LAPORAN PRAKTIKUM – FOTOGRAMETRI DIGITAL PROSES ORIENTASI RELATIF PADA FOTO UDARA DAN FOTO BANGUNAN SARKAWI JAYA HARAHAP NRP 3511 100 004 TITIK WIJAYANTI NRP 3511 100 005 NANA ERFIANA NRP 3511 100 006 LERYAN DONA DONY DONOVAN VICTORIA NRP 3511 100 007 Advisor Dr-Ing Ir. TEGUH hARIYANTO, M.sc HEPI HAPSARI H, ST ,M.Sc MEIRISKA ST. MT. DEPARTMENT of GEOMATIC ENGINEERING FACULTY OF CIVIL ENGINEERING and PLANNING SEPULUH NOPEMBER INSTITUTE Of TECHNOLOGI 2013 SURABAYA
46
Embed
Orientasi relatif pada Foto bangunan dan Foto Udara emnggunakan Kamera digital
untuk menentukan parameter-parameter orientasi relatif pada Foto bangunan dan Foto Udara
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN PRAKTIKUM – FOTOGRAMETRI DIGITAL PROSES ORIENTASI RELATIF PADA FOTO UDARA DAN FOTO BANGUNAN SARKAWI JAYA HARAHAP NRP 3511 100 004 TITIK WIJAYANTI NRP 3511 100 005 NANA ERFIANA NRP 3511 100 006 LERYAN DONA DONY DONOVAN VICTORIA NRP 3511 100 007
Advisor
Dr-Ing Ir. TEGUH hARIYANTO, M.sc HEPI HAPSARI H, ST ,M.Sc MEIRISKA ST. MT.
DEPARTMENT of GEOMATIC ENGINEERING
FACULTY OF CIVIL ENGINEERING and PLANNING
SEPULUH NOPEMBER INSTITUTE Of TECHNOLOGI
2013
SURABAYA
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan Rahmat serta Hidayah-Nya, sehingga
Laporan Praktikum Kalibrasi kamera mata kuliah Fotogrametri Digital dapat terselesaikan.
Laporan ini terdiri dari apa yang dimaksud dengan Kalibrasi Kamera, kegunaan Kalibrasi
Kamera, proses bagaimana melakukan Kalibrasi Kamera dan Bagaimana Mengolah data hasil
dari Kalibrasi Kamera.
Kami mengucapkan Terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam penyusunan
laporan ini, Kami menyadari bahwa Laporan ini Masih ada kekurangan, sehingga kami
mengharapkan Kritik dan saran yang membangun untuk Menjadi pembelajaran kami agar
menjadi lebih baik lagi.
Semoga Laporan ini dapat bermanfaat untuk semua yang Membacanya, Khususnya bagi Kami.
Amien.
Surabaya, 5 Desember 2013
Penyusun
3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………………………………… i
Daftar Isi ……………………………………………………………………………………… ii
BAB 1 PPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………… 1
1.2 Tujuan …………………………………………………………………………………… 1
1.3 Manfaat ………………………………………………………………………………….. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fotogrametri Digital ………………………………………………………………………. 2
sekali apabila pada foto tersebut horison terlihat. Untuk foto miring, batasannya adalah antara
kedua jenis foto tersebut. Secara umum foto yang digunakan untuk peta adalah foto tegak (Wolf,
1974).
2.3 Orientasi Relatif
Relatif orientasi merupakan proses untuk menentukan nilai perputaran sudut rotasi dan
pergeseran posisi antara dua foto.Proses ini di lakukan dengan cara memberikan nilai posisi dan
orientasi untuk foto pertama,kemudian di lakukan proses perhitungan nilai posisi dan orientasi
pada foto kedua menggunakan parameter dari posisi kamera pertama dan koordinat foto dari
kedua buah foto. Dalam proses relatif orientasi ini tidak menghasilkan nilai posisi dan orientasi
dari foto yang sebenarnya, akan tetapi menghasilkan sebuah nilai relatife antara dua buah foto
tersebut. Yaitu menetapkan beberapa parameter Eksterior orientasi (EO) dari foto kanan (2) dari
pertemuan 5 berkas dari koordinat obyek 3D (Xi,Yi,Zi) yang ada.
Dengan cara digital,relatif orientasi dapat menggunakan syarat kesegariasan (colenearity
condition) atau syarat kesebidangan (coplanarity condition). Pada relatif orientasi analitik,
biasanya parameter EO (ω,ϕ,κ)dari foto kiri sama dengan nol. Dan juga untuk pada foto kiri
7
ditetapkan secara sembarang pada harga bulat dan sebagai alternatif yang nyaman maka nilai
dari tepat pada angka nol, dan pada foto kanan ( ditetapkan pada harga mendekati basis foto
(jarak difoto pada kedua foto) yang mendekati nilai nol dan harus ditentukan 5 parameter
unknown pada foto kanan. Hal ini akan mempermudah dalam perhitungan koordinat objek
Xi,Yi,Zi sehingga mendekati satuan koordinat foto yang terukur.
2.4 Paralaks
Merupakan perubahan kedudukan gambaran titik pada foto udara yang bertampalan yang
disebabkan oleh perubahan kedudukan kamera. Paralaks ini disebut juga dengan paralaks absolut
atau paralaks total. Lebih jauh dikemukakan bahwa paralaks absolut suatu titik adalah perbedaan
aljabar yang diukur sepanjang sumbu x, berpangkal dari sumbu y ke arah titik bersangkutan yang
tergambar pada tampalan foto udara. Hal ini dilandasi oleh asumsi bahwa masing-masing foto
udara itu benar-benar vertikal dan dengan tinggi terbang yang sama.
Pengukuran paralaks dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu Pengukuran paralaks secara
stereoskopik; dilakukan dengan menggunkan batang paralaks atau meter paralaks (parallax bar)
terdiri dari dua keping kaca yang diberi tanda padanya. Tanda ini disebut tanda apung (floating
mark). Masing-masing keping kaca dipasang pada batang yang dapat diatur panjangnya yang
diatur dengan memutar sekrup mikrometer. Pengukuran dilakukan setelah foto disetel di bawah
pengamatan stereoskopik. Tanda apung kiri diletakkan pada titik yang akan diukur paralaksnya
di foto kiri, dan tanda apung kanan diletakkan pada titik yang akan diukur paralaksnya pada foto
kanan, dimana peletakan dilakukan dengan melihat dari stereoskop. Kemudian dilakukan
pembacaan pada sekrup mikrometer yang dibaca dalam milimeter (mm).Pengukuran paralaks
secara monoskopik; atau disebut juga cara manual, dilakukan tanpa menggunakan batang
paralaks, melainkan hanya dengan menggunakan penggaris biasa.
2.5 Photo Modeler Scanner V6.2.2.596.
Photo modeler scanner adalah pemodelan berdasarkan gambar (image) untuk pengukuran yang
akurat serta model 3D dalam bidang engineering, arsitektur, film, forensik, kebudayaan, dan
lain-lain. Photo Modeler Scanner adalah sebuah scanner 3d yang menyediakan hasil yang serupa
dengan 3s laser scanner. Proses scanning 3d ini menghasilkan point cloud yang padat dari textur
permukaan fotografi dari berbagai ukuran Photo Modeler dasar ditambah kemampuan untuk
melakukan Dense Surface modelling (DSM), scanning 3d dan Smartmatch.
Beberapa aplikasi dari DSM antara lain arkeologi, arsitektur dan preservasi,
seni/museum/kuratorial, Teknik Sipil, film dan animasi, forensic, Teknik Mesin dan Pengukuran
bersifat industry, obat-obatan, pertambangan, ekskavasi, dan geoteknik. PhotoModeler Scanner
mengekspor point cloud 3d dan jaring triangulasi dalam format berikut: .stl, .ply, .txt, .iv, .facet.
8
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan.
a. SAMSUNG ES65
b. Software PhotoModeler Scanner V6.2.2.596
c. Photo Modeler calibration 36x36sd
d. Laptop
3.2 Waktu dan Lokasi.
Praktikum fotogrametri digital Orientasi Relatif dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Sabtu, 30 November 2013
Pukul : 09.31-11.00 WIB
Tempat : Kampus ITS
9
Mulai
Melakukan Pengambilan foto
gedung 2 kali bertampalan
Melakukan Orientasi foto
Menggunakan PhotoModeler
Scanner
Import Foto Ke
komputer
Selesai
Ya
Tidak
3.3 Diagram Alir Pelaksanaan Praktikum.
10
3.4 Langkah Pelaksanaan Foto Gedung.
Tahapan Langkah Pelaksanaan pada Praktikum Orientasi Relatif adalah :
a. Melakukan pengambilan foto Gedung di Area Kampus ITS dengan dua sisi, sehingga foto
pertama dan foto kedua bertampalan lebih dari 50%.
b. Jika Foto yang akan diorientasikan belum ada di Komputer, maka Import foto terlebih
dahulu ke komputer agar dapat dibaca oleh Software PhotoModeler Scanner.
c. Melakukan Orientasi relatif pada foto Gedung dengan menggunakan perangkat lunak
(software) yaitu PhotoModeler Scanner V6.2.2.596, dengan tahapan yaitu :
a. Membuka Software PhotoModeler Scanner V6.2.2.596
Gambar 1 Tampilan Awal Software PhotoModeler Scanner V6.2.2.596
b. Kemudian Muncul Jendela seperti Berikut, dan Pilih Point Based Project.
11
c. Pilih folder yang terdapat Foto Gedung.
d. Kemudian Pilih atau add Gambar Foto agar dapat dibaca oleh PhotoModeler Scanner,
dan Klik Menu Next.
12
e. Jika sudah, maka pilih “An Unknown camera, Whose parameters will be solved by”,
dan klik Next.
f. Kemudian akan Muncul gambar Foto yang akan di orientasi.
13
g. Drag kedua Foto tersebut sehingga Foto Menjadi Lebih besar Ukurannya.
h. Buat point objek pada foto Kiri dan Kanan, Harus bejumlah sama, dengan Menu
Marking- Mark Point Mode.
14
i. Kemudian pilih Menu Project-process...
j. Menunggu Proses Orientasi Relatif selesai.
k. Setelah selesai, simpan Foto yang sudah di orientasi.
15
3.6 Langkah Pelaksanaan Foto Udara.
1. file, new project,
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
BAB IV HASIL DAN ANALISA
4.1 Orientasi Relatif Bangunan
Foto yang digunakan sebagai kalibrasi kamera adalah gedung Fitsal Pertamina.
Foto 1 Foto 2
4.1.1 Penentuan Titik Orientasi Relatif
A. 5 titik Orientasi relatif
B. 10 titik Orientasi relatif
26
C. 15 Tiitk orientasi Relatif
4.1.2 Hasil Prosesing Foto Bangunan
A. Hasil Proses 5 Titik
adapun hasil proses 5 titik orientasi relative ditunjukkan dengan gambar berikut.
27
Proses kalibrasi dengan 5 titik Residual tidak bisa dilakukan karena belum mencapai jumlah titik
orientasi relatif minimum dari Foto tersebut. Karena Titik minimum orientasi relatif harus 6 titik.
B. Hasil proses 10 titik
Status Report Tree
Project Name: orientasi 10 titik.pmr
Problems and Suggestions (1)
Project Problems (0)
Problems related to most recent processing (1)
Problem: There were more than 10 iterations in the most recent successful processing.
Suggestion: The large number of iterations (14) during processing indicates some instability or some problem in the project data. Look for misreferenced points,
incorrect constraints, or poor camera parameters.
Information from most recent processing
Last Processing Attempt: Wed Dec 04 22:34:19 2013
PhotoModeler Version: 6.2.2.596 - final,full
Status: successful
28
Processing Options
Orientation: off
Global Optimization: on
Calibration: off
Constraints: on
Total Error
Number of Processing Iterations: 14
Number of Processing Stages: 1
First Error: 2.570
Last Error: 1.042
Precisions / Standard Deviations
Photograph Standard Deviations
Photo 1: SAM_0934.JPG
Omega
Value: 0.494501 deg
Deviation: Omega: 0.320 deg
Correlations over 95.0%: Phi:98.5%, X:98.8%, Y:-99.9%, Z:-99.5%
Phi
Value: 0.202342 deg
Deviation: Phi: 0.415 deg
Correlations over 95.0%: Omega:98.5%, X:100.0%, Y:-98.9%, Z:-99.0%
Kappa
Value: 0.096886 deg
Deviation: Kappa: 0.069 deg
Xc
Value: 0.005037
Deviation: X: 0.007
Correlations over 95.0%: Omega:98.8%, Phi:100.0%, Y:-99.2%, Z:-99.3%
Yc
Value: -0.009520
Deviation: Y: 0.006
Correlations over 95.0%: Omega:-99.9%, Phi:-98.9%, X:-99.2%, Z:99.9%
Zc
29
Value: -0.005471
Deviation: Z: 0.011
Correlations over 95.0%: Omega:-99.5%, Phi:-99.0%, X:-99.3%, Y:99.9%
Photo 2: SAM_0935.JPG
Omega
Value: -0.593539 deg
Deviation: Omega: 0.388 deg
Correlations over 95.0%: Phi:-96.6%, X:-99.5%, Y:-99.8%, Z:-99.1%
Phi
Value: 12.560025 deg
Deviation: Phi: 0.243 deg
Correlations over 95.0%: Omega:-96.6%, X:98.0%, Y:95.7%
Kappa
Value: -2.577381 deg
Deviation: Kappa: 0.096 deg
Xc
Value: 0.372347
Deviation: X: 0.010
Correlations over 95.0%: Omega:-99.5%, Phi:98.0%, Y:99.4%, Z:99.0%
Yc
Value: 0.000724
Deviation: Y: 0.007
Correlations over 95.0%: Omega:-99.8%, Phi:95.7%, X:99.4%, Z:99.7%
Zc
Value: 0.012876
Deviation: Z: 0.010
Correlations over 95.0%: Omega:-99.1%, X:99.0%, Y:99.7%