GEOGRAFI
BAB I
PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI
A. Pengertian
geografi diartikan sebagai ilmu yang menjelaskan mengenai
persamaan dan perbedaan fenomena bumi yang dilihat dalam konteks
keruangan.
B. Ruang Lingkup
1. Kajian Fisik
Berdasarkan aspek fisik, geografi membahas tentang gejala-gejala
yang terjadi di Bumi, berati tidak hanya terjadi di permukaan bumi
saja tetapi bisa di angkasa, udara dan lain sebagainya.
Contohnya adalah proses pasang surut air laut, jenis
batuan, proses terjadinya hujan, perbedaan iklim, proses
terbentuknya stalaktit dan stalagmit.
2. Kajian Sosial
Kajian sosial atau bisa disebut dengan geografi manusia adalah
kajian terhadap kehidupan manusia terhadap lingkungannya.
Contohnya adalah masyrakat yang tinggal di pedesaan kebanyakan
memiliki pekerjaan sebagai petani.
3. Kajian Regional
Pada kajian geografi regional mempelajari tentang suatu fenomena
yang terjadi pada suatu wilayah tertentu.
Contohnya adalah tentang kepadatan penduduk di suatu wilayah,
persebaran jenis flora dan fauna.
C. Aspek Geografi
1. Aspek Fisik
a) Aspek Topologi
Aspek topologi merupakan bidang kajian geografi yang berkaitan
dengan letak atau lokasi suatu wilayah yang meliputi bentuk muka
buminya, luas area, dan batas-batas wilayahnya yang memiliki ciri
khas tertentu
b) Aspek Biotik
Aspek biotik merupakan bidang kajian geografi yang berkaitan
dengan karakteristik organisme (manusia, hewan dan tumbuhan) yang
menempati permukaan bumi.
c) Aspek Non Biotik
Aspek non biotik merupakan bidang kajian geografi yang berkaitan
dengan faktor-faktor lingkungan yang berupa benda mati yang
memiliki pengaruh terhadap kelangsungan hidup organisme yang ada di
permukaan bumi.
2. Aspek Non-Fisik
a) Aspek Sosial
Aspek sosial yang menjadi kajian dalam geografi misalnya adalah
tentang kehidupan dan interaksi sosial seperti interaksi desa dan
kota, sebaran adat dan tradisi, kelompok-kelompok masyarakat dan
lembaga sosial.
b) Aspek Ekonomi
Aspek ekonomi yang menjadi kajian dalam geografi misalnya
tentang persebaran dan jenis-jenis industri, perdagangan,
pertanian, perkebunan, pertambangan, transportasi, pasar dan
sebagainya
c) Aspek Budaya
Aspek budaya yang menjadi kajian dalam geografi misalnya tentang
unsur-unsur budaya dan persebarannya, agama, bahasa, kesenian
dan lain-lain.
d) Aspek Politik
Aspek politik yang menjadi kajian dalam geografi misalnya
tentang kepemerintahan dan kepartaian yang meliputi banyaknya
partai, sebaran/basis pendukung.
D. Objek Studi Geografi
a. Objek Material
Objek-objek material geografi adalah sebagai berikut.
1) Litosfer
Litosfer adalah lapisan batuan yang membentuk bentang alam,
seperti pegunungan, plato, dataran rendah, dan lapisan tanah.
2) Biosfer
Biosfer adalah lapisan kehidupan, meliputi kehidupan binatang
dan tumbuhan.
3) Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan udara, membentuk iklim dan cuaca.
4) Hidrosfer
Hidrosfer adalah lapisan air, antara lain sungai, laut, danau,
dan air tanah.
5) Antroposfer
Antroposfer adalah dinamika penduduk, seperti manusia dan
kehidupannya di permukaan bumi, termasuk jumlah penduduk, sistem
sosial, ekonomi, politik, budaya, dan teknologi.
b. Objek Formal
Objek formal geografi adalah cara pandang (pendekatan) dan
berpikir terhadap gejala yang ada di permukaan bumi. Gejala
tersebut baik berupa keadaan fisik maupun keadaan sosialnya.
Menurut Peter Hagget, pendekatan-pendekatan tersebut dikenal dengan
pendekatan keruangan (spatial approach). Selain itu, dalam geografi
juga dikenal pendekatan kelingkungan (ecological approach) dan
pendekatan kompleks wilayah (regional complex approach).
Objek formal inilah yang membedakan geografi dengan bidang ilmu
lainnya. Sebagai contoh, objek material batuan sedimen dikaji dalam
ilmu geologi dan geografi. Kajian geologi menjelaskan tentang
proses terjadinya batuan sedimen, struktur, dan komposisinya.
Kajian geografi menjelaskan tentang persebaran batuan sedimen yang
ada di permukaan bumi berdasarkan pendekatan keruangan (spasial),
kelingkungan (ekologi), dan kewilayahan (regional).
E. Tujuan Ilmu Geografi
1. Sebagai Ilmu Pengetahuan, Tujuan dari Geografi adalah :
· Mengembangkan Konsep Dasar Geografi Yang Berkaitan Dengan Pola
Keruangan Dan Prosesnya.
· Mengembangkan Pengetahuan, Peluang Dan Keterbatasan Sumber
Daya Alam Untuk Dimanfaatkan.
· Mengembangkan Konsep Dasar Geografi Yang Terkait Dengan
Lingkungan Sekitar Dan Wilayah Negara Atau Dunia.
2. Sebagai Keterampilan, Tujuan Geografi Adalah :
· Mengembangkan Keterampilan Mengamati Lingkungan Fisik,
Lingkungan Sosial, Dan Lingkungan Binaan.
· Mengembangkan Keterampilan Mengumpulkan, Mencatat Data, Dan
Informasi Yang Berkaitan Dengan Aspek Keruangan.
· Mengembangkan Keterampilan Analisis, Sistesis, Kencenderungan,
Dan Hasil-Hasil Dari Interaksi Berbagai Gejala Geografis.
3. Sebagi Sikap, Tujuan Dari Geografi Adalah :
· Menumbuhkan Kesadaran Terhadap Perubahan Fenomena Geografi Di
Lingkungan Sekitar.
· Mengembangkan Sikap Melindungi Dan Tanggung Jawab Terhadap
Kualitas Lingkungan Hidup.
· Mengembangkan Kepekaan Terhadap Permasalahan Dalam Pemanfaatan
Sumber Daya.
· Mengembangkan Sikap Toleransi Terhadap Perbedaan Sosial Dan
Budaya.
· Mewujudkan Rasa Cinta Tanah Air Dan Persatuan Bangsa.
F. Konsep Geografi
1. Konsep Lokasi
Konsep lokasi membahas mengenai letak dari obyek tersebut
terhadap sebuah titik referensi
a) Lokasi Absolut
Lokasi absolut adalah letak suatu daerah dilihat dari lintang
dan bujur lokasi tersebut. Lokasi absolut bersifat statis dan tidak
dapat diubah, karena obyek referensinya, yaitu lintang dan bujur,
juga tidak berubah.
Contoh lokasi absolut adalah letak astronomis Indonesia yang
terletak antara 6 derajat lintang utara sampai 11 derajat lintang
selatan serta 95 derajat bujur timur sampai 141 bujur timur
(6°LU-11°LS, dan 95°BT-141°BT).
b) Lokasi Relatif
lokasi relatif dapat berubah-ubah karena obyek referensinya
adalah obyek lain yang ada di dekat obyek yang akan diteliti.
Konsep lokasi relatif sangat penting karena dalam geografi, kita
mengenal hukum Tobler yang menyatakan bahwa suatu obyek pasti
memiliki pengaruh pada obyek disekitarnya.
Contoh lokasi relatif adalah ketika kita menjelaskan lokasi
rumah teman kita. Kita umumnya menggunakan istilah, lurus terus,
lalu belok kanan di per-empatan, nanti ada gapura masuk ke situ
aja, rumahnya di sebelah masjid.
2. Konsep Jarak
a) Jarak Absolut
Jarak absolut adalah jarak antar lokasi yang dinotasikan dalam
satuan panjang, seperti meter, kilometer, atau mil. Konsep jarak
absolut bersifat tetap dan tidak dapat diubah-ubah, sama seperti
lokasi absolut.
Contoh dari penerapan jarak absolut adalah ketika kita ingin
menyatakan jarak antar kota, misalnya jarak antara Jakarta dan
Bandung itu sekitar 300 km lho, atau nanti kita menginap di rumah
Tono saja, jaraknya dekat dengan sekolah, cuma 1 km.
b) Jarak Relatif
Berbeda dengan jarak absolut, jarak relatif tidak diukur
berdasarkan satuan panjang, tapi diukur berdasarkan satuan waktu.
Jarak relatif menjelaskan waktu yang diperlukan untuk melakukan
perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya.
Contoh dari penerapan jarak relatif adalah Jakarta ke Surabaya
membutuhkan waktu 15 jam jika menggunakan kereta, namun hanya 3 jam
jika menggunakan pesawat atau Jangan di rumah Tono ah nginepnya,
itu di depan rumahnya macet, ke sekolah saja bisa 20 menit
sendiri.
3. Konsep Keterjangkauan
Konsep keterjangkauan membahas mengenai seberapa mudah suatu
lokasi dapat diakses. Contoh pembangunan yang mementingkan
keterjangkauan adalah Transit Oriented Development
Konsep keterjangkauan meliputi seberapa mudah suatu lokasi dapat
diakses dari lokasi lainnya. Dalam kata lain, keterjangkauan adalah
hasil sintesa dari konsep lokasi dan konsep jarak ketika
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Konsep Pola
Konsep pola mencoba mengartikan struktur, bentuk, serta
persebaran aktivitas baik alami maupun sosial yang terjadi di
permukaan bumi. Pola juga dapat diartikan sebagai tatanan geometris
yang beraturan dari suatu obyek atau aktivitas yang ada.
5. Konsep Geomorfologi
Konsep geomorfologi membahas mengenai bentuk permukaan bumi yang
ada pada suatu lokasi. Bentuk permukaan bumi seperti pegunungan,
gunung berapi, lembah, danau, sungai, dataran tinggi, dan dataran
rendah merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas
manusia secara spasial.
6. Konsep Aglomerasi
Konsep aglomerasi membahas mengenai pemusatan aktivitas pada
wilayah tertentu yang memiliki keunggulan baik spasial maupun
aspasial. Namun, terdapat pula penyebaran aktivitas dari suatu
lokasi, umumnya hal ini dilakukan untuk menghindari kompetisi
ataupun untuk menjaga dominasi pasar.
7. Konsep Nilai Kegunaan
Dalam menganalisa aktivitas atau obyek secara geografis, kita
harus mengetahui nilai guna atau potensi dari suatu lokasi. Dengan
mengetahui nilai guna terbaik dari suatu wilayah, kita dapat
melakukan proses perencanaan yang lebih baik dan terstruktur untuk
merancang daerah tersebut.
8. Konsep Interaksi dan Interdependensi
Konsep interelasi dan interdependensi membahas mengenai
interaksi antar wilayah dimana terjadi saling ketergantungan.
Contohnya adalah fenomena perdagangan internasional
Konsep interaksi dan interdependensi menyoroti bagaimana suatu
wilayah atau aktivitas berinteraksi dan saling bergantung dengan
wilayah/aktivitas lainnya. Seperti yang sudah kita pelajari pada
hukum Tobler, setiap obyek memiliki pengaruh pada obyek lain yang
ada di sekitarnya dan dipengaruhi pula oleh obyek
disekitarnya.
9. Konsep Diferensiasi Areal
Konsep diferensiasi area bertujuan untuk menunjukkan dan
menjelaskan mengapa terdapat perbedaan fenomena baik fisik maupun
sosial antar wilayah. Diferensiasi areal membandingkan wilayah
tersebut untuk menemukan apa yang sebenarnya menjadi pembeda.
10. Konsep Keterkaitan Ruang
Konsep keterkaitan ruang mencoba menjelaskan bahwa sesuatu yang
terjadi di wilayah tertentu bisa saja disebabkan oleh aktivitas di
wilayah lain. Mirip dengan interaksi dan interdependensi, namun
keterkaitan ruang umumnya bersifat sebab-akibat, bukan saling
pengaruh.
G. Prinsip Geografi
1. Prinsip Penyebaran
Prinsip persebaran atau distribusi digunakan untuk menelaah
gejala dan fenomena geografi yang tersebar di permukaan bumi secara
tidak sama dan tidak merata. Gejala atau fenomena tersebut dapat
berupa fenomena fisik maupun fenomena sosial. Fenomena geografi
yang diteliti bisa berupa bentang alam, tumbuhan, hewan, dan
manusia. Contoh dari prinsip persebaran adalah persebaran flora dan
fauna di Indonesia
2. Prinsip Interelasi
Prinsip interelasi digunakan untuk menelaah hubungan yang saling
terkait antara gejala yang satu dengan gejala geografi yang lain
dalam suatu ruang. Contoh dari prinsip interelasi adalah kekeringan
terjadi sebagai dampak adanya fenomena La Nina, fenomena banjir
terjadi akibat penebangan hutan pada wilayah hulu
3. Prinsip Deskripsi
Prinsip ini digunakan untuk memberikan penjelasan lebih jauh
tentang gejala-gejala yang terjadi di muka bumi yang dapat diamati.
Persebaran dan hubungan dari gejala dan fenomena tersebut dapat
disajikan dalam bentuk data, grafik, maupun peta. Contoh dari
prinsip deskripsi adalah penggambaran angka pengangguran pada
provinsi Jawa Timur, grafik peta lempeng tektonik di dunia, dan
peta wilayah lautan pada kawasan Asia Tenggara
4. Prinsip Keruangan (Korologi)
Prinsip korologi merupakan prinsip geografi yang komprehensif
karena memadukan prinsip-prinsip lainnya. Dalam prinsip ini, tiap
gejala atau fenomena geografi dikaji lewat memadukan prinsipprinsip
persebaran, interelasi, dan deskripsi. Contoh penggunaan prinsip
korologi adalah untuk mengetahui masalah suhu udara, diperlukan
penelitian mengenai perbedaan suhu udara
BAB II
PENGETAHUAN DASAR PEMETAAN
A. Pengertian Peta
Peta adalah gambaran konvensional dari permukaan bumi yang
diperkecil sesuai kenampakannya dari atas. Peta umumnya digambarkan
dalam bidang datar dan dilengkapi skala, orientasi, dan
simbol-simbol.
B. Jenis Peta
a) Berdasarkan skalanya
1. Peta Kadaster
Peta yang memiliki skala antara 1:100 hingga 1:5.000. biasanya
untuk membuat peta sertifkat kepemilikan tanah.
2. Peta Skala Besar
Peta yang mempunyai skala antara 1:5.000 hingga 1 :250.000
biasnaya untuk menggambarkan wilayah-wilayah yang relatif
sempit
3. Peta Skala Sedang
Peta skala sedang adalah peta yang mempunyai skala antara
1:250.000 hingga 1:500.000. Peta jenis ini digunakan untuk
menggambarkan wilayah yang agak luas,
4. Peta Skala Kecil
Peta skala kecil adalah peta yang mempunyai skala antara
1:500.000 hingga 1:1.000.000. Peta jenis ini digunakan untuk
menggambarkan daerah-daerah yang cukup luas, biasanya berupa
negara.
5. Peta Geografi
Peta skala geografi adalah peta yang mempunyai skala lebih kecil
dari 1:1.000.000. Peta ini digunakan untuk menggambarkan kelompok
negara, benua, atau seluruh dunia.
b) Berdasarkan objek yang disajikan
1. Peta Statis
Peta statis adalah peta yang menggambarkan keadaan relatif tetap
atau jarang berubah. Misalnya peta jenis tanah, peta administrasi
suatu wilayah desa atau peta perkotaan, dan peta geologi.
2. Peta Dinamis
Peta dinamis adalah peta yang isinya menggambarkan keadaan yang
dinamis atau cepat berubah. Misalnya peta transmigrasi, peta
urbanisasi, peta perencanaan wilayah kota, dan peta tata guna
lahan.
c) Berdasarkan isi data yang disajikan
1. Peta Umum
Peta umum adalah peta yang menggambarkan keadaan permukaan bumi
secara umum. Dalam peta ini, ditampilkan seluruh kenampakan yang
ada di permukaan bumi, baik bersifat alamiah maupun buatan manusia
Contoh peta umum, antara lain: peta dunia, peta korografi, peta
rupa bumi, dan peta topografi.
2. Peta Khusus
Peta khusus disebut juga peta tematik adalah peta yang
menggambarkan kenampakan tertentu (khusus) yang ada di permukaan
bumi. Pada peta ini penggunaan simbol merupakan ciri yang
ditonjolkan sesuai tema yang dinyatakan pada judul peta. Beberapa
contoh peta tematik, antara lain: peta iklim, peta jenis tanah,
peta geologi, peta penggunaan lahan, peta persebaran penduduk, dan
lain-lain.
C. Komponen Peta
1. Judul Peta
Judul peta harus menggambarkan isi dan karakteristik peta yang
digambar. Penempatannya bisa di mana saja selama tidak mengganggu
makna dari peta, dan masih berada pada garis tepi peta.
2. Skala
Skala adalah perbandingan jarak antara dua titik sembarang di
peta dengan jarak sebenarnya (jarak di permukaan bumi), dan satuan
ukuran yang sama.
3. Orientasi Peta
Tanda arah pada peta biasanya berbentuk tanda panah yang
menunjukkan arah utara.
4. Simbol
Simbol merupakan tanda konvensional yang terdapat di dalam peta
untuk mewakili keadaan sebenarnya yang ada di lapangan.
5. Legenda
Legenda pada peta menerangkan art dari simbol-simbol yang
terdapat pada peta. Legenda biasanya diletakkan di pojok kiri bawah
peta.
6. Indeks Peta
Indeks peta merupakan sistem letak peta, di mana menunjukkan
letak peta yang bersangkutan terhadap peta lainnya di
sekitarnya.
7. Warna Peta
Warna mempunyai peranan yang sangat penting dalam membedakan
berbagai unsur yang terdapat dalam peta. Adapun warna-warna yang
digunakan dalam peta, sebagai berikut.
a. Hitam, untuk menunjukkan batas administrasi, lettering,
maupun detail penghunian
b. Biru, untuk menunjukkan tubuh air, seperti sungai, danau,
serta laut
c. Hijau, untuk menunjukkan dataran rendah, vegetasi atau
tumbuhan, serta hutan
d. Cokelat, untuk menunjukkan dataran tinggi atau daerah
pegunungan
e. Merah, untuk menunjukkan jalan raya, letak kota, dan ibu
kota.
8. Lettering
Lettering adalah semua tulisan yang bermakna yang terdapat pada
peta.
9. Sumber dan Tahun
Sumber data dan tahun pembuatan perlu dimasukkan dalam peta agar
bisa diketahui dari mana asal datanya dan tahun pembuataannya
10. Peta Inset
Peta inset adalah peta yang disisipkan karena wilayah yang
digambar merupakan bagian dari peta utama atau peta yang
menggambarkan wilayah yang lebih luas daripada wilayah yang
digambarkan.
D. Proyeksi Peta
1. Proyeksi Zenital
Proyeksi zenital adalah proyeksi dengan bidang proyeksi berupa
bidang datar yang menyinggung bola bumi.
2. Proyeksi Silinder
Proyeksi silinder adalah keadaan ketika semua paralel berupa
garis horisontal dan semua meridian berupa garis lurus vertikal.
Proyeksi ini paling tepat untuk menggambarkan daerah ekuator, sebab
di arah kutub terjadi pemanjangan garis (pemekaran).
3. Proyeksi Kerucut
Proyeksi kerucut diperoleh dengan memproyeksikan bola bumi
pada kerucut yang menyinggung atau memotong bola bumi. Bindang
kerucut itu kemudian dibuka sehingga bentangannya ditentukan oleh
sudut puncaknya.
4. Proyeksi Unik
Proyeksi unik adalah cara memproyeksikan permukaan bumi yang
lengkung pada bidang datar yang dikembangkan para ahli
kartografi.
E. Pengideraan Jauh
1. Pengertian
· Lilesand dan Kiefer (1979)
Penginderaan Jauh adalah ilmu atau seni untuk memperoleh
informasi tentang objek, daerah, atau gejala dngan jalan
menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa
kontal langsung terhadap objek atau gejala yang dikaji.
· Lindgren (1985)
Penginderaan Jauh adalah berbagai teknik yang dikembangkan untuk
memperoleh dan mengatasi tentang bumi.
· American Society of Photogrametry
Penginderaan Jauh adalah pengukuran atau perolehan informasi
dari beberapa sifat objek atau fenomena dengan menggunakan alat
perekam yang secara fisik tidak terjadi kontak langsung dengan
objek atau fenomena yang dikaji.
2. Komponen Penginderaan Jauh
a) Sumber Tenaga
Dalam melakukan perekeman objek yang dilakukan oleh wahana
pengindraan jauh dibutuhkan sumber tenaga agar objek tersebut dapat
dikenali. Sumber tenaga ini dibagi menjadi 2 yaitu sumber tenaga
buatan dan sumber tenaga alam.
Sumber tenaga alami yang berasal dari matahari dipakai dalam
sistem pasif. Sedangkan untuk sumber tenaga buatan digunakan dalam
pengindraan jauh sistem aktif, seperti radar maupun lidar.
b) Sensor dan Wahana
1) Sensor adalah alat yang digunakan untuk merekam data
gelombang elektromagnetik hasil pantulan dari permukaan bumi.
Sensor dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
· Sensor fotografik, merekam obyek geografi melalui proses
kimiawi dan hasilnya berupa foto.
· Sensor elektronik, merupakan sensor yang bekerja seara eletrik
dalam bentuk sinyal.
2) Sedangkan wahana alat yang digunakan untuk membawa sensor
yang berfungsi untuk merekam data gelombang elektromagnetik. Wahana
dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:
· Pesawat terbang rendah, dimana pesawat beredar atau mengudara
anatar 1000-9000 meter di atas permukaan bumi.
· Pesawat terbang tinggi, dimana pesawat mengudara diketinggian
lebih dari 18000 meter di atas permukaan bumi.
· Satelit, merupakan wahana yang peredarannya antara 400-900 km
di luar atmosfer bumi.
c) Interaksi Tenaga dan Objek
Interaksi tenaga dan objek (permukaan bumi) perlu dipelajari
agar inforamsi yang diinterpretasikan tidak bias bahkan
salah.Interaksi antara tenaga dan objek dapat dilihat dari rona
yang dihasilkan oleh foto udara. Tiap-tiap objek memiliki
karakterisitik masing-masing ketika memantulkan gelombang ke
sensor.
d) Atmosfer
Atmosfer merupakan salah satu lapisan bumi yang di dalamnya
berisikan senyawa kimia seperti oksigen, karbon dioksida, nitrogen,
hidrogen, dan helium. Senyawa-senaywa tersebut memiliki peran dalam
menerima, menyerap, meneruskan, dan memantulkan gelombang.
Dalam atmosfer terdapat jendela atemosfer yang dapat meloloskan
gelombang elektromagentik pada spektral-spektral tertentu.
e) Perolehan Data
Data yang diperoleh dalam melakuakn pengindraan jauh dapat
berupa data manual maupun data numerik.
· Data manual adalah data yang diperoleh melalui hasil dari
interpreatsi citra dengan menggunakan stereoskop (alat untuk
melihat kesan tiga dimesni pada foto udara).
· Data numerik (digital) diperoleh melalui penggunaan software
yang dikhususkan untuk pengindraan jauh.
f) Pengguna Data
Pengguna data dari pengindraan jauh daoat berupa perseorangan
ataupun lembaga pemerintahan.
3. Jenis Citra Penginderaan Jauh
a) Citra Foto
Citra foto adalah gambaran suatu objek yang dibuat dari
pesawat udara, dengan menggunakan kamera udara sebagai alat
pemotret. Hasilnya dikenal dengan istilah foto udara.
b) Citra Nonfoto.
Citra nonfoto adalah gambaran suatu objek yang diambil dari
satelit dengan menggunakan sensor.
F. Interpretasi Citra
a) Pengertian Interpretasi Citra
· Perbuatan / aktifitas mengkaji foto udara (citra) untuk
mengidentifikasi obyek dan menilai arti pentingnya obyek (Menurut
Este & Simonett)
· Interpretasi citra juga dapat diartikan sebagai cara /
tindakan yang dilakukan untuk mengenali dan menganalisa sebuah
objek dalam citra penginderaan jauh.
b) Tahapan Kegiatan Intepretasi Citra
1. Deteksi, yaitu tahapan pengenalan / pengamatan objek
2. Identifikasi, yaitu melihat ciri objek berdasarkan rona,
bentuk, tekstur dan lainnya
3. Analisis, yaitu mengolah dan menggali lebih dalam mengenai
ciri-ciri objek tersebut sehingga mendapatkan hasil yang akurat
4. Deduksi/Klasifikasi, yaitu kesimpulan akhir / penentuan jenis
objek pada citra
c) Unsur – Unsur Interpretasi Citra
1. Rona dan Warna
a. Rona: (Tone/Color Tone/Grey Tone) : tingkat kegelapan atau
tingkat kecerahan obyek pada citra.
Rona pada foto pankromatik merupakan atribut bagi obyek yang
berinteraksi dengan seluruh spektrum tampak yang sering disebut
Sinar terang / putih ( 0,4 -0,7 μm)
dalam PJ di sebut Spektrun Lebar.
Rona merupakan tingkatan dari hitam ke putih atau sebaliknya
b. Warna : Wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan
spektrum sempit, lebih dari spektrum tampak. Warna memegang peranan
penting terhadap pengenalan sebuah objek di foto udara. Contohnya
dalam foto udara pankromatik, ladang jagung yang telah siap panen
akan berwarna kuning sedangkan sungai hutan hujan akan berwarna
hijau gelap. Jika menggunakan infrared, tumpahan minyak di laut
dapat dikenali dari warnanya yang gelap.
c. Cara Pengukuran Rona :
· Cara Relatif : dengan menggunakan mata biasa. Rona dibedakan
atas lima tingkatan : Putih, Kelabu putih, Kelabu, Kelabu Hitam dan
Hitam
· Cara Kuantitatif : dengan menggunakan alat densitometer. Lebih
pasti, dengan perbedaan yang lebih banyak
2. Bentuk
a. Bentuk merupakan variabel kualitatif yang memberikan
konfigurasi atau kerangka suatu obyek.
b. Bentuk ada dua :
· Shape : bentuk luar atau bentuk umum atau bingkai luar
· Form : susunan atau struktur yang bentuknya lebih rinci
c. Contoh pengenalan obyek berdasarkan bentuk:
· Bentuk bangunan rumah persegi. Tajuk pohon palma bintang,
tajuk pohon pinus kerucut, dan tajuk pohon bambu berbentuk
bulu-bulu.
· Bekas meander sungai yang terpotong dapat dikenali dengan
bagian rendah yang berbentuk tapal kuda
d. Bentuk suatu objek di permukaan bumi jika dilihat dari foto
udara akan bermacam-macam. Contohnya perkebunan sawit akan memiliki
bentuk seragam sedangkan hutan bakau memiliki bentuk tidak teratur.
Bentuk mesjid dapat dilihat dari adanya kubah sedangkan bentuk
jalan adalah lurus dengan berbagai percabangan.
3. Ukuran
Ukuran Setiap objek di permukaan bumi ini memiliki ukuran
tertentu jika dilihat dari udara. Misalnya jika lapangan bola tentu
ukurannya akan lebih besar dibanding lapangan sekolah. Ukuran
perumahan akan lebih luas dibanding sekolah. Dengan melihat ukuran
kita bisa mencoba mentafsirkan objek di peta tersebut.
4. Tekstur
a. Tekstur adalah ukuran kekasaran sebuah objek
b. Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra atau
pengulangan rona dalam suatu kelompok obyek.
c. Biasanya dinyatakan dengan kasar, halus., dan
belang-belang
d. Contoh : Hutan bertekstur kasar, belukar bertekstur agak
kasar, semak atau rumput bertekstur halus, permukaan air bertekstur
halus
5. Pola
a. Poła atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagı
banyak obyek bentukan manusia atau alamiah.
b. Contoh
· Pola aliran sungai sering menandai bagi struktur geologi,
litologi. Dan tanah. Pola aliran trelis menandai struktur
lipatan.
· Pola aliran padat memberikan gambaran bahwa peresapan air ke
dalam tanah kurang sehingga pengikisan berlangsung efektif.
· Permukiman transmigrasi dikenali dengan pola yang teratur,
yaitu rumah yang ukuran dan jaraknya seragam dan masing masing
menghadap ke jalan
· Perkebunan karet, kelapa, kopi mudah dibedakan dengan hutan,
karena pola tanamannya teratur dan seragam
6. Bayangan
a. Bayangan tercipta karena adanya sinar matahari terhalang oleh
suatu objek. Bayangan dapat memberikan informasi tentang menara,
ketinggian bangunan dan lainnya. Bayangan dipengaruhi juga oleh
sudut perekaman.
b. Bayangan bersifat menyebunyikan detail atau obyek yang berada
di daerah gelap
c. Bayangan sering merupakan kunci pengenalan yang penting,
karena beberapa obyek dapat dikenali dengan bentuk bayangannya
d. Bayangan juga digunakan untuk mengenali arah orientasi
foto
e. Contoh:
· Cerobong asap, menara, tangki, dan bak air yang dipasang
tinggi lebih tampak dikenali dari bayangannya
· Tembok stadion, gawang sepak bola, pagar keliling lapangan
tenis pada foto udara skala 1:5000 mudah dikenali dari
bayangannya
· Lereng terjal pada gunung/pegunungan tampak lebih jelas dengan
adanya bayangan
7. Situs
a. Situs bukan merupakan ciri obyek secara langsung, melainkan
dalam kaitannya dengan lingkungan sekitamya
b. Situs merupakan letak suatu obyek terhadap obyek sekitanya
(estes dan Simonett, 1975)
c. Situs merupakan letak obyek terhadap bentang alam
d. Contoh
· Tajuk pohon yang berbentuk bintang mencirikan pohon palma,
mungkin kelapa, sawit. Sagu, nipah atau jenis nipah lainnya. Tetapi
apabila tumbuhnya menggerombol (pola) dan situsnya di air payau
maka yang tampak pada foto tersebut merupakan pohon nipah
· Situs permukiman memanjang pada umumnya pada igir beting
pantai, pada tanggul alam, atau di sepanjang tepi jalan.
8. Asosiasi
a. Kombinasi dari berbagai elemen objek di permukaan bumi
dinamakan asosiasi
b. Asosiasi dapat diartikan sebagai keterkaitan antara obyek
yang satu dengan obyek yang lain.Karena adanya keterkaitan ini maka
terlihatnya suatu obyek pada citra sering merupakan petunjuk adanya
obyek lain.
c. Contoh
· Jika kamu melihat cerbong asap di foto tentu asosiasinya
adalah dengan pabrik,
· jika melihat hutan bakau tentu asosiasinya adalah dengan
pantai.
· lapangan sepakbola ditandai dengan adanya gawang yang situsnya
pada bagian tengah garis belakangnya. Lapangan sepak bola
berasosiasi dengan gawang.
· Stasiun kereta api berasosiasi dengan jalan kereta api yang
jumlahnya lebih dari satu (bercabang)
· Gedung sekolah disamping ditandai oleh ukuran bangunan yang
relatif besar serta bentuknya yang menyerupai I, L, atau U, juga
ditandai dengan asosiasinya terhadap lapangan olah raga. Pada
umumnya gedung sekolah ditandai dengan adanya lapangan olah raga di
dekatnya.
G. Sistem Informasi Geografis
1. Konsep Dasar SIG
Sistem yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil
kembali, mengolah, menganalisis, dan menghasilkan data bereferensi
gepgrafis atau data geospatial untuk mendukung pengambilan
keputusan dalam perncanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber
daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan
umum lainnya (Murai S. dalam Prayitno, 2000)
1. Sub Sistem SIG
1. Data Input
Terkait dengan pengumpulan, persiapan, dan penyimpanan data
spasial dan atributnya dari berbagai sumber
1. Data output
Menampilkan atau menghasilkan keluaran keseluruhan atau sebagian
data dalam bentuk tabel, grafik, peta, ataupun laporan
1. Data management
Mengorganisasikan data, baik data spasial maupun atribut yang
terkait dengan sisterm basis sehingga mudah untuk dipanggil kembali
(storage/penyimpanan data dan retrieval/pemanggilan data)
1. Data manipulation and analysis
Manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang
diharapkan yang dihasilkan oleh SIG
1. Komponen SIG
0. Perangkat keras (hardware)
Komputer (tunggal, sistem jaringan dengan server, komputer
dengan jaringan global internet) dan periperalnya. Perangkat keras
untuk SIG meliputi perangkat keras: pemasukkan data, pemrosesan
data, dan penyajian hasil, serta penyimpanan (storage)
1. Perangkat lunak (software)
Perangkat lunak yang mempunyai fungsi di atas dan fasilitas
untuk penyimpanan, analisis, dan penayangan informasi geografi.
Persyaratan yang penting dipenuhi software SIG adalah merupakan
Database Management System (DBMS), fasilitas untuk pemasukan dan
manipulasi data geografis, fasilitas untuk query, analisis, dan
visualisasi. Graphical User Interface (GUI) yang baik untuk
mempermudah akses fasilitas yang ada
1. Data
Komponen yang penting dalam SIG. Keakurasian data dituntut dalam
SIG. Dikenal konsep GIGO (Garbage In Garbage Out) sebaliknya Gold
In Gold Out
1. Data grafis :
Lokasi (titik, garis, area), Topografi, rupabumi Indonesia,
lingkungan pantai Indonesia, lingkungan laut nasional, benua
maritim (unclos)
1. Data atribut (tematik)
0. Sumberdaya alam: lahan, air, hutan, mineral/batuan, laut
0. Lingkungan alam
1. Abiotik: tanah, geologi, iklim
1. Biotik: flora, fauna
1. Cultural: penduduk, administrasi, sosekbudpol
1. Sumberdaya Manusia (people)
Teknologi SIG menjadi sangat terbatas kemampuannya jika tidak
ada sumberdaya yang mengelola sistem dan mengembangkan untuk
aplikasi yang sesuai. Pengguna dan pembuat sistem harus saling
bekerjasama untuk mengembangkan teknologi SIG
1. Metode (methods)
Model dan teknik pemrosesan perlu dibuat untuk berbagai aplikasi
SIG
1. Struktur Data SIG
0. Data spasial
Data dalam bentuk grafis yang menunjukkan ruang lokasi atau
tempat-tempat di permukaan bumi
1. Data atribut
Data yang memberi penjelasan atau deskripsi atas setiap objek di
permukaan bumi
· Vector: garis
· Raster: kolom dan baris
H. Aplikasi Sistem Informasi Geografis
1. PENGUKURAN
Contoh dari SIG yang digunakan untuk pengukuran adalah
a. Peta kerawanan longsor
Peta intensitas curah hujan + peta kepekaan erosi + peta
kemiringan lereng
b. Kekritisan lahan
Peta kemiringan lereng + peta penggunaan lahan
c. Peta harga lahan
Peta status lahan + peta lokasi lahan + peta jalan &
buffer
d. Pemetaan potensi malaria
Altitudinal map + topografic map (ketinggian) + drainage map
(saluran air) +network river map (sungai) + land use map
e. Arahan fungsi pemanfaatan lahan
Soil map (tanah) + slope map(kemiringan) + rainfall map
(hujan)
I. Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis
A. Untuk inventarisasi SDA
· Untuk mengatahui persebaran SDA (minyak bumi, batu bara, emas,
besi, tambang lainnya)
· Untuk mengetahui persebaran kawasan lahan, misal : kawasan
lahan potensial & lahan kritis, hutan yang masih baik / rusak,
lahan pertanian & perkebunan, pemanfaatan perubahan penggunaan
lahan.
· Pengawasan daerah rawan bencana : memantau luas wilayah
bencana alam, pencegahan terjadinya bencana alam di masa datang,
menyusun rencana2 pembangunan kembali daerah bencana
B. Perencanaan Pembangunan
· Pembangunan waduk PLTA saguling (dari lingkungan fisik, lokasi
pryek sangat potensial dibangun waduk raksasa. SIG, pembangunan
waduk tidak hanya memperlihatkan faktor kecocokan fisik saja, tapi
juga faktor2 sosial ekonomi penduduk skitar
· Pemekaran kota Bandung (perluasan kota di jawa trs tumbuh,
sehingga perluasan lahan tdk bisa dihindari. Pemekaran akibat arus
urbanisasi dan perpindahan penduduk luar jawa ke jawa. Contoh :
pemekaran kota bandung
C. Pembangunan Bidang Sosial
· Mengetahui potensi & persebaran penduduk.
· Mengetahui luas & persebaran lahan pertanian serta
kemungkinan pola drainasenya.
· Pendataan & pengembangan jaringan transportasi.
· Pendataan & pengembangan pusat2 pertumbuhan dan
pembangunan
· Pendataan & pengembangan pemukiman penduduk, kawasan
industri, sekola, rs, srana hiburan, perkantoran
D. Rencana Tata Guna Lahan
· Penentuan kesesuaian lahan melalui zoning sesuai karakteristik
lahan.
· SIG secara umum dpt bermanfaat untuk proses penentuan lokasi
pembangunan fasilitas2 umum agar penggunaan efektif
· Manfaat SIG dapat menjadi penentuan atsa arahan pengembangan
kawasan, budi daya, konservasi, dan pertanian
· Keutamaan SIG sebagai landasan awal dalam informasi spasial
untuk pembangunan ruang terbuka hija (RTH) dan jalur hijau.
E. Pembangunan Telekomunikasi dan Transportasi
· penentuan lokasi pembangunan bas transceiver station (BTS)
pada jaringan seluler
· SIG dapat menjadi lahan menejemen jaringan kabel &
penggunaan layanan telekomunikasi
· SIG sebagai alat identifikasi / jaringan /sambungan yang
mengalami kerusakan.
· SIG untuk proses penentuan jaringan transportasi &
rekayasa lalu lintas.
· SIG bermanfaat untuk penentuan tingkat aksebilitisa suatu
wilayah
BAB IV
BUMI SEBAGAI RUANG KEHIDUPAN
A. Jagat Raya
Jagat raya atau alam semesta (the universe) merupakan ruang
tidak terbatas yang di dalamnya terdiri atas semua materi, termasuk
tenaga dan radiasi.
Proses terjadinya jagat raya atau alam semesta merupakan salah
satu misteri yang dicoba untuk dipecahkan oleh manusia.
Rahasia mengenai bagaimana terbentuknya asal mula jagat raya
telah melahirkan asumsi dan teori yang dikemukakan oleh para ahli.
Berikut ini adalah teori-teori yang menjelaskan proses pembentukan
jagat raya.1. Teori Dentuman atau Teori Ledakan
Teori Dentuman menyatakan bahwa ada suatu massa yang sangat
besar yang terdapat di jagad raya dan mempunyai berat jenis yang
sangat besar, karena adanya reaksi inti, massa tersebut akhirnya
meledak dengan hebatnya.2. Teori Ledakan Besar (The Big Bang
Theory)
Teori Big Bang dikembangkan oleh George Lemarie. Menurut teori
ini, jagat raya terbentuk dari ledakan dahsyat yang terjadi
kira-kira 13.700 juta tahun yang lalu. Akibat ledakan tersebut
materi-materi dengan jumlah sangat banyak terlontar ke segala
penjuru alam semesta.
3. Teori Mengembang dan Memampat (The Oscillating Theory)
Teori ini dikenal pula dengan nama teori ekspansi dan
konstraksi. Menurut teori ini jagat raya terbentuk karena adanya
suatu siklus materi yang diawali dengan massa ekspansi (mengembang)
yang disebabkan oleh adanya reaksi inti hidrogen.4. Teori Cretio
Continua atau Teori Keadaan Tetap
Teori Creatio Continua atau teori keadaan tetap atau teori
ciptaan sinambung menyatakan bahwa saat diciptakan alam semesta ini
tidak ada.
Alam semesta atau jagat raya ini selamanya ada dan akan tetap
ada atau dengan kata lain alam semesta tidak pernah bermula dan
tidak akan berakhir.
B. Galaksi
Galileo dengan teleskopnya menemukan pita cahaya difusi yang
disebut kabut susu (The Milky Way) terdiri dari sejumlah besar
bintang-bintang yang tidak dapat dilihat dengan mata biasa (unaided
eye). Kumpulan bintang dalam kesatuan akibat gravitasi mutual
disebut galaksi.
Menurut bentuknya, galaksi dibedakan menjadi tiga:1. Galaksi
Spiral
Sekitar 80% dari galaksi yang sudah dikenal adalah berbentuk
spiral. Galaksi ini merupakan galaksi yang berstruktur paling
sempurna, yang terdiri dari tiga bagian, yaitu titik pusat,
lingkaran bintang, dan tumpuk bintang yang selalu berputar
mengelilingi titik dan piringan dengan lengan spiral yang
mengelilingi titik pusat secara ekuatorial.Contohnya adalah galaksi
Andromeda dan M. 1092. Galaksi Elips
Galaksi ini meliputi 17% dari semua galaksi dan terlihat seperti
bola lonjong besar yang bersinar. Contohnya adalah galaksi
Skulpter, Formaks, dan NGC 5128.3. Galaksi Tak Beraturan
Galaksi ini terlihat seperti gumpalan kabut atau onggokan
bintang yang tidak beraturan. Contohnya adalah galaksi magellan
yang terdiri dari Magellan Besar dan Magellan Kecil.
C. Tata Surya
Tata Surya terdiri dari planet, satelit, planet kerdil,
meteoroid, planetoid/asteroid, komet, dan Matahari sebagai bintang
sekaligus sebagai pusatnya. Delapan planet berturut dari yang
paling dekat Matahari adalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter,
Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Mereka mengedari Matahari pada lintasan masing-masing. Kecuali
Merkurius (inklinasi/kemiringan bidang orbit 7o), Beberapa teori
pembentukan tata surya telah dikemukakan oleh para ahli, antara
lain:
1. Vortex Model
Teori ataupun hipotesis kosmogoni modern yang pertama sebenarnya
telah diperkenalkan oleh seorang filsuf dan ahli Matematika
Perancis Renè Descartes pada tahun 1642-4, di mana justru nantinya
argumennya dapat dijelaskan melalui teori gravitasi Newton.
Dinyatakan bahwa Tata Surya berasal dari awan partikel yang
berputar mirip pusaran air dengan orbit mendekati lingkaran
(vortices of swirling particles).
2. Hipotesis Nebula
Pada tahun 1734 muncul pertama kali gagasan asal muasal Tata
Surya dari hadirnya nebula oleh astronom Swedia, Emanuel Swedenborg
(1688 – 1772). Ide ini disambut oleh Immanuel Kant (1724 – 1804)
dari Jerman tahun 1755 melalui bukunya Allgemeine Naturgeschichte
und Theorie des Himmels (pen.: Sejarah Alam Universal dan Teori
tentang Langit) dan dilengkapi secara terpisah oleh Marquis Pierre
Simon de Laplace (1749 – 1827) dari Perancis tahun 1796 dalam
bukunya Exposition du systeme du monde (pen.: Peragaan Langit).
3. Tabrakan dengan Komet
Menyimak vortex model dan hipotesis nebula, sebenarnya secara
garis besar beranjak dari landasan dan mekanisme yang mirip.
Penelitian ini terus berlanjut dan bersamaan muncul gagasan pada
tahun 1749 yang sama sekali baru dan berbeda dalam landas acunya
dari Georges-Louis Leclerc Comte de Buffon, ahli Matematika
Perancis.
4. Hipotesis Planetesimal
Astronom Amerika Serikat Forest Ray Moulton (1900) menunjukkan
bahwa ada ketidaksesuaian antara hipotesis nebula dengan hasil
observasi berbasis penelitian momentum sudut benda yang
berpusar. Pada tahun 1904-5 bersama pakar geologi yang juga dari
negaranya, Thomas Chrowder Chamberlain menawarkan ide baru, yaitu
hipotesis planetesimal.
5. Teori Pasang Surut
Teori ini (Tidal Theory) dalam telaah pembentukan Tata Surya
dikemukakan oleh astronom Inggris James Hopwood Jeans (1917,
tidal/near-collision hypothesis) yang menyatakan bahwa Tata Surya
diperkirakan terbentuk sebagai akibat melintasnya sebuah bintang
dekat Matahari.
6. Teori Bintang Ganda
Pada tahun 1937 – 1941, Ray Lyttleton menyimpulkan bahwa
Matahari awalnya merupakan sistem bintang ganda (berdua atau
pasangan bintang). Pasangan Matahari mengalami tabrakan dengan
bintang lain. Sisa ledakannya membentuk planet.
7. Teori Awan Antar Bintang
Dalam pendapat Interstellar Cloud Theory yang ditawarkan pada
tahun 1943 oleh astronom Soviet, Otto Schmidt, dinyatakan bahwa
Matahari melewati daerah awan materi yang padat.
8. Hipotesis Ledakan Nova/Supernova
Fred Hoyle (1915 – 2001), astrofisikawan dan kosmolog Inggris
yang terkenal dengan teori steady state dalam pembentukan Jagad
Raya, pada tahun 1944 mengemukakan teori mirip teori bintang ganda,
namun lebih fokus dan berlandas acu pada mekanisme ledakannya.
9. Standard Masa Kini
Dari hasil penelitian yang dikombinasikan dengan data
pengamatan, pada akhirnya teori kabut ataupun lainnya diracik ulang
dan dikembangkan Gerard Peter Kuiper (1905 – 1973, astronom Amerika
Serikat kelahiran Belanda, yang juga mendeteksi pertama kali adanya
atmosfer di Titan, satelitnya Saturnus) sejak 1944 hingga 1950.
D. Matahari
Matahari adalah bintang yang menjadi pusat tata surya. Matahari
berupa bola pijar yang berukuran sangat besar. Mata hari dapat
dikatakan sebagi bintang karena memiliki energi cahaya sendiri.
Cahaya matahari terlihat lebih cemerlang dibandingkan dengan
cahaya bintang lainnya. Matahari adalah bintang yang terdekat bumi.
Matahari disebut sebagai pusat tata surya karena memiliki gaya
gravitasi yang tinggi.
Hal ini menyebabkan matahari dikelilingi oleh planet-planet dan
benda langit yang terdapat dalam tata surya. Pada tata surya 98 %
massa tata surya terkumpul pada matahari.
1. Struktur Matahari
Jika dilihat dari strukturnya, secara kimiawi matahari berupa
bola pijar raksasa yang bagian permukaannya tidak berbentuk padat.
Bagian permukaan matahari terbentuk dari gabungan gas dan medan
megnet.
2. Bagian-bagian matahari tersebut adalah sebagai berikut:
a. Inti matahari
b. Zona radiasi
c. Zona konvetif
d. Photosphere
e. Cromosphere
f. Zona transisi matahari
g. Korona
h. Heliosphere
3. Karakteristik Matahari
Ciri khas matahari dapat dilihat dari beberapa hal dibawah
ini:
a. Lidah api matahari (prominensa)
Lidah api matahari menyerupai lidah api yang sangat besar dan
terang. Lidah api ini mencuat dari permukaan berbentuk seperti
lidah dengan gerakan mengelilingi (loop). Bagian ini disebut
sebagai filamen matahari.
b. Bintik matahari
Pada matahari terdapat satu ciri khas yaitu granula-granula yang
berbentuk cembung dengan ukuran kecil.
c. Angin matahari
Angin matahari merupakan aliran partikel-partikel yang
dikeluarkan dari atas atmosfer matahari yang pergerakannya
mengjangkau seluruh tata surya.
d. Badai matahari
Di matahari juga terjadi badai. Badai matahari akan terjadi jika
ada pelepasan tiba-tiba energi magnetik yang terbentuk diatmosfer
matahari.
E. Karakteristik Planet
Planet adalah benda astronomi yang mengorbit sebuah bintang
cukup besar untuk memiliki gravitasi sendiri. Suatu benda langit
disebut planet jika memenuhi syarat – syarat berikut :
1. Mengorbit pada bintang atau sisa bintang (bintang mati)
2. Orbitnya tidak bertumpah tindih dengan orbit benda angkasa
lain. Disebabkan oleh gaya tarik menarik antar planet
3. Memiliki massa yang cukup untuk mempertahankan bentuknya pada
keadaan setimbang
· Karakteristik planet dalam tata surya :
1. Merkurius
Merupakan planet yang terdekat dengan matahari.Permukaannya
dipenuhi kawah (tampak berlubang – lubang). Suhu permukaan planet
Merkurius pada siang hari sangat panas mencapai 400°C dan
keadaannya kering hampir tidak ada udara. Pada malam hari sangat
dingin dengan suhu mencapai -200°C. Merkurius kadang – kadang
tampak di pagi hari dan menjelang matahari terbit.
2. Venus
Planet ini tampak mengilap karena memiliki atmosfer yang tebal
seperti awan putihyang menyelubungi permukaan Venus. Atmosfernya
mengandung gas karbon dioksida. Venus merupakan planet yang paling
panas, bahkan lebih panas dari Merkurius. Suhu di Venus mencapai
470°C, cukup panas untuk melelehkan logam.
3. Bumi
Bumi adalah planet yang dapat ditempati karena memiliki suhu
yang relatif tetap. Suhu di Bumi menjaga tersedianya air yang dalam
bentuk cair dan dapat menjaga organisme penghasil oksigen tetap
hidup. Lebih dari 70% permukaan Bumi adalah air, sisanya adalah
daratan. Tebal dari atmosfer Bumi adalah dapat mencapai 700 km yang
pada sebagian besar adalah nitrogen dan oksigen.
4. Mars
Planet Mars adalah planet terdekat keempat dari matahari yang
namanya diambil dari dewa perang Romawi yaitu dewa ,Mars. Disebut
juga planet “Merah” karena tampak dari jauh berwarna
kemerah-merahan disebabkan oleh keberadaan besi (III) oksida di
permukaan planet mars dan juga memiliki atmosfir yang sangat tipis
Masa rotasi dan sumbu planet mars mirip dengan planet bumi .
Permukaannya berbatu – batu. Planet Mars berwarna kemerah – merahan
karena batuannya sangat banyak mengandund debu dan besi.
5. Yupiter
Planet Yupiter adalah planet terbesar di tata surya dan juga
planet terberat di tatasurya. Planet yupiter memiliki cincin yang
terbuat dari debu bekas gagalnya Pembentukan satelit alam Yupiter
.Planet Yupiter memiliki banyak satelit yang seluruhnya berjumlah
63 satelit, di antaranya Io, Europa, Ganymede, Callisto.
6. Saturnus
Saturnus merupakan planet terbesar kedua setelah Jupiter dengan
diameter 10 kali diameter bumi. Keistimewaan planet ini, yaitu
cincin yang mengelilinginya. Cincin ini diperkirakan terdiri atas
debu halus, kerikil dan butir-butir es. Cincin saturnus sangat
tipis tebalnya sekitar 10 – 1000 m dan lebarnya sekitar 275.000 km.
Saturnus memiliki 22 satelit. Satelit yang terbesar adalah Titan.
Angkasanya diselimuti oleh sabuk – sabuk awan hidrogen dan dapat
memantulkan sinar matahari dengan buruk.
7. Uranus
Uranus terdiri atas senyawa gas metana dan hidrogen, serta
permukaannya diselubungi kabut tebal sehingga sulit unntuk
diamati.Planet ini beredar dari kutub selatan ke kutub utara
matahari. Permukaan Uranus berwarna kehijau – biruan.
8. Neptunus
Neptunus terdiri atas senyawa metana dan hidrogen seperti
Uranus. Uranus dan Neptunus sering disebut sebagai planet kembar.
Suhu permukaannya kira – kira -200°C di bawah nol sebab jauh dari
matahari.
F. Perkembangan Muka Bumi
1. Teori Kontraksi
Teori ini dikemukakan oleh Descrates tahun 1596-1650. Teori ini
menyatakan bahwa karena mengalami pendinginan terus menerus, maka
bumi mengalami penyusutan, sehingga di bagian permukaanya terbentuk
relief berupa gunung, lembah, dan daratan.
2. Teori Dua Benua
Teori ini dikemukakan oleh Edward Zuess tahun 1884. Dalam teori
ini dinyatakan bahwa bumi pada awalnya terdiri atas dua benua yang
sangat besar, yaitu Laurasia di sekitar kutub utara dan Gondwana di
sekitar kutub selatan bumi. Kedua benua tersebut kemudian bergerak
ke ekuator sehingga terpecah-pecah menjadi benua yang lebih kecil.
Di mana Laurasia terpecah menjadi Asia, Eropa, dan Amerika Utara,
sedangkan Gondwana terpecah menjadi Afrika, Australia, dan Amerika
Selatan.
3. Teori Pengapungan Benua
Teori ini dikemukakan oleh Alfred Wegener tahun 1912. Teori ini
menyatakan bahwa pada awalnya bumi hanya ada satu benua yang sangat
besar disebut Pangea. Benua tersebut kemudian terpecah-pecah dan
terus mengalami perubahan melalui pergerakan dasar laut. Gerakan
rotasi bumi yang sentrifugal, mengakibatkan pecahan benua tersebut
bergerak ke arah barat menuju ekuator.
Teori tersebut dikemukakan oleh Wegener dengan pertimbangan
sebagai berikut:
a. Terdapat kesamaan yang mencolok antara garis kontur pantai
timur Benua Amerika Utara dan Selatan dengan garis kontur pantai
barat Eropa dan Afrika.
b. Benua-benua yang sekarang ini, dahulunya adalah satu benua
yang disebut Pangea. Benua tersebut pecah karena gerakan benua
besar di selatan, baik ke arah barat maupun ke arah timur menuju
katulistiwa.
c. Bentangan-bentangan samudra dan benua-benua yang mengapung
sendiri-sendiri.
d. Samudera Atlantik menjadi semakin luas karena Benua Amerika
masih terus bergerak ke arah barat, semakin menjauh dari benua
Afrika sehingga terjadi lipatan-lipatan kulit bumi yang menjadi
jajaran pegunungan utara-selatan, yang terdapat di sepanjang pantai
Amerika Utara bagian selatan.
e. Adanya kegiatan seismik (gempa bumi) yang luar biasa di
sepanjang pantai batar Amerika Serikat.
f. Batas Samudera Hindia makin mendesak ke utara, Anak benua
yang semula di duga agak panjang, tetapi gerakannya ke utara. Makan
india makin menyempit dan makin mendekati Benua Eurasia, Proses ini
juga menimbulkan terjadinya Pegunungan Himalaya.
4. Teori Konveksi
Teori ini dikemukakan oleh Arthur Holmes dan Harry H. Hess serta
dikembangkan oleh Robert Diesz. Menurut teori ini, bumi masih dalam
keadaan panas dan berpijar terjadi arus konveksi ke arah lapisan
kulit bumi yang berada di atasnya. Bukti dari adanya kebenaran
teori ini, yaitu terdapatnya mid oceanic ridge, seperti mid
Atlantic Ridge dan Pasific-Atlantic Ridge di permukaan bumi.
Selain itu terdapat bukti lain yang didasarkan pada penelitian
umur dasar laut yang membuktikan semakin jauh dari pungung tengah
samudera, umur batuan semakin tua. Hal ini berarti terdapat gerakan
yang berasal dari mid oceanic ridge ke arah berlawanan disebabkan
oleh adanya arus konveksi dari lapisan di bawah kulit bumi
5. Teori Lempeng Tektonik
Teori ini dikemukakan oleh J. Tuzio Wilson dan Jason Morgan
tahun 1960an. Menurut teori ini, kulim bumi terdiri atas lempeng
tektonik yang berada di atas lapisan astenofer yang berwujud cair
dan kental. Lempeng-lempeng tektonik pembentuk kulit bumi selalau
bergerak karena pengaruh adanya arus konveksi yang terjadi pada
lapisan astenosfer dengan posisi berada di bawah lempeng tektonik
bumi.
G. Revolusi dan Rotasi Planet
· Revolusi adalah gerak planet mengelilingi Matahari. Akibat
revolusi bumi terhadap kehidupan di bumi adalah sebagai
berikut.
1. Gerak semu matahari
2. Perubahan lamanya siang dan malam hari
3. Pergantian musim.
· Rotasi adalah gerak planet pada sumbunya. Akibat rotasi bumi
terhadap kehidupan adalah seperti berikut :
1. Perbedaan semu harian benda- benda langit
2. Terjadi siang dan malam
3. Perbedaan waktu
4. Pembelokan arah angin dan arus laut
H. Gerhana
1. Gerhana Bulan
Bumi berada di antara matahari dan bulan pada 1 garis lurus yang
sama, sehingga sinar matahari tidak dapat mencapai bulan
2. Gerhana Matahari
Posisi bulan terletak di antara bumi dan matahari sehingga
menutup sebagian atau seluruh cahaya matahari