Top Banner

of 40

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Terapi farmakologi DMRica A. Kinthan

1. Insulin Insulin adalah suatu hormon polipeptida yang dihasilkan oleh seldari pulau Langerhans dan merupakan kelompok sel yang terdiri dari 1% masa pankreas (Rimbawan dan Siagian, 2004). Dosis insulin dinyatakan dalam unit (U). Sediaanhomogen human insulin mengandung 25-30 UI/mg. Insulin diberikan secara subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-160 mg% setelah makan. Untuk pasien usia di atas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa kurang dari 150 mg% dan kurang dari 200 mg% setelah makan. Insulin dapat segera diberikan dalam keadaan dekompensasi metabolik berat, misalnya ketoasidosis, stress berat, berat badan yang menurun dengan cepat, adanya ketonuria Efek samping insulin yang paling sering terjadi adalah hipoglikemia

2

. Obat Hipoglikemik Oral

Golongan sulfonilurea merupakan obat pilihan utk penderita diabetes dewasa baru dengan berat badan normal dan kurang serta tdk pernah mengalami ketoasidosis sblmnya. Klorpropamid tdk boleh bagi geriatri karena T1/2 panjang dan meningkatkan resiko hipoglikemia. Farmakokinetik A = di serap di usus D = terikat dengan protein plasma terutama albumin 70 90 % M = Klorpropamid hati E = lihat tabel 323-13. Mula kerja & lama kerja bervariasi utk setiap sediaan. t plasma berkisar umumnya 4-5jm, utk glibenklamid & tolazamid 6-7jm,klorpropa- mid >dr 30jm. Dosis tinggi menghambat penghancuran insu- lin oleh hati.

Farmakodinamik cara kerja Efek samping

Menstimulasi pelepasan insulin yang tersimpan, menurunkan ambang sekresi insulin, dan meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat rangsangan glukosa. Umumnya ringan dan frekuensinya rendah, antara lain gangguan sal. Cerna dan gangguan susunan saraf pusat. Dimulai dari dosis rendah utk mencegah hipoglikemia pada orangtua tdk dianjurkan sulfonilurea kerja panjang klorpropamid dan glibenklamid tdk dianjurkan pada orang tua dan insufisiensi renal Glukuidon pada DM dgn gang.ginjal atau hati ringan Tdk boleh kombinasi dgn glinid Terapi pilihan pada orang tua glipizid dan glimepirid Monitor kadar glukosa darah puasa setiap 2 minggu dan HbA1C stp 3 bln

Keterangan

Golongan Short-acting insulin secretagogues Terdiri dari repaglinid dan nateglinid. Farmakokinetik D = Mula kerja obat sangat cepat dengan konsentrasi dan efek puncak + 1 jam setelah pemberian t plasma 1 jam masa kerjanya singkat (4-5 jam). E = hati Farmakodinamik cara kerja Efek samping menstimulasi sekresi insulin dari sel -pankreas. Efek samping akibat penggunaan short-acting insulin secretagogues adalah efek hipoglikemi dan peningkatan berat badan. Namun resiko hipoglikemi yang muncul lebih rendah daripada akibat penggunaan sulfonilurea (gliburid dan glipizid) Penggunaan nateglinid dikontraindikasikan bagi pasien DM tipe 1, pasien yang mengalami ketoasidosis dan hipersensitif terhadap obat ini masa paruh lbh pdk dari sulfonilurea sehingga insulin lbh cepat dilepaskan 1 2 jam. Dimonitor kadar glukosa darah puasa setiap 2 minggu dan HbA1C setiap 3 bulan, dan kadar glukosa darah post prandial pada awal penggunaan obat ini

Keterangan

Golongan biguanidFarmakokinetik

pemakaian pada orang tua harus HATI HATI karena dapat menyebabkan anoreksia dan berat badan turun.

D = Metformin mempunyai t 1,5-3 jam, tak terikat protein plasma, M = tdk dimetabolisme E =ginjal sebagai senyawa aktif Farmakodinamik cara kerja Biguanid meningkatkan kepekaan reseptor insulin, sehingga absorbsi glukosa di jaringan perifer meningkat dan menghambat glukoneogenesis dalam hati dan meningkatan penyerapan glukosa di jaringan perifer. Efek samping yang sering terjadi adalah nausea, muntah, kadang-kadang diare dan dapat menyebabkan asidosis laktat .

Efek samping

Keterangan Preparat yang ada dan aman adalah metformin. Metformin tidak meningkatkan berat badan seperti insulin sehingga biasa digunakan, khususnya pada pasien dengan obesitas. Metformin juga dapat menurunkan kadar trigliserida hingga 16%, LDL kolesterol hingga 8% dan total kolesterol hingga 5%, dan juga dapat meningkatkan HDL kolesterol hingga 2%. Metformin dikontraindikasikan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal (kreatinin serum > 1,5) dan hati, serta pasien-pasien dengan kecenderungan hipoksemia, misalnya penyakit serebrovaskular, sepsis, syok, gagal jantung Kombinasi sulfonilurea dan metformin merupakan kombinasi yang rasional karena cara kerja berbeda yang saling aditif Dimonitor serum kreatinin pada awal penggunaan, kadar glukosa darah puasa setiap 2 minggu dan HbA1C setiap 3 bulan.

ThiazolidindioneFarmakokinetik

rosiglitatone aman dan efektif pada orang tuaA = ??? D = ??? There was specific tissue accumulation of drug or metabolite, particularly in liver (29% of the dose at 3h), pancreas (7% of the dose at 3h), adrenals (320 g eq/g at 3h), pituitary and thyroid (230 g eq/g at 3h). M = liver tikus E = urin?? Di tikus bekerja dengan mengikat pada peroxisome proliferator activator receptor- (PPAR- ), yang terutama ada pada sel lemak dan sel vaskular. Thiazolidindione secara tidak langsung meningkatkan sensitivitas insulin pada otot, liver, dan jaringan lemak. Juga dpt meningkatkan HDL dan menurunkan LDL. Ada efek anti inflam dan antiarterosklerosis. Mengurangi glukoneogenesis. Efek samping yang utama dari thiazolidindione adalah udem, terutama pada pasien hipertensi dan congestive cardiac failure. anemia Thiazolidindione dikontraindikasikan pada pasien dengan gagal jantung kelas IV karena dapat memperberat edema/retensi cairan dan juga pada gangguan faal hati. Pasien yang menggunakan obat ini perlu dilakukan pemantauan faal hati secara berkala. Thiazolidindione tidak digunakan sebagai obat tunggal Dimonitor tanda-tanda cairan tubuh yang berlebih, AST danALT. Dikontraindikasikan pada pasien dengan ALT > 2,5 kali di atas nilai normal, penyakit hati, pengguna alkohol berlebih, penyakit jantung kelas III atau IV

Farmakodinamik cara kerja

Efek samping

Keterangan

Golongan -glukosidase-inhibitors kurang efektif tetapi di pertimbangkan pd orang tua dengan DM ringan.Farmakokinetik A = usus D = ?? M = usus E = ginjal Obat ini bekerja secara kompetitif menghambat kerja enzim -glukosidase di dalam saluran cerna, sehingga reaksi penguraian di-/polisakarida menjadi monosakarida dihambat. Dengan demikian glukosa dilepaskan lebih lambat dan absorpsinya ke dalam darah juga kurang cepat, lebih rendah dan merata, sehingga memuncaknya kadar glukosa darah dihindarkan (Tjay dan Rahardja, 2007). Obat ini bekerja di lumen usus, tidak menyebabkan hipoglikemia dan tidak berpengaruh pada kadar insulin

Farmakodinamik cara kerja

Efek samping

Efek sampingnya adalah perut kurang enak, lebih banyak flatus dan kadangkadang diare. Dimonitor kadar glukosa darah post prandial pada awal penggunaan obat ini, dan HbA1C setiap 3 bulan. Glukosa digunakan jika terjadi hipoglikemia

Keterangan

Dimonitor terapi farmakologi sampai target kadar glukosa darah:(a) Pertama pasien dinilai HbA1C, profil kadar glukosa darah puasa, kadar glukosa darah 2 jam post prandial. (b) Setelah itu dimulai terapi farmakologi berdasarkan profil pemeriksaan pasien, terapi dimonitor pada 2-3 bulan berikutnya sampai target kadar glukosa darah tercapai. (c) Jika target kadar glukosa darah tidak tercapai pada 2-3 bulan terapi, dimulai dengan regimen yang lebih intensif dan dimonitor secara terus menerus dan titrasi terapi 2-3 bulan berikutnya sampai target kadar glukosa darah tercapai. (d) Pada monoterapi atau kombinasi terapi yang tidak tercapai kadar glukosa darahnya diperlukan peningkatan dosis pada pengobatan tersebut atau ditambahkan obat kedua atau ketiga. (e) Terapi insulin dipertimbangkan pada pasien dengan HbA1C lebih dari 8% dan gejala hiperglikemia dan pada pasien dengan kenaikan kadar glukosa darah puasa atau kadar glukosa post prandial, nilai HbA1C. (f) Terapi insulin dimulai untuk mengontrol hiperglikemia dan toksisitas glukosa ketika HbA1C lebih dari 10%

(g) Dipertimbangkan penggunaan insulin subkutan pada pasien yang menggunakan insulin. (h) Dimonitor kadar glukosa darah 3 X sehari pada pasien yang menggunakan multiple daily injection atau insulin pump. (i) Dianjurkan kepada pasien dengan kadar glukosa darah tercapai dengan agen oral, agen oral plus insulin 1 X sehari, atau dengan insulin 1 X sehari untuk memonitor kadar glukosa darahnya 2 X sehari. (j) Dianjurkan pada pasien yang kadar glukosa tercapai untuk memonitor kadar glukosa darahnya sedikitnya 1 X sehari. (k) Dianjurkan pada pasien yang mengalami sering hipoglikemia untuk memonitor kadar glukosa darah lebih sering (Anonim, 2007).

Kesimpulan

1. INSULIN Penatalaksanaan penderita DM. Dosis inisial utk penderita DM muda 0.7-1.5 unit/kg bb Pasien IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus) yg baru belum perlu diberi insulin karena kadang-kadang terjadi remisi dan pd periode ini insulin tak dibutuhkan (honeymoon phase). Utk pengobatan inisial regular insulin dan insulin kerja sedang (intermediate acting) merpkan pilihan dan diberikan 2 x sehari. Utk orang dewasa yg kurus: 8-10 unit insulin kerja sedang diberikan 20-30 menit sebelum makan pagi dan 4-5 unit sebelum makan malam Utk dewasa gemuk 20 unit pagi hari dan 10 unit sebelum makan malam.

1. INSULIN 1.8. EFEKSAMPING REAKSI ALERGI. Reaksi ini dpt terjadi secara sistemik atau lokal. Reaksi lokal terjadi 10 x lebih sering daripd reaksi sistemik terutama pd penggunaan sediaan yg kurang murni. LIPODISTROFI. Beberapa penderita mengalami lipodistrofi (atrofi atau hipertropi). pd lipoatropi terjadi lekukan di bawah kulit tempat suntikan akibat atrofi jaringan lemak. Hal ini diduga disebabkan oleh reaksi imun dan lebih sering terjadi pd wanita muda dg sediaan insulin yg kurang murni. GANGGUAN PENGLIHATAN. pd diabetes yg tdk terkontrol, kehilangan daya akomodasi ringan dihubungkan dg kelainan lensa.

2. OBAT ANTIDIABETIK ORALAntidiabetik oral (ADO) dibagi dlm 2 golongan, yaitu: derivat sulfonilurea dan derivat biguanid. Cara kerja kedua golongan obat ini sangat berbeda; derivat sulfonilurea bekerja dg merangsang sekresi insulin di pankreas, derivat biguanid tdk bergantung pd fungsi pankreas. Kedua golongan obat ini hanya membantu mengurangi kebutuhan insulin yg diberikan dari luar. Dlm keadaan gawat dg ketoasidosis, insulin tetap harus diberikan.

2. Obat Antidiabetik Oral 2.1. SULFONILUREA Semua derivat sulfonilurea mempunyai mekanisme kerja yg sama, hanya berbeda dlm hal potensi serta perbedaan masa kerja. FARMAKODINAMIK. Penurunan kadar glukosa darah setelah pemberian sulfonilurea disebabkan oleh perangsangan sekresi insulin di pankreas. Obat ini bermanfaat pd penderita DM dewasa yg pankreasnya masih mampu memproduksi insulin. Pd penderita dg kerusakan sel F pulau Langerhans pemberian obat derivat sulfonilurea tdk bermanfaat. FARMAKOKINETIK. Absorpsi derivat sulfonilurea melalui usus baik, shg dpt diberikan per oral. Setelah absorpsi, obat ini tersebar ke seluruh cairan ekstrasel. Dlm plasma sebagian terikat pd protein plasma terutama albumin (70%-90%).

2. Obat Antidiabetik Oral Mula kerja serta farmakokinetiknya berbeda-beda utk setiap sediaan. Tolbutamid. Mula kerja cepat dan kadar maksimal dicapai dlm 3-5 jam. dlm darah tolbutamid terikat protein plasma. Di dlm hati obat ini diubah menjadi karboksitolbutamid dan diekskresi melalui ginjal. Asetoheksamid dlm tubuh cepat sekali mengalami biotransformasi, masa paruh plasma hanya -2 jam. Tetapi dlm tubuh obat ini diubah menjadi 1hidroksiheksamid yg ternyata lebih kuat efek hipoglikemianya daripd asetoheksamid sendiri. Selain itu 1- hidroksiheksamid juga memperlihatkan masa paruh lebih panjang, kira-kira 4-5 jam, shg efek asetoheksamid lebih lama dp tolbutamid. Kira-kira 10% dari metabolit asetoheksamid diekskresi melalui empedu dan dikeluarkan bersama tinja.

2. Obat Antidiabetik Oral Tolazamid diserap lbh lambat di usus; efeknya thd kadar glukosa darah belum nyata utk beberapa jam setelah obat diberikan. Masa paruh kira-kira 7 jam. Dlm tbh tolazamid diubah menjd pkarboksitolazamid, 4- hidroksimetiltolazamid dan senyawa lain; beberapa di antaranya memiliki sifat hipoglikemik yg cukup kuat. Klorpropamid cepat diserap oleh usus, 70-80% dimetabolisme dlm hati dan metabolitnya cepat diekskresi melalui ginjal. Dlm darah obat ini terikat albumin; masa paruhnya kira-kira 36 jam shg efeknya masih terlihat bbrp hr setelah pengobatan dihentikan. Efek hipoglikemik maksimal dosis tunggal terjadi kira-kira 10 jam setelah obat itu diberikan. Efek maksimal pemberian berulang, baru tercapai setelah 1-2 minggu. Sedangkan ekskresinya baru lengkap setelah beberapa minggu.

2. Obat Antidiabetik Oral Glipizid, mirip sulfonurea lain, kekuatannya 100 x lebih kuat dp tolbutamid, tetapi efek hipoglikemia maksimal mirip dg sulfonilurea lain. Dg dosis tunggal pagi hari terjadi peninggian kadar insulin selama 3 x makan, tetapi insulin puasa tdk meningkat. Glipizid diabsorpsi lengkap sesudah pemberian oral dan dg cepat dimetabolisme dlm hati menjadi tdk aktif. Gliburid (glibenklamid) cara kerjanya sama dg sulfonilurea lain, 200 x lebih kuat dp tolbutamid, tetapi efek hipoglikemia maksimal mirip sulfonilurea lain. pd pengobatan dpt terjadi kegagalan primer dan sekunder dg seluruh kegagalan kira-kira 21 % selama 1,5 tahun. Gliburid dimetabolisme dlm hati, hanya 25% metabolit diekskresi melalui urin dan sisanya diekskresi melalui empedu dan tinja. Gliburid efektif dg pemberian dosis tunggal. Bila pemberian dihentikan obat akan bersih dari serum sesudah 36 jam.

2. Obat Antidiabetik Oral INDIKASI. Memilih sulfonilurea yg tepat utk penderita tertentu sangat penting utk suksesnya terapi. yg menentukan bukanlah urnur penderita waktu terapi dimulai, tetapi urnur penderita waktu penyakit diabetes melitus mulai timbul. pd umumnya hasil yg baik diperoleh pd penderita yg diabetesnya mulai timbul pd urnur di atas 40 tahun. Sebelum menentukan keharusan pemakaian sufonilurea, selalu harus dipertimbangkan kemungkinan mengatasi hiperglikemia dg hanya mengatur diet serta mengurangi Kegagalan terapi dg salah sutfonilurea, mungkin juga disebabkan bahan tarmakokinetik obat, umpamanya penghancuran yg terlalu cepat. Apabila hasil pengobatan yg baik tdk dpt dlpertahankan dg dosis 0,5 g klorpropamid, 2 g tolbutamid, 1,25 g asetoheksamid atau 0,75 g tolazamid, sebaiknya dosis jangan ditambah lagi. Sediaan sulfonilurea yg ada dpt dilihat pd tabel 3. Selama pengobatan, pemeriksaan fisik dan laboratorium harus tetap dilakukan secara teratur. pd keadaan yg gawat seperti stres, komplikasi, infeksi dan pembedahan, insulin tetap merupakan terapi standar.

2. Obat Antidiabetik Oral PERINGATAN/PERHATIAN. Sulfonilurea tdk boleh diberikan sebagai obat tunggal pd penderita diabetes yuvenil, penderita yg kebutuhan insulinnya tdk stabil, diabetes melitus berat, kehamilan dan keadaan gawat. Obat-obat tsb harus dipakai sangat berhati-hati pd penderita dg gangguan fungsi hati dan ginjal, insufisiensi endokrin Iadrenal hipofisis dan sebagainya), keadaan gizi yg buruk dan pd penderita yg mendpt obat tertentu (lihat interaksi). Selain itu pemberian sulfonilurea juga harus diberikan dg hatihati pd alkoholisme akut serta penderita yg mendpt diuretik tiazid.

2. Obat Antidiabetik Oral 2.2. BIGUANID KIMIA DAN SEDIAAN. Senyawa biguanid terbntk dr 2 molekul guanidin dg kehilangan satu molekul amonia. Sedlaan yg tersedia ialah fenformin, buformin dan metformin (Tabel). FARMAKOLOGI. Derivat biguanid mempunyai mekanisme kerja yg berlainan dg derivat sulfonilurea, obat-obat tsb kerjanya tdk melalui perangsangan sekresi insulin tetapi langsung thd organ sasaran. Pemberian biguanid pd orang nondiabetik tdk menurunkan kadar glukosa darah; tetapi sediaan biguanid ternyata menunjukkan efek potensiasi dg insulin. Pemberian biguanid tdk menimbulkan perubahan ILA (insulin-like activity) di plasma, dan secara morfologis sel pulau Langerhans juga tdk mengalami perubahan.

2. Obat Antidiabetik Oral INTOKSIKASI. Preparat biguanid yg telah banyak digunakan ialah fenformin. Pd terapi dg fenformin umumnya tdk terjadi efek toksik yg hebat. Beberapa penderita mengalami mual, muntah, diare serta kecap logam (metallic taste); tetapi dg menurunkan dosis keluhan-keluhan tsb segera hilang. Pd penderita dg gangguan fungsi ginjal atau sistem kardiovaskular, pemberian biguanid dpt menimbulkan peninggian kadar asam laktat dlm darah, shg hal ini dpt mengganggu keseimbangan elektrolit dlm cairan tubuh.

2. Obat Antidiabetik Oral INDIKASI. Sediaan biguanid tdk dpt menggantikan fungsi insulin endogen, dan digunakan pd terapi diabetes dewasa. Dari berbagai derivat biguanid, fenformin dilarang dipasarkan di Indonesia karena bahaya asidosis laktat yg mungkin ditimbulkannya. Di Eropa fenformin digantikan dg metformin yg kerjanya serupa fenformin tetapi diduga lebih sedikit menyebabkan asidosis laktat. Dosis metformin ialah 1-3 g sehari dibagi dlm dua atau 3 kali pemberian. KONTRAINDIKASI. Sediaan biguanid tdk boleh diberikan pd penderita dg penyakit hati berat, penyakit ginjal dg uremia dan penyakit jantung kongestif. Pd keadaan gawat sebaiknya juga tdk diberikan biguanid. Sedangkan pd kehamilan, seperti juga dg sediaan ADO lainnya, sebaiknya tdk diberikan biguanid, sampai terbukti obat tsb tdk menimbulkan bahaya yg berarti.

3. PENGOBATAN DIABETES MELITUS Dlm penanggulangan diabetes, obat hanya merupakan pelengkap dari diet. Obat hanya perlu diberikan, bila pengaturan diet secara maksimal tdk berhasil mengendalikan kadar gula darah. Penurunan bb merpkan tindakan yg sangat penting dlm pengendalian DM. Usaha penurunan bb hrs dilakukan secara intensif terlepas dr obat apa yg diberikan. Pd saat ini insulin dianggap lbh baik dp ADO karena dpt mengendalikan gula darah lebih baik. Berdasarkan penelitian kelompok yg diberikan ADO lbh tinggi frekuensi kematiannya akibat penyakit jantung dibanding dg yg diberikan insulin.

3. PENGOBATAN DIABETES MELITUSDari penelitian dpt ditarik kesimpulan : kombinasi diet dg dosis tetap tolbutamid, diet dg fenformin dan diet dg insulin tdk lebih efektif dari diet saja utk memperpanjang hidup; kematian akibat gangguan kardiovaskular meningkat pd penderita yg diberi diet ditambah sulfonilurea atau fenformin dibanding dg diet saja dan diet dg insulin. Walaupun secara statistik perbedaan kematian akibat kardiovaskutar bermakna, perbedaan jml kematian absolut dlm kedua kelompok tdk besar.

3. Pengobatan DM INSULIN Pengobatan Penderita utk pertama kali. Insulin kerja sedang, dipilih utk penderita yg cenderung menderita ketoasidosis. Bila tdk ada komplikasi, dosis awal 10-20 unit diberikan 30-60 menit sebelum makan pagi. Tergantung dari respons yg didpt, dosis boleh ditambahkan 2-10 unit per hari sampal dicapai dosis optimal. Cara lain ialah pemberian 5-10 unit insulin kerja cepat 15-30 menit sebelum makan dan dosis disesuaikan menurut petunjuk pemeriksaan urin. Bila pengendalian gula darah dg insulin kerja cepat telah tercapai, pengobatan dpt diganti dg insulin kerja sedang sebanyak dua pertiga dosis total semula. Cara kedua ini memerlukan waktu lebih lama utk mencapai efek optimal tetapi pengendalian penderita yg cenderung mendpt ketoasidosis lebih mungkin

3. Pengobatan DM Bila pengendalian gula darah dg insulin kerja cepat telah tercapai, pengobatan dpt diganti dg insulin kerja sedang sebanyak dua pertiga dosis total semula. Bila gejala hipoglikemia timbul sebelum makan malam tetapi urin sebelum mkn siang masih jelas positif maka ditambahkan 4-10 unit insulin kerja cepat sebelum mkn pagi dan dosis insulin kerja lama dikurangi. Glukosuria sebelum makan malam dpt diatasi dg penambahan dosis insulin kerja sedang sebelum mkn pagi, sedang glukosuria di pagi hari dg mengurangi kalori mkn malam dan bila perlu penambahan insulin kerja sedang sebelum mkn malam.

3. Pengobatan DM ANTIDIABETIK ORAL Antidiabetik oral berguna utk penderita alergi insulin atau yg tdk mau menggunakan suntikan insulin. Obat ini terutama berguna utk penderita yg hidup sendiri dan penglihatannya terganggu sehingga cenderung terjadi kesalahan dosis. Bila hiperglikemia sudah terkontrol dg ADO dosis rendah maka dpt dicoba pengaturan diet saja dan kerja tisik. Kontrol kadang-kadang sudah dpt dicapai hanya dg diet dan kerja fisik. Penderita yg membutuhkan dosis ADO yg makin meningkat utk mengontrol peninggian gula darahnya mungkin menunjukkan adanya kegagalan sekunder.

3. Pengobatan DM PEMILIHAN ADO. Bila kontrol telah didpt, sediaan kerja cepat dpt diganti dg sediaan kerja lama utk memperbaiki kepatuhan. Pemberian sediaan kerja lama pd penderita tua perlu hati-hati. Utk penderita dg gagal jantung sebaiknya tdk menggunakan klorpropamid yg bersifat meretensi air. INDIKASI. Glukagon terutama digunakan pd pengobatan hipoglikemia yg ditimbulkan oleh insulin. Hormon tsb dpt diberikan secara iv, im atau sk dg dosis 1 mg. Bila dlm 20 menit setelah pemberian glukagon sk penderita koma hipoglikemik tetap tdk sadar, maka glukosa iv harus segera diberikan karena mungkin sekali glikogen dlm hepar telah habis atau telah terjadi kerusakan otak yg menetap. Glukagon HCI tersedia dlm ampul berisi bubuk 1 dan 10 mg.

4. Obat Hiperglikemik Glukagon juga meningkatkan glukoneogenesis. Efek ini disebabkan oleh menyusutnya simpanan glikogen dlm hepar, karena dg berkurangnya glikogen dlm hepar proses deaminasi dan transaminasi menjadi lebih aktif. Dg meningkatnya proses tsb maka pembntkan kalori juga makin besar. Ternyata efek kalorigenik glukagon hanya dpt timbul bila ada tiroksin dan adrenokortikosteroid. Sekresi glukagon pankreas meninggi dlm keadaan hipoglikemia dan menurun dlm keadaan hiperglikemia. Sebagian besar glukagon endogen mengalami metabolisme di hati.

4. Obat Hiperglikemik 4.2. DIAZOKSID Obat ini memperlihatkan efek hiperglikemia bila diberikan oral dan efek antihipertensi bila diberikan iv. Sediaan ini meningkatkn kdr glukosa sesuai besarnya dosis dg menghambat langsung sekresi insulin. Diazoksid digunakan pd hiperinsulinisme misalnya pd insulinoma atau hipoglikemia yg sensitif thd leusin. Diazoksid 90% terikat plasma protein dlm darah. Masa paruh bentuk oral 24-36 jam, tetapi mungkin memanjang pd takar lajak atau pd penderita dg kerusakan fungsi ginjal. Karena masa paruh yg panjang, diperlukan pengamatan jangka panjang. Dosis pd orang dewasa ialah 3-8 mg/kg BB/ hari, sedangkan pd anak kecil 8-15 mg/kg BB/hari. Obat ini diberikan dlm dosis terbagi 2-3 x sehari.---------o0O0o---------