OSTEOARTHRITI S MELDA KHAIRUNISA 1102010162 Pembimbing : dr.Didiet Pratignyo sp.PD FINASIM
OSTEOARTHRITIS
MELDA KHAIRUNISA 1102010162
Pembimbing : dr.Didiet Pratignyo sp.PD FINASIM
Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit
sendi degeneratif yang berkaitan dengan
kerusakan kartilago sendi yang berkembang
lambat yang tidak diketahui penyebabnya
OSTEOARTHRITIS
Berkaitan dengan usia lanjut,terutama pada sendi-
sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban dan secara klinis ditandai dengan nyeri,
deformitas, pembesaran sendi dan hambatan gerak
FAKTOR RISIKO
Umur
Suku Bangsa
Jenis kelaminGenetik
FAKTOR RISIKO
Kegemukan dan Penyakit Metabolik
Kelainan Pertumbuhan
Cedera sendi,Pekerjaan dan Olah raga
Lain-lain
PATOGENESIS
PRIMER:kausanya tidak diketahui dan
tidak ada hubungannya
dengan penyakit sistemik
maupun proses perubahan local
pada sendi
SEKUNDER:adanya kelainan
endokrin, inflamasi, metabolic,
pertumbuhan, herediter, jejas
mikro dan makro serta
imbolisasi yang terlalu lama
PATOGENESIS
Terdapat dua perubahan morfologi utama yang mewarnai OA yaitu kerusakan fokal tulang rawan sendi yang progresif dan pembentukan tulang baru pada dasar lesi tulang rawan sendi dan tepi sendi(osteofit)
KELAINAN YANG DITEMUKAN PADA TULANG RAWAN
SENDI
PATOGENESIS
Tulang subkondral
Tulang rawan yang retak & lepas akan difagosit oleh leukosit lalu menempel dimembran sinovial rx. Inflamasi menghasilkan cairan synovial ab N tekanan intra artikuler>> cairan sinovial Ab N msk ke tulang subkondral , pembentukan tlg baru (eburnisasi&kista)
Kapsul sendi
Adanya benda asing akan merangsang membran sinovial memproduksi cairan sinovial Ab N persendian bengkak/inflamasi kapsul sendi kaku
Otot & sendi sekitar
sebagai kompensasi, untuk mengurangi rasa sakit, otot di sekitar persendian menjadi kaku & terjadi kontraksi gerak sendi menjadi terbatas.
Nodus Heberden dan Bouchard
Terjd karena degenerasi Membran kapsul& jar. Lunak sendi yang membentuk kista yang mengandung As.hialuronat → Metaplasia tulang & tulang rawan.
GEJALA KLINIS
NYERI SENDI•Bila sendi bergerak /menanggung beban .Nyeri ini berkurang bila pasien beristirahat, dan bertambah nyeri bila sendi digerakan.•kekakuan sendi setelah sendi tersebut tidak digerakan beberapa lama,tetapi kekakuan ini akan menghilang setelah sendi digerakan.
KETERBATASAN GERAK terutama tidak dapat berekstensi penuh, nyeri tekan lokal, pembesaran tulang disekitar sendi, sedikit efusi sendi dan krepitasi.
DEFORMITASPerubahan yang khas terjadi pada tangan. Nodus heberden atau pembesaran tulang sendi interfalang distal sering dijumpai. Nodus Bouchard lebih jarang ditemukan, yaitu pembesaran tulang sendi interfalang proximal
DIAGNOSIS
1. Anamnesa Keluhan Umum : Nyeri sendi Bertambah jika
bergerak dan berkurang jika istirahat. Kaku sendi setelah imobilitas Ada gangguan berjalan Riw. Keluarga Riw. Pekerjaan berat atau pemakaian satu sendi
yg terus-menerus Riw. Kel kongenital, obesitas, Ht, Dm, hemofilia,
Reumatik.
DIAGNOSIS
2. Pemeriksaan Fisik Kaku sendi setelah imobilisasi Krepitasi / rasa gemeretak pada sendi yang
sakit. Pembengkakan sendi terutama pada lutut /
siku. Tanda2 peradangan pd sendi (nyeri tekan,
gangguan gerak, rasa hangat yg merata, warna kemerahan)
Deformitas Nodus heberden dan bouchard
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Darah tepi(hemoglobin,leukosit,laju endap darah) dalam batas-batas normal, kecuali OA generalisata yang harus dibedakan dengan artritis peradangan.
Pemeriksaan imunologi (ANA,faktor reumatoid dan komplemen) negatif.
Cairan sendi sering kali juga normal. Pada OA yang disertai peradangan, mungkin didapatkan penurunan viskositas, pleositosis ringan sampai sedang, peningkatan ringan sel peradangan (<8000/m) dan peningkatan protein.
Radionuklida Scanning
Dengan menggunakan 99 m Tc-HDP :
- Terlihat peningkatan aktifitas tulang pada bagian subkondral
- Tampak penambahan vaskularisasi dan pembentukan tulang baru
- Terlihat daerah perselubungan sendi vertebra apofisial.
PENATALAKSANAAN
Tujuan utama dari penatalaksanaan adalah untuk mengurangi nyeri, peningkatan dari pergerakan sendi, peningkatan dari kekuatan sendi, dan mengurangi efek dari penyakit.
1. Pastikan OA primer/ sekunder
2. Terapi Psikologis / Edukasi Pasien
- Menerangkan bahwa peny. OA merupakan penyakit. Degeneratif, yang bisa dilakukan adalah mencegah Progresifitas.
- Rubah gaya hidup (menghindari aktivitas yang memperberat beban sendi, mengurangi berat badan, mengurangi beban dengan body jaket, ortosis, bulls pada sendi)
PENATALAKSANAAN
Terapi Farmakologis: Analgesik oral non opiat Analgesik topikal OAINS (Obat Anti Inflamasi Non Steroid)
OAINS sering dipakai karena untuk menghilangkan nyeri dan mengontrol synovitis. Oeh karena pasien OA kebanyakan usia lanjut, maka pemberian obat-obatan jenis ini harus sangat berhati-hati. Jadi pilihlah obat yang efek sampingnya minimal dan dengan cara pemakaian yang sederhana
Steroid intra artikuler
Suntikan kedalam sendi dapat membantu menghilangkan sinovitis. Namun bila dipakai terlalu sering, obat-obatan ini dapat menekan substansi dasar cartilago dan dengan demikian meningkatkan progresivitas artritis. Penelitian selanjutnya tidak menunjukan keuntungan yang nyata pada pasien OA, sehingga pemakaiannya masih kontroversial.
Tindakan Operasi :- Sendi lutut → Osteotomi tinggi untuk mengoreksi kelurusan pada
sendi lutut, dimana belum ada kerusakan yang menyolok pada sendi
a. Hermiarthroplasty, bila kerusakan satu kompartemen sendi
b. Arthroplasty total, bila seluruh kompartemen sendi rusak
c. Arthrodesis bila terdapat kerusakan pada sendi dan sendi tidak stabil pada orang muda
- Sendi Panggul
a. Osteotomi (Mc.Murrary) pd OA yang ringan dengan kel. Nyeri untuk mengubah pusat tekanan pada sendi pinggul
b. Arthroplasty total untuk melakukan penggantian sendi panggul secara keseluruhan baik kaput femur maupun asetabulum/pd kel lanjut
c. Artrodesis, umumnya pd pndrt muda dg kel. unilateral
PROGNOSIS
Prognosis OA umumnya baik. OA biasanya berjalan lambat. Problem utama yang sering dijumpai adalah nyeri bila sendi tersebut dipakai serta meningkatnya ketidakstabilan bila harus menanggung beban, terutama pada lutut. Masalah ini berarti orang tersebut harus membiasakan diri dengan cara hidup yang baru. Cara hidup yang baru ini sering kali meliputi perubahan pola makan yang sudah terbentuk seumur hidup dan olah raga, manipulasi obat-obat yang diberikan, dan pemakaian alat-alat pembantu. Sebagian nyeri dapat diatasi dengan obat-obat konservatif. Hanya hanya kasus berat yang memerlukan operasi.