Otitis Media Supuratif Kronik Oleh Noval Anwar 0121649
Otitis Media Supuratif Kronik
Oleh Noval Anwar
0121649
Definisi Otitis Media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius,
antrum mastoid dan sel-sel mastid. Gangguan telinga yang paling sering adalah infeksi eksterna dan media. Sering terjadi pada anak-anak dan juga pada orang dewasa. Otitis Media terbagi menjadi 2 yaitu :
• Otitis Media Superatif• Oitis Media Superatif Akut• Otitis Media Superatif Kronis• Otitis Media Non Superatif• Otitis Media Serosa Akut (basotrauma : eerotitis)• Otitis Media serosa Kronis (Glue Ear)
(Soepardi, Arsyad, 2003)
Otitis Media Superatif Kronik (OMSK) atau Otitis Media Perforata (OMP) adah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membrane timpani dan secret yang keluar dari telinga tengah terus meerus atau hilang timbul. Secret mungkin encer atau kental, bening, aau berupa pes (nanah).
• (soepardi, Arsyad, E., 2003)
Klasifikasi
OMSK dibagi menjadi 2 jenis yaitu :• OMSK tipe benigna (tipe mukosa = tipe aman)
Proses peradanganterbatas pada muosa saja, dan biasaya tidak mengenai tulang. Peforasi terletak di sentral. Umumnya OMSK tipe benigna jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Pada OMSK tipe enigna tidak terdapat kolesteatom.
• OMSK tipe maligna (tipe tulang= tipe bahaya)OMSK tipe maligna ialah OMSK yang disertai dengan kolesteatoma. Perforasi terletak pada margina atau di atik. Kadang-kadang terdapat juga koesteatoma dengan perforasi subtotal. Sebagian koplikasi yang berbahaya atau total timbul pada atau fatal, timbul pada OMSK tipe maligna.
Etiologi• Faktor penyebab penyakit infeksi telinga tengah supuratif menjadi kronis antara lain:
Gangguan fungsi tuba eustachius yang kronis akibat :Infeksi hidung dan tenggorok yang kronis atau berulang. Pathogen tersering yang diisolasi dari telinga pasien dengan OMSK adalah P. Aeruginosa dan S. Aureus. Bakteri anaerob juga sering ditemukan dalam penelitian. Jamur biasanya jarang muncul kecuali bila terdapat super infeksi pada liang telinga.
(Buchman, 2003)• Obstruksi anatomic tuba eustachius parcial / total• Perforasi membrane timpani yang menetap• Terjadinya metaplasia skuamosa atau perubahan patologik menetap lainnya pada telinga
tengah.• Obstruksi menetap terhadap aerasi telinga tengah atau rongga mastoid. Hal ini dapat
disebabkan oleh jaringan parut, penebalan mukosa, polip, jaringan granulasi (timpanosklerosis).
• Terdapat daerah-daerah dengan sekuester atau osteomielitis persisten di mastoid.• Faktor-faktor konstitusi dasar seperti alergi, kelemahan umum, atau perubahan mekanisme
pertahanan tubuh.
Patofisiologi dan Pathway• Umumnya Otitis Media dari Nasofaring yang kemudian mengenai
telinga tengah, kecuali pada kasus yang relative jarang, yang mendapatkan infeksi bakteri yang membocorkan membrane timpani stadium awal. Komplikasi ini dimulai dengan hipertermi dan edema pada mukosa tuba eusthacius bagian faring, yang kemudian lumennya depersempit oleh hiperplasi limfoid pada submukosa.Gangguan ventilasi telinga tengah ini disertai oleh terkumpulnya cairan eksudat dan transudat dalam telinga tengah. Akibatnya telnga tengah menjadi sangat rentan terhadap infeksi bakteri yang dating langsung dari nasofaring , selanjutnya factor ketahanan tubuh pejamu dan virulensi bakteri menentukan progresivitas penyakit
Invasi Bakteri
Infeksi Telinga Tengah
Proses Peradangan Peningkatan Produksi Tekanan Udara Pengobatan tak tuntas
Cairan Serosa Telinga Tengah / episode berkurang
Akumulasi Cairan Retraksi Membrane Infeksi berlanjut dapat
Mukus dan Serosa Timpani Sampai telinga dalam
Hantaran suaraUdara yang diterimamenurun terjadi erosi pada
tindakankanalis semisirkuralis
mastoidektomi
Nyeri
Gangguan persepsi sensori Kurang
Pengetahuan cemas Resiko Infeksi
Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala OMSK yaitu :• Perforasi pada marginal atau pada titik atau sentral yaitu
perforasi yang terletak di pers flaksida pada membrane timpany.
• Abses / fistel netroaurikuler (belakang telinga)• Polip atau jaringan granulasi di MAE yang berasal dari
dalam telinga tengah.• Adanya secret berbentuk nanah / pes dan berbau khas. • (Soepadi, Arsyad E. 2003)
Penatalaksanaan
1. Terapi OMSK• Tidak jarang memerlukan waktu lama serta harus berulang-
ulang. Secret yang keluar idak cepat kering atau selalu kambuh lagi. Keadaan ini antara lain di sebabkan oleh satu atau beberapa keadaan, yaitu :
• Adanya perforasi membrane timpani yang permanen sehingga telinga tengah berhubungan dengan dunia luar.
• Terdapat sumber infeksi di laring, nasofaring, hidung dan sinus paranasal.
• Sudah terbentuk jaringan patologik yang irreversible dalam rongga mastoid.
• Gizi yang kurang
2. Tindakan pembedahan• Mastoidektomi sederhana• Operasi dilakukan pada OMSK tipe benina yang dengan
pengobatan konservatif tidak sembuh. Dengan tindakan operasi ini dilakukan pembersihan ruang mastoid dari jaringan patogik. Tujuannya ialah supaya infeksi tenang dan telinga tidak berair lagi pada operasi ini fungsi pendengaran diperbaiki.
• Mastoidektomi radikal• Operasi ini dilakukan pada OMSK aligna dengan infeksi atau
kolesteatom yang sudah meluas. Tujuan operasi ini adalah untuk membuang semua jaringan patologis dan mencegah komplikasi ke intracranial.
• Mastoidektomi radikal (operasi bondy) • operasi ini dilakukan pada OMSK dengan kolesteatom di daerah
atik, tetpi belum merusak kavum timpani. Tujuan operasi ialah untuk membuang semua jaringan patologik dari rongga mastoid, dan mempertahankan pendengaran yang masih ada.
KomplikasiMenurut Adam dkk, komplikasi OMSK diklasifikasikan sebagai berikut :• Komplikasi di telinga tengah
1. Perforasi persisten2. tulang pendengaran3. Paralis nervus fasial
• Komplikasi di telinga dalam1. Fistel labirin2.Labirinitis supuratif3.Tuli saraf
• Komplikasi ekstrasdural1.Abses ekstradural2. Thrombosis sinus lateralis3. Petrositis
• Komplikasi ke susunan saraf pucat1.Meningitis2.Abses otak3. Hidrosefalus
Asuhan Keperawatan
• PENGKAJIANAnamnesa :
Tanda-tanda dan gejala utama infeksi eksterna da media adalah nyeri serta hilangnyapendengaran. Data harus disertai pernyataan mengenai mulai serangan, lamanya, tingkat nyerinya. Rasa nyeri timbul karena adanya tekanan kepada klit dinding saluran yang sanga snsitif dan kepada membrane timpanioleh cairan geah radang yang terbentuk didalam telinga tengah. Saluran eksterna yang penuh dan cairan di telinga tengah mengganggu lewatnya gelombang suara, hal ini menyebabkan pendengaran berkurang. Penderita dengan infeksi telinga perlu ditanya apakah ia mengerti tentang cara pecegahannya
Pemeriksaan fisik :Telinga eksterna dilihat apakah ada cairan yang keluar dan ila ada harus diterangkan. Palpasi pada telinga luar menimbulkan nyeri pada otitis eksterna dan media. Pengkajian dari saluran luar dan gendang telinga (membrane timpani). Gendang telinga sangat penting dalam pengkajian teliga. Karena merupakan jendela untuk melihat proses penyakit pada telinga telinga. Membrane timpani yang normal memperlihatkan warna yang sangat jelas, terlihat ke abu-abuan. Terletak pada membrane atau terlihat batas-batasnya. Untuk visualisasi telinga luar dan gendang harus digunakan otoskop.
Diagnosa Keperawatan
Pre Operasi• Cemas berhubungan dengan prosedur
tindakan pembedahanPost Operasi• Nyeri berhubungan dengan indakan
pembedahan mastoidektomi• Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan
post operasi mastoidektomi
Perencanaan kepeawatan
1. Cemas berhuungan dengan prosedur tindakan pembedahanTujuan :
• Kecemasan pasien berkurang atau hilangKH :
• Pasien tidak lagi terlihat gelisahIntervensi :
• Kaji tingkat kecemasan pasien dan keluarga tentang prosedur tindakan pembedahan
• Jelaskan pada pasien tentang apa yang harus dilakukan sebelum dan sesudah tindakan pembedaan
• Berikan reinforcement positif atas kemampuan pasien• Libatkan keluarga untuk memberika seangat pada pasien
• Post Operasi1. Nyeri berhubungan dengan tindakan pembedahan
matoidektomiTujuan :
• Nyeri pasien berkurangKH :
• Pasien tidak lagi meringis kesakitanIntervensi :
• Kaji tingkat nyeri pasien• Kaji factor yang memperberat dan memperingan nyeri• Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri• Ajarkan pada pasien untuk banyak istirahat baring• Beri posisi yang nyaman• Kolaborasi pemberian analgeik
2. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan post operasi mastoidektomiTujuan :
• Resiko infeksi tidak terjadiKH :
• Tidak ada kemerahan di telinga pasien• Tidak ada lesi dan edema
Intervensi :• Kaji kemungkinan terjadi infeksi / tanda-tanda infeksi• Observasi pasien• Lakukan perawatan ganti balutan engan teknik steril setelah 24 jam dari
operasi• Kaji keadaan daerah operasi• Gani tampon setiap hari• Pasang pembalut teka biladilakukan insisi mastoid• Bersihkan daerah operasi setelah 2-3 minggu• Anjurkan pasien untuk control• Kolaborasi pemberian antiiotik
Evaluasi
Evaluasi merupakan proses yang innteraktif dan kontinyu, karena setiap tindakan keperawatan respon pasien dicatat dan dievaluasi dalam hubungannya dengan hasil yang diharapkan.Kemudian berdasarkan respon pasien, revisi, intervensi keperawatan/hasil pasien yang mungkin diperlukan pada tahap evaluasi mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan yaitu pasien tidak mengalami kecemasan, nyeri hilang atau berkurang,resiko infeksi tidak terjadi.
Laporan kasus1. PENGKAJIAN Pengkajian ini dilakukan pada hari Rabu, 27 November 2013, di ruang Anggrek II , RSUD Dr. Moewardi
Surakarta dengan metode Allowanamnesa dan Autoanamnesa.
IDENTITAS Identitas klien
Nama : Ny. T Umur : 35 thPendidikan Terakhir : SMAAgama : IslamStatus Perkawinan : kawinPekerjaan: Ibu Rumah TanggaGol. Darah : OAlamat : Dk. Pudak Rt/Rw 03/01, Sarimulyo, Ngawen, Blora, JatengDiagnosa Medis : Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)
Identitas Penanggung Jawab• Nama : Tn. H• Umur : 42 th• Pendidikan Terakhir : SMA• Agama : Islam• Hubungan dg Klien : Suami• Pekerjaan : Buruh• Alamat : Dk. Pudak Rt/Rw 03/01,
sarimulyo, Blora, Jateng
Riwayat Kesehatan• Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri (cenut-cenut) pada telinga sebelah kiri.• Riwayat Kesehatan Saat Ini
Pasien datang ke RSUD Dr. Moewardi pada tanggal 23 November 2013 dikarenakan telinganya kemasukan air dan kemudian keluar cairan berbau dan warnanya kekuningan.
• Factor pencetus : menderita Otitis Media Supuratif Kronik• Faktor timbul : Hilang timbul• Faktor yang memperberat : Jika telinga pasien merasa nyeri pasien hanya bisa menangis
menahan nyeri dan keluarga telah mengupayakan dengan cara memeriksa ke dokter THT dan kemudian dirujuk dan dilakukan operasi.
• Riwayat Kesehatan Masa LaluPasien mengatakan pernah masuk rumah sakit dengan penyakit Otitis Media Akut, atau OMA , kemudian telah dioperasi dan penyakitnya kini bertambah menjadiOMSK atau Otitis Media Supuratf Kronik.
• Riwayat Kesehatan KeluargaKeluarga pasien biasa hidup seerhana dan apa adanya. Pasien dan keluarga tidak mempunyai penyakit menular ataupun keturunan.
Genogram
Keterangan
: Perempuan: Laki-laki
: Meninggal: pasien
RIWAYAT LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL• Tipe tempat tinggal : B• Jumlah Kamar : 3 Buah• Jumlah penghuni : 4 Orang• Kondisi tampat tinggal : Bersih, nyaman PENGKAJIAN SISTEM TUBUH• Keadaan umum : Sedang• Tingkat Kesadaran : Komposmentis• GCS : E : 5 , M : 5, V : 6• TTV : TD : 120/80 mm/Hg• N : 95x/menit• Rr : 20x/menit• S : 36’ c
System Pengindraan Data Subyektif : • Pasien mengatakan tidak punya riwayat epilepsy• Pasien mengatakan mulai mengalami gangguan pendengaran• Kemampuan pendengaran kurang• Telinga agak bergengung• Tidak ada nyeri hidung• Pasien mengatakan nyeri pada telinga sebelah kiriData Obyektif :• Pemeriksaan telinga :• Inspeksi telinga luar : terpasang perban• Inspeksi telinga dalam : terdapat cairan kekuningan, dari dalam telinga, berbau• Palpasi daun telinga : terasa nyeri apabila dibersihkan serumen yg ada di
dalam Telinga pasien.
Analisa DataNo Data Fokus Kemungkinan Penyebab Masalah Kep.
1 DS : pasien mengeluh pendengarannya berkurangDO: Terlihat ada perban di telinga
sebelah kiri Terlihat ada serumen di dalam
telinga pasien Terlihat ada pus, dan berbau
Peningkatan produksi cairan serosa
Akumulasi cairan mucus dan serosa
Hantaran suara udara yang diterima menurun
Gangguan persepsi sensori
Gangguan persepsi sensori
2 DS : pasien mengeluh cemas karena takut pendengarannya berkurang pasca operasiDO : Pasien terlihat murung Pasien terlihat gelisah
Invasi bakteriInfeksi telinga tengah
Pengobatan tak tuntas/ episode berulang
Infeksi berlanjut sampei telinga dalamTindakan Mastoidektomi
Cemas
cemas
3. DS : Pasien mengatakan nyeri pada telinga bagian kiriDO : Pasien terlihat kesakitan Ada perban di telinga sebelah
kiri Ekspresi
wajah pasien meringis kesakitan
Invasi Bakteri
Infeksi telinga tenah
Proses peradangan
Nyeri
nyeri
Diagnosa Keperawatan
• Perubahan persepsi/ sensori berhubungan dengan gangguan lewatnya gelombang suara
• Cemas berhubungan dengan kemungkinan penurunan pendengaran lebih besar setelah operasi
• Nyeri berhubungan dengan proses peradangan
Intervensi
No Tujuan Rencana Keperawatan Rasional TTD
1 Kamis, 28 November 2013 jam 11.30 WIBSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, klien akan mengalami peningkatan persepsi/ sensori pendengaran sampai pada tingkat fungsionalKH :
Pasien mengatakan pendengarannya semakin membaik
Pasien tidak perlu menggunakan alat bantu pendengaran
Ajarkan klien untuk menggunakan dan merawat alat pendengaran secara tepat
Istruksikan klien untk menggunakan teknik-teknik yang aman sehingga dapat mencegah terjadinya ketulian lebi jauh
Observasi tanda-tada awal kehilangan pendengaran yang lanjut
Instruksikan klien untuk menghabiskan seluruh dosis antibiotic yang diresepkan (bak itu antibiotic sestemik maupun local)
Keefektifan alat pendengaran tergantung pada tipe gangguan/ketulian, pemakai serta perawatannya yang tepat
Apabila penyebab pokok ketulian tidak prograsif maka pendengaan yang tersisa sensitive terhadap trauma dan infeksi sehinggaharus dilindungi
Penghentian terapi antibiotika sebelum waktunya dapat menyebabkan organism sisa berkembang biaksehingga infeksi akan berlanjut
2 Kamis , 28 November 2013 Jam 12.00 WIBSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam klien mampu mengungkapkan kekhawatiran atau ketakutanKH :
Pasien tidak merasa ketakutan
Pasien merasa rilex
Diskusikan mengenai kemungknan kemajuan dari fungsi pendengaran untuk mempetahankan haapan klien dalam berkomunikasi
Berikan informasi mengenai klien yang juga penah mengalami gangguan seperti yang dialami kliendan menjalani operasi
Berikan informasi mengenai sumber-sember dan alat-alat yang tersedia yang dapat membanu klien (persiapan preoperasi, intraoperasi danpost operasi)
Berikan support sitem (perawat, keluarga atau teman dekat dan pendekatan spiritual
Reinforcement terhadap potensi dan sumber yang dimiliki berhubungan dengan tindakan operasinya
Menunjukkan kepada klien bahwa diadapat berkomunikasi engan efektif tanpa menggunakan alat khusus, sehingga dapat mengurangi rasa cemasnya
Harapan-harapan yang tidak realistic tidak dapat mengurangi kecemasan yang dialaminya, justru malah menimbulkan ketidak percayaan klien terhadap perawat
Memungkinkn klien untuk memiih metode kounikasi yang palingtepat untuk kehidupannya sehari-hari disesuaikan dengan tingkat keterampilannya sehingga dapat mengurangi rasa cemas dan frustasinya
Dukungan dari beberapa orang yang memiliki pengalaman yang sama akan sangat membantu klien.
Agar klien menyadari sumber-sumber apa saja yang ada disekitarna yang dapat mendukung dia untuk berkomunikasi.
3 Kamis, 28 November 2013 jam 12.30 WIBSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, klien diharapkan bisa mengungkapkanbahwa nyeri berkurang dan klien mampu melakukan metode pengalihan suaraKH :
Pasien mengatakan nyeri berkurang / hilang
Pasien tida meringis kesakitan
Skala nyeri pasien berkurang
Ajarkan klien untuk mengalihkan suasana dengan melakukan metode relaksasi ataupun distraksi saat nyeri muncul
Kompres dingin disekitar area telinga
Atur posisi klien Untuk kolaborasi, beri
aspirin/analgesic sesuai instruksi , beri sedative sesuai indikasi
Kaji skala nyeri pasien
Metode pengalihan suasana dengan melakukan relaksasi bisa mengurangi nyeri yang diderita klien
Kompres dingin bertujuan untuk mengurangi nyeri karena rasa nyeri teralihkan oleh rasa digin disekitar area telinga
Posisi yang sesuai akan membuat klien merasa lebih nyaman
Analgesic meupakan pereda nyeri yang efektif pada pasien untuk mengurangi sensasi nyeri di dalam
Agar bisa mengetahui skala nyeri pasien
Implementasi No Hari/Tanggal/Jam Implementasi Respon TTD
1. Kamis , 28 November 2013 jam 10.00 WIB
Mengajarkan klien untuk menggunakan dan merawat alat pendenaran secara tepat
Menginstruksikan klien unuk menggunakan tekhnik-tekhnik yang aman sehngga dapat mencegah terjadinya ketulian lebihlanjut
Mengobservasi TTV, ehilangan pendengaran yang lanjut
Menginstruksikan klien untuk menghabiskan seluruh dosis antibiotic yang diresepkan (baik tu antibiotic sistemik mapun local)
Pasien mengerti Pasien mau mendengarkan
dan mengerti Pasien kooperatif Pasien mau mendengarkan
dan mengerti
2. Jumat, 29 November 2012 jam 09.00 WIB
Mendiskusikan mengenai kemungkinan kemajuan dari fungsi pendenaran untuk mempertahankan harapan klien dalam berkomunikasi
Memberikan informasi mengenai yang juga pernah mengalami gangguan seperti yang klien alami dan menjalani operasi
Memberikan informasi mengenai sumber-sumber dan alat-alat yang tersedia yang dapat membantu klien (persiapan pre operasi dan post operasi)
Memberikan support system (perawat, keluarga atau teman dekat dan pendekatan spiritual
Mereinforcementterhadap ptensi dan sumber yang dimiliki berhubungan dengan ndakan operasinya
Pasien bisa diajak berdiskusi dan mengerti
Pasien mengerti Pasien mengerti Pasien mau diberi support dan
lebih semangat Pasien mengerti
3. Sabtu, 30 November 2013 jam 12.00 WIB
Mengajarkan klien untuk mengalihkan suasana dengan meakukanmetode relaksasi ataupun distraksi saat nyeri muncul
Memberi kompres dingin disekitar area telinga
Mengatur posisi klien Mengkolaborasi dg tim medis,
memberi asprin/ analgesic sesuai instruksi, memberi sedative sesuai indikasi
Mengkaji skala nyeri pasien
Pasien mengerti dan mau menerapkan teknik yang sudah diajarkan
Pasien kooperatif Pasien kooperatif Pasien mau diberi obat sesuai dosis
yang diberikan oleh tim medis P : post operasi OMSK
Q : seperti ditimpa benda tumpulR : telinga kiriS : 6T : 30 menit
Evaluasi No
Hari/Tanggal/Jam Perkembangan TTD
1. Kamis, 28 November 2013 jam 11.00
S : pasien mengatakan masih kurang pendengarannyaO : telinga pasien masih di balut perban (post op.)A : masalah belum teratasiP : Lanjutkan intervens Mengkaji ketajaman pendengaran Mengobservasi KU pasien
2. Jumat, 29 November 2013 jam 10.00 WIB
S : pasien mengatakan sudah tidak cemas lagiO : Tampak tenang N : 85x/menitA : masalah teratasiP : Pertahankan Intervensi
3. Sabtu, 30 November 2013 jam 13.00 WIB
S : pasien mengatakan masih nyeriO : Skala nyeri 5A : Masalah teratasi sebagianP :
Lanjutkan ntervensi Observasi KU pasien Kaji skala nyeri pasien Berikan analgesic sesuai instruksi
Penutup KESIMPULAN
• Terdapat pembedaan kadar IL-1 serum pada penderita OMSK tipe bahaya yang lebih tinggi dibandingkan kadar IL-1 serum penderita OMSK tipe jinak. Kadar IL-1 serum darah vena pada OMSK tipe bahaya adala 0.1258±0.0005 pg/ml sedangkan kadar IL-1 serum darah vena pada OMSK tipe jinak adalah0.1248±0.0006 pg/ml
• Secara statistic perbedaan tersebut bermakna karena p < 0.001. namun kadar IL-1 serum darah vena belum dapat dijadikansebagai salah satu penanda penyakit OMSK tipe bahaya, karena belum dapat ditentukan kadar cut off point
SARANDengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat menelaah dan memahami apa yang telah tertulis dalam makalah ini sehingga sedikit banyak bisa menambah pengetahuan pembaca. Disamping itu penulis juga mengharapkan saran dan kritk dari pemaca sehingga penulis bisa berorientasi lebih baik pada makalah selanjutnya.