PANDUAN IMPLEMENTASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
KANTOR OPERASIONAL (CABANG DAN UPC/S)
DIVISI PENGAMANAN KORPORASI
2017
ii
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
i
ii
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. KEBIJAKAN K3, KOMITMEN PERUSAHAAN DAN TIM K3 KANTOR
OPERASIONAL
C. PENGERTIAN DAN ISTILAH
1
2
5
II. POTENSI BAHAYA, RISIKO KEGIATAN DAN TINDAKAN PENCEGAHAN
A. PELAYANAN NASABAH
1. Layanan Nasabah
2. Penerimaan Barang Jaminan
3. Penaksiran Emas
4. Pengujian Barang Jaminan Elektronik
5. Entry Data
6. Penyimpanan / Pengambilan Barang Jaminan
7. Penyimpanan / Pengambilan Kendaraan
8. Pengangkatan Barang Barang Jaminan
9. Pengantaran/ Pengambilan Barang Jaminan dan Uang
10. Penyimpanan Barang/Uang ke Brankas
11. Pemanasan Mesin
12. Penagihan Piutang Macet ke Nasabah
B. PENGELOLAAN GEDUNG DAN LINGKUNGAN
1. Pengelolaan Gedung dan Pekarangan
2. Pembuatan Air Uji Emas
3. Pemeliharaan AC
4. Perbaikan Instalasi Listrik
5. Penggunaan Listrik
6. Penggunaan Genset
7. Naik / Turun Tangga
8. Penggunaan Lift Orang
9. Penggunaan Lift Barang
10. Kebersihan Alat Makan
11. Galon Air Minum
6
7
7
8
9
9
10
11
11
12
12
13
14
14
15
16
16
17
18
18
19
19
19
iii
12. Penggunaan Laci dan Filing Kabinet
13. Menyimpan Barang
14. Renovasi Bangunan
C. PENANGANAN KEJADIAN INSIDENTIL
1. Penanganan Kebakaran
2. Penanganan Banjir
3. Penanganan Gempa
4. Penanganan Korban Kecelakaan
20
20
21
22
22
23
23
III. PANDUAN MENGHADAPI KONDISI DARURAT
A. DARURAT KEBAKARAN
B. DARURAT GEMPA
C. DARURAT BANJIR
D. DARURAT TANAH LONGSOR
24
27
30
32
IV. PANDUAN BEKERJA AMAN
A. BEKERJA DENGAN TANGGA LIPAT
B. BEKERJA DENGAN KOMPUTER
C. BEKERJA DENGAN LISTRIK
D. NAIK / TURUN TANGGA
E. PEREGANGAN
F. PENGGUNAAN APAR
G. LABEL DAN PENEMPATAN APAR
H. PERAWATAN APAR
I. CUCI TANGAN
33
35
38
39
40
41
43
44
45
V. DAFTAR NOMOR TELEPON DARURAT 46
PANDUAN IMPLEMENTASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIR III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : I. PENDAHULUAN PERIHAL : A. LATAR BELAKANG
Pengesahan
1
Buku panduan keselamatan dan kesehatan kerja ini disusun dengan dilatarbelakangi faktor-
faktor berikut ini:
1. Ketentuan yang diatur di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012,
perusahaan yang mempekerjakan karyawan / pegawai lebih dari 100 orang, maka
wajib menerapkan sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
2. Peraturan Direksi PT PEGADAIAN (Persero) Nomor 112 Tahun 2013 tanggal 31
Desember 2013 tentang pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja; Buku Prosedur Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3); dan Buku Instruksi Kerja Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3).
3. PT PEGADAIAN (Persero) telah menerapkan dan memperoleh sertifikasi SMK3
untuk kegiatan operasional kantor pusat, serta memperoleh manfaat dari penerapan
SMK3 yaitu kondisi operasional yang makin aman dan bebas kecelakaan atau
penyakit akibat kerja.
4. Potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja karena
kegiatan operasional juga ada di kantor wilayah, kantor cabang maupun kantor Unit
Pelayanan Cabang (UPC/S).
5. Beragamnya jumlah dan kompetensi personil, sarana dan prasarana kantor,
kerawanan daerah tempat beroperasinya kantor.
Oleh karena itu Manajemen memandang perlu untuk membuat buku panduan penerapan K3
yang mudah dipahami dan diterapkan oleh seluruh pegawai di kantor wilayah, kantor
cabang maupun kantor unit pelayanan cabang (UPC/S). Adapun tujuan dibuatnya buku
panduan ini adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan acuan pelaksanaan kegiatan operasional yang aman.
2. Menyediakan acuan kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan kantor serta sarana
dan prasarana yang aman.
3. Melindungi seluruh pegawai dari segala bahaya dan risiko terjadinya kecelakaan
kerja atau penyakit akibat kerja.
4. Menjaga kelancaran kegiatan operasional.
PANDUAN IMPLEMENTASIKESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIR III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : I. PENDAHULUAN
PERIHAL : B. KEBIJAKAN K3, KOMITMEN PERUSAHAAN DAN TIM K3 KANTOR
OPERASIONAL
Pengesahan
2
1. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Dalam melaksanakan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
perusahaan maka ditetapkan kebijakan yang mencakup:
a. Pemenuhan visi dan misi perusahaan.
b. Komitmen penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk
mendukung tujuan “Zero Accident” dan mengurangi penyakit akibat kerja di seluruh
wilayah kerja perusahaan.
c. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman dan efisien untuk mendorong
produktifitas dan menurunkan risiko bahaya pada seluruh tahapan proses
operasional.
d. Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dilakukan oleh
seluruh karyawan dan didukung penuh oleh manajemen Perusahaan dengan
berorientasi pada proses berkelanjutan dan pemenuhan terhadap peraturan
perundangan.
Kebijakan ini dibuat untuk dilaksanakan dan diterapkan diseluruh wilayah kerja
Perusahaan.
2. Komitmen
Perusahaan berkomitmen untuk:
a. Menjamin keselamatan dan kesehatan kerja terhadap semua karyawan, pelanggan,
pengunjung dan rekanan kerja selama berada dilingkungan kerja.
b. Memenuhi peraturan perundangan yang berlaku terkait keselamatan dan kesehatan
kerja.
c. Melakukan perbaikan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara
menyeluruh.
PANDUAN IMPLEMENTASIKESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIR III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : I. PENDAHULUAN
PERIHAL : B. KEBIJAKAN K3, KOMITMEN PERUSAHAAN DAN TIM K3 KANTOR
OPERASIONAL
Pengesahan
3
3. Struktur Tim Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Kantor Operassional
Dalam melaksanakan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di kantor
operasional (Cabang dan UPC/S), maka perlu dibentuk Tim Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) dengan struktur sebagai berikut:
a. Struktur Tim K3 di Cabang
KETUA Pemimpin Cabang
SEKRETARISAsmen Ops / Penaksir
ANGGOTAPenaksir / Kasir / Satpam
Gambar Struktur Tim K3 di Cabang
b. Struktur Tim K3 di UPC/S
KETUA - SEKRETARIS Pengelola
ANGGOTAPenaksir / Kasir / Satpam
Gambar Struktur Tim K3 di UPC/S
PANDUAN IMPLEMENTASIKESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIR III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : I. PENDAHULUAN
PERIHAL : B. KEBIJAKAN K3, KOMITMEN PERUSAHAAN DAN TIM K3 KANTOR
OPERASIONAL
Pengesahan
4
Adapun peran, wewenang dan tanggung jawab Tim Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) adalah sebagai berikut:
a. Ketua
1) Memimpin semua rapat K3 di unit kerja ataupun menunjuk anggota untuk
memimpin rapat;
2) Menentukan langkah dan kebijakan demi tercapainya pelaksanaan program-
program K3;
3) Mempertanggungjawabkan program-program K3 dan pelaksanaannya kepada
pemimpin unit kerja di atasnya;
4) Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaannya program-program K3 di unit
kerjanya.
b. Sekretaris
1) Membuat undangan rapat dan notulen;
2) Mengelola administrasi surat-surat terkait K3;
3) Mencatat data-data yang berhubungan dengan K3;
4) Memberikan bantuan/saran-saran yang diperlukan demi suksesnya program-
program K3;
5) Membuat laporan ke pemimpin unit kerja di atasnya maupun instansi lain yang
bersangkutan dengan kondisi dan tindakan bahaya di tempat kerja.
c. Anggota
1) Melaksanakan program-program yang telah ditetapkan sesuai dengan tugas
masing-masing.
2) Melaporkan kepada Ketua atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
PANDUAN IMPLEMENTASIKESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIR III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : I. PENDAHULUAN
PERIHAL : C. PENGERTIAN DAN ISTILAH
Pengesahan
5
Untuk mempermudah penggunaan, maka di dalam buku panduan ini berlaku pengertian
dan istilah sebagai berikut:
1. Perusahaan adalah PT PEGADAIAN (Persero)
2. K3 adalah singkatan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja, yakni segala kegiatan
untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan karyawan melalui
upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK).
3. SMK3 adalah singkatan dari Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
yakni bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat
kerja yang aman, efisien dan produktif.
4. Bahaya adalah sumber, situasi atau tindakan dengan potensi membahayakan
manusia berupa luka atau sakit atau kombinasi keduanya.
5. Identifikasi Bahaya adalah proses mengenali keberadaan suatu bahaya dan
menentukan karakteristiknya.
6. Sakit / Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah kondisi fisik atau mental yang
merugikan, yang teridentifikasi disebabkan atau diperparah oleh kegiatan atau situasi
terkait dengan pekerjaan.
7. Insiden adalah suatu kejadian yang berhubungan dengan pekerjaan yang
menyebabkan luka, sakit atau meninggal (fatality) terjadi atau bisa terjadi.
8. Kecelakaan adalah insiden dengan korban luka, sakit atau meninggal.
9. Near Miss adalah insiden dengan tanpa korban luka, sakit ataupun meninggal.
10. Risiko adalah kombinasi antara peluang terjadinya kondisi bahaya dan keparahan
dampak yang ditimbulkan.
11. P3K adalah singkatan dari Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
12. Petugas P3K adalah pegawai yang bersertifikat dan ditunjuk sebagai petugas P3K.
13. DAMKAR adalah Dinas Pemadam Kebakaran di tempat kantor operasional.
PANDUAN IMPLEMENTASIKESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIR III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : II. POTENSI BAHAYA DAN RISIKO KEGIATAN, SERTA TINDAKAN
PENCEGAHAN
PERIHAL : A. PELAYANAN NASABAH
Pengesahan
6
1. Layanan Nasabah
Bahaya Penyebab Risiko Tindakan Pencegahan
Perampokan Fungsi keamanan dilanggar.
Meninggal / Hilang harta benda
Jangan melawan jika tidak memungkinkan
Pastikan pintu selalu dalam kondisi terkunci.
Jika memungkinkan untuk melarikan diri tanpa terluka, segeralah melarikan diri;
Hidupkan alarm pengamanan dan telepon ke nomor polisi (110);
Segera laporkan ke kantor wilayah;
Dehidrasi Kurang Minum Penurunan konsentrasi,
Dalam jangka panjang bisa menyebabkan gagal ginjal.
Minumlah secara teratur
Mintalah bantuan ke OB / rekan kerja untuk menyiapkan air jika pekerjaan tak bisa ditinggalkan
Menahan kencing
Terlalu fokus pada pekerjaan
Infeksi saluran kencing
Jangan menahan kencing,
Mintalah ijin ke nasabah dengan baik jika ingin kencing.
Tertular kuman
Kuman pada uang / barang / nasabah
Flu / diare Yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut:
Hindari untuk mengusap hidung atau wajah.
Selalu cuci tangan sebelum makan sesuai Petunjuk Cuci Tangan.
PANDUAN IMPLEMENTASIKESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIR III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : II. POTENSI BAHAYA DAN RISIKO KEGIATAN, SERTA TINDAKAN
PENCEGAHAN
PERIHAL : A. PELAYANAN NASABAH
Pengesahan
7
2. Penerimaan Barang Jaminan
Bahaya Penyebab Risiko Tindakan Pencegahan
Kejatuhan barang jaminan
Kurang berhati-hati
Selalu berhati-hati,
Mintalah bantuan untuk mengangkat benda yang berat.
3. Penaksiran Emas
Bahaya Penyebab Risiko Tindakan Pencegahan
Menghirup uap air uji
Tidak menggunakan masker / tidak ada instalasi exhaust fan
Terkena penyakit radang paru-paru
Jaga jarak kepala dengan air uji (± 30 cm);
Gunakan masker / hidupkan exhaust fan jika ada
Mata terpercik air uji
Kurang berhati-hati Iritasi berat / kebutaaan
Jaga jarak kepala dengan air uji (± 30 cm);
Gunakan kacamata jika diperlukan.
Jika terpapar, cuci mata dengan air mengalir selama 20 -30 menit
Kulit terpercik air uji
Kurang berhati-hati iritasi atau gangguan estetika, misalnya tekstur kulit menjadi kasar dan warna kulit menjadi kekuningan Berhati-hati dalam
berinteraksi dengan air uji;
Gunakan sarung tangan
PANDUAN IMPLEMENTASIKESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIR III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : II. POTENSI BAHAYA DAN RISIKO KEGIATAN, SERTA TINDAKAN
PENCEGAHAN
PERIHAL : A. PELAYANAN NASABAH
Pengesahan
8
Bahaya Penyebab Risiko Tindakan Pencegahan
latex jika perlu;
Basuhlah jika kulit terpercik air uji.
Tersayat cutter Jarak cutter terlalu dekat dengan tangan yang memegang perhiasan / Arah keratan cuttersalah
Luka yang butuh perawatan medis
Posisikan perhiasan melintang, berikan jarak min 1 cm dengan titik kerat, arah keratan maju mundur dengan pergeseran 1 s/d 2 mm
Tertusuk mata bor
Jarak mata bor dengan tangan terlalu dekat.
Arah mata bor miring ke mendekat tangan
Luka butuh perawatan medis
Posisikan perhiasan melintang, berikan jarak minimal 1 cm dengan titik pengeboran;
Posisi titik bor harus tegak lurus dengan titik yang akan dibor.
4. Pengujian Barang Jaminan Elektronik
Bahaya Penyebab Risiko Tindakan Pencegahan
Kesetrum Kabel terkelupas / Korsleting
Meninggal jika tak menggunakan sepatu
Ketidaknyamanan jika menggunakan sepatu
Periksa kondisi kabel sebelum melakukan pengujian;
Selalu gunakan sepatu.
PANDUAN IMPLEMENTASIKESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIR III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : II. POTENSI BAHAYA DAN RISIKO KEGIATAN, SERTA TINDAKAN
PENCEGAHAN
PERIHAL : A. PELAYANAN NASABAH
Pengesahan
9
5. Entry Data
Bahaya Penyebab Risiko Tindakan Pencegahan
Terjadi cidera otot/sendi
Posisi duduk tak ergonomis
Syaraf tulang belakang terjepit/kelumpuhan
Ikuti panduan kerja dengan komputer
Radiasi monitor / Pantulan cahaya pada monitor
Bekerja terlalu lama
Jarak mata ke monitor terlalu dekat
Kecerahan terlalu tinggi
Monitor menghadap sumber cahaya (lampu, sinar matahari dari jendela.
Rabun dekat / jauh, Mata perih / iritasi
Atur jarak dan sudut pandang pada monitor sesuai panduan bekerja dengan computer;
Atur kecerahan monitor pada tingkat yang nyaman;
Hindarkan monitor dari pantulan sinar matahari yang menerobos jendela, tutup korden jendela jika diperlukan;
Hindarkan monitor dari sinar lampu, atur posisi jika diperlukan.
6. Penyimpanan / Pengambilan Barang Jaminan
Bahaya Penyebab Risiko Tindakan Pencegahan
Kejatuhan barang
Salah cara penempatan barang
Kurang berhati-hati
Simpanlah dengan benar.
Selalu gunakan sepatu.
PANDUAN IMPLEMENTASIKESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIR III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : II. POTENSI BAHAYA DAN RISIKO KEGIATAN, SERTA TINDAKAN
PENCEGAHAN
PERIHAL : A. PELAYANAN NASABAH
Pengesahan
10
Bahaya Penyebab Risiko Tindakan Pencegahan
Digigit ular / binatang berbisa
bangunan tak tertutup rapat
tumpukan barang /sampah
Meninggal Rapikan ruangan dari barang yang tak terpakai;
Gunakan baju lengan panjang, sarung tangan (jika ada) dan sepatu.
7. Penyimpanan / Pengambilan Kendaraan
Bahaya Penyebab Risiko Tindakan Pencegahan
Menyenggol barang / kendaraan lain
Kurang hati-hati
Kurang penerangan
Kerusakan barang jaminan sampai dengan luka-luka bagi pengemudi.
Ikuti batas kecepatan maks 5 km/jam untuk parkir, 10 km/jam untuk pemindahan;
Pastikan penerangan memadai;
Selalu berhati-hati.
Menabrak orang Kurang hati-hati
Meninggal Ikuti batas kecepatan maks;
Tidak menggunakan HP saat berkendara;
Selalu perhatikan kiri kanan.
10
km/jam
PANDUAN IMPLEMENTASIKESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIR III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : II. POTENSI BAHAYA DAN RISIKO KEGIATAN, SERTA TINDAKAN
PENCEGAHAN
PERIHAL : A. PELAYANAN NASABAH
Pengesahan
11
8. Pengangkatan Barang Barang Jaminan
Bahaya Penyebab Risiko Tindakan Pencegahan
Kejatuhan Barang
Menggunakan alat angkut yang salah
Mintalah bantuan teman kerja untuk barang berat;
Gunakan alat yang benar (jika ada).
Regangan berlebih pada otot / sendi
Cara angkat tak ergonomis
Cedera punggung bawah
Ikuti panduan pengangkatan barang yang benar.
9. Pengantaran/ Pengambilan Barang Jaminan dan Uang
Bahaya Penyebab Risiko Tindakan Pencegahan
Kecelakaan lalu lintas
Tidak mengikuti prinsip mengemudi yang aman.
Ditabrak pengemudi lain
Luka-luka / meninggal
Gunakan helm;
Perhatikan batas kecepatan yang aman;
Tidak menggunakan HP saat berkendara.
PANDUAN IMPLEMENTASIKESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIR III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : II. POTENSI BAHAYA DAN RISIKO KEGIATAN, SERTA TINDAKAN
PENCEGAHAN
PERIHAL : A. PELAYANAN NASABAH
Pengesahan
12
Bahaya Penyebab Risiko Tindakan Pencegahan
Perampokan
Melewati jalanan sepi / rawan,
Sendirian tanpa kawalan.
Melawan begal bersenpi
Meninggal dunia
Biaya klaim asuransi atas barang yang hilang.
Jangan lakukan sendirian, mintalah didampingi Satpam atau Petugas Kepolisian jika diperlukan.
Hindari jalan yang sepi jika memungkinkan.
Jangan melawan jika kondisi tak memungkinkan.
10. Penyimpanan Barang/Uang ke Brankas
Bahaya Penyebab Risiko Tindakan Pencegahan
Kejepit pintu Kurang berhati-hati Memar Menutup dengan berhati-hati / pelan-pelan;
Posisi tangan pada handle dan bukan pinggir pintu.
11. Pemanasan Mesin
Bahaya Penyebab Risiko Tindakan Pencegahan
Paparan CO2 / CO
Kurang sirkulasi udara
Lemas, pusing/ mual, bahkan dalam konsentrasi tertentu bisa mengakibatkan kematian
Hidupkan exhaust fan /
buka ventilasi (pintu / jendela) sebelum mulai;
Keluarlah dari ruangan jika merasa pusing.
PANDUAN IMPLEMENTASIKESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIR III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : II. POTENSI BAHAYA DAN RISIKO KEGIATAN, SERTA TINDAKAN
PENCEGAHAN
PERIHAL : A. PELAYANAN NASABAH
Pengesahan
13
12. Penagihan Piutang Macet ke Nasabah
Bahaya Penyebab Risiko Tindakan Pencegahan
Penganiayaan oleh nasabah
Sikap / ucapan menyinggung nasabah
Itikad buruk nasabah
Luka-luka / meninggal
Bersikaplah sopan;
Selamatkan diri jika ada ancaman;
Mintalah untuk didampingi petugas kepolisian untuk penagihan berikutnya.
Kecelakaan Tidak mengikuti prinsip mengemudi yang aman.
Ditabrak pengemudi lain
Luka-luka / meninggal
Gunakan helm;
Perhatikan batas kecepatan yang aman;
Tidak menggunakan HP saat berkendara.
PANDUAN IMPLEMENTASIKESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIR III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : II. POTENSI BAHAYA DAN RISIKO KEGIATAN, SERTA TINDAKAN
PENCEGAHAN
PERIHAL : B. PENGELOLAAN GEDUNG DAN LINGKUNGAN
Pengesahan
14
1. Pengelolaan Gedung dan Pekarangan
Bahaya Penyebab Risiko Tindakan Pencegahan
Kejatuhan benda
Genteng terlepas
Kayu dimakan rayap
Luka serius, gegar otak / Meninggal
Mintakan perbaikan ke bagian terkait dengan segera
Jangan beraktifitas pada bangunan yang berbahaya
Digigit ular / binatang berbisa
Adanya tumpukan barang /sampah, dan semak-semak yang digunakan ular bersembunyi
Meninggal Bersihkan sampah / tumpukan barang yang tak terpakai secara berkala.
Gunakan baju lengan panjang, sarung tangan dan sepatu.
2. Pembuatan Air Uji Emas
Bahaya Penyebab Risiko Tindakan Pencegahan
Menghirup uap air uji
Tidak menggunakan masker / tidak ada instalasi exhaust fan
Radang paru-paru Jaga jarak kepala dengan air uji (± 30 cm);
Gunakan masker / hidupkan exhaust fanjika ada.
Mata terpercik air uji
Kurang berhati-hati Iritasi berat / kebutaan Jaga jarak kepala dengan air uji (± 30 cm);
Gunakan kacamata jika diperlukan.
Jika terpapar, cuci mata dengan air mengalir selama 20 -30 menit.
PANDUAN IMPLEMENTASIKESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIR III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : II. POTENSI BAHAYA DAN RISIKO KEGIATAN, SERTA TINDAKAN
PENCEGAHAN
PERIHAL : B. PENGELOLAAN GEDUNG DAN LINGKUNGAN
Pengesahan
15
Bahaya Penyebab Risiko Tindakan Pencegahan
Kulit terpercik air uji
Kurang berhati-hati iritasi atau gangguan estetika, misalnya tekstur kulit menjadi kasar dan warna kulit menjadi kekuningan
Berhati-hati dalam berinteraksi dengan air uji;
Gunakan sarung tangan latex jika perlu;
Basuhlah jika kulit terpercik air uji.
3. Pemeliharaan AC
Bahaya Penyebab Risiko Tindakan Pencegahan
Kesetrum Sumber listrik terhubung / on
Meninggal / cedera berat
Cabut kabel sumber listrik AC / matikan saklar daya sebelum bekerja
Jatuh dari tangga
Mengunakan tangga tak layak
Cara penggunaan tangga salah
Gegar otak, patah tulang, memar / keseleo
Pastikan tangga lipat dalam kondisi layak pakai.
Ikuti panduan penggunaan tangga lipat
PANDUAN IMPLEMENTASIKESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIR III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : II. POTENSI BAHAYA DAN RISIKO KEGIATAN, SERTA TINDAKAN
PENCEGAHAN
PERIHAL : B. PENGELOLAAN GEDUNG DAN LINGKUNGAN
Pengesahan
16
4. Perbaikan Instalasi Listrik
Bahaya Penyebab Risiko Tindakan Pencegahan
Kesetrum Sumber listrik tak dimatikan pada saat perbaikan instalasi
Meninggal / luka berat Matikan sumber arus listrik selama pelaksanaan pekerjaan.
Gunakan sepatu karet, sarung tangan karet serta alat kerja dengan isolasi.
Lakukan pekerjaan sesuai dengan panduan bekerja dengan listrik.
5. Penggunaan Listrik
Bahaya Penyebab Risiko Tindakan Pencegahan
Kesetrum Kabel terbuka, genangan pada kabel, isolasi kabel cacat
Meninggal / luka berat Jangan menempatkan barang berarus listrik di lantai.
Selalu periksa ada tidaknya kabel yang terbuka / cacat.
Selalu perhatikan ada tidaknya genangan air disekitar alat listrik
Ikuti panduan bekerja dengan listrik.
PANDUAN IMPLEMENTASIKESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIR III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : II. POTENSI BAHAYA DAN RISIKO KEGIATAN, SERTA TINDAKAN
PENCEGAHAN
PERIHAL : B. PENGELOLAAN GEDUNG DAN LINGKUNGAN
Pengesahan
17
Bahaya Penyebab Risiko Tindakan Pencegahan
Kebakaran
Korsleting karena isolasi rusak
Panas karena penggunaan stop kontak untuk banyak alat listrik
Panas karena stop kontak longgar
Meninggal
Kerusakan aset/ biaya klaim asuransi
Pastikan jaringan listrik telah diuji secara berkala.
Pastikan colokan stop kontak tidak longgar.
Kurangi penggunaan banyak alat dalam 1 stop kontak, periksa ada tidaknya kenaikan temperature (panas)
Jatuh tersangkut kabel
Kurang berhati-hati
Kabel melintang dilantai
Hindari pemasangan kabel listrik di lantai.
Berikan pelindung jika ada pemasangan kabel di lantai
Perhatikan selalu langkah kita pada saat berjalan.
6. Penggunaan Genset
Bahaya Penyebab Risiko Tindakan Pencegahan
Paparan gas CO / CO2
Penempatan genset diruang tertutup tanpa ventilasi yang memadai / exhaust fan
Pingsan / meninggal
Keluarkan genset ketika akan digunakan
Untuk genset di ruangan pastikan exhaust fan telah dihidupkan sebelum menyalakan genset
PANDUAN IMPLEMENTASIKESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIR III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : II. POTENSI BAHAYA DAN RISIKO KEGIATAN, SERTA TINDAKAN
PENCEGAHAN
PERIHAL : B. PENGELOLAAN GEDUNG DAN LINGKUNGAN
Pengesahan
18
7. Naik / Turun Tangga
Bahaya Penyebab Risiko Tindakan Pencegahan
Jatuh terpeleset Kurangnya kehati-hatian,
Terburu-buru, kurangnya penerangan,
Penempatan barang ditangga,
genangan air,
Tak menggunakan prinsip 2 tumpuan pada saat naik / turun tangga.
Keseleo, gegar otak, patah tulang
Perhatikan langkah pada saat naik / turun tangga. Ada tidak barang atau genangan air di tangga.
Jangan terburu-buru.
Jangan membawa barang yang menghalangi pandangan.
Selalu gunakan prinsip 2 tumpuan, dengan berpegangan pada handrail.
8. Penggunaan Lift Orang
Bahaya Penyebab Risiko Tindakan Pencegahan
Lift jatuh
Kelebihan muatan
Sling putus
Alat pengaman tak berfungsi
Meninggal / luka berat Pastikan lift dilakukan pemeliharaan dan pengujian secara rutin min 1x / tahun
Perhatikan beban maksimal lift.
Jangan paksakan masuk pada lift yang sudah penuh.
PANDUAN IMPLEMENTASIKESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIR III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : II. POTENSI BAHAYA DAN RISIKO KEGIATAN, SERTA TINDAKAN
PENCEGAHAN
PERIHAL : B. PENGELOLAAN GEDUNG DAN LINGKUNGAN
Pengesahan
19
9. Penggunaan Lift Barang
Bahaya Penyebab Risiko Tindakan Pencegahan
Lift jatuh ketika memasukkan barang
Sling putus
Beban berlebih
Meninggal / luka berat Pastikan lift dilakukan pemeliharaan dan pengujian secara rutin minimal 1x / tahun.
Perhatikan beban maksimal lift.
Kejepit Lift Tidak ada mekanisme pemutus arus ketika lift dibuka, sehingga tertutup sendiri
Meninggal / luka berat Pastikan sumber daya listrik lift sudah dalam kondisi mati ketika memasukkan atau mengeluarkan barang.
Jangan naik atau turun menggunakan lift khusus barang.
10. Kebersihan Alat Makan
Bahaya Penyebab Risiko Tindakan Pencegahan
Terpapar bakteri pathogen
Pencucian kurang bersih
Sakit perut, diare, tipus Cucilah alat makan dengan sabun pencuci piring.
Periksa kebersihan alat makan sebelum dipakai
11. Galon Air Minum
Bahaya Penyebab Risiko Tindakan Pencegahan
Terpapar bakteri pathogen
Pembersihan galon / dispenser kurang baik
Sakit perut, diare, tipus Pastikan galon dan dispenser dilakukan pembersihan dengan benar menggunakan tissuedisinfectant.
PANDUAN IMPLEMENTASIKESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIR III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : II. POTENSI BAHAYA DAN RISIKO KEGIATAN, SERTA TINDAKAN
PENCEGAHAN
PERIHAL : B. PENGELOLAAN GEDUNG DAN LINGKUNGAN
Pengesahan
20
12. Penggunaan Laci dan Filing Kabinet
Bahaya Penyebab Risiko Tindakan Pencegahan
Jatuh tersandung laci
Laci dibiarkan terbuka
Pastikan laci selalu tertutup, jika sedang tak mengambil atau memasukkan barang.
Hati-hati ketika berjalan
Kejatuhan filling cabinet
Membuka laci bagian atas lebih dari 1
Jangan membuka laci bagian atas lebih dari 1.
13. Menyimpan Barang
Bahaya Penyebab Risiko Tindakan Pencegahan
Kejatuhan barang
Penyimpanan barang mudah bergerak di bagian atas
Penyimpanan barang tak pada tempatnya
Jangan menyimpan barang mudah bergerak diatas.
Jangan menggunakan bagian atas cabinet file / brankas untuk menyimpan barang yang mudah bergerak.
PANDUAN IMPLEMENTASIKESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIR III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : II. POTENSI BAHAYA DAN RISIKO KEGIATAN, SERTA TINDAKAN
PENCEGAHAN
PERIHAL : B. PENGELOLAAN GEDUNG DAN LINGKUNGAN
Pengesahan
21
14. Renovasi Bangunan
Bahaya Penyebab Risiko Tindakan Pencegahan
Kejatuhan bahan bangunan
Bahan bangunan ditempatkan pada tempat yang mudah jatuh.
Gegar otak / patah tulang
Larang melemparkan barang ke bawah.
Gunakan selalu helm safety.
Tertusuk paku Papan / balok berpaku
Tak memakai safety shoes
Luka yang membutuhkan penanganan medis
Pastikan paku pada papan / balok bekas sudah di lepas / ditekuk.
Gunakan sepatu.
Kebakaran Instalasi listrik tak sesuai regulasi
Meninggal
Kehilangan asset
Pastikan instalasi listrik telah dilakukan uji berkala minimal 1x per tahun.
Kesetrum Listrik masih on pada saat instalasi
Meninggal / luka berat Matikan sumber arus listrik selama pelaksanaan pekerjaan.
Lakukan pekerjaan sesuai dengan panduan bekerja dengan listrik.
Jatuh dari ketinggian
Tidak menggunakan bodi harness / scaf folding saat bekerja pada ketinggian
Meninggal / luka berat Pastikan body harnessdengan benar / scaf folding
telah digunakan
PANDUAN IMPLEMENTASIKESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIR III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : II. POTENSI BAHAYA DAN RISIKO KEGIATAN, SERTA TINDAKAN
PENCEGAHAN
PERIHAL : C. PENANGANAN KEJADIAN INSIDENTIL
Pengesahan
22
1. Penanganan Kebakaran
Bahaya Penyebab Risiko Tindakan Pencegahan
Api gagal dipadamkan
Tak ada APAR / terhalang
Meninggal, kehilangan aset
Lakukan isi ulang ke vendor jika sudah habis masa berlakunya;
Pastikan tak ada barang yang ditempatkan di depan APAR (sesuai panduan).
Terpapar api / asap kebakaran
Sarana bantu kurang
Meninggal Pastikan fungsi lampu emergency diuji secara
berkala;
Pastikan petunjuk evakuasi terpasang dan jelas;
Pastikan kunci pintu darurat (jika ada) selalu tersedia pada tempatnya dan lakukan uji fungsi secara berkala.
Api gagal dipadamkan
Personil tak mampu menggunakan
APAR
Meninggal, kehilangan aset
Baca petunjuk penggunaan APAR.
Lakukan simulasi penggunaan APAR secara berkala.
Api gagal dipadamkan
APAR Tak layak / terlalu jauh
Meninggal, kehilangan aset
Periksa APAR secara berkala.
Jarak antar APAR maks 15 meter.
2. Penanganan Banjir
Bahaya Penyebab Risiko Tindakan Pencegahan
Tenggelam Terlambat menyelamatkan diri
Meninggal Pantau informasi keparahan banjir;
Amati arus air banjir;
Segera berlindung ke tempat tinggi jika
PANDUAN IMPLEMENTASIKESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIR III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : II. POTENSI BAHAYA DAN RISIKO KEGIATAN, SERTA TINDAKAN
PENCEGAHAN
PERIHAL : C. PENANGANAN KEJADIAN INSIDENTIL
Pengesahan
23
ketinggian air berpotensi berbahaya.
3. Penanganan Gempa
Bahaya Penyebab Risiko Tindakan Pencegahan
Tertimpa reruntuhan
Tidak berlindung / menyelamatkan diri dengan benar
Meninggal / luka berat Segera keluar ke tempat terbuka jika memungkinkan;
Berlindunglah dibawah meja, sisi tembok jika tak memungkinkan keluar;
Ikuti panduan evakuasi gempa.
Tenggelam karena tsunami
Terlambat / salah lokasi penyelamatan / evakuasi
Meninggal Segera menuju tempat evakuasi yang ditentukan begitu mengetahui potensi tsunami.
Ikuti panduan dan arahan dari tim evakuasi.
4. Penanganan Korban Kecelakaan
Bahaya Penyebab Risiko Tindakan Pencegahan
Salah Penanganan
Penolong tidak memahami metode Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Korban tak tertolong / bertambah parah
Jika anda tak memahami P3K, segera panggil petugas P3K yang ditunjuk;
Jika petugas P3K tak di tempat, hubungi klinik / rumah sakit terdekat.
PANDUAN IMPLEMENTASIKESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIR III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : III. PANDUAN MENGHADAPI KONDISI DARURAT
PERIHAL : A. DARURAT KEBAKARAN
Pengesahan
24
PANDUAN PELAKSANAAN:
1. Orang pertama yang melihat bahaya kebakaran harus berteriak sekeras mungkin
”KEBAKARAN DI....”. Ambil APAR dan lakukan pemadaman jika tidak berbahaya.
2. Karyawan lain yang mendengar segera menghidupkan alarm, mengambil APAR untuk
membantu pemadaman kebakaran.
3. Jika api tidak berhasil dipadamkan dengan APAR, segera lakukan proses evakuasi:
a. Tetaplah tenang, jangan terburu-buru.
b. Ikuti petunjuk arah evakuasi atau petunjuk team evakuasi.
c. Jangan gunakan lift, lewatlah tangga darurat.
d. Carilah tempat yang aman / titik kumpul darurat.
4. Hubung dinas DAMKAR melalui nomor darurat 113.
5. Periksalah untuk memastikan semua karyawan telah lengkap, hubungi petugas / team
evakuasi jika ada yang hilang.
6. Jika ada yang terluka, hubungi tim medis / klinik terdekat untuk menanganinya.
7. Laporkan segera ke Asmen Pengamanan Korporasi Kantor Wilayah untuk
ditindaklanjuti
PANDUAN IMPLEMENTASIKESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIR III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : III. PANDUAN MENGHADAPI KONDISI DARURAT
PERIHAL : A. DARURAT KEBAKARAN
Pengesahan
25
Gambar Panduan Menghadapi Kebakaran Kantor Cabang
PANDUAN IMPLEMENTASIKESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIR III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : III. PANDUAN MENGHADAPI KONDISI DARURAT
PERIHAL : A. DARURAT KEBAKARAN
Pengesahan
26
Gambar Panduan Menghadapi Kebakaran Kantor UPC/S
PANDUAN IMPLEMENTASIKESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIRI III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : III. PANDUAN MENGHADAPI KONDISI DARURAT
PERIHAL : B. DARURAT GEMPA
Pengesahan
27
PANDUAN PELAKSANAAN:
1. Jangan kehilangan ketenangan/ timbul kepanikan;
2. Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa / kebakaran;
3. Jika memungkinkan, setiap orang yang ada di dalam bangunan / gedung segera
berusaha keluar dari ruangan, pergi ke tempat terbuka / TITIK KUMPUL (Assembly
Point) yang telah ditetapkan;
4. Jika tidak bisa keluar ruangan, maka carilah tempat berlindung di bawah struktur benda
keras, yang dapat memberikan perlindungan dan udara segar sampai dirasakan
berhentinya goncangan.
a. Carilah tempat yang paling aman dari reruntuhan dan goncangan, misalnya: kolong
meja, kluis.
b. Menjauh dari benda – benda yang mudah jatuh dan melukai misal: lukisan, kaca
jendela, rak buku, lampu gantung, lemari arsip dan benda berat lainnya.
c. Tunggu kondisi aman / ada pemberitahuan dari tim evakuasi, sebelum keluar
ruangan.
5. Berkumpulah ditempat terbuka, menjauhlah dari benda yang bisa jatuh / roboh
menimpa di sekitar anda, seperti: gedung, tiang listrik, kabel listrik, pohon, papan
reklame dan lain-lain.
6. Periksa lengkap tidaknya teman anda, laporkan ke petugas / tim evakuasi untuk
ditindaklanjuti jika ada yang hilang.
7. Jika ada yang terluka hubungi tim medis / klinik terdekat untuk dilakukan penanganan.
8. Laporkan ke Asmen Pengamanan Korporasi Kantor Wilayah untuk ditindaklanjuti.
9. Tunggu informasi aman (tak ada gempa susulan) dari tim evakuasi atau informasi resmi
instansi terkait sebelum kembali ke ruangan untuk kembali bekerja.
PANDUAN IMPLEMENTASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIRI III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : III. PANDUAN MENGHADAPI KONDISI DARURAT
PERIHAL : B. DARURAT GEMPA
Pengesahan
28
Gambar Panduan Menghadapi Darurat Gempa Di Kantor Cabang
PANDUAN IMPLEMENTASIKESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIRI III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : III. PANDUAN MENGHADAPI KONDISI DARURAT
PERIHAL : B. DARURAT GEMPA
Pengesahan
29
Gambar Panduan Menghadapi Darurat Gempa di UPC/S
PANDUAN IMPLEMENTASIKESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIR III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : III. PANDUAN MENGHADAPI KONDISI DARURAT
PERIHAL : C. DARURAT BANJIR
Pengesahan
30
PANDUAN PELAKSANAAN:
1. Orang pertama yang mengetahui informasi terjadi bencana banjir, segera mencari
informasi tambahan dan memantau potensi keparahan (pengamatan debit/informasi dari
BMKG).
2. Jika ada potensi bahaya, maka segera mencari tempat yang aman untuk
menyelamatkan diri dan aset perusahaan yang memungkinkan untuk diselamatkan.
3. Bila banjir tidak berpotensi semakin parah dan sudah mulai surut, segera membuat
laporan via telepon ke Kantor Wilayah.
4. Tetapi jika membutuhkan evakuasi karena bahaya semakin parah, segera hubungi Tim
SAR dengan telepon ke 115. Setelah berada di daerah yang aman dan banjir telah
surut, segera membuat laporan via telepon ke Kantor Wilayah.
5. Membuat laporan tertulis ke Kantor Wilayah untuk mendapatkan penanganan lebih baik.
PANDUAN IMPLEMENTASIKESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIR III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : III. PANDUAN MENGHADAPI KONDISI DARURAT
PERIHAL : C. DARURAT BANJIR
Pengesahan
31
Gambar Menghadapi Darurat banjir
PANDUAN IMPLEMENTASIKESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIR III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : III. PANDUAN MENGHADAPI KONDISI DARURAT
PERIHAL : D. DARURAT TANAH LONGSOR
Pengesahan
32
PANDUAN PELAKSANAAN:
1. Orang pertama yang mengetahui informasi gejala terjadinya bencana tanah longsor, segera mencari informasi tambahan dan memantau potensi keparahan dan peluang terjadinya tanah longsor di kantor operasional.
2. Melaporkan via telepon kepada Pemimpin Wilayah untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Gambar Menghadapi Darurat Tanah Longsor
PANDUAN IMPLEMENTASIKESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIR III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : IV. PANDUAN BEKERJA AMAN
PERIHAL : A. BEKERJA DENGAN TANGGA LIPAT
Pengesahan
32
PANDUAN PELAKSANAAN:
1. Periksa kelayakan tangga sebelum memulai bekerja.
2. Gunakan “tool belt” jika membawa alat kerja yang banyak, untuk memastikan tetap bisa
berpegangan pada saat naik turun tangga.
3. Selama bekerja:
a. Gunakan prinsip 3 tumpuan.
b. Mintalah bantuan untuk memegangi tangga jika diperlukan.
c. Jangan menggunakan bagian paling atas tangga lipat.
d. Jangan melakukan pekerjaan dengan jangkauan jauh dari tangga.
PANDUAN IMPLEMENTASIKESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIR III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : IV. PANDUAN BEKERJA AMAN
PERIHAL : A. BEKERJA DENGAN TANGGA LIPAT
Pengesahan
33
Gambar Panduan Penggunaan Tangga Lipat
MINIMAL 3 TITIK KONTAK DENGAN TANGGA LIPAT
Pastikan Pengunci Terpasang Dengan Baik
Jangan Menggunakan Bagian Teratas Tangga Lipat Sebagai Pijakan
Gunakan “Tool Belt” / Jangan Memegang Dengan 2 Tangan
Jangan Mencondongkan Badan Ke Kiri / Kanan Tangga Lipat
Mintalah Bantuan Teman Untuk Memegangi Tangga Lipat, Agar Tidak Bergeser / Bergerak
PANDUAN IMPLEMENTASIKESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIR III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : IV. PANDUAN BEKERJA AMAN
PERIHAL : B. BEKERJA DENGAN KOMPUTER
Pengesahan
35
PANDUAN PELAKSANAAN:
1. Penggunaan monitor :
a. Atur tingkat kecerahan dan kekontrasan pada layar, sehingga tidak meningkatkan
gangguan pada mata.
b. Pastikan permukaan layar bersih karena akan mengurangi buram atau silau
(glare)
c. Pilih teks yang cukup besar (min 11 point) agar mudah terbaca pada layar anda,
ketika anda duduk normal dan dalam keadaan posisi yang nyaman.
d. Pilih warna yang sesuai dengan mata (hindari teks merah pada latar berwarna
biru).
2. Penggunaan kursi :
a. Sesuaikan kursi dan komputer untuk mendapatkan posisi yang paling nyaman
untuk bekerja.
b. Gunakan tumpuan kaki (foot rest) agar kaki tidak cepat lelah dan pegal untuk
pengguna dengan tinggi badan yang tidak terlalu tinggi.
3. Penggunaan Meja :
a. Pastikan jangkauan kerja yang cukup untuk menjangkau apapun dokumen yang
dibutuhkan.
b. Lakukan pengaturan pada keyboard, layar, mouse dan dokumen-dokumen untuk
menemukan posisi yang terbaik bagi pekerja.
c. Gunakan penyangga dokumen yang dapat membantu untuk menghindari postur
janggal pada leher dan gangguan pinggang serta gangguan pada mata.
d. Atur meja dan VDU (Video Display Unit) untuk menghindari silau ataupun
bayangan pada layar.
e. Pastikan terdapat ruang yang cukup dibawah meja agar kaki dapat bergerak.
PANDUAN IMPLEMENTASIKESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIR III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : IV. PANDUAN BEKERJA AMAN
PERIHAL : B. BEKERJA DENGAN KOMPUTER
Pengesahan
36
4. Penggunaan keyboard :
a. Atur keyboard untuk mendapatkan posisi mengetik yang baik.
b. Sediakan ruang (space) di depan keyboard untuk mengistirahatkan tangan dan
pergelangan tangan ketika tidak mengetik.
c. Jaga agar pergelangan tangan tetap lurus ketika mengetik.
d. Jangan paksakan jari-jari untuk menjangkau tombol-tombol yang tidak terjangkau
dan jangan menekan tombol terlalu keras.
5. Penggunaan Mouse :
a. Posisikan mouse agar mudah di jangkau dan posisikan pergelangan tangan
secara lurus.
b. Sangga (support) lengan bawah pada meja dan jangan memegang mouse terlalu
kencang.
c. Istirahatkan jari-jari pada tombol-tombol keyboard.
6. Penggunaan Document Holder (alat penyangga dokumen):
a. Gunakan document holder untuk memudahkan dalam pengetikan
b. Posisikan document holder dekat dengan komputer dan sesuaikan jaraknya
dengan layar.
7. Postur dan waktu istirahat :
a. Pastikan mengganti postur sesering mungkin, ketika melakukan posisi yang sama
selama periode yang panjang.
b. Hindari beberapa jangkauan berlebih secara berulang untuk menjangkau apa
yang ingin diambil (jika ini sering terjadi, atur kembali tempat kerja).
c. Lakukan kegiatan lain untuk mengistirahatkan mata dari melihat layar, contohnya
dengan menyimpan dokumen.
d. Sediakan waktu istirahat yang cukup selama 10-15 menit setelah bekerja 2 jam
dengan komputer.
PANDUAN IMPLEMENTASIKESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIR III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : IV. PANDUAN BEKERJA AMAN
PERIHAL : B. BEKERJA DENGAN KOMPUTER
Pengesahan
37
e. Berdirilah dan lakukan peregangan, melemaskan otot, memutar kepala, dan
menggeser posisi tubuh setiap 15 menit.
f. Istirahatkan mata dengan menutup mata sebentar atau mengubah fokus dengan
melihat objek yang jauh.
Gambar Panduan Bekerja Dengan Komputer
Posisi / Sikap Duduk
Kursi diatur pada ketinggian yang
nyaman.
Lutut kira-kira 90o.
Paha sejajar lantai.
Telapak kaki menapak datar di lantai atau sandaran kaki.
Badan tegak, punggung bersandar pada sandaran.
Lengan bertumpu pada tumpuan kursi (BUKAN PINGGIRAN MEJA).
Tinggi bagian atas monitor sejajar mata.
Jarak monitor 1 lengan atau lebih.
Posisi Tangan Pada Saat Penggunaan Keyboard.
Posisi Tangan Pada Saat Penggunaan Mouse.
ISTIRAHATLAH JIKA JIKA MERASA TAK NYAMAN / LELAH. LAKUKAN
PEREGANGAN JIKA DIPERLUKAN.
PANDUAN IMPLEMENTASIKESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIR III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : IV. PANDUAN BEKERJA AMAN
PERIHAL : C. BEKERJA DENGAN LISTRIK
Pengesahan
38
PANDUAN PELAKSANAAN:
Untuk menghindari risiko kesetrum listrik,
1. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD), sesuai gambar berikut ini.
2. Pastikan alat kerja yang digunakan aman sesuai gambar berikut ini.
Gambar Panduan Bekerja Dengan Listrik
A. PEKERJA Sarung Tangan Karet
Sepatu
Tidak Memakai Perhiasan Logam
B. PERALATAN KERJA
Gagang Alat Kerja Isolator
Kabel Alat Kerja Tidak Ada Cacat
Tangga Berbahan fiber / Dengan Bantalan Isolator
Sumber Daya Dimatikan
Khusus Instalasi Jaringan
Listrik
PANDUAN IMPLEMENTASIKESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIR III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : IV. PANDUAN BEKERJA AMAN
PERIHAL : D. NAIK / TURUN TANGGA
Pengesahan
39
PANDUAN PELAKSANAAN:
1. Selalu gunakan prinsip “minimal 2 titik tumpu” sehingga akan selalu ada penahan jika
salah satu tumpuan tergelincir.
2. Jangan membawa barang yang menghalangi pandangan.
3. Selalulah perhatikan langkah: perhatikan ada tidaknya genangan air / lantai basah,
ada tidaknya barang di tangga. Agar tidak terpeleset.
4. Jangan terburu-buru.
Gambar Panduan Naik/Turun Tangga
PANDUAN IMPLEMENTASIKESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIR III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : IV. PANDUAN BEKERJA AMAN
PERIHAL : F. PEREGANGAN
Pengesahan
40
PANDUAN PELAKSANAAN:
1. Untuk mencegah ketegangan atau cedera otot, berhentilah sesaat setelah bekerja
selama 2 jam berturut-turut atau jika terasa adanya ketidaknyamanan.
2. Jika diperlukan lakukan peregangan sesuai dengan kebutuhan anggota badan yang
terasa tak nyaman. Ikuti panduan peregangan berikut ini.
Gambar Panduan Peregangan
PANDUAN IMPLEMENTASIKESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIR III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : IV. PANDUAN BEKERJA AMAN
PERIHAL : F. PENGGUNAAN APAR
Pengesahan
41
PANDUAN PELAKSANAAN:
1. Turunkan APAR dari tempatnya.
2. Lepaskan selang dari jepitan.
3. Pegang horn nozzle dengan tangan kiri sedangkan tangan kanan menekan
pelatuk/pemecah cartridge dengan posisi badan/muka menyamping dari fill cap racun
api.
4. Lakukan pengetesan sebelum pemadaman, dengan cara:
a. Arahkan nosel ke depan.
b. Pukul handle atas dengan tangan, pastikan material pemadam keluar dari nosel.
5. Bila alat tersebut baik majulah mendekati api dari arah angin datang (di atas angin) /
pintu keluar dengan memegang nosel sudut 45 derajat.
6. Padamkan api dengan mengarahkan semburan tepung/serbuk kimia kira-kira 2 meter
dari muka sudut tepi kiri. Majulah perlahan sambil mengibaskan ke kiri dan ke kanan
sedemikian rupa sehingga semburan tepung melewati tepian api/batas bagian yang
terbakar tertutup dengan sempurna.
7. Perhatikan dengan seksama apakah api telah padam sepenuhnya. Bila telah padam,
mundurlah beberapa langkah dan jangan langsung membelakangi api karena
kemungkinan api menyala kembali (flash back) dan akan membahayakan bagi
pemakainya.
8. Bila terjadi kebakaran besar dan api tidak dapat dipadamkan dengan APAR, segera
hubungi petugas DAMKAR terdekat. Jangan mengambil resiko diri sendiri terjebak.
PANDUAN IMPLEMENTASIKESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIR III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : IV. PANDUAN BEKERJA AMAN
PERIHAL : F. PENGGUNAAN APAR
Pengesahan
42
Gambar Panduan Penggunaan APAR
PANDUAN IMPLEMENTASIKESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIR III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : IV. PANDUAN BEKERJA AMAN
PERIHAL : G. PENEMPATAN APAR
Pengesahan
43
1. PANDUAN KETINGGIAN DAN LABEL PENEMPATAN APAR
2. JARAK ANTAR APAR
< 15 m
PANDUAN IMPLEMENTASIKESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIR III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : IV. PANDUAN BEKERJA AMAN
PERIHAL : H. PERAWATAN APAR
Pengesahan
44
PANDUAN PELAKSANAAN:
1. Lakukan pemeriksaan kondisi dengan poin pemeriksaan sesuai gambar berikut minimal
1 x per bulan.
2. Pastikan semua poin pemeriksaan dinyatakan layak.
3. Pasang kembali APAR ke tempat semula jika semua poin pemeriksaan layak.
4. Jika ada yang tak layak, laporkan ke Asmen Pengamanan Korporasi untuk
ditindaklanjuti.
Gambar Panduan Inspeksi APAR
PANDUAN IMPLEMENTASIKESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIR III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : IV. PANDUAN BEKERJA AMANPERIHAL : I. CUCI TANGAN
Pengesahan
45
PANDUAN PELAKSANAAN:
1. Lakukan cuci tangan setiap: setelah buang air, setelah melakukan kegiatan penanganan
bahan kimia, melakukan pekerjaan cleaning service, melakukan kegiatan kebersihan
lingkungan, atau sebelum makan.
2. Gunakan sabun pencuci tangan.
3. Cucilah tangan sesuai dengan gambar berikut.
Gambar Panduan Cuci Tangan
PANDUAN IMPLEMENTASIKESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) KANTOR OPERASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
NOMOR : 139/DIR III/2017
TANGGAL : 22 Desember 2017
TGL. BERLAKU : 22 Desember 2017
BAB : V. DAFTAR NOMOR TELEPON DARURAT
PERIHAL : -
Pengesahan
46
NOMOR TELEPON NAMA INSTANSI
110 KEPOLISIAN
113 DINAS PEMADAM KEBAKARAN (DAMKAR)
115 BASARNAS
118 / 119 AMBULANCE