0 JADWAL PRAKTIKUM TANGGAL ACARA Sabtu, 12 September 2015 Pendahuluan dan kontrak pembelajaran Sabtu, 19 September 2015 Bentuk dan ukuran sel Sabtu, 26 September 2015 Bagian di dalam sel Sabtu, 3 Oktober 2015 Sel epidermis dan derivatnya Sabtu, 10 Oktober 2015 Jaringan meristem, parenkim, kolenkim dan sklerenkim Sabtu, 17 Oktober 2015 Organ vegetatif, biji dan buah Sabtu, 24 Oktober 2015 Ujian Tengah Semester 31 Oktober – 21 November 2015 Topik khusus Sabtu, 28 November 2015 Presentasi kelompok Sabtu, 5 Desember 2015 Presentasi kelompok Sabtu, 12 Desember 2015 Ujian Akhir Semester RANGKAIAN ACARA SETIAP PRAKTIKUM WAKTU ACARA ……. – 07.00 Pengumpulan jurnal praktikum 07.00 – 07.10 Doa dan membaca Al Qur’an 07.10 – 07.25 Presentasi review jurnal dan diskusi 07.25 – 07.30 Persiapan praktikum 07.30 - 08.55 Praktikum 08.55 – 09.00 Penutupan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
0
JADWAL PRAKTIKUM
TANGGAL ACARA
Sabtu, 12 September 2015 Pendahuluan dan kontrak pembelajaran
Sabtu, 19 September 2015 Bentuk dan ukuran sel
Sabtu, 26 September 2015 Bagian di dalam sel
Sabtu, 3 Oktober 2015 Sel epidermis dan derivatnya
Sabtu, 10 Oktober 2015 Jaringan meristem, parenkim, kolenkim dan
sklerenkim
Sabtu, 17 Oktober 2015 Organ vegetatif, biji dan buah
Sabtu, 24 Oktober 2015 Ujian Tengah Semester
31 Oktober – 21 November 2015 Topik khusus
Sabtu, 28 November 2015 Presentasi kelompok
Sabtu, 5 Desember 2015 Presentasi kelompok
Sabtu, 12 Desember 2015 Ujian Akhir Semester
RANGKAIAN ACARA SETIAP PRAKTIKUM
WAKTU ACARA
……. – 07.00 Pengumpulan jurnal praktikum
07.00 – 07.10 Doa dan membaca Al Qur’an
07.10 – 07.25 Presentasi review jurnal dan diskusi
07.25 – 07.30 Persiapan praktikum
07.30 - 08.55 Praktikum
08.55 – 09.00 Penutupan
1
PERTEMUAN 1
BENTUK DAN UKURAN SEL
1. Tujuan
Mengetahui bentuk dan ukuran sel pada beberapa jenis tumbuhan
2. Dasar teori
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti
biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel
dapat berfungsi secara autonom. Dalam jenjang organisasi biologis sel merupakan kumpulan
materi sederhana yang dapat hidup.
Sel dibedakan atas dua macam yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Sel prokariot
adalah sel yang tidak memiliki membran inti jadi materi yang ada di dalam initi sel, tersebar di
seluruh bagian sel. Sel eukariot adalah sel yang memiliki membran inti sehingga dapat
dibedakan antara inti sel dan bagian organel sel. Sekelompok sel dapat tersusun secara
kompak maupun renggang. Variasi jumlah, ukuran dan struktur sel dapat dijumpai pada
kelompok tumbuhan tergantung pada jenis tumbuhan dan kondisi fisiologi dari tumbuhan
tersebut.
3. Alat
a. Mikroskop
b. Pipet tetes
c. Kaca objek
d. Kaca penutup
e. Kuas halus
f. Jarum preparat
g. Silet
4. Bahan
a. Batang Manihot utilisima (singkong)
b. Rambut biji Gossypium sp. (kapas)
c. Rambut buah Ceiba pentandra (kapuk randu)
d. Buah dan tangkai daun Carica papaya (pepaya)
5. Cara kerja
a. Pembuatan preparat
- Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
- Sayat melintang bahan-bahan dengan menggunakan silet setipis mungkin
- Letakkan hasil sayatan pada kaca objek
- Tutup dengan menggunakan kaca penutup
2
- Amati di bawah mikroskop
b. Pengamatan preparat
- Singkong
Amati dan gambar bentuk beberapa sel-sel serta ruang kosong pada sayatan
melintang singkong
- Kapas
Perhatikan dan gambar sel yang berbentuk rambut panjang dan memmbentuk
puntiran (torsi). Perhatikan juga adanya ruang kosong yang terdapat pada
rambut biji kapas.
- Kapuk randu
Amati dan gambar sel yang berbentuk rambut panjang dan adanya ruang udara
di dalam sel
- Pepaya
Perhatikan dan gambar sel-sel yang berukuran besar dan adanya ruang udara di
dalam sel buah pepaya
c. Pengamatan ukuran sel
Tentukan beberapa sel yang utuh, kemudian ukur dengan menggunakan
micrometer yang tertera pada lensa okuler pada mikroskop.
3
PERTEMUAN 2
BAGIAN-BAGIAN DI DALAM SEL
1. Tujuan
Mengamati bagian-bagian yang hidup dalam sel
Mengetahui zat ergastik yang terdapat di dalam sel
2. Landasan teori
Sel terdiri dari dua komponen utama yaitu protoplast dan dinding sel.
Protoplast merupakan seluruh bagian yang terdapat di dalam sel, sedangkan dinding
sel merupakan bagian yang mengelilingi sel dan berfungsi dalam melindungi isi sel.
Protoplast didefinisikan sebagai isi sel yang hidup. Protoplast dapat dibagi
menjadi sitoplasma dan nukleus. Sitoplasma meliputi reticulum endoplasma,
diktiosom, mitokondria, plastid, mikrobodi, ribosom, vakuola dan zat ergastik.
Gambar 1. Bagian umum sel tumbuhan lengkap dengan isi protoplasma (Rudall 2007).
Zat ergastik merupakan bahan-bahan yang termasuk ke dalam non
protoplasma, baik organik maupun organik. Zat ergastik merupakan hasil dari
metabolisme yang tidak terpakai atau cadangan makanan. Dewasa ini senyawa
ergastik telah diketahui memiliki rasa yang pahit kurang enak sehingga dapat
digunakan sebagai senyawa pertahanan dan pemelihara sel.
Beberapa tipe zat ergastik antara lain pati (endosperm biji jagung, umbi akar
ketela pohon, sagu dari batang pohon sagu Metroxylon sagu dan pati irut Maranta
arundinacea), protein (pada biji kacang-kacangan), lipid (termasuk minyak, lemak dan
malam), senyawa kristal (kristal pasir pada Sambucus nigra, rafida pada Arenga,
Agave dan kristal stiloid pada famili Liliaceae, Iridacea dan Agavaceae).
4
Zat ergastik dapat bersifat cair dan bersifat padat. Zat ergastik dapat bersifat
cair antara lain:
1. cairan sel (cell sap) yang terdapat dalam rongga-rongga vakuola.
Persenyawaan-persenyawaan yang terdapat dalam cairan sel antara lain: air,
asam-asam organik, karbohidrat, tanin, antosianin, asparagin dan glutamin.
2. minyak dan lemak,
Zat-zat minyak dan lemak terutama banyak terdapat pada biji tumbuh-
tumbuhan golongan spermatophyta dengan kadar minyak dan lemak merupakan
cadangan yang nilai kalorinya demikian besar dibandingkan dengan karbohidrat dan
protein. Beberapa tumbuhan dengan kadar minyak dan lemak yang tinggi antara lain:
buah kelapa (Cocos nucifera), biji kacang tanah (Arachis hypogaea). Sedang dalam
sel-sel yang banyak mengandung air, zat-zat ini berwujud sebagai tetes-tetes minyak
dalam vakuolanya, sehingga disebut vakuola minyak atau vakuola minyak.
3. minyak eteris dan damar.
Dalam sel tumbuh-tumbuhan terdapat pula sejenis minyak yang mudah
menguap, seperti halnya minyak eteris, akibat dan pengaruhnya dapat kita rasakan
sebagai rasa pedas pada lombok (Capsicum anuum), rasa nyereng pada kulit jeruk
(Citrus spp.), bau harum pada melati dan kenanga, atau tercium bau merangsang pada
pinus. Kesemuanya dikarenakan penguapan minyak yang menguap termasuk ke dalam
rangkaian isoprene, seperti misalnya minyak sereh, minyak kayu putih ataupun
minyak mawar.
Benda-benda non protoplasmik dalam sel yang bersifat padat lazimnya berbentuk
butiran atau kristal sebagai hasil akhir metabolisme (pertukaran zat) dalam tumbuhan.
beberapa bentuk zat ergastik yang berbentuk padat antara lain:
1. Kristal Ca-Oksalat
Biasa ditemukan pada sel korteks, akan tetapi tidak jarang ditemukan pada sel-
sel parenkim floem dan parenkim xylem. Kristal-kristal ini terdapt dalam vakuola dari
sel atau dalam plasma selnya. Sel-sel ini biasanya memiliki dinding sel yang bergabus.
Kristal-kristal ini dapat berbentuk, (1) kristal dengan bentuk prisma teratur seperti
yang ditemukan dalam sel-sel bawah epidermis dari daun jeruk, (2) bentuk jarum
terdapat dalam daun Mirabilis jalapa, (3) bentuk butir-butiran kecil seperti yang
ditemukan pada daun dan tangkai bayam (Amaranthus sp), (4) bentuk rafida (kristal
bentuk jarum yang letaknya sejajar satu dengan yang lain, biasanya terdapat sel-sel
parenkim dari jaringan yang lunak) misalnya terdapat pada endocarp buah aren
(Arenga pinnata), yang menimbulkan rasa gatal kalau tersinggung atau termakan, (5)
5
kristal bentuk kelenjar atau druse misalnya bentuk bintang, bulat atau bentuk-bentuk
yang lain seperti yang ditemukan pada pepaya.
2. Kristal anorganik
Kristal anorganik yang dimaksud berupa silikat, yang terdapat pada sel
tumbuhan jenis bambu dan rumput-rumputan terutama pada sel epidermisnya. Silikat
merupakan penebalan dinding sel sehingga menyebabkan daun menjadi keras dan
kaku yang berperan untuk menjaga dari gangguan dari luar. Di dalam sel silikat
terdapat sistolit, akan tetapi jarang berbentuk kristal, melainkan bentuk khusus seperti
sarang lebah. Sel-sel yang mengandung sistolit lazimnya disebut litosis.
3. Butiran amilum
Benda-benda nonprotoplasmik ini dalam sel dibentuk oleh plastida-plastida,
diantaranya amiloplas dan kloroplas. Tepung-tepung yang dibentuk oleh kloroplas
disebut tepung asimilasi, sedangkan yng dibentuk oleh amiloplas disebut tepung
cadangan pada alat-alat penyimpan cadangan makanan seperti akar, umbi biji dan
lain-lainnya. Macam-macam tepung dapat dibedakan berdasarkan letak hilus (titik
permulaan terbentuknya butir tepung) dalam butir-butir tepung. Hilum adalah titik
inisial, sedangkan lamella merupakan garis-garis halus yang mengelilingi hilus. Dua
macam butir-butir tepung, yaitu (1) tipe konsentris contohnya pada Manihot utilissima
dan (2) eksentris pada solanum tuberosum.
3. Alat
a. Mikroskop
b. Pipet tetes
c. Kaca objek
d. Kaca penutup
e. Kuas halus
f. Jarum preparat
g. Silet
4. Bahan
a. Rhoeo discolor (adam hawa)
b. Spyrogyra sp.
c. Biji Zea mays (jagung)
d. Batang Sambucus nigra
e. Tuber Solanum tuberosum (kentang)
f. Batang Begonia sp.
g. Umbi Ipomoea batatas
6
5. Cara Kerja
a. - Buatlah preparat pada masing-masing bahan
- Amati dan gambar lipatan-lipatan (lamela) pada dinding dan bagian dalam sel
terjadinya sirkulasi pada protoplasma.
- Perhatikan dan gambar kloroplas yang berbentuk spiral dan bagian nukleus
yang tampak jelas di antara gulungan kloroplas
b. Biji jagung
- Sayat biji jagung dan amati strukturnya (lapisan perikarpium, lapisan sebelah
dalam kulit biji/spermoderm, jaringan endosperma dengan lapisan aleuron dan
amayi butir-butir amilum dalam sel-sel endossperm
c. Batang Sambucus nigra.
- Sayat batang dan amati bentuk kristal pasir serta kelimpahannya.
d. Umbi kentang
- Sayat umbi kentang di dalam air kemudian amati: sel berbentuk segi banyak
dan laeuron di dalamnya, letak hilumnya, dan termasuk biji tunggal atau
majemuk.
e. Begonia sp.
Sayat batang Begonia sp. dan amati kristal-kristal yag terdapat pada sel-sel korteks
batang dan amati bentuk pasir (majemuk atau piramida).
7
PERTEMUAN 3
PEMBELAHAN SEL DAN KROMOSOM
1. Tujuan
Mengetahui tahapan pembelahan sel somatis pada sel tumbuhan
Mengetahui ukuran, bentuk dan jumlah kromosom pada tumbuhan
2. Landasan Teori
Pembelahan sel somatis terjadi secara mitosis menyebabkan sel membelah
menjadi dua bagian yang identik. Pada akhir pembelahan, masing-masing sel memiliki
kromosom yang sama besar dan jumlahnya. Dengan demikian, bagian-bagian
(masing-masing inti anak) akan memiliki sifat-sifat yang sama dengan induk. Satu
siklus pembelahan sel secara mitosis meliputi: tahap interphase (pemulaan), profase,
metaphase, anaphase, dan telofase. Dalam satu siklus pembelahan sel, masing-masing
jenis tumbuhan memiliki waktu yang berbeda, sehingga dalam pengambilan akar
sangat penting.
3. Alat
a. Mikroskop h. botol film
b. Pipet tetes i. waterbath
c. Kaca objek j. pensil dan penghapus
d. Kaca penutup
e. Kuas halus
f. Jarum preparat
g. Silet
4. Bahan
a. Akar Allium cepa (Bawang merah)
5. Cara Kerja
Pengamatan tahapan dalam pembelahan
a. Persiapan
- Tanam beberapa siung bawang merah di dalam polybag
- Siram tiap pagi atau sore selama ± 5 hari
b. Ambil beberapa akar bawang yang muda
c. Potong pada bagian ujung akar sepanjang 2-3 cm
d. Iris setipis mungkin kemudian letakkan pada objek preparat
e. Tetesi dengan menggunakan pewarna orseto-carmine
f. Tutup dengan menggunakan cover glass
8
g. Amati di bawah mikroskop mulai pada pembesaran terkecil hingga perbesaran
40X10
h. Gambar bentuk sel, ukuran sel dan bagian inti selnya
i. Tentukan fase/tahapan yang sedang terjadi sel tersebut
Pengamatan sitologi
1. Individu yang telah ditumbuhkan selanjutnya dipotong pada bagian akar.
2. Ujung akar sepanjang 1 cm dimasukkan ke dalam botol berisi 8-Hydroxyquinolin
0.002 M dan disimpan selama 24 jam pada suhu 20oC.
3. Selanjutnya ujung akar difiksasi dengan asam asetat 45% selama 10 menit.
4. Akar dipindahkan ke dalam larutan HCL 1 N : asam asetat 45% (3:1) pada suhu 600C
selama 2 – 2.5 menit.
5. Pewarnaan akar menggunakan orcein 2%.
6. Ujung akar dipotong sepanjang 1-2 mm, kemudian diletakkan di atas gelas objek dan
ditutup dengan gelas penutup dengan media orcein 2%.
7. Selanjutnya ujung akar dipijit atau dipukul-pukul halus dengan pinset dan dipanaskan.
8. Preparat diamati dengan mikroskop Olympus CX31, sel terpilih diamati dengan
perbesaran 40X10. Kromosom dihitung dengan perbesaran 100X10.
(Manton (1950) dimodifikasi oleh Darnedi (1991)).
9
PERTEMUAN 4
SEL EPIDERMIS DAN DERIVATNYA
1. Tujuan
Mengetahui macam-macam bentuk sel epidermis dan derivatnya pada berbagai macam
tumbuhan
2. Landasan Teori
Sel epidermis merupakan lapisan terluar yang fungsi sebagai lapisan pelindung dan
melawan kerusakan fisik dan serangan patogen. Namun, sel epidermis sering kali memiliki
ciri dan fungsi khusus yang berkaitan dengan fungsi organ yang ditutupinya. Pada beberapa
jenis tumbuhan, jaringan epidermis berkembang dan mengalami modifikasi, misalnya sel
rambut akar, sel penutup pada stomata, dan spina. Pada beberapa genus, sel epidermis dengan
rambut akar menyekresi lendir membentuk lapisan lendir. Beberapa bentuk dan tipe sel
epidermis dapat dilihat pada gambar 4.1.
Gambar 4.1. Permukaan daun pada beberapa spesies monokotil. (a). Phanaris