.
Sebagai contoh konsep orang lapar: Orang lapar dapat
didefinisikan sebagai:Orang yang dapat menghabiskan sepiring nasi
dalam waktu kurang dari dua menitOrang yang kelihatan mengantuk,
tidak suka berbicara dan kelihatan lesu.Untuk menentukan seseorang
lapar atau tidak, berdasarkan definisi 1 diperlukan sepiring nasi
dan sebuah pencatat waktu, sedang berdasar definisi 2 tidak
diperlukan alat, kecuali indera pengamatan
REFERENSI:1.Budiarto, 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran,
Sebuah Pengantar, Jakarta, EGC2. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi
Statistik 1 (statistik Deskriptif), Jakarta, Bumi Aksara3. Hasan,
2005, Pokok Pokok Materi Statistik 2 (statistik Infereansif),
Jakarta, Bumi Aksara4.Nasution, 2004, Metode research (penelitian
Ilmiah), Jakarta, Bumi Aksara5. Silalahi, 2003, Metodologi
Penelitian dan Studi Kasus, Sidoarjo, Citramedia6. Tjokronegoro,
2004, Metologi Penelitian Bidang kedokteran, Jakarta, Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Diposkan oleh dr. Suparyanto, M.Kes di 10:52 2 komentar
Link ke posting ini Label: Metode Penelitian Reaksi:
RANCANGAN PENELITIAN (RESEARCH DESIGN)
Dr. Suparyanto, M.Kes
APA ITU DESIGN RESEARCH?
Design penelitian atau rancangan penelitian adalah suatu rencana
tentang cara mengumpulkan dan mengolah data agar dapat dilaksanakan
untuk mencapai tujuan penelitianUnsur rancangan penelitian adalah:
jenis penelitian, populasi sasaran, metode sampling, besar
sampling, cara pengumpulan data, cara pengolahan data, perlu tidak
mengunakan statistik, cara mengambil kesimpulan
METODE PENELITIAN4.1 Desain Penelitian4.2 Kerangka Kerja4.3
Identifikasi Variabel4.3.1 Variabel Independen4.3.2 Variabel
Dependen4.4 Definisi Operasional Variabel,
meliputi:a.Variabelb.Definisi Operasionalc.Parameterd.Alat
Ukure.Skala Pengukuranf.Kriteria
4.5 Desain sampling4.5.1 Populasi: keseluruhan obyek penelitian
yang akan diteliti4.5.2 Sampel: sebagian dari keseluruhan obyek
yang akan diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
(Nursalam, Pariani, 2001)4.5.3 Sampling: proses dalam menyeleksi
porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi (Nursalam,
Pariani, 2001)
4.6 Pengumpulan dan Analisa data4.6.1 Instrumen4.6.2 Tempat dan
waktu Penelitian4.6.3 Prosedur Pengumpulan data4.6.4 Analisa
Data4.7 Etika Penulisana.Informed
Concernsb.Anonymityc.Confidentiality 4.8 Keterbatasan
DESIGN PENELITIAN
Design Survey: bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang
obyek yang jumlahnya besar, dengan cara mewawancarai sejumlah kecil
dari populasi ituCase Study: meneliti tentang individu, sekelompok
individu (keluarga), segolongan manusia (suku bangsa, profesi,
agama)Eksperiment: ada intervensi dari peneliti (pelatihan,
pengobatan, perawatan)
JENIS PENELITIAN
Berdasarkan sifat permasalahanya, penelitian
dibedakan:Penelitian HistorisPenelitian historis umumnya bertujuan
membuat rekontruksi secara sistematis dan obyektif dari kejadian
yang telah lalu, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi,
memverifikasi serta mensintesa data untuk menegakan fakta dengan
kesimpulan yang kuat
Penelitian DeskriptifPenelitian ini bertujuan untuk mendiskripsi
secara sistematis, faktual dan akurat terhadap suatu populasi
mengenai sifat dan faktor tertentu. Penelitian diskriptif menjawab
pertanyaan, apa, siapa, kapan, dimana, dan berapa jumlahnya.
Penelitian Korelasional (analitik)Tujuanya untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan dan jika ada seberapa besar derajat hubunganya,
antara berbagai variabel. Walaupun tidak dapat diketahui apakah
hubungan tersebut hubungan yang bersifat sebab akibat atau
bukan.
Penelitian Kausal-Komparatif (analitik)Tujuan untuk mengetahui
kemungkinan adanya hubungan sebab akibat antara dua faktor atau
variabel, yang dianggap berhubungan Cara: pengamatan terhadap
akibat yang ada, kemudian mencari kembali faktor yang diduga
menjadi penyebab, melalui pengumpulan data tertentu dari suatu
waktu ke waktu yang lain
Berdasarkan macam atau asal datanya, dibedakan:Penelitian
Primer: data dikumpulkan sendiri oleh peneliti. Pada permulaan
penelitian, data belum ada, jadi harus dikumpulkan sendiri oleh
peneliti.
Penelitian Sekunder: data yang digunakan peneliti adalah data
yang telah dikumpulkan oleh orang lain. Pada waktu penelitian
dimulai data telah tersedia, peneliti tinggal menggunakan.
Berdasar lingkup penelitian, dibedakanPenelitian Kasus: Dalam
penelitian ini, analisa data tidak keluar dari lingkup kasus.
Bersifat deduktif, berdasarkan teori atau konsep yang bersifat umum
diaplikasikan untuk menjelaskan tentang seperangkat data yang
diperoleh dari kasus
Penelitian Inferensial: Dalam penelitian ini analisa data
mengarah dari sampel menuju ke populasi. Bersifat induktif atau
inferensial. Berdasarkan data dari sampel digeneralisasi menuju
data populasi
Berdasar ada tidaknya perlakuan, dibedakan:Penelitian Expost
Facto: Penelitian dilakukan terhadap kejadian atau fenomena causal
efek (sebab akibat) yang telah terjadi (bukan karena adanya
perlakuan / intervensi dari peneliti)
Penelitian Eksperimental: Penelitian hubungan sebab akibat
dilakukan terhadap kejadian atau fenomena yang terjadi akibat
adanya perlakuan atau intervensi oleh peniliti. Dengan demikian
causalnya diberikan oleh peneliti
RANCANGAN PENELITIAN EXPOST FACTO
1. Rancangan penelitian: Cross Sectional2. Rancangan penelian
Cohort3. Rancangan penelitian Retrospective
PENELITIAN CROSS SECTIONAL
Penelitian yang dilakukan pada satu waktu atau subsequent stage
tertentu, artinya tiap subyek penelitian hanya diobservasi sekali
saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau
variable subyek pada saat pemeriksaan, baik variabel bebas maupun
variabel tergantung
Forward study, penelitian kearah kedepan (cause effect study=
prospective study= cohort study), dimana yang dilakukan pengukuran
awal adalah variabel sebab (bebas), kemudian diobsevasi beberapa
waktu tertentu , baru diukur variabel akibat (tergantung)
Backward study, penelitian kearah ke belakang (effect cause
study= retrospective study= trohoc study: case control study),
dimana yang dilakukan pengukuran awal adalah variabel akibat
(tergantung), kemudian ditanyakan ulang ada tidak faktor risiko
yang dialami responden beberapa waktu yang lalu , untuk pengukuran
variabel sebab (bebas)
REFERENSI:1.Budiarto, 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran,
Sebuah Pengantar, Jakarta, EGC2. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi
Statistik 1 (statistik Deskriptif), Jakarta, Bumi Aksara3. Hasan,
2005, Pokok Pokok Materi Statistik 2 (statistik Infereansif),
Jakarta, Bumi Aksara4.Nasution, 2004, Metode research (penelitian
Ilmiah), Jakarta, Bumi Aksara5. Silalahi, 2003, Metodologi
Penelitian dan Studi Kasus, Sidoarjo, Citramedia6. Tjokronegoro,
2004, Metologi Penelitian Bidang kedokteran, Jakarta, Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Diposkan oleh dr. Suparyanto, M.Kes di 09:28 0 komentar
Link ke posting ini Label: Metode Penelitian Reaksi:
DATA, POPULASI, SAMPLE DAN SAMPLING (DATA, POPULATION, SAMPLE
AND SAMPLING RESEARCH)
Dr. Suparyanto, M.Kes
PENGERTIAN DATA:Data (jamaknya datum): adalah himpunan angka
yang berasal dari hasil pengukuran peneliti. Kumpulan data disebut:
agregat
KLASIFIKASI DATA
MENURUT TINGKAT PENGOLAHANYA:Raw data: data mentah dan belum
diolahMisal: umur mhs: 20, 31, 45, 23, 19
Array data: data yang belum diolah, tetapi sudah diurutkanMisal:
umur mhs: 19, 20, 23, 31, 45
Ungrouped data: raw data yang belum dikelompokanMisal: A(23,
Pria, Islam), B (30, Pria, Katolik), C (25, Wanita, Islam), D (19,
Pria, Kristen)
Gruoped data: data yang telah dikelompokan dalam kelas
tertentu:Misal: Umur: kelompok (11-20), (21-29), (31-39)Agama:
Islam, Katolik, Hindu
Menurut bentuk angkaData Diskrit: data yang angkanya bulat,
misal: 23, 41, 67Data kontinue: data yang angkanya pecahan
(desimal, misal: 1,5; 2,75
Menurut SifatnyaData Kuantitatif: data yang berwujud angkaData
Kualitatif: data yang tidak berwujud angka, misal: baik, jelek
Menurut SumbernyaData Primer: data yang diukur atau dihitung
sendiri oleh penelitiData Skunder: data yang didapat dari sumber
lain, yang tidak diukur atau dihitung sendiri oleh peneliti
Menurut Skala PengukuranyaSkala Nominal: data yang hanya dapat
membedakan (mengkatagorikan), tidak diketahui tingkat perbedaanya
dan tidak ada urutanyaMisal: jenis kelamin, agama, alamat, status
perkawinan
Skala Ordinal: data yang mempunyai kategori, mempunyai tingkat
perbedaanya, teapi tidak diketahui berapa nilai tingkat
perbedaanyaMisal: golongan, pangkat, tingkat pendidikan
Skala Interval: data yang mempunyai kategori, diketahui tingkat
perbedaanya, ada urutan, tidak ada nilai nol mutlak (artinya
mempunyai nilai nol, realnya ada nilai nol)Misal: suhu badan, nilai
ujian
Data Skala Ratio: data yang mempunyai kategori, diketahui
tingkat perbedaanya, ada urutan, mengakui nilai nol mutlak (artinya
tidak ada nilai nol, realnya tidak ada nilai nol)Misal: berat
badan, umur
POPULASI DAN SAMPEL
Populasi: adalah kumpulan semua individu atau obyek yang
mempunyai kateristik tertentu yang akan dihitung/diukur dalam
penelitianMisal: penduduk Jombang, pasien poli kandungan, perawat
puskesmas
Macam Populasi:Populasi Finit (terhingga): diketahui
jumlahnyaPopulasi Infinit (tak terhingga): tidak diketahui
jumlahnya, dapat diubah menjadi terhingga dengan cara membatasi
wilayah atau jumlah
Sampel: adalah perwakilan dari populasi dengan karakteristik
tertentu, yang dapat mewakili keadaan populasi yang sebenarnya
Pengambilan sample (sampling) dilakukan dengan cara acak/random
dan non acak/randomSampling random tujuannya agar semua anggota
populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih (untuk
penelitian deskriptif dan analitik)Sampling non random, hanya untuk
penelitian deskriptif
CARA PENGAMBILAN SAMPLE RANDOM1.Simple Random
Sampling2.Systematic Sampling3.Stratified Sampling4.Cluster
Sampling5.Multistage Sampling
CARA PENGAMBILAN SAMPEL NON RANDOMQuota sampling (pengambilan
besar sampel ditentukan oleh peneliti)Accidental sampling
(pengambilan sampel seadanya/ yang ada saat penelitian)Expert
sampling (pengambilan sampel berdasarkan saran ahli)Purposive
sampling: pengambilan sampel dengan pertimbangan
SIMPLE RANDOM SAMPLING
Pengambilan sample dengan menggunakan tabel random atau
diundiRandom sampling: 88, 00, 23, 67, 14, 45, 17, 48, 79, 59, 42,
08, 54, 65, 61, 84, 86, 33, 64, 90, 15, 69, 97, 58, 80, 25, 72, 52,
35, 40, 98, 24, 21, 66, 01, 08, 23, 15, 55, 02, 32, 83, 24, 54, 52,
07, 44, 53, 64, 33, 80, 87, 18, 01, 39, 84, 62, 25, 72, 07, 17, 52,
86, 14, 06, 33, 70, 75, 89, 10, 22, 91 dst
SYSTEMATIC SAMPLINGPopulasi diurutkan terlebih dahuluPemilihan
random diperoleh dengan cara mencari angka kelipatanAngka kelipatan
diperoleh dari: populasi/sample, misal: 100/50=2Hasil pemilihan
sample dengan angka kelipatan 2 adalah: 00, 02, 04, 06, 08, 10, 12,
14, 16, 18, 20, 22 dst
STRATIFIED SAMPLINGPopulasi dibagi menjadi beberapa kelompok
atau strata, baru dilakukan random samplingMisal penelitian IQ
siswa SD caranya: dikelompokan dulu per kelas, lalu masing2 kelas
dilakukan random samplingMisal jumlah sample 60 siswa, karena ada 6
kelas maka masing2 kelas diambil 10 sample dipilih secara
random
CLUSTER SAMPLINGCluster sampling dipergunakan saat unit
samplingnya terdiri lebih dari satu elemen populasi
(kelompok)Misalnya: survey kualitas air minum penduduk didesa atau
test IQPenduduk kita kelompokan dulu, dapat berdasar RT/RW, jalan,
sungai, atau kelompok siswa berprestasi dan tidak berprestasi
MULTISTAGE SAMPLINGTeknik pemilihan sample yang dilakukan secara
bertingkat dan biasanya berdasarkan pembagian wilayah kerja suatu
pemerintahanMisal: survey jamban di jawa timur, langkah pertama
kita tentukan dulu berapa kabupaten/kota yang disampling misal
berapa kecamatan, berapa desa, berapa dusun, berapa RW, berapa
RT
BESAR SAMPELRumus yang dipakai: p x q N - nd = Z x ------- x
-------- n N 1Dimana:d = penyimpangan terhadap populasi atau
derajat ketepatan yg diinginkan, biasanya 0,05 atau 0,001Z = SD
normal, biasanya 1,95 atau 2,0p = proporsi, biasanya 0,05q = 1 pN =
besarnya populasin = besarnya sample
CONTOH SOALJumlah responden 1000, terdiri S1=50, D3=300,
SMA=500, SMP=50, SD=100Berapa jumlah sample berdasarkan
tabel?Berapa jumlah sample untuk masing-masing tingkat
pendidikan?
JAWABPopulasi = 1000 berdasar tabel maka besar sample-nya adalah
278Sample berdasarkan tingkat pendidikan:S1 =50/1000 x 278 = 13,9 =
14D3 = 300/1000 x 278 = 83,4 = 83SMA = 500/1000 x 278 = 139 SMP =
50/1000 x 278 = 13,9 = 14SD = 100/1000 x 278 = 27,8 = 28Total = 14
+ 83 + 139 + 14 + 28 = 278
CONTOH SOALPenelitian tentang status gizi anak balita di
kelurahan X dengan jumlah populasi 923.000, dimana kasus atau
prevalensi gizi kurang pada populasi tsb tidak diketahui. Berapa
jumlah sampel yg harus diambil apabila menghendaki derajat
kemaknaan 95% dan dengan estimasi penyimpangan 0,05?
JAWAB p x q N - nd = Z x ------- x -------- n N 1
0,5 x 0,5 923.000 - n0,05 = 1,95 x -------------- x
--------------- n 923.00 1
n = 480 (dibulatkan 500)
BESAR SAMPELUntuk populasi kecil, atau lebih kecil dari 10.000,
dapat digunakan rumus:
Nn = ----------------- 1 + N (d2)
Dimana:N = besar populasin = besar sampled = tingkat
kepercayaan/ketepatan yg diinginkan
BESAR SAMPELSampel lebih besar akan memberikan hasil yang lebih
akurat, tapi perlu tenaga, waktu, biaya yg lebih besarPengambilan
sampel secara acak akan memberikan data kuantitatif yg lebih
representatifBesar kecilnya sample bukan satu-satunya penentuan
representatif, tetapi lebih kepada cara pengambilan sample
CONTOH SOALPenelitian tentang status gizi anak balita di
kelurahan X dengan jumlah populasi 3.000, dimana kasus atau
prevalensi gizi kurang pada populasi tsb tidak diketahui. Berapa
jumlah sampel yg harus diambil apabila menghendaki derajat
kemaknaan 95% dan dengan estimasi penyimpangan 0,05?
JAWABCara tabel populasi 3000 didapat basar sample
341Menggunakan rumus: Nn = ----------------- 1 + N (d2)
3000 3000n = -------------------------- = -------------- = 1 +
3000 ((0,05)2) 8,5
n = 353
REFERENSI:1.Budiarto, 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran,
Sebuah Pengantar, Jakarta, EGC2. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi
Statistik 1 (statistik Deskriptif), Jakarta, Bumi Aksara3. Hasan,
2005, Pokok Pokok Materi Statistik 2 (statistik Infereansif),
Jakarta, Bumi Aksara4.Nasution, 2004, Metode research (penelitian
Ilmiah), Jakarta, Bumi Aksara5. Silalahi, 2003, Metodologi
Penelitian dan Studi Kasus, Sidoarjo, Citramedia6. Tjokronegoro,
2004, Metologi Penelitian Bidang kedokteran, Jakarta, Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Diposkan oleh dr. Suparyanto, M.Kes di 08:41 0 komentar
Link ke posting ini Label: Metode Penelitian Reaksi:
Rabu, 25 November 2009
UNSUR POKOK MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN (ELEMENTS OF HEALTH
SERVICES MANAGEMENT)
Dr. Suparyanto, M.Kes
MANAJEMEN KESEHATAN menurut: Komisi Pendidikan Administrasi
Kesehatan Amerika Serikat
Suatu proses yang menyangkut perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengawasan, pengkoordinasian dan penilaian terhadap
sumber, tatacara dan kesanggupan yang tersedia untuk memenuhi
kebutuhan dan tuntutan terhadap kesehatan, perawatan kedokteran
serta lingkungan yang sehat dengan jalan menyediakan dan
menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan yang ditujukan kepada
perseorangan, keluarga, kelompok dan atau masyarakat
UNSUR POKOK MANAJEMEN
Berdasar definisi (Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan
Amerika Serikat) ditemukan 5 faktor pokok yang berperan penting
dalam menetukan keberhasilan manajemen kesehatan, 5 unsur pokok
manajemen kesehatan adalah: masukan (input), proses (process),
keluaran (output), sasaran (target) serta dampak (impact)
INPUT
Input (masukan) adalah segala sesuatu yg dibutuhkan untuk dapat
melaksanakan pekerjaan manajemenMenurut (Komisi Pendidikan
Administrasi Kesehatan Amerika Serikat) input ada 3 macam:
1. Sumber (resources)
2. Tatacara (prosedures)
3. Kesanggupan (capacity)
Sumber (resources) adalah segala sesuatu yang dapat dipakai
untuk menghasilkan barang atau jasaSumber (resources) dibagi 3
macam: 1.Sumber tenaga (labour resources): dibedakana.Tenaga ahli
(skilled): dokter, bidan, perawatb.Tenaga tidak ahli (unskilled):
pesuruh, penjaga
2.Sumber modal (capital resources), dibedakana.Modal bergerak
(working capital): uang, girob.Modal tidak bergerak (fixed
capital): bangunan, tanah, sarana kesehatan
3.Sumber alamiah (natural resources) adalah segala sesuatu yang
terdapat dialam yang tidak termasuk sumber tenaga dan sumber
modal
Tatacara (procedures): adalah berbagai kemajuan ilmu dan
teknologi kesehatan yang dimiliki dan yang diterapkanKesanggupan
(capacity): adalah keadaan fisik, mental dan biologis tenaga
pelaksana
Menurut Koontz: input manajemen ada 4: Man, Capacity,
Managerial, TechnologyUntuk organisasi yang tidak mencari
keuntungan, macam input ada 4M: Man, Money, Material, MethodUntuk
organisasi yang mencari keuntungan, macam input ada 6M: Man, Money,
Material, Method, Machinery, Market
PROSES
Proses (process) adalah langkah2 yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkanProses dikenal dengan nama
fungsi manajemenPada umumnya proses dan ataupun fungsi manajemen
merupakan tanggung jawab pimpinan
Macam fungsi manajemen:
1. Menurut (Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika
Serikat) ada 6: Planning, Organizing, Directing, Controlling,
Coordinating, Evaluation (PODCCE)
2. Menurut Freeman ada 6: Planning, Actuating, Coordinating,
Guidance, Freedom, Responsibility (PACGFR)
3. Menurut George R. Terry ada 4: Planning, Organizing,
Actuating, Controlling (POAC)
4. Menurut Barton ada 8: Planning, Organizing, Staffing,
Budgeting, Implementing, Coordinating, Reporting, Evaluation
(POSBICRE)
5. Menurut Luther M. Gullick ada 7: Planning, Organizing,
Staffing, Directing, Coordinating, Reporting, Budgeting
(POSDCoRB)
6. Menurut Hendry Fayol ada 5: Planning, Organizing, Commanding,
Coordinating, Controling (POCCC)
Fungsi manajemen yang utama:
1. Planning: termasuk penyusunan anggaran belanja
2. Organizing: termasuk penyusunan staff
3. Implementing: termasuk pengarahan, pengkoordinasian,
bimbingan, penggerakan dan pengawasan
4. Penilaian: termasuk penyusunan laporan
OUTPUT
Output: adalah hasil dari suatu pekerjaan manajemenUntuk
manajemen kesehatan, output dikenal dengan nama pelayanan kesehatan
(health services)Macam pelayanan kesehatan: Upaya kesehatan
perorangan (UPK) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
SASARAN
Sasaran (target group)adalah kepada siapa output yang
dihasilkan, yakni upaya kesehatan tsb ditujukan
1. UKP untuk perseorangan
2. UKM untuk masyarakat (keluarga dan kelompok)
Macam sasaran:
1. Sasaran langsung (direct target group)
2. Sasaran tidak langsung (indirect target group)
IMPACT
Dampak (impact) adalah akibat yang ditimbulkan oleh outputUntuk
manajemen kesehatan dampak yang diharapkan adalah untuk
meningkatkan derajat kesehatanPeningkatan derajat kesehatan dapat
tercapai jika kebutuhan (needs) dan tuntutan (demands)
perseorangan/masyarakat dapat dipenuhi
KEBUTUHAN KESEHATAN (HEALTH NEEDS)
Kebutuhan kesehatan (needs) bersifat obyektif, karena itu
pemenuhanya bersifat mutlakKebutuhan kesehatan sangat ditentukan
oleh masalah kesehatan di masyarakatMasalah kesehatan
perorangan/keluarga yang terpenting adalah penyakit yang
dideritaMasalah kesehatan masyarakat adalah status kesehatan
masyarakat
Menurut Gordon dan Le Right (1950) penyakit/status kesehatan
ditentukan oleh 3 faktor: Host, Agent dan EnvironmentUpaya untuk
menemukan kebutuhan masyarakat, perhatian harus ditujukan pada
ketiga faktor tsbApabila penyebab penyakit diketahui baru
dilanjutkan dengan tindak lanjut (solusi)
TUNTUTAN KESEHATAN (HEALTH DEMANDS)
Tuntutan kesehatan (health demands) pada dasarnya bersifat
subyektif, karena itu pemenuhanya bersifat fakultatifTuntutan
kesehatan yang subyektif dipengaruhi oleh latar belakang individu
(pendidikan, ekonomi, budaya dsb)Tuntutan kesehatan sangat
dipengaruhi oleh teknologi kedokteran
CONTOH; NEEDS - DEMANDS
Kebutuhan: sembuh , Tuntutan: Bidan, Dokter umum, Dokter
spesialisKebutuhan: lahir normal , Tuntutan: Bidan, Dokter umum,
Dokter spesialisKebutuhan: rawat inap , Tuntutan: Klas 3, Klas 2,
Klas 1, PavilyunKebutuhan: mengetahui DJJ , Tuntutan: funanduskop,
Doppler, USG
REFERENSI:1. Gibson, 1996, Organisasi,Perilaku, Struktur,
Proses, Jakarta, Binarupa Aksara2. Thoha, 2003, Perilaku
Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta, PT Raja Grafindo
Persada3. Koontz, 1996, Manajemen, Jakarta, Erlangga4. Handoko,
1985, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, Yogyakarta,
Liberty5. Hanafi, 1997, Manajemen, Yogyakarta, UPP AMP YKPN6.
Siagian, 2002, Manajemen Sumberdaya manusia, Jakarta, Bumi Aksara7.
Sutarto, 2002, Dasar-dasar Organisasi, Jogjakarta, Gadjah Mada
University Press.
Diposkan oleh dr. Suparyanto, M.Kes di 05:56 0 komentar
Link ke posting ini Label: Kuliah Manajemen dan Organisasi
Reaksi:
Senin, 23 November 2009
LATIHAN SOAL: GASTROENTERITIS, KOLERA (PRACTICE PROBLEMS:
GASTRENTERITIS, CHOLERA)
dr. Suparyanto, M.Kes
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan gastroenteritis?2. Sebutkan
apa yang dapat menyebakan gatroenteritis?3. Jelaskan beda antara
gejala dehidrasi ringan, sedang dan berat?4. Bagaimana cara
rehidrasi anak dengan berat badan 10 Kg yang mengalami dehidrasi
berat?5. Bagaimana cara memberi oralit bayi dengan berat badan 5 Kg
yang mengalami dehidrasi ringan?6. Jelaskan cara membuat cairan
oralit dan larutan gula garam?7. Pada kasus apa antibiotika
diperlukan pada bayi yang mengalami dehidrasi?8. Jelaskan beda
antara diare akut, diare berkepanjangan dan diare kronik?9.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan kolera?10. Sebutkan gejala klinis
kolera?11. Sebutkan tanda dan gejala penderita yang mengalami
shock?12. Sebutkan tanda dan gejala penderita yang mengalami
asidosis?13. Sebutkan tanda dan gejala penderita yang mengalami
hipokalemia?14. Bagaimana cara rehidrasi penderita dewasa dengan BB
50 Kg yang mengalami dehidrasi berat?15. Bagaimana cara rehidrasi
penderita dewasa dengan BB 40 Kg yang mengalami dehidrasi
sedang?16. Sebutkan antibiotik yang paling tepat untuk penderita
kolera?17. Sebutkan komplikasi yang akan timbul pada penderita
kolera?18. Sebutkan komplikasi yang dapat timbul pada penderita
kolera yang sedang dilakukan rehidrasi dengan infus?
Diposkan oleh dr. Suparyanto, M.Kes di 08:42 0 komentar
Link ke posting ini Label: LATIHAN SOAL GANGGUAN SISTEM CERNA
Reaksi:
LATIHAN SOAL: GASTRITIS, ULCUC PEPTICUM, CARCINOMA GASTER
(PRACTICE PROBLEMS: GASTRITIS, ULCUC PEPTICUM, GASTRIC
CARCINOMA)
Dr. Suparyanto, M.Kes
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan gastritis?2. Jelaskan
mengapa seseorang yang mengalami stress dapat menyebabkan
gastritis?3. Jelaskan faktor apa yang membedakan terjadinya
gastritis akut dan gastritis kronis?4. Apa perbedaan gastritis
superfisialis dan gastritis atropi?5. Sebutkan gejala klinis
gastritis6. Jelaskan ciri khas gejala gastritis yang berhubungan
dengan makan7. Bagaimana cara menangani penderita gastritis?8.
Sebutkan komplikasi gastritis, dan jelaskan mengapa itu bisa
terjadi?9. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ulkus peptikum?10. Apa
bedanya antara gastritis dan ulkus peptikum?11. Jelaskan factor
penyebab utama ulkus duodenum dan ulkus pepticum?12. Sebutkan
gejala klinis ulkus peptikum?13. Jelaskan ciri khas gejala ulkus
peptikum yang berhubungan dengan makan?14. Bagaimana cara menangani
penderita ulkus peptikum?15. Jelaskan apa yang dimaksud dengan
carcinoma gaster?16. Sebutka gejala klinis dari carcinoma
gaster?17. Bagaimana cara mendiagnosis carcinoma gaster?18.
Bagaimana cara menangani penderita carcinoma gaster?19. Sebutkan
dua komplikasi carcinoma gaster?.
Diposkan oleh dr. Suparyanto, M.Kes di 08:39 0 komentar
Link ke posting ini Label: LATIHAN SOAL GANGGUAN SISTEM CERNA
Reaksi:
SOAL LATIHAN: STOMATITIS, GINGIVITIS, AKALASIA
Dr. Suparyanto, M.Kes
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan stomatitis2. Mengapa jika
kita makan makanan yang panas, dapat memicu terjadinya stomatitis3.
Sebutkan factor apa saja yang menyebabkan terjadinya stomatitis4.
Jelaskan, mengapa tidak semua stomatitis perlu antibiotika5.
Sebutkan lima gejala klinis stomatitis6. Jelaskan apa yang harus
dilakukan untuk menolong penderita stomatitis7. Jelaskan apa yang
dimaksud dengan gingivitis?8. Sebutkan masing-masing empat faktor
lokal dan sistemik yang memicu terjadinya gingivitis?9. Jelaskan
gejala klinis gingivitis?10. Jelaskan cara menolong penderita
gingivitis?11. Jelaskan apa yang dimaksud dengan akalasia?12.
Jelaskan mengapa pada penderita akalasia, esofagusnya menjadi
besar?13. Sebutkan gejala klinis akalasia?14. Bagaimana cara
menangani penderita akalasia?15. Sebutkan dua komplikasi penyakit
akalasia?.
Diposkan oleh dr. Suparyanto, M.Kes di 08:36 0 komentar
Link ke posting ini Label: LATIHAN SOAL GANGGUAN SISTEM CERNA
Reaksi:
Minggu, 22 November 2009
IMPLEMENTASI MANAJEMEN (IMPLEMENTATION OF MANAGEMENT)
Dr. Suparyanto, M.Kes
Pada kuliah kali ini hanya dibahas implementasi manajemen
tentang:Manajemen SDMManajemen KeuanganManajemen Logistik
MANAJEMEN
Manajemen berarti proses POAC (Planning, Organizing, Actuating,
Controling)Unsur manajemen 6 M (Man, Money, Material, Method,
Machine, Market)Manajemen SDM berarti proses POAC tentang
ManManajemen Keuangan berarti proses POAC tentang MoneyManajemen
logistik berarti proses POAC tentang logistik/Material
MANAJEMEN SDM
Planning Man: berarti merencakan:Berapa jenis pekerjaan yang
diperlukan (job description)Berapa jumlah tenaga yang diperlukanApa
kriteria tenaga yang diperlukan (Job specification)Kapan merekrut?
Bagaimana cara merekrut?Kapan mulai kerja?
Organizing SDM: contohMengatur pegawai A sebagai apa?Menjelaskan
tugas pegawai A apa?
Actuating SDM: contohMenggerakan SDM agar bekerja sesuai dengan
rencana:Memberi motivasiMemberi contohMemberi hadiahMemberi
hukuman
Controling SDM: berarti mengawasi (contoh)Dengan absensiDengan
monitoringDengan supervisi
MANAJEMEN KEUANGAN
Planning Money: contohRincian biaya pengeluaranGaji
pegawaiListrik, air, teleponBahan habis pakaiRincian sumber
pemasukanPasien rawat jalanPasien melahirkan
Organizing Money: contohAlokasi dana berdasarkan pos
anggaranGaji pegawaiPengeluaran rutinPengeluaran
incidentil/cadanganDana pengembangan
Controling Money: contohAudit harian, bulanan, tahunanTarget
pemasukanMonitoringSupervisi
MANAJEMEN LOGISTIK
Planning Material: contohBerapa jumlah peralatan yang
diperlukanBerapa jumlah biaya perawatan alatBerapa jumlah bahan
habis pakai
Organizing Material: contohAlokasi material yang seimbang pada
setiap bagianMemenuhi material setiap bagian sesuai dengan
kebutuhan pelanggan (baik internal maupun eksternal)
Actuating Material: contohMemenuhi kebutuhan material sesuai
dengan rencanaMenyesuaikan antara pesanan material dan
penggunaanKoordinasi antara keuangan dan SDM
Controling Material: contohMembuat protap penggunaan alatJadwal
servisJadwal kaliberasi alatMonitoringSupervisiEvaluasi
TUGAS KELOMPOK
Pembagian Kelompok: Klas A dibagi 2 kelompok, Klas B dibagi 2
kelompok (berdasarkan nomer absen ganjil dan genap)Membuat proposal
tentang implementasi manajemen SDM, keuangan dan logistik:di
Praktek Bidan Swasta, Rumah Bersalin, PolindesWaktu 2 minggu
(dikumpulkan waktu UTS)
KERANGKA PROPOSAL
Judul: Proposal Pendirian Rumah Bersalin ICMe di Jombang (Kajian
Manajemen)1.Pendahuluan:a.Latar belakangb.Maksud dan Tujuan
2.SDMa.Perencanaanb.Pengorganisasianc.Penggerakand.Pengevaluasian
3.Keuangana.Perencanaanb.Pengorganisasianc.Penggerakand.Pengevaluasian
4.Logistika.Perencanaanb.Pengorganisasianc.Penggerakand.Pengevaluasian
5.Penutup
REFERENSI:1. Gibson, 1996, Organisasi,Perilaku, Struktur,
Proses, Jakarta, Binarupa Aksara2. Thoha, 2003, Perilaku
Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta, PT Raja Grafindo
Persada3. Koontz, 1996, Manajemen, Jakarta, Erlangga4. Handoko,
1985, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, Yogyakarta,
Liberty5. Hanafi, 1997, Manajemen, Yogyakarta, UPP AMP YKPN6.
Siagian, 2002, Manajemen Sumberdaya manusia, Jakarta, Bumi Aksara7.
Sutarto, 2002, Dasar-dasar Organisasi, Jogjakarta, Gadjah Mada
University Press.
Diposkan oleh dr. Suparyanto, M.Kes di 14:40 2 komentar
Link ke posting ini Label: Kuliah Manajemen dan Organisasi
Reaksi:
KONSEP KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP CONCEPT)
Dr. Suparyanto, M.Kes
PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang lain untuk
bekerja keras dengan penuh kemampuan untuk tujuan kelompok (George
R. Terry)
Kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang2 agar mau
bekerja sama untuk mencapai beberapa tujuan yang mereka inginkan
(Ordway Ted)
Kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain agar ikut serta
dalam mencapai tujuan umum (Harold Koontz dan Cyril ODonnell)
Kepemimpinan adalah seni mengkoordinasi dan memotivasi individu2
serta kelompok2 untuk mencapai tujuan yang diinginkan (John D.
Pfiffner & Robert Presthus)
UNSUR KEPEMIMPINANAdanya pemimpin (Leader)Adanya pengikut
(follower)Adanya sifat atau perilaku tertentu (dari pemimpin,
sebagai penggerak)Adanya situasi dan kondisi tertentu (lingkungan
internal dan eksternal)
SIFAT PEMIMPIN Ordway Tead 1.Memiliki kekuatan fisik dan
mental2.Paham arah dan tujuan3.Antusiasme4.Ramah tamah dan
efektif5.Memiliki integritas (terpercaya)6.Memiliki keahlian
teknis7.Cepat dan tepat dlm pengambilan keputusan8.Cerdas9.Cakap
mengajar10.Setia
SIFAT PEMIMPIN John D. Millet 1.Kemampuan melihat perusahaan
(organisasi) secara keseluruhan2.Kemampuan mengambil
keputusan23.Kemampuan melimpahkan atau mendelegasikan
wewenang4.Kemampuan menanamkan kesetiaan pada perintah
SIFAT PEMIMPIN Keith Davis 1.Cerdas (intelligence)2.Kematangan
dan keluasan pandangan sosial (social maturity and
breath)3.Mempunyai motivasi dan keinginan mencapai sukses yang
berasal dari dalam dirinya (inner motivation and achievement
desires)4.Mempunyai sikap perilaku yang suka menjalin hubungan
antar manusia (Human relations attitudes)
TEORI LAHIRNYA PEMIMPINTeori orang besar (the great men theory)
atau Teori bakat (trait theory)Seorang pemimpin dilahirkan, berasal
dari keturunan pemimpinBakat memimpin dan sifat pemimpin yang
diperlukan sudah didapat sejak lahir
Teori Situasi (situational theory)Seorang pemimpin tidak harus
keturunan pemimpinDia jadi pemimpin karena situasi yang
menguntungkanPemimpin bukan dilahirkan, tetapi dapat diciptakan
Teori EkologiSeseorang memang dapat dibentuk menjadi seorang
pemimpinBanyak pemimpin yang gagal karena tidak mempunyai jiwa
kepemimpinanPemimpin yang baik harus mempunyai bakat kepemimpinan
yang diperoleh dari alam
GAYA KEPEMIMPINAN Ronald Lippits dan Ralph K. White
1.Otoriter (Authoritarian), Otokratis (Autocratic), Diktator
(Dictatorial)2.Demokratis (Democratic)3.Liberal, Kebebasan
(Laissez-faire), Bebas-kendali (free-rein), Kebebasan
(Libertarian)
CIRI KEPEMIMPINAN OTORITER
1.Wewenang mutlak terpusat pada pimpinan2.Keputusan selalu
dibuat oleh pimpinan3.Kebijakan selalu dibuat oleh
pimpinan4.Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada
bawahan5.Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan, atau
kegiatan para bawahanya dilakukan secara ketat6.Prakarsa harus
selalu datang dari pimpinan7.Tiada kesempatan bagi bawahan untuk
memberikan saran, pertimbangan atau pendapat8.Tugas2 bagi bawahan
diberikan secara instruktif9.Lebih banyak kritik daripada
pujian10.Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa
syarat11.Cenderung adanya paksaan, ancaman dan hukuman12.Kasar
dalam bertindak13.Kaku dalam bersikap14.Tanggung jawab keberhasilan
organisasi hanya dipikul oleh pimpinan
Keuntungan: cepat dan tegas dalam membuat keputusan, dan
bertindak sehingga produktivitas cepat meningkat
Kerugian: suasana kaku, tegang, mencekam, menakutkan, ketidak
puasan, merusak moral, meniadakan inisiatif, menimbulkan
permusuhan, agresivitas, keluhan, absen, pindah dan tidak puas
Kepemimpinan otoriter hanya tepat diterapkan dalam organisasi
yang sedang menghadapi keadaan darurat karena sendi2 kelangsungan
hidup organisasi terancam, apabila keadaan darurat telah selaesai
gaya ini harus segera ditinggalkan
CIRI KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS
1.Wewenang pimpinan tidak mutlak2.Pimpinan bersedia melimpahkan
sebagian wewenang kepada bawahan3.Keputusan dibuat bersama antara
pimpinan dan bawahan4.Kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan
bawahan5.Komunikasi berlangsung timbal-balik antar pimpinan dan
bawahan6.Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku perbuatan atau
kegiatan bawahan dilakukan secara wajar7.Prakarsa dapat datang dari
pimpinan maupun bawahan8.Banyak kesempatan bagi bawahan untuk
menyampaikan saran, pertimbangan atau pendapat9.Tugas2 kepada
kepada bawahan diberikan dengan lebih bersifat permintaan daripada
instruktif10.Pujian dan kritikan seimbang11.Pimpinan mendorong
prestasi sempurna para bawahan dalam batas kemampuan
masing212.Pimpinan meminta kesetiaan bawahan secara
wajar13.Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan
bertindak14.Terdapat suasana saling percaya, saling hormat
menghormati dan saling harga menghargai15.Tanggung jawab
keberhasilan organisasi dipikul bersama pimpinan dan bawahan
CIRI KEPEMIMPINAN LIBERAL1.Pimpinan melimpahkan wewenang
sepenuhnya kepada bawahan2.Keputusan lebih banyak dibuat oleh
bawahan3.Kebijakan lebih banyak dibuat oleh bawahan4.Pimpinan hanya
berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahanya5.Hampir tiada
pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan
yang dilakukan para bawahan6.Prakarsa selalu datang dari
bawahan7.Peranan pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan
kelompok8.Kepentingan pribadi lebih utama daripada kepentingan
kelompok9.Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh orang
per orang
REFERENSI:1. Gibson, 1996, Organisasi,Perilaku, Struktur,
Proses, Jakarta, Binarupa Aksara2. Thoha, 2003, Perilaku
Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta, PT Raja Grafindo
Persada3. Koontz, 1996, Manajemen, Jakarta, Erlangga4. Handoko,
1985, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, Yogyakarta,
Liberty5. Hanafi, 1997, Manajemen, Yogyakarta, UPP AMP YKPN6.
Siagian, 2002, Manajemen Sumberdaya manusia, Jakarta, Bumi Aksara7.
Sutarto, 2002, Dasar-dasar Organisasi, Jogjakarta, Gadjah Mada
University Press.
Diposkan oleh dr. Suparyanto, M.Kes di 14:14 6 komentar
Link ke posting ini Label: Kuliah Manajemen dan Organisasi
Reaksi:
KONSEP ORGANISASI (ORGANIZATION CONCEPT)
Dr. Suparyanto, M.Kes
PENGERTIAN ORGANISASI
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk
pencapaian suatu tujuan bersama (James D. Mooney)
Organisasi adalah suatu sistem tentang aktivitas2 kerjasama dari
dua orang atau lebih, sesuatu yang tidak berwujud dan tidak
bersifat pribadi, sebagian besar mengenai hal hubungan2 (Chester I.
Barnard)
Organisasi merupakan bantuan bagi manajemen, ini mencakup
kewajiban2 merancang satuan2 organisasi dan pejabat yang harus
melakukan pekerjaan, menentukan fungsi2 mereka dan merinci
hubungan2 yang harus ada diantara satuan2 dan orang2. (Dexter
Kimball & Dexter Kimball, jr)
Organisasi adalah sekelompok orang yang bersatu padu bekerja
untuk suatu tujuan bersama dibawah kepemimpinan bersama dan dengan
alat2 yang tepat (John Price Jones)
Organisasi adalah alat saling berhubungan dari satuan2 kerja
yang memberikanya kepada orang yang ditempatkanya didalam struktur
kekuasaan (kewenangan) sehingga pekerjaan dapat dikoordinasikan
oleh perintah atasan kepada bawahan yang menjangkau dari puncak
sampai kebawah dari seluruh badan usaha (Luther Gulick)
PENGORGANISASIAN
Pengorganisasian/Organizing: rangkaian aktivitas menyususn suatu
kerangka yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan usaha kerjasama
dengan jalan membagi dan mengelompokan pekerjaan yang harus
dilaksanakan serta menetapkan dan menyususn jalinan hubungan kerja
diantara satuan organisasi atau para pejabatnya.
Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan2 perilaku
yang efektif antara masing2 orang, sehingga mereka dapat
bekerjasama secara efisien dan memperoleh kepuasan diri dalam
melaksanakan tugas2 terpilih didalam kondisi lingkungan yang ada,
untuk mencapai tujuan dan sasaran (G.R. Terry)
ASAS ORGANISASI
1.Perumusan tujuan2.Departemenisasi3.Pembagian
kerja4.Koordinasi5.Pelimpahan wewenang6.Rentangan kontrol7.Jenjang
organisasi8.Kesatuan
perintah9.Flexibilitas10.Berkelangsungan11.Keseimbangan
Perumusan Tujuan dengan jelas:Organisasi tanpa tujuan tidak