BAB I STATUS PASIEN I. ANAMNESIS A. Identitas Pasien Nama : Tn. W Umur : 51 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pekerjaan : Petani Alamat : Sriwedari, Karanganyar, Ngawi Status Perkawinan : Menikah Tanggal Periksa : 23 Juli 2013 No RM : 01207535 B. Keluhan Utama Nyeri pada kedua lutut C. Riwayat Penyakit Sekarang Sejak 1 tahun yang lalu pasien mengeluhkan nyeri di kedua lututnya. Pasien mengatakan nyeri tersebut hilang timbul. Kedua lutut terasa nyeri dan kaku hingga sulit untuk digerakkan terutama setelah bangun tidur pagi. Nyeri dirasakan selama kurang lebih 15 menit. Pasien tidak meminum obat ataupun jamu apapun untuk mengurangi nyeri tersebut karena nyeri sering hilang sendiri tanpa diapa-apakan.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
STATUS PASIEN
I. ANAMNESIS
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. W
Umur : 51 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Alamat : Sriwedari, Karanganyar, Ngawi
Status Perkawinan : Menikah
Tanggal Periksa : 23 Juli 2013
No RM : 01207535
B. Keluhan Utama
Nyeri pada kedua lutut
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak 1 tahun yang lalu pasien mengeluhkan nyeri di kedua lututnya.
Pasien mengatakan nyeri tersebut hilang timbul. Kedua lutut terasa nyeri dan
kaku hingga sulit untuk digerakkan terutama setelah bangun tidur pagi. Nyeri
dirasakan selama kurang lebih 15 menit. Pasien tidak meminum obat ataupun
jamu apapun untuk mengurangi nyeri tersebut karena nyeri sering hilang sendiri
tanpa diapa-apakan.
Tiga bulan yang lalu pasien mulai merasa lututnya makin nyeri dan
sulit untuk digerakkan, terutama saat berjalan namun nyeri hilang dengan
istirahat. Walaupun pasien merasa ada sedikit gangguan dalam berjalan, namun
pasien masih tidak memerlukan alat bantu apapun untuk berjalan.
Satu minggu yang lalu, pasien mengatakan keluhan – keluhan yang
dialaminya makin bertambah hebat. Lutut terasa nyeri dan panas, nyeri
dirasakan terus menerus dan makin bertambah bila digunakan untuk berjalan.
Nyeri sedikit berkurang dengan istirahat. Pasien kesulitan untuk berjalan dan
menjalankan aktivitas sehari-harinya, kemudian pasien berobat ke Puskesmas,
karena keluhan tidak membaik, pasien memutuskan ke RSUD Dr.Moewardi.
D. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat tensi tinggi : (+) sejak 3 tahun lalu, kontrol
di Puskesmas
Riwayat sakit gula : disangkal
Riwayat penyakit jantung : (+) sejak 6 bulan lalu, kontrol
di Puskesmas
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat trauma : disangkal
Riwayat operasi : disangkal
Riwayat mondok : (+) 1 minggu karena penyakit jantung
E. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat sakit serupa : disangkal
Riwayat tensi tinggi : disangkal
Riwayat sakit gula : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat asma : disangkal
F. Riwayat Kebiasaan
Riwayat merokok : (+) sejak 20 tahun yg lalu
@ 12 batang/hari
Riwayat minum alkohol : disangkal
Riwayat minum obat-obatan
penghilang rasa nyeri : disangkal
Riwayat olahraga : disangkal
G. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang petani, saat ini tinggal dengan istri dan anaknya. Pasien
makan sehari tiga kali, porsi sedang dengan lauk pauk tempe, tahu, telur, ikan,
2
jarang makan daging, buah-buahan dan minum susu. Pasien berobat di RSUD
Edukasi pasien, keluarga pasien, teman, adalah bagian integral dari
penatalaksanaan OA. Pasien harus didorong untuk berpartisipasi dalam program-
program yang ada misalnya Program edukasi pasien; Program self-management;
Kelompok pendukung Arthritis dsb.
Dalam studi-studi ternyata pasien yang berpartisipasi akan mengalami penurunan
rasa nyeri, penurunan frekuensi kunjungan ke dokter, peningkatan aktivitas fisik,
dan peningkatan kualitas hidup. Pasien didorong untuk membaca brosur, pamflet,
buku panduan dan melakukan konseling tentang OA yang di dapat dari
perkumpulan penderita OA, internet dan dari mana saja.
Dalam program ini pasien belajar memahami OA :
• Proses penyakit
• Prognosis
• Pilihan terapi
• Perubahan paradigma: bahwa OA dianggap sebagai penyakit yang tidak dapat
dihindari, merupakan proses penuaan.
Selain itu belajar mengurangi rasa sakit, latihan fisik dan relaksasi,
komunikasi dengan staf kesehatan, dan pemecahan masalah, dapat menghadapi
secara fisik, emosi dan mental, mempunyai kendali lebih baik terhadap OA,
meningkatkan percaya diri untuk hidup aktif dan mempunyai hidup yang tidak
tergantung orang lain.3 Hasil studi menegaskan bahwa konsep peningkatan
komunikasi dan edukasi adalah faktor penting untuk mengurangi rasa nyeri dan
28
meningkatkan fungsi pada pasien OA, selain itu bahwa program ini
menguntungkan untuk jangka panjang.
b.2) Terapi Fisik & Occupational Therapy
Mengurangi rasa sakit dengan cara non farmakologik. Terapi fisik
dengan panas atau dingin dan latihan fisik akan membantu menjaga dan
mengembalikan rentang gerakan sendi dan mengurangi rasa sakit dan kejang
otot. Mandi atau berendam air hangat akan mengurangi rasa sakit dan kekakuan.
Efek fisiologi dari suhu adalah relaksasi otot dan mengurangi rasa sakit. Walau
demikian pemakaian panas harus dipertimbangkan secara komprehensif bagi
pasien OA. Penderita ada yang melakukan penyembuhan tanpa obat.
• Handuk hangat, kantung panas (hot packs), atau mandi air hangat, dapat
mengurangi kekakuan dan rasa sakit.
• Kadang kantung es (cold packs) dibungkus handuk dapat menghilangkan rasa
sakit atau mengebalkan bagian yang ngilu. Tanyakan kepada dokter atau
terapi mana yang lebih cocok bagi pasien. Untuk OA di lutut, pasien dapat
memakai sepatu dengan sol tambahan yang empuk untuk meratakan
pembagian tekanan akibat berat, dengan demikian akan mengurangi tekanan
di lutut.
b.3) Latihan Fisik
Penelitian menunjukkan bahwa latihan fisik adalah penyembuhan yang
paling baik untuk OA. Olahraga dapat meningkatkan suasana hati (mood) dan
harapan (outlook), mengurangi rasa sakit, meningkatkan fleksibilitas,
memperbaiki jantung dan aliran darah, menjaga berat badan, dan memperbaiki
kebugaran secara umum. Olahraga juga tidak mahal, bila dilakukan dengan
benar, tidak ada efek samping. Jumlah dan bentuk olahraga tergantung dari
persendian yang terlibat, kestabilan dan apakah sudah pernah dilakukan
pembedahan.3 Dengan latihan fisik secara teratur (penguatan, rentang gerakan,
isometrik, isotonik, isokinetik, postural), kartilago dapat dipertahankan tetap
sehat, mendorong gerakan, dan membantu pengembangan otot dan tendon untuk
meredam tekanan dan mencegah kerusakan selanjutnya akibat OA. Sebaliknya
inaktivitas dan imobilisasi walau untuk periode pendek akan memperburuk atau
29
mempercepat berkembangnya OA.5 Latihan fisik dan penguatan quadriseps
akan meningkatkan fungsi fisik dan mengurangi kecacatan, rasa sakit,
pemakaian analgesik. Latihan fisik harus diajarkan kepada pasien sebelum
pasien mempraktekan di rumah. Latihan fisik sebaiknya dilakukan tiga sampai
empat kali sehari. Bila terasa sakit, kurangi pengulangan. Rujukan kepada
terapis fisik atau okupasi sangat dibutuhkan bagi pasien yang sudah cacat fungsi
sendinya. Terapis dapat menilai kekuatan otot, stabilitas sendi, dan dapat
merekomendasikan latihan fisik dan metoda untuk melindungi sendi yang
terkena, dari tekanan berlebihan. Terapis juga dapat memberikan alat bantu
seperti tongkat, bebat, dsb yang dipakai saat latihan fisik maupun kegiatan
sehari-hari. Latihan Fisik sebagai berikut :
Latihan Fisik Penyembuhan
Menjaga sendi bekerja sebaik mungkin
Latihan Fisik Aerobik: Meningkatkan kekuatan dan kebugaran, dan
mengontrol berat badan. Pasien harus belajar melakukan latihan ini
secara benar, karena kalau tidak, justru dapat menimbulkan masalah.
Contoh latihan fisik:
Latihan untuk menguatkan
o Latihan dengan ban elastik, alat tidak mahal, menambah resistensi
o Aktivitas aerobic : Membuat paru dan peredaran darah lebih baik
o Aktivitas rentang gerakan : Membuat sendi lentur, lemah gemulai
o Latihan kegesitan, ketangkasan : Menjaga kegesitan sehari-hari
o Latihan untuk menguatkan leher dan punggung
o Menguatkan tulang belakang kuat dan lentur
30
b.4) Istirahat dan merawat persendian
Rencana penyembuhan termasuk penjadwalan istirahat. Pasien harus
belajar mendeteksi tanda-tanda tubuh, dan tahu kapan harus menghentikan atau
memperlambat aktivitas, untuk mencegah rasa sakit karena aktivitas berlebihan.
Beberapa pasien merasakan teknik relaksasi, pengurangan stres, dan
biofeedback sangat membantu. Beberapa pasien menggunakan tongkat atau
bidai untuk melindungi persendian dari tekanan. Bidai atau penahan (braces)
memberikan dukungan ekstra pada otot yang lemah. Mereka juga menjaga
persendian pada posisi yang benar selama tidur maupun beraktivitas. Bidai
hanya dipakai untuk masa terbatas sebab otot membutuhkan latihan untuk
mencegah kekakuan dan kelemahan
31
b.5) Pengendalian Berat Badan
Kelebihan berat badan meningkatkan beban biomekanik pada sendi
penyangga berat dan ini adalah prediktor tunggal paling baik dari kebutuhan
operasi sendi. Pengurangan berat badan dikaitkan dengan pengurangan simtom
dan kecacatan. Walau penurunan hanya 2,5kg dapat menurunkan tekanan
biomekanik pada sendi penyangga beban. Walau intervensi diet untuk yang
berat badan berlebih masuk akal, tetapi ini membutuhakan motivasi yang kuat
dan program penurunan badan yang terstruktur. Diet yang sehat dan olahraga
akan sangat membantu.
a.6) Pembedahan
Ada 2 tipe terapi pembedahan : Realignment osteotomi dan replacement joint
1. Realignment osteotomi
Permukaan sendi direposisikan dengan cara memotong tulang dan merubah
sudut dari weightbearing. Tujuan : Membuat karilago sendi yang sehat
menopang sebagian besar berat tubuh. Dapat pula dikombinasikan dengan
ligamen atau meniscus repair.
2. Arthroplasty
Permukaan sendi yang arthritis dipindahkan, dan permukaan sendi yang
baru ditanam.Permukaan penunjang biasanya terbuat dari logam yang
berada dalam high-density polyethylene.
Macam-macam operasi sendi lutut untuk osteoarthritis :
o Partial replacement/unicompartemental
o High tibial osteotmy : orang muda
o Patella &condyle resurfacing
o Minimally constrained total replacement : stabilitas sendi dilakukan
sebagian oleh ligament asli dan sebagian oelh sendi buatan.
o Cinstrained joint : fixed hinges : dipakai bila ada tulang hilang dan severe
instability.
Indikasi total knee replacement :
32
Nyeri
Deformitas
Instability
Akibat dari Rheumatoid atau osteoarthritis
Kontraindikasi :
Non fungsi otot ektensor
Neuromuscular dysfunction
Infection
Neuropathic Joint
Prior Surgical fusion
Komplikasi :
Deep vein thrombosis
Infeksi
Loosening
Problem patella ; rekuren sublukssasi/dislokasi, loosening prostetic
component, fraktur, catching soft tissue.
Tibial tray wear
Peroneal palsy
Fraktur supracondyl femur
Keuntungan total knee replacement ;
1. Mengurangi nyeri
2. Meningkatkan mobilitas dan gerakan
3. Koreksi deformitas
4. Menambah kekuatan kaki (dengan latihan)
5. Meningkatkan kualitas hidup
33
DAFTAR PUSTAKA
Altman R.D et al,. 2000. Recommendations for the Medical Management of Osteoarthritis of
the Hip and Knee, American College of Rheumatology vol 43:9.
American Geriatrics Society Panel on Exercise and Osteoarthritis, Exercise Prescription for
Older Adults with Osteoarthritis Pain; The American Geriatrics Society.
Barrack L, Booth E, et all. 2006. OKU : Orthopaedic Knowledge Update 3. Hip and Knee Reconstruction Chapter 16 : Osteoarthritis dan Arthritis Inflamatoric.
Chapman, Michael W et al. 2001. Chapman’s Orthopaedic Surgery 3rd edition. Chapter 107: Osteotomies of The Knee For Osteoarthritis. Lippincott Williams & Wilkins. USA
Fransisca, Frank J et al. 2007. 5-Minutes Orthopaedic Consult 2nd edition. Lippincott Williams & Wilkins.USA
Hansen K.E; Elliot M.E. 2005. Osteoarthritis, Pharmacotherapy, A Pathophysiological
Approach, McGraw-Hill. USA.
Isbagio, Harry. 2000. CDK: Struktur Rawan Sendi dan Perubahannya pada Osteoartritis. Cermin Dunia Kedokteran.
National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Diseases, Handout on Health:
Osteoarthritis, Bethesda MD, July 2002.
Zegaria M.A., 2006. Osteoarthritisin Seniors, Key Elements in Disease Management, US