PAPER “ Kepribadian Perilaku Menyimpang dan Pengendalian sosial “ Nama : I Made Putu Suwena NIM : 12.0123.0.02.101
PAPER
“ Kepribadian Perilaku Menyimpang dan
Pengendalian sosial “
Nama :
I Made Putu Suwena
NIM : 12.0123.0.02.101
i
/00009877N09912.0123.0.02.1010012.0123.0.0
2.10112.0123.0.02.10112.0123.0.02.101
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa / Ida
Sanghyang Widhi Wasa, yang atas rahmat-Nya saya dapat menyelesaiakan
penyusunan paper yang berjudul “ Kepribadian Perilaku Menyimpang dan
Pengendalian sosial ”.
Dalam penulisan paper singkat ini saya masih banyak merasa
terdapat kekurangan-kekurangan terutama pada teknik penulisan dan pencarian
bahan materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan
paper singkat ini. Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan
pemikiran bagi yang membutuhkan, khususnya bagi saya sebagai penulis
sehingga tujuan yang diharapkan bisa tercapai.
Amlapura,……Oktober 2012
Penyusun
I Made Putu Suwena
ii
/00009877N09912.0123.0.02.1010012.0123.0.0
2.10112.0123.0.02.10112.0123.0.02.101
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I ............................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ........................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ....................................................................... 2
C. TUJUAN ............................................................................................. 2
D. METODE ............................................................................................. 2
BAB II ............................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ............................................................................................. 3
A. Pengertian Penyimpanagn Sosial .................................................... 3
B. Unsur- Unsur Kebudayaan ............................................................... 4
C. Peluang yang Memunculkan Motif Penyimpangan Sosial............. 5
D. Perilaku menyimpang sebagai hasil proses sosialisasi
menyimpang ...................................................................................... 6
E. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyimpangan sosial ...... 6
BAB III ........................................................................................................... 8
PENUTUP ...................................................................................................... 8
A. KESIMPULAN .................................................................................... 8
B. SARAN ............................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 9
1
/00009877N09912.0123.0.02.1010012.0123.0.0
2.10112.0123.0.02.10112.0123.0.02.101
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perampokan dan pencurian adalah prilaku penyimpangan social
budaya yang terjadi di tengah –tengah masyarakat,yang sangat menggagu dan
merugikan orang lain .sepetri yng di beritakan pada Koran di halaman dapan .
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai
dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber
masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah
sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan
khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah
masyarakat, dan lain sebagainya
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni :
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, pencurian dll.
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.
Problematika sosial akan terus bergejolak sampai manusia itu akan
berpisah antara ruh dengan nyawa, namun ada faktor yang sangat bermakna
dalam kehidupan yakni faktor manusia dengan Tuhan.
Berbagai macam alasan yang terlontar ketika para pelaku
penyimpangan tertangkap dari alasan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-
hari hingga untuk membahagiakan sang pacar, namun jika dikaji lebih jauh
bahwa penyimpangan social terjadi karena adanya penularan kebudayaan di
lingkungan sekitarnya.
2
/00009877N09912.0123.0.02.1010012.0123.0.0
2.10112.0123.0.02.10112.0123.0.02.101
B. RUMUSAN MASALAH
A. Pengertian Penyimpangan Sosial
B. Unsur-unsur Kebudayaan
C. Peluang yang Memunculkan Motif Penyimpangan Sosial
D. Perilaku menyimpang sebagai proses sosialisasi menyimpang
E. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyimpangan sosial
C. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah berusaha untuk mengakji
tindakan kriminalitas yang merupakan tindakan penyimpangan sosial
dan budaya di tengah –tengah masyarakat Indonesia yang berasaskan
Pancasila .karena hal ini erat kaitanya dengan sistim social dan buadaya yang
terjadi di Indonesia.saya sadar bahwa makalah ini jauh dari sempurna .untuk itu
saran dan kritik yang membangun sangat saya harapkan demi sempurnanya
makalah ini.
D. METODE
Metode yang saya gunakan dalam penulisan paper singkat ini adalah
melalui searching internet / penelusuran-penelusuran lewat internet.
3
/00009877N09912.0123.0.02.1010012.0123.0.0
2.10112.0123.0.02.10112.0123.0.02.101
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penyimpangan Sosial
Penyimpangan sosial atau perilaku menyimpang, sadar atau
tidaksadar pernah kita alami atau kita lakukan. Penyimpangan sosial dapat
terjadi dimanapun dan dilakukan oleh siapapun. Sejauh mana penyimpangan itu
terjadi, besar atau kecil, dalam skala luas atau sempit tentu akan berakibat
terganggunya keseimbangan kehidupan dalam masyarakat.Suatu perilaku
dianggap menyimpang apabila tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma
sosial yang berlaku dalam masyarakat atau dengan kata lain
penyimpangan (deviation) adalah segala macam pola perilaku yang tidak
berhasil menyesuaikan diri (conformity) terhadap kehendak masyarakat.
Definisi Penyimpangan Sosial;
James W. Van Der Zanden; Penyimpangan perilaku merupakan perilaku
yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan
diluar batas toleransi.
Robert M. Z. Lawang; Perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang
menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial dan
menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk
memperbaiki perilaku menyimpang.
Lemert (1951); Penyimpangan dibagi menjadi dua bentuk:
Penyimpangan Primer/Primary Deviation: Penyimpangan yang dilakukan
seseorang akan tetapi si pelaku masih dapat diterima masyarakat,
karena tidak dilakukan secara berulang-ulang dan masih dapat ditolerir
oleh masyarakat.
Penyimpangan Sekunder/secondary deviation: Penyimpangan yang
berupa perbuatan yang dilakukan seseorang yang secara umum dikenal
sebagai perilaku menyimpang, karena dilakukan berulang-ulang.
Penyimpangan ini tidak bisa ditolerir oleh masyarakat
Menurut James W. Van Der Zanden, faktor-faktor terjadinya
penyimpangan sosial karena longgar/tidaknya nilai dan norma. Ukuran perilaku
4
/00009877N09912.0123.0.02.1010012.0123.0.0
2.10112.0123.0.02.10112.0123.0.02.101
menyimpang bukan pada ukuran baik buruk atau benar salah menurut
pengertian umum, melainkan berdasarkan ukuran longgar tidaknya norma dan
nilai sosial suatu masyarakat
Menurut Soerjono Soekanto Penyimpangan/masalah sosial adalah
suatu ketidak sesuaian antara unsur-unsur kebudayaan dalam masyarakat, yang
membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-
unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti
kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Penyimpangan/masalah social dapat terjadi di dasarkan pada
pengertian kebudayaan bahwa pada dasarnya kebudayaan selu bergerak (di
namis) Semua kebudayaan mempunyai dinamika atau gerak. Gerak
kebudayaan adalah gerak manusia yang hidup di dalam masyarakat yang
menjadi wadah kebudayaan tadi. Gerak manusia terjadi sebab dia mengadakan
hubungan-hubungan dengan manusia lainnya. Artinya, karena terjadinya
hubungan anta rkelompok manusia di dalam masyarakat.
B. Unsur-Unsur Kebudayaan
Tujuh unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural universals, yaitu :
1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian perumahan, alat-alat
rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, transport, dsb)
2. Mata pencaharian hidup dan system-sistem ekonomi ( pertanian,
peternakan, sistem produksi, sistem distribusi dsb)
3. System kemasyarakatan ( system kekerabatan, organisasi politik, system
hukum, system perkawinan)
4. Bahasa (lisan maupun tertulis)
5. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dsb)
6. Sistem pengetahuan
7. Religi (system kepercayaan)
Fungsi Kebudayaan Bagi Masyarakat Ditujukan untuk membantu manusia
dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
5
/00009877N09912.0123.0.02.1010012.0123.0.0
2.10112.0123.0.02.10112.0123.0.02.101
C. Peluang yang Memunculkan Motif Penyimpangan Sosial
Pada intinya, tingkat kejahatan di suatu negara berbanding lurus
dengan kondisi ekonomi, sosial, politik, budaya, dan hukumnya. Khusus untuk
kejahatan seperti perampokan dan pencurian, menurut sosiolog Budi Radjab,
faktor ekonomi memegang peranan dominan sebagai motivasinya.
Gambarannya, faktor ekonomi menyumbangkan enam puluh persen motif
perampokan. Selebihnya, menurut dia, adalah motif-motif yang berbeda pada
setiap orang, termasuk membuktikan diri sebagai orang yang jago dalam
kejahatan.Selain motif, hal yang perlu digaris bawahi adalah adanya peluang
yang bisa mendukung atau menghambat motif calon perampok. Peluang
tersebut tercipta lantaran kondisi masyarakat berupa ketimpangan sosial dan
ekonomi. Kecenderungan masyarakat yang semakin individualistis, menurut dia,
bukanlah faktor dominan."Coba lihat di negara-negara Eropa, Amerika, atau
Singapura. Mereka" cenderung individualistis tetapi tingkat kejahatan rendah.
Kalaupun ada perampokan, lebih pada kejahatan yang tidak berpola. Dengan
kata lain, itu accident atau kebetulan.
Kasus perampokan tidak berpola, ditandai dengan mudah
ditangkapnya pelaku. Biasanya kejahatan semacam itu terjadi di negara-negara
dengan ketimpangan sosial dan ekonomi yang tidak terlalu tinggi. Sebaliknya,
perampokan berpola lebih banyak terjadi di negara atau daerah dengan
ketimpangan sosial dan ekonomi yang lebar. Kasus perampokan,meskipun
terjadi di daerah yang berbeda, memungkinkan dua sampai tiga kelompok yang
sama melakukan perampokan di tempat berbeda. Setiap kelompok pun, bisa
jadi, saling mengenal. "Akan tetapi, ini bukan organized crime (kejahatan
terorganisasi) oleh satu jaringan," ujarnya. Proses yang terjadi secara beruntun,
menurut dia, karena kejahatan itu adalah "penyakit menular". Dengan
lingkungan yang mendukung, seperti lengahnya kepolisian, penyakit itu tumbuh
subur. "Kejahatan itu bisa dipelajari. Ketika ada kelompok yang dengan mudah
bisa mengelabui polisi, modusnya akan segera dipelajari oleh kelompok lain.
Polisi seharusnya lebih profesional. Patroli pun diperketat. Jangan hanya ketika
kapoldanya mau lewat," tuturnya
6
/00009877N09912.0123.0.02.1010012.0123.0.0
2.10112.0123.0.02.10112.0123.0.02.101
D. Perilaku menyimpang sebagai hasil proses sosialisasi menyimpang
Dalam proses sosialisasi, seseorang mungkin dipengaruhi oleh nilai-
nilai subkebudayaan yang menyimpang, sehingga terbentuklah perilaku
menyimpang. Contoh : seorang anak dibesarkan pada lingkungan yang
menganggap perbuatan minum-minuman keras, pelacuran, dan perkelahian
sebagai hal yang biasa, maka anak tersebut akan melakukan perbuatan
menyimpang yang serupa. Menurut ukuran masyarakat luas, perbuatan anak
tersebut jelas bertentangan dengan norma-norma yang berlaku, maka perbuatan
anak tersebut dapat dikategorikan menyimpang. Perilaku menyimpang tersebut
banyak berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat.
Menurut Robert K. Merton, dikatakan bahwa dalam proses sosialisasi individu-
individu belajar mengenal tujuan-tujuan penting dalam kebudayaan dan juga
mempelajari cara-cara yang dipakai untuk mencapai tujuan-tujuan budaya
tersebut. Anomi terjadi karena adanya ketidakharmonisan antara tujuan budaya
dengan cara-cara untuk mencapai tujuan budaya tersebut. Menurut Merton, ada
lima tipologi tingkah laku individu untuk menghadapi hal tersebut yaitu
konformitas, inovasilitualisme, pengasingan diri, dan pem-berontakan.
E. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyimpangan Sosial
Penyimpangan sosial adalah satu tindakan yang melanggar nilai dan
norma social sebagai akibat dari proses sosialisasi yang tidak sempurna yang
dijalani individu baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat pada
umumnya. Keberhasilan suatu proses sosialisasi bagi individu, yaitu dengan
ditunjangnya peranan orang dewasa (orang tua, guru, dan tokoh masyarakat),
situasi, media sosialisasi, dan sarana prasarana penunjang lainnya.
a. Peranan Orang Dewasa Orang dewasa yang tidak berhasil dalam
menyediakan akomodasi yang baik untuk kelancaran proses sosalisasi
bagi generasi muda, dapat berpengaruh negative pada pembentukan
kepribadian seseorang, yakni perilaku yang menyimpang dalam interaksi
sosial. Seperti adanya larangan merokok untuk anak atau siswa, akan
tetapi yang melarangnya yaitu orang tua atau guru, setiap harinya
7
/00009877N09912.0123.0.02.1010012.0123.0.0
2.10112.0123.0.02.10112.0123.0.02.101
merokok, dan tentu saja larangan tersebut dianggap tidak adil bagi si
anak tersebut, sebagai akibatnya larangan tersebut dilanggarnya. Upaya
peranan orang dewasa dalam pencegahan dan pengendalian
penyimpangan dapat dilakukan dengan cara mendidik, mengajak,
memberi contoh, dan bahkan memaksa melalui bentuk teguran,
pendidikan, ajaran agama, hukuman.
b. Peranan Situasi Lingkungan Situasi lingkungan yang dimaksud adalah
situasi lingkungan keluarga, teman sepermainan, sekolah, lingkungan
kerja, dan media massa. Dalam situasi lingkungan apabila individu tidak
memperoleh kesempatan untuk melakukan proses sosialisasi secara
efektif dan tidak mempunyai kesempatan untuk mengaktualisasikan nilai
dan norma tersebut, maka cenderung individu tidak melakukan proses
sosialisasi yang tidak sempurna. Akhirnya mengarahkan ke bentuk
perilaku yang menyimpang. Misalnya, seorang anak yang dikekang dan
selalu diberlakukan secara tidak adil maka lambat laun si anak tersebut
akan melakukan tindakan yang negatif terhadap lingkungannya.
c. Peranan Kesempatan Sosialisasi Bila individu tersebut cenderung tidak
mempunyai kesempatan dalam melakukan sosialisasi secara sempurna,
baik di keluarga, masyarakat maupun lingkungan sekolah maka individu
tersebut akan mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dengan
masyarakat dan lingkungannya. Misalnya, anak yang tidak mengenyam
pendidikan sama sekali maka ia tidak akan mengetahui perkembangan
ilmu pengetahuan, kebudayaan, ataupun nilai-nilai sosial yang berlaku
dalam masyarakat. Proses sosialisasi berjalan tidak sempurna karena
materi informasi dan media sosialisasi yang satu dengan yang lainnya
saling bertentangan, selain itu juga dapat mengakibatkan konflik pribadi
pada diri seorang anak.
8
/00009877N09912.0123.0.02.1010012.0123.0.0
2.10112.0123.0.02.10112.0123.0.02.101
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perilaku menyimpang dalam konteks agama, secara ekstrem
perilakunya diberikan stempel sebagai pendosa atau orang sesat, termasuk
ajaran dan faham yang disiarkannya kepada masyarakat dianggap bertentangan
dengan syariat maupun akidah agama disebut sebagai ajaran sesat.
Penyimpangan perilaku yang bersifat individual atau personal/pribadi dan tidak
menggeret pada seseorang, orang kedua, atau pihak lain di luar dirinya, dapat
terjadi dikarenakan adanya pengaruh dari pengalaman di masa lalunya yang
kebanyakan "kurang menyenangkan", hingga menumbuhkan rasa semacam
"virus" yang keliru di dalam pandangan, persepsi dan interpretasinya.
B. SARAN
Penyimpangan /permasalahan sosial yang terjadi di sekitar kita terjadi
adanya pengaruah informasi dan budaya yang di di hubungkan oleh budaya dari
kelompok maupun personal, untuk itu demi meyelematkan orang-orang yang
kita sayangi dari perbuatan penyimpangan sosial. Hendaknya kita lebih aktif
untuk menjalin koordinasi dan mempererat tali silahturohmi, serta menguatkan
keimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, semoga kita semua termasuk dari
orangng yang selamat dari penyimpangan /masalah sosial. Dalam kehidupan
manusia di dunia ini tidak akan lepas dari kehidupan masyarakat, maka kita
sebagai manusia yang hidup bermasyarakan harus menyadari bahwa kita hidup
tidak mungkin sendirian. Untuk itu marilah kita menjadi warga masyarakat yang
baik dengan berinteraksi antar individu dengan individu lain, antar individu
dengan kelompok, bahkan kelompok dengan kelompok agar terjalin persatuan
dan kesatuan dalam kehidupan masyarakat.
9
/00009877N09912.0123.0.02.1010012.0123.0.0
2.10112.0123.0.02.10112.0123.0.02.101
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim, 2012, Perilaku Menyimpang,
http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_menyimpang Jurnalskripsi.com
( diakses tanggal 18 Oktober 2012 )
2. Anonim, 2012, ligiawati fahmifadillah,
http://ligiawatifahmifadillah.blogspot.com/
( diakses tanggal 19 Oktober 2012 )