Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman yang telah memiliki teknologi yang sangat canggih, informasi yang dapat diperoleh dengan sangat mudah, dan komunikasi yang sangat luas yang dapat menghubungkan seluruh manusia yang ada di bumi ini, dan juga perekonomian yang dari waktu ke waktu yang selalu berkembang. Di zaman yang seperti itu sangat mendukung perkembangan dan kemajuan berbagai perusahaan yang ada diberbagai belahan dunia. Selain faktor teknologi, informasi, komunikasi, dan kondisi ekonomi tersebut, ada faktor yang paling berpengaruh terhadap perkembangan dan kemajuan suatu perusahaan adalah kinerja perusahaan tersebut. Kinerja perusahaan ini dapat dilihat dari laba (keuntungan) dapat dihasilkan oleh perusahaan. Semakin besar laba yang dihasilkan perusahaan semakin baik(efektif, efisien, dan maksimal) kinerja perusahaan tersebut, sebaliknya semakin kecil laba yang dihasilkan perusahaan semakin buruk kinerja perusahaan. Disini pemilik perusahaan akan selalu menginginkan laba (keuntungan) yang maksimal atas usaha yang dijalankannya. Mengapa bisa demikian? Hal ini disebabkan oleh setiap pemilik pasti sangat menginginkan modal yang telah ditanamkan dalam bisnisnya secepat mungkin kembali. Selain hal itu, pemilik juga mengharapkan adanya hasil atas modal yang telah ditanamkannya sehingga mampu memberikan tambahan modal 1
22

Paper Manajemen Laba

Feb 01, 2023

Download

Documents

Indra Juliawan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Paper Manajemen Laba

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di zaman yang telah memiliki teknologi yang sangat

canggih, informasi yang dapat diperoleh dengan sangat mudah,

dan komunikasi yang sangat luas yang dapat menghubungkan

seluruh manusia yang ada di bumi ini, dan juga perekonomian

yang dari waktu ke waktu yang selalu berkembang. Di zaman yang

seperti itu sangat mendukung perkembangan dan kemajuan

berbagai perusahaan yang ada diberbagai belahan dunia. Selain

faktor teknologi, informasi, komunikasi, dan kondisi ekonomi

tersebut, ada faktor yang paling berpengaruh terhadap

perkembangan dan kemajuan suatu perusahaan adalah kinerja

perusahaan tersebut. Kinerja perusahaan ini dapat dilihat dari

laba (keuntungan) dapat dihasilkan oleh perusahaan. Semakin

besar laba yang dihasilkan perusahaan semakin baik(efektif,

efisien, dan maksimal) kinerja perusahaan tersebut, sebaliknya

semakin kecil laba yang dihasilkan perusahaan semakin buruk

kinerja perusahaan.

Disini pemilik perusahaan akan selalu menginginkan laba

(keuntungan) yang maksimal atas usaha yang dijalankannya.

Mengapa bisa demikian? Hal ini disebabkan oleh setiap pemilik

pasti sangat menginginkan modal yang telah ditanamkan dalam

bisnisnya secepat mungkin kembali. Selain hal itu, pemilik

juga mengharapkan adanya hasil atas modal yang telah

ditanamkannya sehingga mampu memberikan tambahan modal

1

Page 2: Paper Manajemen Laba

(investasi yang baru) dan kemakmuran bagi pemilik dan seluruh

karyawannya.

Bagi pihak manajemen, laba (keuntungan) yang diperoleh

merupakan pencapaian dari suatu rencana (target) yang telah

ditentukan sebelumnya. Pencapaian target laba sangatlah

penting karena dengan pencapaian target yang telah ditetapkan

atau bahkan melebihi target yg diinginkan, hal ini merupakan

prestasi tersendiri bagi pihak manajemen. Prestasi ini

merupakan ukuran untuk menilai kesuksesan manajemen dalam

mengelola perusahaan (baik jenjang karier maupun penghasilan).

Demikian pula sebaliknya apabila manajemen gagal mencapai

target, hal ini merupakan cermin kegagalan manajemen dalam

mengelola perusahaan. Kegagalan mencapai target ini dapat

merusak citra, reputasi, dan kepercayaan dari pemilik kepada

karier manajemen ke depan.

Manajemen laba sering kali dianggap sebagai tindakan

akuntansi negatif oleh banyak pihak karena pada umumnya

manajemen laba menyebabkan tampilan informasi laporan keuangan

tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Manajemen laba

selalu identik dengan perilaku opportunistic, dimana dalam hal

ini pihak manajemen bertindak untuk kepentingan pribadinya.

Tindakan manajemen laba telah memunculkan beberapa kasus

skandal pelaporan akuntansi yang secara luas diketahui, antara

lain Enron, Merck, World Com dan mayoritas perusahaan lain di

Amerika Serikat (Cornett, Marcuss, Saunders dan Tehranian,

2006). Beberapa kasus yang terjadi di Indonesia, seperti PT.

Lippo Tbk dan PT. Kimia Farma Tbk juga melibatkan pelaporan

2

Page 3: Paper Manajemen Laba

keuangan (financial reporting) yang berawal dari terdeteksi

adanya manipulasi (Gideon, 2005).

PT Kimia Farma Tbk sebagai salah satu perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI adalah contoh terjadinya

manajemen laba yang berawal dari adanya manipulasi laporan

keuangan. Praktek oleh akuntan untuk melakukan "earning

management" dalam masalah kasus PT Kimia Farma, Tbk (PT KAEF)

sebagai berikut :

PT Kimia Farma Tbk. (PT KAEF), merupakan salah satu

produsen obat-obatan milik pemerintah di Indonesia. Tujuan

perusahaan sebagai badan usaha tidak berbeda dengan badan

usaha lainnya, yaitu mencari laba sebesar-besarnya. Pelaporan

keuangan pada tanggal 31 Desember 2001, menunjukkan adanya

laba bersih sebesar Rp 132 milyar, dan laporan keuangan

tersebut di audit oleh Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM). Akan

tetapi, Kementrian BUMN dan Bapepam menilai bahwa laba bersih

tersebut terlalu besar dan mengandung unsur manajemen. Setelah

dilakukan audit ulang, pada tanggal 3 Oktober 2002 laporan

keuangan PT. KAEF tahun 2001 disajikan kembali (restated).

Hal ini disebabkan telah ditemukan kesalahan yang cukup

mendasar. Pada laporan keuangan restated, laba yang disajikan

hanya sebesar Rp 99,56 miliar, atau lebih rendah sebesar Rp

32,6 milyar, atau 24,7% dari laba awal yang dilaporkan.

Kesalahan itu timbul dari:

a. Kesalahan penyajian dalam laporan keuangan PT KAEF. Sehingga

dampak kesalahan tersebut mengakibatkan overstated laba pada

laba bersih untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2001

3

Page 4: Paper Manajemen Laba

sebesar Rp 32,6 miliar yang merupakan 2,3% dari penjualan

dan 24,7% dari laba bersih PT KAEF.

b. Kesalahan tersebut terdapat pada unit-unit sebagai berikut:

1. Unit Industri Bahan Baku: Kesalahan berupa overstated

penjualan sebesar Rp 2,7 Miliar.

2. Unit Logistik Sentral: Kesalahan berupa overstated

persediaan barang sebesar Rp 23,9 Miliar.

3. Unit Pedagang Besar Farmasi (PBF): Kesalahan berupa

overstated persediaan barang sebesar Rp 8,1 Miliar dan

Kesalahan berupa overstated penjualan sebesar Rp 10,7

Miliar.

c. Bahwa kesalahan penyajian tersebut, dilakukan oleh Direksi

periode 1998 - Juni 2002 dengan cara:

1. Membuat 2 (dua) daftar harga persediaan (master prices)

yang berbeda masing-masing diterbitkan pada tanggal 1

Pebruari 2002 dan 3 Pebruari 2002, dimana keduanya

merupakan master prices yang telah diotorisasi oleh pihak

yang berwenang yaitu Direktur Produksi PT KAEF. Master

prices per 3 Pebruari 2002 merupakan master prices yang

telah disesuaikan nilainya (penggelembungan) dan

dijadikan dasar sebagai penentuan nilai persediaan pada

unit distribusi PT KAEF per 31 Desember 2001.

2. Melakukan pencatatan ganda atas penjualan pada unit PBF

dan unit Bahan Baku. Pencatatan ganda tersebut dilakukan

pada unit-unit yang tidak disampling oleh Akuntan.

4

Page 5: Paper Manajemen Laba

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Manajemen

Secara Etimologis, Manajemen adalah kosa kata yang

berasal dari bahasa Perancis kuno, yaitu menegement yang

berarti seni melaksanakan dan mengatur. Sejauh ini memang

belum ada kata yang mapan dan diterima secara universal

sehingga pengertiaanya untuk masing-masing para ahli masih

memiliki banyak perbedaan.Secara umum manajemen juga dipandang

sebagai sebuah disiplin ilmu yang mengajarkan tentang proses

untuk memperoleh tujuan organisasi melalui upaya bersama

dengan sejumlah orang atau sumber milik organisasi. Dalam hal

ini manajemen dibedakan menjadi 3 bentuk karakteristik,

diantaranya adalah:

1. Sebuah proses atau seri dari aktivitas yang berkelanjutan

dan berhubungan.

2. Melibatkan dan berkonsentrasi untuk mendapatkan tujuan

organisasi.

3. Mendapatkan hasil-hasil ini dengan berkerja sama dengan

sejumlah orang dan memanfaatkan sumber-sumber dimiliki si

organisasi.

Menurut G.R. Terry manajemen adalah suatu proses atau

kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan

suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional

atau maksudmaksud yang nyata. Menurut Hilman manajemen adalah

fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan

mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang

5

Page 6: Paper Manajemen Laba

sama. Menurut Ricky W. Griffin manajemen sebagai sebuah proses

perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan

pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara

efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat

dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti

bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir,

dan sesuai dengan jadwal.

Menurut Drs. Oey Liang Lee manajemen adalah seni dan ilmu

perencanaan pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan

pengawasan daripada sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Menurut William H. Newman manajemen

adalah fungsi yang berhubungan dengan memperoleh hasil

tertentu melalui orang lain. Menurut Renville Siagian

manajemen adalah suatu bidang usaha yang bergarak dalam bidang

jasa pelayanan dan dikelola oleh para tenaga ahli tyerlatih

serta berpengalaman. Menurut Prof. Eiji Ogawa manajemen adalah

Perencanaan, Pengimplementasian dan Pengendalian kegiatan-

kegiatan termasuk system pembuatan barang yang dilakukan oleh

organisasi usaha dengan terlebih dahulu telah menetapkan

sasaran-sasaran untuk kerja yang dapat disempurnakan sesuai

dengan kondisi lingkungan yang berubah.

Menurut Federick Winslow Taylor manajemen adalah Suatu

percobaan yang sungguh-sungguh untuk menghadapi setiap

persoalan yang timbul dalam pimpinan perusahaan (dan

organisasi lain)atau setiap system kerjasama manusia dengan

sikap dan jiwa seorang sarjana dan dengan menggunakan alat-

alat perumusan. Menurut Henry Fayol manajemen mengandung

gagasan lima fungsi utama yaitu, merancang, mengorganisasi,

6

Page 7: Paper Manajemen Laba

memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan. Lyndak F. Urwick

manajemen adalah Forecasting (meramalkan), Planning Orga-

nizing (perencanaan Pengorganisiran), Commanding

(memerintahklan), Coordinating (pengkoordinasian) dan

Controlling (pengontrolan).

2.2 Definisi Laba

Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal

dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi

dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian

lain yang mempunyai badan usaha selama satu periode, kecuali

yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi pemilik

(Baridwan, 1992: 55). Pengertian laba secara umum adalah

selisih dari pendapatan di atas biaya-biayanya dalam jangka

waktu (perioda) tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu

dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman

investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi

(Harnanto, 2003: 444).

Dalam teori ekonomi juga dikenal adanya istilah laba,

akan tetapi pengertian laba di dalam teori ekonomi berbeda

dengan pengertian laba menurut akuntansi. Dalam teori ekonomi,

para ekonom mengartikan laba sebagai suatu kenaikan dalam

kekayaan perusahaan, sedangkan dalam akuntansi, laba adalah

perbedaan pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang

terjadi pada waktu dibandingkan dengan biaya-biaya yang

dikeluarkan pada periode tertentu (Harahap, 1997).

Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk

menilai prestasi perusahaan atau sebagai dasar ukuran

7

Page 8: Paper Manajemen Laba

penilaian yang lain, seperti laba per lembar saham. Unsur-

unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah pendapatan dan

biaya. Dengan mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya,

akan dapat diperoleh hasil pengukuran laba yang berbeda antara

lain: laba kotor, laba operasional, laba sebelum pajak, dan

laba bersih.

Pengukuran laba bukan saja penting untuk menentukan

prestasi perusahaan tetapi penting juga penting sebagai

informasi bagi pembagian laba dan penentuan kebijakan

investasi. Oleh karena itu, laba menjadi informasi yang

dilihat oleh banyak seperti profesi akuntansi, pengusaha,

analis keuangan, pemegang saham, ekonom, fiskus, dan

sebagainya (Harahap, 2001: 259). Hal ini menyebabkan adanya

berbagai definisi untuk laba.

Kegiatan perusahaan sudah dapat dipastikan berorientasi

pada keuntungan atau laba, menurut Soemarso (2004:245) Laba

adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan

usaha untuk memperoleh pendapatan tersebut selama periode

tertentu. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan laba

sejauh mana suatu perusahaan memperoleh pendapatan dari

kegiatan penjualan sebagai selisih dari keseluruhan usaha yang

didalam usaha itu terdapat biaya yang dikeluarkan untuk proses

penjualan selama periode tertentu.

2.3 Definisi Manajemen Laba

Copeland (1968 :10) dalam Utami (2005) mendefinisikan

manajemen laba sebagai, “some ability to increase or decrease

reported net income at will”. Ini berarti bahwa manajemen laba

8

Page 9: Paper Manajemen Laba

mencakup usaha manajemen untuk memaksimumkan atau meminimumkan

laba, termasuk perataan laba sesuai dengan keinginan manajer.

Scott (2000) dalam Rahmawati dkk. (2006) membagi cara

pemahaman atas manajemen laba menjadi dua.

1. Pertama, melihatnya sebagai perilaku oportunistik manajer

untuk memaksimumkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak

kompensasi, kontrak utang, dan political costs

(opportunistic earnings management).

2. Kedua, dengan memandang manajemen laba dari perspektif

efficient contracting (efficient earnings management),

dimana manajemen laba memberi manajer suatu fleksibilitas

untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam

mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak terduga untuk

keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak.

Dengan demikian, manajer dapat mempengaruhi nilai pasar

perusahaannya melalui manajemen laba, misalnya dengan

membuat perataan laba (income smoothing) dan pertumbuhan

laba sepanjang waktu.

Pengertian manajemen laba menurut Schipper (1989) dalam

Rahmawati dkk. (2006) yang menyatakan bahwa manajemen laba

merupakan suatu intervensi dengan tujuan tertentu dalam proses

pelaporan keuangan eksternal, untuk memperoleh beberapa

keuntungan privat (sebagai lawan untuk memudahkan operasi yang

netral dari proses tersebut).

Pengertian manajemen laba menurut Assih dan Gudono (2000)

manajemen laba adalah suatu proses yang dilakukan dengan

sengaja dalam batasan General Addopted Accounting Principles

(GAAP) untuk mengarah pada tingkatan laba yang dilaporkan.

9

Page 10: Paper Manajemen Laba

Pengertian manajemen laba menurut Fischer dan Rozenzwig

(1995) manajemen laba adalah tindakan manajer yang menaikkan

(menurunkan) laba yang dilaporkan dari unit yang menjadi

tanggung jawabnya yang tidak mempunyai hubungan dengan

kenaikan atau penurunan profitabilitas perusahaan dalam jangka

panjang.

Pengertian manajemen laba menurut Healy dan Wallen (1999)

manajemen laba terjadi ketika manajer menggunakan judgement

dalam laporan keuangan dan penyusunan transaksi untuk mengubah

laporan keuangan, sehingga menyesatkan stakeholders tentang

kinerja ekonomi perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil yang

berhubungan dengan kontrak yang tergantung pada angka

akuntansi.

Manajemen laba adalah campur tangan dalam proses

pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan

diri sendiri. Manajemen laba adalah salah satu faktor yang

dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan, manajemen laba

menambah bias dalam laporan keuangan dan dapat mengganggu

pemakai laporan keuangan yang mempercayai angka laba hasil

manajemen tersebut sebagai angka laba tanpa manajemen

(Setiawati dan Na’im, 2000 dalam Rahmawati dkk, 2006).

Manajemen laba merupakan area yang kontroversial dan

penting dalam akuntansi keuangan. Manajemen laba tidak selalu

diartikan sebagai suatu upaya negatif yang merugikan karena

tidak selamanya manajemen laba berorientasi pada manipulasi

laba. Manajemen laba tidak selalu dikaitkan dengan upaya untuk

memanipulasi data atau informasi akuntansi, tetapi lebih

condong dikaitkan dengan pemilihan metode akuntansi yang

10

Page 11: Paper Manajemen Laba

secara sengaja dipilih oleh manajemen untuk tujuan tertentu

dalam batasan GAAP. Pihak-pihak yang kontra terhadap manajemen

laba, menganggap bahwa manajemen laba merupakan pengurangan

dalam keandalan informasi yang cukup akurat mengenai laba

untuk mengevaluasi return dan resiko portofolionya (Ashari

dkk, 1994 dalam Assih, 2004).

2.4 Pola Manajemen Laba

Menurut Scott (2003) manajemen laba dilakukan dengan pola

sebagai berikut:

1. Taking a bath

Pola manajemen laba yang melaporkan laba pada periode

berjalan dengan nilai yang sangat rendah atau sangat

tinggi.

2. Income minimization

Pola manajemen ini seperti taking a bath tapi tidak se-

ekstrim pola taking a bath. Menjadikan laba di periode

berjalan lebih rendah dari pada laba sesungguhnya.

3. Income maximization

Pola manajemen laba ini berkebalikan dengan income

minimization. Melaporkan laba lebih tinggi dari pada laba

sesungguhnya.

4. Income smoothing

Pola manajemen laba yang paling menarik yaitu dengan cara

melaporkan tingkatan laba yang cenderung berfluktualisasi

yang normal pada periode-periode tertentu. Tindakan para

manajer perusahaan yang melakukan pemanipulasian laporan

keuangan dengan menaikkan (menurunkan) laba perusahaan

11

Page 12: Paper Manajemen Laba

dinilai merugikan para pengguna laporan keuangan. Praktik

manajemen laba dapat membuat para investor mengambil

keputusan investasi yang salah.

2.5 Motivasi Terjadinya Manajemen Laba

Manajer perusahaan memiliki motivasi-motivasi tertentu

dalam memanipulasi data keuangan perusahaan. Scott (2003)

menemukan beberapa motivasi terjadinya manajemen laba, yaitu:

1. Bonus purposes

Manajer akan melakukan tindakan oportunistik dengan

memaksimalkan laba saat ini untuk mendapatkan keuntungan-

keuntungan pribadi.

2. Political motivation

Banyak perusahaan memiliki politik yang terlihat.

Terutama untuk perusahaan yang menaungi hajat hidup

banyak orang seperti perusahaan minyak, gas, dll.

Beberapa perusahaan melakukan earnings management untuk

mengurangi visibilitasnya.

3. Taxation motivation

Pajak pendapatan mungkin motivasi yang paling nyata dari

manajemen laba. Otoritas perpajakan cenderung memaksakan

peraturan akuntansi mereka dalam menghitung pajak

pendapatan, mengurangi ruang lingkup perusahaan untuk

melakukan manuver.

4. Perubahan CEO

Beberapa dari motivasi manajemen laba ada pada saat

adanya perubahan CEO. Hipotesis perencanaan bonus

memprediksikan bahwa pengunduran diri CEO akan beberapa

12

Page 13: Paper Manajemen Laba

terlibat dalam strategi maksimalisasi laba untuk

meningkatkan bonus mereka.

5. IPO

Perusahaan yang akan melakukan IPO belum memiliki nilai

pasar yang telah terbangun. Dan memungkinkan manajer dari

perusahaan going public akan melakukan manajemen laba

untuk menaikkan harga saham mereka.

6. Informasi kepada investor

Manajemen tipikalnya akan memberikan informasi yang

terbaik tentang prospek laba masa depan kepada investor.

Dengan memberikan memberikan estimasi yang baik pada

kekuatan laba maka dapat meningkatkan nilai pasar saham.

2.6 Faktor – faktor Munculnya Praktik Manajemen Laba

Dalam Positif Accounting Theory terdapat tiga faktor pendorong

yang melatarbelakangi terjadinya manajemen laba (Watt dan

Zimmerman, 1986), yaitu:

1. Bonus Plan Hypothesis

Manajemen akan memilih metode akuntansi yang memaksimalkan

utilitasnya yaitu bonus yang tinggi. Manajer perusahaan

yang memberikan bonus besar berdasarkan laba lebih banyak

menggunakan metode akuntansi yang meningkatkan laba yang

dilaporkan.

2. Debt Covenant Hypothesis

Manajer perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian

kredit cenderung memilih metode akuntansi yang memiliki

dampak meningkatkan laba (Sweeney, 1994 dalam Rahmawati

13

Page 14: Paper Manajemen Laba

dkk, (2006). Hal ini untuk menjaga reputasi mereka dalam

pandangan pihak eksternal.

3. Political Cost Hypothesis

Semakin besar perusahaan, semakin besar pula kemungkinan

perusahaan tersebut memilih metode akuntansi yang

menurunkan laba. Hal tersebut dikarenakan dengan laba yang

tinggi pemerintah akan segera mengambil tindakan,

misalnya: mengenakan peraturan antitrust, menaikkan pajak

pendapatan perusahaan, dan lain-lain.

14

Page 15: Paper Manajemen Laba

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Analisis dan Pembahasan Kasus

Motivasi PT Kimia Farma Tbk. (PT KAEF) yang sangat besar

untuk memenuhi (meraih) target laba yang telah ditetapkan

menyebabkan PT Kimia Farma Tbk. (PT KAEF) mengabaikan(tidak

memperdulikan) praktek bisnis yang baik dan jujur. Akibat dari

hal tersebut adalah akan terjadi penurunan kualitas laba dan

pelaporan keuangan di PT Kimia Farma Tbk. (PT KAEF). Manajemen

laba yang terjadi di PT Kimia Farma Tbk. (PT KAEF) ini tidak

hanya berkaitan dengan motivasi individu manajer, tetapi bisa

juga untuk kepentingan perusahaan tersebut.

Manajemen laba yang dilakukan oleh manajer atau penyusun

laporan keuangan di PT Kimia Farma Tbk. (PT KAEF) dikarenakan

mereka menginginkan suatu manfaat dari tindakan yang mereka

lakukan tersebut. Manajemen laba dapat menggambarkan tentang

perilaku seorang manajer dalam melaporkan kegiatan usaha pada

suatu periode tertentu, yaitu adanya kemungkinan motivasi

tertentu yang mendorong para manajer untuk memanajemen data-

data keuangan. Manajemen laba semacam ini memiliki dampak

negatif terhadap kualitas laba karena dapat mendistorsi

informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi. Perlu dicatat

bahwa manajemen laba juga tidak selalu dikaitkan dengan upaya

memanipulasi data atau informasi akuntansi, tetapi cenderung

dikaitkan dengan pemilihan metode akuntansi yang diperkenankan

menurut standar akuntansi. Istilah manajemen laba menarik

perhatian karena sering dihubungkan dengan perilaku manajer

15

Page 16: Paper Manajemen Laba

atau pembuat laporan keuangan. Tampak bahwa manajemen laba

berhubungan erat dengan tingkat perolehan laba (earnings) atau

kinerja di PT Kimia Farma Tbk. (PT KAEF). Hal tersebut karena

tingkat laba yang diperoleh sangat berkaitkan dengan kinerja

manajemen. Manajer sering kali berprilaku seiring dengan

reward yang akan diperoleh. Jika reward yang akan diperoleh

tergantung pada laba yang dihasilkan, maka manajer akan

melakukan manajemen akuntansi dengan meningkatkan laba.

Manajemen tersebut diatur sedemikain rupa sehingga tidak

melanggar prinsip akuntansi yang berlaku umum. Karena jumlah

reward yang akan diterima oleh manajer tergantung dari besar

kecilnya laba yang diperoleh, maka tidaklah mengherankan bila

manajer sering kali berusaha menonjolkan prestasi melalui

tingkat laba yang dicapai.

Manajemen laba telah dikenal dampaknya negatif, dan

akuntan adalah pihak yang paling berperan untuk mengatasi

praktik di dunia bisnis. Manajemen laba mungkin merupakan

permasalahan moral yang paling penting bagi profesi akuntan.

Healy (1999) menjelaskan lebih lanjut bahwa manajemen laba

terjadi apabila manajer menggunakan kreativitasnya dalam

penyusunan laporan keuangan dan mengatur transaksi untuk

mengubah laporan keuangan dengan tujuan memberi kesan tertentu

atau mempengaruhi tindakan para pemangku kepentingan yang

bergantung pada laporan keuangan tersebut. Healy beranggapan

bahwa manajer akan memilih prosedur akuntansi yang

meningkatkan laba dalam upaya untuk memaksimalkan imbalan

reward.

16

Page 17: Paper Manajemen Laba

Akuntan PT Kimia Farma Tbk. (PT KAEF) melakukan praktek

earning management melalui manipulasi berbagai prosedur

akuntansi di bagian persediaan, produksi, penjualan, keuangan

dan metode akuntansinya, serta mengeksplorasi unsur pembentuk

laba melalui pengakuan transaksi, penilaian accounts, pengukuran

accounts, serta penyajian dan pelaporan accounts dalam laporan

keuangan. Perlakuan akuntansi dilakukan treatment dalam rangka

pencapaian target laba yang diinginkan oleh semua pihak, yaitu

stakeholder.

3.2 Hubungan Motivasi dengan Manajemen Laba

Apa yang dimaksud dengan motivasi? Menurut pandangan

saya, motivasi merupakan daya atau energi yang ada dalam diri

semua manusia yang ada muka bumi ini yang mendorong individu

manusia tersebut melakukan atau mengerjakan suatu hal sebaik-

baiknya. Semakin besar motivasi seorang individu, maka semakin

baik pula kualitas dan kuantitas (hasil) dari pekerjaan yang

dilakukan oleh individu tersebut. Sebagai seorang manajer di

suatu perusahaan yang berorientasi memperoleh keuntungan

(laba), maka sangat jelas motivasi seorang manjer di

perusahaan tersebut adalah untuk meraih target laba yang telah

ditentukan sebelumnya atau bahkan melebihi target laba yg

diinginkan dengan kata lain manajer tersebut termotivasi untuk

memperoleh laba yang sebesar-besarnya.

Semakin besar motivasi seorang manajer untuk meraih laba,

maka semakin besar pula kemungkinan manajer melakukan praktek

bisnis yang tidak baik dan tidak jujur, salah satunya adalah

manajemen laba. Manajemen laba ini dilakukan oleh seorang

17

Page 18: Paper Manajemen Laba

manajer untuk mendapatkan bonus (penghasilan tambahan) dari

perusahaan. Manajemen laba ini tidak hanya untuk menaikkan

laba, tetapi juga untuk menurunkan laba. Menurunkan laba

perusahaan disini berkaitan dengan pajak penghasilan (PPh)

yang akan dibayar oleh perusahaan. Semakin kecil laba

(keuntungan) yang diperoleh oleh suatu perusahaan, maka

semakin kecil pajak penghasilan yang dibayar perusahaan. Jadi,

disini terlihat bahwa perusahaan tidak ingin (menghindari)

membayar pajak penghasilan sesuai dengan laba yang diperoleh

atau dengan kata lain perusahaan ingin membayar pajak yang

kecil-kecilnya sehingga laba perusahaan setelah pajak akan

lebih besar.

3.3 Hubungan Penghargaan dengan Manajemen Laba

Pengahargaan atau sering disebut dengan reward. Siapa yang

tidak suka dengan dan tidak menginginkan suatu perhargaan?

Jawabannya adalah tidak ada, karena semua orang di dunia ini

menyukai dan menginginkan suatu penghargaan. Dan apa itu

penghargaan? Penghargaan merupakan suatu apresiasi atau hasil

dari keberhasilan dari keputusan dan tindakan (usaha)

dilakukan oleh individu ataupun kelompok. Penghargaan biasanya

berbentuk material ataupun non material. Penghargaan

berhubungan erat dengan seorang manajer, hal ini disebabkan

oleh semakin besar laba yang dapat dihasilkan oleh seorang

manajer, maka semakin besar (banyak) pula penghargaan yang

akan didapatkan oleh manajer tersebut. Penghargaan disini

tidak hanya dalam bentuk bonus, tetapi penghargaan juga dalam

bentuk kenaikan jabatan dan ucapan-ucapan yang bisa memotivasi

18

Page 19: Paper Manajemen Laba

manajer tersebut untuk bekerja lebih baik. Karena menginginkan

penghargaan inilah salah satu yang menyebabkan seorang manajer

malakukan manejemen laba.

Disini bukan manajer saja yang akan mendapatkan

penghargaan, tetapi perusahaan juga akan mendapatkan

penghargaan. Semakin besar laba yang diperoleh perusahaan,

maka semakin bertambah pula penghargaan yang akan didapatkan

oleh perusahaan. Penghargaan yang sering didapatkan perusahaan

adalah sertifikat-sertifikat, seperti Top Brand. Penghargaan

yang akan didapatkan oleh perusahaan dari besarnya laba yang

diperolehnya adalah harga saham perusahaan tersebut di bursa

efek akan naik, investor lama akan tetap mempertahankan

investasinya di perusahaan, banyaknya investor baru yang akan

berinvestasi di perusahaan.

3.3 Hubunngan Kepercayaan dengan Manajemen Laba

Apa itu kepercayaan? Menurut pendapat saya, kepercayaan

merupakan perasaan saling percaya antara makhluk hidup, rasa

percaya kita sendiri kepada orang lain, dan rasa percaya orang

lain kepada diri kita. Jadi, setiap orang akan selalu berusaha

untuk mempercayai orang lain dan dipercayai oleh orang lain.

Kepercayaan sangatlah penting, karena tanpa adanya kepercayaan

hubungan antara individu satu dengan individu lainnya maupun

hubungan antar kelompok satu dengan kelompok lainnya tidak

akan berjalan baik dan lancar. Inilah yang menyebabkan manajer

melakukan manajemen laba, dengan semakin besarnya laba yang

diperoleh oleh manajer, maka tingkat kepercayaan dari pemilik

perusahaan dan seluruh karyawan perusahaan akan terus

19

Page 20: Paper Manajemen Laba

meningkat. Dengan kata lain pemilik perusahaan akan percaya

bahwa manajer tersebut akan mampu mengembangkan dan memajukan

perusahaannya dengan sangat baik dari waktu ke waktu.

Disini juga pemilik perusahaan akan mempercayai manajer

bahwa manajer tersebut akan mampu mengembalikan modal yang

pemilik perusahaan tanamkan dalam bisnisnya secepat mungkin.

Selain hal itu, pemilik juga mengharapkan adanya hasil atas

modal yang telah ditanamkannya sehingga mampu memberikan

tambahan modal (investasi yang baru) dan kemakmuran bagi

pemilik dan seluruh karyawannya.

20

Page 21: Paper Manajemen Laba

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Motivasi PT Kimia Farma Tbk. (PT KAEF) yang sangat besar

untuk memenuhi (meraih) target laba yang telah ditetapkan

menyebabkan PT Kimia Farma Tbk. (PT KAEF) mengabaikan(tidak

memperdulikan) praktek bisnis yang baik dan jujur. Akibat dari

hal tersebut adalah akan terjadi penurunan kualitas laba dan

pelaporan keuangan di PT Kimia Farma Tbk. (PT KAEF). Manajemen

laba yang terjadi di PT Kimia Farma Tbk. (PT KAEF) ini tidak

hanya berkaitan dengan motivasi individu manajer, tetapi bisa

juga untuk kepentingan perusahaan tersebut.

Akuntan PT Kimia Farma Tbk. (PT KAEF) melakukan praktek

earning management melalui manipulasi berbagai prosedur

akuntansi di bagian persediaan, produksi, penjualan, keuangan

dan metode akuntansinya, serta mengeksplorasi unsur pembentuk

laba melalui pengakuan transaksi, penilaian accounts, pengukuran

accounts, serta penyajian dan pelaporan accounts dalam laporan

keuangan. Perlakuan akuntansi dilakukan treatment dalam rangka

pencapaian target laba yang diinginkan oleh semua pihak, yaitu

stakeholder.

Semakin besar motivasi seorang manajer untuk meraih laba,

maka semakin besar pula kemungkinan manajer melakukan praktek

bisnis yang tidak baik dan tidak jujur, salah satunya adalah

manajemen laba. Penghargaan berhubungan erat dengan seorang

manajer, hal ini disebabkan oleh semakin besar laba yang dapat

dihasilkan oleh seorang manajer, maka semakin besar (banyak)

21

Page 22: Paper Manajemen Laba

pula penghargaan yang akan didapatkan oleh manajer tersebut.

Dengan semakin besarnya laba yang diperoleh oleh manajer, maka

tingkat kepercayaan dari pemilik perusahaan dan seluruh

karyawan perusahaan akan terus meningkat. Dengan kata lain

pemilik perusahaan akan percaya bahwa manajer tersebut akan

mampu mengembangkan dan memajukan perusahaannya dengan sangat

baik dari waktu ke waktu.

22