A. Latar belakang Burung adalah salah satu kekayaan hayati yang dimiliki oleh Indonesia. Struktur vegetasi merupakan salah satu faktor kunci yang mempengaruhi kekayaan spesies burung pada tingkat lokal. Burung dijumpai hampir di setiap tempat dan mempunyai posisi penting sebagai salah satu kekayaan satwa Indonesia. Jenisnya sangat beranekaragam dan masing-masing jenis memiliki nilai keindahan tersendiri. Hidupnya memerlukan syarat- syarat tertentu yaitu adanya kondisi habitat yang cocok dan aman dari segala macam gangguan (Hernowo, 1985). Sebagai salah satu komponen ekosistem, burung mempunyai hubungan timbal balik dan saling tergantung dengan lingkungannya. Atas dasar peran dan manfaat ini maka kehadiran burung dalam suatu ekosistem perlu dipertahankan (Arumasari, 1989). Sebagai salah satu komponen lingkungan, burung dapat dimanfaatkan langsung atau tidak langsung sebagai bioindikator lingkungan. Beberapa peneliti (seperti Hardy et al., 1987; Peakall dan Boyd, 1987; Rutschke, 1987) menyimpulkan bahwa burung dapat digunakan untuk mendeteksi perubahan lingkungan serta dapat mencerminkan stabilitas habitat Perbedaan jenis-jenis burung pada masing-masing tempat pengamatan menurut Hernowo (1988), apabila kondisi habitatnya kurang baik dalam mendukung
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
A. Latar belakang
Burung adalah salah satu kekayaan hayati yang dimiliki oleh Indonesia.
Struktur vegetasi merupakan salah satu faktor kunci yang mempengaruhi
kekayaan spesies burung pada tingkat lokal. Burung dijumpai hampir di setiap
tempat dan mempunyai posisi penting sebagai salah satu kekayaan satwa
Indonesia. Jenisnya sangat beranekaragam dan masing-masing jenis memiliki nilai
keindahan tersendiri. Hidupnya memerlukan syarat-syarat tertentu yaitu adanya
kondisi habitat yang cocok dan aman dari segala macam gangguan (Hernowo,
1985).
Sebagai salah satu komponen ekosistem, burung mempunyai hubungan
timbal balik dan saling tergantung dengan lingkungannya. Atas dasar peran dan
manfaat ini maka kehadiran burung dalam suatu ekosistem perlu dipertahankan
(Arumasari, 1989). Sebagai salah satu komponen lingkungan, burung dapat
dimanfaatkan langsung atau tidak langsung sebagai bioindikator lingkungan.
Beberapa peneliti (seperti Hardy et al., 1987; Peakall dan Boyd, 1987; Rutschke,
1987) menyimpulkan bahwa burung dapat digunakan untuk mendeteksi
perubahan lingkungan serta dapat mencerminkan stabilitas habitat
Perbedaan jenis-jenis burung pada masing-masing tempat pengamatan
menurut Hernowo (1988), apabila kondisi habitatnya kurang baik dalam
mendukung kehidupan burung seperti kurangnya sumber pakan atau faktor lain
(luas area dan iklim) dapat mempengaruhi keberadaan jenis burung. Lack (1971),
menyatakan bahwa jumlah jenis burung sangat bergantung pada karakteristik
habitat, jumlah jenis burung juga dipengaruhi oleh tingkat penggunaan sumber
daya yang ada.
Berbagai macam aktivitas manusia telah, sedang dan akan terus
belangsung mengiringi perkembangan pembangunan. Selama itu telah banyak
perubahan terjadi dan salah satunya adalah hilang atau berkurangnya habitat alami
burung. Pada berbagai tempat, habitat alami telah disisipi dan bercampur dengan
habitat buatan seperti pemukiman, kebun dan persawahan. Sementara habitat
alami yang tersisapun jumlahnya sudah menurun.
Terjadinya perubahan habitat alami tersebut dianggap telah mempengaruhi
kondisi satwa liar yang hidup di dalamnya, termasuk burung. Salah satu aspek
satwa liar yang terpengaruh adalah keanekaragaman (komposisi dan kelimpahan)
burung (Balen, 1984:1), sehingga diduga setiap macam habitat (baik yang alami
maupun buatan) yang ada di Tenggarong memiliki keanekaragaman burungnya
masing-masing sesuai dengan kondisi fisik dan biotik yang ada di dalamnya.
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan keanekaragaman jenis
burung pada habitat-habitat yang berbeda dan melihat jenis-jenis apa saja yang
dominan pada masing-masing habitat tersebut, maka dilakukanlah pengamatan.
Pengamatan terhadap burung sangatlah penting, karena burung adalah petunjuk
atas terjadinya perubahan dalam ekosistem (Balen, 1984). Hal ini dikarenakan
burung peka terhadap perubahan lingkungan (Sujatnika, dkk, 1995).
1. Deskripsi lokasi pengamatan secara umum
Pengamatan burung kali ini dilakukan pada 7 lokasi pengamatan yang berbeda
yang ada di wilayah Surakarta. Lokasi-lokasi pengamatan beserta diskripsinya
adalah sebagai berikut.
A. Lokasi di sekitar persawahan tepatnya di persawahan sekitar Perum UNS
IV Triyagan Sukoharjo. Kawasan ini merupakan daerah persawahan yang
ditanami padi, dan sebagian tanaman padi sedang menguning dan siap
panen. Pengamatan dilokasi ini dilakukan dari tepian sawah. Tepian sawah
terdapat pepohonan yang cukup rindang dan semak-semak belukar. Kira-
kira seperti gambar berikut diskripsi lokasi pengamatan yang dilakukan
pada lokasi ini.
B. Lokasi di wilayah Keraton Solo (sekitar alun-alun Solo dan Kraton Siti
Inggil).
Kraton Solo berada di pusat keramaian karena Kraton Solo merupaka
salah satu tempat wisata favorit. Setiap harinya tempat ini dikunjungi oleh
wisatawan baik dalam kota maupun luar kota. Disekitar pintu masuk selalu
ramai, terutama dibawah pohon beringin digunakan sebagai tempat jualan
pernak pernik kraton solo. Pengamatan di Kraton Solo terbagi menjadi 2
kawasan yaitu, alun-alun kraton dan kraton Siti Inggil. Di alun-alun utara
banyak dinaungi pohon besar terutama pohon beringin yang berumur tua.
Pohon beringin ini terdapat pada pintu masuk kraton dan di tengah-tengah
alun-alun. Sedangkan alun-alun sendiri berupa lapangan luas yang ditutupi
rumput. Sedangkan alun-alun selatan hanya terdapat pohon beringin di
tengahnya. Setiap sore hari banyak dilakukan aktivitas di alun-alun seperti
olahraga, rekreasi, ataupun sekedar nongkrong disana.
Foto kiri merupakan gerbang masuk kraton, tengah merupakan foto
alun-alun, dan foto kanan merupakan bagian kraton siti inggil.
C. Jl. Ir. Sutami (Depan UNS)
Lokasi tersebut sangat ramai oleh kendaraan bermotor dan juga terdapat
pohon peneduh di pinggiran jalan.
D. Perumahan Ngoresan Jebres Surakarta
Perumahan tersebut meskipun padat dengan rumah-rumah penduduk tetapi
jumlah pepohonan yang ada cukup banyak dan juga terdapat jalan raya
yang cukup ramai dengan kendaraan bermotor
E. Taman Kota Balekambang
Lokasi ini merupakan taman kota yang terdapat di Surakarta, disana
banyak pepohonan rindang, rerumputan dan danau buatan, serta terdapat
burung-burung yang ditangkarkan. Pohon pohon di tempat ini menjulang
tinggi sehingga masih banyak burung yang terlihat tanpa terganggu
aktivitas manusia yang ada dibawahnya
F. Bekonang dan Tebon, Baki – Pandean, Gemolong-Sragen
Wilayah pengamatan inimemiliki vegetasi yang masih asri dengan banyak
pepohonan dan sawah yang terhampar sehingga masih mudah menemukan
burung pada habitatnya
G. Terminal Tirtonadi
Kawasan ini merupakan wilayah yang jarang terdapat pepohonan dan