OPTIMISASI PENGGUNAAN !AtiAN PERTAN:tAR DI KABUPATEN KUNINGAN "tESIS Diajukan untu'k memenuhi persyarafan Studi pad a Progmm Magic;ter Perencamaav-; Fakultas Ekonomi IndoaP..sil! Denny Trikomandani NPM : MAGISTER PERENCANAAN DAN PU8.\..Iit FAKULTAS EKONOMI UrtlVERSI"rAS INOONIESIA
79
Embed
OPTIMISASI PENGGUNAAN PERTAN:tARperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/159236...dengan program linier dengan fungsi tujuan maksimisasi keuntungan usaha tani. Variabel
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
OPTIMISASI PENGGUNAAN !AtiAN PERTAN:tAR
DI KABUPATEN KUNINGAN
"tESIS
Diajukan untu'k memenuhi persyarafan ~a~am n-.fZ:n~~all:Dre Studi pad a Progmm Magic;ter Perencamaav-; ~at! K~~ija~u:ut- ~ltt.ik
Fakultas Ekonomi Universit:~ IndoaP..sil!
Denny Trikomandani NPM : 660'922~"1d.5
MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBI~KAN PU8.\..Iit FAKULTAS EKONOMI UrtlVERSI"rAS INOONIESIA
OPTIMISASI PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN
DI KABUPATEN KUNINGAN
TESIS
Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Studi pada Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Denny Trikomandani NPM : 6600220715
MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA
OPTIMISASI PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN
DI KABUPATEN KUNINGAN
TESIS
Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Studi pada Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Denny Trikomandani NPM : 6600220715
MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA
Nama
NPM
Judul Tesis
LEMBAR PENGESAHAN TESIS
: Denny Trikomandani
: 6600220715
: OPTIMISASI PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN KUNINGAN
Menyetujui Pembimbing
( Sri Mulyono, SE, MSS. )
( Dr. Robert A. Simanjuntak)
ABSTRAK
Penelitian mr menelaah masalah pengalokasian sumberdaya, khususnya penggunaan sumberdaya lahan untuk pertanian tanaman pangan dan perkebunan di Kabupaten Kuningan guna meningkatkan pendapatan masyarakat dari sektor pertanian dimana sektor tersebut saat ini masih merupakan sektor dominan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar pedoman pembuatan kebijakan publik dalam menetapkan pola tanam sekaligus dapat memberikan kontribusi terbaik dari sector pertanian bagi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kuningan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kemungkinan pengalokasian sumberdaya lahan pertanian secara optimal guna memaksimalkan kontribusi sektor pertanian di daerah penelitian, kemudian mencari komoditi pertanian yang dapat memberikan keuntungan maksimal bagi petani, serta mengetahui sampai seberapa jauh kendala sumberdaya lahan dan tenaga kerja mempengaruhi proses produksi peranian. Metode yang digunakan adalah menyusun model penggunaan lahan dengan program linier dengan fungsi tujuan maksimisasi keuntungan usaha tani. Variabel keputusan yang digunakan adalah keuntungan marginal per-hektar daari usaha tani tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan dihadapkan pada kendala berbagai jenis lahan dengan tipe irigasi yang berbeda dan lahan kering, serta kendala tenaga kerja. Model dianalisis berdasarkan print out perangkat lunak LINDO (Liniear Interactive Discrete Optimizer). Solusi optimal dari model penggunaan lahan pertanian di Kabupaten Kuningan adalah usaha tani menanam komoditi padi sawah, padi gogo, sayuran dan buah-buahan pada lahan seluas 126.518 Ha yang akan memberikan keuntungan sebesar Rp 1.416.252.000.000.-. keuntungan ini lebih besar jika dibandingkan dengan nilai scbelum dilakukan perencanaan, yaitu Rp 1.332.839.497.000,- dari luas tan am 112.779,76 Ha. Dalam rangka usaha peningkatan pendapatan petani, nampaknya usaha tani hortikultura (sayuran) mempunyai prospek sangat baik untu dikembangkan dan peningkatan produktifitas harus tetap mendapat perhatian. Pada komoditi unggulan yang mendapat prioritas dilakukan proses lebih lanjut melalui pengolahan hasil, pengemasan dan diversifikasi produk agar dapat meningkatkan nilai tambah sekaligus dapat memperluas lapangan usaha untuk menyerap tenaga kerja yang berlebih disektor on farm (budidaya). Selain itu juga dilakukan pelatihan-pelatihan kewirausahaan, khususnya bagi pemuda putus sekolah seperti kursus manajemen usaha tani, pengolahan lanjutan produk pertanian, pengelolaan jasa alat mesin pertanian dan bimbingan permodalan dari perbankan dan lembaga keuangan lainnya.
KATA PENGANTAR
Bismillah, Assalamualaikum wr, wb.
Puji syukur kami sampaikan ke hadapan Illahirobbi atas segala
limpahan berkah dan karunia yang tercurah selama ini.
Tesis ini adalah merupakan karya tulis akhir yang harus dibuat
oleh setiap mahasiswa dan merupakan satu syarat untuk dapat
dinyatak,an lulus dari program strata II Magister Perencanaan &
Kebijakan Publik di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Kajian yang diambil untuk diamati dan dianalisis adalah aspek
perencanaan sektoral khususnya sektor pertanian dengan mengambil
judul: Optimisasi Penggunaan La han Pertanian di Kabupaten
Kuningan, dengan harapan dapat digunakan sebagai dasar pedoman
untuk pembuatan kebijakan publik dalam menetapkan pola tanam dan
prioritas jenis komoditas pertanian yang akan ditanam serta sekaligus
dapat memberikan kontribusi terbaik dari sektor pertanian bagi Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kuningan. Kebijakan
tersebut biasanya dituangkan dalam Surat Keputusan Bupati.
Konstruksi model dibangun menggunakan program linier dengan
tujuan memaksimalkan keuntungan usaha tani berbagai jenis komoditas
tanaman pangan, hortikultura termasuk buah-buahan dan tanaman
perkebunan yang ditanam pada berbagai jenis lahan. Dengan program
linier membantu menentukan jenis komoditi pertanian apa saja yang
sebaiknya diusaha-tanikan, mengetahui besarnya keuntungan optimum
yang akan diperoleh dan memprediksi kerugian yang akan ditimbulkan,
jika jenis komoditi usaha tani yang tidak direkomendasikan oleh model
tetap ingin dimasukkan dalam usaha di suatu jenis lahan, serta
mengukur kelangkaan dan atau kelebihan sumberdaya yang digunakan
dalam usaha tani tersebut.
Penulis menyadari, isi yang terkandung dalam tulisan ini masih ada
terdapat kekurangan, akan tetapi belajar adalah suatu proses yang
berkelanjutan dan terus menerus, dengan mengungkapkan dan
mendiskusikannya dalam suatu forum bersama orang-orang yang tepat
akan semakin dipahami kelebihan dan kekurangan/kelemahannya,
sehingga keputusan yang harus diambil dapat dilakukan dengan lebih arif
karena didalamnya turut dipertimbangkan kekuatan dan kelemahan,
peluang dan hambatan dari keputusan itu.
Akhirnya sebagai ungkapan rasa syukur, dengan tulus penulis
menghaturkan terima kasih kepada :
1. Bapak Ketua Bappenas u.p. Kepala Biro Diklat Perencanaan
Pembangunan, dalam surat no.429/B.35/08/00 untuk kesempatan
mengikuti program pendidikan 52 dalam negeri beasiswa OTO
BAPPENAS.
2. Bapak Gubernur Propinsi Jawa Barat, dalam surat no.890/4915/ Peg.2
tanggal 10 agustus 2000, telah memberikan ijin kepada penulis untuk
mengikuti program pendidikan 52 dalam negeri.
3. Bapak Bupati Kabupaten Kuningan, telah memberikan ijin kepada
penulis sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Tugas Belajar
Bupati Kuningan no.821.1/KPTS. 74 - Kepeg/2000.
4. Bapak Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kuningan yang telah
merekomendasikan penulis untuk mengikuti pendidikan 52 di
Universitas Indonesia.
5. Bapak Dr. Robert A. Simanjuntak, ketua program Magister
Perencanaan dan Kebijakan Publik Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, untuk kesempatan belajar di lembaga pendidikan ini.
6. Bapak Sri Mulyono, SE,MSS. Selaku pembimbing utama dan pengajar
Teknik Pengambilan Keputusan, mata kuliah Operation Research.
7. Rekan-rekan angkatan IX pagi, untuk kebersamaan selama menjalani
belajar di MPKP khususnya Rekan Cut Syawalina dari Bappenas,
Rekan Ema Setiawati untuk dukungannya dalam penyelesaian tugas
akhir ini.
8. Wiwin Widaningsih, Ibadi Nurshafa, Luthfina Nurulsyifa. Untuk
kesabaran, pengertian dan perhatian.
Semoga Yang Maha Kuasa pemberi taufik membalas semua budi baik ini.
Depok, Agustus 2004.
Denny Trikomandani
ii
DAFTAR lSI
Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR lSI ii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR LAMPIRAN vii
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Ruang lingkup Permasalahan 4
1.3. Tujuan 4
1.4. Metodologi Penelitian 5
1.5. Sistematika Penulisan 7
BAB II. TINJAUAN LITERATUR 8
2.1. Program Linier 8
2.1.1. Pengertian. 8
2.1.2. Model Dasar Program Linier. S
2.1.3. Syarat dan Asumsi Program linier. 10
2.2. Metode Analisis Program Linier. 12
2.2.1. Metode Grafis 13
2.2.2. Metode Simpleks 14
2.3. Penafsiran Tabel Simpleks Optimum 19
2.3.1. Solusi Optimum 21
2.3.2. Keadaan Sumberdaya 21
2.3.3. Sumbangan per-unit Sumberdaya 22
BAB III. KEADAAN SOSIAL EKONCMI KABUPATEN KUNINGAN 24
3.1. Letak dan Keadaan Geografis. 24
3.2. Kependudukan. 25
3.3. Ketenagakerj3an. 27
3.4. T~taguna L.ahan. 28
3.5. Keadaan Perekonomian 29
ii
3.6. Keadaan Pertanian. 30
3.6.1. Tanaman Pangan. 31
3.6.2. Tanaman Sayuran dan Hortikultura. 31
3.6.3. Tanaman Buah-buahan dan Perkebunan. 32
3.6.4. Kebutuhan Tenaga Kerja, Biaya Produksi
dan Harga Komoditi. 33
BAB IV. PEMBAHASAN 36
4.1. Pembentukan Model Program Linier
Penggunaan Lahan. 36
4.2. Pengaturan Pola tanam dan Penggunaan Lahan. 39
4.2.1. Pola tanam pada lahan sawah. 39
4.2.2. Pola tanam pada lahan kering. .c1
4.3. Kendala Sumberdaya
4.3.1. Sumberdaya lahan
4.3.2. Tenaga kerja
4.4. Analisis Sensitivitas
4.4.1. Perubahan Luas Lahan
4.4.2. Perubahan Tenaga Kerja
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Daftar Pustaka
iii
42
43
4., ,_)
43
46
45
48
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Grafik Feasible region dari Kendala struktural
Gambar 2. Grafik solusi optimal dengan menarik garis Isoprofit dari garis Z
Gambar 3. Peta administrasi Kabupaten Kuningan.
iv
Halaman
13
14
24
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.
Tabel 2.
Tabel 3.
Persantase Lapangan Usaha pada PDRB Kabupaten Kuningan Tahun 1995 - 2001 atas dasar Harga Konstan Tahun 1993
Contoh kasus Produksi Pintu aluminium & Jendela Kayu
Tabel Simpleks Contoh Soal
Tabel 3.Al. Tabel Simpleks lanjutan
Tabel 3.A2. Tabel Simpleks lanjutan
Tabel 3.A3. Tabel Simpleks lanjutan
Tabel 3.A4. Tabel Simpleks lanjutan
Tabel 4.
Tabel 5.
Tabel 6.
Tabel 7.
Tabel 8.
Tabel 9.
Tabel 10.
Tabel 11.
Tabel 12.
Tabel 13.
Tabel simpleks optimum "contoh soal"
Keputusan solusi optimum "contoh soal"
Makna langka vs berlebih variabel slack
Makna sumbangan per-unit sumberdaya Pada variabel slack
Luas Daerah, Jumlah Penduduk dan Rata-rata Kepadatan Penduduk I km2 Kabupaten Kuningan Tahun 2001.
Persentase Penduduk Kab. Kuningan usia 10 tahun ke atas yang bekerja menurut Lapangan Usaha, Tahun 1997- 2000.
Penggunaan lahan di Kabupaten Kuningan Tahun 2001
Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Kuningan Atas Dasar Harga Konstan 1993 Tahun 1997- 2001.
Produk Domestik Regional Brute Kab. Kuningan atas dasar Harga Konstan 1993. Tahun 1997- 2001 ( dalam jutaan rupiah )
Luas Areal dan Produksi Tanaman Padi dan Palawija Kabupaten Kuningan.
v
3
12
17
18
18
19
19
21
21
22
22
26
27
28
29
30
31
Tabel 14. Luas Areal dan Produksi Tanaman Sayuran Kabupaten Kuningan. 32
Tabel 15. Luas Areal dan Produksi Tanaman Buah-buahan Kabupaten Kuningan. 32
Tabel 16. Luas Areal dan Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat Kabupaten Kuningan. 33
Tabel 17. Kebutuhan Tenaga Kerja, Biaya Produksi dan Harga Komoditi Tanaman Padi dan Palawija di Kabupaten Kuningan. 33
Tabel 18. Kebutuhan Tenaga Kerja, Biaya Produksi dan Harga Komoditi Sayuran di Kabupaten Kuningan. 34
Tabel 19. Kebutuhan Tenaga Kerja, Biaya Produksi dan Harga Komoditi Tanaman Buah-buahan di Kabupaten Kuningan. 34
Tabel 20. Kebutuhan Tenaga Kerja, Biaya Produksi dan Harga Komoditi Tanaman Perkebunan di Kabupaten Kuningan. 34
Tabel 21. Tingkat Konsumsi Bahan Makanan Penduduk Kabupaten Kuningan. 35
Tabel 22. Luas Tanam, Produksi dan Pendapatan Marjinal Sebelum Perencanaan 38
Tabel 23. Nilai solusi Optimal Penggunaan Lahan Pertanian di Kabupaten Kuningan 39
Tabel 24. Aktifitas yang tidak masuk solusi optimal serta nilai Reduce Cost nya 40
Tabel 25. Luas Tanam, Produksi dan Pendapatan Marjinal Setelah Perencanaan 41
vi
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
Lampiran 1. Model Rencana Pola Tanam dan Penggunaan Lahan Pertanian di Kabupaten Kuningan 49
Lampiran 2. Keterangan Variabel pada Pola Tanam dan Penggunaan Lahan so
Lampiran·3. Perhitungan Marjinal Profit Usaha Tani 51
Lampiran 4. Model Optimisasi Penggunaan Lahan Pertanian di Kabupaten Kuningan dengan LINDO 52
Lampiran 5. Solusi Optimal dengan LINDO 53
vii
1.1. Latar Belakang.
BAB I
PENDAHULUAN
Konsep mengenai proses pertumbuhan ekonomi telah dikenal sejak
Adam Smith mengajukan gagasan bahwa pasar bebas merupakan jalan
terbaik untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat. Namun menyertai konsep tersebut terjadi apa yang disebut
oleh para ahli dengan istilah kegagalan pasar (market failure) dan
eksternalitas, yaitu disamping aktifitas produsen di satu pihak yang
berusaha memaksimalkan profit, dan aktifitas konsumen yang berusaha
memaksimalkan utilitasnya, baik disadari maupun tidak, ternyata terdapat
pihak ketiga yang juga terkena dampak oleh aktifitas produsen-konsumen
tersebut, dampak dari aktifitas tersebut dapat bersifat positif yang akan
dirasakan sebagai perluasan tingkat kesejahteraan. Akan tetapi sebaliknya
bila dampak aktifitas tersebut bersifat negatif akan terjadi pengurangan
bahkan hilangnya tingkat kesejahteraan (welfare loss) dan lebih jauh lagi
menimbulkan masalah keadilan.
Kondisi itu menghendaki adanya suatu lembaga yang mampu
menengahi dan menanggulangi ekses negatif yang saling bertentangan,
sehingga tercapai suatu keadaan yang berkeadilan dalam aktifitas ekonomi.
Peran mediasi untuk menanggulangi pertentangan tersebut biasanya
dilakukan oleh negara dalam bentuk regulasi oleh pemerintah. Dalam
negara yang dinamis peran itu semakin meluas, hampir tidak ada sektor
kehidupan yang luput dari regulasi, bentuk regulasi yang tepat akan
mampu menciptakan sinergi sehingga setiap potensi yang dimiliki dapat
dioptimalkan yang pada akhirnya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
Pertanian merujuk kepada suatu sistem yang kompleks dimulai
dengan pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam termasuk
didalamnya usaha tani, agribisnis, dan organisasi pemerintah dalam
menyediakan produk dari suatu lahan sampai kepada para konsumen.
Istilah Agrikultur/pertanian pada mulanya digunakan pada pembudidayaan
tanaman dan ternak. Tetapi sebagai suatu sistem ekonomi hal itu menjadi
lebih kompleks, pertanian mempunyai arti yang lebih luas. Yang juga
meliputi perusahaan-perusahaan dan industri yang membuat, mengolah
dan memasarkan input untuk usaha tani seperti mesin pertanian, pupuk,
obat-obatan, jasa pelayanan dan bahan baku (supplies) yang digunakan
pada usaha tani modern. Istilah tersebut juga termasuk industri-industri
yang mengolah dan memasarkan produk usaha tani seperti perusahaan
dagang biji-bijian, pengemasan daging, pabrik kapas, pabrik susu dan
pemasaran, pedagang sayur dan buah-buahan dan pengolahan, pedagang
grosir pangan, supermarket dan pedagang eceran. Terakhir, pada pertanian
juga termasuk sektor publik yang membuat peraturan dan perundang
undangan; bimbingan riset ilmiah; sistem pendidikan, penyuluhan,
informasi pasar, price forecasting services; dan bimbingan analisa ekonomi.
Semua aktifitas ekonomi ini dapat dikelompokk.an ke dalam tiga subsektor
yang diidentifikasi berdasarkan fungsinya: sektor usaha tani, sektor
agribisnis, dan sektor publik. 1
Pendapat lain membagi pertanian sebagai suatu aktifitas yang
disebut pertanian on-farm dan prtanian off-farm. Pertanian on-farm
memiliki karakteristik menempati lokasi lahan yang terpencar-pencar
mengikuti kondisi iklim (sinar matahari, suhu, kelembaban,curah hujan)
dan keadaan geografi dan geologi tanah, kombinast dari keadaan tersebut
menentukan jenis tanaman bahkan ternak apa yang cocok dan baik untuk
dibudidayakan, karena energi untuk pertumbuhan tanaman berasal dari
sinar matahari, pertanian tidak dapat dipusatkan di dalam suatu pabrik.
Pertanian akan selalu memerlukan bidang permukaan bumi yang luas yang
terbuka terhadap sorotan sinar matahari. 2
Sebagai suatu sektor perekonomian proses produksi pertanian
menghadapi berbagai masalah diantaranya adalah konversi lahan untuk
kegiatan ekonomi lainnya seperti industri, jalan, pemukiman dan berbagai
1 Wesley D. Seitz; Gerald C Nelson; Harold G. Halcrow; ECONOMICS OF RESOURCES, AGRICULTURE, AND FOOD. 2 Krisnandhi dan Bahrin Samad cit. AT Mosher. MENGGERAKKAN & MEMBANGUN PERTANIAN
2
aktifitas manusia lainnya yang memerlukan lahan, disamping itu
permintahan akan pangan yang terus meningkat seirirtg dengan
meningkatnya jumlah penduduk. Dengan semakin terbatasnya sumberdaya
lahan perlu dilakukan suatu perencanaan penggunaan lahan.
Tabel 1. Persentase Lapangan usaha pada PDRB Kabupaten Kuningan Tahun 1995- 2001 atas dasar Harga Konstan tahun 1993.
Kabupaten Kuningan sejak tahun 1995 sampai dengan tahun 2001
memiliki struktur PDRB dimana sektor pertanian memberikan kontribusi
terbesar, berkisar antara 33 °/o hingga 37°/o, diikuti oleh sektor
perdagangan, hotel dan restoran 26,6 - 27 %; kemudian sektor jasa 17 -
20 %, sebagaimana terlihat pada Tabel 1.
Sebagai suatu kabupaten dengan lapangan usaha terbesar di bidang
pertanian, pemerintah daerah tidak mungkin begitu saja mengabaikannya
dalam setiap perencanaan pembangunan. Strategi dasar dari perencanaan
pembangunan pertanian adalah menggunakan konsep pembangunan
pertanian tiga dimensi yaitu : (1) Kebijakan usaha tani terpadu; (2)
Kebijakan komoditi terpadu; dan (3) Kebijakan wilayah terpadu.
Pada dasarnya konsep pembangunan tiga dimensi tersebut
dimaksudkan untuk meningkatkan keterpaduan dalam pembangunan
pertanian agar diperoleh pemanfaatan sumberdaya pertanian yang efisien
3
dan mampu meningkatkan pendapatan petani. Pada saat ini konsep
pembangunan pertanian tersebut di implimentasikan dalam bentuk
pengembangan agribisnis.
Adanya pendekatan agribisnis dalam pembangunan pertanian
menghendaki pengalokasian sumberdaya yang fleksibel dan perencanaan
yang matang dalam mengembangkan suatu komoditi. Dalam konsep
agribisnis pengembangan komoditi tidak semata-mata berorientasi pada
produksi, tetapi juga harus ditekankan pada peningkatan pendapatan
masyarakat. Dengan demikian perencanaan di tingkat daerah benar-benar
dituntut untuk mampu mengalokasikan sumberdaya pertanian agar tujuan
peningkatan pendapatan masyarakat dapat dicapai.
1.2. Ruang Lingkup Permasalahan.
Pada penelitian ini, permasalahan yang akan ditelaah adalah
pengalokasian sumberdaya, khususnya penggunaan sumberdaya Jahan
untuk tanaman pangan dan perkebunan guna meningkatkan pendapatan
masyarakat dari sektor pertanian dimana sektor tersebut masih merupakan
sektor dominan di kabupaten Kuningan, disamping itu akan diamati
komoditi-komoditi pertanian apa saja yang mampu memberikan
keuntungan optimal.
1.3. Tujuan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Kemungkinan pengalokasian sumberdaya Jahan secara optimal untuk
memaksimumkan sumbangan sektor pertanian di daerah penelitian.
2. Mencari komoditi pertanian yang memberikan keuntungan maksimal
bagi petani.
3. Mengetahui sampai seberapa jauh kendala sumberdaya lahan dan
tenaga kerja mempengaruhi proses produksi pertanian.
4
1.4. Metodologi Penelitian.
Data yang digunakan untuk tujuan penelitian ini sebagian besar
adalah data sekunder antara tahun 1995 - 2001, yang berkaitan dengan
kegiatan pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Kuningan antara
lain berupa: data luas Ia han yang tersedia; data luas tanam, luas panen,
produksi dan produktifitas; data jumlah tenaga kerja sektor pertanian;
data kebutuhan tenaga kerja dan biaya usaha tani per-komoditi per-satuan
luas; data harga komoditi; data harga/sewa faktor produksi; data
kesesuaian lahan; data pengeluaran pemerintah untuk sektor pertanian.
Data tersebut diperoleh dari Kantor BPS Pusat dan Propinsi Jawa Barat;
Dinas Pertanian setempat; Bapeda Setempat; untuk data harga komoditi
ditingkat petani dilakukan survey langsung di tingkat petani.
Data diolah untuk mengetahui nilai keuntungan per-hektar dari
setlap komoditi yang digunakan sebagai koefisien variabel keputusan dalam
fungsi tujuan (objective function) yang pada kasus ini adalah maksimisasi
profit.
Alat analisis yang digunakan ini adalah Linier Programing. Analisis
optimasi pengalokasian sumberdaya lahan digunakan alat bantu perangkat
lunak komputer Program LINDO (Linear Interactive Discrete Optimizer).
Model matematis tinier programming adalah sebagai berikut:
Fungsi tujuan :
n Max. Z = 2: (Pxijk- Bx).XXijk)
x=1
dimana:
Px = nilai penerimaan (revenue) per-hektar untuk komoditi x pada luas
lahan i, jenis irigasi j, musim tanam k. dalam Rp/Ha.
Bx = biaya bahan atau input untuk usaha tani komoditi x. dalam Rp/Ha
XXijk = luas tanam I luas panen i<omoditi x pada lahan i, jenis irigasi j,
musim tanam k.
5
Kendala:
kendala luas lahan termasuk jenis irigasi dan musim tanam.
n Ci = L XXijk ::;; bi
x=l dimana:
Ci = kendala luas lahan i, untuk tanaman semusim, jenis irigasi j, musim tanam k.
Xx1jk = luas tanam /luas panen komoditi x pada lahan i, jenis irigasi j, musim tanam k.
bi = luas lahan i yang tersedia.
Pada Program Linier mensyaratkan beberapa asumsi sebagai berikut:
1. Hubungan yang linier antara penggunaan sarana produksi dengan
produksi pertanian.
2. Penyediaan sarana produksi dianggap elastik sempurna, dengan kata
lain penyediaannya tidak dipengaruhi oleh tingkat harga pasar. Harga
hasil pertanian juga dianggap tetap, atau permintaan bukan merupakan
fungsi dari harga pasar.
3. Sebagian sarana produksi adalah bebas bergerak (perfect mobility),
sebagian sarana produksi lainnya tidak bebas bergerak
(immobile)seperti halnya tanah.
4. Hasil-hasil produksi pertanian bebas bergerak.
5. Kualitas dan jumlah masing-masing sarana produksi dalam jangka
pendek adalah tetap dan diketahui secara pasti (deterministik).
6. Tingkat teknologi dalam jangka pendek adalah tetap dan diketahui
secara pasti (deterministik).
7. Proporsionalitas, yaitu jika peubah pengambilan keputusan berubah,
maka dampaknya akan menyebar dengan proporsi yang sama terhadap
fungsi tujuan.
8. Aditifitas, yaitu koefisien peubah keputusan merupakan jumlah dari
nilai-nilai individu dalam model.
9. Divisibilitas, yaitu peubah pengambilan keputusan dapat dibagi dalam
bentuk pecahan.
6
1.5. Sistematika Penulisan.
Penulisan tesis ini dilakukan dengan mengikuti sistematika sebagai
berikut:
BAB I. Merupakan suatu pendahuluan yang berisi uraian tentang latar
belakang penelitian, ruang lingkup permasalahan yang dihadapi,
tujuan dari penelitian dan metodologi yang digunakan untuk
mengkaji permasalahan.
BAB II. Berisi uraian teoritis tinjauan literatur yang menjelaskan alat
analisis program linier yang digunakan antara lain pengertian dan
sejarah singkat program linier, model dasar, syarat dan asumsi
yang digunakan, metode analisis grafis dan simpleks, dan
penafsiran tabel simpleks optimum.
BAB III. Berisi gambaran umum keadaan sosial ekonomi Kabupaten
Kuningan meliputi letak dan keadaan geografis, luas dan batas
wilayah. Keadaan kependudukan dan ketenaga-kerjaan, tataguna
lahan, keadaan perekonomian antara lain struktur Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) dan gambaran pertanian tanaman pangan,
hortikultura dan perkebunan.
BAB IV. Menyajikan data serta hasil anal isis pembahasar. yang berh-3itan
dengan pemanfaatan sumberdaya lahan dan jenis komoditi
tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan dalam keadaan
sebelum dan sesudah dilakukan perencanaan, kondisi tenaga kerja,
keuntungan optimal yang bisa diperoleh jenis komoditinya dan luas
tanam dan produksi yang disajikan sebagai hasil dari solusi optimal
dari model program linier yang telah dirumuskan.
BAB V. Berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan dari bab
sebelumnya serta saran-saran untuk penentu kebijakan, petani
dalam menentukan jenis komoditi yang akan diusahakan.
7
2.1. Program Linier
2.1.1. Pengertian.
BAB II
TINJAUAN LITERA TUR
Model analisis Linear Programming yang diadaptasi kedalam
bahasa Indonesia menjadi Program Linier adalah suatu model matematis
yang digunakan untuk memperoleh nilai optimal ( baik maksimum
ataupun minimum ) dari suatu persamaan tinier yang dibatasi oleh
seperangkat pertidaksamaan linier. Teknik solusi masalah yang umum
pertama kali dikembangkan oleh George B Dantzig untuk menjawab
persoalan-persoalan pengalokasian pada USAF (United State Air Force
atau Angkatan Udara Amerika Serikat), yang saat ini sudah banyak
diimplementasikan di bidang bisnis, ilmu ekonomi dan bidang teknik.
Menurut HW Richarson dari sudut pandang pendekatan yang
berkenaan dengan ekonomi regional dan pendekatan optimisasi, model
pemrograman linier lebih dapat diadaptasikan ketimbang model I-0
(input-output) yang lebih bermanfaat untuk prakiraan atau peramalan
(forecasting). Program Linier memiliki sifat lebih dapat dioperasionalkan.
2.1.2. Model Dasar Program Linier.
Model umum Program Linier:
Untuk:
U = Ukuran efektifitas sistem yang dipelajari (fungsi tujuan)
(1)
F = menyatakan fungsi dari (hubungan fungsional antara U, Xi, Yj.) Xi = Peubah yang dapat dikendalikan, untuk i = 1, 2, ... , n. Yj = Peubah yang tidak dapat dikendalikan, untuk j = 1, 2, ... , m
Mencari nilai-nilai X1 , X2 , ... , Xn, yang dapat menghasilkan berbagai
kombinasi optimum (maksimum atau minimum) dari:
Fungsi tujuan :
(2)
8
Dengan dibatasi kendala-kendala:
c11 X1 + c12X2 + ... + C1nXn s atau 2 atau = b1
c21X1 + C22X2 + ... + C2nXn s atau 2 atau = b2
C31X1 + C32X2 + ... + CJnXn s atau 2 atau = b3
Xj 2 0 , untuk j = 1, 2, ... , n (4)
Atau dalam bentuk rumus
Optimumkan (maksimumkan atau minimumkan):
Z = :LC1 Xj ,untuk j = 1, 2, ... , n (5)
dengan syarat ikatan :
:Laijxj s atau 2 atau = bi, untuk i = 1, 2, ... , n. (6)
dan
Xj 2 0 , untuk j = 1, 2, ... , n. (7)
Keterangan:
z = nilai skalar kriteria pengambilan keputusan atau fungsi tujuan. cj = parameter yang dijadikan kriteria optimisasi atau
koefisien peubah pengambilan keputusan dalam fungsi tujuan. Xj = peubah pengambilan keputusan atau kegiatan (yang ingin dicari). aij = koefisien teknologi peubah pengambil keputusan pada kendala ke-i. bi = sumberdaya yang terbatas, hal yang membatasi kegiatan/usaha
yang bersangkutan, disebut juga konstanta atau nilai sebelah kanan dari kendala ke-i.
Dari model dasar program linier diketahui tiga unsur penting yang
harus dipenuhi dalam setiap persoalan program linier yang kemudian
dirumuskan secara matematis. Ketiga unsur tersebut adalah :
1. Fungsi tujuan (objective function)
2. Fungsi Kendala (constrain function)
3. Fungsi kendala non-negatif (non-negative constrain function)
9
2.1.3. Syarat dan Asumsi Program linier.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk merumuskan
suatu permasalahan ke dalam model program linier, Nasendi dan Anwar
1985 mensyaratkan :
1. Tujuan : tujuan harus dirumuskan secara tegas, biasanya dapat
dinyatakan dengan dua cara yaitu pernyataan memaksimumkan
suatu . dampak positif seperti keuntungan, manfaat, laba. Atau
pernyataan meminimalkan suatu dampak negatif seperti resiko,
kerugian, biaya.
2. Kombinasi alternatif: harus ada berbagai alternatif yang ingin dicapai
dari fungsi tujuan baik untuk tujuan memaksimalkan ataupun
meminimalkan, misalnya antara kombinasi waktu tercepat dan biaya
tinggi, dengan waktu terlambat dengan biaya rendah; antara padat
modal dengan padat karya; dan seterusnya.
3. Keterbatasan Sumberdaya: sumberdaya yang terbatas ini disebut
kendala atau syarat ikatan seperti misalnya: waktu, modal, tenaga
kerja, luas lahan, dan lain-lain. Yang biasanya dalam suatu proses
produksi merupakan input.
4. Perumusan matematis: Fungsi tujuan dan kendala tersebut harus
dapat dinyatakan secara kuantitatif dalam suatu pernyataan
rnatel"'latis atau model matematik.
5. Keterkaitan antar Varia bel: variabel yang terdapat pada fungsi tujuan
dan kendala harus memiliki keterkaitan atau hubungan fungsional,
dapat berupa hubungan interdependensi, interaksi, sebab-akibat, dan
lain sebagainya.
Suatu model agar dapat dioperasionalkan dalam keadaan
terkendali dalam arti terkontrol dalam suatu situasi tertentu yang kita
sebut asumsi. Pada program linier asumsi tersebut adalah:
1. Linieritas: asumsi ini menghendaki perbandingan antara input yang
satu dengan input yang lain, atau untuk suatu input dengan output
besarnya tetap dan terlepas pada tingkat produksi.
10
2. Proporsionalitas: mempunyai arti bahwa kontribusi setiap aktifitas
terhadap nilai Z pada fungsi tujuan adalah proporsional pada setiap
level aktifitas Xj sebagaimana ditunjukkan oleh notasi Cj Xj dalam
fungsi tujuan. Demikian pula dengan fungsi kendala, kontribusi
setiap aktifitas pada sisi kiri dari setiap fungsi kendala adalah
proporsional pada setiap level aktifitas Xj sebagaimana ditunjukkan
oleh notasi aij Xj dalam fungsi kendala.
3. Aditivitas: adalah untuk keseluruhan fungsi tujuan dan fungsi
kendala diperoleh dengan menjumlahkan setiap kontribusi individual
dari masing-masing kegiatan. Maksudnya adalah tidak ada interaksi
antar kegiatan sehingga dalam model tidak timbul hasil perkalian.
Notasi untuk kontribusi individual fungsi tujuan adalah Cj Xj , sedang
kan notasi untuk kontribusi individual fungsi kendala adalah aij Xj .
4. Divisibilitas: adalah unit-unit kegiatan dapat dibagi ke dalam bagian
sekecil-kecilnya sehingga memungkinkan diperoleh nilai-nilai
pecahan pada variabel-variabel keputusan.
5. Deterministik: artinya bahwa semua parameter model seperti nilai aii
,bi , ci , merupakan konstanta yang diketahui atau sudah ditetapkan.
Untuk kasus penggunaan program linier di bidang pertanian
sebagaimana dikemukakan oleh Nizwar Syafa'at 1997, ia menambahkan
bebcrapa asumsi lagi selain asumsi yang telah disebutkan di atas,
antara lain.
1. Penyediaan sarana produksi dianggap elastik sempurna, dengan kata
lain penyediaannya tidak dipengaruhi harga pasar. Demikian juga
harga hasil pertanian dalam jangka pendek dianggap tetap, atau
dengan kata lain permintaan bukan merupakan fungsi dari harga
pasar.
2. Sebagian sarana produksi bebas bergerak dari satu daerah ke daerah
lain (perfect mobility), sarana produksi demikian dinamakan sarana
nasional. Sedangkan sarana produksi lainnya tid;:lk bergerak
(immobile) seperti lahan dan fasilitas pengolahan.
3. Hasil-hasil pertanian bebas bergerak antar daerah.
11
4. Kualitas hasil, jumlah produksi, kebutuhan sarana produksi, tingkat
teknologi dalam jangka pendek diketahui pasti dan tetap
( determ inistik).
2.2. Metode Analisis Program Linier.
Pendekatan yang digunakan untuk memperoleh nilai optimum dari
suatu fungsi tujuan dapat dilakukan dengan dua pendekatan , yaitu (1)
metode grafis atau (2) metode simplek dan dilanjutkan dengan analisis
sensitifitas.
Untuk memahami kedua metode tersebut ada baiknya dengan
menggunakan contoh kasus:
Suatu perusahaan menghasilkan 2 produk. Produk 1 adalah sebuah
pintu kaca berkerangka aluminium, produk 2 berupa jendela
berkerangka kayu. Perusahaan itu membawahi 3 buah pabrik, pabrik 1
membuat rangka aluminium dan dari Jogam lainnya, pabrik 2 membuat
rangka kayu, pabrik 3 dipakai untuk merakit produksi akhir.
Produk 1 membutuhkan kapasitas produksi yang ada di pabrik 1 dan 3,
produk 2 membutuhkan kapasitas produksi yang ada di pabrik 2 dan 3.
Dalam bentuk matriks persoalan tersebut di atas dapat
disederhanakan menjadi tabel berikut ini.
Tabel 2. Contoh kasus produksi pintu aluminium & jendela kayu.
Kapasitas terpakai per-unit Tingkat produksi Kapasitas
Pabrik Produk tersedia
1 2
1 1 0 4 2 0 2 12 3 3 2 18
Laba per-unit $ 3 $ 5
Formulasi masalah ke dalam Program linier sebagai berikut:
Maks z = 3 X1 + 5 X2
12
Kendala: x1 ::; 4
2Xz ::; 12
3X1 + 2 Xz ::; 18
X1, Xz ~ 0
Keterangan:
Z = Total profit per-minggu dari ke 2 produk (ribuan $) xl = jumlah produk 1 yang dihasilkan per-minggu X2 = jumlah produk 2 yang dihasilkan per-minggu
2. 2.1. Metode Grafis
Masalah tersebut di atas memiliki dua variabel keputusan.
Penyelesaian dengan metode grafis adalah sebagai berikut.
Gambar 1. Grafik Feasible region dari Kendala Struktural
2X2<=12.
1. Gambarkan pada grafik nilai-nilai X1 dan X2 dari pertidaksamaan
ketiga kendala yang sudah teridentifikasi. Daerah yang masuk pada
ketiga pertidaksamaan adalah daerah feasible (Gambar 1.)
2. Cari titik pada daerah feasible yang mempunyai nilai maksimum dari
nilai z = 3 X1 + 5 Xz dengan cara memasukkan nilai titik pada setiap
sudut daerah feasible ((0,6);(2,6);(4,3);(4,0)) dan ternyata titik
(2,6) memberikan nilai maksimum sebesar 36.
13
3. Cara lain adalah menggambarkan garis Z = 3 X1 + 5 X2 sebagai garis
isoprofit, kemudian digeser dari titik (0,0) ke kanan daerah feasible.
Titik singgung terluar antara garis Z = 3 X1 + 5 X2 dengan daerah
feasible merupakan nilai maksimum yang dicari (Gambar 2.).
Gambar 2. Grafik dengan cara menarik garis Isoprofit dari garis Z
2X2=12
2.2.2. Metode simpleks.
Merupakan peralatan guna pencarian solusi optimal program linier
secara tabel dengan cara iterasi. Pada dasarnya yang dilakukan adalah
seperti melakukan proses evaluasi terhadap titik-titik ekstrem pada
metode penyelesaian grafik, namun digeneralisasikan untuk k variabel.
Proses yang dilakukan merupakan penerjemahan dari proses penentuan
dan perubahan basis pada aljabar linier. Untuk itu dibuatlah sistem
persamaan dari kendala struktural (structural constraints) sedemikian
rupa sehingga dapat membentuk matrik identitas. Hal ini dilakukan
dengan mengubah sistem fungsi-fungsi kendala struktural menjadi
sistem persamaan melalui penambahan variabel slack, surplus dan
artificial. Pada pertidaksamaan dengan tanda ~ dilakukan penambahan
variabel slack. Untuk pertidaksamaan dengan tanda ~ dilakukan
penambahan variabel surplus dan terhadap kendala dengan tanda =
dilakukan penambahan variabel artificial. 14
Dari posisi ini, pilihlah variabel pembentuk matrik identitas (variabel
basis) untuk pemecahan awal. Umumnya nilai fungsi tujuan untuk
pemecahan ini adalah nol pada persoalan maksimisasi, dan besar tak
berhinqga pada persoalan minimisasi. Selanjutnya lakukan evaluasi
tingkat optimalitas. Bila belum optimal, lakukan perbaikan tingkat
optimalitas dengan mengganti salah satu variabel basis. Ini berarti ada
satu variabel yang keluar dan satu variabel non basis yang masuk ke
dalam sistem penyelesaian. Cara yang dianjurkan untuk proses
penggantian variabel adalah dengan memasukkan variabel yang akan
memberikan dampak kenaikan terbesar (pada persoalan maksimisasi)
terhadap nilai fungsi tujuan atau penurunan terbesar (pada persoalan
minimisasi), sedangkan variabel basis yang digantikan ditentukan
dengan memperhatikan terpenuhinya syarat kendala. Proses ini
dilakukan secara berulang (iterative) hingga diperoleh pemecahan
optimal.
Evaluasi tingkat optimalitas dilakukan dengan menilai apakah
masuknya salah satu variabel non basis akan dapat meniningkatkan
optimalitas dari fungsi tujuan. Jadi perlu ada penilaian dari setiap
variabel non basis. Pada persoalan maksimisasi, tahap penyelesaian
dianggap belum optimal, bila masuknya sebuah variabel non basis akan
menghasilkan peningkatan nilai fungsi tujuan. Sedangkan pada
persoalan minimisasi, tahap penyelesaian dianggap belum OJJtimal, bila
masuknya sebuah varibel non basis akan menyebabkan penurunan nilai
fungsi tujuan.
Metode simpleks bentuk aljabar.
Kita kembali pada contoh diatas:
Kendal a fungsional: X1 ~ 4 ; varia bel slack untuk kendala ini :
X3 = 4 - X1 ; sehingga X1 + X3 = 4 ; kendala semula X1 ~ 4
berlaku bila X3 ~ 0. Karena itu X1 ~ 4 ekivalen dengan himpunan
kendala X1 + X3 = 4; dan XJ ~ 0. Maka kendala yang memudahkan
inilah yang dipakai.
Langkah-langkah penyelesaian metode simpleks adalah sebagai
berikut:
15
Semua variabel awal adalah nol atau (X1 , X2 ) = (0,0), akibatnya
setelah memasukan variabel-variabel slack, variabel-variabel semula
merupakan variabel non-basis dan variabel slack merupakan variabel
basis bagi penyelesaian layak dasar awal.
Kendala:
1. xl ::; 4 ekivalen
2. 2 x2 s 12
3. 3 x1 + 2 x2 s 18 3 X1 + 2X2 + Xs = 18
karena variabel-variabel non-basis dibuat not (X1=0; dan X2=0),maka
dalam penyelesaian variabel-variabel non-basis dianggap tidak ada,
sehingga X3 = 4; X4= 12; Xs = 18. Ini merupakan penyelesaian layak
dasar awal.
Langkah selanjutnya adalah prosedur langkah iterasi. Pada setiap
langkah iterasi, metode simpleks bergerak dari penyelesaian layak dasar
awal ke penyelesaian layak dasar yang berdekatan (disebut variabel
basis masuk) dan mengubah variabel basis menjadi variabel non-basis
dan selanjutnya menghasilkan penyelesaian layak dasar baru.
Variabel yang memiliki koefisien positif tertinggi, sehingga akan
meningkatkan Z (fungsi tujuan) pada nilai tertinggi dipilih menjadi
variabel basis masuk, sedangkan untuk variabel basis keluar, pilih
variabel-variabel basis yang mungkin seperti X3, X4, Xs yang
memberikan batas-atas terkecil bagi X2,yaitu X4, sehingga X4 = 0 (non
basis) dan x2 = 6 (basis) dalam penyelesaian layak dasar yang baru.
Demikian seterusnya langkah iterasi ini dilakukan kembali hingga
diperoleh nilai Z (fungsi tujuan) maksimum dalam hal ini Z = 36.
Untuk menentukan apakah penyelesaian layak dasar terbaru
sudah optimal dilakukan uji optimalitas dengan ketentuan: suatu
penyelesaian layak dasar dinyatakan sudah optimal jika dan hanya jika
semua variabel non-basis memiliki koefisien negatif dalam bentuk fungsi
tujuan terbaru/sekarang. Pada uji optimalitas digunakan fungsi tujuan
16
I
I I
I
terbaru, bukan fungsi tujuan aslinya adalah karena pada fungsi tujuan
terbaru sudah memasukan semua variabel-variabel non-basis dan tidak
memasukkan variabel-variabel basis.
Metode simpleks bentuk tabel.
Pada tabel simpleks yang dicatat adalah hanya informasi yang penting
saja, yaitu
1. koefisien variabel
2. konstanta ruas kanan persamaan
3. variabel basis yang muncul dalam setiap persamaan.
Sebagai langkah awal, memilih variabel-variabel asli sebagai variabel
non-basis awal dijadikan nol dan variabel-variabel slack menjadi variabel
basis awal.
Penyelesaian layak dasar awal untuk contoh kasus di atas adalah
(0,4,12,18) dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Var. Basis
z x3
Tabei.3A
I
Nom or ' J Persamaan I
0 1 2 3
z
1 0 0 0
Tabel Simpleks contoh soal.
Xt
-3 1 0 3
Nilai Koefisien
x2
-5 0 2 2
x3
0 1 0 0
x4
0 0 1 0
Xs
0 0 0 1
I Ruas 1 Kanan
I I
0 4
12 18
I I
I I
Selanjutnya adalah langkah iterasi, pertama tentukan variabel basis
masuk dengan memilih variabel non-basis dengan nilai koefisien negatif
terbesar dalam persamaan dalam kasus ini adalah -5. Kolom dibawah
nilai koefisien tersebut dinamakan kolom pivot (dicetak tebal) pada
Tabel 3.A1. kedua, tentukan variabel dasar keluar dengan cara:
(a) memilih setiap nilai r.talam kolom pivot yang bernilai positif (> 0).
(b) membagi nilai ruas kanan dengan nilai pivot pada baris yang sama.
(c) menentukan persamaan dengan rasio terkecil.
(d) memilih variabel basis untuk persamaan ini.
17
Beri tanda pada baris persamaan ini dalam tabel simpleks
disebelah kanan kolom z, dan baris ini dinamakan baris pivot. Angka
dalam baris dan kolom pivot disebut nilai pivot. Ketiga, tentukan
penyelesaian layak dasar yang barudalam bentuk tepat eliminasi Gauss
pada penyelesaian yang sekarang, yaitu ketiga kolom pertama dibiarkan
tidak berubah kecuali bahwa variabel basis keluar dalam kolom variabel
basis diganti oleh variabel basis masuk. Untuk mengubah koefisien dari
variabel baru dalam baris pivot menjadi 1, bagilah seluruh baris dengan
nilai pivot, sehingga baris pivot baru adalah baris pivot lama dibagi nilai
pivot. Untuk menentukan apakah penyelesaian layak dasar terbaru
sudah optimal dilakukan uji optimalitas dengan ketentuan: suatu
penyelesaian layak dasar dinyatakan sudah optimal jika dan hanya jika
semua variabel non-basis memiliki koefisien negatif dalam bentuk fungsi
tujuan terbaru/sekarang. Jika diperoleh nilai negatif, stop. Jika belum
diperoleh nilai negatif, maka langkah iterasi dilanjutkan.
Keterangan: K : angkatan kerja = 431.985 orang P : jumlah penduduk = 989.645 orang PL : jumlah penduduk laki-laki = 493.607 orang PW : jumlah penduduk wanita = 496.038 orang 0,8 : konversi tenaga kerja wanita setara laki-laki 300 : jumlah hari kerja dalam 1 tahun
3.4. Tataguna Lahan
Luas wilayah kabupaten Kuningan 1.117,85 km2 atau 111.785 Ha,
kurang lebih 90,10 % adalah lahan yang digunakan untuk aktifitas
pertanian dalam arti luas. 26,43 o/o atau 29.550 Ha diantaranya adalah
lahan sawah dengan berbagai jenis sistem irigasi dan 73,12 % atau
81.738 Ha adalah lahan kering yang sebagian besar dapat digunakan
untuk aktifitas pertanian.
Tabel 10. Penggunaan lahan di Kabupaten Kuningan Tahun 2001.
yang ada di kabupaten Kuningan sudah habis digunakan terlihat dari
batas bawah (allowable decrease) yang sama dengan batas kendala luas
lahan atau nilai sisi kanan kendala luas lahan (current RHS). Ketiga,
masih terbuka kemungkinan "menambah" luas lahan perkebunan dalam
arti bukan menanam tanaman perkebunan yang baru melainkan
mengintensifkan perawatan tanaman yang sudah ada karena kapasitas
lahan perkebunan yang ada sudah termanfaatkan seluruhnya, meskipun
nilai solusi optimum fungsi tujuan tidak akan terganggu.
Meskipun pada solusi optimal memungkinkan untuk dilakukan
penambahan luas lahdn ~.mwk pertan1an sesuai dengan nilai batas
atasnya (allowable increase), pada kenyataannya penambahan luas lahan
tidak mungkin dilakukan karena luas wilayah Kabupaten Kuningan adalah
tetap bahkan yang terjadi adalah sebaliknya, luas lahan pertanian
cenderung berkurang karena aktifitas lain di luar pertanian (konversi
lahan pertanian menjadi perumahan, pabrik, jalan, dan sarana lainnya).
Agar solusi optimal dapat dipertahankan sebagaimana yang
dimaksud dalam model, luas lahan pertanian harus dipertahankan dengan
melakukan regulasi dalam tata guna lahan secara ketat dan sesuai
dengan perencanaan dan bagi instansi yang menangani perkebun.=n
langkah paling rasional adalah dengan mengarahkan programnya untuk
memperkecil kesenjangan produksi Cantara luas tanam dan luas panen)
sehingga usaha tani perkebunan dapat memberikan kontribusi pada
tingkat pendapatan petani.
4.4. 2. Perubahan Tenaga Kerja
Di Kabupaten Kuningan, tenaga kerja disektor pertanian
merupakan sumberdaya yang berlebih, ini terlihat dari nilai slack/surplus
pada solusi optimal yang positif. Kelebihan tenaga kerja tersebut sebesar
96.694.112 HOK atau 358.228 jiwa. Jadi kebutuhan tenaga kerja di
sektor pertanian dapat dipenuhi oleh tenaga kerja yang ada di kabupaten
Kuningan yaitu 116.602.778 HOK atau 431.985 jiwa, meskipun terjadi
penambahan tenaga kerja sebesar 19.908.666 HOK atau 73.757 jiwa lagi,
model masih tetap mantap karena penambahan tenaga kerja barupun
masih lebih kecil dari nilai batas bawah yang diperbolehkan (allowable
decrease) yaitu 96.694.112 HOK dan tenaga kerja masih tetap berlebih,
serta tidak terjadi perubahan nilai fungsi tujuan karena tenaga kerja tidak
termasuk variabel basis.
45
5.1. Kesimpulan
BABY
KESIMPULAN DAN SARAN
Perencanaan sektor pertanian di Kabupaten Kuningan dengan
mengalokasikan sumberdaya yang mengkombinasikan berbagai tipe lahan
pertanian dengan berbagai jenis komoditi tanaman dengan maksud
meningkatkan tingkat pendapatan petani memperoleh kombinasi yang
optimal.
Komoditi pertanian yang diunggulkan untuk direkomendasikan
sebagai usaha tani yang patut dikembangkan agar diperoleh keuntungan
yang optimal adalah, untuk lahan sawah adalah produksi tanaman padi
yang ditanam pada musim tanam I dan musim tanam II dimana
ketersediaan air cukup bagi kebutuhan tanaman padi, pada musim tanam
III dimana ketersediaan air terbatas komoditi yang direkomendasikan
adalah sayuran. Pada lahan sawah tadah hujan adalah bijaksana apabila
pada musim tanam I pilihan tanam jatuh pada padi gogo karena
ketersedian air lebih mengandalkan dari curahan air pada musim hujan,
sedangkan pada musim tanam II dan musim tanam III dimana curah
hujan semakin berkurang adalah lebih baik lahan tersebut ditanami
dengan komoditi sayuran.
Untuk lahan kering, komoditi sayuran masih merupakan alternatif
terbaik sebagai tanaman yang menguntungkan untuk diusahakan.
Sayuran sebagai salah satu tanaman hortikultura memperlihatkan
peningkatan luas tanam yang sangat siginifikan antara sebelum
perencanaan dan sesudah perencanaan dilakukan, yaitu 4.733,50 ha
sebelum rencana menjadi 67.130 ha sesudah rencana dilakukan.
Komoditi yang menjadi pilihan untuk ditanam di lahan kering
pekarangan adalah komoditi Buah-buahan yang akan memberikan
keuntungan sebesar per-tahunnya sebesar Rp.57.545.585.000,-
5.2. Saran
Dalam rangka usaha peningkatan pendapatan petani, nampaknya
peningkatan produktifitas harus mendapat perhatian. Pada hasil komoditi
46
unggulan yang direkomendasikan dilakukan proses lebih lanjut melalui
pengolahan hasil, pengemasan dan diversifikasi produk agar dapat
ditingkatkan nilai tambahnya sekaligus dapat memperluas lapangan
usaha untuk menyerap tenaga kerja yang berlebih disektor on farm
(budidaya). Selain itu juga dilakukan pelatihan-pelatihan kewirausahaan
khususnya bagi pemuda putus sekolah seperti kursus manajemen usaha
tani, pengolahan lanjutan produk pertanian, pengelolaan jasa-jasa alat
mesin pertanian dan bimbingan permodalan dari perbankan dan lembaga
keuangan lainnya.
47
Daftar Pustaka
1. Apgar William C and Brown H. James. Microeconomics and Public Policy. Scott, Foresman and Company. 1987.
2. Badan Pusat Statistik (BPS)Kab. Kuningan & Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kab. Kuningan, Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Kuningan Tahun 2000.
3. Benjamin Higgins & Donald J Savoie. Regional Development Theories & Their Application. Transaction Publishers, New Brunswick USA,1997.
4. BPS Kab. Kuningan & Bappeda Kab. Kuningan, Produk Domestik Regional Bruto 1995-1999, dan 2001.
5. BPS Kab. Kuningan, Kuningan Dalam Angka 2000, dan 2001.
6. Harry W. Richardson ; Regional Economics; University of Illinois Press. USA 1979.
7. Kantor Menteri Negara Kependudukan/BKKBN. Pasar Kerja dan Produktivitas di Indonesia. Jakarta 1995.
8. Kunarjo. Perencanaan dan Pembiayaan Pembangunan. Penerbit Universitas Indonesia (UIP), 1996.
9. Nizwar Syafa'at. Optimalisasi Usahatani Keluarga Di Kabupaten Kediri (Aplikasi Model Linear Programming Untuk Perencanaan Pembangunan Pertanian). Jurnal Ekonomi dan Keuangan Indonesia val. XLV No.4, 1997.
10.Romeo M. Bautista and Alberto Valdes. The Bias Against Agriculture, Trade and Macroeconomic Policies in Developing Countries. A Copublication of the International Center for Economic Growth and the International Food Policy Research Institute. ICS Press San Francisco, California.
11.Salvatote Dominick. Linear Programming in Managerial Economics in a Global Economy, Chapter 8. McGraw-Hill, Inc. 1996.
12.Simarmata, Dj.A. Ekonomi Pertanahan dan Properti di Indonesia. Center for Policy and Implementation Studies (CPIS), 1997.
13.Sri Mulyono. Operations Research, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1991.
14.Wesley D. Seitz, Gerald C. Nelson, Harold G. Halcrow, Economics of Resources, Agriculture, and Food. McGraw-Hill, Inc. !994.
Lampiran 1. MODEL RENCANA POLA TANAM DAN PENGGUNAAN LAHAN DI KABUPATEN KUNINGAN
La h a n S a w a h (Ha) No. Jenis Tanaman Irigasi Teknis & 1/2 Teknis Irigasi Sederhana & Desa
Lampiran 2. Keterangan variabel pada Pola Tanam dan Penggunaan lahan
Aktifitas tanam
menanam padi di lahan Irigasi Teknis & 1/2 Teknis pada MT.I menanam padi di lahan Irigasi Teknis & 1/2 Teknis pada MT.II menanam padi di lahan Irigasi Teknis & 1/2 Teknis pada MT.III menanam padi di lahan Irigasi Sederhana & Desa pada MT.I menanam padi di lahan Irigasi Sederhana & Desa pada MT.II menanam padi di lahan tadah hujan pada MT.I menanam padi di lahan ladang/huma rnenanam padi gogo di lahan Irigasi Sederhana & Desa pada MT.III menanam padi gogo di lahan tadah hujan pada MT.I menanam padi gogo di lahan tadah hujan pada MT.II rnenanam padi gogo di lahan ladang/huma menanam palawija di lahan Irigasi Teknis & 1/2 Teknis pada MT.III menanam padi palawija di lahan Irg Sederhana &. Desa pada MT.III menanam palawija di lahan tadah hujan pada MT.II menanam palawija di lahan tadah hujan pada MT.III menanam palawija di lahan tegal/kebun rnenanam palawija di lahan ladang/huma menanam ubikayu di lahan tadah hujan pada MT.II menanam ubikayu di lahan tegal/kebun menanam ubikayu di lahan ladang/huma menanam Ubijalar di lahan Irigasi Sederhana & Desa pada MT.II menanam ubijalar di lahan tadah hujan pada MT.II menanam ubijalar di lahan tegal/kebun rnenanam ubi jalar di lahan ladang/huma menanam sayuran di lahan Irigasi Teknis & 1/2 Teknis pada MT.III menanam sayurandi lahan Irigasi Sederhana & Desa pada MT.III menanam sayuran di lahan tadah hujan pada MT.II menanam sayuran di lahan tadah hujan pada MT.III menanam sayuran di lahan tegal/kebun menanam sayuran di lahan ladang/huma rnenanam buah-buahan di lahan pekarangan menanam buah-buahan di lahan tegal/kebun rnenanam cengkih dilahan perkebunan menanam kelapa dilahan perkebunan menanam melinjo dilahan perkebunan menanam kopi dilahan perkebunan