LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PANAS YANG DITIMBULKAN ARUS LISTRIK (L.5) Nama : I Nyoman Sudi Parwata NIM : 0708205001 Kelompok : V Tanggal : Selasa, 28 Oktober 2007 Dosen Pengajar : Drs. I.B. Paramartha, S.Si. Pengawas/Pembimbing : - Fauzan Sugiono - Kristin Evalina
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
PANAS YANG DITIMBULKANARUS LISTRIK
(L.5)
Nama : I Nyoman Sudi ParwataNIM : 0708205001Kelompok : VTanggal : Selasa, 28 Oktober 2007Dosen Pengajar : Drs. I.B. Paramartha, S.Si.Pengawas/Pembimbing : - Fauzan Sugiono
- Kristin Evalina
JURUSAN FISIKAFAKULATAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA2007
I. TUJUAN1. Menentukan panas yang ditimbulkan arus listrik2. Membuktikan Hukum Joule
II. DASAR TEORI
Arus Listrik
Listrik dimisalkan seperti panas, hanya secara berbeda mempunyai juga suatu sifat
kehadiran-di-mana-mana tertentu. Nyaris tiada perubahan yang dapat terjadi di atas bumi
tanpa dibarengi oleh gejala elektrikal. Apabila air menguap, apabila api menyala, apabila
dua jenis logam, atau dua logam yang bersuhu berbeda, bersentuhan, atau apabila besi
bersentuhan dengan suatu larutan sulfat tembaga, dan begitu selanjutnya, maka proses-
proses elektrikal serentak terjadi dengan gejala-gejala fisikal dan kimiawi yang lebih
tampak.
Kalor
Kalor merupakan salah satu bentuk energi yang mempunyai banyak kegunaan bagi
manusia. Kalor juga dapat diartikan sebagai suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu
benda yang menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor
tidak dapat disamakan dengan suhu, karena suhu adalah ukuran dalam satuan derajat
panas. Kalor merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas baik yang diserap maupun
dilepaskan oleh suatu benda.
Kalor (panas) berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya
lebih rendah jika kedua benda disentuhkan (dicampurkan). Secara alamiah tidak akan
terjadi perpindahan kalor dari benda yang suhunya lebih rendah kepada benda yang
suhunya lebih tinggi, kecuali ada perlakuan khusus, yakni denganmenggunakan bantuan
mesin atau alat khusus.
Teori-teori kalor dasar yang dicetuskan oleh beberapa peneliti antara lain : ”Kalor yang
diterima sama dengan kalor yang dilepaskan” (Asas Black) ditemukan oleh Joseph
Black (1720-1799) dari Inggris, ”Kalor dapat terjadi akibat adanya suatu gesekan”
penemunya adalah Benyamin Thompson (1753-
1814) dari Amerika, ”Kalor adalah satu bentuk energi” ditemukan oleh Robert Mayer
(1814-1878), dan ” Kesetaraan antara satuan kalor dan satuan energi disebut kalor
mekanik” digagas oleh James Prescott (1818- 1889).
Kalor (Q) yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu suatu benda tergantung pada tiga hal,
yakni:
1. Perubahan suhu benda (∆t)
“ Besar kalor Q yang diberikan pada suatu benda sebanding dengan kenaikan suhu benda
itu (∆t).”
2. Massa benda (m)
“ Besar kalor yang diserap satu benda untuk menaikkan suhu yang sama sebanding
dengan massa benda itu. “
3. Jenis benda (c)
“Besar kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu benda/zat bergantung pada jenis zat
tersebut.” Setiap benda memiliki nilai tetapan “kalor jenis (c)” yang menentukan
banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu benda setiap derajatnya.
Kumparan panas suatu kalorimeter dialiri arus listrik, maka panas yang ditimbulkan oleh
kumparan akan diterima oleh air, thermometer, dan tabung calorimeter. Beda suhu yang
diperlukan untuk pengaliran panas diberikan oleh arus listrik ( I ) yang mengalir dalam
suatu kumparan kawat tahanan ( pemanas ) yang biasanya dililitkan pada beban yang
hendak diteliti. Sejarah awal ditemukannya listrik adalah oleh seorang cendikiawan
Yunani yang bernama Thales, yang mengemungkakan fenomena batu ambar yang bila
digosok - gosokkan akan dapat menarik bulu sebagai fenomena listrik. Kemudian setelah
bertahun - tahun semenjak ide Thales dikemukakan, baru kemudian muncul lagi pendapat
- pendapat serta teori -teori baru mengenai listrik seperti yang diteliti dan dikemukakan
oleh William Gilbert, Joseph priestley, Charles De Coulomb, AmpereMichael Farraday,
Oersted, dll.
Dengan satuan H adalah besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda(zat)
bergantung pada 3 faktor, yaitu massa zat, jenis zat, dan perubahan suhu.
Sehingga secara matematis dapat dirumuskan :
Dimana : Q = m c t
Q = kalor yang dibutuhkan (J)
m = massa benda (kg)
c = kalor jenis (J/kgC
ΔT =perubahan suhu (oC)
Kapasitas kalor (H) adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh zat untuk
menaikkan suhunya 1ºC (satuan kalori/ºC).
QΔT
Keterangan : H =kapasitas kalor (kal/C atau joule/c)
Q =kalor yang diterima (joule)
ΔT =perubahan suhu (oC)
Kalor jenis (c) adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan 1 gram atau 1
kg zat sebesar 1ºC (satuan kalori/gram.ºC atau kkal/kg ºC).
Q m.ΔT
keterangan : c = Kalor jenis m = massa benda
∆t = kenaikan / penurunan suhu
Kalor dapat dibagi menjadi 2 jenis
1. Kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu
2. Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud (kalor laten), persamaan yang
digunakan dalam kalor laten ada dua macam Q = m.U dan Q = m.L. Dengan U adalah
kalor uap (J/kg) dan L adalah kalor lebur (J/kg) . Kalor merupakan bentuk energi maka
dapat berubah dari satu bentuk kebentuk yang lain. Berdasarkan Hukum Kekekalan
Energi maka energi listrik dapat berubah menjadi energi kalor dan juga sebaliknya energi
H =
c =
kalor dapat berubah menjadi energi listrik. Dalam pembahasan ini hanya akan diulas
tentang hubungan energi listrik dengan energi kalor.
Alat yang digunakan mengubah energi listrik menjadi energi kalor adalah ketel listrik,
pemanas listrik, dll.
Besarnya energi listrik yang diubah atau diserap sama dengan besar kalor yang
dihasilkan. Sehingga secara matematis dapat dirumuskan. W = Q
Untuk menghitung energi listrik digunakan persamaan sebagai berikut :
W = P.t
Keterangan :
W = energi listrik (J)
P = daya listrik (W)
t = waktu yang diperlukan (s)
Bila rumus kalor yang digunakan adalah Q = m.c.(t2 - t1) maka diperoleh persamaan ; P.t
= m.c.(t2 - t1)
Yang perlu diperhatikan adalah rumus Q disini dapat berubah-ubah sesuai dengan soal.
Menurut asas Black apabila ada dua benda yang suhunya berbeda kemudian disatukan
atau dicampur maka akan terjadi aliran kalor dari benda yang bersuhu tinggi menuju
benda yang bersuhu rendah. Aliran ini akan berhenti sampai terjadi keseimbangan termal
(suhu kedua benda sama). Secara matematis dapat dirumuskan :
Q lepas = Q terima
Catatan yang harus selalu diingat jika menggunakan asasa Black adalah pada benda yang
bersuhu tinggi digunakan (t1 - ta) dan untuk benda yang bersuhu rendah digunakan (ta-
t2). Dan rumus kalor yang digunakan tidak selalu yang ada diatas bergantung pada soal
yang dikerjakan.
Hukum Ohm menyatakan bahwa besar arus yang mengalir pada suatu konduktor pada
suhu tetap sebanding dengan beda potensial antara kedua ujung konduktor ( V = R I )
Listrik dapat menimbulkan suatu panas (kalor), dalam percobaan ini kita akan
membuktikan pernyataan tersebut. Sebagai landasan teori, dibutuhkan teori – teori antara
lain : kalor, kapasitas kalor, rangkaian arus searah, dan hokum Joule. Teori – teori di atas
sudah sesuai dengan judul dan tujuan dari praktikum ini.
A. KALOR
Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan
benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor berbeda dengan suhu, karena
suhu adalah ukuran dalam satuan derajat panas. Kalor merupakan suatu kuantitas atau
jumlah panas baik yang diserap maupun dilepaskan oleh suatu benda.
Menurut sejarah kalor merupakan asal kata caloric ditemukan oleh ahli kimia
perancis yang bernama Antonnie laurent lavoiser (1743 - 1794). Kalor memiliki satuan
Kalori (kal) dan Kilokalori (Kkal). 1 Kal sama dengan jumlah panas yang dibutuhkan
untuk memanaskan 1 gram air naik 1 derajat celcius. Kalor adalah bentuk energi yang
berpindah dari suhu tinggi ke suhu rendah. Jika suatu benda menerima / melepaskan kalor
maka suhu benda itu akan naik/turun atau wujud benda berubah.
Bebara pengertian tentang kalor, antara lain :
1 kalori adalah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 gram air sebesar 1ºC.
1 kalori = 4.18 joule
1 joule = 0.24 kalori
Kapasitas kalor (H) adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh zat untuk menaikkan
suhunya 1ºC (satuan kalori/ºC).
QΔT
Keterangan : H =kapasitas kalor (kal/C atau joule/c)
Q =kalor yang diterima (joule)
ΔT =perubahan suhu (oC)
Kalor jenis (c) adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan 1 gram atau 1
kg zat sebesar 1ºC (satuan kalori/gram.ºC atau kkal/kg ºC).
Q m.ΔT
H =
c =
keterangan : c = Kalor jenis m = massa benda ∆t = kenikan / penurunan suhu
Kalor yang digunakan untuk menaikkan/menurunkan suhu tanpa mengubah wujud zat:
Q = H..c.∆t
Q = m . c ∆t
H = m . c. ∆t
Q = kalor yang di lepas/diterima
H = kapasitas kalor
∆t = kenaikan/penurunan suhu
m = massa benda
c= kalor jenis
Kalor yang diserap/dilepaskan (Q) dalam proses perubahan wujud benda:
Berat rata-rata 289,60 grDari data di atas, dapat diperoleh berat air = berat kalori meter total – berat
kalorimeter kosong + berat pengaduk. Sehingga berat air = 289,60 – (113,65 + 3,62) =
169,33 gr.
Percobaan dengan gambar A
- suhu awal air : 31oC
- kuat arus : 0,6 A
- tegangan : 3,5 V
- data hasil pengamatan: (waktu dihitung per 30 detik selama 10 menit)
Waktu Suhu Waktu Suhut1 31oC t 11 32oCt 2 31oC t 12 32,5oCt 3 31oC t 13 32,5oCt 4 31,5oC t 14 32,5oCt 5 31,5oC t 15 33oCt 6 31,5oC t 16 33oCt 7 31,5oC t 17 33oCt 8 32oC t 18 33oCt 9 32oC t 19 33,5oCt10 32oC t 20 33,5oC
Percobaan dengan gambar B
o suhu awal air : 34oC
o kuat arus : 0,4 A
o tegangan : 4 V
o data hasil pengamatan: (waktu dihitung per 30 detik selama 10 menit)
Waktu Suhu Waktu Suhut1 34oC t 11 35oCt 2 34oC t 12 35oCt 3 34oC t 13 35oCt 4 34,5oC t 14 35,5oCt 5 34,5oC t 15 35,5oCt 6 34,5oC t 16 35,5oCt 7 34,5oC t 17 36oCt 8 35oC t 18 36oCt 9 35oC t 19 36oCt10 35oC t 20 36oC
VII. PERHITUNGAN DATA1. Grafik temperatur vs waktu
a. Grafik temperatur vs waktu rangkaian A T
0 t t1 t 3 t 4 t 7 t 8 t 13 t 16 t 17 t 20
a. Grafik temperatur vs waktu rangkaian B
T
0 t t1 t 3 t 4 t 7 t 8 t 11 t 12 t 14 t 15 t 18 t 19 t 20
Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa peningkatan suhu berbanding lurus
dengan peningkatan waktu, akan tetapi perbandingannya tidak konstan karena
dipengaruhi oleh faktor kuat arus listrik, suhu awal, ketepatan dalam membaca skala
termometer, dan faktor teknis lainnya.
2. Menentukan panas yang ditimbulkan arus listrik
a. Percobaan pada gambar A
34o C
35o C
36o C
31o C
32o C
33o C
Diketahui :
V = 3,5 V
I = 0,6 A
t = 30 s
Ditanya : E
Jawab :
E = V. I. t
= 3,5. 0,6. 30
= 63 joule
Banyaknya percobaan adalah 20 kali, karena dihitung per 30 detik selama 10
menit, sehingga
Etotal = 20 x 63 joule = 1260 Joule
b. Percobaan pada gambar B
Diketahui :
V = 4 V
I = 0,4 A
t = 30 s
Ditanya : E
Jawab:
E = V. I. t
= 4. 0,4. 30
= 48joule
Dengan cara yang sama diperoleh
Etotal = 20 x 48joule
= 960 joule
3. Pada percobaan gambar A, panas yang diserap oleh :
a. air
Diketahui : m=169,33 gr= 0,16933 Kg
c=4,2x10³joule/kg oC
∆t= 33,5oC-31,5oC=2,5oC
Q= m . c . ∆t
Q=0,16933 . 4,2 x 10³ . 2,5
Q=1777,97 joule
b.pengaduk
m=3,62 gr = 0,00362 kg
c= 3,8x10² joule/kg oC
Q=m . c . ∆t
Q=0,00362 . 3,8x10² . 2,5
Q=3,44 joule
c.kalorimeter
m=113,65 gr = 0,11365 kg
c= 3,8x10² joule/kg oC
Q=m . c . ∆t
Q= 0,11365 . 3,8x10² . 2,5
Q=107,97 joule
4. Pada percobaan gambar B, panas yang diserap oleh :
a. air
Diketahui : ∆t = 36oC-34oC=2oC
Q=m . c . : ∆t
Q=0,16933 . 4,2 x 10³ . 2
Q=1422,37 joule
b. pengaduk
Q=m . c . ∆t
Q=0,00362 . 3,8x10² . 2
Q=2,75 joule
c. kalorimeter
Q=m . c . ∆t
Q= 0,11365 . 3,8x10² . 2
Q=86,37 joule
VIII. RALAT KERAGUAN
1. Ralat untuk massa
Berat kalorimeter kosong
Penimbangan Berat I. 113,75 grII. 113,50 grIII. 114,20 grIV. 113,80 grV. 113,00 gr