1 BAB I PENDAHULUAN Teknologi dipandang sebagai alat yang dapat digunakan oleh setiap individu untuk dapat menyelesaikan setiap tugas yang dibebankan kepadanya. Sistem informasi yang berbasis komputer dapat melakukan fungsinya secara lebih tepat dan cepat serta pemrosesan datanya akan lebih murah bila dibandingkan dengan sistem manual. Dengan demikian apabila teknologi memiliki peran signifikan dalam menentukan biaya produksi atau defrensiasi produk maka teknologi akan berpengaruh pada dinamika bersaing di tingkat industri dan kinerja suatu perusahaan. Penggunaan teknologi informasi memiliki banyak manfaat karena penggunaan teknologi informasi tersebut dapat mendukung dicapainya efisiensi, keunggulan daya saing (competitive advantage) perusahaan. Sehingga dengan mempergunakan teknologi informasi perusahaan dapat mendorong meningkatnya produktivitas bagi perusahaan yang bersangkutan. Sebuah sistem informasi tidak memiliki umur yang lama, karena adanya perkembangan teknologi terbaru yang diciptakan, sehingga akan menyebabkan menurunnya daya dukung atas sistem TI tersebut bagi bisnis perusahaan. Dengan semakin meningkatnya keperluan akan jasa transportasi udara, jaringan penerbangan dalam negeri terus ditambah, beberapa jalur penerbangan perintis yang telah berkembang dijadikan bagian dari jaringan penerbangan dalam negeri. Penerbangan antara kota-kota lain yang lalu lintas penumpangnya padat dilakukan dengan penerbangan shuttle.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
Teknologi dipandang sebagai alat yang dapat digunakan oleh setiap
individu untuk dapat menyelesaikan setiap tugas yang dibebankan kepadanya.
Sistem informasi yang berbasis komputer dapat melakukan fungsinya secara
lebih tepat dan cepat serta pemrosesan datanya akan lebih murah bila
dibandingkan dengan sistem manual. Dengan demikian apabila teknologi
memiliki peran signifikan dalam menentukan biaya produksi atau defrensiasi
produk maka teknologi akan berpengaruh pada dinamika bersaing di tingkat
industri dan kinerja suatu perusahaan.
Penggunaan teknologi informasi memiliki banyak manfaat karena
penggunaan teknologi informasi tersebut dapat mendukung dicapainya efisiensi,
keunggulan daya saing (competitive advantage) perusahaan. Sehingga
dengan mempergunakan teknologi informasi perusahaan dapat mendorong
meningkatnya produktivitas bagi perusahaan yang bersangkutan.
Sebuah sistem informasi tidak memiliki umur yang lama, karena adanya
perkembangan teknologi terbaru yang diciptakan, sehingga akan menyebabkan
menurunnya daya dukung atas sistem TI tersebut bagi bisnis perusahaan.
Dengan semakin meningkatnya keperluan akan jasa transportasi udara,
jaringan penerbangan dalam negeri terus ditambah, beberapa jalur penerbangan
perintis yang telah berkembang dijadikan bagian dari jaringan penerbangan
dalam negeri. Penerbangan antara kota-kota lain yang lalu lintas penumpangnya
padat dilakukan dengan penerbangan shuttle.
2
Untuk dapat memahami industri penerbangan, kita harus menilik
beberapa sejarah di sekitar industri penerbangan tersebut. Sejarah yang
terpenting adalah pengaturan industri penerbangan sejak 1978. Hingga
kemudian, Civil Aeronautics Board-CAB (Komisi Penerbangan Sipil) mengatur
semua aspek bisnis dari industri penerbangan, termasuk hak pendaratan dan
harga tiket. Beberapa usaha penerbangan tumbuh dan berkembang pada waktu
itu. Pada tahun 1978, CAB belum bersifat mengikat dan perusahaan
penerbangan bebas untuk memilih rute dan mengatur harga tiket sesuai
keinginan mereka. Meskipun FAA masih mengontrol beberapa hal, termasuk
peraturan untuk kru penerbangan, jumlah dan jarak penerbangan menuju airport,
dan jalur penerbangan nasional, serta hal-hal lain yang bersifat detil.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA: SISTEM INFORMASI PEMASARAN
Pemasaran merupakan area fungsional pertama yang menunjukkan
minat pada SIM. (Mc. Leod, Raymon Jr. 2004:369). Semua jenis organisasi
memiliki fungsi pemasaran, keuangan, sumber daya manusia, dan jasa
informasi.
Dengan kata lain SIM adalah sebagai suatu sistem berbasis komputer
yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang
sama. Para pemakai biasanya membentuk suatu entitas organisasi formal,
perusahaan atau sub unit dibawahnya. Informasi menjelaskan perusahaan atau
salah satu sistem utamanya mengenai apa yang terjadi di masa lalu, apa yang
terjadi sekarang dan apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.
Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan periodik, laporan khusus dan
ouput dari model matematika. Output informasi digunakan oleh manajer maupun
non manajer dalam perusahaan saat mereka membuat keputusan untuk
memecahkan masalah.
Perancangan, penerapan dan pengoperasian SIM adalah mahal dan sulit.
Upaya ini dan biaya yang diperlukan harus ditimbang-timbang. Ada beberapa
faktor yang membuat SIM menjadi semakin diperlukan, antara lain bahwa
manajer harus berhadapan dengan lingkungan bisnis yang semakin rumit. Salah
satu alasan dari kerumitan ini adalah semakin meningkatnya dengan muncunya
peraturan dari pemerintah.
4
TI dapat digunakan untuk mengkoordinir hubungan penyalur atau
untuk mengurangi biaya-biaya penagihan organisasi Pemasok dapat
menggunakan mekanisme berbasis TI untuk mengkomunikasikan informasi
harga dan produk mereka. Bentuk komunikasi yang lebih maju (Electronic Data
Interchange), pengendalian mutu (Total Quality Management) dan teknik
pengiriman (Just-In-Time) dapat mendorong terciptanya suatu keunggulan
bersaing. Supplier relations yang harmonis dapat berakibat efisiensi dalam
proses produksi.
TI dapat digunakan untuk perbaikan teknik produksi melalui alat bantu
komputer untuk design dan pabrikasi. Sementara itu, perbaikan di dalam proses
produksi dapat menyebabkan economies of scale dalam mengiriman produk dan
jasa. Di samping teknologi juga berpengaruh terhadap tujuan akhir dari sebuah
organisasi, penggunaan dari proses pabrikasi yang maju dapat juga menaikkan
tingkat produk dan jasa.
TI juga berperan dalam membantu pengembangan produk dan jasa baru,
memperlancar proses Research and Development. Sedangkan dari perspektif
marketing, produk dan jasa dapat dibedakan secara unik dalam berbagai macam
cara. Kemampuan TI juga memungkinkan terjadinya pengembangan pada
produk dan jasa baru, serta dapat memungkinkan suatu organisasi untuk
mengidentifikasi dan melayani segmen pasar.
5
BAB III
KASUS : INDUSTRI MASKAPAI PENERBANGAN
3.1. Kompetisi dan Deregulasi
Dalam waktu singkat, beberapa usaha penerbangan mulai menawarkan
jalur penerbangan baru dengan rute sesuai dengan permintaan. Kemudian,
Donald Burr mendirikan People Express, perusahaan penerbangan yang dapat
membuat takut manejer bisnis penerbangan lain sejak 1981. Dengan sistem
yang tidak rapi (mereka mengharuskan penumpang membayar US$ 3 untuk
pengecekan barang bawaan dan menjual snack di atas pesawat), perusahaan
penerbangan memasang harga yang luar biasa murah untuk turis. Anda tidak
perlu mencari kelas yang lebih tinggi atau menemukan kelas bisnis untuk
terbang. Berbasis di terminal internasional yang tidak terpakai di Newark, New
Jersey, perusahaan mengambil kru penerbangan yang tidak masuk di serikat
pekerja, bernegosiasi dengan FAA untuk dapat terbang hanya dengan pilot dank
o-pilot (tanpa teknisi), dan mematok tiket dengan harga $59 ke Chicago atau $90
ke London – pecahan kecil dikenakan dalam harga tiket oleh perusahaan
penerbangan tradisional.
Dengan pengeluaran biaya yang sangat tinggi, perusahaan penerbangan
biasa tidak akan bisa bersaing. Jadi, kenapa People Express menghilang dan
beberapa perusahaan yang lain dapat bertahan? Sebagian jawabannya adalah
kesalahan manajemen – People Express menginginkan berkembang terlalu
cepat dan mereka tidak mempunyai struktur manajemen yang solid untuk
menangani masalah ini. Akan tetapi, jawaban besarnya adalah perusahaan
6
penerbangan Amerika berjuang melawan dengan teknologi informasi.
Perusahaan-perusahaan cepat sadar bahwa People Express menarik turis yang
sensitive terhadap harga. Pelaku bisnis tetap menjauh dari pencari diskon dan
menginginkan pelayanan yang nyaman dan reliable yang disediakan oleh
penerbangan biasa. Sehingga, perusahaan penerbangan Amerika beralih pada
sistem pemesanan – reservasi (SABRE) dan memperkirakan berapa
penumpang kelas bisnis dalam setiap penerbangan. Hal ini diikuti dengan sistem
pembedaan harga tiket yang masih berlaku hingga saat ini. Pelaku bisnis yang
telah mem-booking beberapa hari sebelum penerbangan akan tetapi akhirnya
tidak ingin tinggal pada Sabtu malam, harus membayar beberapa ribu dolar.
Turis yang memesan tiket lebih awal memperoleh harga yang lebih rendah dan
bersaing dengan harga pemberi diskon. Prinsipnya perusahaan penerbangan
besar ingin untuk mengenakan harga yang lebih tinggi untuk pelaku bisnis, tetapi
mereka tidak menginginkan ada tempat duduk yang kosong saat penerbangan,
jadi mereka mendiskon kursi hingga tiketnya terjual. Saat ini hampir semua
penumpang pada suatu penerbangan membayar dengan harga yang berbeda.
(Mc Cartney, 2003)
3.2. Perkembangan Discounter (Pemberi diskon)
Maskapai penerbangan bertarif rendah pertama yang berhasil adalah
Pacific Southwest Airlines di Amerika Serikat, yang menjadi perintis konsep
tersebut ketika penerbangan perdananya dilakukan pada tanggal 6 Mei 1949.
Cara ini tidak disengaja diberikan kepada Southwest Airlines yang memulai
penerbangannya pada 1971 dan mendatangkan keuntungan tiap tahunnya sejak
1973. Dengan munculnya deregulasi penerbangan, model ini menyebar ke