Top Banner
LAPORAN PRAKTIKUM BLOK 7 WORKLOAD Disusun oleh : Kelompok 3 Kelas : Beta Anggota: M. Taufan Kurniawan (04011181419062) Evlin Kohar (04011181419064) M. Farhan Habiburrahman (04011181419066) Dani Gemilang Kusuma (04011181419068) Regina Astra Kirana (04011181419070) Thiarini Rahmawati (04011181419072) Eriska Geriana Permatasari S. (04011181419076)
48

Paper Cardiovascular Load

Dec 24, 2015

Download

Documents

BimaIndra

Praktikum workload
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Paper Cardiovascular Load

LAPORAN PRAKTIKUM

BLOK 7

WORKLOAD

Disusun oleh : Kelompok 3

Kelas : Beta

Anggota:

M. Taufan Kurniawan (04011181419062)

Evlin Kohar (04011181419064)

M. Farhan Habiburrahman (04011181419066)

Dani Gemilang Kusuma (04011181419068)

Regina Astra Kirana (04011181419070)

Thiarini Rahmawati (04011181419072)

Eriska Geriana Permatasari S. (04011181419076)

Melpa Yohana Sianipar (04011181419078)

Suci Ramadhani (04011181419204)

Murtiningsih (04011181419206)

Bima Indra (04011181419208)

Eka Yulizar (04011181419210)

Ainindia Rahma (04011281419212)

Aprita Nurkarima (04011181419216)

FAKULTAS KEDOKTERAN

PENDIDIKAN DOKTER UMUM

Page 2: Paper Cardiovascular Load

UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015

Page 3: Paper Cardiovascular Load

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas

berkat rahmat yang diberikan-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Pratikum

Cardiovascular Workload ini dengan baik.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah

membantu dalam pembuatan laporan ini, serta berbagai sumber yang telah kami

gunakan sebagai data dan fakta pada laporan ini. Kami juga berterima kasih

kepada drg. Nursiah Nasution, M.Kes yang telah memberikan pedoman dalam

melakukan pratikum dan membuat laporan hasil pratikum.

Kami menyadari akan kekurangan dalam penulisan laporan ini. Maka dari

itu, kritik dan saran sangat diharapkan untuk memperbaiki dan mengembangkan

isi dari laporan ini. Kami juga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, serta

kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan penulisan dalam laporan ini. Akhir

kata, apabila ada kesalahan kata-kata, kami meminta maaf dan diharapkan laporan

ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palembang, Maret 2015

Penulis

Page 4: Paper Cardiovascular Load

DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................1

Daftar Isi...........................................................................................................2

Daftar Lampiran................................................................................................3

Bab I : Pendahuluan..........................................................................................4

Bab II : Tinjauan Pustaka.................................................................................5

Bab III : Metode Pengambilan Data.................................................................9

Bab IV : Hasil dan Pembahasan.......................................................................12

Bab V : Kesimpulan dan Saran.........................................................................24

Lampiran...........................................................................................................26

Daftar Pustaka...................................................................................................31

Page 5: Paper Cardiovascular Load

DAFTAR LAMPIRAN

Tabel Hasil Praktikum Kelompok 1.................................................................26

Tabel Hasil Praktikum Kelompok 2.................................................................27

Tabel Hasil Praktikum Kelompok 3.................................................................28

Tabel Hasil Praktikum Kelompok 4.................................................................29

Tabel Hasil Praktikum Kelompok 5.................................................................30

Page 6: Paper Cardiovascular Load

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam dunia kedokteran, denyut nadi atau denyut jantung memiliki peranan

penting sebagai indikator untuk menilai keadaan sistem kardiovaskular seseorang.

Denyut jantung berhubungan dengan denyut nadi adalah tanda penting dalam

bidang medis untuk mengetahui dengan cepat kesehatan dan kebugaran seseorang

secara umum.

Denyut jantung normal setiap individu berbeda-beda tergantung waktu saat

mengukur detak jantung tersebut (saat istirahat atau setelah berolahraga dan

sebagainya). Variasi detak jantung terjadi akibat variasi jumlah kebutuhan oksigen

tubuh.

Pada orang dewasa yang sehat, saat sedang istirahat denyut nadi yang normal

yaitu 60-100 denyut/menit . Denyut jantung yang rendah saat istirahat (masih

batas normal) pada umumnya memiliki fungsi jantung yang lebih efisien dan

kesehatan pada sistem kardiovaskularnya lebih baik.

Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi denyut jantung seseorang, yaitu

aktivitas fisik atau tingkat kebugaran seseorang , suhu udara disekitar, posisi

tubuh (berdiri atau berbaring), tingkat emosi, ukuran tubuh, serta obat yang

sedang dikonsumsi. Olahraga dan aktivitas fisik dapat meningkatkan denyut nadi

seseorang.

Waktu yang tepat untuk mengecek denyut nadi adalah ketika bangun pagi dan

sebelum melakukan aktivitas apapun. Pada saat itu, kita masih rileks dan tubuh

pun masih terbebas dari zat-zat pengganggu seperti nikotin dan kafein.

Page 7: Paper Cardiovascular Load

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Adiputra (1998), secara umum beban kerja dibedakan menjadi dua

kelompok besar yaitu:

1) External load atau stressor adalah beban kerja yang berasal dari pekerjaan

yang sedang dilakukan, yang mempunyai ciri khusus yang berlaku untuk

semua orang. Yang termasuk dalam external load ini adalah task,

organisasi dan lingkungan;

2) Internal load atau functional load / strain adalah reaksi tubuh seseorang

terhadap suatu external load yang diberikan. Untuk mengetahui pengaruh

external load, dapat diukur melalui denyut nadi/jantung.

Menurut Rodahl (1989) beban kerja fisik yang terpapar pada tenaga kerja dapat

diukur secara objektif dengan cara:

a) Pengukuran secara langsung kebutuhan energi yang diperlukan untuk

melaksanakan pekerjaan tersebut. Misalnya, dengan mengukur jumlah

konsumsi oksigen yang diperlukan selama bekerja dengan analisis

ekspirasi;

b) Secara tidak langsung dengan merekam denyut nadi selama kerja. Denyut

nadi merupakan respon fisiologis yang dapat dihitung secara praktis pada

saat ingin mengetahui beban kerja seseorang, karena untuk mengetahui

jumlah denyut nadi per menit cukup dilakukan dengan meraba pada

radialis dengan teknik palpasi atau dengan alat pulsemonitor.

Data denyut nadi yang perlu diketahui terkait dengan beban kerja adalah:

1) Denyut nadi istirahat atau denyut nadi pada waktu tidak bekerja. Disebut

sebagai denyut nadi istirahat, karena pengukuran dilakukan pada subjek

dalam keadaan istirahat. Pada orang dewasa normal, denyut nadi saat istirahat

berkisar antara 60 - 80 denyut setiap menit. Dalam suatu penelitian yang

memakai denyut nadi sebagai salah satu indikator beban kerja, maka denyut

Page 8: Paper Cardiovascular Load

nadi istirahat dianggap sebagai kondisi yang menggambarkan kondisi awal

subjek (Adiputra, 2002).

Denyut nadi istirahat dihitung berdasarkan denyut nadi radialis di

pergelangan tangan kiri dengan metode sepuluh denyut. Metode pengukuran

dilakukan tiga kali berturut-turut dengan tujuan untuk mendapatkan hasil

yang lebih konstan.

Subjek yang akan diukur diusahakan dalam keadaan tenang. Pada saat

dilakukan palpasi, posisi subjek boleh duduk, berdiri atau dalam posisi

terlentang (Andersen,1978; Adiputra, 2002).

2) Denyut nadi kerja (nadi saat kerja fisik) yaitu denyut nadi yang diukur pada

saat subjek sedang melaksanakan pekerjaan. Kecepatan denyut nadi yang

terjadi saat bekerja adalah sebagai akibat dari kecepatan dari metabolisme

dalam tubuh (Grandjean, 1988; Adiputra, 2002).

Penghitungan denyut nadi kerja dilaksanakan selama kerja, apabila alat

pengukur memungkinkan, jika tidak, maka penghitungan dapat dilakukan

setiap lima menit, tiga puluh menit atau bahkan setiap satu jam sejak mulai

kerja sampai akhir kerja, tergantung dari jenispekerjaan yang dilakukan.

Pengukuran dengan menggunakan metode sepuluh denyut (ten pulses

method) (stopwatch ditekan start saat denyutan satu dan ditekan stop pada

denyutan ke sebelas) dapat dilakukan selama bekerja atau pada akhir bekerja

selama 30 detik dan hasilnya dikalikan dua dan metode ini lazim dipakai

untuk menggambarkan denyut nadi kerja. (Astrand and Rodahl,1986;

Adiputra, 2002).

3) Denyut nadi pemulihan atau recovery heart rate yaitu denyut nadi yang

dialami saat pekerja selesai melaksanakan pekerjaannya. Beban kerja yang

diterima pekerja saat bekerja dapat pula diketahui dengan mengukur denyut

nadi pemulihan. Ketika mulai berhenti bekerja, maka saat itu denyut nadi

akan mulai mengalami penurunan denyut nadinya sampai kembali ke kondisi

awal (sebelum bekerja) kondisi denyut nadi tersebut disebut nadi pemulihan

(Grandjean, 1988; Adiputra,2002).

Denyut nadi pemulihan biasanya diukur satu menit setelah pekerjaan

dihentikan, kemudian dilanjutkan lagi pada menit kedua, ketiga, keempat dan

Page 9: Paper Cardiovascular Load

kelima, masing-masing dihitung berdasarkan denyut nadi radialis

dipergelangan tangan kiri dalam 30 detik dan hasilnya dikalikan dua yang

dilakukan setelah selesai bekerja. Denyut nadi pemulihan memberikan fakta

tentang perubahan metabolisme tubuh dari keadaan aktif ke kondisi istirahat

(Kilbom, 1990; Adiputra, 2002)

Cara lain untuk mengetahui external load adalah dengan metode Brouha

(Kilbom, 1990; Intaranont dan Vanwonterghem, 1993) yang dilaksanakan dengan

cara mengukur denyut nadi istirahat dan denyut nadi pemulihan yang diukur

sesaat setelah selesai bekerja.

Peningkatan denyut nadi mempunyai peranan yang sangat penting di dalam

peningkatan cardiac output dari istirahat sampai kerja maksimum. Ada tiga jenis

denyut nadi untuk mengestimasi indeks beban kerja fisik, yaitu: denyut nadi

istirahat, denyut nadi kerja, dan selisih antara denyut nadi istirahat dengan denyut

nadi kerja (Widodo, 2008).

1. Beban Kardiovaskuler (cardiovascular load = %CVL)

Denyut nadi merupakan salah satu variabel fisiologis tubuh yang

menggambarkan tubuh dalam keadaan statis atau dinamis. Oleh karena itu denyut

nadi dipakai sebagai salah satu indicator yang dipakai untuk mengetahui berat

ringanya beban kerja seseorang. Semakin berat beban kerja, maka akan semakin

pendek waktu kerja seseorang untuk bekerja tanpa kelelahan dan gangguan

fisiologis lainya (Azizah, 2005).

Beban Kardiovaskuler (cardiovascular load = %CVL) adalah perbandingan

antara peningkatan denyut nadi kerja dengan denyut nadi maksimum, yang

dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Grandjean dalam Tarwaka (2010), mendefinisikan beberapa jenis denyut

nadi yaitu sebagai berikut:

Page 10: Paper Cardiovascular Load

1. Denyut Nadi Istirahat: adalah rerata denyut nadi sebelum pekerjaan

dimulai

2. Denyut Nadi Kerja: adalah rerata denyut nadi selama bekerja

3. Nadi Kerja: adalah selisih antara denyut nadi istirahat dan denyut nadi

kerja.

Dimana untuk menentukan %CVL diketahui bahwa denyut nadi maksimum

adalah 220/menit (-umur) untuk laki-laki dan 200- umur/menit untuk wanita. Dari

hasil perhitungan %CVL tersebut kemudian dibandingkan dengan klasifikasi yang

telah ditetapkan sebagai berikut:

Page 11: Paper Cardiovascular Load

BAB III

METODE PENGAMBILAN DATA

Dalam mengukur denyut nadi beberapa hal yang harus diingat:

a. Gunakan jari paling sensitif agar denyutnya terasa jelas, yaitu jari telunjuk

dan jari tengah.

b. Lakukan pengukuran dengan mempalpasi arteri radialis dengan telapan

tangan yang mempalpasi berada di belakang pergelangan tangan, usahakan

jangan memberi beban pada pembuluh darah.

c. Posisikan lengan setinggi jantung.

d. Jangan menekan terlalu keras agar pembuluh darahnya tidak tertekan

sepenuhnya.

Berikut beberapa pengukuran yang dilakukan :

1. Pengukuran denyut nadi istirahat

Pengukuran dilakukan melalui arteri radialis sebanyak 4 kali dengan

berbagai periode waktu. Arteri radialis bisa diukur pada pergelangan

tangan sejajar jari telunjuk. Pengukuran pertama dilakukan dalam rentang

waktu 1 menit, selanjutnya 30 detik, 15 detik dan 10 detik. Hasil

pengukuran adalah rata-rata dari keempatnya.

2. Pengukuran denyut nadi kerja

Pengukuran dilakukan melalui arteri karotis di leher. Arteri karotis dapat

diukur tepat di bawah angulus mandibulae. Kerja yang dilakukan adalah

jalan ditempat selama 10 menit mengikuti tempo dari alat metronome.

Pengukuran pertama dilakukan di 5 menitt pertama, sedangkan yang kedua

dilakukan sebelum mengakhiri kerja. Hasil yang diambil adalah angka

tertinggi dari kedua pengukuran tersebut.

3. Menentukan denyut nadi maksimum

Denyut nadi maksimum didapatkan dengan mengurangi umur dari 220.

Max= 220-umur (Astrand and Rodall, 1997).

4. Menentukan % CVL

Didapatkan dengan menggunakan rumus:

Page 12: Paper Cardiovascular Load

%CVL=100 x(denyut nadi kerja−denyut nadi istirahat )denyut nadimaksimum−denyut nadi istirahat

Dari penghitungan % CVL tersebut kemudian dibandingkan dengan klasifikasi

sebagai berikut:

x ≤ 30 % = tidak terjadi kelelahan

30 < x ≤ 60 % = diperlukan perbaikan

60 < x ≤ 80 % = kerja dalam waktu singkat

80 < x ≤ 100 % = diperlukan tindakan segera

x > 100 % = tidak diperbolehkan beraktifitas

5. Menentukan energy expenditure

Work load

Oxygen

consumption

(liter/min)

Energy

expenditure

(cal/min)

Heart rate during

work

(beats/min)

Light

Moderate

Heavy

Very heavy

0,5 – 1,0

1,0 – 1,5

1,5 – 2,0

2,0 – 2,5

2,5 – 5,0

5,0 – 7,5

7,5 – 10,0

10,0 – 12,5

60 – 100

100 – 125

125 – 150

150 - 175

Berdasarkan table tersebut dapat ditentukan kategori work load seseorang

kemudian menghitung energy expenditure dengan rumus berikut:

batas min heart rate−denyut nadi kerja

batas min heart ra te−batas max heart rate= batasmin EE−x

batasmin EE−batas max EE

6. Menentukan oxygen consumption

Dengan mengacu pada table nomor 5 menentukan oxygen consumption dilakukan

menggunakan rumus:

batas min heart rate−denyut nadi kerjabatas min heart rate−batas max heart rate

= batas minOC−xbatasmin OC−batas max OC

Page 13: Paper Cardiovascular Load

7. Menentukan Rest Heart Rate

RHR didapatkan dari selisih antara denyut nadi maksimal dan denyut nadi

istirahat.

8. Menentukan Lower Limit

Lower limit didapatkan dengan menjumlahkan 60 % dari RHR dengan

denyut nadi istirahat.

9. Menentukan Upper limit

Upper limit didapatkan dengan menjumlahkan 80 % dari RHR dengan

denyut nadi istirahat.

10. Target Heart Rate

Didapatkan dari penjumlahan Lower Limit dan Upper Limit, kemudian

hasilnya dibagi dua.

Page 14: Paper Cardiovascular Load

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Pengumpulan Data Kelompok 1

Berdasarkan hasil yang ada kelompok 1 yang beranggotakan 15 orang

memiliki tingkat cardiovascular load di bawah 30 % dengan rata-rata 25,6%.

Artinya, kelompok 1 “tidak mengalami kelelahan” setelah melakukan kegiatan,

yaitu berjalan selama 10 menit. Tingkat cardiovascular load sangat dipengaruhi

oleh denyut nadi kerja. Semakin tinggi denyut nadi kerja atau working heart rate,

semakin tinggi cardiovascular load. Selain, itu umur bersama denyut nadi

istirahat atau resting heart rate memiliki peranan penting.

Pada kelompok 1 ada dua orang yang memiliki cardiovascular load melebihi

30%, yang artinya mereka telah mengalami kelelahan setelah melakukan kegiatan

yang dibebankan pada tubuh mereka, sehingga tubuh perlu diistirahatkan untuk

menghindari kelelahan yag lebih parah. Diperlukan pembiasaan atas kegiatan

yang dilakukan mereka, sehingga tubuh tidak dengan mudah mengalami kelelahan

(kelebihan beban).

Perbedaan cardiovascular load juga dipengaruhi oleh jenis kelamin. Wanita

pada kelompok 1 memiliki rata-rata 25,35%, sedangkan laki-laki memiliki rata-

rata 26.57%. Artinya, pada kelompok 1, laki-lakinya lebih cepat mengalami

kelelahan disbanding yang perempuan saat menerima beban kerja.

Selain itu, tingkat penggunaan energy dan konsumsi oksigen yang berbeda-

beda. Tingat energy dan oksigen dipengaruhi oleh denyut nadi kerja. Denyut nadi

kerja yang telah dibagi menjadi beberapa tingkatan memiliki arti tingkat beban

kerja terhadap tubuh. Semakin tinggi denyut nadi kerja maka semakin tinggi

penggunaan oksigen dan energy, namun beban yang diberikan berarti semakin

tinggi. Pada salah satu anggota kelompok 1, beban kerja dianggap sangat berat

(very heavy) oleh tubuhnya, karena working heart rate yang mencapai 165 kali

per menit, sedangkan sebagian anggota lain menggolongkan pekerjaan yang

dilakukan merupakan pekerjaan ringan (light) dengan denyut nadi kerja yang

tidak mencapai 100 kali per menit)

Page 15: Paper Cardiovascular Load

Kelompok 1 memiliki rata-rata energy expenditure sebesar 5,465 calories per

minute dengan wanita dengan rata-rata 5,19 cal/minute dan pria 6,53 cal/minute.

Oxygen consumption kelompok 1 memiliki rata-rata 1,62 liters per minute dengan

rata-rata wanita 1,43 lit/minute dan pria 2,40 lit/minute. Dari hasil rata-rata

tersebut didapatkan pria memiliki konsums oksigen dan penggunaan energy yang

lebih besar daripada wanita, dimana tingkat penggunaan energy dan konsumsi

oksigen berbanding lurus.

Selain itu, target heart rate dari kelompok satu juga bervariasi. Hal ini

menunjukkan setiap orang memiliki batas berbeda-beda dalam melakukan suatu

kegiatan, apakah ia sudah cukup berolahraga (menerima beban yang cukup) atau

tubuhnya telah kelelahan (menerima beban berlebihan). Target heart rate dibentuk

dari lower limit dan upper limit heart rate. Berdasarkan hal tersebut di dapatkan

rata-rata sebesar 166. Terjadi pembesaran target heart rate pada orang yang

resting heart rate nya tinggi, karena dalam penghitungan reserved heart rate

(untuk menghitung lower dan upper limit) resting heart rate mempengaruhi

besarnya.

Pada kelompok 1 target heart rate perempuan lebih rendah dibanding laki-

laki, laki-laki memiliki rata-rata target heart rate sebesar 169, sedangkan

perempuan 165.

2. Hasil Praktikum Cardiovascular Kelompok 2

Pada kelompok 2, rentang hasil pengukuran denyut nadi istirahat normal, yaitu

antara 60-100 denyut/menit. Denyut nadi maksimal dari tiap anggota berkisar

antara 201 hingga 204 dikarenakan rentang usia setiap anggota antara 16 – 19

tahun, sedangkan denyut nadi kerja setiap anggota berada di antara denyut nadi

istirahat dan denyut nadi maksimal, kecuali satu anggota yaitu naracoba 1 dengan

denyut nadi kerja 80 yang tidak berada di antara denyut nadi istirahat dan denyut

nadi maksimal. Melalui denyut nadi istirahat, denyut nadi kerja, dan denyut nadi

maksimal, ditemukan persentase cardiovascular load. Persentase cardiovascular

load terbagi atas 3 kategori, antara 5 kategori, antara lain tidak terjadi kelelahan,

diperlukan perbaikan, kerja dalam waktu singkat, diperlukan tindakan segera, dan

Page 16: Paper Cardiovascular Load

tidak diperbolehkan beraktivitas. Pengukuran cardiovascular biasanya

dilaksanakan untuk mengukur kemampuan berkerja seseorang secara fisik.

Selain itu, melalui pengukuran denyut nadi kerja dapat ditentukan kategori

workload antara lain light, moderate, heavy, dan very heavy. Berdasarkan

perhitungan perbandingan akan ditemukan energy expenditure dan oxygen

consumption. Melalui denyut nadi maksimal dan denyut nadi istirahat akan

didapatkan reserve heart rate, upper heart rate, lower heart rate, dan target heart

rate.

Kelompok 2 terdiri atas 3 orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Usia pada

data kelompok 2 beragam, terdiri atas 1 orang berusia 16 tahun, 2 orang berusia

17 tahun, dan 10 orang berusia 18 tahun, dan 2 orang berusia 19 tahun. Denyut

nadi istirahat pada data kelompok 2 beragam dengan denyut nadi istirahat

terendah adalah 71,75 denyut/menit pada naracoba perempuan berusia 18 tahun

(naracoba 15), dan denyut nadi istirahat tertinggi adalah 96 denyut/menit pada

salah satu naracoba laki-laki berusia 18 tahun (naracoba 11), sehingga dapat

disimpulkan denyut nadi istirahat pada rentang usia yang rendah tidak begitu

berpengaruh tetapi jenis kelamin tampak begitu berpengaruh. Keseluruhan denyut

nadi istirahat pada naracoba dinyatakan normal karena berkisar antara 60 hingga

100. Denyut nadi istirahat rata-rata data kelompok 2 adalah 83 denyut/menit.

Pada data hasil percobaan kelompok 2, denyut nadi kerja lebih tinggi

dibandingkan denyut nadi istirahat, kecuali satu naracoba yaitu naracoba

perempuan berusia 18 tahun (naracoba 1) yang memiliki denyut nadi kerja lebih

rendah dibandingkan dengan denyut nadi istirahatnya. Denyut nadi kerja terendah

adalah 80 denyut/menit pada salah satu naracoba perempuan berusia 18 tahun

(naracoba 1), sedangkan denyut nadi tertinggi adalah 140 denyut/menit pada

naracoba perempuan berusia 18 tahun yang lainnya (naracoba 4). Denyut nadi

kerja rata-rata data kelompok 2 adalah 104.5 denyut/menit.

Melalui perhitungan dari denyut nadi kerja, denyut nadi istirahat, dan denyut

nadi maksimal didapatkan persentase cardiovascular load. Dari persentase

cardiovascular load pada data didapatkan 1 naracoba yang dikategorikan

“Diperlukan perbaikan” karena persentase hasil berada diantara 30% dan 60%,

Page 17: Paper Cardiovascular Load

sedangkan 14 naracoba lainnya dikategorikan tidak terjadi kelelahan karena

persentase CVL berada dibawah 30%.

Berdasarkan perhitungan perbandingan denyut nadi kerja pada kategori yang

ditentukan, didapatkan 9 naracoba berada dalam kategori light dan 6 naracoba

dalam kategori moderate. 1,3,6,7,8,12,13,14, dan 15 tergolong dalam kategori

light, dengan denyut nadi kerja 78 hingga 102 denyut/menit, kemudian energy

expenditure 3,3 hingga 7,4 kal/menit, serta oxygen consumption sebesar 0,8

hingga 1,5 liter/menit. Sedangkan, naracoba 2,4,5,9,10 dan 11 tergolong kategori

moderate dengan rentang denyut nadi kerja 82 hingga 110 denyut/menit, energy

expenditure 5,8 hingga 9 kal/menit, serta oxygen consumption 1,2 hingga 1,8

liter/menit. Tidak terdapat naracoba yang dikategorikan heavy. Naracoba yang

tergolong dalam kategori heavy termasuk dalam kategori diperlukan perbaikan

pada persentase cardiovascular load. Hal tersebut berarti, naracoba tersebut tidak

cukup mampu melaksanakan kerja yang diberikan. Sedangkan, naracoba yang

tergolong light dan moderate merupakan naracoba dengan kategori tidak terjadi

kelelahan pada persentase cardiovascular sehingga mampu melaksanakan kerja

dan masih dapat diberi penambahan pada kerjanya.

Perhitungan reserve heart rate (RHR) pada data memiliki hasil yang beragam.

Pada data, RHR paling rendah adalah 106 denyut/menit pada naracoba 11,

sedangkan RHR paling tinggi adalah 131 denyut/menit pada naracoba 15. Dari

perhitungan RHR dan denyut nadi istirahat dapat ditemukan upper heart rate dan

lower heart rate yang kemudian akan didapatkan target heart rate. Semakin

tinggi target heart rate menyatakan semakin tinggi kemampuan kerja naracoba.

Pada data kelompok 2, naracoba 4 memiliki target heart rate tertinggi, yaitu 199,

sedangkan naracoba dengan target heart rate terendah adalah naracoba 5 dengan

nilai 144.

3. Hasil Praktikum Cardiovascular Kelompok 3

Pada kelompok 3, rentang hasil pengukuran denyut nadi istirahat normal, yaitu

antara 60-100 denyut/menit. Denyut nadi maksimal dari tiap anggota berkisar

antara 201 hingga 203 dikarenakan faktor usia, sedangkan denyut nadi kerja

berada di antara denyut nadi istirahat dan denyut nadi maksimal. Melalui denyut

Page 18: Paper Cardiovascular Load

nadi istirahat, denyut nadi kerja, dan denyut nadi maksimal, ditemukan persentase

cardiovascular load. Persentase cardiovascular load terbagi atas 5 kategori,

antara lain tidak terjadi kelelahan, diperlukan perbaikan, kerja dalam waktu

singkat, diperlukan tindakan segera, dan tidak diperbolehkan beraktivitas.

Pengukuran cardiovascular biasanya dilaksanakan untuk mengukur kemampuan

berkerja seseorang secara fisik.

Selain itu, melalui pengukuran denyut nadi kerja dapat ditentukan kategori

workload antara lain light, moderate, heavy, dan very heavy. Berdasarkan

perhitungan perbandingan akan ditemukan energy expenditure dan oxygen

consumption. Melalui denyut nadi maksimal dan denyut nadi istirahat akan

didapatkan reserve heart rate, upper heart rate, lower heart rate, dan target heart

rate.

Kelompok 3 terdiri atas 4 orang berjenis kelamin laki-laki dan 10 orang

berjenis kelamin perempuan. Usia pada data kelompok 3 beragam, terdiri atas 2

orang berusia 19 tahun, 5 orang berusia 18 tahun, 6 orang berusia 17 tahun, dan 1

orang berusia 16 tahun. Denyut nadi istirahat pada data kelompok 4 beragam

dengan denyut nadi istirahat terendah 73 denyut/menit pada naracoba perempuan

berusia 17 tahun (naracoba 5), dan denyut nadi istirahat tertinggi 91 denyut/menit

pada naracoba laki-laki berusia 17 tahun (naracoba 4), sehingga dapat

disimpulkan denyut nadi istirahat pada rentang usia yang rendah tidak begitu

berpengaruh. Keseluruhan denyut nadi istirahat pada naracoba dinyatakan normal

karena berkisar antara 60-100 denyut/menit. Denyut nadi rata-rata data kelompok

3 adalah 81 denyut/menit.

Denyut nadi kerja pada data lebih tinggi dibandingkan denyut nadi istirahat.

Pada data hasil, denyut nadi kerja terendah yaitu 86 denyut/menit pada naracoba

13 (perempuan, 18 tahun), sedangkan denyut nadi kerja tertinggi yaitu 140

denyut/menit pada naracoba 14 (perempuan, 18 tahun). Denyut nadi kerja rata-

rata data kelompok 3 adalah 110 denyut/menit.

Melalui perhitungan dari denyut nadi kerja, denyut nadi istirahat, dan denyut

nadi maksimal didapatkan persentase cardiovascular load. Persentase

cardiovascular load pada data menyatakan ada 3 naracoba yang dikategorikan

diperlukan perbaikan karena persentase hasil berada diantara 30% dan 60%

Page 19: Paper Cardiovascular Load

(naracoba 6, 11, dan 14), sedangkan 11 naracoba lainnya dikategorikan tidak

terjadi kelelahan karena persentase hasil berada dibawah 30%.

Berdasarkan perhitungan perbandingan denyut nadi kerja pada kategori yang

ditentukan, didapatkan 5 naracoba dengan kategori light (naracoba 3, 5, 9, 10, dan

13) , 8 naracoba dengan kategori moderate (naracoba 1, 2, 4, 6, 7, 8, 11, dan

13) ,dan 1 naracoba dengan kategori heavy (naracoba 14). Naracoba yang

tergolong dalam kategori heavy juga termasuk dalam kategori diperlukan

perbaikan pada persentase cardiovascular load. Hal tersebut berarti, naracoba

tersebut tidak cukup mampu melaksanakan kerja yang diberikan. Sedangkan,

naracoba yang tergolong light dan moderate merupakan naracoba dengan kategori

tidak terjadi kelelahan pada persentase cardiovascular sehingga mampu

melaksanakan kerja dan masih dapat diberi penambahan pada kerjanya.

Perhitungan reserve heart rate (RHR) pada data memiliki hasil yang beragam.

Pada data, RHR paling rendah adalah 112 denyut/menit pada naracoba 4 (laki-

laki, 17 tahun), sedangkan RHR paling tinggi adalah 135 denyut/menit pada

naracoba 5 (perempuan, 17 tahun). Dari perhitungan RHR dan denyut nadi

istirahat dapat ditemukan upper heart rate dan lower heart rate yang kemudian

akan didapatkan target heart rate. Semakin tinggi target heart rate menyatakan

semakin tinggi kemampuan kerja naracoba. Pada data kelompok 3, naracoba 4

(laki-laki, 17 tahun) memiliki target heart rate tertinggi, yaitu 170 denyut/menit,

sedangkan naracoba dengan target heart rate terendah adalah naracoba 5

(perempuan, 17 tahun) dan naracoba 10 (perempuan, 19 tahun) sebesar 163

denyut/menit.

4. Hasil Praktikum Cardiovascular Kelompok 4

Pada kelompok 4, rentang hasil pengukuran denyut nadi istirahat normal, yaitu

antara 60-100 denyut/menit. Denyut nadi maksimal dari tiap anggota berkisar

antara 201 hingga 203 dikarenakan faktor usia, sedangkan denyut nadi kerja

berada di antara denyut nadi istirahat dan denyut nadi maksimal. Melalui denyut

nadi istirahat, denyut nadi kerja, dan denyut nadi maksimal, ditemukan persentase

cardiovascular load. Persentase cardiovascular load terbagi atas 3 kategori,

antara 5 kategori, antara lain tidak terjadi kelelahan, diperlukan perbaikan, kerja

Page 20: Paper Cardiovascular Load

dalam waktu singkat, diperlukan tindakan segera, dan tidak diperbolehkan

beraktivitas. Pengukuran cardiovascular biasanya dilaksanakan untuk mengukur

kemampuan berkerja seseorang secara fisik.

Selain itu, melalui pengukuran denyut nadi kerja dapat ditentukan kategori

workload antara lain light, moderate, heavy, dan very heavy. Berdasarkan

perhitungan perbandingan akan ditemukan energy expenditure dan oxygen

consumption. Melalui denyut nadi maksimal dan denyut nadi istirahat akan

didapatkan reserve heart rate, upper heart rate, lower heart rate, dan target heart

rate.

Kelompok 4 terdiri atas 5 orang berjenis kelamin laki-laki dan 11 orang

berjenis kelamin perempuan. Usia pada data kelompok 4 beragam, terdiri atas 3

orang berusia 19 tahun, 2 orang berusia 17 tahun, dan 11 orang berusia 18 tahun.

Denyut nadi istirahat pada data kelompok 4 beragam dengan denyut nadi istirahat

terendah 65 pada naracoba perempuan berusia 18 tahun (naracoba 4), dan denyut

nadi istirahat tertinggi pada naracoba perempuan berusia 18 tahun yang lainnya

(naracoba 10), sehingga dapat disimpulkan denyut nadi istirahat pada rentang usia

yang rendah tidak begitu berpengaruh. Keseluruhan denyut nadi istirahat pada

naracoba dinyatakan normal karena berkisar antara 60 hingga 100. Denyut nadi

rata-rata data kelompok 4 adalah 91 denyut/menit.

Denyut nadi kerja pada data lebih tinggi dibandingkan denyut nadi istirahat.

Pada data hasil, denyut nadi kerja terendah yaitu 80 pada naracoba 4, sedangkan

denyut nadi tertinggi pada naracoba 8 (perempuan, 18 tahun), yaitu 136. Denyut

nadi kerja rata-rata data kelompok 4 adalah 115 denyut/menit.

Melalui perhitungan dari denyut nadi kerja, denyut nadi istirahat, dan denyut

nadi maksimal didapatkan persentase cardiovascular load. Persentase

cardiovascular load pada data menyatakan ada 3 naracoba yang dikategorikan

diperlukan perbaikan karena persentase hasil berada diantara 30% dan 60%,

sedangkan 13 naracoba lainnya dikategorikan tidak terjadi kelelahan karena

persentase hasil berada dibawah 30%.

Berdasarkan perhitungan perbandingan denyut nadi kerja pada kategori yang

ditentukan, didapatkan 2 naracoba dengan kategori light, 9 naracoba dengan

kategori moderate ,dan 5 naracoba dengan kategori heavy. Naracoba 4 dan 15

Page 21: Paper Cardiovascular Load

tergolong dalam kategori light, dengan denyut nadi kerja 70 dan 82 denyut/menit,

energy expenditure 1,4 dan 3,12 cal/menit, serta oxygen consumption sebesar 0,5

dan 0,62 liter/menit. Sedangkan, naracoba 1, 3, 6, 8, dan 13 tergolong kategori

heavy dengan rentang denyut nadi kerja 125 hingga 150 denyut/menit, energy

expenditure 7,5 hingga 10,0 cal/menit, serta oxygen consumption 1,5 hingga 2,0

liter/menit. Naracoba lainnya (2, 5, 7, 9, 10, 11, 12, 14) tergolong dalam

moderate. Naracoba yang tergolong dalam kategori heavy juga termasuk dalam

kategori diperlukan perbaikan pada persentase cardiovascular load. Hal tersebut

berarti, naracoba tersebut tidak cukup mampu melaksanakan kerja yang diberikan.

Sedangkan, naracoba yang tergolong light dan moderate merupakan naracoba

dengan kategori tidak terjadi kelelahan pada persentase cardiovascular sehingga

mampu melaksanakan kerja dan masih dapat diberi penambahan pada kerjanya.

Perhitungan reserve heart rate (RHR) pada data memiliki hasil yang beragam.

Pada data, RHR paling rendah adalah 99 pada naracoba 10, sedangkan RHR

paling tinggi adalah 138 pada naracoba 4. Dari perhitungan RHR dan denyut nadi

istirahat dapat ditemukan upper heart rate dan lower heart rate yang kemudian

akan didapatkan target heart rate. Semakin tinggi target heart rate menyatakan

semakin tinggi kemampuan kerja naracoba. Pada data kelompok 4, naracoba 3 dan

10 memiliki target heart rate tertinggi, yaitu 173, sedangkan naracoba dengan

target heart rate terendah adalah naracoba 4 dengan nilai 161.

5. Hasil Praktikum Workload Kelompok 5

Pada kelompok 5, rentang hasil pengukuran denyut nadi istirahat normal, yaitu

antara 60-107denyut/menit. Denyut nadi maksimal dari tiap anggota berkisar

antara 201 hingga 203 dikarenakan faktor usia, sedangkan denyut nadi kerja

berada di antara denyut nadi istirahat dan denyut nadi maksimal yaitu antara 100-

120. Melalui denyut nadi istirahat, denyut nadi kerja, dan denyut nadi maksimal,

ditemukan persentase cardiovascular load. Persentase cardiovascular load

terbagi atas 5 kategori, antara lain tidak terjadi kelelahan, diperlukan perbaikan,

kerja dalam waktu singkat, diperlukan tindakan segera, dan tidak diperbolehkan

beraktivitas. Pengukuran cardiovascular biasanya dilaksanakan untuk mengukur

kemampuan berkerja seseorang secara fisik.

Page 22: Paper Cardiovascular Load

Selain itu, melalui pengukuran denyut nadi kerja dapat ditentukan kategori

workload antara lain light, moderate, heavy, dan very heavy. Berdasarkan

perhitungan perbandingan akan ditemukan energy expenditure dan oxygen

consumption. Melalui denyut nadi maksimal dan denyut nadi istirahat akan

didapatkan reserve heart rate, upper heart rate, lower heart rate, dan target heart

rate.

Kelompok 5 terdiri atas 4 orang berjenis kelamin laki-laki dan 12 orang

berjenis kelamin perempuan. Usia pada data kelompok 5 beragam, terdiri atas 5

orang berusia 19 tahun, 1 orang berusia 17 tahun, dan 10 orang berusia 18 tahun.

Denyut nadi istirahat pada data kelompok 5 beragam dengan denyut nadi istirahat

terendah 66 denyut/menit pada naracoba laki-laki berusia 18 tahun (naracoba 3),

dan denyut nadi istirahat tertinggi pada naracoba perempuan 107 denyut/menit

berusia 19 tahun yang lainnya (naracoba 11), sehingga dapat disimpulkan denyut

nadi istirahat pada rentang usia yang rendah tidak begitu berpengaruh.

Keseluruhan denyut nadi istirahat pada 15 naracoba dinyatakan normal karena

berkisar antara 60 hingga 100 dan 1 naracoba memiliki denyut nadi istirahat di

atas 100. Tinggi rendahnya denyut nadi seseorang dapat dipengaruhi beberapa

factor diantaranya aktivitas fisik, kebugaran tubuh, suhu udara disekitar, posisi

tubuh, tingkat emosi. Denyut nadi rata-rata data kelompok 5 adalah 88

denyut/menit.

Denyut nadi kerja pada data lebih tinggi dibandingkan denyut nadi istirahat.

Pada data hasil, denyut nadi kerja terendah yaitu 100 pada naracoba 1 dan 7

(perempuan), sedangkan denyut nadi tertinggi pada 4 naracoba (perempuan) yaitu

120. Denyut nadi kerja rata-rata data kelompok 5 adalah 111 denyut/menit.

Melalui perhitungan dari denyut nadi kerja, denyut nadi istirahat, dan denyut

nadi maksimal didapatkan persentase cardiovascular load. Persentase

cardiovascular load pada data menyatakan ada 2 naracoba yang dikategorikan

diperlukan perbaikan karena persentase hasil berada diantara 30% dan 60%,

sedangkan 14 naracoba lainnya dikategorikan tidak terjadi kelelahan karena

persentase hasil berada dibawah 30%.

Berdasarkan perhitungan perbandingan denyut nadi kerja pada kategori yang

ditentukan, didapatkan 2 naracoba dengan kategori light dan 14 naracoba dengan

Page 23: Paper Cardiovascular Load

kategori moderate. Naracoba 1 dan 7 tergolong dalam kategori light, dengan

denyut nadi kerja masing- masing 100 denyut/menit, energy expenditure 5

cal/menit, serta oxygen consumption sebesar 1 liter/menit, naracoba lainnya

tergolong dalam moderate. Naracoba yang tergolong light dan moderate

merupakan naracoba dengan kategori tidak terjadi kelelahan pada persentase

cardiovascular sehingga mampu melaksanakan kerja dan masih dapat diberi

penambahan pada kerjanya.

Perhitungan reserve heart rate (RHR) pada data memiliki hasil yang beragam.

Pada data, RHR paling rendah adalah 94 pada naracoba 11, sedangkan RHR

paling tinggi adalah 136 pada naracoba 3. Dari perhitungan RHR dan denyut nadi

istirahat dapat ditemukan upper heart rate dan lower heart rate yang kemudian

akan didapatkan target heart rate. Semakin tinggi target heart rate menyatakan

semakin tinggi kemampuan kerja naracoba. Pada data kelompok 5, naracoba 11

memiliki target heart rate tertinggi, yaitu 173 sedangkan naracoba dengan target

heart rate terendah adalah naracoba 3 dengan nilai 161.

6. Hasil Total Praktikum Kelas Beta

Pada praktikum yang telah dilakukan ini, dibicarakan tentang Cardio

Vascular Load, dimana kita dapat menentukan penilaian beban kerja berdasarkan

denyut nadi kerja dan dapat menentukan waktu standar dengan metode fisiologi.

Denyut nadi untuk mengestimasiindex beban kerja fisik terdiri dari beberapa jenis

yang didefinisikan oleh GrandJean (1963) :

a. Denyut nadi istirahat adalah rerata denyut nadi sebelum pekerjaan dimulai

b. Denyut nadi kerja adalah rerata denyut nadi selama bekerja

c. Nadi kerja adalah selisih antara denyut nadi istirahat dan denyut nadi

kerja.

Pada data yang dilampirkan, terlihat bahwa rentang hasil pengukuran

denyut nadi istirahat, yaitu antara 60-107 denyut/menit. Denyut nadi maksimum

dari masing-masing mahasiswa berkisar antara 201 hingga 203 dikarenakan faktor

usia, sedangkan denyut nadi kerja berada di antara denyut nadi istirahat dan

denyut nadi maksimum yaitu antara 100-168. Melalui denyut nadi istirahat,

Page 24: Paper Cardiovascular Load

denyut nadi kerja, dan denyut nadi maksimal, ditemukan persentase

cardiovascular load. Persentase cardiovascular load terbagi atas 5 kategori,

antara lain tidak terjadi kelelahan, diperlukan perbaikan, kerja dalam waktu

singkat, diperlukan tindakan segera, dan tidak diperbolehkan beraktivitas.

Pengukuran cardiovascular biasanya dilaksanakan untuk mengukur kemampuan

berkerja seseorang secara fisik.

Selain itu, melalui pengukuran denyut nadi kerja dapat ditentukan

kategori workload antara lain light, moderate, heavy, dan very heavy. Berdasarkan

perhitungan perbandingan akan ditemukan energy expenditure dan oxygen

consumption. Melalui denyut nadi maksimal dan denyut nadi istirahat akan

didapatkan reserve heart rate, upper heart rate, lower heart rate, dan target heart

rate.

Kelas Beta terdiri atas 19 orang berjenis kelamin laki-laki dan 57 orang

berjenis kelamin perempuan. Usia anak kelas Beta beragam, terdiri atas 14 orang

berusia 19 tahun, 14 orang berusia 17 tahun, dan 3 orang berusia 16 tahun, 45 dan

orang berusia 18 tahun. Denyut nadi istirahat pada anak kelas beta beragam

dengan denyut nadi istirahat terendah 65 denyut/menit pada naracoba perempuan

berusia 18 tahun (naracoba 45), dan denyut nadi istirahat tertinggi pada naracoba

perempuan 107 denyut/menit berusia 19 tahun (naracoba 72), sehingga dapat

disimpulkan denyut nadi istirahat pada rentang usia yang rendah tidak begitu

berpengaruh. Keseluruhan denyut nadi istirahat pada anak kelas beta dengan 76

naracoba dinyatakan normal karena berkisar antara 60 hingga 100 dan 3 naracoba

memiliki denyut nadi istirahat di atas 100. Tinggi rendahnya denyut nadi

seseorang dapat dipengaruhi beberapa faktor diantaranya aktivitas fisik,

kebugaran tubuh, suhu udara disekitar, posisi tubuh, tingkat emosi.

Denyut nadi kerja pada data lebih tinggi dibandingkan denyut nadi

istirahat. Pada data hasil, denyut nadi kerja terendah yaitu 80 denyut/menit pada

naracoba 1,4,22 dan 45 (perempuan) dengan rata-rata berusia 18 tahun, sedangkan

denyut nadi tertinggi pada naracoba 14 (perempuan) yaitu 168 denyut/menit.

Melalui perhitungan dari denyut nadi kerja, denyut nadi istirahat, dan

denyut nadi maksimal didapatkan persentase cardiovascular load. Persentase

cardiovascular load pada data menyatakan ada 10 naracoba yang dikategorikan

Page 25: Paper Cardiovascular Load

diperlukan perbaikan karena persentase hasil berada diantara 30% dan 60%,

sedangkan 65 naracoba lainnya dikategorikan tidak terjadi kelelahan karena

persentase hasil berada dibawah 30%. Ada juga 1 naracoba yang dikategorikan

kerja dalam waktu singkat karena persentase hasil berada diatas 60%.

Berdasarkan perhitungan perbandingan denyut nadi kerja pada kategori

yang ditentukan, didapatkan 26 naracoba dengan kategori light, 42 naracoba

dengan kategori moderate, 7 naracoba dengan kategori heavy, dan 1 naracoba

dengan kategori verry heavy. Naracoba yang tergolong light dan moderate

merupakan naracoba dengan kategori tidak terjadi kelelahan pada persentase

cardiovascular sehingga mampu melaksanakan kerja dan masih dapat diberi

penambahan pada kerjanya.

Perhitungan reserve heart rate (RHR) pada data memiliki hasil yang

beragam. Pada data, RHR paling rendah adalah 94 pada naracoba 72 (perempuan)

dengan usia 19 tahun, sedangkan RHR paling tinggi adalah 137 pada naracoba 45

(perempuan). Dari perhitungan RHR dan denyut nadi istirahat dapat ditemukan

upper heart rate dan lower heart rate yang kemudian akan didapatkan target

heart rate. Semakin tinggi target heart rate menyatakan semakin tinggi

kemampuan kerja naracoba. Pada data kelas Beta, naracoba 17 (perempuan)

memiliki target heart rate tertinggi, yaitu 199 sedangkan naracoba dengan target

heart rate terendah adalah naracoba 18 (perempuan) dengan nilai 144.

Page 26: Paper Cardiovascular Load

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum mengenai Fisiologi, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Jadi pengaruh yang ditimbulkan oleh pembebanan kerja terhadap tubuh

selama manusia melakukan aktivitas kerja yaitu kelelahan yang

menyebabkan denyut nadi meningkat.

2. Fisiologi kerja merupakan suatu studi tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja dan kelelahan selama otot bekerja.

3. Berdasarkan hasil dari klasifikasi pada anak kelas beta dengan 76

naracoba dinyatakan normal karena berkisar antara 60 hingga 100 dan 3

naracoba memiliki denyut nadi istirahat di atas 100, maka melalui

perhitungan data tersebut didapatkan persentase cardiovascular load yang

menyatakan 86% dikatagori tidak terjadi kelelahan, 13% dikatagori

diperlukan perbaikan dan 1% dikatagori kerja dalam waktu singkat dengan

katagori workload light dan moderate yang masuk didalam kategori tidak

terjadi kelelahan pada persentase cardiovascular. Brdasarkan tabel dapat

disimpulkan semakin tinggi target heart rate menyatakan semakin tinggi

kemampuan kerja sehingga mampu melaksanakan kerja dan masih dapat

diberi penambahan pada kerjanya.

4. Salah satu faktor yang menyebabkan perlu adanya suatu perbaikan dan

diperlukan tindakan segera yaitu kondisi kebugaran badan yang sedang

menurun yang mungkin karena asupan makanan yang relatif sedikit, atau

aktivitas yang dilakukan sebelumnya cukup melelahkan sehingga tenaga

yang yang dikeluarkan merupakan sisa dari pekerjaan sebelumnya.

5. Tekanan suhu lingkungan pada saat itu tidak terlalu tinggi sehingga tidak

memberikan beban kerja yang cukup besar. Solusi untuk mengatasi yang

mendapatkan hasil diperlukan adanya suatu  perbaikan, seperti dengan

dilakukan olahraga secara bertahap agar kerja jantung dapat lebih baik

Page 27: Paper Cardiovascular Load

Saran

1) Alat-alat maupun tempat pelaksanaan praktikum sebaiknya dilengkapi untuk

peningkatan kualitas praktikum fisiologis selanjutnya.

2) Pastikan praktikan dalam keadaan fit untuk melakukan praktikum.

3) Dalam pelaksanaan praktikum sebaiknya dilaksanakan lebih tertib dan tepat

waktu, dimulai dari mahasiswanya maupun dosen pembimbingnya.

Page 28: Paper Cardiovascular Load

LAMPIRAN

1. Tabel Hasil Praktikum Kelompok 1

*Hasil perhitungan dibulatkan sehingga angka dibelakang koma tidak ada, kecuali

pada energy expenditure, oxygen consumption, dan % CVL

Keterangan : JK = Jenis Kelamin HR =Heart Rate

L = Laki-laki CVL =Cardiovaskular Load

P = Perempuan EE =Energy Expenditure

RHR = Reserve Heart Rate UL =Upper Limit

Page 29: Paper Cardiovascular Load

LL = Lower Limit THR =Target Heart Limit

2. Tabel Hasil Praktikum Kelompok 2

*Hasil perhitungan dibulatkan sehingga angka dibelakang koma tidak ada, kecuali

pada energy expenditure, oxygen consumption, dan % CVL

Keterangan : JK = Jenis Kelamin HR =Heart Rate

L = Laki-laki CVL =Cardiovaskular Load

P = Perempuan EE =Energy Expenditure

RHR = Reserve Heart Rate UL =Upper Limit

LL = Lower Limit THR =Target Heart Limit

Page 30: Paper Cardiovascular Load

3. Tabel Hasil Praktikum Kelompok 3

*Hasil perhitungan dibulatkan sehingga angka dibelakang koma tidak ada, kecuali

pada energy expenditure dan oxygen consumption

Keterangan : JK = Jenis Kelamin HR =Heart Rate

L = Laki-laki CVL =Cardiovaskular Load

P = Perempuan EE =Energy Expenditure

RHR = Reserve Heart Rate UL =Upper Limit

LL = Lower Limit THR =Target Heart Limit

Page 31: Paper Cardiovascular Load

4. Tabel Hasil Praktikum Kelompok 4

*Hasil perhitungan dibulatkan sehingga angka dibelakang koma tidak ada, kecuali

pada energy expenditure dan oxygen consumption

Keterangan : JK = Jenis Kelamin HR =Heart Rate

L = Laki-laki CVL =Cardiovaskular Load

P = Perempuan EE =Energy Expenditure

RHR = Reserve Heart Rate UL =Upper Limit

LL = Lower Limit THR =Target Heart Limit

Page 32: Paper Cardiovascular Load

5. Tabel Hasil Praktikum Kelompok 5

*Hasil perhitungan dibulatkan sehingga angka dibelakang koma tidak ada, kecuali

pada energy expenditure dan oxygen consumption

Keterangan : JK = Jenis Kelamin HR =Heart Rate

L = Laki-laki CVL =Cardiovaskular Load

P = Perempuan EE =Energy Expenditure

RHR = Reserve Heart Rate UL =Upper Limit

LL = Lower Limit THR =Target Heart Limit

Page 33: Paper Cardiovascular Load

DAFTAR PUSTAKA

Adiputra, N. 2002. Denyut Nadi dan Kegunaannya dalam Ergonomi. Jurnal

Ergonomi Indonesia 3: 22-26

Staf Fisiologi Kedokteran. 2015. Buku Penuntun Praktikum Fisiologi.

Palembang :Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya