PANDUAN
PENGGUNAAN THEODOLIT
Dr. Akrim, M.Pd. Muhammad Hidayat, M.Pd.
Dr. Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar, MA
DAFTAR ISI
A. PENGANTAR
B. PENGERTIAN THEODOLIT
C. PRINSIP KERJA THEODOLIT
D. TATA CARA PENGGUNAAN THEODOLIT DIGITAL
E. BAGIAN-BAGIAN UNIT THEODOLIT
F. PRAKTIK MENGGUNAKAN THEODOLIT UNTUK
MENGUKUR ARAH KIBLAT
▪ Panduan Kompas
▪ Panduan Matahari
G. PENUTUP
A. PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah, akhirnya
buku panduan sederhana ini selesai dan dapat diterbitkan, dan
dengan demikian pula ia dapat dimanfaatkan oleh berbagai
pihka, khususnya dalam mengukur dan mengakurasikan arah
kiblat. Buku panduan ini berjudul “Panduan Penggunaan
Theodolit”, yang mana tujuan utama buku ini adalah dalam
rangka memudahkan penggunaan instrumen bernama Theodolit
dalam menentukan dan mengakurasikan arah kiblat.
Seperti diketahui, hari ini kebutuhan masyarakat
Muslim, khususnya para pengurus dan pengelola masjid,
terhadap akurasi arah kiblat sangat dibutuhkan. Sebab dalam
fikih Islam, menghadap arah kiblat merupakan keharusan
(syarat) yang mana manakala tidak terpenuhi maka ibadah
(salat) yang dilakukan tidak sah.
Dalam praktiknya, ada banyak sarana dan tata cara yang
dapat digunakan dalam menentukan arah kiblat, salah satunya
adalah dengan menggunakan instrumen bernama Teodolit.
Seperti diketahui, alat ini pada dasarnya dan pada awalnya
sama sekali tidak di diperuntukkan secara spesifik menentukan
arah kiblat, namun para ahli dan pengkaji ilmu falak
(astronomi), menemukan bahwa alat ini cukup efektif dalam
mengukur dan mengakurasikan arah kiblat. Bahkan dalam
konteks modern, alat ini terhitung sebagai instrumen
tercanggih dalam menentukan arah kiblat.
Akhirnya, tim penulis mengucapkan selamat membaca,
memahami, dan mempraktikkan instrumen Teodolit. Mudah-
mudahan dengan hadirnya buku “Panduan Penggunaan
Theodolit” ini akan lebih memudahkan masyarakat dalam
menentuka arah kiblat. Dengan demikian diharapkan juga
bahwa dengan semakin akuratnya arah kiblat sebuah masjid,
secara paralel juga menambah kualitas ibadah setiap Muslim.
Amin
Tim Penulis
B. PENGERTIAN THEODOLIT
Theodolit adalah alat yang digunakan untuk mengukur
sudut vertikal (altitude) dan horizontal (azimuth) posisi sebuah
benda. Untuk itu theodolit juga dapat digunakan untuk
mengukur jarak, membuat garis lurus dan bidang datar di atas
permukaan tanah. Alat ini banyak digunakan pada pekerjaan
pengukuran tanah, suvei lapangan, survei kehutanan, jawatan
meteorologi bahkan sampai bidang teknologi perluncuran roket.
Gambar: Theodolit Model abad 16 M
Theodolit berkembang semenjak awal abad 16 dalam
bentuk yang sederhana dengan pembacaan hasil pengukuran
sudut secara manual menggunakan cakram skala vertikal dan
horisontal. Pembidiknya pun masih berupa tabung tanpa lensa.
Baru kemudian menjelang pertengahan abad ini theodolit
dilengkapi dengan penyangga (tripod) dan kompas menyusul
ditambahkannya lensa teleskop sebagai pembidik. Pemasangan
kompas pada theodolit ada dua macam yaitu kompas internal
yang terpasang di dalam alat dan kompas eksternal yaitu
kompas terpasangan di luar alat.
1
Pada theodolit
lama kebanyakan kompas
dipasang secara internal
sedangkan theodolit
modern pemasangan
kompas dipasang secara
eksternal misalnya di atas
handel theodolit dan bisa
dibongkar-pasang.
Theodolit Model tatuhn 1950-an
Pada tahun-tahun berikutnya theodolit menunjukkan
perkembangan yang pesat. Kecuali tingkat akurasinya semakin
tinggi theodolit kini juga dilengkai berbagai kemampuan
diantaranya pembacaan skala secara digital yaitu langsung
tampil berupa angka pada layar displai. Theodolit generasi
terbaru yang disebut Total Station (TS) dilengkapi dengan laser
pembidik, infra merah untuk pengukuran jarak, remote control
dan piranti GPS yang dapatt terhubung satelit. Bahkan alat ini
juga dilengkapi memori dan mikro komputer di dalamnyayang
memungkinkan dapat menyimpan data hasil pengukuran. Hasil
bidikannyapun dapat ditampilkan dalam layar monitor melalui
teknologi CCD seperti yang dipakai pada kamera digital.
Sedangkankan pengaturannya juga dapat dilakukan jarak jauh
(remote) atau robotik sistem menggunakan gelombang radio
serta dapat dihubungkan dengan komputer/laptop. Sebelum
teknologi remote sensing dan teknologi GPS ditemukan,
theodolit menjadi alat utama dalam survei tanah dan pemetaan.
Total Station
Theodolit dapat menentukan posisi geografis (lintang
dan bujur) sebuah tempat menggunakan metode transit yaitu
dengan mengukur posisi matahari daritempat tersebut. Tidak
hanya itu theodolit juga banyak berjasa dalam pembuatan
berbagai jenis peta yang sudah dibuat oleh manusia. Sampai
saat ini theodolit juga masih digunakan dalam pemetaan dan
pengukuran pada pembuatan master-plan bangunan-bangunan
modern. Di Indonesia theodolit ternyata ‘disalahgunakan’
pemakaiannya oleh kalangan ahli falak. Alat ini ternyata efektif
untuk membantu kegiatan rukyatul hilal yaitu menyaksikan
bulan sabit untuk menentukan awal bulan hijriyah. Theodolit
yang juga dirancang dapat mengukur sudut altitude dan
azimuth benda langit ini dapat diatur sehingga mengikuti
pergerakan Bulan dengan bantuan data efemeris posisinya.
Teodolith Digital
Pembidik yang terdapat pada alat ini sekaligus berfungsi
sebagai teleskop yang dapat memperjelaskenampakan hilal.
Beberapa perukyat yang menggunakan theodolit ini sengaja
memasang kamera digital ataupun webcam pada lensa
pembidiknya agar kenampakan hilal dapat didokumentasi
dalam bentuk gambar maupun video sebagai bukti pelaporan.
Kecual itu theodolit ternyata juga dapat digunakan untuk
melakukan pengukuran arah kiblat secara lebih presisi
dibandingkan alat ukur sudut yang lain. Dengan melakukan
pembidikan terhadap arah matahari atau benda langit lain yang
diketahui data azimuthnya saat itu maka arah Utara Sejati (True
North) dapat ditentukan. Selanjutnya setelah titik Utara Sejati
ditentukan, langkah selanjutnya adalah membidik arah azimuth
kiblat yang telah dihitung.
C. PRINSIP KERJA THEODOLIT
Pada prinsipnya, cara kerja theodolit adalah sebuah
pembidik (teleskop) yang dipasang pada dudukan (mounting)
yang dapat bergerak secara vertikal untuk menghitung tinggi
benda (altitude) dan horisontal untuk menghitung sudut arah
(azimuth). Oleh sebab itu sistem dudukan theodolit ini sering
disebut sebagai sistem dudukan altazimuth.
Dalam praktek penggunaan theodolit terdapat 2 (dua) acuan
pengukuran sudut. Yang pertama adalah sudut vertikal (vertical
angle= VA) acuannya adalah titik Zenith yaitu titik yang berada
tepat di atas kepala. Sehingga jika benda berada di titik Zenith
ini maka sudut vertikalnya adalah nol (VA=0°) sedangakan jika
benda berada di titik horizon maka sudut vertikalnya (VA)
adalah 90°.
Karena tinggi benda (altitude) dihitung menggunakan
acuan titik horison sebagai nol derajat (0°) dan titik Zenith
bernilai 90° maka :
Tinggi benda (Altitude) = 90° - VA.
Sedangkan acuan pengukuran sudut azimuth /sudut
horisontal (horisontal angle = HA) adalah titik Utara Sejati
dihitung memutar searah jarum jam. Sehingga jika benda
berada di Utara HA=0°, di Timur HA=90°, di Selatan HA=180°
di Barat HA=270°. Walau demikian ada sebagian negara yang
menggunakan acuan titik Selatan. Untuk mengetahui posisi
benda secara tepat theodolit dilengkapi dengan teleskop
pembidik dengan tanda silang (+) pada lensa pembidiknya.
Cara membidiknya adalah dengan membidik benda tepat pada
tanda silang (crosshair) yang terlihat melalui teleskop.
Sementara untuk pengintaian Matahari, teleskop
dilengkapi dengan filter yang dapat menapis cahaya sehingga
aman. Cara lain
pengintaian Matahari adalah dengan jalan memproyeksikan
cahaya Matahari yaitu menangkap bayangan Matahari yang
melalui teleskop menggunakan sebidang kertas putih di
belakang lensa pembidik.
PERHATIAN!!
DAPAT MENIMBULKAN KEBUTAAN JIKA MELIHAT
MATAHARI BAIK LANGSUNG ATAUPUN MELALUI
TELESKOP TANPA DIBERI FILTER PENAPIS CAHAYA
MATAHARI YANG AMAN.
D. TATA CARA PENGGUNAAN THEODOLIT
DIGITAL
Theodolit digital adalah theodolit yang pembacaan hasil
pengukurannya dalam bentuk angka yang tertampil pada layar
displainya. Beberapa merk theodolit digital misalnya Nikon,
Topcon, Leica, Sokkia dll.
Beberapa Merk Theodolit Theodolit digital seperti
halnya theodolit pada umumnya terdiri dari sebuah teleskop
kecil yang terpasang pada sebuah dudukan yang dapat bergerak
pada sumbu vertikal dan horisontal. Di salah satu sisinya
terdapat layar yang berfungsi menampilkan data hasil
pengukuran dalam bentuk digital. Angka tersebut meliputi
sudut vertikal (VA) dan sudut horisontal (HA) dengan satuan
derajat, menitbusur, detikbusur. Saat teleskop kecil ini
diarahkan maka angka kedudukan vertikal dan horisontal akan
berubah sesuai perubahansudut pergerakannya.
E. BAGIAN-BAGIAN UNIT THEODOLIT
Unit theodolit terdiri atas bagian-bagiansebagai berikut:
1. Theodolit àalat pengukur altitude/azimuth
2. Kompas àpointing Utara
3. Tripod àpenyangga theodolit
4. Mistar àtarget pointting arah
5. Plumb àbandul pelurus vertical
Sementara theodolit sendiri terdiri dari bebarapa bagian:
✓ Handel : untuk membawa dan mengangkat.
✓ Pembidik : menentukan sasaran.
✓ Teleskop : menentukan sasaran secra lebih presisi.
✓ pengunci vertikal : mengunci gerak sumbu vertikal.
✓ pengatur vertikal : memutar secara halus gerak vertikal
setelah dikunci.
✓ layar display : menampilkan informasi hasil
pengukuran.
✓ pengunci horisontal : mengunci gerak horisontal.
✓ pengatur horisontal : memutar secara halus gerak
horisontal setelah dikunci.
✓ pengatur posisi : pengatur posisi theodolit sampai tanda
gelembung (nivo) padakedudukan seimbang à terdapat
dua tanda gelembung; batang dan bulat di bagian bawah
teleskop.
Layar dispaly terdiri dari bagian-bagian:
1. Illumination bergambar lampu Menghidupkan
Lampu Layar saat gelap.
2. %/ VA Digunakan untuk merubah tampilan
sudut vertikal menjadi persen
3. R/L Digunakan untuk memblikan sudut
horisontal secara 360 derajat
4. HOLD Digunakan untuk menahan angka pada
sudut Horizontal
5. RESET Digunakan untuk mereset sudut horizontal menjadi
0 derajat
6. Indikator Battery di kanan atas.
7. VA sudut vertikal
8. HA sudut horisontal
Untuk pengukuran arah kiblat maka yang diperlukan
hanyalah skala sudut horisonta (HA) saja, sementara sudut
vertikal (VA) tidak digunakan.
Pengukuran arah kiblat menggunakan theodolit harus
benar-benar dikuasi. Kalau tidak bisa-bisa menjadi pekerjaan
yang sangat sulit dan melelahkan bahkan menjadi tidak akurat.
Hal ini terutama terkendala oleh sulitnya melakukan pointing
terhadap titik Utara Sejati apalagi posisi matahari yang
dijadikan target sudah tinggi di atas kepala atau bahkan
penggunaan kompas yang biasanya di atas theodolit sering
tidak presisi.
Penggunaan kompas memang tidak disarankan dalam
pengukuran mengunakan theodolit karena ada kekhawatiran
terjadi kesalahan pada kompas. Penggunaan posisi Matahari
menjadi pilihan yang baik, namun harus mencari waktu-waktu
yang ideal untuk melakukan pembidikan. Waktu itu ialah saat
ketinggian Matahari kurang dari 60° di atas horison, yang
berarti pagi atau sore hari.
Penggunaan benda-benda langit lain seperti cahaya bintang,
bulan dan planet dapat menjadi salah satu pilihan saat
dilakukan pengukuran pda malam hari.
F. PRAKTIK MENGGUNAKAN THEODOLIT
UNTUK MENGUKUR ARAH KIBLAT
Tahap persiapan :
1. Pasang tripod di tempat yang mendapat sinar Matahari
(Panduan Matahari)
2. Pasang tripod di tempat yang tidak terpengaruh medan
magnetik (panduan Kompas)
3. Pasang theodolit di atas tripod.
4. Lakukan centering menggunakan optik atau gunakan bandul
(plumb) dan lakukanleveling pada alat sehingga gelembung
nivo bulat dan nivo tabung berada di tengah.Untuk
memudahkan, lakukan leveling pada ketiga sisi bagian
tripodnya:
Jika sudah presisi pada ketigasisinya maka secara
otomatis nivo tabung berada ditengah bulatannya:
5. Pastikan theodolit siap digunakan seperti memeriksa baterai
dan semua bagian theodolit dapat berfungsi dengan baik.
▪ Panduan Kompas
1. Bidik arah Utara menggunakan kompas yang terpasang pada
theodolit.
2. Kunci pengatur horisontal dan hidupkan power on sehingga
HA à0° 0’ 0”
3. Lakukan koreksi deklinasi magnetik (mis. +0,5E) maka
untuk mencari arah Utara Sejatitheodolit diputar ke angka
359° 30’ Kemudian lakukan RESET sehingga HA à0° 0’ 0”
4. Untuk menentukan arah kiblat, putar theodolit ke arah
azimuth arah kiblat sesuai hasilperhitungan. Contoh
Azimuth Kota Medan (OIF UMSU) yaitu 292⁰ 46’.
5. Lakukan pemberian tanda menggunakan peralatan yang
disediakan.
▪ Panduan Matahari
1. Siapkan jam yang telah terkalibrasi.
2. Bidik Matahari menggunakan teknik proyeksi atau gunakan
filter. Usahakan posisibulatan Matahari tepat di tengah.
Catat waktu saat pembidikan.
3. Hidupkan power on dan amati azimuth menunjukan angka
nol derajat.
4. Cocokkan data azimuth matahari saat pembidikan dengan
data astronomis. Contoh azimuth matahari pada Tanggal 09
April 2018 Pukul 09:00 Wib yaitu 83⁰03’
5. Gunakan data azimuth Matahari untuk menentukan arah
Utara Sejati dengan cara:
a. Putar theodolit sesuai selisih angka azimuth Matahari
terhadap Arah Utara Sejati yaitu 360⁰ - 83⁰03’ = 276⁰ 57’
b. Kunci pengatur horisontal dan lakukan RESET sehingga
HA à0° 0’ 0”
6. Untuk menentukan arah kiblat, putar theodolit ke arah
azimuth arah kiblat sesuai hasilperhitungan. Contoh
Azimuth Kota Medan (OIF UMSU) yaitu 292⁰ 46’.
7. Lakukan pemberian tanda menggunakan peralatan yang
disediakan.Tandai titik pertama dan kedua lalu hubungkan
dan bentuk sebuah garis dengan menggunakan bantuan
tabung teleskop atau laser yang terdapat pada theodolit
tersebut.
8. Untuk memberi tanda ditempat lain yang memiliki kubik
yang sama dapat melakukan cara dengan sistem mal dengan
menggunakan sebuah kertas, lipat kertas sesuai dengan hasil
pengukuran, lalu kertas tersebut dapat digunakan untuk
tempat lain yang memiliki ukuran dan arah sudut kubik yang
sama.
G. PENUTUP
Demikianlah buku “Panduan Penggunaan Theodolit”
ini, kiranya berguna dan bermanfaat bagi masyarakat,
khususnya kalangan pengurus dan pengelola masjid dan
mushalla. Dengan hadirnya buku panduan ini diharapkan
masyarakat akan lebih mengerti tentang instrumen Theodolit
dan penggunaannya dalam menentukan arah kiblat.
Tentunya, buku panduan yang amat sederhana ini
terdapat banyak kekurangan dan ketidak sempurnaan, oleh
karena itu saran dan kritik konstruktif sangat diharapkan, guna
perbaikan dan penyempurnaakn panduan ini di masa yang akan
datang.[]