Kata Pengantar Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. karena telah memberikan rahmatnya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan paper mengenai budaya makanan provinsi Sumatera Selatan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosio Budaya Makanan. Paper ini berisikan tentang profil, budaya, dan makanan khas provinsi Sumatera Selatan. Oleh karena itu, kita dapat mempelajari dan memahami budaya daerah tersebut, sehingga dapat menambah wawasan dan memperkenalkan budaya daerah tersebut di luar daerah dan manca negara. Selain itu, Sumatera Selatan telah mengalami akulturasi budaya dengan bangsa lain, seperti arab dan cina, sehingga memperkaya budaya dan ragam makanannya. Semoga paper ini dapat memperkaya wawasan kita mengenai budaya – budaya di Indonesia. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, kami mohon kritik dan Page | 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Kata Pengantar
Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. karena telah
memberikan rahmatnya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan paper mengenai
budaya makanan provinsi Sumatera Selatan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosio
Budaya Makanan.
Paper ini berisikan tentang profil, budaya, dan makanan khas provinsi
Sumatera Selatan. Oleh karena itu, kita dapat mempelajari dan memahami budaya
daerah tersebut, sehingga dapat menambah wawasan dan memperkenalkan budaya
daerah tersebut di luar daerah dan manca negara. Selain itu, Sumatera Selatan telah
mengalami akulturasi budaya dengan bangsa lain, seperti arab dan cina, sehingga
memperkaya budaya dan ragam makanannya.
Semoga paper ini dapat memperkaya wawasan kita mengenai budaya –
budaya di Indonesia. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, kami
mohon kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan paper
ini. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Tim penulis
Maret, 2010
Page | 1
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
BAB I Profil Provinsi Sumatera Selatan 4
1. Geografis 4
2. Iklim 5
3. Sejarah provinsi Sumatera Selatan 5
4. Kehidupan Sosial 6
5. Suku 7
6. Pemerintahan 8
7. Sumber Daya Alam 9
8. Investasi Provinsi Sumatera Selatan 12
BAB II Makanan Khas 14
1. Makanan Pokok 14
2. Lauk Pauk 15
3. Sayuran 20
4. Hidangan Sepinggan 20
5. Aneka Kue 28
6. Minuman 31
7. Makanan Kesempatan Khusus 32
Page | 2
BAB III Faktor yang Mempengaruhi Sosio Budaya Makanan 34
1. Tata Cara Menghidang 34
2. Tata Cara Menyantap Hidangan 35
3. Ragam Penggunaan Bumbu 37
BAB IV Kumpulan Resep 39
Page | 3
BAB I
PROFIL PROVINSI SUMATRA SELATAN
1. Geografis
Propinsi Sumatera Selatan merupakan suatu kawasan seluas 99.888,28
kilometer persegi di pulau Sumatra, Indonesia bagian Barat yang terletak di sebelah
Selatan garis khatulistiwa pada 10 - 40 derajat lintang Selatan dan 102 - 108 derajat
Bujur Timur.
Bagian daratan propinsi ini berbatasan dengan propinsi Jambi di sebelah Utara.
propinsi Lampung di Selatan dan propinsi Bengkulu di bagian Barat. Sedang di
bagian Timur berbatasan dengan pulau Bangka dan Belitung Sumatera Selatan
dikenal juga dengan sebutan Bumi Sriwijaya karena wilayah ini dalam abad 712
Masehi merupakan pusat kerajaan maritim terbesar dan terkuat di Indonesia yang
berpengaruh sampai ke Formosa dan Cina di Asia serta Madagaskar di Afrika.
Disamping itu, Sumatra Selatan sering pula disebut sebagai Daerah Batanghari
Sembilan. karena di kawasan ini terdapat 9 sungai besar yang dapat dilayari sampai
jauh ke hulu, yakni: sungai Musi, Ogan, Komering, Lematang, Kelingi, Rawas,
Batanghari Leko dan Lalan serta puluhan lagi cabang-cabangnya.
Page | 4
2. Iklim
Wilayah ini beriklim tropis dan basah. Sepanjang tahun propinsi ini hanya
dipengaruhi oleh dua musim, yakni musim hujan dan musim kemarau. Suhu udaranya
bervariasi antara 24,7 sampai 32,9 derajat Celsius dengan tingkat kelembaban udara
berkisar antara 82% sampai 88%. Musim Hujan Relatif jatuh pada bulan Oktober
sampai bulan April. Variasi curah hujan berkisar antara 2.100 mm sampai 3.264 mm.
Biasanya bulan Desember merupakan bulan curah hujan paling banyak. Sedangkan
musim kemarau biasanya dimulai bulan Juni sampai bulan September.
3. Sejarah Provinsi Sumatera Selatan
Provinsi Sumatera Selatan sejak berabad yang lalu dikenal juga dengan
sebutan Bumi Sriwijaya, ; pada abad ke-7 hingga abad ke-12 Masehi wilayah ini
merupakan pusat kerajaan Sriwijaya yang juga terkenal dengan kerajaan maritim
terbesar dan terkuat di Nusantara. Gaung dan pengaruhnya bahkan sampai ke
Madagaskar di Benua Afrika. Sejak abad ke-13 sampai abad ke-14, wilayah ini berada
di bawah kekuasaan Majapahit. Selanjutnya wilayah ini pernah menjadi daerah tak
bertuan dan bersarangnya bajak laut dari Mancanegara terutama dari negeri china
Pada awal abad ke-15 berdirilah ; Kesultanan Palembang yang berkuasa sampai
datangnya Kolonialisme Barat, lalu disusul oleh Jepang. Ketika masih berjaya,
kerajaan Sriwijaya juga menjadikan Palembang sebagai Kota Kerajaan.
Page | 5
4. Kehidupan Sosial
Jumlah agama yang menjadi bahasan ini hanya meliputi 5 agama yaitu : Islam,
Khatolik, Kristen, Budha dan Hindu. Di tahun 2003 persentase pengikut agama Islam
sebesar 95,16 persen, Budha 1,53 persen, Khatolik 1,29 persen, Kristen 1,16 persen
dan Hindu 0,86 persen.
Hubungan sosial terutama di dasarkan kepada semangat kebangsaan, walaupun
dalam kehidupan sehari-hari sangat dipengaruhi oleh adat istiadat, seperti dalam
bercakap-cakap atau cara bicara yang sopan.
Pada umumnya penduduk Sumatera Selatan sangat hormat kepada para tamu
dan pengunjung yang berasal dari daerah lain. Gaya hidup mereka sangat dipengaruhi
oleh era modernisasi. Sebagian besar penduduk sangat terbuka dalam perilaku mereka
terutama dengan aspek positif serta menyambut baik reformasi dan inovasi terutama
yang berkaitan dengan konsep pembangunan.
Seperti halnya dengan provinsi lain yang ada di Sumatera Selatan dibagi habis
menjadi kabupaten dan kota. Kabupaten / kota dibagi menjadi kecamatan - kecamatan
dan dibagi lagi menjadi desa - desa dan kelurahan - kelurahan.
Jumlah desa di Sumatera Selatan sebanyak 343, jumlah kecamatan sebanyak 149,
dengan jumlah penduduk sekitar 6,7 juta jiwa (3,29 %).
Untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat setiap aparat
pemerintahan menegakkan prinsip-prinsip pemerintahan yang bersih dan
bertanggungjawab. Ciri khas dari pemerintah seperti ini adalah efektif, efisien,
Page | 6
transparan, partisipatif, responsif dengan indikasi terjalin satu sama lain.
5. Suku
Penduduk Sumatera Selatan sebesar 6,7 juta jiwa dengan Penduduk asli
Sumatera Selatan terdiri dari kelompok - kelompok etnis dengan barbagai bahasa dan
logat bahasa lokal. Kelompok - kelompok etnis dan suku dimaksud adalah Palembang,
Ogan, Komering , Semendo, Pasemah, Gumai, Lintang, Musi Rawas, Meranjat, Kayu
Agung, Ranau, Kisam dan lain-lain. Semua kelompok etnis tersebut taerjalin satu
sama lain dalam hubungan social termasuk dan kelompok - kelompok pendatang dan
orang asing. Bahkan hubungan antara etnik dilakukan melalui perkawinan. Masing -
masing kelompok etnik atau suku memiliki tradisi dan kebudayaan masing-masing
kelaompok etnis Sumatra Selatan memiliki perbedaan dan kesamaan baik dalam seni
maupun kebudayaan. Mayoritas penduduk Sumatera Selatan beragama Islam yang
juga mempengaruhi adat istiadat dan kebiasaan serta kehidupan sehari - hari mereka.
Hari - hari Raya Islam dirayakan dengan khusuk, seperti Hari Raya Idul Fitri, Idul
Adha, Maulud Nabi, Isra' Mi'raj dan Nuzzulul qur'an. Masjid dan tempat temapt
ibadah lainnya terdapat dimana-mana
Page | 7
6. Pemerintahan
Secara administratif Provinsi Sumatera Selatan terdiri dari 10 (sepuluh)
Pemerintah Kabupaten dan 4 (empat) Pemerintah Kota, beserta perangkat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah. Pemerintah Kabupaten dan Kota membawahi Pemerintah
Kecamatan dan Desa / Kelurahan. Pemerintahan Kabupaten / Kota tersebut sebagai
berikut :
Kab. Ogan Komering Ulu ( Ibukota Baturaja)
Kab. OKU Timur ( Ibukota Martapura)
Kab. OKU Selatan( Ibukota Muara Dua)
Kab. Ogan Komering Ilir ( Ibukota Kayu Agung)
Kab. Muara Enim ( Ibukota Muara Enim)
Kab. Lahat ( Ibukota Lahat)
Kab. Musi Rawas ( Ibukota Lubuk Linggau)
Kab. Musi Banyuasin ( Ibukota Sekayu)
Kab. Banyuasin ( Ibukota Pangkalan Balai)
Kota Ogan Ilir ( Ibukota Indralaya)
Page | 8
Kota Palembang ( Ibukota Palembang)
Kota Pagar Alam ( Ibukota Pagar Alam)
Kota Lubuk Linggau ( Ibukota Lubuk Linggau)
Kota Prabumulih ( Ibukota Prabumulih)
7. Sumber Daya Alam
Lahan sawah irigasi teknis mencapai 6,757 ha dan
irigasi non teknis 809 ha. Lahan pertanian mencapai
5.524.725 ha atau setara dengan 70% total luas
wilayah Sumatera Selatan. Kendati demikian, lahan
padi di provinsi ini pada 2005 mencapai 626.849 ha
dengan jumlah produksi 2.320.110 ton. Dari jumlah produksi itu, sekitar 171.928 ton
berasal dari produksi lahan kering seluas 73.504 ha. Kabupaten dengan luas areal dan
produksi padi tertinggi adalah Ogan Komering Ilir dan Ogan Komering Timur.
Saat ini lahan sawah abadi seluas 752.150 ha, terdiri atas 399.521 ha atau
55% lahan sawah irigasi 113.655 ha atau 15% lahan sawah pasang surut, sawah lebak
dan sawah tadah hujan dan sisanya 238.974 ha atau 30% adalah lahan sawah yang
belum ditanami.
Perkebunan terhampar luas. pada 2005, kebun mencapai 26.884 ha dengan
produksi 75.556 ton dan kebun ketela pohon seluas 14.432 ha dengan produksi
179.952 ton. Luas tanaman ubi jalar 3.379 ton, kebun bawang daun 330 ha dengan
jumlah produksi 27.748 ton, kubis produksi 49.930 ton, sawi 770 ha jumlah produksi
Page | 9
68.799 ton.
Sumatera Selatan terkenal dengan produksi buah-buahan khususnya duku,
durian, nanas dan pisang. Luas perkebunan duku mencapai 3.851 ha dengan produksi
62.226 ton, perkebunan durian 40.486 ha total produksi 29.000 ton. Namun
demikian, pohon duku dan durian banyak yang sudah tua sehingga diremajakan.
Perkebunan nanas mencapai 4.670 ha dan total produksinya 513.858 ton. Selain itu,
perkebunan alpukat terhampar di atas lahan 275 ha dengan produksi 1.852 ton,
perkebunan belimbing 95 ha memproduksi 1.786 ton, perkebunan jambu biji 311 ha
memproduksi 13.085 ton, perkebunan jambu 834 ha memproduksi 15.442 ton,
perkebunan jeruk siam 7.003 ha memproduksi 2.660.363 ton, perkebunan manggis
763 ha memproduksi 2.286 on dan perkebunan nangka seluas 1.484 ha dengan
produksi 18.681 ton.
Provinsi ini juga memiliki sumber daya perkebunan seluas 1.878.983 ha
yang merupakan perkebunan milik rakyat dan perusahaan, terdiri dari perkebunan
karet, kelapa sawit, tebu, kopi, kelapa, lada dan lainnya dengan total produksi
4.040.150 ton. Ada empat komoditas yang dominan yaitu kelapa sawit, karet, kopi
dan kelapa. Keempat komoditas tersebut tersebar hampir tersebar di semua
kabupaten/kota. Kepemilikan perkebunan rakyat masih dominan dibandingkan milik
perusahaan dan lainnya. Areal produksi karet rakyat seluas 1,2 juta ha, diikuti lahan
produksi kelapa sawit 1,1 juta ha. Selama 20 tahun terakhir, laju pertumbuhan kedua
komoditas ini sangat fantastis sebagai hasil kerja keras semua komponen yang
berkecimpung dibidangnya.
Page | 10
Di sektor perikanan dan kelautan, penduduk yang menggeluti sektor ini
mencapai 115.388 rumah tangga perikanan. Persentase perikanan diperoleh dari hasil
budidaya ikan (56,18%), perairan umum (39,31%) dan perikanan laut (4,51%).
Pembangunan perikanan dititikberatkan pada pembangunan perikanan budidaya,
termasuk di dalamnya pascapanen, yang pada 2005 mencapai 88.954,5 ton.
Hasil produksi ternak mulai dari daging, susu dan telur terus meningkat
clari tahun ke tahun. Pada 2005, produksi daging sapi, kerbau, kambing, babi dan
unggas mencapai 44.676 ton, Sedangkan produksi susu segar mencapai 277.000 liter,
produksi telur sebesar 46.183 ton.
Provinsi ini memiliki potensi pertambangan yang cukup besar, antara lain
cadangan minyak bumi sebanyak 5,03 miliar barrel (10% cl) atau 5.032.992 matrick
stack tank barrel. Cadangan minyak bumi diproduksi dengan pertumbuhan 10% per
tahun dan dapat bertahan 60 tahun, Sedangkan cadangan batu bara diperkirakan
sebesar 16.953.615.000 ton atau 60% cadangan nasional. Luas areal usaha
pertambangan umum mencapai 1.030.128,75 ha, dengan pertambangan minyak dan
gas 2.243,120,15 ha.
7. Sosial Budaya Provinsi Sumatera Selatan
Page | 11
Sumatera Selatan di kenal juga dengan sebutan Bumi Sriwijaya karena
wilayah ini di abad VII – XII Masehi merupakan pusat kerajaan maritim terbesar dan
terkuat di Indonesia yakni Kerajaan Sriwijaya. Pengaruhnya bahkan sampai ke
Formosoa dan Cina di Asia serta Madagaskar di Afrika.
Di provinsi yang amat sangat terkenal dengan kain songket dan kain
pelanginya ini terdapat 12 jenis bahasa daerah dan delapan suku, di antaranya
dominan adalah Suku Palembang, Suku Komering, Suku Ranau, dan Suku Semendo.
Untuk menjaga keragaman ini tetap berada dalam harmoni, pemerintah lokal membuat
peraturan daerah yang bertujuan untuk mengelola kebudayaan yang ada. Peraturan ini
mencakup pemeliharaan bahasa, sastra serta aksara daerah, pemeliharann kesenian,
pengelolaan kepurbakalaan kesejarahan serta nilai tradisional dan museum. Pariwisata
Sumatera Selatan bahkan dalam koridor peraturan daerah in, agar pariwisata di sana
tetap berbasis kebudayaan Sumatera Selatan di satu sisi dan bernilai ekonomi tinggi di
sisi yang lain.
Masyarakat Sumatera Selatan umumnya hidup rukun dan agamis. Selama
periode 2004 – 2006, misalnya, tidak terdapat catatan buruk tentang konflik antar
kelompok atau antarsuku tertentu. Kendati demikian, sebagai langkah preventif
pemerintah harus berupaya menggalang kerukunan diantara masyarakatnya dengan
menghadirkan tokoh agama terkenal, dan lain sebagainya. Di berbagai forum
semacam itulah pemerintah menekankan pentingnya harmoni dan stabilitas demi
kelanjutan pembangunan.
8. Investasi Provinsi Sumatera Selatan
Page | 12
Nilai export Sumatera Selatan tahun 2004 mencapai 282,400,859.00 ribu
US $ dari perternakan hewan, daging sapi, perikanan, produk peternakan hewan,
perkebunan, sayuran, buah-buahan dan kacang, kopi, teh, rempah-rempah, minyak
biji-bijian, karet, resin, alas berbahan tanaman, minyak lemak hewani dan nabati,
gula, permen, dan kakao.
Beberapa peluang bisnis antara lain industri kelapa sawit, industri bahan
kimia, iindustri bahan bangunan, industri keramik, alat tulis, hutan industri, industri
pengelasan dan jasa teknologi khusus. Untuk menunjang keperluan bisnis, tersedia
fasilitas dan infrastruktur telekomunikasi, tansportasi, air, listrik, perbankan,
keuangan, pelabuhan, bandara, dan perhotelan. Bandara di sana antara lain Sultan
Mahmud Baharudin II, Silampiri, TJ. Enim, Banding Agung, and Serdang
Gelumbang, pelabuhan di asana antara lain idi Sungai Lumpur, Sungsang, Upang,
Palembang, and Boom Baru.
BAB II
Page | 13
MAKANAN KHAS
1. Makanan Pokok
Makanan pokok kebanyakan masyarakat Sumatera Selatan adalah nasi. Jenis
beras yang digemari berbeda dengan jenis beras yang di gemari masyarakat Jawa.
Umumnya masyarakat Jawa menggemari beras yang berbulir pendek dengan alasan
lebih pulen, sedangkan masyarakat Sumatera, termasuk Sumaatera Selatan
menggemari beras yang berbulir panjang.
Tidak jauh berbeda dengan daerah lain, di Sumatera Selatan nasi tidak hanya
di makan begitu saja dengan lauk pauk, namun dapat diolah dengan bumbu dan
rempah sehingga memiliki cita rasa yang berbeda. Beberapa olahan makanan pokok
khas Sumatera Selatan antara lain adalah :
1. Nasi Samin
Nasi samin merupakan hidangan khas Sumatera Selatan yang mendapat
pengaruh dari arab. Nasi samin merupakan hidangan wajib pada pesta
perkawinan orang palembang asli untuk acara cacap – cacapan. Nasi samin
berbahan dasar beras putih dengan minyak samin dan bumbu bawang merah,
bawang putih, kemiri, dan rempah – rempah yang terdiri dari cengkeh,
kapulaga dan kayu manis yang diikatkan dan diletakan di atas nasi pada saat
Page | 14
memasak. Adapula yang memberi parutan nanas pada resepnya. Teknik
membuatnya seperti diliwet. Nasi samin memiliki rasa yang gurih dan aroma
rempah yang kuat.
2. Nasi Minyak
Sama halnya dengan nasi samin, nasi minyak juga merupakan
makanan pokok berbahan dasar beras dan minyak samin dengan bumbu –
bumbu yang sama pula. namun perbedaannya terletak pada warna dan rasa.
Nasi minyak berwarna merah karena menggunakan saus tomat. Nasi minyak
banyak disajikan untuk acara – acara adat, perhelatan besar vorang palembang
asli dan dapat juga untuk sarapan pagi.
2. Lauk Pauk
Lauk pauk adalah segala macam makanan yang disajikan sebagai peneman
utama hidangan nasi, umumnya banyak mengandung protein, baik hewani maupun
nabati. Di Sumatera Selatan bahan lauk pauk yang banyak digunakan adalah lauk
pauk hewani, antara lain daging, unggas, dan ikan. Namun yang banyak di konsumsi
adalah yang berasal dari ikan. Ini terbukti dari banyaknya hidangan lauk pauk yang
Page | 15
berasal dari ikan. Hidangan lauk pauk yang khas di Sumtera Selatan antara lain
adalah :
1. Gulai Malbi
Malbi merupakan penganan lauk pauk yang khas menyerupai semur.
Malbi dapat dibuat dari daging khas dalam, ayam kampung maupun hati sapi.
Bumbu – bumbu yang digunakan adalah bawang merah , bawang putih,
kemiri, lada, dan kecap manis, serta kelapa parut yang disangrai dan ditumbuk
hingga mengeluarkan minyak. Malbi banyak di sajikan untuk lauk pauk sehari
– hari ataupun perhelatan besar dan perkawinan. Gulai ini sangat cocok
dihidangkan dengan nasi putih panas atau nasi samin dengan taburn bawang
goreng.
2. Pindang Patin
Pindang patin adalah hidangan lauk pauk khas dari Sumatera Selatan.
Adanya hidangan ini karena di sepanjang sungai Musi banyak hidup ikan
patin. Ikan patin sangat nikmat dan memiliki jaringan otot dan serat yang
halus. Ikan patin sungai berbeda dengan ikan patin yang dipelihara
menggunakan tambak. Ikan patin sungai lebih besat dibandingkan ikan patin
Page | 16
tambak, hal ini dikarenakan ikan patin sungai banyak menyerap sari – sari
makanan alami dari sungai. Selain itu, tak beda dengan salmon, ikan patin
bertelur di hilir sungai, telurnya menetas di hilir sungai, lalu ikan patin remaja
melakukan perjalanan melawan arus menuju hulu. Sehingga setelah sampai di
hulu sungai ikan patin telah tumbuh dewasa dan memiliki jaringan otot dan
serat yang halus. Tekstur ikan patin menyerupai ikan lele. Rasanya enak untuk
hidangan pesmol, gulai maupun yang terkenal adalah pindang.
Pindang patin telah lama ada sebelum pempek ditemukan. Pindang
patin adalah hidangan yang menyerupai sup ikan dengan bumbu bawang