Page 1
1
OTOMATISASI ALAT PROTEKSI BEBAN MUATAN
BERLEBIH MENGGUNAKAN LOAD CELL BERBASIS
ATMEGA328
LAPORAN TUGAS AKHIR
EVANI DESRYANTI
152408048
PROGRAM STUDI D3 FISIKA
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 2
2
OTOMATISASI ALAT PROTEKSI BEBAN MUATAN
BERLEBIH MENGGUNAKAN LOAD CELL BERBASIS
ATMEGA 328
LAPORAN TUGAS AKHIR
DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS DAN MEMENUHI SYARAT
MEMPEROLEH GELAR AHLI MADYA
EVANI DESRYANTI
152408048
PROGRAM STUDI D3 FISIKA
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 3
i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 4
ii
PERNYATAAN
OTOMATISASI ALAT PROTEKSI BEBAN MUATAN BERLEBIH
MENGGUNAKAN LOAD CELL BERBASIS ATMEGA 328
LAPORAN TUGAS AKHIR
Saya menyatakan bahwa tugas akhir ini adalah hasil karya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juni 2018
Evani Desryanti
152408048
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 5
iii
OTOMATISASI ALAT PROTEKSI BEBAN MUATAN BERLEBIH
MENGGUNAKAN LOADCELL BERBASIS ATMEGA328
ABSTRAK
Di dalam dunia transportasi, jalan raya merupakan suatu fasilitas penting untuk
kendaraan berjalan, dimana jalan memiliki bobot maksimal sehingga untuk
mengurangi resiko kerusakan jalan dibuatkan jembatan timbang untuk mengetahui
kendaraan yang melebihi batas bobot jalan nya. Selama ini meskipun jembatan
timbang sudah ada namun masih banyak kendaraan yang melebihi batas bobot
jalan dan tidak masuk ke jembatan timbang. Atas dasar kondisi tersebut maka
dibuatlah suatu alat yaitu jembatan timbang menggunakan sensor berat load cell
hx711. Jembatan timbang ini dirancang agar proses pengukuran berat kendaraan
dilakukan dengan mudah, cepat, akurat dan mengurangi kecurangan dalam proses
timbang. Dan untuk mengurangi terjadinya kerusakan jalan yang diakibatkan oleh
bobot kendaraan yang berlebihan. Prototype jembatan timbang ini menggunakan
mikrokontroler sebagai pengendali dari sensor berat load cell hx711
menggunakan bahasa pemrograman C dan menggunakan buzzer sebagai
peringatan ketika bobot melebihi batas yang ditentukan secara otomatis berbunyi.
Untuk mengetahui bobot kendaraan jalan raya digunakanlah LCD sebagai
antarmuka dengan tampilan berupa kalimat dan nilai berat pada saat benda
terdeteksi.
Kata Kunci : Jembatan Timbang, Hx711, Load Cell, Mikrokontroller Atmega 328,
Timbangan, Liquid Crystal Display (LCD), dan Buzzer.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 6
iv
AUTOMATION OF PROTECTIVE TOOLS LOAD MOTIONS TO USE LOAD
CELL BASED ATMEGA 328
ABSTRACT
In the world of highway, transportation is an important facility for the vehicle
running, where the road has maximum weight so that to reduce the risk of road
damage, made weighbridge to find vehicle that exceeds the limit of its uchan
weight. Although weigh bridges already exist but the are still many vehicles that
exceed the weight limit of the road and do not enter the weighbridge. On the basis
of theses conditions then made a tools that is weighbridges using weight censor
load cell hx711. This weighbridge is designed for the measurement of vehicle
weight is done easily, quickly, accurate and reduce fraud in the weigh process.
And to reduce damage on the road caused by the weight of vehicles that are
overweight. This prototype weighbridge uses a microcontroller as a controller of
load cell, hx711 weight censor uses C programming language, and use a buzzer
as a warning when the weight exceeds the specified limit automatically reads. To
determine the weight of the vehicle highway used lcd as interface with display of
sentence and weight value at the moment object detected.
Keyword : Wheigh Bridge, Hx711, Load Cell, Microcontroller Atmega 328,
Scales, Liquid Crystal Display (LCD), and Buzzer
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 7
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan laporan tugas proyek ini tepat waktu yang sesuai dengan instruksi
dan peraturan yang berlaku di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
serta shalawat beriring salam penulis hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
semoga mendapat safa’at diakhir kelak.
Dalam penyusunan dan penulisan tugas akhir ini, penulis banyak mendapat
bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih dan penghargaan kepada:
1. Bapak Dr. Kerista Sibayang, M.S selaku Dekan Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Takdir Tamba, M.Eng.Sc selaku Ketua Program Studi D3
Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Universitas Sumatera
Utara.
3. Bapak Prof. Dr. Nasruddin MN, M.Eng selaku Dosen Pembimbing
penulis, yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan
kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir.
4. Seluruh Staff Pengajar / Pegawai program studi D3 Fisika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
5. Terkhusus Kepada Ayahanda dan Mama tercinta yang senantiasa
memberikan dukungan doa, moril dan material serta bimbingan yang
sangat membantu penulis.
6. Kak Irna Puspita Sari dari Politeknik Negeri Lhokseumawe yang selalu
ada memberikan doa, motivasi untuk mendukung serta penulis bisa
menyelesaikan Tugas Proyek ini.
7. Adji Satrya Wijaya selaku rekan seperjuangan yang selalu memberikan
dukungan dan motivasi kepada penulis.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 8
vi
8. Teman-teman D3 Fisika angkatan 2015 Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
9. Semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung yang penulis
tidak dapat tuliskan satu per satu.
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan, semangat, dukungan dan perhatian kepada
penulis dalam menyelesaikan laporan Tugas Proyek ini. Semoga laporan tugas
proyek ini bermanfaat bagi penulis, pendidikan, masyarakat, organisasi atau
negara.
Medan, Juli 2018
Penulis
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 9
vii
DAFTAR ISI
Halaman
PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR i
PERNYATAAN ii
ABSTRAK iii
ABSTRACT iv
PENGHARGAAN v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Batasan Masalah 2
1.4. Tujuan Penelitian 3
1.5. Metode Penulisan 3
1.6. Sistematika Penulisan 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5
2.1. Arduino Nano 5
2.1.1. Konfigurasi Pin Arduino Nano 6
2.1.2. Spesifikasi Arduino Nano 8
2.1.3. Sumber Daya 9
2.1.4. Pemrograman 9
2.1.5. Power Supply 9
2.1.6. Input dan Output (I/O) 10
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 10
viii
2.1.7. Komunikasi 11
2.1.8. Memory 11
2.1.9. Reset (Software) 12
2.2. Load Cell 12
2.2.1. Prinsip Kerja Load Cell 13
2.2.2 Spesifikasi Sensor LoadCell 14
2.2.3. Analog Digital Converter ADS7822 14
2.3. Modul Penguat HX711 15
2.3.1. Fitur Modul Penguat HX711 16
2.3.2. Kelebihan Modul Penguat HX711 16
2.4. Liquid Crystal Display (LCD) 17
2.5. Buzzer 21
2.6. Sistem Otomatis 22
2.7 Muatan Berlebih (Over Loading) 22
2.8. KiCad E.D.A 23
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN 25
3.1. Waktu dan Tempat 25
3.2. Alat dan Bahan 25
3.2.1. Alat yang Digunakan 25
3.2.2. Bahan yang Digunakan 25
3.3. Spesifikasi Sistem 26
3.3.1. Fungsi Diagram Blok 27
3.3.2. Rangkaian Power Supply 27
3.3.3. Rangkaian HX711 dan Load Cell 27
3.3.4. Rangkaian ATMega 328 29
3.3.5. Rangkaian Liquid Crystal Display 29
3.3.6. Rangkaian Buzzer 30
3.4. Rangkaian Keseluruhan 30
3.5. Perancangan Printed Circuit Board (PCB) 31
3.6. Software Pemrograman Dan Program Sensor 32
3.6.1. Software Arduino.cc 1.7.11 32
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 11
ix
3.6.2. Program Sensor Berat 33
3.7 Flowchart Sistem 37
BAB IV PENGUJIAN DAN HASIL 38
4.1. Pengujian Rangkaian Sumber Daya 38
4.2. Pengujian Rangkaian Mikrokontroler Arduino Nano 38
4.3. Pengujian Rangkaian Load Cell dan IC HX711 39
4.4. Pengujian Rangkaian LCD 41
4.5. Pengujian Rangkaian Buzzer 42
4.6. Gambar Pengujian Alat 42
4.6.1 Pengujian Berat Normal 43
4.6.2 Pengujian Berat Melebihi 43
4.6.3 Pengujian Berat Melebihi 44
4.2 Analisa Sistem 45
4.2.1 Sensor Berat 45
4.2.1.1 Kalibrasi 45
4.2.1.2 Analisa Keseluruhan Rangkaian 47
BAB V PENUTUP 52
5.1. Kesimpulan 52
5.2. Saran 53
DAFTAR PUSTAKA 54
LAMPIRAN xii
1. Rangkaian Lengkap
2. Program Lengkap
3. Data Sheet Arduino Nano
4. Data Sheet Load Cell
5. Data Sheet LCD
6. Data Sheet Buzzer
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 12
x
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Judul Halaman
2.1. Konfigurasi Pin Arduino Nano 7
2.2. Spesifikasi Sensor Load Cell 14
2.3. Operasi Dasar LCD 19
2.4. Konfigurasi Pin LCD 19
2.5. Konfigurasi LCD 19
2.6 Tabel Kesalahan Maksimum Batu Timbangan 45
2.7 Hasil Data Kalibrasi Batu Timbangan 47
2.8 Hasil Data Percobaan Berat Beban 48
2.9 Hasil Pengukuran Mobil 48
3.10 Hasil Pengukuran Load Cell dengan Timbangan Konvensional 49
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 13
xi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar Judul Halaman
2.1 Bagian Depan Arduino Nano 5
2.2. Bagian Belakang Arduino Nano 6
2.3. Konfigurasi Pin Layout Arduino Nano 8
2.4. Load Cell 12
2.5. Konfigurasi Kabel Sensor Load Cell 13
2.6. Konfigurasi Pin ADS7822 15
2.7. Modul Penguat HX711 16
2.8. LCD 2 x 16 17
2.9. Konfigurasi Pin LCD 18
2.10. Buzzer 21
2.11. Schematic KidCat 24
2.12. Layout KidCat 24
3.1. Diagram Blok Sistem 27
3.2. Rangkaian Power Supply 27
3.3. Rangkaian HX711 dan Load Cell 28
3.4. Rangkaian ATMega 328 29
3.5. Rangkaian LCD 29
3.6. Rangkaian Buzzer 30
3.7. Rangkaian Keseluruhan 31
3.8. Tata Letak Jalur PCB 32
3.9. Software Arduino.cc 33
3.10. Flowchart Sistem 37
4.1. Informasi Signature Mikrokontroller Arduino Nano 39
4.2. Hasil pengujian LCD 42
4.3. Pengujian Tampilan Awal 42
4.4. Pengujian Beban Normal 43
4.5. Pengujian Beban Melebihi 43
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 14
xii
4.6. Pengujian Beban Melebihi 44
4.7. Batu Timbangan 45
4.8. Hasil Tampilan Kalibrasi 47
4.9. Hasil Pengukuran Konvensional (a) 20 g dan (b) 60 g 49
4.10. Hasil Pengukuran Konvensional (c) 72 g dan (d) 172 g 49
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 15
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Timbangan adalah sebuah alat bantu yang digunakan untuk mengetahui
berat suatu benda. Jenis timbangan yang digunakan bermacam-macam, mulai dari
timbangan manual, timbangan mekanik hingga timbangan digital. Timbangan
digital merupakan alat ukur untuk mengukur masa benda atau zat dengan tampilan
digital. Dalam pemanfaatannya timbangan digunakan di berbagai bidang, dari
bidang perdagangan, industri sampai dengan perusahaan jasa. Timbangan digital
mempunyai tingkat ketelitian yang lebih baik dan pengoperasian yang lebih
efisien dari pada timbangan analog. Pengguna hanya melihat angka yang tertera
pada layar LCD (Liquid Crystal Display).
Saat ini pemanfaatan kedua jenis timbangan ini hanya digunakan untuk
mengukur besaran massa saja. Timbangan digital dengan keluaran massa saja
tidak cukup untuk digunakan dalam menentukan gaya berat yang bekerja pada
sebuah benda dengan massa tertentu. Timbangan analog juga sangat sulit jika
dibuat untuk keluaran yang banyak selain satu jenis keluaran. Hampir semua
timbangan sudah menggunakan teknologi pengukuran secara digital dengan hasil
pengukuran yang lebih akurat. Dalam pembuatan timbangan digital, perusahaan
menggunakan sensor dan transduser untuk mengukur berat beban yang berbentuk
mekanik. Yaitu sensor berat (load cell) yang terdapat strain gauge di dalam
sensor beban tersebut.
Dalam tugas akhir sensor berat Load Cell diintegrasikan dengan HX711
sebagai jembatan timbang. Dengan integrasi ini beberapa kelebihan diperoleh
yaitu mendapatkan peringatan ketika beban berlebih, tidak perlu memanggil orang
untuk memprogram ulang kembali ke titik nol. Hanya saja tinggal menekan
tombol reset. Informasi beban berlebih dari adanya tekanan yang diberikan benda
merupakan informasi yang penting untuk mendukung kegiatan manusia dalam
memantau berat benda ketika berada di jembatan timbang, atau pada saat di jalan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 16
2
tol, maupun di jalan raya. Karena setiap beban berlebih dapat menyebabkan
beberapa kerusakan.
Dengan menggunakan sensor berat Load Cell maka kita dapat mengetahui
nilai beban benda. Dalam tugas akhir ini dilakukan pengujian terhadap cara kerja
alat. Dimana arduino berfungsi sebagai pusat pengendalian alat dalam bekerja,
yang akan menampilkan hasil pengukuran berat dari benda dengan penguat
HX711 ke dalam LCD serta akan mengirimkan perintah ke Buzzer.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis membuat “ Otomatisasi Alat
Proteksi Beban Muatan Berlebih Menggunakan Load Cell Berbasis
ATmega 328 ”. Sebagai pembahasan dalam Tugas Akhir yang dibuat oleh
penulis.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan hal tersebut diatas maka timbul permasalahan yaitu
1. Bagaimana membuat seperangkat sistem proteksi beban muatan berlebih
yang dapat berfungsi memberikan informasi nilai berat serta memberikan
peringatan terhadap beban yang berlebihan.
2. Bagaimana respon alarm pada saat sistem proteksi beban muatan berlebih
dijalankan dan pada berat berapa alarm akan berbunyi.
3. Bagaimana proses mikrokontroller ATmega328 dalam mengatur seluruh
kegiatan di dalam sistem ini.
1.3 Batasan Masalah
Dalam perancangan penulisan ini terdapat beberapa batasan masalah sebagai
berikut:
1. Pengujian dilakukan hanya untuk melihat apakah alat yang dirancang
sudah dapat bekerja dengan baik.
2. Sistem yang akan dibuat berbasis mikrokontroler ATmega 328 Arduino
yang mengatur seluruh kegiatan sistem.
3. Sensor yang digunakan adalah sensor Load Cell.
4. Sistem menampilkan informasi nilai berat dalam satuan gram (gr).
5. Tanda peringatan pada sistem proteksi beban berlebih ini berupa buzzer.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 17
3
1.4 Tujuan Pembuatan
Adapun tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah :
1. Untuk mengaplikasikan sistem mikrokontroler Atmega 328 menjadi
sebuah Otomatisasi Alat Proteksi Beban Muatan Berlebih Berbasis
ATmega328.
2. Untuk membuat sistem otomatisasi alat proteksi beban berlebih berbasis
atmega 328 dengan menggunakan analog sound sensor dengan bunyi
buzzer.
3. Untuk mengetahui tampilan di lcd secara kuantitatif maupun kualitatif.
Dengan tampilan diawali bacaan Selamat Datang selanjutnya tampilan
dibawah berupa Berat : 0,0 gram.
1.5 Metode Penulisan
Adapun metode penulisan yang digunakan dalam menyusun dan menganalisa
proyek ini adalah:
1. Studi literatur yang berhubungan dengan perancanangan dan
pembuatan alat ini.
2. Perencanaan dan pembuatan alat.
Merencanakan peralatan yang telah dirancang baik software maupun
hardware.
3. Pengujian alat.
Peralatan yang telah dibuat kemudian diuji apakah telah sesuai yang
telah direncanakan.
4. Konsultasi.
Konsultasi rutin dengan dosen pembimbing dan berbagai pihak terkait
yang berkompeten.
5. Analisis Kebutuhan.
Dilaksanakan perancangan sistem otomatisasinya berdasarkan
kebutuhan untuk memperoleh bentuk simulasi jembatan timbang
.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 18
4
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman maka penulisan membuat
sistematika pembahasan bagaimana sebenarnya prinsip kerja Otomatisasi Alat
Proteksi Beban Muatan Berlebih Menggunakan Load Cell Berbasis ATmega 328,
penulis membuat laporan ini dengan beberapa pembahasan yang dibagi beberapa
bab sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, serta sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini berisi tentang teori dasar yang digunakan sebagai bahan acuan
tugas akhir, serta komponen yang perlu diketahui untuk mempermudah dalam
memahami sistem kerja alat ini.
BAB III : PERANCANGAN DAN PEMBUATAN
Dalam bab ini berisikan tentang waktu dan tempat dilakukan perancangan, alat
dan bahan yang diperlukan dalam proses perancangan dan pembuatan alat,
diagram blok dari program yang akan diisi, skematik dari masing-masing
rangkaian.
BAB IV : PENGUJIAN RANGKAIAN
Dalam bab ini akan dibahas hasil analisa rangkaian dan sistem kerja alat,
penjelasan mengenai rangkaian-rangkaian yang digunakan, penjelasan mengenai
program yang diisikan ke mikrokontroller atmega 328 dan pengujian alat.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini berisikan kesimpulan dari pembahasan yang dilakukan mulai dari
perancangan sistem dan saran, apakah sistem ini dapat dibuat lebih efisien dan
dikembangkan pada suatu metode lain yang mempunyai sistem kerja yang sama.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 19
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Arduino Nano
Arduino merupakan sebuah platform dari physical computing yang bersifat
open source. Pertama-tama perlu dipahami bahwa kata "platform" disini adalah
sebuah pilihan kata yang tepat. Arduino tidak hanya sekedar sebuah alat
pengembangan, tetapi ia adalah kombinasi dari hardware, bahasa pemrograman
dan Integrated Development Environtment (IDE) yang canggih. IDE adalah
sebuah software yang sangat berperan untuk menulis program, meng-compile
menjadi kode biner dan meng-upload ke dalam memory microcontroller.
Arduino Nano adalah salah satu papan pengembangan (development
board) mikrokontroler yang berukuran kecil, lengkap dan mendukung
penggunaan breadboard. Arduino diciptakan dengan basis mikrokontroler
ATmega 328 (untuk Arduino Nano versi 3.x) atau ATmega168 (untuk Arduino
versi 2.x). Arduino Nano kurang memiliki fungsi yang sama dengan Arduino
Duemilanove, tetapi dalam paket yang berbeda. Arduino Nano tidak menyertakan
colokan DC berjenis Barrel Jack, dan dihubungkan ke komputer menggunakan
port USB Mini-B. Arduino Nano dirancang dan diproduksi oleh perusahaan
Gravitech.
Gambar 2.1 Bagian Depan Arduino Nano
Gambar 2.2 Bagian Belakang Arduino Nano
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 20
6
2.1.1 Konfigurasi Pin Arduino Nano
Konfigurasi pin arduino nano memiliki 30 Pin. Berikut konfigurasi pin
Arduino Nano.
1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya
digital.
2. GND merupakan pin ground untuk catu daya digital.
3. AREF merupakan Referensi tegangan untuk input analog. Digunakan
dengan fungsi analogReference().
4. RESET merupakan jalur LOW. Ini digunakan untuk mereset
(menghidupkan ulang mikrokontroler. Biasanya digunakan untuk
menambahkan tombol reset pada shield yang menghalangi papan utama
Arduino.
5. Serial RX(0) merupakan pin yang berfungsi sebagai penerima TTL data
serial.
6. Serial TX (1) merupakan pin yang berfungsi sebagai pengirim TT data
serial.
7. External Interupt (Interupsi Eksternal) merupakan pin yang dapat
dikonfigurasi untuk memiliki sebuah interupsi pada nilai yang rendah,
meningkat atau meurun, atau perubahan nilai.
8. Output PWM 8-Bit merupakan pin yang berfungsi untuk analogWrite().
9. SPI merupakan pin yang berfungsi sebagai pendukung komunikasi.
LED merupakan pin yang berfungsi sebagai pin yang diset bernilai HIGH,
maka LED akan menyala, ketika pin diset bernilai LOW maka LED
padam. LED tersedia secara built-in pada papan Arduino Nano.
10. Input Analog (A0-A7) merupakan pin yang berfungsi sebagai pin yang
dapat diukur/diatur dari mulai Ground sampai dengan 5Volt, juga
memungkinkan untuk mengubah titik jangkauan tertinggi atau terendah
mereka menggunakan fungsi analogReference().
\
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 21
7
Tabel 2.1 Konfigurasi Pin Arduino Nano.
Nomor Pin Arduino Nano Nama Pin Arduino Nano
1 Digital Pin 1 (TX)
2 Digital Pin o (RX)
3 & 28 Reset
4 & 29 GND
5 Digital Pi 2
6 Digital Pin 3 (PWM)
7 Digital Pin 4
8 Digital Pin 5 (PWM)
9 Digital Pin 6 (PWM)
10 Digital Pin 7
11 Digital Pin 8
12 Digital Pin 9 (PWM)
13 Digital Pin 10 (PWM-SS)
Nomor Pin Arduino Nano Nama Pin Arduino Nano
14 Digital Pin 11 (PWM-MOSI)
15 Digital Pin 12 (MISO)
16 Digital Pin 13 (SCK)
18 AREF
19 Analog Input 0
20 Analog Input 1
21 Analog Input 2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 22
8
22 Analog Input 3
23 Analog Input 4
24 Analog Input 5
25 Analog Input 6
26 Analog Input 7
27 VCC
30 Vin
Gambar 2.3 Konfigurasi Pin Layout Arduino Nano
2.1.2 Spesifikasi Arduino Nano
Berikut ini adalah Spesifikasi yang dimiliki oleh Arduino Nano :
1. Mikrokontroler Atmel ATmega168 atau ATmega328.
2. 5 Volt Tegangan Operasi.
3. 7-12 Volt Input Voltage (disarankan).
4. 6-20 Volt Input Voltage (limit).
5. Pin Digital I/O 14 (6 pin digunakan sebagai output PWM).
6. 8 pin Input Analog.
7. 40 mA Arus DC per pin I/O.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 23
9
8. Flash Memory 16KB (ATmega168) atau 32KB (ATmega328) 2KB
digunakan oleh bootloader.
9. 1 Kbyte SRAM (ATmega168) atau 2 Kbyte (ATmega328).
10. 512 Byte EEPROM (ATmega168) atau 1 Kbyte (ATmega328).
11. 16 MHz Clock Speed.
12. Ukuran 1.85 cm x 4.3 cm.
2.1.3 Sumber Daya
Arduino Nano dapat diaktifkan melalui koneksi USB Mini-B, atau melalui
catu daya eksternal dengan tegangan belum teregulasi antara 6-20 Volt yang
dihubungkan melalui pin 30 atau pin VIN, atau melalui catu daya eksternal
dengan tegangan teregulasi 5 volt melalui pin 27 atau pin 5V. Sumber daya akan
secara otomatis dipilih dari sumber tegangan yang lebih tinggi. Chip FTDI
FT232L pada Arduino Nano akan aktif apabila memperoleh daya melalui USB,
ketika Arduino Nano diberikan daya dari luar (Non-USB) maka Chip FTDI tidak
aktif dan pin 3.3V pun tidak tersedia (tidak mengeluarkan tegangan), sedangkan
LED TX dan RX pun berkedip apabila pin digital 0 dan 1 berada pada posisi
HIGH.
2.1.4 Pemrograman
Pemrograman board Arduino Nano dilakukan dengan menggunakan
Arduino Software (IDE) yang bisa anda download gratis disini. Chip ATmega328
yang terdapat pada Arduino Nano telah diisi program awal yang sering disebut
bootloader. Bootloader tersebut yang bertugas untuk memudahkan anda
melakukan pemrograman lebih sederhana menggunakan Arduino Software tanpa
harus menggunakan tambahan hardware lain. Dengan menghubungkan Arduino
dengan kabel USB ke PC, Mac, atau Linux, kemudian jalankan software Arduino
Software (IDE), setelah itu kita sudah bisa mulai mem-program chip ATmega328.
2.1.5 Power Supply
Development Board Arduino Nano dapat diberi tenaga dengan power yang
diperoleh dari koneksi kabel Mini-B USB, atau via power supply eksternal.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 24
10
External power supply dapat dihubungkan langsung ke pin 30 atau
Vin(unregulated 6V - 20V), atau ke pin 27 (regulated 5V). Sumber tenaga akan
otomatis dipilih mana yang lebih tinggi tegangan.
2.1.6 Input dan Output (I/O)
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Arduino Nano memiliki 14
buah digital pin yang dapat digunakan sebagai input atau output, dengan
menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan digitalRead(). Pin-pin
tersebut bekerja pada tegangan 5V, dan setiap pin dapat menyediakan atau
menerima arus 20mA, dan memiliki tahanan pull-up sekitar 20-50k ohm (secara
default dalam posisi discconnect). Nilai maksimum adalah 40mA, yang sebisa
mungkin dihindari untuk menghindari kerusakan chip mikrokontroler.
Beberapa pin memiliki fungsi khusus :
a) Serial, terdiri dari 2 pin : pin 0 (RX) dan pin 1 (TX) yang digunakan untuk
menerima (RX) dan mengirim (TX) data serial.
b) External Interrups, yaitu pin 2 dan pin 3. Kedua pin tersebut dapat
digunakan untuk mengaktifkan interrups. Gunakan fungsi attachInterrupt()
c) PWM: Pin 3, 5, 6, 9, 10, dan 11 menyediakan output PWM 8-bit dengan
menggunakan fungsi analogWrite()
d) SPI : Pin 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), dan 13 (SCK) mendukung
komunikasi SPI dengan menggunakan SPI Library
e) LED : Pin 13. Pada pin 13 terhubung built-in led yang dikendalikan oleh
digital pin no 13.
Arduino Nano memiliki 8 buah input analog, yang diberi tanda dengan A0
hingga A7. Masing-masing pin analog tersebut memiliki resolusi 1024 bits (jadi
bisa memiliki 1024 nilai). Secara default, pin-pin tersebut diukur dari ground ke
5V, namun bisa juga menggunakan pin REF dengan menggunakan fungsi
analogReference().
Pin Analog A6 dan A7 tidak bisa dijadikan sebagai pin digital, hanya
sebagai analog. Beberapa pin lainnya pada board ini adalah :
a) I2C : Pin A4 (SDA) dan A5 (SCL). Pin ini mendukung komunikasi I2C
(TWI) dengan menggunakan Wire Library.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 25
11
b) AREF. Sebagai referensi tegangan untuk input analog.
c) Reset. Hubungkan ke LOW untuk melakukan reset terhadap
mikrokontroller. Biasanya digunakan untuk dihubungkan dengan switch
yang dijadikan tombol reset.
2.1.7 Komunikasi
Arduino Nano memiliki sejumlah fasilitas untuk berkomunikasi dengan
computer dan Arduino lain, atau dengan mikrokontroler lainnya. ATmega168 dan
ATmega328 menyediakan komunikasi serial UART TTL (5 Volt), yang tersedia
pada pin digital 0 (RX) dan pin 1 (TX). Sebuah chip FTDI FT232RL yang
terdapat pada papan Arduino Nano digunakan sebagai media komunikasi serial
melalui USB dan driver FTDI (tersedia pada software Arduino IDE) yang akan
menyediakan COM Port Virtual (pada Device komputer) untuk berkomunikasi
dengan perangkat lunak pada komputer. Perangkat lunak Arduino termasuk
didalamnya serial monitor memungkinkan data tekstual sederhana dikirim ke dan
dari papan Arduino. LED RX dan TX yang tersedia pada papan akan berkedip
ketika data sedang dikirim atau diterima melalui chip FTDI dan koneksi USB
yang terhubung melalui USB komputer (tetapi tidak untuk komunikasi serial pada
pin 0 dan 1).
Sebuah perpustakaan Software Serial memungkinkan komunikasi serial
pada beberapa pin digital Nano. ATmega168 dan ATmega328 juga mendukung
komunikasi I2C (TWI) dan SPI. Perangkat lunak Arduino termasuk perpustakaan
Wire digunakan untuk menyederhanakan penggunaan bus I2C. Untuk komunikasi
SPI, menggunakan datasheet ATmega168 atau ATmega328.
2.1.8 Memory
ATmega168 memiliki 16 KB flash memory untuk menyimpan kode (2 KB
digunakan untuk bootloader), sedangkan ATmega328 memiliki flash memory
sebesar 32 KB, (juga dengan 2 KB digunakan untuk bootloader). ATmega168
memiliki 1 KB memory pada SRAM dan 512 byte pada EEPROM (yang dapat
dibaca dan ditulis dengan perpustakaan EEPROM). Sedangkan ATmega328
memiliki 2 KB memory pada SRAM dan 1 KB pada EEPROM.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 26
12
2.1.9 Reset (Software)
Daripada menekan tombol reset sebelum upload, Arduino Nano didesain
dengan cara yang memungkinkan pengguna untuk me-reset melalui perangkat
lunak yang berjalan pada komputer yang terhubung. Salah satu jalur kontrol
hardware (DTR) mengalir dari FT232RL dan terhubung ke jalur reset dari
ATmega168 atau ATmega328 melalui kapasitor 100 nanofarad. Bila jalur ini di-
set rendah/low, jalur reset drop cukup lama untuk me-reset chip. Perangkat lunak
Arduino menggunakan kemampuan ini untuk memungkinkan Anda meng-upload
kode dengan hanya menekan tombol upload pada perangkat lunak Arduino. Ini
berarti bahwa bootloader memiliki rentang waktu yang lebih pendek, seperti
menurunkan DTR dapat terkoordinasi (berjalan beriringan) dengan dimulainya
upload.
Pengaturan ini juga memiliki implikasi lain. Ketika Arduino Nano
terhubung dengan komputer yang menggunakan sistem operasi Mac OS X atau
Linux, papan Arduino akan di-reset setiap kali dihubungkan dengan software
komputer (melalui USB). Dan setengah detik kemudian atau lebih, bootloader
berjalan pada papan Arduino Nano. Proses reset melalui program ini digunakan
untuk mengabaikan data yang cacat (yaitu apapun selain meng-upload kode baru),
ia akan memotong dan membuang beberapa byte pertama dari data yang dikirim
ke papan setelah sambungan terbuka. Jika sebuah sketsa dijalankan pada papan
untuk menerima satu kali konfigurasi atau menerima data lain ketika pertama kali
dijalankan, pastikan bahwa perangkat lunak diberikan waktu untuk berkomunikasi
dengan menunggu beberapa detik setelah terkoneksi dan sebelum mengirim data.
2.2 Load Cell
Load cell merupakan sensor timbangan yang bekerja secara mekanis,
dimana load cell menggunakan prinsip tekanan yang memanfaatkan strain gauge
sebagai pengindera (sensor). Strain Gauge adalah sebuah tranduser pasif yang
merubah suatu pergeseran mekanis menjadi perubahan tahanan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 27
13
Gambar 2.4 Load Cell
Keterangan gambar 2.4 bentuk fisik loadcell:
a. Kabel merah adalah input tegangan sensor.
b. Kabel hitam adalah input ground sensor.
c. Kabel hijau adalah output positif sensor.
d. Kabel putih adalah output ground sensor.
Gambar 2.5. adalah konfigurasi kabel dari sensor load cell, yang terdiri
dari kabel berwarna merah, hitam, biru, dan putih. Kabel merah merupakan input
tegangan sensor, kabel hitam merupakan input ground pada sensor, kabel warna
biru / hijau merupakan output positif dari sensor dan kabel putih adalah output
ground dari sensor. Nilai tegangan output dari sensor ini sekitar 1,2 mV.
Gambar 2.5 Konfigurasi Kabel Sensor Load Cell
2.2.1 Prinsip Kerja Load Cell
Ketika bagian lain yang lebih elastic mendapat tekanan, maka pada sisi
lain akan mengalami perubahan regangan yang sesuai dengan yang dihasilkan
oleh strain gauge, hal ini terjadi karena ada gaya yang seakan melawan pada sisi
lainnya. Perubahan nilai resistansi yang diakibatkan oleh perubahan gaya diubah
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 28
14
menjadi nilai tegangan oleh rangkaian pengukuran yang ada. Dan berat dari objek
yang diukur dapat diketahui dengan mengukur besarnya nilai tegangan yang
timbul. Sel beban (load cell) terdiri dari satu buah strain gauge atau lebih, yang
ditempelkan pada batang atau cincin logam. Sel beban dikalibrasikan oleh
pabrikan yang bersangkutan. Piranti ini dirancang untuk mengukur gaya tekanan
mekanis, gaya pemampatan (kompresi), atau gaya puntir yang bekerja pada
sebuah objek. Ketika batang atau cincin logam piranti ini berada dibawah tekanan,
tegangan yang timbul pada terminal-terminalnya yang dapat dijadikan rujukan
untuk mengukur besarnya gaya.
2.2.2 Spesifikasi Load Cell
Tabel 2.2 Spesifikasi Load Cell.
1 Bahan Dasar Aluminium Alloy
2 Dimensi 8cm x 1,25 cm x 1,25 cm
3 Kapasitas Max 5000 gr (5 Kg)
4 Suhu Operasional -
5 Output m m
6 V supply Max DC 10V
7 Margin error ≤ %
2.2.3 Analog to Digital Converter (ADC)
Rangkaian konversi analog ke digital (ADC) berfungsi mengubah hasil
keluaran dari load cell yang masih berupa tegangan menjadi isyarat digital agar
mudah dibaca dan diproses oleh komputer.
ADS7822 merupakan pengubah data analog menjadi digital (ADC) 12-bit
dengan besar tegangan masukan antara 2.7 Volt hingga 5.25 Volt. ADC ini hanya
memerlukan tegangan yang sangat kecil walaupun bekerja pada frekuensi penuh
75 kHz. Memiliki kemampuan resolusi sebesar 12-bit, artinya kemampuan ini
dapat meng-konversi sinyal analog dari 0,99 volt – 5 volt menjadi data digital 12
bit. ADS7822 memiliki kapasitor internal untuk memproses data sampling dan
holding-nya dalam pengubahan ke digital. Proses digitalisasi pada sistem
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 29
15
ADS7822 merupakan rangkaian konversi ke digital 12bit (212
) = 4096 bits.
Konfigurasi pin dari ADS7822 dapat dilihat pada gambar 2.6.
Gambar 2.6 Konfigurasi pin ADS7822
Fungsi dari setiap pin ADS7822 yaitu sebagai berikut:
1 VREF merupakan tegangan masukan referensi.
2 +In merupakan non-inverting input atau masukan tidak membalik.
3 –In merupakan inverting input atau masukan pembalik.
4 GND merupakan pin ground.
5 CS/SHDN, Chip Select when LOW, shutdown Mode when HIGH.
6 DOUT merupakan pin keluaran.
7 DCLOCK merupakan pin data clock yang telah disinkronisasi dengan
serial data transfer.
8 +Vcc untuk power supply.
2.3 Modul Penguat HX711
HX711 24-Bit Analog to Digital Converter (ADC) for Weigh Scales
hx7 adalah sebuah komponen dari perusahan dari “ AVIA SEMICONDUCTOR
”. HX7 presisi 4-bit analog to digital conventer (ADC) yang didesain untuk
sensor timbangan digital (weigh scales) dan industrial control aplikasi yang
terkoneksi dengan sensor jembatan (bridge sensor). Modul ini digunakan untuk
converter sinyal analog yang dikirimkan load cell menjadi sinyal digital dan
diteruskan ke Arduino.
HX711 adalah modul timbangan, yang memiliki prinsip kerja
mengkonversi perubahan yang terukur dalam perubahan resistansi dan
mengkonversinya ke dalam besaran tegangan melalui rangkaian yang ada. Modul
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 30
16
melakukan komunikasi dengan computer/mikrokontroler melalui TTL232.
Struktur yang sederhana, mudah dalam penggunaan, hasil yang stabil dan reliable,
memiliki sensitivitas tinggi, dan mampu mengukur perubahan dengan cepat.
HX711 biasanya digunakan pada bidang aerospace, mekanik, elektrik,
kimia, konstruksi, farmasi dan lainnya, digunakan untuk mengukur gaya, gaya
tekanan,perpindahan, gaya tarikan, torsi, dan percepatan.
2.3.1 Fitur Modul Penguat HX711
Fitur IC HX711 adalah sebagai dibawah berikut :
a. Differential input voltage: ±40mV(Full-scale differential input voltage
±
40mV).
b. Data accuracy: 24 bit (24 bit A / D converter chip).
c. Refresh frequency: 80 Hz.
d. Operating Voltage : 5V DC.
e. Operating current : <10 mA.
f. Size:38mm*21mm*10mm.
Gambar 2.7. Modul Penguat HX711
2.3.2 Kelebihan Modul Penguat HX711
Struktur yang sederhana, mudah dalam penggunaan, hasil yang stabil dan
reliable, memiliki sensivitas tinggi, dan mampu mengukur perubahan dengan
cepat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 31
17
2.4 Liquid Crystal Display (LCD)
LCD ( Liquid Crystal Display ) merupakan salah satu perangkat penampil
yang sekarang ini mulai banyak digunakan. Penampil LCD mulai dirasakan
menggantikan fungsi dari CRT (Cathode Ray Tube), yang sudah berpuluh-puluh
tahun digunakan manusia sebagai penampil gambar/text baik monokrom (hitam
dan putih), maupun yang berwarna. Teknologi LCD memberikan keuntungan
dibandingkan dengan teknologi CRT, karena pada dasarnya CRT adalah tabung
triode yang digunakan sebelum transistor ditemukan. Beberapa keuntugan LCD
dibandingkan dengan CRT adalah konsumsi daya yang relative kecil, lebih ringan,
tampilan yang lebih bagus, dan ketika berlama-lama di depan monitor, monitor
CRT lebih cepat memberikan kejenuhan pada mata dibandingkan dengan LCD.
Adapun bentuk fisik LCD 2 x 16 seperti pada Gambar 2.8.
Gambar 2.8 LCD 2 x 16
LCD memanfaatkan silicon atau gallium dalam bentuk Kristal cair sebagai
pemendar cahaya. Pada layar LCD, setiap matrik adalah susunan dua dimensi
piksel yang dibagi dalam baris dan kolom. Dengan demikian, setiap pertemuan
yang merupakan lempengan kaca bagian belakang dengan sisi dalam yang
ditutupi oleh lapisan elektroda transparan. Dalam keadaan normal, cairan yang
digunakan memiliki warna cerah. Daerah-daerah tertentu pada cairan akan
berubah warnanya menjadi hitam ketika tegangan diterapkan antara bidang latar
dan pola elektroda yang terdapat pada sisi dalam lempeng kaca bagian depan.
Keunggulan LCD adalah hanya menarik arus yang kecil (beberapa micro
ampere), sehingga alat atau sistem menjadi portable karena dapat menggunakan
catu daya yang kecil. Keunggulan lainnya adalah tampilan yang diperlihatkan
dapat dibaca dengan mudah di bawah terang sinar matahari. Di bawah sinar
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 32
18
cahaya yang remang-remang dalam kondisi gelap, sebuah lampu (berupa LED)
harus dipasang dibelakang layar tampilan.
LCD yang digunakan adalah jenis lCD yang menampilkan data dengan 2
baris tampilan pada display. Keuntungan dari LCD ini adalah :
1. Dapat menampilkan karakter ASCII, sehingga dapat memudahkan untuk
membuat program tampilan.
2. Mudah dihubungkan dengan port I/O karena hanya menggunakan 8 bit
data dan 3 bit control.
3. Ukuran modul yang proporsional.
4. Daya yang digunakan relative sangat kecil.
Untuk lebih jelasnya berikut adalah Tabel konfigurasi LCD 2x16 yang
ditunjukkan pada gambar 2.9.
Gambar 2.9 Konfigurasi Pin LCD
Operasi dasar pada LCD terdiri dari empat, yaitu instruksi mengakses
proses internal, instruksi menulis data, instruksi membaca kondisi sibuk, dan
instruksi membaca data. ROM pembangkit sebanyak 192 tipe karakter, tiap
karakter dengan huruf 5x7 dot matrik. Kapasitas pembangkit RAM 8 tipe karakter
(membaca program), maksimum pembacaan 80x8 bit tampilan data. Perintah
utama LCD adalah Display Clear, Cursor Home, Display ON/OFF, Display
Character Blink, Cursor Sihft, dan Display Shift. Tabel 2.3 menunjukkan operasi
dasar LCD.
Tabel 2.3 Operasi Dasar LCD
RS RW Operasi
0 0 Input Instruksi ke LCD
0 1 Membaca Status Flag (DB7) dan alamat counter (DB0 ke DB6)
1 0 Menulis Data
1 1 Membaca Data
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 33
19
Tabel 2.4 Konfigurasi Pin LCD
Pin No. Keterangan Konfigurasi Hubung
1 GND Ground
2 VCC Tegangan +5VDC
3 VEE Ground
4 RS Kendali RS
5 RW Ground
6 E Kendali E/Enable
7 D0 Bit 0
8 D1 Bit 1
9 D2 Bit 2
10 D3 Bit 3
11 D4 Bit 4
12 D5 Bit 5
13 D6 Bit 6
14 D7 Bit 7
15 A Anoda (+5VDC)
16 K Katoda (Ground)
Tabel 2.5 Konfigurasi LCD
Pin Bilangan Biner Keterangan
RS 0 Inisialisasi
1 Data
RW 0 Tulis LCD / W (write)
1 Baca LCD / R (read)
E 0 Pintu data terbuka
2 Pintu data tertutup
Lapisan film yang berisi kristal cair diletakkan di antara dua kempeng
kaca yang telah ditanami elektroda logam transparan. Saat tegangan dicatukan
pada beberapa pasang elektroda, molekul-molekul kristal cair akan menyusun diri
agar cahaya yang mengenainya akan dipantulkan atau diserap. Dari hasil
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 34
20
pemantulan atau penyerapan cahaya tersebut akan terbentuk pola huruf, angka,
atau gambar sesuai yang di aktifkan.
LCD membutuhkan tegangan dan daya yang kecil sehingga sangat popular
untuk aplikasi pada kalkulator, arloji digital, dan instrument elektronika, lain
seperti Global Positioning System (GPS), baragraph display dan multimeter
digital. LCD umumnya dikemas dalam bentuk Dual In Line Package (DIP) dan
mempunyai kemampuan untuk menampilkan beberapa kolom dan baris dalam
satu panel. Untuk membentuk pola, baik karakter maupun gambar pada kolom
dan baris secara bersamaan digunakan metode Screening.
Metode screening adalah mengaktifkan daerah pertolongan suatu kolom
dan suatu baris secara bergantian dan cepat sehingga seolah-olah aktif semua.
Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk menghemat jalur yang digunakan
untuk mengaktifkan panel LCD. Saat ini telah dikembangkan berbagai jenis LCD,
mulai jenis LCD biasa, Passive Matrix LCD (PWLCD), hingga Thin-Film
Transistor Active Matrix (IFT-AMLCD). Kemampuan LCD juga telah
ditingkatkan dari yang monokrom hingga yang mampu menampilkan ribuan
warna tersebut selain untuk loader ketika mem-program, bisa juga difungsikan
sebagai port komunikasi serial.
Arduino menyediakan 20 pin I/O, yang terdiri dari 6 pin input analog dan
14 pin digital input/output. Untuk 6 pin analog sendiri bisa juga difungsikan
sebagai output digital jika diperlukan output digital tambahan selain 14 pin yang
sudah tersedia. Untuk mengubah pin analog menjadi digital cukup mengubah
konfigurasi pin pada program.
Dalam board kita bisa lihat pin digital diberi keterangan 0-13, jadi untuk
menggunakan pin analog menjadi output digital, pin analog yang pada keterangan
board 0-5 kita ubah menjadi pin 14-19. Dengan kata lain pin analog 0-5 berfungsi
juga sebagi pin output digital 14-16.Sifat open source arduino juga banyak
memberikan keuntungan tersendiri untuk kita dalam menggunakan board ini,
karena dengan sifat open source komponen yang kita pakai tidak hanya
tergantung pada satu merek, namun memungkinkan kita bisa memakai semua
komponen yang ada dipasaran. Bahasa pemrograman arduino merupakan bahasa
C yang sudah disederhanakan syntax bahasa pemrogramannya sehingga
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 35
21
mempermudah kita dalam mempelajari dan mendalami mikrokontroller. Deskripsi
Arduio UNO:
2.5 Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk
mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja
buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan
yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus
sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau
keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan
dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan
diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan
menghasilkan suara.
Gambar 2.10 Buzzer
Buzzer elektronik ini dapat diciptakan dengan merangkaikan beberapa
komponen yang pada prinsipnya alat ini dapat menimbulkan pulsa dimana arus
listrik adalah sebagai indikator terciptanya pulsa tersebut. Pada pembuatan alat
ini, kami menggunakan IC NE555 sebagai sistem pembangkit pulsa yang tentunya
arus listrik adalah indikator utama daripada pembangkit sinyalnya. Namun IC
NE555 bukanlah satu-satu komponen yang digunakan. Disini kami menambahkan
beberapa komponen pelengkap yang sama bergunanya dalam pembuatan alat ini.
Komponen – komponen itu antara lain adalah 1 buah potensiometer 10k, 2 buah
kapasitor uF buah kapasitor uF buah I NE buah Speaker 8Ω
0,5watt, 1 buah baterai 9volt, dan 1 buah transistor NPN 9013.
2.6 Sistem Otomatis
Otomatis mengandung pengertian sebagai suatu yang bekerja dengan
sendirinya. Maksud dari pengertian di atas adalah sebuah perangkat/alat yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 36
22
bekerja secara sendiri sesuai dengan fungsinya, tanpa menunggu perintah dari
luar. Sedangkan sistem memiliki pengertian sebagai susunan beberapa
unsur/perangkat yang secara teratur saling berkaitan membentuk satu kesatuan
secara totalitas.
Jadi sistem otomatis dapat dinyatakan sebagai susunan beberapa perangkat
yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda namun saling berkaitan
membentuk satu kesatuan dengan secara terus menerus memeriksa kondisi
masukan yang mempengaruhi untuk kemudian melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan fungsinya secara otomatis atau dengan sendirinya. Beberapa sistem kecil
dapat digabungkan menjadi sebuah sistem yang lebih besar dan kompleks.
2.7 Muatan Berlebih (OverLoading)
Beban berlebih (overloading) adalah jumlah berat muatan kendaraan
angkutan penumpang, mobil barang, kendaraan khusus, truk gandengan dan truk
trailer yang diangkut melebihi dari jumlah yang di ijinkan (JBI) atau muatan
sumbu terberat (MST) melebihi kemampuan kelas jalan yang ditetapkan.
Disamping adanya beban berlebih (overloading) pada kendaraan yang
mengangkut muatan melebihi ketentuan batas beban yang ditetapkan yang secara
signifikan akan meningkatkan daya rusak (VDF = vehicle damage faktor)
kendaraan yang selanjutnya akan memperpendek umur pelayanan jalan.
2.8 KiCad E.D.A
Kicad adalah software rangkaian elektronik gratis (open source) untuk
desain otomatisasi elektronik. software ini memfasilitasi skema desain untuk
sirkuit elektronik dan mengkonversinya sebagai desain PCB. Kicad pada awalnya
dikembangkan oleh Jean-Pierre Charras, dan fitur lingkungan yang terintegrasi
untuk meng-capture skema dan desain layout PCB. Terdapat tools yang sangat
lengkap dalam paket software ini yaitu untuk membuat tagihan bahan, karya seni,
file Gerber, dan pandangan 3D dari PCB dan komponen-komponennya.
Kicad diciptakan pada tahun 1992 oleh Jean-Pierre Charras saat bekerja di
IUT de Saint Martin d'Heres. Sejak itu kicad telah memperoleh sejumlah relawan
dan kontribusi. Khususnya pada tahun 2013 CERN BE-CO-HT bagian mulai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 37
23
berkontribusi sumber daya terhadap kicad untuk membantu mendorong
pengembangan perangkat keras open source dengan membantu meningkatkan
kicad menjadi setara dengan alat EDA komersial.
Dapat dilihat pada panel control ada beberapa fitur yang bisa kita gunakan
(dari kiri ke kanan) :
a.) Eeschema (schematic Editor).
b.) CvPCB (component to modules).
c.) PCBnew( PCB Editor).
d.) GerbView (Gerber Viewer).
e.) Bitmap to component .........
f.) PCB Kalkulator.
Gambar 2.11 Schematic KidCat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 38
24
Gambar 2.12 Layout KidCat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 39
25
BAB III
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN
3.1 Waktu dan Tempat
Perancangan ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai April 2018 di
Sikonek, rumah tinggal Johor, dan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat yang Digunakan
1. Satu set komputer berfungsi untuk pengelolaan data dan pemrograman.
2. Bor listrik berfungsi untuk melubangi material.
3. Solder berfungsi untuk mencairkan timah dan menyambungkan
beberapa komponen elektronik.
4. Obeng berfungsi untuk memasang baut dan mur.
5. Mesin potong triplek berfungsi untuk memotong triplek.
6. Attractor berfungsi sebagai alat penyedot timah pada PCB.
7. Gunting Berfungsi sebagai alat untuk memotong karton.
3.2.2 Bahan yang Digunakan
1. Mur dan baut berfungsi sebagai peguat dalam pemasangan komponen
pada papan triplek.
2. Akrilik berfungsi sebagai pelindung komponen pada alat bagian bawah.
3. Spacer berfungsi sebagai penyanggah antara akrilik dengan triplek.
4. Papan triplek berfungsi sebagai tempat meletakkan alat dan juga
sebagai dasar penempatan alat.
5. Arduino Nano berfungsi sebagai mikrokontroler.
6. Sensor Load Cell berfungsi untuk mendeteksi adanya tekanan.
7. IC HX711 berfungsi sebagai penguat hasil pembacaan dari tekanan
yang diberikan.
8. LCD (Liquid Crystal Display) berfungsi untuk menampilkan status
kerja alat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 40
26
9. Buzzer berfungsi sebagai tanda peringatan (mengeluarkan bunyi)
apabila kadar gas buang melebihi ambang batas udara bersih.
10. Batu Timbangan berfungsi sebagai acuan dasar dalam proses kalibrasi
alat.
11. Adaptor berfungsi sebagai supply tegangan.
3.3 Spesifikasi Sistem
Dalam sepesifikasi sistem alat proteksi beban muatan berlebih ini akan
dibahas mengenai perancangan dan pembuatan perangkat keras serta perangkat
lunak pendukungnya. Rangkaian yang digunakan terdiri dari Power Supply,
Loadcell, HX711, ATMega 328, LCD, Buzzer.
Ketika rangkaian secara keseluruhan sudah diberikan power maka jika
terjadi sebuah tekanan atau beban maka load cell akan membaca perubahan nilai
yang sudah di convert ke g. Dengan tampilan output di LCD, alat ini juga
memiliki peringatan atau alarm sebagai perbandingan jika berat melebihi maka
Buzzer otomatis hidup yang dirancang sesuai diagram blok yang terdapat pada
gambar berikut.
Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 41
27
3.3.1 Fungsi Diagram Blok
1. Blok Power Supply; Sebagai penyedia tegangan tegangan ke sistem
dan sensor.
2. Blok Load Cell; adalah Inputan Massa dan di ubah menjadi sinyal
digital.
3. Blok Module HX711; Sebagai pengkondisi sinyal data dari load
cell ke 24 bit.
4. Blok Mikrokontroller; Mengkonversi data dari sensor Load Cell
ke LCD.
5. Blok LCD 2x16; Sebagai output tampilan.
6. Blok Buzzer; sebagai Output dari sensor Input.
3.3.2 Rangkaian Power Supply
Mikrokontroler, sensor dan komponen komponen elektonika, kebanyakan
menggunakan tegangan 5v untuk menstabilkan tegangan dapat menggunakan
ICLM7805, yang berfungsi sebagai penstabil tegangan, dan mempertahankan
output tetap 5 volt.
Gambar 3.2 Rangkaian Power Supply
3.3.3 Rangkaian HX711 dan Load Cell
Rangkaian sensor yang digunakan adalah sensor berat. Pada rangkaian ini
berisi dua modul : single point load cell 5 Kg berbahan Alluminium-alloy dan
modul ADC (Analog-to-Digital Converter) 24 Bit berpresisi sangat tinggi
menggunakan IC HX711 Weigh Scale Sensor yang memang dirancang khusus
untuk penggunaan pada sensor berat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 42
28
Karena perbedaan yang terukur sangat kecil dalam orde μV (mikro Volt,
seper sejuta Volt), dibutuhkan rangkaian pengubah sinyal analog menjadi digital
yang sangat presisi, untuk itulah pada kit ini disertai dengan modul HX711 yang
beresolusi 24 bit (16,7+juta undakan pada tangga ADC).
Gambar 3.3 Rangkaian HX711 dan Load Cell
Load cell merupakan sensor yang dirancang untuk mendeteksi tekanan
atau berat sebuah beban, sensor load cell umumnya digunakan sebagai komponen
utama pada sistem timbangan digital dan dapat diaplikasikan pada jembatan
timbangan yang berfungsi untuk menimbang berat dari truk pengangkut bahan
baku, pengukuran yang dilakukan oleh Load Cell menggunakan prinsip tekanan.
Prinsip kerjanya selama proses penimbangan, beban yang diberikan
mengakibatkan reaksi terhadap elemen logam pada load cell yang mengakibatkan
perubahan bentuk secara elastis. Gaya yang ditimbulkan oleh regangan ini (positif
atau negatif) dikonversikan kedalam sinyal elektrik oleh strain gauge yang
terpasang pada spring element.
3.3.4 Rangkaian ATMega328
Mikrokontroller yang digunakan adalah ATMega 328 adalah
mikrokontroller keluaran dari atmel yang mempunyai arsitektur RISC (Reduce
Instruction Set Compiler) yang dimana setiap proses eksekusi data lebih cepat
daripada arsitektur CSIC (Completed Instruction Set Computer). Berikut adalah
gambar rangkaian ATMega 328 yang dibuat dengan menggunakan software
KiCad E.D.A.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 43
29
Gambar 3.4 Rangkaian Arduino Nano
3.3.5 Rangkaian Liquid Crystal Display (LCD)
Pada alat ini, display yang digunakan adalah Liquid Crystal Display
(LCD) merupakan suatu media penampilan data yang sangat efektif dan efisien
dalam penggunaannya. Untuk menampilkan sebuah karakter pada layar LCD
diperlukan beberapa rangkaian tambahan. Dan untuk blok ini tidak ada komponen
tambahan karena mikrokontroler dapat member data langsung ke LCD, pada LCD
sudah terdapat driver untuk mengubah data ASCII output mikrokontroler menjadi
tampilan karakter.
Gambar 3.5 Rangkaian LCD
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 44
30
Pemasangan trimpot sebesar KΩ untuk mengatur kontras karakter yang
tampil. Pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu sebagai Timer/Counter,
komperator analog dan SPI mempunyai fungsi khusus sebagai pengiriman data
secara serial. Sehingga nilai yang akan tampil pada LCD display akan dapat
dikendalikan oleh Arduino Uno.
3.3.6 Rangkaian Buzzer
Rangkaian keluaran yang digunakan salah satunya ialah buzzer. Dengan
spesifikasi 5 volt, oleh karena itu buzzer langsung dapat dihubungkan ke port
mikrokontroller tanpa perlu rangkaian tambahan lagi. Buzzer dihubungkan pada
pin 11 Arduino ke kaki 2 buzzer seperti Gambar 3.6 berikut.
Gambar 3.6 Rangkaian Buzzer
3.4 Rangkaian Keseluruhan
Rangkaian Keseluruhan ini dibuat secara sederhana dengan menggunakan
ATmega 328 sebagai mikrokontroller dan LoadCell sebagai sensor berat dimana
nilai berat yang akan dibaca oleh IC HX711 dengan tampilan keluaran pada LCD.
Dan jika berat melebihi batas yang sudah ditentukan maka secara otomatis buzzer
mengeluarkan suara (alarm).
Berikut adalah gambar Perencanaan Sistem Otomatisasi Alat Proteksi
Beban Muatan Menggunakan Load Cell Berbasis Atmega 328 yang dibuat dengan
menggunakan software KiCad E.D.A.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 45
31
Gambar 3.7. Rangkaian Keseluruhan.
3.5 Perancangan Printed Circuit Board (PCB)
Printed Circuit Board (PCB) adalah sebuah papan rangkaian yang terbuat
dari bahan ebonite (Pertinax) atau fiber glass dimana salah satu sisi permukaanya
dilapisi dengan tembaga tipis. Berdasarkan susunan PCB terbagi menjadi tiga
jenis, yang pertama PCB Single Layer merupakan PCB polos yang hanya
memiliki 1 lapisa tembaga pada salah satu sisinya. PCB Double Layer merupakan
PCB polos yang memiliki 2 lapisan tembaga pada kedua sinyal dan PCB Matrik
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 46
32
Strip Board merupakan PCB yang memiliki 1 sisi tembaga dan memiliki lubang-
lubang dengan ukuran normal 0,8 – 1mm.
Perancangan PCB pada pembuatan sistem otomatisasi alat proteksi beban
ini menggunakan software KiCad E.D.A. Kicad adalah software rangkaian
elektronik gratis (opensource) untuk desain otomatisasi elektronik. Software ini
memfasilitasi skema desain untuk sirkuit elektronik dan mengkonversinya
sebagai desain PCB.
Dengan perancangan yang tepat akan didapatkan layout jalur PCB
tersusun rapi dan mudah digunakan. Lebar dan jarak antara jalur juga harus
diperhitungkan agar tidak terjadi kesalahan atau hubungan singkat akibat jalur
yang terlalu rapat dan sempit. Perancangan tata letak PCB dapat dilihat pada
gambar 3.8.
Gambar 3.8 Tata Letak Jalur PCB
3.6 Software Pemrograman dan Program Sensor
3.6.1 Software Arduino.cc 1.7.11
Bahasa C merupakan salah satu bahasa yang cukup popular dan handal
untuk pemrograman mikrokontroler. Dalam melakukan pemrograman
mikrokontroler diperlukan suatu software pemrograman, salah satunya yang
mendukung bahasa c adalah Arduino.cc. Software Arduino.cc hanya
digunakan untuk mikrokontroler keluarga arduino saja.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 47
33
Gambar 3.9 Software Arduino.cc
3.6.2 Program Sensor Berat
Persiapan pertama sebelum memasukkan program adalah menghubungkan
mikrokontroler arduino dengan PC melalui USB port. Langkah berikutnya adalah
membuka sotware arduino.cc, langkah selanjutnya adalah penulisan program pada
software, berikut ini adalah program yang di tuliskan pada software.
#include <LiquidCrystal.h>// memasukkan library lcd
const int rs = 4, en = 3, d4 = 5, d5 = 6, d6 = 7, d7 = 8;
LiquidCrystal lcd(rs, en, d4, d5, d6, d7); // inisialisasi pin lcd
#include "HX711.h"// memasukkan file.h dari library HX711
HX711 scale(9, 10);// menggabungkan inisialisasi SHT ke pin dt,sck Pada
HX711
float calibration_factor = 4540;//4630;//2230; // this calibration factor is
adjusted according to my load cell
float units;
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 48
34
float ounces;
float beratmaksimal=59;
int buzzer=11;
void setup() //program utama yang dijalankan
pinMode(buzzer,OUTPUT); //Inisialisasi Pin Buzzer sebagai output
lcd.begin(16, 2);
Serial.begin(9600);
lcd.print(" Selamat Datang ");
Serial.println("HX711 calibration sketch");
Serial.println("Remove all weight from scale");
Serial.println("After readings begin, place known weight on scale");
Serial.println("Press + or a to increase calibration factor");
Serial.println("Press - or z to decrease calibration factor");
scale.set_scale();
scale.tare(); //Reset the scale to 0
long zero_factor = scale.read_average(); //Get a baseline reading
Serial.print("Zero factor: "); //This can be used to remove the need to tare
the scale. Useful in permanent scale projects.
Serial.println(zero_factor);
//Menghidupkan dan mematikan buzzer
digitalWrite(buzzer,1);
delay(500);
digitalWrite(buzzer,0);
delay(100);
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 49
35
void loop()
scale.set_scale(calibration_factor); //Adjust to this calibration factor
Serial.print("Reading: ");
units = scale.get_units(), 10;
units=units*10;
if (units < 0)
units = 0.00;
//Rumus merubah nilai sensor ke satuan grams
ounces = units * 0.35274; //0.035274
Serial.print(units);
Serial.print(" grams");
Serial.print(" calibration_factor: ");
Serial.print(calibration_factor);
Serial.println();
// Menampilkan berat ke LCD
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("Berat: ");
lcd.setCursor(7,1);
lcd.print(units,1);
lcd.print(" gram");
if(Serial.available())//Mengatur beban awal ke nol
char temp = Serial.read();
if(temp == '+' || temp == 'a')
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 50
36
calibration_factor += 10;//100
else if(temp == '-' || temp == 'z')
calibration_factor -= 10;
if(units>=beratmaksimal)//Kalau berat melebihi batas maksimal
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print(" Berat melebihi ");
digitalWrite(buzzer,1);
delay(500);
digitalWrite(buzzer,0);
delay(100);
else if(units>0)//Kalau ada benda di atas timbangan
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print(" Berat normal ");
else//Kalau tidak ada benda di atas timbangan
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print(" Selamat Datang ");
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 51
37
3.7 Flowchart Sistem
Ya
Tidak
Gambar 3.10. Flowchat Sistem
Mulai
Inisialisasi Program
Masukkan Beban
Mikrokontroller
Mengambil Data dari
Sensor
Apakah
Beban
Melebihi
Kapasitas ?
Menampilkan Nilai
Berat di LCD
Alarm OFF
Selesai
Alarm ON
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 52
38
BAB IV
PENGUJIAN RANGKAIAN
4.1 Pengujian Rangkaian Sumber Daya
Untuk supply daya pada alat ini digunakan adpator charge HP. Memiliki
tegangan masukkan sebesar 100-240 volt dengan arus 0.2 Amper dan tegangan
keluaran yang diberikan sebesar 5 Volt dan arus 1 Amper. Charger dihubungkan
ke stopkontak yang terhubung dengan PLN kemudian dihubungkan di bagian atas
di daerah papan PCB. Setelah Rangkaian Aktif (arus mengalir pada rangkaian
alat) maka charger berhasil memberi masukkan tegangan kedalam alat ini. Dan
dalam pengujian lat ini, charger yang digunakan dapat mengalirkan arus kedalam
otomatisasi alat proteksi beban berlebih.
4.2 Pengujian Rangkaian Mikrokontroler Arduino Nano
Pengujian sistem arduino nano ini untuk memastikan bahwa sistem
arduino yang digunakan pada penelitian ini tidak rusak.
Pemrograman menggunakan mode ISP (In System Programming)
mikrokontroler harus dapat diprogram langsung pada papan rangkaian dan
rangkaian mikrokontroler harus dapat dikenali oleh program Arduino.cc.
Pada pengujian ini berhasil dilakukan dengan dikenalinya jenis mikrokontroler
oleh program downloader yaitu Arduino Nano.
Gambar 4.1. Informasi Signature Mikrokontroler Arduino Nano
Apabila Chip Signature sudah dikenali dengan baik dan dalam waktu
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 53
39
singkat, bisa dikatakan rangkaian mikrokontroler Arduino Uno R3 bekerja dengan
baik dengan mode ArduinoISP-nya.
4.3 Pengujian Rangkaian LoadCell dan IC HX711
Pengujian sensor berat dilakukan dengan cara melihat respon sensor
apabila sensor diberi tekanan berupa beban antara sensor dengan objek dan
apabila tidak diberi beban. Dan juga untuk menentukan berat beban normal dan
berat beban melebihi dari sensor.
Pengujian ini bertujuan, baik atau tidaknya sensor untuk di gunakan.
Berikut adalah data sensor ketika diberi beban dan tidak diberi beban dan beban
berlebih diatas sensor tersebut.
Program LoadCell dan IC HX711
#include "HX711.h"
HX711 scale(9, 10);// dt,sck Pada HX711
float calibration_factor = 4540;//4630;//2230; // this calibration factor is
adjusted according to my load cell
float units;
float ounces;
float beratmaksimal=59;
int buzzer=11;
void setup()
pinMode(buzzer,OUTPUT);
lcd.begin(16, 2);
Serial.begin(9600);
lcd.print(" Selamat Datang ");
Serial.println("HX711 calibration sketch");
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 54
40
Serial.println("Remove all weight from scale");
Serial.println("After readings begin, place known weight on
scale");
Serial.println("Press + or a to increase calibration factor");
Serial.println("Press - or z to decrease calibration factor");
scale.set_scale();
scale.tare(); //Reset the scale to 0
long zero_factor = scale.read_average(); //Get a baseline reading
Serial.print("Zero factor: "); //This can be used to remove the need to tare
the scale. Useful in permanent scale projects.
Serial.println(zero_factor);
//Menghidupkan dan mematikan buzzer
digitalWrite(buzzer,1);
delay(500);
digitalWrite(buzzer,0);
delay(100);
void loop()
scale.set_scale(calibration_factor); //Adjust to this calibration factor
Serial.print("Reading: ");
units = scale.get_units(), 10;
units=units*10;
if (units < 0)
units = 0.00;
//Rumus merubah nilai sensor ke satuan grams
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 55
41
ounces = units * 0.35274;//0.035274
Serial.print(units);
Serial.print(" grams");
Serial.print(" calibration_factor: ");
Serial.print(calibration_factor);
Serial.println();
4.4 Pengujian Rangkaian LCD
Pengujian ini dilakukan dengan cara melihat status lcd apakah hidup atau
tidak saat sensor berat atau sensor hx711 membaca beban ketika beban diletakkan
di atas loadcell. Dari hasil pengujian di dapatkan hasil yaitu disaat sensor berat
mendeteksi beban maka lcd akan aktif. Untuk cara kerja lcd, ketika beban lebih
dari 59 gram maka lcd akan menampilkan keluaran "berat melebihi", dan ketika
sensor membaca beban kurang dari 59 gram maka lcd akan menapilkan tampilan
"berat normal". Berdasarkan keterangan di atas adapun program yang diisikan ke
mikrokontroller untuk lcd adalah sebagai berikut:
#include <LiquidCrystal.h>
LiquidCrystal lcd(13, 12, 7, 6, 5, 4);
void setup()
lcd.begin(16, 2);
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("Berat: ");
lcd.setCursor(7, 1);
lcd.print("units,1");
lcd.print(" gram");
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print(" Selamat Datang ");
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 56
42
Gambar 4.2 Hasil Pengujian LCD
4.5 Pengujian Rangkaian Buzzer
Pengujian ini dilakukan dengan cara melihat status Buzzer apakah aktif
atau tidak saat sensor berat atau sensor hx711 mendeteksi beban benda. Dari hasil
pengujian di dapatkan hasil yaitu disaat sensor hx711 mendeteksi berat benda
yang melebihi kapasitas maka Buzzer akan aktif.
//Menghidupkan dan mematikan buzzer
digitalWrite(buzzer,1);
delay(500);
digitalWrite(buzzer,0);
delay(100);
4.6 Gambar Pengujian Alat
Gambar 4.3 Pengujian Tampilan Awal
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 57
43
4.6.1 Pengujian Berat Normal
Beban diletakkan di atas jembatan timbang dimana dibawah nya
terletak load cell dan kemudian akan dibaca oleh mikrokontroller
dengan output tampilan pada LCD.
Gambar 4.4 Pengujian Beban Normal
4.6.2 Pengujian Berat Melebihi
Beban diletakkan di atas jembatan timbang dimana dibawah nya
terletak load cell dan kemudian akan dibaca oleh mikrokontroller.
Gambar 4.5 Pengujian Beban MelebihI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 58
44
4.6.3 Pengujian Berat Melebihi
Beban diletakkan di atas jembatan timbang dimana dibawah nya
terletak load cell dan kemudian akan dibaca oleh mikrokontroller.
Gambar 4.6 Pengujian Beban Melebihi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 59
45
4.2 Analisa Sistem
4.2.1 Sensor Berat
4.2.1.1 Kalibrasi
a. Pengertian Kalibrasi
Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat
sesuai dengan rancangannya. Kalibrasi bisa dilakukan dengan membandingkan
suatu standar yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan
bahan bahan acuan tersertifikasi.
b. Fungsi Kalibrasi :
Menjaga kendala mutu dengan memastikan kinerja dan akurasi
berbagai instrument yang digunakan melalui penentuan penyimpangan nilai
standar dengan nilai yang ditunjukkan alatukur, atau dengan kata lain untuk dapat
memastikan akurasi dari alat ukur tersebut sehingga instrument yang digunakan
dapat menghasilkan pengukuran yang akurat. Berikut adalah gambar anak
timbangan kelas m2 yang digunakan sebagai acuan kalibrasi sensor.
Gambar 4.7 Batu Timbangan
Tabel 2.6 Kesalahan Maksimum Batu Timbangan
Massa
Nominal
±ᵟm dalam mg
Kelas M1 Kelas M2
50 gr 3,0 10
100 gr 5 15
200 gr 10 30
5 Kg 250 750
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 60
46
c. Proses Kalibrasi Sensor
Proses kalibrasi sensor digunakan anak timbangan atau batu
timbangan sebagai tutuk acuan dasar. Dan acuan dalam menghitung berat dalam
bentuk gram.
#include "HX711.h"
HX711 scale(9, 10);// dt,sck Pada HX711
float calibration_factor = 4540;//4630;//2230; // this calibration factor is
adjusted according to my load cell
void loop()
scale.set_scale(calibration_factor); //Adjust to this calibration factor
Serial.print("Reading: ");
units = scale.get_units(), 10;
units=units*10;
if (units < 0)
units = 0.00;
//Rumus merubah nilai sensor ke satuan grams
ounces = units * 0.35274;//0.035274
Serial.print(units);
Serial.print(" grams");
Serial.print(" calibration_factor: ");
Serial.print(calibration_factor);
Serial.println();
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 61
47
Gambar 4.8 Hasil Tampilan Kalibrasi
Berikut adalah hasil data pengukuran kalibrasi sensor menggunakan batu
timbangan 50 gram, 100 gram, dan 200 gram.
Tabel 2.7 Hasil Data Kalibrasi Batu Timbangan
Batu
Timbangan
Interval Pengukuran Rata-Rata
1 2 3 4
50 gr 50,3 50,1 50,0 50,0 50,1
100 gr 99,9 100,0 100,0 100,0 99,975
200 gr 203,0 204,0 202,0 202,0 202,75
4.2.1.2 Analisa Keseluruhan Rangkaian
Dengan sistem jembatan timbang maka pengambilan data
percobaan dilakukan dua kali, yang pertama menghitung berat mobil
beban dan yang yang kedua dengan menghitung berat mobil pertama dan
mobil kedua yang akan dijadikan beban pada mobil pertama untuk
perbandingan data sebagai berikut :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 62
48
1. Data percobaan penghitungan berat mobil yang akan dijadikan beban :
Tabel 2.8 Hasil Data Percobaan Berat Beban
PERCOBAAN 1
(Mobil Police)
PERCOBAAN 2
(Mobil Hitam)
PERCOBAAN 3
(Mobil Merah)
Indikator
Berat
Jumlah
Berat (gr)
Indikator
Berat
Jumlah
Berat (gr)
Indikator
Berat
Jumlah
Berat (gr)
Berat
normal 20,9
gram
Berat
melebihi,
Buzzer
Hidup
59,9
gram
Berat
melebihi,
Buzzer
Hidup
175,2
gram
2. Data Percobaan Mobil dengan beberapa sample:
Tabel 2.9 Hasil Pengukuran Mobil
D
D
Dengan menggunakan Metode Eksperimen, Telah di dapat perbandingan
analisa pengukuran antara pengukuran alat dengan pengukuran secara
konvensional, berikut data percobaan dan perhitungan % Error dalam alat yang
dibuat untuk mencapai keberhasilan pengukuran secara konvensional.
Benda yang
diuji
Hasil Pengukuran (g) Rata-Rata (g)
1 2 3 4 5
Mobil
Police
20,7 21,0 20,7 20,7 20,9 20,8
Mobil Besi 59,9 60,1 59,9 60,0 59,7 59,92
Mobil
Pemadam
78,2 72,6 72,8 72,9 72,8 73,86
Mobil
Merah
171,4 175,3 175,1 175,2 175,1 174,42
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 63
49
3. Data Percobaan Pengukuran Menggunakan Timbangan Konvensional.
Tabel 3.10 Hasil Pengukuran Load Cell dengan Timbangan Konvensional
Warna/Bentuk Mobil Hasil Pengukuran
Load Cell (g)
Hasil Pengukuran
Konvensional (g)
Mobil Police 20,8 g 20 g
Mobil Pemadam 73,86 g 72 g
Mobil Besi (Hitam) 59,92 g 60 g
Mobil Merah 174,42 g 172 g
Berikut, adalah gambar hasil tampilan pengukuran timbangan konvensional.
(A) (B)
Gambar 4.9 Hasil Pengukuran Konvensional (a) 20 g dan (b) 60 g
(C) (D)
Gambar 4.10 Hasil Pengukuran Konvensional (c) 72 g dan (d) 172 g
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 64
50
Berikut perhitungan % Error antara hasil pengukuran alat dengan hasil
pengukuran timbangan konvensional untuk menentukan apakah alat yang dibuat
berhasil atau tidak.
a) Error untuk beban Mobil Police
( ) –
( )
( )
b) Error untuk beban Mobil Pemadam
( ) –
( )
( )
c) Error untuk beban Mobil Besi (Hitam)
( ) –
( )
( )
d) Error untuk beban Mobil Merah
( ) –
( )
( )
Jadi, Total Rata-rata error dari semua data yang sudah diukur adalah.
( )
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 65
51
Berdasarkan hasil rata-rata error yang di dapat, maka dapat diketahui
bahwa error dari jembatan timbang yang dibuat sudah diminimalkan dan
pengkalibrasian dari load cell tersebut sudah hamper tepat. Pengujian alat secara
keseluruhan ini dilakukan dengan membandingkan data saat beban di timbang
menggunakan timbangan digital dengan alat yang sudah dibuat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 66
52
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan tahap perancangan dan pembuatan sistem yang
kemudian dilanjutkan dengan tahap pengujian alat, serta pengambilan data maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Telah berhasil dibuat seperangkat sistem alat otomatis sederhana
proteksi beban berlebih dengan sistem jembatan yang sudah dikalibrasi
menggunakan batu timbangan agar hasil pengukuran akurat sesuai
dengan hasil pengukuran konvensional pada umumnya. Dengan minimal
ralat % error sekitar 2,0275%.
2. Dari pengukuran yang dilakukan, ketika loadcell mendapatkan tekanan
dari benda di atasnya kemudian mikrokontroller mengolah dan
mengeluarkan hasil lalu dengan modul penguat HX711 membaca berat
dari benda tersebut serta menganalisa bahwa berat beban melebihi dan
secara otomatis alarm berbunyi. Alarm berhasil berbunyi pada saat berat
59 g sesuai dengan kapasitas yang sudah ditentukan dan dibuat ke dalam
program.
3. Pada timbangan elektronik ini menggunakan loadcell sebagai pendeteksi
berat mobil-mobilan. Setelah mobil-mobilan melewati jembatan timbang
yang kemudian ditimbang maka akan keluar kode dari timbangan ini dan
akan disimpan pada EEPROM (Electrically Erasable Programmable
Read-Only Memory) Mikrokontroler ATmega 328. Pada saat mobil-
mobilan diletakkan di atas jembatan timbang, maka nilai beratnya akan
secara otomatis tampil pada Liquid Crystal Display (LCD).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 67
53
5.2 Saran
Dari hasil tugas akhir ini penulis menyadari bahwa alat ini masih sangat
membutuhkan banyak pengembangan baik dari segi penggunaan dan sistem
kerja, maka penulis mempunyai beberapa saran demi kemajuan dan
pengembangan alat ini, sebagai berikut :
1. Sebaiknya fungsi alat ini diharapkan bisa diperluas lagi supaya tidak
hanya bisa membuat sistem simulasi jembatan timbang untuk
mengukur berat beban pada saat mobil-mobilan melewati jembatan
dalam berat 5 kg saja, tetapi bisa mengukur beban lebih dari 5 kg.
2. Sebaiknya sistem ini tidak hanya bisa memberikan informasi beban
berlebih dalam tampilan layar LCD dan PC serta memberikan
peringatan berupa bunyi buzzer saja tapi untuk peneliti berikutnya
dapat memvariasikan cara pemberian informasi tersebut seperti
dengan keluaran suara operator dan lainnya.
3. Sebaiknya lebih teliti lagi dalam proses kalibrasi sensor.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Page 68
54
DAFTAR PUSTAKA
Bishop, Owen. 2004. Dasar-Dasar Elektronika. Jakarta: Erlangga
Budiharto,Widodo dan Sigit Firmansyah. 2010. Elektronika digital dan
mikroprosesor. Yogyakarta: ANDI
Istiyanto, Jazi eko. 2008. Pengantar elektronika dan Instrumentasi.
Yogyakarta: ANDI
PaulMalvino,Albert,(1994),Elektronika Komputer Digital,Terjemahan Penerbit
Erlangga, Jakarta.
http://produk-inovatif.com/blog/2017/10/09/timbangan-5kg-hx711/
Diakses pada Tanggal : 30/03/2018, Pukul : 20:10
http://ecadio.com/mengenal-dan-belajar-arduino-nano
Diakses pada Tanggal : 30/03/2018, Pukul : 20:15
https://www.google.com/amp/s/djukarna4arduino.wordpress.com/2015/01/19/
Diakses pada Tanggal : 30/03/2018, Pukul : 20:20
http://www.leselektronika.com/2012/06/liguid-crystal-display-lcd-16-x-2.html
Diakses pada Tanggal : 01/04/2018, Pukul : 13:45
http://r-dy-techno.blogspot.co.id/2013/06/pengertian-dan-prinsip-kerjabuzzer.html
Diakses pada Tanggal : 01/04/2018, Pukul : 14:47
https://www.loadcellteori.wordpress.com
Diakses pada Tanggal : 01/04/2018, Pukul : 15:15
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA