Top Banner
Pandangan Islam tentang Imunisasi Tujuan Umum Pemebelajaran Setelah membaca dan mengikuti pembelajaran pada bab ini Mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan pandangan Islam tentang vaksinasi- imunisasi. Tujuan Khusus Pembelajaran Setelah membaca dan mengikuti pembelajaran pada bab ini Mahasiswa diharapkan: 1. Dapat menjelaskan pengertian vaksinasi-imunisasi, jenis- jenisnya, bahan-bahan formula vaksin, dan efek negatif bagi orang yang divaksinasi-imunisasi dalam masa rintisan pengembangan program ini. 2. Dapat menjelaskan pandangan ulama antara yang pro dan kontra dengan argumennya masing-masing terhadap pelaksanaan vaksinasi-imunisasi. 3. Dapat menjelaskan bahan-bahan tahnik dan manfaat bahan- bahan tersebut, serta pelaksanaanya sebagai ganti pelaksanaan tahnik. 4. Dapat menjelaskan pertimbangan-pertimbangan umum tentang kehalalan dan manfaat pelaksanaan vaksinasi-imunisasi bagi kesehatan setelah program ini mencapai kesempurnaannya.
36

Pandangan Islam Tentang Imunisasi

Apr 14, 2016

Download

Documents

semoga bermanfaat
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pandangan Islam Tentang Imunisasi

Pandangan Islam tentang Imunisasi

Tujuan Umum Pemebelajaran

Setelah membaca dan mengikuti pembelajaran pada bab ini Mahasiswa diharapkan dapat

menjelaskan pandangan Islam tentang vaksinasi-imunisasi.

Tujuan Khusus Pembelajaran

Setelah membaca dan mengikuti pembelajaran pada bab ini Mahasiswa diharapkan:

1.    Dapat menjelaskan pengertian vaksinasi-imunisasi, jenis-jenisnya, bahan-bahan formula

vaksin, dan efek negatif bagi orang yang divaksinasi-imunisasi dalam masa rintisan

pengembangan program ini.

2.    Dapat menjelaskan pandangan ulama antara yang pro dan kontra dengan argumennya

masing-masing terhadap pelaksanaan vaksinasi-imunisasi.

3.    Dapat menjelaskan bahan-bahan tahnik dan manfaat bahan-bahan tersebut, serta  

pelaksanaanya sebagai ganti pelaksanaan tahnik.

4.    Dapat menjelaskan pertimbangan-pertimbangan umum tentang kehalalan dan manfaat

pelaksanaan  vaksinasi-imunisasi bagi kesehatan setelah program ini mencapai

kesempurnaannya.

Page 2: Pandangan Islam Tentang Imunisasi

A. Pengertian Imunisasi

Secara literal, imunisasi berasal dari kata ‘imun’ yang berarti kebal terhadap suatu

penyakit. Dengan demikian ‘imunisasi’ berarti pengebalan terhadap suatu penyakit.

Prosedur  pengebalan tubuh terhadap penyakit melalui  teknik vaksinasi. Kata ‘vaksin’ itu

sendiri berarti senyawa antigen yang berfungsi untuk  meningkatkan imunitas atau sistem

kekebalan tubuh terhadap virus. Itulah sebabnya imunisasi identik dengan vaksinasi.

Vaksin terbuat dari virus yang telah dilemahkan dengan menggunakan bahan tambahan

seperti formaldehid dan thyrmorosal.

B. Jenis-Jenis Vaksin

Di antara jenis vaksin adalah:  hepatitis (untuk mengusahakan kekebalan hati

terhindar dari penyakit), polio (untuk mengusahakan atropi otot sehingga kebal dari

penyakit dan jika kebal manfaatnya antara lain bentuk kaki lurus atau normal tidak

seperti huruf O atau huruf X, dan kelumpuhan), rubella (supaya kebal dari serangan

campak), BCG [Bacillus Calmitte Guerine] untuk mencegah serangan TBC [Tuber

Culocis], DPT [Dipteri Portucis Tetanus] mencegah timbulnya penyakit gomen atau

sariawan dan batuk rejan serta tetanus, MMR [Measless Mumps   Rubella]. Di Indonesia,

praktik vaksinasi-imunisasi terhadap balita [bayi di bawah umur lima tahun] antara lain:

hepatitis B, BCG, polio, MMR, IPV, dan DPT. Vaksinasi-imunisasi bahkan telah

deprogramkan secara  internasional oleh WHO [World Health Organization].

C. Bahan-Bahan Vaksin

Disebutkan bahwa materi yang digunakan sebagai bahan vaksin ada dua macam:

1. bahan alami,  antara lain: enzim yang berasal dari babi, seline janin bayi, organ

bagian tubuh seperti: paru-paru, kulit, otot, ginjal, hati, thyroid, thymus, dan hati yang

diperoleh dari aborsi janin. Vaksin polio terbuat dari babi; atau campuran dari ginjal

kera, sel kanker manusia, dan cairan tubuh hewan tertentu antara lain serum dari sapi

atau nanah dari cacar sapi, bayi kuda atau darah kuda dan babi, dan ekstrak mentah

lambung babi, jaringan ginjal anjing, sel ginjal kera, embrio ayam, dan jaringan otak

kelinci.

Page 3: Pandangan Islam Tentang Imunisasi

2. Bahan yang berasal dari unsur kimia antara lain: merkuri, formaldehid, aluminium,

fosfat, sodium, neomioin, fenol, dan aseton.

D. Efek Vaksinasi

Efek pemberian vaksinasi terhadap balita [bayi umur lima tahun ke bawah,

selanjutnya cukup disebut balita] berdasar laporan-laporan resmi secara  garis besar ada

dua macam:

1. Berbahaya. Conggres Amerika Serikat (AS) membentuk “The National

Chilhoodvaccib injury act” berkesimpulan vaksinasi menyebabkan luka dan

kematian. Dr. Wiliam Hay berkomentar, “tidak masuk akal memikirkan bahwa anda

menyuntikkan  nanah  ke dalam tubuh anak kecil dan dengan proses tertentu akan

meningkatkan kesehatannya. WHO [World Health Organization], yaitu organisasi

kesehatan dunia menemukan bahwa anak yang divaksinasi campak memiliki peluang

15 kali lebih besar unuk diserang campak. Banyak penelitian medis mencatat

kegagalan vaksinasi. Campak, gabag, polio, gondong juga terjadi di pemukiman

penduduk yang diimunisasi

2. Bermanfaat. Disimpulkan bahwa imunisasi merupakan sebab utama penurunan

jumlah penyakit. Dicatat oleh ‘The Brithis Association for the Advancement of

Science” menemukan bahwa di Amerika Serikat dan Enggris mengalami penurunan

penyakit sebanyak 80 % hingga 90 %. Umumnya di Indonesia seperti kita alami, dulu

ketika masih kecil yang bekas-bekasnya masih jelas hingga sekarang, benar adanya

menjadikan  ada imunitas dalam tubuh kita. Jadi secara real (nyata), imunisasi ada

menfaatnya bagi kesehatan.

Disebutkan pula bahwa secara umum vaksinasi-imunisasi cukup aman karena

keuntungan perlindungan jauh lebih besar dari pada efek samping yang mungkin

ditimbulkan. Memang, kegagalan vaksinasi-imunisasi terjadi pada saat rintisan

teknologi itu. Dengan demikian laporan WHO [World Health Organization] tentang

efek buruk vaksinasi-imunisasi itu benar adanya. Akan tetapi, penelitian,

penyempurnaan di bidang kesehatan terus dilakukan sehingga efek buruk dari

vaksinasi-imunisasi itu dapat dikuramngi bahkan sekuat tenaga dinetralisir. Sehingga,

perkembangan selanjutnya terdapat penyempurnaan di berbagai unsur. Perkembangan

Page 4: Pandangan Islam Tentang Imunisasi

selanjutnya, formula vaksinasi-imunisasai lebih bagus, lebih halus, dan lebih aman,

sehingga ada manfaatnya bagi usaha meningkatkan sistem kekebalan tubuh manusia,

termasuk balita bagi vaksinasi-imunisasi mereka seperti: MMR , DPT, BCG, IPV,

dan polio.

E. Pandangan Islam Tentang Vaksinasi-Imunisasi

1. Wasiat Rasulullah Sebelum  Rasulullah wafat, tepatnya ketika beliau khutbah pada haji wada’, haji

terakhir beliau atau dikenal sebagai haji perpisahan beliau dengan umat Islam,  sempat berwasiat: Rasul kita yg Mulia SAW. Pernah bersabda, yg diriwayatkan oleh Al-Hakim didalam Mustadrak-nya dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Bani Rahimahullah didalam Shahih Al-Jami’… Dari Sahabat Abu Hurairah Radiallah’anhu, Rasulullahi SAW bersabda : “Sesungguhnya aku telah meninggalkan pada kalian 2 perkara, yg jika kalian berpegang teguh kepadanya, maka kalian tidak akan sesat selama-lamanya: (yakni) Kitabullah dan Sunnahku, dan tidak akan berpisah keduanya, hingga keduanya mengantarkanku ke telaga (surganya Allah Ta’ala).

Oleh karena masalah vaksinasi-imunisasi belum terjadi pada masa Rasulullah,

maka belum ada petunjuk sedikitpun tentang imunisasi. Terhadap masalah yang

bersifat kontemporer menjadi lapangan dan lahan bagi para ulama untuk melakukan

ijtihad menemukan solusi hukum perkara tersebut haram atau halal, baik atau buruk,

bermanfaat atau berbahaya bagi kesehatan.

Para ulama dalam berijtihad untuk menetapkan hukum terhadap masalah-masalah 

kontemporer pasti tidak pernah menghasilkan keputusan ijma’yyah ‘amiyyah

(kesepakatan umum), melainkan khlafiyyah (perbedaan pendapat diantara mereka).

Bentuk khilafiyyah yang paling ekstrim adalah halal atau haram. Tidak terkecuali

mengenai vaksinasi-imunisasi. Dalam Ilmu Fikih memang terdapat  adagium “Man

laa ya’lamu khilaafiyyatan laa ya’lamu raaihatal fiqhi” (Barang siapa tidak mengenal

perbedaan pendapat, sesungguhnya ia tidak mengenal baunya Fikih”). Baunya saja

tidak mengetahui, apalagi ilmu fikihnya itu sendiri.

2. Pro Versus Kontra: Haram versus Halal Tentang Vaksinasi-Imunisasi

a. Haram

Page 5: Pandangan Islam Tentang Imunisasi

Para ulama, pemikir, mujtahid ada yang menghukumi haram terhadap

tindakan vaksinasi-imunisasi. Argumen yang diajukan antara lain memasukkan

barang najis dan racun ke dalam tubuh manusia. Manusia iu merupakan

khaifatullah fi al-ard} dan asyraf al-makhlu>qa>t (maskhluk yang paling mulia)

dan memiliki kemampuan alami melawan semua mikroba, virus, serta bakteri

asing dan berbahaya.Berbeda dengan orang kafir yang berpendirian manusia

sebagai makluk lemah sehingga perlu vaksinasi untuk meningkatkatkan imunitas

pada manusia.

Para filosof Barat dari aliran Eksistensialisme kiri, seperti Jean Paul Sartre

menyatakan bahwa manusia hanyalah sampah yang terbuang dan tak berarti. Ia

berkata: My original fall is the existence of the Other. I grasp the Other’s look ad

the very center of my act as the solidificatiom and alineatiom of my own

possibilities (Asal mula kejatuhanku karena keberadaan orang lain. Aku mengerti

tatapan orang lain tertuju benar-benar kepada setiap tindakanku sebagai sesuatu

yang padat dan mengasingkan kemungkinan-kemungkinanku yang aku punyai;

Jen Paul Sartre: 1948: 263). Yang ia maksud dengan istilah ‘kejatuhan’ adalah

ketidakmaknaan keberadaannya.

Jadi manusia tak ubahnya bagaikan sampah. Ia menambahkan bahwa

kejatuhannya itu adalah permanen. . . . “is the permanent structure of my being for

the Other” (ibid). Hanya karena manusia diperhatikan orang lain dimaknai

dimakan orang lain hingga kepribadiannya hancur tak bermakna. Dari sinilah ia

juga mengatakan manusia sebagai homo homini lopus (manusia adalah binatang

yang saling memangsa). Paham ini kemudian masuk ke Indonesia antara lain

melalui sajak Chairil Anwar tentang ‘Aku’. Dalam sajak ini disebutkan bahwa

manusia hanyalah binatang jalang dari kumpulan yang terbuang. 

Lebih dari itu, pendapat manusia sebagai binatang telah berakar sejak

zaman filsafat Yunani purba.Aristoteles menyatakan bahwa manusia hanyalah

binatang yang berpikir. Esensi pendapat ini adalah menyatakan bahwa manusia

hanyalah binatang. Jadi tidak bermasalah sama sekali jika di dalam tubuhnya

dimasukkan sesuatu yang menurut syariat adalah benda-benda najis karena

‘manusia’-nya sendiri adalah sesuatu yang identik dengan ‘najis’.

Page 6: Pandangan Islam Tentang Imunisasi

Solusi yang diajukan untuk meningkatkan kekebalan balita adalah menghindari

tindakan vaksinasi-imunisasi pada balita maupun manusia pada umumnya,

selanjutnya  menerapkan syariat tahnik kepada balita, yaitu memasukkan kurma

yang telah dikunyah lembut atau madu ke dalam rongga mulut si bayi ketika

melaksanakan uapaca ‘aqiqah pada hari ke tujuh dari kelahiran anak. Tahnik

dipandang sebagai vaksinasi-imunisasi. Perlu ditambahkan bahwa pada zaman

Nabi tidak ada anak yang divaksinasi dan kenyataannya juga sehat-sehat dan

banyak yang berumur panjang. Artinya umur harapan hidup rata-rata sejak zaman

Rasulullah dan zaman sekarang  kurang lebih sama.

Segera diingatkan di sini bahwa, jika seseorang melakukan tahniq

terhadap balita, terutama ayahnya, jangan mengikuti praktik Nabi, yaitu

mengunyah kurma, setelah lembut kemudian dimasukkan ke mulut anak. Praktik

Nabi ini harus dipandang kasus ekstrim atau istimewa. Ada sesuatu yang berada

di luar nalar. Sebut saja karamah beliau. Abu Hurairah diludahi mulutnya oleh

Rasulullah, bukan ludah kebencian, menyebabkan Abu Hurairah sangat fasih dan

merupakan sahabat yang paling banyak menghafal hadis (al-muktsiru>na fil

h}adis; Abd al-Baqi, 2007:902), padahal sahabat ini hanya bersama dengan

belaiau kurang lebih dua tahun setengah masa akhir-akhir hidup Rasul. Sahabat

ini memang masuk Islam belakangan, setelah Futuh} Makah, pelaklukan kota

Makah oleh Rasulullah beserta pasukannya dari Madinah. (Iwan Gayo,2008: 61).

Jika seseorang melakukan tahnik persis seperti praktik Rasulullah,

dikhawatirkan sekali banyak mengandung virus pada air liur pengunyah kurma.

Sementara itu, si bayi yang baru berumur tujuh hari belum memiliki sistem

kekebalan yang sempurna. Untuk itu, dalam melakukan tahniq hendaklah

menggunakan madu berkualitas bagus atau sari kurma. Sekarang telah banyak

tersedia di toko-toko obat, apotik, bahkan took-toko swalayan seperti mall yang

menyediakan sari kurma berbentuk cairan.

Kedua bahan ini lebih hygine dan insya Allah steril dari kuman, bakteri,

jamur, maupun virus yang membahayakan bagi kesehatan bayi karena diproses

menurut teknologi modern dan sehat. Mengapa Rasulullah menggunakan kurma

Page 7: Pandangan Islam Tentang Imunisasi

untuk men-tahniq bayi, ternyata kandungan mineral yang dibutuhkan bagi

perkembangan tubuh dan kesehatan bayi amat banyak.

1) Kandungan dan Manfaat  Kurma

Kurma  mengandung banyak hal bagi kebutuhan tubuh manusia,  antara lain:

a) Karbohidrat

Kandungan karbohidrat sederhana (glukosa dan fruktosa) yang

tinggi merupakan andalan utama dari kurma. Keduanya berkalori tinggi,

dan mudah dicerna. Selain itu, kandungan gulanya dapat menenangkan

saraf yang gelisah serta memberikan rasa aman pada kejiwaan.Kandungan

karbohidrat dalam kurma  sebesar 50 – 70 persen. Gula yang terkandung

dalam kurma baru habis terserap dalam tempo 45-60 menit. Hal ini

menyebabkan orang yang makan kurma cukup banyak pada waktu sahur

akan menjadi segar dan tahan lapar, sebab bahan pangan ini juga kaya

akan serat.

b) Protein

Kandungan protein didalam kurma sebesar 1.8 – 2.0 persen, yang  

memberikan manfaat besar kepada otak. Protein-protein ini melindungi

tubuh dari serangan penyakit dan infeksi, menunjang sel-sel tubuh

memperbaharui diri, dan menyeimbangkan cairan-cairan tubuh.

c) Lemak

d) Mineral

Kurma mengandung banyak mineral yang esensial bagi tubuh:

seperti potassium, sodium, kalsium, besi, mangan, dan tembaga. Bila

potassium dan sodium bekerja bersamaan, mereka bertindak selaku

pengatur ritme detak jantung. Dengan menfasillitasi pengalihan oksigen ke

otak, potassium dapat memberdayakan pikiran jernih. Selain itu, kurma

juga menyediakan kandungan alkali secukupnya pada cairan tubuh,

merangsang ginjal mengeluarkan sampah-sampah racun metabolis,

membantu menurunkan tekanan darah tinggi, dan menunjang

pembentukan kulit sehat.

Page 8: Pandangan Islam Tentang Imunisasi

Kandungan kalsiun dalam kurma berguna bagi kesehatan jantung

dan pembuluh darah. Sedangkan kadar besi yang dikandung buah kurma

matang sangat mencukupi dan penting sekali dalam proses pembentukan

air susu ibu. Kadar zat besi yang ada dapat menggantikan tenaga ibu yang

terkuras saat melahirkan atau menyusui. Zat besi dan Kalsium merpuakan

dua unsur efektif dan penting bagi pertumbuhan bayi.

Alasannya, dua unsur ini merupakan unsur yang paling

berpengaruh dalam pembentukan darah dan tulang sumsum.

zat garam mineral dapat menetralisasi asam, seperti Kalsium dan

Potasium. Buah kurma adalah makanan terbaik untuk menetralisasi zat

asam yang ada pada perut karena meninggalkan sisa yang mampu

menetralisasi asam setelah dikunyah dan dicerna yang timbul akibat

mengkonsumsi protein seperti ikan dan telur.

e) Vitamin

Dalam buah kurma terkandung berbagai macam vitamin,

diantaranya adalah vitamin A, B1, B2 dan vitamin C. Kandungan vitamin

A meningkatkan kemampuan pandangan mata dan kekuatan badan, juga

kekuatan tulang dan gigi. Selain itu juga dapat memelihara kelembaban

dan kejelian mata, menguatkan penglihatan, pertumbuhan tulang,

metabolisme lemak, kekebalan terhadap infeksi, kesehatan kulit serta

menenangkan sel-sel saraf.

Vitamin B1 memfasilitasi jaringan saraf berfungsi sehat sempurna,

menunjang tubuh mengubah karbohidrat menjadi energi, mengatur selera

makan dan pencernaan, serta memberdayakan metabolisme berasal dari

protein dan lemak. Vitamin B2 memfasilitasi pembakaran protein-protein

yang disebutkan tadi, karbohidrat, dan lemak yang diperlukan untuk

penyedian energi dan pembaharuan sel

f) Zat gizi

Kurma juga mengandung banyak zat gizi.

g) Serat

Page 9: Pandangan Islam Tentang Imunisasi

Serat yang terdapat dalam kurma berfungsi melunakkan usus dan

mengaktifkannya, yang secara alami bisa mempermudah buang air besar.

Dalam kurma juga terkandung semacam hormon (potuchsin) yang bisa

menciutkan pembuluh darah dalam rahim; sehingga dengan demikian bisa

mencegah terjadinya pendarahan rahim.

Begitu banyak kandungan kurma bagi kebutuhan tubuh, bahkan

jiwa manusia, maka manfaatnya juga amat banyak. Buah kurma adalah

makanan yang sangat baik diandalkan sejak zaman para nabi, didalam al-

Qur’an kurma disebut sebanyak 24 kali antara lain dalam surat Maryam

ayat 25-26 yaitu ketika Maryam akan melahirkan putranya Nabiyullah Isa

‘Alaihi Salam.

Allah memerintahkan beliau untuk menggoyangkan pohon kurma

yang menjadi sandarannya kemudian beliau diperintahkan makan buah

kurma yang jatuh didekatnya, maka sejak saat itu buah kurma merupakan

makanan terbaik dan obat yang sangat mujarab bagi ibu hamil dan pasca

melahirkan dari zaman kezaman ila yaumil akhir. Berikut ini  dipaparkan

sebagian dari manfaat dan khasiat kurma ditinjau dari sudut pandang

medis modern yang sekaligus menguatkan khabar Al-Qur’an Al-Karim

dan As-Sunnah Ash-Shahihah tentang khasiat dan keutamaan kurma.

(1) Peranan Kurma Pada Wanita Melahirkan, Nifas,  dan Menyusui

Dalam kurma terdapat hormon yang mirip dengan hormon

oksitosin (hormon yang dihasilkan neurohipofisa, bekerja untuk

merangsang kontraksi otot polos dinding rahim selama coitus dan

melahirkan) yang membantu proses kelahiran. Caranya, hormon

oksitosin tersebut menyatu dengan reseptornya memulai kontraksi otot

yang teratur secara bertahap, sehingga menyebabkan perluasan leher

rahim dan dari situ terjadilah proses kelahiran.

Setelah persalinan, hormon oksitosin juga bermanfaat untuk

mengeringkan rahim, meningkatkan kontraksi otot ototnya yang terajut

satu sama lain seperti jaring dan serat otot-otot yang tersebut

berkontraksi sedemikian rupa sehingga menyempitkan celah-celah

Page 10: Pandangan Islam Tentang Imunisasi

rajutan tersebut yang diantara matanya terdapat kantong darah lembut

dan mengeluarkan darah. Hal ini menyebabkan berhentinya

perdarahan secara bertahap.

Serat-serat pembuluh darah vena yang berada di sekitar saluran

susu di payudara juga mengalami kontraksi, sehingga menjadikan

derasnya air susu ketika saluran saluran ini beserta air susu yang

dikandungnya mengalami kontraksi. Dari sana sempurnalah proses

penyusuan anak.

(2) Peranan Kurma dalam membangkitkan sifat kelembutan dari .kaum

pria.

Sungguh besar manfaat hormon oksitosin yang diperoleh dari

kurma. Hormon yang sangat bermanfaat ini melunakkan hati dan

perasaan, menimbulkan sifat kasih-sayang, dan itu muncul secara

natural, bukan dibuat-buat.

(3) Peranan Kurma dalam Mengatur hormon estrogen

Telah diketahui adanya unsur lain di dalam kurma yang komposisi

dan fungsinya sangat mirip dengan hormon estrogen. Diantara fungsi

hormon ini antara lain: fungsi-fungsi tulang, payudara, kulit, rahim, 

hormon FSH yang merangsang kantong buah pelir (scrotum),

memproduksi badan kuning (corpus loteum) LH di dalam ovarium

yang menggantung pada ligament besar, keseimbangan ion-ion dan

mineral-mineral di dalam tubuh, siklus menstruasi, distribusi lemak di

dalam tubuh, produksi insulin, dan produksi sperma pada pria.

(4) Peranan lain dari Kurma

Selain manfaat-manfaat di atas, kurma jg masih memiliki banyak

manfaat lain. Diantaranya adalah :

Mencegah stroke.

Mengobati anemia, lesu dan letih.

Menambah berat badan anak.

Meningkatkan vitalitas.

Memperlancar saluran kencing.

Page 11: Pandangan Islam Tentang Imunisasi

Meningkatkan trombosit dalam darah dan mengatasi DBD.

Mengatasi rheumatik.

Mencegah tubuh dari bakteri dan kanker

Memelihara dari kerabunan.

Mentabilkan kejiwaan bagi anak dan lansia

Memperlambat penuaan tubuh.

Menyehatkan kulit

Membantu pertumbuhan tulang.

Cocok untuk diet

Mengatasi wasir.

Kurma memang jenis makanan yang sangat istimewa dibanding

dengan makanan lainnya. Maka wajar kalau Alquran maupun Alhadis

banyak menyinggung tentang kurma ini. Allah Subhanahu Wa Ta’ala

telah melebihkan kurma dari buah-buahan yang lain. Allah

menyebutkannya dalam Alquran dalam 20 tempat yang berbeda

dengan memakai lafal pohon kurma: an-Nakhl, an-Nakhiil, dan an-

Nakhlah. Kurma mendapat tempat istimewa di dalam Alquran dan kita

tahu bahwa sebenar-benar perkataan adalah kalaamullah, al-Qur’an al-

Karim. Di bawah ini merupakan ayat-ayat al-Qur’an yang

menyebutkan tentang Kurma.

(5) Pohon kurma sangat kukuh,sebagaimana firmanNya,

Artinya : Tidakkah kamu-kamu perhatikan bagaimana Allah telah

membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik,

akarnya teguh dan cabangnya (menjulang ) kelangit, pohon itu

memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Rabb-Nya.

Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia

supaya mereka selalu ingat. (QS. Ibrahim/14 : 24).

Kandungan ayat ini  antara lain bahwa pohon kurma yang akarnya

teguh dan cabangnya menjulang ke langit serta berbuah setiap musim,

Page 12: Pandangan Islam Tentang Imunisasi

merupakan tamsil bahwa kita sebagai manusia harus mempunyai iman

yang teguh serta selalu berbuat baik kepada siapa pun.

(6) Kelebihan pohon kurma dibandingkan dengan pohon lain

Seperti disebutkan dalam Al Qur’an surat Ar-Ra’du, pohon kurma

memiliki kelebihan dibandingkan dengan pohon lain seperti

kandungan gizi untuk konsumsi manusia. Kandungan jambu merah,

jambu monyet, durian, dan nangka, jika dibanding dengan kurma jelas

lebih banyak kandungan buah kurma. Selain itu, buah kurma tidak

mengandung efek yang merugikan kesehatan jika dikonsumsi oleh

manusia, penderita sakit apapun. Demikian pernyataan Allah bahwa

kurma mengandung banyak kelebihan dibanding dengan pohon dan

buah lainnya.

Artinya: “Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang

berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanam-tanaman dan pohon

kurma yang bercabang dan tidak bercabang, disirami dengan air yang

sama. Kami melebihkan sebagian tanam-tanaman di atas sebagaian

yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu

terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.” (QS.

Ar-Ra’du : 4)

(7) Peranan buah kurma bagi wanita hamil

Buah kurma mengandung banyak manfaat, di antaranya sangat

dianjurkan bagi   perempuan yang hamil dan yang akan segera

melahirkan. Bahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan

Maryam binti ‘Imran untuk memakan buah kurma ini ketika ia sedang

nifas. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : Artinya: Dan goyanglah

pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan

menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu, maka makan,

minum, dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang

manusia, maka katakanlah,‘Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa

untuk Rabb Yang Yaha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara

dengan seorang manusia pun pada hari ini.’” (QS. Maryam\19: 25-26)

Page 13: Pandangan Islam Tentang Imunisasi

Karena terbukti secara ilmiah bahwa buah kurma banyak

kandungannya dan banyak pula manfaatnya bagi kesehatan tubuh

mupun jiwa manusia, maka wajar pula jika Rasulullah menggunakan

kurma sebagai tamsil (kalimat mutiara)  sebagai seorang mukmin

sejati. Demikian sabda beliau:

نفعك شيئ� من أخذت ما النخلة كمثل المؤمن مثل إن“Sesungguhnya permisalan mukmin seperti pohon kurma. Tidaklah

kamu mengambil sesuatu darinya, niscaya bermanfaat bagimu.” (HR.

ath Thabrani dalam Mu’jamul Kabir, 12/ no.13514 dan Al Hafidz Ibnu

Hajar menyatakan: “Sanadnya shahih).

(8) Kurma sebagai penawar racun

Pada Zaman Islam generasi pertama telah ada pengetahuan bahwa

racun itu ada penawarnya sehingga dapat menyelamatkan manusia dari

kerusakan fungsional organ tubuh atau selamat dari maut. Beliau

bersabda: Artinya: Barang siapa yang pagi-pagi benar memakan tujuh

buah kurma beserta kulitnya (kurma itu hampir matang, dalam bahasa

Jawa gemadung) maka ia akan terhindar racun dan sihir di hari itu

(H.R. al-Bukhari dari Abu Hurairah). Kandungan kedua Hadis di atas

dapat disebutkan di sini bahwa:

Telah ada kesadaran umum bahwa racun adalah sesuatu yang

membahayakan bagi makhluk hidup.

Ada kesadaran menetralisir racun bagi yang terlanjur

meminumnya.

Ada bibit-bibit kesadaran melakukan eksperimentasi penawaran

racun. Eksperimen pertama menggunakan kurma beserta kulitnya,

direbus, dan ditentukan dosisnya (tujuh buah).

Proyeksi lebih jauh  dapat melakukan eksperimen apa saja sejak

dari mineral, buah-buahan, hingga isi bumi yang lainnya, kalau-

kalau dapat ditemukan kandungan zat-zat yang berguna bagi

kesehatan atau penawar racun, atau meningkatkan ketajamannya.

2) Manfaat Madu

Page 14: Pandangan Islam Tentang Imunisasi

Madu mengandung banyak manfaat bagi kesehatan tubuh, antara lain:

a) Madu mudah dicerna sehingga ketika madu ini masuk ke dalam perut bayi

yang berumur tujuh hari tidak akan membahayakan pencenaan bayi

b) Sifat madu rendah kalori sehingga bayi yang terbiasa diberi madu tidak

perlu dikhawatirkan aan menambah berat badan.

c) Karena mudah dicerna, maka madu lebih cepat larut dalam darah ketika

diminum dengan air hangat.

d) Madu mengandung energi banyak sehingga membantu pembentukan

darah, mengatur dan membantu peredaran darah.

e) Sifat madu dapat membunuh bakteri karena kandungan inhibine.

Kandungan inhibine ini sebagai akibat senyawa sejenis lyzozyme. Zat

inilah yang menjai esensi anti bakteri.

f) Madu mengandung royal jelly. Zat ini merupakan kumpulan dari gula,

protein, lemak, dan berbagai vitamin seperti: A, B1, B2, dan mineral

seperti: kalsium, natrium, magnesium, besi, garam iodine, dan radium.

g) Madu juga mengandung propolis, polen, dan phytochemicals.

Phytocemicals sebagai obat antibiotik mengandung anti bakteri, anti

fungal, anti alergi.

h) Sebagai obat antibiotik, kata Rasul, Madu dapat menyembuhkan 77

macam penyakit, meskipun Beliau tidak menjelaskan secara terperinci

penyakit apa saja yang dapat disembuhkan oleh madu. Masih sabda beliau,

madu dapat meningkatkan daya hafalan apabila dikonsumsi secara rotin.

Bahasa sekarang adalah menguatkan daya memori kita. Sabda ini

telah diuji dengan banyak penelitian yang berkesimpulan bahwa madu

dapat meningkatkan daya ingat (Ibn Qayyim al-Jauzi, 2006:369) yang

disebabkan dalam madu mengandung zat antioksidan yang dapat

mencegah proses perusakan sel-sel oleh radikal bebas.

Selain itu disebutkan bahwa Ibnu Sina, filofof dan dokter pertama dalam

Islam Klasik, awet muda, segar bugar, dan berumur panjang karena

mengonsumsi madu secara rotin.

Page 15: Pandangan Islam Tentang Imunisasi

Jadi, tidak salah, tetapi sangat menakjubkan,  jika Rasulullah

banyak menganjurkan agar berobat dan mengonsumsi madu. Padahal,

pada zaman Rasulullah belum ada penelitian dan eksperimen secara

teratur ilmiah dalam kaitannya pemanfaatan madu bagi usaha kesehatan.

MUI [Mejlis Ulama Indonesia]  menghukumi haram menggunakan obat,

termasuk vaksinasi-imuniasi, yang najis. Pemberian vaksinasi IPV

[Infection of Pneumococus vaction, selanjutnya cukup disebut IPV]

terhadap anak yang menderita imunocompromisme saat ini boleh

sepanjang belum ada jenis IPV   lain yang halal. Manfaat yang diharapkan

dari vaksin ini antara lain juga untuk mengusahakan kekebalan paru-paru

dari serangan penyakit.

b. Halal

Kelompok kedua mengatakan bahwa vaksinasi-imunisasi adalah halal. 

Pada prinsipnya vaksinasi-imunisasi adalah boleh alias halal karena;

1) Vaksinasi-imunisasi sangat dibutuhkan sebagaimana penelitian-penelitian di

bidang ilmu kedokteran

2) Belum ditemukan bahan lainnya yang mubah

3) Termasuk dalam keadaan darurat

4) Sesuai dengan prinsip kemudahan syariat di saat ada kesempitan atau

kesulitan.

Ayat tersebut menjelaskan prinsip kemudahan dalam pelaksanaan syariat

Islam: Artinya: Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai,

darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain

Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia

tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa

baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS al-

Baqarah/2 : 172).

Dari ayat ini dapat diambil pengertian bahwa memakan yang mestinya haram

seperti memakan daging babi yang telah dimasak menjadi halal ketika memang

tidak ada makanan selain itu, selagi ia memakannya secukupnya, yaitu untuk

Page 16: Pandangan Islam Tentang Imunisasi

menyambung hidup, bukan dalam arti memakan daging babi dalam berbagai

olahan kuliner sehingga mendatangkan aneka macam aroma, rasa, dan citarasa

untuk berpestaria dalam hal makan-memakan.

Harap diingat bahwa  ada saja seorang muslim yang tampaknya hidup di

perkotaan, tinggal di asrama mewah tetapi ia dalam keadaan darurat terus

menerus, yaitu makanan harian selalu mengandung unsur babi dan alkohol sarana

mabuk. Dia itu seperti seorang muslim studi di luar negeri di negara sekuler yang

jauh dari suasana Islam. Dalam keadaan demikian, ia boleh saja makan harian

sebagaimana mereka dari penduduk asli non muslim makan. Setelah ia selesai

studi dan pulang ke kampung halaman, keadaan menjadi normal, ia harus kembali

hanya makan yang halal. Dengan demikian, secara analogis vaksinasi-imunisasi

yang bahan-bahan alaminya najis boleh dilakukan terhadap keluarga muslim

lantaran belum ada faksin yang sepenuhnya dari benda-benda halal dan suci, dari

najis.

Berkenaan dengan benda najis ini, perlu disampaikan pula di sini tentang

vaksinasi-imunisasi meningitis bagi para calon jamaah haji. Pemerintah Arab

Saudi hanya memperbolehkan jamaah haji asal non Arabia jika telah memiliki

sertifikasi vaksinasi-imunisasi meningitis. Sementara itu, vaksin ini mengandung

unsur babi. Untuk jamaah dari Indonesia, vaksin yang harus disuntikkan ke dalam

tubuh calon jamaah haji adalah jenis meningitis tetravalent atau quadrivalernt

karena berasal dari bakteri N yang lazim disebut ACWY dan diproduksi oleh

Glaxo Smith Kline, Belgia. Sebenarnya, dalam formula akhir, barang jadi siap

pakai,  vaksin meningitis ini telah steril dari enzim babi. Enzim babi ini hanya

digunakan dalam proses pembuatan formula vaksin (Majlis Tarjih Jateng, 2010 :

6).

Namun demikian tetap ada yang keberatan menggunakannya, lebih baik tidak

ibadah haji dari pada memasukkan benda najis mughalad}ah ke dalam tubuh yang

tidak bisa disucikan secara syariat. Jika pendirian ini menjadi kebijakan resmi

kaum muslimin  tentu tida ada orang Islam melakukan ibadah haji yang berasal

Page 17: Pandangan Islam Tentang Imunisasi

dari non Arab. Oleh karena itu, agar setiap orang Islam dapat melakukan ibadah

haji, asal mampu, maka keharusan menggunakan vaksin meningitis sebagaimana

disyaratkan oleh pemerintah Saudi Arabia harus kita terima sebagai seseuatu yang

darurat. Selanjutnya prinsip keadaan darurat diberlakukan, bahwa setiap keadaan

darurat diperbolehkan yang semula dilarang (ad}-d}aru>ratu tubi>h}ul-

mah}d}u>ra>t).

Vaksin meningitis ini memang amat membahayakan bagi keselamatan jiwa

manusia. Pada tahun 2001 WHO [World Health Organization] mencatat terdapat

1,2 juta kasus terinveksi virus N ACWY, 135.000 diantaranya meninggal dunia.

Di Nigeria, dari 4164 kasus dalam satu minggu meninggal 171 jiwa (Majlis Tarjih

Muhammadiyah Jateng, 2010 : 3).  Virus ini bisa menjadi epidemi. Jadi amat

membahayakan bagi keselamatan jiwa, khususnya kurang lebih 5 juta,   jamaah

haji dari berbagai penjuru di dunia.

Jika dalam waktu singkat terjadi wabah di Arab Saudi pada pelaksanaan haji,

kemudian mereka terjangkit virus ini, selanjutnya mereka pulang ke negara

masing-masing sambil membawa virus maut ini, tentu dalam waktu singkat dunia

akan terjangkit epidemi. Orang akan begitu mudah mengutuk Islam dan orang

Islam, bahwa ibadah haji dan umat Islam adalah pembabawa petaka dunia. Maka

kemungkinan ini harus dicegah dengan cara kita tetap menggunakan vaksin

meningitis ini selama belum ada produk alternatif yang halal.

3. Pertimbangan-pertimbangan Umum Kehalalan Vaksinasi-Imunisasi

Dalam kesempatan ini penulis memberikan lima macam  reasioning yang kiranya

dapat menghantarkan pada sikap yang mudah-mudahan objektif, sesuai syariat, dan

sejalan dengan paradigma  ilmu kesehatan.

a. Istih’alah

Istih’alah adalah berubahnya benda najis atau haram menjadi benda lain

yang berbeda nama maupun sifatnya. Contoh pertama, adalah khamer menjadi

cuka. Khamer haram hukumnya dan sifatnya memabukkan, setelah menjadi cuka

halal hukumnya dan tidak memabukkan sifatnya. Khamer memang berasal dari

Page 18: Pandangan Islam Tentang Imunisasi

benda-benbda suci seperti anggur, kurma, singkong, beras ketan, dan aneka buah-

buahan seperti nanas dan dunrian.  Contoh kedua, adalah kulit bangkai ketika

disamak menjadi suci (al-Hadis). Dari kedua benda ini, yaitu cuka dan kulit yang

telah disamak, ternyata tidak ada hukum yang menyatakan najis dan haram.

Atas dasar prinsip ini, cairan vaksin atau vaksin dalam arti bentuk produk

yang sudah jadi yang sudah berubah dari bentuk, bau  dan sifatnya dari bahan

asalnya, kemudian  dimasukkan ke dalam tubuh manusia  berproses secara alami

atau kimiawi, atau senyawa yang akhirnya hilang substansi dan sifat vaksin

menyatu dengan seluruh organisme dalam tubuh.  Selanjutnya difusi makro itu

berubah menjadi zat anti bodi, yaitu sistem kekebalan tubuh terhadap suatu

penyakit.

b. Istihla’

Istihla’ adalah bercampunya benda haram atau najis dengan benda lainnya

yang suci dan halal yang lebih banyak sehingga menghilangkan sifat najis dan

keharamannya karena benda najis dan haram tersebut telah hilang rasa, bau,

maupun warna. Relefan dengan kasus ini adalah sabda Nabi Saw.:

) ( أحمد وصححه الثالثة اخرجه شيئ ينجسه ال طهور الماء .إن“ al-maa u thahuurun laa yunajjisuhu syaiun” (Air itu suci, tidak ada yang

menajiskannya – HR. [at-Turmuzi, Abu Dawud, dan Ahmad bin Hanbal] dan

dishahihkan oleh Ahmad – Ibnu Hajar al-Asqalani, 2000 : 27).

Dan diriwayat hadits yg lain Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:

. . االربعة اخرجه ينجس لم لفظ وفى الخبث يجعل لم قلتين الماء كان إذاخزيمة إبن .وصححه

‘Apabila air telah mencapai dua qullah maka tidak kotor. Dalam suatu riwayat

‘tidak najis. HR. Empat orang [at-Turmuzi, Abu Dawud, an-Nasa’i, dan Ibnu

Majah. Ibnu Khuzaimah menshahihkannya – Ibnu Hajar a-Asqalanbi, 2000: 28).

Atas dasar prinsip ini, cairan vaksin yang begitu sedikit dalam ukuran cc

dimasukkan ke dalam tubuh bercampur dengan darah atau cairan lain, (unsur

cairan dalam tubuh mencapi 80 %) yang sekian ratus ribu kali jauh lebih banyak

kemudian melaui proses-proses yang terjadi di dalam tubuh hilanglah sifat, warna,

maupun baunya dari materi vaksin asli (sebelum dimasukkan). Harap diingat pula

Page 19: Pandangan Islam Tentang Imunisasi

materi vaksin itu telah berbeda sama sekali dengan bahan-bahan aslinya ketika

masing-masingnya belum disenyawakan. Prinsip istihla’ sejalan dengan prinsip

istihsan.

Melalui prinsip ini, najis yang terlalu sedikit yang menempel dalam tubuh

tidak menjadi halangan untuk melakukan salat selama belum hadas. Contohnya

adalah jika seseorang melakukan salat. Pada saat itu ada seekor nyamuk hinggap

di tangan. Nyamuk itu kemudian menggigit dan menyedot darah dalam tubuh.

Akibatnya si mushalli merasa gatal, kemudian nyamuk itu dipencet (dalam bahasa

Jawa dipithes) sehingga ia mati dan ada darahnya di tempat itu. Keadaan ini tidak

membatalkan salat karena terdapat barang najis, yaitu darah yang tertumpah.

Darah yag terlalu sedikit ini tidak dihitung sebagai najis, dikenal ma’fu (diampuni

atau dimaklumi).

c. Kemudahan dalam kesempitan

Imam asy-Syatibi, ulama dari Andalusia, Spanyol, sekurun dan sekelas

Imam Syafi’i, mengatakan bahwa dalil-dalil tentang kemudahan bagi umat Islam

telah mencapai derajat yang pasti. Di antara dalil itu berbunyi; (1) ad-Di>nu

yusrun. Ah}abbu ad-di>ni ila-lla>hi as-samh}atu al-hani>fatu” (Agama itu

mudah. Agama yang disenangi Allah adalah agama mudah dan ringan – al-

Hadis). (2) Imam Syafi’i sendiri mengatakan bahwa kaidah syariat itu dibangun di

atas fondasi ‘segala sesuatu apabila sempit maka menjadi luas’. (3)

Allah berfirman sebagai berikut, Artinya: Tiada dosa atas orang-orang

yang buta dan atas orang yang pincang dan atas orang yang sakit (apabila tidak

ikut berperang). Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya; niscaya

Allah akan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-

sungai dan barang siapa yang berpaling niscaya akan diazab-Nya dengan azab

yang pedih.(QS. Al-Fath/48 : 17).

Ayat tersebut menjelaskan bahwa dalam beragama tidak perlu bersulit-

sulit. Selain itu,  dalam berbagai peristiwa, secara tekstual hingga 10 kali Allah

memberikan kebebasan sebagai peringanan karena tidak bisa melaksanakan

perintah-Nya. Intinya, umat Islam dalam menjalankan keberagamaannya jangan

sampai menyulitkan diri, tetapi juga jangan melecehkannya, menganggap ringan,

Page 20: Pandangan Islam Tentang Imunisasi

atau seenaknya sendiri. Melaksanakan perintah sejauh kemampuannya. Allah

mengingatkan kepada umat Islam melalui firmannya sebagai berikut:

Artinya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia

mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan

kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan

kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana

Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah

Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri

ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami,

maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."(QS. Al-Baqarah/2 : 286).

d. Berobat dengan yang Haram

Secara prinsip itu boleh menurut imam syafi’i, Imam Hanafi, dan Ibnu

Hazm Kalau keadaannya terpaksa dengan mengajukan ayat Alquran  sebagai

berikut, Artinya: Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang yang

halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, padahal sesungguhnya

Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali

apa yang terpaksa kamu memakannya. Dan sesungguhnya kebanyakan (dari

manusia) benar benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu

mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih

mengetahui orang-orang yang melampaui batas (QS. Al-An’am/6 : 119).

Dalam ayat ini jelas ada ungkapan boleh memakan haram karena terpaksa,

yaitu dalam potongan ayat “. . . Ma> harrama ‘alaikum illa> mad}thurirtum . . .” (

. . . kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya. ..) dalam posisi makan haram

terpaksa adalah memasukkan barang haram dan najis ke dalam tubuh. Allah

membolehkannya.

Nabi sendiri membolehkan laki-laki memakai sutra karena sakit kulit.

Beliau membolehkan memakai emas kepada sahabat dari Arfajah untuk menutupi

aibnya. Beliau juga membolehkan mencukur rambutnya di waktu ihram karena

terkena penyakit di kepala (borok).

e. Fatwa Majlis Eropa lil Iftaa’ wa al-Buhuts

Page 21: Pandangan Islam Tentang Imunisasi

Lembaga fatwa dalam merespon kehebohan vaksinasi-imunisasi bagi

anak-anak muslim memberikan dua macam pertimbangan, (1)

Mempertimbangkan manfaat vaksin sebagaimana diketahui dari ilmu kedokteran

dan menghindari bahaya yang lebih besar, selama belum ada yang lain yang halal,

maka hukumnya boleh berimunisasi untuk anak-anak karena masalah  ini

termasuk keadaan darurat. (2) Memberikan wasiat kepada para pemimpin umat

Islam  agar tidak  terlalu keras dalam masalah ijtihadiyah seperti ini yang

membawa maslahat yang lebih besar bagi anak-anak muslim selagi tidak

bertentangan  dengan dalil-dalil yang jelas.

4. Konklusi dan Implikasi

Atas dasar lima pertimbangan umum di atas dinyatakan bahwa vaksinasi-

imunisasi yang bertujuan untuk mengusahakan kesehatan manusia itu boleh atau halal

selagi belum ada bahan vaksinasi-imunisasi yang halaalan thayyiban. Untuk itu,

tenaga medis: dokter, perawat, dan bidan bisa menyuntikkan vaksin (DPT, BCG,

MMR, IPV, dan meningitis) untuk mengusahakan kekebalan tubuh manusia inklusif

balita dari serangan penyakit yang disebabkan oleh bakteri, kuman, dan virus yang

berbahaya bagi kesehatan.

Akan sangat bagus kalau para sarjana kesehatan (apoteker, analis kesehatan,

dokter, Farmakolog, mungkin juga termasuk herbalis) segera memproduk vaksin

yang seluruhnya terbuat dari bahan atau sintetisnya yang sepenuhnya secara material

halal).

Page 22: Pandangan Islam Tentang Imunisasi

BAB III

PENUTUP

5.    Penutup

Semoga uraian ini ada manfaatnya bagi siapa saja, termasuk untuk memberi

penerangan kepada sementara umat Islam yang masih terbatas informasinya

mengenai masalah vaksinasi-imunisasi. Hanya kepada Allah kami mohon ridlo-Nya,

penyusun mohon ampunan-Nya atas kesalahan, dan kasih sayang-Nya sangat

penyusun dambakan sehingga senantiasa dalam keadaan lapang. Walla>hu a’lamu bi

ash-shawa>b.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an al-Karim

Abdul Baqi’, Ahmad Fuad, 2007, al-Lu’lu> u wa al-Marja>n, (terj.) Salim Bahreisy, Surabaya:

Bina Ilmu.

Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi, al-Furqa>n, Edisi 05,Th.ke – 8,1429H/2008M.

Asy-syathibi, [t.th.], al-Muwa>faqa>t li Ahka>m asy-Syari>’ah, Beirut: Dar al-Fikr.

Al-Asqalani, Ibnu Hajar, 2000, Bulu>gh al-Mara>m (terj.) Achmad Sunarto, Jakarta: Pustaka

Amani.

Gayo, M.Iwan, 2008, Buku Pintar Haji dan Umrah, Jakarta: Grasindo.

Himpunan Fatwa Majlis Ulama Indonesia

Ibnu Baz, Majmu>’ Fata>wa wa al-maqa>la>t, 6 ; 25

Ibn al-Qayyim al-Jauziyyah, 2006, Prophetic Medicine, (terj.) Ahmad Asnawi. Jakarta: Diglosia

Media.

Ibnu Taimiyyah,  al-Fata>wa al-Kubra, I : 43

“Majlis Tarjih dan Tajdid (MT-T), 2010, Musyawarah Wilayah Tarjih ke 8, Kendal: Pondok

Modern Darul Arqam.

Sartre, Jean Paul, 1948, Existensialism and Humanism (trans.) Mairet, PH, London: Methuin Co

&LTD.

Qadawi ‘Azzat al-Ghananim, [t.th.], al-Istihaalah wa Ahkamuha fi al-Fiqh al-Islami.

Website Majlis Eropa Lil Ifta’ wal Buhuts/www/.e-cfr

http://permataonline.wordpress.com/2009/03/27/kurma dalam Al-Qur’an dan As-sunah

Page 23: Pandangan Islam Tentang Imunisasi

http://resepherbal.e-salim.com/2008/05/kurma-dalam-al-Qur’an-Al karim.

Buku “Kupas Tuntas Khasiat Kurma” oleh Zaki Rakhmawan

http://izzati-store.com/makanan penuh hikmah-banyak disebut dalam Al-Qur’an dan hadist

http://www.harunyahya.com/indo/buku/keindahan5.htm

alami-herbal.blogspot.com/2009/01/kurma-dalam-al-quran.html

http://yenceu.multiply.com/photos/album/802/Ada_Macam-Macam_Kurma

http://abusyafwan.blogspot.com/2007/11/oleh-oleh-khas-tanah-suci-1.html

http://cahayasunnah.wordpress.com/2007/09/16/manfaat-buah-kurma-menurut-sudut-pandang-

medis-modern/

http://alisyar.multiply.com/journal/item/28

http://www.dtjakarta.or.id/content/view/52/33/

http://mediaislam.oaseadwan.info/