BAB I PENDAHULUAN Mandibula merupakan bagian tulang yang paling rentan mengalami fraktur pada trauma facialis. Hal ini dapat disebabkan karena posisinya yang menonjol dan merupakana sasaran pukulan dan benturan. Trauma pada umumnya diderita pada laki-laki dibandingkan perempuan pada usia 20-30 tahun. Diluar negeri kebanyakan kejadian trauma facialis meningkat pada musim panas. Mandibula tersusun dari dua bagian keping yaitu keping luar yang tebal dan keping dalam yang dipisahkan oleh tulang medulla trabekularis. Dari keseluruhan struktur mandibula, bagian yang terlemah adalah daerah sub kondilar, angulus mandibula dan region mentalis. Fraktur subkondilar banyak dijumpai pada anak-anak sedangkan fraktur angulus sering dijumpai pada remaja dan dewasa muda. Pada prinsipnya ada dua cara penatalaksanaan fraktur mandibula, yaitu cara tertutup atau disebut juga perawatan konservatif dan cara terbuka yang ditempuh dengan cara pembedahan. Pada teknik tertutup imobilisasi dan reduksi fraktur dicapai dengan penempatan peralatan fiksasi maksilomandibular. Pada prosedur terbuka bagian yang mengalami fraktur di buka dengan pembedahan dan segmen fraktur direduksi serta difiksasi secara langsung dengan menggunakan kawat/plat yang disebut dengan wire atau plate osteosynthesis. Kedua teknik ini tidak selalu dilakukan tersendiri tetapi kadang-kadang diaplikasikan bersama atau disebut dengan prosedur kombinasi. Pada penatalaksanaan Page 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
Mandibula merupakan bagian tulang yang paling rentan mengalami fraktur pada trauma
facialis. Hal ini dapat disebabkan karena posisinya yang menonjol dan merupakana sasaran
pukulan dan benturan. Trauma pada umumnya diderita pada laki-laki dibandingkan perempuan
pada usia 20-30 tahun. Diluar negeri kebanyakan kejadian trauma facialis meningkat pada
musim panas.
Mandibula tersusun dari dua bagian keping yaitu keping luar yang tebal dan keping
dalam yang dipisahkan oleh tulang medulla trabekularis. Dari keseluruhan struktur mandibula,
bagian yang terlemah adalah daerah sub kondilar, angulus mandibula dan region mentalis.
Fraktur subkondilar banyak dijumpai pada anak-anak sedangkan fraktur angulus sering dijumpai
pada remaja dan dewasa muda.
Pada prinsipnya ada dua cara penatalaksanaan fraktur mandibula, yaitu cara tertutup atau
disebut juga perawatan konservatif dan cara terbuka yang ditempuh dengan cara pembedahan.
Pada teknik tertutup imobilisasi dan reduksi fraktur dicapai dengan penempatan peralatan fiksasi
maksilomandibular. Pada prosedur terbuka bagian yang mengalami fraktur di buka dengan
pembedahan dan segmen fraktur direduksi serta difiksasi secara langsung dengan menggunakan
kawat/plat yang disebut dengan wire atau plate osteosynthesis. Kedua teknik ini tidak selalu
dilakukan tersendiri tetapi kadang-kadang diaplikasikan bersama atau disebut dengan prosedur
kombinasi. Pada penatalaksanaan fraktur mandibula selalu diperhatikan prinsip-prinsip dental
dan ortopedik sehingga daerah yang mengalami fraktur akan kembali / mendekati posisi
anatomis sebenarnya dan fungsi mastikasi yang baik.
Page 1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi
Mandibula merupakan tulang yang besar dan paling kuat pada daerah muka. Dibentuk
oleh dua bagian simetris yang mengadakan fusi dalam tahun pertama kehidupan. Tulang ini
terdiri dari korpus, yaitu suatu lengkungan tapal kuda dan sepasang ramus yang pipih dan lebar
yang mengarah keatas pada bagian belakang dari korpus. Pada ujung dari masing-masing ramus
didapatkan dua buah penonjolan disebut prosesus kondiloideus dan prosesus koronoideus.
Prosessus kondiloideus terdiri dari kaput dan kolum. Permukaan luar dari korpus mandibula pada
garis median, didapatkan tonjolan tulang halus yang disebut simfisis mentum yang merupakan
tempat pertemuan embriologis dari dua buah tulang.
Bagian korpus mandibula membentuk tonjolan disebut prosesus alveolaris yang
mempunyai 16 buah lubang untuk tempat gigi. Bagian bawah korpus mandibula mempunyai tepi
yang lengkung dan halus. Pada pertengahan korpus mandibula kurang lebih 1 nchi dari simfisis
didapatkan foramen mentalis yang dilalui oleh vasa dan nervus mentalis. Permukaan dalam dari
korpus mandibula cekung dan didapatkan linea milohiodea yang merupakan origo m. Milohioid.
Angulus mandibula adalah pertemuan antara tepi belakang ramus mandibula dan tepi bawah
korpus mandibula. Angulus mandibula terletak subkutan dan mudah diraba pada 2-3 jari
dibawah lobulus aurikularis.
Secara keseluruhan tulang mandibula ini berbentuk tapal kuda melebar di belakang,
memipih dan meninggi pada bagian ramus kanan dan kiri sehingga membentuk pilar, ramus
membentuk sudut 1200 terhadap korpus pada orang dewasa. Pada yang lebih muda sudutnya
lebih besar dan ramusnya nampak lebih divergens.
Dari aspek fungsinya, merupakan gabungan tulang berbentuk L bekerja untuk
mengunyah dengan dominasi (terkuat) m. Temporalis yang berinsersi disisi medial pada ujung
prosesus koronoideus dan m. Masseter yang berinsersi pada sisi lateral angulus dan ramus
mandibula. M. Pterigodeus medial berinsersi pada sisi medial bawah dari ramus dan angulus
mandibula. M masseter bersama m temporalis merupakan kekuatan untuk menggerakkan
mandibula dalam proses menutup mulut. M pterigoideus lateral berinsersi pada bagian depan
kapsul sendi temporo-mandibular, diskus artikularis berperan untuk membuka mandibula. Fungsi
m pterigoid sangat penting dalam proses penyembuhan pada fraktur intrakapsuler.
Page 2
Pada potongan melintang tulang mandibula dewasa level molar II berbentuk seperti ”U”
dengan komposisi korteks dalam dan korteks luar yang cukup kuat. Ditengahnya ditancapi oleh
akar-akar geligi yang terbungkus oleh tulang kanselus yang membentuk sistem haversian
(osteons) diantara dua korteks tersebut ditengahnya terdapat kanal mandibularis yang dilewati
oleh syaraf dan pembuluh darah yang masuk dari foramen mandibularis dan keluar kedepan
melalui foramen mentalis.
Lebar kanalis mandibula tersebut sekitar 3 mm ( terbesar) dan ketebalan korteks sisi
bukal yang tertipis sekitar 2.7mm sedang pada potongan level gigi kaninus kanalnya berdiameter
sekitar 1mm dengan ketebalan korteks sekitar 2.5-3mm. Posisis jalur kanalis mandibula ini perlu
diingat dan dihindari saat melakukan instrumentasi waktu reposisi dan memasang fiksasi interna
pada fraktur mandibula.
Gb. 2.1 anatomi tulang mandibula
Mandibula mendapat nutrisi dari arteri alveolaris inferior yang merupakan cabang
pertama dari arteri maxillaris yang masuk melalui foramen mandibula bersama vena dan nervus
alveolaris inferior berjalan dalam kanalis alveolaris. Arteri alveolaris inferior memberi nutrisi ke
gigi-gigi bawah serta gusi sekitarnya kemudian di foramen mentalis keluar sebagai a. Mentalis.
Sebelum keluar dari foramen mentalis bercabang menuju incisivus dan berjalan sebelah anterior
ke depan didalam tulang. Arteri mentalis beranastomosis dengan arteri facialis, arteri
submentalis dan arteri labii inferior. Arteri submentalis dan arteri labii inferior merupakan
cabang dari arteri facialis. Arteri mentalis memberi nutrisi ke dagu. Aliran darah balik dari
mandibula melalui vena alveolaris inferior ke vena facialis posterior. Daerah dagu mengalirkan
darah ke vena submentalis, yang selanjutnya mengalirkan darah ke vena facialis anterior. Vena
Page 3
facialis anterior dan vena facialis posterior bergabung menjadi vena fascialis communis yang
mengalirkan darah ke vena jugularis interna.
Biomekanik Mandibula
Mandibula memiliki mobilitas dan gaya yang sangat banyak, sehingga dalam melakukan
penanganan fraktur mandibula harus benar-benar diperhatikan biomekanik yang terjadi. Gerakan
mandibula dipengaruhi oleh empat pasang otot yang disebut otot-otot pengunyah, yaitu otot
masseter, temporalis, pterigoideus lateralis dan medialis. Otot digastricus bukan termasuk otot
pengunyah tetapi mempunyai peranan yang penting dalam fungsi mandibula.
Pada waktu membuka mulut, maka yang berkontraksi adalah m. Pterigoideus lateralis
bagian inferior, disusul m pterigoideus lateralis bagian superior ( yang berinsersi pada kapsul
sendi) saat mulut membuka lebih lebar. Sedangkan otot yang berperan untuk menutup mulut
adalah m. Temporalis dan masseter dan diperkuat lagi oleh m. Pterigoideus medialis. Kekuatan
dinamis dari otot pengunyah orang dewasa pada gigi seri ± 40kg, geraham ±90kg, sedang
kekuatan menggigit daerah incisivus ±10kg, molar ±15 kg.
Fraktur Mandibula
1. Definisi
Fraktur didefinisikan sebagai deformitas linear atau terjadinya diskontinuitas tulang yang
disebabkan oleh rudapaksa. Fraktur dapat terjadi akibat trauma langsung maupun tidak langsung
atau karena proses patologis. Fraktur mandibula dapat terjadi pada bagian korpus, angulus,
ramus maupun kondilus.
2. Etiologi
Fraktur akibat trauma dapat terjadi akibat, kecelakaan lalulintas (43%), perkelahian (34%)
kecelakaan kerja(7%), olahraga (4%), dan sebab lain (5%) seperti luka tembak, jatuh ataupun
trauma saat pencabutan gigi. Fraktur patologis dapat terjadi karena kekuatan tulang berkurang
akibat adanya kista, tumor jinak atau ganas rahang, osteogenesis imperfecta, osteomyelitis,
osteomalacia, atrofi tulang secara menyeluruh atau osteoporosis nekrosis atau metabolic bone
disease. Akibat adanya proses patologis tersebut, fraktur dapat terjadi secara spontan seperti
waktu bicara, makan atau mengunyah.
3. Patofisiologi
Page 4
Mandibula merupakan tulang yang kuat, tetapi pada beberapa tempat dijumpai adanya bagian
yang lemah. Daerah korpus mandibula terutama terdiri dari tulang kortikal yang padat dengan
sedikit substansi spongiosa sebagai tempat lewatnya pembuluh darah dan pembuluh limfe.
Daerah yang tipis pada mandibula adalah angulus dan sub condylus sehingga bagian ini
termasuk bagian yang lemah dari mandibula. Selain itu titik lemah juga didapatkan pada foramen
mentale, angulus mandibula tempat gigi molar III terutama yang erupsinya sedikit, kolum
kondilus mandibula terutama bila trauma dari depan langsung mengenai dagu maka gayanya