JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA SEPTEMBER 2015 PABRIK PENGALENGAN IKAN TUNA DI SENDANGBIRU DESAIN ARSITEKTUR AKHIR Nama : Erwan Budi Kristanto Nim : 125060501111019 Kelas : D Dosen Pengampu : Subhan Ramdlani, ST. MT. Dosen Pembimbing : Ary Deddy Putranto, ST. MT.
Desain Aristektur Akhir 2015 PRODUK 1 Pabrik Pengalengan Ikan Tuna Di Sendangbiru
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEPTEMBER 2015
PABRIK PENGALENGAN IKAN TUNA
DI SENDANGBIRU DESAIN ARSITEKTUR AKHIR
Nama : Erwan Budi Kristanto Nim : 125060501111019 Kelas : D Dosen Pengampu : Subhan Ramdlani, ST. MT. Dosen Pembimbing : Ary Deddy Putranto, ST. MT.
DESAIN ARSITEKTUR AKHIR – PABRIK PENGALENGAN IKAN TUNA DI SENDANGBIRU
i
DAFTAR ISI
Daftar isi ................................................................................................................................ i
Daftar gambar ........................................................................................................................ iii
Daftar tabel ............................................................................................................................ v
BAB I GAMBARAN TAPAK ................................................................................................ 1
1.1 GAMBARAN UMUM ........................................................................................... 1
1.2 GAMBARAN KHUSUS ......................................................................................... 4
1.2.1 Sejarah .................................................................................................. 4
1.2.2 Kondisi tapak dan lingkungan sekitar .................................................... 5
1.2.3 Kondisi iklim dan geografis .................................................................... 8
BAB II PROGRAM UMUM ................................................................................................ 11
2.1 RENCANA PENGEMBANGAN /PEMBANGUNAN ................................................ 11
2.2 PROGRAM RUANG INTERNAL BERDASARKAN STANDAR/ANALISIS .................. 15
Tabel 5. Besaran ruang fasilitas utama .............................................................................. 16
Tabel 6. Besaran ruang fasilitas pengelola ......................................................................... 17
Tabel 7. Besaran ruang fasilitas Servis ............................................................................... 17
Tabel 8. Besaran ruang fasilitas parker .............................................................................. 18
Tabel 9. Rekapitulasi besaran ruang .................................................................................. 18
Tabel 10. Pola Aktivitas pelaku .......................................................................................... 19
Tabel 11. Persyaratan Kuantitatif Ruang dalam Bangunan pabrik pengalengan ikan........ 20
Tabel 12. Persyaratan Kualitatif Ruang terkait Pencahayaan dan Penghawaan ................ 21
Tabel 13. Besaran ruang terkait analisi tekno ekonomi .................................................... 28
Tabel 3.1 Deskripsi dan Strategi pada Kegiatan Perancangan Bangunan Pabrik Pengalengan
ikan ...................................................................................................................................... 40
Tabel 3.2 Rencana/Jadwal Kegiatan pada Perancangan Bangunan Pabrik pengalengan
ikan ...................................................................................................................................... 43
DESAIN ARSITEKTUR AKHIR – PABRIK PENGALENGAN IKAN TUNA DI SENDANGBIRU 1
BAB I
GAMBARAN TAPAK
1.1 GAMBARAN UMUM
Potensi perikanan laut Indonesia yang terdiri atas potensi perikanan pelagis dan perikanan
demersal tersebar pada hampir semua bagian perairan laut Indonesia. Indonesia memiliki potensi
ikan yang diperkirakan terdapat sebanyak 6,26 juta ton pertahun yang dapat dikelola secara lestari
dengan rincian sebanyak 4,4 juta ton dapat ditangkap di perairan Indonesia dan 1,86 juta ton dapat
diperoleh dari perairan ZEEI. Pemanfaatan potensi perikanan laut Indonesia ini belum dapat
memberi kekuatan dan peran yang lebih kuat terhadap pertumbuhan perekonomian dan
peningkatan pendapatan masyarakat nelayan Indonesia (Yahya, 2001). Guna menggali kekayaan
potensi tersebut maka pelabuhan perikanan dengan tempat pendaratan ikan sangat dibutuhkan.
Laut indonesia yang memiliki luas 5,8 juta km2, dengan potensi sumberdaya alam terutama
sumberdaya perikanan lautnya yang cukup besar. Potensi lestari sumberdaya ikan laut diperkirakan
sebesar 6,26 juta ton pertahun dari periran ZEE sekitar 1,86 juta ton pertahun. Dari seluruh potensi
sumberdaya ikan tersebut, jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) sebesar 5,01 juta ton
pertahun atau sekitar 80% dari potensi lestari. Potensi sumberdaya perikanan tersebut apabila
dikelompokkan berdasarkan jenis ikan, terdiri dari ikan pelagis besar, pelagis kecil, demersal, udang,
cumi-cumi, dan ikan karang (Purwanti, 2003).
Posisi Sendangbiru yang terletak pada pantai selatan Pulau Jawa yang menjadi Wilayah
Pengelolaan Perikanan IX memiliki potensi yang besar, terutama pada hasil tangkapan yang berupa
ikan tuna. Selain itu pengembangan pelabuhan Pondok Dadap yang menjadi pintu masuk bagi para
nelayan penangkap tuna, saat ini telah dalam proses pengembangan dan pembangunan untuk
menjadi satu kompleks wilayah minapolitan. Salah satu potensi yang perlu diperhatikan adalah
potensi pengolahan ikan untuk menjadi produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi.
Bertambahnya jumlah nelayan tiap tahunnya. Sepanjang tahun 2013 kemarin, tumbuh
sebanyak 565 nelayan baru. Angka pertumbuhan sebesar itu membuat jumlah nelayan bertambah
menjadi 3.736 nelayan. Sehingga hasil tangkapan ikan tuna di sendangbiru akan meningkat seiring
permintaan pasar yang juga meningkat. Sepanjang tahun 2013, tempat tersebut menghasilkan ikan
DESAIN ARSITEKTUR AKHIR – PABRIK PENGALENGAN IKAN TUNA DI SENDANGBIRU 2
seberat 5.418 ton. Sedangkan tahun 2014 ini, produktivitas ditargetkan naik 100 persen lebih
menjadi 10.578 ton.
Menurut pasal 10 b no 2 yaitu Penetapan Perkotaan Sendangbiru sebagai perkotaan
pelabuhan dan industri. Jadi pembangunan pabrik pengalengan ikan tuna akan meningkatkan
produk industri kota. Karena sampai saat ini hasil tangkapan ikan tuna dari nelayan hanya langsung
dilelang dan dikirim ke kota-kota dan sebagian di ekspor untuk menghindari kondisi ikan tuna ini
rusak.
Industri pengalengan ikan tuna dibuat untuk dapat dikembangkan dengan melihat
ketersediaan bahan baku berupa ikan tuna, ketersedian teknologi, dan semakin membesarnya
permintaan pasar internasional akan ikan tuna kaleng. Selain itu manfaat dari pembangunan
industri ialah meningkatkan pendapatan per kapita, menciptakan lapangan pekerjaan, pemerataan
usaha, meningkatkan nilai tambah bahan mentah dan baku, meningkatkan produktivitas,
meningkatkan ekspor, serta menghemat devisa negara.
Pengalengan makanan merupakan suatu cara pengawetan bahan pangan yang dikemas
secara hermetis dan kemudian disterilkan. Metode pengawetan tersebut
ditemukan Nicholas Appert, seorang ilmuwan Prancis. Di dalam pengalengan makanan,
bahan pangan dikemas secara hermetis (hermetic). Dalam suatu wadah, baik kaleng,
gelas atau alumunium. Pengemasan secara hermetis dapat diartikan bahwa penutupnya
sangat rapat, sehingga tidak dapat ditembus oleh udara, air, kerusakan akibat oksidasi
ataupun perubahan cita rasa (Adawyah, 2006)
Ikan tuna termasuk dalam keluarga Scombroidae yang tergolong ikan perenang cepat,
bertubuh seperti cerutu memiliki dua sirip punggung, sirip depan biasanya pendek dan terpisah dari
sirip belakang. Ikan ini juga termasuk ke dalam kelompok ikan pelagis cepat besar dan sebagin besar
memiliki jari-jari sirip tambahan (finlet) di belakang punggung dan dubur. Sirip dada terletak agak
ke atas, sirip perut kecil, sirip ekor bercagak agak ke dalam dengan jari-jari penyokong menutup
seluruh hipural. Sirip-sirip punggung dubur, perut dan dada pada pangkalnya mempunyai lekukan
pada tubuh (Saanin, 1986).
Tubuh ikan tuna tertutup oleh sisik-sisik kecil, berwarna biru tua dan agak gelap pada bagian
atas tubuhnya, sebagian besar memiliki sirip tambahan yang berwarna kuning cerah dengan pinggir
berwarna gelap.
DESAIN ARSITEKTUR AKHIR – PABRIK PENGALENGAN IKAN TUNA DI SENDANGBIRU 3
Klasifikasi ikan Tuna adalah sebagai berikut :
Phylum : Chordata
Sub phylum : Vertebrata Thunnus
Class : Teleostei
Sub Class : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Sub ordo : Scombroidae
Genus : Thunnus
Species :
Thunnus alalunga (Albacore)
Thunnus albacores (Yellowfin Tuna)
Thunnus macoyii (Southtern Bluefin Tuna)
Thunnus obesus (Big eye Tuna)
Menurut Murniyati dan Sunarman (2000), tuna mengalami pembusukan yang cepat setelah
tertangkap kecuali setelah ditangani dengna baik. Suhu yang tinggi mempercepat dan
memperpendek rigormortis dan mengantarkannya ke proses autolysis dan pembusukan oleh
bakteri yang berjalan sangat cepat, karena tuna ditangkap dari populasi liar, nelayan tidak dapat
leluasa memilih ikan dengan kondisi biologis tertentu misalnya yang berkadar lemak tinggi.
Gambar 1.1 Yellowfin Tuna atau Tuna sirip kuning
Sumber : Google
DESAIN ARSITEKTUR AKHIR – PABRIK PENGALENGAN IKAN TUNA DI SENDANGBIRU 4
1.2 GAMBARAN KHUSUS
1.2.1 Sejarah
Unit Pengelola Pelabuhan Perikanan Pantai (UPPPP) Pondokdadap mulai dibangun pada
tahun 1987 dan mulai dikembangkan pada tahun 2000 sampai dengan sekarang. Sebelumnya
pada tahun 1983, terdapat tiga kapal asal Puger yang mendarat di Pantai Sendangbiru. Lokasi
pantai yang terhalang oleh semacam break water alami yang membuat perairan pantai
menjadi tenang, sehingga kegiatan pendaratan ikan menjadi lebih mudah. Semakin lama,
daerah ini semakin banyak didatangi oleh nelayan-nelayan dari berbagai daerah, seperti
Banyuwangi, Puger, dan Sulawesi. Pada masa itu, terdapat tokoh masyarakat asal Irian
memiliki ide untuk membangun Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI), kemudian tokoh tersebut
mengontak Dinas Perikanan Kabupaten Malang. Setelah itu, dibentuklah tempat pelelangan
pertama di daerah ini, yaitu PPI Pondokdadap. Pondokdadap sendiri diambil dari 2 kata, yaitu
pondok dan dadap, yaitu pondok sebagai tempat berteduh nelayan dan dadap diambil dari
nama pohon dadap. Melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
12/MEN/2004 tanggal 25 Februari 2004, PPI Pondokdadap ditingkatkan statusnya menjadi
Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Pondokdadap.
Kondisi yang semakin berkembangnya teknologi penangkapan yang dapat menghasilkan
produksi ikan yang berkualitas ekspor serta jumlah armada kapal yang semakin banyak dan
bervariasi, secara tidak langsung dibutuhkan pembangunan yang tepat guna menunjang
kebutuhan nelayan, bakul, dan pengusaha ikan pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya. Mulai awal tahun 2000, para nelayan daerah Sulawesi dan Kalimantan
memperkenalkan cara penangkapan ikan dengan menggunakan alat penentu posisi (GPS).
Teknologi ini diserap dan berkembang di PPP Pondokdadap ini dan teknologi ini dimanfaatkan
hingga saat ini.
Gambar 1.2 Unit Pengelola Pelabuhan Perikanan Pantai
Sumber : doc pribadi
DESAIN ARSITEKTUR AKHIR – PABRIK PENGALENGAN IKAN TUNA DI SENDANGBIRU 5
1.2.2 Kondisi tapak dan lingkungan existing
Kabupaten malang adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
Kabupaten Malang adalah kabupaten terluas kedua di Jawa Timur setelah Kabupaten
Banyuwangi dan merupakan kabupaten dengan populasi terbesar di Jawa Timur. Kabupaten
Malang juga merupakan kabupaten terluas ketiga di Pulau Jawa setelah Kabupaten
Banyuwangi dan Kabupaten Sukabumi di Provinsi Jawa Barat. Batas-batas kabupaten malang
adalah,
Utara : Kab. Pasuruan
Timur : Kab. Lumajang
Selatan : Samudra Hindia
Barat : Kab. Blitar
Gambar 1.3 Kabupaten Malang
Sumber : Google
Gambar 1.4 Pencapaian tapak dari kota Malang Sumber : Google maps
DESAIN ARSITEKTUR AKHIR – PABRIK PENGALENGAN IKAN TUNA DI SENDANGBIRU 6
Unit Pengelola Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Pondokdadap Sendangbiru terletak di
Dusun Sendang biru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten
Malang, Provinsi Jawa Timur. PPP Pondokdadap berjarak sekitar 78 kilometer dari selatan Kota
Malang. Secara geografis, UP PPP Pondokdadap terletak pada 8°25’59” LS dan 112°40’55” BT.
Tapak yang digunakan dalam perancangan pembangunan pabrik pengalengan ikan tuna ini
berada pada area perencanaan pengembangan industri pengolahan ikan, pantai pondok
dadap sendangbiru. Lokasi tersebut memiliki luas sekitar 10.800 m2.
Tapak dipinggir garis pantai dan existing lahan tidak ditempati bangunan. Kondisi tapak relatif
datar dan berupa lahan kosong.
Data tapak :
Luas : 10.800 m2
Kondisi : Tapak berupa lahan kosong
Batas tapak :
Utara : Kantor UP PPP Pondokdadap
Timur : Gudang Es
Selatan: Selat Sempu
Barat : TPI
Gambar 1.5 Foto udara Pantai Pondok dadap Sumber : Google maps
Gambar 1.6 Foto udara Tapak Sumber : Google maps
DESAIN ARSITEKTUR AKHIR – PABRIK PENGALENGAN IKAN TUNA DI SENDANGBIRU 7
Sekitar Tapak
Tapak berada di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) pada area perencanaan pengembangan
industri pengolahan ikan. Dan bangunan sekitar tapak merupakan bangunan pelabuhan perikanan.
BAB II
Aksesibilitas Tapak
Pencapaian menuju tapak dapat menggunakan transportasi darat dan laut. Transportasi
darat bisa diakses pada jalur malang-sumbermanjing-sitiarjo-sendangbiru yang mana jalur ini yang
biasa digunakan masyarakat. Dan menurut perda kabupaten malang pasal 11a no 1 yaitu tentang
JLS (jalur lintas selatan) yang saat ini masih dalam pembangunan, jalur ini menghubungkan pantai
sendangbiru dengan kota blitar. Transportasi laut yaitu melalui dermaga sendangbiru yang berada
d selat sempu, sehingga kedepannya pengiriman ikan tuna kaleng bisa menggunakan kapal dan di
export hingga mancanegara.
3
2
4
5
6
1
7 8
9
Keterangan : 1. Tapak 6. Pasar Ikan 2. Gudang Es 7. Unit pengelolahan PPP Pondok dadap 3. Dermaga 8. Permahan sendangbiru 4. Tempat Pelelangan ikan 9. Selat Sempu 5. Bengkel perbaikan
Gambar 1.7 Foto udara sekitar tapak Sumber : Google maps
Gambar 1.8 Jalur Lintas Selatan (JLS)
Sumber : google maps dan doc pribadi
DESAIN ARSITEKTUR AKHIR – PABRIK PENGALENGAN IKAN TUNA DI SENDANGBIRU 8
Pencapaian tapak dalam kawasan melalui jalur jalur utama di desa Sendangbiru. Jalan ini
memiliki lebar sekitar 3,5 m sehingga jalan terlalu sempit untuk dilalui 2 kendaraan.
1.2.3 Kondisi Iklim dan Geografis
Kondisi iklim tapak
Tapak yang terletak pada tepi pantai
memberikan pengaruh yang besar pada bangunan.
Terutama oleh terpaan angin dan juga panas
matahari, ditambah posisi tapak terletak di tepi
Samudera Indonesia sehingga angin yang besar
datang dari arah tersebut. Beruntung pada tapak
memiliki barrier alami yaitu P. Sempu, yang mana
menghalangi terpaan angin secara langsung yang
datang dari arah Samudera Indonesia tersebut.
Radiasi matahari dapat secara langsung menyinari
tapak karena kurangnya vegetasi peneduh yang
terdapat pada tapak, sehingga suhu pada tapak di
siang hari cukup terik. Namun suhu tinggi tersebut
dapat sedikit turun jika ada angin yang berhembus
Gambar 1.9 Jalur Desa Sendangbiru
Sumber : google maps dan doc pribadi
Tapak
Matahari
Angin
Gambar 1.10 Pergerakan angin dan matahari
Sumber : UP PPP pondokdadap
DESAIN ARSITEKTUR AKHIR – PABRIK PENGALENGAN IKAN TUNA DI SENDANGBIRU 9
pada tapak cukup kencang. Dengan begitu vegetasi peneduh sangatlah diperlukan pada
tapak ini.
Geografis tapak
Wilayah sendang biru merupakan bagian dari Desa Tambakrejo Kecamatan
Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang. Desa yang memiliki luas wilayah
1.723,113ha ini berada pada koordinat 112° 38' - 112° 43' Bujur Timur dan 8° 26' - 8° 30'
Lintang Selatan. Adapun batas wilayah Tambakrejo yaitu: sebelah barat: Desa Sitiarjo;
sebelah timur: desa tambaksari; sebelah utara: desa kedungbanteng; sebelah selatan:
Samudra Indonesia.
Gambar 1.11 Layout tapak existing
Sumber : Dinas kelautan dan perikanan (2009)
Panorama 1
Panorama 2
Panorama 3
Gambar 1.12 Potongan Tapak
Sumber : doc pribadi
Kantor UP PPP Pondok dadap
Jalan TAPAK
Gudang Es
Selat sempu
DESAIN ARSITEKTUR AKHIR – PABRIK PENGALENGAN IKAN TUNA DI SENDANGBIRU 10
Gambar 1.13 Panorama 1 view kearah tapak dari utara
Sumber : UP PPP Pondokdadap
Gambar 1.14 Panorama 2 view kearah tapak dari barat laut
Sumber : Google maps
Gambar 1.15 Panorama 3 view kearah tapak dari barat daya
Sumber : Google maps
DESAIN ARSITEKTUR AKHIR – PABRIK PENGALENGAN IKAN TUNA DI SENDANGBIRU 11
BAB II
PROGRAM UMUM
2.1 RENCANA PENGEMBANGAN/PEMBANGUNAN
Pembangunan sektor kelautan dan perikanan pada saat ini menjadi salah satu prioritas
pembangunan yang dicanangkan oleh pemerintah Kabupaten Malang. Kebijakan tersebut
ditempuh mengingat Kabupaten Malang memiliki 14 pantai dengan panjang garis pantai 77
km (Gambar 1) dan berada di perairan Samudera Hindia yang kaya akan sumber daya ikan
pelagis besar, seperti madidihang (Thunnus albacares), tuna mata besar (Thunnus obesus),
albakora (Thunnus allalunga), tuna sirip biru selatan (Thunnus macoyii), dan tuna abu-abu
(Thunnus tonggol) dan cakalang (Katsuwonus pelamis).7 Berdasarkan hasil pengkajian stok
ikan di Samudera Hindia yang dilakukan oleh Komisi Nasional Pengkajian Stok Sumber daya
Ikan Laut pada tahun 19981, dilaporkan potensi sumber daya ikan tuna di Selatan Jawa
diestimasi sebesar 22.000 ton/tahun dengan tingkat produksi 10.000 ton/tahun, berarti
tingkat pemanfaatannya baru mencapai 45%. Dengan demikian, prospek pengembangannya
masih terbuka lebar, yaitu sebesar 55%.
Strategi Pengembangan Kawasan Sendang Biru Untuk Industri Perikanan Terpadu
Pembangunan di kawasan pesisir perlu direncakan dengan baik , karena kawasan pesisir
merupakan kawasan peralihan (interface area) antara ekosistem laut dan darat. Sehingga
Gambar 2.1 Pantai diwilayah kabupaten Malang
DESAIN ARSITEKTUR AKHIR – PABRIK PENGALENGAN IKAN TUNA DI SENDANGBIRU 12
dalam melakukan suatu perencannaan harus memahami batas wilayah perencanaan
(bounderis) dan kawasan tersebut. Batasan wilayah pesisir yang dimaksud harus di lihat ke
erah darat maupun ke arah lau.
Berdasarkan peluang dan kendala tersebut, maka dalam implementasi pembangunan
industri perikanan di kawasan pesisir Sendang Biru harus di rencanakan dengan baik dan
harus disusun atas dasar pertimbangan kesesuaian wilayah, keserasian jenis industri yang
dapat dikembangkan yang disesuaikan dengan kontinuitas, kuantitas dan kualitas komoditas
ikan yang tertangkap di Pusat Pendaratan Ikan di Sendang Biru, karena apabila tidak
diperhatikan, maka tidak menutup kemungkinan industri yang dibangun tidak akan
berlangsung secara berkelanjutan dan produknya tidak dapat diperdagangkan secara luas
sebagai akibat ketidak sesuaian kualitas produk yang dihasilkan dengan pasar atau tidak bisa
berkompetisi akibat biaya tinggi
Potensi Sumberdaya Perikanan Tangkap Di Kabupaten Malang
Potensi ikan yang tertangkap di perairan Malang Selatan dan yang teridentifikasi di pusat
pendaratan ikan Pondokdadap dan catatan laporan statistik perikanan Kabupaten Malang
terdapat 15 jenis ikan yang terklasifikasikan kedalam ikan pelagis besar dan kecil, demersal dan
ikan karang. Nilai produksi dan nilai ekonomis dari produksi hasil tangkapan ikan oleh nelayan
Sendang Biru dapat di lihat pada Tabel 1. sedangkan jumlah nelayan yang terlibat dalam
aktivitas tersebut dapat di lihat pada Tabel 2 dan jumlah armada pada Tabel 3.
NO BULAN PRODUKSI (Kg)
NILAI (Rp) RETRIBUSI (Rp)
1 JANUARI 158.890 1.028.005.510 30.840.165
2 PEBRUARI 207.845 1.300.104.790 38.955.815
3 MARET 295.511 1.830.173.343 54.905.200
4 APRIL 494.300 3.251.843.069 97.555.292
5 MEI 515.419 2.904.209.729 87.126.292
6 JUNI 677.348 4.403.210.650 132.096.320
7 JULI 809.340 5947.691.165 178.430.734
8 AGUSTUS 1.011.871 7.519.902.544 225.597.076
9 SEPTEMBER 1.125.965 8.438.707.824 253.161.235
10 OKTOBER 670.346 4.985.863.325 149.575.898
11 NOPEMBER 504.750 3.604.635.659 108.139.070
DESAIN ARSITEKTUR AKHIR – PABRIK PENGALENGAN IKAN TUNA DI SENDANGBIRU 13
12 DESEMBER 97.826 770.989.670 23.129.691
JUMLAH 6.569.411 45.985.337.278 1.379.512.788
Tabel 1 . Produksi Ikan, Nilai Produksi Dan Retribusi Lelang di PPI Pondokdadap Periode Januari S/D Desember 2005 Sumber: Laporan Tahunan PPI (2006)
Gambar 2.3 Produksi ikan tuna yang siap dilelang Sumber: UP PPP Pondokdadap
Gambar 2.2 Bonkar muat ikan dipelabuhan Sumber: UP PPP Pondokdadap
DESAIN ARSITEKTUR AKHIR – PABRIK PENGALENGAN IKAN TUNA DI SENDANGBIRU
14
14
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa jumlah ikan yang di daratkan di PPI Pondokdadap sebesar 6.569
ton/tahun. Apabila dibandingkan dengan potensi yang ada maka nelayan Sendang Biru baru dapat
memanfaatkan sumberdaya ikan tersebut sebesar 29%. Hal ini tidak mengherankan mengingat
armada tangkap yang beraoperasikan oleh Nelayan Sendang Biru, jumlahnya masih sedikit dan
kapasitasnya baik teknologi maupun ukuran masih relatif rendah. Adapun jumlah armada yang
beroperasi pada tahun 2005 dapat di lihat pada Tabel 2 sedangkan alat tangkapnya tersaji pada
Tabel 3 dan jumlah nelayan yang terlibat dapat di lihat pada Tabel 4.
Tabel 2. Armada Perikanan Yang Berlabuh Di PPI Pondokdadap Periode Januari - Desember 2005
NO JENIS ARMADA JAN
PEB
MART
APR
MEI
JUN
JUL AGST
SEP
OKT NOP
DES
1 KAPAL MOTOR
a. 5 GT - - - - - - - - - - - -
b. 5 GT - 10 GT 158 158
165 165
323
338
338 338 322
192 182 174
c. 10 GT - 30 GT 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0
2 PERAHU MOTOR TEMPEL
163 163
201 201
359
374
374 374 358
228 218 210
3 PERAHU TANPA MOTOR
72 72
69 69 76 73 73 73 76 73 73 73
Sumber: Laporan Tahunan PPI Pondokdadap, 2005
Tabel 3. Alat Tangkap Yang Digunakan Di TPI Pondokdadap Periode Januari- Desember 2005