Pengertian Model PAIKEMPAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif
dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan
suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan
suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun
pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran
ceramah guru tentang pengetahuan. Jika pembelajaran tidak
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka
pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran
aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi
yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan
dirinya dan orang lain.
Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar
yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.
Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan
sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar
sehingga waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi. Menurut
hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti
meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah
cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak
menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses
pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah
tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya
aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran
tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
Model PAIKEM merupakan pembelajaran kontekstual yang melibatkan
paling sedikit empat prinsip utama dalam proses pembelajarannya.
Pertama, proses Interaksi (siswa berinteraksi secara aktif dengan
guru, rekan siswa, multi-media, referensi, lingkungan dsb). Kedua,
proses Komunikasi (siswa mengkomunikasikan pengalaman belajar
mereka dengan guru dan rekan siswa lain melalui cerita, dialog atau
melalui simulasi role-play). Ketiga, proses Refleksi, (siswa
memikirkan kembali tentang kebermaknaan apa yang mereka telah
pelajari, dan apa yang mereka telah lakukan).Pengertian
PAIKEMPAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam
proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa
sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan
gagasan.Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model
pembelajaran yang menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci
yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah
menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang
pasif di kelas, perasaan tertekan dengan tenggat waktu tugas,
kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa
bosan.
Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan
dengan cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri.
Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang.
Contohnya saja sebagian orang ada yang berkemampuan dalam menyerap
ilmu dengan menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan
penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan
hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan
fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan mengakibatkan proses
renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri siswa.
Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang
beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.
Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan
sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar
sehingga waktu curah perhatiannya (time on task)tinggi. Menurut
hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti
meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah
cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak
menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses
pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah
tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya
aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran
tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
Secara garis besar, PAIKEM dapat digambarkan sebagai berikut:1.
Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman
dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui
berbuat.
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam
membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai
sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan,
dan cocok bagi siswa.
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan
belajar yang lebih menarik dan menyediakan pojok baca
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan
interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam
pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan
melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi
selama KBM. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan
kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan
tersebut. Berikut adalah tabel beberapa contoh kegiatan KBM dan
kemampuan guru yang besesuaian. Demikian selama dalam proses
pembelajaran akan mengajak siswa lebih aktif, inovatif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan. PAIKEMPengertian Pembelajaran PAIKEM
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses
pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa
sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan
gagasan. Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model
pembelajaran yang menyenangkan.
Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam
pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di
pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas. Membangun
metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara
diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya
mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Contohnya
saja sebagian orang ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu
dengan menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan penglihatan,
auditory atau kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut
harus disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri
dan otak kanan yang akan mengakibatkan proses renovasi mental,
diantaranya membangun rasa percaya diri siswa.
Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang
beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.
Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan
sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar
sehingga waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi. Menurut
hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti
meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah
cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak
menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses
pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah
tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya
aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran
tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa. Secara garis besar,
PAIKEM dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan
pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar
melalui berbuat.
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam
membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai
sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan,
dan cocok bagi siswa.
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan
belajar yang lebih menarik dan menyediakan pojok baca
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan
interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam
pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan
melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi
selama KBM. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan
kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan
tersebut. Berikut adalah tabel beberapa contoh kegiatan KBM dan
kemampuan guru yang besesuaian.
1. 1. Pemahaman Proses Model Pembelajaran PAIKEMAktif, inovatif,
kreatif, efektif dan menyenangkan merupakan merupakan salah satu
model pembelajaran yang ideal. Dengan metode Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM), siswa dapat
mendapatkan ide-ide sendiri dalam pembelajaran berlangsung dengan
pendekatan lingkungan sekitar. Begitu pula guru dengan berbagai ide
segar dan menarik yang dilengkapi dengan contoh praktis untuk
diterapkan dalam pembelajaran. Pemahaman mengenai PAIKEM ini
diharapkan dapat membantu guru memfasilitasi pembelajaran siswa
dengan lebih bermakna.
Meskipun yang diharapkan pertama dan utama adalah keaktifan dan
kekreatifitasan peserta didik, namun sebenarnya guru pun dituntut
untuk aktif dan kreatif. Agar pembelajaran model ini dapat berjalan
sesuai dengan yang diharapkan, sudah tentu guru harus merancang
pembelajaran dengan baik, melaksanakannya, dan akhirnya menilai
hasilnya.
Student centered mengandung pengertian pembelajaran menerapkan
strategi pedagogi mengorientasikan siswa/mahasiswa kepada situasi
yang bermakna, kontekstual, dunia nyata dan menyediakan sumber
belajar, bimbingan, petunjuk bagi pebelajar ketika meraka
mengembangkan pengetahuan tentang materi pelajaran yang
dipelajarinya sekaligus keterampilan memecahkan masalah. Paradigma
yang menempatkan guru/dosen sebagai pusat pembelajaran (teaching)
dan siswa sebagai objek, seharusnya diubah dengan menempatkan siswa
sebagai subjek yang belajar secara aktif membangun pemahamannya
(Learning) dengan jalan merangkai pengalaman yang telah dimiliki
dengan pengalaman baru yang dijumpai.
Pengalaman nyata dari lingkungan sekitar menunjukkan bahwa minat
dan prestasi siswa dalam bidang sains meningkat secara drastis pada
saat: mereka dibantu untuk membangun keterkaitan antara informasi
(pengetahuan) baru dengan pengalaman (pengetahuan lain) yang telah
mereka miliki atau mereka kuasai.
Pembelajaran hendaknya dimulai dari masalah-masalah aktual,
otentik, relevan dan bermakna bagi siswa. Pembelajaran yang
berbasis subjek seringkali tidak relevan dan tidak bermakna bagi
siswa sehingga tidak menarik perhatian siswa. Pembelajaran yang
dibangun berdasarkan subjek seringkali terlepas dari kejadian
aktual di masyarakat. Akibatnya siswa/mahasiswa tidak dapat
menerapkan konsep/teori yang dipelajarinya di dalam kehidupan nyata
sehari-hari. Dengan pembelajaran yang dimulai dari masalah maka
siswa/mahasiswa belajar suatu konsep atau teori dan prinsip
sekaligus memecahkan masalah. Dengan demikian sekurang-kurangnya
ada dua hasil belajar yang dicapai, yaitu jawaban terhadap masalah
(Produk) dan cara memecahkan masalah(proses).Kemampuan tentang
pemecahan masalah lebih dari sekedar akumulasi pengetahuan dan
hukum/teori, tetapi merupakan perkembangan kemampuan fleksibilitas,
strategi kognitif yang membantu mereka menganalisis situasi tak
terduga dan mampu menghasilkan solusi yang bermakna.
Sesuai dengan huruf yang menyusun namanya, pembelajaran PAKEM
adalah salah satu contoh pembelajaran inovatif yang memiliki
karakteristik aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
1. Aktifpengembang pembelajaran ini beranggapan bahwa belajar
merupakan proses aktif merangkai pengalaman untuk memperoleh
pemahaman baru. Siswa aktif terlibat di dalam proses belajar
mengkonstruksi sendiri pemahamannya. Teori belajar konstruktivisme
merupakan titik berangkat pembelajaran ini. Atas dasar itu
pembelajaran ini secara sengaja dirancang agar mengaktifkan
anak.
Di dalam implementasinya, seorang guru harus merancang dan
melaksanakan kegiatan-kegiatan atau strategi-strategi yang
memotivasi siswa berperan secara aktif di dalam proses
pembelajaran. Mengapa pembelajaran harus mengaktifkan siswa? Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kita belajar 10% dari yang kita baca,
20% dari yang kita dengar, 30% dari yang kita lihat, 50% dari yang
kita lihat dan dengar, 70% dari yang kita ucapkan, dan 90% dari
yang kita ucapkan dan kerjakan serta 95% dari apa yang kita ajarkan
kepada orang lain (Dryden & Voss, 2000). Artinya belajar paling
efektif jika dilakukan secara aktif oleh individu tersebut.
1. InovativPembelajaran PAIKEM bisa mengadaptasi dari model
pembelajaran yang menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci
yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah
menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang
pasif di kelas. Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa
dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik
diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing
orang. Contohnya saja sebagian orang ada yang berkemampuan dalam
menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan
penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan
hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan
fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan mengakibatkan proses
renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri siswa.
1. KreatifPembelajaran PAKEM juga dirancang untuk mampu
mengembangkan kreativitas. Pembela haruslah memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, inisiatif, dan kreativitas serta kemandirian
siswa sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologisnya. Kemandirian dan kemampuan pemecahan masalah
merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh semua bentuk pembelajaran.
Dengan dua bekal itu setiap orang akan mampu belajar sepanjang
hidupnya. Ciri seorang pebelajar yang mandiri adalah: (a) mampu
secara cermat mendiagnosis situasi pembelajaran tertentu yang
sedang dihadapinya; (b) mampu memilih strategi belajar tertentu
untuk menyelesaikan masalah belajarnya; (c) memonitor keefektivan
strategi tersebut; dan (d) termotivasi untuk terlibat dalam situasi
belajar tersebut sampai masalahnya terselesaikan.
1. EfektifMenyiratkan bahwa pembelajaran harus dilakukan
sedemikian rupa untuk mencapai semua hasil belajar yang telah
dirumuskan. Karena hasil belajar itu beragam, karkteristik efektif
dari pembelajaran ini mengacu kepada penggunaan berbagai strategi
yang relevan dengan hasil belajarnya. Banyak orang beranggapan
bahwa berbagai strategi pembelajaran inovatif termasuk PAKEM
seringkali tidak efisien (memakan waktu) lebih lama dibandingka
dengan pembelajaran tradisional/konvensional. Hal tersebut tentu
amat mudah dipahami, dalam pembelajaran PAKEM banyak hasil belajar
yang dicapai sehingga memerlukan waktu yang lama, sementara pada
pembelajaran tradisional hasil belajar yang dicapai hanya pada
tataran kognitif saja.
1. MenyenangkanPembelajaran yang dilaksanakan haruslah dilakukan
dengan tetap memperhatikan suasana belajar yang menyenangkan.
Mengapa pembelajaran harus menyenangkan? Dryden dan Voss (2000)
mengatakan bahwa belajar akan efektif jika suasana pembelajarannya
menyenangkan. Seseorang yang secara aktif mengkonstruksi
pengetahuannya memerlukan dukungan suasana dan fasilitas belajar
yang maksimal. Suasana yang menyenangkan dan tidak diikuti suasana
tegang sangat baik untuk membangkitkan motivasi untuk belajar.
Anak-anak pada dasarnya belajar paling efektif pada saat mereka
sedang bermain atau melakukan sesuatu yang mengasyikkan. Menurut
penelitian, anak-anak menjadi berminat untuk belajar jika topik
yang dibahas sedapat mungkin dihubungkan dengan pengalaman mereka
dan disesuaikan dengan alam berpikir mereka. Yang dimaksudkan
adalah bahwa pokok bahasannya dikaitkan dengan pengalaman siswa
sehari-hari dan disesuaikan dengan dunia mereka dan bukan dunia
guru sebagai orang dewasa. Apa lagi jika disesuaikan dengan
kebiasaan mereka dalam belajar. Ciri yang terakhir ini merupakan
ciri pembelajaran kontekstual. Dengan demikian pembelajaran PAKEM
sebenarnya juga pembelajaran kontekstual.
PAIKEM merupakan pembelajaran yang tidak hanya terpaku
menggunakan satu pendekatan saja, tetapi dengan menggunakan
berbagai pendekatan dan model. PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai
kegiatan yang terjadi selama KBM. Pada saat yang sama, gambaran
tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk
menciptakan keadaan tersebut.1. 2. Amplikasi model pembelajaran
PAIKEM dalam proses belajar mengajar
1. a. Penerapan PAIKEM dalam Proses PembelajaranKonsep-konsep
sains dan lingkungan sekitar siswa dapat dengan mudah dikuasai
siswa melalui pengamatan pada situasi yang konkret. Dampak positif
dari diterapkannya model PAIKEM yaitu siswa dapat terpacu sikap
rasa keingintahuannya tentang sesuatu yang ada di lingkungannya.
Seandainya kita renungi empat pilar pendidikan yakni learning to
know (belajar untuk mengetahui), learning to be (belajar untuk
menjadi jati dirinya), learning to do (Belajar untuk mengerjakan
sesuatu) dan learning to life together (belajar untuk bekerja sama)
dapat dilaksanakan melalui pembelajaran dengan pendekatan
lingkungan yang dikemas sedemikian rupa oleh guru, agar supaya
pembelajaran tersebut dapat terlaksaana sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
Dari empat pilar pendidikan dan kelima komponen prinsip PAIKEM
(Mengalami, Pembaruan, Berinteraksi, Komunikasi, Berekspresi, dan
Melakukan Refleksi), komponen Mengalami, Pembaruan, dan Berkspresi
berkaitan dengan bagaimana guru mengolah bahan/materi pelajaran.
Artinya, bagaimana guru mengolah materi pelajaran sehingga siswa
mengalami dan mengekspresikan gagasannya. Untuk komponen interaksi,
komunikasi dan refleksi berkaitan dengan bagaimana guru mengelola
kelas. Artinya, bagaimana siswa harus dikelola (kerja kelompok,
berpasangan, ataukah individual) agar mereka berinteraksi satu sama
lain untuk mengembangkan kemampuan bekerjasama dan pada saat yang
sama berkembang pula kemampuan individualnya.
Cara mengolah materi sehingga tercipta komponen mengalami dan
ekspresi untuk tiap-tiap mata pelajaran akan berbeda satu sama lain
sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang bersangkutan.
Misalnya, dalam IPA dikenal rumus POE: Predict (prediksi), Observe
(amati), Explain (jelaskan). Suatu cara mengolah materi IPA di mana
guru merumuskan pertanyaan untuk siswa sehingga siswa melakukan
prediksi (atas jawbaan pertanyaan tersebut), melakukan
pengamatan/percobaan untuk menjawab pertanyaan tersebut, kemudian
menjelaskan hasil pengamatan/percobaan terkait dengan prediksi yang
mereka buat sebelumnya. Nuansa materi PAIKEM dalam pembelajaran
matematika, diolah sedemikian rupa sehingga siswa diarahkan untuk
melakukan Penyelidikan, Penemuan, dan/atau Pemecahan Masalah
1. b. Pembelajaran IPAMenurut Depdiknas (2006), Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Pendidikan IPA (sains) diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta
didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta
prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam
kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada
pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan
sains diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu
peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang alam atau lingkungan sekitar.
Beberapa ilmuwan memberikan definisi sains sesuai dengan
pengamatan dan pemahamannya. Carin (1993:3) mendefinisikan science
sebagai The activity of questioning and exploring the universe and
finding and expressing its hidden order, yaitu Suatu kegiatan
berupa pertanyaan dan penyelidikan alam semesta dan penemuan dan
pengungkapan serangkaian rahasia alam. Sains mengandung makna
pengajuan pertanyaan, pencarian jawaban, pemahaman jawaban,
penyempurnaan jawaban baik tentang gejala maupun karakteristik alam
sekitar melalui cara-cara sistematis (Depdiknas,2002a: 1). Belajar
sains tidak sekedar belajar informasi sains tentang fakta, konsep,
prinsip, hukum dalam wujud pengetahuan deklaratif, akan tetapi
belajar sains juga belajar tentang cara memperoleh informasi sains,
cara sains dan teknologi bekerja dalam bentuk pengetahuan
prosedural, termasuk kebiasaan bekerja ilmiah dengan metode ilmiah
dan sikap ilmiah.
Berdasar pada definisi yang telah dikemukakan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa sains selain sebagai produk juga sebagai proses
tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pernyataan di atas selaras
dengan pendapat Carin (1993:3) yang menyatakan bahwa sains sebagai
produk atau isi mencakup fakta, konsep, prinsip, hukum-hukum dan
teori sains. Fakta merupakan kegiatan-kegiatan empiris di dalam
sains dan konsep, prinsip, hukum-hukum, teori merupakan
kegiatan-kegiatan analisis di dalam sains. Sebagai proses sains
dipandang sebagai kerja atau sesuatu yang harus dilakukan dan
diteliti yang dikenal dengan proses ilmiah atau metode ilmiah,
melalui keterampilan menemukan antara lain, mengamati,
mengklasifikasi, mengukur, menggunakan keterampilan spesial,
mengkomunikasikan, memprediksi, menduga, mendefinisikan secara
operasional, merumuskan hipotesis, menginterprestasikan data,
mengontrol variabel, melakukan eksperimen. Sebagai sikap sains
dipandang sebagai sikap ilmiah yang mencakup rasa ingin tahu,
berusaha untuk membuktikan menjadi skeptis, menerima perbedaan,
bersikap kooperatif, menerima kegagalan sebagai suatu hal yang
positif.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada hakekatnya sains
terdiri atas tiga komponen, yaitu produk, proses, dan sikap ilmiah.
Jadi tidak hanya terdiri atas kumpulan pengetahuan atau fakta yang
dihafal, namun juga merupakan kegiatan atau proses aktif
menggunakan pikiran dalam mempelajari rahasia gejala alam. IPA
(sains) diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi
kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat
diidentifikasikan. Penerapan sains perlu dilakukan secara bijaksana
untuk menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan. Di tingkat
SMP/MTs diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingkemas (Sains,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat) secara terpadu yang
diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu
karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah
secara bijaksana.Mata pelajaran IPA di SMP/MTs bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuaN sebagai berikut.
1. Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam
ciptaanNya
2. Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam,
konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran
terhadap adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat
4. Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan
berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan
7. Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
selanjutnya.
Dengan demikian proses pembelajaran IPA harus dilaksanakan
dengan sebaik mungkin. Proses pembelajaran yang baik sudah
ditegaskan oleh BSNP (2007) yang menyatakan bahwa proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Selain itu, dalam proses pembelajaran pendidik memberikan
keteladanan.Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil
pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk
terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Dalam
hal ini guru tertantang dan harus mampu untuk dapat
memberlangsungkan Pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif sekaligus Menyenangkan (PAIKEM).KTSP (Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan) mengisyaratkan bahwa proses pembelajaran yang
ideal adalah pembelajaran yang dapat merangsang peserta didik untuk
dapat mengungkapkan segala potensi dirinya untuk dapat meraih
sekian kompetensi sesuai dengan bakat dan minatnya, bukan
sebaliknya hanya disuapi oleh guru dengan segala macam pengetahuan.
Pembelajaran yang bermakna juga demikian, mengedepankan
pengembangan potensi peserta didik, sehingga pembelajaran bukan
bersumber atau terfokus pada guru, melainkan berfokus dan terpusat
pada peserta didik. Proses pembelajaran yang demikian idealnya
dilakukan dengan cara yang santun dan menyenangkan. Bukan dengan
doktrinisasi dan intimidasi/tekanan. Sehingga dapat dikatakan
pembelajaran tersebut adalah pembelajaran ramah anak atau dengan
prinsip asah, asih, asuh. Ada sebelas indikator/tolok ukur bahwa
pembelajaran dapat dikategorikan sudah PAKEM, yaitu :
1. Metode Pembelajaran : Kegiatan belajar siswa menggunakan
metode pembelajaran yang bervariasi (wawancara, pengamatan, bermain
peran, penelitian, berlangsung di luar dan di dalam kelas) sesuai
dengan mata pelajaran. Idealnya lebih dari 3 jenis.
Kegiatan belajar siswa menggunakan metode pembelajaran yang
sesuai dengan spesifikasi bahan ajar.
Penggunaan metode dalam kegiatan belajar siswa sesuai dengan
RPP.
2. Pengelolaan Kelas : Kegiatan belajar siswa variatif
(individual, berpasangan , kelompok, klasikal). Idealnya lebih dari
3 jenis.
Kelompok belajar siswa beragam (gender, sosial-ekonomi,
intelegensi). Idealnya lebih dari 3 variabel.
Keanggotaan kelompok belajar berubah-ubah sesuai kebutuhan
belajar (sesuai KD, materi, metode, dan alat bantu belajar).
Kegiatan pembelajaran menggunakan tata tempat duduk (meja/kursi)
yang memudahkan siswa berinteraksi dengan guru maupun dengan siswa
lainnya. Idealnya lebih dari 3 variasi tata tempat duduk.
Tata tertib kelas dibuat (dan disepakati) bersama antara siswa
dan guru. Idealnya murni inisiatif siswa (khusus kelas tinggi).
3. Ketrampilan Bertanya : Pertanyaan yang diajukan guru dapat
memancing/mendukung siswa dalam membangun konsep/gagasannya secara
mandiri.
Guru mengajukan pertanyaan selalu memberikan jeda (waktu tunggu)
yang memberikan keleluasaan seluruh siswa untuk berfikir, lalu
menunjuk siswa yang harus menjawab tanpa pilih kasih secara
acak.
Guru juga mendorong siswa untuk bertanya, berpendapat dan/atau
mempertanyakan gagasan guru/siswa lain.
Siswa menjawab pertanyaan guru dengan lebih dulu mengacungkan
tangan tanpa suasana gaduh.
Siswa berani bertanya, berpendapat dan/atau mempertanyakan
pendapat baik secara lisan/tulisan.
4. Pelayanan Individual : Terdapat program kegiatan belajar
mandiri siswa yang terencana dan dilaksanakan dengan baik.
Siswa dapat menyelesaikan tugas /permasalahannya dengan membaca,
bertanya atau melakukan pengamatan dan percobaan.
Guru melakukan identifikasi, merancang, melaksanakan,
mengevaluasi dan menindaklanjuti Program Pembelajaran Individual
(PPI) sebagai respon adanya kebutuhan khusus (hiperaktif, autis,
lamban, dsb).
Kegiatan pembelajaran melayani perbedaan individual ( tipe
belajar, siswa: audio, visual, motorik, audio-visual,
audio-visual-motorik) menggunakan multimedia.
Siswa melakukan kegiatan membaca dan menulis atas keinginan
sendiri dan didokumentasikan.
5. Sumber Belajar dan Alat Bantu Pembelajaran : Guru menggunakan
berbagai sumber belajar (sudut baca, perpustakaan, lingkungan
sekitar) yang sesuai dengan kompetensi yang dikembangkan.
Guru membuat alat bantu pembelajaran sesuai dengan kompetensi
yang dikembangkan sendiri dan /atau bersama siswa/orangtua
siswa.
Guru trampil/menguasai alat bantu pembelajaranyang tersedia dan
sesuai dengan materi yang diajarkan.
Lembar kerja mendorong siswa dalam menemukan
konsep/gagasan/rumus/cara (tidak hanya mengerjakan perintah) dan
dapat menerapkannya dalam konteks kehidupan nyata sehari-hari.
6. Umpan Balik dan Evaluasi : Guru memberikan umpan balik yang
menantang (mendorong siswa untuk berpikir lebih lanjut) sesuai
dengan kebutuhan siswa.
Guru memberikan umpan balik (lisan/tulisan) secara
individual.
Guru menggunakan berbagai jenis penilaian (tes dan non tes) dan
memanfaatkannya untuk kegiatan tindak lanjut.
Setiap proses dan hasil pembelajaran disertai dengan reward
/penghargaan dan pengakuan secara verbal dan/atau non verbal.7.
Komunikasi dan Interaksi : Bantuan guru kepada siswa dalam
pembelajaran bersifat mendorong untuk berfikir (misalnya dengan
mengajukan pertanyaan kembali).
Setiap pembelajaran terbebas dari ancaman dan intimidasi (yang
ditandai : tidak ada rasa takut, labelling, bulliying, anak
menikmati, guru ramah).
Setiap proses pembelajaran bebas dari perlakuan kekerasan
(emosional, fisik, pelecehan seksual).
Perilaku warga kelas (siswa dan guru) sesuai dengan tata tertib
yang dibuat bersama dan etika yang berlaku.
Siswa mendengarkan dengan baik ketika guru atau siswa lain
berbicara.
Komunikasi terjalin dengan baik antara guru-siswa dan
siswa-siswa.8. Keterlibatan Siswa : Siswa aktif dan asyik berbuat
/bekerja dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Guru selalu meberikan kesempatan kepada siswa untuk tampil di
depan kelas untuk menyajikan/mengemukakan /melakukan sesuatu.
Dalam setiap kerja kelompok ada kejelasan peran masing-masing
siswa dan terlaksana secara bergilir.
9. Refleksi Setiap usai pembelajaran guru meminta siswa
menuliskan/mengungkapkan kesan dan keterpahaman siswa tentang apa
yang telah dipelajari.
Guru melaksanakan refleksi/perenungan tentang kekuatan dan
kelemahan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
10. Hasil Karya Siswa Berbagai hasil karya siswa dipajangkan,
ditata rapid an diganti secara teratur sesuai perkembangan
penyampaian materi pembelajaran.
Hasil karya siswa adalah murni karya /buatan siswa sendiri.
11. Hasil Belajar Hasil belajar siswa memenuhi kriteria
ketuntasan minimal (KKM).
Siswa mengalami peningkatan kompetensi personal/sosial sesuai
dengan potensinya (kerjasama, toleransi, menyelesaikan konflik
secara sehat, bertanggung jawab dan kepemimpinan).
Siswa mengelami peningkatan rasa percaya diri (kemampuan
bertanya, menjawab dan tampil di depan kelas).
Kelas dan pembelajaran yang PAKEM ternyata tidak hanya terlihat
dari segi fisik saja, misalnya banyaknya pajangan di kelas sehingga
nampak ramai dan meriah, namun yang lebih penting dan utama adalah
proses pembelajaran dan cara mengajar yang sudah tidak konvensional
lagi. Marilah, dengan pembelajaran yang PAKEM kita sambut UN 2010
dengan penuh optimisme dan rasa percaya diri. Saya percaya bahwa
seluruh guru di Indonesias sudah lama melaksanakan pembelajaran
secara PAKEM. Postingan ini hanyalah sebagai on service saja.
Mudah-mudahan walau sekecil apa pun dapat membawa manfaat bagi kita
semua.Kesimpulan Pembelajaran PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan) salah satu metode pembelajaran
berbasis lingkungan. Metode ini mampu melibatkan siswa secara
langsung dengan berbagai pengenalan terhadap lingkungan. Dengan
demikian selama dalam proses pembelajaran akan mengajak siswa lebih
aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.http://metodepembelajarankhususpai.blogspot.com/p/pengertian-paikem.htmlhttp://wyw1d.wordpress.com/2010/01/13/11-indikator-pembelajaran-pakem-pembelajaran-aktif-kreatif-efektif-dan-menyenangkan/http://barmawi.com/85-rupa-rupa-ukg/92-pembelajaran-paikemTUGAS
AKHIRTEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
PENGERTIAN PAIKEM DAN PAIMO
HARIS MUNANDAR
6315063781
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA