-
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1
Alternatif Metode Perbaikan Tanah untuk Penanganan Masalah
Stabilitas
Tanah Lunak pada Areal Reklamasi di Terminal Peti Kemas
Semarang
Yulieargi Intan Tri, Trihanyndio Rendy Satrya, Noor Endah
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman Hakim,
Surabaya 60111
E-mail: [email protected]
AbstrakSelama bertahun-tahun genangan banjir rob (banjir karena
luapan air laut) menjadi masalah utama yang mengganggu kegiatan
operasional bongkar-muat di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
Kondisi tanah dasar yang sangat lunak menyebabkan penurunan tanah
(settlement) dan mengakibatkan level air laut menjadi lebih tinggi
dari daratan pelabuhan. Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS) dalam
waktu dekat akan diperluas dan akan dilakukan kegiatan reklamasi.
Supaya permasalahan settlement pada lahan reklamasi di atas dapat
diatasi, maka perlu dilakukan metode perbaikan tanah.
Tugas Akhir ini bertujuan merencanakan tinggi timbunan awal,
merencanakan perbaikan tanah untuk mempercepat pemampatan dengan
kombinasi sistem preloading dan PVD; serta memilih alternatif
perkuatan tanah dengan cerucuk beton, geotekstil, kombinasi cerucuk
beton dan geotekstil, dan turap baja.
Tebal tahap penimbunan untuk sistem preloading adalah 50 cm
perminggu dan PVD dipancang sedalam 30 m dengan pola pemasangan
segitiga berjarak 1.3 m. Pada pemasangan PVD, waktu konsolidasi
untuk mencapai derajat konsolidasi (U) 95% adalah 24 minggu.
Perhitungan alternatif perkuatan tanah menggunakan cerucuk beton
segiempat berukuran 25 cm x 25 cm menghasilkan kebutuhan cerucuk
beton sebanyak 100 buah/ meter dengan panjang satu buah cerucuk
adalah 27 m. Perhitungan alternatif perkuatan menggunakan
geotekstil menghasilkan kebutuhan geotekstil tipe Woven
High-Strength Polyester PET 600/100 sebanyak 25 lapis. Sedangkan
pada alternatif perkuatan tanah kombinasi cerucuk beton dengan
geotekstil menghasilkan kebutuhan cerucuk beton sebanyak 40 buah/
meter dengan panjang satu buah cerucuk adalah 27 m dan kebutuhan
geotekstil sebanyak 16 lapis. Dan perhitungan alternatif perkuatan
menggunakan turap baja menghasilkan kebutuhan turap baja sebanyak 5
baris.
Kata KunciSemarang, settlement, TPKS, preloading,
PVD, cerucuk beton, geotekstil, turap baja.
I. PENDAHULUAN ota Semarang bagian utara merupakan wilayah
dataran rendah yang seringkali dilanda banjir rob
(banjir luapan air laut). Keadaan di atas juga terjadi di
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Kondisi tanah dasar yang sangat
lunak menyebabkan penurunan tanah (settlement) dan mengakibatkan
level air laut menjadi lebih tinggi dari daratan pelabuhan.
Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS), yang terletak di Pelabuhan
Tanjung Emas Semarang, akan diperluas dan akan dilakukan
kegiatan reklamasi seluas 250 m x 105 m. Supaya permasalahan
settlement pada lahan reklamasi di atas dapat diatasi, maka perlu
dilakukan metode perbaikan tanah.
Tugas Akhir ini membahas perencanaan tinggi timbunan awal akibat
adanya settlement, perencanaan perbaikan tanah untuk mempercepat
pemampatan dengan kombinasi sistem preloading dan PVD; serta
pemilihan alternatif perkuatan tanah timbunan dengan cerucuk beton,
geotekstil, kombinasi cerucuk beton dan geotekstil, dan turap
baja.
II. METODOLOGI
Metodologi Tugas Akhir ini dapat dilihat pada Gambar 1.
A
Studi Literatur
MULAI
Perencanaan Geoteknik
Perencanaan Timbunan Preloading
Tinggi timbunan (Hinisial, Hfinal)
Perhitungan Pemampatan
Besar dan waktu Pemampatan
Pengumpulan dan Analisa Data Sekunder: -Layout proyek -Data
pengujian tanah lapangan -Data pengujian tanah laboratorium -Data
topografi -Data gelombang air laut
K
-
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 2
Gambar 1. Metodologi Tugas Akhir
Penjelasan lengkap tentang Metodologi dapat dilihat
pada buku Tugas Akhir penulis [1].
III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data dan Analisis Parameter Tanah
Data Tanah
Data tanah yang digunakan adalah data SPT dan data laboratorium
hasil penyelidikan tanah yang dilakukan oleh PT. Geoplano Konsultan
dan CV. Nindira berjumlah empat titik data boring log. Hasil
perhitungan dan pengolahan data pada [1] dapat dilihat pada Tabel
1.
Data Tanah Timbunan Material timbunan direncanakan memiliki
spesifikasi
teknis sebagai berikut: - Sifat fisik tanah timbunan:
sat = 1.8 t/m3 C = 0 t = 1.8 t/m3 = 30
- Geometri timbunan Tinggi timbunan reklamasi (Hfinal)
direncanakan hingga elevasi +3.60 mLWS dengan luas area reklamasi
yaitu 2.625 Ha. Perencanaan geometri timbunan dapat dilihat pada
[1].
Data Spesifikasi Bahan 1. PVD (Prefabricated Vertical Drain)
Jenis PVD yang digunakan pada perencanaan ini adalah CeTeau
Drain CT-D812 produksi PT. Teknindo Geosistem Unggul dengan
spesifikasi: - Weight = 80 g/m - Thickness (a) = 100 mm - Width (b)
= 5 mm
2. Cerucuk Jenis cerucuk yang digunakan pada perencanaan ini
adalah cerucuk beton/ micropile produksi PT. Frankipile Indonesia
dengan spesifikasi: - Tipe = Tiang Pancang Beton Segiempat 25.25 -
Mutu beton = K-450 - Tulangan Utama = 4D16 mm - Tulangan spiral = 5
mm - Panjang sisi = 25 cm
3. Geotekstil Jenis geotekstil yang digunakan pada perencanaan
ini adalah Woven High-Strength Polyester PET 600/100 produksi
Tencate Mirafi dengan Tensile Strength 600 kN/m.
4. Turap/ Sheet Pile Jenis turap yang digunakan pada perencanaan
ini adalah turap baja/ steel sheet pile tipe PZ-40 produksi Piling
Products, Inc. dengan spesifikasi sebagai berikut: - Height = 40.9
cm - Section Modulus = 3263 cm3 - Moment of Inertia = 67000 cm4
Spesifikasi selengkapnya dapat dilihat pada [1].
Tabel 1. Data Hasil Perhitungan Analisis Parameter Tanah
Kedalaman (m)
Jenis Tanah
Parameter Tanah Wc (%) Gs
d (t/m3)
sat (t/m3)
t (t/m3) e
LL (%)
PL (%)
PI (%)
Cu (kPa)
C' (kPa) Cc
Cv (cm2/detik)
0-5 Clayey silt,
very soft
72.5 2.58 0.82 1.50 1.41 2.15 76.5 34.5 42 6 4.00 1.03 0.00136
5-10 67 2.57 0.88 1.54 1.47 1.92 76.5 35.0 41.5 6 4.00 1.03
0.00136
10-15 67 2.55 0.88 1.53 1.47 1.90 75 34.5 40.5 6 4.00 0.9
0.00142 15-20 65 2.62 0.88 1.54 1.45 1.98 73 33.5 39.5 6 4.00 0.9
0.00125
20-22.5 Clayey silt, soft
62 2.56 0.9 1.55 1.46 1.84 74 29.0 45 25 16.67 0.9 0.00110
22.5-25 50 2.61 1.12 1.69 1.68 1.33 75.85 34.2 41.66 25 16.67 0.9
0.00105 25-27.5 Clayey silt,
medium stiff 42.5 2.56 1.23 1.75 1.75 1.08 78.3 35.8 42.5 35
23.33 0.9 0.00082
27.5-30 40 2.6 1.25 1.77 1.75 1.08 71 32.0 39 35 23.33 0.9
0.00070
B. Perencanaan Geoteknik Perhitungan Besar Pemampatan
Besarnya pemampatan pada lapisan tanah yang compressible (30 m)
dihitung menggunakan beberapa nilai variabel q yang telah
ditentukan. Selain
memperoleh beban timbunan (q), lahan reklamasi Container Yard
pada perencanaan ini akan menerima beban traffic, pavement, serta
beban container. Sesuai data proyek oleh konsultan perencana CV.
Nindira, beban pavement adalah sebesar 0.3 t/m2 dengan tebal
Perhitungan Stabilitas (safety factor)
Analisis Alternatif Perbaikan Tanah
Kesimpulan
SELESAI
Cerucuk Beton dan Geotekstil
Turap Baja
Geotekstil
Cerucuk Beton
Perhitungan Perkuatan Tanah
Preloading & PVD
Preloading
Tidak Ya
Cek Angka Keamanan
Apakah waktu cukup untuk
mencapai penurunan?
A
Tidak
Ya
-
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 3 pavement 60 cm
dan beban container adalah sebesar 5.3 t/m2. Variasi beban timbunan
pada Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
q = 3 t/m2 q = 11 t/m2 q = 5 t/m2 q = 13 t/m2 q = 7 t/m2 q = 15
t/m2 q = 9 t/m2 q = 17 t/m2
Perhitungan pemampatan konsolidasi (Sc) pada perencanaan ini
dihitung berdasarkan pemampatan konsolidasi primer pada kondisi
normally consolidated, merujuk pada [2]. Hasil perhitungan
pemampatan tanah lebih lanjut dapat dilihat pada [1] dan Tabel
2.
Setelah dilakukan perhitungan pemampatan, perhitungan tinggi
timbunan awal dapat menggunakan persamaan berikut: Dengan Hinisial
adalah tinggi timbunan awal, q adalah beban rencana, Scq adalah
besar pemampatan akibat q, Hw adalah tinggi muka air laut, w adalah
berat volume air, timb adalah berat volume timbunan.
Dan tinggi timbunan akhir menggunkan rumus: Hfinal = Hinisial -
Scq
Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat di Tabel 3 dan
[1].
Tabel 2. Hasil Perhitungan Settlement dan Hinisial Akibat
Variasi
Beban Timbunan
Gambar 2. Grafik Hubungan Settlement Vs q Akibat
Beban Timbunan
Gambar 3. Grafik Hubungan Hinisial Vs Hfinal Akibat
Beban Traffic, Pavement, dan Container Dengan menggunakan
persamaan yang dihasilkan pada Gambar 3 maka tinggi timbunan awal
dan settlement dapat dihtung. Perhitungan Hinisial untuk Hfinal =
7.1 m Y = 1.528x + 2.154 = 1.528 (7.1) + 2.154 = 13 m Jadi untuk
memperoleh Hfinal = 7.1 m diperlukan tinggi timbunan awal
(Hinisial) 13 m.
Tabel 3. Hasil Perhitungan Hinisial dan Hfinal Akibat Beban
Traffic, Pavement, dan Container
Perhitungan Waktu Pemampatan Setelah didapatkan besarnya
pemampatan yang terjadi, selanjutnya dilakukan perhitungan waktu
konsolidasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pemampatan tersebut
dengan persamaan:
vdrv
CHTt
2)(=
Dengan t adalah waktu konsolidasi, Tv adalah faktor waktu, Hdr
adalah panjang aliran air/ drainage, dan Cv adalah koefisien
konsolidasi vertikal. Dari hasil perhitungan pada [1], diperoleh
waktu konsolidasi untuk derajat konsolidasi (U) 95% yaitu 276.68
tahun. Maka dalam perencanaan ini perlu dilakukan perbaikan tanah
untuk mempercepat proses konsolidasi tersebut dengan memasang
Prefabricated Vertical Drain (PVD).
No. q (t/m2) Sc (m) Hinisial (m)
1 3 2.26 4.872 5 3.15 6.473 7 3.88 7.994 9 4.49 9.445 11 5.02
10.846 13 5.49 12.227 15 5.91 13.568 17 6.30 14.89
y = 0.282x + 1.737R = 0.979
01234567
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Sc (
m)
q (t/m2)
Settlement vs q
y = 1.528x + 2.154R = 0.999
0
2
4
6
8
10
12
14
16
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9H
inis
ial
(m)
H final (m)
Hinisial vs Hfinal
q (t/m2) H (m) Sc (m) Hinisial (m) Hbongkar (m) Sc (m) H (m) Sc
(m) H (m) Sc (m)A B C D E F G H I J
1 3 1.67 2.26 4.87 0.83 1.3794 0.6 0.3759 2.944 3.24412 5 2.78
3.15 6.47 0.31 0.6302 0.6 0.3756 2.944 3.24133 7 3.89 3.88 7.99
0.17 0.3781 0.6 0.3753 2.944 3.23854 9 5.00 4.49 9.44 0.14 0.3226
0.6 0.3750 2.944 3.23525 11 6.11 5.02 10.84 0.14 0.3226 0.6 0.3747
2.944 3.23186 13 7.22 5.49 12.22 0.14 0.3226 0.6 0.3744 2.944
3.22997 15 8.33 5.91 13.56 0.14 0.3226 0.6 0.3741 2.944 3.22798 17
9.44 6.30 14.89 0.14 0.3226 0.6 0.3737 2.944 3.2256
ContainerHfinal (m)
K = D-C-E+G-H+I-J1.6992.9423.8744.7455.624
NoPavementBeban Timbunan Traffic
6.5287.4528.395
timb
wwcqinisial
HSqH
++=
)(
-
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 4 Perencanaan PVD
untuk Mempercepat Pemampatan PVD dipasang sepanjang lapisan tanah
yang terkonsolidasi yakni sepanjang 30 m. Pola pemasangan PVD yang
akan digunakan adalah pola segitiga dengan variasi jarak sebesar
0.5 m, 0.8 m , 1.0 m, 1.3 m, 1.5 m, 2 m, dan 2.5 m. Hal ini
dilakukan agar mendapatkan hasil yang efisien untuk mencapai
derajat konsolidasi yang diinginkan. Perhitungan selengkapnya dapat
dilihat pada [1]. Dari perhitungan tersebut dihasilkan grafik
hubungan antara Urata-rata dan waktu untuk mencapai derajat
konsolidasi () (Gambar 4.). Dari hasil grafik tersebut dipilih
pemasangan PVD pola segitiga dengan jarak 1.3 m dengan waktu yang
diperlukan untuk mencapai derajat konsolidasi 95% adalah 24
minggu.
Gambar 4. Grafik Hubungan Antara Derajat Konsolidasi
(U) dan Waktu Penimbunan Bertahap (Preloading)
Pelaksanaan penimbunan dilakukan secara bertahap dengan asumsi
kecepatan penimbunan 50 cm/ minggu. Jumlah tahapan penimbunan
adalah sebagai berikut:
Hinisial = 13 meter Jumlah tahapan = 13/0.50 = 26 tahap
Selanjutnya adalah mencari tinggi timbunan kritis (Hcr) yang
mampu dipikul oleh tanah dasar agar timbunan tidak mengalami
kelongsoran. Dari program bantu analisa kelongsoran, diperoleh
tinggi timbunan kritis sebesar 2.4 m dengan SF = 1.255, lebih besar
dari SF rencana = 1.25. Tinggi timbunan kritis ini dicapai pada
tahapan ke-5 dengan umur timbunan 5 minggu. Perhitungan Peningkatan
Cu Perhitungan peningkatan Cu perlu dilakukan untuk menentukan
apakah tanah dasar cukup mampu memikul beban timbunan tahapan
selanjutnya sebesar 0.5 m dengan nilai Cu yang baru didapat dari
penimbunan sebelumnya. Dari perhitungan tersebut dapat diketahui
apakah pekerjaan timbunan dapat dilaksanakan secara terus menerus
atau perlu penundaan waktu penimbunan. Berdasarkan perhitungan pada
[1], ketika tahapan penimbunan dengan timbunan lebih dari 3.4 m,
nilai SF yang dihasilkan < 1.25. Pada tinggi ini, timbunan masih
berada pada elevasi muka air laut, sehingga perlu adanya perkuatan
tanah untuk mengatasi kelongsoran yang terjadi akibat penimbunan
selanjutnya.
Alternatif Perbaikan Tanah dengan Cerucuk Penggunaan cerucuk
dimaksudkan untuk meningkatkan tahanan geser tanah. Apabila tahanan
tanah terhadap geser meningkat, maka daya dukung dari tanah
tersebut juga akan meningkat. Berdasarkan perhitungan pada [1]
diketahui bahwa jumlah cerucuk yang dibutuhkan adalah 100 buah/
meter dengan panjang tiap tiang adalah 27 m.
Gambar 5. Sketsa Perkuatan Tanah dengan Cerucuk
Alternatif Perbaikan Tanah dengan Geotekstil Geotekstil
digunakan sebagai perkuatan tanah untuk meningkatkan daya dukung
tanah dasar di bawah timbunan. Dalam perencanaan ini geotekstil
nantinya akan dipasang pada tepi timbunan. Berdasarkan perhitungan
pada [1] diketahui bahwa jumlah geotekstil yang dibutuhkan adalah
25 lapis dengan jarak antar layer geotekstil 0.25 m.
Gambar 6. Sketsa Perkuatan Tanah dengan Geotekstil
Alternatif Perbaikan Tanah dengan Kombinasi Cerucuk dan
Geotekstil Dalam hal ini MR hasil analisis dari program bantu
kelongsoran dipikul bersama-sama oleh keduanya dengan perbandingan
tertentu. Pada alternatif perkuatan kombinasi Tugas Akhir ini,
cerucuk direncanakan memikul 1/3 MR, sedangkan geotekstil menerima
MR sisanya. Berdasarkan perhitungan pada [1] diketahui bahwa jumlah
cerucuk yang dibutuhkan adalah 40 buah/ meter dengan panjang tiap
tiang adalah 27 m dan jumlah geotekstil yang dibutuhkan adalah 16
lapis dengan jarak antar layer geotekstil 0.25 m.
05
101520253035404550556065707580859095
100
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30
De
raja
t Ko
nso
lid
asi (
U%
)
Waktu (minggu)
Lapis 8
Lapis 7
Lapis 6
Lapis 5
Lapis 4
Lapis 3
Lapis 2
Lapis 1
Timbunan?sat = ?t = 1.8 t/m3F = 30?
Seabed
Cerucuk
Bidang Longsor
R 78.78 m
1 : 3
13.00
30.00
9.50
3.50
5.00
5.00
5.00
5.00
2.502.502.502.50
1 : 5
53.80
27.00
0.725
Lapis 8
Lapis 7
Lapis 6
Lapis 5
Lapis 4
Lapis 3
Lapis 2
Lapis 1
Timbunan?sat = ?t = 1.8 t/m3F = 30?
Seabed
Bidang Longsor1 : 3
1 : 5
30.00
3.50
5.00
5.00
5.00
5.00
2.502.502.502.50
Lapisan Tanah Dasar
13.009.50
R 78.78 m
Geotekstil
-
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 5
Gambar 7. Sketsa Perkuatan Tanah dengan Kombinasi
Cerucuk dengan Geotekstil
Alternatif Perbaikan Tanah dengan Turap Baja Selain menggunakan
alternatif cerucuk beton/ micropile, dalam Tugas Akhir ini juga
dihitung perkuatan tanah menggunakan turap baja/ steel sheet pile.
Konsep perhitungannya sama dengan perhitungan cerucuk, hanya saja
kebutuhan turap dihitung per meter. Dan dari perhitungan diperoleh
kebutuhan turap adalah sebanyak 5 baris.
Gambar 8. Sketsa Perkuatan Tanah dengan Turap Baja
IV. KESIMPULAN
Dalam perencanaan Tugas Akhir ini didapatkan beberapa kesimpulan
yaitu: 1. Elevasi akhir timbunan yang direncanakan adalah
7.1 m dari seabed yaitu 3.50 m dibawah muka air laut (-3.50
mLWS) dan 3.60 m diatas muka air laut (+3.60 mLWS).
2. Tinggi timbunan awal yang dibutuhkan adalah sebesar 13 m.
3. Dibutuhkan waktu 276.68 tahun untuk mencapai derajat
konsolidasi 95 % (U = 95 %). Dengan waktu yang sangat lama tersebut
maka dibutuhkan percepatan konsolidasi dengan memasang
Prefabricated Vertical Drain (PVD).
4. PVD yang digunakan yaitu tipe CeTeau-Drain CT-D812 dengan
ukuran 100 mm x 5 mm. Dipilih pemasangan dengan pola segitiga dan
jarak pemasangan (S) 1.3 m untuk mencapai derajat
konsolidasi 95 % (U = 95 %) dalam waktu 24 minggu.
5. Penimbunan dilakukan bertahap dengan kecepatan penimbunan 50
cm/ minggu. Tahapan penimbunan menghasilkan peningkatan daya dukung
(kenaikan nilai kohesi undrained/ Cu) tanah asli. Tinggi kritis
timbunan (Hcr) adalah 2.4 m dengan faktor keamanan/ Safety Factor
(SF) rencana sebesar 1.25. Dan ketika tahapan penimbunan dengan
timbunan lebih dari 3.4 m, nilai SF yang dihasilkan < 1.25. Pada
elevasi ini, timbunan masih berada pada elevasi muka air laut,
sehingga perlu adanya perkuatan tanah untuk mengatasi kelongsoran
yang terjadi akibat pentahapan penimbunan selanjutnya.
6. Perhitungan perkuatan dengan cerucuk beton/ micropile
segiempat ukuran 25 cm x 25 cm menghasilkan kebutuhan cerucuk
sebanyak 100 buah/ meter, dengan panjang satu buah cerucuk 27
m.
7. Perhitungan perkuatan dengan geotekstil jarak layer
pemasangan 0.25 m menghasilkan kebutuhan geotekstil sebanyak 25
lapis.
8. Perhitungan perkuatan dengan kombinasi cerucuk dengan
geotekstil menghasilkan kebutuhan cerucuk beton/ micropile sebanyak
40 buah/ meter dengan panjang satu buah cerucuk adalah 27 m;
sedangkan kebutuhan geotekstil adalah sebanyak 16 lapis.
9. Perhitungan perkuatan dengan turap baja/ steel sheet pile
menghasilkan kebutuhan turap sebanyak 5 baris, dengan panjang satu
buah turap 27 m.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Y. I. Tri, Alternatif Metode Perbaikan Tanah untuk
Penanganan Masalah Stabilitas Tanah Lunak pada Areal Reklamasi di
Terminal Peti Kemas Semarang. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, 2013. (Belum dipublikasikan)
[2] I. B. Mochtar, Teknologi Perbaikan Tanah dan Alternatif
Perencanaan pada Tanah Bermasalah (Problematic Soils). Surabaya:
Jurusan Teknik Sipil FTSP-ITS, 2000.
Lapis 8
Lapis 7
Lapis 6
Lapis 5
Lapis 4
Lapis 3
Lapis 2
Lapis 1
Timbunan?sat = ?t = 1.8 t/m3F = 30?
Seabed
Cerucuk
Bidang Longsor1 : 3
30.00
3.50
5.00
5.00
5.00
5.00
2.502.502.502.50
1 : 5
Geotekstil
13.009.50
R 78.78 m
53.80
27.00
1.35
Lapis 8
Lapis 7
Lapis 6
Lapis 5
Lapis 4
Lapis 3
Lapis 2
Lapis 1
Timbunan?sat = ?t = 1.8 t/m3F = 30?
Seabed
Turap Baja
Bidang Longsor
R 78.78 m
1 : 313.00
30.00
9.50
3.50
5.00
5.00
5.00
5.00
2.502.502.502.50
1 : 5
53.80
27.00
2.00