Page 1
Pandangan Islam tentang Imunisasi
Tujuan Umum Pemebelajaran
Setelah membaca dan mengikuti pembelajaran pada bab ini Mahasiswa diharapkan dapat
menjelaskan pandangan Islam tentang vaksinasi-imunisasi.
Tujuan Khusus Pembelajaran
Setelah membaca dan mengikuti pembelajaran pada bab ini Mahasiswa diharapkan:
1. Dapat menjelaskan pengertian vaksinasi-imunisasi, jenis-jenisnya, bahan-bahan formula
vaksin, dan efek negatif bagi orang yang divaksinasi-imunisasi dalam masa rintisan
pengembangan program ini.
2. Dapat menjelaskan pandangan ulama antara yang pro dan kontra dengan argumennya
masing-masing terhadap pelaksanaan vaksinasi-imunisasi.
3. Dapat menjelaskan bahan-bahan tahnik dan manfaat bahan-bahan tersebut, serta
pelaksanaanya sebagai ganti pelaksanaan tahnik.
4. Dapat menjelaskan pertimbangan-pertimbangan umum tentang kehalalan dan manfaat
pelaksanaan vaksinasi-imunisasi bagi kesehatan setelah program ini mencapai
kesempurnaannya.
Page 2
A. Pengertian Imunisasi
Secara literal, imunisasi berasal dari kata ‘imun’ yang berarti kebal terhadap suatu
penyakit. Dengan demikian ‘imunisasi’ berarti pengebalan terhadap suatu penyakit.
Prosedur pengebalan tubuh terhadap penyakit melalui teknik vaksinasi. Kata ‘vaksin’ itu
sendiri berarti senyawa antigen yang berfungsi untuk meningkatkan imunitas atau sistem
kekebalan tubuh terhadap virus. Itulah sebabnya imunisasi identik dengan vaksinasi.
Vaksin terbuat dari virus yang telah dilemahkan dengan menggunakan bahan tambahan
seperti formaldehid dan thyrmorosal.
B. Jenis-Jenis Vaksin
Di antara jenis vaksin adalah: hepatitis (untuk mengusahakan kekebalan hati
terhindar dari penyakit), polio (untuk mengusahakan atropi otot sehingga kebal dari
penyakit dan jika kebal manfaatnya antara lain bentuk kaki lurus atau normal tidak
seperti huruf O atau huruf X, dan kelumpuhan), rubella (supaya kebal dari serangan
campak), BCG [Bacillus Calmitte Guerine] untuk mencegah serangan TBC [Tuber
Culocis], DPT [Dipteri Portucis Tetanus] mencegah timbulnya penyakit gomen atau
sariawan dan batuk rejan serta tetanus, MMR [Measless Mumps Rubella]. Di Indonesia,
praktik vaksinasi-imunisasi terhadap balita [bayi di bawah umur lima tahun] antara lain:
hepatitis B, BCG, polio, MMR, IPV, dan DPT. Vaksinasi-imunisasi bahkan telah
deprogramkan secara internasional oleh WHO [World Health Organization].
C. Bahan-Bahan Vaksin
Disebutkan bahwa materi yang digunakan sebagai bahan vaksin ada dua macam:
1. bahan alami, antara lain: enzim yang berasal dari babi, seline janin bayi, organ
bagian tubuh seperti: paru-paru, kulit, otot, ginjal, hati, thyroid, thymus, dan hati yang
diperoleh dari aborsi janin. Vaksin polio terbuat dari babi; atau campuran dari ginjal
kera, sel kanker manusia, dan cairan tubuh hewan tertentu antara lain serum dari sapi
atau nanah dari cacar sapi, bayi kuda atau darah kuda dan babi, dan ekstrak mentah
lambung babi, jaringan ginjal anjing, sel ginjal kera, embrio ayam, dan jaringan otak
kelinci.
Page 3
2. Bahan yang berasal dari unsur kimia antara lain: merkuri, formaldehid, aluminium,
fosfat, sodium, neomioin, fenol, dan aseton.
D. Efek Vaksinasi
Efek pemberian vaksinasi terhadap balita [bayi umur lima tahun ke bawah,
selanjutnya cukup disebut balita] berdasar laporan-laporan resmi secara garis besar ada
dua macam:
1. Berbahaya. Conggres Amerika Serikat (AS) membentuk “The National
Chilhoodvaccib injury act” berkesimpulan vaksinasi menyebabkan luka dan
kematian. Dr. Wiliam Hay berkomentar, “tidak masuk akal memikirkan bahwa anda
menyuntikkan nanah ke dalam tubuh anak kecil dan dengan proses tertentu akan
meningkatkan kesehatannya. WHO [World Health Organization], yaitu organisasi
kesehatan dunia menemukan bahwa anak yang divaksinasi campak memiliki peluang
15 kali lebih besar unuk diserang campak. Banyak penelitian medis mencatat
kegagalan vaksinasi. Campak, gabag, polio, gondong juga terjadi di pemukiman
penduduk yang diimunisasi
2. Bermanfaat. Disimpulkan bahwa imunisasi merupakan sebab utama penurunan
jumlah penyakit. Dicatat oleh ‘The Brithis Association for the Advancement of
Science” menemukan bahwa di Amerika Serikat dan Enggris mengalami penurunan
penyakit sebanyak 80 % hingga 90 %. Umumnya di Indonesia seperti kita alami, dulu
ketika masih kecil yang bekas-bekasnya masih jelas hingga sekarang, benar adanya
menjadikan ada imunitas dalam tubuh kita. Jadi secara real (nyata), imunisasi ada
menfaatnya bagi kesehatan.
Disebutkan pula bahwa secara umum vaksinasi-imunisasi cukup aman karena
keuntungan perlindungan jauh lebih besar dari pada efek samping yang mungkin
ditimbulkan. Memang, kegagalan vaksinasi-imunisasi terjadi pada saat rintisan
teknologi itu. Dengan demikian laporan WHO [World Health Organization] tentang
efek buruk vaksinasi-imunisasi itu benar adanya. Akan tetapi, penelitian,
penyempurnaan di bidang kesehatan terus dilakukan sehingga efek buruk dari
vaksinasi-imunisasi itu dapat dikuramngi bahkan sekuat tenaga dinetralisir. Sehingga,
perkembangan selanjutnya terdapat penyempurnaan di berbagai unsur. Perkembangan
Page 4
selanjutnya, formula vaksinasi-imunisasai lebih bagus, lebih halus, dan lebih aman,
sehingga ada manfaatnya bagi usaha meningkatkan sistem kekebalan tubuh manusia,
termasuk balita bagi vaksinasi-imunisasi mereka seperti: MMR , DPT, BCG, IPV,
dan polio.
E. Pandangan Islam Tentang Vaksinasi-Imunisasi
1. Wasiat Rasulullah Sebelum Rasulullah wafat, tepatnya ketika beliau khutbah pada haji wada’, haji
terakhir beliau atau dikenal sebagai haji perpisahan beliau dengan umat Islam, sempat berwasiat: Rasul kita yg Mulia SAW. Pernah bersabda, yg diriwayatkan oleh Al-Hakim didalam Mustadrak-nya dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Bani Rahimahullah didalam Shahih Al-Jami’… Dari Sahabat Abu Hurairah Radiallah’anhu, Rasulullahi SAW bersabda : “Sesungguhnya aku telah meninggalkan pada kalian 2 perkara, yg jika kalian berpegang teguh kepadanya, maka kalian tidak akan sesat selama-lamanya: (yakni) Kitabullah dan Sunnahku, dan tidak akan berpisah keduanya, hingga keduanya mengantarkanku ke telaga (surganya Allah Ta’ala).
Oleh karena masalah vaksinasi-imunisasi belum terjadi pada masa Rasulullah,
maka belum ada petunjuk sedikitpun tentang imunisasi. Terhadap masalah yang
bersifat kontemporer menjadi lapangan dan lahan bagi para ulama untuk melakukan
ijtihad menemukan solusi hukum perkara tersebut haram atau halal, baik atau buruk,
bermanfaat atau berbahaya bagi kesehatan.
Para ulama dalam berijtihad untuk menetapkan hukum terhadap masalah-masalah
kontemporer pasti tidak pernah menghasilkan keputusan ijma’yyah ‘amiyyah
(kesepakatan umum), melainkan khlafiyyah (perbedaan pendapat diantara mereka).
Bentuk khilafiyyah yang paling ekstrim adalah halal atau haram. Tidak terkecuali
mengenai vaksinasi-imunisasi. Dalam Ilmu Fikih memang terdapat adagium “Man
laa ya’lamu khilaafiyyatan laa ya’lamu raaihatal fiqhi” (Barang siapa tidak mengenal
perbedaan pendapat, sesungguhnya ia tidak mengenal baunya Fikih”). Baunya saja
tidak mengetahui, apalagi ilmu fikihnya itu sendiri.
2. Pro Versus Kontra: Haram versus Halal Tentang Vaksinasi-Imunisasi
a. Haram
Page 5
Para ulama, pemikir, mujtahid ada yang menghukumi haram terhadap
tindakan vaksinasi-imunisasi. Argumen yang diajukan antara lain memasukkan
barang najis dan racun ke dalam tubuh manusia. Manusia iu merupakan
khaifatullah fi al-ard} dan asyraf al-makhlu>qa>t (maskhluk yang paling mulia)
dan memiliki kemampuan alami melawan semua mikroba, virus, serta bakteri
asing dan berbahaya.Berbeda dengan orang kafir yang berpendirian manusia
sebagai makluk lemah sehingga perlu vaksinasi untuk meningkatkatkan imunitas
pada manusia.
Para filosof Barat dari aliran Eksistensialisme kiri, seperti Jean Paul Sartre
menyatakan bahwa manusia hanyalah sampah yang terbuang dan tak berarti. Ia
berkata: My original fall is the existence of the Other. I grasp the Other’s look ad
the very center of my act as the solidificatiom and alineatiom of my own
possibilities (Asal mula kejatuhanku karena keberadaan orang lain. Aku mengerti
tatapan orang lain tertuju benar-benar kepada setiap tindakanku sebagai sesuatu
yang padat dan mengasingkan kemungkinan-kemungkinanku yang aku punyai;
Jen Paul Sartre: 1948: 263). Yang ia maksud dengan istilah ‘kejatuhan’ adalah
ketidakmaknaan keberadaannya.
Jadi manusia tak ubahnya bagaikan sampah. Ia menambahkan bahwa
kejatuhannya itu adalah permanen. . . . “is the permanent structure of my being for
the Other” (ibid). Hanya karena manusia diperhatikan orang lain dimaknai
dimakan orang lain hingga kepribadiannya hancur tak bermakna. Dari sinilah ia
juga mengatakan manusia sebagai homo homini lopus (manusia adalah binatang
yang saling memangsa). Paham ini kemudian masuk ke Indonesia antara lain
melalui sajak Chairil Anwar tentang ‘Aku’. Dalam sajak ini disebutkan bahwa
manusia hanyalah binatang jalang dari kumpulan yang terbuang.
Lebih dari itu, pendapat manusia sebagai binatang telah berakar sejak
zaman filsafat Yunani purba.Aristoteles menyatakan bahwa manusia hanyalah
binatang yang berpikir. Esensi pendapat ini adalah menyatakan bahwa manusia
hanyalah binatang. Jadi tidak bermasalah sama sekali jika di dalam tubuhnya
dimasukkan sesuatu yang menurut syariat adalah benda-benda najis karena
‘manusia’-nya sendiri adalah sesuatu yang identik dengan ‘najis’.
Page 6
Solusi yang diajukan untuk meningkatkan kekebalan balita adalah menghindari
tindakan vaksinasi-imunisasi pada balita maupun manusia pada umumnya,
selanjutnya menerapkan syariat tahnik kepada balita, yaitu memasukkan kurma
yang telah dikunyah lembut atau madu ke dalam rongga mulut si bayi ketika
melaksanakan uapaca ‘aqiqah pada hari ke tujuh dari kelahiran anak. Tahnik
dipandang sebagai vaksinasi-imunisasi. Perlu ditambahkan bahwa pada zaman
Nabi tidak ada anak yang divaksinasi dan kenyataannya juga sehat-sehat dan
banyak yang berumur panjang. Artinya umur harapan hidup rata-rata sejak zaman
Rasulullah dan zaman sekarang kurang lebih sama.
Segera diingatkan di sini bahwa, jika seseorang melakukan tahniq
terhadap balita, terutama ayahnya, jangan mengikuti praktik Nabi, yaitu
mengunyah kurma, setelah lembut kemudian dimasukkan ke mulut anak. Praktik
Nabi ini harus dipandang kasus ekstrim atau istimewa. Ada sesuatu yang berada
di luar nalar. Sebut saja karamah beliau. Abu Hurairah diludahi mulutnya oleh
Rasulullah, bukan ludah kebencian, menyebabkan Abu Hurairah sangat fasih dan
merupakan sahabat yang paling banyak menghafal hadis (al-muktsiru>na fil
h}adis; Abd al-Baqi, 2007:902), padahal sahabat ini hanya bersama dengan
belaiau kurang lebih dua tahun setengah masa akhir-akhir hidup Rasul. Sahabat
ini memang masuk Islam belakangan, setelah Futuh} Makah, pelaklukan kota
Makah oleh Rasulullah beserta pasukannya dari Madinah. (Iwan Gayo,2008: 61).
Jika seseorang melakukan tahnik persis seperti praktik Rasulullah,
dikhawatirkan sekali banyak mengandung virus pada air liur pengunyah kurma.
Sementara itu, si bayi yang baru berumur tujuh hari belum memiliki sistem
kekebalan yang sempurna. Untuk itu, dalam melakukan tahniq hendaklah
menggunakan madu berkualitas bagus atau sari kurma. Sekarang telah banyak
tersedia di toko-toko obat, apotik, bahkan took-toko swalayan seperti mall yang
menyediakan sari kurma berbentuk cairan.
Kedua bahan ini lebih hygine dan insya Allah steril dari kuman, bakteri,
jamur, maupun virus yang membahayakan bagi kesehatan bayi karena diproses
menurut teknologi modern dan sehat. Mengapa Rasulullah menggunakan kurma
Page 7
untuk men-tahniq bayi, ternyata kandungan mineral yang dibutuhkan bagi
perkembangan tubuh dan kesehatan bayi amat banyak.
1) Kandungan dan Manfaat Kurma
Kurma mengandung banyak hal bagi kebutuhan tubuh manusia, antara lain:
a) Karbohidrat
Kandungan karbohidrat sederhana (glukosa dan fruktosa) yang
tinggi merupakan andalan utama dari kurma. Keduanya berkalori tinggi,
dan mudah dicerna. Selain itu, kandungan gulanya dapat menenangkan
saraf yang gelisah serta memberikan rasa aman pada kejiwaan.Kandungan
karbohidrat dalam kurma sebesar 50 – 70 persen. Gula yang terkandung
dalam kurma baru habis terserap dalam tempo 45-60 menit. Hal ini
menyebabkan orang yang makan kurma cukup banyak pada waktu sahur
akan menjadi segar dan tahan lapar, sebab bahan pangan ini juga kaya
akan serat.
b) Protein
Kandungan protein didalam kurma sebesar 1.8 – 2.0 persen, yang
memberikan manfaat besar kepada otak. Protein-protein ini melindungi
tubuh dari serangan penyakit dan infeksi, menunjang sel-sel tubuh
memperbaharui diri, dan menyeimbangkan cairan-cairan tubuh.
c) Lemak
d) Mineral
Kurma mengandung banyak mineral yang esensial bagi tubuh:
seperti potassium, sodium, kalsium, besi, mangan, dan tembaga. Bila
potassium dan sodium bekerja bersamaan, mereka bertindak selaku
pengatur ritme detak jantung. Dengan menfasillitasi pengalihan oksigen ke
otak, potassium dapat memberdayakan pikiran jernih. Selain itu, kurma
juga menyediakan kandungan alkali secukupnya pada cairan tubuh,
merangsang ginjal mengeluarkan sampah-sampah racun metabolis,
membantu menurunkan tekanan darah tinggi, dan menunjang
pembentukan kulit sehat.
Page 8
Kandungan kalsiun dalam kurma berguna bagi kesehatan jantung
dan pembuluh darah. Sedangkan kadar besi yang dikandung buah kurma
matang sangat mencukupi dan penting sekali dalam proses pembentukan
air susu ibu. Kadar zat besi yang ada dapat menggantikan tenaga ibu yang
terkuras saat melahirkan atau menyusui. Zat besi dan Kalsium merpuakan
dua unsur efektif dan penting bagi pertumbuhan bayi.
Alasannya, dua unsur ini merupakan unsur yang paling
berpengaruh dalam pembentukan darah dan tulang sumsum.
zat garam mineral dapat menetralisasi asam, seperti Kalsium dan
Potasium. Buah kurma adalah makanan terbaik untuk menetralisasi zat
asam yang ada pada perut karena meninggalkan sisa yang mampu
menetralisasi asam setelah dikunyah dan dicerna yang timbul akibat
mengkonsumsi protein seperti ikan dan telur.
e) Vitamin
Dalam buah kurma terkandung berbagai macam vitamin,
diantaranya adalah vitamin A, B1, B2 dan vitamin C. Kandungan vitamin
A meningkatkan kemampuan pandangan mata dan kekuatan badan, juga
kekuatan tulang dan gigi. Selain itu juga dapat memelihara kelembaban
dan kejelian mata, menguatkan penglihatan, pertumbuhan tulang,
metabolisme lemak, kekebalan terhadap infeksi, kesehatan kulit serta
menenangkan sel-sel saraf.
Vitamin B1 memfasilitasi jaringan saraf berfungsi sehat sempurna,
menunjang tubuh mengubah karbohidrat menjadi energi, mengatur selera
makan dan pencernaan, serta memberdayakan metabolisme berasal dari
protein dan lemak. Vitamin B2 memfasilitasi pembakaran protein-protein
yang disebutkan tadi, karbohidrat, dan lemak yang diperlukan untuk
penyedian energi dan pembaharuan sel
f) Zat gizi
Kurma juga mengandung banyak zat gizi.
g) Serat
Page 9
Serat yang terdapat dalam kurma berfungsi melunakkan usus dan
mengaktifkannya, yang secara alami bisa mempermudah buang air besar.
Dalam kurma juga terkandung semacam hormon (potuchsin) yang bisa
menciutkan pembuluh darah dalam rahim; sehingga dengan demikian bisa
mencegah terjadinya pendarahan rahim.
Begitu banyak kandungan kurma bagi kebutuhan tubuh, bahkan
jiwa manusia, maka manfaatnya juga amat banyak. Buah kurma adalah
makanan yang sangat baik diandalkan sejak zaman para nabi, didalam al-
Qur’an kurma disebut sebanyak 24 kali antara lain dalam surat Maryam
ayat 25-26 yaitu ketika Maryam akan melahirkan putranya Nabiyullah Isa
‘Alaihi Salam.
Allah memerintahkan beliau untuk menggoyangkan pohon kurma
yang menjadi sandarannya kemudian beliau diperintahkan makan buah
kurma yang jatuh didekatnya, maka sejak saat itu buah kurma merupakan
makanan terbaik dan obat yang sangat mujarab bagi ibu hamil dan pasca
melahirkan dari zaman kezaman ila yaumil akhir. Berikut ini dipaparkan
sebagian dari manfaat dan khasiat kurma ditinjau dari sudut pandang
medis modern yang sekaligus menguatkan khabar Al-Qur’an Al-Karim
dan As-Sunnah Ash-Shahihah tentang khasiat dan keutamaan kurma.
(1) Peranan Kurma Pada Wanita Melahirkan, Nifas, dan Menyusui
Dalam kurma terdapat hormon yang mirip dengan hormon
oksitosin (hormon yang dihasilkan neurohipofisa, bekerja untuk
merangsang kontraksi otot polos dinding rahim selama coitus dan
melahirkan) yang membantu proses kelahiran. Caranya, hormon
oksitosin tersebut menyatu dengan reseptornya memulai kontraksi otot
yang teratur secara bertahap, sehingga menyebabkan perluasan leher
rahim dan dari situ terjadilah proses kelahiran.
Setelah persalinan, hormon oksitosin juga bermanfaat untuk
mengeringkan rahim, meningkatkan kontraksi otot ototnya yang terajut
satu sama lain seperti jaring dan serat otot-otot yang tersebut
berkontraksi sedemikian rupa sehingga menyempitkan celah-celah
Page 10
rajutan tersebut yang diantara matanya terdapat kantong darah lembut
dan mengeluarkan darah. Hal ini menyebabkan berhentinya
perdarahan secara bertahap.
Serat-serat pembuluh darah vena yang berada di sekitar saluran
susu di payudara juga mengalami kontraksi, sehingga menjadikan
derasnya air susu ketika saluran saluran ini beserta air susu yang
dikandungnya mengalami kontraksi. Dari sana sempurnalah proses
penyusuan anak.
(2) Peranan Kurma dalam membangkitkan sifat kelembutan dari .kaum
pria.
Sungguh besar manfaat hormon oksitosin yang diperoleh dari
kurma. Hormon yang sangat bermanfaat ini melunakkan hati dan
perasaan, menimbulkan sifat kasih-sayang, dan itu muncul secara
natural, bukan dibuat-buat.
(3) Peranan Kurma dalam Mengatur hormon estrogen
Telah diketahui adanya unsur lain di dalam kurma yang komposisi
dan fungsinya sangat mirip dengan hormon estrogen. Diantara fungsi
hormon ini antara lain: fungsi-fungsi tulang, payudara, kulit, rahim,
hormon FSH yang merangsang kantong buah pelir (scrotum),
memproduksi badan kuning (corpus loteum) LH di dalam ovarium
yang menggantung pada ligament besar, keseimbangan ion-ion dan
mineral-mineral di dalam tubuh, siklus menstruasi, distribusi lemak di
dalam tubuh, produksi insulin, dan produksi sperma pada pria.
(4) Peranan lain dari Kurma
Selain manfaat-manfaat di atas, kurma jg masih memiliki banyak
manfaat lain. Diantaranya adalah :
Mencegah stroke.
Mengobati anemia, lesu dan letih.
Menambah berat badan anak.
Meningkatkan vitalitas.
Memperlancar saluran kencing.
Page 11
Meningkatkan trombosit dalam darah dan mengatasi DBD.
Mengatasi rheumatik.
Mencegah tubuh dari bakteri dan kanker
Memelihara dari kerabunan.
Mentabilkan kejiwaan bagi anak dan lansia
Memperlambat penuaan tubuh.
Menyehatkan kulit
Membantu pertumbuhan tulang.
Cocok untuk diet
Mengatasi wasir.
Kurma memang jenis makanan yang sangat istimewa dibanding
dengan makanan lainnya. Maka wajar kalau Alquran maupun Alhadis
banyak menyinggung tentang kurma ini. Allah Subhanahu Wa Ta’ala
telah melebihkan kurma dari buah-buahan yang lain. Allah
menyebutkannya dalam Alquran dalam 20 tempat yang berbeda
dengan memakai lafal pohon kurma: an-Nakhl, an-Nakhiil, dan an-
Nakhlah. Kurma mendapat tempat istimewa di dalam Alquran dan kita
tahu bahwa sebenar-benar perkataan adalah kalaamullah, al-Qur’an al-
Karim. Di bawah ini merupakan ayat-ayat al-Qur’an yang
menyebutkan tentang Kurma.
(5) Pohon kurma sangat kukuh,sebagaimana firmanNya,
Artinya : Tidakkah kamu-kamu perhatikan bagaimana Allah telah
membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik,
akarnya teguh dan cabangnya (menjulang ) kelangit, pohon itu
memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Rabb-Nya.
Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia
supaya mereka selalu ingat. (QS. Ibrahim/14 : 24).
Kandungan ayat ini antara lain bahwa pohon kurma yang akarnya
teguh dan cabangnya menjulang ke langit serta berbuah setiap musim,
Page 12
merupakan tamsil bahwa kita sebagai manusia harus mempunyai iman
yang teguh serta selalu berbuat baik kepada siapa pun.
(6) Kelebihan pohon kurma dibandingkan dengan pohon lain
Seperti disebutkan dalam Al Qur’an surat Ar-Ra’du, pohon kurma
memiliki kelebihan dibandingkan dengan pohon lain seperti
kandungan gizi untuk konsumsi manusia. Kandungan jambu merah,
jambu monyet, durian, dan nangka, jika dibanding dengan kurma jelas
lebih banyak kandungan buah kurma. Selain itu, buah kurma tidak
mengandung efek yang merugikan kesehatan jika dikonsumsi oleh
manusia, penderita sakit apapun. Demikian pernyataan Allah bahwa
kurma mengandung banyak kelebihan dibanding dengan pohon dan
buah lainnya.
Artinya: “Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang
berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanam-tanaman dan pohon
kurma yang bercabang dan tidak bercabang, disirami dengan air yang
sama. Kami melebihkan sebagian tanam-tanaman di atas sebagaian
yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.” (QS.
Ar-Ra’du : 4)
(7) Peranan buah kurma bagi wanita hamil
Buah kurma mengandung banyak manfaat, di antaranya sangat
dianjurkan bagi perempuan yang hamil dan yang akan segera
melahirkan. Bahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan
Maryam binti ‘Imran untuk memakan buah kurma ini ketika ia sedang
nifas. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : Artinya: Dan goyanglah
pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan
menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu, maka makan,
minum, dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang
manusia, maka katakanlah,‘Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa
untuk Rabb Yang Yaha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara
dengan seorang manusia pun pada hari ini.’” (QS. Maryam\19: 25-26)
Page 13
Karena terbukti secara ilmiah bahwa buah kurma banyak
kandungannya dan banyak pula manfaatnya bagi kesehatan tubuh
mupun jiwa manusia, maka wajar pula jika Rasulullah menggunakan
kurma sebagai tamsil (kalimat mutiara) sebagai seorang mukmin
sejati. Demikian sabda beliau:
نفعك شيئ� من أخذت ما النخلة كمثل المؤمن مثل إن“Sesungguhnya permisalan mukmin seperti pohon kurma. Tidaklah
kamu mengambil sesuatu darinya, niscaya bermanfaat bagimu.” (HR.
ath Thabrani dalam Mu’jamul Kabir, 12/ no.13514 dan Al Hafidz Ibnu
Hajar menyatakan: “Sanadnya shahih).
(8) Kurma sebagai penawar racun
Pada Zaman Islam generasi pertama telah ada pengetahuan bahwa
racun itu ada penawarnya sehingga dapat menyelamatkan manusia dari
kerusakan fungsional organ tubuh atau selamat dari maut. Beliau
bersabda: Artinya: Barang siapa yang pagi-pagi benar memakan tujuh
buah kurma beserta kulitnya (kurma itu hampir matang, dalam bahasa
Jawa gemadung) maka ia akan terhindar racun dan sihir di hari itu
(H.R. al-Bukhari dari Abu Hurairah). Kandungan kedua Hadis di atas
dapat disebutkan di sini bahwa:
Telah ada kesadaran umum bahwa racun adalah sesuatu yang
membahayakan bagi makhluk hidup.
Ada kesadaran menetralisir racun bagi yang terlanjur
meminumnya.
Ada bibit-bibit kesadaran melakukan eksperimentasi penawaran
racun. Eksperimen pertama menggunakan kurma beserta kulitnya,
direbus, dan ditentukan dosisnya (tujuh buah).
Proyeksi lebih jauh dapat melakukan eksperimen apa saja sejak
dari mineral, buah-buahan, hingga isi bumi yang lainnya, kalau-
kalau dapat ditemukan kandungan zat-zat yang berguna bagi
kesehatan atau penawar racun, atau meningkatkan ketajamannya.
2) Manfaat Madu
Page 14
Madu mengandung banyak manfaat bagi kesehatan tubuh, antara lain:
a) Madu mudah dicerna sehingga ketika madu ini masuk ke dalam perut bayi
yang berumur tujuh hari tidak akan membahayakan pencenaan bayi
b) Sifat madu rendah kalori sehingga bayi yang terbiasa diberi madu tidak
perlu dikhawatirkan aan menambah berat badan.
c) Karena mudah dicerna, maka madu lebih cepat larut dalam darah ketika
diminum dengan air hangat.
d) Madu mengandung energi banyak sehingga membantu pembentukan
darah, mengatur dan membantu peredaran darah.
e) Sifat madu dapat membunuh bakteri karena kandungan inhibine.
Kandungan inhibine ini sebagai akibat senyawa sejenis lyzozyme. Zat
inilah yang menjai esensi anti bakteri.
f) Madu mengandung royal jelly. Zat ini merupakan kumpulan dari gula,
protein, lemak, dan berbagai vitamin seperti: A, B1, B2, dan mineral
seperti: kalsium, natrium, magnesium, besi, garam iodine, dan radium.
g) Madu juga mengandung propolis, polen, dan phytochemicals.
Phytocemicals sebagai obat antibiotik mengandung anti bakteri, anti
fungal, anti alergi.
h) Sebagai obat antibiotik, kata Rasul, Madu dapat menyembuhkan 77
macam penyakit, meskipun Beliau tidak menjelaskan secara terperinci
penyakit apa saja yang dapat disembuhkan oleh madu. Masih sabda beliau,
madu dapat meningkatkan daya hafalan apabila dikonsumsi secara rotin.
Bahasa sekarang adalah menguatkan daya memori kita. Sabda ini
telah diuji dengan banyak penelitian yang berkesimpulan bahwa madu
dapat meningkatkan daya ingat (Ibn Qayyim al-Jauzi, 2006:369) yang
disebabkan dalam madu mengandung zat antioksidan yang dapat
mencegah proses perusakan sel-sel oleh radikal bebas.
Selain itu disebutkan bahwa Ibnu Sina, filofof dan dokter pertama dalam
Islam Klasik, awet muda, segar bugar, dan berumur panjang karena
mengonsumsi madu secara rotin.
Page 15
Jadi, tidak salah, tetapi sangat menakjubkan, jika Rasulullah
banyak menganjurkan agar berobat dan mengonsumsi madu. Padahal,
pada zaman Rasulullah belum ada penelitian dan eksperimen secara
teratur ilmiah dalam kaitannya pemanfaatan madu bagi usaha kesehatan.
MUI [Mejlis Ulama Indonesia] menghukumi haram menggunakan obat,
termasuk vaksinasi-imuniasi, yang najis. Pemberian vaksinasi IPV
[Infection of Pneumococus vaction, selanjutnya cukup disebut IPV]
terhadap anak yang menderita imunocompromisme saat ini boleh
sepanjang belum ada jenis IPV lain yang halal. Manfaat yang diharapkan
dari vaksin ini antara lain juga untuk mengusahakan kekebalan paru-paru
dari serangan penyakit.
b. Halal
Kelompok kedua mengatakan bahwa vaksinasi-imunisasi adalah halal.
Pada prinsipnya vaksinasi-imunisasi adalah boleh alias halal karena;
1) Vaksinasi-imunisasi sangat dibutuhkan sebagaimana penelitian-penelitian di
bidang ilmu kedokteran
2) Belum ditemukan bahan lainnya yang mubah
3) Termasuk dalam keadaan darurat
4) Sesuai dengan prinsip kemudahan syariat di saat ada kesempitan atau
kesulitan.
Ayat tersebut menjelaskan prinsip kemudahan dalam pelaksanaan syariat
Islam: Artinya: Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai,
darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain
Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia
tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa
baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS al-
Baqarah/2 : 172).
Dari ayat ini dapat diambil pengertian bahwa memakan yang mestinya haram
seperti memakan daging babi yang telah dimasak menjadi halal ketika memang
tidak ada makanan selain itu, selagi ia memakannya secukupnya, yaitu untuk
Page 16
menyambung hidup, bukan dalam arti memakan daging babi dalam berbagai
olahan kuliner sehingga mendatangkan aneka macam aroma, rasa, dan citarasa
untuk berpestaria dalam hal makan-memakan.
Harap diingat bahwa ada saja seorang muslim yang tampaknya hidup di
perkotaan, tinggal di asrama mewah tetapi ia dalam keadaan darurat terus
menerus, yaitu makanan harian selalu mengandung unsur babi dan alkohol sarana
mabuk. Dia itu seperti seorang muslim studi di luar negeri di negara sekuler yang
jauh dari suasana Islam. Dalam keadaan demikian, ia boleh saja makan harian
sebagaimana mereka dari penduduk asli non muslim makan. Setelah ia selesai
studi dan pulang ke kampung halaman, keadaan menjadi normal, ia harus kembali
hanya makan yang halal. Dengan demikian, secara analogis vaksinasi-imunisasi
yang bahan-bahan alaminya najis boleh dilakukan terhadap keluarga muslim
lantaran belum ada faksin yang sepenuhnya dari benda-benda halal dan suci, dari
najis.
Berkenaan dengan benda najis ini, perlu disampaikan pula di sini tentang
vaksinasi-imunisasi meningitis bagi para calon jamaah haji. Pemerintah Arab
Saudi hanya memperbolehkan jamaah haji asal non Arabia jika telah memiliki
sertifikasi vaksinasi-imunisasi meningitis. Sementara itu, vaksin ini mengandung
unsur babi. Untuk jamaah dari Indonesia, vaksin yang harus disuntikkan ke dalam
tubuh calon jamaah haji adalah jenis meningitis tetravalent atau quadrivalernt
karena berasal dari bakteri N yang lazim disebut ACWY dan diproduksi oleh
Glaxo Smith Kline, Belgia. Sebenarnya, dalam formula akhir, barang jadi siap
pakai, vaksin meningitis ini telah steril dari enzim babi. Enzim babi ini hanya
digunakan dalam proses pembuatan formula vaksin (Majlis Tarjih Jateng, 2010 :
6).
Namun demikian tetap ada yang keberatan menggunakannya, lebih baik tidak
ibadah haji dari pada memasukkan benda najis mughalad}ah ke dalam tubuh yang
tidak bisa disucikan secara syariat. Jika pendirian ini menjadi kebijakan resmi
kaum muslimin tentu tida ada orang Islam melakukan ibadah haji yang berasal
Page 17
dari non Arab. Oleh karena itu, agar setiap orang Islam dapat melakukan ibadah
haji, asal mampu, maka keharusan menggunakan vaksin meningitis sebagaimana
disyaratkan oleh pemerintah Saudi Arabia harus kita terima sebagai seseuatu yang
darurat. Selanjutnya prinsip keadaan darurat diberlakukan, bahwa setiap keadaan
darurat diperbolehkan yang semula dilarang (ad}-d}aru>ratu tubi>h}ul-
mah}d}u>ra>t).
Vaksin meningitis ini memang amat membahayakan bagi keselamatan jiwa
manusia. Pada tahun 2001 WHO [World Health Organization] mencatat terdapat
1,2 juta kasus terinveksi virus N ACWY, 135.000 diantaranya meninggal dunia.
Di Nigeria, dari 4164 kasus dalam satu minggu meninggal 171 jiwa (Majlis Tarjih
Muhammadiyah Jateng, 2010 : 3). Virus ini bisa menjadi epidemi. Jadi amat
membahayakan bagi keselamatan jiwa, khususnya kurang lebih 5 juta, jamaah
haji dari berbagai penjuru di dunia.
Jika dalam waktu singkat terjadi wabah di Arab Saudi pada pelaksanaan haji,
kemudian mereka terjangkit virus ini, selanjutnya mereka pulang ke negara
masing-masing sambil membawa virus maut ini, tentu dalam waktu singkat dunia
akan terjangkit epidemi. Orang akan begitu mudah mengutuk Islam dan orang
Islam, bahwa ibadah haji dan umat Islam adalah pembabawa petaka dunia. Maka
kemungkinan ini harus dicegah dengan cara kita tetap menggunakan vaksin
meningitis ini selama belum ada produk alternatif yang halal.
3. Pertimbangan-pertimbangan Umum Kehalalan Vaksinasi-Imunisasi
Dalam kesempatan ini penulis memberikan lima macam reasioning yang kiranya
dapat menghantarkan pada sikap yang mudah-mudahan objektif, sesuai syariat, dan
sejalan dengan paradigma ilmu kesehatan.
a. Istih’alah
Istih’alah adalah berubahnya benda najis atau haram menjadi benda lain
yang berbeda nama maupun sifatnya. Contoh pertama, adalah khamer menjadi
cuka. Khamer haram hukumnya dan sifatnya memabukkan, setelah menjadi cuka
halal hukumnya dan tidak memabukkan sifatnya. Khamer memang berasal dari
Page 18
benda-benbda suci seperti anggur, kurma, singkong, beras ketan, dan aneka buah-
buahan seperti nanas dan dunrian. Contoh kedua, adalah kulit bangkai ketika
disamak menjadi suci (al-Hadis). Dari kedua benda ini, yaitu cuka dan kulit yang
telah disamak, ternyata tidak ada hukum yang menyatakan najis dan haram.
Atas dasar prinsip ini, cairan vaksin atau vaksin dalam arti bentuk produk
yang sudah jadi yang sudah berubah dari bentuk, bau dan sifatnya dari bahan
asalnya, kemudian dimasukkan ke dalam tubuh manusia berproses secara alami
atau kimiawi, atau senyawa yang akhirnya hilang substansi dan sifat vaksin
menyatu dengan seluruh organisme dalam tubuh. Selanjutnya difusi makro itu
berubah menjadi zat anti bodi, yaitu sistem kekebalan tubuh terhadap suatu
penyakit.
b. Istihla’
Istihla’ adalah bercampunya benda haram atau najis dengan benda lainnya
yang suci dan halal yang lebih banyak sehingga menghilangkan sifat najis dan
keharamannya karena benda najis dan haram tersebut telah hilang rasa, bau,
maupun warna. Relefan dengan kasus ini adalah sabda Nabi Saw.:
) ( أحمد وصححه الثالثة اخرجه شيئ ينجسه ال طهور الماء .إن“ al-maa u thahuurun laa yunajjisuhu syaiun” (Air itu suci, tidak ada yang
menajiskannya – HR. [at-Turmuzi, Abu Dawud, dan Ahmad bin Hanbal] dan
dishahihkan oleh Ahmad – Ibnu Hajar al-Asqalani, 2000 : 27).
Dan diriwayat hadits yg lain Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
. . االربعة اخرجه ينجس لم لفظ وفى الخبث يجعل لم قلتين الماء كان إذاخزيمة إبن .وصححه
‘Apabila air telah mencapai dua qullah maka tidak kotor. Dalam suatu riwayat
‘tidak najis. HR. Empat orang [at-Turmuzi, Abu Dawud, an-Nasa’i, dan Ibnu
Majah. Ibnu Khuzaimah menshahihkannya – Ibnu Hajar a-Asqalanbi, 2000: 28).
Atas dasar prinsip ini, cairan vaksin yang begitu sedikit dalam ukuran cc
dimasukkan ke dalam tubuh bercampur dengan darah atau cairan lain, (unsur
cairan dalam tubuh mencapi 80 %) yang sekian ratus ribu kali jauh lebih banyak
kemudian melaui proses-proses yang terjadi di dalam tubuh hilanglah sifat, warna,
maupun baunya dari materi vaksin asli (sebelum dimasukkan). Harap diingat pula
Page 19
materi vaksin itu telah berbeda sama sekali dengan bahan-bahan aslinya ketika
masing-masingnya belum disenyawakan. Prinsip istihla’ sejalan dengan prinsip
istihsan.
Melalui prinsip ini, najis yang terlalu sedikit yang menempel dalam tubuh
tidak menjadi halangan untuk melakukan salat selama belum hadas. Contohnya
adalah jika seseorang melakukan salat. Pada saat itu ada seekor nyamuk hinggap
di tangan. Nyamuk itu kemudian menggigit dan menyedot darah dalam tubuh.
Akibatnya si mushalli merasa gatal, kemudian nyamuk itu dipencet (dalam bahasa
Jawa dipithes) sehingga ia mati dan ada darahnya di tempat itu. Keadaan ini tidak
membatalkan salat karena terdapat barang najis, yaitu darah yang tertumpah.
Darah yag terlalu sedikit ini tidak dihitung sebagai najis, dikenal ma’fu (diampuni
atau dimaklumi).
c. Kemudahan dalam kesempitan
Imam asy-Syatibi, ulama dari Andalusia, Spanyol, sekurun dan sekelas
Imam Syafi’i, mengatakan bahwa dalil-dalil tentang kemudahan bagi umat Islam
telah mencapai derajat yang pasti. Di antara dalil itu berbunyi; (1) ad-Di>nu
yusrun. Ah}abbu ad-di>ni ila-lla>hi as-samh}atu al-hani>fatu” (Agama itu
mudah. Agama yang disenangi Allah adalah agama mudah dan ringan – al-
Hadis). (2) Imam Syafi’i sendiri mengatakan bahwa kaidah syariat itu dibangun di
atas fondasi ‘segala sesuatu apabila sempit maka menjadi luas’. (3)
Allah berfirman sebagai berikut, Artinya: Tiada dosa atas orang-orang
yang buta dan atas orang yang pincang dan atas orang yang sakit (apabila tidak
ikut berperang). Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya; niscaya
Allah akan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-
sungai dan barang siapa yang berpaling niscaya akan diazab-Nya dengan azab
yang pedih.(QS. Al-Fath/48 : 17).
Ayat tersebut menjelaskan bahwa dalam beragama tidak perlu bersulit-
sulit. Selain itu, dalam berbagai peristiwa, secara tekstual hingga 10 kali Allah
memberikan kebebasan sebagai peringanan karena tidak bisa melaksanakan
perintah-Nya. Intinya, umat Islam dalam menjalankan keberagamaannya jangan
sampai menyulitkan diri, tetapi juga jangan melecehkannya, menganggap ringan,
Page 20
atau seenaknya sendiri. Melaksanakan perintah sejauh kemampuannya. Allah
mengingatkan kepada umat Islam melalui firmannya sebagai berikut:
Artinya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia
mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan
kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan
kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana
Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri
ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami,
maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."(QS. Al-Baqarah/2 : 286).
d. Berobat dengan yang Haram
Secara prinsip itu boleh menurut imam syafi’i, Imam Hanafi, dan Ibnu
Hazm Kalau keadaannya terpaksa dengan mengajukan ayat Alquran sebagai
berikut, Artinya: Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang yang
halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, padahal sesungguhnya
Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali
apa yang terpaksa kamu memakannya. Dan sesungguhnya kebanyakan (dari
manusia) benar benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu
mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih
mengetahui orang-orang yang melampaui batas (QS. Al-An’am/6 : 119).
Dalam ayat ini jelas ada ungkapan boleh memakan haram karena terpaksa,
yaitu dalam potongan ayat “. . . Ma> harrama ‘alaikum illa> mad}thurirtum . . .” (
. . . kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya. ..) dalam posisi makan haram
terpaksa adalah memasukkan barang haram dan najis ke dalam tubuh. Allah
membolehkannya.
Nabi sendiri membolehkan laki-laki memakai sutra karena sakit kulit.
Beliau membolehkan memakai emas kepada sahabat dari Arfajah untuk menutupi
aibnya. Beliau juga membolehkan mencukur rambutnya di waktu ihram karena
terkena penyakit di kepala (borok).
e. Fatwa Majlis Eropa lil Iftaa’ wa al-Buhuts
Page 21
Lembaga fatwa dalam merespon kehebohan vaksinasi-imunisasi bagi
anak-anak muslim memberikan dua macam pertimbangan, (1)
Mempertimbangkan manfaat vaksin sebagaimana diketahui dari ilmu kedokteran
dan menghindari bahaya yang lebih besar, selama belum ada yang lain yang halal,
maka hukumnya boleh berimunisasi untuk anak-anak karena masalah ini
termasuk keadaan darurat. (2) Memberikan wasiat kepada para pemimpin umat
Islam agar tidak terlalu keras dalam masalah ijtihadiyah seperti ini yang
membawa maslahat yang lebih besar bagi anak-anak muslim selagi tidak
bertentangan dengan dalil-dalil yang jelas.
4. Konklusi dan Implikasi
Atas dasar lima pertimbangan umum di atas dinyatakan bahwa vaksinasi-
imunisasi yang bertujuan untuk mengusahakan kesehatan manusia itu boleh atau halal
selagi belum ada bahan vaksinasi-imunisasi yang halaalan thayyiban. Untuk itu,
tenaga medis: dokter, perawat, dan bidan bisa menyuntikkan vaksin (DPT, BCG,
MMR, IPV, dan meningitis) untuk mengusahakan kekebalan tubuh manusia inklusif
balita dari serangan penyakit yang disebabkan oleh bakteri, kuman, dan virus yang
berbahaya bagi kesehatan.
Akan sangat bagus kalau para sarjana kesehatan (apoteker, analis kesehatan,
dokter, Farmakolog, mungkin juga termasuk herbalis) segera memproduk vaksin
yang seluruhnya terbuat dari bahan atau sintetisnya yang sepenuhnya secara material
halal).
Page 22
BAB III
PENUTUP
5. Penutup
Semoga uraian ini ada manfaatnya bagi siapa saja, termasuk untuk memberi
penerangan kepada sementara umat Islam yang masih terbatas informasinya
mengenai masalah vaksinasi-imunisasi. Hanya kepada Allah kami mohon ridlo-Nya,
penyusun mohon ampunan-Nya atas kesalahan, dan kasih sayang-Nya sangat
penyusun dambakan sehingga senantiasa dalam keadaan lapang. Walla>hu a’lamu bi
ash-shawa>b.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an al-Karim
Abdul Baqi’, Ahmad Fuad, 2007, al-Lu’lu> u wa al-Marja>n, (terj.) Salim Bahreisy, Surabaya:
Bina Ilmu.
Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi, al-Furqa>n, Edisi 05,Th.ke – 8,1429H/2008M.
Asy-syathibi, [t.th.], al-Muwa>faqa>t li Ahka>m asy-Syari>’ah, Beirut: Dar al-Fikr.
Al-Asqalani, Ibnu Hajar, 2000, Bulu>gh al-Mara>m (terj.) Achmad Sunarto, Jakarta: Pustaka
Amani.
Gayo, M.Iwan, 2008, Buku Pintar Haji dan Umrah, Jakarta: Grasindo.
Himpunan Fatwa Majlis Ulama Indonesia
Ibnu Baz, Majmu>’ Fata>wa wa al-maqa>la>t, 6 ; 25
Ibn al-Qayyim al-Jauziyyah, 2006, Prophetic Medicine, (terj.) Ahmad Asnawi. Jakarta: Diglosia
Media.
Ibnu Taimiyyah, al-Fata>wa al-Kubra, I : 43
“Majlis Tarjih dan Tajdid (MT-T), 2010, Musyawarah Wilayah Tarjih ke 8, Kendal: Pondok
Modern Darul Arqam.
Sartre, Jean Paul, 1948, Existensialism and Humanism (trans.) Mairet, PH, London: Methuin Co
<D.
Qadawi ‘Azzat al-Ghananim, [t.th.], al-Istihaalah wa Ahkamuha fi al-Fiqh al-Islami.
Website Majlis Eropa Lil Ifta’ wal Buhuts/www/.e-cfr
http://permataonline.wordpress.com/2009/03/27/kurma dalam Al-Qur’an dan As-sunah
Page 23
http://resepherbal.e-salim.com/2008/05/kurma-dalam-al-Qur’an-Al karim.
Buku “Kupas Tuntas Khasiat Kurma” oleh Zaki Rakhmawan
http://izzati-store.com/makanan penuh hikmah-banyak disebut dalam Al-Qur’an dan hadist
http://www.harunyahya.com/indo/buku/keindahan5.htm
alami-herbal.blogspot.com/2009/01/kurma-dalam-al-quran.html
http://yenceu.multiply.com/photos/album/802/Ada_Macam-Macam_Kurma
http://abusyafwan.blogspot.com/2007/11/oleh-oleh-khas-tanah-suci-1.html
http://cahayasunnah.wordpress.com/2007/09/16/manfaat-buah-kurma-menurut-sudut-pandang-
medis-modern/
http://alisyar.multiply.com/journal/item/28
http://www.dtjakarta.or.id/content/view/52/33/
http://mediaislam.oaseadwan.info/